Perhitungan Pelat
-
Upload
andriani-andin-karunia-prameiswari -
Category
Documents
-
view
40 -
download
6
Transcript of Perhitungan Pelat
BAB III
PERHITUNGAN PELAT
3.1 Perancangan Pelat
Bangunan ruko yang dirancang pada tugas ini, memiliki dua fungsi, yaitu
untuk kegunaan lantai dan juga atap. Pelat pada bagunan ruko memiliki 6 tipe pelat.
Pengklasifikasian tipe plat tersebut didasarkan pada bentuk, ukuran, dan posisi dari
plat tersebut. Dari keenam tipe plat tersebut ada yang berbentuk persegi panjang,
maupun persegi. Terletak dipinggir, ada pula yang ditengah. Kemudian, dari setiap
tipe pelat bangunan ruko tersebut, akan dirancang tulangan yang dibutuhkan untuk
menopang beban-beban yang bekerja.
3.2 Properti Umum Pelat
Gambar Denah Plat
lx
ly
lx
h d
d'
Tebal pelat minimum yang digunakan untuk α > 0,2 yaitu (RSNI beton 2004 hal. 66) :
t ≥ln(0.8+
f y
1,500 )36+9 β
≥ 90 mm
keterangan:
t : tebal pelat 1 arah maupun 2 arah minimum (mm).
ln : panjang bentang bersih dalam arah memanjang dari konstruksi 2 arah,
diukur dari muka ke muka tumpuan pada pelat tanpa balok dan muka
ke muka balok atau tumpuan lain pada kasus lainnya (mm).
β : rasio bentang bersih dalam arah memanjang terhadap arah memendek
dari pelat 2 arah.
Tulangan suhu dan susut (untuk pelat) harus memenuhi syarat ρ =
0.0018
Tulangan pelat menggunakan tulangan baja polos D8 mm (fy = 240
MPa).
Tebal selimut beton minimum (RSNI beton 2004 hal. 41) :
Beton yang dicor langsung di atas tanah dan 75 mm selalu berhubungan
dengan tanah.
Pelat berusuk D-36 dan lebih kecil 20 mm.
Pelat Satu Arah ( l y
l x≥ 2.5)
d = h – d’- ½x
Gambar 21. PelatSatuArah
hmin=lx
10 (0.4+f y
700 )
Pelat Dua Arah ( l y
l x≤ 2.5)
arah x :
dx = h – d’- ½x
arah y :
dy = d = h – d’- x - ½y
beton : fc’ = 30 MPa
fy = 400 Mpa
Ketebalan Pelat
Asumsi Penampang Balok Induk:
Tinggi (h) = 112
L, dianggap L maksimum = 7000 mm
= 112
.7000 = 583.33 mm≈ 600 mm
Lebar (b) = 12
h = 12
.600 = 300 mm
Sehingga penentuan asumsi tebal balok yaitu 600 mm x 300 mm
Maka diasumsikan ln = Ly – 600 mm.
