Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

55
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat February 21, 2014 Berita Apa Itu PHBS? PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat. PHBS itu jumlahnya banyak sekali, bisa ratusan. Misalnya tentang Gizi: makan beraneka ragam makanan, minum Tablet Tambah Darah, mengkonsumsi garam beryodium, memberi bayi dan balita Kapsul Vitamin A. Tentang kesehatan lingkungan seperti membuang sampah pada tempatnya, membersihkan lingkungan. Setiap rumah tangga dianjurkan untuk melaksanakan semua perilaku kesehatan. Apa Manfaat PHBS ? Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit. Anak tumbuh sehat dan cerdas. Anggota keluarga giat bekerja. Pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi gizi keluarga, pendidikan dan modal usaha untuk menambah pendapatan keluarga. PHBS di Rumah Tangga

description

PHBS

Transcript of Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

Page 1: Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

February 21, 2014   Berita

Apa Itu PHBS?

PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.

PHBS itu jumlahnya banyak sekali, bisa ratusan. Misalnya tentang Gizi: makan beraneka ragam makanan, minum Tablet Tambah Darah, mengkonsumsi garam beryodium, memberi bayi dan balita Kapsul Vitamin A. Tentang kesehatan lingkungan seperti membuang sampah pada tempatnya, membersihkan lingkungan.

Setiap rumah tangga dianjurkan untuk melaksanakan semua perilaku kesehatan.

Apa Manfaat PHBS ?

Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit. Anak tumbuh sehat dan cerdas. Anggota keluarga giat bekerja. Pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi gizi keluarga,

pendidikan dan modal usaha untuk menambah pendapatan keluarga.

 

PHBS di Rumah Tangga

PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hdup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.

PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga Sehat.

Rumah Tangga Sehat adalah rumah tangga yang melakukan 10 PHBS di Rumah Tangga yaitu :

Page 2: Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

 

1.  Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan2. Memberi bayi ASI eksklusif3. Menimbang bayi dan balita4. Menggunakan air bersih5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun6. Menggunakan jamban sehat7. Memberantas jentik di rumah8. Makan buah dan sayur setiap hari.9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari10. Tidak merokok di dalam rumah

 

PHBS) Di Tempat Kerja

Perilaku Hidup Bersih (PHBS) di tempat kerja adalah upaya untuk memberdayakan para pekerja, pemilik dan pengelola usaha/kantor, agar tahu, mau dan mampu mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam mewujudkan tempat kerja sehat.

PHBS di tempat kerja antara lain:

Tidak merokok di tempat kerja, Membeli dan mengkonsumsi makanan dari tempat kerja, Melakukan olahraga secara teratur / aktifitasfisik, Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan dan sesudah buang air besar dan buang air kecil, Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja, Menggunakan air bersih, Menggunakan jamban saat buang air besar dan kecil, Membuang sampah pada tempatnya, Mempergunakan alat pelindung diri (APD) sesuai jenis pekerjaan.

MANFAAT

Setiap pekerja meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit, Produktivitas pekerja meningkat yang berdampak pada peningkatan penghasilan pekerja dan ekonomi keluarga, Pengeluaran biaya rumah tangga hanya ditujukan untuk peningkatan taraf hidup bukan untuk biaya pengobatan.

Page 3: Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

Bagi Masyarakat:

Tetap mempunyai lingkungan yang sehat walaupun berada di sekitar tempat kerja, Dapat mencontoh perilaku hidup bersih dan sehat yang diterapkan oleh tempat kerja setempat.

Bagi   Tempat Kerja :

Meningkatnya produktivitas kerja pekerja yang ber¬dampak positif terhadap pencapaian target dan tujuan, Menurunnya biaya kesehatan yang harus dikeluarkan, Meningkatnya citra tempat kerja yang positif.

Bagi Pemerintah Propinsi dan Kabupaten/Kota :

Peningkatan Tempat Kerja Sehat menunjukkan kinerja dan citra pemerintah provinsi dan kabupaten/kota yang baik, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dapat dialihkan untuk peningkatan kesehatan bukan untuk menanggulangi masalah kesehatan, Dapat dijadikan pusat pembelajaran bagi daerah lain dalam pembinaan PHBS di Rumah Tangga.

PHBS di Sekolah

Memperkenalkan dunia kesehatan pada anak-anak di sekolah, seyogyanya tidak terlalu susah karena pada umumnya tiap sekolah sudah memiliki Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).

Pengertian UKS adalah usaha untuk membina dan mengembangkan kebiasaan serta perilaku hidup sehat pada peserta didik usia sekolah yang dilakukan secara menyeluruh dan terpadu. Dalam UU Nomor 36 Tahun 2009 pasal 79 tentang Kesehatan, ditegaskan bahwa ”Kesehatan Sekolah” diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis dan setinggi-tingginya sehingga diharapkan dapat menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.

UKS bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta didik dengan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat serta derajat kesehatan peserta didik dan menyiptakan lingkungan yang sehat, sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya.

Page 4: Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

PHBS di SekolahRuang lingkup dan tujuan UKS tidak lain mengarah pada praktik perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di sekolah. Karena terdiri dari sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran.Sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat.

Indikator PHBS di Sekolah

Menyuci tangan dengan air yang mengalir dan memakai sabun. Mengonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat. Olahraga yang teratur dan terukur. Memberantas jentik nyamuk. Tidak merokok di sekolah Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan. Membuang sampah pada tempatnya.

Sumber : http://www.perilakuhidupbersihsehat.com

Perilaku Hidup bersih dan Sehat (PHBS) di Sekolah

PHBS di Sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan masyarakat

Page 5: Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat.

Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di sekolah yaitu :

1. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun

2. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah

3. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat

4. Olahraga yang teratur dan terukur

5. Memberantas jentik nyamuk

6. Tidak merokok di sekolah

7. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan

8. Membuang sampah pada tempatnya

PHBS Di Sekolah

Jumlah anak di indonesia rata-rata 30% dari total penduduk Indonesia atau sekitar 237.556.363 orang dan usia sekolah merupakan masa keemasan untuk menanamkan nilai-nilai perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sehingga berpotensi sebagai agen perubahaan untuk mempromosikan PHBS, baik dilingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. Saat ini di Indonesia terdapat lebih dari 250.000 sekolah negeri, swasta maupun sekolah agama dari berbagai tindakan.

Jika tiap sekolah memiliki 20 kader kesehatan saja maka ada 5 juta kader kesehatan yang dapat membantu terlaksananya dua strategi utama Departemen Kesehatan yaitu:“Menggerakan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat” serta “Surveilans, monitoring dan informasi kesehatan”

Usia Sekolah Rawan PenyakitSekolah selain berfungsi sebagai tempat pembelajaran juga dapat menjadi ancaman penularan penyakit jika tidak dikelola dengan baik. Lebih dari itu, usia sekolah bagi anak juga merupakan masa rawan terserang berbagai penyakit

Data penyakit yang di derita oleh anak sekolah (SD) Terkait PerilakuJenis penyakit Jumlah Kasus Sumber Data

Page 6: Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

Kecacingan 40-60% Profil Dep Kes Tahun 2005Anemia 23,2 % Yayasan Kusuma Buana Tahun 2007Karies & Periodental 74,4 % SKRT Tahun 2001Kasus Diare

Badan Kesehatan Dunia atau World Health OrganizationSetiap tahun 100.000 anak Indonesia meninggal akibat diareData Departemen Kesehatan :Diantara 1000 penduduk terdapat 300 orang yang terjangkit penyakit diare sepanjang tahunSumber:

Majalah Interaksi 2007Kasus MerokokData Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional)Tahun 2004 menyebutkan sekitar 3% anak-anak mulai merokok sejak kurang dari 10 tahun Persentase orang merokok tertinggi (64%) berada pada kelompok umur remaja (15-19 tahun). Hal ini berarti bahaya rokok pada masyarakat yang rentan yakni anak-anak dan berdampak pada masa remaja.

Kasus TB ParuData Dinas Kesehatan DKI JakartaDinas kesehatan DKI Jakarta menemukan setidaknya ada 1.872 anak yang menderita TB dari 10.273 penderita TB di DKI

Data Departemen KesehatanTahun 2006 penderita TB anak masih 397 (Hr. Rakyat Merdeka 8/9/07). Data departemen kesehatan menunjukan kasus TB pada anak di seluruh Indonesia tahun 2007 sebanyak 3.990

Latar Belakang PHBS di sekolahMunculnya sebagai penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah (usia 6-10), ternyata umumnya berkaitan dengan PHBS. Oleh karena itu, penanaman nilai-nilai PHBS disekolah merupakan kebutuhan mutlak dan dapat dilakukan melalui pedekatan usaha kesehatan Sekolah (UKS).

PHBS disekolah adalah upaya untuk memberdayakan siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah agar tahu, mau dan mampu mempraktikan PHBS, dan berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat.

Indikator PHBS di sekolah1. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan memakai sabun2. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah3. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat4. Olahraga yang teratur dan terukur5. Memberantas jentik nyamuk6. Tidak merokok di sekolah.

