Perekonomian Masa Periode Pertama

12
i KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan Karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Tak lupa shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada junjunan kita semua yaitu Nabi Muhammad SAW. Makalah ini kami susun atas dasar tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah “Ekonomi Islamuntuk menganalisis tentang Perekonomian islam . Proses pada periode pertama. Penyusunan makalah ini kami buat berdasarkan hasil pemikiran bersama dan beberapa sumber sebagai referensinya. Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi pembaca dan penulis tentunya sehingga dapat memberikan inspirasi bagi orang yang membacanya. Namun di samping itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa, materi pembahasan yang kami ambil dan sebagainya. Oleh karena itu,dengan lapang dada dan tangan terbuka kami menerima kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini. Bandung, September 2015 Penyusun

description

Makalah Ekonomi Islam.

Transcript of Perekonomian Masa Periode Pertama

Page 1: Perekonomian Masa Periode Pertama

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,

karena berkat Rahmat dan Karunia-Nya kami dapat menyelesaikan

makalah ini tepat pada waktunya. Tak lupa shalawat dan salam semoga

selalu tercurahkan kepada junjunan kita semua yaitu Nabi Muhammad

SAW. Makalah ini kami susun atas dasar tugas yang diberikan oleh dosen

mata kuliah “Ekonomi Islam” untuk menganalisis tentang Perekonomian

islam . Proses pada periode pertama. Penyusunan makalah ini kami buat

berdasarkan hasil pemikiran bersama dan beberapa sumber sebagai

referensinya.

Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan

bagi pembaca dan penulis tentunya sehingga dapat memberikan inspirasi

bagi orang yang membacanya. Namun di samping itu, kami menyadari

sepenuhnya bahwa terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa,

materi pembahasan yang kami ambil dan sebagainya. Oleh karena

itu,dengan lapang dada dan tangan terbuka kami menerima kritik dan

saran dari pembaca yang bersifat membangun sehingga kami dapat

memperbaiki makalah ini.

Bandung, September 2015

Penyusun

Page 2: Perekonomian Masa Periode Pertama

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang .............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah......................................................................................... 1

C. Tujuan ........................................................................................................... 1

D. Manfaat ......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 3

A. Pengertian Ekonomi Islam............................................................................ 3

B. Sejarah Ekonomi Islam ................................................................................. 3

C. Tokoh-tokoh Perekonomian Islam Periode Pertama .................................... 5

1. Imam Abu Hanifah an-Nu’man (80-150 H/ 699-774 M) ......................... 5

2. Abu Yusuf (112-182H/731-798H) ............................................................ 6

3. Zaid bin Ali (80-120H/699-738M) ........................................................... 7

4. Muhammad bin Hasan Al-Syaibani (132-189 H/750-804 M) .................. 7

BAB III PENUTUP ................................................................................................. 9

A. Simpulan ....................................................................................................... 9

B. Saran ............................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 10

Page 3: Perekonomian Masa Periode Pertama

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada dasarnya Ilmu Ekonomi muncul pada saat hamper bersamaan

dengan diturunkannya manusia di bumi. Sejak itu, manusia telah

dihadapkan pada persoalan bagaimana caranya memenuhi kebutuhannya

sehari-hari berupa makanan, pakaian, tempat tinggal, dan sebagainya.

Untuk memeuhi kebutuhannya awalnya manusia bekerja sebagai individu

seorang diri, lalau bekerjasama sebagai anggota kelompok yang makin

lama makin berkembang jumlahnya. Waktu pun beredar, dan peradaban

manusia pun mengalami kemajuan yang pesat. Lalu manusia mesti bekerja

keras, bersaing, dan bahkan bertikai, untuk memenuhi dan

mempertahankan kehidupan ekonominya.

Sebagaimana ilmu pegetahuan lain, Ilmu Ekonomi Islam juga

sangat berkembang dalam masanya. Disini kami akan memberikan sedikit

informasi beberapa tokoh intelektual dan Cendikiawan Muslim yang

dianggap mempunyai sumbangan pemikiran dalam bidang Ekonomi Islam.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah Ekonomi Islam pada periode pertama (masa awal

Islam 450 H/1085 M)?

2. Bagaimana perekonomian Islam pada periode pertama (masa awal

Islam 450 H/1085 M)?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui sejarah Ekonomi Islam pada masa awal Islam 450

H/1085 M.

2. Untuk mengetahui perekonomian Islam pada periode pertama (masa

awal Islam 450 H/1085 M).

