PERDIRJEN 51-PB-2008-Pedoman Penyusunan Lap Keuangan

92
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER- 51 /PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 75 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat, ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyusunan laporan keuangan bagi entitas pelaporan dan pos-pos tertentu yang memerlukan perlakuan khusus diatur dengan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga; Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 05, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat

description

Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan

Transcript of PERDIRJEN 51-PB-2008-Pedoman Penyusunan Lap Keuangan

  • DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

    PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN

    NOMOR: PER- 51 /PB/2008

    TENTANG

    PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

    DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN,

    Menimbang : a. bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 75 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat, ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyusunan laporan keuangan bagi entitas pelaporan dan pos-pos tertentu yang memerlukan perlakuan khusus diatur dengan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan;

    b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga;

    Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003

    tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

    2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 05, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

    3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

    4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat

  • dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

    5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2007 tentang APBN Tahun Anggaran 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4778 );

    6. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum;

    7. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah;

    8. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah;

    9. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;

    10. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan;

    11. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 57/PMK.05/2007 tentang Pengelolaan Rekening Milik Kementerian Negara/Lembaga/ Kantor/Satuan Kerja;

    12. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 76/PMK.05/2008 tentang Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Badan Layanan Umum;

    13. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat;

    M E M U T U S K A N :

    Menetapkan : P E R A T U R A N D I R E K T U R J E N D E R A L PERBENDAHARAAN TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA.

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Pasal 1

    Dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini, yang dimaksud dengan:

    1) Entitas Pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri dari

  • satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan.

    2) Entitas Akuntansi adalah unit pemerintahan pengguna anggaran/pengguna barang dan oleh karenanya wajib menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan untuk digabungkan pada entitas pelaporan.

    3) Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat kepada gubernur sebagai wakil pemerintah pusat.

    4) Dana Dekonsentrasi adalah dana yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dilaksanakan oleh gubernur sebagai wakil pemerintah pusat yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan Dekonsentrasi, tidak termasuk dana yang dialokasikan untuk instansi vertikal pusat di daerah.

    5) Tugas Pembantuan adalah penugasan dari pemerintah pusat kepada daerah dan/atau desa atau sebutan lain dengan kewajiban melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaannya kepada yang menugaskan.

    6) Dana Tugas Pembantuan adalah dana yang berasal dari APBN yang dilaksanakan oleh daerah yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan Tugas Pembantuan.

    7) Badan Layanan Umum, yang selanjutnya disebut BLU adalah instansi di lingkungan pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas, yang pengelolaan keuangannya diselenggarakan sesuai dengan peraturan pemerintah terkait.

    BAB II

    PELAPORAN KEUANGAN

    Pasal 2

    (1) Entitas pelaporan wajib menyajikan laporan pertanggungjawaban berupa Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga (LKKL) dan menyampaikannya kepada Menteri Keuangan.

    (2) Entitas Akuntansi wajib menyampaikan laporan keuangan

  • selaku kuasa pengguna anggaran/barang secara periodik dan berjenjang kepada entitas pelaporan.

    (3) Entitas pelaporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah sebagaimana tertera pada lampiran I Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini.

    (4) Kementerian Negara/Lembaga membentuk struktur organisasi akuntansi sebagaimana tertera pada lampiran II Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini.

    (5) Entitas pelaporan dan entitas akuntansi pada kementerian negara/lembaga menyusun laporan keuangan menurut tata cara sebagaimana diatur pada lampiran III Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini.

    (6) Laporan keuangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) merupakan hasil penggabungan laporan keuangan yang berasal dari entitas akuntansi di lingkungan kementerian negara/lembaga termasuk entitas akuntansi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang menerima dana dekonsentrasi dan dana tugas pembantuan.

    (7) Tata cara penyajian Laporan Keuangan Bagian Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan (BA 062 dan 069) diatur dengan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tersendiri.

    Pasal 3

    (1) Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai pengguna Barang Milik Negara (BMN) wajib menyajikan laporan pertanggungjawaban berupa Laporan Barang Pengguna Semester/Tahunan.

    (2) Penyusunan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pada kementerian negara/lembaga diatur dalam lampiran III Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini.

