PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al...

115
PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO SKRIPSI Diajukan Kepada Univerisitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial (S.Sos) dalam Bidang Sosiologi Oleh: SRI DEVI AL RIZQI NIM. I73215072 UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK JURUSAN ILMU SOSIAL PRODI SOSIOLOGI JANUARI 2019

Transcript of PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al...

Page 1: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH

RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO

SKRIPSI

Diajukan Kepada Univerisitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk

Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial

(S.Sos) dalam Bidang Sosiologi

Oleh:

SRI DEVI AL RIZQI

NIM. I73215072

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

JURUSAN ILMU SOSIAL

PRODI SOSIOLOGI

JANUARI 2019

Page 2: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN
Page 3: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN
Page 4: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN
Page 5: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN
Page 6: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

vii

ABSTRAK

Sri Devi Al Rizqi, 2019, Perilaku Masyarakat dalam Mengelola Sampah Rumah

Tangga di Desa Kemlagi, Kecamatan Kemlagi, Kabupaten Mojokerto.Skripsi

Program Studi Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam

Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Kata Kunci: Perilaku Mayarakat, Mengelola, Sampah rumah tangga

Terdapat dua fokus permasalahan dalam skripsi ini, yaitu (1) Bagaimana

perilaku masyarakat di Desa Kemlagi dalam mengelola sampah rumah tangga?

Dan (2) Apa yang melatarbelakangi perilaku masyarakat di Desa Kemlagi dalam

mengelola sampah rumah tangga?. Sedangkan tujuan dari penelitian ini yaitu

untuk mengetahui perilaku masyarakat di Desa Kemlagi dalam mengelola sampah

rumah tangga dan untuk mengetahui latar belakang masyarakat di Desa Kemlagi

dalam mengelola sampah rumah tangga mereka. Untuk menjawab permasalahan

yang di angkat oleh peneliti tekait perilaku masyarakat dalam mengelola sampah

rumah tangga, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik

pengumpulan data, observasi, wawancara dan dokumentasi. Penulis menggunakan

teknik pengambilan sampel dengan teknik Simple Random Sampling. Pada

penelitian ini, teori yang digunakan untuk menganalisis sesuai dengan judul

Perilaku Masyarakat dalam Mengelola Sampah Rumah Tangga yaitu teori

Rational Choice Coleman dan paradigma yang peneliti gunakan yaitu paradigma

Behaviorism atau perilaku sosial.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di lapangan ditemukan

bahwa masyarakat di desa Kemlagi dalam mengelola sampah rumah tangga lebih

banyak memilih untuk di bakar. Dikarenakan masyarakat Kemlagi memiliki

pekarangan rumah yang luas sehingga ada lahan untuk membakar sampahnya.

Namun beberapa warga yang tidak memiliki pekarangan ada yang memilih untuk

menyuruh orang lain untuk mengambil sampah dan di bakar di tempat lain. Ada

yang di buang di kawasan alas Kemlagi. Temuan peneliti selama di lapangan juga

ada yang membuangnya juga di andil, yaitu tempat pengairan zaman Belanda

yang sudah tidak difungsikan lagi, dan menjadi tempat pembuangan sampah oleh

warga sebelum dibakar. Dan yang melatarbelakangi masyarakat melakukan itu

karena tidak adanya sarana dan prasarana untuk membuang sampah, maka muncul

perilaku-perilaku dalammengelola sampah rumah tangga mereka agar tidak terjadi

penumpukan smapah. Kedua yaitu pendidikan, yaitu terkait pengetahuan

masyarakat tentang jenis sampah masih dapat dikatakan kurang tahu mengenai

memilah sampah berdasarkan jenisnya, kemudian alasan lainnya untuk kesehatan,

beberpa masyarakat yang memilih untuk dibakar karena dapat berfungsi sebagai

‘diangan’ dan ‘cutik geni’.

Page 7: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................. ii

PENGESAHAN PENGUJI ........................................................................... iii

MOTTO......................................................................................................... iv

PERSEMBAHAN .......................................................................................... v

PERNYATAAN PERTANGGUNGJAWABAN

PENULISAN SKRIPSI ................................................................................. vi

ABSTRAK ................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ................................................................................ viii

DAFTAR ISI .................................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xiii

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiv

BAB I : PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang masalah ................................................................ 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................... 9

C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 9

D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 9

E. Definisi Konseptual ..................................................................... 11

H. Sistematika Pembahasan ............................................................. 17

BAB II : PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH

RUMAH TANGGA DALAM TINJAUAN PARADIGMA BIHAVIORISM

DAN TEORI PILIHAN RASIONAL…………………………………….22

A. Peneletian Terdahulu ................................................................... 22

B. Perilaku Masyarkat dalam Mengelola Sampah Rumah Tangga

Page 8: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

xi

...................................................................................................................... 26

C. Kerangka Teori ............................................................................ 35

BAB III : METODE PENELITIAN ............................................................ 45

1. Jenis Penelitian ............................................................................. 45

2. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 47

3. Pemilihan Subyek Penelitian....................................................... 48

4. Tahap-Tahap Penelitian .............................................................. 49

5. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 54

6. Teknik Analisis Data .................................................................. .56

7. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data .......................................... 58

BAB IV : PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH

RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN KEMLAGI

KABUPATEN MOJOKERTO……………………………………………...61

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ........................................... 61

1. Letak Georafis Desa Kemlagi ................................................. 61

2. Kondisi Demografi Desa Kemlagi .......................................... 64

3. Sarana dan Prasarana Desa Kemlagi ...................................... 68

4. Agama .................................................................................... .71

5. Pendidikan .................................................................... ……..72

6. Perekonomian Masyarakat desa Kemlagi…………………….73

B. Perilaku Masyarakat dalam Mengelola Sampah Rumah Tangga dalam

Tinjauan Paradigma Behaviorism dan Teori Rational Choice Coleman

..................................................................................................... 75

Page 9: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

xii

C. Latar Belakang Perilaku Masyarakat dalam Mengelola Sampah Rumah

Tangga Tinjauan Paradigma Behaviorism Skinner dan Rational Choice

Coleman ...................................................................................... 88

BAB V : PENUTUP.................................................................................... 99

A. Kesimpulan ................................................................................. 99

B. Saran ........................................................................................... 100

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………102

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Dokementasi di Lapangan

Jadwal Penelitian

Surat Keterangan (bukti melakukan penelitian)

Kartu konsultasi Skripsi

Berita acara Sidang Skripsi

Turnitin

Curriculum Vitae Peneliti

Page 10: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Peta Desa Kemlagi ................................................................... 63

Gambar 4.2 Presentase Jumlah Penduduk Antara Laki-laki dan Perempuan66

Gambar 4.3 Data Jumlah Penduduk November 2018 .................................. 66

Gambar 4.4 Membakar Sampah ................................................................... 76

Gambar 4.7 Sampah di Kawasan Alas ......................................................... 84

Gambar 4.8 Pelatihan Pengolahan Sampah 3R ............................................ 86

Gambar 4.9 Pengangkutan Sampah ............................................................. 90

Gambar 4.10 Pembakaran Sampah di Lahan Kosong .................................. 92

Page 11: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Data Narasumber......................................................................... 49

Tabel 4.1 Batas Wilayah Desa Kemlagi ...................................................... 63

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ............................ 66

Tabel 4.3 Jumlah Penduduk dari Tahun 2015-2018 .................................... 67

Page 12: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lingkungan hidup merupakan bagian dari kehidupan manusia yang tidak

dapat dipisahkan. Lingkungan hidup juga sebagai pemenuhan kebutuhan

manusia, dapat dimanfaatkan namun juga untuk dijaga kelestariannya. Saat ini

lingkungan hidup menjadi persoalan yang diperhatikan oleh berbagai pihak

baik dari pihak pemerhati lingkungan, seorang akademisi, politisi, maupun

masyarakat awam. Hal ini disebabkan karena memburuknya kondisi bumi.

Banyak terjadi kerusakan lingkungan, seperti menyebabkan mencairnya es

yang berada di daerah kutub utara dan selatan, akibatnya permukaan air laut

meningkatkan dan beberapa tahun yang akan datang di khawatirkan pulau-

pulau dipermukaan bumi akan tenggelam, kemudian banyak terjadi bencana

alam, seperti banjir, tanah longsor, gempa bumi, bahkan tsunami. Akhir-akhir

ini terjadi di beberapa daerah secara berturut-turut.

Banyak faktor yang menyebabkan kerusakan lingkungan diantaranya

seperti eksploitasi hutan secara berlebihan, pencemaran lingkungan, ketidak

pedulian manusia terhadap alam seperi membuang sampah sembarangan, hal

sering dilakukan oleh masyarakat yang dianggap sebagai hal biasa.

Pencemaran juga dipengaruhi oleh baik secara fisik, biologis, maupun sosial

dari lingkungan hidup manusia terdapat bahan yang merugikan manusia itu

sendiri. Masalah pencemaran dibedakan dalam kualifikasi seperti pencemaran

udara, pencemaran tanah, dan pencemaran air.

Page 13: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

Pencemaran lingkungan merupakan salah satu akibat subsidi energi yang

dimasukkan manusia ke dalam lingkungan buatannya. Salah satu contoh

misalnya, seperti pupuk kimia, untuk membuat pupuk diperlukan pabrik.

Pabrik tidak hanya memperoduksi pupuk namun juga memproduksi

limbah. Selain itu, bahan pencemar juga terdiri dari bahan-bahan seperti

plastik, kaleng, sterofom dan lainnya yang sering kita anggap sebagai

sampah atau bahan yang tidak dapat digunakan kembali.1

Perilaku manusia dalam membuang sampah sembarang seperti

membuangnya di sungai dapat menyebabkan pendangkalan sungai

pencemaran sumber air, dan pemicu banjir. Kebiasaan mencampurkan sampah

kering dan basah yang sering dilakukan masyarakat dan dianggap hal yang

lumrah justru menyebabkan risiko penyakit semakin tinggi pula.

Berbagai aktivitas manusia baik secara langsung maupun tidak langsung

menghasilkan sampah. Semakin canggih teknologi di dunia, maka semakin

banyak sampah yang akan ditimbulkan. Kebersihan lingkungan termasuk

keberadaan sampah sangat berpengaruh pada kesehatan setiap orang. Tidak

hanya dampak estetika, lebih penting dari itu banyaknya sampah yang tidak di

kelola menjadi sumber penyebaran penyakit yang menular seperti diare, typus,

korela, bahan dapat menjadi sarang nyamuk dan kemungkinan dapat menjadi

penyebab penyakit demam berdarah.

Selain itu juga, keberadaan sampah yang tidak dikelola dapat

menyebabkan pencemaran lingkungan sehingga menghasilkan cairan lindi dan

gas metana yang berperan dalam pembentuan Gas Rumah Kaca di atmosfer.

Keberadaan sampah yang dibakar juga menambah pencemaran udara dan

1 Soejono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta:PT Raja Grfindo Persada, 1990), 390.

Page 14: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

akhirnya menambah pemanasan global atau bahkan perubahan iklim dan juga

berakibat pada kesehatan masyarakat, seperti gangguan pernafasan bahkan

dapat menyebabkan kanker.2

Sampah tidak bisa terlepas dari kehidupan manusia. Setiap manusia selalu

memproduksi sampah setiap harinya. Dr. Novrizal, yaitu Direktur

Pengelolahan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

(KLHK) mengatakan bahwa produksi sampah di Indonesia sudah mencapai

65,8 juta ton pertahunnya yang mana 16% dari jumlah tersebut merupakan

sampah plastik.3 Dan menurut data dari Dinas Kebersihan di DKI Jakarta pada

tahun 2007, menyatakan bahwa setiap orang menghasilkan rata-rata 1-2kg

sampah perharinya. Jika penduduk di Indonesia 200juta orang, maka jumlah

sampah yang dihasilkan dan menumpuk setiap harinya bisa mencapai 400.00

ton, dan 60% dari jumlah tersebut merupakan sampah rumah tangga.4 Gaya

hidup juga mempengaruhi manusia dalam memproduksi sampah. Semakin

sering menggunakan benda dengan bahan yang tidak terpakai setelah kita

gunakan atau hanya dapat digunakan untuk sekali pakai, kantong plastik

misalnya yang paling sering dikonsumsi masyarakat, maka semakin besar pula

volume dalam memproduksi sampah.

2 Heru Subaris &Dwi Endah, Sedekah Sampah (Yogyakarta: Prama Publishing, 2016), 10.

3 “Republika.co.id,” diakses 16 Nopember 2018, https://m.republika.co.id/berita/nasional/umum/18/04/16/p7abz3284-klhk-

produksisampah0nasional-658-juta-ton-per-tahun.

44 Teti Suryati, Bijak & Cerdas Mengelola Sampah Membuat Kompos dari Sampah Rumah

Tangga, (Jakarta: PT Agromedia Pustaka, 2009), 12.

Page 15: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

Hampir seluruh hidup kita tidak terlepas dengan penggunaan kantong

plastik. Ketika berbelanja di pasar mislanya, apapun barang yang di beli, entah

sayuran, ikan, daging, atau makanan matang selalu dibungkus dengan kantong

plastik, dan berbagai kebutuhan kita lebih sering didapatkan dengan ditemani

oleh kantong plastik. Sampah plastik menjadi malalah yang krusial dan rumit

atau sulit untuk diselesaikan, jika masih terus diproduksi dalam jumlah besar.

Baik disadari atau tidak dalam kehidupan manusia selalu mengkonsumsi

barang, baik makanan, pakaian dan segala macam kebutuhan lebih banyak

dikemas dengan menggunakan bahan plastik. Misalnya seperti minuman

kemasan banyak dari bahan plastik, kemudian makanan kemasan, pakaian

yang dibungkus dengan plastik, obat-obatan, dan segala kebutuhan kita lebih

banyak dikemas dengan menggunakan bahan plastik.

Meskipun beberapa waktu yang lalu, pemerintah sempat menerapkan

kebijakan pengurangan sampah plastik, namun pada realitasnya kebijakan

tersebut kurang efektif. Dan sampai sekarang masih menjadi problema dalam

penggunaan kantong plastik. Sebenarnya, selain kantong plastik, banyak

bahan lain yang juga membutuhkan waktu yang lama untuk proses penguraian

seperti sterofom, sedotan, itu adalah barang yang sering kita gunakan dalam

kehidupan sehari-hari. Secara di sadari atau tidak kita sering menggunakannya

sebagai wadah makanan yang kita konsumsi seperti bubur ayam, somay,

jamur crispy, mie insan yang dikemas dengan wadah sterofom, kemudian

sedotan hampir dimanapun membeli makanan di luar, minuman yang kita

Page 16: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

pesanpun ditemani dengan sedotan plastik. Bahan-bahan tersebut juga

membutuhkan waktu penguraian sampai puluhan atau bahkan ratusan tahun.

Banyak bahan yang sulit terurai yang membutukan waktu yang lama

dalam proses penguraiannya. Namun, masyarakat masih acuh-takacuh dengan

akibat yang ditimbulkan oleh penggunaan bahan-bahan tersebut, yang justru

telah menjadi kebiasaan dan bagian dari kehidupan kita sebagai manusia.

Masyarakat menganggap bahan-bahan tersebut, seperti plastik, sterofom,

sedotan plastik, makanan dengan kemasan plastik, pempers dan barang

lainnya, lebih praktis dan ekonomis yang tidak terlalu menekan biaya mahal.

Alasan-alasan tersebut mengesampingkan dampak-dampak yang ditimbulkan

dari penggunaan barang-barang tersebut yang kemudian tidak terpakai dan

kita sebut sebagai sampah.

Berbicara tentang sampah pempers, maka menjadi persoalan yang pelik,

dikarenakan banyak yang mengeluhkan tentang semakin besar jumlah sampah

jenis ini dan tentang pengolahannya. Dengan perkembangan teknologi dan

ilmu pengetahuan, mampu menciptakan inovasi baru untuk penyerapan urin

anak dengan popok sekali pakai. Orang tua saat ini, memilih popok sekali

pakai dikarenakan praktis, orang tua sudah tidak repot untuk membersikan

perlak, sprei, dan lainnya. Alasan kedua, yaitu memiliki nilai ekonomis yang

terjangkau.

Beberapa jenis pempers karena dikemas satuan maka dapat dibeli dengan

ecer. Memang perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan juga

mempengaruhi perubahan perilaku masyarakat. Perkembangan teknologi

Page 17: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

tersebut sebagai bentuk penyelesaian masalah yang dihadapi para orang tua,

namun juga menimbulkan masalah baru yaitu sampah yang ditimbulkan. Prigi

Arisandi, Direktur LSM Ecological Observation and Wetlands Conservation

(Ecoton), mengatakan sampah pempers menjadi persoalan di sungai pulau

Jawa, seperti Brantas, Benggawan Solo, Citarum,dan Progo. Di sungai Brantas

saja, Ecoton memperkirakan sebanyak 3 juta popok sekali pakai dibuang

warga ke kali setiap harinya.

Prigi menjelaskan bahwa popok sekali pakai ini mengandung senyawa

kimia Super Absorbent Polymer (SAP) sebesar 42% yang akan berubah

menjadi gel saat terkena air. Dan apabila terurai dengan air, zat tersebut akan

menyebabkan perubahan hormon pada ikan. Dan kondisi air sangat

berpengaruh pada kesehatan makhluk hidup yang tinggal disungai sungai

tersebut. Pada tahun 2013, peneliti Prancis dan Universitas Brawijaya

menemukan 20% ikan di hilir sungai Brantas mengalami intersex atau satu

tubuh memiliki dua kelamin. Ini dapat berakibat menurunnya populasi ikan di

sungai. Selain itu, Prigi menjelaskan 55% bahan pokok pembuatan popok

sekali pakai membutuhkan waktu lama untuk terurai. Bahkan bulan Juni-Juli

2018 kemarin ditemukan ada fragmen plastik dan fiber yang menyerupai

bahan baku popok pada lambung ikan di kali Brantas.

Banyak orang memilih menggunakan popok sekali pakai untuk anaknya

dikarenakan nyaman, praktis dan murah dan terdapat atau mudah didapatkan.

Selain itu di Jawa sendiri masih mempercayai bahwa membakar atau

membuang popok ditempat sampah menyebabkan ruam dan iritasi.

Page 18: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

Kepercayaan ini membuat masyarakat masih mengkonsumsi popok dan

mengesampingkan dampak yang ditimbulkan. Sebetulnya dalam menangani

sampah popok ini lebih pada pihak yang memproduksinya.

Seharusnya produsen menjalankan Extended Producer Responsibility

(Epr) yang telah diatur dalam UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengolahan

Sampah. EPR mengharuskan produsen bertanggung jawab atas sampah dari

produk yang dihasilkan. Selain itu perlu membangun TPA dengan teknologi

sanitary landfill atau lahan uruk saniter. Pasalnya popok termasuk dalam

kategori limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang tidak bisa dicampur

dengan sampah lain.5

Dalam kehidupan rumah tangga juga memproduksi sampah. Munculnya

aliran sampah berasal dari pembelian barang-barang untuk di konsumsi dalam

rumah tangga. Konsumsi barang-barang tersebut sebagai pemenuhan

kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari, namun setelah barang tesebut sudah

tidak lagi di konsmsi di lingkungan tersebut maka disebut dengan sampah

rumah tangga.

Berdasarkan penelitian Puslitbang dan ITB, jumlah sampah yang

dihasilkan dari rumah permanen 2,25-2,50 satu orang/hari, rumah semi

permanen 2,00-2,25 satu orang/hari, dan rumah non permanen 0,75-1,75 satu

orang perhari.6 Namun dengan bertambahnya jumlah penduduk maka akan

5 tirto.id, diakses pada 24 Nopember 2018, pukul 21.07 WIB, tirto.id/bahaya-sampah-popok-

sekali-pakai-untuk-lingkungan-dan-kesehatan

6 Teti Suryati, Bijak & Cerdas Mengelola Sampah Membuat Kompos dari Sampah Rumah Tangga,

17.

Page 19: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

bertambah jumlah produksi sampah yang dihasilkan. Konsentrasi produksi

dan pengelolaan sampah tergantung pada perilaku manusia itu sendiri.

Problematika tentang masalah sampah rumah tangga juga dirasakan oleh

masyarakat di Desa Kemlagi, Kecamatan Kemlagi, Kabupaten Mojoketo.

Sampah menjadi masalah sosial sekaligus krusial untuk segera di temukan

solusi yang tepat di Dsa Kemlagi. Tidak adanya Tempat Pembuangan Sampah

Sementara (TPS) menjadi penyebab utama dari timbulnya perilaku-perilaku

masyarakat dalam mengelola sampah rumah tangga. Standartnya, TPS harus

ada di setiap wilayah, dalam satu desa minimal terdapat satu TPS. TPS ini

merupakan tempat penampungan sementara sampah-sampah yang dihasilkan

di suatu wilayah sebelum di olah ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir) yang

biasanya terdapat di wilayah dengan cakupan lebih luas.

Akibat dari tidak adanya TPS di Desa Kemlagi, mendorong masyarakat

untuk mengambil keputusan dengan berbagai perilaku. Perilaku tersebut

antara lain, ada yang memilih untuk membakar sampah, ada yang membuat

jugangan atau lubang tanah sebagia tempat pembuangan sampahnya lalu di

kubur, ada yang membuang sampah dipinggir sungai, bahkan ada yang

membuang sampah di kawasan hutan jati milik BKPH Kemlagi. Dalam

penelitian kali ini, peneliti ingin mengalisis perilaku masyarakat di Desa

Kemlagi dalam mengelola sampah rumah tangga yang di kaji secara sosiologis

dengan menggunakan paradigma perilaku sosial.

