Perhitungan Titik Gangguan Dengan Megger

download Perhitungan Titik Gangguan Dengan Megger

of 4

Transcript of Perhitungan Titik Gangguan Dengan Megger

  • 7/22/2019 Perhitungan Titik Gangguan Dengan Megger

    1/4

    WORKSHOP DISTRIBUSI 2012

    JAKARTA, 2324 FEBRUARI 2012

    1

    1. PendahuluanBagian distribusi adalah ujung tombak penyaluran

    tenaga listrik dari pembangkit kepada masyarakat.

    Banyak permasalahan yang muncul pada bidang ini

    dan salah satunya adalah terhentinya aliran listrik

    kepada pelanggan. Hal ini bisa dikarenakan oleh

    kesengajaan dengan tujuan untuk melakukan

    pemeliharaan tetapi bisa juga karena ada gangguan

    yang tidak diinginkan.

    Lamanya padam akibat gangguan tidak bisa

    dipastikan karena sangat tergantung pada jenis

    gangguan yang terjadi serta kesigapan petugas PLN

    dalam menanganinya. Intinya, aliran listrik dapat

    dinormalkan kembali ketika penyebab gangguan

    sudah ditemukan dan dihilangkan. Semakin cepat

    petugas menemukan penyebab beserta lokasinya

    maka semakin cepat pula menyingkirkannya dan

    otomatis akan semakin cepat pula padamnya.

    Ada suatu cara untuk menghitung jarak titik

    gangguan menggunakan rumus-rumus fisika dan

    matematika. Tetapi hal itu terlalu rumit dan tidak

    semua orang bisa memahaminya dengan mudah.

    Diperlukan diklat khusus yang waktunya tidak

    sebentar dan pesertanya terbatas.

    Untuk itu, perlu kiranya meneliti cara

    menentukan titik gangguan dengan metode yang

    sederhana dan tidak membutuhkan peralatan yang

    canggih tetapi bisa memberikan acuan dalam

    menelusuri penyebab gangguan ketika listrik padam.

    Dengan tujuan agar lebih mudah dipahami dan

    diterima oleh semua kalangan petugas di dinas

    gangguan.

    PERHITUNGAN TITIK GANGGUAN ISOLATOR RETAK

    RAMBUT MENGGUNAKAN MEGGER

    Adnan Anwar1, Ayi Miftahusurur21Assistant Engineer Perencanaan Dan Evaluasi Sistem Distribusi, Area Cianjur

    2Manajer Rayon Mande, Area Cianjur

    Salah satu permasalahan yang masih dihadapi oleh PT. PLN(Persero) khususnya bidang distribusi

    adalah gangguan yang terjadi di jaringan tegangan menengah. Hal ini menyebabkan padamnya aliran

    listrik untuk sementara yang lamanya tergantung pada kesigapan petugas dalam menyelesaikan

    gangguan tersebut. Padamnya aliran listrik akibat gangguan bisa dipercepat dengan cara segera

    menemukan lokasi gangguan Prinsipnya, jika lokasi gangguan cepat diketahui maka juga bisa segera

    disingkirkan dan aliran listrik bisa dinormalkan kembali. Pada makalah ini, penulis mencoba

    menelaah cara memprediksi lokasi gangguan berdasarkan arus gangguan yang muncul dan bantuanalat satu buah megger. Cara ini didapat dari penelitian langsung atas gangguan yang pernah terjadi di

    Area Cianjur. Perhitungan hanya menggunakan prinsip aljabar perbandingan(kali dan bagi),

    sementara penggunaan megger di lingkungan PLN bukan hal yang asing lagi. Dari studi kasus

    kejadian gangguan di Sub Penyulang Ciloto akibat isolator retak rambut, penulis menerapkan metode

    ini dan hasilnya akurat. Di mana dari hasil perhitungan dengan metode ini didapat titik gangguannya

    terletak di tiang CMC TO 01R28L2, setelah dilakukan penelusuran, ternyata titik gangguan isolator

    retak rambut ada di tiang yang sama. Keunggulan dari metode ini adalah lebih mudah sehingga bisa

    dipahami oleh semua petugas PLN serta hanya menggunakan meggeryang sudah sangat familiar di

    lingkungan PLN. Dengan demikian, diharapkan pemadaman akibat gangguan di jaringan tegangan

    menengah bisa segera diketemukan dan akhirnya waktu pemadamannya pun tidak terlalu lama.

    Gangguan, padam, arus gangguan, megger

  • 7/22/2019 Perhitungan Titik Gangguan Dengan Megger

    2/4

    WORKSHOP DISTRIBUSI 2012

    JAKARTA, 2324 FEBRUARI 2012

    2

    2. Deskripsi MasalahPada tanggal 27, 28, dan 29 Maret 2007 terjadi

    gangguan di penyulang Cipanas, tepatnya di sub

    penyulang Ciloto. PMT yang mengalami trip adalah

    di GH Cimacan dengan catatan arus gangguan

    sebagai berikut :

    Fasa 27 Maret 28 Maret 29 Maret

    R 81,2 81,2 99

    S 343 197 285

    T 87 87 97

    N 203 116 168

    Dari ketiga kejadian tersebut, rele yang bekerja

    adalah GFR fasa 2. Maka, petugas mempunyai

    hipotesa bahwa penyebab gangguan masih tetap ada

    dan jika tidak segera diketemukan maka akan terusterjadi gangguan setiap hari khususnya pada waktu

    beban puncak.

