PERILAKU SOSIAL PADA SISWA YANG MEMILIKI PRESTASI...

26
9 BAB II PERILAKU SOSIAL PADA SISWA YANG MEMILIKI PRESTASI AKADEMIK RENDAH DI SEKOLAH DASAR Pada bab ini dijelaskan tentang teori yang berkaitan dengan perilaku sosial siswa yang memiliki prestasi akademik rendah. A. Perilaku Sosial 1. Definisi Perilaku Sosial Yusuf (1984:75) mengemukakan bahwa ”perilaku sosial dapat dilihat dari tujuh dimensi, yang meliputi persahabatan, kepemimpinan, sikap keterbukaan, inisiatif sosial, partisipasi dalam kegiatan kelompok, tanggung jawab dalam tugas kelompok, dan toleransi terhadap teman”. Banyak ahli yang mengemukakan mengenai pengertian perilaku sosial diantaranya adalah Elizabeth Hurlock (1995:250) mengemukakan bahwa “perilaku sosial menunjukan terdapatnya tingkah laku yang sesuai dengan tuntutan sosial atau kemampuan untuk menjadi orang yang bermasyarakat”. Carolina (Hera Dwiyana,2001:18) mengemukakan bahwa ”tingkah laku sosial merupakan gerakan-gerakan yang tampak dari individu pada saat berinteraksi dengan lingkungan sosial”. Sedangkan menurut Loree (abin Syamsudin, 1997:74) ’perilaku sosial adalah proses individu melatih kepekaan-kepekaan terhadap rangsangan-rangsangan terutama terhadap tuntutan-tuntutan pokok’.

Transcript of PERILAKU SOSIAL PADA SISWA YANG MEMILIKI PRESTASI...

Page 1: PERILAKU SOSIAL PADA SISWA YANG MEMILIKI PRESTASI …a-research.upi.edu/operator/upload/s_plb_011661_chapter2(1).pdf · inisiatif sosial, partisipasi dalam kegiatan kelompok, tanggung

9

BAB II

PERILAKU SOSIAL PADA SISWA

YANG MEMILIKI PRESTASI AKADEMIK RENDAH DI SEKOLAH DASAR

Pada bab ini dijelaskan tentang teori yang berkaitan dengan perilaku sosial

siswa yang memiliki prestasi akademik rendah.

A. Perilaku Sosial

1. Definisi Perilaku Sosial

Yusuf (1984:75) mengemukakan bahwa ”perilaku sosial dapat dilihat dari

tujuh dimensi, yang meliputi persahabatan, kepemimpinan, sikap keterbukaan,

inisiatif sosial, partisipasi dalam kegiatan kelompok, tanggung jawab dalam

tugas kelompok, dan toleransi terhadap teman”. Banyak ahli yang

mengemukakan mengenai pengertian perilaku sosial diantaranya adalah

Elizabeth Hurlock (1995:250) mengemukakan bahwa “perilaku sosial

menunjukan terdapatnya tingkah laku yang sesuai dengan tuntutan sosial atau

kemampuan untuk menjadi orang yang bermasyarakat”. Carolina (Hera

Dwiyana,2001:18) mengemukakan bahwa ”tingkah laku sosial merupakan

gerakan-gerakan yang tampak dari individu pada saat berinteraksi dengan

lingkungan sosial”. Sedangkan menurut Loree (abin Syamsudin, 1997:74)

’perilaku sosial adalah proses individu melatih kepekaan-kepekaan terhadap

rangsangan-rangsangan terutama terhadap tuntutan-tuntutan pokok’.

Page 2: PERILAKU SOSIAL PADA SISWA YANG MEMILIKI PRESTASI …a-research.upi.edu/operator/upload/s_plb_011661_chapter2(1).pdf · inisiatif sosial, partisipasi dalam kegiatan kelompok, tanggung

10

Husain Yusuf (1984:64) mengemukakan pendapatnya bahwa “perilaku

yang sudah merupakan satu pola yang relatif menetap yang diperlihatkan oleh

individu didalam interaksinya dengan orang lain. Istilah interaksi menunjukan

pada adanya aksi dan reaksi individu di dalam hubungan interpersonal”.

Perilaku sosial bedasarkan pandangan para ahli, dapat diartikan sebagai

tingkah laku atau gerakan-gerakan yang tampak dan ditampilkan dalam

interaksinya dengan lingkungan sosialnya. Interaksi tersebut terdapat proses

saling merespon, saling mempengaruhi serta saling menyesuaikan diri dengan

lingkungan sosialnya. Individu akan mengembangkan pola respon tertentu

yang sifatnya cenderung konsisten dan stabil sehingga dapat ditampilkan

dalam situasi sosial yang berbeda-beda.

Proses sosialisasi yang dilakukan individu tidak terlepas dari satu

lingkungan saja melainkan dapat terjadi dalam lingkungan yang beraneka

ragam. Baik individu yang termasuk dalam lingkungan sekolah, sosialisasinya

juga dilakukan di lingkungan sekolah karena lembaga pendidikan formal

tersebut merupakan salah satu lingkungan sosial yang dapat mempengaruhi

perilaku sosial siswa.

