Periodontitis Kronis Et Causa Gangren Pulpa

18
BAB I LAPORAN KASUS I. IDENTITAS PENDERITA Nama : Tn. R Umur : 44 tahun Jenis kelamin : Laki - laki Alamat : Pleburan Pekerjaan : Swasta Tanggal periksa: 27 Desember 2015 II. KELUHAN SUBYEKTIF / ANAMNESIS Anamnesis dilakukan secara autoanamnesa pada tanggal 27 Desember 2015 pukul 10.00 WIB a. Keluhan utama Gigi goyang b. Riwayat Penyakit Sekarang Pasien mengeluh gigi kiri bawah goyang kurang lebih sejak 1 minggu yang lalu. Saat ini tidak ada keluhan lain yang dirasakan pasien seperti nyeri ketika makan makanan yang panas, dingin, asam atau keluhan nyeri spontan. c. Riwayat Penyakit Dahulu - Riwayat Penyakit Gigi dan Mulut : Pasien mengaku giginya berlubang di tempat yang sama sejak 1 tahun yang lalu. Saat itu giginya juga terasa nyeri hilang timbul jika makan makanan yang panas, dingin atau asam. Pasien hanya membeli obat anti

description

laporan kasus

Transcript of Periodontitis Kronis Et Causa Gangren Pulpa

Page 1: Periodontitis Kronis Et Causa Gangren Pulpa

BAB I

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PENDERITA

Nama : Tn. R

Umur : 44 tahun

Jenis kelamin : Laki - laki

Alamat : Pleburan

Pekerjaan : Swasta

Tanggal periksa: 27 Desember 2015

II. KELUHAN SUBYEKTIF / ANAMNESIS

Anamnesis dilakukan secara autoanamnesa pada tanggal 27 Desember 2015 pukul

10.00 WIB

a. Keluhan utama

Gigi goyang

b. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien mengeluh gigi kiri bawah goyang kurang lebih sejak 1 minggu yang

lalu. Saat ini tidak ada keluhan lain yang dirasakan pasien seperti nyeri ketika

makan makanan yang panas, dingin, asam atau keluhan nyeri spontan.

c. Riwayat Penyakit Dahulu

- Riwayat Penyakit Gigi dan Mulut : Pasien mengaku giginya berlubang di

tempat yang sama sejak 1 tahun yang lalu. Saat itu giginya juga terasa

nyeri hilang timbul jika makan makanan yang panas, dingin atau asam.

Pasien hanya membeli obat anti nyeri di warung. Lama kelamaan nyeri

hilang sehingga pasien tidak memeriksakan diri ke dokter gigi.

- Dahulu pasien pernah sakit gigi di tempat yang sama tetapi tidak berobat

ke dokter gigi.

- Riwayat Penyakit Sistemik :

Riwayat hipertensi disangkal,

Riwayat DM disangkal,

Riwayat asma disangkal,

Riwayat alergi disangkal.

Page 2: Periodontitis Kronis Et Causa Gangren Pulpa

d. Riwayat Penyakit Keluarga

- Di keluarga tidak ada yang sakit seperti ini

e. Riwayat Sosial-Ekonomi

Pasien bekerja sebagai pegawai swasta. Pasien berobat dengan menggunakan

BPJS PBI. Kesan ekonomi cukup.

III. PEMERIKSAAN OBYEKTIF

1. Keadaan Umum

a. Kesadaran : Compos Mentis

b. Keadaan Gizi : Cukup

c. Derajat sakit : -

2. Tanda Vital

a. Tekanan Darah : 110/ 80 mmHg

b. Nadi : tidak diukur

c. RR : tidak diukur

3. Ekstra Oral

a. Asimetris wajah : -

b. Tanda radang : -

c. Tepi rahang : basis mandibula teraba dengan palpasi, fluktuasi (-),

trismus (-)

4. Intra Oral

i. Gigi : ditemukan karies pada gigi 3.8

ii. Gingiva : tidak ada kelainan

iii. Mukosa : tidak ada kelainan

iv. Lidah : tidak ada kelainan

v. Palatum : tidak ada kelainan

5. Status lokalis

Nomenklatur WHO

Inspeksi : Gigi 3.8 tampak berlubang dan mahkota giginya masih ada >

1/3 bagian (gangren pulpa)

Sondage : Profunda, nyeri (-)

8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8

8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8

Page 3: Periodontitis Kronis Et Causa Gangren Pulpa

Perkusi : -

Tekanan : -

Palpasi : goyang

Thermal test : -

IV. ORAL HYGIENE

Cukup

V. DIAGNOSA KELUHAN UTAMA

Periodontitis Kronis et causa Gangren Pulpa 3.8

VI. RENCANA TERAPI

Rujuk ke dokter gigi untuk pro ekstraksi gigi 3.8

VII. PROGNOSIS

Ad bonam

VIII. EDUKASI

Sikat gigi dua kali sehari, pada pagi hari setelah sarapan dan malam hari sebelum

tidur.

