Perilaku Kelompok (Vanica, Mega, Mela, Robby)

10
 Perilaku Organisasi Dasar-Dasar Perilaku Kelompok” Dosen Pengampu: Marlina Kurnia, MM Disusun oleh: Va nica Audi Prasety Muh ari (!"# #$"##% & Muhammad Daero''y (!"##$"##%!& Mega Arista Deayani (!"##$"##)*& Melai +ahmaati (!"##$"##*#& P++AM ./0D1 AK02/A2.1 3AK04/ A. 5K2M1 021V5+.1/A. M06AMMAD17A6 MA54A2 /A602 P54A8A+A2 $#9$#;

description

Perilaku Organisasi“Dasar-Dasar Perilaku Kelompok”Dosen Pengampu: Marlina Kurnia, MM Disusun oleh:Vanica Audi Prasety Muhari (13.0102.0071)Muhammad Daerobby (13.0102.0073)Mega Arista Dewayani (13.0102.0089)Melai Rahmawati (13.0102.0090)PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMIUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANGTAHUN PELAJARAN 2014/2015Dasar-Dasar Perilaku KelompokA. Mendefinisikan dan Mengklasifikasikan KelompokKelompok (group) mendefinisikan kelompok sebagai dua individu atau lebih, yang berinteraksi dan saling bergantung, yang saling bergabung untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Kelompok dapat berupa kelompok formal atau informal.1. Kelompok Formal: Kelompok kerja yang ditugaskan dan didefinisikan oleh struktur organisasi.Kelompok formal diklasifikasikan lagi menjadi 2, yaitu:a. Kelompok KomandoKelompok yang terdiri atas individu-individu yang melapor secara langsung kepada seorang manajer.b. Kelompok TugasMereka yang bekerjasama untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.2. Kelompok Informal: Kelompok yang tidak berstruktur formal maupun secara organisasional, timbul sebagai respons terhadap kebutuhan akan kontak sosial.Kelompok informal diklasifikasikan lagi menjadi 2, yaitu:a. Kelompok KepentinganMereka yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan dengan kepentingan masing-masing.b. Kelompok PersahabatanMereka yang berkumpul bersama karena mereka memiliki satu atau lebih persamaan karakteristik.Tidak terdapat alasan apapun mengapa seorang individu bergabung dalam suatu kelompok. Karena sebagian besar orang menjadi anggota beberapa kelompok, jelas bahwa kelompok yang berbeda memberikan manfaat yang berbeda untuk anggota-anggota mereka.Berikut ini beberapa rangkuman alasan paling populer yang dimiliki seseorang untuk bergabung dalam suatu kelompok. Rasa Aman. Dengan bergabung dalam suatu kelompok, individu dapat mengurangi rasa tidak aman karena berdiri sendiri. Status. Bergabung dalam suatu kelompok dianggap penting oleh orang lain memberikan pengakuan dan status bagi anggota-anggotanya. Harga Diri. Kelompok-kelompok dapat memberikan perasaan harga diri kepada orang lain. Yaitu selain menyampaikan status terhadap mereka yang berada diluar kelompok, keanggotaan juga dapat memberi peningkatan perasaan harga diri kepada anggota kelompok itu sendiri. Afiliasi. Kelompok-kelompok dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan sosial. Orang-orang menikmati interaksi teratur yang diberikan oleh keanggotaan kelompok. Bagi banyak orang, interaksi pada pekerjaan adalah sumber utama mereka untuk memebuhi kebutuhan afiliasi. Kekuatan. Yang tidak dapat dicapai secara individu sering kali menjadi mungkin melalui tindakan kelompok. Terdapat dalam jumlah. Pencapaian Tujuan. Terdapat saat-saat dimana membutuhkan lebih dari satu orang untuk menyelesaikan suatu tugas terdapat sebuah kebutuhan terhadap kelompok bakat, pengetahuan, atau kekuatan dengan tujuan menyelesaikan sebuah pekerjaan. Dalam contoh-contoh seperti itu, manajemen akan mengandalkan penggunaan sebuah kelompok formal.B. Tahap-tahap Perkembangan KelompokLima tahap perkembangan kelompok: Pembentukkan, Timbulnya konflik, normalisasi, berkinerja dan pembubaran1. Tahap Pembentukkan: Tahap pertama dalam perkembangan kelompok dikarakteristikkan oleh banyaknya ketidak pastian.2. Tahap Timbulnya konflik: Tahap kedua dalam perkembangan kelompok, dikarakteristikkan oleh konflik intrakelompok.3. Tahap Normalisasi: Tahap ketiga dalam perkembangan kelompok, dikarakteristikkan oleh hubungan yang dekat dan kekohesifan.4. Tahap Berkinerja: Tahap keempat dalam perkembangan kelompok, ketika kelompok tersebut sepenuhnya fungsional.5. Tahap Pembubaran: Tahap terakhir dalam perkembangan kelompok untuk kelompok-kelompok sementara dikarakteristikkan oleh perhatian untuk menyelesaikan aktivitas-aktivitas dibandingkan penampilan tugasC. Hal-Hal Mengenai Kelompok: Peran, Norma, Status, Ukura

