PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewPengembangan bidang pariwisata sebagai salah satu...

98
PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA

Transcript of PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewPengembangan bidang pariwisata sebagai salah satu...

Page 1: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewPengembangan bidang pariwisata sebagai salah satu sumber penerimaan devisa dilakukan antara lain dengan peningkatan obyek-obyek wisata,

PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA

Page 2: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewPengembangan bidang pariwisata sebagai salah satu sumber penerimaan devisa dilakukan antara lain dengan peningkatan obyek-obyek wisata,
Page 3: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewPengembangan bidang pariwisata sebagai salah satu sumber penerimaan devisa dilakukan antara lain dengan peningkatan obyek-obyek wisata,

BAB X

PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA

A. PENDAHULUAN

Dalam tahun keempat Repelita III, peranan sektor perhu-bungan dan pariwisata semakin penting dalam menunjang keber-hasilan pembangunan. Untuk dapat mencapai hal tersebut terus dilakukan peningkatan prasarana dan sarana di bidang perhu-bungan darat, perhubungan laut, perhubungan udara serta pos dan telekomunikasi. Peningkatan tersebut diiringi pula dengan penerapan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang bertujuan mening-katkan efisiensi pelayanan jasa perhubungan dan memperluas jangkauan pelayanan tersebut ke seluruh wilayah tanah air. Disamping itu juga telah dilakukan penataan di bidang kelem-bagaan, pengaturan di bidang pengoperasian dan keselamatan lalu-lintas dan menunjang pengembangan usaha angkutan yang dikelola masyarakat.

Di bidang perhubungan darat kegiatan tetap ditujukan un-tuk meningkatkan pemanfaatan jalan raya, kereta api, serta angkutan sungai, danau dan penyeberangan. Hasil-hasil yang dicapai dari pelaksanaan rehabilitasi, penunjangan, pening-katan dan pembangunan jalan dan jembatan ditandai dengan semakin singkatnya waktu tempuh rata-rata ruas-ruas jalan di seluruh daerah serta semakin berkurangnya ruas-ruas jalan dalam kondisi kritis. Pertambahan sarana angkutan jalan raya dari tahun ke tahun juga terus meningkat, baik berupa bis, mobil barang, mobil penumpang, maupun sepeda motor.

Angkutan kereta api merupakan sarana angkutan yang pen-ting peranannya dalam menunjang perkembangan berbagai sektor antara lain sektor industri dan perkebunan. Untuk itu dilaku-kan rehabilitasi dan peningkatan prasarana, serta penambahan peralatan operasi untuk dapat meningkatkan kapasitas dan mutu pelayanan pada masyarakat.

Pengembangan angkutan sungai, danau dan penyeberangan menitik beratkan pada pembangunan dermaga, pemasangan rambu pelayaran, pengerukan sungai dan anjir serta penambahan sa-rana kapal. Kegiatan ini telah memungkinkan peningkatan pela-yanan jasa angkutan sungai, danau dan penyeberangan yang le-bih terpadu dengan pelayanan jasa angkutan darat lainnya ter-utama membuka hubungan dengan daerah-daerah yang sukar dica-pai.

X/3

Page 4: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewPengembangan bidang pariwisata sebagai salah satu sumber penerimaan devisa dilakukan antara lain dengan peningkatan obyek-obyek wisata,

Peranan perhubungan laut secara keseluruhan terus diting-katkan untuk mencapai keterpaduan berbagai jenis-jenis pela-yaran sehingga dapat meningkatkan pelayaran antar pulau yang teratur, pelayaran ke daerah-daerah yang terpencil dan kegi-atan ekspor. Sejalan dengan itu juga dilakukan perluasan dan penambahan fasilitas pelabuhan, pengerukan, keselamatan pela-yaran, kesyahbandaran dan peningkatan kapasitas galangan kapal.

Di bidang perhubungan udara, sebagian besar pelabuhan udara telah ditingkatkan daya tampungnya berupa peningkatan fasilitas landasan, dan peralatan keselamatan penerbangan. Peningkatan tersebut disesuaikan dengan permintaan jasa per-hubungan udara dengan melakukan pengembangan armada angkutan, perluasan jaringan penerbangan serta penambahan frekwensi pe-nerbangan baik untuk angkutan komersial, angkutan haji, ang-kutan transmigrasi dan angkutan perintis.

Pembangunan jasa pos dan giro merupakan aalah satu bidang yang telah berhasil mencapai dan membuka hubungan keseluruh pelosok tanah air. Dengan membangun kantor pos baru dan me-nambah jumlah trayek pos serta fasilitas pelayanannya, telah dapat dilayani sebagian besar kecamatan di Indonesia termasuk daerah-daerah transmigrasi.

Pembangunan sistim transmisi dan jaringan telekomunikasi lainnya sesuai dengan perkembangan teknologi, telah memung-kinkan hubungan yang semakin luas dan cepat dalam pengiriman dan penerimaan berita baik untuk hubungan internasional, hu-bungan dalam negeri melalui pengiriman telegram, teleks, tel-pon dan jasa telekomunikasi lainnya.

Pengembangan bidang pariwisata sebagai salah satu sumber penerimaan devisa dilakukan antara lain dengan peningkatan obyek-obyek wisata, produk-produk kerajinan tangan dan pe-ngembangan seni budaya. Kegiatan di bidang tersebut akan da-pat meningkatkan arus wisatawan asing berkunjung ke Indone-sia. Juga secara teratur telah ditingkatkan pengenalan Indo-nesia bagi wisatawan asing melalui kegiatan-kegiatan promosi di luar negeri.

Perkembangan pelaksanaan pembangunan di sektor perhubung-an dan pariwisata secara terperinci dalam tahun 1982/83 dila-porkan secara berurutan di bawah ini.

X/4

Page 5: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewPengembangan bidang pariwisata sebagai salah satu sumber penerimaan devisa dilakukan antara lain dengan peningkatan obyek-obyek wisata,

B. PELAKSANAAN PEMBANGUNAN

1. Perhubungan Darat

a. Jalan

Dalam tahun ke empat pelaksanaan Repelita III kegiatan di bidang Jalan dan Jembatan tetap mengutamakan pemantapan sa-saran fisik jaringan jalan yang tersebar di seluruh Indone-sia. Usaha-usaha yang dilakukan telah dapat melayani pertum-buhan arus lalu lintas terutama pada ruas-ruas jalan yang mempunyai nilai ekonomi dan sosial tinggi. Peningkatan jalan dan pembangunan jalan telah pula dilakukan untuk membuka dae-rah-daerah potensial dan daerah-daerah terpencil sehingga dapat memberikan kemudahan pada masyarakat setempat untuk me-ningkatkan produksi dan pemasarannya. Dengan meluasnya ja-ringan jalan telah dapat didorong usaha pemerataan pembangun-an dan pengembangan daerah-daerah di Indonesia.

Penanganan jaringan jalan dan jembatan melalui program - progrsm Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan, Penun-jangan Jalan dan Jembatan, Peningkatan Jalan dan Jembatan serta Pembangunan Jalan Baru telah dapat memenuhi tingkat pertumbuhan lalu lintas dan untuk melaksanakan program-pro-gram tersebut diutamakan peningkatan fungsi masing-masing ruas jalan, sehingga pertumbuhan lalu lintas pada ruas-ruas jalan tersebut dapat dilayani.

Untuk daerah-daerah yang telah menunjukkan tingkat per-tumbuhan ekonomi yang tinggi, biaya pembangunan jalan dan jembatan telah dapat dibebankan pada para pemakai jalan mela-lui pembangunan jalan dan jembatan tol sebagai jalan alterna-tif terhadap ruas-ruas jalan lama.

Hasil-hasil yang dicapai pada tahun 1982/83 adalah reha-bilitasi dan pemeliharaan jalan sepanjang 9.056 km, penun-jangan jalan sepanjang 17.265 km dan jembatan 36.488 m, peng-gantian jembatan 6.609 m, peningkatan jalan 3.202 km dan jem-batan 4.393 m, pembangunan jalan baru sepanjang 353 km dan jembatan baru 2.108 m. Selanjutnya kegiatan yang dilakukan dalam bidang jalan dan jembatan selama empat tahun Repelita III dapat dilihat dalam Tabel X - 1.

Hasil pelaksanaan tersebut telah menambah panjang jalan dalam kondisi baik sehingga memperluas jangkauan pelayanan angkutan jalan raya. Kondisi ruas-ruas jalan terutama jalan-jalan arteri dan kolektor semakin baik dan jalan-jalan dalam

X/5

Page 6: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewPengembangan bidang pariwisata sebagai salah satu sumber penerimaan devisa dilakukan antara lain dengan peningkatan obyek-obyek wisata,

TABEL X - 1

REALISASI PROGRAM-PROGRAMDI BIDANG JALAN DAN JEMBATAN,

1978/79 - 19'$2/83

*) Angka diperbaiki

X/6

Page 7: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewPengembangan bidang pariwisata sebagai salah satu sumber penerimaan devisa dilakukan antara lain dengan peningkatan obyek-obyek wisata,

keadaan kritis telah dapat dikurangi seperti terlihat pada Tabel X - 2. Jika pada tahun 1981/82 panjang jalan dalam ke-adaan kritis adalah sepanjang 1.800 km, maka dengan pelaksa-naan program penunjangan jalan, panjang jalan dalam keadaan kritis pada akhir tahun 1982/83 telah berkurang menjadi 900 km. Ruas-ruas jalan yang semula dalam keadaan kritis telah dapat ditingkatkan menjadi jalan dalam keadaan tidak mantap. Pada tahun 1981/82 ruas jalan dalam keadaan tidak mantap ada-lah sepanjang 27.475 km. Dengan pelaksanaan program-program di bidang jalan dan jembatan, ruas jalan dalam keadaan tidak mantap menjadi 25.208 km. Sedangkan ruas-ruas jalan dalam keadaan mantap yang pada tahun 1981/82 adalah sepanjang 8.725 km telah meningkat menjadi 12.3g2 km pada tahun 1982/83.

