Perilaku Berisiko Pada Remaja
-
Upload
muhammad-arief-rachman -
Category
Documents
-
view
30 -
download
1
description
Transcript of Perilaku Berisiko Pada Remaja
PERILAKU BERISIKO DI KALANGAN ORANG MUDA
Rita Damayanti Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia
TUJUAN PEMBE-
LAJARAN
• Mahasiswa memahami tahap perkembangan remaja, konsep/model dan berbagai pandangan tentang Perilaku Berisiko
• Mahasiswa mampu menghindari faktor risiko dan meningkatkan faktor protektif sehingga terhindari dari Perilaku Berisiko
TOPIK BAHASAN
1. Perkembangan remaja dan tahapannya
2. Pandangan antropologis dan sosiologis
3. Definisi dan teori PL Berisiko serta faktor-faktornya
4. Model struktural perilaku berisiko tertular HIV pada remaja
1 PERKEMBANGAN
REMAJA DAN TAHAPANNYA
• ”Ibarat kepompong yang kelak menjadi kupu kupu”
• Merupakan masa yang paling kompleks perubahan besar baik fisik maupun psikisnya.
Merupakan masa transisi dari dunia
Kanak-kanak menuju dunia dewasa
DEFINISI REMAJA MENURUT USIA
Remaja awal
Remaja Pertengahan
Remaja akhir Dewasa muda
Feldman & Elliot 10-14 15-17 18-20
Stantrock 10-13 14-17 18-22 (youth)
James-Traore 10-14 15-19 20-24
Indonesia 10-19 Belum menikah
WHO 10-24 (YOUTH)
TAHAP PERKEM-BANGAN
Tahapan pada orang muda (Feldman dan Elliot, 2000)
1. Remaja awal (10-14 tahun): pubertas mulai tertarik pada lawan jenisnya.
2. Remaja pertengahan (15-17 tahun): keinginan untuk mandiri dan menjadi diri sendiri.
3. Remaja akhir (18-20 tahun): penunda masa dewasanya karena tuntutan sekolah dan pekerjaan/karir.
4. Dewasa muda (21-24 tahun): persiapan menuju dewasa, diharapkan mandiri dan mulai mempersiapkan diri keluarga dan berfungsi secara sosial.
Perkembangan Biologis Remaja
• Perubahan hormonal ditandai dengan cepatnya pertumbuhan fisik
– laki-laki: perkembangan dada yang semakin bidang dan tubuh yang semakin berotot
– Perempuan: pinggulnya membesar dan munculnya lemak
• Perempuan dua tahun lebih cepat dibandingkan dengan anak laki-laki (Berk, 1998).
Perkembangan Psikologis Remaja
• Perkembangan identitas diri.
• Identitas diri: adalah pikiran-pikiran dan perasaan yang dimiliki mengenai diri (Gardner, 1992); bagaimana remaja mendeskripsi diri secara terorganisir, merupakan ekspansi dari rasa harga diri (Berk, 1998)
Perkem- bangan
Identitas Diri
Tahapan Perkembangan
Identitas Diri (ID) Melalui eksplorasi
Tanpa eksplorasi
ID +
1. Identity Achievement:
Menemukan ID sudah memutuskan tujuan dan dan nilai-nilai hidup
2. Identity foreclosure: Hanya mengikuti identitas figur otoritas.
ID -
3. Moratorium: Belum menetapkan komitmennya Masih dalam proses eksplorasi.
4. Identity diffusion: Belum memiliki tujuan hidup yang jelas, tidak berusaha mencari, atau takut menghadapi tugas perkembangan nya
KONFLIK PSIKOLOGIS PADA REMAJA
KONFLIK PSIKOLOGIS REMAJA
TIDAK MAU DIANGGAP ANAK, PUNYA IDOLA
PENGAMBIL KEPUTUSAN IMPULSIF DAN KURANG PERHITUNGAN
PEMBERANI , CENDERUNG MENENTANG/ MEMBERONTAK
KURANG PD, CENDERUNG SERBA RAGU
LEBIH INTROVERT MEMISAHKAN DIRI DARI ORANG TUA/KELUARGA
LEBIH DEKAT DENGAN TEMAN SEBAYANYAMEMBENTUK KELOMPOK2 UNTUK BERSAING
SERING MELAMUN, MURUNG TANPA PENYEBABNYA, KADANG MERASA PUTUS ASA
SENANG MENCARI HAL YANG BARU/ BERPETUALANG, CENDERUNG MELANGGAR TATA SUSILA
2. PANDANGAN ANTROPOLOGIS
DAN SOSIOLOGIS
• Pada suku primitif:
– tidak dilewati jedah yang panjang
– setelah akil balik inisiasi masuk dalam dunia dewasa
• Masyarakat modern:
– remaja dituntut untuk sekolah dan berkarir sehingga masa selibat menjadi lebih panjang
Tiga Tatanan Masyarakat
yang Berpengaruh
pada PL Berisiko pada
Remaja
Modern
• Daerah urban atau pada negara-negara maju
• Budaya permisivitas, tuntutan pendidikan dan kariernya tinggi
• HUS usia muda namun menikah terlambat usia
• Risiko kehamilan dan penyakit IMS tinggi
Tradisional
• Daerah rural atau pada negara-negara berkembang
• Budaya permisivitas rendah, tuntutan pendidikan dan kariernya rendah
• Menikah dan punya anak pada usia muda
Transisi
• Remaja yang hidup di kota-kota besar di negara berkembang
• Tuntutan untuk memperoleh pendidikan tinggi, permisivitas juga tinggi, namun masyarakatnya masih menganut nilai tradisional.