Page 7: Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

7. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan.8. Membuang sampah pada tempatnya

Sasaran pembinaan PHBS di sekolah

SiswaWarga sekolah (kepala sekolah, guru, karyawan sekolah, komite sekolah dan orang tua siswa)Masyarakat lingkungan sekolah (penjaga kantin, satpam,dll)

Manfaat Pembinaan PHBS di SekolahTerciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga siswa, guru dan masyarakat lingkungan sekolah terlindungi dari berbagai gangguan dan ancaman penyakit.Meningkatkan semangat proses belajar mengajar yang berdampak pada prestasi belajar siswaCitra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga mampu menarik minat orang tua.Meningkatkan citra pemerintah daerah di bidang pendidikanMenjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain.Langkah-langkah Pembinaan PHBS di sekolah

1. Analisis SituasiPenentu kebijakan/pimpinan disekolah melakukan pengkajian ulang tentang ada tidaknya kebijakan tentang PHBS di sekolah serta bagaimana sikap dan perilaku khalayak sasaran (siswa, warga sekolah dan masyarakat lingkungan sekolah) terhadap kebijakan PHBS disekolah. Kajian ini untuk memperoleh data sebagai dasar membuat kebijakan.

2. Pembentukan kelompok kerjaPihak Pimpinan sekolah mengajak bicara/berdialog guru, komite sekolah dan tim pelaksana atau Pembina UKS tentang :

Maksud, tujuan dan manfaat penerapan PHBS disekolah • Membahas rencana kebijakan tentang penerapan PHBS di sekolah.Meminta masukan tentang penerapan PHBS di sekolah, antisipasi kendala sekaligus alternative solusi.Menetapkan penanggung jawab PHBS disekolah dan mekanisme pengawasannya.Membahas cara sosialisasi yang efektif bagi siswa, warga sekolah dan masyarakat sekolah.Pimpinan sekolah membentuk kelompok kerja penyusunan kebijakan PHBS di sekolah.

3. Pembuatan Kebijakan PHBS di sekolah

Kelompok kerja membuat kebijakan jelas, tujuan dan cara melaksanakannya.

Page 8: Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

4. Penyiapan InfrastrukturMembuat surat keputusan tentang penanggung jawab dan pengawas PHBS di sekolah Instrument pengawasan Materi sosialisasi penerapan PHBS di sekolah Pembuatan dan penempatan pesan di tempat-tempat strategis disekolah Pelatihan bagi pengelola PHBS di sekolah

5. Sosialisasi Penerapan PHBS di sekolah

a. Sosialisasi penerapan PHBS di sekolah di lingkungan internal antara lain :• Penggunaan jamban sehat dan air bersih• Pemberantasan Sarang nyamuk (PSN)• Larangan merokok disekolah dan kawasan tanpa rokok di sekolah• Membuang sampah ditempatnya

b. Sosialisasi tugas dan penanggung jawab PHBS di sekolah

6. Penerapan PHBS di Sekolah• Menanamkan nilai-nilai untuk ber-PHBS kepada siswa sesuai dengan kurikulum yang berlaku (kurikuler)• Menanamkan nilai-nilai untuk ber-PHBS kepada siswa yang dilakukan diluar jam pelajaran biasa (ekstra kurikuler)Kerja bakti dan lomba kebersihan kelasAktivitas kader kesehatan sekolah /dokter kecil.Pemeriksaan kualitas air secara sederhanaPemeliharaan jamban sekolahPemeriksaan jentik nyamuk di sekolahDemo/gerakan cuci tangan dan gosok gigi yang baik dan benarPembudayaan olahraga yang teratur dan terukurPemeriksaan rutin kebersihan: kuku, rambut, telinga, gigi dan sebagainya.• Bimbingan hidup bersih dan sehat melalui konseling.• Kegiatan penyuluhan dan latihan keterampilan dengan melibatkan peran aktif siswa, guru, dan orang tua, antara lain melalui penyuluhan kelompok, pemutaran kaset radio/film, penempatan media poster, penyebaran leafleat dan membuat majalah dinding.Pengawasan & penerapan sanksi Pengawas penerapan PHBS di sekolah mencatat pelanggaran dan menerapkan sanksi sesuai dengan peraturan yang telah dibuat seperti merokok di sekolah, membuang sampah sembarangan

7. Pemantauan dan evaluasi• Lakukan pamantauan dan evaluasi secara periodic tentang kebijakan yang telah dilaksanakan

Page 9: Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

• Minta pendapat pokja PHBS di sekolah dan lakukan kajian terhadap masalah yang ditemukan.• Putuskan apakah perlu penyesuaian terhadap kebijakanDukungan dan Peran untuk membina PHBS di sekolahAdanya kebijakan dan dukungan dari pengambil keputusan seperti Bupati, Kepala Dinas pendidikan, Kepala Dinas Kesehatan, DPRD, lintas sector sangat penting untuk pembinaan PHBS disekolah demi terwujudnya sekolah sehat. Disamping itu, peran dari berbagai pihak terkait (Tim Pembina dan pelaksana UKS), sedangkan masyarakat sekolah berpartisipasi dalam perilaku hidup bersih dan sehat baik di sekolah maupun di masyarakat.

(1)PemdaBupati/walikotaMengeluarkan kebijakan dalam bentuk perda, surat keputusan, surat edaran, instruksi, himbauan tentang Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan sehat disekolah.Mengalokasikan anggaran untuk pembinaan PHBS di sekolah.DPRDMemberikan persetujuan anggaran untuk pengembangan PHBS di sekolahMemantau kinerja Bupati/Walikota yang berkaitan dengan pembinaan PHBS di sekolah

(2)Lintas SektorDinas KesehatanMembina dan mengembangkan PHBS dengan pendekatan UKS melalui jalur ekstrakulikuler.Dinas PendidikanMembina dan mengembangkan PHBS dengan pendekatan Program UKS melalui jalur kulikuler dan ekstrakulikulerKantor DepagMelaksanakan pembinaan dan pengembangan PHBS dengan pendekatan program UKS pada perguruan agama

(3)Tim Pembina UKSMerumuskan kebijakan teknis mengenai pembinaan dan pengembangan PHBS melalui UKSMengkordinasikan kegiatan perencanaan dan program serta pelaksanaan pembinaan PHBS melalui UKSMembina dan mengembangkan PHBS melalui UKS serta mengadakan monitoring dan evaluasi.

(4)Tim Pelaksana UKSMerencanakan dan melaksanakan kegiatan pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat dalam rangka peningkatan PHBS di sekolah.Menjalin kerjasama dengan orang tua peserta didik, instansi lain yang terkait dan masyarakat lingkungan sekolah untuk pembinaan dan pelaksanaan PHBS di

Page 10: Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

sekolah.Mengadakan evaluasi pembinaan PHBS di sekolah.

(5)Komite sekolahMendukung dalam hal pendanaan untuk sarana dan prasana pembinaan PHBS di sekolahMengevaluasi kinerja kepala sekolah dan guru-guru yang berkaitan dengan pencapaian sekolah sehat.

(6)Komite sekolahMengeluarkan kebijakan dalam bentuk surat keputusan, surat edaran dan instruksi tentang pembinaan PHBS di sekolah.Mengalokasikan dana/anggaran untuk pembinaan PHBS di sekolahMengkoordinasikan kegiatan pembinaan PHBS di sekolahMemantau kemajuan pencapaian sekolah sehat disekolahnya

(7)Guru-guruBersama guru lainnya mengadvokasi yayasan/orang tua murid kepala sekolah untuk memperoleh dukungan kebijakan dan dana bagi pembinaan PHBS di sekolahSosialisasi PHBS di lingkungan sekolah dan sekitarnya.Melaksanakan pembinaan PHBS di lingkungan sekolah dan sekitarnyaMenyusun rencana pelaksanaan dan penilaian lomba PHBS di sekolahnya.Memantau tujuan pencapaian sekolah sehat di lingkungan sekolah

(8)Orang tua muridMenyetujui anggaran untuk pembinaan PHBS di sekolahMemberikan dukungan dana untuk pembinaan PHBS di sekolah baik insidentil dan bulanan.

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI SEKOLAH (SCHOOL HEALTH NURSING)

I.  Konsep Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Pengertian PHBS

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah bentuk perwujudan paradigma sehat dalam

budaya perorangan, keluarga, dan masyarakat yang berorientasi sehat, bertujuan untuk meningkatkan,

memelihara, dan melindungi kesehatannya baik fisik, mental, spiritual, maupun sosial. Selain itu juga

program perilaku hidup bersih dan sehat bertujuan memberikan pengalaman belajar atau menciptakan

suatu kondisi bagi perorangan, kelompok, keluarga, dengan membuka jalur komunikasi, informasi, dan

Page 11: Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku sehingga masyarakat sadar, mau, dan

mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat melalui pendekatan pimpinan (advocacy), bina

suasana (social support), dan pemberdayaan masyarakat (empowerment). Dengan demikian masyarakat

dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri terutama pada tatanannya masing-masing (Depkes

RI, 2002).