Transcript of Perilaku Kelompok (Vanica, Mega, Mela, Robby)

Perilaku OrganisasiDasar-Dasar Perilaku KelompokDosen Pengampu: Marlina Kurnia, MM

Disusun oleh:Vanica Audi Prasety Muhari(13.0102.0071)Muhammad Daerobby (13.0102.0073)Mega Arista Dewayani (13.0102.0089)Melai Rahmawati (13.0102.0090)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMIUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANGTAHUN PELAJARAN 2014/2015

Dasar-Dasar Perilaku Kelompok

A. Mendefinisikan dan Mengklasifikasikan KelompokKelompok (group) mendefinisikan kelompok sebagai dua individu atau lebih, yang berinteraksi dan saling bergantung, yang saling bergabung untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Kelompok dapat berupa kelompok formal atau informal.1. Kelompok Formal: Kelompok kerja yang ditugaskan dan didefinisikan oleh struktur organisasi.Kelompok formal diklasifikasikan lagi menjadi 2, yaitu:a. Kelompok KomandoKelompok yang terdiri atas individu-individu yang melapor secara langsung kepada seorang manajer.b. Kelompok TugasMereka yang bekerjasama untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.2. Kelompok Informal: Kelompok yang tidak berstruktur formal maupun secara organisasional, timbul sebagai respons terhadap kebutuhan akan kontak sosial.Kelompok informal diklasifikasikan lagi menjadi 2, yaitu:a. Kelompok KepentinganMereka yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan dengan kepentingan masing-masing.b. Kelompok PersahabatanMereka yang berkumpul bersama karena mereka memiliki satu atau lebih persamaan karakteristik.

Tidak terdapat alasan apapun mengapa seorang individu bergabung dalam suatu kelompok. Karena sebagian besar orang menjadi anggota beberapa kelompok, jelas bahwa kelompok yang berbeda memberikan manfaat yang berbeda untuk anggota-anggota mereka.

Berikut ini beberapa rangkuman alasan paling populer yang dimiliki seseorang untuk bergabung dalam suatu kelompok. Rasa Aman. Dengan bergabung dalam suatu kelompok, individu dapat mengurangi rasa tidak aman karena berdiri sendiri. Status. Bergabung dalam suatu kelompok dianggap penting oleh orang lain memberikan pengakuan dan status bagi anggota-anggotanya. Harga Diri. Kelompok-kelompok dapat memberikan perasaan harga diri kepada orang lain. Yaitu selain menyampaikan status terhadap mereka yang berada diluar kelompok, keanggotaan juga dapat memberi peningkatan perasaan harga diri kepada anggota kelompok itu sendiri. Afiliasi. Kelompok-kelompok dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan sosial. Orang-orang menikmati interaksi teratur yang diberikan oleh keanggotaan kelompok. Bagi banyak orang, interaksi pada pekerjaan adalah sumber utama mereka untuk memebuhi kebutuhan afiliasi. Kekuatan. Yang tidak dapat dicapai secara individu sering kali menjadi mungkin melalui tindakan kelompok. Terdapat dalam jumlah. Pencapaian Tujuan. Terdapat saat-saat dimana membutuhkan lebih dari satu orang untuk menyelesaikan suatu tugas terdapat sebuah kebutuhan terhadap kelompok bakat, pengetahuan, atau kekuatan dengan tujuan menyelesaikan sebuah pekerjaan. Dalam contoh-contoh seperti itu, manajemen akan mengandalkan penggunaan sebuah kelompok formal.

