Perhitungan Jumlah Koloni Mikroorganisme Dengan Metode Cawan
-
Upload
ade-pertiwi -
Category
Documents
-
view
88 -
download
1
description
Transcript of Perhitungan Jumlah Koloni Mikroorganisme Dengan Metode Cawan
PERHITUNGAN JUMLAH KOLONI MIKROORGANISME dengan METODE CAWAN
Analisis kualitatif atau biasa disebut dengan enumerasi mikroorganisme dalam hal ini dapat dilakukan baik dengan perhitungan langsung terhadap suatu sampel yaitu salah satunya dengan
alat bantu mikroskop, maupun dengan cara tidak langsung yaitu dengan beberapa metode perhitungan (Gobel, 2008).
Pada percobaan yang akan dilakukan, dapat di amati bahwa dalam suatu bahan/ media itu apabila diberi perlakuan tertentu ternyata menunjukkan tanda-tanda adanya mikroorganisme yang berkembang biak di sana. Seperti percobaan yang akan dilakukan menggunakan sampel air daging segar dan air daging kornet dengan pemberian perlakuan dengan metode tertentu (MPN dan TPC) yang akan memunculkan banyak mikroba dan kemudian akan dilakukan kuantitasi atau perhitungan jumlah mikrobia yang ada dengan menggunakan alat colony counter maupun hitung manual yang hasilnya akan diketahui setelah didapatkan hasil dari percobaan yang dilakukan ini.
B. Tujuan Praktikum
Mahasiswa mampu melakukan perhitungan jumlah koloni mikroorganisme dengan metode hitung cawan dan MPN serta memahami cara pelaporannya.
TINJAUAN PUSTAKAStandar Plate Count (SPC) merupakan suatu standar yang digunakan untuk melaporkan
hasil analisis mikrobiologi. SPC menjelaskan cara menghitung koloni yang tumbuh pada cawan serta cara memilih data yang ada untuk menentukan jumlah koloni.
A. Metode TPC (Hitungan Cawan)Metode hitungan cawan didasrkan pasa anggapan bahwa setiap sel yang dapat hidup akan
berkembang biak menjadisatu koloni. Jadi jumlah koloni yang muncul pada cawan mengandung indeks bagi jumlah mikroorganisme yang dapat terkandung dalam sampel. Teknik yang harus dikuasai dalam metode ini adalah mengencerkan sampel dan mencawankan hasil pengenceran tersebut. Setelah inkubasi, jumlah masing-masing cawan diamati. Untuk memenuhi persyaratan statistic, cawan yang dipilih untuk pengitungan koloni adalah yang mengandung antara 30-300 koloni. Karena jumlah mikroorganisme dalam sampel tidak diketahui sebelumnya, maka untuk memperoleh sekurang-kurangnya satu cawan yang mengandung koloni dalam jumlah yang memenuhi persyaratan tersebut, harus dilakukan sederetan pengenceran dan pencawanan. Jumlah organisme yang terdapat dalam sampel asal ditentukan dengan menggunakn jumlah koloni yang terbentuk dengan faktor pengenceran pada cawan yang bersangkutan.
Rumus yang digunakan dalam perhitungan :Faktor pengenceran = Pengenceran x Jumlah yang di tanamJumlah koloni = Jumlah yang di tanam x Faktor pengenceran
B. Metode MPN
. Metode MPN terdiri dari tiga tahap, yaitu uji pendugaan (presumtive test), uji konfirmasi (confirmed test), dan uji kelengkapan (completed test). Dalam uji tahap pertama, keberadaan coliform masih dalam tingkat probabilitas rendah; masih dalam dugaan. Uji ini mendeteksi sifat fermentatif coliform dalam sampel. Karena beberapa jenis bakteri selain coliform juga memiliki sifat fermentatif, diperlukan uji konfirmasi untuk mengetes kembali kebenaran adanya coliform dengan bantuan medium selektif diferensial. Uji kelengkapan kembali meyakinkan hasil tes uji konfirmasi dengan mendeteksi sifat fermentatif dan pengamatan mikroskop terhadap ciri-ciri coliform: berbentuk batang, Gram negatif, tidak-berspora (Fardiaz,1989).
Pada metode perhitungan MPN ini digunakan bentuk tiga seri pengenceran, yang pertama 10-1, 10-2, dan 10-3. Kemudian dari hasil perubahan tersebut dicari nilai MPNnya pada tabel nilai MPN, dan untuk jumlah bakterinya maka digunakan rumus (Gobel, 2008).METODE PRAKTIKUM
A. Alat dan bahan Colony counter Koloni mikroorganisme dalam media
B. Cara kerja1. Ambil media yang telah ditumbuhi koloni2. Letakan pada colony counter dan lakukan perhitungan, dengan aturan sebagai berikut:a. Hasil yang dilaporkan terdiri dari dua koma, dimana angka pertama didepan koma dan angka
kedua di belakang koma,dan berlaku juga pembulatan jika angka ketiga lebih dari 5.b. Jika jumlah koloni yang didapat kurang dari 30 koloni pada cawan petri untuk semua
pengenceran , hanya jumlah koloni pada pengenceran terendah yang dihitung. Di tulis < 30 x faktor pengenceran, dalam kurung ditulis angka yang sebenarnya.
c. Jika semua cawan petri yang yang telah ditumbuhi koloni besar dari 300, hanya jumlah koloni pada pengenceran tertinggi yang dihitung. Ditulis > 300 x faktor pengenceran, dalam kurung ditulis hasil sebenarnya.
d. Jika terdapat dua cawan yang memenuhi syarat SPC (30-300), dan perbandingan pengenceran tertinggi dan terendahnya besar dari dua, ditulis pengenceran terendah. Jika hasil kecil dari dua di ambil rata-rata.
e. Jika digunakan cawan duplo per pengencer, data yang diambil harus dari kedua cawan dan diambil rata-rata.
