Perencanaan Wilayah

17
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ruang merupakan wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang didalam bumi sebagai suatu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lainnya hidup dan melakukan kegiatan serta memelihara kelansungan hidupnya. Sementara tata ruang merupakan kegiatan menata ruang untuk kehidupan agar sesuai kebutuhan. Berbagai konsep nomenklatur wilayah seperti “wilayah”, “kawasan”, “daerah”, “regional”, “area”, “ruang” dan istilah-istilah sejenis banyak dipergunakan dan saling dapat di pemahaman yang berbeda-beda. Ketidakkonsistenan istilah tersebut kadang menimbulkan kerancuan pemahaman dan sering membingungkan. Menurut Undan-undang No. 26/2007, wilayah merupakan ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan aspek fungsional. Menurut FE UI, perencanaan merupakan suatu proses yang cukup kompleks dalam pengambilan keputusan dimana melibatkan berbagai aktivitas, meliputi berbagai ruang di tingkat pelaksana. Secara singkat dapat dikatakan bahwa perencanaan terdiri atas dua unsur yaitu keinginan yang ingin dicapai dan cara untuk mencapainya. Produk dari perencanaan tersebut merupakan sesuatu yang dapat digunakan agar dapat menyajikan output dalam berbagai bentuk, seperti dokumen, proposal, dan sebagainya.

Transcript of Perencanaan Wilayah

Page 1: Perencanaan Wilayah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ruang merupakan wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara,

termasuk ruang didalam bumi sebagai suatu kesatuan wilayah, tempat manusia dan

makhluk lainnya hidup dan melakukan kegiatan serta memelihara kelansungan hidupnya.

Sementara tata ruang merupakan kegiatan menata ruang untuk kehidupan agar sesuai

kebutuhan.

Berbagai konsep nomenklatur wilayah seperti “wilayah”, “kawasan”, “daerah”,

“regional”, “area”, “ruang” dan istilah-istilah sejenis banyak dipergunakan dan saling

dapat di pemahaman yang berbeda-beda. Ketidakkonsistenan istilah tersebut kadang

menimbulkan kerancuan pemahaman dan sering membingungkan. Menurut Undan-

undang No. 26/2007, wilayah merupakan ruang yang merupakan kesatuan geografis

beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek

administratif dan aspek fungsional.

Menurut FE UI, perencanaan merupakan suatu proses yang cukup kompleks

dalam pengambilan keputusan dimana melibatkan berbagai aktivitas, meliputi berbagai

ruang di tingkat pelaksana. Secara singkat dapat dikatakan bahwa perencanaan terdiri atas

dua unsur yaitu keinginan yang ingin dicapai dan cara untuk mencapainya. Produk dari

perencanaan tersebut merupakan sesuatu yang dapat digunakan agar dapat menyajikan

output dalam berbagai bentuk, seperti dokumen, proposal, dan sebagainya.

Jika ketiga definisi diatas digabungkan maka dapat disimpulkan bahwasannya

perencanaan tata ruang wilayah merupakan perencanaan penggunaan dan pergerakan

ruang tersebut, dimana dalam aktivitasnya menetapkan tujuan dan memilih langkah-

langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. Pengertian akan perencanaan

ini menjadi penting mengingat dalam pelaksanaannya turut terlibat pihak-pihak lain

seperti politisi, administrator, dan masyarakat umum.

Sebagai sumber daya, ruang memiliki karakteristik yakni dapat dimanfaatkan

untuk kesejahteraan manusia, dimana terdapat permintaan dan teknologi untuk

memanfaatkannya. Pesisir merupakan sumber daya alam yang sangat penting, dimana

hampir seluruh aktivitas sosial dan ekonomi memerlukan lokasi pesisir. Ada begitu

banyak lokasi pesisir yang memiliki nilai lansekap, habitat alam, dan sejarah yang tinggi

Page 2: Perencanaan Wilayah

yang patut untuk dijaga dari berbagai kerusakan baik yang disengaja maupun tidak

disengaja.

