PELAKSANAAN HAK INISIATIF DPRD

32
PELAKSANAAN HAK INISIATIF DPRD ( Studi Perbandingan Hak Inisiatif di DPRD Kabupaten Pemalang dan Kota Pekalongan ) Tesis Diajukan sebagai syarart memperoleh gelar Magister Ilmu Hukum Oleh : M U N T O H A NIM : R.1000.400.027 PROGRAM PASCA SARJANA ( S-2 ) MAGISTER ILMU HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2006

Transcript of PELAKSANAAN HAK INISIATIF DPRD

Page 1: PELAKSANAAN HAK INISIATIF DPRD

PELAKSANAAN HAK INISIATIF DPRD

( Studi Perbandingan Hak Inisiatif di DPRD Kabupaten Pemalang dan Kota Pekalongan )

T E S I S

Tesis

Diajukan sebagai syarart memperoleh gelar Magister Ilmu Hukum

Oleh :

M U N T O H A NIM : R.1000.400.027

PROGRAM PASCA SARJANA ( S-2 ) MAGISTER ILMU HUKUM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2006

Page 2: PELAKSANAAN HAK INISIATIF DPRD

PELAKSANAAN HAK INISIATIF DPRD ( Studi Perbandingan Hak Inisiatif di DPRD Kabupaten

Pemalang dan Kota Pekalongan )

T E S I S

Diajukan Kepada

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan

Program Magister Ilmu Hukum

Oleh

M U N T O H A NIM. R.1000.400.027

PROGRAM PASCA SARJANA ( S-2 ) MAGISTER ILMU HUKUM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2006

Page 3: PELAKSANAAN HAK INISIATIF DPRD

PELAKSANAAN HAK INISIATIF DPRD ( Studi Perbandingan Hak Inisiatif di DPRD Kabupaten

Pemalang dan Kota Pekalongan )

Disusun Oleh

M U N T O H A NIM. R.1000.400.027

Surakarta, 16 Juli 2006

Telah di Setujui Oleh

Dosen Pembimbing Pendamping I Dosen Pembimbing Utama

Dr.Absori, SH, M.Hum Dr. Aidul Fitriciada Azhari, SH,M.Hum

ii

Page 4: PELAKSANAAN HAK INISIATIF DPRD

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : M U N T O H A

NIM : R.1000.400.027

Alamat : Jalan Munas Blok Perumahan Taman Asri Pemalang

Menyatakan bahwa tesis yang saya buat untuk memenuhi persyaratan kelulusan pada Program

Studi Magister Ilmu Hukum Program Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta

dengan Judul : “ PELAKSANAAN HAK INISIATIF DPRD ( Studi Perbandingan Hak Inisiatif

di DPRD Kabupaten Pemalang dan Kota Pekalongan ) adalah hasil karya saya sendiri, bukan

duplikasi dari karya orang lain, kecuali, kecuali kutipan-kutipan dan ringkasan-ringkasan yang

semuanya telah saya jelaskan sumbernya.

Apabila di kemudian hari ada klaim dari pihak lain, bukan tanggungjawab dosen pembimbing

atau pengelola Program Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta, menjadi

tanggungjawab saya sendiri.

Surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, tranpa ada paksaan dari siapapun juga.

Surakarat, 16 Juli 2006

Yang membuat pernyataan

M U N T O H A

iii

Page 5: PELAKSANAAN HAK INISIATIF DPRD

TESIS BERJUDUL

PELAKSANAAN HAK INISIATIF DPRD ( Studi Perbandingan Hak Inisiatif di DPRD Kabupaten

Pemalang dan Kota Pekalongan )

yang dipersiapkan dan disusun oleh :

M U N T O H A

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada tanggal 16 Juli 2006

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima

SUSUNAN DEWAN PENGUJI Pembimbing I Anggota Dewan Dr. Aidul Fitriciada Azhari, SH,M.Hum ………………………………………. Pembimbing II Dr. Absori, SH,M.Hum …………………………………………. Penguji lain Natangsa Surbakti, SH,M.Hum ………………………………………….

Surakarta, 16 Juli 2006

Universitas Muhammadiyah Surakarta Program Pascasarjana

Direktur,

Dr. HM. Wahyudin, M.S.

iv

Page 6: PELAKSANAAN HAK INISIATIF DPRD

NOTA PEMBIMBING

Dr, Aidul Fitriciada Azhari, SH. M.Hum Dosen Program Magister Ilmu Hukum Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Nota Dinas Hal : Tesis Saudara Muntoha Kepada Yth. Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Assalamu’alaikum wr. wb.

Setelah membaca, meneliti, mengoreksi dan mengadakan perbaikan seperlunya terhadap Tesis Saudara :

Nama : M u n t o h a NIP : R.1000.400.027 Program Studi : Magister Ilmu Hukum Konsentrasi : Judul : Pelaksanaan H a k I n i s i a t i f D P R D ( Studi Perbandingan Hak Inisiatif di DPRD Kabupaten Pemalang dan Kota Pekalongan )

Dengan ini kami menilai Tesis tersebut dapat setujui untuk diajukan dalam Sidang Ujian Tesis pada program Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta

Surakarta, 16 Juli 2006 Pembimbing I Dr. Aidul Fitriciada, SH, M.Hum

Page 7: PELAKSANAAN HAK INISIATIF DPRD

NOTA PEMBIMBING

Dr, Absori, SH, M.Hum Dosen Program Magister Ilmu Hukum Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Nota Dinas Hal : Tesis Saudara Muntoha Kepada Yth. Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Assalamu’alaikum wr. wb.