HASIL DAN PEMBAHASANPrinsip kerja : Jika sel miroba yang masih hidup ditumbuhkan pada medium agar, maka sel mikroba tersebut akan berkembangbiak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dengan mata tanpa menggunakan mikroskop.Dalam pelakasanaan praktikum kami membahas mengenai :
1. Metode hitung cawana. Pour plate ( metode tuang )b. Spread plate ( metode permukaan )
2. Metode MPNDalam praktikum ini, kami melakukan 2 kali pengenceran yang mana hasil yang kami peroleh dari pengerjaaan ini:Kami memperoleh koloni,Metode permukaan : 18 koloniMetode agar tuang : 64 koloniDengan pengenceran 2 kali berarti pengerceran menjadi 10 ̄ ².Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan maka dapat di hitung jumlah koloni pada masing – masing metode karena koloni yang kami dapat sesuai dengan aturan SPC yaitu 30 - 300.Faktor pengenceran (FP) : 1. Metode permukaan = 10 ² x 0,1 = 10 ³ 2. Metode agar tuang = 10 ² x 1 = 10 ²
Jadi, Jumlah koloni = koloni yang tumbuh x 1/ FP1. Metode permukaan = 18x 1/10 ³
= 0.18 x 10 5
2. Metode agar tuang = 64 x 10 ²= 6.4x 10 ³
Dan dalam metode MPN perhitungan di lakukan dengan menggunakan tabel sesuai pengenceran yang di lakukan. Dalam praktikum ini kami tidak melakukan perhitungan MPN karena waktu yang tersedia minim waktu melakukan praktikum ini.KesimpulanMetode table MPN yaitu metode untuk menghitung jumlah mikroba dengan menggunakan medium cair dalam tabung reaksi yang pada umumnya setiap pengenceran menggunakan 3 atau 5 seri tabung dan perhitungan yang dilakukan merupakan tahap pendekatan secara statisitik (Fardiaz,1989).
DAFTAR PUSTAKAHadioetomo, Ratna Siri. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama
perhitungan jumlah mikroba BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pertumbuhan didefinisikan sebagai pertambahan secara teratur semua komponen di dalam sel
hidup. Pertumbuhan microorganism terdiri dari beberapa fase yaitu fase adaptasi, pertumbuhan
awal, partum,buhan, logaritmik, pertumbuhan lambat, pertumbuhan lambat (stationer), menuju
kematian, serta fase kematian. Factor- factor yang mempengaruhi pertumbuhan adalah nutrien,
air, pH, suhu dan oksigen.
Suatu sampel yang diperkirakan mengandung lebih dari 300 sel mikroba per ml, per g, atau per
cm permukaan, memerlukan perlakuan pngenceran sebelum ditumbuhkan pada medium agar di
dalam cawan petri, sehingga setelah inkubasi akan terbentuk koloni pada cawan tersebut dalam
jumlah yang dapat dihitung, dimana jumlah yang terbaik adalah 30-300. Beberapa koloni yang
bergabung menjadi satu merupakan suatu kumpulan koloni yang besar dimana jumlah koloni
dapat di hitung sebagai satu koloni dan suatu dertan (rantai) koloni yang terlihat sebagai suatu
garis tebal dihitung sebagai satu koloni.
B. Tujuan
Menghitung jumlah mikroba dengan metode hitung cawan secara Pour Plate da Spread Plate.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pertumbuhan adalah penambahan secara teratur sumua komponen sel suatu jasad.
Pembelahan sel adalah hasil dari pertumbuhan sel. Pada jasad bersel tungga (uniseluler),
pembelahan atau perbanyakan sel merupakan pertambhan jumlah individu. Misalnya
pembelahan sel pada bakteri akan menghasilkan pertambahan jumlah sel bakteri itu sendiri. Pada
jasad bersel banyak (multiseluler), pembelahan sel tidak menghasilkan pertambahan jumalh
individunya, tetapi hanya merupakan pembentukan jaringan atau bertamvah besar jasadnya.
Dalam membahas pertumbuhan mikroba harus dibedakan antara pertumbuhan masing-masing
individu sel dan pertumbuhan kelompok sel atau pertumbuhan populasi (Suharjono, 2006).
Kecepatan pertumbuhan merupakan perubahan jumlah atau massa sel per unit waktu.
