Perencanaan ESP

4
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lapangan X merupakan lapangan tua yang termasuk kedalam blok old Rimau. Metode pengangkatan buatan yang diterapkan pada sumur-sumur penelitian di lapangan X sekarang memakai sucker rod pump (SRP). Sucker rod pump biasanya dipakai untuk sumur-sumur yang mempunyai produktivitas yang rendah, water cut yang rendah, dan GOR yang rendah. Sumur-sumur penelitian mempunyai harga Produktivity Index (PI) yang tinggi (>1,5 bpd/psi) dan memiliki harga water cut yang tinggi ( > 80 %) yang merupakan strong water drive, dengan melihat produktivitas sumur-sumur penelitian yang masih tinggi maka diputuskan untuk melakukan peningkatan produksi, tetapi peningkatan produksi tidak dapat menggunakan sucker rod pump yang terpasang lagi dikarenakan sucker rod pump yang terpasang sudah maksimum dari kapasitasnya, oleh karena itu diperlukan metode pengangkatan buatan lain untuk peningkatan produksi seperti electric submersible pump (ESP) yang mempunyai kapasitas yang lebih besar. ESP cocok untuk sumur yang memiliki Produktivity Index tinggi (> 1000 bpd) dan water cut yang tinggi 1

description

Perencanaan ESP

Transcript of Perencanaan ESP

Page 1: Perencanaan ESP

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Lapangan X merupakan lapangan tua yang termasuk kedalam blok old

Rimau. Metode pengangkatan buatan yang diterapkan pada sumur-sumur

penelitian di lapangan X sekarang memakai sucker rod pump (SRP). Sucker rod

pump biasanya dipakai untuk sumur-sumur yang mempunyai produktivitas yang

rendah, water cut yang rendah, dan GOR yang rendah. Sumur-sumur penelitian

mempunyai harga Produktivity Index (PI) yang tinggi (>1,5 bpd/psi) dan memiliki

harga water cut yang tinggi ( > 80 %) yang merupakan strong water drive, dengan

melihat produktivitas sumur-sumur penelitian yang masih tinggi maka diputuskan

untuk melakukan peningkatan produksi, tetapi peningkatan produksi tidak dapat

menggunakan sucker rod pump yang terpasang lagi dikarenakan sucker rod pump

yang terpasang sudah maksimum dari kapasitasnya, oleh karena itu diperlukan

metode pengangkatan buatan lain untuk peningkatan produksi seperti electric

submersible pump (ESP) yang mempunyai kapasitas yang lebih besar. ESP cocok

untuk sumur yang memiliki Produktivity Index tinggi (> 1000 bpd) dan water cut

yang tinggi

Pada umumnya semua pompa sangat menghindari adanya gas yang

masuk kedalam pompa termasuk ESP. Adanya gas menjadi suatu tantangan

mengingat efek gas yang menurunkan performa ESP (head degradation) dan

bahkan dapat menyebabkan ESP tidak dapat memompa liquid akibat gas lock.

Baik head degradation maupun gas lock dapat menurunkan produksi dari sumur.

Pada penulisan Skripsi ini akan dilakukan analisa prosentase gas bebas yang

masuk ke dalam pompa terhadap perubahan pump setting depth sehingga

didapatkan suatu parameter yang menentukan apakah sumur-sumur penelitian

layak dipasang ESP, baik dengan atau tanpa tambahan gas separator atau

handler.

1

Page 2: Perencanaan ESP

2

1.2. Maksud dan Tujuan Penulisan

1. Melakukan perencanaan ESP pada sumur-sumur penelitian dengan

menganalisa pengaruh kedalaman pompa terhadap prosentase gas bebas yang

masuk kedalam pompa sehingga didapatkan kedalaman pompa yang optimum.

2. Memberikan rekomendasi apakah kandidat sumur ESP memerlukan gas

separator atau handler atau tidak serta merekomendasikan tipe gas separator

atau handler untuk setiap kandidat sumur ESP.

3. Merencanakan pemilihan tipe dan size pompa yang optimum.

4. Melihat kenaikan rate minyak dan gain perolehan minyak setelah sumur-sumur

penelitian dipasang ESP.

1.3. Metodelogi Penulisan

Sesuai dengan maksud dan tujuan penulisan Skripsi ini dibatasi untuk

mengamati pengaruh adanya gas bebas yang masuk ke dalam pompa untuk

perencanaan ESP pada sumur-sumur penelitian di lapangan X. Perencanaan ESP

dilakukan dengan meragamkan harga pump setting depth, hal ini dimaksudkan

untuk mengetahui pemasangan kedalaman pompa yang optimum dengan melihat

kestabilan gas pada saat pump intake pressure. Kestabilan gas pada ESP dapat

diamati dari tiga kondisi yaitu :

a. Kondisi awal (original reservoir) ( Gas Void Fraction (GVF) 1)

b. Setelah natural separation @ intake (metode Alhanati) (GVF 2)

c. Setelah pemasangan gas separator (jika diperlukan) (GVF 3)

Korelasi Turpin digunakan untuk melihat kestabilan gas didalam pompa. Dengan

melakukan perhitungan berdasarkan teori yang valid menggunakan data-data

terintegrasi sumur, production history, dan PVT, maka dengan demikian kinerja

sumur penelitian dan pemasangan ESP dapat diketahui dengan lebih jelas.

1.4. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan Skripsi ini terdiri dari :

BAB I PENDAHULUAN, yang mencangkup latar belakang masalah, maksud dan

tujuan penulisan, metodelogi penulisan, dan sistematika penulisan.

Page 3: Perencanaan ESP

3

BAB II TINJAUAN LAPANGAN, letak geografis dan keadaan geologi lapangan

X, kajian reservoir lapangan X, dan sejarah produksi lapangan X.

BAB III TEORI DASAR, membahas tentang teori dasar mengenai produktivitas

formasi, kinerja aliran fluida dalam pipa vertikal, perkiraan laju produksi, prinsip

kerja ESP, pengaruh gas terhadap performa ESP, proses pemisahan gas pada

sumur ESP.

BAB IV ANALISA DATA DAN HASIL ANALISA DATA, menyajikan tentang

analisa dan hasil analisa perencanaan ESP pada sumur-sumur penelitian di

lapangan X.

BAB V PEMBAHASAN, mengulas/membahas tentang hasil analisa yang

disajikan pada bab-bab sebelumnya.

BAB IV KESIMPULAN, menjawab maksud dan tujuan penulisan dari analisa

dan hasil analisa data pada bab sebelumnya rekomendasi yang diberikan untuk

peningkatan produksi pada sumur-sumur penelitian di lapangan X.