λ= Ecb I cb
Ecp I cp; dengan Ecb = Ecp
Gambar 22. Pelat Dua Arah
dengan bw + 2hw ≤ bw + 8hf
300 + 2(600) ≤ 300 + 8(120)
1500 ≥ 1260
sehingga dipakai lebar pelat = 1260 mm
maka
λ =
112
(300 )(6003)
112
(1260)(1203) = 29.76
karena λ>0,2 maka
h =ln (0,8+ fy
1500)
36+9 β; ln = 5000-150-150 = 4700mm
h = ln(0,8+ 240
1500)
36+9 (1.25)> 90
h = 95.49 > 90 (ok) gunakan pelat dengan tebal120mm
Pelat Lantai 120mm
Pelat Atap 100mm
Daktilitas
- Daktilitas Lantai
ρmin = 0.0018 Asmin = (0.0018)bd
= 0.0018 x 1000 mm x 120 mm
= 216 mm2
ρmax = 0,75 [ 0,85 β fci
fy ( 600600+ fy ) ]
=0,75 [ 0,85 0,84 30240 ( 600
600+240 )] = 0.048
- Daktilitas Atap
ρmin = 0.0018 Asmin = (0.0018)bd
= 0.0018 x 1000 mm x 100 mm
= 180 mm2
ρmax = 0,75 [ 0,85 β fci
fy ( 600600+ fy ) ]
=0,75 [ 0,85 0,84 30240 ( 600
600+240 )]= 0.048
3.3 Pemebebanan Pelat Lantai dan Atap
Pembebanan Pelat Lantai
Berat sendiri pelat = 0,12 x 2400 kg/m3 = 288 kg/m2
Berat spesi = 0,01 x 2100 kg/m2 = 21 kg/m2
Berat penutup lantai (ubin) = 0,01 x 2400 kg/m2 = 24 kg/m2
Berat plafon = 11 kg/m2
Berat penggantung = 7 kg/m2
Berat ducting AC + mekanikal elektrikal = 30 kg/m2
Jumlah = 381 kg/m2
Beban Hidup:
Beban hidup ruko = 250 kg/m2
Kombinasi Ultimate = 1,2(381) + 1,6 (250) = 857.2kg/m2
Pembebanan Pelat Atap
Berat sendiri pelat = 0,1 x 2400 kg/m3 = 240 kg/m2
Berat Aspal = 1,0 x 14kg/m2 = 14 kg/m2
Berat Plafon = 11 kg/m2
Berat Penggantung = 7 kg/m2
Berat ducting AC + mekanikal elektrikal = 30 kg/m2
Jumlah = 302 kg/m2
BebanHidup:
BebanPekerja = 100 kg/m2
Total =100 kg/m2
Kombinasi Ultimate =1,2(302) + 1,6(100) = 522.4 kg/m2
3.4 Perhitungan Pelat Lantai
3.4.1 PelatTipe 1
β = Ly
Lx= 4 m
3.5 m=1.143
1.143< 2 Pelat 2 arah
Mencari Koefisien Momen
Dari Tabel Pelat, diketahui koefisien momennya:
Koefisien mlx = 34.43
Koefisien mly = 22.14
Koefisien mtx = 67.14
Koefisien mty = 54.71 maka
mlx = 361.539
mly = 232.485
mtx = 705.017
mty = 574.493
mtiy= 116.243
Perhitungan As
dy = 120 – 20 – 8 – (1/2)(8)
dy = 88 mm
dx = 120 – 20 - (1/2)(8)
dx = 96 mm
maka
Mn = As fy (d− AsFy1,7 fcb
)
a. Momen Lapangan Sumbu x
3 61.539104
0.8 = As 240 (96− As 240
1.7 301000)
As1 =20199.15 mm2
As2 =195.27 mm2
b. Momen Lapangan Sumbu y
232.485 104
0.8 = As 240 (88− As 240
1.7 30 1000)
As1 =18557.11 mm2
As2 = 136.67 mm2
c. Momen Tumpuan x
705.017104
0.8 = As 240 (96− As240
1.7 301000¿
As1 =20015 mm2
As2 =384.39 mm2
d. Momen Tumpuan y
574.493104
0.8 = As 240 (88− As 240
1.7 30 1000)
As1 =18357.66 mm2
As2 =341.50 mm2
e. Momen tak terduga tiy
116.243104
0.8 = As 240 (88− As 240
1.7 301000)
As1 =18623.93 mm2
As2=68.08 mm2
Daktilitas
ρ =Asbd , maka