Pertumbuhan mikroba dalam suatu mediaum mengalami fase-fase yan berbeda, yang berturut-
turut disebut dengan fase lag, fase eksponensial, fase stasioner dan fase kematian. Pada fase
kematian eksponensial tidak diamati pada kondisi umum pertumbuhan kultur bakteri, kecuali
bila kematian dipercepat dengan penambahan zat kimia toksik, panas atau radiasi (Sofa, 2008).
Menurut Darkuni (2001) pertumbuhan bakteri pada umumnya akan dipengaruhi oleh
faktor lingkungan. Pengaruh faktor ini akan memberikan gambaran yang memperlihatkan
peningkatan jumlah sel yang berbeda dan pada akhirnya memberikan gambaran pula terhadap
kurva pertumbuhannya.
Menurut Tarigan (1998) kebutuhan mikroorganisme untuk pertumbuhan dapat
dibedakan menjadi dua kategori, yaitu: kebutuhab fisik dan kebutuhan kimiawi tau kemis.
Aspek-aspek fisik dapat mencakup suhu, pH dan tekanan osmotik. Sedangkan kebutuhan kemis
meliputi air, sumber karbon, nitrigen oksigen, mineral-mineral dan faktor penumbuh.
Hal ini sesuai dengan pendapat Hastuti (2007) bahwa terdapat beberapa faktor abiotik
yang dapat mempengaruh pertumbuhan bakteri, antara lain: suhu, cahaya, pH, Aw dan nutrisi.
Apabila difaktor-faktor abiotik tersebut memenuhi syarat, sehingga optimum untuk pertumbuhan
bakteri, maka bakteri dapat tumbuh dan berkembang biak. Pertumbuhan bakteri juga dapat
terganggu apabila kondisi fisiko kimia tidak memenuhi syarat. Selain dari faktor fisiko kimia,
pertumbuhan bakteri juga dapat terganggu dengan kehadiran mikroba lainnya yang bersifat
inhibitor, contohnya adalah jaur. Jamur antagonis akan menghambat pertumbuhan koloni bakteri
dengan membentuk zona antibiotis atau mematikan secara langsung dengan cara menyelimuti
pertumbuhan koloni pathogen (Bustamam, 2006).
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
a. Bahan
Air tahu
Air selokan
Air sayur
Lacto
b. Alat
Gambar alat Nama alat
Colony counter
Mikro pipet
Cawan petridish
Tabung reaksi
Pipet
c. Prosedur kerja
Metode Tuang (Pour Plate)
1. Dari pengenceran yang dikehendaki, sebanyak 1 ml atau 0,1 ml larutan tersebut, pipet kedalam
cawan petri menggunakan mikropipet
2. Kemuan ke dalam cawan tersebut dimasukkan agar cair steril yang telah didinginkan samai 47 –
50oC sebanyak 15 – 20 ml.
3. Segera setelah penuangan agar, cawan petri digerakkan diatas meja secara hati-hati untuk
menyebarkan sel-sel mikroba secara merata (gerakan melingkar atau gerakan seperti angka
delapan)
4. Setelah agar memadat, cawan-cawan tersebut dapat diinkubasi didalam inkubator pada suhu dan
waktu tertentu dengan posisi terbalik.
5. Setelah akhir masa inkubasi, koloni yang terbentuk dihitung. Perhitungan jumlah koloni dapat
dilakukan menggunakan “Queebe Colony Counter)
Metode Permukaan (Spread Plate)
1. Agar steril dituangkan ke dalam cawan petri dan dibiarkan membeku
2. Dari pengenceran yang dikehendaki, sebanyak 0,1 ml larutan tersebut dipipet pada permukaan
agar menggunakan mikropipet
3. Sebuah batang gelas melengkung (hocky stick) dicelupkan ke dalam alkohol 95% dan dipijarkan
sehingga alkohol habis terbakar. Seteah dingin batang gelas tersebut digunakan untuk meratakan
contoh diatas medium agar dengan cara memutarkan cawan petri diatas meja
4. Selanjutnya inkubasi dan perhitungan koloni dilakukan pada metode tuang
Jumlah koloni dapat dihitung sebagai berikut:
Koloniper ml atau per gr = jumlah koloni per cawan x
1_______
Faktor pengencer
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
Kelompok Kultur 10-3 10-4
A & H Air selokan 152 60
B & I Air tahu 210 46
C & J Air sayur 143 31
D & K Lacto 484 171
E & L Air selokan 174 44
F & M Air tahu 217 28
G & N Air sayur 55 10
BAB V
PEMBAHASAN
Mikroba seperti makhluk hidup lainnya memerlukan nutrisi pertumbuhan. Pengetahuan
akan nutrisi pertumbuhan ini akan membantu di dalam mengkultivasi, mengisolasi, dan
mengidentifikasi mikroba. Mikroba memiliki karakteristik dan ciri yang berbeda-beda di dalam
persyaratan pertumbuhannya. Ada ikroba yan bisa hidup hanya pada media yang mengabdung
sulfur dan ada pula yang tidak mampu hidup dan seterusnya. Karakteristik persyaratan
pertumbuhan mikroba inilah yang menyebabkan bermacam-macamnya media penunjang
pertumbuhan mikroba.