Usaha perbaikan jembatan juga dilaksanakan setiap tahun dengan pembuatan komponen jembatan dari beton pratekan, jem-batan komposit dan jembatan rangka baja yang mutunya lebih baik dan sekaligus dapat menurunkan harga satuan jembatan-jembatan tersebut. Dalam tahun 1982/83 telah pula dilakukan rehabilitasi jembatan sepanjang 6.756 m, penunjangan jembatan sepanjang 36.488 m, peningkatan jembatan sepanjang 4.393 m, penggantian jembatan sepanjang 6.609 m dan pembangunan jemba-tan baru sepanjang 2.108 m.

Peranan kontraktor nasional dalam pelaksanaan program-program pembangunan jalan dan jembatan telah dapat ditingkat-kan termasuk kontraktor golongan ekonomi lemah. Pada tahun 1982/83 kontraktor nasional tersebut menyerap sekitar 60% da-ri jumlah anggaran pembangunan dibidang jalan dan jembatan. Disamping itu pemanfaatan produksi dalam negeri telah menga-lami peningkatan dalam menunjang program jalan dan jembatan sehingga pemakaian bahan produksi luar negeri dapat dikura-ngi. Sejalan dengan ini terus dilakukan usaha peningkatan pe-manfaatan bahan produksi dalam negeri khususnya Aspal Buton. Jika pada tahun 1981/82 aspal buton yang digunakan adalah se-besar 321.506 ton, dan pada tahun 1982/83 penggunaannya telah meningkat menjadi 465.000 ton.

Kegiatan penelitian dan pengembangan teknologi tepat guna di bidang jalan juga ditingkatkan antara lain penelitian penggunaan konstruksi lapis tipis aspal Buton murni (latas-bum) dan lapis tipis aspal beton (lataston) sehingga dapat mencapai sasaran yang meluas dan cepat. Penelitian tersebut telah dapat menerapkan konstruksi yang baik, murah dan sesuai dengan kondisi setempat serta dapat membuka kesempatan kerja yang lebih luas.

X/7

Page 8: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewPengembangan bidang pariwisata sebagai salah satu sumber penerimaan devisa dilakukan antara lain dengan peningkatan obyek-obyek wisata,

TABEL X - 2

PERKEMBANGAN PANJANG DAN KONDISI JALAN ARTERIDAN JALAN KOLEKTOR,1978/79 - 1982/83

(dalam Km)

No. Kondisi 1978/79 1979/80 1980/81 1981/82 1982/83

1. Mantap 4.800 5.759 6.004 8.725 12.392

2. Tidak Mantap 24.480 25.144 25.028 27.475 25.208

3. Kritis 8.066 6.625 6.535 1.800 900

Jumlah : 37.346 37.528 37.567 38.000 38.500

X/8

Page 9: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewPengembangan bidang pariwisata sebagai salah satu sumber penerimaan devisa dilakukan antara lain dengan peningkatan obyek-obyek wisata,

GRAFIK X - 1

PERKEMBANGAN PANJANG DAN KONDISI JALAN ARTERIDAN JALAN KOLEKTOR,1978/79 - 1982/83

X/9

Page 10: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewPengembangan bidang pariwisata sebagai salah satu sumber penerimaan devisa dilakukan antara lain dengan peningkatan obyek-obyek wisata,

Dalam tahun 1982/83 telah pula dilakukan Inpres Penun-jangan Jalan dan Jembatan untuk Jalan-jalan Kabupaten yang dapat memperlancar arus pengangkutan dan distribuai sampai ke desa-desa. Kegiatan ini telah dapat mendorong pemerataan pem-bangunan dan meningkatkan kegiatan pertanian, perkebunan rak-yat, kerajinan rakyat serta dapat pula membuka daerah-daerah baru bagi kegiatan pembangunan. Disamping itu usaha tersebut telah dapat meningkatkan kemampuan teknis Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten, melalui usaha-usaha pendidikan dan latihan. Masing-masing kabupaten dilengkapi pula dengan bantuan per-alatan dan fasilitas-fasilitas pemeliharaan peralatan. Dalam tahun 1982/83 telah berhasil dilakukan penunjangan jalan ka-bupaten sepanjang 6.337,3 km, penunjangan jembatan 13.507,2 m dan penggantian gorong-gorong 37.333,6 m. Sedangkan usaha-usaha pendidikan ketrampilan dan latihan telah meningkatkan kemampuan teknis 963 orang petugas, terdiri dari 64 orang ju- ru ukur, 262 orang tenaga mekanik, 96 orang tenaga ahli Bu-tas, 92 orang tenaga pengawas hasil pelaksanaan, 182 orang tenaga mandor, 267 orang tenaga peralatan.

b. Angkutan Jalan Raya

Peningkatan dan pembangunan dibidang jalan dan jembatan telah meningkatkan arus angkutan orang dan barang serta mem-perluas daerah jangkauan pelayanan angkutan jalan raya di se-luruh Indonesia. Hal ini diiringi pula dengan pertambahan sa-rana angkutan jalan raya berupa bis, mobil barang, mobil pe-numpang dan sepeda motor. Pertambahan sarana angkutan jalan raya rata-rata dalam tahun 1982/83 adalah sebesar 15,68%, terdiri dari pertambahan mobil bis sebesar 9,49%, pertambahan truk sebesar 11,27%, pertambahan mobil penumpang sebesar 9,49% dan pertambahan sepeda motor sebesar 17,79%. Perkemba-ngan armada angkutan jalan raya tersebut selama periode tahun 1978 - 1982 dapat dilihat dalam Tabel X - 3.

Untuk dapat melayani pertambahan jumlah kendaraan bermo-tor yang terus meningkat itu, telah dilakukan penambahan dan peningkatan fasilitas pengaturan dan pengawasan lalu lintas yang meningkatkan keselamatan lalu lintas di Jalan raya. Pe-laksanaan pembangunan tahun 1982/83 telah menambah fasilitas-fasilitas pengaturan dan pengawasan angkutan jalan raya beru-pa alat pengujian 4 unit, rambu 6.945 buah, lampu pengatur lalu lintas 98 unit terdiri dari rehabilitasi 88 unit dan pe-masangan baru 10 unit, pembangunan Kantor Wilayah 3 buah, Kantor Inspeksi sebuah, marka jalan 86.637 m, SSB 6 buah, walky talky 12 buah, loadmeter 2 buah, pagar pengaman jalan 878 m dan sepeda 20 buah. Telah pula dilaksanakan pembangunan

X/10

Page 11: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewPengembangan bidang pariwisata sebagai salah satu sumber penerimaan devisa dilakukan antara lain dengan peningkatan obyek-obyek wisata,

TABEL X - 3

PERKEMBANGAN JUMLAH/ARMADA ANGKUTAN JALAN DI INDONESIA,1978 – 1982

(buah)

*) Angka diperbaiki

X/11

Page 12: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewPengembangan bidang pariwisata sebagai salah satu sumber penerimaan devisa dilakukan antara lain dengan peningkatan obyek-obyek wisata,

GRAFIK X - 2PERK EMBANGAN JUMLAH ARMADA ANGKUTAN JALAN DI INDONESIA,

1978 - 1982

X/12

Page 13: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewPengembangan bidang pariwisata sebagai salah satu sumber penerimaan devisa dilakukan antara lain dengan peningkatan obyek-obyek wisata,

Pusat Pengujian Kendaraan Bermotor yang bertujuan memberikan jaminan mutu dan ciri kendaraan yang layak dan aman dipakai di Indonesia, sehingga dapat mencegah terjadinya kecelakaan lalu lintas akibat faktor tehnis kendaraan serta dapat pula mengurangi gangguan pengotoran udara oleh tiap jenis kendara-an. Perkembangan pembangunan fasilitas keselamatan angkutan jalan raya dari tahun 1978/79 - 1982/83 dapat dilihat dalam Tabel X - 4.

Pertumbuhan yang pesat kota-kota di Indonesia memerlukan tersedianya pelayanan angkutan kota dan untuk itu telah dila-kukan penambahan bis-bis kota. Apabila pada tahun 1981 terda-pat 3.830 buah bis kota maka pada tahun 1982 telah meningkat menjadi sebanyak 4.177 buah. Dalam tahun 1982 operasi bis ko- ta tersebut tersebar di kota-kota Jakarta 3.539 buah, Suraba-ya 208 buah, Medan 115 buah, Semarang 135 buah, Tanjung Ka-rang 42 buah Bandung 128 buah dan Ujung Pandang 10 buah, Dari jumlah tersebut 249 buah bis merupakan bis bertingkat.

