Perencanaan - Geometri Jalan Tambang

11
GEOMETRI JALAN ANGKUT TAMBANG . Geometri jalan angkut yang harus diperhatikan sama seperti jalan raya pada umumnya, yaitu:(1) lebar jalan angkut,(2) jari-jari tikungan dan superelevasi,(3) kemiringan jalan, dan (4) cross slope Tujuan khusus : Setelah mengikuti pelajaran ini peserta dapat: menjelaskan geometri jalan angkut tambang menentukan kemiringan jalan menentukan sudut kemiringan badan jalan mengukur, menghitung lebar jalan mengetahui cross slope mengetahui jari-jari tikungan jalan tambang 1. Lebar Jalan Angkut. Lebar jalan angkut diharapkan akan membuat lalu lintas pengangkutan lancar dan aman. Perhitungan lebar jalan angkut yang lurus dan belok (tikungan) berbeda karena pada posisi membelok kendaraan akan membutuhkan ruang gerak yang lebih lebar akibat jejak ban depan dan belakang yang ditinggalkan di atas jalan melebar. 1.1.Lebar jalan angkut pada jalan lurus. Lebar jalan minimum pada jalan lurus dengan lajur ganda atau lebih, menurut Aasho Manual Rural High Way Design, harus ditambah dengan setengah lebar alat angkut pada bagian tepi kiri dan kanan jalan (lihat Gambar 1). Dari ketentuan tersebut dapat digunakan cara sederhana untuk menentukan lebar jalan angkut minimum, yaitu menggunakan rule of thumb atau angka perkiraan seperti terlihat pada tabel 1, dengan pengertian bahwa lebar alat angkut sama dengan lebar lajur. 4

Transcript of Perencanaan - Geometri Jalan Tambang

Page 1: Perencanaan - Geometri Jalan Tambang

GEOMETRI JALAN ANGKUT TAMBANG

.

Geometri jalan angkut yang harus diperhatikan sama seperti jalan raya

pada umumnya, yaitu:(1) lebar jalan angkut,(2) jari-jari tikungan dan

superelevasi,(3) kemiringan jalan, dan (4) cross slope

Tujuan khusus : Setelah mengikuti pelajaran ini peserta dapat:

menjelaskan geometri jalan angkut tambang

menentukan kemiringan jalan

menentukan sudut kemiringan badan jalan

mengukur, menghitung lebar jalan

mengetahui cross slope

mengetahui jari-jari tikungan jalan tambang

1. Lebar Jalan Angkut. Lebar jalan angkut diharapkan akan membuat lalu lintas pengangkutan

lancar dan aman. Perhitungan lebar jalan angkut yang lurus dan belok

(tikungan) berbeda karena pada posisi membelok kendaraan akan

membutuhkan ruang gerak yang lebih lebar akibat jejak ban depan dan

belakang yang ditinggalkan di atas jalan melebar.

1.1.Lebar jalan angkut pada jalan lurus.

Lebar jalan minimum pada jalan lurus dengan lajur ganda atau lebih,

menurut Aasho Manual Rural High Way Design, harus ditambah dengan

setengah lebar alat angkut pada bagian tepi kiri dan kanan jalan (lihat

Gambar 1). Dari ketentuan tersebut dapat digunakan cara sederhana untuk

menentukan lebar jalan angkut minimum, yaitu menggunakan rule of thumb

atau angka perkiraan seperti terlihat pada tabel 1, dengan pengertian bahwa

lebar alat angkut sama dengan lebar lajur.

4

Page 2: Perencanaan - Geometri Jalan Tambang

TABEL 1 LEBAR JALAN ANGKUT MINIMUM

JUMLAH LAJUR

TRUK

PERHITUNGAN LEBAR JALAN

ANGKUT MIN

1 1+(2x1/2) 2,00

2 2+(3x1/2) 3,50

3 3+(4x1/2) 5,00

4 4+(5x1/2) 6,50

Dari kolom perhitungan diatas pada tabel 1 dapat ditetapkan rumus

lebar jalan angkut minimum pada jalan lurus. Seandainya lebar kendaraan

dan jumlah lajur yang direncanakan masing-masing adalah Wt dan n, maka

lebar jalan angkut pada jalan lurus dapat dirumuskan sebagai berikut:

).2/1)(1(.min WtnWtnL ++=

Dimana: minL = lebar jalan angkut minimum, m

= jumlah jalur n

Wt = lebar alat angkut,m

Contoh perhitungan :

Apabila lebar truk 773D Cat 5,076 m, maka :

).2/1)(1(.min WtnWtnL ++=

)076,52/1)(3()076,5(2 x+=

mm 18~77,17=

5

Page 3: Perencanaan - Geometri Jalan Tambang

Gambar 1

Lebar Jalan Angkut Dua Jalur Pada Jalan Lurus

1.2. Lebar jalan angkut pada belokan

Lebar jalan angkut pada belokan atau tikungan selalu lebih besar dari

pada lebar jalan lurus. Untuk lajur ganda, maka lebar jalan minimum pada

belokan didasarkan atas:

Lebar jejak ban;

Lebar juntai atau tonjolan (overhang) alat angkut bagian depan dan

belakang pada saat membelok;

Jarak antar alat angkut atau kendaraan pada saat bersimpangan;

Jarak dari kedua tepi jalan.

Dengan menggunakan ilustrasi pada gambar 2 dapat dihitung lebar jalan

minimum pada belokan, yaitu seperti dilihat pada halaman selanjutnya:

6

Page 4: Perencanaan - Geometri Jalan Tambang

Gambar 2

Lebar Jalan Angkut Dua Jalur Pada Belokan

CZFbFaUW ++++= )(2min

2

FbFaUZ ++=

dimana : = lebar jalan angkut minimum pada belokan,m minW

U = lebar jejak roda (center to center tires),m

Fa = lebar juntai (overhang) depan,m

Fb = lebar juntai belakang,m

Z = lebar bagian tepi jalan,m

C = lebar antara kendaraan (total lateral clearance),m

Contoh perhitungan :

Lebar sebuah ban pada kondisi bermuatan dan bergerak pada jalan lurus

adalah 0,70 m. Jarak antara dua pusat ban 3,30 m. Pada saat membelok

meninggalkan jejak diatas jalan selebar 0,80 m untuk ban depan dan 1,65 m

untuk ban belakang. Bila jarak antar truk sekitar 4,50 m, maka lebar jalan

membelok adalah sebagai berikut:

7

Page 5: Perencanaan - Geometri Jalan Tambang

875,22

65,180,030,3=

++=Z

CZFbFaUW ++++= )(2min

= 2 (3,30 + 0,80 + 1,65 + 2,875) +4,50

mm 22~75,21=

2. Jari-jari tikungan

Tujuan jari-jari tikungan adalah untuk mengimbangi gaya sentrifugal

yang diakibatkan karena kendaran melalui tikungan sehingga tidak stabil.

Jari-jari tikungan jalan angkut berhubungan dengan kontruksi alat angkut

yang digunakan, khususnya jarak horizontal antara poros roda depan dan

belakang.. Gambar 2 memperlihatkan jari-jari lingkaran yang dijalani oleh

roda belakang dan roda depan berpotongan di pusat C dengan besar sudut

sama dengan sudut penyimpangan roda depan. Dengan demikian jari-jari

belokan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

βSinWR =

Di mana: R = jari-jari jalan angkut,m

W = jarak poros roda depan dan belakang,m

β = sudut penyimpamgan roda depan,

8

Page 6: Perencanaan - Geometri Jalan Tambang

Gambar 3

Sudut Penyimpangan Maksimum Kendaraan

3. Superelevasi Pada tikungan diperlukan suatu besaran yang dinamakan

‘superelevasi’ yang gunanya untuk melawan gaya sentrifugal yang arahnya

menuju keluar jalan. Dasar rumusan adalah :

Rxe S 2

67=

dimana :

e = “super elevation”, mm/m

= kecepatan kendaran, km/jam S

R = radius belokan, m

9

Page 7: Perencanaan - Geometri Jalan Tambang

Tabel II

“SUPER ELEVATION RATES” (mm/m) Kecepatan

truk

(km/jam)

15

25

35

40

50

60

Radius 15m 40 40 - - - -

30 40 40 40 - - -

50 40 40 40 50 - -

75 40 40 40 40 60 -

100 40 40 40 40 50 60

200 40 40 40 40 40 50

300 40 40 40 40 40 40

Besarnya “super elevation” untuk beberapa belokan atau tikungan

dengan variasi kecepatan alat angkut dan besarnya radius belokan (R) dapat

bermacam-macam (lihat tabel II)

3. KEMIRINGAN JALAN ANGKUT Kemiringan jalan berhubungan langsung dengan kemampuan alat

angkut baik dalam pengereman maupun dalam mengatasi tanjakan.