Di dalam mikrobiologi, media diartikan sebagai bahan yang terdiri atas campuran
nutrisi atau zat-zat hara (nutrien) yang digunakan untuk menumbuhakan mikroorganisme di atas
atau di dalamnya. Selain itu, media juga dapat digunakan untuk isolasi, perbanyakan, pengujian
sifat-sifat fisiologi dan biokimia, serta perhitungan jumlah mikroorganisme. Ada berbagai
macam jenis media pertumbuhan mikroba. Berdasarkan sumbernya, media dibagi atas dua yaitu
nedia sintetik dan media alami.
Dalam percobaan ini, medium yang digunakan adalah media NB, EMB, SSA. Media
agar adalah media yang umum digunakan untuk menmbuhkan bakteri, dukarenakan sifatnya
yang dapat menumbuhkan banyak bakteri.
Telah diketahui bersama, pertumbuhan mikroba dalah peningkatan jumlah sel dan
bukan peningkatan ukuran sel. Pertumbuhan mikroba untuk kondisi normal dapat diukur dengan
rumus log10 jumlah sel. Dari rumus tersebut dapat pula ditentukan jumlah generasi yang ada dan
waktu generasi pertumbuhan bakteri.
Number of generation =
log number of cell (end) – log number of cell (beginning)
0,301
= 21nimutes/generation
Generatio time=
60 min x hours_____
Number or generation
Rumus ini berlaku untuk pertumbuhan bakteri yang normal, atau tidak adanya kesalahan dalam prosedur pengembangbiakan, dan mengikuti kurva
Koloni bakteri adalah sekumpulan dari bakteri-bakteri yang sejenis yang mengelompok
menjadi satu dan membentuk suatu koloni-koloni. Untuk mengetahui pertumbuhan suatu bakteri
dapat dilakukan dengan menghitung jumlah koloni bakteri. Penghitungan suatu koloni dapat
dilakukan dengan metode pour plate (hitung cawan). Untuk mempermudah penghitungan jumlah
koloni bakteri digunakan alat yang biasa disebut Colony Counter. Pada alat Colony Counter,
penghitungan jumlah koloni bakteri dipermudah dengan adanya counter electronic. Dengan
adanya counter tersebut peneliti tinggal menandai koloni bakteri yang dihitung dengan
menggunakan pen yang terhubung dengan counter.
BAB VII
KESIMPULAN
Jumlah sel mikroba yang tumbuh dalam suatu cawan sangat bergantug pada jumlah generasi
yang ada da waktu generasi bakteri tertentu, sehingga pengamat harus megetahui waktu generasi
bakteri yang ia biakan agar dapat memprediksi jumlah sel bakteri yang baik
Pertumbuhan diartikan sebagai penambahn atau dapat dihubungkan dengan penambahan
ukuran, jumlah bobot, massa, dan banyak parameter lainnya dari suatu bentuk hidup.
Fase-fase pertumbuhan bakteri
- Fase adaptasi
- Fase pertumbuhan logaritmik
- Fase pertumbuhan awal
- Fase pertumbuhan tetap
- Fase menuju kematian
- Fase kematian
Factor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri
- Suhu
- Bahan bentuk gas
- Tekanan osmotic
- Pengeringan
- Keadaan ektim dingin
- Efek ion
- Efek radiasi
Syarat perhitungan bakteri
- Jumlah koloni yang akan dihitung harus dapat dihitung
- Jumlah koloni antara 30-300
- Melihat jumlah pengenceran karena semakin tinggi pengnceran maka sedikit jumlah mikroba
sehingga jumlah koloni dapat dihitung
DAFTAR PUSTAKA
http://biologi1b5.blogspot.com/2012/09/peralatan-gelas-kimia-1.html
http://www.slideshare.net/mivt/laporan-mikrobiologi-menghitung-jumlah-mikroba
http://faizalfajars.wordpress.com/2012/04/09/metode-menghitung-koloni-bakteri-dengan-
software-matlab/
http://proseduralatpengujiansnikualitaskadar.blogspot.com/2011/01/laporan-praktikum-
menanam-isolasi.html
http://1.bp.blogspot.com/-n46oaJxPeYI/T26focgtsAI/AAAAAAAAACk/1-e0pDxOnjs/s1600/
kurva.jpg
Morfologi Koloni Bakteri
13 Rabu Feb 2013
Posted by anitamuina in Laporan Praktikum Mikrobiologi
≈ Tinggalkan komentar
Populasi bakteri tumbuh sangat cepat ketika mereka disertakan dengan gizi dan kondisi lingkungan yang memungkinkan mereka untuk berkembang. Melalui pertumbuhan ini, berbagai jenis bakteri kadang-kadang akan menghasilkan koloni yang khas dalam penampilan. Beberapa koloni mungkin akan berwarna, ada yang berbentuk lingkaran, sementara yang lain tidak teratur. Karakteristik koloni (bentuk, ukuran, warna, dll) yang diistilahkan sebagai “koloni morfologi”. Morfologi koloni adalah cara para ilmuwan dapat mengidentifikasi bakteri. Morfologi koloni dapat ditinjau dari berbagai aspek, yaitu :
1. Shape : Bentuk2. Edge : Tepi;pinggir3. Elevation : Ketinggian4. Size : Ukuran5. Surface : Permukaan6. Consistency : Kekentalan ; kepadatan7. Odor : Bau8. Opacity : Transparansi9. Chromogenesis : Pigmentasi10. Bakteri, dari kata Latin bacterium (jamak, bacteria), adalah kelompok besar Prokariota,