Perencanaan tata ruang wilayah pesisir sangat berperan dalam penyelarasan

kebutuhan pembangunan wilayah dengan kebutuhan akan perlindungan, pelestarian, dan

peningkatan kualitas lingkungan, lansekap, habitat flora dan fauna, serta pembangunan

kawasan rekreasi pantai. Sehingga selain untuk melestarikan keindahan pantai,

perencanaan tata ruang wilayah pesisir juga diharapkan dapat meningkatkan

kesejahteraan masyarakat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka permasalahan

yang dapat dikaji antara lain :

1. Bagaimana kondisi wilayah pesisir saat ini?

2. Apa yang mendasari timbulnya ide untuk menata ruang wilayah pesisir?

3. Apa saja kebijakan yang patut diterapkan untuk menata ruang wilayah pesisir?

C. Tujuan Penulisan

Sejalan dengan permasalahan di atas, maka yang menjadi tujuan penulisan ini adalah :

1. Mengetahui kondisi wilayah pesisir saat ini

2. Mengetahui hal yang mendasari timbulnya ide untuk menata ruang wilayah pesisir

3. Mengetahui kebijakan yang patut diterapkan untuk menata ruang wilayah pesisir

Page 3: Perencanaan Wilayah

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kondisi Wilayah Pesisir Saat Ini

Berdasarkan ketentuan Pasal 3 UU No. 6/1996 tentang Perairan Indonesia, wilayah

perairan Indonesia mencakup :

1. Laut territorial Indonesia adalah jalur laut selebar 12 mil laut diukur dari garis

pangkal kepulauan Indonesia,

2. Perairan Kepulauan, adalah semua perairan yang terletak pada sisi dalam garis

pangkal lurus kepulauan tanpa memperhatikan kedalaman dan jarak dari pantai,

3. Perairan Pedalaman adalah semua peraiaran yang terletak pada sisi darat dari garis air

rendah dari pantai-pantai Indonesia, termasuk didalamnya semua bagian dari perairan

yang terletak pada sisi darat pada suatu garis penutup

Wilayah laut dan pesisir beserta sumberdaya alamnya memiliki makna strategis bagi

pengembangan ekonomi Indonesia, karena dapat diandalkan sebagai salah satu pilar ekonomi

nasional. Disamping itu, fakta-fakta yang telah dikemukakan beberapa ahli dalam berbagai

kesempatan, juga mengindikasikan hal yang serupa. Fakta-fakta tersebut antara lain adalah :

1. Secara sosial, wilayah pesisir dihuni tidak kurang dari 110 juta jiwa atau 60% dari

penduduk Indonesia yang bertempat tinggal dalam radius 50 km dari garis pantai.

Dapat dikatakan bahwa wilayah ini merupakan cikal bakal perkembangan urbanisasi

Indonesia pada masa yang akan dating.

2. Secara administratif kurang lebih 42 Daerah Kota dan 181 Daerah Kabupaten berada

di pesisir, dimana dengan adanya otonomi daerah masing-masing daerah otonomi

tersebut memiliki kewenangan yang lebih luas dalam pengolahan dan pemanfaatan

wilayah pesisir.

3. Secara fisik, terdapat pusat-pusat pelayanan sosial-ekonomi yang tersebar mulai dari

Sabang hingga Jayapura, dimana didalamnya terkandung berbagai asset sosial (Social

Overhead Capital) dan ekonomi yang memiliki nilai ekonomi dan financial yang

sangat besar.

4. Secara ekonomi, hasil sumberdaya pesisir telah memberikan kontribusi terhadap

pembentuka PDB nasional sebesar 24% pada tahun 1989. Selain itu, pada wilayah ini

juga terdapat berbagai sumber daya masa depan (future resources) dengan

Page 4: Perencanaan Wilayah

memperhatikan berbagai potensinya yang pada saat ini belum dikembangkan secara

optimal, antara lain potensi perikanan yang saat ini baru sekitar 58,5% dari potensi

lestarinya yang termanfaatkan.

5. Wilayah pesisir di Indonesia memiliki peluang untuk menjadi produsen (exporter)

sekaligus sebagi simpul transportasi laut di Wilayah Asia Pasifik. Hal ini

menggambarkan peluang untuk meningkatkan pemasaran produk-produk sektor

industri Indonesia yang tumbuh cepat (4%-9%)

6. Selanjutnya, wilayah pesisir juga kaya akan beberapa sumber daya pesisir dan lauatan

yang potensial dikembangkan lebih lanjut meliputi (a) pertambangan dengan

diketahuinya 60% cekungan minyak, (b) perikanan dengan potensi 6,7 juta ton/tahun

yang tersebar pada 9 dari 17 titik penangkapan ikan di dunia, (c) pariwisata bahari

yang diakui duniadengan keberadaan 21 spot potensial, dan (d) keanekaragaman

hayati yang sangat tinggi (natural biodiversity) sebagai daya tarik bagi pengembangan

kegiatan “ecotaurism”.

7. Secara biofisik, wilayah pesisir di Indonesia merupakan pusat biodiversity laut tripis

dunia kerena hamper 30% hutan bakau dan terumbu karang dunia terdapat di

Indonesia.

