perilaku ke organisasian

27
Perilaku keorganisasian BAB 1 STUDI TENTANG ORGANISASI A. ALAT UNTUK MENCAPAI TUJUAN Organisasi merupakan suatu perkumpulan orang yang memilki tujuan bersama untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Perilaku organisasi merupakan pembelajaran tentang suatu sifat atau karakteristik individu yang tercipta di lingkungan suatu organisasi. Karena manusia berbeda-beda karakteristik, maka perilaku organisasi berguna untuk mengetahui sifat-sifat individu dalam berkinerja suatu organisasi. Pembelajaran perilaku organisasi akan mengetahui tentang cara-cara mengatasi masalah-masalah yang ada di lingkungan organisasi. Kerangka dasar pada perilaku organisasi adalah terletak pada dua komponen yaitu individu-individu yang berperilaku, baik itu perilaku secara individu, perilaku kelompok, dan perilaku organisasi. Komponen yang kedua adalah organisasi formal sebagai wadah dari perilaku itu. Yaitu sebagai sarana bagi ndividu dalam bermasyarakat ditandai dengan keterlibatannya pada suatu organisasi. Dan, menjalankan perannya dalam organisasi tersebut. B.DEFINISI PERILAKU ORGANISASI Organisasi terdiri dari kata organon yang berarti alat. Organon berasal dari bahasa yunani. Dalam kamus besar Indonesia organisasi memiliki pengertian kelompok kerja sama antara orang-orang yg diadakan untuk mencapai tujuan bersama. Perilaku Keorganisasian merupakan bidang studi yang mempelajari tentang interaksi manusia dalam organisasi, Perilaku keorganisasian Page 1

Transcript of perilaku ke organisasian

Page 1: perilaku ke organisasian

Perilaku keorganisasian

BAB  1

STUDI TENTANG ORGANISASI

A. ALAT  UNTUK  MENCAPAI  TUJUAN

Organisasi merupakan suatu perkumpulan orang yang memilki tujuan bersama untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya. Perilaku organisasi merupakan pembelajaran tentang suatu

sifat atau karakteristik individu yang tercipta di lingkungan suatu organisasi. Karena manusia

berbeda-beda karakteristik, maka perilaku organisasi berguna untuk mengetahui sifat-sifat

individu dalam berkinerja suatu organisasi. Pembelajaran perilaku organisasi akan

mengetahui tentang cara-cara mengatasi masalah-masalah yang ada di lingkungan organisasi.

Kerangka dasar pada perilaku organisasi adalah terletak pada dua komponen yaitu

individu-individu yang berperilaku, baik itu perilaku secara individu, perilaku kelompok, dan

perilaku organisasi. Komponen yang kedua adalah organisasi formal sebagai wadah dari

perilaku itu. Yaitu sebagai sarana bagi ndividu dalam bermasyarakat ditandai dengan

keterlibatannya pada suatu organisasi. Dan, menjalankan perannya dalam organisasi tersebut.

B.DEFINISI  PERILAKU ORGANISASI

Organisasi  terdiri dari kata organon yang berarti alat. Organon berasal dari bahasa yunani. Dalam kamus besar Indonesia organisasi memiliki pengertian kelompok kerja sama antara orang-orang yg diadakan untuk mencapai tujuan bersama.

Perilaku Keorganisasian merupakan bidang studi yang mempelajari tentang interaksi manusia dalam organisasi, meliputi studi secara sistimatis tentang prilaku, struktur dan proses dalam Organisasi. Organisasi diciptakan oleh manusia untuk mencapai suatu tujuan, dan pada saat yang sama manusia juga membutukan Organisasi untuk mengembangkan dirinya.Oleh sebab itu antara organisasi dengan manusia memiliki hubungankan yang saling membutuhkan dan menguntungkan. Mempelajari perilaku keorganisasian sivatyah agak abstrak, tidak menghasilkan perinsip-perinsip yang sederhana, tetapi seringkali menemui perinsip-perinsip yang komplek dimana penjelasan atau analisanya bersifat situasional. Dalam perilaku keorganisasian tidak ada prinsip-prinsip yang berlaku umum yang dapat diterapkan pada semua situasi.

Perilaku keorganisasian Page 1

Page 2: perilaku ke organisasian

Perilaku keorganisasian

Pengertian perilaku organisasi menurut beberapa ahli :

Prof.Joe.Kelly , perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang mempelajari sifat-

sifat organisasi, termasuk bagaimana organisasi di bentuk, tumbuh dan berkembang.

Drs. Adam Indrawijaya, perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang

mempelajari semua aspek yang berkaitan dengan tindakan manusia, baik aspek

pengaruh anggota terhadap organisasi maupun pengaruh organisasi terhadap anggota.

Drs. Sutrisna Hari, MM, perilaku organisasi  adalah suatu bidang studi yang

mempelajari dinamika organisasi sebagai hasil interaksi dari sifat khusus

(karakteristik) anggota dan sifat khusus (karakteristik) para anggotannya dan

pengaruh lingkungan

Perilaku Organisasi adalah bidang studi yang menyelidiki dampak perorangan,

kelompok, dan struktur pada perilaku dalam organisasi dengan maksud menerapkan

pengetahuan semacam itu untuk memperbaiki keefektifan organisasi. (Stephen P.

Robbins, Perilaku organisasi Jilid 1:7).