Untuk memenuhi kebutuhan angkutan perintis yang melayani daerah-daerah terpencil, setiap tahunnya diadakan penambahan armada bis perintis. Apabila pada tahun 1981 jumlah bis pe-rintis berjumlah 121 buah, tahun 1982 meningkat menjadi 141 buah. Bis-bis perintis tersebut melayani daerah-daerah opera-si perintis dengan stasiun-stasiun pangkal Ujung Pandang 6 buah bis, Pangkalpinang 8 buah bis, Kupang 6 buah bis, Ambon 5 buah bis, Bengkulu 18 buah bis, Mataram 7 buah bis, Sumbawa 4 buah bis, Jayapura 12 buah bis, Sorong 7 buah bis, Manok-wari 5 buah bis, Merauke 3 buah bis, Biak 6 buah bis, Dilli 18 buah bis, Balikpapan 3 buah bis, Palu 6 buah bis, Padang 7 buah bis, Lubuklinggau 4 buah bis, Banda Aceh 13 buah bis dan Palembang 4 buah bis.

c. Angkutan Kereta Api

Kebijaksanaan pembangunan angkutan kereta api tetap meng-utamakan rehabilitasi prasarana dan penambahan sarana angku-tan kereta api. Usaha tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas angkutan dan mutu pelayanan. Peranan angkutan kere-ta api semakin penting dimasa datang karena jenis angkutan ini lebih hemat Alam pemakaian bahan bakar, tingkat pencemaran lingkungan yang lebih kecil dibandingkan angkutan jalan raya dan sifat angkutan yang masal. Angkutan kereta api juga penting peranannya dalam memperlancar angkutan produksi dan distribusi seperti semen, pupuk, batubara, kelapa sawit, besi beton, minyak, serta angkutan transmigrasi.

X/13

Page 14: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewPengembangan bidang pariwisata sebagai salah satu sumber penerimaan devisa dilakukan antara lain dengan peningkatan obyek-obyek wisata,

TABEL X – 4PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN FASILITAS KESELAMATAN

ANGKUTAN JALAN RAYA,1978/79 - 1982/83

*) Angka diperbaiki

X/14

Page 15: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewPengembangan bidang pariwisata sebagai salah satu sumber penerimaan devisa dilakukan antara lain dengan peningkatan obyek-obyek wisata,

Bagi kota-kota besar dimana permintaan akan jasa angkutan masal sangat mendesak, telah ditingkatkan penggunaan jasa angkutan kereta api kota yang dapat mengurangi kemacetan lalu lintas. Langkah-langkah penelitian dan kegiatan pelaksanaan program angkutan kereta api kota telah dimulai sejak tahun 1979 di wilayah JABOTABEK. Untuk angkutan kereta api kota di wilayah JABOTABEK telah dilakukan penambahan peralatan opera-sional, penambahan jadwal perjalanan, serta penambahan jalur pelayanan. Sementara itu untuk kota Surabaya dan Medan telah pula dilakukan penelitian pembangunan angkutan kereta api ko-ta.

Produksi jasa Kereta Api untuk angkutan penumpang dalam tahun 1982, mencapai 43,28 juta orang atau sebesar 6.271 juta penumpang kilometer. Bila dibandingkan dengan produksi tahun 1981 terdapat kenaikan sebesar 2,95% untuk angkutan penumpang atau 3,17% dalam ukuran penumpang kilometer. Sedangkan angku-tan barang meningkat dari 4,80 juta ton pada tahun 1981 men-jadi 5,31 juta ton tahun 1982 atau kenaikan sebesar 10,62%. Dalam ukuran ton kilometer angkutan barang dalam tahun 1982 adalah sebesar 1.063 juta ton kilommeter atau kenaikan sebesar 4,6% dibandingkan dengan tahun 1981. Perkembangan produksi jasa angkutan kereta api tahun 1978 - 1982 dapat dilihat pada Tabel X - 5.

Dalam tahun 1982/83 telah diselesaikan rehabilitasi jalan kereta api sepanjang 379,38 km, perbaikan jembatan beton dan baja sebanyak 543 buah, penggantian bantalan kayu sejumlah 1.087.423 batang, rehabilitasi lok 132 buah, pengadaan lok 70 buah, rehabilitasi kereta penumpang 300 buah, pengadaan kereta penumpang 85 buah, penambahan kereta rel diesel 60 buah dan kereta rel listrik 24 buah serta rehabilitasi gerbong sebanyak 3.452 buah. Perincian perkembangan hasil pembangunan fisik kereta api tahun 1978/79 - 1982/83 dapat dilihat dalam Tabel X - 6.

Untuk meningkatkan kebutuhan peralatan kereta api, PT IN-KA (Industri Kereta Api) telah merakit dan memproduksi gerbong barang, kereta penumpang serta berbagai komponen kereta api yang diperlukan. Sementara itu di bidang operasional angkutan kereta api, ditempuh langkah-langkah antara lain penyehatan dan penyempurnaan administrasi dan keuangan. Pendidik-an/latihan kejuruan dilakukan di pusat-pusat pendidikan Per-hubungan Darat di Tegal, Sekolah Kereta Api di Bandung dan Pusat Pendidikan alat-alat diesel di Yogyakarta.

X/15

Page 16: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewPengembangan bidang pariwisata sebagai salah satu sumber penerimaan devisa dilakukan antara lain dengan peningkatan obyek-obyek wisata,

TABEL X - 5

PERKEMBANGAN PRODUKSI JASAANGKUTAN KERETA API,

1978 - 1982(dalam ribuan)

*) Angka diperbaiki

X/16

Page 17: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewPengembangan bidang pariwisata sebagai salah satu sumber penerimaan devisa dilakukan antara lain dengan peningkatan obyek-obyek wisata,

GRAFIK X - 3PERKEMBANGAN PRODUKSI JASA, ANGKUTAN KERETA API,

1978 – 1982

X/17

Page 18: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewPengembangan bidang pariwisata sebagai salah satu sumber penerimaan devisa dilakukan antara lain dengan peningkatan obyek-obyek wisata,

TABEL X - 6

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN REHABILITASI DANPENGADAAN FASILITAS PERKERETA-APIAN,

1978/79 - 1982/83*)(buah)

*) Angka diperbaiki

X/18

Page 19: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewPengembangan bidang pariwisata sebagai salah satu sumber penerimaan devisa dilakukan antara lain dengan peningkatan obyek-obyek wisata,

d. Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan.

Untuk dapat meningkatkan hubungan melalui angkutan sungai dan danau serta meningkatkan lintasan penyeberangan, telah dilakukan peningkatan dan pembangunan prasarana dan sarana angkutan sungai, danau dan penyeberangan berupa pengadaan ka-pal, pembangunan dermaga, pembangunan terminal dan penambahan fasilitas keselamatan pelayaran. Disamping itu juga dilakukan peningkatan pelayanan operasional, penyempurnaan kelembagaan serta usaha-usaha bagi pembinaan usaha masyarakat dibidang angkutan sungai, danau dan penyeberangan.

Hasil-hasil yang telah dicapai dalam tahun 1982/83 di bidang angkutan sungai, danau dan penyeberangan antara lain pembangunan 4 buah terminal di Kayu Arang, Padang Bai, Lembar dan Bira; 11 dermaga beeerta 5 buah dermaga apung dengan lokasi Ujung Surabaya, Kamal, Kalianget, Penarukan, Kalipu-cang, Cilacap, Padang Bai, Lembar, Kayu Arang, Palembang, Wainuru; penEadaan 1 buah kapal penyeberangan untuk Indonesia bagian timur, dan penambahan 20 buah kapal inspeksi. Juga da-lam tahun 1982/83 telah dilakukan pengerukan alur pelayaran sebanyak 113.750 m3 serta pemasangan 462 buah rambu-rambu su-ngai untuk menunjang keselamatan pelayaran.

Pelayanan jasa angkutan sungai, danau dan penyeberangan pada tahun 1982/83 terus meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan semakin berkembangnya daerah jangkauan yang dapat dihubungkan satu dengan lainnya. Perkem-bangan angkutan sungai, danau dan penyeberangan sejak tahun 1978/79 sampai dengan tahun 1982/83 dapat dilihat dalam Tabel X - 7.

2. Perhubungan Laut

Pelaksanaan program-program pembangunan dibidang perhubu-ngan laut pada tahun 1982/83 merupakan lanjutan usaha-usaha pembangunan tahun-tahun sebelumnya. Pembangunan perhubungan laut mencakup antara lain peningkatan pelayaran angkutan laut terdiri dari pelayaran samudera, pelayaran nusantara, pelaya-ran khusus, pelayaran lokal/rakyat dan pelayaran perintis. Pembangunan perhubungan laut juga mencakup peningkatan prasa-rana dan sarana penunjang angkutan laut meliputi peningkatan fasilitas-fasilitas pelabuhan, pengerukan, keselamatan pela-yaran, kesyahbandaran, penjagaan laut dan pantai, galangan kapal dan biro klasifikasi kapal.

X/19

Page 20: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewPengembangan bidang pariwisata sebagai salah satu sumber penerimaan devisa dilakukan antara lain dengan peningkatan obyek-obyek wisata,

TABEL X - 7

PERKEMBANGAN ANGKUTAN PENYEBERANGAN,

1978/79 - 1982/83

Jenis Angkutan Satuan 1978/79 1979/80 1980/81 1981/82*) 1982/83

Angkutan penumpang ribu orang 10.221 12.023 13.127 15.575 14.796

Angkutan barang ribu ton 922 1.036 1.3263.945 3.979

Angkutan kendaraan ribu buah 1.293 1.125 1.7461.565 1.657

*) Angka diperbaiki

X/20

Page 21: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewPengembangan bidang pariwisata sebagai salah satu sumber penerimaan devisa dilakukan antara lain dengan peningkatan obyek-obyek wisata,

GRAFIK X – 4

PERKEMBANGAN ANGKUTAN PENYEBERANGAN,1978/79 - 1982/83

X/21

Page 22: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewPengembangan bidang pariwisata sebagai salah satu sumber penerimaan devisa dilakukan antara lain dengan peningkatan obyek-obyek wisata,

Pelaksanaan program-program pembangunan dibidang perhubu-ngan laut selama tahun 1982/83 diuraikan secara terperinci sebagai berikut :

a. Bidang Pelayaran

1. Pelayaran Nusantara

Dalam tahun 1982/83 armada pelayaran nusantara berjumlah 397 kapal dengan total kapasitas sebeaar 503.271 DWT yang di-bandingkan dengan tahun 1981/82 terdapat kenaikan rata-rata kapasitas armada sebeSar 18,3%. Penambahan dan peremajaan armada terus dilakukan untuk dapat mengimbangi kenaikan kebutuhan akan jasa angkutan laut.