Husain Yusuf (1984:65) mengemukakan bahwa ”perilaku sosial sangat

dipengaruhi oleh lingkungan sosial”. Siswa dalam lingkungan sekolahnya

akan berhubungan dengan teman sebaya, guru-guru dan segala sesuatu yang

menyangkut proses kegiatan belajar mengajar. Sosialisasi yang dilakukan oleh

Page 3: PERILAKU SOSIAL PADA SISWA YANG MEMILIKI PRESTASI …a-research.upi.edu/operator/upload/s_plb_011661_chapter2(1).pdf · inisiatif sosial, partisipasi dalam kegiatan kelompok, tanggung

11

siswa di sekolah akan terlihat dari partisipasi siswa dalam kegiatan

intrakurikuler dan ekstrakurikuler.

Perilaku sosial siswa berprestasi rendah dengan demikian dapat diartikan

sebagai suatu perbuatan atau tingkah laku yang ditampilkan oleh individu

dalam situasi sosial di sekolah dengan teman sebaya baik secara individual

maupun kelompok.

2. Bentuk Perilaku Sosial

Sosialisasi yang dilakukan siswa di sekolah disertai pula dengan adanya

hubungan interpersonal, baik antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru

atau hubungan dengan staf sekolah lainnya. Hubungan interpersonal tersebut

membuat siswa akan mengembangkan pola respon tertentu dalam bentuk

perilaku. Hubungan antara siswa dengan kehidupan di sekolah merupakan

suatu keadaan yang perlu diperhatikan oleh para personil sekolah karena

hubungan tersebut akan mempengaruhi perilaku sosial yang ditampilkan oleh

siswa.

Johnson (Husain Yusuf, 1984:76) dalam menjelaskan interaksi mengutip

teori Simson yang menyatakan satu perilaku kelompok (a group behavior)

dapat ditandai oleh empat variabel, yaitu: intensitas, interaksi, tingkat

persahabatan, jumlah kegiatan yang dilakukan, dan jumlah kegiatan yang

dipaksakan kepada kelompok oleh lingkungan eksternal.

Page 4: PERILAKU SOSIAL PADA SISWA YANG MEMILIKI PRESTASI …a-research.upi.edu/operator/upload/s_plb_011661_chapter2(1).pdf · inisiatif sosial, partisipasi dalam kegiatan kelompok, tanggung

12

Lindgren dalam Husain Yusuf (1984:75) mengemukakan bahwa :

”Perilaku sosial anak tercermin di dalam sikap dan perasaan yang dapat membawanya kepada tindakan interpersonal yang lebih lanjut. Peristiwa interpersonal dapat dipelajari dari bermacam-macam tindakan yang dilakukan seseorang, yaitu penerimaan (acceptance), penolakan (rejection), agresi, kasih sayang, dan penghindaran (avoidance). Peristiwa interpersonal dapat pula dipelajari dari proses komunikasi dan dari segi kerjasama atau persaingan”.

Husain Yusuf (1987:75) mengemukakan bahwa bentuk

”Perilaku sosial siswa di sekolah dapat dilihat berdasarkan tujuh dimensi, yaitu (a) persahabatan, (b) kepemimpinan, (c) sikap keterbukaan, (d) inisiatif sosial, (e) partisipasi dalam kegiatan kelompok, (f) tanggung jawab dalam tugas kelompok dan (g) toleransi terhadap teman”.

Ani Insani (1983:14) menuturkan bahwa perilaku sosial siswa disekolah

tampak pada kecenderungan-kecenderungan sebagai berikut :

a. Kecenderungan peran sosial dalam kelompok belajar

b. Kecenderungan peran sosial dalam menyelesaikan tugas-tugas pribadi

c. Kecenderungan peran sosial dalam kegiatan kesiswaan

d. Kecenderungan peran sosial dalam pergaulan

Berdasarkan pendapat para ahli di atas perilaku sosial siswa di sekolah

dalam penelitian ini dapat dilihat dalam bentuk:

a. Kemampuan menjalin hubungan

b. Kepemimpinan

c. Inisiatif sosial

Page 5: PERILAKU SOSIAL PADA SISWA YANG MEMILIKI PRESTASI …a-research.upi.edu/operator/upload/s_plb_011661_chapter2(1).pdf · inisiatif sosial, partisipasi dalam kegiatan kelompok, tanggung

13

d. Partisipasi dalam kegiatan kelompok

e. Tanggung jawab terhadap tugas kelompok

f. Toleransi terhadap teman

3. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Sosial

Perilaku sosial seseorang dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor

eksternal yaitu yang berasal dari pengalaman atau lingkungan maupun faktor

internal yaitu potensi yang memang sudah dibawanya sejak lahir. Husain

Yusuf (1984:65) mengemukakan bahwa “apa yang telah dipelajari individu

dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, masyarakat, atau

pengalamannya dimasa lampau sangat mempengaruhi perilaku sosialnya”.

Berikut ini diuraikan beberapa faktor eksternal yang dapat mempengaruhi

perilaku sosial yakni keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan teman

sebaya.

a. Keluarga

Interaksi dimulai dari dalam keluarga. Peranan orang tua sangat

mempengaruhi terhadap proses sosialisasi. Oleh karena itu lingkungan

keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi seorang anak

dalam berinteraksi.