a. Daktilitas momen lapangan x
0.00158ρmin >ρ Gunakan As = 216 mm2
b. Daktilitas momen lapangan y
0.00111ρmin >ρ Gunakan As = 216 mm2
c. Daktilitas momen tumpuan x
0.00312ρmin <ρ<ρmax Gunakan As = 374.38 mm2
d. Daktilitas momen tumpuan y
0.00277ρmin < ρ < ρmax Gunakan As = 332.61 mm2
e. Daktilitas momen tak terduga tiy
0.00055ρmin >ρ Gunakan As = 216 mm2
Menghitung jumlah Tulangan dan Spasi
a. Momen Lapangan x
n= 21614
π 82=4.295 ≈ 5
s=10005
=200 mm
b. Momen Lapangan y
n= 21614
π 82=4.295 ≈ 5
s=10005
=200 mm
c. Momen Tumpuan x
n=374.3814
π 82=7.45 ≈ 8
s=10008
=125 mm
d. Momen Tumpuan y
n=332.6114
π 82=6.61 ≈ 7
s=10007
=142.86 mm≈ 140 mm
e. Momen tak terduga tiy
n= 21614
π 82=4,295 ≈ 5
s=10005
=200 mm
3.4.2 Perhitungan Pelat Tipe 2, 3, 4, 5, dan 6
Untuk perhitungan pelat tipe 2, 3, 4, 5, dan 6 disajikan dalam tabel berikut:
3.5 Perhitungan Pelat Atap
3.5.1 Pelat Tipe 1
β = L y
Lx= 4 m
3.5 m=1.143
1.143< 2 Pelat 2 arah
Mencari Koefisien Momen
Dari Tabel Pelat, diketahui koefisien momennya:
Koefisien mlx = 34.43
Koefisien mly = 22.14
Koefisien mtx = 67.14
Koefisien mty = 54.71 maka
mlx = 220.331
mly = 141.683
mtx = 429.656
mty = 350.111
mtiy= 70.841
Perhitungan As
dy = 100 – 20 – 8 – (1/2)(8)
dy = 68 mm
dx = 100 – 20 - (1/2)(8)
dx = 76 mm
maka
Mn = As fy (d− AsFy1,7 fcb
)
a. Momen Lapangan Sumbu x
220.331 104
0.8 = As 240 (76− As 240
1.7 30 1000)
As=148.9mm2
b. Momen Lapangan Sumbu y
141.683104
0.8 = As 240 (68− As 240
1.7 30 1000)
As= 106.82mm2
c. Momen Tumpuan x
429.656 104
0.8 = As 240 (76− As 240
1.7 30 1000¿
As=293mm2
d. Momen Tumpuan y
350.111104
0.8 = As 240 (68− As 240
1.7 301000)
As=266.93mm2
e. Momen tak terduga tiy
70.841104
0.8 = As 240 (88− As 240
1.730 1000)
As=53.21mm2
Daktilitas
ρ =Asbd , maka
a. Daktilitas momen lapangan x
0.00149 ρmin >ρ Gunakan As = 180 mm2
b. Daktilitas momen lapangan y
0.00101 ρmin >ρ Gunakan As = 180 mm2
c. Daktilitas momen tumpuan x
0.00293 ρmin < ρ < ρmax Gunakan As = 293 mm2
d. Daktilitas momen tumpuan y
0.00267 ρmin < ρ < ρmax Gunakan As = 266.93 mm2
e. Daktilitas momen tak terduga tiy
0.00053 ρmin > ρ Gunakan As = 180 mm2
Menghitung jumlah Tulangan dan Spasi
a. Momen Lapangan x
n= 18014
π 82=3.58 ≈ 4
s=10004
=250 mm
b. Momen Lapangan y
n= 18014
π 82=3.58 ≈ 4
s=10004
=250 mm
c. Momen Tumpuan x
n= 29314
π 82=5.83 ≈ 6
s=10006
=166.67 mm≈ 150 mm
d. Momen Tumpuan y
n=266.9314
π 82=5.31 ≈ 6
s=10006
=166.67 mm≈ 150 mm
e. Momen tak terduga tiy
n= 18014
π 82=3.58 ≈ 4
s=10004
=250 mm
3.5.2 Pelat Tipe 2, 3, 4, 5, dan 6
Untuk perhitungan pelat tipe 2, 3, 4, 5, dan 6 disajikan dalam tabel berikut: