PERENCANAAN PAJAK.pptx

19
 PERENCANAAN PAJAK MELALUI BADAN USAHA KELOMPOK X DELLA WIJAYA /125120261 ANGELIA / 125120254

Transcript of PERENCANAAN PAJAK.pptx

PERENCANAAN PAJAK MELALUI BADAN USAHA

PERENCANAAN PAJAKMELALUI BADAN USAHAKELOMPOK X

DELLA WIJAYA /125120261ANGELIA / 125120254

Memahami Bentuk Usaha di Indonesia

Entitas hukum bisnis di Indonesia yang diakui UU perpajakan adalah :

Perseorangan

Pada umumnya, seseorang yang menjalankan bisnis secara Perseorangan tidak mau terikat dengan badan usaha yang lebih formal, tanpa akte notaris, dan fleksibel terhadap kewajiban yang harus dipenuhi, namun tetap memiliki NPWP untuk memenuhi kewajiban perpajakannya.

Bentuk Usaha Perseorangan ini berupa : Waralaba, Restoran, Wartel, Usaha Dagang (Kios,Toko), Salon dll. Dalam tata usahaperpajakan, WP perseorangan di beri identitas berupa NPWP.

Persekutuan. (Firma, CV, Kongsi)

CV merupakan Firma dalam bentuk khusus. Pendirian Firma dan CV, walaupun didirikan dengan akte notaris, didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri, dan diumumkan dalam Tambahan Berita Negara RI, tidak diperlukan adanya pengesahan dari Kementerian Hukum dan HAM.Karena belum ada Undang-Undang yang mengatur Persekutuan, maka Persekutuan masih berpegang pada Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) dan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang mengatur masalah tersebut.

Pendirian Persekutuan diatur dalam pasal 1618 dan 1320 KUHPerdata dan juga terdapat dalam pasal 22 KUHD. Pasal 18 dan 19 buku 1 KUHD mengatur tanggung jawab renteng pemilik/persero terhadap semua operasional atau tuntutan dari pihak lain apabila terjadi suatu perkara.Apabila CV mempunyai banyak utang sehingga jatuh pailit, dan apabila harta benda CV tidak mencukupi untuk pelunasan utang, maka harta benda milik pribadi perseropengurus dapat dipertanggungjawabkan untuk melunasi utang CV. Sebaliknya harta benda para persero commanditaris (sleeping partner) tidak dapat diganggu gugat.

Perseroan Terbatas (PT)

Adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal yang didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham, dan memenuhi seluruh persyaratan yang ditetapkan dalam UU serta peraturan pelaksanaannya. PT didirikan dengan paying hukum UU no. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

Untuk mendirikan perusahaan berbentuk PT, diperlukan adanya pengesahan dari Kementerian Hukum dan HAM. Pasal 97 UU tersebut secara eksplisit membedakan PT dengan badan hukum lainnya. Pada PT, tanggung jawab perusahaan dibebankan kepada Direksi, bukan pemegang saham.

Direksi adalah organ perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan PT. tanggung jawab pemegang saham terbatas pada nilai saham yang diambilnya.

Koperasi

Koperasi adalah badan usaha yang mengorganisasikan pemanfatan dan pendayagunaan sumber daya ekonomi para anggotanya atas dasar prinsip koperasi dan kaidah usaha ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup anggota.

Koperasi didirikan dengan payung hukum UU no. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian. Dasar pendirian koperasi adalah pada akte notaris yang didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri dan diumumkan dalam Tambahan Berita Negara RI serta disahkan oleh Kementerian Hukum dan HAM.

Dalam koperasi, tanggung jawab perusahaan dibebankan kepada pengurus, bukan kepada anggota koperasi. Pengurus koperasi adalah organ koperasi yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan koperasi untuk kepentingan koperasi.

Jenis-jenis koperasi :a. Koperasi konsumenb. Koperasi produsenc. Koperasi simpan pinjamd. Koperasi pemasaran

Organisasi Nirlaba (Yayasan)

Organisasi nirlaba memperoleh sumber daya dari sumbangan para anggota dan para penyumbang lain yang tidak mengharapkan imbalan apapun dari organisasi tersebut. Yayasan didirikan dengan payung hukum UU no. 16 tahun 2001 tentang Yayasan.