Setelah membaca, meneliti, mengoreksi dan mengadakan perbaikan seperlunya terhadap Tesis Saudara :

Nama : M u n t o h a NIP : R.1000.400.027 Program Studi : Magister Ilmu Hukum Konsentrasi : Judul : Pelaksanaan H a k I n i s i a t i f D P R D ( Studi Perbandingan Hak Inisiatif di DPRD Kabupaten Pemalang dan Kota Pekalongan )

Dengan ini kami menilai Tesis tersebut dapat setujui untuk diajukan dalam Sidang Ujian Tesis pada program Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta

Surakarta, Juli 2006 Pembimbing II Dr. Absori, SH,M.Hum

Page 8: PELAKSANAAN HAK INISIATIF DPRD

9

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul…………………………………………………………………………… i

Halaman Pengesahan…………………………………………………………………… ii

Halaman Pernyataan……………………………………………………………………. iii

Prakata…………………………………………………………………………………. iv

Daftar Isi…………………………………………………………………………… ….. vii

Daftar Tabel……………………………………………………………………………… x

Daftar Gambar…………………………………………………………………………… xi

Daftar Singkatan………………………………………………………………………… xii

Abstraksi………………………………………………………………………………… xiii

BAB I : PENDAHULUAN……………………………………………………. 1

A. Latar Belakang……………………………………………………. 1

B. Rumusan Maslah…………………………………………………. 8

C. Tujuan Penelitian…………………………………………………. 9

D. Manfaat Penelitian……………………………………………….. 10

E. Metode Penelitian………………………………………………… 10

1. Metode Pendekatan………………………………………. 10

2. Teknik Pengumpulan Data……………………………….. 11

3. Analisis Data……………………………………………… 13

4. Sistematika Penulisan Tesis………………………………. 14

vii

Page 9: PELAKSANAAN HAK INISIATIF DPRD

10

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………….…. 16

A. Teori Kedaulatan Rakyat…………………………………………. 16

B. Demokrasi Pancasila……………………………………………… 24

C. Otonomi daerah…………………………………………………… 40

D. Hak Inisiatif dan Legislasi……………………………………….. 50

BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN………………………………………….. 61

1. Hasil Penelitian Pelaksanaan Hak Inisiatif di DPRD

Kabupaten Pemalang……………………………………….. 61

1.1. Mekaniasme Pembahasan Raperda oleh DPRD

bersama Bupati………………………………………. 61

1.2. Mekanisme Pembahasan Raperda Usul Prakarsa……… 63

2. Hasil Penelitian Pelaksanaan Hak Inisiatif di DPRD Kota

Pekalongan…………………………………………………. 70

2.1. Proese Pembahasan Raperda dari Pemerintah Kota

Pekalongan maupun DPRD Anggota DPRD Kota

Pekalongan…………………………………………….. 71

2.2. Proses Pembahasan Raperda Inisiatif DPRD Kota

Pekalongan…………………………………………….. 71

Viii

Page 10: PELAKSANAAN HAK INISIATIF DPRD

11

B. PEMBAHASAN…………………………………………………. 77

1. Pelaksanaan Hak Inisiatif di DPRD Kabupaten Pemalang

berdasarkan UU No. 22 T a h u n 1999 dan UU No

32 Tahun 2004……………………………………………. 77

2. Pelaksanaan Hakl Inisiatif di DPRD Kota Pekalongan

berdasarkan UU No. 22 Tahun 1999 dan UU No.

32 Tahun 2004…………………………………………… 89

3. Pelaksanaan Hak Inisiatif DPRD Studi Perbandingan

Hak Inisiatif di DPRD Kabupaten Pemalang dan DPRD

Kota Pekalongan berdasarkan UU No. 22 tahun 1999

dan UU No. 32 Tahun 2004 ……………………………. 102.

BAB IV : PENUTUP……………………………………………………………. 118

A. Simpulan…………………………………………………………. 118

B. Saran……………………………………………………………… 119

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN :

1. Surat Permohonan Penelitian

2. Surat Izin Penelitian

3. Surat Keterangan telah melaksanakan Penelitian

4. Pedoman Wawancara

5. Konsultasi Pembimbing

ix

Page 11: PELAKSANAAN HAK INISIATIF DPRD

12

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Perbandingan UU Usul Pemerintah dan UU usul Inisiatif Tahun 1998-2006 ………………………………………………… 3 Tabel 2. Rekapitulasi Perda Yang dihasilkan Pemerintak Kota Pekalongan dan DPRD Kota Pekalongan…………………………. 5 Tabel 3. Perbandingan Produk Perda Usul Pemerintah dan Usul DPRD Kab. Pemalang Tahun 1999-2006…………………………. 79 Tabel 4. Tingkat Pendidikan Anggota DPRD Kabupaten Pemalang Tahun 1999-2004/2004-2009……………………………………… 79 Tabel 5. Partai Politik di DPRD Kabupaten Pemalang……………………… 85 Tabel 6. Pelaksanaan Hak Inisiatif di DPRD Kabupaten Pemalang Berdasarkan UU No. 22 Tahun 1999 dan UU No. 32 Tahun 2004…………………………………………………………. 87 Tabel 7. Perbandingan Produk Perda usul Pemerintah dan Usul DPRD Kota Pekalongan Tahun 1999-2006………………………… 90 Tabel 8. Tingkat Pendidikan Anggota DPRD Kota Pekalongan Tahun 1999-2004/2004-2009………………………………………... 94 Tabel 9. Partai Politik di DPRD Kota Pekalongan……………………………. 99 Tabel 10. Pelaksanaan Hak Inisiatif di DPRD Kota Pekalongan Berdasarkan UU No. 22 Tahun 1999 dan UU No. 32 Tahun 2004………………………………………………………… 100 Tabel 11 Pelaksanaan Hak Inisiatif DPRD Studi Perbandingan di DPRD Kabupaten Pemalang dan Kota Pekalongan Berdasarkan UU No. 22 Tahun 1999 dan UU No. 32 Tahun 2004………………………………………………………… 109

x

Page 12: PELAKSANAAN HAK INISIATIF DPRD

13

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Mekanisme Pembahasan Raperda oleh DPRD bersama Bupati

( Keputusan DPRD Kabupaten Pemalang, No. 17 tahun 2004 Pasal 19 ayat 1-4 ) ………………………………………………… 61

Gambar 2. Mekanisme Pembahasan Raperda Usul Prakarsa

( Keputusan DPRD Kabupaten Pemalang Nomor 17 Tahun 2004 Pasal 30 Ayat 1-8) ………………….………………………………. 63

xi

Page 13: PELAKSANAAN HAK INISIATIF DPRD

14

DAFTAR SINGKATAN AMIK : Akademi Manajemen dan Ilmu Komputer APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah DPR : Dewan Perwakilan Rakyat