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar

kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan individu/kelompok dapat menolong dirinya

sendiri dalam bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat

(Dinkes Jabar, 2010).

Page 12: Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

Tujuan PHBS 

Menurut Depkes RI (1997), Tujuan dari PHBS adalah untuk meningkatkan pengetahuan,

kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat untuk hidup bersih dan sehat, serta meningkatkan

peran serta aktif masyarakat termasuk dunia usaha dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang

optimal.

Strategi PHBS

Strategi adalah cara atau pendekatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan PHBS. Kebijakan

Nasional Promosi Kesehatan telah menetapkan tiga strategi dasar promosi kesehatan dan PHBS yaitu:

1. Gerakan Pemberdayaan (Empowerment)

Pemberdayaan adalah proses pemberian informasi secara terus-menerus dan

berkesinambungan mengikuti perkembangan sasaran, serta proses membantu sasaran agar sasaran

tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek knowledge), dari tahu menjadi mau

(aspek attitude), dan dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yang diperkenalkan (aspek

practice).

Sasaran utama dari pemberdayaan adalah individu dan keluarga serta kelompok masyarakat.

Bilamana sasaran sudah pindah dari mau ke mampu melaksanakan boleh jadi akan terkendala oleh

dimensi ekonomi. Dalam hal ini kepada yang bersangkutan dapat diberikan bantuan langsung, tetapi

yang sering kali dipraktikkan adalah dengan mengajaknya ke dalam proses pengorganisasian masyarakat

(community organization) atau pembangunan masyarakat (community development). Untuk itu

sejumlah individu yang telah mau dihimpun dalam suatu kelompok untuk bekerjasama memecahkan

kesulitan yang dihadapi. Tidak jarang kelompok ini pun masih juga memerlukan bantuan dari luar

(misalnya dari pemerintah atau dari dermawan). Disinilah letak pentingnya sinkronisasi promosi

kesehatan dan PHBS dengan program kesehatan yang didukungnya.

Page 13: Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

2. Bina Suasana (Social Support)

Bina suasana adalah upaya menciptakan lingkungan sosial yang mendorong individu anggota

masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang diperkenalkan. Seseorang akan terdorong untuk mau

melakukan sesuatu apabila lingkungan sosial dimanapun ia berada (keluarga di rumah, orang-orang yang

menjadi panutan/idolanya, kelompok arisan, majelis agama, dan bahkan masyarakat umum) menyetujui

atau mendukung perilaku tersebut. Oleh karena itu, untuk mendukung proses pemberdayaan

masyarakat khususnya dalam upaya meningkatkan para individu dari fase tahu ke fase mau, perlu

dilakukan Bina Suasana. Terdapat tiga pendekatan dalam Bina Suasana yaitu: pendekatan individu,

pendekatan kelompok, dan pendekatan masyarakat umum.

3. Pendekatan Pimpinan (Advocacy)

Advokasi adalah upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk mendapatkan komitmen

dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait (stakeholders). Pihak-pihak yang terkait ini bisa brupa tokoh

masyarakat formal yang umumnya berperan sebagai penentu kebijakan pemerintahan dan penyandang

dana pemerintah. Juga dapat berupa tokoh-tokoh masyarakat informal seperti tokoh agama, tokoh

pengusaha, dan yang lain yang umumnya dapat berperan sebagai penentu “kebijakan” (tidak tertulis)

dibidangnya dan atau sebagai penyandang dana non pemerintah. Perlu disadari bahwa komitmen dan

dukungan yang diupayakan melalui advokasi jarang diperoleh dalam waktu yang singkat. Pada diri

sasaran advokasi umumnya berlangsung tahapan-tahapan yaitu: a) mengetahui atau menyadari adanya

masalah, b) tertarik untuk ikut mengatasi masalah, c) peduli terhadap pemecahan masalah dengan

mempertimbangkan berbagai alternatif pemecahan masalah, d) sepakat untuk memecahkan masalah

dengan memilih salah satu alternatif pemecahan masalah, dan e) memutuskan tindak lanjut

kesepakatan.

Tatanan PHBS

Page 14: Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

Ada lima tatanan PHBS yakni: tatanan rumah tangga, tatanan pendidikan, tempat umum, tempat kerja,

dan institusi kesehatan.

II.  PHBS di Tatanan Pendidikan (Sekolah)

Pengertian PHBS di Sekolah

PHBS di sekolah adalah upaya untuk memperdayakan siswa, guru, dan masyarakat lingkungan

sekolah agar tahu, mau, dan mampu mempraktikkan PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan

sekolah sehat. Perilaku hidup bersih dan sehat juga merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan

oleh peserta didik, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil

pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya , serta

berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat (Depkes RI, 2007).

Tujuan PHBS di Sekolah

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di sekolah mempunyai tujuan yakni:

Tujuan Umum:

Memperdayakan setiap siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah agar tau, mau, dan mampu

menolong diri sendiri di bidang kesehatan dengan menerapkan PHBS dan berperan aktif dalam

mewujudkan sekolah sehat.

Tujuan Khusus:

a. Meningkatkan pengetahuan tentang PHBS bagi setiap siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah.

b. Meningkatkan peran serta aktif setiap siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah ber PHBS di

sekolah.

c. Memandirikan setiap siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah ber PHBS.

Page 15: Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

Manfaat PHBS di Sekolah

Manfaat bagi siswa:

a. Meningkatkan kesehatannya dan tidak mudah sakit

b. Meningkatkan semangat belajar

c. Meningkatkan produktivitas belajar

d. Menurunkan angka absensi karena sakit

Manfaat bagi warga sekolah:

a. Meningkatnya semangat belajar siswa berdampak positif terhadap pencapaian target dan tujuan

b. Menurunnya biaya kesehatan yang harus dikeluarkan oleh orangtua

c. Meningkatnya citra sekolah yang positif

Manfaat bagi sekolah:

a. Adanya bimbingan teknis pelaksanaan pembinaan PHBS di sekolah

b. Adanya dukungan buku pedoman dan media promosi PHBS di sekolah

Manfaat bagi masyarakat

a. Mempunyai lingkungan sekolah yang sehat

b. Dapat mencontoh perilaku hidup bersih dan sehat yang diterapkan oleh sekolah

Manfaat bagi pemerintah provinsi/kabupaten/kota

a. Sekolah yang sehat menunjukkan kinerja dan citra pemerintah provinsi/kabupaten/kota yang baik

b. Dapat dijadikan pusat pembelajaran bagi daerah lain dalam pembinaan PHBS di sekolah

Sasaran PHBS di Sekolah

a. Siswa Peserta Didik

b. Warga Sekolah (Kepala Sekolah, Guru, Karyawan Sekolah, Komite Sekolah, dan Orangtua Siswa)

c. Masyarakat Lingkungan Sekolah (penjaga kantin, satpam, dll)

Page 16: Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

Strata PHBS di Sekolah

Tabel Strata PHBS di Sekolah

Strata Pratama Strata Madya Strata Utama1. Memelihara rambut agar bersih

dan rapih2. Memakai pakaian bersih dan

rapih

Perilaku di strata pertama ditambah:8. memberantas jentik nyamuk

Perilaku di strata madya ditambah:13. mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah

3. Memelihara kuku agar selalu pendek dan bersih

9. menggunakan jamban yang bersih dan sehat

14. menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan4. Memakai sepatu bersih dan rapih 10. menggunakan air bersih

5. Berolahraga teratur dan terukur 11. mencuci tangan dengan air mengalir dan memakai sabun

6. Tidak merokok di sekolah 12. membuang sampah ke tempat sampah yang terpilah (sampah basah, sampah kering, sampah berbahaya)

7. Tidak menggunakan NAPZA

Indikator PHBS di Sekolah

A. Memelihara Rambut Agar Bersih dan Rapih

Mencuci rambut secara teratur dan menyisirnya sehingga terlihat rapih. Rambut yang bersih

adalah rambut yang tidak kusam, tidak berbau, dan tidak berkutu. Memeriksa kebersihan dan kerapihan

rambut dapat dilakukan oleh dokter kecil/kader kesehatan/guru UKS minimal seminggu sekali.

B. Memakai Pakaian Bersih dan Rapih

Memakai baju yang tidak ada kotorannya, tidak berbau, dan rapih. Pakaian yang bersih dan

rapih diperoleh dengan mencuci baju setelah dipakai dan dirapikan dengan disetrika. Memeriksa baju

yang dipakai dapat dilakukan oleh dokter kecil/kader kesehatan/guru UKS minimal seminggu sekali.

C. Memelihara Kuku Agar Selalu Pendek dan Bersih

Page 17: Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

Memotong kuku sebatas ujung jari tangan secara teratur dan membersihkannya sehingga tidak

hitam/kotor. Memeriksa kuku secra rutin dapat dilakukan oleh dokter kecil/kader kesehatan/guru UKS

minimal seminggu sekali.