Kemiringan jalan pada umumnya dinyatakan dalam persen (%).

Kemiringan jalan maksimum yang dapat dilalui dengan baik oleh alat

angkut truck berkisar antara 10%-15% atau sekitar 6-8,50°. Akan tetapi untuk

jalan naik atau turun pada lereng bukit lebih aman bila kemiringan jalan

maksimum sekitar 8% (=4,50°). Tabel 3.1 memperlihatkan kemiringan atau

kelandaian maksimum pada kecepatan truck yang bermuatan penuh diatas

jalan raya mampu bergerak dengan kecepatan tidak kurang dari eparuh

kecepatan semula tanpa harus menggunakan gigi rendah.

TABEL 3.1

KEMIRINGAN MAKSIMUM VS KECEPATAN. VR,Km/jam 120 110 100 80 60 50 40 <40

Kemiringan

maks,%

3 3 44 5 8 9 10 10

10

Page 8: Perencanaan - Geometri Jalan Tambang

4. CROSS SLOPE

Cross slope adalah sudut yang dibentuk oleh dua sisi permukaan jalan

terhadap bidang horizontal. Pada umumnya jalan angkut mempunyai bentuk

penampang melintang cembung. Dibuat demikian dengan tujuan untuk

mempelancar penirisan. Apabila turun hujan atau sebab lain, maka air yang

ada pada permukaan jalan akan segera mengalir ketepi jalan angkut,tidak

berhenti dan mengumpul pada permukaan jalan. Hal ini penting karena air

yang menggenang pada permukaan jalan angkut akan membahayakan

kendaraan yang lewat dan mempercepat kerusakan jalan.

GAMBAR 4

PENAMPANG MELINTANG JALAN ANGKUT

Angka cross slope dinyatakan dalam perbandingan jarak vertikal (b)

dan horizontal (a) dengan satuan mm/m`. Jalan angkut yang baiok memiliki

cross slope antara 1/50 sampai 1/25 atau 20 mm/m sampai 40mm/m

11

Page 9: Perencanaan - Geometri Jalan Tambang

5. Rangkuman • Untuk merancang jalan angkut tanah diperlukan data-data geometri yang

terdiri dari: lebar jalan, kemiring jalan, jari-jari jalan, superelevasi dan cross

slope

• Lebar jalan angkut tambang tergantung pada lebar alat angkut

• Kemiringan jalan angkut tanah berhubungan dengan kemampuan alat

angkut baik dalam pengereman maupun dalam mengatasi tanjakan,

kemiringan jalan maksimum yang dapat dilalui berkisar 10%-15%

• Jari-jari belokan sangat tergantung poros roda depan dan sudut

penyimpangan roda depan alat angkut

• Besar superelevasi tergantung pada kecepatan kendaran (km/jam)

dengan radius belokan

• Cross slope dibuat dengan tujuan untuk memperlancar penirisan

12

Page 10: Perencanaan - Geometri Jalan Tambang

6. Lembar Kerja 1 1. Lebar jalan angkut tambang tergantung :

a. Lebar alat angkut

b. Panjang jalan yang akan dilalui

c. Produksi alat muat

2. Apabila lebar kendaraan 7,5 m maka untuk 2 jalur :

a. Lebar minim 24,5m

b. Lebar minim 17m

c. Lebar minim 19m

3. Kemiringan jalan angkut tanbang berkisar :

a. 2% - 6%

b. 75% - 40%

c. 10% - 15%

4. Jari-jari tikungan jalan angkut tergantung

a. Lebar jalan angkut

b. Jarak poros roda depan dan belakang dan sudut penyimpangan roda

depan

c. Kemampuan manuver alat angkut

5. Makin besar kecepatan alat angkut pada radius yang besar maka :

a. Superelevasi menjadi kecil

b. Superelevasi menjadi besar

c. Superelevasi tidak berpengaruh

13

Page 11: Perencanaan - Geometri Jalan Tambang

Jawaban

1. a

2. a

3. c

4. b

5. a

14