C.   PENDEKATAN PENGETAHUAN PERILAKU ORGANISASI

Perdekatan yang menandai perkembangan awal dari studi perilaku yang merupakan pendekatan perspektif teoritis-makro, yakni :

a) Pendekatan tradisional

Tokoh-tokoh dalam pendekatan tradisional seperti W. Taylor dan Max Weber. Pendekatan tradisional memberikan kontribusi dalam studi manajemen antara lain :

-  Telah mengenalkan teori-teori rasional yang sebelumnya belum ada,

-  Memusatkan perhatian pada peningkatan produktifitas dan kualitas output,

-  Menyediakan mekanisme administratif yang sesuai bagi organisasi,

-  Penerapan pembagian kerja,

-  Meletakkan landasan mengenai efisiensi metode kerja dan organisasi,

-  Mengembangkan prinsip-prinsip yang umum dalam manajemen.

Pendekatan ini kemudian banyak ditinggalkan karena hanya menekankan aturan-aturan formal, spesialisasi, pembagian tanggung jawab yang jelas dengan member perhatian relatif kecil terhadap arti penting personal dan kebutuhan sosial dari individu-individu yang berada dalam organisasi.

b) Pendekatan hubungan kerja kemanusiaan (human relation approach)

Perilaku keorganisasian Page 2

Page 3: perilaku ke organisasian

Perilaku keorganisasian

Tokoh-tokoh dalam pendekatan ini seperti Elton Mayo. Pendekatan hubungan kerja kemanusiaan memberikan beberapa sumbangan pemikiran dan hipotesisi baru, antara lain :

-  Secara eksplisit pertama kali mengenalkan peranan dan pentingnya hubungan interpersonal dalam perilaku kelompok,

-  Secara kritis menguji kembali hubungan antara gaji dan motifasi,

-  Mempertanyakan anggapan bahwa masyarakat merupakan kelompok individu yang berusaha untuk memaksimalkan pemenuhan kepentingan personalnya,

-   Menunjukkan bagaimana sistem teknis dan sistem sosial saling berhubungan,

-    Menunjukkan hubungan antara kepuasan kerja dan produktifitas.

Kelemahan pendekatan ini adalah :

-  Mengesampingkan pengaruh struktur organisasi terhadap perilaku individu,

-  Memandang organisasi sebagai sistem tertutup dan mengabaikan kekuatan lingkungan politik, ekonomi, dan lingkungan yang lain,

c) Pendekatan perilaku organisasi (organizational behavior approach)

Tokoh-tokoh dalam pendekatan ini adalah Thoha dan Gibson.Thoha menyatakan bahwa perilaku organisasi adalah secara langsung berhubungan dengan pengertian, ramalan, dan pengendalian terhadap tingkah laku orang- orang dalam organisasi dan bagaimana sperilaku orang-orang tersebut mempengaruhi usaha pencapaian tujuan organisasi.Sedangkan menurut Gibson pendekatan perilaku organisasi adalah :-   Way of thinkingTingkat analisis pada level individu, kelompok, dan organisasi.-   Interdisciplinary fieldMemanfaatkan berbagai disiplin, model, teori, dan metode dari disiplin yang   ada.-   Humanistic orientationManusia dan segala sikap, perilaku, persepsi, kapasitas, perasaan,dan tujuan merupakan nilai utama.-   Performance orientedSelalu mengarah pada performance.-   External environmentLingkungan eksternal mempunyai pengaruh terhadap perilaku organisasi.-   Metode ilmiah (scientific method)-   Application orientationMemusatkan perhatian pada untuk menjadwal berbagai permasalahan yang muncul dalam konteks manajemen organisasi.

Perilaku keorganisasian Page 3

Page 4: perilaku ke organisasian

Perilaku keorganisasian

D.   PENDEKATAN  MENGENAI  FUNGSI  ORGANISASI

Fungsi Organisasi

Dalam mencapai maksud dan tujuan organisasi, ada 4 fungsi organisasi yang sangat perlu diperhatikan berkaitan dengan manajemen organisasi, yakni:

1. Planning (perencanaan)

Hal yang berkaitan dengan perencanaan dalam organisasi diantaranya dalah rencana-rencana yang coba disusun oleh pengelola organisasi, seperti rencana kerja atau kegiatan serta anggaran yang diperlukan, teknis pelaksanaannya bias melalui rapat-rapat, seperti:• Rapat Kerja (pengurus organisasi) yang membicarakan rencana-rencana kerja pengurus serta kegiatan anggota yang akan dilakukan dengan satu atau lebih target yang akan dicapai.• Rapat Anggaran, untuk menentukan berapa jumlah anggaran yang diperlukan untuk mendukung kerja organisasi atau untuk suatu event / kegiatan (wujudnya daftar RKA) atau proposal kegiatan.

2. Organizing (pengaturan)

Dalam hal pengaturan, unsur yang perlu diperhatikan & diwujudkan adalah :• Struktur Organisasi yang mampu menunjukkan bagaimana hubungan (relationship) antara organisasi/bagian/seksi yang satu dengan yang lain.• Job Description yang jelas yang mampu menjelaskan tugas masing-masing bagian.• Bentuk Koordinasi antar bagian dalam organisasi (misal. Rapat Koordinasi antar bagian, Rapat Pimpinan antar Organisasi, dll)• Penataan dan Pendataan Arsip & Inventaris OrganisasiHarus diatur dan ditata dengan baik administrasi organisasi, seperti surat masuk, surat keluar, laporanlaporan, proposal keluar, data anggota, AD/ART, GBHK, presensi, hasil rapat, inventarisasi yang dimiliki, perangkat yang dipinjam dll.

3. Accounting (pelaporan)

Pelaporan merupakan unsur wajib yang harus dilakukan untuk menunjukkan sikap & rasa tanggung jawab dari pengurus kepada anggotanya ataupun kepada struktur yang berada diatasnya. Wujud kongkritnya adalah :• Progress Report (Laporan Pengembangan Kegiatan)atau• Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) Kegiatan

4. Controling (pengawasan)

Tugas organisasi ataupun pimpinan organisasi yang tidak boleh terlewatkan adalah melakukan pengawasan terhadap aktifitas organisasi ataupun realisasi kegiatan dan penggunaan anggaran.