B. Tahap-tahap Perkembangan KelompokLima tahap perkembangan kelompok: Pembentukkan, Timbulnya konflik, normalisasi, berkinerja dan pembubaran1. Tahap Pembentukkan: Tahap pertama dalam perkembangan kelompok dikarakteristikkan oleh banyaknya ketidak pastian.2. Tahap Timbulnya konflik: Tahap kedua dalam perkembangan kelompok, dikarakteristikkan oleh konflik intrakelompok.3. Tahap Normalisasi: Tahap ketiga dalam perkembangan kelompok, dikarakteristikkan oleh hubungan yang dekat dan kekohesifan.4. Tahap Berkinerja: Tahap keempat dalam perkembangan kelompok, ketika kelompok tersebut sepenuhnya fungsional.5. Tahap Pembubaran: Tahap terakhir dalam perkembangan kelompok untuk kelompok-kelompok sementara dikarakteristikkan oleh perhatian untuk menyelesaikan aktivitas-aktivitas dibandingkan penampilan tugas

C. Hal-Hal Mengenai Kelompok: Peran, Norma, Status, Ukuran, dan Kekohensifan1. Peran (Role)Peran adalah serangkaian pola perilaku yang dikaitkan erat dengan seseorang yang menempati sebuah posisi tertentu dalam sebuah unit sosial. Pemahaman atas perilaku peran akan secara dramatis disederhanakan jika masing-masing dari kita memilih satuperan dan memainkannya secara teratur dan konsisten. Sayangnya, kita diharuskan memainkan sejumlah ragam peran, baik dalam pekerjaan maupun di luar pekerjaan kita. a. Identitas PeranAdalah sikap-sikap dan perilaku-perilaku tertentu yang konsisten dengan sebuah peran.b. Persepsi PeranAdalah pandangan seorang individu atas bagaimana ia harus bertindak dalam situasi tertentu.c. Ekspektasi PeranAdalah apa yang diyakini orang lain mengenai bagaimana anda harus bertindak dalam sebuah situasi tertentu.d. Kontak PsikologisAdalah sebuah perjanjian tidak tertulis yang menentukan apa yang diharapkan oleh manajemen dari karyawan, dan sebaliknya.e. Konflik PeranAdalah sebuah situasi dimana seorang individu diharapkan dengan ekspektasi-ekspektasi peran yang berlainan.

2. NormaNorma adalah standar-standar perilaku yang dapat diterima dalam sebuah kelompok yang dianut oleh para anggota kelompok. Norma memberi tahu apa yang harus dan tidak harus dilakukan di bawah keadaan-keadaan tertentu. Dari sudur seorang individu, norma-norma tersebut memberi tahu apa yang diharapkan dari seorang Anda dalam situasi-situasi tertentu. Ketika disetujui dan diterima oleh kelompok, norma berlaku sebagai cara untuk memengaruhi perlaku dari anggota kelompok dengan kontrol eksternal yang minimum. Norma berbeda antar kelompok, komunitas, dan masyarakat, tetapi mereka semua memilikinya.

Penelitian Hawthorne.Penelitian Hawrthone memberikan kontribusi yang penting terhadap pemahaman kita atas perilaku kelompok, khususnya peran signifikan yang dimiliki norma dalam menentukan perilaku kerja individual.