    Pasal 4

    (1) Dalam penyusunan laporan keuangan, kementerian negara/lembaga wajib membentuk dan menunjuk unit akuntansi keuangan/barang milik negara dengan ketentuan:

    a) Pembentukan dan penunjukan Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran/Barang (UAKPA/B) pada tingkat satuan kerja penerima Daftar Isian Pelaksanaan

  • Anggaran (DIPA) atau dokumen anggaran lain yang dipersamakan;

    b) Pembentukan dan penunjukan Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran/Barang Wilayah (UAPPA/B-W) pada tingkat Kantor Wilayah;

    c) Pembentukan dan penunjukan Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran/Barang Eselon 1 (UAPPA/B-E1) pada tingkat Eselon 1;

    d) Pembentukan dan penunjukan Unit Akuntansi Pengguna Anggaran/Barang (UAPA/B) pada tingkat kementerian negara/lembaga.

    (2) Kementerian negara/lembaga yang mempunyai unit vertikal di daerah tetapi tidak mempunyai Kantor Wilayah wajib membentuk UAPPA/B-W dengan menunjuk salah satu satuan kerja di wilayah sebagai UAPPA/B-W;

    (3) Kementerian negara/lembaga menetapkan dinas provinsi/ kota/kabupaten sebagai UAPPA/B-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan atas usulan Kepala Daerah;

    (4) Kepala Daerah bersama-sama dengan Kepala Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan menunjuk dan menetapkan Koordinator UAPPA/B-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan.

    BAB III

    DOKUMEN SUMBER PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

    Pasal 5

    (1) Dokumen sumber yang diproses dalam penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga adalah dokumen sumber tahun anggaran berjalan sampai dengan 31 Desember.

    (2) Dokumen sumber sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikecualikan dalam pencatatan saldo awal BMN.

    Pasal 6

    Dokumen sumber yang diproses dalam penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga diatur dalam lampiran III Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini.

  • BAB IV

    REKONSILIASI DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

    Pasal 7

    (1) Dalam penyajian Laporan Keuangan kementerian negara/lembaga wajib melakukan rekonsiliasi dengan ketentuan sebagai berikut:

    a) Rekonsiliasi Laporan Keuangan tingkat UAKPA dilakukan dengan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) setiap bulan;

    b) Rekonsiliasi Laporan Keuangan tingkat UAPPA-W dilakukan dengan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan setiap triwulan;

    c) Rekonsiliasi Laporan Keuangan tingkat UAPPA-E1 dilakukan dengan Direktorat Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan setiap semester.

    d) Rekonsiliasi Laporan Keuangan tingkat UAPA dilakukan dengan Direktorat Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan setiap semester;

    (2) Pedoman rekonsiliasi laporan barang diatur lebih lanjut dengan peraturan bersama Direktur Jenderal Perbendaharaan dan Direktur Jenderal Kekayaan Negara.

    Pasal 8

    (1) Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga terdiri dari:

    a) Laporan Realisasi Anggaran;

    b) Neraca;

    c) Catatan atas Laporan Keuangan.

    (2) Laporan Barang sebagaimana dimaksud pada pasal 3 ayat (1) disajikan sebagai lampiran Catatan atas Laporan Keuangan.

    (3) Sistematika dan contoh format penyajian laporan keuangan ditetapkan dalam lampiran IV Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini.

  • (4) Laporan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU) wajib dikonsolidasikan dengan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga.

    (5) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan unit organisasi lainnya yang bukan merupakan Bagian Anggaran, yang menggunakan dan atau memanfaatkan barang milik negara berdasarkan peraturan perundang-undangan, wajib menyampaikan laporan barang tersebut kepada Menteri Keuangan.

    BAB V

    REVIU DAN PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN

    Pasal 9

    (1) Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga semesteran dan tahunan wajib direviu oleh aparat pengawasan intern kementerian negara/lembaga sebelum disampaikan kepada Menteri Keuangan.

    (2) Reviu dilaksanakan secara paralel dengan pelaksanaan anggaran dan penyusunan laporan keuangan kementerian negara/lembaga.