selain Archaea, yang berukuran sangat kecil serta memiliki peran besar dalam kehidupan
di bumi. Mereka sangatlah kecil (mikroskopik) dan kebanyakan uniselular (bersel
tunggal), dengan struktur sel yang relatif sederhana: tanpa nukleus/inti sel, kerangka sel,
dan organel-organel lain seperti mitokondria dan kloroplas. Struktur sel mereka
dijelaskan lebih lanjut dalam artikel mengenai prokariota, karena bakteri merupakan
prokariota, untuk membedakan mereka dengan organisme yang memiliki sel lebih
kompleks, yang disebut eukariota. Istilah "bakteri" telah diterapkan untuk semua
prokariota atau untuk sebagian besarnya, tergantung pada gagasan mengenai hubungan
mereka.(Sutejdo.1991)
11. Bakteri dianggap sebagai organisme paling melimpah di bumi. Mereka tersebar dan
menghuni hampir semua tempat: di tanah, air, udara, atau dalam simbiosis dengan
organisme lain. Banyak patogen merupakan bakteri. Kebanyakan dari mereka kecil,
biasanya hanya berukuran 0,5-5 μm, meski ada jenis dapat menjangkau 0,3 mm dalam
diameter (Thiomargarita). Mereka umumnya memiliki dinding sel, seperti sel tumbuhan
dan jamur, tetapi dengan bahan pembentuk sangat berbeda (peptidoglikan). Banyak
bakteri yang bergerak menggunakan flagela, yang berbeda dalam strukturnya dari flagela
kelompok lain.
12. Bakteri memiliki beberapa bentuk yaitu basil (tongkat), kokus, dan spirilum. Bakteri yang
berbentuk tongkat maupun kokus dibagi menjadi beberapa macam. Pada bentuk basil
pembagiannya yaitu basil tunggal, diplobasil, dan tripobasil. Sedangkan pada kokus
dibagi monokokus (satu buah bakteri berbentuk kotak), diplococcus, sampai
staphylococcus (bentuknya mirip buah anggur. Khusus pada spirul hanya dibagi 2 yaitu
setengah melengkung dan tidak melengkung.
13. Bakteri juga dapat dibedakan melalui teknik pewarnaan gram. Teknik pewarnaan gram
tersebut dapat menghasilkan warna merah dan ungu. Bakteri gram negatif ditandai
dengan pewarnaan ungu sedangkan yang positif berwarna merah. Hal ini bertujuan untuk
memberikan warna pada bakteri pada akhirnya dapat diidentifikasi dengan mudah. Selain
itu, ada endospore yang bisa diwarnai. Endospora adalah organisme yang dibentuk dalam
kondisi yang stres karena kurang nutrisi, yang memiliki kemungkinan untuk tetap
berlanjut di lingkungan sampai kondisi menjadi baik .
14. Teknik pewarnaan gram haruslah sesuai prosedur karena dapat mengakibatkan kesalahan
identifikasi data apakah gram positif atau gram negatif sehingga diperlukan adanya
praktikum ini dilakukan agar mengetahui jalannya mekanisme pewarnaan gram.
15. Mikroorganisme yang ada dialam ini mempunyai morfologi, struktur dan sifat-sifat yang
khas, begitu pula dengan bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras
dengan air, dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan. Salah satu cara untuk
mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah untuk diidentifikasi ialah dengan metode
pengecatan atau pewarnaan. Hal tersebut juga berfungsi untuk mengetahui sifat
fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian
pengecatan .
16.
Tujuan dari pewarnaan adalah untuk memudahkan melihat bakteri dengan mikroskop,
memperjelas ukuran dan bentuk bakteri, untuk melihat struktur luar dan struktur dalam
bakteri seperti dinding sel dan vakuola, menghasilkan sifat-sifat fisik dan kimia yang
khas daripada bakteri dengan zat warna, serta meningkatkan kontras mikroorganisme
dengan sekitarnya (Volk & Wheeler, 1980).
17.
Zat warna adalah senyawa kimia berupa garam-garam yang salah satu ionnya berwarna.
Garam terdiri dari ion bermuatan positif dan ion bermuatan negatif. Senyawa-senyawa
kimia ini berguna untuk membedakan bakteri-bakteri karena reaksinya dengan sel bakeri
akan memberikan warna berbeda. Perbedaan inilah yang digunakan sebagai dasar
pewarnaan bakteri. Sel-sel warna dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu asam dan
basa. Jika warna terletak pada muatan positif dari zat warna, maka disebut zat warna
basa. Jika warna terdapat pada ion negatif, maka disebut zat warna asam. Contoh zat
warna basa adalah methylen blue, safranin, netral red, dan lain-lain. Zat warna asam
umumnya mempunyai sifat dapat bersenyawa lebih cepat dengan bagian sitoplasma sel
sedangkan zat warna basa mudah bereaksi dengan bagian-bagian inti sel.