Pemakaian obat kumur anti bakteri untuk mengurangi pertumbuhan bakteri dalam

mulut,

Berhenti merokok

Lakukan kunjungan secara teratur ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali untuk

kontrol rutin.

Page 4: Periodontitis Kronis Et Causa Gangren Pulpa

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PERIODONTITIS

DEFINISI

Jaringan periodontal adalah jaringan yang mengelilingi gigi dan berfungsi sebagai

penyangga gigi, terdiri dari gingiva, sementum, ligamen periodontal dan tulang alveolar.

Permulaan terjadinya kerusakan biasanya timbul pada saat plak bakterial terbentuk

pada mahkota gigi, meluas disekitarnya dan menerobos sulkus gingiva yang nantinya

akan merusak gingiva disekitarnya. Plak menghasilkan sejumlah zat yang secara

langsung atau tidak langsung terlibat dalam perkembangan penyakit periodontal.

Peradangan pada gingiva dan perkembangannya pada bagian tepi permukaan gigi terjadi

ketika koloni mikroorganisme berkembang.

Penyakit periodontal dibagi atas dua golongan yaitu gingivitis dan periodontitis.

Bentuk penyakit periodontal yang paling sering dijumpai adalah proses inflamasi dan

mempengaruhi jaringan lunak yang mengelilingi gigi tanpa adanya kerusakan tulang,

keadaan ini dikenal dengan Gingivitis. Apabila penyakit gingiva tidak ditanggulangi

sedini mungkin maka proses penyakit akan terus berkembang mempengaruhi tulang

alveolar, ligamen periodontal atau sementum, keadaan ini disebut dengan Periodontitis.

ETIOLOGI

Faktor penyebab penyakit periodontal dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu faktor

lokal (ekstrinsik) dan faktor sistemik (intrinsik). Faktor lokal merupakan penyebab yang

berada pada lingkungan disekitar gigi, sedangkan faktor sistemik dihubungkan dengan

metabolisme dan kesehatan umum. Kerusakan tulang dalam penyakit periodontal

terutama disebabkan oleh faktor lokal yaitu inflamasi gingiva dan trauma dari oklusi atau

gabungan keduanya. Kerusakan yang disebabkan oleh inflamasi gingiva mengakibatkan

pengurangan ketinggian tulang alveolar, sedangkan trauma dari oklusi menyebabkan

hilangnya tulang alveolar pada sisi permukaan akar.

Faktor Lokal

1. Plak bakteri

2. Kalkulus

3. Impaksi makanan

Page 5: Periodontitis Kronis Et Causa Gangren Pulpa

4. Pernafasan mulut

5. Sifat fisik makanan

6. Iatrogenik Dentistry

7. Trauma dari oklusi

Faktor Sistemik

Respon jaringan terhadap bakteri, rangsangan kimia serta fisik dapat diperberat

oleh keadaan sistemik. Untuk metabolisme jaringan dibutuhkan material-material seperti

hormon, vitamin, nutrisi dan oksigen. Bila keseimbangan material ini terganggu dapat

mengakibatkan gangguan lokal yang berat. Gangguan keseimbangan tersebut dapat

berupa kurangnya materi yang dibutuhkan oleh sel-sel untuk penyembuhan, sehingga

iritasi lokal yang seharusnya dapat ditahan atau hanya menyebabkan inflamasi ringan

saja, dengan adanya gangguan keseimbangan tersebut maka dapat memperberat atau

menyebabkan kerusakan jaringan periodontal.

Faktor-faktor sistemik ini meliputi :

1. Demam yang tinggi

2. Defisiensi vitamin

3. Drugs atau pemakaian obat-obatan

4. Hormonal

GEJALA

Pasien dengan periodontitis kadang tidak merasakan rasa sakit ataupun gejala

lainnya. Biasanya tanda-tanda yang dapat diperhatikan adalah :

Gusi berdarah saat menyikat gigi

Gusi berwarna merah, bengkak, dan lunak.

Terlihat adanya bagian gusi yang turun dan menjauhi gigi.

Terdapat nanah di antara gigi dan gusi.

Gigi goyang.