Jumlah muatan yang diangkut dalam tahun 1982/83 mencapai 6.352.838 ton, atau kenaikan Sebesar 6,74% dari tahun sebe-lumnya. Kenaikan kapasitas dan muatan dalam pelayaran nusan-tara didukung oleh sistem pengangkutan dengan peti kemas. Dalam tahun 1982/83 melalui pelayaran nusantara telah ter-angkut 4.409 unit peti kemas.

Perkembangan Armada Niaga Nasional dari tahun 1978/79 sampai dengan 1982/83 dapat dilihat dalam Tabel X – 8.

2. Pelayaran Samudera

Dalam tahun 1982/83 armada pelayaran samudera memiliki 61 buah kapal dengan jumlah kapasitas sebesar 806.842 DWT. Pe-ningkatan kapasitas armada yang lebih besar dibandingkan de-ngan tahun sebelumnya telah meningkatkan kapasitas angkut. Peranan kapal-kapal nasional dalam pelayaran samudera terus akan semakin berkurang, dan muatan kapal-kapal nasional dalam pelayaran samudera akan lebih besar. Jumlah muatan dalam ta-hun 1982/83 mencapai 18.464.596 ton, dimana 30,2% dari ang-kutan tersebut telah diangkut oleh kapal-kapal nasional yang merupakan kenaikan Sebesar 1,6% dibandingkan dengan tahun 1981/82.

Perkembangan muatan pelayaran samudera dari tahun 1978/ 79 sampai dengan tahun 1982/83 dapat dilihat dalam Tabel X - 9

X/22

Page 23: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewPengembangan bidang pariwisata sebagai salah satu sumber penerimaan devisa dilakukan antara lain dengan peningkatan obyek-obyek wisata,

TABEL X - 8

PERKEMBANGAN ANGKUTAN NIAGA NASIONAL,1978/79 - 1982/83

Uraian Satuan 1978/79 1979/80 1980/811) 1981/82 1982/83

Kapal buah 322 335 3902) 361 397

Kapasitas DWT 312.000 341.157 406.378 425.428 503.271

Muatan1) ton 3.529.000 3.573.260 5.815.623 5.951.842 6.352.838

1) Tidak termasuk muatan peti kemas 4.409 TEU (keadaan tidak pada akhir tahun fiskal)

2) Angka diperbaiki

X/23

Page 24: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewPengembangan bidang pariwisata sebagai salah satu sumber penerimaan devisa dilakukan antara lain dengan peningkatan obyek-obyek wisata,

GRAFIK X – 5PERKEMBANGAN ANGKUTAN NIAGA NASIONAL,

1978/79 – 1982/83

X/24

Page 25: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewPengembangan bidang pariwisata sebagai salah satu sumber penerimaan devisa dilakukan antara lain dengan peningkatan obyek-obyek wisata,

TABEL X - 9

PERKEMBANGAN ANGKUTAN PELAYARAN SAMUDERA,1978/79 - 1982/83

Uraian Satuan 1978/79 1979/80 1980/81 1981/821982/83

Kapal buah 52 50 58 61 61

Kapasitas DWT 502.064 513.203 668.351 801.625 806.842

Muatan ton 5.625.044 5.819.950 7.353.049 17.637.460*) 18.464.596

*) Angka diperbaiki

X/25

Page 26: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewPengembangan bidang pariwisata sebagai salah satu sumber penerimaan devisa dilakukan antara lain dengan peningkatan obyek-obyek wisata,

3. Pelayaran Khusus

Peningkatan hasil-hasil produksi dibidang industri semen, pupuk, minyak kelapa sawit, kayu olahan dan biji tambang di dalam negeri telah menambah jumlah armada dan meningkatkan kapasitas pelayaran khusus. Peningkatan pelayaran khusus da-lam negeri telah memperlancar distribusi bahan pangan beras dan bahan bakar minyak serta gas keseluruh pelosok nusantara.

Jumlah armada pelayaran khusus dalam tahun 1982/83 menca-pai 2.504 buah kapal dengan kapasitas masing-masing 1.512.562 DWT, 455.422 BRT dan 266.470 HP. Muatan pelayaran khusus da-lam negeri dalam tahun 1981/82 adalah 59,2 juta ton. Dalam tahun 1982/83 menurun menjadi 44,5 juta ton, antara lain di-sebabkan menurunnya muatan cair bahan bakar minyak, dan pe-ngaruh resesi ekonomi.

Perkembangan pelayaran khusus tahun 1978/79 sampai dengan tahun 1982/83 dapat dilihat dalam Tabel X - 10.

4. Pelayaran Lokal

Perkembangan armada pelayaran lokal terus meningkat se-tiap tahunnya. Dalam tahun 1981/82 pelayaran lokal meliputi 1.090 buah kapal dengan kapasitas 161.476 BRT dan telah meng-angkut muatan sebanyak 2.270.996 ton. Pada tahun 1982/83 jum-lah armada yang dioperasikan meningkat menjadi 1.144 buah kapal dengan kapasitas 173.876 BRT dan muatan yang diangkut mencapai 2.444.677 ton. Hal ini menunjukkan kenaikan muatan sebesar 7,6% dan kenaikan kapasitas sebesar 6,5% dari tahun sebelumnya.

Perkembangan pelayaran lokal dari tahun 1978/79 sampai tahun 1982/83 dapat dilihat dalam Tabel X - 11.

5. Pelayaran Rakyat

Pelayaran rakyat sebagian besar merupakan kegiatan pengu-saha golongan ekonomi lemah yang banyak melayari angkutan laut di daerah-daerah terpencil yang belum terjangkau oleh armada nusantara maupun armada lokal. Dalam tahun 1982/83 telah dilakukan peningkatan pelayaran rakyat melalui motori-sasi 1.362 kapal yang merupakan hasil program bantuan pre-siden, usaha koperasi dan usaha swadaya masyarakat.

X/26

Page 27: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewPengembangan bidang pariwisata sebagai salah satu sumber penerimaan devisa dilakukan antara lain dengan peningkatan obyek-obyek wisata,

TABEL X - 10

PERKEMBANGAN ARMADA PELAYARAN KHUSUS,1978/79 - 1982/83

1) Termasuk muatan padat dan cair 2) Angka diperbaiki

X/27

Page 28: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewPengembangan bidang pariwisata sebagai salah satu sumber penerimaan devisa dilakukan antara lain dengan peningkatan obyek-obyek wisata,

GRAFIK X - 6PERKEMBANGAN ARMADA PELAYARAN KHUSUS,

1978/79 - 1982/83

X/28

Page 29: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewPengembangan bidang pariwisata sebagai salah satu sumber penerimaan devisa dilakukan antara lain dengan peningkatan obyek-obyek wisata,

(Lanjutan Grafik X - 6)

X/29

Page 30: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewPengembangan bidang pariwisata sebagai salah satu sumber penerimaan devisa dilakukan antara lain dengan peningkatan obyek-obyek wisata,

(Lanjutan Grafik X - 6)

X/30

Page 31: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewPengembangan bidang pariwisata sebagai salah satu sumber penerimaan devisa dilakukan antara lain dengan peningkatan obyek-obyek wisata,

TABEL X – 11

PERKEMBANGAN ANGKUTAN PELAYARAN LOKAL,1978/79 – 1982/83

*) Keadaan tidak pada akhir tahun fiskal

X/31

Page 32: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewPengembangan bidang pariwisata sebagai salah satu sumber penerimaan devisa dilakukan antara lain dengan peningkatan obyek-obyek wisata,

GRAFIK X - 7

PERKEMBANGAN ANGKUTAN PELAYARAN LOKAL,1978/79 - 198. 2/93

X/32

Page 33: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewPengembangan bidang pariwisata sebagai salah satu sumber penerimaan devisa dilakukan antara lain dengan peningkatan obyek-obyek wisata,

Pelayaran rakyat pada tahun 1981/82 telah mengoperasikan 3.346 buah kapal dengan kapasitas 179.032 BRT dan muatan yang diangkut sebesar 1.959.480 ton. Dalam tahun 1982/83 jumlah armada mencapai 3.486 kapal dengan kapasitas 180.447 BRT dan muatan yang diangkut sebanyak 2.155.316 ton. Ini menunjukkan kenaikan muatan sebesar 10% dan kenaikan kapasitas sebesar 0,8% dari tahun sebelumnya.

Perkembangan pelayaran rakyat dari tahun 1978/70 sampai dengan tahun 1982/83 dapat dilihat dalam Tabel X - 12.

6. Pelayaran Perintis

Peningkatan armada perintis ditekankan pada pembukaan hu-bungan angkutan laut untuk daerah-daerah terpencil dan teri-solir.