DPRD : Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPD : Dewan Perwakilan Daerah DI : Diploma I DII : Diploma II DII : Diplom III DIKLAT : Pendidikan dan Pelatihan GBHN : Garis- Garis Besar Haluan Negara GOLKAR : Golongan Karya KPUD : Komisi Pemilihan Umum Daerah MPR : Majelis Perwakilan Rakyta PANMUS : Panitia Musyawarah PANSUS : Panitia Khusus PPP : Partia Persatuan Pembangunan PAN : Partai Amanat Nasional PKB : Partai Kebangkitan Bangsa PKS : Partai Keadilan Sejahtera PD : Partai Demokrat PKPB : Partai Karya Peduli Bangsa PBB : Partai Bulan Bintang PP : Peraturan Pemerintah PERDA : Peraturan Daerah RAPERDA : Rancangan Peratuaran Daerah RI : Republik Indonesia RUU : Rancangan Undang-Undang SETDA : Sekretaris Daerah SDM : Sumber Daya Manusia STIE : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi STAIN : Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri SLTA : Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama SMP : Sekolah Menengah Pertama SD : Sekolah Dasar S1 : Sarjana S2 : Pasca Sarjana S3 : Doktoral SEKWAN : Sekretaris Dewan TATIB : Tata Tertib

UUD : Undang-Undang Dasar UU : Undang-Undang UNIKAL : Universitas Pekalongan UGM : Universitas Gajah Mada xii

Page 14: PELAKSANAAN HAK INISIATIF DPRD

15

KATA PENGANTAR Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan Petunjuk

dan Terhadap nikmat Tuhanmu, hendaklah engkau nyatakan ( dengan bersyukur ) ( ad duha,

ayat 7 & 11). Rasa dahaga dari kelelahan dan sujud syukur penulis haturkan kepada Sang

Khalik, ALLAH SWT, Sebagaimana diperintahkan dalam surat Ad duha dalam kata pengantar

diatas. Setelah mengalami perjalanan yang panjang dan melelahkan ini, akhirnya Penulis dapat

menyelesaikan dan menuangkan hasil penelitian tesis yang berjudul “ Pelaksanaan Hak Inisiatif

DPRD ( Studi Perbandiangan Hak Inisiatif di DPRD Kabupaten Pemalang dan Kota Pekalongan

)” sebagai syarat utama untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program

Magister Ilmu Hukum di Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Penuangan hasil penelitian Pelaksanaan Hak Inisiatif DPRD, di DPRD Kabupaten

Pemalang dan DPRD Kota Pekalongan dalam bentuk tesis, diharapkan dapat memberikan

manfaat dan solusi terhadap permasalahan-permasalahan yang selama ini menghambat

pelaksanaan Hak Inisiatif DPRD di Kabupaten/ Kota di khususnya di Kabupaten Pemalang dan

Kota Pekalongan dan Umumnya di Jawa Tengah dan Indonesia, karena selama ini terlihat

bahwa peran legislasi lebih banyak dijalankan oleh Eksekutif dibandingkan dengan legislatif.

Sehingga tesis ini merupakan masukan dan sumbangan pemikiran, untuk membantu agar Hak

Inisiatif DPRD dapat digunakan dalam memperjuangkan cita-cita dan aspirasi masyarakat,

sesuai dengan kehendak UU.

vi

Page 15: PELAKSANAAN HAK INISIATIF DPRD

16

Penulis menyadari, bahwa tesis ini dapat di selesaikan tepat waktu, berkat bantuan dan doa

serta restu berbagai pihak, baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung. Untuk pada

kesempatan ini penulis dengan tulus dan ikhlas menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Bambang Setiaji, Rektor UMS yang telah memberikan pengarahan dan

dorongan untuk menyelesaikan studi.

2. Bapak Dr. HM. Wahyudin, M.S Direktur Program Pasca Sarjana UMS yang telah

memberikan izin pada penulis dalam penyusunan tesis ini.

3. Bapak Dr. Aidul Fitriciada, SH,M.Hum sebagai Dosen Pembimbing Utama dan Bapak Dr.

Absori, SH, M.Hum sebagai Dosen Pendamping I, yang dengan tulus dan tekun serta sabar

membimbing dan memberikan motivasi penulis sehingga tesis ini selesai.

4. Bapak Ketua DPRD dan Sekretaris DPRD Kabupaten Pemalang yang telah berkenan

memberikan izin pada penulis untuk mengadakan penelitian di DPRD Kabupaten

Pemalang dengan penuh perhatian berupa kemudahan-kemudian yang penulis peroleh.

5. Bapak Ketua DPRD dan Sekretaris DPRD Kota Pekalongan yang telah berkenan

memberikan izin pada penulis untuk mengadakan penelitian di DPRD Kota

Pekalongan dengan penuh perhatian berupa kemudahan – kemudian yang penulis

peroleh.

6. Bapak Kepala Bagian Hukum Setda Kabupaten Pemalang dan Kepala Bagian

Hukum Setda Kota Pekalongan yang telah memberikan izin penelitian dan

penjelasaan mengenai kegiatan legislasi di Kabupaten Pemalang dan Kota Pekalongan.

7. Bapak dan Ibu anggota DPRD dan Ketua-ketua Partai Politik yang mempunyai kursi di

v

Page 16: PELAKSANAAN HAK INISIATIF DPRD

17

DPRD Kabupaten Pemalang dan Kota Pekalongan yang telah berkenan membantu dan

melayani penulis dengan sopan, mudah dan menyenangkan.

8. Bapak dan Ibu Dosen pada program Magister Ilmu Hukum UMS yang telah banyak

memberikan bekal Ilmu dalam menempuh studi Magister Ilmu Hukum di UMS.

9. Pimpinan dan Staf administrasi Program Magister Ilmu Hukum UMS yang telah banyak

membantu Penulis berupa pelayanan administrasi dengan baik.

10. Isteri tercinta dan anak – anak terkasih dan tersayang yang telah memberikan

dorongan dan doa merupakan sumber motivasi dalam menyelesaikan tesis dan studi

ini.

Teriring doa dan terima kasih, semoga amal baik Bapak dan Ibu di balas oleh Allah SWT

Penulis sadar bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran

demi perbaikan sangat diharapkan dari pembaca.