D. Memakai Sepatu Bersih dan Rapih

Memakai sepatu yang tidak ada kotoran menempel pada sepatu, rapih misalnya ditalikan bagi

sepatu yang bertali. Sepatu bersih diperoleh bila sepatu dibersihkan setiap kali sepatu kotor. Memeriksa

sepatu yang dipakai siswa dapat dilakukan oleh dokter kecil/kader kesehatan/guru UKS minimal

seminggu sekali.

E. Berolahraga Teratur dan Terukur

Siswa/Guru/Masyarakat sekolah lainnya melakukan olahraga/aktivitas fisik secara teratur

minimal tiga kali seminggu selang sehari. Olahraga teratur dapat memelihara kesehatan fisik dan mental

serta meningkatkan kebugaran tubuh sehingga tubuh tetap sehat dan tidak mudah jatuh sakit. Olahraga

dapat dilakukan di halaman secara bersama-sama, di ruangan olahraga khusus (bila tersedia), dan juga

di ruangan kerja bagi guru/ karayawan sekolah berupa senam ringan dikala istirahat sejenak dari

kesibukan kerja. Sekolah diharapkan membuat jadwal teratur untuk berolahraga bersama serta

menyediakan alat/sarana untuk berolahraga.

F. Tidak Merokok di Sekolah

Anak sekolah/guru/masyarakat sekolah tidak merokok di lingkungan sekolah. Merokok

berbahaya bagi kesehatan perokok dan orang yang berada di sekitar perokok. Dalam satu batang rokok

yang diisap akan dikeluarkan 4000 bahan kimia berbahaya diantaranya: Nikotin (menyebabkan

ketagihan dan kerusakan jantung serta pembuluh darah); Tar (menyebabkan kerusakan sel paru-paru

Page 18: Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

dan kanker) dan CO (menyebabkan berkurangnya kemampuan darah membawa oksigen sehingga sel-sel

tubuh akan mati). Tidak merokok di sekolah dapat menghindarkan anak sekolah/guru/masyarkat

sekolah dari kemungkinan terkena penyakit-penyakit tersebut diatas. Sekolah diharapkan membuat

peraturan dilarang merokok di lingkungan sekolah. Siswa/guru/masyarakat sekolah bisa saling

mengawasi diantara mereka untuk tidak merokok di lingkungan sekolah dan diharapkan

mengembangkan kawasan tanpa rokok/kawasan bebas asap rokok.

G. Tidak Menggunakan NAPZA

Anak sekolah/guru/masyarkat sekolah tidak menggunakan NAPZA (Narkotika Psikotropika Zat

Adiktif). Penggunaan NAPZA membahayakan kesehatan fisik maupun psikis pemakainya.

H. Memberantas Jentik Nyamuk

Upaya untuk memberantas jentik di lingkungan sekolah yang dibuktikan dengan tidak

ditemukan jentik nyamuk pada: tempat-tempat penampungan air, bak mandi, gentong air, vas bunga,

pot bunga/alas pot bunga, wadah pembuangan air dispenser, wadah pembuangan air kulkas, dan

barang-barang bekas/tempat yang bisa menampung air yang ada di sekolah. Memberantas jentik di

lingkungan sekolah dilakukan dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui kegiatan: menguras

dan menutup tempat-tempat penampungan air, mengubur barang-barang bekas, dan menghindari

gigitan nyamuk. Dengan lingkungan bebas jentik diharapkan dapat mencegah terkena penyakit akibat

gigitan nyamuk seperti demam berdarah, cikungunya, malaria, dan kaki gajah. Sekolah diharapkan dapat

membuat pengaturan untuk melaksanakan PSN minimal satu minggu sekali.

I. Menggunakan Jamban yang Bersih dan Sehat

Page 19: Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

Anak sekolah/guru/masyarakat sekolah menggunakan jamban/WC/kakus leher angsa dengan

tangki septic atau lubang penampungan kotoran sebagai pembuangan akhir saat buang air besar dan

buang air kecil. Menggunakan jamban yang bersih setiap buang air kecil ataupun buang air besar dapat

menjaga lingkungan di sekitar sekolah menjadi bersih, sehat, dan tidak berbau. Disamping itu tidak

mencemari sumber air yang ada disekitar lingkungan sekolah serta menghindari datangnya lalat atau

serangga yang dapat menularkan penyakit seperti: diare, disentri, tipus, kecacingan, dan penyakit

lainnya. Sekolah diharapkan menyediakan jamban yang memenuhi syarat kesehatan dalam jumlah yang

cukup untuk seluruh siswa serta terpisah antara siswa laki-laki dan perempuan. Perbandingan jamban

dengan pemakai adalah 1:30 untuk laki-laki dan 1:20 untuk perempuan.

J. Menggunakan Air Bersih

Anak sekolah/guru/masyarakat sekolah menggunakan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari di

lingkungan sekolah. Sekolah diharapkan menyediakan sumber air yang bisa berasal dari air sumur

terlindung, air pompa, mata air terlindung, penampungan air hujan, air ledeng, dan air dalam kemasan

(sumber air berasal dari smur pompa, sumur, mata air terlindung berjarak minimal 10 meter dari tempat

penampungan kotoran atau limbah/WC). Air diharapkan tersedia dalam jumlah yang memenuhi

kebutuhan dan tersedia setiap saat.

K. Mencuci Tangan dengan Air Mengalir dan Memakai Sabun

Sekolah/guru/masyarakat sekolah selalu mencuci tangan sebelum makan, sesudah buang air

besar/sesudah buang air kecil, sesudah beraktivitas, dan atau setiap kali tangan kotor dengan memakai

sabun dan air bersih yang mengalir. Air bersih yang mengalir akan membuang kuman-kuman yang ada

pada tangan yang kotor, sedangkan sabun selain membersihkan kotoran juga dapat membunuh kuman

yang ada di tangan. Diharapkan tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman serta dapat mencegah

Page 20: Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

terjadinya penularan penyakit seperti: diare, disentri, kolera, tipus, kecacingan, penyakit kulit, infeksi

saluran pernapasan akut (ISPA), dan flu burung.

L. Membuang Sampah ke Tempat Sampah yang Terpilah

Anak sekolah/guru/masyarakat sekolah membuang sampah ke tempat sampah yang tersedia.

Diharapkan tersedia tempat sampah yang terpilah antara sampah organik, non-organik, dan sampah

bahan berbahaya. Sampah selain kotor dan tidak sedap dipandang juga mengandung berbagai kuman

penyakit. Membiasakan membuang sampah pada tempat sampah yang tersedia akan sangat membantu

anak sekolah/guru/masyarakat sekolah terhindar dari berbagai kuman penyakit.

M. Mengkonsumsi Jajanan Sehat dari Kantin Sekolah

Anak sekolah/guru/masyarakat sekolah mengkonsumsi jajanan sehat dari kantin/warung

sekolah atau bekal yang dibawa dari rumah. Sebaiknya sekolah menyediakan warung sekolah sehat

dengan makanan yang mengandung gizi seimbang dan bervariasi, sehingga membuat tubuh sehat dan

kuat, angka absensi anak sekolah menurun, dan proses belajar berjalan dengan baik.

N. Menimbang Berat Badan dan Mengukur Tinggi Badan Setiap Bulan

Siswa ditimbang berat badan dan diukur tinggi badan setiap bulan agar diketahui tingkat

pertumbuhannya. Hasil penimbangan dan pengukuran dibandingkan dengan standar berat badan dan

tinggi badan sehingga diketahui apakah pertumbuhan siswa normal atau tidak normal.

III.  Konsep Perilaku

Pengertian Perilaku

Perilaku dari segi biologis adalah merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk

hidup) yang bersangkutan, jadi perilaku manusia pada hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas dari

Page 21: Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan, berbicara,

menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Bahkan kadang-kadang kegiatan

manusia itu sendiri sering tidak teramati dari luar manusia itu sendiri, misalnya: berpikir, persepsi,

emosi, dan sebagainya. Berdasarkan uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku

(manusia) adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun

yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2007).

Perilaku merupakan manifestasi dari kehidupan psikis. Perilaku yang ada pada individu tidak

timbul dengan sendirinya, tetapi sebagai akibat dari adanya stimulus atau rangsangan yang mengenai

individu tersebut. Perilaku merupakan jawaban atau respon terhadap stimulus yang ada sedangkan

respon merupakan fungsi yang tergantung pada stimulus dan individu (Wood worth & Schlosberg, 1971

dalam Walgito, 2004).

Perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati bahkan dapat

dipelajari (Robert Kwik, 1997 dalam Mubarak, 2006). Perilaku tidak sama dengan sikap. Sikap adalah

hanya sesuatu yang lebih cenderung untuk mengadakan tindakan terhadap suatu objek dengan suatu

cara yang mengatakan adanya tanda-tanda untuk senang atau tidak senang pada objek tersebut

(Mubarak, 2006).

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa perilaku adalah segala sesuatu

aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh manusia dalam menanggapi stimulus lingkungan yang meliputi:

aktivitas motoris, emosional, dan kognitif.

Menurut Skiner (1938), dalam Notoatmodjo (2007), merumuskan bahwa perilaku merupakan

respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena itu perilaku ini

terjadi melalui proses: adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut

merespon, maka teori Skiner ini disebut teori ”S-O-R” atau Stimuli Organisme Respons.