Page 20: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

B. Rumusan Masalah

Dalam sebuah penelitian, rumusan masalah menjadi fokus

permasalahan yang akan di teliti, terdiri dari pertanyaan-pertanyaan untuk

mengetahui gambaran yang akan diungkap di lapangan. Untuk

mengungkap permasalah yang dikaji oleh peneliti dan menjadi fokus

permasalahan maka beriku rumusan masalahnya:

1. Bagaimana perilaku masyarakat di Desa Kemlagi dalam mengelola

sampah rumah tangga?

2. Apa yang melatarbelakangi perilaku masyarakat di Desa Kemlagi

dalam mengelola sampah rumah tangga?

C. Tujuan Penelitian

Sebuah penelitian memiliki tujuan sebagai ungkapan sasaran yang

ingin dicapai dalam penelitian tersebut, yang mengacu pada fokus

permasalahan dalam penelitian. Dan dalam penelitian ini yang menjadi

tujuan pennelitian yaitu:

1. Untuk mengetahui perilaku masyarakat Desa Kemlagi dalam

mengelola sampah rumah tangga

2. Untuk mengetahui latarbelakang perilaku masyarakat Desa Kemlagi

dalam mengelola sampah rumah tangga

D. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian kali ini diharapkan dapat memeberikan manfaat baik

bagi peneliti secara pribadi, bidang akdemisi dalam pengembangan

keilmuan sosiologi maupun untuk masyarakat Desa Kemalagi, dan baik

Page 21: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

secara teoretik maupun praktis. Manfaat yang diharapkan dalam penelitian

ini yaitu:

1. Secara Teoretik

a. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangsih dalam

pengembangan disiplin ilmu sosial khususnya dalam bidang

sosiologi, serta mengetahui permasalahan-permasalahan sosial

yang ada di lingkungan masyarakat. Dan peneliti juga dapat

menambah hasanah keilmuan terkait perilaku masyarakat dalam

mengelola sampah rumah tangga.

b. Diharapkan skripsi ini dapat menjadi pembelajaran atau refrensi

dengan di kembagkan kembali bagi peneliti selanjutnya terkait

dengan perilaku masyarakat dalam mengelola sampah rumah

tangga.

2. Secara Praktis

a. Bagi peneliti, diharapkan dengan penelitian yang lakukan oleh

peneliti ini mampu memberikan sumbangsi pemikiran dan

pengalaman praktis yang telah di kaji selama proses penelitian.

b. Bagi masyakat Desa Kemlagi, penelitian ini diharapkan dapat

mejadi bahan analisa dan dapat mengubah perilaku yang lebih baik

dalam mengelola sampah rumah tangga masyarakat. Penelitian ini

diaharapkan mampu mengubah pola pemikiran masyarakat dan

meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan, serta menanamkan

Page 22: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

perilaku mengelola sampah rumah tangga yang baik untuk generasi

penerus untuk menjaga lingkungan.

c. Bagi Pemerintah Desa Kemlagi, diharapkan penelitian ini dapat

menjadi pertimbangan untuk mencari solusi atau pertimbangan

dalam pengambilan kebijakan dari problematika yang diakibatkan

karena tidak adanya TPS, dengan pengadaan TPS atau tempat

pengelolaan sampah di Desa Kemlagi.

E. Definisi Konseptual

Dalam penelitian ini yang berjudul “Perilaku Masyarakat dalam

Mengelola Sampah Rumah Tangga di Desa Kemlagi Kecamatan Kemlagi

Kabupaten Mojokerto”, agar terjadi kesamaan interpretasi antara yang

peneliti maksud dengan pembaca dan tidak terjadi kerancuan dalam

memaknai dari beberapa yang menjadi konsep dalam penelitian ini. Maka

peneliti memaparkan konsep-konsep tersebut guna memberikan

keterangan secara rinci dari beberapa bagian yang perlu di uraikan.

1. Perilaku Masyarakat

Menurut Notoatmodjo, “perilaku dan gejala perilaku yang tampak

pada kegiatan organisme tersebut dipengaruhi baik oleh faktor genetik

(genetik) dan lingkungan. Secara umum faktor genetik dan lingkungan

itu merupakan penentu dari perilaku makhluk hidup termasuk manusia.

Faktor keturunan adalah konsepsi dasar untuk perkembangan perilaku

makhluk hidup itu untuk selanjutnya. Artinya makhluk hidup akan

Page 23: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

terus mengikuti perilaku yang diajarkan sebelumnya, dan terus

berlanjut di generasi berikutnya. Sedangkan lingkungan merupakan

kondisi atau rana dalam perkembangan perilaku tersebut.dan

mekanisme antara dua faktor tersebut sehingga terbentuknya perilaku

tersebut disebut proses leaning (proses belajar)”.

Satwono, “perilaku adalah perbuatan manusia baik terbuka (Over

Bahavior) maupun tidak terbuka (Covert Behavior). Perilaku

merupakan apa yang dapat ditangkap secara langgsunng melalui panca

indra, mislanya membuang sampah serta mengambil sampah yang

berserakan. Sedangkan yang tidak dapat secara langsung oleh panca

indra misalnya seperti motivasi, minat, sikap, dan perasaan”.7

Peneliti mengartikan bahwa masyarakat tidak hanya soal laki-laki

dan perempuan saja, namun terdapat kehidupan sosial yang lebih besar

cakupannya dari itu. Dan kehidupan sosial terbentuk karena adanya

berbagai proses sosial seperti interaksi sosial, tindakan sosial, proses

perubahan sosial, adanya stratifikasi, terdapat lembaga-lembaga sosial.

M.J Herskovits mendefinisikan “masyarakat sebagai kelompok

individu yang diorganisakan dan mengikuti suatu cara hidup tertentu”.

Selo Soermardjan mengartikan “masyarakat sebagai orang-orang yang

hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan”.

7 Achnad Norival, “Perilaku Masyarakat di Bagian Tengah Batang Ino Terhadap Samapah di

Nagari Salimpaung Kecamatan Salimpaung Kabupaten Tanah Datar,” Jurnal Buana-Vol-2 No-1

(2018): 264, geografi.ppj.unp.ac.id

Page 24: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

Sedangkan menurut Paul B. Haton menjelaskan definisi

masyarakat secara panjang lebar. Menurutnya “masyarakat merupakn

sekumpulan manusia yang realtif mandiri, hidup bersama cukup lama,

mendiami wilayah tertentu, memiliki kebudayaan yang smaa dan

melakukan sebagian besar kegiatan dalam kelompok tersebut. Di pihak

lain ia mengatakan masyarakat adalah organisasi manusia yang saling

berhubungan satu dengan lainnya”.8

Dalam penelitian ini masyarakat yang dimaksud adalah masyarakat

yang bertempat tinggal di Desa Kemlagi, Kecamatan Kemlagi

Kabupaten Mojokerto. Desa Kemlagi memiliki empat dusun, yaitu

dusun Kemlagi Utara, Kemlagi Selatan, Kemlagi Timur, dan Kemlagi

Barat. Masyarakat Desa Kemlagi memiliki mata pencaharian yang

heterogen, ada yang berprofesi sebagau petani, pedangang, guru,

buruh pabrik, kuli bangunan, dan lainnya.

Perilaku masyarakat yang dimaksud oleh peneliti yaitu kebiasaan

seseorang yang dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti lingkungan,

pengetahuan, budaya atau adat, genetik dan situasi. Penelitian ini

mengkaji perilaku masyrakat dalam mengelola sampah rumah tangga

di Desa Kemlagi. Bagaimana perilalku yang dilakukan masyarakat

dalam mengelola sampah mereka karena tidak adanya Tempat

Pembuangan Sementara (TPS) di Desa Kemlagi. Hal ini memicu

perilaku-perilaku yang berbeda sebagai bentuk tindakan yang di pilih

8 Elly M. Setiadi & Usman Kolid, Pengantar Sosiologi, (Jakarta, Kencana, 2011), 35.

Page 25: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

masyarakat di Desa Kemlagi dalam mengelola sampah tumah tangga

mereka. Selain perilaku yang dipengaruhi oleh situasi atau keadaan

lingkungan karena tidak adanya TPS, perilaku masyarakat desa

Kemlagi juga dipengaruhi oleh faktor budaya atau kebiasaan seperti

membakar sampah atau membuang sampah di pinggir sungai

merupakan perilaku yang sudah lama dilakukan dan kebiasaan ini

masih dilakukan hingga sekarang. Perilaku yang dilakukan sekarang

ini tidak terlepas dari yang dipelajari dari orang terdahulu sebelum

mereka.

2. Mengelola

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata mengelola

atau dari kata dasar kelola yang berarti mengendalikan,

menyelenggarakan, menjalankan dan mengurus.9 Mengelola termasuk

kata kerja yang dapat diartikan sebagai suatu tindakan.

Menghindari kerancuan pemahaman antara pembaca dan penulis

maka yang menjadi fokus definisi mengelola yang dimaksud oleh

penulis dalam penelitian ini yaitu mengelola sampah. Mengelola

sampah yang di maksud oleh peneliti segala kegiatan yang dilakukan

untuk menangani sampah mulai dari ditimbulkan, dalam arti dibuang

sampah pada pembuangan akhir. Garis besarnya, dalam kegiatan

mengelola sampah disini meliputi pengendalian penumpukan sampah,

9 Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online, https://kbbi.web.id/kelola.html (diakses Pada

Tanggal 20 November 2018, Pukul 16:08)

Page 26: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

pengumpulan sampah, transfer dan transport, pengelolahan dan

pembuangan akhir.10

3. Sampah Rumah Tangga

Menurut Notoadmojo, “sampah adalah suatu bahan atau benda adat

yang sudah tidak terpakai atau digunakan lagi dalam kegiatan

manusia.” Para ahli kesehatan masyarakat di Amerika, membuat

batasan pengertian sampah (waste) yaitu segala sesuatu yang sudah

tidak digunakan lagi, tdak disenangi, tidak dipakai, yang merupakan

sesuatu dari kegiatan manusia yang dibuang.

Dari pemaparan tersebut sampah dapat diartikan sebagai hasil dari

kegiatan manusia yang sudah tidak lagi memiliki nilai guna dan

dibuang. Maka dari itu bukan berarti semua benda padat yang tidak

lagi memiliki kegunaan dan dibuang merupakan sampah, misalnya

seperti pohon tumbang akibat angin, atau benda-benda yang keluar

dari bumi akibat gunung meletus, dan sebagainya.11

Menurut Juli Soemirat, “sampah adalah segala sesuatu yang tidak

dihendaki oleh pemilik dan bersifat padat”. Sedangkan menurut Azrul

Azwar, “sampah adalah sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak

disenangi atau yang harus dibuang, umumnya berasal dari kegiatan

yang dilakukan manusia (termasuk kegiatan industri)”. Wibioso

10 Cecep Dani Sucipto, Teknologi Pengolahan Daur Ulang Sampah, (Yogyakarta: Gosyen

Publlishing, 2012), 24.

11 Achnad Norival, “Perilaku Masyarakat di Bagian Tengah Batang Ino Terhadap Samapah di

Nagari Salimpaung Kecamatan Salimpaung Kabupaten Tanah Datar,” Jurnal Buana-Vol-2 No-1

(2018): 265, geografi.ppj.unp.ac.id

Page 27: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

mendefinisikan, pada dasarnya sampah merupakan suatu bahan yang

sudah dibuang yang berasal dari aktivitas manusia maupun proses

alam yang tidak memilki nilai ekonomis.

Sedangkan sampah rumah tangga dapat diartikan sebagai sesuatu

yang dibuang, tidak digunakan atau dipakai, dan tidak memiliki nilai

ekonomi yang berasal dari aktivitas manusia dalam skala rumah

tangga. Segala sesuatu yang dibuang dan pernah digunakan namun

tidak memiliki fungsi karena tidak dapat digunakan atau dipakai

kembali oleh keluarga dalam satu rumah. Misalnya seperti kantong

plastik bekas, botol bekas, sedotan bekas, pakaian bebas yang tidak

layak dipakai lagi karena sobek atau karena hal lain, bahkan sisa

makanan karena basi, daun-daun yang gugur di pekarangan rumah, dan

barang-barang rumah tangga lainnya yang tidak memiliki nilai guna

karena tidak dapat difungsikan kembali.

Dalam buku karya Cecep Dani Sucipto, menjelaskan munculnya

aliran sampah domestik (general waste) berawal dari pembelian

barang-barang untuk dikonsumsi sebagai pemenuhan kebutuhan dalam

rumah tangga. Barang-barang tersebut setelah terkonsumsi mejadi

barang yang tidak bermanfaat lagi. Dan dari barang yang tidak

bermanfaat tersebut masih ada yang sebagian dipilih untuk kembali

digunkan yang biasanya disebut sebagai barang bekas atau loak. Dari

sebagian barang tersebut ada juga yang memilih untuk diberikan pada

orang lain yang menurut orang lain masih dapat digunakan atau

Page 28: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

istilahnya masih memiliki nilai guna di mata orang lain. Ada pula yang

memilih untuk mendaur ulang sesuai dengan kreatifitasnya atau

berinovasi. Namun, dari hasil kegiatan-kegiatan tersebut masih

menyisakan yang sama sekali tidak dapat digunakan lagi pada

lingkungan tersebut, ini yang dinamakan dengan sampah rumah

tangga.

Sedangkan sampah rumah tangga yang dikaji dalam penelitian ini

adalah sampah yang hasilkan oleh keluarga dalam skala satu rumah di

Desa Kemlagi, Kecamatan Kemlagi, Kabupaten Mojokerto. Baik

berupa sampah organik, anorganik maupun sampah dengan jenis B3.12

Sampah rumah tangga yang dihasilkan dari kegitan masyarakat dalam

rumah tangga tersebut. Barang yang dianggap tidak memiliki nilai

guna, nilai ekonomis, tidak disenangi karena keberadaannya justru

akan mengganggu aktivitas dan dibuang, disebut dengan sampah

rumah tangga yang akan dikaji oleh penulis.

F. Sistematika Pembahasan

Untuk membantu dan mempermudah penulis dalam penyususan

skripsi, maka penelitian di tulis dengan sitematika pembahasan sebagai

berikut:

12 Sampah organik, sampah yang berupa bahan-bahan organik seperti sayur, buah, daun, kotoran

hewan, kertas, kayu, ranting pohon.

Sampah anorganik berasal dari logam, plastik, kaca, karet, botol, besi.

Sampah B3 seperti kaleng bekas obat nyamuk atau parfum, paku, bekas lampu neon, obat

kadaluarsa, sampah rumah sakit dan poliklinik, batu baterai bekas, pembalut, pempers, kemasan

pestisida.

Page 29: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

BAB I: PENDAHULUAN

Bab ini merupakan bab pertama dalam penulisan skripsi yang

menjelaskan tentang apa yang di bahas dalam penelitian, untuk

apa penelitian dilakukan dan bagaimana penelitian itu dilakukan.

Pada bab ini memuat latar belakang, yaitu mengemukakan adanya

kesenjangan antara idealitas dan realitas terkait mengelola sampah

rumah tangga yang menjadi masalah lingkungan dan juga masalah

sosial serta krusial yang membutuhkan segera solusi dalam

penyelesaian masalah tersebut, dalam kajian ini berlokasi di Desa

Kemlagi Kecamatan Kemlagi Kabupaten Mojokerto. Dalam latar

belakang juga mengungkapkan alasan peneliti melakukan

penelitian dengan judul “Perilaku Masyrakat dalam Mengelola

sampah Rumah Tangga”. Kemudian yang kedua memuat rumusan

masalah, yaitu fokus permasalahan yang akan di kaji dalam

penenlitian. Ketiga yaitu tujuan penelitian, merupakan sasaran

penelitian yang ingin di capai sesuai dengan fokus permasalahan.

Keempat manfaat penelitian, kelima definisi konseptual, yaitu

uraian secara rinci dai bagian-bagian yang membutuhkan

pemaparan agar terjadi kesamaan interpretasia antara yang di

maksud oleh peneliti dan pembaca. Dan yang keenam yaitu

sistematika pembahasan yang mempermudah peneliti dalam

penulisan skripsi.

Page 30: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

BAB II: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA

SAMPAH RUMAH TANGGA DALAM TINJAUAN

PARADIGMA BEHAVIORISM DAN TEORI PILIHAN

RASIONAL

Dalam bab ini membahas tentang penelitian yang dilakuakn

sebelum ini dan relevan dengan tema dan kajian pada penelitian

ini yaitu “Perilaku Masyarakat dalam Mengelola Sampah Rumah

Tangga”. Dalam penelitian terdahulu peneliti meriview dan posisi

penelitian (skripsi) yang sedang di dikerjakan dengan penelitian

sebelumnya yang relevan dengan judul peneliti. Yang kedua yaitu

peneliti memberikan gambaran kajian pustaka, yaitu penyajian

informasi terkait gambaran umum tema yang diteliti. Dan yang

ketiga yaitu kerangka teori, berisi tentang teori yang relevan

dalam menganalisis masalah penelitian “Perilaku Masyarakat

dalam Mengelola Sampah Rumah Tangga di Desa Kemlagi,

Kecamatan Kemlagi, Kabupaten Mojokerto”. Dalam kekangka

teori membahas tentang bagaimana teori yang digunakan

berhubungan dengan faktor yang telah diidentifikasi sebagai

masalah penelitian dan juga sebagai pisau analisis penulis dalam

mengkaji penenlitian ini.

BAB III: METODE PENELITIAN

Dalam bab ini, membahas tentang kegiatan penelitian dan

bagaimana pembahasan metode penelitian yang peneliti lakukan

Page 31: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

selama di lapangan. Dan urutan pembahasan pada bab III ini

yaitu, jenis penelitian yang digunakan, dan dalam penelitian ini

penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif, lokasi dan waktu

penelitian dilakukan di Desa Kemlagi Kecamatan Kemlagi

Kabupaten Mojokerto dengan waktu penelitian dan pengerjaan

skripsi sekitar 3 bulan yang dimulai sejak bulan November untuk

pengerjaan proposal terlebih dahulu, subjek penelitian dari

masyarakat Desa Kemlagi sendiri dan juga dari pihak pemerintah

desa, tahap-tahap penelitian mulai dari pra lapangan, lapangan

sampai tahap triangulasi, kemudian pada bab 3 membahas tentang

teknik pengumpulan data dalam penelitian yang terdiri dari

observasi, wawancara dan dokumentasi, dan terkhir yaitu teknik

keabsaan data.

BAB IV: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA

SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI

KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO

Bab ini membahas tentang data-data profil desa yang di teliti,

dalam penelitian ini yaitu profil desa Kemlagi, Kecamatan

Kemlagi Kabupaten Mojokerto, baik secara geografis maupun

demografis. Pada bab 4 ini, juga membahas secara deskriptif baik

data primer atau sekunder dari data-data yang diperoleh kemudian

akan dianalisa atau di tinjau dengan menggunakan teori sosiologi

yang relevan dengan penelitian. Pada bab ini membahas juga

Page 32: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

tentang penyajian data yang dibuat secara tertulis dengan

melampirkan dokumentasi dapat berupa gambar terkait penelitian

dan juga data desa Kemlagi dalam mendukung keabsaan data

skripsi ini.

BAB V: PENUTUP

Bab 5 ini, berisi atas kesimpulan dan saran. Kesimpulan peneltian

merupakan temuan bersifat konseptual sesuai dengan rumusan

masalah dan tujuan penelitian. Saran, diajukan kepada subjek

penelitian atau pihak-pihak terkait penelitian sebagai bentuk solusi

yang diberikan peneliti, dapat berupa informasi, rekomendasi, atau

motivasi.

DAFTAR PUSTAKA

Berisi tentang daftar refrensi yang membantu penulis dalam

menyusun karya tulis yang di kaji di penelitian ini, dapat

bersumber dari buku, jurnal maupun internet. Setelah itu,

beberapa lampiran yang dirasa perlu untuk dilampirkan.

Page 33: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

BAB II

PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH

RUMAH TANGGA DALAM TINJAUAN PARADIGMA BIHAVIORISM

DAN TEORI PILIHAN RASIONAL

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan penulis terkait

tema “Perilaku Masyarakat dalam Mengelola Sampah Rumah Tangga di Desa

Kemlagi Kecamatan Kemlagi Kabupaten Mojokerto”. Dalam sub bab ini

berisi review hasil penelitian dan posisi penelitian yang sedang dikerjakan,

terkait dengan pokok kajian yang diteliti, metode penelitian, teori, tujuan

penelitian, kesimpulan, dan hal-hal yang membedakan dengan penelitian

sebelumnya untuk menunjukkan orisinalitas penelitian. Berikut penelitian

terdahulu yang relevan:

1. PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM PENGELOLAAN SAMPAH

MELALUI “BENGKEL KERJA KESEHATAN LINGKUNGAN BERBASIS

MASYARAKAT”ditulis oleh Aliedha Noorafisa Putri, NIM D0306018, Prodi

Sosiologi, Fisip, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Tahun 2010

Dalam penelitian ini yang menjadi fokus permasalahan dan juga tujuan

penulisan yaitu untuk mengetahui tingkat partisipasi perempuan dalam

pengelolaan sampah rumah tangga melalui sebuah lembaga masyarakat yakni

Bengkel Kerja Kesehatan Lingkungan (BKKLBM) di Dusun Badegan Bantul.

