Perekat Papan Partikel
-
Upload
akbar-de-nayaka -
Category
Documents
-
view
330 -
download
22
Transcript of Perekat Papan Partikel
BAHAN PEREKAT PADA PAPAN PARTIKEL
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknologi Industri Hijau berbasisSumber Daya Hayati
Dosen Pengampu : Dr Ragil Widyorini
Disusun Oleh :Heny Akbar M (11/324156/PMU/07181)
MAGISTER TEKNOLOGI PENGEMBANGAN BERKELANJUTANPROGRAM STUDI ILMU LINGKUNGAN SEKOLAH PASCA SARJANA
UNIVERSITAS GADJAH MADA2013
A. PENDAHULUAN
Hutan merupakan salah satu sumber daya alam yang penting di Indonesia
dan memberikan manfaat langsung dan tidak langsung. Manfaat langsung antara
lain berupa kayu yang dipanen dan diolah. Kegiatan pemanenan dan pengolahan
tersebut menyebabkan terjadinya limbah pemanenan dan limbah
pengolahan. Limbah kayu dari kedua kegiatan tersebut secara botanis umumnya
sama karena sebagian besar pohon yang dipanen dikeluarkan dari hutan untuk
diolah. Perbedaannya dalam bentuk, yaitu limbah pemanenan berupa batang,
cabang, dan ranting, sedangkan limbah pengolahan berupa sebetan, potongan
ujung, tatal, serbuk, sisa pemotongan dolok, sisa venir, sisa kupasan, sisa sayatan
dan sisa pemotongan produk tergantung macam pengolahannya.
Indonesia dengan kekayaan alamnya yang beragam dan dengan posisi
strategis di belahan bumi ini mempunyai potensi untuk mengembangkan eco-
technology (melalui pemberdayaan masyarakat dan pemberdayaan regional) yang
pada akhirnya mampu menyejahterakan masyarakatnya melalui swasembada
energi dan optimalisasi pemanfaatan sumber daya.
Salah satu bentuk nyata penerapan eco-technology adalah pemanfaatan
limbah padat perkebunan dan pertanian yang berbentuk serat (fiber) sebagai
penguat material komposit untuk keperluan industri manufaktur. Salah satu
contohnya yaitu “Papan Partikel”. Dengan pemanfaatan ini maka limbah padat
dapat diminimalkan sekaligus meminimalkan pencemaran udara akibat polusi dan
emisi GHG
Papan partikel adalah bagian-bagian kecil yang dibuat dari potongan-
potongan kayu yang dihasilkan dengan memotong atau mekanis fraktur. Partikel-
partikel yang saling berhubungan dengan perekat sintetis didominasi bahan
sintetis. Zat aditif seperti parafin sering dimasukkan dalam resin kayu campuran
untuk memberikan stabilitas dimensi atau sifat fisik diinginkan kepada papan
partikel. Partikel kayu yang digunakan adalah dihasilkan dari sisa-sisa kayu
primer lain atau dari kayu bulat.. Kombinasi bahan baku proses pembuatan
partikel seperti hasil dalam berbagai bentuk dan ukuran partikel (Tsoumis, 1991).
Tipe Utama Partikel
Salah satu pemanfaatan limbah kayu adalah untuk pembuatan papan
partikel yaitu lembaran hasil pengempaan panas campuran partikel kayu atau
bahan berlignoselulosa lainnya dengan perekat organik dan bahan
lainnya. Partikel berarti butir atau bahan yang berukuran relatif kecil. Partikel
kayu berarti potongan kecil kayu yang bentuknya bermacam-macam tergantung
pada cara pengolahannya. Tipe utama partikel yang digunakan untuk papan
partikel adalah sebagai berikut :
1. Pasahan, partikel kayu kecil berdimensi tak menentu, berasal dari limbah
pengetaman.Serpih, partikel kecil dengan dimensi yang ditentukan, berasal
dari pealatan khusus, seratsejajar dengan permukaan.
2. Bentuk kiskuit, berupa serpih tetapi lebih lebar. Biasanya lebih besar dari
0,025 inci tebalnya dan lebih dari 1 inci panjangnya.
3. Tatal, dihasilkan dengan memotong kayu menggunakan pisau atau
pemukul.
4. Serbuk gergajian, berasal dari limbah gergajian kayu
5. Untaian, pasahan panjang. Pipih dengan permukaan sejajar.
6. Kerat, potongan hampir persegi, melintang, panjang sedikitnya 4 x
ketebalannya.
7. Wol kayu,(ekselsior), keratin panjang, berombak, ramping (Haygreen dan
Boywer, 1996).
Berdasarkan kerapatannya, papan partikel dapat dibagi menjadi 3
golongan, yaitu:
1. Papan partikel berkepadatan rendah (Low Density Particleboard), yaitu
papan yang mempunyai kerapatan < 0,4g/cm3
2. Papan partikel berkerapatan besar (Medium Density Particleboard), yaitu
papan partikel yang mempunyai kerapatan antara 0,4-0,8 g/cm3 c.