Skiner membedakan adanya dua respons, yakni:

Page 22: Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

a. Respondent respon atau reflexive

Respon yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan (stimulus) tertentu. Stimulus semacam ini

disebut elicitingstimulation karena menimbulkan respon-respon yang relatif tetap. Misalnya: makanan

yang lezat menimbulkan keinginan untuk makan, cahaya terang menyebabkan mata tertutup.

Respondent respon ini juga mencakup perilaku emosional misalnya mendengar berita musibah menjadi

sedih atau menangis, lulus ujian meluapkan kegembiraannya dengan mengadakan pesta dan

sebagainya.

b. Operant respons atau instrumental respons

Respon yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu.

Perangsang ini disebut reinforcing stimulation atau reinforcer, karena memperkuat respon. Misalnya

apabila seorang petugas kesehatan melaksanakan tugasnya dengan baik (respons terhadap uraian

tugasnya atau job deskripsi) kemudian memperoleh penghargaan dari atasannya (stimuli baru), maka

petugas kesehatan tersebut akan lebih baik lagi dalam melaksanakan tugasnya.

Klasifikasi Perilaku

Menurut Notoatmodjo (2000), perilaku dapat dibedakan menjadi dua yaitu:

a. Perilaku tertutup (covert behaviour)

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (covert). Respon atau

reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan atau kesadaran dan

sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut dan belum dapat diamati secara jelas

oleh orang lain. Oleh sebab itu disebut covert behaviour atau unobservable behaviour misalnya: seorang

ibu hamil tahu pentingnya periksa kehamilan, seorang pemuda tahu bahwa HIV/AIDS dapat menular

melalui hubungan seks dan sebagainya.

b. Perilaku terbuka (overt behaviour)

Page 23: Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap

stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek (practice) yang dengan mudah dapat

diamati atau dilihat oleh orang lain. Oleh sebab itu disebut overt behaviour, tindakan nyata atau praktik

(practice) misalnya: seorang ibu memeriksa kehamilannya atau membawa anaknya ke puskesmas untuk

diimunisasi, penderita TB paru minum obat secara teratur dan sebagainya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku

Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya perilaku, menurut Lawrence Green (1980),

dalam Notoatmodjo (2007) adalah:

a. Faktor-faktor pemudah (Predisposing Factors)

Faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi, dan kepercayaan

masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat,

tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, dan sebagainya. Faktor-faktor ini terutama yang positif

mempermudah terwujudnya perilaku, maka sering disebut faktor pemudah.

b. Faktor –faktor Pemungkin (Enambling Factors)

Faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat,

lingkungan fisik misalnya: air bersih, tempat pembuangan sampah, tempat pembuangan tinja,

ketersediaan makanan yang bergizi, dan sebagainya. Termasuk juga fasilitas pelayanan kesehatan

seperti: puskesmas, rumah sakit, poliklinik, posyandu, polindes, pos obat desa, dokter atau bidan

praktek swasta, dan sebagainya. Untuk berperilaku sehat, masyarakat memerlukan sarana dan

prasarana pendukung. Fasilitas ini pada hakikatnya mendukung atau memungkinkan terwujudnya

perilaku kesehatan, maka faktor-faktor ini disebut faktor pendukung atau faktor pemungkin.

c. Faktor pendorong (Reinforcing factors)

Page 24: Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

Faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama, dan para petugas

kesehatan. Termasuk juga disini undang-undang, peraturan-peraturan, baik dari pusat maupun dari

pemerintah daerah yang terkait dengan kesehatan. Dalam perilaku sehat, masyarakat kadang-kadang

bukan hanya perlu pengetahuan dan sikap positif dan dukungan fasilitas saja, melainkan diperlukan

perilaku contoh (acuan) dari para tokoh kesehatan. Disamping itu undang-undang juga diperlukan untuk

memperkuat perilaku masyarakat tersebut.

Menurut Lawrence Green (1980), dalam Notoatmodjo (2007), dalam Jariston (2009), ada tiga

faktor penyebab mengapa seseorang melakukan perilaku hidup bersih dan sehat yaitu:

1. Faktor Pemudah (Predisposing factors)

Faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap anak-anak terhadap perilaku hidup bersih dan sehat.

Dimana faktor ini menjadi pemicu atau antesenden terhadap perilaku yang menjadi dasar atau motivasi

bagi tindakannya akibat tradisi, kebiasaan, kepercayaan, tingkat pendidikan, dan tingkat sosial ekonomi.

2. Faktor pemungkin (enambling factors)

Faktor pemicu teradap perilaku yang memungkinkan suatu motivasi atau tindakan terlaksana. Faktor ini

mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi anak-anak, misalnya air

bersih, tempat pembuangan sampah, jamban, ketersediaan makanan bergizi, dan sebagainya. Fasilitas

ini pada hakikatnya mendukung atau memungkinkan terwujudnya perilaku hidup bersih dan sehat.

3. Faktor penguat (reinforcing factors)

Faktor yang menentukan apakah tindakan kesehatan memperoleh dukungan atau tidak. Faktor ini

terwujud dalam bentuk sikap dan perilaku pengasuh anak-anak atau orangtua yang merupakan tokoh

yang dipercaya atau dipanuti anak-anak. Contoh pengasuh anak-anak memberikan keteladanan dengan

melakukan cuci tangan sebelum makan atau selalu minum air yang sudah dimasak. Maka hal ini akan

menjadi penguat untuk perilaku hidup bersih dan sehat bagi anak-anak.

Page 25: Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

dan perilaku aktual saat membuat penilaian tentang bagaimana perilaku mereka mempengaruhi mereka sendiri dan orang lain yang esensial dalam mengembangkan penilaian moral. Kemampuan ini muncul pada masa awal akan tetapi tampak lebih konsisten pada masa sekolah berikutnya.

IV.  Keterkaitan PHBS dengan UKS (Usaha Kesehatan Sekolah)

Usaha Kesehatan Sekolah adalah upaya untuk membina dan mengembangkan kebiasaan hidup

sehat yang dilakukan secara terpadu melalui program pendidikan dan pelayanan kesehatan di sekolah,

perguruan agama serta usaha-usaha yang dilakukan dalam rangka pembinaan dan pemeliharaan

kesehatan di lingkungan sekolah. Usaha Kesehatan Sekolah adalah usaha kesehatan masyarakat yang

dijalankan di sekolah-sekolah dengan anak didik beserta lingkungan hidupnya sebagai sasaran utama

sehingga akan membentuk perilaku hidup sehat dan menghasilkan derajat kesehatan yang optimal.

(Effendy, 1998).

Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan dan perestasi

belajar peserta didik dengan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat serta derajat kesehatan

peserta didik sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal

dalam rangka pembentukan manusia indonesia seutuhnya. Usaha Kesehatan Sekolah juga bertujuan

untuk memupuk kebiasaan hidup sehat dan meningkatkan derajat kesehatan peserta didik yang

mencakup: a) menurunkan angka kesakitan anak sekolah, b) meningkatkan kesehatan peserta didik baik

fisik, mental, maupun sosial, c) agar peserta didik mempunyai pengetahuan, sikap, dan keterampilan

untuk melaksanakan prinsip-prinsip hidup sehat serta berpartisipasi aktif dalam usaha peningkatan

kesehatan di sekolah, d) meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan terhadap anak sekolah, e)

meningkatkan daya tangkal dan daya hayat terhadap pengaruh buruk narkotika, rokok, alkohol, dan

obat berbahaya lainnya.

Untuk meningkatkan kesadaran hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik, dilakukan

upaya menanamkan prinsip hidup sehat sedini mungkin melalui pendidikan kesehatan, pelayanan

kesehatan, dan pembinaan lingkungan sekolah sehat yang dikenal dengan istilah tiga program pokok

Page 26: Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

(trias) UKS yakni: pendidikan kesehatan (Health Education in School), pelayanan kesehatan (School

Health Service), dan pembinaan lingkungan sekolah sehat. Dengan demikian dengan adanya fasilitas

Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) akan sangat menunjang terwujudnya perilaku hidup bersih dan sehat di

sekolah.

V. Keterkaitan PHBS dengan Keperawatan Kesehatan di Sekolah 

Keperawatan sekolah adalah keperawatan yang difokuskan kepada anak di tatanan pendidikan

guna memenuhi kebutuhan anak dengan mengikutsertakan keluarga maupun masyarakat sekolah dalam

perencanaan pelayanan. Perawatan kesehatan sekolah mengaplikasikan praktek keperawatan untuk

memenuhi kebutuhan unit individu, kelompok, dan masyarakat sekolah. Keperawatan kesehatan

sekolah merupakan salah satu jenis pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk mewujudkan dan

menumbuhkan kemandirian siswa untuk hidup sehat, menciptakan lingkungan, dan suasana sekolah

yang sehat. Fokus utama perawat kesehatan sekolah adalah siswa dan lingkungannya dan sasaran

penunjang adalah guru dan kader (Roni, 2010).