Pemalang, 16 Juli 2006

M U N T O H A

vi

Page 17: PELAKSANAAN HAK INISIATIF DPRD

18

PELAKSANAAN HAK INISIATIF DPRD ( STUDI PERBANDINGAN HAK INISIATIF DI DPRD KABUPATEN PEMALANG

DAN KOTA PEKALONGAN)

Oleh

M U N T O H A R. 1000.400.027

ABSTRAKSI

Penelitian ini mengkaji Pelaksanaan Hak Inisiatif DPRD, dalam studi perbandingan Pelaksanaan hak inisiatif di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten Pemalang dan Dewan Perwakilan Daerah Kota Pekalongan mengacu pada Undang-Undang No. 22 tahun 1999 yang diperbaharui dengan undang-undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Adapun masalah yang menjadi sasaran dan atau tujuan Penelitian meliput pertama, belum maksimalnya atau jarangnya Hak Inisatif Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten/ Kota digunakan atau dilaksanakan dalam pembuatan Rancangan Peraturan daerah ( Raperda ), padahal mekanisme pelaksanaan hak inisiatif DPRD kabupaten/ Kota secara jelas dan legal sudah diatur dalam Undang-undang. Kedua untuk mengetahui faktor atau kendala yang mempengaruhi Pelaksanaan Hak Inisiatif oleh anggota DPRD Kabupaten/ Kota yang terjadi selama ini

Metode Penelitian yang digunakan adalah metode diskriptif analitis dengan dibantu pendekatan yuridis Normatif, Komperatif dan Sosiologis, dengan maksud untuk mengkaji norma-norma, kaedah-kaedah yang berlaku dan implikasinya dalam pelaksanaan undang-Undang atau Peraturan yang berlaku, berkaitan dengan tugas, wewenang dan hak DPRD dalam menjalankan fungsi legislasi yaitu keterlibatan langsung anggota DPRD dalam Pelaksanaan Hak Inisiatif dalam Pembuatan Rancangan Peraturan daerah atau Raperda. Adapun Pengumpulan datanya dilakukan melalui studi Kepustakaan dan Wawancara dengan narasumber yang mempunyai kapasitas dengan penelitian ini. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa Pelaksanaan hak inisiatif di DPRD Kabupaten Pemalang, tidak bisa dilaksanakan karena faktor –faktor (1) Prosedur dalam proses pengajuan, pembahasan dan penetapan penggunaan hak inisiatif di DPRD Kabupaten Pemalang mekanisme rumit atau memakan waktu lama. (2) SDM anggota DPRD Kabupaten Pemalang tahun 1999-2004/ 2004-2009 tidak mempunyai kemanpuan, pengetahuan, keahlian dan ketrampilam membuat raperda dan tidak adanya staff ahli. ( 3 ) Anggaran, penggunaan hak inisiatif di DPRD Kabupaten Pemalang belum memadai dan belum dianggarkan. (4 ) Peran Pemerintah dalam penggunaan hak inisiatif di DPRD Kabupaten Pemalang kurang maksimal, terutama advokasi dan konseling pembuatan Raperda.Sedangkan Pelaksanaan hak inisiatif di DPRD Kota Pekalongan dapat berjalan baik, karena didukung empat faktor utama yaitu faktor (1) Prosedur dalam proses pengajuan, pembahasan dan penetapan penggunaan hak inisiatif di DPRD Kota Pekalongan mekanisme atau tahapan dijalankan sesuai dengan prosedur tata tertib DPRD dan mudah, sehingga banyak anggota DPRD mengajukan hak inisiatif. (2) SDM anggota DPRD Kota Pekalongan tahun 1999-2004/ 2004-2009 mempunyai komposisi pendidikan cukup baik dan sudah dibantu oleh staff ahli. ( 3) Anggaran, penggunaan hak inisiatif di DPRD Kota Pekalongan sudah di back up sepenuhnya oleh anggaran yang diberikan Pemerintah kota Pekalongan. (4) Peran Pemerintah dalam penggunaan hak inisiatif di DPRD kota Pekalongan sangat baik, karena dalam proses pengajuan Raperda didukung sepenuhnya oleh pemerintah Pekalongan, dalam bentuk advokasi, konseling dan studi banding dan faktor politis Kata Kunci : Pelaksanaan Hak Inisiatif DPRD, Kedaulatan Rakyat, Demokrasi Pancasila, Legislasi, perundang-undangan dan Otonomi daerah.

Page 18: PELAKSANAAN HAK INISIATIF DPRD

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pergeseran ketatanegaraan di Indonesia pasca runtuhnya orde baru telah melahirkan

perubahan yang radikal dalam perjalanan politik kenegaraan di Indonesia. Hal ini terlihat dari

pola perubahan pemberian wewenang pemerintah pusat kepada pemerintah daerah dalam

menyelenggarakan pemerintahan. Perubahan yang terjadi adalah adanya amandemen terhadap

Undang-undang dasar 1945 Pasal 18 yang intinya memberikan kewenangan kepada

Pemerintah daerah untuk mengatur dan menjalankan roda pemerintahan daerah secara

otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh Undang-undang ditentukan

sebagai urusan pemerintah pusat.

Seiring dengan amandeman terhadap Pasal 18 Undang-undang Dasar 1945, sesuai

dengan semangat reformasi, sebagai hasil dari perubahan pola pemerintahan negara, maka

Pasal 5 Undang- Undang Dasar 1945 yang menjelaskan Presiden memegang Kekuasaan

membentuk Undang-undang dengan persetujuan DPR telah diamandemen pada sidang MPR

19 Oktober 1999 dan menghasilkan pasal amandeman yaitu Pasal 20 ayat (1) sebagai pasal

yang mengembalikan fungsi legislasi DPR secara utuh. Pasal 20 ayat (1) UUD 1945 telah

memberikan wewenang yangbesar kepada Dewan Perwakilan Rakyat untuk memegang

kekuasaan membentuk Undang - undang. Dengan adanya amandemen tersebut, maka peran

1

Page 19: PELAKSANAAN HAK INISIATIF DPRD

2

Dewan Perwakilan Rakyat dari tingkat Pusat sampai Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

mempunyai peran yang besar dalam membuat dan menbentuk Undang-undang atau Peraturan

Daerah.