Perilaku keorganisasian Page 4

Page 5: perilaku ke organisasian

Perilaku keorganisasian

BAB  2

PERILAKU INDIVIDU DAN PENGARUHNYA TERHADAP ORGANISASI

A. VARIABEL – VARIABEL YANG MEMPENGARUHI PERILAKU INDIVIDU

Kelompok variable individu terdiri dari variable kemampuan dan keterampilan, latar belakang pribadi dan demografis.Menurut Gibson ( 1987 ) : Variabel kemampuan dan ketrampilan merupakan factor utama yang mempegaruhi perilaku kerja dan kinerja individu . Sedangkan variabel demografis mempunyai pegaruh yang tidak langsung .

Kelompok variabel psikologis terdiri dari variabel persepsi , sikap, kepribadian , belajar , dan motivasi.Variabel ini menurut Gibson ( 1987 ) : banyak di pengaruhi oleh keluarga, tingkat sosial, pengalaman kerja sebelumnya dan variabel demografis.

B. TEORI DAN PRINSIP MOTIVASI

Kata motivasi diciptakan dari kata Latin "movere", yang berarti bergerak.. Motivasi didefinisikan sebagai dorongan internal yang mengaktifkan perilaku dan memberi arah. Teori motivasi istilah berkaitan dengan proses-proses yang menjelaskan mengapa dan bagaimana tingkah laku manusia diaktifkan dan diarahkan. hal ini dianggap sebagai salah satu daerah yang paling penting studi di bidang perilaku organisasi. Ada dua kategori yang berbeda dari teori-teori motivasi seperti teori konten, dan teori proses. Meskipun terdapat berbagai teori motivasi, tak satu pun dari mereka secara universal diterima.

Motivasi dapat diertikan sebagai faktor pendorong yang berasal dalam diri manusia, yang akan mempengaruhi cara bertindak seseorang. Dengan demikian, motivasi kerja akan berpengaruh terhadap performansi pekerja.

Menurut Hilgard dan Atkinson, tidaklah mudah untuk menjelaskan motivasi sebab :

1) Pernyataan motif antar orang adalah tidak sama budaya yang berbeda akan menghasilkan ekspresi motif yang berbeda pula.

2) Motif yang tidak sama akan diwujudkan dalam berbagai perilaku yang tidak sama.3) Motif yang tidak sama dapat iekspresikan melalui perilaku yang sama.4) Motif dapat muncul dalam bentuk-bentuk perilaku yang sulit dijelaskan.5) Suatu ekspresi perilaku dapat muncul sebagai perwujudan dari berbagai motif.

Perilaku keorganisasian Page 5

Page 6: perilaku ke organisasian

Perilaku keorganisasian

Berikut ini dikemukakan uraian mengenai motif yang ada pada manusia sebagai factor pendorong atau motivasi bagi manusia:

Motif Kekuasaan

Merupakan kebutuhan manusia untuk memanipulasi manusia lain melalui keunggulan-keunggulan yang dimilikinya. Clelland menyimpulkan bahwa motif kekuasaan dapat berfifat negatif atau positif. Motif kekuasaan yang bersifat negatif berkaitan dengan kekuasaan seseorang. Sedangkan motif kekuasaan yang bersifat positif berkaitan dengan kekuasaan social (power yang dipergunakan untuk berpartisipasi dalam mencapai tujuan kelompok).

Motif Berprestasi

Merupakan keinginan atau kehendak untuk menyelesaikan suatu tugas secara sempurna, atau sukses didalam situasi persaingan (Chelland). Menurut dia, setiap orang mempunyai kadar n Ach (needs for achievement) yang berlainan. Karakteristik seseorang yang mempunyai kadar n Ach yang tinggi (high achiever) adalah :

1) Risiko moderat (Moderate Risks) adalah memilih suatu resiko secara moderat2) Umpan balik segera (Immediate Feedback) adalah cenderung memilih tugas yang

segera dapat memberikan umpan balik mengenai kemajuan yang telah dicapai dalam mewujudkan tujuan, cenderung

3) Kesempurnaan (accomplishment) adalah senang dalam pekerjaan yang dapat memberikan kepuasaan pada dirinya.

4) Pemilihan tugas adalah menyelesaikan pekerjaan yang telah di pilih secara tuntas dengan usaha maiksimum sesuai dengan kemampuannya

Motif Keamanan (Security Motive)

Merupakan kebutuhan untuk melindungi diri dari hambatan atau gangguan yang akan mengancam keberadaannya. Di dalam sebuah perusahaan misalnya, salah satu cara untuk menjaga agar para karyawan merasa aman di hari tuanya kelak, adalah dengan memberikan jaminan hari tua, pesangon, asuransi, dan sebagainya

Motif Status (Status Motive)

Merupakan kebutuhan manusia untuk mencapai atau menduduki tingkatan tertentu di dalam sebuah kelompok, organisasi atau masyarakat. Parsons, seorang ahli sosiologi menyimpulkan adanya beberapa sumber status seseorang yaitu :

1) Keanggotaan di dalam sebuah keluarga. Misalnya, seorang anggota keluarga yang memperoleh status yang tinggi oleh karena keluarga tersebut mempunyai status yang tinggi di lingkungannya.

2) kualitas perseorangan yang termasuk dalam kualitas perseorangan antara lain karakteristik fisik, usia, jenis kelamin, kepribadian.

Perilaku keorganisasian Page 6

Page 7: perilaku ke organisasian

Perilaku keorganisasian

3) Prestasi yang dicapai oleh seseorang dapat mempengaruhi statusnya. Misalnya, pekerja yang berpendidikan, berpengalaman, mempunyai gelar, dsb.