Kemudian tujuan yang kedua yaitu untuk mengetahui peran BKKLBM dalam

22

Page 34: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

pemberdayaan perempuan dan pengelolaan lingkungan hidup di daerah

tersebut. Hasil dari penelitian yang ditulis oleh Aliedha ini yaitu partisipasi

perempuan dalam hal pemilihan sampah rumah tangga berdasarkan jenis

sampahnya, kemudian menabung di Bank Sampah milik BKKLBM, dan

membuat kerajinan dari sampah. Dan hasil positif yang ditimbulkan atas peran

BKKLBM antara lain seperti meningkatkan kualitas perempuan dalam hal

menjaga kesehatan lingkungan. Kualitas lingkungan Dusun Badegan yang

semakin membaik serta munculnya lapangan kerja baru dari mendaur ulang

sampah. Penelitian ini menggunakan teori Bahavioral B.F Skinner, yang

menerangkan bahwa perilaku manyarakat yang diulang secara terus-menerus

menjadi sebuah kebiasaan dan kebiasaan ini bisa menjadi budaya. Terdapat

hubungan antara sebab dari perilaku yang dilakukan di masa lalu akan

mempengaruhi perilaku yang dilakukan saat ini. Jenis penelitan yang

digunakan adalah kualitatif, dengan teknik pengumpulan data yaitu dengan

observasi partisipatoris, wawancara dan penelagan dokumentasi.13

Persamaan penelitian Aliedha Noorrafisa dengan penelitian saya yaitu

sama-sama meneliti tentang pengolaan sampah rumah tangga, kemudian

sama-sama menggunakan teori behavioral B.F Skinner dan sama-sama jenis

penelitian kualitatif. Perbedaanya yaitu objek kajian penelitiannya, jika

penelitian Alidhea lebih pada partipasi perempuan dalam pengelolaan sampah

rumah tangga, penelitian saya lebih pada perilaku masyarakatnya.

13

Aliedha Noorrafisa Putri, Partisipasi Perempuan Dalam Pengelolaan Sampah Melalui

“Bengkel Kerja Kesehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat”, 2010

Page 35: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

2. JURNAL PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN

SAMPAH RUMAH TANGGA DI KELURAHAN TANJUNG RHU

KEACAMATAN LIMA PULIH KOTA PEKANBARU, ditulis oleh Eni

Elviza & Yoskar Kadarisman

Penelitian yang ditulis oleh Yoskar membahas tentang kesadaran dan

tindakan masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga di Kelurahan

Tanjung Rhu Kecamatan Lima Puluh, Pekanbaru. Serta membahas faktor yang

mempengaruhi perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Hasil dari penelitian

ini yang mengambil sampel secara acak, dari 44 responden, 17 responden

membuang sampah di sungai, 19 responden membuang sampahnya dilahan

kosong sekitar tempat tinggalnya dan 8 responden membuang sampah di TPS.

Kemudian yang mempengaruhi perilaku masyarakat dalam pengolaan sampah

rumah tangga antara lain pendidikan, kebiasaan dan tradisi, kepercayaan, dan

ketersediaan sarana dan prasarana.14

Persamaan penelitian yang ditulis oleh Yoskar dan penelitian saja adalah

objek kajian yang diteliti sama-sama tentang perilaku masyarakat dalam

pengelolaan sampah rumah tangga, dan fokus permasalahan selain bagaimana

perilaku masyarakat juga sama-sama membahas faktor yang mempengaruhi

perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga. Perbedaannya

14 Jurnal Eni Elviza & Yoskar Kadarisman, ”Jurnal Perilaku Masyarakat Dalam Pengelolaan

Sampah Rumah Tangga Di Kelurahan Tanjung Rhu Keacamatan Lima Pulih Kota Pekanbaru”,

20013

Page 36: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

lebih pada metode penelitian, jika penelitian yang di tulis Yoskar

menggunakan metode kuantitatif sedangkan penelitian saya menggunkaan

metode penelitian kualitatif.

3. PARTISIPASI MAYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI

KELURAHAN JOMBANG KOTA SEMARANG. Ditulis oleh, Ragil Agus

Prianto, NIM 3450406574

Penelitian yang di tulis oleh Ragil ini membahas tentang mekanisme

partisipasi masyarakat, dan faktor yang mempengaruhi partisipasi mayarakat

dalam pengelolaan sampah. Jenis penelitian yang digunakan yaitu deskriptif

kualitatif, dengan teknik pengumpulan data meliputi wawanacara, observasi,

dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini salah satu bentuk partisipasi

masyarakat dalam upaya perbaikan lingkungan yaitu dengan memberikan

sumbangan tenaga berupa kerja bakti, kemudian melakukan pertemuan satu

kali dalam sebulan yang bersifat informing/pemberian informasi tentang

pengelolaan sampah. Dan juga mengkaji tentang bentuk peran masyarakat

yang dipengaruhi lamanya tingggal di kelurahan Jombang Kota Semarang.15

Persamaan penelitian Ragil dengan penelitian ini yaitu sama-sama

mengkaji tentang masyarakat dan pengelolaan sampah, lalu metode penelitian

yang kami gunakan sama, yaitu deskriptif kualitatif dengan teknik yang sama

yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. Persamaan lainya yaitu rumusan

masalah yang kami angkat sama-sama tentang faktor yang mempengaruhi

15

Ragil Agus Prianto, Patisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah di KelurahanJombang

Kota Semarang, 2011

Page 37: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

masyarakat dalam pengelolaan sampah. Perbedaannya yaitu objek kajian yang

kami teliti, jika penelitian Ragil lebih pada partisipasi masyarakat dalam

pengelolaan sampah, penelitian saya tentang perilaku masyarakat dalam

mengelolah sampah rumah tangga. Penelitian Ragil meneliti pengelolan

sampah dalam arti luas, saya lebih spesifik pada sampah rumah tangga.

B. Perilaku Masyarkat dalam Mengelola Sampah Rumah Tangga

1. Perilaku Masyarakat

Menurut Skinner dalam buku yang ditulis oleh Achmadi, perilaku yang

berhungan dengan lingkungan banyak hal yang dapat dilakukan, mulai dari

perilaku bersin, berkendara, perilaku membuang sampah, membuang limbah

rumah tangga, dan lain sebagainya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya perilaku dapat

dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu:

a. Yang pertama yaitu faktor intern, didalam faktor ini mencakup beberapa

hal seperti kecerdasan, pengetahuan, emosi, persepsi, motivasi, dan

sebagainya dari dalam diri individu yang berfungsi mengelola rangsangan

dari luar. Motivai sendiri merupakan penggerak dari perilaku seseorang.

Hubungan antara kedua kontruksi ini cukup kompleks, antara lain: (a)

suatu dorongan atau motivasi yang sama dapat diarahkan oleh doronggan

yang berbeda, (b) motivasi dapat menggerakkan perilaku seseorang pada

tujuan tertentu sesuai dengan tujuan seseorang tersebut, misalnya

seseorang ingin menyelesaikan tugas akhirnya, ini adalah tujuannya dan

sebagai motivasi ia untuk dalam mengerjakan tugas akhirnya untuk cepat

Page 38: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

27

selesai. (c) penguatan yang positif dapat membuat perilaku tertentu dari

seseorang cenderung akan diulang kembali, misalnya dalam sudi kasus

membuang sampah misalnya, jika seseorang tersebut ketika membuang

sampah di sungai mendapatkan kepuasan setelahnya, dengan

pertimbangan tidak harus menempuh jarak yang jauh dari tempat tinggal,

dan tidak memngeluarkan biaya maka kemungkinan orang tersebut

cenderung mengulangi perilaku yang sama, (d) kekuatan dari perilaku

dapat juga melemah akibat perilaku tersebut bersifat tidak menyenagkan,

misalnya jika seseorang membuang sampah dikali kemudian ia dikenakan

sanksi dengan denda Rp. 500.000,- yang merugikan dirinya dan tidak

sesuai dengan perkiraannya maka perilaku membuang sampah di kali

kemungkinan tidak akan ia ulang kembali. Faktor intern lainnya yaitu

pengetahuan, merupakan hasil setelah seseorang melakukan pengindraan

terhadap objek tertentu. Tanpa adanya pengetahuan, manusia tidak

memiliki dasar untuk mengambil sebuah keputusan dan menentukan

tindakan atas pilihan situasi yang dihapi tesebut.

b. Faktor ekstern, meliputi lingkungan sekitar, baik fisik maupun nonfisik,

seperti iklim, masyarakat sekitar, sosial-ekonomi, kebudayaan dan aspek

lain. Lingkungan dimana aktor tinggal juga mempengaruhi bagaimana

perilaku aktor, contoh sederhananya misalnya seseorang yang tinggal di

daerah kota besar dengan seseorang yang tinggal di desa, akan memiliki

perilaku yang berbeda dalam membuang sampah .misalnya, jika orang-

orang desa lebih memilih untuk membakar sampahnya karena masih

Page 39: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

28

memiliki pekarangan rumah yang luas sebagai tempat untuk

membakarnya, sedangkan masyarakat kota lebih banyak membuangnya di

TPS karena tidak adanya lahan untuk membakar sampah. Pemukiman

mereka cenderung padat dan tidak memungkinkan untuk membakar

sampahnya.

Dalam buku karya Saifuddin Azwar, menjelaskan bahwa sikap

mempengaruhi perilaku lewat suatu proses pengambilan keputusan yang teliti

dan beralasan, dan dampaknya terbatas hanya pada tiga hal. Pertama, perilaku

tidak hanya ditentukan sikap umum, tetapi oleh sikap yang spesifik terhadap

sesuatu. Kedua, perilaku dipengaruhi tidak hanya oleh sikap tapi juga oleh

norma-norma subjektif yaitu keyakinan mengenai apa yang orang lain

inginkan agar kita melakukannya. Ketiga, sikap terhadap suatu perilaku

bersama bersama norma-norma subjetif membentuk suatu intensi atau niat

untuk berperilaku tertentu.16

Soejono Soekamto mengemukakan bahwa ciri-ciri kehidupan masyarakat

adalah:17

a. Manusia yang hidup bersama-sama sekurang-kurangnya terdiri atas dua

orang individu.

b. Bercampur atau bergaul dalam waktu yang cukup lama. Berkumpulnya

manusia akan menimbulkan menusia-manusia baru, dan sebagai akibat

16

Saifudin Azwar, Sikap Manusia, (Jogjakarta: Pustaka Pelajar, 2003), 11.

17 Elly M. Setiadi & Usman Kolid, Pengantar Sosiologi, 36-37.

Page 40: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

29

dari kehidupan bersama tersebut akan timbul sistem komunikasi dan

peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antar manusia.

c. Menyadari bahwa kehidupan mereka merupakan satu ke-satuan.

d. Merupakan sistem bersama yang menimbulkan kebudayaan sebagai akibat

dari perasaan saling terkait antara satu dengan lainnya.

Dapat disimpulkan bahwa masyarakat merupakan sekelompok manusia

yang tinggal di suatu daerah tertentu dalam kurun waktu yang cukup lama,

setiap anggota yang bertempat tiggal di lingkugan tersebut melakukan

regenerasi, dan mempunyai aturan atau norma sebagai pengatur kehidupan

untuk menuju pada tujuan yang di cita-citakan bersama.manusia pada

dasarnya membutuhkan hidup berkelompok sebagai reaksi terhadap

lingkungan kita sering menyebutnya zoon politicon, manusia tidak bisa hidup

sendiri karena membutuhkan orang lain.

Kehidupan manusia dengan alam lingkungan, diantaranya terdapat gejala

taik-menarik yang pokok permasalahannya antara kehidupan manusia dan

alam lingkungannya yaitu alam yang selalu berbubah seperti cuaca, kemudian

keadaan geografis yang berbeda satu wilayah dengan wilayah lain. Keadaan

ini yang membuat manusia dengan alam saling mempengaruhi keadaan

geografis wilayah mempengaruhi pola perilaku masyarakat, dan sebaliknya

perilaku masyarakat juga dapat mempengaruhi keadaan alam atau lingkungan

tempat tinggalnya.18

18 Ibid, 37.

Page 41: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

30

2. Sumber Sampah

Sampah bisa berasal dari berbagai sumber, misalnya dari industri,

sekolah, rumah tangga, rumah sakit, perkantoran atau dari fasilitas umum,

seperti terminal bus, stasiun kereta api. Sumber datangnya samapah dapat

diuraikan sebagai berikut:

a. Rumah tangga, pada umunya terdiri dari sampah organik dan anorganik

yang dihasilkan dari aktivitas rumah tangga, misalya sampah dapur,

sampah taman sepeti rantig atau daun kering, dan alat-alat rumah tangga

yang rusak dan tidak terpakai.

b. Daerah komersial, yaitu sampah yang dihasilkan dari perkantoran, pasar,

perkotaan, hotel, perkantoran, dan lain sebagainya. Biasanya terdiri dari

bahan pembungkus sisa makanan, kertas dari print atau foto copy yang

salah, dan lain sebagainya.

c. Sampah institusi berasal dari sekolah, rumah sakit, dan pusat pemerintahan

d. Sampah industri, yang berasaldari proses produksi industri,yaitu

pengolahan bahan baku hingga hasil produksi.

e. Sampah dari fasilitas umum, yaitu berasal dari taman umum, tempat

wisata, pantai

f. Sampah dari sisa konstruksi bangunan, misalnya sampah sisa-sisa

pembuatan gedung, perbaikan dan pembongkaran jalan atau jembatan,

biasanya sampah berubapa sisa bahan bangunan atau konstruksi bangunan

seletah di bongkar.

Page 42: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

31

g. Sampah dari hasil pengelolaan air buangan dan sisa pembakaran dari

insinerator yaitu tungku perapian atau pembakaran

h. Sampah pertanian, berasal dari sisa-sisa pertanian yang tidak sapat

dimanfaatkana lagi, misalnya batang padi yang sudah kering.19

Sampah berasal dari hasil dari aktivitas manusia yang sudah tidak terpakai.

Sampah yang dihasilkan dipengaruhi oleh keadaan wilayah, seperti jumlah

penduduk, jenis aktivitas, dan tingkat konsumsi terhadap barang atau material.

Semakin besar jumlah penduduk dan tingkat konsumsi terhadap barang maka

semakin besar volume sampah yang dihasilkan. Adanya penggolongan sumber

sampah akan mempermudah dalam pengelolaan sampah.

3. Jenis Sampah

Berdasarkan sumbernya, sampah digolongkan menjadi dua, yang pertama

berasal dari aktivitas kehidupan (rumah tangga) atau juga disebut dengan

General Waste. Sampah merupakan hasil dari aktivitas manusia baik secara

individu maupun kelompok seperti keluarga misalnya. Segala kebutuhan yang

harus dipenuhi dalam rumah tangga seperti meuble, makanan, majalah,

mainan, buku, peralatan listrik, pakaian, alat bangunan, dan lain-lain. Setelah

melalui proses konsumsi dalam rumah tangga tersebut menghasilkan bahan-

bahan yang tidak habis di konsumsi (tidak bermanfaat lagi) sebagai akibat dari

kegiatan rumah tangga akan menghasilkan limbah, baik limbah padat, cair,

maupun gas. Sedangkan yang kedua, yaitu sampah industri yang merupakan

19

Teti Suryati, Bijak & Cerdas Mengelola Sampah Membuat Kompos dari Sampah Rumah

Tangga, 16.

Page 43: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

32

hasil dari proses industri. Biasanya berupa bahan-bahan seperti: abu, lumpur,

limbah minyak, limbah yang bersifat asam, yang bersifat plastik, kertas, kayu,

tekstil, karet, metal dan lain sebagainya.

Berdasarkan bahan asalnya, sampah dibagi menjadi dua jenis, yaitu

sampah organik dan samapah anorganik20

1) Sampah organik

Sampah jenis ini berasal dari makhluk hidup, baik manusia, hewan, dan

tumbuhan. Sampah organik sendiri dibagi menjadi basah dan kering.

Istilah sampah oganik basah yaitu kategori sampah yang memiliki

kandungan air yang cukup tinggi. Contohnya seperti kulit buah dan sisa

sayuran. Sedangkan sampah organik kering seperti kertas, kayu, atau

ranting pohon dan dedaunan kering.

2) Sampah anorganik

Sampah anorganik kebalikan dari sampah organik, yang artinya sampah

jenis ini bukan berasal dari makhluk hidup. Jenisyang termasuk ke dalam

kategori ini bisa di daur ulang (recycle) misalnya bahan yang terbuat dari

logam dan plastik.

3) Sampah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)

Jenis sampah yang dikategorikan berbahaya dan beracub bagi manusia.

Umumnya, sampah jenis ini mengandung merkuri seperti kaleng cat

semprot, minyak wangi, kosmetik. Namun, tidak menutup kemungkinan

sampah yang mengandung jenis racun lain yang berbahaya. 20

Cecep Dani Sucipto, Teknologi Pengolahan Daur Ulang Sampah, (Yogyakarta: Gosyen

Publlishing, 2012), 3.

Page 44: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

33

Menurut Notoatmojo membagi sampah berdasarkan zat kimia yang

terkandung didalamnya yaitu organik dan anorganik. Sama seperti pemaparan

sebelumnya, namun menurut Notoatmojo mengkategorikan sampah anorganik

umumnya yang tidak dapat membusuk seperi logam/besi, pecahan gelas,

plastik. Sedangkan sampah organik adalah sampah yang mudah membususuk,

seperti sisa-sisa makanan daun-daun dan buah-buahan.21

4. Mengelola Sampah

Mengelola sampah adalah semua kegiatan yang dilakukan dalam

menangani sampah sejak ditimbulkan sampai dengan pembuangan akhir.

Secara garis besar, kegiatan didalam pengelolaan sampah meliputi

pengendalian timbulan sampah, pengumpulan sampah, transfer dan transport,

pengelolaan dan pembuangan akhir.22

Dalam mengelola sampah yang telah dikategorikann mulai dari sumber

sampah berskala dari mana, misalnya dari rumah tangga akan dikumpulkan

dari sumber yang sama kemudian di kategorikan kembali sesuai dengan jenis

sampah, organik atau anorganik.

Secara umum pengelolaan sampah di perkotaan dilakukan 3 tahapan

kegiatan, yaitu pengumpulan, pengangkutan dan pembuangan akhir.

Aboejoewono menjelaskan secara sederhana tahapan-tahapannya, yang

pertama, pengumpulan diartikan sebagai pengelolaan sampah dari tempat

asalnaya sampah ke tempat pembuanagan sementara, sebelum menuju tahapan

21 Heru Subaris & Dwi Endah, Sedekah Sampah, 20.

22 Ibid, 24.

Page 45: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

34

berikutnya. Pada tahapan ini digunakan sarana bantuan berupa tong sampah,

bak sampah, petikemas sampah, maupun TPS.

Tahapan selanjutnya adalah tahap pengangkutan, biasanya dilakukan

dengan menggunakan bantuan alat transportasi tertentu menuju ke TPA

(tempat pembuangan akhir). Dan tahap yang ketiga, sampah akan mengalami

pemrosesan baik secara fisik, kimia maupun biologis.23

Pengelolaan sampah di kota besar dapat dilakukan dengan dua sistem, di

sini peneliti memandang sebagai pengelolaan sampah yang ideal, yaitu

sentralisasi dan desentralisasi. Keduanya merupakan langkah dalam

pengelolaan sampah.

1) Sistem Sentralisasi

Sistem ini pengelolaan sampa yang terpusat di daerah yang cakupannya

luas. Pengelolaan sampah dilakukan di tingkat TPA (tempat pembuangan

akhir). Di setiap sub-area tidak diadakan pengelolaan sampah, hanya

aktivitas pengumpulan sampah.

Proses pengelolaan sampah secara sentralisasi

23 Ibid, 22.

TPA

TPS TPS

RT RT RT RT RT RT

Page 46: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

35

Dari bagan pengelolaan sampah secara sentralisasi tersebut dapat di

jelaskan bahwa sampah rumah tangga dikumpulkan di tempat

penampungan sampah sementara. Setelah itu, sampah akan diangkut

menuju tempat pembuangan akhir.

2) Sistem Desentralisasi

Sistem ini mensyaratkan penggolongan sampah pada area hulu atau

penghasil sampah pertaama. Pada sistem ini, di setiap sub –area tidak

hanya aktivitas pengumpulan sampah, tetapi juga pengelolahannya sampah

menjadi produk yang bisa dimanfaatkan lagi. Kelebihan dari sistem ini

tidak membutuhkan lahan yang luas dalam pengumpulan dan pengelolaan

sampah.

Selain itu juga, biaya pengangkutan sampah bisa dikurangi. Sentra

pengumpulan dan pengelolaan sampah bisa dilakukan pada tingkat

cakupan daerah yang kecil, misalnya tingkat kelurahan atau kecamatan.

Ada pula metode dalam pengelolaan sampah, sebagai berikut: Penimbulan

sampah (solid waste genereted), penanganan di tempat (on sitehandling),

pengumpulan (colllecting), pengangkuatan (transfer and transport),

pengelolahan (treatment), pembuangan akhir.

C. Paradigma Behaviorism dan Teori Pilihan Rasional Coleman

Dalam penelitian ini, penulis mengkaji dengan menggunakan paradigma

Behaviorism atau perilaku sosial yang penulis anggap sesuai dengan

permasalahan yang penulis kaji.

Page 47: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

36

Paradigma perilaku sosial memusatkan perhatiannya kepada hubungan

antara individu dan lingkungannya. Lingkungan itu terdiri atas:

a) Bermacam-macam objek sosial

b) Bermacam-macam objek non sosial

Prinsip yang menguasai antar hubungan individu dengan objek sosial

adalah sama dengan prinsip yang menguasai hubungan antara individu dengan

objek non sosial. Singkatnya menurut paradigma ini, tingkah laku individu

yang berlangsung dalam hubungannya dengan faktor lingkungan yang

mengahasilkan akibat-akibat atau perubahan dalam faktor lingkungan

menimbulkan perubahan terhadap perilaku. Jadi terdapat hubungan fungsional

antara perilaku dengan perubahan yang terjadi dalam lingkungan aktor.24

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan paradigma Behaviorism.