1) Norma Kelas UmumTerdapat sejumlah norma kelas umum yang tampak dalam kebanyakan kelompok kerja: Norma KinerjaKelompok kelompok kerja biasanya memberi anggota mereka petunjuk-petunjuk eksplisit mengenai seberapa keras mereka harus bekerja, bagaimana menyelesaikan pekerjaan, tingkat hasil mereka, tingkat kelambanan yang pantas, dan semacanmya. Norma norma ini sangat kuat dalam memengaruhi kinerja karyawan secara individual mampu secara signifikan mengubab prediksi kinerja yang hanya didasarkan pada kemampuan karyawan dan tingkat motivasi pribadi. Norma PenampilanIni meliputi hal-hal seperti pakaian yang pantas, loyalitas terhadap kelompok kerja atau organisasi, kapan harus terlihat sibuk, dan kapan waktu yang pantas untuk bersaritai. Beberapa organisasi mempunyai kode pakaian formal. Namun, meski tanpa kode-kode tersebut, sering kali berkembang norma-norma yang menentukan jenis pakaian yang harus dikenakan untuk bekerja. Sama halnya, menunjukkan loyalitas adalah penring, khususnya di antara para karyawan profesional dan mereka yang berada dalam tingkar eksekutif. Jadi, sering kali mencari pekerjaan lain secara terbuka dianggap tidak pantas. Norma Pengaturan SosialNorma-norma ini datang dan kelompok kerja informal dan terutama mengatur interaksi sosial dalam kelornpok. Dengan siapa para anggota kelompok makan siang, persahabatan di dalam dan di luar pekerjaan, permainan-permainan sosial, dan semacamnya dipengaruhi oleh norma-norma tersebut. Norma Alokasi Sumber DayaNorma-norma ini dapat berasal dan dalam kelompok atau organisasi dan mencakup hal-hal seperti bayaran, penugasan pada pekerjaan-pekerjaan sulit, serta alokasi peralatan dan perlengkapan baru.

2) KonformitasKonformitas adalah Menyesuaikan perilaku seseorang agar selaras dengan norma-norma kelompok.Kelompek Referensi adalah Kelompoik-kelompok penting dimana ndividu-individu menjadi anggota atau berharap untuk menjadi anggotanya dan dengan norma-norma yang kemungkinan akan disesuaikan oleh individu tersebur.

3) Perilaku Menyimpang di Tempat KerjaPerilaku menyimpang di tempat kerja adalah perilaku disengaja yang melanggar norma-norma organisasional signifikan dan dengan melakukannya, mengancam kesejahteraan organisasi atau anggota-anggotanya.

Tipologi dari perilaku menyimpang di tempat kerja

KategoriContoh

ProduksiPulang awal,Secara sengaja bekerja dengan lambat,Memboroskan sumber-sumber daya.

PropertiSabotase,Berbohong mengenai jam kerja,Mencuri dari organisasi

PolitikusMemperlihatkan sikap favoritisme,Menggosip dan menyebarkan desas-desus,Menyalahkan rekan kerja

Agresi pribadiMelakukan pelecehan seksual,Melontarkan kata-kata kasar,Mencuri rekan kerja

3. StatusStatus adalah sebuah posisi atau pangkat yang didefinisikan secara sosial yang diberikan kepada kelompok atau anggota kelompok oleh orang lain-meresap dalam setiap masyarakat. Meskipun telah ada banyak usaha, kita hanya mendapat sedikit kemajuan menuju sebuah masyarakat tanpa kelas. Bahkan kelompok yang paling kecil akan mengembangkan peran-peran, hak-hak, dan ritual-ritual untuk membedakan para anggotanya. Status adalah faktor penting dalam memahami perilaku manusia karena hal ini adalah sebuah motivator signifikan dan memiliki kensekuensi-konsekuensi perilaku besar ketika individu-individu menerima perbedaan antara apa yang mereka percaya sebagai status dna apa yang dirasakan oleh orang lain.

Apakah yang menentukan Status?Menurut teori karakteristik status (status characteristic theory), perbedaan dalam karakteristik status menciptakan hierarki-hierarki dalam kelompok.Lagi pula, status cenderung didapat dari salah satu dari tiga sumber: Pengaruh kekuasaan seseorang atas orang lain Kemampuan seseorang untuk berkontribusi terhadap tujuan sebuah kelompok Karakteristik Pribadi seorang individu

Status dan Norma.Status telah terlihat memiliki pengaruh-pengaruh menarik pada kekuatan norma dan tekanan untuk menyesuaikan diri. Misalnya, anggota anggota status tinggi dan kelompok sering kali diberi kebehasan lebih untuk menyimpang dan norma dibandingkan anggota kelompok yang lain. Orang-orang berstatus tinggi juga lebih mampu untuk menolak tekanan konformits dihandingkan rekan-rekan mereka yang herstatus lebib rendah. Seorang individu yang dinilai tinggi oleh sebuah kelompok tetapi tidak banyak memhutuhkan atau memedulikan penghargaan sosial yang diberikan kelompok khususnya mamni untuk menaruh perhatian minimal terhadap norma konformitas.