BPS (2001): Remaja urban usia 15-19
tahun 5,53% pernah menikah, remaja di
daerah rural 10,27%
3 DEFINISI: PERILAKU BERISIKO
• Adalah perilaku yang dapat membahayakan aspek-aspek psikososial sehingga remaja sulit berhasil dalam melalui masa perkembangannya
• Merupakan ancaman terhadap tahapan perkembangan selanjutnya:
– peran sosial yang diharapkan
– tercapainya ketrampilan tertentu,
– terbangunnya rasa percaya diri dan kompetensi
AKIBAT PERILAKU BERISIKO
• Berisiko terhadap kesehatan:
– Merokok, minum alkohol, narkoba, tawuran
• Berisiko terhadap masa depan:
– putus sekolah, kehamilan
– konsep diri yang tidak adekuat.
• Berisiko terhadap lingkungan sosialnya:
– bermasalah dengan hukum
– pengangguran
Mengapa Remaja
melakukan PL
Berisiko?
• Perilaku berisiko dilakukan remaja dengan tujuan tertentu yaitu untuk dapat memenuhi perkembangan psikologisnya.
– Merokok, penggunaan narkoba agar diterima teman sebayanya, bukti kemandirian dari orang tua
• “Just to say no” merupakan intervensi yang gagal karena perilaku berisiko memiliki fungsi yang penting baik secara sosial maupun personal
Perilaku berisiko saling terkait
• Terdapat saling keterkaitan dari perilaku berisiko sehingga harus dilihat secara keseluruhan dan tidak bisa dilihat secara terpisah-pisah.
• Life Style: cara hidup seseorang yang dapat dikenali karena kekhasannya.
• Remaja yang menggunakan obat-obatan biasa merokok, biasanya juga minum alkohol dan melakukan seks dengan pasangan berganti-ganti.
• INTERVENSI YANG TERPISAH-PISAH ADALAH MUBASIR
Peran faktor
risiko dan faktor
protektif
• Faktor risiko adalah faktor yang bila ada akan menyebabkan meningkatnya kecenderungan dari terjadinya PL Berisiko.
• Faktor protektif adalah faktors yang bila ada akan mencegah atau mengurangi kecenderungan untuk terjadinya PL Berisiko.
Kerangka Konseptual
(Jessor)
• Konsep ABC:
– Antecedent Behavior Consequence
Pertentangan antara dua sistim
di otak
Sistim
Sosio-emosional
Sistim
kognitif kontrol
• Aktif pada masa
pubertas
• Teraktifasi
dengan adanya
Teman sebaya
• matang secara
bertahap
hingga usia 20
•Mengatur PL
dan Pengambilan
Keputusan
Indikasi adanya keterlambatan kematangan otak
remaja menjadi impulsif dan berani
mengambil keputusan yang berbahaya
Monitoring the Future
• Center for Deseases Control and Prevention (CDC) di US sejak tahun 1989 melakukan Youth Risk Behavior Surveillance System (YRBSS) untuk memonitor masa depan USA. Perilaku yang dipantau:
– Safety driving
– Tobacco use
– Drinking alcohol and or using drugs
– Unprotected sex
– Eating pattern
– Physical activities
Survei HRB of
AR
Indonesia YARH
Survei
Sur-Nas
Penyalahguna
an Narkoba Riskesdas
PL
berisiko
L
(%)
P
(%)
L
(%)
P
(%)
L
(%)
P
(%)
L
(%)
P
(%)
Merokok 47,0 2,7 49 1,4 46.2 5,3
Akohol 42,2 3,0 33,7 2,6 22,0 2,7
Narkoba 22,4 2,3 20,7 3,1 6,5 0,5
Seks-
pranikah
4,7 3,2 6,7 0,94 - -
•Sumber: HRB of AR: Survey of High Risk Behavior of Adolescent
including sexuality and HIV/AIDS Prevention With mplication of
Reproductive Health, 2002. Lembaga Demografi UI & UNFPA
• YARH; Indonesia Young Adult Reproductive Health
Survey 2002-2003. BPS
• Analisa data sekunder: Survei Survei Nasional Penyalahgunaan dan
Peredaran Gelap Narkoba pada Kelompok Rumah Tangga di
Indonesia (2005)
2/23/2012 23
SOSIAL EKONOMI
KELUARGA
AKTIVITAS
TERSTRUKTUR
FAKTOR RISIKO
DALAM KELUARGA
TEMPERAMEN
BERISIKO
PORNOGRAFI
LINGKUNGAN
YANG KUMUH
TEMAN SEBAYA
NEGATIF
PENGETAHUAN SEKS
DAN NARKOBA
PERMISIVITAS
PERILAKU ANTARA:
ROKOK DAN ALKOHOL PEIRLAKU BERISIKO
DETERMINASI DIRI
0,06
0,07
0,45
0,25
0,26
0,52
-0,21
-0,31
0,11
0,76
0,47
0,39
0.15
0,32
0,05
-0.10
0.13
FAKTOR PROTEKTIF
DALAM KELUARGA
MODEL STRUKTURAL PERILAKU BERISIKO TERTULAR HIV PADA REMAJA
L=-0,31, P=-0.62