Page 4: Perekonomian Masa Periode Pertama

2

D. Manfaat

Untuk mengetahui bahwa Ilmu Ekonomi itu bukan hanya ada

Ekonomi Mikro ataupun Makro, akan tetapi terdapat juga Ekonomi Islam

yang sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW. Manfaat lain dari makalah ini

adalah untuk mengetahui siapa saja tokoh-tokoh ekonomi islam pada

periode pertama dan bagaimana perekonomian pada masa itu.

Page 5: Perekonomian Masa Periode Pertama

3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ekonomi Islam

Ekonomi Islam merupakan ilmu yang mempelajari perilaku

ekonomi manusia yang perilakunya di atur berdasarkan aturan agama

Islam dan didasari dengan tauhid sebagaimana dirangkum dalam rukun

iman dan rukun islam (Apridar, 2010, hlm. 127). Dalam buku (Buchari,

2009, hlm. 1) Ekonomi Islam adalah ilmu yang mempelajari perilaku

seorang muslim dalam suatu masyarakat Islam yang dibingkai dengan

syariah Islam.

Menurut Hansanuzzaman (1984) di dalam buku Islamic Economics

menyatakan bahwa Ekonomi Islam merupakan ilmu dan aplikasi petunjuk

dan aturan syariah yang mencegah ketidakadilan dalam memperoleh dan

menggunakan sumber daya material agar memenuhi kebutuhan manusia

agar dapat menjalankan kewajibannya kepada Allah dan masyarakat.

Ekonomi Islam berbeda dari Kapitalisme, sosialisme, maupun

negara kesejahteraan (welfare state). Maksudnya, berbeda dari kapitalisme

karena Islam menentang eksploitasi oleh pemilik modal terhadap buruh

yang miskin, dan melarang penumpukan kekayaan. Selain itu, dalam

sistem Ekonomi Islam terdapat nilai moral dan nilai ibadah di dalam setiap

kegiatannya (Apridar, 2010, hlm. 128).

Sistem Ekonomi Islam atau sistem Ekonomi Syariah merupakan

ilmu pengetahuan sosial yang memperlajari masalah-masalah ekonomi

rakyat yang diilhami oleh nilai-nilai islam (Apridar, 2010, hlm. 127).

B. Sejarah Ekonomi Islam

Kemunculan Ekonomi Islam di Era kekinian bukanlah suatu hal

yang tiba-tiba datang begitu saja. Ekonomi Islam sebagai sebuah cetusan

konsep pemikiran dan praktik tentunya telah hadir secara dalam periode

dan fase tertentu. Berbagai praktik dan kebijakan ekonomi yang

berlangsung pada masa Rasulullah SAW dan Al-Khulafa Al-Rasyidun

Page 6: Perekonomian Masa Periode Pertama

4

merupakan contoh empiris yang dijadikan pijakan bagi para cendikiawan

Muslim dalam melahirkan teori-teori ekonominya.

Satu hal yang jelas, fokus perhatian mereka tertuju pada

pemenuhan kebutuhan, keadilan, efesiensi, pertumbuhan, dan kebebasan,

yang tidak lain merupakan objek utama yang menginspirasikan pemikiran

Ekonomi Islam sejak masa awal (Karim, 2004, hlm. 10).

Sejumlah Cendikiawan Muslim terkemuka, seperti Abu Yusuf

(128H), Al-Syaibani (189H), Abu Ubaid (224H), Yahya bin Umar (289H),

Al-Mawardi (450H), Al-Ghazali (505H), telah memberikan kontribusi

yang besar terhadap kelangsungan dan perkembangan peradaban dunia,

khususnya pemikiran ekonomi, melalui sebuah proses evolusi yang terjadi

selama berabad-abad.

Latar belakang para cendikiawan Muslim tersebut bukan

merupakan ekonomi murni. Pada masa itu, klasifikasi disiplin ilmu

pengetahuan belum dilakukan. Mereka mempunyai keahlian dalam

berbagai bidang ilmu dan mungkin faktor ini yang menyebabkan mereka

melakukan pendekatan interdisipliner antara ilmu ekonomi dan bidang

ilmu yang mereka tekuni sebelumnya (Chamid, 2010, hlm. 3).

Page 7: Perekonomian Masa Periode Pertama

5

C. Tokoh-tokoh Perekonomian Islam Periode Pertama

Periode pertama merupakan periode pada fase abad awal sampai

dengan abad ke-5 H atau abad ke 11 M yang dikenal sebagai fase dasar-

dasar ekonomi Islam yang dirintis oleh para fukaha, diikuti oleh sufi dan

kemudian oleh filosof.