4) Aspek materi dapat mempengaruhi status seseorang di dalam lingkungannya.Misalnya, jumlah kekayaan yang dimiliki oleh seseorang.

 C. PENERAPAN MOTIVASI DALAM ORGANISASI

Lima fungsi utama manajemen adalah planning, organizing, staffing, leading, dan controlling. Pada pelaksanaannya, setelah rencana dibuat (planning), organisasi dibentuk (organizing), dan disusun personalianya (staffing), maka langkah berikutnya adalah menugaskan/mengarahkan karyawan menuju ke arah tujuan yang telah ditentukan. Fungsi pengarahan (leading) ini secara sederhana adalah membuat para karyawan melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang diinginkan dan harus mereka lakukan. Memotivasi karyawan merupakan kegiatan kepemimpinan yang termasuk di dalam fungsi ini. Kemampuan manajer untuk memotivasi karyawannya akan sangat menentukan efektifitas manajer. Manajer harus dapat memotivasi para bawahannya agar pelaksanaan kegiatan dan kepuasan kerja mereka meningkat.

Berbagai istilah digunakan untuk menyebut kata ‘motivasi’ (motivation) atau motif, antara lain kebutuhan (need), desakan (urge), keinginan (wish), dan dorongan (drive). Dalam hal ini, akan digunakan istilah motivasi yang diartikan sebagai keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan.

Motivasi menunjuk kepada sebab, arah, dan persistensi perilaku. Kita bicara mengenai penyebab suatu perilaku ketika kita bertanya tentang mengapa seseorang melakukan sesuatu. Kita bicara mengenai arah perilaku seseorang ketika kita menanyakan mengapa ia lakukan suatu hal tertentu yang mereka lakukan. Kita bicara tentang persistensi ketika kita bertanya keheranan mengapa ia tetap melakukan hal itu (Berry, 1997).

Suatu organisme (manusia/hewan) yang dimotivasi akan terjun ke dalam suatu aktivitas secara lebih giat dan lebih efisien daripada yang tanpa dimotivasi. Selain menguatkan organisme itu, motivasi cenderung mengarahkan perilaku (orang yang lapar dimotivasi untuk mencari makanan untuk dimakan; orang yang haus, untuk minum; orang yang kesakitan, untuk melepaskan diri dari stimulus/rangsangan yang menyakitkan (Atkinson, Atkinson, & Hilgard, 1983).

D. TEKANAN (STRESS) INDIVIDU

Stress Individu

Stress adalah tekanan atau ketegangan yang dihadapi seseorang dan mempengaruhi emosi, pikiran, serta kondisi keseluruhan dari orang tersebut.

Perilaku keorganisasian Page 7

Page 8: perilaku ke organisasian

Perilaku keorganisasian

Stressor dibagi menjadi dua, antara lain :

1. Stressor On The Job (dari dalam lingkungan pekerjaan)

a) Beban kerja berlebih (overload)

b) Desakan waktu (deadline)

c) Kualitas pembimbingan rendah/low supervise

d) Iklim politis tidak aman/low comfort

e) Umpan balik kerja rendah/low feedback

f) Wewenang tidak memadai/low authority

g) Ketidakjelasan peranan/role ambiguity

2. Stressor Off The Job (dari luar lingkungan pekerjaan)

a) Krisis keuangan pribadi atau keluarga

b) Permasalahan-permasalahan tentang anak

c) Permasalahan-permasalahan tentang fisik

d) Permasalahan-permasalahan dalam perkawinan

e) Perubahan situasi rumah atau lingkungan

f) Permasalahan-permasalahan lainnya

Dampak stressor dipengaruhi oleh berbagai factor yaitu :

1. Sifat stressor

Yaitu pengetahuan individu tentang stressor tersebut dan pengaruhnya pada individu tersebut.

2. Jumlah stressor

Yaitu banyaknya stressor yang diterima individu dalam waktu bersamaan.

3. Lama stressor

Yaitu seberapa sering individu menerima stressor yang sama.

Perilaku keorganisasian Page 8

Page 9: perilaku ke organisasian

Perilaku keorganisasian

Berikut adalah beberapa tips mengatasi pemecahan masalah karena stress dalam kehidupan :

1. Lakukan pemijitan tubuh (body massage), karena pemijitan baik sekali untuk relaksasi dan penormalan tekanan darah. Setelah pemijitan, anda akan mengalami perbaikan kualitas tidur yang tentu saja akan memulihkan lebih baik keletihan anda.

2. Berolahraga teratur merupakan hal yang sangat penting dalam memerangi stress. Berolahraga akan memobilisasi otot-otot kita, mempercepat aliran darah dan membuka paru-paru untuk mangambil lebih banyak oksigen. Dampaknya anda akan memperoleh tidur yang lebih nyenyak dan kesehatan yang lebih baik.

3. Lakukan hobi anda, seperti memancing, mendaki gunung atau apapun yang anda senangi. Anda bisa juga melakukan petualangan yang belum pernah anda alami sebelumnya seperti berarung jeram misalkan.Melakukan kegiatan-kegiatan seperti ini dapat menghilangkan pikiran yang menyebabkan stress.

4. Banyak asumsi yang mengatakan bahwa bir, anggur atau whiskey dapat menghilangkan stress. Pada kenyataannya, air putih lah yang dapat menghilangkan stress. Penelitian menunjukkan bahwa minum segelas atau 2 gelas anggur memang dapat menyebabkan kita relax saat itu, tetapi setelah efek alkoholnya hilang, stress kemungkinan besar akan membangunkan anda di tengah malam.Dengan banyak minum air putih akan membantu memulihkan tubuh kita dari kekurangan cairan, karena kekurangan cairan dapat menimbulkan keletihan.

5. Lakukan meditasi. Para ahli kesehatan mengatakan bahwa alat yang sangat ampuh dalam mengatasi stress adalah meditasi. Meditasi sangat membantu membersihkan pikiran kita dan meningkatkan konsentrasi. Telah terbukti bahwa meditasi selama 15 menit sama dengan kita beristirahat selama 1 jam. Meskipun anda hanya melakukan meditasi selama 2 menit, tetap akan cukup membantu.Meditasi akan sangat membantu anda melupakan hal-hal yang dapat menyebabkan stress.

6. Ketika seseorang mengalami stress, suatu reaksi yang alamiah jika orang tersebut kemudian melampiaskannya dengan mengkonsumsi banyak makanan. Perlu anda ketahui bahwa mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat tinggi dapat meningkatkan kadar insulin di dalam tubuh, dimana insulin ini dapat membuat tubuh menjadi cepat lelah dan mood anda menjadi jelek.

7. Jika tubuh kita sedang lelah, tidak mudah bagi kita dalam mengendalikan stress. Tidak cukup tidur akan mempengaruhi keseluruhan hari kita, dan biasanya kita mengalami hari yang buruk karena kurang tidur menyebabkan kita tidak dapat berkonsentrasi dan melihat suatu permasalahan lebih buruk dari yang seharusnya. Tidur yang baik bagi orang dewasa adalah 7 jam sehari.

Perilaku keorganisasian Page 9

Page 10: perilaku ke organisasian

Perilaku keorganisasian

BAB  3

PERILAKU KELOMPOK DAN INTERPERSONAL

A.   BERBAGAI PERSPEKTIF TERHADAP KELOMPOK

Manusia sebagai makhluk sosial senantiasa saling berinteraksi dengan orang lain. Karena adanya interaksi membuat manusia berkelompok satu sama lainnya. Dalam perilaku organisasi, kelompok merupakan suatu tempat untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan. Kelompok mempunyai karakter dan jenis – jenisnya, daya tarik untuk individu untuk berinteraksi dalam kelompok, dan dinamika kelompok itu sendiri. Dengan mempelajari tentang apa saja yang ada di suatu kelompok, maka kita akan mengetahui dinamika apa saja yang akan terjadi dalam berperilaku organisasi.

Berikut adalah beberapa teori tentang pembentukan kelompok:

1. Teori Kedekatan (Propinquity)

Teori kedekatan menjelaskan tentang adanya aliansi diantara orang-orang tertentu. Seseorang berhubungan dengan orang lain disebabkan karena adanya kedekatan ruang dan daerahnya.

2. Teori Interaksi (George Homans)

Teori interaksi berdasarkan pada aktivitas, interaksi dan sentiment (perasaan atau emosi) yang berhubungan secara langsung. Ketiganya dapat dijelakan sebagai berikut:

a. Semakin banyak aktivitas seseorang dengan orang lain, semakin beraneka interaksinya dan semakin kuat tumbuhnya sentiment mereka.

b. Semakin banyak interaksi diantara orang-orang, maka semakin banyak kemungkinan aktivitas dan sentiment yang ditularkan pada orang lain.

c. Semakin banyak aktivitas dan sentimen yang ditularkan pada orang lain, dan semakin banyak sentiment orang dipahami oleh orang lain, maka semakin banyak kemungkinan ditularkannya aktivitas dan interaksi-interaksi.

3. Teori Keseimbangan (Theodore Newcomb)

Teori keseimbangan menyatakan bahwa seseorang tertarik kepada yang lain adalah didasarkan atas kesamaan sikap (seperti: agama, politik, gaya hidup, perkawinan, pekerjaan, otoritas) di dalam menanggapi suatu tujuan.

4. Teori Pertukaran

Teori ini ada kesamaan fungsinya dengan teori motivasi dalam bekerja. Teori kedekatan, interaksi, keseimbangan, semuanya memainkan peranan di dalam teori ini. Secara praktis pembentukan kelompok bisa saja terjadi dengan alasan ekonomi, keamanan, atau alasan social. Para pekerja umumnya memiliki keinginan afiliasi kepada pihak lain.

B.   JENIS – JENIS KELOMPOK

Perilaku keorganisasian Page 10

Page 11: perilaku ke organisasian

Perilaku keorganisasian

Jenis atau tipe kelompok itu sendiri sangat beragam. Begitu beragamnya sehingga sulit dibuat satu penggolongan yang baku. Penggolongan kelompok sangat bergantung pada tujuan penggolongan itu sendiri, antara lain sebagai berikut:

1) Dyad : kelompok terdiri dari 2 orang (interaksi dan ketergantungannya tingkat tinggi).

2) Kelompok Kecil : kelompok primer dimana terjadi face to face, saling tergantung, ada identitas kelompok yang sangat kuat (keluarga).

3) Organisasi : sekumpulan orang yang mempunyai tujuan yang sama dan struktur yang jelas (perusahaan, BEM, dll).

4) Massa : sifat temporer/sementara, mempunyai tujuan yang sama, tidak berstruktur(pendemo).

Menurut Robbins, jenis kelompok terdiri dari :

1) Kelompok formal : ada keputusan managerial guna mencapai tujuan organisasi, bersifat resmi. Ditandai dengan adanya organisasi status, misalnya : OSIS

2) Kelompok informal : muncul dari upaya individu (tumbuh atas dasar keputusan bersama dan persahabatan). Ada faktor kebutuhan sosial, misalnya: usaha menjahit baju lalu bagi hasil.

3) Kelompok komando : ada manajer dan bawahan, misalnya : usaha restoran yang sudah besar dan punya cabang dimana-dimana.

4) Kelompok tugas : bekerjasama menyelesaikan tugas atau pekerjaan, misalnya : kelompok belajar.