Dalam tahun 1981/82 jumlah armada perintis yang diopera-sikan sebanyak 33 kapal dan melayari 35 trayek serta menying-gahi 202 pelabuhan. Muatan maupun penumpang yang diangkut pa-da tahun 1981/82 adalah g7.098 ton barang dan 121.777 orang. Pada tahun 1982/83 jumlah kapal meningkat menjadi 36 buah dan pelabuhan yang disinggahi 214 pelabuhan. Muatan maupun penum-pang yang diangkut meningkat menjadi 98.016 ton barang dan 151.831 orang. Ini menunjukkan kenaikan muatan sebesar 1% dan penumpang sebesar 24,7% dari tahun sebelumnya. Dengan perkem-bangan tersebut pada tahun 1982/83 beberapa route perintis sudah dapat diganti oleh pelayaran lokal atau pelayaran rak-yat.

Perkembangan armada perintis dari tahun 1978/79 sampai dengan tahun 1982/83 dapat dilihat dalam Tabel X - 13.

b. Fasilitas pelabuhan dan pengerukan.

Tersedianya fasilitas pelabuhan sangat penting bagi ke-lancaran jasa pelayanan angkutan laut terutama dalam menun-jang kegiatan sandar kapal dan bongkar muat barang. Oleh se-bab itu pembangunan fasilitas pelabuhan setiap tahun terus ditingkatkan sejalan dengan perkembangan lalu lintas pelayar-an dan volume bongkar muat barang. Hal tersebut dilakukan de-ngan usaha rehabilitasi, penggantian, perluatan dan pemba-ngunan baru baik untuk fasilitas dermaga, fasilitas gudang, fasilitas lapangan penumpukan dan peningkatan peralatan bong-kar muat.

X/33

Page 34: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewPengembangan bidang pariwisata sebagai salah satu sumber penerimaan devisa dilakukan antara lain dengan peningkatan obyek-obyek wisata,

TABEL X - 12

PERKEMBANGAN ARMADA PELAYARAN RAKYAT,

1978/79 - 1982/83

Uraian Satuan 1978/79 1979/80 1980/81 1981/82 1982/83

Kapal buah 2.182 2.282 2.563 3.346 3.486

Kapasitas BRT 96.019 102.931 121.561 179.032 180.447

Muatan ton 925.779 1.246.088 1.460.887 1.959.480 2.155.316

X/34

Page 35: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewPengembangan bidang pariwisata sebagai salah satu sumber penerimaan devisa dilakukan antara lain dengan peningkatan obyek-obyek wisata,

GRAFIK X - 8

PERKEMBANGAN ARMADA PELAYARAN RAKYAT,1978/79 - 1982/83

X/35

Page 36: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewPengembangan bidang pariwisata sebagai salah satu sumber penerimaan devisa dilakukan antara lain dengan peningkatan obyek-obyek wisata,

TABEL X – 13

PERKEMBANGAN JUMLAH ARMADA DANKEGIATAN ARMADA PERINTIS,

1978/79 - 1982/83

X/36

Page 37: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewPengembangan bidang pariwisata sebagai salah satu sumber penerimaan devisa dilakukan antara lain dengan peningkatan obyek-obyek wisata,

GRAFIK X – 9

PERKEMBANGAN JUMLAH ARMADA DAN KEGIATAN ARMADA PERINTIS,

1978/79 – 1982/93

X/37

Page 38: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewPengembangan bidang pariwisata sebagai salah satu sumber penerimaan devisa dilakukan antara lain dengan peningkatan obyek-obyek wisata,

(Lanjutan Grafik X – 9)

X/38

Page 39: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewPengembangan bidang pariwisata sebagai salah satu sumber penerimaan devisa dilakukan antara lain dengan peningkatan obyek-obyek wisata,

Hasil-hasil yang dicapai dalam tahun 1982/83 antara lain adalah rehabilitasi dermaga 5.916 m2, pembangunan dermaga ba-ru 36.458 m2, rehabilitasi penahan gelombang 45 m2, pemba-ngunan pembangunan penahan gelombang 1.245 m2, pembangunan lapangan penumpukan 67.993 m2, rehabilitasi gudang 8.565 m2, pembangunan gudang 8.174 m2 serta fasilitas lainnya.

Hasil-hasil pembangunan fasilitas pelabuhan dari tahun 1978/79 sampai dengan 1982/83 dapat dilihat dalam TabelX - 14.

Kebijaksanaan pengembangan pelabuhan ditekankan pada ke-bijaksanaan terpadu dengan adanya 4 pelabuhan utama sebagai pelabuhan ekspor yaitu pelabuhan-pelabuhan Belawan, Tanjung Priok, Tanjung Perak dan Ujung Pandang. Keempat pelabuhan tersebut didukung oleh 14 pelabuhan kolektor sebagai pengum-pul barang-barang ekspor yang akan dikirim lewat 4 pelabuhan utama. Juga terdapat 25 pelabuhan utama untuk kegiatan ang-kutan laut domistik.

Program pengerukan kolam pelabuhan terus ditingkatkan un-tuk memelihara dan meningkatkan kelancaran kegiatan pelaya-ran. Pengerukan yang bersifat pemeliharaan telah dilakukan di daerah pelabuhan-pelabuhan Belawan, Jambi, Palembang, Pontia-nak, Tanjung Priok, Sunda Kelapa, Cirebon, Semarang, Suraba-ya, Gresik, Probolinggo, Banjarmasin, Samarinda dan Bitung. Sedang kegiatan pengerukan pokok yang dapat meningkatkan fungsi pelayaran pelabuhan telah dilaksanakan di pelabuhan Ketapang dan Kendari. Jumlah lumpur yang dikeruk pada tahun 1982/83 adalah sebanyak 16.894.435 m3.

c. Keselamatan Pelayaran

Usaha untuk meningkatkan keselamatan pelayaran terus di-lakukan sesuai dengan pertumbuhan lalu lintas angkutan laut dengan menambah fasilitas-fasilitas keselamatan pelayaran yang terdiri dari sarana bantu navigasi berupa menara suar dan rambu suar. Untuk melaksanakan pengawasan diperairan nu-santara telah dilakukan penambahan kapal operasi, bagi kesa-tuan penjaga laut dan pantai dan meningkatkan ketrampilan tenaga-tenaga keselamatan pelayaran.

Hasil-hasil yang dicapai dalam tahun 1982/83 meliputi pembangunan-pembangunan menara suar 25 buah, rambu suar 38 buah, lampu pelabuhan 34 buah, pengadaan 15 buah kapal kesyahbandaran, 2 buah kapal patroli serta pembangunan dermaga pangkalan induk kesatuan penjagaan laut dan pantai.

X/39

Page 40: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewPengembangan bidang pariwisata sebagai salah satu sumber penerimaan devisa dilakukan antara lain dengan peningkatan obyek-obyek wisata,

TABEL X - 14

PENAMBAHAN FASILITAS PELABUHAN,1978/1979 - 1982/83

X/40

Page 41: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewPengembangan bidang pariwisata sebagai salah satu sumber penerimaan devisa dilakukan antara lain dengan peningkatan obyek-obyek wisata,

d. Jasa Maritim

Program jasa maritim meliputi kegiatan perawatan-armada pelayaran dan pembersihan alur pelabuhan dari kerangka ke-rangka kapal, pembinaan galangan-galangan kapal dan pembangu-nan baru armada pelayaran. Dalam 1982/83 telah dilakukan pem-bangunan fasilitas galangan sebesar 500 TLC di Ambon. Untuk menunjang kelancaran arus pelayaran di beberapa pelabuhan te-lah pula dilakukan pembersihan alur pelayaran terhadap ke-rangka kapal antara lain di Surabaya dan Cilacap.

3. Perhubungan Udara

Kenaikan permintaan akan jasa angkutan udara dalam tahun 1982/83 terus meningkat dan telah dapat dipenuhi. Hal terse-but dilakukan dengan meningkatkan frekuensi penerbangan, me-nambah jumlah dan komposisi armada, serta meningkatkan kemam-puan prasarana landasan dan alat-alat keselamatan penerbang-an. Juga dilakukan peningkatan angkutan udara perintis ke daerah-daerah terpencil dan meningkatkan penggunaan angkutan udara untuk menunjang program transmigrasi dan angkutan haji.

a. Angkutan Udara

Perkembangan angkutan udara dalam negeri antara tahun 1978 - 1982 dapat dilihat dalam Tabel X - 15. Produksi ang-kutan udara yang dicapai dalam tahun 1981 dibandingkan dengan tahun 1982 dalam jumlah km pesawat meningkat dari 87.540 ribu km menjadi 96.213 ribu km atau peningkatan sebesar 9,9%. Pe-numpang yang diangkut bertambah dari 5.588.295 orang menjadi 6.264.000 orang atau pertambahan sebesar 12,1%, dan barang yang diangkut naik dari 50.459 ton menjadi 56.564 ton atau kenaikan sebesar 12,1%. Jam terbang meningkat dari 212.753 jam menjadi 231.000 jam atau peningkatan sebesar 8,9%, ton km tersedia bertambah dari 616.433 ribu menjadi 699.651 ribu atau pertambahan sebesar 13,5% dan ton km produksi naik dari 373.166 ribu menjadi 419.438 ton km produksi atau kenaikan sebesar 12,4%.