Perawat sekolah merupakan salah satu dari beberapa orang yang ditempatkan untuk

memberikan arahan terhadap program kesehatan sekolah terkoordinasi. Perawat dapat berperan

sebagai manajer, konsultan, pendidik, pelaksana maupun peneliti di bidang keperawatan dengan area

khusus sekolah. Perawat dapat melaksanakan skrining kesehatan, memberikan pelayanan dasar untuk

luka dan keluhan minor dengan memberikan pengobatan sederhana, memantau status imunisasi siswa

dan keluarganya dan aktif juga dalam mengidentifikasikan anak-anak yang mempunyai masalah

kesehatan. Perawat perlu memahami peraturan yang ada menyangkut anak usia sekolah seperti

memberikan libur kepada siswa karena adanya penyakit menular, kutu, kudis, dan parasit lain. Dalam

melaksanakan perannya sebagai konsultan terutama untuk para guru, perawat dapat memberikan

informasi tentang pentingnya memberikan pengajaran kesehatan di kelas, pengembangan kurikulum

Page 27: Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

yang terkait dengan kesehatan, serta cara-cara penanganan kesehatan yang bersifat khusus dan

kecacatan (Sumijatun, 2005).

The National Association of School Nurses (NASN) menyatakan ada tiga peran perawat

komunitas di sekolah yaitu:

1. Peran klinik (Generalist Clinical Role)

Perawat komunitas dalam peran klinik akan memberikan pelayanan, konseling, pendidikan kesehatan

kepada siswa dan keluarga. Pelayanan ini diintegrasikan dengan program sekolah.

Pearawat klinik bekerja di sekolah yang memberikan pelayanan selama jam sekolah. Perawat membaur

dengan fungsional sehari-hari komunitas sekolah.

Mengindentifikasi siswa, keluarga, dan guru dari resiko gangguan kesehatan (case finding),

mengembangkan dan implementasi intervensi yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan dan menyusun

kebijakan dan program yang sesuai untuk memecahkan permasalahan baik yang aktual maupun

potensial.

2. Peran Perawatan Primer (Primary Role)

Perawat komunitas melaksanakan teknik tindakan keperawatan sesuai prosedur. Selain itu dalam

melaksanakan perannya berkoordinasi dengan petugas kesehatan yang lain. Beberapa item yang

menjadi perhatian dalam peran ini antara lain: kesehatan fisik, kesehatan emosional, kebiasaan (makan,

merokok), perhatian sosial (lingkungan rumah, kemiskinan).

3. Peran Manajemen (Management Role)

a. Mengembangkan, koordinasi, dan evaluasi program kesehatan sekolah

b. Mengembangkan dan implementasi kebijakan dan prosedur kesehatan sekolah

c. Manajemen kasus pada siswa dan keluarga dengan kebutuhan kesehatan yang khusus

d. Supervisi dan evaluasi pada tenaga kesehatan yang lain dan mendukung personal

Page 28: Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di sekolah yaitu : 1. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun 2. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah 3. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat 4. Olahraga yang teratur dan terukur 5. Memberantas jentik nyamuk 6. Tidak merokok di sekolah 7. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan 8. Membuang sampah pada tempatnya.... Baca Selengkapnya di : http://www.m-edukasi.web.id/2014/07/perilaku-hidup-bersih-dan-sehat-phbs-di.htmlCopyright www.m-edukasi.web.id Media Pendidikan Indonesia

Satuan Acara Penyuluhan

SATUAN ACARA PENYULUHANCARA MENCUCI TANGAN YANG BAIK DAN BENAR

Judul : Cara Mencuci Tangan yang Baik dan BenarHari/tanggal : Sabtu, 7 Mei 2011Tempat : Ruang Nusa Indah RSUD Ulin BanjarmasinLama : 30 menitPenyaji : Mahasiswa STIKES MB Program Profesi ners BAudiens : Keluarga / klien di Ruang Nusa Indah

A. Tujuan Instruksional UmumSetelah diberikan penyuluhan selama 30 menit klien dan keluarga diharapkan dapat mengerti tentang cara mencuci tangan yang baik dan benar

B. Tujuan Instruksional Khusus1. Menjelaskan tentang pengertian mencuci tangan2. Menjelaskan tentang tujuan mencuci tangan3. Menjelaskan tentang air yang bersih4. Menjelaskan tentang mengapa harus menggunakan sabun5. Menjelaskan tentang mengapa harus air yang mengalir6. Menjelaskan tentang bagaimana langkah mencuci tangan yang baik dan benar7. Menjelaskan tentang 5 Waktu Penting Cuci Tangan Pakai Sabun

C. SasaranAdapun sasaran dari penyuluhan ini ditujukan khususnya kepada klien dan keluarga klien di Ruang Nusa Indah RSUD Ulin Banjarmasin

D. Materi (terlampir)1. Pengertian mencuci tangan2. Tujuan mencuci tangan3. Air yang bersih4. Mengapa harus menggunakan sabun5. Mengapa harus air yang mengalir

Page 29: Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

6. Bagaimana langkah mencuci tangan yang baik dan benar7. 5 Waktu Penting Cuci Tangan Pakai Sabun

E. Alat Bantu :Menggunakan alat bantu Laptop, LCD dan Leaflet

F. Metode1. Ceramah dan tanya jawab.2. Leaflet.

G. Kegiatan Penyuluhan

NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN PESERTA1. 5 menit Pembukaan :1. Mengucapkan salam.2. Menjelaskan nama dan akademi3. Menjelaskan tujuan pendidikan kesehatan4. Menyebutkan materi yang diberikan.5. Menanyakan kesiapan peserta• Menjawab salam• Mendengarkan• Mendengarkan2. 10 menit Pelaksanaan :1. Penyampaian materia. Menjelaskan tentang pengertian mencuci tanganb. Menjelaskan tentang tujuan mencuci tanganc. Menjelaskan tentang air yang bersihd. Menjelaskan tentang mengapa harus menggunakan sabune. Menjelaskan tentang mengapa harus air yang mengalirf. Menjelaskan tentang bagaimana cara mencuci tangan yang baik dan benarg. Menjelaskan tentang 5 waktu penting cuci tangan pakai sabun

2. Tanya jawaba. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya• Mendengarkan

• Bertanya3. 10 menit Evaluasi:1. Menanyakan kembali hal-hal yang sudah dijelaskan mengenai katarak2. Meminta CI dan CT untuk memberikan tambahan, masukan dan saran pada penyuluhan kesehatan yang sudah dilakukan• Menjawab• Menjelaskan• Memperhatikan4. 5 menit Penutup :1. Menutup pertemuan dengan menyimpulkan materi yang telah dibahas

Page 30: Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

2. Memberikan salam penutup• Mendengarkan• Menjawab salam

H. Evaluasi :1. Klien dan keluarga mampu mengulangi penjelasan yang telah disampaikan oleh perawat2. Klien dan keluarga mampu menjawab pertanyaan yang diajukan perawat3. Penilaian

I. Pengorganisasian1. Penyaji : Murjani, S.Kep2. Moderator : Rusdiana, S.Kep3. Fasilitator : Sugeng, S.Kep4. Notulen : Murniati S.Kep5. Observer : Mariah, S.Kep6. Pembimbing Lahan Praktek : H.Yan Setiawan, S.Kep.Ners7. Pembimbing Akademik : M.Syafwani, S.Kep M.Kep Sp.Jiwa

J. Kreteria Evaluasi1. Klien dan keluarga mampu menjelaskan pengertian mencuci tangan yang baik dan benar2. Klien dan keluarga mampu menjelaskan tujuan mencuci tangan3. Klien dan keluarga mampu menjelaskan air yang bersih4. Klien dan keluarga mengerti mengapa harus menggunakan sabun5. Klien dan keluarga mengerti mengapa harus air yang mengalir6. Klien dan keluarga mengerti bagaimana cara mencuci tangan yang baik dan benar7. Klien dan keluarga mengetahui 5 waktu penting cuci tangan pakai sabun.

CARA MENCUCI TANGAN YANG BAIK DAN BENAR

A. Apa pengertian mencuci tangan ?

Menurut DEPKES 2007, mencuci tangan adalah proses yang secara mekanis melepaskan kotoran dan debris dari kulit tangan dengan menggunakan sabun biasa dan air.

B. Apa pengertian mencuci tangan ?

Menurut DEPKES 2007, mencuci tangan adalah proses yang secara mekanis melepaskan kotoran dan debris dari kulit tangan dengan menggunakan sabun biasa dan air.

C. Air yang bersih itu yang bagaimana ya ?

Air yang bersih tentu saja yang jernih, tidak berbau dan tidak berwarna.Ada banyak sekali standar kesehatan mengenai air bersih terutama yang berhubungan dengan air minum dan untuk kesehatan, termasuk di dalamnya air yang bebas mikroorganisme, bahan kimia, dan bahan radioaktif. Namun untuk keperluan mencuci tangan bagi masyarakat awam

Page 31: Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

maka dengan kriteria yang disebutkan yakni jernih, tidak berwarna dan tidak berbau sudah cukup.