8. Secara politik dan hankam, wilayah pesisir merupakan kawasan perbatasan antar

Negara maupun antar daerah yang sensitive dan memiliki implikasi terhadap

pertahanan dan keamanan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Berdasarkan pengalaman hingga saat ini, kebanyakan wilayah pesisir Indonesia belum

digali potensinya secara utuh, terutama wilayah pesisir yang dihuni oleh para nelayan.

Kebanyakan nelayan hanya memanfaatkan hasil laut seperti ikan, rumput laut, terumbu

karang, dan sebagainya hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sehingga

potensi pesisir yang sebenarnya besar hanya diberdayakan untuk mencukupi kebutuhan fisik

masyarakat saja. Mereka belum banyak melakukan pemanfaatan terhadap potensi pesisir

secara besar-besaran guna mendapatkan keuntungan dan meningkatkan pertumbuhan

perekonomian. Pada umumnya hanya Kabupaten dan Kota yang memanfaatkan pesisir

sebagai usaha ekonomi dalam skala besar, dimana pemanfaatan lebih cenderung kepada

sektor pariwisata. Namun, wewenang untuk mengelola bidang kelautan ini masih termasuk

wewenang baru bagi daerah sehingga belum sepenuhnya dilakukan oleh Kabupaten dan Kota

di wilayah pesisir.

Page 5: Perencanaan Wilayah

2.2 Hal yang Mendasari Timbulnya Ide untuk Menata Ruang Wilayah Pesisir

Sebagian besar pemanfaatan potensi wilayah pesisir yang dilakukan masyarakat

belum memenuhi ketentuan secara lestari dan berkelanjutan. Jika terus-menerus dilanjutkan,

maka dapat berpengaruh terhadap kelestarian pesisir dan lingkungannya. Penyebab degradasi

kondisi daerah pesisir secara tidak langsung juga disebabkan oleh pengelolaan sumber daya

alam di hulu yang berpengaruh terhadap muara di pesisir.

Kebijakan reklamasi yang tidak berdasarkan kepada analisa dampak lingkungan pada

beberapa daerah juga berpengaruh terhadap ekosistem wilayah pesisir. Perizinan

pengembangan usaha bagi kelangan dunia usaha selama ini sebagian besar menjadi

kewenangan pusat. Kadangkala dalam hal ini pemberian izin tersebut tanpa memperhatikan

kepentingan daerah dan masyarakat setempat.

Jika kita perhatikan berbagai permasalahan yang timbul dalam pemanfaatan dan

pengelolaan daerah pesisir dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

Pemanfaatan dan pengelolaan daerah belum diatur dengan peraturan perundang-

undangan yang jelas, seingga daerah mengalami kesulitan dalam menetapkan sesuatu

kebijakan.

Pemanfaatan dan pengelolaan daerah pesisir cendrung bersifat sektoral, sehingga

kadangkala melahirkan kebijakan yang tumpang tindih satu sama lain.

Pemanfatan dan pengelolaan daerah pesisir belum memperhatikan konsep daerah

pesisir sebagai suatu kesatuan ekosistem yang tidak dibatasi oleh wilayah

administratif pemerintahan, sehingga hal ini dapat menimbulkan konflik kepentingan

antar daerah.

Kewenangan daerah dalam rangka otonomi daerah belum dipahami secara

komprehensif oleh para stakeholders, sehingga pada setiap daerah dan setiap sektor

timbul berbagai pemahaman dan penafsiran yang berbeda dalam pemanfaatan dan

pengelolaan daerah pesisir.

Wilayah pesisir harus dilindungi dengan sistem perencanaan tata ruang dan harus

dikelola secara bijak oleh pemerintah daerah, pemilik lahan dan instansi pengendali

lingkungan. Rencana tata ruang harus menentukan wilayah pesisir di setiap daerah. Pada

wilayah ini, kegiatan pembangunan dan pemanfaatan lahan tunduk pada peraturan yang

khusus, yang perlu dibuat oleh setiap pemda dengan berpedoman pada peraturan nasional

yang berlaku. Masyarakat perlu memahami bahwa pembangunan di wilayah pesisir sering

Page 6: Perencanaan Wilayah

menimbulkan dampak terhadap wilayah lepas pantai (offshore). Suatu kegiatan masyarakat

dapat berdampak pada ketersediaan ikan dan keberadaan terumbu karang dan dengan

demikian juga mempengaruhi mata pencaharian masyarakat nelayan setempat. Pemda harus

memperhatikan hal demikian pada saat membuat keputusan perencanaan. Demikian juga,

ketika mempertimbangkan dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh pembangunan yang

dilakukan di luar wilayah pesisir, pemda perlu mempertimbangkan pengaruh atas wilayah

pesisir tersebut.