Husain Yusuf (1984:65) mengemukakan bahwa keluarga merupakan

salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perilaku sosial individu. Pada

umumnya ada tiga syarat yang harus dipenuhi oleh keluarga untuk

Page 6: PERILAKU SOSIAL PADA SISWA YANG MEMILIKI PRESTASI …a-research.upi.edu/operator/upload/s_plb_011661_chapter2(1).pdf · inisiatif sosial, partisipasi dalam kegiatan kelompok, tanggung

14

membentuk pertumbuhan harga diri, ketaatan dan kebebasan pada anak-

anaknya, yaitu:

1) Penerimaan anak dengan kasih sayang penuh

2) Penegakan beberapa batas tegas yang tidak boleh dilanggar dalam

bertingkah laku

3) Pemberian kebebasan seluas mungkin selama batas-batas yang

dimaksud tidak dilanggar oleh anak

b. Lingkungan Sekolah

Perilaku sosial sebagai seorang siswa dalam lingkungan sekolah

merupakan salah satu karateristik siswa. Ani Insani (1983:12)

mengartikan perilaku sosial di sekolah sebagai ”aktivitas siswa dalam

memainkan peran sosialnya dengan teman sebaya di sekolah”.

Seorang siswa yang mampu menampilkan ciri-ciri respon

interpersonal secara memadai atau dengan kata lain mampu menampilkan

perilaku sosial secara wajar, besar kemungkinan ia akan menyesuaikan

diri dengan lingkungan sosialnya dengan baik. Dengan kata lain ia akan

mampu melihat interpersonalnya secara realistik dengan didasari oleh

kesadaran akan diri dan lingkungannya serta tanggung jawab sosialnya.

Hal ini sesuai dengan pendapat Elizabeth Hurlock (1996:260,

diterjemahkan oleh Istiwidayanti dan Soejarwo) bahwa,

”Anak yang diterima oleh kelompoknya jauh lebih berhasil dalam mengerjakan tugas-tugasnya di sekolah sebagai kemampuannya

Page 7: PERILAKU SOSIAL PADA SISWA YANG MEMILIKI PRESTASI …a-research.upi.edu/operator/upload/s_plb_011661_chapter2(1).pdf · inisiatif sosial, partisipasi dalam kegiatan kelompok, tanggung

15

daripada anak yang ditolak atau diabaikan oleh anggota kelompoknya. Anak-anak yang diterima oleh teman sebayanya serta berhasil menyesuaikan diri dengan baik, tidak suka mengacaukan di kelas, sedangkan anak yang ditolak oleh lingkungannya sendiri menunjukan sikap memberontak, bolos, dan suka mengacau”.

Sekolah sebagai salah satu lingkungan sosial bagi siswa mempunyai

pengaruh yang besar terhadap perkembangan kepribadian siswa dan

pemenuhan kebutuhan sosialnya. Seperti yang dikemukakan oleh Singgih

D. Gunarsa (1995:44) bahwa salah satu faktor pembentuk kepribadian

anak ialah lingkungan dan teman sebaya.

Sejalan dengan pendapat di atas, WA Gerungan (1991:194)

mengemukakan,

”...peranan sekolah itu jauh lebih luas. Di dalamnya berlangsung beberapa bentuk dasar dari kelangsungan ”pendidikan” pada umumya yaitu pembentukan sikap-sikap dan kebiasaan yang wajar, perangsang potensi-potensi anak, perkembangan kecakapan-kecakapan, belajar kerjasama dengan teman sekelpomok, melaksanakan tuntutan-tuntutan, dan contoh-contoh yang baik, belajar menahan diri demi kepentingan orang lain, memperoleh pengajaran...”.

c. Lingkungan teman sebaya (Peer Group)

Bertambahnya umur anak dengan didorong oleh lingkungan sosialnya,

terutama orang tuanya, maka cara berfikir anak semakin maju. Selain itu

remaja lebih banyak berada diluar rumah bersama teman-teman sebaya

sebagai kelompok, maka dapatlah dimengerti bahwa pengaruh teman-

teman sebaya pada sikap, pembicaraan, minat, penampilan dan perilaku

lebih besar daripada pengaruh keluarga.

Page 8: PERILAKU SOSIAL PADA SISWA YANG MEMILIKI PRESTASI …a-research.upi.edu/operator/upload/s_plb_011661_chapter2(1).pdf · inisiatif sosial, partisipasi dalam kegiatan kelompok, tanggung

16

Elizabeth Hurlock, (1997:28) mengungkapkan bahwa seorang individu

untuk dapat lebih menyesuaikan diri dengan tuntutan sosialnya,

diperlukan tiga proses sosialisasi. Diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Belajar berperilaku yang dapat diterima secara sosial (Learning to behave in socially approved ways) yang berarti bahwa dalam kelompok terdapat standar bagi para anggotanya. Individu harus mengetahui perilaku yang diterima oleh anggota kelompoknya. Dalam berkomunikasi misalnya, anak tidak hanya berkata-kata tapi anak dapat berkomunikasi dengan bahasa yang menarik dan dapat dimengerti oleh kelompoknya.

2) Belajar memainkan peran yang dapat diterima (Playing Apporoved Social Rules) yang berarti bahwa setting kelompok memiliki kebiasaan yang telah ditentukan dan disepakati oleh anggotanya.

3) Perkembangan sikap sosial (Development of social Attitude) yang berarti anak dituntut bergaul dengan baik serta harus menyukai orang lain dan aktivitas sosialnya, seperti sikap positif dan atau negatif, perasaan suka dan atau tidak suka terhadap aktivitas sosial.