1. Imam Abu Hanifah an-Nu’man (80-150 H/ 699-774 M)

Abu Hanifah hidup zaman Daulah Bani Umayyah selama 52 tahun

mulai Khalifah Abdul Malik (86 H/685 M) dan Daulah Abbasyiah selama

18 tahun. Walaupun Ia popular sebagai ahli hukum, ia seorang pedagang

di Kufah yang pada waktu itu merupakan pusat kegiatan komersial dalam

suatu perekonomian yang sangat berkembang. Ada suatu transaksi yag

sangat popular pada masa itu, yaitu salam (kontrak pemesanan barang atau

penjualan suatu komoditas yang akan diserahkan pada waktu yang akan

datang dengan pembayaran tunai pada waktu kontrak) (Apridar, 2010,

hlm. 87).

Abu hanifah menemukan banyak sekali kerancuan dalam kontrak ini

yang mengarah kepada perselisihan. Ia mencoba menghilangkan

perselisihan ini dengan merinci apa yang harus diketahui dan dinyatakan

secara jelas di dalam kontrak, seperti: jenis komoditasnya, kuantitas dan

kualitasnya, serta tanggal dan tempat penyerahannya. Ia meletakkan

persyaratan berikutnya yaitu bahwa komoditas harus tersedia di pasar

selama periode yang menghalangi (intervening) antara kontak dan tanggal

penyerahan sehingga kedua belah pihak mengetahui bahwa penyerahannya

dimungkinkan.

Dalam hal ini, pengalaman Abu Hanifah dengan pengetahuan dagang

tangan pertama yang dimilikinya telah bayak menolong dalam

memberikan pendapat yang serupa lainnya. Adalah bijaksana untuk

menghidari perselisihan dengan menghilangkan kebingungan, karena ini

adalah tujuan dari syariah yang menyangkut transaksi. Pemikiran Abu

Hanifah, (699-767 M) tentang transaksi salam (Apridar, 2010, hlm. 87).

Page 8: Perekonomian Masa Periode Pertama

6

Hal lainnya dalah masalah murabahah (kontrak penjualan dengan

presentasi mark up atas harga beli). Pengetahuan langsung Abu Hanifah

tentang prkatik perdagangan memungkinkannya menentukan peraturan

yang menjamin keadilan dalam transaksi ini dan transaksi yang serupa.

Abu Hanifah juga memberikan jalan keluar untuk praktek perdagangan

lainnya dalam kaitan dengan norma-norma Islami. Abu Hanifah an-

Nu’man juga menolak akad muzara’ah (kontrak bagi hasil pertanian)

(Apridar, 2010, hlm. 88).

2. Abu Yusuf (112-182H/731-798H)

Abu Yusuf lahir pada tahun 133 H, Ia pernah tinggal di Kufah dan di

Bagdad, Ia meninggal pada tahun 182 H. Nama lengkapnya ialah Ya’qup

bin Ibrahim bin Habib al-Ansari. Hadist yang diperolehnya dari Abu Ishaq

al-Syaibani, Sulaiman al-Tamyi, Yahya bin Said al-Ansari. Ia juga aktif

mengikuti pengajian Muhammad bin Abdurrahman bin Abi Laili dan Abu

Hanifa (Chamid, 2010, hlm. 153).

Abu Yusuf sangat menentang keras pengenaan pajak pertanian dan

anjuran penggantian suatu retribusi tetap atas tanah dengan pajak atas hasil

produksi pertanian yang dikenakan secara proporsional. Hal ini dirasakan

lebih adil dan nampaknya untuk menghasilkan suatu pendapat yang lebih

besar dan memudahkan perluasan area yang digarap. Ia memberikan

saran-saran secara rinci tentang bagaimana agar pengeluaran mencapai

sasaran pembangunan pada pembuatan jembatan, dam, dan pekerjaan

irigasi. Walaupun sumbangan utamanya terletak pada bidang keuangan

negara, namun ia juga mendiskusikan penerapan kebijaksanaan pada

pengendalian harga. Diskusi ini telah juga membawanya kepada bahasan

tentang bagaimana harga ditentukan dan apa pengaruh dari berbagai jenis

pajak yang berbeda (Apridar, 2010, hlm. 90).

Page 9: Perekonomian Masa Periode Pertama

7

3. Zaid bin Ali (80-120H/699-738M)

Zaid bin Ali adalah putra dari Imam Syi’ah ke-4, Ali Zainal Abidin,

dan cucu dari Husain bin Ali. Imam Zaid dilahirkan pada tahun 80H/ 699

M, sama dengan tahun kelahiran Abu Hanifah. Beliau juga dikenal sebagai

ahli fikih kenamaan di masanya. Pengakuan tersebut pernah diucapkan

oleh Imam Abu Hanifah sendiri yang terdapat di buku karangan Apridar

hlm. 86:

“Aku kenal Imam Zaid bin Ali sebagaimana aku kenal tentang

keluarganya. Di masanya tidak pernah seorang yang lebih ahli dalam

fiqih daripada beliau. Dan aku tidak pernah melihat seorang pun yang

lebih luas pengetahuannya, lebih cepat menjawab dan lebih terang

penjelasannya daripada beliau, jarang sekali mendapati orang semacam

beliau”.