D. Mengapa mencuci tangan harus menggunakan sabun ?

Zat pembersih berbentuk sabun ini baik yang padat maupun cair akan membantu proses pelepasan kotoran dan kuman yang menempel di permukaan luar kulit tangan dan kuku. Dengan mencuci tangan yang benar menggunakan sabun maka kotoran dan kuman akan terangkat sebagian. Meskipun demikian hal ini sangat membantu mengurangi resiko terinfeksi

E. Mengapa harus air yang mengalir ?

Dengan mencuci tangan di air mengalir maka kotoran dan kuman akan luruh terbawa air. Jadi mulai sekarang bila kita makan di rumah makan atau di warung makan yang ada wastafelnya, sebaiknya cuci tangan di wastafel walaupun di sediakan mangkuk tempat mencuci tangan di meja anda

F. Bagaimana Langkah mencuci tangan yang benar ?

Langkah 1Berikut ini adalah langkah mencuci tangan sesuai anjuran WHO 2005 yakni 7 lagkah yang di kembangkan menjadi 10 langkah. Bisa dilihat pada gambar untuk lebih jelasnya.1. Basuh tangan dengan air mengalir2. Ratakan sabun dengan kedua telapak tangan3. Gosok punggung tangan dan sela – sela jari tangan kiri dan tangan kanan, begitu pula sebaliknya.4. Gosok kedua telapak dan sela – sela jari tangan5. Jari – jari sisi dalam kedua tangan saling mengunci.6. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan lakukan sebaliknya.7. Gosokkan dengan memutar ujung jari – jari tangan kanan di telapak tangan kiri dan sebaliknya8. Gosok pergelangan tangan kiri dengan menggunakan tangan kanan dan lakukan sebaliknya.9. Bilas kedua tangan dengan air.10. Keringkan dengan lap tangan atau tissue

Langkah 2Jangan lupa menutup kran dengan tangan di alasi tissue atau lap tangan.Nah sekarang tangan anda sudah bersih dan aman.

Catatan !Bila tidak ada wastafel atau kran air, kita bisa menggunakan air yang di tuangkan dengan gayung. Idealnya memang menggunakan sabun cair, tetapi bisa digunakan sabun batangan.

G. 5 Waktu Penting Cuci Tangan Pakai Sabun

1. Sebelum makan2. Sesudah buamg air besar

Page 32: Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

3. Sebelum memegang bayi4. Sesudah menceboki anak5. Sebelum menyiapkan makanan

Selamat mempraktekkan. Terimakasih.

7 LANGKAH CARA CUCI TANGAN YANG HIGIENIS

http://aanfien.wordpress.com/satuan-acara-penyuluhan/

Peranan Kantin Sekolah

Apa peranan kantin sekolah dalam penyediaan pangan sehat dan aman?

�Kantin atau warung sekolah merupakan salah satu tempat jajan anak sekolah selain penjaja makanan jajanan di luar sekolah.

�Kantin sekolah mempunyai peranan yang penting dalam mewujudkan pesan-pesan kesehatan dan dapat menentukan perilaku makan siswa sehari-hari melalui penyediaan makanan jajanan di sekolah.

Kantin sekolah dapat menyediakan makanan sebagai pengganti makan pagi dan makan siang di rumah serta camilan dan minuman yang sehat, aman dan bergizi.

Page 33: Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

 

Makanan apa saja yang dijual di kantin sekolah?

� Makanan Sepinggan o �Makanan sepinggan merupakan kelompok makanan utama, yang dapat disiapkan di

rumah terlebih dahulu atau disiapkan di kantin o �Contoh makanan sepinggan seperti gado-gado, nasi uduk, siomay, bakso, mie ayam,

lontong sayur dan lain-lain

 

Page 34: Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

Makanan camilan

Makanan camilan adalah makanan yang dikonsumsi di antara dua waktu makan.  Makanan camilan terdiri dari:

o Makanan camilan basah, seperti pisang goreng, lemper, lumpia, risoles, dan lain-lain.

Makanan camilan ini dapat disiapkan di rumah terlebih dahulu atau disiapkan di kantin. �o Makanan camilan kering, seperti produk ekstrusi (brondong), keripik, biskuit, kue kering,

dan lain-lain. Makanan camilan ini umumnya diproduksi oleh industri pangan baik industri besar, industri kecil, dan industri rumah tangga.

Kelompok minuman yang biasanya dijual di kantin meliputi:

�Air putih, baik dalam kemasan maupun yang disiapkan sendiri

Page 35: Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

�Minuman ringan: o �Dalam kemasan, misalnya teh, minuman sari buah, minuman berkarbonasi, dan lain-laino �Disiapkan sendiri oleh kantin, misalnya es sirup, teh

Minuman campur, seperti es buah, es campur, es cendol, es doger, dan lain-lain

� Buah merupakan salah satu jenis makanan sumber vitamin dan mineral yang penting untuk anak usia sekolah. Buah-buahan sebaiknya dikonsumsi setiap hari. Buah-buahan dapat dijual dalam bentuk :

�Utuh, misalnya pisang, jambu, jeruk, dan lain-lain Kupas dan potong, misalnya pepaya, nanas, melon, mangga, dan lain-lain

http://www.usahakesehatansekolah.com/pedoman/peranan-kantin-sekolah

Kriteria Kantin Sekolah SehatKantin sekolah sehat memiliki syarat sebagai berikut:

• Ada persediaan air bersih untuk mengolah makanan, mencuci tangan dan mencuci peralatan makan.

• Mempunyai tempat penyimpanan bahan makanan dan peralatan makan yang bebas dari serangga dan hewan pengerat.

• Ada tempat khusus penyimpanan bahan bukan pangan (sabun cuci piring, cairan anti serangga) yang terpisah dari tempat penyimpanan bahan pangan.

• Tempat yang bersih dan tertutup untuk pengolahan dan persiapan penyajian makanan.

• Kasir berada di tempat khusus, minimal orang yang bertugas di kasir tidak bertugas menyiapkan makanan karena kuman penyakit dapat tersebar ke makanan melalui tangan yang habis memegang uang.

• Mempunyai tempat pembuangan sampah padat, cair dan gas.

• Pastikan juga jajanan kemasan yang dijual di kantin belum kadaluarsa dan sudah lolos sertifikasi BPOM.

http://www.parenting.co.id/article/usia.sekolah/kriteria.kantin.sekolah.sehat/001/004/459

Page 36: Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

PHBS NO 6 MENGGUNAKAN JAMBAN SEHATby klikharry on Juli 21, 2012

Apa itu dengan jamban?

Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya.

Apa saja jenis jamban yang digunakan?

1. Jamban cemplung

Adalah jamban yang penampungannya berupa lubang yang berfungsi menyimpan dan meresapkan cairan kotoran/tinja ke dalam tanah dan mengendapkan kotoran ke dasar lubang. Untuk jamban cemplung diharuskan ada penutup agar tidak berbau.

2. Jamban tangki septik/leher angsa

Adalah jamban berbentuk leher angsa yang penampungannya berupa tangki septik kedap air yang berfungsi sebagai wadah proses penguraian/dekomposisi kotoran manusia yang dilengkapi dengan resapannya.

Bagaimana memilih jenis jamban?

Page 37: Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

· Jamban cemplung digunakan untuk daerah yang sulit air. · Jamban tangki septik/leher angsa digunakan untuk:

1. Daerah yang cukup air

2. Daerah yang padat penduduk, karena dapat menggunakan“multiple latrine” yaitu satu lubang penampungan tinja/tangkiseptik digunakan oleh beberapa jamban (satu lubang dapat menampung kotoran/tinja dari 3-5 jamban)

· Daerah pasang surut, tempat penampungan kotoran/tinja hendaknyaditinggikan kurang lebih 60 cm dari permukaan air pasang.

Siapa yang diharapkan menggunakan jamban?

Setiap anggota rumjah tangga harus menggunakan jamban untuk buang air besar/buang air kecil.

Mengapa harus menggunakan jamban?

· Menjaga lingkungan bersih, sehat, dan tidakberbau. · Tidak mencemari sumber air yang adadisekitarnya. · Tidak mengundang datangnya lalat atauserangga yang dapat menjadi penularpenyakit Diare,

Kolera Disentri, Thypus,kecacingan, penyakit saluran pencernaan,penyakit kulit, dan keracunan.

Apa saja syarat jamban sehat?

· Tidak mencemari sumber air minum (jarak antara sumber ai minum dengan lubang penampungan minimal 10 meter)

· Tidak berbau. · Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus. · Tidak mencemari tanah disekitarnya. · Mudah dibersihkan dan aman digunakan. · Dilengkapi dinding dan atap pelindung. · Penerangan dan ventilasi cukup . · Lantai kedap air dan luas ruangan memadai. · Tersedia air, sabun, dan alat pembersih.

Bagaimana cara memelihara jamban sehat?