4. Tipe - Tipe Perilaku Sosial

Situasi sosial individu cenderung untuk melakukan interaksi yang saling

menguntungkan dan saling memiliki atau menjaga, hal tersebut dinamakan

inklusi. Inklusi adalah rasa ikut saling memiliki dalam situasi kelompok.

Kebutuhan yang mendasarinya ialah hubungan yang memuaskan dengan

orang lain, yang termasuk dalam inklusi bermcam-macam, mulai dari

interaksi sampai penarikan atau pengucilan diri sepenuhnya. W.S. Sarlito

(2000:149) mengutarakan tipe-tipe perilaku inklusi terdiri dari :

a. Perilaku kurang sosial (under social behavior) timbul jika kebutuhan akan inklusi kurang terpenuhi, misalnya sering diacuhkan oleh keluarga sejak kecil. Kecenderungannya, individu ini akan menghindari hubungan dengan orang lain, tidak mau ikut dalam kelompok-kelompok, menjaga

Page 9: PERILAKU SOSIAL PADA SISWA YANG MEMILIKI PRESTASI …a-research.upi.edu/operator/upload/s_plb_011661_chapter2(1).pdf · inisiatif sosial, partisipasi dalam kegiatan kelompok, tanggung

17

jarak antara dirinya dengan orang lain, tidak mau tahu, acuh tak acuh. Dengan kata lain, ada kecenderungan introvert dan menarik diri.

b. Perilaku terlalu sosial (over social behavior) psikodinamikanya sama dengan perilaku kurang sosial, yaitu kebutuhan akan inklusi kurang terpenuhi. Tetapi pernyataan perilakunya sangat berlawanan. Individu yang berperilaku terlalu sosial cenderung memamerkan diri secara berlebihan (exhibitionistic). Individu ini berbicara keras, selalu menarik perhatian orang, memaksakan dirinya untuk diterima dalam kelompok, sering menyebut namanya sendiri, suka mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengagetkan.

c. Perilaku sosial (social behavior) adalah perilaku individu yang tidak memiliki masalah dalam hubungan antar peribadi. Berada bersama sengan orang lain atau sendirian bias sama-sama menyenangkan, tergantung pada situasi dan kondisinya.

B. Prestasi Akademik

1. Pengertian Prestasi

Muray dalam Beck (1990 : 290) mendefinisikan prestasi adalah “To

overcome obstacle, to exercise power, to strive to do something difficult as

well and as quickly as possible” “Kebutuhan untuk prestasi adalah mengatasi

hambatan, melatih kekuatan, berusaha melakukan sesuatu yang sulit dengan

baik dan secepat mungkin”.

Prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam melakukan

kegiatan. Menurut Bloom dalam Suharsimi Arikunto (1990:110) bahwa hasil

belajar dibedakan menjadi tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.

Prestasi merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai pada

saat atau periode tertentu.

Page 10: PERILAKU SOSIAL PADA SISWA YANG MEMILIKI PRESTASI …a-research.upi.edu/operator/upload/s_plb_011661_chapter2(1).pdf · inisiatif sosial, partisipasi dalam kegiatan kelompok, tanggung

18

2. Pengertian Akademik

Kata akademik berasal dari bahasa Yunani yakni academos yang berarti

sebuah taman umum (plasa) di sebelah barat laut kota Athena. Sesudah itu,

kata acadomos berubah menjadi akademik, yaitu semacam tempat perguruan.

Para pengikut perguruan tersebut disebut academist, sedangkan perguruan

semacam itu disebut academia. Berdasarkan hal ini, inti dari pengertian

akademik adalah keadaan orang-orang bisa menyampaikan dan menerima

gagasan, pemikiran, ilmu pengetahuan, dan sekaligus dapat mengujinya

secara jujur, terbuka, dan leluasa (Fadjar, 2002 : 5). Dapat dikatakan, secara

umum pengertian akademik berarti proses belajar mengajar yang dilakukan di

kelas atau dunia persekolahan.

Kegiatan akademik meliputi tugas-tugas yang dinyatakan dalam program

pembelajaran, diskusi, obesrvasi, dan pengerjaan tugas. Dalam satu kegiatan

akademik diperhitungkan tidak hanya kegiatan tatap muka yang terjadwal saja

tetapi juga kegiatan yang direncanakan (terstruktur) dan yang dilakukan

secara mandiri.

Berdasarkan teori yang telah diuraikan diatas, prestasi akademik dalam

penelitian ini adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam proses

pembelajaran. Prestasi belajar merupakan salah satu bagian dari prestasi

akademik karena pengertian akademik sendiri merupakan proses

Page 11: PERILAKU SOSIAL PADA SISWA YANG MEMILIKI PRESTASI …a-research.upi.edu/operator/upload/s_plb_011661_chapter2(1).pdf · inisiatif sosial, partisipasi dalam kegiatan kelompok, tanggung

19

pembelajaran didalamnya yang meliputi kegiatan belajar, pemberian tugas

dan evaluasi.

3. Pengertian Prestasi Belajar

Belajar merupakan proses psikologis dasar pada diri individu dalam

mencapai perkembangan hidupnya. Melalui belajar, individu memperoleh

perubahanperubahan dalam dirinya atau kematangan dalam kepribadiannya,

baik tyang menyangkut aspek intelektual, emosional, sosial, maupun moral

spiritual.