18. A.Morfologi BakteriSecara harafiah, morfologi berarti ‘pengetahuan tentang bentuk’ (morphos). Morfologi dalam cabang ilmu biologi adalah ilmu tentang bentuk organisme, terutama hewan dan tumbuhan dan mencakup bagian-bagiannya. Morfologi bakteri dapat dibedakan menjadi dua yaitu :1.Morfologi makroskopik (kolonial morfologi)pengamatan pada plate agar•Karakterisktik koloni •Bentuk koloni, ukuran, margin, elevasi, warna, permukaan, konsistensi2.Morfologi mikroskopis (seluler morfologi)pengamatan dibawah mikroskop.•Struktur sel bakteri •Flagella, pili, kapsul, dinding sel, sitoplasma, spora, flagella, pili, kapsul.
19. I.Morfologi MakroskopikPopulasi bakteri tumbuh sangat cepat ketika mereka ditambahkan dan disesuaikan dengan gizi dan kondisi lingkungan yang memungkinkan mereka untuk berkembang. Melalui pertumbuhan ini, berbagai jenis bakteri kadang memberi penampilan yang khas. Beberapa koloni mungkin akan berwarna, ada yang berbentuk lingkaran, sementara ada yang bentuknya tidak teratur. Karakteristik koloni (bentuk, ukuran, margin, elevasi, warna, permukaan, konsistensi) yang diistilahkan sebagai “morfologi koloni”. Morfologi koloni adalah cara para ilmuwan dapat mengidentifikasi bakteri secara makroskopis.A. Ukuran:•Bentuk titik•Kecil.•Moderat atau sedang•BesarB.Pigmentasi (warna koloni)•Putih•Kuning•Merah•Ungu•Dan lain-lainC.Form (Bentuk koloni)•Sirkuler : Bulat, bertepi•Ireguler : tidak beraturan, bertepi•Rhizoid : bentuk sseperti akar, pertumbuhan menyebarD.Margin•Entire : Tepian rata•Lobate : tepian berlekuk•Undulate : tepian bergelombang•Serrate : Tepian bergerigi•Filamentous : tepian seperti benang-benangE.Elevasi (ketinggian pertumbuhan koloni bakteri)
•Flat : ketinggian tidak terukur, nyaris rata dengan medium•Raised : ketinggian nyata terlihat, namun rata pada seluruh permukaan•Convex : bentuk cembung seperti tetesan air•Umbonate : bentuk cembung dibagian tengah lebih menonjol
20. II.Morfologi MikroskopikMorfologi mikroskopik adalah karakteristik bakteri yang dilihat melalui pengamatan dibawah mikroskop. Bentuk bakteri sangat bervariasi, tetapi secara umum ada 3 tipe, yaitu :
21. •bentuk bulat / kokus•bentuk batang / basil•Bentuk spiral / spirilium.
22. a)Bentuk bulat.Bentuk coccus (coccus = sferis / tidak bulat betul) dapat di bedakan lagi menjadi :1.micrococcus : berbentuk bulat, satu-satu. Contohnya Monococcus gonorhoe.2.Diplococcus : berbentuk bulat, bergandengan dua-dua.Misalnya Diplococcus pneumonia.3.Staphyllococcus : berbentuk bulat, tersusun seperti untaian buah anggur. Misalnya Staphyllococcus aureus, Staphyllococcus epidermidis, Staphyllococcus saprofiticus.4.Streptococccus : berbentuk bulat, bergandengan seperti rantai, sebagai hasil pembelahan sel kesatu atau dua arah dalam satu garis. Misalnya Streptococcus faecalis, Streptococcus lactis, dll5.Sarcina : berbentuk bulat, terdiri dari 8 sel yang tersusun dalam bentuk kubus sebsgai hasil bembelahan sel ke 3 arah. Misalnya : Thiosarcina rosea6.Tetracoccus/gaffkya : berbentuk bulat tersusun dari 4 sel berbentuk bujur sangkar, sebagai hasil pembelahan sel kedua arah. Misalnya Pediococcus
23. b)Bentuk BatangBakteri bentuk batang dapat dibedakan ke dalam bentuk batang panjang dan batang pendek, dengan ujung datar atau lengkung. Bentuk batang dapat dibedakan lagi atas bentuk batang yang mempunyai garis tengah sama atau tidak sama di seluruh bagian panjangnya. Bakteri bentuk batang dapat terdiri atas :a.sel tunggal (monobasil), contohnya : Escherichia colib.bergandengan dua-dua (diplobacil), contohnya : Diplococcus pneumoniaec.sebagai rantai (streptobacil), atau sebagai jaringan tiang (palisade), contohnya: Bacillus anthraxis
24. c)Bentiuk lengkung / spiralBentuk lengkung/spiral pada pokoknya dapat dibagi menjadia.Bentuk koma (vibrio) jika lengkungnya kurang dari setengah lingkaran. contohnya Vibrio cholera, penyebab penyakit kolera.b.Bentuk spiral jika lengkungnya lebih dari setengah lingkaran. , contohnya Spirillium minor yang menyebabkan demam dengan perantara gigitan tikus atau hewanpengerat lainnya.c.Bentuk spiroseta : berupa spiral yang halus dan lentur, lebih berkelok dengan ujung lebih runcing. contohnya Treponema pallidum, penyebab penyakit sifilisBentuk tubuh bakteri dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, medium dan usia. Oleh karena itu untuk membandingkan bentuk serta ukuran bakteri, kondisinya harus sama.