Status dan Interaski Sosial.Interaks di antara anggota kelompok dipengaruhi oleh status. Kita menemukan. rnisalnya, bahwa orang-orang berstatus tinggi cenderung lebih tegas. Mereka lebih sering berbicara seca terbuka, mengkritik, menyatakan perintah, dan menginterupsi orang lain. Tetapi penbedaan status sebenarnya menghalangi keragansan ide dan kreativitas dalam kelompok karena anggota-anggota yang berstatus lebih rendah cenderung menjadi peserta yang kurang aktif dalam diskusi-diskusi kelompok. Dabm situasi . di mana para anggota berstatus lebih rendah memiliki keablian dan wawasan yang dapat membantu kelompok, keahlian dan wawasan mereka mungkin tidak akan digunakan secara penuh, dengan demikian mengurangi kinerja keseluruhan kelompok.

Ketidaksetaraan Status.Para anggota kelompok penting untuk percaya bahwa Status hierarki itu setara. Ketika terjadi ketidaksetaraan, hal tersebut menciptakan ketidakseimbangan yang menghasilkan herbagai jenis perilaku korektif.

Status dan Kultur.Pentingnya status memang bervanisi di antarkultur. Sebagai contoh, orang Prancis sangat sadar status. Negara-negara memiliki kritenia yang berbeda untuk menciptakan status. Misalnya, status bagi orang Amerika Latin dan Asia cenderung didapatkan dan posisi keluarga dan peran formal dalam organisasi. Sebaliknya, meskipun tetap penting di negara-negara seperti AS dan Australia, status cenderung kurang mencolok. Status cenderung diberikan lebih pada pencapaian yang didapat daripada gelar dan silsilab keluarga.

4. UkuranApakah ukuran dari sebuah kelompok memengaruhi perilaku kelompok secara keseluruhan? Jawaban atas pertanyaan ini pastinya adalah Ya, tetapi pengaruhnya bergantung pada variabel yang Anda lihat. Sebagai contoh, bukti yang ada mengindikasikan bahwa kelompok yang lebih kecil lebih cepat dalam menyelesaikan tugas daripada kelompok yang lebih besar, dan bahwa individu-individu berkinerja lebih baik dalam kelompok yang lebih kecil. Tetapi, jika kelompok tersebut terlibat dalam pemecahan masalah, kelompok besar secara konsisten mendapat nilai yang lebih baik dibandingkan yang lebih kecil.Kemalasan sosial (social loading) adalah sebuah kecenderungan para individu untuk mengeluarkan usaha yang lebih sedikit ketika bekerja secara kolektif daripada ketika bekerja secara individual. Hal tersebut secara langsung bertentangan dengan logika bahwa produktivitas dari sebuah kelompok sebagai keseluruhan setidaknya harus seimbang dengan jumlah produktivitas setiap individu dalam kelompok tersebut.

5. KekohensifanKekohesifan adalah tingkat di mana para anggotanya saling tertarik dan termotivasi untuk tinggal dalam kelompok tersebut. Misalnya, beberapa kelompok kerja menjadi kohesif karena para anggotanya telah menghabiskan banyak waktu bersama, atau ukuran kelompok yang kecil memfasilitasi adanya interaksi yang tinggi, atau kelompok tersebut telah mengalami ancaman-ancaman eksternal yang menjadikan mereka lebih dekat. Kekohesifan penting karena berhubungan dengan produktivitas kelompok.

Berbagai penelitian secara konsisten menunjukkan bahwa hubungan kekohesifan dan produktivitas bergantung pada norma-norma terkait kinerja yang ditetapkan oleh kelompok. Jika norma-norma terkait kinerja tinggi, kelompok kohesif akan lebih produktif dibandingkan dengan kelompok yang kurang kohesif. Namun jika kekohesifan tinggi dan norma kinerja rendah, produktivitas akan rendah. Jika kekohesifan rendah dan norma kinerja tinggi, produktivitas meningkat, tetapi lebih sedikit bila dibandingkan pada situasi kekohesifan tinggi/norma tinggi.