Perubahan peran Dewan Perwakilan Rakyat, yang dulunya hanya di kenal sebagai

tukang stempel pemerintah. Dengan perubahan tersebut telah memberikan wewenang yang

besar dalam membentuk dan membuat Undang-undang atau Peraturan daerah (Khusus DPRD).

Reformasi di bidang legislatif tersebut juga diiringi dengan lahirnya Undang-undang

Pemerintah Daerah No. 22 thaun 1999 yang memberikan wewenang kepada pemerintah

daerah untuk menjalankan pemerintahan secara otonomi, bukan lagi sentralistik. Penerapan

UU No. 22 tahun 1999 telah memberikan wacana baru bagi penyelenggaraan Pemerintah

daerah, dimana Gubernur/ Bupati harus memberikan pertanggungjawaban kinerja selama lima

tahun kepada DPRD.

Namun dalam pelaksanaannya Undang-Undang No. 22 tahun 1999 telah melahirkan

berbagai persoalan atan perbedaan pemahaman dalam penerapanya, sehingga muncul

persoalan-persolan politik lokal dan hukum yang mengakibatkan digantinya Undang-Undang

tersebut dengan UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, dimana diatur pemilihan

presiden, pemilihan gubernur dan pemilihan kepala daerah Kabupaten dan Kota secara

langsung untuk memilih Kepala daerah.

Sejak reformasi di bidang politik dan amandemen terhadap Undang-undang Dasar 1945

hingga di undangkanya Undang-undang No. 22 tahun 1999 dan Undang-Undang No. 32

tahun 2004. Produk hukum berupa Undang -Undang yang

Page 20: PELAKSANAAN HAK INISIATIF DPRD

3

bersumber dari pelaksanaan atau penggunaan Hak Inisiatif dewan untuk mengajukan

rancangan UU ( DPR ) dan rancangan peraturan daerah (DPRD ) jumlahnya sangat minim

dibandingkan dengan RUU atau Raperda yang diajukan oleh Pemerintah pusat atau daerah.

Pada prakteknya reformasi dibidang pembuatan undang-undang dan pemberian hak secara

penuh oleh konstitusi kepada Dewan Perwakilan Rakyat belum digunakan secara maksimal

oleh anggota Dewan Perwakilan Rakyat, baik tingkat Pusat, Daerah Propinsi dan Kabupaten

dan Kota. Rendahnya tingkat partisipasi anggota Dewan Perwakilan Rakyat terlihat pada

Produk Undang –undang sejak reformasi.

Menurut, Sutta Dharmasaputera, Reformasi legislasi yang dilakukan di Indonesia masih

setengah matang, dimana produk hukum yang dihasilkan oleh empat pemerintahan masih

didominasi oleh RUU yang berasal dari Pemerintah dibandingkan dengan RUU Usul Inisiatif (

lihat tabel )

Tabel 1 Perbandingan UU Usul Pemerintah dan UU usul Inisiatif

Tahun 1998-2006 .1)

No Pemerintahan UU Usul

Pemerintah

UU Usul

Inisiatif

DPR

Jumlah

1. BJ Habibie (1998-1999) 60 6 66

2. Abdurrahman Wahid ( 1999-2001 ) 48 3 51

3. Megawati Soekarnoputri ( 2001-2004 73 9 82

4. Susilo Bambang Yudhoyono ( 2004-2006 39 20 59

1. Sutta Dharmasaputera, Reformasi Legislasi Setengah Mantang, Jakarta : Kompas 18 Mei 2006. H.4

Page 21: PELAKSANAAN HAK INISIATIF DPRD

4

Berdasarkan Tabel tersebut memperlihatkan bahwa sejak reformasi sampai sekarang

pembuatan UU masih didominasi oleh Pemerintah, sedangakan UU usul inisiatif DPR baru

sekitar 6-20 UU yang dihasilkan.

Minimnya Jumlah Undang-Undang yang dihasilkan dari hak Inisiatif anggota dewan

pada tingkat pusat, memperlihatkan bahwa DPR belum melaksanakan atau menggunakan

hak inisiatifnya secara maksimal sebagaimana yang diminta dalam Pasal 20 ayat (1) dari UUD

1945 yang telah diamandemen. Pada tingkat DPR saja, hasil UU dari hak inisiatif anggota

Dewan hanya bisa dihitung dengan jari. Bagaimana dengan pelaksanaan atau penggunaan Hak

Inisiatif di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi, Kabupaten dan Kota yang tidak

mempunyai Badan legislasi. Jelas, akan mempengaruhi keinginan atau kemauan dari anggota

DPRD Propinsi, Kabupaten dan Kota untuk mengajukan atau melaksanakan Hak Inisiatif.

Sedikitnya jumlah Undang-Undang yang di hasilkan DPR dari masa Presiden Habibie

sampai dengan Presiden Susilo Bambang Yudoyono, menurut Bivitri Susanti, karena DPR lebih

asyik menjalankan fungsi pengawasan daripada menjalankan fungsi legislasi. Sebab dengan

fungsi pengawasan dewan bisa mengritik Pemerintah. 2 )

Dalam kenyataannya, anggota Dewan Perwakilan rakyat, baik pusat, Propinsi, Kabupaten

dan Kota dalam prakteknya lebih cenderung melakukan kegiatan yang bersifat pengawasan atau

kunjungan kerja dibandingkan dengan menjalankan fungsi legislasi. Selama ini fungsi legislasi

dewan lebih banyak didominasi oleh eksekutif, sehingga anggota dewan lebih banyak

menjadi tukang stempel kebijakan

2. Bivitri Susanti, Legislasi DPR Jangan Terlalu Enjoy Pengawasan : Kompas Rabu 13

Juli 2005. H. 5

Page 22: PELAKSANAAN HAK INISIATIF DPRD

5

pemerintah. Selain itu kemampuan dan daya intelektualitas anggota DPRD Kabupaten dan Kota

masing rendah atau kurang menguasai legal drafing, sehingga mendorong banyak anggota

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten dan Kota malas untuk menggunakan hak inisiatif

untuk mengajukan rancangan Raperda, karena lebih asyik melakukan pengawasan tidak perlu

pusing-pusing memikirkan Raperda, yang sudah disediakan oleh Eksekutif.