Perkembangan angkutan udara internasional terus meningkat seperti terlihat pada Tabel X - 16 berikut. Produksi angkutan udara internasional yang dicapai dalam tahun 1981 dibanding-kan dengan tahun 1982 dalam jumlah penumpang yang diangkut meningkat dari 660.954 orang menjadi 772.111 orang atau pe-ningkatan sebesar 16,8%. Barang diangkut naik dari 12.664

X/41

Page 42: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewPengembangan bidang pariwisata sebagai salah satu sumber penerimaan devisa dilakukan antara lain dengan peningkatan obyek-obyek wisata,

TABEL X – 15

PERKEMBANGAN ANGKUTAN UDARA DALAM NEGERI1978 - 1982

1) Angka diperbaiki2) Faktor muatan = Ton-km produksi

Ton-km tersedia

X/42

Page 43: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewPengembangan bidang pariwisata sebagai salah satu sumber penerimaan devisa dilakukan antara lain dengan peningkatan obyek-obyek wisata,

GRAFIK X - 10PERKEMBANGAN ANGAKATAN UDARA DALAM NEGERI,

1978 – 1982

X/43

Page 44: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewPengembangan bidang pariwisata sebagai salah satu sumber penerimaan devisa dilakukan antara lain dengan peningkatan obyek-obyek wisata,

(Lanjutan Grafik X - 10)

Page 45: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewPengembangan bidang pariwisata sebagai salah satu sumber penerimaan devisa dilakukan antara lain dengan peningkatan obyek-obyek wisata,

X/44

Page 46: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewPengembangan bidang pariwisata sebagai salah satu sumber penerimaan devisa dilakukan antara lain dengan peningkatan obyek-obyek wisata,

(Lanjutan Grafik X - 10)

Page 47: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewPengembangan bidang pariwisata sebagai salah satu sumber penerimaan devisa dilakukan antara lain dengan peningkatan obyek-obyek wisata,
Page 48: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewPengembangan bidang pariwisata sebagai salah satu sumber penerimaan devisa dilakukan antara lain dengan peningkatan obyek-obyek wisata,

X/45

Page 49: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewPengembangan bidang pariwisata sebagai salah satu sumber penerimaan devisa dilakukan antara lain dengan peningkatan obyek-obyek wisata,

TABEL X - 16

PERKEMBANGAN ANGKUTAN UDARA INTERNASIONAL,1978 - 1982

Uraian Satuan 1978 1979 1980 1981 1982

Penumpang orang 269.746 342.637 487.236 660.954 772.111

Barang ton 4.257 5.728 11.191 12.664 15.574

Jam terbang jam 17.798 22.169 25.133 25.800 27.372

Ton-km tersedia ribuan 446.362 583.188 658.470 1.053.560 1.362.175

Ton-km produksi ribuan 155.800 208.2692g9.765 407.727 541.045

Faktor muatan*) persen 34,9 35,7 45,538,7

39,7

*)Faktor muatan = Ton-km produksi Ton-km tersedia

X/46

Page 50: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewPengembangan bidang pariwisata sebagai salah satu sumber penerimaan devisa dilakukan antara lain dengan peningkatan obyek-obyek wisata,

GRAFIK X – 11

PERKEMBANGAN ANGKUTAN UDARA INT'ERNASIONAL, 1978 – 1982

X/47

Page 51: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewPengembangan bidang pariwisata sebagai salah satu sumber penerimaan devisa dilakukan antara lain dengan peningkatan obyek-obyek wisata,

(Lanjutan Grafik X - 11)

X/48

Page 52: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewPengembangan bidang pariwisata sebagai salah satu sumber penerimaan devisa dilakukan antara lain dengan peningkatan obyek-obyek wisata,

(Lanjutan Grafik X - 11)

X/49

Page 53: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewPengembangan bidang pariwisata sebagai salah satu sumber penerimaan devisa dilakukan antara lain dengan peningkatan obyek-obyek wisata,

ton menjadi 15.574 ton atau kenaikan sebesar 23%. Jam terbang pesawat bertambah dari 25.800 jam menjadi 27.372 jam atau pertambahan sebesar 6,1%, ton km tersedia meningkat dari 1.053.560 ribu menjadi 1.362.175 ribu ton km atau peningkatan sebesar 29,3% dan ton km produksi naik dari 407.727 ribu menjadi 541.045 ribu atau kenaikan sebesar 32,7% Juga telah dapat diperluas perjanjian angkutan udara internasional dengan negara-negara lainnya.

Penyelenggaraan pengangkutan haji melalui udara, terus ditingkatkan dengan menambah frekuensi penerbangan dan me-ningkatkan mutu pelayanannya. Juga dilakukan penambahan pela-buhan-pelabuhan udara pemberangkatan dan penggunaan pesawat udara berbadan lebar. Jumlah angkutan haji dalam tahun 1981 adalah sebanyak 67.131 orang, sedang pada tahun 1982 menjadi 55.152 orang, atau peningkatan sebesar 17,8%.

Pelayanan angkutan udara merupakan penunjang keberhasilan program pariwisata baik dalam melayani angkutan dalam negeri maupun angkutan dari luar negeri. Untuk itu telah diambil be-berapa kebijaksanaan, yaitu menambah jumlah paket wisata (package tour), memberikan keringanan tarip angkutan udara untuk wisata remaja serta meningkatkan penerbangan borongan dari luar negeri langsung ke tempat-tempat obyek pariwisata. Juga telah dilakukan peningkatan fasilitas terminal di bebe-rapa pelabuhan udara guna melayani arus wisatawan yang diha-rapkan akan datang melalui pelabuhan udara Menado, Ambon dan Biak.

Untuk mempercepat pelaksanaan program transmigrasi, ang-kutan udara transmigrasi juga semakin ditingkatkan. Apabila dalam tahun 1981 telah diangkut sebanyak 42.713 KK maka dalam tahun 1983 telah diangkut meningkat menjadi sebanyak 62.069 KK.

Kegiatan penerbangan perintis telah dapat membuka hubung-an ke daerah terpencil meliputi 82 lokasi yang tersebar di 27 propinsi. Apabila pada tahun 1981 jumlah yang diangkut adalah 425.952 penumpang dan 2.308 ton muatan barang/pos maka dalam tahun 1982 jumlah yang diangkut 261.409 penumpang dan 1.860 ton muatan barang/pos.

b. Prasarana Penerbangan

Dengan meningkatnya produksi angkutan, udara setiap tahun, fasilitas pelabuhan udara juga telah ditingkatkan dengan mem-prioritaskan fasilitas landasan serta fasilitas keselamatan

X/50

Page 54: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewPengembangan bidang pariwisata sebagai salah satu sumber penerimaan devisa dilakukan antara lain dengan peningkatan obyek-obyek wisata,

penerbangan. Pada tahun 1981 terdapat 58 pelabuhan udara yang dapat didarati sejenis pesawat yang lebih kecil dari F-27; 49 pelabuhan udara untuk didarati pesawat F-27; 34 pelabuhan udara bisa melayani pesawat sejenis F-28, 13 pelabuhan udara untuk operasi pesawat sejenis DC-9; 7 pelabuhan udara dapat menampung pesawat sejenis DC-10 dan 4 pelabuhan udara sanggup didarati pesawat sejenis B-747. Hasil yang dicapai dalam ta-hun 1982 terdapat 58 pelabuhan udara yang dapat didarati pe-sawat yang lebih dari jenis F-27; 51 pelabuhan mampu didarati pesawat sejenis F-27; 35 pelabuhan udara bisa melayani pesa-wat sejenis F-28; 13 pelabuhan udara untuk operasi pesawat sejenius DC-9;. 7 pelabuhan udara sanggup menampung pesawat sejenis DC-10 dan 5 pelabuhan udara bisa didarati pesawat sejenis B-747. Umumnya ibukota propinsi telah dapat dilayani oleh pesawat sejenis F-28 dan DC-9. Bahkan beberapa pelabuhan udara di ibukota propinsi telah dilayani pesawat jenis jumbo seperti DC-10 dan B-747.

Juga telah selesai dibangun 1 landasan udara yang menun-jang kegiatan transmigrasi yaitu di Pasir Pangarayan/Riau. Pelabuhan udara untuk melayani transmigrasi di Sebamban/Kali-mantan Tengah kini masih dalam tahap pelaksanaan pembangunan-nya.

Untuk meningkatkan keselamatan penerbangan dalam tahun 1982/83 telah dilakukan pemasangan/penambahan fasilitas ra-dar, antara lain di Pakanbaru, Surabaya, Balikpapan, Yogya-karta dan Ujung Pandang; fasilitas pembantu pendaratan (ILS) pada lokasi Ujung Pandang; penggantian peralatan navigasi (DVOR) di lokasi Medan, Pakanbaru, Banjarmasin dan Kendari; pemasangan baru peralatan navigasi (DVOR) di lokasi Ujung Pandang, Denpasar, Halim, Merauke, Cirebon, Cilacap dan Kari-mun Jawa. Juga dilakukan pemasangan peralatan navigasi lain-nya seperti NDB, DME/ATIS pada beberapa lokasi serta pening-katan fasilitas telekomunikasi, dan fasilitas pemadam keba-karan.