· Lantai jamban hendaknya selalu bersih dan tidak ada genangan air. · Bersihkan jamban secara teratur sehingga ruang jamban dalamkeadaan bersih. · Di dalam jamban tidak ada kotoran yang terlihat. · Tidak ada serangga, (kecoa, lalat) dan tikus yang berkeliaran. · Tersedia alat pembersih (sabun, sikat, dan air bersih). · Bila ada kerusakan, segera diperbaiki.

Apa peran kader dalam membina masyarakat untuk memiliki dan menggunakan jamban sehat?

Page 38: Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

· Melakukan pendataan rumah tangga yang sudah dan belummemiliki serta menggunakan jamban sehat dirumahnya.

· Melaporkan kepada pemerintah desa/kelurahan tentang jumlah rumah tangga yang belum memiliki jamban sehat.

· Bersama pemerintah desa/kelurahan dan tokoh masyarakat setempat berupaya untuk menggerakkan masyarakat untuk memiliki jamban.

· Mengadakan arisan warga untuk membangun jamban sehatsecara bergilir. · Menggalang dunia usaha setempat untuk memberi bantuan dalam penyediaan jamban sehat. · Manfaatkan setiap kesempatan di desa/kelurahan untukmemberikan penyuluhan tentang

pentingnya memiliki dan menggunakan jamban sehat, misalnya melalui penyuluhan kelompok di Posyandu, pertemuan kelompok Dasa Wisma,arisan, pengajian, pertemuan desa/kelurahan, kunjunganrumah dan lain- lain.

· Meminta bantuan petugas Puskesmas setempat untuk memberikan bimbingan teknis tentang cara-cara membuat jamban sehat yang sesuai dengan situasi dan kondisidaerah setempat.

http://klikharry.com/2012/07/21/phbs-no-6-menggunakan-jamban-sehat/

Selain untuk kesehatan, olahraga berguna bagi kehidupan sosial anak nantinya. Berikut adalah manfaat yang didapat anak dari berolahraga yang dirangkum dari Gal Time:

1. Untuk Kesehatan dan KebugaranPara peneliti di Centers for Disease Control mengkonfirmasi kemungkinan obesitas di kalangan anak-anak Amerika, yang bisa memicu penyakit seperti diabetes, tekanan darah tinggi dan lain sebagainya. Olahraga secara teratur merupakan salah satu cara terbaik untuk memerangi obesitas pada anak-anak dan juga menjaga kesehatan serta kebugaran mereka.

2. Meningkatkan Kemampuan AkademisMenurut para peneliti di Michigan State University Institute, anak yang berolahraga tampil lebih baik di sekolah daripada mereka yang tidak. Partisipasi dalam olahraga mengajarkan anak-anak untuk fokus pada tugas dan mengelola waktu mereka secara efektif.

3. Mendorong SportivitasAnak-anak yang berpartisipasi dalam olahraga bisa mengasah keterampilan sportivitas mereka dengan baik. Berjabat tangan dengan kompetisi, tidak peduli apa hasil dari suatu pertandingan, mampu menerima kekalahan dan berusaha melakukan yang terbaik bagi dirinya dan tim secara keseluruhan.

4. Mudah BersosialisasiOlahraga bisa jadi cara untuk membangun jaringan sosial instan untuk anak. Kerjasama sebagai satu tim atau bertemu rival lainnya akan membuat jaringan pertemanannya semakin meluas.

5. Membangun Harga DiriAnak-anak akan mengembangkan harga diri melalui prestasi. Olahraga memberi kesempatan

Page 39: Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

anak untuk belajar, mencapai sesuatu, dan merasa nyaman terhadap diri mereka sendiri. Dukungan dari orangtua dan pelatih akan mendorong perbaikan kinerja mereka ke arah yang positif sehingga menumbuhkan pencitraan diri yang baik.Next

6. Mengajarkan KerjasamaAnak-anak akan mengenal segala macam pelajaran sosial yang sangat berharga melalui olahraga. Menjadi bagian dari kelompok dan belajar untuk melakukan yang terbaik bagi tim secara keseluruhan adalah salah satu manfaat yang paling berharga dari olahraga bagi anak.

7. Bekerja Berdasarkan TujuanMembawa pulang piala juara, memenangkan turnamen, adalah tujuan akhir olahraga bagi anak. Olahraga memberi pengalaman berharga dalam memecahkan tujuan jangka pendek maupun jangka panjang. Anak diajarkan untuk menjalani suatu proses dan perlu kerja keras sebelum mendapatkan sesuatu.

8. Pembinaan KetekunanOlahraga mengajarkan anak untuk tidak mudah menyerah walau menghadapi cidera, kekecewaan, dan kekalahan. Mereka belajar untuk mengatasi kekalahan dengan tenang dan bekerja lebih giat lagi untuk kepentingan putaran berikutnya dengan penuh ketekunan.

9. Mencegah MasalahKenakalan remaja seperti kekerasan, pengrusakan, penggunaan narkoba dan lainnya bisa diminimalisir dengan olaharaga. Rutinnya jadwal latihan membuat anak tidak sempat membuat masalah-masalah kriminalitas semacam itu, dan mereka akan lebih fokus terhadap pencapaian prestasi mereka.

10. MenyenangkanSelain untuk kesehatan, berolahraga juga menjadi kegiatan yang menyenangkan untuk dilakukan. Kerjasama tim, bersorak mendukung teman, berpelukan ketika berhasil melakukan sesuatu, dan lainnya akan membuat anak berkomitmen pada olahraga dalam jangka panjang. Diluar jam pelajaran yang membosankan, olahraga adalah waktu anak untuk bermain dan bersenang-senang dengan teman-temannya.

http://wolipop.detik.com/read/2012/08/27/183207/2000339/857/2/10-manfaat-olahraga-bagi-anak

Bahaya Merokok Bagi Remaja

2013/04/270 comments

Page 40: Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

Selain bisa menyebabkan kematian dan berbagai komplikasi penyakit lainnya. Remaja yang sudah merokok diketahui bisa memicu berbagai masalah yang muncul. Berikut performa remaja si perokok.

Merokok saat remaja membuatnya berisiko kena masalah kesehatan yang serius karena masih berada pada usia pertumbuhan. Rokok ini tidak hanya menyebabkan masalah kesehatan pada tingkat fisik namun juga emosionalnya.

Para ahli mengungkapkan risiko kesehatan merokok pada remaja jauh lebih buruk dibanding dengan orang dewasa yang merokok.

Berikut ini beberapa masalah yang bisa muncul jika remaja merokok yang bisa terlihat dari penampilanny

1. Mengganggu performa di sekolahRemaja yang merokok akan mengalami penurunan dalam nilai olahraganya karena tidak bisa berjalan jauh atau berlari cepat seperti sebelum merokok.

Jika ikut ekstrakulikuler musik akan membuatnya tidak maksimal saat main musik, serta menurunkan kemampuan memori otaknya dalam belajar yang bisa mempengaruhi nilai-nilai pelajarannya.

2. Perkembangan paru-paru tergangguTubuh berkembang pada tahap pertumbuhannya, dan jika seseorang merokok pada periode ini bisa mengganggu perkembangan paru-parunya.

Terlebih jika remaja merokok setiap hari maka bisa membuatnya sesak napas, serta batuk yang terus menerus, dahak berlebihan dan lebih mudah terkena pilek berkali-kali.

3. Lebih sulit sembuh saat sakitKetika remaja sakit maka mereka akan lebih sulit baginya untuk bisa kembali sehat seperti semula karena rokok mempengaruhi sistem imun di dalam tubuh.

Rokok ini juga memicu masalah jantung di usia muda serta mengurangi kekuatan tulang.

4. KecanduanRemaja yang merokok cenderung jauh lebih mungkin menjadi kecanduan terhadap nikotin yang membuatnya lebih sulit untuk berhenti.

Page 41: Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

Saat ia memutuskan untuk berhenti merokok, mka gejala penarikan seperti depresi, insomnia, mudah marah dan masalah mentalnya bisa berdampak negatif pada kinerja sekolah serta perilakunya.

5. Terlihat lebih tua dari usianyaOrang yang mulai merokok di usia muda akan mengalami proses penuaan lebih cepat, ia akan memiliki garis-garis di wajah serya kulit lebih kering sehingga penampilannya akan lebih tua dibanding usianya.

Selain itu rokok juga membuat remaja memiliki jerawat atau masalah kulit lainnya, serta gigi yang kuning.

Bahaya merokok bagi pelajar diantaranya dapat meningkatkan resiko kanker paru-paru dan penyakit jantung di usia yang masih muda. Selain itu kesehatan kulit tiga kali lipat lebih beresiko terdapat keriput di sekitar mata dan mulut. Kulit akan menua sebelum waktunya atau biasa disebut penuaan dini.Jangan menganggap merokok bisa membantu menghilangkan stress saat ujian. Bukti medis menunjukkan bahwa merokok tidak menenangkan. Ini hanya efek sementara nikotin yang memberikan rasa tenang sesaat. Setelah itu jika sudah selesai merokok stress akan kembali lagi.

http://science-student14.blogspot.com/2013/04/bahaya-merokok-bagi-remaja.html