Sementara itu penggunaan hak inisiatif, di Kabupaten dan Kota Khususnya di Jawa

Tengah yaitu Kota Pekalongan dan Kabupaten Pemalang, sejauh ini masih langka atau Minim.

Seperti halnya Kota Pekalongan yang sudah berusaha menghasilkan produk Hukum Perda yang

bersumber dari Hak Inisiatif DPRD. Sebagaimana data rekapitulasi jumlah Perda yang di

hasilkan sejak 1999-2006

Tabel 2 Rekapitulasi Perda Yang dihasilkan

Pemerintak Kota Pekalongan dan DPRD Kota Pekalongan..3)

NO

TAHUN

Perda Usul Pemerintah

Perda Usul Inisiatif DPRD

1. 1999 5 - 2. 2000 16 1 3. 2001 8 - 4. 2002 15 - 5. 2003 19 - 6. 2004 7 - 7. 2005 13 - 8. 2006 15 1 ( Masih dalam

Pembahasan ) JUMLAH 98 2

3. Liftbang Bagian Hukum Setda Kota Pekalongan “ Daftar Produk Peraturan Daerah Kota Pekalongan tahun 2000-2006.

JUMLAH PRODUK PERDA

Page 23: PELAKSANAAN HAK INISIATIF DPRD

6

Sejak tahun 1999-2006, pembuatan perda di Kota Pekalongan masih sumber dari usul

Pemerintah yaitu sebanyak 98 perda dan usul inisiatif DPRD 1 Perda ( Perda No. 13 tahun 2000

tentang Pengawasan dan Larangan minuman beralkohol dan akan ditambah lagi satu Perda usul

Inisiatif ( Raperda Pendirian Dinas Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Pekalongan ) yang

sedang diproses di DPRD, sehingga jumlahnya akan menjadi dua. Meskipun jumlahnya masih

sedikit, namun terlihat ada upaya untuk menggunakan atau melaksanakan hak inisiatif dalam

pembuatan perda. Sedangkan di Kabupaten Pemalang, pembuatan perda yang bersumber dari

Usul inisiatif pernah dilakukan oleh DPRD Kabupaten Pemalang, tetapi karena waktunya

panjang dan rumit akhirnya digagalkan, sehingga sejak tahun 1999-2006, pembuatan Raperda di

Kabupaten Pemalang dikuasai eksekutif yang menghasilkan Perda sebanyak 121 Perda.

Padahal, dalam Undang-undang No. 22 tahun 1999 Pasal 19 ayat (1) huruf DPRD

mempunyai hak mengajukan Rancangan Peraturan Daerah. Kemudian di dalam Undang

Undang 32 tahun 2004, tentang Pemerintah Daerah Pasal 41, menegaskan DPRD memiliki

fungsi legislasi, anggaran dan pengawasan. Disamping itu anggota DPRD juga mempunyai hak,

yaitu pada Pasal 44 ayat (1) huruf a Undang-Undang No. 32 tahun 2004 yang menyatakan

Anggota DPRD mempunyai hak mengajukan rancangan Peraturan daerah. Uraian dalam Pasal

19 ayat (1) huruf f Undang-undang No. 22 tahun 1999 dan Pasal 41 dam Pasal 44 ayat (1) huruf

1 dengan jelas memberikan landasan hukum dan wewenang kepada anggota DPRD untuk

menggunakan haknya dalam mengajukan rancangan Peraturan daerah sesuai dengan

kehendak atau masukan dari masyarakat.

Page 24: PELAKSANAAN HAK INISIATIF DPRD

7

Di dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 22 tahun 2003 tentang Susunan dan

Kedudukan Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan

Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat. Bab VI Tentang Dewan Perwakilan Rakyat daerah

Kabupaten dan Kota Bagian ketiga Pasal 77 huruf a mengatakan DPRD Kabupaten dan Kota

mempunyai fungsi legislasi ( fungsi membentuk Peraturan daerah ) Kemudian Pasal 78 UU No,

22 tahun 2003 bagian keempat tentang tugas dan Wewenang ayat (1) huruf a menjelaskan

DPRD Kabupaten dan Kota mempunyai tugas dan wewenang membentuk peraturan daerah yang

dibahas dengan Bupati/ Walikota untuk mendapatkan persetujuan bersama. Kemudian Pasal 180

ayat a UU No. 22 tahun 2003 anggota DPRD Kabupaten dan Kota mempunyai hak mengajukan

rancangan peraturan daerah. Dalam Undang – Undang Susduk tersebut, telah diberikan

kekuasaan kepada anggota DPRD, selain menjalankan fungsi legislasi juga diberi hak untuk

mengajukan rancangan Rancangan Peraturan Daerah.

Penggunaan hak Inisiatif oleh anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, merupakan

wujud dari Kedaulatan Rakyat. Karena prinsip Kedaulatan rakyat berasal dari rakyat itu sendiri.

Menurut Immanuel Kant :

“Tujuan negara itu adalah untuk menegakan hukum dan menjamin kebebesan dari warganegaranya. Pengertian kebebasan di sini adalah kebebesan dalam batas-batas perundang-undangan. Sedangkan undang-undang yang berhak membuat adalah rakyat, karena itu Undang-undang adalah penjelmaan dari kemauan atau kehendak rakyat. Jadi rakyatlah yang mewakili kekuasaan tertinggi atau kedaulatan rakyat atau demokratis”.4)

Berdasarkan teori kedaulatan rakyat tersebut, maka penggunaan hak inisiatif yang

dilakukan oleh anggota DPRD, merupakan kewajiban moral yang harus dilakukan

4. Soehino, Ilmu Negara, Yogjakarta : Liberty, 1980. H. 161

Page 25: PELAKSANAAN HAK INISIATIF DPRD

8

sebagai pertanggungjawaban mereka terhadap suara yang diberikan oleh konstituen saat

Pemilihan Umun. Namun dengan banyaknya Undang-Undang atau aturan hukum yang

memberikan keluasaan kepada anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah untuk mengajukan hak

inisiatif, ternyata jarang digunakan atau dipakai dalam mengajukan rancangan Undang-undang

atau Raperda. Padahal Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang diperbaharui dengan Undang-

undang No. 32 tahun 2004 telah memberikan ruang dan landasan hukum yang kuat kepada anggota

DPRD untuk menggunakan hak inisitif dalam mengajukan rancangan Undang-Undang. Tapi dalam

prakteknya masih sedikit Undang-undang atau Peraturan Daerah yang dihasilkan dari hak inisiatif.