5) Kelompok kepentingan : ada tujuan khusus dalam kelompok tersebut dan semua anggota terlibat di dalamnya, misalnya : partai

6) Kelompok persahabatan : karakteristik anggota sama, misalnya : geng sekolah.

C.   MOTIVASI PEMBENTUKAN KELOMPOK

Pembentukan kelompok diawali dengan adanya persepsi atau perasaan yang sama untuk memenuhi kebutuhan. Setelah itu akan adanya motivasi untuk memenuhinya, lalu akan timbul motivasi untuk memenuhinya, sehingga ditentukanlah tujuan yang sama dan akhirnya interaksi yang terjadi akan membentuk sebuah kelompok.

Pembentukan kelompok sosial tidak hanya tergantung pada kedekatan fisik. tetapi kesamaan di antara anggota – anggotanya. seseorang lebih menyenangi berhubungan dengan orang yang memiliki kesamaan dengan dirinya. misalnya kesamaan minat, kepercayaan, hobi, usia dsb.

Pembentukan kelompok dilakukan dengan menentukan kedudukan masing – masing anggota ( siapa yang menjadi ketua atau anggota ).

Interaksi yang terjadi suatu saat akan memunculkan konflik. Perpecahan yang terjadi biasanya bersifat sementara karena kesadaran arti pentingnya kelompok tersebut,

Perilaku keorganisasian Page 11

Page 12: perilaku ke organisasian

Perilaku keorganisasian

sehingga anggota kelompok berusaha menyesuaikan diri demi kepentingan kelompok. Akhirnya setelah terjadi penyesuaian, perubahan dalam kelompok mudah terjadi.

setelah adanya interaksi biasanya dalam sebuah kelompok terdapat norma sosial. norma terbentuk dari proses akumulatif interaksi kelompok.

D.   TAHAP – TAHAP PENGEMBANGAN KELOMPOK

1. Tahap Pembentukan ( Forming)

Tahap pertama dalam perkembangan kelompok dengan cirri banyaknya ketidakpastian mengenai: Maksud,struktur,dan kepemimpinan kelompok.para anggota menguji coba untuk menentukan tipe-tipe perilaku yang dapat diterima secara baik oleh kelompok.tahap ini terakhir pada saat para anggota mulai berfikir,bahwa mereka merupakan bagian dari suatu kelompok.

2. Tahap Keributan (Stroming)

Ditandai oleh adanya konflik didalam kelompok.para anggota menerima secara baik eksistensi kelompok,tetapi melawankendala-kendala yang dikenakan oleh kelompok terhadap individualitas.lebih lanjut ada konflik mengenai siapa yang akan mengendalikan kelompok.tahap ini terakhir bila terdapat suatu hirarki yang relative lebih jelas dari kepemimpinan kelompok.

3. Tahap Penormaan ( Norming)

Ditandai oleh berkembangnya hubungan yang karib,dan kelompok memperagakan kekohesifannya (kesalingtertarikannya / cohesiveness).ada rasa yang kuat akan identitas kelompok dan persahabatan.tahap ini selesai bilastruktur kelompok telah kokoh dan kelompok telah menyerap perangkat pengharapan dari apa yang didefinisikan oleh perilaku anggota yang benar.

4. Tahap Pelaksanaan / Pengerjaan (Perfoming)

Ditandai oleh struktur yang telah sepenuhnya berfungsidan diterima dengan baik.energi kelompok telah bergeser dari mencoba mengerti dan memahami satu sama lain kepelaksanaan tugas di masa mendatang.

5. Tahap Penundaan (Adjourning)

Pada tahap ini kelompok mempersiapkan pembubaran.kinerja tugas yang tinggi tidak lagi merupakan prioritas puncak kelompok yang berada pada tahapan ke 5 ini.sebagai gantinya perhatian diarahkan kepada penyelesaian aktivitas-aktivitas.respon anggota kelompok beraneka ragam,beberapa merasa puas,bersenang-senang dalam prestasi kelompok,yang lainnya mungking murung karena akan hilangnya persahabatan yang telah diperoleh selama kehidupan kerja kelompok.

E.   CIRI – CIRI KELOMPOK

Perilaku keorganisasian Page 12

Page 13: perilaku ke organisasian

Perilaku keorganisasian

Dalam kelompok dibagi beberapa ciri – ciri sebagai berikut :

1) Terdapat dorongan atau motif yang sama antar individu satu dengan yang lain (dapat menyebabkan terjadinya interaksi dalam mencapai tujuan yang sama)

2) Terdapat akibat-akibat interaksi yang berlainan terhadap individu satu dengan yang lain berdasarkan rasa dan kecakapan yang berbeda-beda antara individu yang terlibat di dalamnya.

3) Adanya penegasan dan pembentukan struktur atau organisasi kelompok yang jelas dan terdiri dari peranan-peranan dan kedudukan masing-masing dalam kegiatan anggota kelompok untuk mencapai tujuan yang ada.

4) Berlangsungnya suatu kepentingan5) Adannya pergerakan yang dinamika.

F.    KONSEP PERAN

Individu sebagai makhluk sosial tidak bisa dihindarkan dengan interaksi sosial dan bentuk-bentuk interaksi sosial yang dijalin. Dilain pihak individu juga tidak dapat lepas dari situasi tempat ia berada dan situasi ini sangat berpengaruh terhadap kelompok yang terbentuk akibat situasi tersebut.