3. Papan parikel berkerapatan tinggi (Hight Density Particleboard), yaitu
papan partikel yang mempunyai kerapatan > 0,8 g/cm3
B. JENIS-JENIS PEREKAT
Sebuah perekat, atau lem, adalah campuran cairan dalam keadaan semi-
cair atau yang melekat atau ikatan item bersama. Perekat dapat berasal dari
sumber alam atau sintetis. Jenis bahan yang dapat berikatan yang luas namun
mereka sangat berguna untuk ikatan bahan yang tipis. Perekat mengeras dengan
pelarut pada suhu kamar atau dengan mengeksposkannya ke suhu yang
ditingkatkan.
Definisi perekat menurut beberapa ahli :
1. Shield (1970) mendefinisikan perekat sebagai suatu bahan yang dapat
menyatukan bahan-bahan lainnya melalui ikatan permukaan.
2. Kennedy et all (1984) mendefinisikan perekat sebagai unsur yang mampu
menyatukan bahan secara bersama melalui ikatan secara kimia atau secara
mekanik.
3. Salomon & Schonlau (1951) mendefinisikan perekat sebagai bahan yg
mampu menyambungkan atau menyatukan kedua permukaan benda yg
terpisah sehingga mempunyai kekuatan yg memadai saat dikenai beban
tertentu.
4. Wake (1976) & Ruhendi (1986) mendefinisikan perekat sebagai bahan yang
mampu menyatukan benda sejenis atau tidak sejenis melalui ikatan atau
sentuhan permukaan & menjadikan benda tsb memiliki sifat tahan terhadap
usaha pemisahan.
Pembagian bahan perekat dibagi menjadi beberapa bagian secara utama
terdiri dari bahan perekat alami dan bahan perekat alami. Bahan perekat alami
berasal dari hewani, tumbuhan, dan mineral. Beberapa bahan perekat yang berasal
dari hewani adalah Albumen, Casein, Shellac, Lilin lebah dan Kak (Animal Glue).
Beberapa bahan perekat yang berasal dari tumbuhan adalah Damar Alam, Arabic
Gum, Protein, Starch, Dextrin, dan Karet Alam. Beberapa bahan perekat yang
berasal dari mineral adalah Silicate, Magnesia, Litharge, Bitemen, dan Asphalt.
Bahan pereket sintetis berasal dari Elastomer, Thermoplastic, dan
Thermosetting. Beberapa bahan perekat yang berasal dari Elastomer adalah Poly
Chloropene, Poly Urethane, Silicon Rubber, Polisoprene, Poly Sulphide, dan
Butyl Rubber. Beberapa bahan perekat yang berasal dari Thermoplastic adalah
Ethyl Cellulose, Poly Vinyl Acetate, Poly Vinyl Aalcohol, Poly Vinyl Chloride,
Poly Acrylate, dan Hotmelt. Beberapa bahan perekat yang berasal dari
Thermosetting adalah Urea Formaldehyde, Epoxy Polyamide, dan Phenol
Formaldehyde.
1. Animal Glue
Secara umum jenis lem mini dikenal lem Kak. Bahan ini dibuat dari
collagen (suatu protein kulit binatang, tulang-tulang dan daging penyambung
tulang). Keistimewaan dari bahan ini adalah dapat larut dalam air panas, dan pada
waktu pendinginan terjadi pembekuan seperti agar-agar (jelly), sehingga lam ini
dapat menghasilkan daya rekat pertama yang cukup kuat. Pada pengeringan
selanjutnya terjadilah daya rekat yang kuat. Lem Kak ini terdapat dipasaran dalam
bentuk granulate (butir-butir), potongan-potongan dan lempengan.
2. Casein
Casein adalah zat protein yang terdapat dalam susu hewan (sapi) sebagai
hasil samping dari perusahaan keju. Larutan casein dalam bentuk pasta banyak
digunakan pada penempelan label kertas ke botol gelas. Keistimewaan dari lem
casein ini ialah hasil penempelannya bersifat tahan terhadap kelembaban dan juga
tehan terhadap air, sehingga jika botol terendam di dalam air kertas tidak akan
lepas.
3. Starch dan Dextrin
Starch atau kanji adalah hasil dari tumbuhan, contoh yang kita jumpai
ialah terbuat dari tepung tapioka. Bahan ini sudah dikenal sejak dahulu sebagai
bahan lem, ialah dengan cara memasaknya dengan air. Dextrin adalah hasil
modifokasi secara kimia dari kanji. Kedua bahan ini banyak digunakan pada
pembuatan kantong-kantong kertas, kotak-kotak karton, dan lain-lain.
4. Poly Vinyl Acetate
Poly vinyl acetate atau disingkat PVAc adalah suatu resin (polymer) dari
hasil polimerisasi di mana sebagai bahan monomernya adalah vinyl acetate. Hasil
dari polimerisasi ini berbentuk disperse atau emulsi di dalam air, berwarna putih
dan pasta. Poly vinyl acetate dipakai secara meluas di bidang lem sejak tahun
1940 sebagai pengganti dari lem Kak (animal glue) di industri perkayuan. PVAc
sangat sesuai digunakan pada mesin-mesin pembungkus yang berkecepatan tinggi.