Dasar pendirian Yayasan adalah pada akte notaris yang didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri dan diumumkan dalam Tambahan Berita Negara RI serta disahkan oleh Kementerian Hukum dan HAM.

Dalam yayasan, tanggung jawab perusahaan dibebankan kepada pengurus. Pengurus yayasan adalah organ yayasan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan yayasan untuk kepentingan dan tujuan yayasan.

Setiap pengurus bertanggung jawab penuh secara pribadi apabila yang bersangkutan dalam menjalankan tugasnya tidak sesuai dengan anggaran dasar sehingga mengakibatkan kerugian yayasan atau pihak ketiga (pasal 35 ayat 3).

Ada beberapa macam jenis yayasan, yaitu :1.Yayasan pendidikan (dari TK sampai universitas)2.Yayasan keagamaan dan sosial (panti asuhan)3.Yayasan kesehatan (poliklinik, rumah sakit)4.Yayasan bidang penelitian dan pengembangan (yayasan lembaga konsumen)

Memahami Pengaruh Pemilihan Bentuk Usaha untuk Alternatif Perpajakan

Dalam ketentuan umum perpajakan, Wajib Pajak dapat dibagi dua yaitu Wajib Pajakperorangan dan Wajib Pajak badan. Pajak Penghasilan (PPh) dikenakan kepada setiap Wajib Pajak, baik Wajib Pajak perorangan maupun Wajib Pajak badan atas penghasilan yang diterimanya dalam setahun. Perbedaan utama antara Wajib Pajak perorangan dan Wajib Pajakbadan dalam penghitungan PPh adalah besarnya tarif pajak. Lapisan terendah tarif pajak bagiperorangan adalah 5% dan lapisan tertinggi bagi perorangan adalah 30% sedangkan bagi Wajib Pajak Badan tarifnya 28%.

Penghasilan dalam pengertian perpajakan memiliki makna yang sangat luas, yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang dapat dikonsumsi atau menambah kekayaan.Sehubungan dengan usaha maka penghasilan sebagai tambahan kemampuan ekonomis adalah laba usaha, yaitu penerimaan bruto dikurangi biaya-biaya, yang dalam perpajakan disebut dengan penghasilan neto.

Dalam menghitung besarnya laba usaha, perpajakan mempunyai ketentuan mengenai penghasilan yang diperhitungkan dan biaya yang tidak dapat dikurangkan yang diatur dalam UU PPh.Laba usaha yang diterima oleh badan usaha maupun perorangan itulah yang akan dikenai PPh. Namun demikian, bagi Wajib Pajak perorangan, sebelum laba dikenakan pajakterlebih dahulu dikurangkan dengan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) yang besarnya ditetapkan dan bergantung pada jumlah tanggungan keluarganya.Sebenarnya, pihak yang memiliki sebuah usaha berbentuk badan adalah jugaperorangan sebagai investor. Hasil yang akan diterima oleh investor sebagai pemilik usaha merupakan penghasilan kembali yang merupakan Objek PPh bagi perorangan.

Namun karena prinsip usaha adalah going concern maka keuntungan dari sebuah badan usaha tidak selalu langsung dinikmati oleh investor (pemilik) tetapi dapat ditanamkan kembali untukmemperbesar usaha. Sehingga penghasilan yang diterima oleh perorangan atas investasinya di badan usaha bisa ditunda sampai keuntungan tersebut dibagikan ke perorangan.

Perseorangan

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menghitung pajak perseorangan :

Dalam perhitungan pajak perseorangan, ada beberapa faktor pengurang seperti PTKP dan biaya jabatan.PPh perseorangan menggunakan tarif pajak progresif.