Pada umumnya bakteri yang usianya lebih muda ukurannya relatif lebih besar daripada yang sudah tua.
25. Bakteri merupakan sekelompok mikroorganisme yang termasuk prokaryote, sel tubuh bakteri berukuran sangat kecil, kebanyakan diameternya berukuran kira-kira 0,5-0,1µm. Kebanyakan bakteria merupakan jasad yang transparan (tembus cahaya) dengan indeks bisa yang sama dengan indeks bisa cairan suspensi di mana bakteri tersebut hidup (Taringan, 1988).
26. Pada umumnya dikenal tiga bentuk bakteri, yaitu kokus, Basil, dan spiral.1. KokusKokus (Coccus: seperti buah beri) berbentuk menyerupai buah beri kecil apabila dilihat dari bawah mikroskop. Bakteri ini terdapat dalam beberapa pola atau kelompok yang berbeda. Beberapa kokus yang secara khas hidup sendiri-sendiri, sedangkan yang lain dijumpai dalam bentuk berpasangan , kubus, atau rantai panjang, tergantung pada caranya membelah diri yang diikuti dengan perekatan satu dengan yang lainnya setelah pembelahan.
27. Kokus yang senantiasa membelah dalam satu bidang, namun tidak memisahkan diri, sering membentuk rantai kokus, yag merupakan ciri khas dari marga Streptococcus. Kokus yang membelah dalam tiga bidang yang tegak lurus satu dengan yang lainnya membentuk suatu kubus. Cara pembelahan ini dijumpai pada marga Sarcina. Kokus yang membelah dalam dua bidang untuk membentuk empat sel terdeapat pada marga pediacoccus. Kokus yang membelah dalam dua bidang untuk membentuk gugusan yang tidak teratur diklasifikasikan dalam marga Staphylococcus (Volk dan Weeler, 1973).
28. Bakteri yang berbentuk kokus bisaanya bulat, ataupun berbentuk oval, memanjang atau mendatar pada satu sisinya. Apabila bakteri yang berbentuk kokus ini berkembang biak dengan membelah diri, sel-selnya akan berhimpitan dan tidak kan memisah. Bakteri yang berbentuk kokus ini masih bisa dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu:
29. a. Monokokus (mono = satu),b. Diplokokus (diplo = dua, sepasang), yaitu bakteri bentuk kokus yang berpasang-pasangan, contohnya Streptococcus pneumoniaedahulu disebut Dipococcus pneumoniae,c.Streptococcus, yaitu coccus yang bergandengan satu dengan yang lainnya,d. Tetracoccus, yaitu bentuk bakteri coccus yang mengelaompok empat buah,e. Stapilococcus, yaitu bentuk bakteri coccus yang membnetuk untaian,f. Sarcina, yaitu bentuk bakteri coccus hang mengelomok menyerupai kubus(Taringan, 1988).
30. 2. BasilBasil (artinya batang kecil) adalah bakteri yang bentuknya menyerupai batang atrau silinder. Basil-basil ini sangat beraneka ragam ukurannya. Tidak seperti kokus, basil membelah dalam satu bidang. Oleh sebab itu, bakteri ini mungkin teramati sebagai sel tunggal, berpasangan, atau dalam rantai pendek maupun rantai panjang (Volk dan Weeler, 1973).Bakteri berbentuk basil ini menyerupai bentuk batang yang pendek, silindris, yang mempunyai bentuk dan ukuran yang bermacam-macam. Basil dapat bergandengan dua-dua yang disebut dipolobasil, dan yang bergandengan panjang disebut streptobasil. Basil yang terlepas satu dengan yang lain mempunyai ujung yang tumpul, sedangkan yanmg bergandengan satu dengan yang lainnya mempunyai ujung yang runcing (Taringan, 1988).
31. 3. SpiralAda bakteri yang berbentuk helikoidal, yang berpilin-pilin seperti spiral dan ada juga yang berbentuk sperti koma, misalnyaVibrio cholerae (Taringan, 1988). Spirochaeta juga merupakian bakteri berbentuk spiral tetapi bedanya dengan spiril dalam hal kemampuannya untuk melenturkan dan melekuk-lekukkan tubuhnya sambil bergerak. Gerakan ini dimungkinkan timbul karena kontraksi benang aksial atau flagelata yang membelit sekitar organisme antara membran plasma dengan dinding sel (Volk dan Weeler, 1973).
