PERIODISASI SASTRA BESERTA PENGARANG DAN KARYANYA

16

Transcript of PERIODISASI SASTRA BESERTA PENGARANG DAN KARYANYA

Page 1: PERIODISASI SASTRA BESERTA PENGARANG DAN KARYANYA
Page 2: PERIODISASI SASTRA BESERTA PENGARANG DAN KARYANYA

PERIODISASI SASTRA

By : sekarlyn 2016

Page 3: PERIODISASI SASTRA BESERTA PENGARANG DAN KARYANYA

Periodisasi sastra adalah pembabakan waktu terhadap perkembangan sastra yang ditandai

dengan ciri-ciri tertentu. Maksudnya tiap babak waktu (periode) memiliki ciri tertentu yang berbeda

dengan periode lain.

Page 4: PERIODISASI SASTRA BESERTA PENGARANG DAN KARYANYA

ANGKATAN 20ANGKATAN 30ANGKATAN 45ANGKATAN 66ANGKATAN 90

Page 5: PERIODISASI SASTRA BESERTA PENGARANG DAN KARYANYA

ANGKATAN 20-AN (BALAI PUSTAKA)UNSUR ESTETIK

1) Gaya bahasa perumpamaan2) beralur luru

3) Tokoh berwatak datar

4) Banyak degresi ( sisipan

)5) Sudut

pandang orang ketig

6) Bersifat didaktis

7) Bercorak romantic

UNSUR EKSTRAESTETI

K

1) Adat kawin paksa

2) Pertentangan paham antar kaum tua dan kaum muda

3) Latar daerah pedesaan

4) Cerita sesuai taman

5) Cita-cita kebangsaan

belum dipermasalahka

n

UNSUR KEBAHAS

AAN

keindahan bahasa

daripada isi , ejaan

lama, pepatah, pribahasa sehingga sukar di mengerti

POLA PIKIR MASYARAK

AT

 kolot, terbelakang,

percaya akan adanya hal mistik,

menjunjung adat

kebiasaan, dan hanya perkataan orangtua

yang paling benar dan

harus dituruti.

TEMA NOVEL

kawin paksa,

pertentangan adat, pertentangan antara kaum tua dan kaum

muda.

Page 6: PERIODISASI SASTRA BESERTA PENGARANG DAN KARYANYA

KARYA SASTRA ANGKATAN 20-AN•   Siti Nurbaya (Karya Marah Rusli)-1922 • Tema: Kasih tak sampai dan kawin paksa• Tokoh: Sitti Nurbaya, Samsul Bahri, Datuk Meringgih • Sitti Nurbaya menceritakan cinta remaja antara Samsul bahri dan Sitti Nurbaya, yang

hendak menjalin cinta tetapi terpisah ketika Samsu dipaksa pergi ke Batavia. Belum lama kemudian, Nurbaya menawarkan diri untuk menikah dengan Datuk Meringgih (yang kaya tapi kasar) sebagai cara untuk ayahnya hidup bebas dari utang; Nurbaya kemudian dibunuh oleh Meringgih. Pada akhir cerita Samsu, yang menjadi anggota tentara kolonial Belanda, membunuh Meringgih dalam suatu revolusi lalu meninggal akibat lukanya.

Page 7: PERIODISASI SASTRA BESERTA PENGARANG DAN KARYANYA

KARYA SASTRA ANGKATAN 20-AN•   Novel yang berjudul “Azab dan Sengsara” karya Merari Siregar• Menceritakan kisah kehidupan seorang anak gadis bernama Mariamin yang hidup sengsara karena harus

mengurus ibunya yang sakit-sakitan. Mariamin mempunyai kekasih yang berasal dari keluarga kaya dan baik-baik yang bernama Aminu’ddin berjanji akan menikahinya setelah dia mendapat pekerjaan tapi Aminu’ddin tidak menikahinya karena ayahnya tidak setuju dengan hubungan mereka, Aminu’ddin hanya meminta maaf lewat surat .2 tahun berlalu , mariamin pun menikah dengan pria yang tidak ia kenal bernama kasibun yang setelah sekian lama mengidap penyakit yang dapat menular pada pasangannya. Suatu ketika Aminu’ddin datang ke rumah mariamin dan karena suaminya cemburu suaminya malah menyiksa dan memukul Aminu’ddin, karena tidak tahan mariamin pun melaporkannya ke polisi Sampai akhirnya mereka bercerai. Kesudahannya Mariamin terpaksa Pulang ke negrinya membawa nama yang kurang baik, membawa malu, menambah azab dan sengsara yang bersarang di rumah kecil yang di pinggir sungai Sipirok. Hidup Mariamin sudah habis dan kesengsaraannya di dunia sudah berkesudahan. Azab dan Sengsara dunia ini sudah tinggal di atas bumi, berkubur dengan jazad badan yang kasar itu.

Page 8: PERIODISASI SASTRA BESERTA PENGARANG DAN KARYANYA

ANGKATAN 30-AN (PUJANGGA BARU)• UNSUR ESTETIK

1) Tidak banyak menggunakan bahasa perumpamaan2) Alur maju3) Tokoh berwatak bulat4) Tidak benyak digresi (sisipan)5) Sudut pandang orang ketiga objektif6) Bergaya romantic

• UNSUR EKSTRAESTETIKAngkatan 30an :1) Masalah tentang kehidupan masyarakat kota2) Terdapat cita-cita kebangsaan3) Bersifat didaktis

• BAHASABahasa kurang sopan, lebih apa adanya, sudah mendekati bahasa pada novel zaman sekarang.