Pelaksanaan pembangunan pelabuhan udara baru di Cengka-reng/Jakarta telah mencapai sebagian besar pekerjaan fisik landasan dan terminal dan diperkirakan dapat selesai pada akhir tahun 1984 untuk mulai dioperasikan dalam tahun 1985

Pembuatan rancangan teknik terperinci dalam tahun 1982/83 telah diselesaikan untuk 2 pelabuhan udara, yaitu Banjarmasin dan Batam. Untuk pelabuhan udara Pakanbaru, Banjarmasin,

X/51

Page 55: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewPengembangan bidang pariwisata sebagai salah satu sumber penerimaan devisa dilakukan antara lain dengan peningkatan obyek-obyek wisata,

Ujung Pandang, Manado, Ambon, Biak, Semarang, Surabaya, So-rong pembuatan rancangan tehnik terperinci sedang dalam taraf pelaksanaan.

c. Sarana Perhubungan Udara

Perkembangan armada perusahaan penerbangan teratur terus meningkat dengan menggunakan pesawat bermesin turbojet, baik yang berukuran kecil seperti F-28, berukuran sedang seperti DC-9 maupun berukuran besar seperti DC-10 dan B-747.

Dalam tahun 1981 oleh perusahaan penerbangan teratur dio-perasikan 89 pesawat turboprop, dan 75 buah bermesin turbo-jet. Sedangkan penggunaan dalam tahun 1982 meningkat menjadi 164 buah pesawat, terdiri dari 82 buah pesawat bermesin tur-boprop serta 82 buah bermesin turbojet.

Armada penerbangan tersebut telah mengisi jalur pener-bangan yang menghubungkan 58 pelabuhan udara di seluruh wila-yah tanah air dengan frekuensi penerbangan yang terus mening-kat. Untuk beberapa kota yang padat penumpangnya telah dibuka penerbangan ulak-alik seperti Jakarta - Surabaya, Jakarta - Semarang dan Jakarta - Tanjung Karang.

Armada udara untuk penerbangan perintis dalam tahun 1982 berjumlah 35 buah pesawat. Sebagian dari armada tersebut ada-lah pesawat hasil industri/rakitan dalam negeri yang dilaku-kan oleh PT Nurtanio. Disamping itu armada udara untuk angku-tan transmigrasi juga terus ditingkatkan dari 3 buah pesawat menjadi 9 buah pesawat pada akhir tahun 1982.

Peningkatan dalam bidang penerbangan diimbangi pula deng-an peningkatan ketrampilan, melalui pendidikan tenaga-tenaga trampil yang dapat memajukan pertumbuhan dibidang perhubungan udara dimasa-masa yang akan datang.

4. Pos dan Giro

Untuk meningkatkan pelayanan jasa pos dan giro telah di-bangun Kantor Pos Pembantu di ibukota-ibukota kecamatan, Kan-tor Pos/Tambahan, Kantor Pos Besar/Kelas I di ibukota-ibukota propinsi dan di kota-kota besar lainnya, serta kantor Kepala Daerah Pos dan sentral giro. Pada tahun 1982/83 sebanyak 1.076 buah Kantor Pos, Kantor Pos Pembantu dan Kantor Pos Tambahan telah dapat beroperasi penuh sehingga pelayanan jasa

X/52

Page 56: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewPengembangan bidang pariwisata sebagai salah satu sumber penerimaan devisa dilakukan antara lain dengan peningkatan obyek-obyek wisata,

pos dan giro berhasil ditingkatkan dan telah dapat menjangkau daerah-daerah terpencil dan daerah-daerah transmigrasi. Pela-yanan jasa Pos dan Giro tersebut juga meningkat dengan adanya 18 buah Kantor Pos Besar/Kelas I, 7 Biro Daerah Pos, 3 sen-tral giro dan 1 Kantor Pos Ibukota.

Adapun sasaran Repelita III yang telah dicapai adalah pembangunan 695 buah Kantor Pos/pembantu/tambahan dan 8 buah Kantor Pos Besar Kelas I antara lain di Manado (Sulut) dan di Ampenan (Lombok).

Pada akhir tahun 1982, 3.168 kecamatan dari 3.473 jumlah kecamatan di seluruh Indonesia telah dapat dicapai jasa pela-yanan pos. Dari jumlah tersebut 1.433 kecamatan sudah ada Kantor Pos, 222 kecamatan dilayani pos keliling desa, 67 ke-camatan dilayani pos keliling kota, 1.230 kecamatan dilayani rumah pos dan 213 kecamatan dilayani pos melalui kantor-kan-tor kecamatan.

Perluasan jangkauan pelayaran pos untuk daerah-daerah transmigrasi telah pula ditingkatkan. Dari 283 lokasi trans-migrasi, 194 lokasi telah dilayani oleh Kantor Pos Pembantu/ pos keliling/rumah-rumah pos dan 27, lokasi lainnya dilayani melalui bantuan pamongpraja. Pelayanan mobil pos ditingkatkan pula jumlah trayeknya dari 88 trayek untuk pos keliling kota pada tahun 1981/82 menjadi 98 trayek pada tahun 1982/83 atau peningkatan sebesar 11,36%.

Pelayanan pos dan giro selain berpedoman kepada azas per-hitungan volume lalu lintas pos dan perhitungan biaya penda-patan, juga meningkatkan jangkauan pelayanan ke daerah-daerah terpencil dan daerah-daerah transmigrasi.

Produksi yang dapat dicapai jasa pos dan giro dalam tahun 1982 antara lain 213.248.000 surat pos biasa/kilat dan 1.084.710 buah paket pos. Perkembangan angka produksi pos se-cara terperinci dapat dibaca dalam Tabel X - 19. Pembangunan kantor pos dan sarana penunjang serta angka-angka perkembang-an jumlah kantor pos dan sarana penunjang dapat dilihat ma-sing-masing dalam Tabel X - 17 dan Tabel X - 18.

5. Telekomunikasi

Sasaran pembangunan telekomunikasi sampai dengan tahun 1982/83 ini diarahkan untuk meningkatkan pelayanan telekomu-nikasi nasional. Peningkatan pelayanan jasa telekomunikasi

X/53

Page 57: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewPengembangan bidang pariwisata sebagai salah satu sumber penerimaan devisa dilakukan antara lain dengan peningkatan obyek-obyek wisata,

TABEL X – 17

PEMBANGUNAN KANTOR POS DAN SARANA PENUNJANG,1978/79 – 1982/83

1) Kp = Kantor posKpp = Kantor pos pembantu Kptb = Kantor pos tambahan

2) Kpb/I = Kantor pos besar/Kelas I3) Angka diperbaiki

X/54

Page 58: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewPengembangan bidang pariwisata sebagai salah satu sumber penerimaan devisa dilakukan antara lain dengan peningkatan obyek-obyek wisata,

TABEL X - 18

PERKEMBANGAN JUMLAH KANTOR POS DAN SARANA PENUNJANG,1978/79 - 1982/83

1) Jumlah tambahan kantor pos setiap tahunnya kadang-kadang lebih keoil daripada pembangunan kantor pos baru dalam tahun yang bereangkutan karena ada sebagian kantor pos yang semula bergabung dengan kantor tilpon, hanya berpindah ke tempat yang baru atau oleh karena ada pembangunan beberapa kantor pos baru yang terjadi di atas lokasi kantor pos lama

2) Angka diperbaiki

X/55

Page 59: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewPengembangan bidang pariwisata sebagai salah satu sumber penerimaan devisa dilakukan antara lain dengan peningkatan obyek-obyek wisata,

GRAFIK X – 12

PERKEMBANGAN JUMLAH KANTOR POS DAN SARANA PENUNJANG,1978/79 - 1982/83

X/56

Page 60: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewPengembangan bidang pariwisata sebagai salah satu sumber penerimaan devisa dilakukan antara lain dengan peningkatan obyek-obyek wisata,

(Lanjutan Grafik X - 12)

X/57

Page 61: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewPengembangan bidang pariwisata sebagai salah satu sumber penerimaan devisa dilakukan antara lain dengan peningkatan obyek-obyek wisata,

TABEL X - 19

PERKEMBANGAN ARUS LALU LINTAS SURAT POS, PAKET POSDAN LALU LINTAS UANG POS,

1978 - 1982

X/58

Page 62: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewPengembangan bidang pariwisata sebagai salah satu sumber penerimaan devisa dilakukan antara lain dengan peningkatan obyek-obyek wisata,

GRAFIK X - 13PERKEMBANGAN ARUS LALU LINTAS SURAT POS, PAKET POS

DAN LALU LINTAS UANG POS,1978 – 1982

X/59

Page 63: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewPengembangan bidang pariwisata sebagai salah satu sumber penerimaan devisa dilakukan antara lain dengan peningkatan obyek-obyek wisata,

(Lanjutan Grafik X - 13)

X/60

Page 64: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewPengembangan bidang pariwisata sebagai salah satu sumber penerimaan devisa dilakukan antara lain dengan peningkatan obyek-obyek wisata,

dilakukan melalui : pembangunan SKSD Palapa, perluasan ja-ringan telepon/teleks, perluasan jaringan transmisi, serta peningkatan telepon pedesaan. Dengan pembangunan SKSD Palapa telah berhasil ditingkatkan hubungan telekomunikasi antara daerah-daerah di Indonesia secara langsung. Sarana telekomu-nikasi SKSD Palapa tersebut juga dimanfaatkan oleh negara-ne-gara Asia Tenggara.

Jika pada awal Repelita II Sentral Telepon Otomat hanya mampu menyediakan 125.000 satuan sambungan telepon, pada ta-hun 1982/83 telah dapat ditingkatkan menjadi 553.653 satuan sambungan. Dengan demikian kapasitas telepon meningkat rata-rata sebesar 38,1% setiap tahun dan kepadatan telepon juga meningkat dari 0,19 per 100 penduduk pada tahun 1978/79 men-jadi 0,57 per 100 penduduk pada tahun 1982/83.