Pembagian penghasilan dividen kepada pemegang saham berasal dari penghasilan setelah pajak PPh perseorangan, sehingga pembagian tersebut tidak dikenakan pajak lagi.Lapisan penghasilan PPh 21 perseorangan(UU PPh No. 36 tahun 2008)Tarif Pajak0 s.d. Rp 50,000,0005%Diatas Rp 50,000,000 s.d. Rp 250,000,00015%Diatas Rp 250,000,000 s.d. Rp 500,000,00025%Diatas Rp 500,000,00030%

Keuntungan yang diperoleh dari suatu usaha yang dijalankan secara perorangan seluruhnya akan dinikmati dan masuk ke kantong pribadi perorangan. Keuntungan tersebut akan dikenai pajak sesuai dengan lapisan tarif pajak perorangan. Jika keuntungan yang diperoleh di atas Rp500.000.000,00 kelebihannya akan dikenai tariftertinggi perpajakan sebesar 30%. Keuntungan usaha berupa selisih penerimaan dengan biaya dihitung berdasarkan pembukuan yang diselenggarakan olehperorangan. Dalam usaha perorangan tidak dikenal adanya pemisahan harta usahadengan harta pribadi perorangan, keseluruhannya adalah harta miliknya perorangan.Namun demikian untuk keperluan penghitungan keuntungan usaha tetap harus dibedakan antara harta untuk usaha dengan harta bukan untuk usaha, sehingga dapat dipisahkan biaya penyusutan harta yang berhubungan dengan usaha. Karena tidakadanya pemisahan antara harta usaha dengan harta pribadi maka dari sudut perpajakan kewajiban mendaftar NPWP hanya melekat pada diri perorangannya. Begitu pula dengan kewajiban melaporkan pajaknya.Pengeluaran-pengeluaran untuk kepentingan pribadi tidak diperkenankan, sepertibiaya gaji pemilik, pengeluaran berupa prive dan sebagainya. Bagi perorangan yang omzet setahunnya belum melebihi Rp 4.800.000.000,00 tidak wajib menyelenggarakan pembukuan, sehingga keuntungan dihitung dengan menggunakan norma penghitungan penghasilan neto. Konsekuensi menggunakan normapenghitungan penghasilan neto adalah tidak pernah diakui adanya kerugian usaha.

Persekutuan. (Firma, CV, Kongsi)

Sebagai sebuah badan usaha maka CV atau Firma berkewajiban untuk mendaftarkanNPWP yang terpisah dengan kewajiban para pemiliknya. Keuntungan usaha merupakan penghasilannya CV atau Firma yang akan dikenai pajak dan dilaporkan oleh CV atau Firma sebagai Wajib Pajak.

Sedangkan penghasilan seorang investordari penanaman modal di CV atau Firma adalah penghasilan berupa pembagian laba. Jika seorang investor juga aktif menjalankan usaha, investor dapat saja menerima tambahan penghasilan lain berupa gaji dan tunjangan-tunjangan lainnya.

Dalam ketentuan perpajakan, bergesernya aliran penghasilan dari CV atau Firma kepada pemilik tidak dianggap sebagai terjadinya aliran penghasilan, sehingga pajaktidak mengakui adanya pengurangan berupa biaya gaji pemilik di CV atau Firma. Sebaliknya penerimaan berupa gaji oleh pemilik tidak dianggap sebagai adanya penghasilan bagi si pemilik.

Demikian juga atas pembagian laba yang diterima olehpemilik. Pajak memandang bahwa antara anggota atau pemilik dengan CV atau Firma diperlakukan sebagai satu kesatuan dalam penghitungan PPh atas keuntungan usaha. Satu kesatuan dalam hal ini adalah tambahan kemampuan ekonomis dari usaha CV atau Firma hanya akan dikenai PPh satu kali yaitu di CV atau Firma. Dengan demikian antara CV dengan usaha perorangan memiliki persamaan perlakuanperpajakan yaitu keuntungan usaha sama-sama diperlakukan sebagai satu kesatuan dengan penghasilan pemiliknya. Hanya bedanya keuntungan usaha perorangan dikenai pajak di sisi perorangan sebagai WPOP sedangkan keuntungan usaha CV dikenai pajak di sisi CV sebagai WP badan.Keduanya sama-sama tidak diperkenankan memperhitungkan pengurangan biayaberupa gaji pemilik dan pembagian keuntungannya. Dipandang dari sudutpenghematan pajak, CV memiliki keunggulan jika dibandingkan dengan usahaperorangan yaitu dari sisi tarif pajak.

Sebagaimana dijelaskan di atas, tarif pajak bagi CV adalah 28% sedangkan tarif pajak perorangan tertinggi adalah 30%. Dengan demikian dengan membentuk CV dapat timbul penghematan pajak sebesar 2%. Dipandang dari sudut penghematan pajak, CV memiliki keunggulan jika dibandingkan dengan usaha perorangan yaitu dari sisi tarif pajak.