Paradigma ini dibangun dalam rangka menerapkan prinsip-prinsip psikologi

perilaku ke dalam sosiologi. Paradigma ini memusatkan perhatiannya kepada

hubungan antara akibat dari tingkah laku yang terjadi dalam lingkungan aktor

dengan tingkah laku aktor.

Paradigma ini berusaha menerangkan perilaku yang terjadi di masa

sekarang melalui kemungkinan akibatnya yang terjadi masa yang akan datang.

Akibat dari perilaku yang terjadi dimasa lalu mempengaruhi perilaku yang

terjadi di masa sekarang. Dengan menegetahui apa yang diperoleh dari suatu

24 George Ritzer, Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda, 71-72.

Page 48: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

37

perilaku nyata di masa lalu akan dapat diramalkan apakah seseorang aktor

akan berperilaku yang sama (mengulanginya) dalam situasi sekarang.25

Masyarakat desa Kemlagi sama seperti mayarakat lain yang memiliki

nilai-nilai, kebiasaan dan budaya yang tidak tertuli, mereka lakukan dan

dianggap benar. Budaya tersebut timbul secara tidak sengaja, dari perilaku

yang terpola, dilakukan secara terus-menerus dan turun temurun dan akhirnya

menjadi sebuah kebudayaan. Dan kebudayaan sangat memepengaruhi perilaku

masyarakat.

Kaitannya dengan mengelola sampah rumah tangga dan lingkungan, yaitu

beberapa kebiasaan yang dilakukan oleh masyrakat cenderung merugikan dan

berdampak negatif dalam kelangsungan hidup mereka. Kebiasaan tersebut

seperti, membuang sampah rumah tangga di pinggiran sungai, bahan ada yang

membuang smapah di pinggir jalan di kawasan BPKPH Kemlagi, yaitu

kawasan hutan jati, membakar sampah, ini merupaan potret ketidak pedulian

masyarakat dalam menjaga lingkungan hidup.

Perilaku masyarakat Desa Kemlagi tersebut peneliti kaji dengan

menggunakan paradigma Behavioraism yang dikemukakan oleh B.F. Skinner.

Menurut Skinner, kebudayaan mayarakarakat tersusun dari tingkah laku.

Dengan kata lain kebudayaan adalah tingkah laku yang terpola. Pola-pola

perilaku masyarakat yang dikerjakan secara terus-menerus akan berubah

menjadi kebiasaaan. Dan kebiasaan-kebiasaan yang berubah menjadi budaya.

Paradigma ini juga memusatkan perhatiannya pada adanaya hubungan antara

25 Ibid, halaman 74.

Page 49: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

38

akibat dari tingkah laku yang terjadi di lingkungan aktor dengan tingkah laku

aktor. Akibat dari timgkah laku masa lalu mempengaruhi tingkah laku

sekarang.

Perilaku dalam membuang sampah di pinggir jalan, pinggir sungai atau

bahkan di kawasan hutan jati atau masyarakat menyebutnya alas Kemlagi,

kemudian membakar sampah, membuat jugangan tanah, tidak terlepas dari

kebiasaan-kebiasaan yang berubah menjadi budaya. Kebiasaan-kebiasaan ini

sudah dilakukan oleh orang-orang terdahulu yang terus-menerus dilakukan

sampai sekarang. Perilaku tersebut dapat dikatan sebagai hasil dari adanya

pengaruh tingkah laku di masa lalu. Perilaku tersebut dianggap wajar atau

lumrah, sehingga masih dilakukan oleh masyarakat.

Dalam paradigma Behaviorism terdapat dua teori yaitu teori pertukaran

dan teori pilihan rasional. Penelitian ini menggunakan teori pilihan rasional.

Rasional sendiri dalam Kamus Besar Bahasa Indoensia berasal dari kata rasio

yaitu pemikiran yang logis atau sesuai dengan nalar manusia secara umum.

Sedangkan rasioal adalah sesuai dengan pemikiran dan pertimbangan secara

akal sehat dan logis.26

Teori pilihan rasional merupakan alat untuk berpikir

logis, berpikir rasional dalam membuat keputusan.

Coleman menyatakan bahwa memerlukan konsep yang tepat mengenai

aktor rasional yang berasal dari ilmu ekonomi, lebih tepatnya ekonomi

neoklasik yang melihat aktor memilih tindakan yang dapat memaksimalkan

kegunaan ataupun keinginan serta kebutuhan mereka. Teori ini menjadi 26

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online, https://kbbi.web.id/kelola.html (diakses Pada

Tanggal 20 Desember 2018, Pukul 14:07)

Page 50: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

39

populer ketika Coleman mendirikan jurnal Rationality an Society pada tahun

1989 yang dimaksudkan untuk menyebarkan pemikiran yang berasal dari

persepektif pilihan rasional. Teori pilihan rasional merupakan tindakan

rasional dari individu atau aktor untuk melakukan suatu tindakan berdasarkan

tujuan tertentu dan tujuan itu ditentuan oleh nilai atau pilihan (pefrensi).

Bentuk kedua dari pilihan rasional yang sering dipandang berbeda dari

teori sosiologi tradisional menurut bentuk analisi Jene Mansbridge, adalah

pandangan bahwa pilihan merupakan sebuah proses optimalisasi. Ini adalah

pemikiran di mana pilihan dianggap sebagai suatu yang rasional. Sangat

penting untuk dicatat bahwa, tidak seperti mikro ekonomi klalsik, sosiologi

pilihan rasional kontemporer tidak berasumsi bahwa penghasilan (income)

atau keuntungan yang dimaksimalkan, yang tujuan-tujuannya dpat mengara

pada tingkah laku.

Analisis Jene Mansbridge ini disebut model “inklusif”, dan hanya ada

ketika pengambilan keputusam bertindak maksimal dan konsisten. Kategori

ini juga mengikutkan para pemikir kontemporer dalam bidang sosiologi

pilihan rasional. Lebih lanjut lagi, para pemikir ini memandang “rasional”

sebagai sesuatu yang “dibatasi”, dalam arti pembuat keputusan memiliki

informasi terbatas tentang validitas tak pasti dan kemampuan terbatas untuk

mendapatkan dan memperoleh informasi. Oleh karena itu, mereka juga telah

bertindak jauh dari asumsi mikro ekonomi klasik.27

27

I.B Wirawan, Teori-teori Sosial Dalam Tiga Paradigma Fakta Sosial, Definisi Sosial, dan

Perilaku Sosial, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2012), 194.

Page 51: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

40

Teori pilihan rasional ini memusatkan perhatiannya lebih pada aktor.

Aktor dipandang sebagai manusia yang memiliki tujuan atau maksud, yang

artinya aktor memiliki tujuan dan tindakannya sebagai upaya untuk mencapai

tujuannya tersebut. Aktor dipandang memiliki nilai atas pilihannya sesuai

dengan keperluannya. Teori pilihan rasional tidak menghiraukan apa yang

menjadi pilihan atau apa yang menjadi sumber pilihan aktor yang terpenting

adalah kenyataan bahwa tindakan yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang

sesuai dengan tingkat pilihan aktor.

Dalam teori ini, Coleman terdapat dua unsur utama yaitu aktor dan sumber

daya. Ritzer menjelaskan gagasan Coleman tentang interaksi antara aktor dan

sumber daya menuju ke tingkat sistem sosial sebagai berikut:

Dua aktor adalah basis minimal untuk sistem sosial tindakan yang masing-

masing mengendalikan sumber daya yang menarik perhatian pihak lain.

Perhatian dari satu orang terhadap sumber daya yang dikendalikan oleh

orang lain itulah yang menyebabkan keduanya terlibat dalam tindakan

yang saling membutuhkan … terlibat dalam satu sistem… selaku aktor

yang mempunyai tujuan, masing-masing memiliki tujuan untuk

memaksimalkan perwujudan kepentingan yang memberikan ciri saling

bergantung atau ciri sistematis terhadap tindakan mereka.28

Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam suatu tindakan

sosial terdiri dari dua unsur, yaitu aktor dan sumber daya. Aktor yaitu seseorang

yang memiliki peran untuk melakukan suatu tindakan. Dan tindakan tersebut

memiliki tujuan. Sedangkan sumber daya adalah suatu hal yang dianggap menarik

oleh pihak lain dan sumber daya tersebut dapat di kontrol oleh aktor. Coleman

menjelaskan bahwa dalam sistem sosial terdapat dua aktor yang mengendalikan

28

George Ritzer, Dauglas J. Goodman, Teori Sosiologi Modern, (Jakarta:Kencana Predana Media

Group, 2004), 394.

Page 52: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

41

sumber daya tersebut. Sumber daya tersebut menjadi pengikat yang

mengakibatkan sifat saling membutuhkan diantara keduanya. Sehingga secara

tidak langsung mengakibatkan kedua aktor tersebut menuju pada tingkat sistem

sosial.

Aktor dianggap sebagai individu yang memiliki tujuan, aktor juga memiliki

suatu pilihan yang bernilai dasar yang digunakan aktor untuk menentukan pilihan

yaitu menggunakan pertimbangan sebagai upaya untuk menentukan pilihan dan

tindakan yang menjadi keinginannya. Sedangkan sumber daya adalah dimana

aktor memiliki kontrol serta memiliki kepentingan tertentu, sumber daya juga

sebagai sesuatu yang dapat dikendalikan oleh aktor.29

Pada kehidupan nyata, Coleman mengakui bahwa individu tidak selalu

bertindak atau berperilaku rasional. Tetapi dalam hal ini akan menjadi sama

saja apakah seorang aktor dapat bertindak dengan tepat menurut rasionalitas

seperti yang biasa dibayangkan ataupun menyimpang dari cara-cara yang

diamati. Tindakan rasional individu dilanjutkan dengan memusatkan perhatian

pada hubungan mikro-makro, ataupun bagaimana cara hubungan tindakan

individual menimbulkan perilaku sistem sosial. Teori pilihan rasional

berangkat dari tujuan atau maksud aktor, tetapi pada teori ini memiliki

pandangan terhadap dua pemaksa utama tindakan, yaitu:

1. Keterbatasan sumber daya, bagi aktor yang memilki sumber daya yang

besar maka pencapaian tujuan cenderung lebih mudah. Namun sebaliknya

jika aktor memiliki sumber daya yang cenderung sedikit maka kesempatan

29 Ibid, 85.

Page 53: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

42

untuk mencapapi tujuan juga lebih sulit. Hal ini berkorelasi dengan biaya,

pemaksa utama. Aktor tentunya telah memeperhitungkan besarnya biaya

untuk melakukan tindakan selanjutnya.

2. Tindakan aktor individual, dalam hal ini adalah lembaga sosial.

Keberadaan lembaga sosial sejak aktor masih kecil akan menghambat

tindakan aktor dalam mencapai tujuannya. Lembaga akan mengawasi

tindakan yang akan dilakukan oleh aktor, menjatuhkan sanksi yang akan

mendorong atau justru menghambat aktor untuk mencapai suatu tujuan.

Lembaga sosial tersebut ini berupa aturan-aturan dalam keluarga, sekolah

dan lembaga sosial.

Tindakan yang dilakukan aktor juga dipengaruhi oleh sebelum-saat ini-

masa depan. Aktor akan memikirkan dan mempertimbangkan sebelum

melakukan tindakan. Jika yang dipikirkan ia akan memperoleh kebahagiaan

misalnya, maka ia akan melakukannya, dan jika yang dilakukannya tidak

mendapat sanksi atau sanksi yang diperkirakan ternyata tidak seberat dari

yang diduga, maka di masa depan akan mengulangi tindakan yang sama.

Perilaku dipengaruhi oleh stimulus atau dorongan dari diri individu. Aktor

akan dihadapkan dengan pilihan-pilihan, kemudian aktor akan memilih pilihan

yang paling rasional menurutnya, sesuai dengan sumber daya yang dimiliki

untuk mencapai tujuannya. Aktor akan mempertimbangkan jumlah yang

dikeluarkan dengan kemungkinan yang akan didapatkan.

Jika dikaitkan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis, maka

perilaku yang dilakukan oleh masyarakat dalam mengelola sampah rumah

Page 54: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

43

tangga memiliki tujuan yaitu agar sampah yang diproduksi dalam rumah

tangga tidak menumpuk dan rumah menjadi bersih, merupakan tujuan dari

perilaku masyarakat. Maka perilaku seperti menjemur lalu membakar sampah,

membuang ke andil, membuat jugangan, atau membuang ke kawasan alas

Kemlagi, merupakan pilihan tindakan sesuai dengan rasional dari masyarakat.

Sebelum aktor memilih suatu tindakan maka aktor akan di hadapkan

dengan pilihan-pilihan. Dalam penelitian ini, masyarakat akan dihadapkan

dengan pilihan mau di bakar dengan harus mengeluarkan dana untuk korek

api, atau minyak tanah agar mempermudah dalam proses pembakaran,

kemudian membutuhkan pekarangan untuk tempat membakarnya,

pertimbangan-pertimbangan ini yang mempengaruhi aktor dalam berperilaku.

Jika dibuang disungai, jarak lebih dekat dengan tempat tinggal, kemudian

tidak harus mengeluarkan biaya, tidak memerlukan pekarangan untuk

membakar. Ini merupakan pertimbangan bagi aktor ketika dihadapkan dalam

pilihan-pilhan sebelum melakukan tindakan.

Jika sampah dibiarkan akan menumpuk, sampah yang menumpuk akan

menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan, selain menimbulkan aroma

yang tidak sedap, juga akan memicu tumbuhnya berbagai penyakit. Selain itu

juga akan berdampak pada kesehatan lingkungan dan pencemaran, berupa

pencemaran tanah, udara atau bahkan air. Namun belum tentu apa yang

menjadi rasional menurut peneliti juga rasional menurut masyrakat di Desa

Kemlagi. Karena yang menjadi pertimbangan mereka juga berbeda. Perilaku-

perilaku yang dipilih oleh masyarakat Kemlagi ini juga dipengaruhi karena

Page 55: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

44

tidak tersedianya sarana dan prasarana tempat pembuangan sampah,

munculnya perilaku tersebut sebagai bentuk agar tidak terjadi penumpukan

sampah dan menginginkan rumah yang bersih menjadi pencapaian tujuan dari

perilaku masyarakat di Desa Kemlagi dalam mengelola sampah rumah tangga

mereka.

Page 56: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

45

BAB III

METODE PENELITIAN

Di dalam metode penelitian membahas secara rinci dan operasional

tentang metode yang digunaan beserta teknik dalam mengkaji obyek yang

diteliti. Bab ini meliputi:

1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan yaitu penellitian

kualitatif. Penelitian kualitatif dapat diartikan penelitian yang menghasilkan

data deskriptif mengenai kata-kata lisan maupun tulisan, dan tingkah laku

yang dapat diamati dari orang-orang yang diteliti.30

Peneliti memilih jenis

penelitian kualitatif karena dianggap tepat untuk mengidentifikasi

permasalahan yang berkaitan dengan judul penelitian ini yaitu “Perilaku

Masyarakat dalam Mengelola Sampah Rumah Tangga di Desa Kemlagi

Kecamatan Kemlagi Kabupaten Mojokerto”, yang bertujuan untuk

menggambarkan fenomena dan realitas sosial berkaitan dengan judul

penenlitian.

Dari sudut pendekatan dan proses penelitiannya, penelitian kualitatif

memiliki karakteristik khusu sebagai berikut:31

30 Bagong Suyanto & Sutinah, Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif

Pendekatan,(Jakarta: Prenada Media Group, 2004), 168.

31 Ibid, 169.

45

Page 57: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

46

a. Bersifat induktif, berdasarkan pada prosedur logika yang berawal dari

proposisi khusus (pengetahuan) hipotesis yang bersifat umum. Dalam hal

ini konsep-konsep, pengertian-pengertian dan pemahaman didasarkan pada

pola-pola yang ditemui di lapangan.

b. Melihat pada setting dan manusia sebagai kesatuan, artinya mempelajari

manusia dalam konteks dan situasi dimana mereka berada.

c. Memahami perilaku manusia dari sudut pandang mereka sendiri (sudut

pandang yang diteliti). Dilakukan dengan cara empati pada orang-orang

yang diteliti dalam upaya memahami bagaimana mereka melihat berbagai

hal dalam kehidupannya. Dalam hal ini dianggap tepat untuk penelitian

ini, karena pada tujuan penelitian kedua peneliti ingin mengetahui latar

belakang perilaku masyarakat dalam mengelola sampah rumah tangga dan

untuk mendapatkan data tersebut tepat jika menggunakan metode

kualitatif.

d. Lebih mementingkan proses penelitian dari pada hasil penelitian. Bukan

pemahaman mutlak yang dicari tetapi pemahaman mendalam tentang

kehidupan sosial.

e. Menekankan pada validitas data sehingga ditekankan pada dunia empiris.

Penelitian di racang sedemikian rupa sehingga data yang diperoleh benar-

benar mencerminkan apa yang dilakukan dan dikatakan oleh obyek

penelitian.

Page 58: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

47

f. Bersifat humanistis, memahami secara pribadi orang yang diteliti dan ikut

megalami apa yang dialami orang yang diteliti dalam kehidupan sehari-

hari.

g. Semua aspek kehidupan sosial dan manusia dianggap berharga dan penting

untuk dipahami, karena bersifat spesifik dan unik.

Dalam hal ini dengan menggunakan jenis penelitian kualitatif peneliti

dapat menggambarkan pola-pola perilaku terkait mengelola sampah rumah

tangga di Desa Kemlagi sesuai denngan yang ditemui di lapangan. Peneliti

juga berusaha memahami perilaku masyarakat dari sudut pandang mereka

sendiri. Pendekatan kualitatif sangat sesuai diterapkan pada penelitian dengan

tujuan untuk memahami makna yang mendasari tingkah laku manusia, atau

dalam hal ini perilaku masyakarat dalam mengelola sampah rumah tangga.

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Dalam sebuah penenlitian, lokasi yang dituju sangat penting dan menjadi

syarat untuk memudahkan seorang peneliti dalam melakukan penelitian sesuai

dengan tema dan obyek dalam kajian sebuah penelitian. Lokasi penelitian ini

dilakukan di Desa Kemlagi Kecamatan Kemlagi Kabupaten Mojokerto, yang

sebelumnya telah dilakukan observasi oleh peneliti sehingga menemukan

fenomena menarik untuk dikaji oleh peneliti. Peneliti mengangkat judul

Perilaku Masyarakat dalam Mengelola Sampah Rumah tangga, karena di Desa

Kemlagi masih belum disediakan TPS atau tempat pembuangan sampah

sementara, ini menimbulkan banyak pola-pola perilaku masyarakat dalam

menyikapi hal tersebut.

Page 59: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

48

Waktu yang dibutuhkan peneliti untuk melakukan penelitian ini sekitar 3

bulan. Dimulai dari bulan Oktober 2018, untuk melakukan observasi untuk

mengetahui situasi di lokasi yang diteliti. Peneliti memilih lokasi di desa

Kemlagi ini karena sampah menjadi masalah yang diresahkan oleh

masyarakat. Menjadi sebuah masalah yang krusial karena tidak segera di cari

solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut. Ini menjadi menarik peneliti

untuk dikaji, karena terdapat banyak pola perilaku yang berbeda dalam

mengelola sampah rumah tangga mereka.

3. Pemilihan Subjek Penelitian

Subjek penelitian menjadi faktor penting untuk penggalian data dapat

secara mendalam dan menyeluruh dan juga sebagai usaha untuk mendapatkan

kevalidan Peneliti menggunakan pemlihan subjek dengan teknik Snowball,

yaitu mencari informan melalui proses bergulir dari satu informan ke informan

lainnya yang dapat memberikan data berupa informasi kepada peneliti.

Awalnya peneliti bertanya kepada Kepala Desa Kemlagi, kemudian di

arahakan kepada sekertaris desa dan kepada bu lurah, untuk mendapatkan

informasi terkait bank smapah dan tempat pengolaan sampah yang rencanya

akan dibangun di desa Kemlagi. Di Desa Kemlagi memiliki empat

dusun,untuk mendpatkan informasi terait perilaku masyarakat dalam

mengelola sampah rumah tangga, maka peneliti bertanya pada orang tua

peneliti kemudian diberi saran untuk menjadi informan. Dibawah ini tabel

informan yang di wawancarai oleh peneliti:

Page 60: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

49

Tabel 3.1

Data Narasumber

No Nama Profesi Usia

1. Sukarti Ibu rumah tangga 49 Tahun

2. Saroh Ibu rumah tangga 44 Tahun

4. Saken Ibu rumah tangga 44 Tahun

5. Sutri Ibu rumah tangga 46 Tahun

6. Solekan Pedagang kayu 52 Tahun

7. Abd. Wahab Kepala desa Kemlagi 48 Tahun

8. Ainur Rofiq Sekertaris desa Kemlagi 51 Tahun

9. Parli Tukang bangungan dan

pengangkut sampah

43 Tahun

10. Umi Sayekti Ibu rumah tangga 61 Tahun

11. Subekhan Pedagang 67 Tahun

12. Bu Wahyu Istri Pak Lurah 34 Tahun

4. Tahap-tahap Penelitian

a. Tahap Pra Lapangan

1) Menyusun rancangan penelitian. Berangkat dari permasalahan yang

diangkat dalam permasalahan dalam lingkup peristiwa yang sedang terus

berlangsung dan bisa diamati dan di verifikasi secara nyata. Dengan

mencari gejala yang mengganggu dan menimbulkan perpecahan,

keresahan, dan ketidak nyamanan. Maka peneliti mengangkat

permasalahan perilaku masyarakat dalam mengelola sampah rumah tangga

karena tidak adanya TPS di Desa Kemlagi.