G.   MODEL TERPADU DARI PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN KELOMPOK

Pengertian pembelajaran terpadu:

Pembelajaran terpadu merupakan suatu model pembelajaran yang mencoba memadukan beberapa pokok bahasan. Salah satu diantaranya adalah memadukan pokok bahasan atau sub pokok bahasan atau bidang studi, keterangan seperti ini disebut juga dengan kurikulum (DEPDIKBUD, 1990: 3), atau pengajaran lintas bidang studi (Maryanto, 1994: 3).            Secara umum pembelajaran terpadu pada prinsipnya terfokus pada pengembangan perkembangan kemampuat siswa secara optimal, oleh karena itu dibutuhkan peran aktif siswa dalam proses pembelajaran. Melalui pembelajaran terpadu siswa dapat pengalaman langsung dalam proses belajarnya, hal ini dapat menambah daya kemampuan siswa semakin kuat tentang hal-hal yang dipelajarinya.pembelajaran terpadu juga suatu model pembelajaran yang dapat dikatakan sebagai pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa bidang studi untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa.dikatakan bermakna pada pembelajaran terpadu artinya,siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari itu mulai pengalaman langsung dan menghubungkan dengan konsep yang lain yang sudah mereka pahami.hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh tim pengembang D-2 PGSD dan S-2 pendidikan dasar (1997 : 17) yang mengatakan bahwa “ pembelajaran terpadu adalah suatu pendekatan belajar mengajar yang melibatkan beberapa bidang studi untuk memberikan pengalaman bermakna kepada siswa” Pada dasarnya pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa baik individu maupun kelompok aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip keilmuan secara holistik, bermakna dan otentik.

BAB 1V

Perilaku keorganisasian Page 13

Page 14: perilaku ke organisasian

Perilaku keorganisasian

PERILAKU ANTAR KELOMPOK DAN MANAJEMEN KONFLIK

A. DAMPAK KONFLIK TERHADAP MANAJEMEN

Konflik dapat berdampak positif dan negatif yang rinciannya adalah sebagai berikut :

a) Dampak PositifKonflik

bila upaya penanganan dan pengelolaan konflik karyawan dilakukan secara efisien dan efektif maka dampak positif akan muncul melalui perilaku yang dinampakkan oleh karyawan sebagai sumber daya manusia potensial dengan berbagai akibat seperti:

1) Meningkatnya ketertiban dan kedisiplinan dalam menggunakan waktu bekerja, seperti hampir tidak pernah ada karyawan yang absen tanpa alasan yang jelas, masuk dan pulang kerja tepat pada waktunya, pada waktu jam kerja setiap karyawan menggunakan waktu secara efektif, hasil kerja meningkat baik kuantitas maupun kualitasnya.

2) Meningkatnya hubungan kerjasama yang produktif. Hal ini terlihat dari cara pembagian tugas dan tanggung jawab sesuai dengan analisis pekerjaan masing-masing.

3) Meningkatnya motivasi kerja untuk melakukan kompetisi secara sehat antar pribadi maupun antar kelompok dalam organisasi, seperti terlihat dalam upaya peningkatan prestasi kerja, tanggung jawab, dedikasi, loyalitas, kejujuran, inisiatif dan kreativitas.

b) Dampak Negatif Konflik

Dampak negatif konflik sesungguhnya disebabkan oleh kurang efektif dalam pengelolaannya yaitu ada kecenderungan untuk membiarkan konflik tumbuh subur dan menghindari terjadinya konflik. Akibatnya muncul keadaan-keadaan sebagai berikut:

1) Meningkatkan jumlah absensi karyawan dan seringnya karyawan mangkir pada waktu jam-jam kerja berlangsung seperti misalnya ngobrol berjam-jam sambil mendengarkan sandiwara radio, berjalan mondar-mandir menyibukkan diri, tidur selama pimpinan tidak ada di tempat, pulang lebih awal atau datang terlambat dengan berbagai alasan yang tak jelas.

2) Banyak karyawan yang mengeluh karena sikap atau perilaku teman kerjanya yang dirasakan kurang adil dalam membagi tugas dan tanggung jawab.Seringnya terjadi perselisihan antar karyawan yang bisa memancing kemarahan, ketersinggungan yang akhirnya dapat mempengaruhi pekerjaan, kondisi psikis dan keluarganya.Konflik yang tidak terselesaikan dapat merusak lingkungan kerja sekaligus orang-orang di dalamnya, oleh karena itu konflik harus mendapat perhatian.

B. SUMBER TERJADINYA KONFLIK ANATARA KELOMPOK

Perilaku keorganisasian Page 14

Page 15: perilaku ke organisasian

Perilaku keorganisasian

Berikut adalah beberapa sumber terjadinya konflik antara kelompok anatara lain:

Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.

Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya, setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik sosial, sebab dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya. Misalnya, ketika berlangsung pentas musik di lingkungan pemukiman, tentu perasaan setiap warganya akan berbeda-beda. Ada yang merasa terganggu karena berisik, tetapi ada pula yang merasa terhibur.

Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda.

Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu konflik.

Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok.

Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda. Sebagai contoh, misalnya perbedaan kepentingan dalam hal pemanfaatan hutan. Para tokoh masyarakat menanggap hutan sebagai kekayaan budaya yang menjadi bagian dari kebudayaan mereka sehingga harus dijaga dan tidak boleh ditebang. Para petani menbang pohon-pohon karena dianggap sebagai penghalang bagi mereka untuk membuat kebun atau ladang. Bagi para pengusaha kayu, pohon-pohon ditebang dan kemudian kayunya diekspor guna mendapatkan uang dan membuka pekerjaan. Sedangkan bagi pecinta lingkungan, hutan adalah bagian dari lingkungan sehingga harus dilestarikan.

Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.

Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu terjadinya konflik sosial. Misalnya, pada masyarakat pedesaan yang mengalami proses industrialisasi yang mendadak akan memunculkan konflik sosial sebab nilai-nilai lama pada masyarakat tradisional yang biasanya bercorak pertanian secara cepat berubah menjadi nilai-nilai masyarakat industri.

Perbedaan TujuanOrganisasi merupakan tujuan yang berbeda, yang tidakselalu konsisten satu sama lain.