Juga, PVAc digunakan pada mesin-mesin penjilid buku, kantong kertas,
pembuatan sampul, dan lain-lain. Secara kimia poly vinil acetate mempunyai
gugus-gugus atom yang aktif sehingga ia dapat mengikat bahan-bahan lain dengan
cara hydrogen bonding maupun adsorpsi secara kimia.
5. Urea Formaldehide
Kemajuan yang dicapai dalam hal perekatan perkayuan ialah
ditemukannya bahan perekat sintetis pada tahun pertengahan 1930. Perekat
sintatis ini ialah Phenol Formaldehyde dan Urea Formaldehyde. Disebabkan lebih
murah, maka Urea Formaldehyde lebih banyak dipakai dibanding yang lainnya.
Urea Formaldehyde banyak dipakai pada pembuatan plywood. Pada
pemakaiannya kadang-kadang dicampur dengan tepung terigu untuk menjadikan
hasil perekatan fleksibel. Resin dicampur dengan hardener di dalam air kemudian
ditambahkan tepung terigu sebagai pengisi dan kemudian zat katalis. Adukan ini
disebarkan ke permukaan lapisan kayu dengan rol spreader. Lapisan-lapisan kayu
tipis (vinir) yang telah dispread dengan lem urea ini kemudian disusun lapis tiga
(triplek) dan dipres dengan dipanaskan dengan steam selama 4 sampai 7 menit,
dengan temperature atau suhu dari steam antara 125 derajat hingga 140 derajat
Celcius.
C. PEREKAT DALAM PAPAN PARTIKEL (ISOSIANAT)
Perekat merupakan salah satu faktor yang mempunyai keberhasilan dalam
pembuatan papan partikel. Pemilihan jenis dan banyaknya perekat yang
dibutuhkan sangat penting untuk diperhatikan. Suatu bahan perekat tergantung
pada jenis papan partikel yang akan dibuat. Beberapa istilah lain dari perekat yang
memiliki kekhususan meliputi glue, mucilage, pasta, dan cement. Glue merupakan
perekat yang terbuat dari protein hewani, seperti kulit, kuku, urat, otot dan tulang
yang secara luas digunakan dalam industri pengerjaan kayu. Mucilage merupakan
perekat yang dipersiapkan dari getah dan air dan diperuntukkan terutama untuk
merekat kertas. Paste merupakan perekat pati (strach) yang dibuat melalui
pemanasan campuran pati dan air dan dipertahankan berbentuk pasta. Cement
merupakan istilah yang digunakan untuk perekat yang bahan dasarnya karet dan
mengeras melalui pelepasan pelarut Isosianat merupakan salah satu perekat yang
dapat digunakan dalam pembuatan papan biokomposit. Perekat ini bersifat
karsinogen dan beracun. Perekat ini tergolong dalam kategori perekat
termosetting, karena tidak dapat kembali kebentuk semula apabila diaplikasikan
ke bahan yang digunakan.
Isosianat adalah perekat yang memiliki kekuatan yang lebih tinggi
daripada perekat lainnya. Isosianat bereaksi bukan hanya dengan aquarous tetapi
juga dengan kayu yang menghasilkan ikatan kimia yang kuat sekali (chemical
bonding). Isosianat juga memiliki gugus kimia yang sangat reaktif, yaitu R-
N=C=O. Keunikan perekat isosianat adalah dapat digunakan pada variasi suhu
yang luas, tahan air, panas, cepat kering, Ph netral dan kedap terhadap solvent
(pelarut organik). Isosianat membutuhkan waktu yang lama untuk mengental,
pada saat menit ke-70 isosianat tidak mampu menental dengan sempurna.
Isosianat memiliki kemampuan wetabilitas yang buruk. Hal ini ditandai
dengan kemampuan perekat isosianat yang sulit menembus permukaan dan
membentuk sudut kontak yang luar yang terkecil atau sudut kontak dalam yang
terbesar. Hal ini disebabkan isosianat memiliki kekentalan yang tinggi disbanding
dengan larutan lain yang digunakan sebagai perekat.
Referensi:
http://himabatpl08.wordpress.com/2009/11/26/pengertian-perekat-adhesive/ (17Januari 2013)
http://ecimansorong.blogspot.com/2010/05/kimia-lem-dan-perekat.html (17Januari 2013)
http://vansaka.blogspot.com/2010/03/perekat-isosianat.html (17 Januari 2013)
Ruhedi, S. dan Y.S. Hadi. 1997. Perekat dan Perekatan. Teknologi Hasil HutanFakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Ruhedi, S., Koroh D. S., Syahmani F., Yanti H., Nurhaida, Saad S., Sucipto T.2007. Analisis Perekatan Kayu. Institut Peranian Bogor. Bogor.
Vick, C. B. 1999. Adhesive Bonding of Wood Material. Forest ProductTechnology. USDA Forest Service. Wisconsin.