Pembangunan fasilitas telekomunikasi secara bertahap di-sesuaikan dengan perkembangan teknologi telekomunikasi dan sejauh mungkin memanfaatkan peralatan telekomunikasi produksi dalam negeri. Untuk itu telah dilakukan penggantian telepon lokal manual dengan sistem otomat sehingga pada akhir tahun 1982 Sentral Telepon Otomat (STO) telah mencapai 163 buah.

Telepon interlokal manual secara berangsur-angsur juga diganti dengan sistem otomat dengan memanfaatkan jaringan sambungan langsung jarak jauh (SLJJ) dan sambungan telepon jarak jauh (STJJ). Salah satu sistim otomat yang dikembangkan adalah sistem teknologi digital yang dapat meningkatkan ke-mampuan operasional yang lebih baik. Pada akhir tahun 1982, 103 kota-kota di Indonesia telah dapat dihubungkan satu deng-an yang lain secara langsung dan 9 kota mendapat hubungan terbatas. Sistem internasional juga diperluas jangkauannya melalui penggantian sistem semi otomat dan otomat penuh, se-hingga jumlah negara yang dapat dihubungi dengan sambungan langsung internasional pada akhir tahun 1982/83 mencapai 53 negara.

Untuk meningkatkan pelayanan kebutuhan masyarakat terha-dap fasilitas telekomunikasi telah dibangun dan dioperasikan 72 stasiun bumi kecil (SBK) yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Fasilitas SBK ini dapat dimanfaatkan untuk sarana perhubungan, pendidikan, penerangan dan kegiatan lainnya.

Sistem telegram yang sebelumnya dilayani dengan pesawat morse dirasakan tidak lagi sesuai dengan kebutuhan. Secara bertahap telah dilakukan penggantian pesawat morse tersebut

X/61

Page 65: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewPengembangan bidang pariwisata sebagai salah satu sumber penerimaan devisa dilakukan antara lain dengan peningkatan obyek-obyek wisata,

dengan pesawat teleprinter dalam jaringan telex dan mening-katkan pelayanannya dari manual menjadi otomatis. Sampai ta-hun 1982/83 sebanyak 26 kota telah dapat dihubungkan dengan jaringan telex dalam negeri, dan sebanyak 53 kota di luar ne-geri telah dihubungkan dengan sistem telex otomat. Dengan penambahan satuan sambungan telex dalam tahun 1982/83, 147 kota telah dapat menggunakan pesawat teleprinter jaringan teleks dalam negeri.

Pembangunan jaringan transmisi merupakan salah satu unsur penting peningkatan jasa telekomunikasi, yang meliputi sistem gelombang mikro, transmisi terrestrial, sistem komunikasi kabel laut, VHF/UHF dan sistem komunikasi satelit domestik. Perluasan sistem komunikasi kabel laut (SKKL) telah dilaksa-nakan antara Jakarta - Singapura, Medan - Penang, dan diren-canakan sampai ke Australia, Timur Tengah dan Eropa.

Pemanfaatan peralatan telekomunikasi produksi dalam ne-geri, telah banyak dipakai seperti alat telepon, telepon umum, kabel telepon, telex, stasiun bumi kecil, sambungan te-lepon jarak jauh dan peralatan lain, diantaranya adalah pro-duksi PT INTI dan LIPI/LEN.

Perkembangan kapasitas telepon selama tahun 1978/79 - 1982/83 dapat dilihat pada Tabel X - 20. Dari Tabel di atas terlihat bahwa dalam tahun 1982 kapasitas telepon otomat ber-tambah dengan 2% bila dibandingkan dengan tahun 1981.

Penyempurnaan pelayanan operasional di bidang keuangan dan administrasi, serta peningkatan pendidikan dan latihan terus dilakukan agar dapat memberikan pelayanan yang semakin baik bagi masyarakat.

C. PARIWISATA

Sampai dengan tahun 1982 telah dikembangkan 10 (sepuluh) daerah tujuan wisata di Indonesia dengan mengutamakan pem-bangunan obyek wisata alam dan budaya agar dapat lebih me-ningkatkan arus wisatawan asing maupun wisatawan domestik. Sepuluh daerah tujuan wisata tersebut adalah Sumatera Uta-ra, Sumatera Barat, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Da-erah Istimewa Yogyakarta, Jawa timur, Bali, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara. Di daerah tujuan wisata tersebut telah dilakukan pembangunan obyek-obyek wisata dengan tetap melestarikan panorama alam dan budaya Indonesia.

X/62

Page 66: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewPengembangan bidang pariwisata sebagai salah satu sumber penerimaan devisa dilakukan antara lain dengan peningkatan obyek-obyek wisata,

TABEL X - 20

PERKEMBANGAN KAPASITAS TELEPON DI INDONESIA,1978/79 - 1982/83(satuan sambungan)

X/63

X/63

Page 67: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewPengembangan bidang pariwisata sebagai salah satu sumber penerimaan devisa dilakukan antara lain dengan peningkatan obyek-obyek wisata,

GRAPIK X - 14PERKEMBANGAN KAPASITAS TELEPON DI INDONESIA,

1978/79 - 1982/83

X/64

Page 68: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewPengembangan bidang pariwisata sebagai salah satu sumber penerimaan devisa dilakukan antara lain dengan peningkatan obyek-obyek wisata,

TABEL X - 21

ARUS WISATAWAN ASING MASUK INDONESIA,1978 - 1982

(orang)

Tahun Jumlah

1978 468.614

1979 501.430

1980 561.178

1981 600.151

1982 642.162

X/65

Page 69: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewPengembangan bidang pariwisata sebagai salah satu sumber penerimaan devisa dilakukan antara lain dengan peningkatan obyek-obyek wisata,

GRAFIK X – 15

ARUS WISATAWAN ASING MASUK INDONESIA,1978 – 1982

X/66

Page 70: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewPengembangan bidang pariwisata sebagai salah satu sumber penerimaan devisa dilakukan antara lain dengan peningkatan obyek-obyek wisata,

Peningkatan kegiatan. pariwisata juga mendorong tercipta-nya pemerataan pendapatan, pemerataan kesempatan kerja dan pemerataan kesempatan berusaha melalui peningkatan usaha-usaha yang serasi di daerah-daerah tujuan wisata.

Promosi pengenalan Indonesia di luar negeri terus diting-katkan melalui kegiatan-kegiatan penerangan yang meluas anta-ra lain melalui pameran dagang dan industri di luar negeri, media pers, tulisan dan karangan. Juga dimanfaatkan perte-muan-pertemuan organiaasi internasional di Indonesia menjadi salah satu kesempatan untuk usaha promosi pariwisata.

Untuk menunjang kelancaran arus wisatawan sampai ke dae-rah tujuan wisata terus ditingkatkan dukungan sarana dan pra-sarana penunjang lainnya antara lain berupa peningkatan tem-pat menginap, peningkatan penerbangan borongan yang langsung ketempat obyek wisata, peningkatan jasa biro perjalanan dan peningkatan pemandu wisata. Jumlah kamar dan distribusi tem-pat penginapan yang tersedia di Indonesia dalam tahun 1982 dapat dilihat dalam Tabel X - 22.

Hasil-hasil pembangunan dan peningkatan obyek di daerah tujuan wisata dan daerah-daerah lainnya telah meningkatkan arus wisatawan asing yang berkunjung ke Indonesia. Jika pada tahun 1981 wisatawan yang datang ke Indonesia adalah 600.151 orang, maka pada tahun 1982 jumlah wisatawan tersebut menjadi 642.142 orang, yang merupakan kenaikan sebesar 7%. Arus dan kunjungan wisatawan asing yang masuk ke Indonesia dari tahun 1978 sampai dengan tahun 1982 dapat terlihat dalam Tabel X-21. Arus kunjungan wisatawan domestik ke daerah-daerah tu-juan wisata juga mengalami peningkatan karena adanya sarana angkutan darat, laut dan udara yang semakin baik serta kemu-dahan yang diberikan terutama kepada pelajar, pemuda, maha-siswa untuk mendapatkan keringanan biaya perjalanan.

Melalui 2 (dua) Balai Pendidikan dan latihan Pariwisata, masing-masing di Bandung dan Denpasar (Bali) terus dididik tenaga-tenaga yang ahli dan terampil dalam menangani kepari-wisataan di Indonesia. Di samping itu lembaga-lembaga pendi-dikan kepariwisataan telah meningkat jumlahnya dan telah pula meningkatkan jumlah tenaga yang terampil di bidang tersebut.

X/67

Page 71: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewPengembangan bidang pariwisata sebagai salah satu sumber penerimaan devisa dilakukan antara lain dengan peningkatan obyek-obyek wisata,

TABEL X - 22

JUMLAH HOTEL BERDASARKAN KELAS BINTANGMENURUT DAERAH TINGKAT I,

PADA 31 MARET 1983

X/68

Page 72: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewPengembangan bidang pariwisata sebagai salah satu sumber penerimaan devisa dilakukan antara lain dengan peningkatan obyek-obyek wisata,

Karena itu penggantian tenaga-tenaga asing dalam pengelolaan hotel secara bertahap telah dapat dilaksanakan dan diisi oleh tenaga-tenaga Indonesia, termasuk berbagai posisi yang pen-ting. Juga telah pula dilakukan penataan lembaga-lembaga yang memberikan jasa pariwisata dengan melakukan penyuluhan pada pengusaha biro perjalanan, pengusaha restoran serta penataran pemandu wisata.

69/x

Page 73: PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA - … · Web viewPengembangan bidang pariwisata sebagai salah satu sumber penerimaan devisa dilakukan antara lain dengan peningkatan obyek-obyek wisata,