Perilaku keorganisasian Page 15

Page 16: perilaku ke organisasian

Perilaku keorganisasian

Sebagai contoh, departemenpemasaran mempunyai tujuan menjual barang dengan variasi yang banyak, sementara departemen produksi lebih menyukaistandarisasi untuk menurunkan biaya produksi.

Persaingan Sumber DayaBiasanya sumber daya terbatas, dan karena itu pihak-pihakyang berkepentingan akan bersaing untuk memproleh sumber dayatersebut.

Di beberapa organisasi seperti lembaga pemerintahan, atauperusahaan aygn mengalami kemunduran, perolehan dana yangterbatas cukup terasa.Dinamika InterpersonalIntraksi personal dapat mengakibatkan timbulnya konflik,jika dua orang mempunyai motivasi yang berbeda, tidak menyukaisatu sama lain karena beberapa alasan, maka akan terjadi konflik

C. KONSEKUENSI KONFLIK DISFUNGSIONAL ANTAR KELOMPOK

Konflik disfungsional adalah setiap konfortasi atau interaksi antar kelompok yang membahayakan atau menghambat organisasi untuk mencapai tujuan nya .

Konsekuensi konflik antar kelompok yang disfungsional :

Perubahan antar kelompok :

1.Peningkatan kohesivitas kelompok

2.Penekanan kesetiaan

3.Meningkatnya kepemimpinan otokratis

4.Focus pada aktifitas

Penyebab konflik :

1. Interdependence (saling ketergantungan)

Saling ketergantungan terjadi apabila dua kelompok atau lebih saling tergantung satu dengan yang lain untukmenyelesaikan tugas mereka.

• Pooled Interdependence (ketergantungan yang dipusatkan)

• Sequential Interdependence (ketergantungan yang berurutan)

• Reciprocal Interdependence (ketergantungan timbal balik)

2. Differences in Goals (Perbedaan dalam tujuan)

• Limited Resources (sumber yang terbatas)

• Reward Structures (struktur imbalan)

3. Differences in Perceptions (perbedaan dalam persepsi)

Perilaku keorganisasian Page 16

Page 17: perilaku ke organisasian

Perilaku keorganisasian

• Different Goals (tujuan yang berbeda-beda)

• Different Time Horizons (perbedaan pandangan waktu)

• Status Incongruence (ketidaksamaan status)

• Inaccurate Perceptions (persepsi yang tidak seksama)

4. The Increased Demand for Specialists (permintaan yang meningkat akan spesialis)

Konsekuensi Konflik Disfungsional Antar Kelompok :

1. Changes within Groups (perubahan di dalam kelompok)

• Increased Group Cohesiveness (kesatupaduan kelompok meningkat

• Rise in Autocratic Leadership (muncilnya kepemimpinan autokratis)

• Focus on Activity (memusatkan perhatian pada kegiatan)

• Emphasis on Loyalty (menekankan loyalitas)

2. Changes between Groups (perubahan diantara kelompok-kelompok)

• Distorted Perceptions (persepsi yang menyimpang)

• Negative Stereotyping (stereotip yang negatif)

• Decreased Communication (komunikasi yang menurun)

Memanage Konflik Antar Kelompok lewat Pemecahan :

1. Problem solving (pemecahan persoalan)

2. Superordinate Goals (tujuan tingkat tinggi)

3. Expansion of Resources (perluasan sumber)

4. Avoidance (menghindari konflik)

5. Smoothing (melicinkan konflik)

6. Compromise (kompromi)

7. Authoritative Command (perintah dari yang berwenang)

8. Altering the Human Variable (mengubah variable manusia)

9. Altering the Structural Variable (mengubah variable structural)

10. Identifying a Common Enemy (menemukenali musuh bersama)

Perilaku keorganisasian Page 17

Page 18: perilaku ke organisasian

Perilaku keorganisasian

D. PENGELOMPOKAN KONFLIK ANTARA KELOMPOK

Dalam sebuah organisasi khususnya organisasi besar, dalam hal pembagian kerja, sering

menimbulkan konflik, antara unit kerja yang ada atau konflik antar organisasi. Timbulnya

konflik ini dikarenakan adanya perbedaan tujuan antara satu pihak dengan pihak lain yang

terlibat dalam konflik tersebut.

Oleh karena itu diperlukan kerjasama dan koordinasi antar struktur dalam organisasi atau

antar organisasi sehingga dapat meminimalkan terjadinya perbedaan.

Ross (1993) mengemukakan ada dua sumber konflik yang terjadi dalam sebuah organisasi atau kelompok, adalah adanya unsur persaingan dan unsur kekuatan. Menurut teori struktur, konflik dipicu oleh sosial adanya persaingan antara pihak-pihak yang berkepentingan.Tindakan terhadap pihak lain dalam pemikiran teori struktur social akan menciptakan tantangan nyata untuk meningkatkan solidaritas dan respon kolektif dalam menghadapi lawan. Selanjutnya pihak-pihak tersebut melakukan konsolodasi secara sadar sehingga membentuk suatu kekuatan dalam menghadapi konflik tersebut.

Konflik yang terjadi dalam masyarakat atau dalam sebuah organisasi dapat bermanifestasi

dalam berbagai bentuk atau cara :

Konflik antar bawahan di bagian yang sama dalam sebuah organisasi.

Konflik antara bawahan dan pimpinan di bagian yang sama dalam sebuah

organisasi.

Konflik antar bawahan di bagian yang berbeda dalam sebuah organisasi.

Konflik antara pimpinan dan bawahan di bagian yang berbeda dalam sebuah

organisasi.

Konflik antar pimpinan bagian yang berbeda dalam sebuah organisasi.

Perilaku keorganisasian Page 18