Gejala yang didapat dari gangren pulpa sendiri bisa terjadi tanpa keluhan sakit,

dalam keadaan demikian terjadi perubahan warna gigi, dimana gigi menjadi kecokelatan

atau keabu-abuan. Pada gangren pulpa dapat disebut juga nonvital dimana gigi tersebut

tidak memberikan reaksi terhadap tes suhu dan pada lubang perforasi tercium bau busuk.

Namun, bila gangren pulpa disertai dengan periodontitis, maka penderita dapat mengeluh

nyeri disekitar gigi yang gangren, terutama saat diperkusi. Nyeri yang dimaksudkan

Page 6: Periodontitis Kronis Et Causa Gangren Pulpa

disini jelas disebabkan oleh gusi yang meradang, bukan karena gigi yang masih vital.

Bila gigi diperkusi dengan ujung sonde, maka rangsangan getar dari gigi tersebut akan

diteruskan ke gusi yang melekat dibawahnya sehingga timbul nyeri.

Pemeriksaan Klinis:

Ekstra oral (E.O): tak ada kelainan

Intra oral (I.O): karies profunda/sisa akar

Periodontitis Akut Kronis

Sondase - -

Perkusi + -

Tekanan + -

Palpasi - +/-

Termal - -

PENCEGAHAN

Pencegahan penyakit periodontal merupakan kerja sama yang dilakukan oleh

dokter gigi, pasien dan personal pendukung. Pencegahan dilakukan dengan memelihara

gigi-gigi dan mencegah serangan serta kambuhnya penyakit. Pencegahan dimulai pada

jaringan periodontal yang sehat yang bertujuan untuk memelihara dan mempertahankan

kesehatan jaringan periodontal dengan mempergunakan teknik sederhana dan dapat

dipakai di seluruh dunia.

Umumnya penyakit periodontal dan kehilangan gigi dapat dicegah karena penyakit

ini disebabkan faktor-faktor lokal yang dapat ditemukan, dikoreksi dan dikontrol.

Sasaran yang ingin dicapai adalah mengontrol penyakit gigi untuk mencegah perawatan

yang lebih parah. Pencegahan penyakit periodontal meliputi beberapa prosedur yang

saling berhubungan satu sama lain yaitu :

1. Kontrol Plak

2. Profilaksis mulut

3. Pencegahan trauma dari oklusi

4. Pencegahan dengan tindakan sistemik

5. Pencegahan dengan prosedur ortodontik

6. Pencegahan dengan pendidikan kesehatan gigi masyarakat

7. Pencegahan kambuhnya penyakit

Page 7: Periodontitis Kronis Et Causa Gangren Pulpa

PENGOBATAN

Periodontitis apical umumnya disebabkan oleh adanya produk toksik yang

dihasilkan oleh bakteri yang ada di saluran akar, sehingga keberhasilan perawatan

tergantung pada eliminasi bakteri pada gigi yang bersangkutan. Pada gigi yang masih

dapat dipertahankan dapat dilakukan perwatan saluran akar. Sedangkan pada gigi yang

tidak dapat dilakukan restorasi maka harus dilakukan ekstraksi. Pada gigi yang dirawat

saluran akar perlu dilakukan evaluasi pada tahun pertama dan kedua untuk memastikan

apakah lesi bertambah besar atau telah sembuh.

Kegagalan proses penyembuhan bisanya disebabkan oleh beberapa hal, antara

lain :

berubah menjadi bentukan kista

kegagalan perawatan saluran akar

fraktur akar vertical

adanya penyakit periodontal.

B. GANGREN PULPA

DEFINISI

Gangren Pulpa adalah keadaan gigi dimana jarigan pulpa sudah mati sebagai

sistem pertahanan pulpa sudah tidak dapat menahan rangsangan sehingga jumlah sel

pulpa yang rusak menjadi semakin banyak dan menempati sebagian besar ruang pulpa.

Sel-sel pulpa yang rusak tersebut akan mati dan menjadi antigen sel-sel sebagian besar

pulpa yang masih hidup. Prosesterjadinya gangren pulpa diawali oleh proses karies.

Karies dentis adalah suatu penghancuranstruktur gigi (email, dentin dan cementum) oleh

aktivitas sel jasad renik (mikro-organisme)dalam dental plak. Jadi proses karies hanya

dapat terbentuk apabila terdapat 4 faktor yang saling tumpang tindih.

Adapun faktor-faktor tersebut :

- Bakteri

- Karbohidrat makanan

- Kerentanaan permukaan gigi

- Waktu

Pembagian karies dentis menurut kedalamannya ( djuita, 1983). 

- Karies superfisialis, yaitu kedalaman karies baru mengenai email saja (sampai

dentinoenamel junction), sedangkan dentin belum terkena. 

Page 8: Periodontitis Kronis Et Causa Gangren Pulpa

- Karies media, yaitu sudah mengenai dentin, tetapi belum melebihi setengah dentin.

- Karies profunda, yaitu karies yang sudah mengenai lebih dari setengah dentin dan

kadang-kadang sudah mengenai pulpa.

Perjalanan gangren pulpa dimulai dengan adanya karies yang mengenai email

(kariessuperfisialis), dimana terdapat lubang dangkal, tidak lebih dari 1mm. selanjutnya

proses berlanjutmenjadi karies pada dentin (karies media) yang disertai dengan rasa nyeri

yang spontan pada saat pulpa terangsang oleh suhu dingin atau makanan yang manis dan

segera hilang jika rangsangandihilangkan. Karies dentin kemudian berlanjut menjadi

karies pada pulpa yang didiagnosasebagai pulpitis. Pada pulpitis terdapat lubang lebih

dari 1mm. pada pulpitis terjadi peradangankamar pulpa yang berisi saraf, pembuluh

darah, dan pempuluh limfe, sehingga timbul rasa nyeriyang hebat, jika proses karies

berlanjut dan mencapai bagian yang lebih dalam (karies profunda).Maka akan

menyebabkan terjadinya gangrene pulpa yang ditandai dengan perubahan warna

gigiterlihat berwarna kecoklatan atau keabu-abuan, dan pada lubang perforasi tersebut

tercium bau busuk akibat dari proses pembusukan dari toksin kuman.

ETIOLOGI

Etiologi dari gangren pulpa pada dasarnya dimulai oleh terjadinya karies, sedangkan

karies gigi disebabkan oleh 4 faktor/komponen yang saling berinteraksi yaitu:

Komponen dari gigi dan air ludah (saliva) yang meliputi : Komposisi gigi,

morphologi gigi, posisi gigi, Ph Saliva, Kuantitas saliva, kekentalan saliva

Komponen mikroorganisme yang ada dalam mulut yang mampu menghasilkan

asammelalui peragian yaitu ; Streptococcus, Laktobasillus, staphilococus

Komponen makanan, yang sangat berperan adalah makanan yang

mengandungkarbohidrat misalnya sukrosa dan glukosa yang dapat diragikan oleh

bakteri tertentu dan membentuk asam

Komponen waktu

PATOGENESIS

Patofisiologi Terjadinya Karies Dentis

a. Proses terjadinya karies menurut teori kimia parasit

Page 9: Periodontitis Kronis Et Causa Gangren Pulpa

Enzim dalam air ludah seperti amylase, maltose, akan mengubah polisakarida

menjadi glucose dan maltose. Glukosa akan menguraikan enzim – enzim yang

dikeluarkan olehmikroorganisme terutama laktobasilus dan streptokokus akan

menghasilkan asam susudan asam laktat, maka ph rendah dari susu akan merusak

bahan – bahan anorganik darienamel sehingga terbentuk lubang kecil, predisposisi

terjadinya kariesgigi :

a. keadaan gigi yang porus, lunak (hipoplasia)

b. adanya fisur-fisur yang dalam seperti foramen saekum

c.  posisi gigi yang tidak teratur

d. wanita hami

e. penderita diabetes militus, rematik dan lain-lain

 

b. Teori endogen-pulpogene phospatase

Kerusakan pada pulpa keseimbangan fluor dan magnesium pada dentin terganggu

( normal perbandingan fkour dan magnesium adalah 1:6, keadaan karies 1:28)

Gangguan penyerapan dentin Kerusakan dentin gangguan aliran limpe dari

pulpakearah batas email dentin, terbentuknya asam pospor lebih banyak dentin

dan lamella email rusak Terjadi lubang pada email bakteri dan enzim

phosphate dari air ludah masuk pembusukan

  karies membesar.

c. Proses karies secara sederhana dapat digambarkan sebagai berikut

Makanan terutama karbohidrat diubah menjadi sukrosa, sehingga mudah diserap

oleh bakteri-bakteri pada plak, kemudian hasil olahan (sukrosa) diubah bakteri

menjadi asam.Karena sifat asam melarutkan mineral dari email sehingga terjadi

proses demineralisasiyaitu proses pelepasan kalsium ( Ca) dan phospat (PO4)

menyebabkan email kropos danakhirnya terjadi gigi berlubang.

Page 10: Periodontitis Kronis Et Causa Gangren Pulpa

Bagan patofisiologi terjadinya gangren pulpa

MANIFESTASI KLINIS 

Gejala yang didapat dari pulpa yang gangrene bisa terjadi tanpa keluhan sakit,

dalamkeadaan demikian terjadi perubahan warna gigi, dimana gigi terlihat berwarna

kecoklatan ataukeabu-abuan. Pada gangrene pulpa dapat disebut juga gigi non vital

dimana pada gigi tersebutsudah tidak memberikan reaksi pada cavity test (tes dengan

panas atau dingin) dan pada lubang perforasi tercium bau busuk, gigi tersebut baru akan

memberikan rasa sakit apabila penderitaminum atau makan benda yang panas yang

menyebabkan pemuaian gas dalam rongga pulpatersebut yang menekan ujung saraf akar

gigi sebelahnya yang masih vital.

DIAGNOSIS

Diagnosis ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan objektif (extra oral dan intra

oral).Berdasarkan pemeriksaan klinis, secara objektif didapatkan :

Karies profunda (+)

Pemeriksaan sonde (-)

Pemeriksaan perkusi (-)

Page 11: Periodontitis Kronis Et Causa Gangren Pulpa

Pemeriksaan penciuman

Dengan menggunakan pinset, ambil kapas lalu sentuhkan pada gigi yang sakit

kemudian ciumkapasnya, hasilnya (+) akan tercium bau busuk dari mulut pasien

Pemeriksaan foto rontgen

Terlihat suatu karies yang besar dan dalam, dan terlihat juga rongga pulpa yang

telah terbuka dan jaringan periodontium memperlihatkan penebalan.

PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan gangrene pulpa :

1.Pembuangan jaringan caries

2.Pembukaan atap pulpa

3.Sterilisasi cavitas

4.Pemberian obat untuk jaringan pulpa (TKF, CHKM, chresophane atau rockle) fletcer

ataucavit.

Kemudian pasien disuruh datang kembali antara 4-7 hari. Prosedur ini dilakukan minimal

2kalisehari dengan mengganti obat dalam pulpa.kalau masih ada bau gangrene atau rasa

sakit kalaugigi diperkusi, penggantian obat dilakukan berulang-ulang sampai tidak ada

rasa sakit lagi ketikagigi diperkusi. Setelah pulpa steril, lakukan :

1.Sterilisasi cavitas

2.Pemberian obat mumifikasi (putrex atau iodoform pasta)

3.Zinc phospat cement

Kemudian pasien diinstruksikan kembali 1 minggu lagi. Sesudah pasien kembali

dilakukan :

1.Pembuangan sebagian dari zinc phospat cement

2.Preparasi cavitas

3.Tambalan tetap (amalgam atau silikat) tergantung keperluan, fungsi dan estetik

Page 12: Periodontitis Kronis Et Causa Gangren Pulpa

Penatalaksanaan gangrene pulpa dengan periodontitis :

1.Pembuangan jaringan caries

2.Pembukaan atap pulpa

3.Sterilisasi cavitas

4.Tutup dengan kapas (longgar)

5. pemberian antibiotic dan analgetik peroral dan intruksikan pasien kembali 3hari lagi.

6.Sesudah pasien kembali dan gigi tidak sakit ketika diperkusi, perawatan

selanjutnyasama dengan perawatan gangen pulpa

Catatan : prosedur ini dilaksanakan kalau gigi masih memungkinkan untuk

dilakukan penambalan tetap.

Tindakan yang dilakukan pada gangrene pulpa jika tidak memungkinkan untuk

dilakukan penambalan tetap yaitu ekstraksi pada gigi yang sakit, karena pada kondisi ini gigi

akan menjadinon-vital (gigi mati) sehingga akan menjadi sumber infeksi (fokal infeksi).

Page 13: Periodontitis Kronis Et Causa Gangren Pulpa

BAB III

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim, 2010 , Periodontiti , dalam www.klikdokter.com.

2. BEM UNDIP, 2007, Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut, Semarang; Fakultas Kedokteran

Universitas Diponegoro

3. ocw.usu.ac.id/course/.../kgm-427_slide_penyakit_periodontal.pdf

4. Panjaitan M. Etiologi Karies Gigi dan Penyakit Periodontal. Medan: Universitas

Sumatra Utara, 1995: 34-40.

5. Erfina I. Perawatan Periodontitis yang Disertai Trauma Karena Oklusi. Jurnal of dent

research 2004:9(2) : 110-4.

6. Pratiwi R. Diabetes Melitus dan Penyakit Periodontal. Jurnal of dent research 2004:

9(2) :127-30.