Untuk mengetahui Pelaksanaan Hak Inisiatif di DPRD Kabupaten dan Kota serta faktor-

faktor yang mempengaruhi pelaksanaan hak tersebut, maka dipilih Kabupaten Pemalang dan

Kota Pekalongan sebagai lokasi Penelitian pelaksanaan Hak Inisiatif DPRD dan faktor yang

mempengaruhinya dalam konteks Studi Perbandingan Hak Inisiatif di DPRD Kabupaten

Pemalang dan Kota Pekalongan. Kedua Kabupatendan Kota tersebut merupakan daerah yang

selama ini telah menyelenggarakan otonomi daerah yang didukung jajaran eksekutif (

Pemerintah Daerah) dan jajaran legislatif ( DPRD ) dan sama-sama telah melaksanakan

Pemilihan Kepala Daerah secara langsung, sehingga penelitian ini mengacu kepada Penerapan

Undang-Undang No. 22 tahun 1999 yang telah diperbaharui dengan Undang-Undang No. 32

tahun 2004.

B. Rumusan Masalah

Bertolak dari paparan latar belakang masalah, dapat dirumuskan permasalahan pokok

dalam penelitian ini yaitu pelaksanaan Hak Inisiatif Dewan Perwakilan Rakyat

Page 26: PELAKSANAAN HAK INISIATIF DPRD

9

Daerah yang kurang digunakan atau dilaksanakan oleh anggota Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah dalam mengajukan rancangan Peraturan daerah sebagaimana tugas dan hak yang telah

diberikan dalam UU No. 22 tahun 1999 dan UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah daerah

sebagai wujud dari Pelaksanaan Otonomi daerah. Dari persoalan tersebut kemudian diungkapkan

dalam judul Pelaksanaan Hak Inisiatif di DPRD ( Studi Perbandingan Hak Inisiatif di DPRD

Kabupaten Pemalang dan Kota Pekalongan )

Berdasarkan pandangan tersebut, maka peneliti mengajukan suatu rumusan masalah

sebagai berikut :

1. Bagaimanakah Pelaksanaan Hak Inisiatif di DPRD Kabupaten Pemalang dan Kota Pekalongan

2. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi Pelaksanaan Hak Inisiatif di DPRD Kabupaten

Pemalang dan Kota Pekalongan

C. Tujuan Penelitian Suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang sudah pasti mempunyai maksud dan tujuan

tertentu. Adapun tujuan yang ingin dicapai peneliti dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui Pelaksanaan Hak Inisiatif di DPRD Kabupaten Pemalang dan Kota

Pekalongan

2. Untuk mengetahui faktor-faktor apakah yang mempengaruhi Pelaksanaan Hak Inisiatif DPRD

Page 27: PELAKSANAAN HAK INISIATIF DPRD

10

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang akan diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Secara teoritis, diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk mengembangkan

Ilmu Hukum Tata Negara, Khususnya mengenai Pelaksanaan Hak Inisiatif atau kegiatan

legislasi di daerah sesuai dengan ketentuan Undang-Undanga No 22 tahun 1999 yang di

perbaharui dengan UU No. 32 tahun 2004

2. Secara Praktis, diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan sumbangan pemikiran bagi

DPRD Kabupaten Pemalang dan DPRD Kota Pekalongan dalam melaksanakan hak inisiatif

atau kegiatan legislasi di Kabupaten Pemalang dan Kota Pekalongan, sehingga hak inisiatif

dapat digunakan dalam mengajukan Rancangan Peraturan daerah dalam rangka memberikan

tempat bagi partisipasi langsung masyarakat dalam pembuatan Peraturan daerah.

D. Metode Penelitian 1. Metode Pendekatan

Penelitian ini merupakan kombinasi antara penelitian hukum Normatif, perbandingan dan

penelitian Sosiologis. Masing-masing tipe Penelitian tersebut digunakan sesuai dengan

Kebutuhannya.

Penelitian Sosiologis dilakukan dengan melalui Observasi dan wawancara mendalam (In

depth Interview) dengan para responden dan narasumber yang berkompeten dan terkait dengan

masalah yang diteliti. Objek yang diteliti untuk mendapatkan data primer dan akan dilakukan pula

dengan studi perbandingan.

Page 28: PELAKSANAAN HAK INISIATIF DPRD

11

Penelitian hukum normatif dilakukan dengan mengumpulkan bahan hukum baik primer,

sekunder dan atau tersier. Dalam rangka mendapatkan jawaban atau penyelesaian atas masalah-

masalah ( isi hukum ) yang telah dirumuskan dapat dipergunakan empat model pendekatan

penyelesaian masalah yaitu pendekatan peraturan perundang-undangan, pendekatan konseptual,

perdekatan komparatif dan pendekatan historis, yang penerapnya disesuaikan dengan kebutuhan.

2. Teknik Pengumpulan Data

Pengertian metode pengumpulan data, menurut Suharsimi Arikunto, adalah usaha secara

sadar untuk mengumpulkan data yang dilakukan secara sistematis, dengan prosedur standar.5)

Menurut Sutrisno Hadi” Metode pengumpulan data ialah sebagai pengamatan dan

pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki, dengan arti luas observasi

sebenarnya tidak hanya terbatas kepada pengamatan yang dilakukan baik secara langsung maupun

tidak langsung..6)

Adapun dalam penelitian ini data-data diperoleh dengan metode-metode :

1. Penelitian Kepustakaan ( Library Research )

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data sekunder melalui pengkajian terhadap

peraturan perundang-undangan, literatur-literatur, karya tulis, tulisan-tulisan para pakar yang

ada kaitannya dengan penelitiannya ini.

5. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rineka Cipta, 1996. h. 137. 6. Sutrisno Hadi, Metodologi Research Jilid I, Yogjakarta : Penerbit Andi Offset., 1995 hal 30

Page 29: PELAKSANAAN HAK INISIATIF DPRD

12

2. Penelitian Lapangan ( Observasi )

Metode ini dilakukan dengan cara mengadakan penelitian lapangan yaitu langsung

mengadakan penelitian pada objek-objek yang ada hubunganya dengan masalah-masalah yang

di teliti. Adapun yang dijadikan tempat penelitian adalah DPRD Kabupaten Pemalang dan

DPRD Kota Pekalongan. Dalam penelitian lapangan ini alat yang digunakan adalah sebagai

berikut :

1. Observasi ( Pengamatan )

Observasi dilakukan dengan cara melihat, mendengar, mengamati secara langsung kegiatan

pelaksanaan Hak Inisiatif di DPRD Kabupaten Pemalang dan Kota Pekalongan dan faktor-

faktor yang mempengaruh pelaksanaan hak inisiatif tersebut.

2. Intervieuw ( Wawancara)

Interview adalah suatu kegiatan dimana seseorang yang dengan tujuan tertentu melakukan

percakapan atau tatap muka guna memperoleh data yang diperlukan. Adapun yang menjadi

responden wawancara ditetapkan dengan sampel bertujuan atau purposive sample yaitu

cara mengambil subyek tidak didasarkan atas strata random atau daerah, tetapi di dasarkan

atas key subyect yaitu orang yang mempunyai ciri, karakter, dan sifat pokok populasi yaitu

:

1. Sekretaris DPRD Kabupaten Pemalang dan Kota Pekalongan

2. Kepala Bagian Hukum Setda Kabupaten Pemalang dan Kota Pekalongan

3. Anggota dan Fraksi-fraksi DPRD Kabupaten Pemalang dan Kota Pekalongan.

Page 30: PELAKSANAAN HAK INISIATIF DPRD

13

4. Partai-Partai Politik yang mempunyai Kursi di DPRD Kabupaten Pemalang dan an

Kota Pekalongan

Wawancara dilakukan secara bebas dan terpimpin sehingga dapat diperoleh data yang

akurat dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

3. Questionaire ( Daftar Pertanyaan)

Qustionaire adalah suatu daftar yang berisi suatu rangkaian pertanyaan untuk memproleh

keterangan berupa jawaban dari responden. Qustionaire ini dilakukan dengan cara

membuat daftar pertanyaan yang diajukan secara tertulis kepada responden untuk

mendapatkan jawaban secara tertulis. Questionaire diberikan kepada responden yaitu

Sekretaris DPRD Kabupaten Pemalang dan Kota Pekalongan, Kepala Bagian Hukum Setda

Kabupaten Pemalang dan Kota Pekalongan dan Partai-Partai Politik yang mempunyai

Kursi di DPRD Kabupaten Pemalang dan Kota Pekalongan

3. Analisis Data

Data yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisis secara diskritptif analisis, Sosiologi,

Normatif kualitatif dan komparatif. Penganalisisan dimulai dari sisi Sosiologi, dimana data

diperoleh melalui penelitian empiris yaitu hasil observasi, wawancara dengan key subyek dan

jawaban daftar pertanyaan dari responden. Kemudian pada penelitian Normatif bertitik tolak

pada study kepustakaan berupa perundang-undangan sebagai norma hukum positif dan

keduanya dianalisis dalam studi perbandingan pelaksanaan Hak Inisiatif di DPRD.

Page 31: PELAKSANAAN HAK INISIATIF DPRD

14

Pertama yang akan dianalisis adalah proses pelaksanaan Hak Inisiatif di DPRD

Kabupaten Pemalang dan faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan hak inisiatif tersebut

yang mengacu pada tugas dan Hak anggota DPRD pada UU No. 22 tahun 1999 dan UU No. 32

tahun 2004. Kedua menganalisis proses pelaksanaan Hak Inisiatif di DPRD Kota Pekalongan

dan faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan hak inisiatif tersebut yang mengacu pada

tugas dan Hak anggota DPRD pada UU No. 22 tahun 1999 dan UU No. 32 tahun 2004. Kedua

pelaksanaan ini dianalisis dalam bentuk desktiptif analisis kualitatif

Kemudian membandingkan kedua analisis pelaksanaan Hak Inisiatif di DPRD

Kabupaten Pemalang dan Kota Pekalongan untuk memjawab tujuan penelitian yang tentang

pelaksanaan hak inisiatif dan faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan hak inisiatif

DPRD Kabupaten Pemalang dan Kota Pekalongan.

4. Sistematika Penulisan Tesis

Penulisan hasil penelitian ini akan diuraikan dalam lima bab, yakni bab I, bab II, bab III,

dan bab IV. Dari bab – bab tersebut kemudian diuraiakn lagi menjadi sub-sub bab yang

diperlukan. Sistematika ini disusun berdasarkan urutan langkah-langkah yang ditempuh dalam

rangka kegiatian Penelitian

Penulisan bab-bab tersebut selengkapnya adalah sebagai berikut :

Judul : PELAKSANAAN H A K INISIATIF D P R D ( STUDY

PERBANDINGAN H A K I N I S A T I F DI D P R D

KABUPATEN PEMALANG DAN KOTA PEKALONGAN )

Page 32: PELAKSANAAN HAK INISIATIF DPRD

15

BAB I : PENDULUHAN

Merupakan penjelasan awal yang berisi tentang latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan n sistimatika penulisan hasil

penelitian dengan demikian diharapkan penelitian ini dapat selalu mengacu

dan berjalan sesuai dengan hal-hal yang telah ditetapkan sebelumnya.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA,

Merupakan uraian sistematis bahan pustaka yang akan dijadikan

kerangka teori yang dipergunkan dalam penelitian ini

BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHSAN,

Merupakan data Hasil Penelitian yang telah dilakukan dan Pembahasan

merupakan bahan tentang analisis terhadap bahan penelitian yang dilakukan

selama penelitian berlangsung, guna mendapatkan jawaban atas masalah-

masalah yang telah dirumuskan dan dipaparkan dalam sub-sub bab.

BAB IV : PENUTUP ,

Merupakan bab yang berisi Simpulan dan Saran-Saran