 • POLA PIKIR MASYARAKAT

Pola pikir masyarakat semakin maju. Kaum wanita juga ingin maju seperti kaum lelaki.

• TEMA NOVELperbedaan laki-laki dan perempuan, perempuan ingin maju, emansipasi wanita.

Page 9: PERIODISASI SASTRA BESERTA PENGARANG DAN KARYANYA

PENGARANG DAN KARYA ANGKATAN 30•   Pelopor Angkatan Pujangga

Baru adalah Sutan Takdir Ali Syahbana, Armjin Pane, dan Amir Hamzah.

• Pengarang dan karya sastra yang terkenal:

1.) Sutan Takdir Ali Syhabana (roman Layar Terkembang (1948), Tebaran Mega (1963), Dian Tak Kunjung Padam, Kalah dan Manang, Grota Azzura)2) Amir Hamzah (kumpulan puisi Nyanyian Sunyi (1954), Buah Rindu (1950), Setanggi Timur (1939))

3) Armin Pane (novel Belenggu (1654), Jiwa Berjiwa, kumpulan sajak Gamelan Jiwa (1960), drama Jinak-Jinak Merpati (1950))4) Sanusi Pane (drama Manusia Baru, Pancaran Cinta (1926), Puspa Mega (1971), Madah Kelana (1931/1970), Sandhyakala Ning Majapahit (1971), Kertadjaja (1971))5) M. Yamin (drama Ken Arok dan Ken Dedes (1951), Indonesia Tumpah Darahku (1928), Kalau Dewi Tara Sudah Berkata, Tanah Air)6) Rustam Efendi (drama Bebasari (1953), Pertjikan Permenungan (1957))7) Y.E. Tatengkeng (kumpulan puisi Rindu Dendam (1934)8) Hamka (roman Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck)

Page 10: PERIODISASI SASTRA BESERTA PENGARANG DAN KARYANYA

ANGKATAN 45

• Ciri-ciri Angkatan ’45 adalah:

1.        Terbuka2.         Pengaruh unsur sastra asing lebih luas3.         Corak isi lebih realis, naturalis4.         Individualisme sastrawan lebih menonjol, dinamis, dan kritis5.         Penghematan kata dalam karya6.         Ekspresif7.         Sinisme dan sarkasme8.         Karangan prosa berkurang, puisi berkembang

Page 11: PERIODISASI SASTRA BESERTA PENGARANG DAN KARYANYA

KARYA SASTRA ANGKATAN 45

1. Chairil Anwar (Deru Campur Debu)2. Achdiat Kartamiharja (novel Atheis)3. Idrus (novel Surabaya, Aki)4. Mochtar Lubis (Harimau, kumpulan drama

Sedih dan Gembira)5. Pramduya Ananta Toer (novel Keluarga Gerilya)6. Utuy Tatang Sontani (novel sejarah Tambera)

Page 12: PERIODISASI SASTRA BESERTA PENGARANG DAN KARYANYA

ANGKATAN 66•    Mulai dikenal gaya epik (bercerita) pada puisi (muncul puisi-puisi

balada).•   Puisinya menggambarkan kemuraman (batin) hidup yang menderita.•   Prosanya menggambarkan masalah kemasyarakatan, misalnya tentang

perekonomian yang buruk, pengangguran, dan kemiskinan.• Cerita dengan latar perang dalam prosa mulai berkurang, dan

pertentangan dalam politik pemerintahan lebih banyak mengemuka.•   Banyak terdapat penggunaan gaya retorik dan slogan dalam puisi.•  Muncul puisi mantra dan prosa surealisme (absurd) pada awal tahun

1970-an yang banyak berisi tentang kritik sosial dan kesewenang-wenangan terhadap kaum lemah. 

Page 13: PERIODISASI SASTRA BESERTA PENGARANG DAN KARYANYA

CIRI-CIRI ANGKATAN ‘66

• Bercorak perjuangan antitirani• Protes politik• Anti kezaliman dan kebatilan• Bercorak membela keadilan• Mencintai nusa

• Bangsa• Negara dan persatuan • Berontak terhadap ketidakadilan• Pembelaan terhadap pancasila• Berisi protes sosial dan politik 

Page 14: PERIODISASI SASTRA BESERTA PENGARANG DAN KARYANYA

KARYA SASTRA ANGKATAN 66

Sutardji Calzoum Bachri : O, Amuk, Kapak Taufik Ismail : Benteng, Tirani, Malu aku jadi orang

Indonesia W.S Rendra : Sajak Orang Miskin

Page 15: PERIODISASI SASTRA BESERTA PENGARANG DAN KARYANYA

ANGKATAN 90

• Sastrawan angkatan reformasi, jd lebih bebas tidak terikat karyanya• Hilman hariwijaya (cerpen, lupus), Ramadhan k.h (tentang

korupsi)• Ayu Utami dengan karyanya Saman, sebuah fragmen dari

cerita Laila Tak Mampir di New York. Karya ini menandai awal bangkitnya kembali sastra Indonesia setelah hampir 20 tahun. Gaya penulisan Ayu Utami yang terbuka, bahkan vulgar, itulah yang membuatnya menonjol dari pengarang-pengarang yang lain. Novel lain yang ditulisnya adalah Larung, lanjutan dari cerita Saman.

Page 16: PERIODISASI SASTRA BESERTA PENGARANG DAN KARYANYA

DANKE!