32. Selain morfologi tubuh bakteri seperti di atas, bakteri juga dapat dibedakan berdasarkan tipe-tipe koloninya. Setiap jenis bakteri berkoloni dan membentuk morfologi koloni yang berbeda-beda. Klasifikasi bentuk morfologi koloni ini dapat dibedakan berdasarkan warna, bentuk, tepian dan elevasi koloni bakteri tersebut, serta ciri-ciri morfologi yang lainnya.Dalam Hedi Utomo (1985:66) dalam Utami (2008) disebutkan beberapa ciri-ciri morfologi koloni bakteri sebagai dasar klasifikasi bakteri berdasarkan morfologi koloninya, yaitu:
33. 1. Bentuk, bentuk-bentuk koloni bakteri antara lain:a. Bundarb. Bundar dengan tepian kerangc. Bundar dengan tepian timbuld. Keripute. Konsentrisf. Tak beraturan dan menyebarg. Berbenang-benangh. Bentuk Li. Bundar, tepian menyebarj. Rizoidk. kompleks
34. 2. Tepian, antara lain:a. Licinb. Berumbaic. Berlekukd. Tak berarturane. Silliutf. Bercabangg. Seperti woh. Seperti benangi. Seperti ikal rambut
35. 3. Elevasi, antara lain:a. Datarb. Timbulc. Cembungd. Seperti tetarane. Seperti tombolf. Berbukit-bukit
g. Tumbuh kedalam mediumh. Seperti kawah
MENENTUKAN JUMLAH & UKURAN MIKROBATanggal Praktikum : 30 November 2012I. Tujuan Praktikum- Melakukan pengukuran sel mikroorganisme.- Melakukan perhitungan mikroba dengan cara Plate Count, MPN, danHaemotytometer.II. Dasar TeoriMikroorganisme adalah makhluk hidup yang mempunyai ukuran yang sangat kecil.Untuk mengamati mikroba tidak bisa digunakan mata telanjang. Beberapa alat digunakanuntuk mengamatinya, seperti mikroskop dengan perbesaran yang beragam. Selain diamati,mikroorganisme atau mikrobia tersebut juga dapat dihitung.Perhitungan ini diperlukan untuk mengetahui seberapa banyak jumlah mikroba yangada di dalam sampel. Alat yang digunakanuntuk menghitung mikroba ini adalahcolony counter. Jumlah mikroorganisme dapat dihitungmelalui beberapa cara, namun secara mendasar dapat dikelompokkan menjadi dua yaituperhitungan langsung dan tidak langsung. Perhitungan secara langsung dapat mengetahuibeberapa jumlah mikroorganisme pada suatu bahan pada suatu saat tertentu tanpamemberikan perlakuan terlebih dahulu, sedangkan jumlah organisme yang diketahui dari caratidak langsung terlebih dahulu harus memberikan perlakuan tertentu sebelum dilakukanperhitungan (Arya, 2008).Perhitungan secara langsung, dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain adalahdengan membuat preparat dari suatu bahan (preparat sederhana diwarnai atau tidak diwarnai)dan penggunaan ruang hitung (counting chamber). Sedangkan perhitungan cara tidak langsung hanya untuk mengetahui jumlah mikroorganisme pada suatu bahan yang masihhidup saja (viabel count). Dalam pelaksanaannya, adabeberapa cara yaitu : perhitungan padacawan petri (total plate count / TPC),perhitungan melalui pengenceran, perhitungan jumlahterkecil atau terdekat (MPNmethode), dan kalorimeter (cara kekeruhan atau turbidimetri).Metode perhitunganMPN sering digunakan dalam pengamatan untuk menghitung jumlahbakteri yang terdapat di dalam tanah seperti Nitrosomonas dan Nitrobacter. Kedua jenisbakteri ini memegang peranan penting dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi
tanaman, sehubungan dengan kemampuannya dalam mengikat N2 dari udara dan mengubahamonium menjadi nitrat (Lim, 1998).Perhitungan jumlah suatu bakteri dapat melalui berbagai macam uji seperti uji kualitatif koliform yang secara lengkap terdiri dari tiga tahap yaitu uji penduga (uji kuantitatif, bisadengan metode MPN), uji penguat dan uji pelengkap.Waktu, mutu sampel, biaya, tujuananalisis merupakan beberapa faktor penentu dalam uji kualitatif koliform. Bakteri koliformdapat dihitung dengan menggunakan metode cawan petri (metode perhitungan secara tidak langsung yang didasarkan pada anggapan bahwa setiap sel yang dapat hidup akanberkembang menjadi satu koloni yang merupakan suatu indeks bagi jumlah organisme yangdapat hidup yang terdapat pada sampel) seperti yang dilakukan pada percobaan ini.
(Lay,1994).Pengukuran kuantitatif populasi mikroorganisme sangat diperlukan untuk berbagaimacam penelaahan mikrobiologis. Berbagai macam cara dapat dilakukan untuk menghitung jumlah mikroorganisme, akan tetapi secara mendasar, ada dua cara yaitu secara langsung dansecara tidak langsung. Ada beberapa cara perhitungan secara langsung, antara lain adalahdengan membuat preparat dari austu bahan (preparat sederhana diwarnai atau tidak diwarnai)dan penggunaan ruang hitung (counting chamber). Sedangkan perhitungan cara tidak langsung hanya untuk mengetahui jumlah mikroorganisme pada suatu bahan yang masihhidup saja (viabel count). Dalam pelaksanaannya, ada beberapa cara yaitu : perhitungan padacawan petri (total plate count / TPC), perhitungan melalui pengenceran, perhitungan jumlahterkecil atau terdekat (MPN methode), dan kalorimeter (cara kekeruhan atau turbidimetri)(Dwidjoseputro,1998).