    Permasalahannya adalah bagaimana cara

    mengetahui titik gangguan hanya dengan berdasarkan

    peralatan seadanya, yaitu kalkulator dan meggersaja.

    Dan ini harus dilakukan dengan cepat sebelum

    terulang lagi kejadian tersebut.

    Di waktu yang lain pernah terjadi gangguan

    dengan arus gangguan netral sebesar 420 A di mana

    titik gangguan diketemukan di tiang MKA PRN39L181R02 atau setara dengan jarak 16,8 Kms. Data

    yang sudah ada ini dijadikan sebagai acuan awal

    untuk menentukan letak titik gangguan selanjutnya.

    3. Landasan TeoriHukum Ohm

    Hambatan atau disebut juga tahanan atau

    resistansi adalah sesuatu yang sering dibicarakan

    dalam bidang fisika elektronika. Apa sebenarnya

    fungsi dari hambatan tersebut? Dari data pengamatankalian menunjukkan ada hubungan yang menarik

    antara kuat arus dan hambatan. Jika nilai hambatan

    diperbesar maka kuat arus akan menurun untuk beda

    potensial yang tetap, sehingga bisa ditulis,

    Persaman di atas menunjukkan bahwa hambatan

    berbanding terbalik dengan kuat arus. Jika nilai

    hambatan konstan maka hubungan antara kuat arus

    dan beda potesial adalah berbanding lurus, dengan

    kata lain semakin besar beda potensial makin besar

    kuat arusnya. Secara matematika dapat ditulis,

    Penggabungan kedua persamaan dapat ditulis,

    Persamaan di atas disebut hukum Ohm, dengan R

    adalah hambatan yang dinyatakan dalam satuan ohm

    ditulis dalam simbol (omega). Berdasarkan hukum

    Ohm, 1 ohm didefinisikan sebagai hambatan yang

    digunakan dalam suatu rangkaian yang dilewati

    kuat arus sebesar 1 ampere dengan beda potensial 1

    volt. Oleh karena itu, kita dapat mendefinisikan

    pengertian hambatan yaitu perbandingan antara beda

    potensial dan kuatarus.

    Grafik 3.1 Grafik V terhadap I

    Hambatan listrik suatu penghantar merupakan

    karakteristik dari suatu bahan penghantar tersebut

    yang mana adalah kemampuan dari penghantar itu

    http://www.crayonpedia.org/mw/Berkas:Volt_ampere.JPGhttp://www.crayonpedia.org/mw/Berkas:Ivrvir.JPGhttp://www.crayonpedia.org/mw/Berkas:I-v.JPGhttp://www.crayonpedia.org/mw/Berkas:IiR.JPGhttp://www.crayonpedia.org/mw/Berkas:Volt_ampere.JPGhttp://www.crayonpedia.org/mw/Berkas:Ivrvir.JPGhttp://www.crayonpedia.org/mw/Berkas:I-v.JPGhttp://www.crayonpedia.org/mw/Berkas:IiR.JPGhttp://www.crayonpedia.org/mw/Berkas:Volt_ampere.JPGhttp://www.crayonpedia.org/mw/Berkas:Ivrvir.JPGhttp://www.crayonpedia.org/mw/Berkas:I-v.JPGhttp://www.crayonpedia.org/mw/Berkas:IiR.JPGhttp://www.crayonpedia.org/mw/Berkas:Volt_ampere.JPGhttp://www.crayonpedia.org/mw/Berkas:Ivrvir.JPGhttp://www.crayonpedia.org/mw/Berkas:I-v.JPGhttp://www.crayonpedia.org/mw/Berkas:IiR.JPG
  • 7/22/2019 Perhitungan Titik Gangguan Dengan Megger

    3/4

    WORKSHOP DISTRIBUSI 2012

    JAKARTA, 2324 FEBRUARI 2012

    3

    untuk mengalirkan arus listrik, yang secara matematis

    dapat dituliskan:

    R =

    dengan :

    R : Hambatan listrik suatu penghantar ()

    : Resitivitas atau hambatan jenis (. m)

    L : Panjang penghantar (m)

    A : Luas penghantar ( m)

    4. DiskusiJika dilihat kejadian padamnya aliran listrik pada

    sub penyulang Ciloto pada tanggal 27, 28, dan 29

    Maret 2007 maka dapat kita hitung rata-rata arus

    gangguan pada fasa netral adalah :

    = 168 A

    Sudah dijelaskan sebelumnya bahwa pada

    kejadian sebelumnya pada arus gangguan fasa netral

    sebesar 420 A jarak titik penyebab gangguannya

    adalah 16,8 Kms. Data ini dijadikan sebagai dasar

    perhitungan awal dengan membandingkan arus

    gangguan tersebut dengan arus gangguan rata-rata

    yang sudah didapatkan sebelumnya sebagai berikut :

    x 16,8 Kms = 6,49 Kms

    Hasil dari perhitungan tersebut adalah prediksi

    jarak gangguan dengan penampang 150 mm2

    sementara sub penyulang Ciloto mempunyai

    penampang penghantar sebesar 70 mm2. Untuk itu

    perlu dikalibrasi ulang.