Page 61: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

50

2) Memilih lapangan penelitian. Cara terbaik yang perlu di tempuh dalam

penentuan lapangan penelitian adalah dengan jalan mempertimbangkan

teori subjektif, dan dengan memperlajari serta mendalami fokus serta

rumusan masalah penelitian. Lapangan penelitan dalam penelitian ini

adalah di Desa Kemlagi, Kecamatan Kemlagi, Kabupaten Mojokerto.

3) Mengurus perijinan. Mengurus berbagai hal yang diperlukan untuk

kelancaran kegiatan penelitian, dengan perijinan yang dikeluarkann akan

mengurangi sedikitnya ketertutupan lapangan atas kehadiran kita sebagai

peneliti. Peneliti membuat surat perijinan penelitian ke akademik, yang

sebelumnya mengisi secara online di ods.uinsby.ac.id, keesokan harinya

ke akademik untuk di cetak dan siang harinya surat dapat diambil.

Kemudian surat perijinan ini diberikan kepada kepala desa Kemlagi pada

tanggal 23 Desember 2018.

4) Menjajaki dan menilai lapangan. Maksud dan tujuan penjajakan lapangan

adalah berusaha mengenal segala unsur lingkungan sosial, fisik, dan

keadaan alam. Peneliti mulai menelusuri dan mengamati terkait perilaku

masyarakat dalam mengelola sampah rumah tangga disetiap dusun

tepatnya empat dusun yang ada di desa Kemlagi.

5) Menyiapkan perlengkapan penelitian. Peneliti hendaknya menyiapkan

tidak hanya fisik, tetapi segala macam perlengkapan yang diperlukan

dalam kegiatan penelitian. Hal-hal yang persiapkan oleh peneliti, yang

pertama adalah mental, kemudian pedoman wawancara, handphone untuk

dokumentasi.

Page 62: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

51

b. Tahap Pekerjaan Lapangan32

1) Memahami latar penelitian dan persiapan diri

a. Pembatasan latar dan peneliti

Untuk memasuki pekerjaan di lapangan, peneliti perlu memahami latar

penelitian yang akan menjadi lokasi pengambilan data terlebih dahulu.

Dan ia perlu mempersiapkan dirinya baik secara fisik maupun mental

dan juga soal etika serta peneliti tahu dalam menempatkan diri. Peneliti

hendaknya mengenal adanya latar terbuka dan latar tertutup. Latar

terbuka yaitu terdapat di lapangan umum seperti tempat orang biasa

berkumpul untuk mempermudah peneliti dalam menggali data dengan

wawancara. Dalam latar terbuka lebih banyak melakukan pengamatan di

bandingan dengan wawancara. Peneliti harus memperhitungkan stategi

dalam pengumpulan data yang efektif. Sebaliknya latar tertutup

hubungan peneliti dengan narasumber perlu akrab, lata ini bercirikan

orang-orang sebagai subjek yang perlu diamati secara teliti dan

wawancara secara mendalam. Peneliti mengikuti beberapa kegiatan yang

ada di desa Kemlagi, seperti senam Minggu di dusun Kemlagi Etan.

b. Penampilan

Hendaknya peneliti menyesuaikan penampilannya dengan kebiasaan,

adat, tata cara, dan kultur latar penelitian. Keuntungannyea, peneliti akan

dianggap sama derajat dengan orang-orang yang diteliti. Hal tersebut

32

Lexy J. Moleong, Metdologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011),

127.

Page 63: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

52

akan memudahkan peneliti dalam pengumpulan data. Menggunakan

pakaian yang sopan adalah salah satu adab dalam penelitian.

c. Pengenalan hubungan peneliti di lapangan

Peneliti hendaknya membina hubungan akrab dengan subjek penelitian.

Dengan demikian peneliti dengan subjek penelitian dapat bekerja sama

dengan saling bertukar informasi. Perlu diingat bahwa peneliti agar

bertindak netral di tengah anggota masyarkat. Ketika peneliti melakukan

wawancara peneliti memposisikan diri sebagai bagian dari informan, jadi

informan bukan sekedar dijadikan sebagai obyek penelitian. Bahkan

peneliti ketika melakukan wawancara tidak menunjukkan bahwa peneliti

sedang menggali data, seperti mengajak untuk berbincang santai.

d. Jumlah waktu studi

Mengenai pembatasan waktu pada dasarya peneliti sendiri yang perlu

menentukan pembagian waktu agar waktu yang digunakan dilapangan

dimanfaatkan secara efektif dan efesien. Peneliti hendaknya senantiasa

berpegang pada tujuan, masalah dan jadwal yang telah disusun

sebelumnya. Dalam ha ini, waktu yang diperlukan oleh peneliti 3 bulan,

mulai dari bulan Oktober 2018 untuk observasinya. Namun dalam

memulai penelitian baru dilakukan oleh peneliti dibulan Desember 2018.

Kerena di bulan November mempersiapkan sempro dan revisi.

Page 64: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

53

2) Memasuki lapangan

a. Keakraban hubungan

Hubungan yang perlu dibina yaitu rapport, yaitu hubungan antara

peneliti dan subjek yang sudah melebur sehingga seolah-olah tidak ada

lagi dinding pemisah antara keduanya. Kebetulan lokasi yang dipilih

dalam penelitian ini adalah desa dimana peneliti tingga. Jadi, peneliti

merupakan bagian dari masyarakat di desa Kemlagi. Seperti yang

dikatakan oleh Weber, ketika seorang peneliti menjadi bagian dari yang

diteliti akan ikut mengetahui yang dirasakan oleh masyarakat yang

diteliti.

b. Peranan peneliti

Saat berada di lapangan, peneliti akan ikut berperan serta dalam kegiatan

masyarkat lingkungan penelitian. Besarnya peranan yang dilakukan oleh

penelitu bergantung pada faktor penelitian dan juga peneliti itu sendiri.

Ada waktu dan tempat dimana peneliti harus aktif dan pada tempat lain

peneliti sebaiknya pasif. Peneliti mengikuti beberapa kegiatan yang ada

di desa Kemlagi, seperti senam Minggu, diba‟an, dan dalam proses

penelitian peneliti juga ikut dalam kegiatan rewang, yang kebetulan

salah satu warga di dusun Kemlagi Lor ada hajat pernikahan. Pada

tanggal 19-20 Desember 2018.

c. Berperan serta sambil mengumpulkan data

Pada tahapan ini, seharusnya penenliti hendak mengatur batas studi yang

telah ditetapkan sebelumnya sesuai dengan masalah dan tujuan dari

Page 65: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

54

penenlitian ini. Peneliti hendaknya memeperhitungkan keterbatasan

waktu sesuuai dengan jadwal penelitian yang telah ditentukan oleh prodi,

kedua memperhitungkan keterbatasan tenaga, dan juga mungkin biaya

sehingga seorang peneliti tidak sampai terpancing untuk mengikuti arus

kegiatan mayarakat di latar penelitian. Ketika mengikuti kegiatan-

kegiatan tersebut peneliti juga menggali data dengan wawancara di sela-

sela kegiatan.

Yang kedua yaitu mencatat data. Catatan lapangan alat penelitian

yang dibuat peneliti sewaktu mengadakan pengamatan dan wawacara.

Catatan lapangan dibuat dalam bentuk kata-kata kunci, pokok-pokok

utama saja. Selain itu peneliti dapat menggunakan alat bantu berupa

perekam suara atau bisa juga dengan di video. Peneliti memmotren

beberapa obyek yang menggambarkan situasi yang ada di desa Kemlagi

terkait perilaku masyarkat dalam mengelola sampah rumah tangga

mereka.

5. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan langkah paling utama dalam

penelitian, karena tujuan utama penelitian adalah mendapatkan data.

Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan

mendapatkan data yang memenuhi standart yang di tetapkan. Adapun

pengumpulan data terkait penelitian yaitu:

Page 66: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

55

a. Observasi

Observasi dalam kamus, berarti melihat dengan penuh perhatian.

Sedangkan pengukuran merupakan suatu cara untuk mengetahui kuantitas

pengamatan observasi tersebut.33

Dengan adanya observasi maka akan

memudahkan untuk mengetahui kondisi sosial masyarakat di tempat

penelitian, sehingga mendapatkan data yang valid. Observasi dapat

dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba dan

pengecap. Observasi dilakukan peneliti di desa Kemlagi, Kecamatan

Kemlagi, Kabupaten Mojokerto. Dengan melakukan pengamatan pada

perilaku masyarakat desa Kemlagi dalam mengelola sampah rumah tangga

mereka. Pengamatan dilakukan oleh peneliti sejak bulan Oktober 2018,

kemudian di lanjutkan kembali pada bulan Desember 2018.

b. Wawancara

Metode wawancara merupakan metode yang digunakan peneliti dengan

cara betatap muka dengan informan untuk mendapatkan beberapa

informasi melalui tanya jawab, untuk memperoleh keterangan dan tujuan

penelitian. Dalam metode ini peneliti melakukan wawancara dengan para

informan yang terkait dengan objek penelitian ini, yaitu tentang perilaku

masyarakat dalam mengelola sampah rumah tangga. Peneliti

menggunakan teknik simple random sampling, yaitu dengan memilih

informan secara acak dari populasi penduduk yang ada di desa Kemlagi.

33

Bagong Suyanto dan Sutinah, Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan, 81.

Page 67: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

56

Dengan mengambil informan untuk masing-masing dusun, tepatnya empat

dusun di desa Kemlagi.

c. Dokumentasi

Dokumentasi yakni pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-

dokumen. Setelah dokumen itu diperoleh maka peneliti akan melakukan

kajian isi terhadap dokumen-dokumen tersebut. Kajian isi yang

dimaksudkan disini, sebagaimana pendapat Weber, adalah metodologi

penelitian yang memanfaatkan seperangkat prosedur untuk menarik

kesimpulan yang dari sebuah buku atau dokumen.34

Pengambilan data

yang dilakukan di Desa Kemlagi, Kecamatan Kemlagi dapat berupa

gambar serta dokumen yang ada di lokasi penelitian termasuk dari data

wawancara yang sudah dilakukan. Dokumen dapat membantu peneliti

untuk menguji keabsahan data yang diperoleh. Gambar yang dimaksud

disini adalah gambar foto yang dapat membantu peneliti menggambarkan

data secara visual. Gambar yang di ambil berupa potret perilaku-perilaku

masyarakat dalam mengelola sampah rumah tangganya, tempat yang

dijadikan pembuangan sampah oleh masyarakat, beberapa tempat

pembakaran sampah. Dokumentasi juga dapat di jadikan bukti bahwa

wawancara dilakukan secara nyata dan tidak ada rekayasa data sedikitpun.

Dan juga daokumentasi berupa data-data penduduk di desa Kemlagi

sendiri, seperti data monografi desa Kemlagi, data Potensi desa Kemlagi.

34 Lexy J, Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 163.

Page 68: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

57

6. Teknik Analisis Data

Pada teknik analisis data, peneliti mengklasifikasikan data dan menyusun

data dalam bentuk deskriptif. Menurut Patton, analisis data merupakan

proses mengatur urutan data, mengorganisasikanya ke dalam satu pola,

dan satuan uraian data35

, sehingga dapat dirumuskan dalam bentuk

kesimpulan. Beberapa proses dalam analisis data sebagai berikut:

a. Reduksi data

Teknik pemeriksaan persamaan dan perbedaan dari data-data yang

telah ditemukan dan dari data tersebut akan dibuat semacam

catatan untuk membentuk sebuah analisis yang dapat

dikembangkan dan ditarik sebuah kesimpulan. Dari data yang

diperoleh oleh peneliti selama dilapangan, baik data observasi

maupun wawancara, kemudian di analisis untuk mencari apakah

ada kesamaan data yang didapat tersebut.

b. Penyajian Data

Dalam penyajian data, proses yag dilakukan yaitu menghubungkan

dengan hasil klasifikasi data yang diperoleh dengan refrensi dan

teori yang relevasn untuk menganalisis. Artinya penyajian data

disini menyatukan data primer dan sekunder. Dari hasil observasi

dan wawancara kemudiaan di kaitkan dengan data sekunder, yaitu

data dari buku, terkain teori sebagai pisau analisis.

35 Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, (Jakarta : Rineka Cipta, 2008), 91.

Page 69: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

58

c. Verifikasi

Merupakan kesimpulan awal yang ditemukan dan sifatnya mash

sementara, artinya dapat berubah jika pada proses penelitian masih

dilakukan akan menemukan bukti yang kuat dan mendukung pada

tahap pengumpulan data tersebut. Intinya pada tahap verifikasi

adalah kesimpulan awal yang ditemukan oleh peneliti, misalnya

pada penelitian ini kesimpulan awal yang ditemukan yaitu perilaku

masyarakat di desa Kemlagi lebih banyak memilih untuk

membakar sampahnya dalam mengelola sampah rumah tangganya,

namun kesimpulan ini dapat berubah selama proses pengumpulan

data masih berlangsung dan terdapat penemuan-penemuan

lainnya.

7. Teknik Pemeriksaan Keabsaan Data

Dalam peneltian, informasi yang diperoleh dari observasid dan wawancara

kepada informan (subyek penelitian) agar valid atau sesuai. Maka data yang

yang peroleh oleh peneliti terlebih dahulu diukur keabsaan datanya.

Tujuannya yaitu agar data atau informasi yang diperoleh peneliti memiliki

derajat kepercayaan. Sehingga hasil penenlitian data dapat dipertanggung

Page 70: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

59

jawabkan dan data tersebut menjadi data yang benar-benar valid. Adapun

teknik pemeriksaan keabsaan data yang digunakan peneliti sebagai berikut36

:

1) Perpanjangan

Dalam teknik ini, peneliti dpaat menguji ketidak benaran informasi baik

yang berasal dari sendiri maupun dari informan dan juga utuk

membangun kepercayaan subjek. Maka dari itu, teknik perpanjangan

penting dilakukan guna berorientasi pada situasi dan juga untuk

memastikan apakah konteks yang diperoleh dan dipahami. Penliti terjun

ke lokasi dalam waktu tiga bulan guna mengumpulkan data. Teknik

perpanjangan dilakukan untuk membangun kepercayaan subjek terhadap

peneliti dan kepercayaan diri peneliti sendiri.

2) Ketekunan Pengamatan

Teknik ketekutan ini berarti, dalam pengamatan yang dilakukan oleh

peneliti, seoorang peneliti akan menelaah secara rinci smapai pada suatu

titik sehingga pada pemeriksaan tahap awal tampak salah satu atau

seluruh faktor yang ditelaah sudah dipahami dengan cata yang biasa.

Apabila dalam teknik perpanajangan menyediakan lingkup, maka di

teknik ketekutan pengamatan menyediakan kedalaman.

36 Lexy J, Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 326.

Page 71: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

60

3) Triangulasi

Teknik pemeriksaan daya yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Teknik

ini bertujuan untuk membandingkan dan mengecek kembali derajat

kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melaui waktu dan alat yang

berbdeda dalam penelitian kuaalitatif. Hal ini dilakukan oleh peneliti

dengan membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil

wawancara. Atau membandingakn keadaan dan perspektif seseorang

atau informan dengan informasi dari informan lainnya. Misalnya dalam

penelitian ini membandingkan antara informasi dari kepala desa Kemlagi

dengan informasi yang didapatkan peneliti dari masyarakt desa Kemlagi

sendiri terkait perilaku masyarakat dalam mengelola sampah rumah

tangga. Triangulasi dilakukan untuk mendapatkan kevalidan data yang di

dapat.

Page 72: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

61

BAB IV

PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH

TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN

MOJOKERTO

A. Gambaran Umum Desa Kemlagi

1. Kondisi Geografis Desa Kemlagi

Desa Kemlagi terletak satu wilayah dengan Kantor Pemerintahan

Kecamatan Kemlagi. Orbitasi desa Kemlagi dari ibukota Provinsi Jawa

Timur, yaitu Surabaya sekitar 50 km dengan jarak tempuh dengan

menggunakan kendaraan bermotor sekitar 1,5-2 jam. Desa ini merupakan

bagian dari wilayah kabupaten Mojokerto yang letaknya 14km dari pusat

kota Mojokerto atau sekitar 45menit jarak tempuh jika menggunakan

kendaraan bermotor. Mojokerto sendiri dibagi menjadi dua wilayah pusat

pemerintahan, yaitu kabupaten dan kota. Kota mojokerto memiliki luas

wilayah hanya 16.46km2.

Kota Mojokerto disebut-sebut sebagai kota

terkecil se-Jawa Timur yang hanya memiliki 3 kecamatan dan 18

kelurahan.37

Berbeda dengan wilayah kota, kabupaten Mojokerto memiliki

luas wilayah 969,36km2 dengan18 kecamatan, 5 kelurahan dan 299 desa.

Kecamatan kemaagi termasuk salah satu bagian dari 18 kecamatan

di kabupaten Mojokerto. Kecamatan kemlagi memiliki 20 desa, dan salah

satunya yaitu desa Kemlagi. Desa Kemlagi memiliki luas wilayah 106 Ha

37 “Wikipedia”, https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kota_Mojokerto (diakses Pada 13 Desember 2018)

60

Page 73: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

62

sudah termasuk area pemukiman, persawahan, perdagangan, industri,

pemerintahan desa, instansi pelayanan kesehatan (pukesmas), dan tempat

ibadah.

Luas wilayah di desa Kemlagi menurut penggunaannya dibagi

menjadi empat luas tanah yaitu luas tanah sawah 20,00 Ha. Luas tanah

sawah ini untuk sawah tadah hujan sesuai dengan kondisi geografis di desa

Kemlagi. Kemudian luas tanah kering seluas 47,00 Ha dengan pembagian

untuk ladang 26,00 Ha, pemukiman 16,00 Ha, dan pekarangan 6,00 Ha.

Selanjutnya menurut penggunaannya pembagian luas willayah desa

Kemlagi yaitu luas pekebunan perorangan sekitas 10,00 Ha. Dan tanah

fasilitas umum seluas 21,00 Ha, termasuk bagiannya yaitu tanah bengkok

8,000 Ha, lapangan olahraga dan perkantoran pemerintahan masing-

masing 1,00 Ha. Tempat pemakaman umum dan fasilitas pasar masing-

masing juga 1,00Ha. Untuk bangunan sekolah 2,00 Ha dan jalan 7,00

Ha.38

Bedasarkan data Potensi Desa, menjelaskan dengan data tabel

bahwa desa Kemlagi memiliki tingkat curah hujan 1.500,00 mm dengan

jumlah bulan hujan yaitu 6 bulan. Biasanya pada bulan September-

Februari. Namun sekarang ini tidak menentu akibat fenomena alam, dan

banyak terjadi kerusakan lingkungan karena pemasanan global, yang

mengakibatkan terjadi pergeseran iklim. Bulan yang seharusnya menjadi

38

Data Potensi Desa tahun 2017,( diakses di website resmi desa Kemlagi. www.kemlagi.desa.id

pada tanggal 26 Desember 2018, pukul 14.00)

Page 74: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

63

bulan hujan justru kemarau dan begitu sebaliknya. Suhu di desa Kemlagi

sekitar 35oC dengan kelempan 30,00. Topografi desa kemlagi termasuk

dataran rendah dengan ketinggihan sekitar 35,00 mpdl.

Gambar 4.1: Peta Desa Kemlagi

Sumber, Data Monografi Desa Kemlagi

Tabel 4.1:Batas Wilayah Desa Kemlagi

Sumber Data Monografi Desa Kemlagi Tahun 2017

No Batas Wilayah Desa

1 Sebelah Utara Perum Perhutani

2 Sebelah Selatan Desa Mojopilang

3 Sebelah Barat Desa Mojowono

4 Sebelah Timur Desa Mojodadi

Page 75: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

64

Dari tabel diatas menjelaskan batas wilayah dari desa Kemlagi,

yakni sebelah Utara desa Kemlagi berbatasan dengan Perum Perhutani,

desa Kemlagi memang dekat dengan kawasan BKPH Kemlagi. Yaitu

kawasan hutan jati, atau masyarakat mengenal dengan sebutan alas

Kemlagi. Sebelah Selatan bebatasan langsung dengan desa Mojopilang,

sebelah barat desa Mojowono. Dan Timur dari desa Kemlagi berbatasan

dengan desa Mojodadi.

Wilayah desa Kemlagi dibagi menjadi empat dusun, yaitu Kemlagi

Lor, Kemlagi Kidul, Kemlagi Kulon dan Kemlagi Wetan. Dari 4 RW desa

Kemlagi memiliki 16 RT. RW 01 memiliki 03 RT, RW 02 memiliki 05

RT, RW 03 memiliki 06 RT, dan RW 04 memiliki 02 RT.

2. Kondisi Demografi Desa Kemlagi

Desa Kemlagi memiliki jumlah penduduk yang cukup padat, yaitu

mencapai 2709 jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) berjumlah 831.

Menurut data Demografi desa Kemlagi tahun 2017 menunjukkan bahwa

jumlah penduduk di desa Kemlagi berdasarkan jenis kelamin presentase

laki-laki sebanyak 1382 jiwa, sedangkan perempuan sebanyak 1327 jiwa.

Penduduk desa Kemlagi dengan usia 0-15 tahun sejumlah 619 jiwa.

Sedangkan di usia produktif yaitu 15-65 sejumlah 1956 jiwa. Dan usia 65

ke-atas hanya sekitar 134 jiwa. Berikut tabel rincian berdasarkan data

potensi desa Kemlagi tahun 2017.