Hubungan antara Kekohensifan Kelompok, Norma-norma Kinerja, dan Produktivitas

D. Pengambilan Keputusan Kelompok1. Kelompok versus Individual Keunggulan Pengambilan Keputusan Kelompok Informasi dan pengetahuan yang lebih lengkap Semakin meningkatkan keragaman pandangan

Kelemahan Pengambilan Keputusan Kelompok Keputusan kelompok lebih memakan waktu Terdapat tekanan-tekanan konformitas dalam kelompok Diskusi-diskusi kelompok dapat didominasi oleh satu atau sedikit anggota. Adanya tanggung jawab yang ambigu

Efektivitas dan EfesiensiApakah kelompok akan lebih efektif daripada individu hergantung pada kriteria yang Anda gunakan untuk mendefinisikan efekrivitas. Terkait dengan akurasi, keputusan kelompok biasanya lebih akurat dibandingkan keputusan dan rata-rata individu dalarn sebuah kelompok tetapi kurang akurat dibandingkan penilaian dan anggota kelompok yang paling akurat. Jika efektivitas keputusan didefinisikan dalam hal kecepatan, individual lebih unggul. Jika kreativitas penting. kelompok cenderung lebib efektif dibandingkan individual. Jika efektivitas berarti tingkat penerimaan atas solusi akhir yang dicapai, sekali lagi kelompok lebih efektif dibandingkan indisidual. Namun, efektivitas tidak dapat dipertimbangkan tanpa menilai efisiensi. Dalam hal efisiensi, kelompok hampir selalu berada ditempat kedua dibandingkan pengambil keputusan individual. Dengan sedikit pengecualian, pengambilan keputusan kelompok membutuhkan jam kerja lebih banyak dibandingkan jika seorang individu diharuskan mengatasi masalah yang sansa secara sendirian.

Rangkuman. Secara ringkas, kelompok menawarkan sebuah sarana yang sangat bagus untuk mengerjakan langkah-langkah dalam proses pengambilan keputusan. Kelompok adalah suatu sumber atas masukan, baik secara meluas maupun mendalam, untuk pengumpulan informasi. Jika kelompok tersebut terdiri atas individu-individu dengan latar belakang yang beragam, alternatif- alternatif yang dihasilkan seharusnya lebih ekstensif dan analisisnya lebih kritis. Ketika solusi akhir disetujui, terdapat lebih banyak orang di dalam keputusan kelompok tersebut yang mendukung dan menerapkannya. Terapi, nilai tannbah ini dapat lebih merugikan karena waktu yang dihabiskan oleh pengambilan keputusan kelompok, konflik-konflik internal yang mereka ciptakan, dan tekanan-tekanan yang mereka hasilkan menuju konformitas. Dengan demikian, dalam beberapa kasus, individu-individu dapat diterapkan untuk membuat keputusan yang lebih baik daripada kelompok.

2. Pemikiran Kelompok dan Pergeseran KelompokPemikiran Kelompok adalah fenomena yang menunjukkan norma konsensus melampaui penilaian atas sejumlah alternatif tindakan yang lebih realistis.Pergeseran Kelompok adalah perubahan risiko keputusan antara keputusan kelompok dan keputusan individual yang dibuat oleh anggota dalam kelompok dapat menjadi risiko yang konservatif atau lebih besar.

3. Teknik-Teknik Pengambilan Keputusan Kelompok a. Kelompok yang berinteraksiAdalah kelompok biasa, dimana para anggotanya saling berinteraksi secara tatap mukab. Tukar pikiranAdalah sebuah proses pembangkitan ide yang secara khusus mendorong semua alternatif apa pun, sementara itu menahan kritik atas alternatif-alternatif tersebut.c. Teknik nominal kelompokAdalah sebuah metode pengambilan keputusan kelompok dimana para anggota individual bertemu secara tatap muka untuk menyatukan penilaian mereka dengan cara sistematis tetapi independen.d. Pertemuan dengan media elektronikAdalah sebuah pertemuan dimana para anggotanya berinteraksi menggunakan komputer, yang memungkinkan anomitas komentar dan agregasi suara.