    Dengan demikian maka jarak gangguan untukpenampang 70 mm2 berdasarkan jarak gangguan

    untuk penampang 150 mm2adalah sebagai berikut :

    R1= R2

    =

    Karena hambatan jenis keduanya sama maka

    dapat dihilangkan sehingga menjadi :

    =

    Hasil akhirnya L2 dapat dicari dengan

    menggunakan rumus :

    L2=

    x L1

    L2=

    x 6,49 Kms

    L2= 3,0302 Kms

    Dengan demikian, prediksi jarak titik gangguan

    pada sub penyulang Ciloto adalah 3,0302 Kms

    dihitung dari titik pengukuran yaitu GH Cimacan.

    Jika kita asumsikan bahwa 1 gawang jaraknya 60

    meter dan panjang kabel naik sebesar 100 meter

    maka pada jarak tersebut setara dengan 48,8 gawang

    atau bisa dibulatkan menjadi 49 gawang.

    Maka dilakukan penelusuran pada jarak tersebut.

    Di sini dibutuhkan ketelitian dari petugas untuk

    mengetahui potensi gangguan yang bisa

    menyebabkan gangguan. Karena jarak tersebutadalah prediksi maka bisa meleset beberapa gawang.

    Sehubungan tidak diketemukan penyebab gangguan

    secara visual maka dilakukan pengukuran dengan

    membuka jumper pada tiang CMC TO 01R28L21(50

    tiang dari GH CMC).

    Pengukuran dilakukan secara dua arah yaitu pada

    tiang CMC TO 01R28L22 yang bertepatan dengan

    gardu PDR dan CMC TO 01R28L27. Hal ini

    dikarenakan pada tiang sebelumnya masih ada

    tegangan(titik pembukaan jumper). Hasilnya adalah

    sebagai berikut :

    Pada tiang CMC TO 01R28L22 arah ke L27

    Phasa 1 4 G

    Phasa 2 3 G

    Phasa 3 6 G

  • 7/22/2019 Perhitungan Titik Gangguan Dengan Megger

    4/4

    WORKSHOP DISTRIBUSI 2012

    JAKARTA, 2324 FEBRUARI 2012

    4

    Pada tiang CMC TO 01R28L27 KE ARAH L21

    Phasa 1 10 G

    Phasa 2 12 G

    Phasa 3 10 G

    Jarak antara tiang CMC TO 01R28L22 ke CMC

    TO 01R28L27 adalah 6 gawang dengan jarak tiap

    gawang adalah 60 meter, maka jarak seluruhnya

    adalah 360 meter. Sehubungan gangguan ada di fasa

    tengah maka dilakukan perhitungan di fasa tengah

    sebagai berikut :

    Total tahanan = 3 G + 12 G = 15 G

    Prediksi titik gangguan dihitung menggunakan rumus

    :

    Dihitung dari tiang CMC TO 01R28L22

    =

    x 6 gawang = 1,2 gawang

    Dibulatkan menjadi 1 gawang

    Dihitung dari tiang CMC TO 01R28L27

    =

    x 6 gawang = 4,8 gawang

    Dibulatkan menjadi 5 gawang

    Satu gawang dari tiang CMC TO 01R28L22

    adalah ditiang R21 dan R23 tetapi karena di tiang

    R21 bertegangan maka dilakukan pengamatan visual

    di tiang R23 dengan cara menaiki tiang tersebut.

    Hasilnya tidak diketemukan penyebab gangguannya.

    Tindakan selanjutnya adalah memadamkan aliran

    listrik sehingga di tiang CMC TO 01R28L21 menjadi

    tidak bertegangan dan bisa dilakukan pengamatan

    visual dengan menaiki tiang. Hasilnya adalah

    diketemukan penyebab gangguan berupa isolator

    retak rambut di tiang tersebut.

    Setelah dilakukan perbaikan, ternyata tidak terjadi

    lagi gangguan di sub penyulang Ciloto. Dengan

    demikian dapat diambil kesimpulan bahwa penyebab

    gangguan pada tanggal 27, 28, dan 29 Maret 2007 disub penyulang Ciloto adalah isolator retak rambut di

    tiang CMC TO 01R28L21.

    5. KesimpulanDari hasil perhitungan di atas maka dapat diambil

    kesimpulan sebagai berikut :

    a.Gangguan pada suatu penyulang dapat dijadikanpanduan awal dalam memprediksi titik gangguan

    pada waktu setelahnya

    b.Dengan menggunakan megger dan aljabarsederhana dapat ditemukan jarak gangguan di sub

    penyulang Ciloto yaitu pada tiang CMC TO

    01R28L21.