Kegiatan yang berlokasi di bawah wilayah pesisir juga harus dikendalikan. Setiap

kegiatan harus memenuhi ketentuan yang berlaku seperti misalnya dalam hal pengeboran

minyak bumi dan gas, navigasi, penelitian dasar laut, reklamasi, dan sebagainya. Sebelum

memulainya, terlebih dahulu harus dilakukan konsultasi publik dan penyusunan andal secara

benar. Kebijakan khusus perlu diterapkan pada sejumlah wilayah pesisir yang memiliki nilai

pemandangan, konservasi alamiah, atau kandungan ilmiah yang tinggi. Pemerintah dan

pemda perlu menyusun peraturan agar wilayah pesisir yang memiliki kualitas khusus ini tidak

hancur karena ketidaktahuan atau kesengajaan. Pemerintah Pusat dan Pemda dapat

menetapkan bahwa kegiatan yang berlokasi di kawasan yang memiliki karakter khusus ini

harus memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam peraturan tersebut.

2.3 Kebijakan Tata Ruang Wilayah Pesisir

Ada beberapa kebijakan yang dapat diterapkan untuk menata ruang wilayah pesisir,

diantaranya kebijakan konservasi lingkungan alam, kebijakan pencegahan bencana alam, dan

kebijakan rehabilitasi lingkungan.

1. Kebijakan Konservasi Lingkungan Alam

Kebijakan ini memprioritaskan perlindungan dan peningkatan kekayaan karakter

alam wilayah pesisir yang tidak untuk dikembangkan. Pembangunan wilayah pesisir yang

memiliki pemandangan alam indah dan nilai sejarah, sebisa mungkin harus dibatasi,

terutama aktivitas pembangunan berskala besar seperti pembangunan perumahan tepi

pantai. Pembangunan seperti itu hanya akan mengancam terjadinya kerusakan lingkungan

yang seharusnya dikonservasi.

Wilayah pesisir menyediakan banyak habitat bagi alam, dimana perannya sangat

penting bagi dunia nasional maupun internasional. Karena itu, wilayah pesisir harus

dilindungi dan dilestarikan. Selain itu, wilayah pesisir juga memiliki kawasan pertanian

subur. Pertimbangan yang matang sangat diperlukan untuk menentukan keputusan

pembangunan di wilayah pesisir tersebut.

Page 7: Perencanaan Wilayah

Muara yang terdapat di wilayah pesisir memiliki pengaruh atas pembangunan,

dimana aktivitas perikanan dan terumbu karang ditemukan pada bagian ini. Untuk

merumuskan kebijakan dan mengambil keputusan, perlu pemahaman yang detail atas

wilayah pesisir tersebut, dimana terdapat hubungan antara mata pencaharian penduduk,

sumber daya pantai, keindahan panorama, dan diversifikasi kehidupan liar. Selain itu,

masih terdapat beberapa wilayah pesisir yang memiliki nilai sejarah yang baik, seperti

monumen peninggalan zaman dahulu, prasasti, dan sebagainya.

2. Kebijakan Pencegahan Bencana Alam

Wilayah pesisir memiliki potensi bencana yang cukup besar, dimana sering sekali

terjadi banjir, abrasi pantai, erosi, tsunami, dan tanah longsor. Tentu dengan adanya

peringatan ini, kebijakan yang dibuat haruslah mampu menghindari wilayah pesisir

tersebut dari terjadinya bencana alam. Secara khusus, pembangunan di wilayah yang

berpotensi tinggi terhadap bencana tidak diperbolehkan. Karena itu, pemerintah daerah

harus mampu meminimalkan pembangunan di wilayah yang mengandung ancaman

bencana alam yang cukup tinggi, dengan terlebih dahulu mengindentifikasi jenis bencana

yang sering terjadi dan upaya pencegahan yang sekiranya dapat dilakukan. Analisis resiko

harus dilakukan secara cermat dan pemerintah daerah harus tegas dalam membatasi

pembangunan di wilayah yang tidak stabil, wilayah yang berdataran rendah, dan wilayah

yang dekat dengan pemukiman. Pada intinya, kebijakan yang diterapkan di wilayah

pesisir harus mampu mencegah terjadinya bencana alam.