Sartain (1973: 240) mengartikan belajar sebagai “The Process by wich

relatively enduring change in behavior occurs a result of experience or

practice.” Belajar merupakan proses perubahan perilaku yang relative tahan

lama sebagai hasil dari pengalaman.

Witherington (1950: 165) mengartikannya sebagai suatu perubahan dalam

kepribadian sebagaimana dimanifestasikan dalam perubahan penguasaan-

penguasaan pola, respon atau tingkah laku baru yang mungkin berbentuk

keterampilan, sikap, kebiasaan, kemampuan, atau pemahaman.

Sumadi (1984: 253) mengemukakan bahwa: “(a) belajar itu membawa

perubahan, perilaku baik actual maupun potensial, (b) perubahan itu pada

pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru, (c) perubahan itu terjadi

karena usaha (dengan sengaja)”.

Page 12: PERILAKU SOSIAL PADA SISWA YANG MEMILIKI PRESTASI …a-research.upi.edu/operator/upload/s_plb_011661_chapter2(1).pdf · inisiatif sosial, partisipasi dalam kegiatan kelompok, tanggung

20

Nasution (1982: 39) berpendapat bahwa belajar sebagai perubahan

kelakuan berkat pengalaman dan latihan.

Sejalan dengan hal diatas Machr (Sumadi Suryabrata, 1980:85)

mengungkapkan empat karakteristik prestasi belajar yaitu :

a. Prestasi belajar merupakan perubahan perilaku yang dapat diukur.

Pengukuran perubahan perilaku tersebut dapat menggunakan tes prestasi

(achievement test)

b. Prestasi belajar merupakan hasil perbuatan individu itu sendiri, bukan

hasil perbuatan orang lain terhadap indivdu itu.

c. Prestasi belajar dapat dievaluasikan tinggi rendahnya berdasarkan atas

criteria yang telah ditetapkan oleh penilai atau menurut standar yang

dicapai oleh kelompok.

Prestasi belajar yang diperoleh para siswa tidak hanya bersifat kognitif

intelektual, tapi juga bersifat non kognitif dan non intelektual, yang antara lain

diwujudkan dalam bentuk kualitas kepribadian. Sebagaimana pula

dikemukakan oleh Abin Syamsudin (1990:143) bahwa hasil belajar individu

meliputi aspek kognitif, psikomotor dan afektif. Prestasi belajar merupakan

hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar

merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar.

Memahami pengertian prestasi belajar secara garis besar harus bertitik tolak

kepada pengertian belajar itu sendiri.

Page 13: PERILAKU SOSIAL PADA SISWA YANG MEMILIKI PRESTASI …a-research.upi.edu/operator/upload/s_plb_011661_chapter2(1).pdf · inisiatif sosial, partisipasi dalam kegiatan kelompok, tanggung

21

S. Nasution (1996:17) mengemukakan prestasi belajar adalah

“Kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat.

Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni:

kognitif, afektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang

memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga

kriteria tersebut.”

Senada dengan pandangan W.J.S Purwadarrninto ( 1987: 767 ) bahwa

prestasi belajar adalah hasil yang dicapai sebaik - baiknya menurut

kemampuan anak pada waktu tertentu terhadap hal - hal yang dikerjakan atau

dilakukan “.

Berdasarkan hal tersebut, penulis berkesimpulan hahwa prestasi adalah

segala usaha yang dicapai manusia secara maksimal dengan hasil yang

memuaskan sedangkan prestasi belajar adalah hasil belajar yang telah dicapai

menurut kemampuan yang tidak dimiliki dan ditandai dengan perkembangan

serta perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang diperlukan dari belajar

dengan waktu tertentu, prestasi belajar ini dapat dinyatakan dalam bentuk

nilai dan hasil tes atau ujian.

Belajar merupakan proses yang berlangsung pada diri individu yang

didalamnya terdapat unsur-unsur atau elemen-elemen. Menurut Cronbach (M.

Surya 1979:57) ada tujuh elemen dalam proses belajar yaitu:

a. Tujuan

Page 14: PERILAKU SOSIAL PADA SISWA YANG MEMILIKI PRESTASI …a-research.upi.edu/operator/upload/s_plb_011661_chapter2(1).pdf · inisiatif sosial, partisipasi dalam kegiatan kelompok, tanggung

22

Perbuatan belajar itu dimulai karena ada tujuan yang ingin dicapai.

Hal ini mengandung implikasi bahwa belajar itu akan berlangsung dengan

baik, bila belajar atau anak didik menyadari secara jelas tentang tujuan

yang akan dicapainya.

b. Kesiapan

Belajar akan berlangsung secara efisien bila anak didik memilkiki

kesiapan, baik kematangan fisik maupun mental.

c. Situasi

Situasi dapat diartikan sebagai keseluruhan objek atau berbagai

kemungkinan yang mempengaruhi tingkah laku individu. Situasi belajar

ini perlu diperhatikan, sebab anak didik akan dapat belajar dengan baik

bila situasi belajarnya kondusif.

d. Interpretasi

Interpretasi dapat diartikan sebagai suatu proses pengarahan perhatian

kepada kegiatan-kegiatan situasi, menghubungkannya dengan

pengalaman-pengalaman masa lampau, kemudian meramalkan apa yang

dapat dilaksanakan atau dilakukan dalam situasi tersebut dalam mencapai

tujuan.