Dasar-dasar pemikiran ekonomi Imam Zaid bin Ali adalah

menyatakan keabsahan jual beli secara tangguh dengan harga yang lebih

tinggi daripada jual beli secara tunai. Pemikiran ini menjadi salah satu

pijakan pendapat tentang kebolehan menetapkan kelebihan harga yang

paling tinggi pada jual beli secara kredit ataupun tangguh/tertunda

(Apridar, 2010, hlm. 86).

Dalam ilmu ekonomi Zaid bin Ali menggagas tentang kebolehannya

melakukan penambahan harga dari harga tunainya suatu barang pada saat

teransaksi kredit. Contohnya, apabila ada harga barang padasaat harga

tunainya hanya satu juta rupiah maka dalam harga kreditnya bisa lebih

tinggi dari satu juta dan ini merupakan transaksi yang sah. Tapi yang harus

diperhatikan dalam transaksi ini menurut Zaid bin Ali adalah

keharusannya dilandasi oleh prinsip saling ridha antara kedua belah pihak

yang bertransaksi. (Karim, 2004)

4. Muhammad bin Hasan Al-Syaibani (132-189 H/750-804 M)

Salah satu rekan Abu Yusuf dalam madzhab Hanafiyah adalah

Muhammad bin Hasan Al-Syaibani, nama lengkapnya Abu Abdullah

Page 10: Perekonomian Masa Periode Pertama

8

Muhammad bin al-Hasan bin Farqad Jazariya asy-Syaibani. Risalah

kecilnya yang berjudul al-Iktisab fi ar-Rizq al-Mustathab membahas

pendapatan dan belanja rumah tangga. Ia juga menguraikan perilaku

konsumsi seorang Muslim yang baik serta keutamaan orang yang suka

berderma dan tidak suka meminta-minta. Dalam buku (Karim, 2004, hlm.

16) Al-Syaibani mengklasifikasikan jenis pekerjaan ke dalam empath al,

yakni ijarah (sewa-menyewa), tijarah (perdagangan), zira’ah (pertanian),

dan shina’ah (industri).

Cukup menarik untuk dicatat bahwa ia menilai pertanian sebagai

lapangan pekerjaan yang terbaik, padahal masyarakat Arab pada saat itu

lebih tertarik untuk berdagang dan berniaga. Dalam suatu risalah yang

lain, yakni Kitab al-Asl, Al-Syaibani telah membahas masalah kerja sama

usaha dan bagi hasil.

Secara umum, pandagan-pandangan Al-Syaibani yang tercermin dari

berbagai karyanya cenderung berkaitan dengan perilaku ekonomi seorang

Muslim sebagai individu. Hal ini tentu berbeda dengan Abu Yusuf yang

cenderung berkaitan dengan perilaku penguasa dan kebijakan publik.

Page 11: Perekonomian Masa Periode Pertama

9

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan mengenai

“Perekonomian Islam pada periode pertama” yaitu mengetahui bagaimana

sejarah ekonomi islam pada masa periode pertama yang mana ekonomi

islam itu bukanlah suatu hal yang tiba-tiba datang begitu saja tetapi

memang sudah ada pada masa Rasulullah SAW dan dijadikan contoh oleh

para cendekiawan Muslim. Kemudian mengenal tokoh-tokoh ekonomi

islam pada masa periode pertama seperti Abu Hanifah, Abu Yusuf, Zaid

bin Ali dan Muhammad bin Hasan Al-Syaibani.

B. Saran

Dengan adanya makalah ini kami berharap para pembaca lebih

mengetahui dan memahami bagaimana ekonomi islam yang benar dan

setelah kita mengetahui alangkah baiknya mengimplementasikan ekonomi

islam itu dalam kehidupan sehari-hari.

Page 12: Perekonomian Masa Periode Pertama

DAFTAR PUSTAKA

Apridar. (2010). Teori Ekonomi Sejarah dan Perkembangannya. Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Buchari, V. R. (2009). Islamic Economics. Jakarta: Bumi Aksara.

Chamid, N. (2010). Jejak Langkah dan Searah Pemikiran Ekonomi Islam.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Karim, A. A. (2004). Sejarah Pemikiran EKonomi Islam. Jakarta: PT RajaGrafido

Persada.