3. Kebijakan Rehabilitasi Lingkungan

Menonjolkan keindahan alam dan ekologi pantai bisa dijadikan sebagai upaya

untuk memperbaiki lingkungan fisik, misalnya dengan memindahkan bagian yang

mengganggu lingkungan dan merusak pemandangan. Untuk merehabilitasi wilayah

pesisir tersebut, baik pemerintah maupun swasta harus terlebih dahulu mengajukan usulan

rehabilitasi kepada instansi yang bertanggung jawab atas wilayah tersebut. Kebanyakan

kasus yang terjadi, inisiatif untuk merehabilitasi wilayah pesisir berasal dari pemerintah

lokal. Beberapa kawasan yang membutuhkan rehabilitasi seringkali berada di wilayah

yang sudah terbangun, seperti pelabuhan tempat rekreasi pantai. Karena itu, perencanaan

tata ruang wilayah pesisir harus meliputi usaha peningkatan daya tarik wilayah tersebut

sebagai tempat peristirahatan dan menambahkan fungsi serta aktivitas baru bagi kawasan

pelabuhan yang sempat “mati”. Guna meningkatkan kualitas lingkungan, perlu dilakukan

Page 8: Perencanaan Wilayah

rehabilitasi fungsi bagi garis pantai yang mengalami kerusakan akibat pembangunan

industri, pertambangan, dan pembuangan limbah.

Page 9: Perencanaan Wilayah

BAB III

PENUTUP

Perencanaan wilayah pesisir merupakan masalah strategis karena terkait dengan

proses alam yang ekstensif dan sering melampaui batas-batas kewenangan dan kemampuan

pemerintah daerah dan pusat. Dalam upaya memperbaikinya, tidak hanya pemerintah daerah

saja yang harus berperan aktif tapi juga masyarakat yang notabenenya lebih mengetahui

keadaan pesisir yang dihuninya. Masyarakat lokal dengan pengetahuan, keterampilan dan

kesadarannya dapat meningkatkan peranannya dalam perlindungan sumber daya alam

sekitarnya. Karena itu, salah satu upaya untuk meningkatkan peran masyarakat lokal dalam

pengelolaan sumber daya alam dan wilayah pesisir dan laut adalah dengan meningkatkan

pengetahuan, keterampilan dan kesadaran masyarakat untuk berbuat sesuatu demi melindungi

sumber daya alam. Pengetahuan dan keterampilan tersebut tidak harus berkaitan langsung

dengan upaya-upaya penanggulangan masalah kerusakan sumber daya alam tetapi juga hal-

hal yang berkaitan dengan usaha ekonomi, terutama dalam rangka membekali masyarakat

dengan usaha ekonomi alternatif sehingga tidak merusak lingkungan.

Di pihak pemerintah, kebijakan pembangunan perlu dirumuskan untuk wilayah yang

berdekatan dengan wilayah pesisir. Pembangunan dalam wilayah suatu pesisir dapat

mengurangi nilai konservasi dan keindahan alami pantai di wilayah pesisir lainnya.

Keputusan mengenai pembangunan baru dapat menimbulkan resiko atas wujud pemanfaatan

ruang seperti pelabuhan, pertahanan laut, perlindungan pantai. Pembangunan fasilitas rekreasi

dapat mengubah proses erosi dan pengendapan atau merusak kawasan konservasi alam yang

berharga.

Karena itulah, pemerintah Pusat perlu mendukung kerjasama pemerintah daerah

dalam menyiapkan rencana tata ruang wilayah pesisir secara bersama. Pemerintah Pusat juga

perlu menekankan adanya kebutuhan untuk melibatkan pihak-pihak lain, khususnya

masyarakat dan organisasi yang terkait dengan pantai.

Page 10: Perencanaan Wilayah

DAFTAR PUSTAKA

Hdarwanto. 2007. Perencanaan Wilayah Pesisir. (http://hdarwanto.blogspot.com/2007/09/

perencanaan-wilayah-pesisir.htm l ). Diakses pada 9 Oktober 2013.

Nurlila. 2013. Materi Perencanaan Wilayah. Universitas Sriwijaya : Indralaya

The Indonesian Coral Reef Foundation. Ekosistem Pesisir. (http://www.terangi.or.id/index.

php?option=com_content&view=article&id=153:ekosistem). Diakses pada 9 Oktober

2013.

Page 11: Perencanaan Wilayah

TAKE HOME EXAMINATION

PERENCANAAN WILAYAH

“PERENCANAAN TATA RUANG WILAYAH PESISIR”

OLEH :

RAHEL LASMARIA SIMBOLON

05101001085

JURUSAN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

INDRALAYA

2013