Page 15: PERILAKU SOSIAL PADA SISWA YANG MEMILIKI PRESTASI …a-research.upi.edu/operator/upload/s_plb_011661_chapter2(1).pdf · inisiatif sosial, partisipasi dalam kegiatan kelompok, tanggung

23

e. Respons

Setelah individu anak didik menafsirkan situasi yang dihadapinya dan

melakukan suatu tindakan yang dianggap paling memadai untuk mencapai

tujuan.

f. Akibat

Akibat (konsekuensi) yang dialami individu setelah melakukan

tindakan terhadap situasi yang dihadapinya mungkin berhasil (mencapai

tujuan yang diharapkan) atau gagal. Jika berhasil, dia akan merasa puas,

dan jika gagal dia akan merasa kecewa.

g. Reaksi terhadap kegagalan

Terdapat berbagai kemungkinan perilaku individu terhadap kegagalan

yang dialaminya seperti mengulangi tindakannya dari awal, berdiam diri,

dan kompensasi (mencari kepuasan dalam bidang lain)

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Kegiatan belajar dilakukan oleh setiap siswa, karena melalui belajar

mereka memperoleh pengalaman dari situasi yang dihadapinya. Dengan

demikian belajar berhubungan dengan perubahan dalam diri individu sebagai

hasil pengalamannya di lingkungan. Secara global, faktor-faktor yang

mempengaruhi belajar siswa dapat kita bedakan menjadi dua macam,

diantaranya yaitu faktor yang ada dalam diri siswa (faktor internal) dan faktor

yang berada dari luar diri siswa (faktor ekternal).

Page 16: PERILAKU SOSIAL PADA SISWA YANG MEMILIKI PRESTASI …a-research.upi.edu/operator/upload/s_plb_011661_chapter2(1).pdf · inisiatif sosial, partisipasi dalam kegiatan kelompok, tanggung

24

Faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar tersebut adalah

berbagai karakterisktik yang dimiliki siswa yang mungkin dapat

memperlancar atau menghambat siswa dalam mengikuti proses belajar

mengajar diantaranya ialah kecerdasan, bakat, minat, emosi, motivasi,

sedangkan yang termasuk faktor ekternal ialah masukan intrumental

(instrumental input) yaitu kualifikasi serta kelengkapan belajar, yang terdiri

atas guru, metode mengajar, bahan pengajaran, dan enviromental input yang

terdiri atas lingkungan sosial, fisik, dan budaya (Abin Syamsuddin, 1990 :

12).

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar menurut Moh. Surya

(1979 : 39 – 40 ) adalah sebagai berikut :

a. Faktor Internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan atau

kondisijasmani dan rohani siswa, meliputi dua aspek yakni :

1) Aspek Fisiologis

Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai

tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat

mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti

pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah dapat menurunkan kualitas

ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajarinya pun kurang

atau tidak membekas.

Page 17: PERILAKU SOSIAL PADA SISWA YANG MEMILIKI PRESTASI …a-research.upi.edu/operator/upload/s_plb_011661_chapter2(1).pdf · inisiatif sosial, partisipasi dalam kegiatan kelompok, tanggung

25

2) Aspek Psikologis

Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat

mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa.

Namun, di antara faktor-faktor rohaniah siswa yang pada umumnya

dipandang lebih esensial itu adalah sebagai berikut :

2.1) Tingkat kecerdasan atau intelegensi siswa

Intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai

kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau

menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat.

Jadi, intelegensi sebenarnya bukan persoalan otak saja,

melainkan juga kualitas organ-organ tubuh lainnya. Akan

tetapi, memang harus diakui bahwa peran otak dalam

hubungan dengan intelegensi manusia lebih menonjol dari

pada peran organ-organ tubuh lainnya, lantaran otak

merupakan .menara pengontrol. hampir seluruh aktifitas

manusia.

Tingkat kecerdasan atau intelegensi (IQ) siswa tak dapat

diragukan lagi, sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar

siswa. Ini bermakna, semakin tinggi kemampuan intelegensi

seorang siswa mak semakin besar peluangnya untuk

memperoleh sukses.

Page 18: PERILAKU SOSIAL PADA SISWA YANG MEMILIKI PRESTASI …a-research.upi.edu/operator/upload/s_plb_011661_chapter2(1).pdf · inisiatif sosial, partisipasi dalam kegiatan kelompok, tanggung

26

2.2) Sikap siswa

Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa

kecenderungan untuk mereaksi atau merespon (response

tendency) dengan cara yang relatif tetap terhadap objek,

orang,barang,dan sebgainya, baik secara positif maupun

negatif. Sikap merupakan faktor psikologis yang kan

mempengaruhi belajar. Dalam hal ini sikap yang akn

menunjang belajar seseorang ialah sikap poitif (menerima)

terhadap bahan atau pelajaran yang akan dipelajari, terhadap

guru yang mengajar dan terhadap lingkungan tempat dimana ia

belajar seperti: kondisi kelas, teman-temannya, sarana

pengajaran dan sebagainya.