Page 76: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

65

Tabel 4.2

Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

No Usia Laki-laki Perempuan Jumlah

1 0-12 bulan 15 jiwa 7 jiwa 22 jiwa

2 1-5 tahun 101 jiwa 96 jiwa 197 jiwa

3 6-10 tahun 125 jiwa 100 jiwa 225 jiwa

4 11-15 tahun 99 jiwa 89 jiwa 188 jiwa

5 16-20 tahun 140 jiwa 101 jiwa 241 jiwa

6 21-25 tahun 104 jiwa 106 jiwa 210 jiwa

7 26-30 tahun 100 jiwa 95 jiwa 195 jiwa

8 31-35 tahun 124 jiwa 115 jiwa 239 jiwa

9 36-40 tahun 106 jiwa 107 jiwa 213 jiwa

10 41-45 tahun 118 jiwa 108 jiwa 226 jiwa

11 46-50 tahun 104 jiwa 95 jiwa 199 jiwa

12 51-55 tahun 79 jiwa 90 jiwa 169 jiwa

13 56-60 tahun 80 jiwa 87 jiwa 167 jiwa

14 61-65 tahun 44 jiwa 48 jiwa 92 jiwa

15 66-70 tahun 18 jiwa 25 jiwa 43 jiwa

16 71-75 tahun 16 jiwa 27 jiwa 43 jiwa

17 >75 tahun 15 jiwa 31 jiwa 46 jiwa

Jumlah 1.388 jiwa 1.327 jiwa 2.715 jiwa

Sumber: Data Monografi Desa Kemlagi Tahun 2017

Page 77: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

66

Gambar 4.2: Presentase jumlah penduduk

antara laki-laki dan perempuan

Pada tahun 2015 jumah penduduk di desa Kemlagi 2.729 jiwa, dengan

perbedaan jumlah laki-laki 1.389 dan penduduk yang berjenis kelamin

perempuan berjumlah 1.340. Sedangkan pada tahun 2016 jumlah

penduduk Desa Kemlagi 2.722 jiwa. Tahun 2018 ini jumlah penduduk

2.707 jiwa dengan jumlah laki-laki 1.392 dan perempuan1.315 jiwa. Jika

dibuat tabel maka seperti berikut.

Gambar 4.3: Data Jumlah Penduduk November 2018

Sumber: Grup Facebook Resmi Pemerintah Desa Kemlagi

Page 78: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

67

Tabel 4.3

Jumlah Penduduk dari Tahun 2015-2018

No Tahun Jumlah Penduduk

1 2015 2729 jiwa

2 2016 2722 jiwa

3 2017 2715 jiwa

4 2018 2707 jiwa

Jika melihat dari tabel di atas, terjadi penuruan jumlah penduduk di

desa Kemlagi, namun tidak terlalu signifikan karena masih dalam jumlah

berkisar 2.700.

Jumlah angkatan kerja di desa Kemlagi laki-laki 786 orang dan

perempuan 769 orang. Sedangkan penduduk yang masih sekolah berusia

7-18 tahun 276 orang untuk jenis kelamin laki-laki, dan perempuan

berjumlah 212 orang.

Masyarakat desa Kemlagi merupakan masyarakat yang heterogen,

yang terdiri dari beberpa etnis. Mulai dari Jawa tentunya, Madura, Banjar,

Bugis, Minang, Betawi, Sunda, China, Sumbawa. Meskipun terdiri dari

banyak etnis, masyarakat desa Kemlagi saling menghormati sebagai

bentuk toleransi dari perbedaan. Bahkan kehidupan sosial mereka sangat

guyub, misalnya jika ada tetangga yang ada hajat saling membantu tanpa

memandang perbedaan etnis atau bahkan agama. Begitu pula jika ada

musibah, kematian tetap melayat meskipun beda agama sebagai bentuk

Page 79: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

68

ikut berbela sungkawa, kebakaran, atau musibah lainnya juga saling

membantu.

3. Sarana dan Prasarana di Desa Kemlagi

Sarana dan prasarana di desa Kemlagi dibagi menjadi bebrapa aspek,

yang pertama yaitu aspek komunikasi dan informasi. Desa Kemlagi dapat

dikatakan sebagai desa yang telah maju dalam aspek ini. Didukung dengan

kemajuan teknologi saat ini untuk akses internet sangat mudah. Jaringan

internet telah 4G, baik pengguna GSM maupun CDMA. Jika dulu,

masyarakat Kemlagi lebih banyak menggunkan telepon kabel atau sering

disebut telepon rumah, saat ini telah tergantikan dengan handphone atau

lebih dikenal smartphone dengan kecanggihan fitur-fitur didalamnya.

Dengan kemudahan tersebut maka masyarakat Kemlagi dapat

berkomunikasi dengan kerabat, atau rekan dalam pekerjaan juga lebih

mudah. Dan juga dapat membantu untuk kemajuan desa Kemlagi sendiri.

Pemerintah desa Kemlagi sendiri juga telah memiliki website resmi

dan juga grup Facebook resrmi yang memberikan informasi mulai dari

profil desa, monografi, potensi desa, perkembangan desa, dan kegiatan

desa. Dengan adanya website dan facebook resmi dari pemerintah desa ini,

maka masyarakat desa Kemlagi dengan mudah mendapatkan informasi

seeputar perkembangan dan kegiatan yang dilaksakan di desa Kemlagi

sendiri. Untuk penerangan di desa Kmelagi telah menggunakan jasa PLN

baik dengan jenis prabayar maupun token pulsa.

Page 80: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

69

Dalam mengirim surat atau paket lainnya, atau membayar tagihan

listrik maupun air, dapat melalui kantor POS. Di desa Kemlagi tidak

terdapat kantor POS, namun jarak dengan Kantor POS tidak terlalu jauh,

hanya sekitar 2km dengan waktu tempuh 15 menit saja. Selain dengan

menggunakan kantor POS, untuk membayar tagihan listrik maupun air

juga terdapat toko yang menyediakan pembayarakn listrik dan air. Dan

lagi-lagi dengan kecanggihan teknologi saat ini, membayar tagihan

apapun, baik listrik, air, pulsa dan lainnya dapat menggunakan aplikasi

dengan mengunduh di Play Store atau App Store. Ditambah lagi dengan

jaringan internet yang mudah semakin memudahkan masyarkat desa

Kemlag sendiri.

Berbicara tentang internet, di desa Kemlagi juga telah banyak warung

kopi dengan menyediakan fasiliitas free wifi. Sama dengan daerah lainnya

yang banyak bermunculan warung kopi.menganggap bahwa mendirikan

warung kopi, apalagi dengan kelebihan fasilitas free wifi, menjadi salah

satu peluang usaha yang menjanjikan.

Aspek lain yang termasuk dari sarana dan prasarana di desa Kemlagi

yaitu ketersediaan tempat olahraga. Terdapat satu lapangan sepak bola,

selain digunakan untuk area olahraga juga digunakan sebagai acara lain

seperti upacara, lomba ketika bulan Agustus, panggung hiburan dan

kegiatan lainnya. Kemudian terdapat pula lapangan tembak, meskipun

berada di area Polsek Kemlagi, namun juga digunakan sebagai lomba

volly. Secara rutin dilaksankan setiap tahun, biasanya pelaksaana di bulan

Page 81: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

70

Agustus, dalam rangka memperingati hari kemerdekaan Indonesia. Selain

lapangan volly yang berada di kawasan Posek Kemlagi, terdapat juga area

sekolah MI dan satu lagi berada di Kemlagi Kidul,yang digunkan oleh

masyarakat sebgai area olahraga di sore hari.

Prasarana air bersih dan sanitasi, di Desa Kemlagi terdapat 500 unit

sumur pompa dan 2 unit sumur galian. Data ini diperoleh penulis dari data

potensi desa 2017. Masyarakat Kemlagi kebanyakan menggunakan PDAM

dalam mencukupi kebutuhan air. Sedangkan untuk sanitasi, terdapat 10

rumah dengan resapan air rumah tangga. Untuk kepemilikan jamban

dalam keluarga terdapat 700KK.saluran drainase atau saluran pembuangan

air limbah terdapat satu.39

Prasarana dan sarana kesehatan, di desa Kemlagi terdapat

PUKESMAS yang juga merupakan pukesmas dari kecamatan Kemlagi

yang kebetulan lokasinya di desa Kemlagi. PUKESMAS Kemlagi

dilengkapi dengan UGD, dan poli-poli kesehatan, dengan dokter dan

paramedis yang ahli dibidangnya. Selain PUKESMAS juga terdapat klinik

kesehatan dan satu POSKESDES. Apotek berjumlah 2, POSYANDU di

setiap dusun terdapat satu POSYANDU jadi berjumlah 4. Kemudian

terdapat 2 praktek dokter. Dengan sarana dan prasaranan ini masyarakat

Kemlagi mudah untuk mendapakan pelayan kesehatan.

39

Data Potensi Desa Kemlagi, Tahun 2017, (diakses dan diunduh di website resmi desa Kemlagi,

www.kemlagi.desa.id Pada tanggal 26 Desember 2018, pukul 14:00 WIB)

Page 82: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

71

4. Agama

Mayoritas dari masyarakat Kemlagi merupakan pemeluk agama Islam,

dengan jumlah 2.678. kemudian yang beragama Kristen berjumlah 24,

sedangan beragama Katholik 13 orang. Meskipun terdapat berbedaan

jumlah yang signifikan bukan berarti tingkat toleransi antara mayarakat

beda agama ini rendah. Justru di desa Kemlagi dapat dikatakan sangat

saling menghormati satu dengan lainya. Hal ini ditunjukkan jika ada

kegiatan di rumah salah satu warga maka tetangga di sekitarnya akan

datang untuk membantu, atau istilah Jawanya “rewang”. Budaya semacam

ini dilakukan sebagai bentuk keguyuban warga, untuk saling membantu,

tanpa memandang perbedaan dari ras, agama, atau bahkan status.

Di desa Kemlagi terdapat satu masjid dan delapan mushalla.

Sedangkan untuk gereja terdapat satu yang berlokasi di dusun Kemlagi

Timur, tepatnya berada di depan POLSEK Kemlagi. Kegiatan keagamaan

di desa Kemlagi sangat banyak, misalnya untuk perempuan ada Fatayat,

Muslimat, dan Istigosah yang dilakukan satu minggu sekali, untuk anak-

anak diba‟an. Organisasi keagamaan untuk pemuda misalnya ada IPNU,

IPPNU, dan GP Ansor. Dan untuk laki-laki ada kegiatan banjari. Al-

banjari sendiri dibedakan beberapa kategori, mulai dari anak-anak, remaja,

dan bapak-bapak atau dewasa. Selain ada kegiatan Al-banjari, laki-laki

dewasa di desa Kemlagi juga ada kegiatan rutin yaitu istigisah dan tahlil

bersama. Biasanya kegiatan ini juga dilakukan kekita ada hajat, seperti

pernikahan, haji, tasyakuran, atau bahkan musibahseperti kematian, mulai

Page 83: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

72

dari hari pertama sampai 7 ari, kemudian ada 40 hari, 100 hari, setahun,

1000 hari. Peringatan-peringatan tersebut merupakan budaya untuk

memperingati hari-hari kematian keluarga atau kerabat yang sudah

meninggal dunia, namun dengan istigosah dan mengirim doa bersama.

Biasanya orang yang mempunyai hajat, mengundang warga untuk hadir.

Dalam surat tersebut diberi keterangan acara dan kapan diadakannya acara

tersebut. Kegiatan tersebut warag desa Kemlagi menyebut sebgai

“tahlilan”. Partisipasti masyarakat dalam kegiatan “tahlilan” dapat dikatan

masih tinngi. Kegiatan “tahlilan selain sebagai kegiatan keagaam juga

sebagai kegiatan untuk mempererat silahturohim anatar warga.

Di desa Kemlagi juga terdapat pembelajaran TPQ Al-Azhar Kemlagi,

dan juga diniyah. Selain terdapat TPQ sebgai sarana belajar baca tulis Al-

Qur‟an, beberapa rumah warga juga menjadi tempat belajar baca tulis Al-

Quran. Di desa Kemlagi juga terdapat kantor KUA yang lebih tepatnya

terletak di Kemlagi Timur.

5. Pendidikan

Berdasarkan data monografi desa Kemlagi tahun 2017, tingkat

pendidikpendidikan masyarakat dengan lulusan pendidikan umum, sebagai

berikut:

1) Taman Kanak-kanak : 230 orang

2) Sekolah SD/Drajat : 593 orang

3) SMP : 510 orang

Page 84: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

73

4) SMA/SMU : 570 orang

5) Akademi/ D1-D2 : 21 orang

6) Sarjana : 89 orang

7) Pascasarjana : 1 orang

Di desa Kemlagi tedapat dua gedung sekolah tingkat PAUD dan TK,

yaitu PAUD dan TK Negeri Pembina, dan yang kedua yaitu RA Miftahul

Ulum, SD/ sederajat juga berjumlah 2 yaitu SDN Kemlagi II dan MI

Miftahul Ulum, SMP 1 yaitu MTs Miftahul Ulum, buah dan SLB satu.

6. Perekonomian Masyarakat Kemlagi

Desa kemlagi berada pada tigkat perkembangan swasembada.40

Jenis

pekerjaan di desa Kemlagi juga homogen, namun mayoritas adalah petani

dan pedagang. Selain itu profesi masyarakat ada yang seorang guru, dosen,

dokter, perawat, bidan, apoteker, TNI, POLRI, montir, buruh tani, buruh

pabrik, tukang batu, tukang bangunan, tukang cukur, penjahit, wiraswasta,

karyawan swasta, pengusaha, ibu rumah tangga, pembantu rumah tangga,

dan masih banyak yang lainnya.

Dalam aspek pertanian, warga yang memiliki lahan peertanian

tanaman pangan berjumlah 58 orang, dengan luas tanah yang dimiliki

kurang dari 10ha. Lahan pertanian di desa Kemlagi lebih banyak di tanami

tanaman pangan seperti padi, jagung, tebu, jenis-jenis ketela, dan juga

40

Swasembada yaitu tingkat perkembangan telah dapat mencukupi kebutuhan sendiri, seperti

kebutuhan pokok misalnya beras, gula, dan juga kebutuhan lainnya.

Page 85: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

74

tembakau. Selain itu, sebagian dari masyarakat memiliki lahan pekebunan

yang terdapat di sektitar rumah, namun dengan luas yang tidak seberapa.

Tanaman yang di tanam bermacam-macam, berbagaii jenis buah seperti

mangga, pisang, jambu, nangka, kelengkeng, sawo ada juga buah-buahan

yang jarang dikenal namun menjadi buah yang disenangi di desa Kemlagii

seperti glitu, slumpit, juwet, dan lain sebagainya.

Hasil dari perekebunan maupun pertanian tersebut sebagian

dikonsumsi sendiri dan ada yang dijual. Pemasarannya ada yang memilih

untuk jual langsung ke konsumen dan ke pasar, ada yang melalui

tengkulak, KUD, atau lembung desa. Selain dijual mentah ada juga yang

di olah terlebih dahulu, salah satu usaha pengolahann hasil pertanian yaitu

olahan tortilla. Tortilla ini merupakan inovasi salah satu kelomopok usaha

di desa Kemlagi yang berasal dari olahan makanan berbahan dasar jagung.

Organisasi pertanian di desa Kemlagi ada 2 kelompok tani dengan

kegiatan RDKK (Pengadan pupuk dan bibit).

Selain dalam bidang pertanian, masyarakat desa Kemlagi juga

memiliki ternak seperti sapi, kambing, ayam, bebek, angsa, entok, bahkan

kuda. Kuda dijadikan sebagai delman yang setiap harinya, untuk anak-

anak sebagai sarana hiburan mereka. Selain sbagai hiburan juga sebagai

sewaan untuk acara misalnya, khitanan atau bahkan karnaval. Sedangkan

dalam bidang perikanan, beberapa warga di desa Kemlagi memanfaaatkan

perkarangan untuk budidaya ikan.

Page 86: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

75

B. Perilaku Masyarakat dalam Mengelola Sampah Rumah Tangga

Paradigma Behaviorism dan Teori Pilihan Rasional Coleman

Setelah mendeskripsikan objek penelitian untuk melengkapi data,

peneliti selanjutnya memaparkan hasil penelitian di lapangan yang dilakukan

di Desa Kemlagi, Kecamatan Kemlagi Kabupaten Mojokerto terkait perilaku

masyarakat dalam mengelola sampah rumah tangga. Dilatar belakangi karena

tidak adanya prasarana untuk membuang sampah maka muncul perilaku-

perilaku msayarakat dalam mengelola sampah rumah tangga. Hasil penelitian

yang dilakukan di lapangan, sebagai berikut:

Wawancara pertama yang dilakukan oleh peneliti dengan bu Sukarti,

beliau memamarkan:

“aku yen guwak sampah yo ning pinggir omah, kan enek lahan kosong.

Biasane di obong bareng karo tonggo-tonggo iki, sekitar limo omah iki.

Yen guwake yo bendino, tapi ngobonge gantian, biasae rong dino pisan”

(saya biasanya membuang sampah di pekarangan sebelah rumah.

Selanjutnya sampah tersebut di bakar, untuk membakarnya bergantian

dengan tetangganya sekitar. Ada lima rumah membuang ditempat yang

sama, dan kemudian dibakar 2 hari sekali).

“sampahku yo diobong mbak, piye maneh ga ono panggon gawe guwak

sampah. Ketimbang di guwak sembarang mending diobong ae, sampahe

entek ga numpuk.”

Page 87: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

76

(sampah saya juga dibakar, mau bagaimana lagi dari pada membuang

sampah semabarang lebih bakar sampah itu diabakar. Sampah yang

dibakar akan habis jadi tidak sampai menumpuk)41

Gambar 4.4: Membakar Sampah

Sumber: Dokumentasi Peneliti

Masyarakat lebih memilih untuk membakar sampah sebagai pilihannya

mengelola sampah rumah tangga mereka. Membakar sampah adalah pilihan

yang tepat, karena tidak adanya prasarana TPS, untuk menghidari

penumpukan sampah, maka sampah-sampah yang dihasilkan dibakar 2 atau 3

hari sekali. Dalam membakar sampah juga tidak dibedakan berdasarkan jenis

sampah. Semua sampah dianggap sama, yang terpenting sampah akan habis

jika dibakar. Membakar sampah merupakan pilihan paling tepat menurut

41

Ibu Saroh (44) ibu rumah tangga, wawancara pada 26 Desember 2018, pukul 11.10 WIB di

rumah Bu Sukarti.

Page 88: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

77

masyarakat, selain untuk menghindari penumpukan sampah, juga lebih baik

dari pada membuang sampah sembarangan seperti di pinggir jalan atau sungai.

“sampah sing di obong, abune iso dari pupuk gawe dan nyuburno

tanduran, opo maneh nek sampahe teko panganan koyo buah toh

sayurdan sego-sego kuwi. Sampah entek, ga sampek numpuk dan mambu,

dadi yo dibakar ae.”

(abu dari sampah yang di bakar justru dapat menjadu pupuk untuk

tanaman terutama sampah dari jenis makanan seperti buah, sayur, nasi atau

makanan basi. Sampah akan habis jika dibakar dari pada dibiarkan

menumpuk dan menimbulkan bau yang tidak sedap)42

Memang pada dasarnya yang kita ketahui bahwa bahan-bahan organik bisa

menjadi pupuk kompos untuk kesuburan tanaman. Bahkan pupuk kompos

lebih baik untuk tanaman dari pada pupuk dengan bahna kimia. Abu sampah

organik dari hasil pembakaran juga dapat menjadi media tanam. Slah satu

peltian yang dilakukan oleh Badan Litbang di Balai Pengkajian Teknologi

Pertanian Jawa Timur tahun 2011. Bahwa limbah organik dari sampah rumah

tangga dan menjdi pupuk organik. Dengan memberikan manfaat sebgai

berikut:

Menghemat biaya pemakaian lahan pembuanga akhir (TPA) karena

sampah organik dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan pertanian dalam

skala luas. Manfaat kedua yaitu, pengolahan sampah organik tidak

mencemari lingkungan sehingga polusi air, tanah dan udara dapat

berkurang. Bahan organik juga memiliki potensi untuk memperbaiki fisik,

kimia dan biologi tanah. Secara fisik bahan organik dapat memperbaiki

struktur dan meningkatkan kapasitas tanah untuk menyimpah air. Secara

kimiawi dapat meningkatkan daya sangga tanah terhadap perubahan pH,

42

Bu Umi (61), ibu rumah tangga, wawancara pada tanggal 26 Desember 2018, pukul 11.20 WIB,

di rumah bu Sukarti.

Page 89: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

78

meningkatkan kapasitas tukar kation. Secara biologi, merupakan sumber

energi bagi mikroorganisme tanah yang berperan penting dalam proses

dekomposisi dan pelepasan unsur hara dalam ekosistem tanah.43

Menurut penuturan bu Umi, ketika penneliti mewawancarai di rumahnya.

Beliau menjelaskan bahwa ada beberapa warga membuang sampahnya di area

pasar Kemlagi, atau tepatnya di tong sampah milik pasar Kemlagi. Memang di

pasar Kemlagi memiliki kontener sampah atau TPS yang diangkut satu

minggu sekali menuju TPA kabupaten Mojokerto, yang letaknya di Mojosari.

Namun TPS tersebut hanya untuk sampah pasar, bukan pembuangan sampah

untuk umum. Sempat dulu dibuka untuk umum, namun karena masyarakat

tidak membuang dengan baik dan tidak membayar iuran sampah, kemudian

ditutup untuk umum.

“ono beberapa wong iku guwak nang pasar dek, duduk nang kontener

mburi pasar, tapi nang tempat-tempat sampah jero pasar. Saiki lak wes ga

oleh guwak sampah nang mburi pasar iku. Wes di pageri dan di tulisi nek

keruan guwak dendo pirang juta atus ngunu”44

Ada beberapa orang yang membuang sampah di tempat sampah yang

berada dalam pasar. Dulu sempat diperbolehkan membuang sampah di TPS

pasar, namun sekarang telah ada larangan membuang sampah di TPS milik

pasar tersebut, dibangun pager dari bambu dan tetrdapat tulisan larangan

membuang sampah, jika diketahuan membuang sampah maka akan dikenakan

denda ratusan ribu rupiah.

43 E-Jurnal Pupuk Organik dari Limbah, Badan Litbang Pertanian Edisi 2-9 Agustus 2011 No.

3417, 3.

44 Ibu Umi Sayekti (61), wawancara pada 02 Januari 2019 pukul 19.54 di rumah bu Umi, toko

jamu jago depan pasar Kemlagi.

Page 90: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

79

“tapi aku nek guwak ya nang sampah pasar iku mbak devi, ngongkon

wong sing biasane ngobong sampah iku jipik nang omah. Tapi yo tak

bayar sepoloh ewu. Jipik e kadang yo seminggu pisan.wes ga repot-repot

ngobong ta guwak sampah adoh-adoh. Wong yo ga duwe pekarangan

gawe ngobong, enak ngene”45

(saya membuang sampah ya di sampah pasar itu, sampah pasar yang

dimaksud adalah TPS milik pasar Kemlagi yang terletak di sebelah Utara

atau belakang Pasar. Dengan menyuruh orang yang bertugas untuk

menjaga TPS tersebut, pekerjaannya memisahkan sampah yang bisa diolah

untuk d kirim ke TPA dan jenis sampah yang tidak dapat di olah

kemudian di bakar di samping kontener sampah tersebut. Ada tempat

seperti bangunan kotak dengan cerobong asap untuk pembakaran sampah.

Orang tersebuut yang mengmabil sampah dari rumah bu Kumah, setiap

satu minggu sekali dengan diberi upah 10 ribu rupiah).

Sesuai dengan judul yang diajukan peneliti yaitu “Perilaku Masyarakat

dalam Mengelola Sampah Rumah Tangga di Desa Kemlagi Kecamatan

Kemlagi Kebupaten Mojokerto”. Setelah peneliti melakukan tahap-tahap

penelitian, mulai dari observasi sampai wawancara, langkah selanjutnya yaitu

menganalisis data yang diperoleh dari data di lapangan yang kemudian

direlevansi dengan teori yang diajukan oleh peneliti sebagai alat untuk

mengalisis dalam penelitian ini. Teori yang peneliti gunakan yaitu teori pilihan

rasional dengan paradigma behaviorism.

45

Ibu Kumah (40 Tahun), wawancara pada 03 Januari 2019 pukul 09.48 di depan teras rumah

beliau.

Page 91: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

80

Paradigma ini memusatkan perhatiannya kepada hubungan antara akibat

dari tingkah laku yang terjadi dalam lingkungan aktor dengan tingkah laku

aktor. Paradigma ini berusaha menerangkan perilaku yang terjadi di masa

sekarang melalui kemungkinan akibatnya yang terjadi masa yang akan datang.

Akibat dari perilaku yang terjadi dimasa lalu mempengaruhi perilaku yang

terjadi di masa sekarang. Dengan mengetahui apa yang diperoleh dari suatu

perilaku nyata di masa lalu akan dapat diramalkan apakah seseorang aktor

akan berperilaku yang sama (mengulanginya) dalam situasi sekarang.46

Seperti halnya di desa Kemlagi ini, perilaku masyarakat dalam mengelola

sampah telah dilakukan oleh orang tua, kemudian oleh anak. Karena sejak

dulu tidak adanya tempat pembuangan sampah, maka masyarakat lebih

memilih untuk membakarnya. Berbagai alasan melatarbelakangi pilihannya

tersebut, seperti jika tidak dibakar sampah akan menumpuk, menimbulkan

berbagai penyakit dan kerusakan lingkungan.

“ya mbak, kate piye maneh nek ga di obong lak sampahe numpuk. Nek

wes numpuk ambune ga enak, dadi sarang nyamuk, sumber penyakit

mbak. Nek diobong lak entek dadi ga sampek numpuk. Tapi biasae sak

durunge di obong sampah sing teles iku di peme dilek ben garing dadi

gampang diobonge”47

(mau bagaimana lagi, jika tidak dibakar maka sampah akan menumpuk.

Jika sudah menumpuk akan menimbulkan bau yang tidak sedap, dan

menjadi sarang nyamuk, serta sumber penyakit. Jika di baka maka sampah

akan habis dan tidak sampai menumpuk. Tapi biasanya,untuk jenis

46 George Ritzer, Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda, 74.

47 Ibu Sutri (46), Ibu rumah tangga, wawancara pada Sabtu 05 Januari 2019, pukul 08.15 WIB, di

toko Jamu Jago depan pasar Kemlagi.

Page 92: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

81

sampah yang basah akan di jemur terlebih dahulu kemudian akan dibakar

setelah kering akan mudah untuk dibakar)

Kemudian peneliti juga mewawancarai beberapa warga yang tinggal di

dusun Kemlagi Utara atau sering disebut masyarakat dengan Dukuan, nama

wilayah tersebut. Peneliti mendapatkan data bahwa sebagian besar masyarkat

disana memilih untuk membakar sampahnya, namun juga ad yang

membuangnya di area alas Kemlagi. Berikut hasil wawancara yang dilakukan

oleh peneliti.

“wong kene nek guwak sampah yo nang mburi omah mbak, terus

diobong. wong kene pekarangane ombo-ombo dadi yo diobong nang

mburi omahe dewe-dewe. Biasa e telong dino pisan iku ngobongine.

Opo maneh wong kene jek gawe pawon, koyo sampah plastik iku iso di

gawe gantine lengo gas, cepet murup nek di obong”

(masyarakat disini jika membuang sampah dengan dibakar di halaman

belakang rumah, karena halaman rumah cukup luas, jadi di bakar di

halaman rumah masing-masing. Biasanya untuk membakar sampah tiga

hari sekali. Apalagi disini, banyak warga yang masih menggunakan kayu

bakar untuk memasak, sampah plastik digunakan sebagai pengganti

minyak tanah untuk mempermudah nyalanya api, karena sampah plastik

mudah untuk dibakar dan meleleh, ini yang memudahkan dalam

pembakaran atau menyalakan api untuk memasak).

“biasane sampahku tak obong mbak tapi roto-roto wong kene yo akeh

sing di buwak nang andil. Soale omah-omah nang kene podo rapet-rapet

Page 93: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

82

dadi di guwak nang andil, ngobonge gantian biasane sore-sore

ngunu”48

(biasanya sampahku ya tak bakar, rata-rata warga disini dibuang ke andil

karena rumah-rumah disini rapat atau berdekatan, jadi membuang

sampahnya ya d andil itu. Tapi sampah yang terkumpul di andil tersebut

tetap di bakar secara bergantian, biasanya pada sore hari)

Dalam penelitian di lapangan peneliti menemukan fenomena bahwa anak

dan cucu juga telah terbiasa melihat atau bahkan ikut berperilaku seperti orang

tuanya dalam mengelola sampah rumah tangganya. Yaitu dengan membakar

sampah. Perilaku yang dilakukan oleh masyarakat dipengaruhi oleh dorongan

atau stimulus. dan kesempatan untuk mengulang kembali ketika tidak ada

sanksi dan aktor merasakan kepuasan dari perilaku tersebut. Pada studi kasus

ini jika dikaitkan dengan paradigma bihaviorism, masyarakat akan memikirkan

kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi sebelum melakukan sesuatu.

Apakah perilaku membuang sampah di alas Kemlagi misalnya, aktor akan

memikirkan apakah akan mendapat sanksi jika melakukkannya. Jika ketika

melakukan ia tidak mendapat sanksi maka kemungkinan besar aktor akan

mengulangi perilaku yang sama.

“sampah koyo pempers karo lare pitik iku aku ngerti wong-wong akeh

sing guwak nang pinggir dalan iku mbak, nek aku biasane tak guwak nang

jero alas mbak. la nek pempers iku lak ga iso di obong se mbak, nek lare

48

Ibu Sutri (46), ibu rumah tangga warga Kemlagi Kulon, tanggal 05 Januari 2019, pukul 08.15

WIB, di toko Jamu Jago depan pasar Kemlagi.

Page 94: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

83

pitik iku di obong beluke karo ambune ga karuan, dadi di guwak nang jero

alas. Biasane tak guwak uisuk ngunu mbak”49

(seperti ssmpah pempers dan bulu ayam, banyak orang-orang yang

membuang di pinggir jalan, tapi kalau saya biasanya membuangnya di

dalam alas. Pempers kan tidak boleh di bakar, dan bulu ayam kalau

dibakar maka asapnya akan menganggu pernafasan, jadi saya memilih

membuang sampah di dalam alas, biasanya waktu pagi haru)

Dari penuturan bu Siken ada kata „biasane‟, ini menegaskan bahwa

membuang sampah di kawasan alas Kemlagi sudah menjadi kebiasaan. Pada

pengamatan peneliti memang tidak ada sanksi tegas dari pihak pemerintah

desa juga pihak BPKH Kemlagi perihal perilaku masyarakat ketika membuang

sampah di kawasan alas tersebut. Namun memang telah ada himbauan secara

tertulis yang ditempelkan di area-area tertentu pada kawasan alas Kemlagi,

untuk tidak membuang sampah. Sebenarnya cara ini cukup efektif,

berdasarkan pengamatan peneliti beberapa kali melintasi alas Kemlagi,

mengalami perubahan, pada awal tahun lalu misalnya beberapa titik di pinggir

jalan yang masih kawasan alas Kemlagi, terdapat tumpukan sampah. Namun

saat ini tumpukan sampah pada area-area tersebut sudah tidak ada. Tetapi

yang sedikit mengejutkan, dari hasil wawancara peneliti dengan Bu Siken,

masih ada yang membuang sampah di alas Kamlagi namun di area dalam,

bukan lagi di pinggir jalan.

49

Ibu Siken (44) ibu rumah tangga, wawancara pada 31 Desember 2018, pukul 13.45, di depan

rumah bu Siken

Page 95: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

84

Gambar: 4.7: Sampah di Kawasan Alas

Sumber: Dokumentasi Peneliti

Sebelum aktor melakukan tindakan maka aktor akan dihadapkan dengan

pertimbangan-pertimbangan, pertimbangan tersebut berdasarkan pengalaman,

pengetahuan, dan kemungkinan yang akan terjadi. Dalam penelitian ini, ketika

aktor memilih membuang sampah di alas Kemlagi misalnya, akan

mempertimbangkan berdasarkan pengalamannya. Jika aktor membuang

sampah di kawasan Kemlagi sudah menjadi kebiasaan, maka menurut

pengalaman mereka tidak ada terjadi apa-apa, seperti sanksi misalnya yang

tidak mereka terima setelah membuang sampah. Maka pertimbangan-

pertimbangan ini manjadi stimulus aktor dalam berperilaku. Jika tidak ada

sanksi yang berikan, atau kemungkinan sanksi yang dihadapi oleh aktor tidak

seberat yang diperkirakan maka kemungkinan mengulangi perilaku yang sama

juga semkain tinggi. Sebaliknya jika sanksi yang diterima ternyata lebih berat

dari yang diperkirakan, maka kemungkinan mengulangi perilaku yang sama

akan semakin kecil.

Page 96: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

85

Perilaku masyarakat dalam mengelola sampah lainnya yaitu melalui Bank

Sampah. Di Desa Kemlagi memiliki Bank Sampah di setiap RW terdapat satu

Bank Sampah. Sebenarnya telah ada sejak tahun 2017, namun hanya berjalan

beberapa minggu saja, dan hanya di RW 3. Bank Sampah bergerak dan fokus

dalam mengelola sampah jenis anorganik, yaitu sampah yang dapat di daur

ulang. Bank sampah di Desa Kemlagi ini bekerja sama dengan LSM We-Hasta

salah satu LSM yang telah mendirikan 230 Bank Sampah di Kabupaten

Mojokerto.

Pada tanggal 02 Februari 2019, peneliti mengikut sosialisasi pengolahan

sampahh 3R (Reduse, Reuse dan Recycle). Dalam pelatihan tersebut

penelitimemperoleh data bahwa, telah di bentuk strukktur pengurus setiap RW

di Desa Kemlagi. Pelatihan tersebut dihadiri para pengurus Bank Sampah di

setiap RW dan juga Ketua RT dan RW, serta BPD, LSM, dan perangkat Desa

Kemlagi. Dalam sosialisasi tersebut dijelaskan empat fungsi dari Bank Sampah

yaitu:

1. Edukasi memilah jenis sampah

2. Menyelamatkan lingkungan

3. Meningkatkan ekonomi

4. Sosial

Dengan menjadi nasabah di bank sampah masyarakat akan mengerti dan

mampu memiliah sampah berdasarkan jenisnya. Terutama pada jenis sampah

anorganik yang akan di pilah kembali sesuai klasifikasi berdasarkan ketentuan

di bank sampah. Di Bank Sampah, sampah anorganik atau smapah yang dapat

Page 97: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

86

di daur ulang, di klarifikasikan kembali sesuai dengan harga jual. Seperti

kardus, duplek, moni, blowing, kertas HVS atau putihan, kertas buram, koran,

botol plastik kotor (masih dengan tutup dan label kemasan), botol plastik bersih

(telah dipisahkan tutup dan di buang label kemasan), botol plastik berwarna,

gelas plastik, plastik bening, plastik sablon, galon, bak berwarna,bak hitam,

aki, elektronik rusak, sepatu, dan banyak jenis sampahyang dapat di jual di

bank sampah.

“sampah plastik seperti gelas air mineral salah satunya membutuhkan

waktu penguraian 40-70 tahun. Jika sampah plastik tersebut dibuang

kekali atau hanyut sampai ke laut maka akan membutuhkan proses

penguraian lebih lama karrena sampah tersebut terombang-ambing di

permukaan air. Dampak lainnya ketika di buang disungai akan menutup

permukaan air sungai, padahal secara alamiah permukaan air sungai

akan mengua, kemudian menjadi mendung lalu hujan turun. Tapi, jika

sungai-sungai tertutupdengan sampah, yang terjadi yaitu pemanasan

global yang saat ini terjadi”50

Gambar 4.8 Pelatihan Pengolahan Sampah 3R

Sumber: Dokumentasi Peneliti

50

Pak Sisyantoko, pemateri sosialisasi Pelatihan Pengolahan Sampah 3R (Reuse, Reduse, dan

Recycle), pada tanggal 02 Februari 2019 pukul 09.30 WIB di Desa Kemlagi

Page 98: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

87

Sistem dari Bank Sampah ini, seperti menabung namun dengan sampah

yang telah di pilah sesuai dengan jenis yang ditentukan oleh bank sampah.

Sampah yang telah terkumpul akan di ambil oleh We-Hasta atau di jual ke

pengepul untuk di tukarkan dengan uang.

“pada dasarnya mbak, masyarakat Kemlagi sudah dapat memisahkan

jenis sampah secara sederhana. Ini dibuktikan bahwa masyarakat desa

Kemlagi telah mengerti barang yang dapat dijual kembali kepada tukang

rosokan dan ditukar dengan bawang merah atau uang. Kemudian kami

mengadakan program bank sampah ini agar masyarakat desa Kemlagi

mampu membedakan jenis sampah yang di produksi pada skala rumah

tangganya. Agar nantinya sampah tidak lagi menjadi masalah yang

meresahkan tapi sampah juga dapat membantu perekonomiannya”51

Berdasarkan pada observasi yang dilakukan oleh peneliti, memang

masyarakat Kemlagi menjual kembali barang-barang yang sudah tidak

digunakan, seperti kardus, botol kaca atau plastik, dan barang-barang rumah

tangga lainnya yang sudah rusak dan tidak digunakan lagi. Tukang rosokan

akan datang ke setiap rumah, untuk mencari barang-barang yang sudah tidak di

pakai atau disebut barang loak/rosokan. Kemudian hasil dari penjualan tersebut

biasa ditukar dengan bawang merah atau dengan sejumlah uang.

“Diharapkan dengan adanya Bank Sampah nantinya, akan merubah

perilaku masyarakat Kemlagi. Terlebih lagi masyarakat Kemlagi dapat

membedakan sampah berdasarkan jenisnya dan dapat mengelola sampah

menurut jenisnya tersebut. Sehingga nantinya akan mengurangi dampak

negatif seperti pencemaran pada lingkungan. Ketika masyarakat sudah

terbiasa dengan memilah sampah berdasarkan jenisnya, maka secara tidak

langsung akan ditiru oleh anak keturunannya”.52

51 Bu Wahyu (34), Istri Pak Lurah Desa Kemlagi, wawancara pada tanggal 31 Januari 2019, pukul

10.00 WIB di ruang tamu kediaman beliau, Kemlagi Barat.

52 Pak Sisyantoko, pemateri sosialisasi Pelatihan Pengolahan Sampah 3R (Reuse, Reduse, dan

Recycle), pada tanggal 02 Februari 2019 pukul 09.30 WIB di Desa Kemlagi.

Page 99: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

88

Penyataan pak Sisyantoko tersebut sesuai dengan paradigma Behaviorism,

bahwa perilaku yang dilakukan oleh orang tua akan mempengaruhi perilaku

yang dilakukan oleh anak atau cucunya selanjutnya. Perilaku yang dilakukan

dahulu memperngaruhi perilaku yang dilakukan saat ini, dan perilaku saat ini

juga memperngaruhi perilaku masa depannya. Kemungkinan akan diulangi di

masa depan dari perilaku yang dilakukan saat ini.

C. Latar Belakang Perilaku Masyarakat dalam Mengelola Sampah Rumah

Tangga Paradigma Behaviorims Skinner dan Teori Pilihan Rasional

Coleman

Dalam menganalisis peneliti menggunakan teori pilihan rasional, teori ini

memusatkan perhatiannya lebih pada aktor. Aktor dipandang sebagai manusia

yang memiliki tujuan atau maksud, yang artinya aktor memiliki tujuan dan

tindakannya sebagai upaya untuk mencapai tujuannya tersebut. Aktor dipandang

memiliki nilai atas pilihannya sesuai dengan keperluannya. Teori pilihan

rasional tidak menghiraukan apa yang menjadi pilihan atau apa yang menjadi

sumber pilihan aktor yang terpenting adalah kenyataan bahwa tindakan yang

dilakukan untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan tingkat pilihan aktor.

Latar belakang masyarakat dalam mengelola sampah rumah tangganya

karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

Page 100: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

89

a) Ketersediaan Sarana dan Prasarana

Standartnya dalah satu desa memang harus memiliki Tempat Pembuangan

Sampah Sementra (TPS). Di desa Kemlagi memiliki satu TPS namun itu milik

pasar Kemlagi, dan terdapat laranagan membuang sampah disana untuk

umum. Jadi TPS tersebut diperuntukkan hanya untuk skala sampah pasar saja.

Masyarakat Kemlagi mengeluhkan ini, kurangnya TPS atatu bahkan tidak

disediakan TPS untuk menampung sementara sampah dari rumah tangga

masyarakat Kemlagi. Maka tidak heran jika muncul pola perilaku-perilaku

yang dipilih oleh masyarakat Kemlagi ini dipengaruhi karena tidak tersedianya

sarana dan prasarana tempat pembuangan sampah, munculnya perilaku

tersebut sebagai bentuk agar tidak terjadi penumpukan sampah.

Selain langsung membakar sampah, beberapa rumah tangga membayar

orang lain untuk mengangkut sampah dan kemudian akan dibakar ditempat

lain, dalam arti tidak dipekarangan rumahnya sendiri. Biasanya ini

dikarenakan terbatasnya luas pekarangan yang dimiliki. Sekitar 3-4harisekali

sampah akan diangkut, dan volume sampah yang diangkut tersebut dengan

menggunakan sepeda motor, bisa sampai 3 kantong plastik merah dengan

ukuran besar.

“la piye maneh mbak, aku ga duwe pekarangan, terus produksi sampahe

yo akeh. Opo maneh nek duwe toko ngene iki, bendinane ono sampah sing

diguwak amargo teko sampah toko, wong bendino ono wong tuku jamu,

labungkuse iki mau lak wes dadi sampah. Aku pale jaluktolong wong gawe

guwak sampah, tapi ujunge yo di obong pisan tapi ga nang kene”53

53 Bu Umi (61), Pensiunan guru, memiliki toko jamu jago. Wawancara pada tanggal 28

Desemmber 2018, pukul 16.00 WIB.

Page 101: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

90

Gambar 4.10: Pengangkutan Sampah

Sumber: Dokumentasi Peneliti

Dikarenakan tidak memiliki pekarangan yang cukup luas, maka beberapa

warga memilih untuk menyuruh orang lain untuk membuang sampahnya.

Seperti yang dilakukan bu Umi, Bu Kumah dan beberapa oranglainnya.

Namun pada akhirnya sampah tersebut tetap di bakar namun ditempat lain.

Dalam hal ini jika dikaitkan dengan penelitian yang dilakukan oleh

penulis, maka perilaku yang dilakukan oleh masyarakat dalam mengelola

sampah rumah tangga memiliki tujuan yaitu agar sampah yang diproduksi

dalam rumah tangga tidak menumpuk. Maka perilaku seperti menjemur lalu

membakar sampah, membuang ke andil, membuat jugangan, atau membuang

ke kawasan alas Kemlagi, merupakan pilihan tindakan sesuai dengan rasional

dari masyarakat.

Page 102: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

91

b) Pendidikan

Menurut Notoatmotmodjo, mengatakan bahwa tingkat pendidikan

seseorang akan mempengaruhi pengetahuannya. Pendidikann dapat

membawa wawasan atau pengetahuan seseorang. Dalam penelitian ini

pengetahuan yang dimaksud yaitu pengetahuan meliputi jenis sampah, dan

contoh dari jenis sampah.