Perseroan Terbatas (PT)

Perseroan Terbatas (PT) adalah bentuk usaha yang modalnya terdiri atas saham-saham. Kepada pemilik biasanya diberikan sertifikat atau tanda kepemilikan atas sahamnya di perusahaan. Saham yang dimiliki tersebut dikenal sebagai surat berharga (marketable securities) yang dapat diperjualbelikan kepada pihak lain. Keuntungan yang diperoleh pemegang saham adalah hanya dari pembagian keuntungan atau dividen saja, meskipun dalam beberapa kasus dan sebenarnya tidak dibenarkan secara aturan, ada beberapa pemegang saham yang merangkap juga sebagai pengurus yang ikut aktif menjalankan roda usaha sehingga kepadanya juga diberikan penghasilan lain berupa gaji.Perpajakan memandang bahwa antara pemegang saham dengan PT adalah dua Wajib Pajak yang berbeda dan terpisah. Sehingga jika ada pengalihan kekayaan atau hartabaik berupa sumber daya atau resources dari perusahaan kepada pemilik dianggap telah terjadi arus mengalirnya penghasilan. Dengan demikian dividen yang diterima oleh pemegang saham dianggap sebagai penghasilan yang akan dikenai pajak. Pajak yang dikenakan untuk dividen adalah PPh Final untuk WPOP sebesar 10%.

16

Sebaliknya karena dividen itu dihitung dari laba setelah pajak, maka di sisi perusahaan dividen tersebut tidak berpengaruh terhadap besarnya keuntungan usaha atau laba usaha yang dikenai pajak. Bisa dikatakan bahwa atas keuntungan atau laba usaha akan dikenai pajak di PT dan ketika keuntungan atau laba tersebut dibagi kepada para pemegang saham akan dikenai pajak lagi di pemegang saham (perorangan).

Dari beberapa bentuk usaha diatas dapat disimpulkan bahwa :Beban pajak yang ditanggung investor memalui Persekutuan lebih kecil dibandingkan PT.Bisnis perseorangan dapat memberikan tingkat efisiensi pajak yang jauh lebih besar daripada bentuk usaha lainnya.Pemilihan salah satu entitas bisnis dapat dijadikan referensi dalam pengambilan keputusan oleh para investor untuk meminimalkan beban pajak.Diantara sederetan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan bisnis, harus juga diakomodasi masalah permodalan, advis management risk, lingkungan hidup, tanggung jawab persero bila terjadi klaim pihak ketiga, business and market development, serta hak dan kewajiban lainnya yang timbul dari pemilihan bentuk usaha tersebut.

Koperasi

Penghasilan koperasi yang disebut Sisa Hasil Usaha (SHU) merupakan objek pajak yang dikenakan tarif PPh badan, dengan tarif tunggal 25%. Beberapa fasilitas pajak penghasilan dan yang dikecualikan dari pajak dalam UU PPh no. 36 tahun 2008 yang berlaku bagi koperasi, antara lain :Yang dikecualikan dari objek pajak adalah harta hibahan dan bantuan atau sumbangan kepada koperasi, sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan diantara pihak-pihak yang bersangkutan. (pasal 4 ayat 3 huruf a UU PPh no. 36 tahun 2008)

SHU yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggotanya, tidak dipotong PPh 23. (pasal 23 ayat 4 huruf f UU PPh no. 36 tahun 2008)

Berdasarkan Peraturan Pemerintah no.15 tahun 2009 PPh tentang bunga simpanan yang dibayarkan koperasi kepada anggota koperasi perorangan. Besarnya PPh final adalah :0% (nol persen) untuk penghasilan berupa bunga simpanan sampai dengan Rp 240 ribu per bulan; atau10% (sepuluh persen) dari jumlah bruto bunga untuk penghasilan berupa bunga simpanan lebih dari Rp 240 ribu per bulan

Organisasi Nirlaba (Yayasan)

Sebagaimana bentuk usaha lain, pada prinsinya, yayasan dapat melakukan kegiatan di hampir semua bidang usaha, sehingga atas penghasilan yayasan yang disebut juga dengan SHU merupakan objek pajak penghasilan yang dikenai tarif PPh badan dengan tarif tunggal 25%.