2.3) Bakat Siswa

Secara umum, bakat adalah kemampuan potensial yang

dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa

yang akan datang. Dengan denikian, sebetulnya setiap orang

mempunyai bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai

prestasi sampai ke tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas

masing-masing. Jadi, secara global bakat mirip dengan

intelegensi. Itulah sebabnya seorang anak yang berintelegensi

Page 19: PERILAKU SOSIAL PADA SISWA YANG MEMILIKI PRESTASI …a-research.upi.edu/operator/upload/s_plb_011661_chapter2(1).pdf · inisiatif sosial, partisipasi dalam kegiatan kelompok, tanggung

27

sangat cerdas (superior) atau cerdas luar bisa (very superior)

disebut juga sebagai gifted, yakni

2.4) Minat siswa

Secara sederhana minat (interest) berarti kecenderungan

dan kegairahan yang tinggi seseorang terhadap sesuatu. Minat

dapat mempengaruhi kualits pencapaian hasil belajar siswa

dalam bidang-bidang studi tertentu.

b. Faktor eksternal (faktor dari luar diri siswa), terdiri dari factor lingkungan

dan faktor instrumental sebagai berikut :

1) Faktor-faktor Lingkungan

Faktor lingkungan siswa ini dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu:

faktor lingkungan alam/non sosial dan faktor lingkungan sosial. Yang

termasuk faktor lingkungan non sosial/alami ini ialah seperti: keadaan

suhu, kelembaban udara, waktu (pagi, siang, malam), tempat letak

gedung sekolah, dan sebagainya. Faktor lingkungan sosial baik

berwujud manusia dan representasinya termasuk budayanya akan

mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa.

2) Faktor-faktor Instrumental

Faktor instrumental ini terdiri dari gedung/sarana fisik kelas,

sarana/alat pengajaran, media pengajaran, guru dan kurikulum/materi

pelajaran serta strategi belajar mengajar yang digunakan akan

Page 20: PERILAKU SOSIAL PADA SISWA YANG MEMILIKI PRESTASI …a-research.upi.edu/operator/upload/s_plb_011661_chapter2(1).pdf · inisiatif sosial, partisipasi dalam kegiatan kelompok, tanggung

28

mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa.Dari semua faktor di

atas, dalam penelitian kali ini akan diarahkan pada faktor instrumental

yang di dalamnya guru profesional itu akan ditunjukan.

Faktor-faktor di atas saling mempengaruhi satu sama lain.

Misalnya: Seorang siswa yang conserving terhadap ilmu pengetahuan

biasanya cenderung mengambil pendekatan yang sederhana dan tidak

mendalam. Sebaliknya seorang siswa yang memiliki kemampun

intelegensi yang tinggi (faktor Iternal) dan mendapat dorongan positif

dari orang tua atau gurunya (faktor eksternal) akan lebih memilih

pendekatan belajar yang lebih mementingkan kualitas hasil belajar.

Akibat pengaruh faktor-faktor tersebut di atas muncul siswa-siswa

yang berprestasi tinggi, rendah atau gagal sama sekali.

Seorang guru yang memiliki kompetensi yang baik dan profesional

diharapkan mampu mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan

munculnya siswa yang menunjukkan gejala kegagalan dengan

berusaha mengetahui dan mengatasi faktor-faktor yang menjadi

penghambat proses belajar siswa.

Page 21: PERILAKU SOSIAL PADA SISWA YANG MEMILIKI PRESTASI …a-research.upi.edu/operator/upload/s_plb_011661_chapter2(1).pdf · inisiatif sosial, partisipasi dalam kegiatan kelompok, tanggung

29

Bagan 2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar (M. D. Dahlan, 1979:8-9)

1. Faktor Siswa • Kematangan mental dan

intelektual • Kematangan fisik dan

keterampilan psikomotorik

• Faktor-faktor psikologis (minat,motif, sikap, nilai-nilai, ekpresi, emosional)

• Kesehatan, konsep tentang diri pengamatan, situasi, jenis kelamin.

3. Faktor Guru • Penguasaan bahan dan

pemahaman siswa • Gerak dan daya guru • Faktor psikologis (minat,

motif, sikap, nilai-nilai, ekpresi, emosional)

2. Faktor Interaksi Guru dan Siswa • Kognitif • Afeksi • Psikomotorik

4. Faktor Keluarga Siswa • Besarnya keluarga • Struktur dan Sikap • Coheciveness • Kepemimpinannya

6. Faktor Pendorong lainnya • Kondisi siswa sebelumnya • Kondisi sekolah, rumah,

tetangga • Kebudayaan, petugas

sekolah • Harapan masyarakat,

administrasi sekolah

5. Faktor Lingkungan • Fisik • Perlengkapan

Prestasi Belajar

Page 22: PERILAKU SOSIAL PADA SISWA YANG MEMILIKI PRESTASI …a-research.upi.edu/operator/upload/s_plb_011661_chapter2(1).pdf · inisiatif sosial, partisipasi dalam kegiatan kelompok, tanggung

30

C. Prestasi Akademik Rendah

Winkel (1996:162) mengatakan bahwa “prestasi belajar adalah suatu bukti

keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan

belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.” Sedangkan menurut S.

Nasution (1996:17) prestasi belajar adalah: “Kesempurnaan yang dicapai

seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan

sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, affektif dan psikomotor,

sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu

memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut.” Prestasi belajar siswa dapat

diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan

tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa.

Arif Gunarso (1993 : 77) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah usaha

maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar,

usaha belajar tersebut kemudian akan menunjukan hasil belajar bisa tinggi dan

bisa rendah.

Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap

peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah

mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes

atau instrumen yang relevan. Jadi prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari

penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun

Page 23: PERILAKU SOSIAL PADA SISWA YANG MEMILIKI PRESTASI …a-research.upi.edu/operator/upload/s_plb_011661_chapter2(1).pdf · inisiatif sosial, partisipasi dalam kegiatan kelompok, tanggung

31

kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada

periode tertentu. Prestasi belajar merupakan hasil dari pengukuran terhadap

peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah

mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes

yang relevan.

Prestasi belajar dapat diukur melalui tes yang sering dikenal dengan tes

prestasi belajar. Menurut Saifudin Anwar (2005 : 8-9) mengemukakan tentang tes

prestasi belajar bila dilihat dari tujuannya yaitu mengungkap keberhasilan

sesorang dalam belajar. Testing pada hakikatnya menggali informasi yang dapat

digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Tes prestasi belajar berupa tes

yang disusun secara terrencana untuk mengungkap performasi maksimal subyek

dalam menguasai bahan-bahan atau materi yang telah diajarkan. Dalam kegiatan

pendidikan formal tes prestasi belajar dapat berbentuk ulangan harian, tes

formatif, tes sumatif, bahkan ebtanas dan ujian-ujian masuk perguruan tinggi.

Pengertian beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwasannya prestasi

belajar yang rendah tersebut merupakan keberhasilan minimal yang telah dicapai

oleh siswa. Seorang siswa akan mendapatkan hasil pretasi yang rendah apabila

siswa tersebut tidak melaksanakan usaha belajar yang sebaik mungkin. Faktor-

faktor yang memperngaruhi siswa berprestasi rendah, diantaranya adalah :

Page 24: PERILAKU SOSIAL PADA SISWA YANG MEMILIKI PRESTASI …a-research.upi.edu/operator/upload/s_plb_011661_chapter2(1).pdf · inisiatif sosial, partisipasi dalam kegiatan kelompok, tanggung

32

1. Faktor Internal

Berprestasi atau tidak, juga dipengaruhi oleh karakteristik anak. Salah

satunya penilaian anak terhadap kemampuan yang dimilikinya. Anak yang

merasa dirinya mampu, akan berusaha untuk mendapatkan prestasi sekolah

yang baik sesuai dengan penilaian terhadap kemampuannya. Misalnya, Adi

selalu mendapat pujian dari temannya karena jago berhitung. Maka saat

mendapat soal yang sulit, ia akan mati-matian memecahkannya. Sebaliknya,

anak yang memiliki persepsi atau harga diri yang rendah tidak termotivasi

untuk berprestasi tinggi.

Faktor lain dalam diri anak adalah, anak yang memiliki dorongan dari

dalam dirinya untuk berprestasi, tapi ada juga yang tidak. Dorongan ini bisa

berasal dari dalam diri anak, bisa pula dari luar. Misalnya, orangtua selalu

memberi hadiah pada saat anak meraih prestasi yang baik, tak perduli ranking

satu atau ranking sepuluh.

Faktor pendukung lainnya yang berasal dari dalam diri anak itu sendiri

adalah dikarenakan kurangnya fasilitas belajar yang disediakan oleh orang

tuanya di rumah sehingga membuat anak tersebut tidak berkeinginan memiliki

prestasi yang tinggi.

Page 25: PERILAKU SOSIAL PADA SISWA YANG MEMILIKI PRESTASI …a-research.upi.edu/operator/upload/s_plb_011661_chapter2(1).pdf · inisiatif sosial, partisipasi dalam kegiatan kelompok, tanggung

33

2. Faktor Eksternal

Lingkungan rumah selain sekolah juga menjadi penyebab anak berprestasi

rendah. Peran orang tua sangat menentukan keberhasilan mereka. Orang tua

yang menunjukkan perhatian, dukungan, kesiapan untuk membantu anak,

dapat memotivasi anak berhasil di sekolah. Anak dapat berprestasi atau tidak,

juga sangat dipengaruhi oleh sikap orang tua dalam menilai arti penting

prestasi sekolah. Orang tua yang kurang menghargai prestasi sekolah tidak

akan mendorong anak untuk mencapai hasil yang baik di sekolah. Tetapi, bila

orang tua terlalu menuntut anak berprestasi tinggi, juga membuat anak

tertekan, tidak bahagia dan ini akan menghambat anak menyerap pelajaran di

sekolah.

Hubungan ayah dan ibu juga mempengaruhi anak dalam berprestasi.

Orang tua yang sering bertengkar dapat menjadikan anak tidak konsentrasi

belajar karena merasa tidak nyaman dan tertekan. Pertengkaran orang tua bisa

membuat anak stres, belum lagi jika ditambah suasana rumah yang sumpek

dan bising. Karena sesunggunya untuk dapat belajar, anak butuh suasana yang

nyaman dan tenang.

Menurut Armunanto (2004), siswa yang mendapat perhatian dari orangtua

akan memiliki prestasi akademik yang lebih baik dibandingkan dengan

prestasi akademik dari siswa yang kurang mendapat perhatian dari orang tua.

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat dikatakan bahwa perhatian dan pola

Page 26: PERILAKU SOSIAL PADA SISWA YANG MEMILIKI PRESTASI …a-research.upi.edu/operator/upload/s_plb_011661_chapter2(1).pdf · inisiatif sosial, partisipasi dalam kegiatan kelompok, tanggung

34

asuh orang tua sangat berpengaruh terhadap tinggi rendahnya prestasi

akademik seorang anak di sekolah, selain faktor-faktor lain yang

mempengaruhi.