Dalam pengamatan yang dilakukan oleh peneliti di lapangan dan

berdasarkan data Monografi rata-rata tingkat pendidikan masyarakat Kemlagi

antara tingkat SD, SMP, dan SMA sama-sama dalam kisara 500 orang. Dan

menurut pengamatan di lapangan, masyarakat di desa Kemlagi memang tidak

memisahkan sampah berdasarkan jenisnya. Mereka menganggap bahwa

semua sampah itu sama dan disebut sebagai sampah.

Wawancara dilakukan peneliti kepada ibu Saroh, seorang ibu rumah

tangga, yang peneliti wawancari ketika beliau berada di rumah bu Sukarti,

berikut menuturan beliau

“sampahe gak tak bedano, yo pokok didadino siji terus di obong. Aku

duwe 2 tempat sampah nang omah, tapi yo duduk sing gede, tempat

sampah plastik iku”

(tidak membedakan sampah berdasarkan jenisnya, langsung di jadikan satu

dan setelah itu di bakar. Terdapat 2 tempat sampah dengan ukuran yang

tidak besar dengan bahan plastik, untuk menampung sampah sementara

sebelum dibakar).

Page 103: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

92

Dalam pengamatan peneliti selama di lapangan, masyarakat desa Kemlagi

memang tidak membedakan sampah berdasarkan jenisnya. Antara sampah

organik, anorganik ataupun sampah B3. Dan juga tidak dipisahkan sampah

kering atau basah. Jenis sampah tersebut dijadikan dalam satu pengolahan,

yaitu lebih banyak memilih untuk di bakar. Pengamatan peneneliti, masyarkat

langsung memasukkan sampah pada satu kantong plastik, tanpa membedakan

jenis sampahnya.

“sebenere yo ga oleh bakar sampah, tapi piye maneh. Yen ga di obong

sampahe numpuk, diobong lak entek. Asline yo bingung iki tanahe nek

mene-mene di bangun karo sing duwe bingung arepe ngobong ning ndi”

(sebenarnya memang tidak boleh membakar sampah, tapi bagaimana lagi.

Jika sampah tidak dibakar maka akan menumpuk, tapi jika sampah di

bakar akan habis. Namun ada keresahan jika lahan kosong di samping

rumah akan di bangun, maka tidak ada tempat lagi untuk membakar

sampah).54

Gambar 4.8: Pembakaran Sampah di Lahan Kosong

Sumber: Dokumentasi Peneliti 54

Wawancara dengan Ibu Sukarti (49) ibu rumah tangga 26 Desember 2018, pukul 11.00 WIB di

dalam rumahnya

Page 104: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

93

c) Kesehatan

Beberapa masyarakat memaparkan alasan mereka memilih mengelola

sampah rumah tangga mereka dengan cara di bakar. Menurut alasan mereka

untuk kesehatan hewan ternak yang mereka.

“nek di obong iku yo iso gawe diangan sapi karo wedus, diangan iku

obong-obong ben ga ono nyamuk utowo laler, dadi iso gawe hindari

penyakit kewan ternak”55

Membakar sampah selain menghindari sampah agar tidak tetumpuk juga

menjadi „diangan‟ atau di daerah lain disebut „bediang‟. yaitu asap dari

pembakarana sampah tersebut dapat menjadi pengusir nyamuk dan juga lalat

yang dapat menimbulkan penyakit hewan ternak warga.

Jika sampah dibiarkan akan menumpuk, sampah yang menumpuk akan

menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan, selain menimbulkan aroma

yang tidak sedap, juga akan memicu tumbuhnya berbagai penyakit. Selain itu

juga akan berdampak pada kesehatan lingkungan dan pencemaran, berupa

pencemaran tanah, udara atau bahkan air.

d) Kebiasaan dan Tradisi

Kebiasaan masyaakat yang membakar sampah, membuang sampah di

pinggir sungai, lahan kosong, dan di kawasan alas Kemlagi sudah dilakukan

sejak lama dan kebiasaan ini masih dilakukan hingga sekarang. Perilaku yang

mereka lakukan karena melihat perilaku yang dilakukan oleh orang terdahulu

sebelum mereka.

55

Wawancara dengan Pak Solekan (52), penjual kayu jati , 31 Desember 2018 pukul 13.30 WIB di

rumah Pak Solekan Dukuan.

Page 105: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

94

Seperti penuturan bu Sutri, yang menjelaskan bahwa rata-rata masyarakat

di Kemlagi Kulon membunang sampah di andil. Karena tidak berfungsinya

tempat pengairan buatan Belanda tersebut makan oleh warga dijadikan sebagai

tempat pembuangan sampah. Ini juga disebabkan karenna tidak ada lahan

untuk dijadikan tempat pembakaran sampah, atau pekarangan rumah yang

mereka miliki tidak cukup luas untuk membakar sampah.

Berbeda dengan bu Sutri, Pak Solekan warga dusun Dukuan, menyatakan

bahwa kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat di Dukuan lebih membakar

sampah, dikarenakan mereka memiliki pekarangan rumah yang cukup luas

untuk tempat membakar sampah. Dan sebagian yang masih menggunakan

“pawon” atau “cutik geni” yaitu memasak dengan kayu bakar masih

memanfaatkan sampah plastik untuk membantu mereka menyalakan api.

Pada kasus Pak Solekan da Bu Saken misalnya yang memilih untuk

membakar sampah, sebelum memilih untuk mengelola sampahnya dengan

dibakar maka aktor akan di hadapkan pada pilihan-pilihan. Yaitu sumber daya

dan keuntungan yang didapat setidaknya sebanding. Tujuan yang menjadi

pencapaian dari perilaku mereka dengan membakar sampah yaitu pertama

rumah menjadi bersih, dan sampah tidak menumpuk, tidak ada bau yang

disesbabkan dari penumpukan sampah.

Dari setiap pilihan yang dihadapkan kepada aktor akan dipertimbangkan

sesuai dengan kelebihan dan kelemahan pada setiap pilihannya. Misalnya

seperti membakar sampah, kelebihannya yaitu: dapat berfungsi sebagai

„diagan; yang kedua sebagai „cutik geni‟; pengganti minyak tanah untuk

Page 106: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

95

mempermudah prosespembakaran kayu bakar; yang ketiga sampah yang

dibakar akan habis, jadi tidak ada lagi sampah yang menumpuk. Namun

kelemahannya yaitu: asap yang ditimbulkan akan mengganggu pernafasan,

membutuhkan pekarangan yang luas untuk tempat pembakaran sampahnya.

Jika memilih untuk membuang di kawasan alas Kemlagi, dan yang

menjadi pertimbangan dari kelebihannya: tidak perlu repot untuk membakar

sampah, tidak menimbulkan asap jika memilih dibakar, sehingga tidak

mengganggu pernafasan. Sedangkan kekurangannya: ada rasa kekhawatiran

jika ketahuan oleh pihak perhutai, ketika membuang sampah di area alas

Kemlagi. Kedua jika ketahuan akan dikenakan sanksi berat atas perilaku

membuang sampah tersebut.

Jika memilih menyuruh orang lain mengangkut sampahnya untuk di bakar

di tempat lain, yang menjadi pertimbangan yaitu, kelebihannya: tidak

membutuhkan pekarangan yang luas, tidak perlu repot untukmembakar

sampah, tidak perlu ada asap akibar proses pembakaran sampah, dan rumah

menjadi bersih tanpa haru membakar sendirisampahnya. Namun yang menjadi

kelemahannya yaitu, harus mengeluarkan biaya ekstra. Artinya ada biaya

tambahan yang harus didikeluarkan untuk membayar orang yang dimintai

tolong untuk mengangkut sampahnya.

Berdasakan atas kelemahan dan kelebihan tersebut, akan menjadi

pertimbangan seorang aktor untuk memutuskan pilihannya. Apakah aktor akan

memilih untuk membakar sampah dengan pertimbangan memerlukan

pekarangan yang luas, dan asap yang akan ditimbulkan. Atau memilih untuk

Page 107: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

96

membuang di kawasan alas Kemlalgi, dengan pertimbangan tidak perlu repot

untuk membakar sampah, namun da rasa khawatir jika ketahuan pihak

perhutani.

Peneliti selanjutnya menggali data kepada pihak pemerintah desa Kemlagi

terkait tema yang dikaji oleh peneliti. Penelitian mewawancarai Kepala Desa

Kemlagi, Abd. Wahab. Beliau memaparkan:

“sampah memang menjadi salah satu masalah yang mendapat

perthatian lebih dari pihak pemerintah desa. Jika sampah saat ini saja

dibiarkan menumpuk, selain dapat memperburuk estetika juga menjadi

sumber penyakit juga mengancam kesehatan lingkungan, bagaimana

degan nanti, maka dari itu dari pemerintah desa sudah mengadakan

program untuk mendirikan TPS. Rencananya TPS ini akan di bangun di

tanah Bengkok separuh dari tanah luran dan separuh dari tanah carik.

Hanya saja annggarannya belum cair sepenuhnya. Kami masih dalam

proses pengadaan mesin pencacah. Jadi mbak, rencananya dari

pemerintah desa Kemlagi ingin mengola sendiri sampah-sampah yang

berasal dari rumah tangga di desa Kemlagi ini.”

Ternyata dari pihak pemerintah Desa Kemlagi telah menyadari tentang

salah satu yang menjadi problematika masyarakat yaitu perihal sampah. Maka

dari itu pemerintah Desa Kemlagi telah memmbuat program yang rencanaya

akan terealisasikan di tahun ini 2019, untuk pembangunan TPS. TPS ini

menurut penjelasan dari Kepala Desa Kemlgi yaitu bukan tempat pembuangan

atau penampungan sementara namun pengertiannya lebih sama dengan TPA

yaitu tempat pembuangan akhir, yang mana akan dilakukan pengolahan

sampah yang terkumpul dari tiap-tiap rumah di desa Kemlagi. Kemudian

dipisahkan berdasarkan jenis, untuk jenis sampah organik akan di olah untuk

menjadi pupuk kompos dan kemudian dijual, sehingga dapat menjadi

Page 108: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

97

pemasukan untuk kas desa sebagai bentuk inovasi pemasukan desa guna

kemajuan desa.

“rencananya mbak, sampah itu akan diolah sendiri. Sampah dengan jenis

organik seperti daun, buah, sayur dan sebagainya itu akan diolah menjadi

pupuk kemudian dijual. Sedangkan untuk sampah jenis lain jika masih

bisa untuk di daur ulang kembali akan di daur ulang, seperti botol plastik,

gelas plastik dan bahan lainnya yang masih bisa di daur ulang, akan di

cacah terlebih dahulu. Makanya kami masih mencari mesin untuk

mencacah tersebut”

Sampah dengan jenis anoganik dan B3, jika masih dapat di daur ulang

akan diolah dengan melalui tahap pencacahan atau peleburan dahulu. Dari

Pemerintah desa Kemlagi telah menganggarkan untuk pengadaan mesin

pencacah tersebut. Teknis dalam pengumpulan sampah tersebut rencananya

akan dilaksanakan merekrutan anggota sebagai pengangkut sampah. Untuk

masyarakat desa Kemlagi sendiri akan dikenakan iuran setiap bulannya sekitar

Rp. 5.000,- setiap bulannya.

“jadi, untuk teknis pengumpulan sampahnya nanti akan kami rekrut

beberapa orang untuk menjadi pengangkut sampah dari setiap RT yang

ada di desa Kemlagi. Dan warga akan dikenakan iuran sebesar 5.000

setiap bulannya”.56

“tapi ini masih dalam tahap proses mbak, sebenarnya pengadaan

pengelolahan sampah ini merupakan standart yang harus dipenuhi disetia

desa. Dan program ini sudah lama, tapi di Desa Kemlagi baru bisa

terealisasi tahun ini. Hanya saja ya secara bertahap, untuk sekarang ini

sudah membeli tossa untuk mengangkut sampah-sampah dari setiap

rumah. Prosesnya lama karena melalui banyak prosedur mbak, mulai dari

rancangan program, musyawarah, kesepakatan untuk menjadikan tanah

bengkok sebagai lahan dari pengelolahan sampah, kemudia proses

56

Abd. Wahab, kepala DesaKemlagi, wawanacara pada tanggal 26 Desember 2018, pukul 09.00

WIB di Kantor Desa Kemlagi.

Page 109: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

98

penganggaran, menunggu sampai anggarannya turun dan masih banyak

lagi proses dalam pengadaan tempat pengelolahan sampah.”57

Dari pemerintah Desa Kemlagi telah memprogramkan pengadaan tempat

pengolahan smapah berbasis 3R, yaitu Reuse, Reduse, dan Recycle. Sampah

yang akan diolah di TPS ini nantinya lebih pada sampah jenis organik dan B3.

Sampah organik, akan di jadikan kompos organik yang dapat dijual kembali.

Pengolahan smapah ini, menjadi salah satu program pemerintah untuk

mengurangi permasalahan sampah yang selama ini diresahkan oleh masyarakat

Kemlagi. Sedangkan untuk jenis sampah anorganik diarahkan ke Bank

Sampah, yang terdapat di setiap RW.

57

Ainur Rofiq, Pak inggih. Sabtu, wawancara pada tanggal 05 Januari 2019, pukul 08.45 WIB di

Kantor Desa Kemlagi.

Page 110: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

99

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Perilaku masyarakat desa Kemlagi dalam mengelola sampah rumah

tangganya lebih banyak memilih untuk dibakar. Dikarenakan

masyarakat Kemlagi memiliki pekarangan rumah yang luas sehingga

ada lahan untuk membakar sampahnya. Namun ada yang membuang

sampah di alas Kemlagi dengan alasan karena ada beberapa jenis

sampah tidak dapat dibakar, seperti pempers atau bulu ayam yang jika

dibakar akan menimbulkan bau yang tidak sedap. Temuan peneliti

selama di lapangan juga ada yang membuang di andil, yaitu tempat

pengairan zaman Belanda yang sudah tidak difungsikan lagi, dan

menjadi tempat pembuangan sampah oleh warga sebelum dibakar.

Untuk warga yang tidak memiliki pekarangan rumah yang luas

biasanya membayar orang untuk mengangkut sampah dan dibakar di

tempat lainnya. Atau ada yang membuang sampah di TPS Pasar

Kemlagi. Selain itu masayarakat desa Kemlagi juga menjual barang-

barang yang sudah tidak digunakan kepada tukang rosokan.

99

Page 111: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

100

2. Latar belakang masyarakat dalam mengelola sampah rumah tangga

Munculnya perilaku-perilaku dalam mengelola sampah rumah tangga

yaitu karena tidak adanya ketersediaan sarana dan prasarana tempat

pembuangan sampah di Desa Kemlagi. Masyarakat Kemlagi banyak

yang memilih untuk dibakar, alasannya karena agar tidka terjadi

penumpukan sampah. Sampah akan habis jika dibakar, selain itu juga

dapat berfungsi sebagai „diangan‟, yaitu asap dari pembakaran akan

mengurangi potensi penyakit pada hewan ternak. Juga sampah plastik

dapat menjadi pengganti minyak tanah, untuk proses masak yang

masih menggunakan „cutik geni‟.

B. Saran

1. Untuk Pemerintah Desa Kemlagi, dengan adanya penelitian ini dapat

menjadi bahan pertimbangan untuk pemerintah desa Kemlagi dalam

memberikan kebijakan untuk perkembangan pembangunan TPS yang

telah diprogramkan oleh pemerintah desa Kemlagi. Untuk

perkembangan pengadaan TPS juga harus memperhatikan dari teknis

berjalanannya TPS tersebut, mulali dari pengambilan sampah pada

setiap rumah yang ada di desa Kemlagi, pemisahan sampah

berdasarkan jenisnya sampai pada pengolahan sampah. Pada dasarnya

pengolahan sampah harus sesuai dengan jenis sampahnya. Selain itu

saran dari peneliti agar mendatangkan ahli lingkungan dan

Page 112: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

101

pengelolahan sampah atau teknik lingkungan. Agar dalam pengadaan

TPS atau tempat pengelolaan sampah ini berjalan sesuai dengan

ketentuan-ketentuan tertentu.

2. Untuk masyarakat Desa Kemlagi, memang setiap individu memiliki

pemikiran rasionalnya berbeda satu dengan lainnya. Namun dengan

adanya penelitian ini, diharapkan kepada masyarakat desa Kemlagi

agar lebih peduli dengan lingkungan. Akibat dari perilaku akan

kembali kepada pelaku sendiri. Untuk perilaku-perilaku masyarakat

seperti membuang sampah di pinggir sungai atau di kawasan alas

Kemlagi, agar membuat kebiasan baru dengan prinsip peduli

lingkungan untuk masa depan. Dapat dengan cara berinovasi, banyak

buku dan pelatihan-pelatihan tentang pengolaan sampah rumah tangga,

seperti di jadikan pupuk kompos, atau penyerapan air dan sebagainya.

Page 113: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

102

DAFTAR PUSTAKA

Azwar ,Saifudin. Sikap Manusia. Pustaka Pelajar: Jogjakarta, 2003.

Endah, Heru Subaris & Dwi. Sedekah Sampah. Parama Publishing: Yogjakarta,

2016.

Goodman, Dauglas J., George Ritzer. Teori Sosiologi Modern. Kencana Predana

Media Group: Jakarta, 2004.

Moleong, Lexy J. Metdologi Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosdakarya:

Bandung, 2011.

Ritzer, George. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. PT Raja

Grafindo Persada: Jakarta, 2013.

Setiadi, Elly M. & Usman Kolid. Pengantar Sosiologi. Kencana: Jakarta, 2011.

Soekanto, Soejono. Sosiologi Suatu Pengantar. PT Raja Gafindo Persada:

Jakarta, 1990.

Sucipto, Cecep Dani. Teknologi Pengolahan Daur Ulang Sampah. Gosyen

Publlishing: Yogyakarta, 2012.

Suryati, Teti. Bijak & Cerdas Mengelola Sampah Membuat Kompos dari Sampah

Rumah Tangga. PT Agromedia Pustaka: Jakarta, 2009.

Sutinah, Bagong Suyanto. Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif

Pendekatan. Kencana: Jakarta, cetakan ke 6, 2011.

Suwandi, dan Basrowi. Memahami Penelitian Kualitatif. Rineka Cipta: Jakarta,

2008.

102

Page 114: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

103

Wirawan, I.B, Teori-teori Sosial Dalam Tiga Paradigma Fakta Sosial, Definisi

Sosial, dan Perilaku Sosial. Prenadamedia Group: Jakarta, 2012.

Internet

Norival, Achnad. “Perilaku Masyarakat di Bagian Tengah Batang Ino Terhadap

Samapah di Nagari Salimpaung Kecamatan Salimpaung Kabupaten Tanah

Datar,” Jurnal Buana-Vol-2 No-1 (2018): 264, geografi.ppj.unp.ac.id

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online, https://kbbi.web.id/kelola.html

(diakses Pada Tanggal 20 November 2018, Pukul 16:08)

“Republika.co.id,” diakses 16 Nopember 2018,

https://m.republika.co.id/berita/nasional/umum/18/04/16/p7abz3284-klhk-

produksisampah-nasional-658-juta-ton-per-tahun

tirto.id, diakses pada 24 Nopember 2018, pukul 21.07 WIB, tirto.id/bahaya-

sampah-popok-sekali-pakai-untuk-lingkungan-dan-kesehatan

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kota_Mojokerto (diakses Pada 13 Desember

2018)

Data Potensi Desa tahun 2017,( diakses di website resmi desa Kemlagi.

www.kemlagi.desa.id pada tanggal 26 Desember 2018, pukul 14.00)

E-Jurnal Pupuk Organik dari Limbah, Badan Litbang Pertanian Edisi 2-9 Agustus 2011

No. 3417

Page 115: PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ...digilib.uinsby.ac.id/29345/1/Sri Devi Al Rizqi_I73215072.pdfPERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA KEMLAGI KECAMATAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

104

Wawancara dengan Ibu Saroh (44) ibu rumah pada tangga 26 Desember 2018,

pukul 11.10 WIB di rumah Bu Sukarti.

Wawancara dengan Bu Umi (61), ibu rumah pada tangga 26 Desember 2018,

pukul 11.20 WIB, di rumah bu Sukarti

Wawancara dengan bu Kumah (40 Tahun), pada tanggal 03 Januari 2019 pukul

09.48 di depan teras rumah beliau

Wawancara bu Surtini (46), Ibu rumah tangga, pada tanggal 05 Januari 2019,

pukul 08.15 WIB, di toko Jamu Jago depan pasar Kemlagi.

Wawancara dengan Bu Siken (44) ibu rumah tangga, pada tanggal 31 Desember

2018, pukul 13.45, di depan rumah bu Siken

Wawancara dengan Ibu Sukarti (49) ibu rumah tangga, pada tanggal 26

Desember 2018, pukul 11.00 WIB di dalam rumahnya

Wawancara dengan Pak Solekan (52), penjual kayu jati , pada tanggal 31

Desember 2018 pukul 13.30 WIB di rumah Pak Solekan Dukuan.

Wawancara dengan bu Wahyu (34), Istri Pak Lurah, pada tanggal 31 Januari

2019, pukul 09.00 di ruang tamuu kediaman beliau, Kemlagi Barat

Wawancara dengan Abd. Wahab, kepala DesaKemlagi, pada tanggal 26

Desember 2018, pukul 09.00 WIB di balai desa Kemlagi.

Wawancara dengan Ainur Rofiq, Pak inggih. Pada tanggal 05 Januari 2019, pukul

08.45 WIB di Kantor desa Kemlagi.

Pak Sisyantoko, pemateri sosialisasi Pelatihan Pengolahan Sampah 3R (Reuse,

Reduse, dan Recycle), pada tanggal 02 Februari 2019 pukul 09.30 WIB di

Desa Kemlagi.