    (3) Pelaksanaan reviu oleh aparat pengawas intern mengacu kepada Peraturan Dirjen Perbendaharaan tentang Pedoman Reviu Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga.

    Pasal 10

    (1) Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga semesteran dan tahunan wajib disertai Pernyataan Tanggung Jawab yang ditandatangani oleh Menteri/Pimpinan Lembaga.

    (2) Laporan Keuangan Tingkat Eselon 1 semesteran dan tahunan wajib disertai Pernyataan Tanggung Jawab yang ditandatangani oleh Pimpinan Eselon 1.

    (3) Laporan Keuangan Tingkat Wilayah semesteran dan tahunan wajib disertai Pernyataan Tanggung Jawab yang ditandatangani oleh Kepala Kantor/Koordinator Wilayah.

    (4) Laporan Keuangan Tingkat Satuan Kerja semesteran dan tahunan wajib disertai Pernyataan Tanggung Jawab yang ditandatangani oleh Kepala Satuan Kerja.

  • Pasal 11

    (1) Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga Tahunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 sudah disampaikan ke Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perbendaharaan pada tanggal terakhir bulan Februari setelah tahun anggaran berakhir, sesuai dengan lampiran V Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini.

    (2) Laporan Barang Pengguna Tahunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 sudah diterima oleh Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Kekayaan Negara selambat-lambatnya tanggal 15 Februari setelah tahun anggaran berakhir, sesuai dengan lampiran V Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini.

    Pasal 12

    Kementerian Negara/Lembaga harus mengungkapkan dalam Laporan Keuangannya:

    a) Temuan BPK dan tindak lanjut atas temuan dimaksud dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

    b) Rekening pemerintah yang dikelola.

    BAB VI

    KETENTUAN LAIN-LAIN

    Pasal 13

    Entitas Pelaporan yang memerlukan perlakuan khusus dalam penyusunan laporan keuangan akan diatur secara terpisah dengan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan.

  • BAB VII

    KETENTUAN PENUTUP

    Pasal 14

    Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dan mempunyai daya laku surut terhitung sejak tanggal 1 Januari 2008.

    Ditetapkan di Jakarta

    pada tanggal 20 November 2008

  • LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

    Entitas Pelaporan - Halaman I.1

    ENTITAS PELAPORAN

    No. Kode BA Uraian Bagian Anggaran

    1. 001 Majelis Permusyawaratan Rakyat 2. 002 Dewan Perwakilan Rakyat 3. 004 Badan Pemeriksa Keuangan 4. 005 Mahkamah Agung 5. 006 Kejaksaan Agung 6. 007 Sekretariat Negara 7. 010 Departemen Dalam Negeri 8. 011 Departemen Luar Negeri 9. 012 Departemen Pertahanan

    10. 013 Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia 11. 015 Departemen Keuangan 12. 018 Departemen Pertanian 13. 019 Departemen Perindustrian 14. 020 Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral 15. 022 Departemen Perhubungan 16. 023 Departemen Pendidikan Nasional 17. 024 Departemen Kesehatan 18. 025 Departemen Agama 19. 026 Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi 20. 027 Departemen Sosial 21. 029 Departemen Kehutanan 22. 032 Departemen Kelautan dan Perikanan 23. 033 Departemen Pekerjaan Umum 24. 034 Menko Bidang Politik, Hukum dan Keamanan 25. 035 Menko Bidang Perekonomian 26. 036 Menko Bidang Kesejahteraan Rakyat 27. 040 Departemen Kebudayaan dan Pariwisata 28. 041 Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara 29. 042 Kementerian Negara Riset dan Teknologi 30. 043 Kementerian Negara Lingkungan Hidup 31. 044 Kementerian Negara Koperasi dan UKM 32. 047 Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan 33. 048 Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara 34. 050 Badan Intelijen Negara 35. 051 Lembaga Sandi Negara 36. 052 Dewan Ketahanan Nasional 37. 054 Badan Pusat Statistik 38. 055 Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS 39. 056 Badan Pertanahan Nasional 40. 057 Perpustakaan Nasional

  • LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

    Entitas Pelaporan - Halaman I.2

    No. Kode BA Uraian Bagian Anggaran

    41. 059 Departemen Komunikasi dan Informatika 42. 060 Kepolisian Negara Republik Indonesia 43. 061* Cicilan Bunga Utang 44. 062* Subsidi dan Transfer 45. 063 Badan Pengawasan Obat dan Makanan 46. 064 Lembaga Ketahanan Nasional 47. 065 Badan Koordinasi Penanaman Modal 48. 066 Badan Narkotika Nasional 49. 067 Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal 50. 068 Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional 51. 069* Belanja Lain-Lain 52. 070* Dana Perimbangan 53. 071* Dana Otonomi Khusus dan Penyeimbang 54. 074 Komisi Nasional Hak Asasi Manusia 55. 075 Badan Meteorologi dan Geofisika 56. 076 Komisi Pemilihan Umum 57. 077 Mahkamah Konstitusi 58. 078 Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 59. 079 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 60. 080 Badan Tenaga Nuklir Nasional 61. 081 Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi 62. 082 Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional 63. 083 Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional 64. 084 Badan Standardisasi Nasional 65. 085 Badan Pengawas Tenaga Nuklir 66. 086 Lembaga Administrasi Negara 67. 087 Arsip Nasional Republik Indonesia 68. 088 Badan Kepegawaian Negara 69. 089 Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan 70. 090 Departemen Perdagangan 71. 091 Kementerian Negara Perumahan Rakyat 72. 092 Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga 73. 093 Komisi Pemberantasan Korupsi 74. 094 Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi NAD-Nias 75. 095 Dewan Perwakilan Daerah 76. 096* Pembayaran Cicilan Pokok Hutang Luar Negeri 77. 097* Pembayaran Cicilan Pokok Hutang Dalam Negeri 78. 098* Penerusan Pinjaman 79. 099* Penyertaan Modal Negara 80. 100 Komisi Yudisial 81. 101* Penerusan Pinjaman Sebagai Hibah 82. 102* Penerusan Hibah 83. 103 Badan Nasional Penanggulangan Bencana 84. 104 Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia 85. 105 Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo

    * Tata Cara Pelaporan Keuangan atas Bagian Anggaran ini tidak diatur dalam Perdirjen ini

  • LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

    Entitas Pelaporan - Halaman I.3

    Unit organisasi lainnya yang bukan merupakan Bagian Anggaran, tetapi mengelola dana APBN/menggunakan dan atau memanfaatkan barang milik negara berdasarkan peraturan perundang-undangan adalah entitas pelaporan, antara lain : Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam Otorita Pengembangan Daerah Industri Sabang Badan Pengelola Gelora Bung Karno Badan Pengelola Kompleks Kemayoran Badan Pengelola Kegiatan Hulu Migas Lembaga Penyiaran Publik RRI Lembaga Penyiaran Publik TVRI Perguruan Tinggi Negeri yang berstatus Badan Hukum Milik Negara (BHMN) Unit Organisasi lainnya

  • LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR:PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

    Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L Halaman II. 1

    STRUKTUR ORGANISASI UNIT AKUNTANSI PADA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

    I. PENDAHULUAN

    Dalam pelaksanaan anggaran, setiap kementerian negara/lembaga selaku pengguna

    anggaran/barang menyelenggarakan akuntansi atas transaksi keuangan yang meliputi

    transaksi pendapatan, belanja, aset, utang, dan ekuitas dana, yang berada dalam tanggung

    jawabnya. Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara berwenang menetapkan

    Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Negara.

    A. Unit Akuntansi

    Dalam pelaksanaan sistem akuntansi, kementerian negara/lembaga wajib membentuk unit

    akuntansi keuangan dan unit akuntansi barang.

    A.1. Unit akuntansi keuangan terdiri dari :

    Unit Akuntansi Pengguna Anggaran (UAPA) Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Eselon I (UAPPA-E1) Koordinator Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah (UAPPA-W)

    Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan

    Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah (UAPPA-W) Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA).

    A.2. Unit akuntansi barang terdiri dari :

    Unit Akuntansi Pengguna Barang (UAPB) Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Eselon I (UAPPB-E1) Koordinator Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Wilayah (UAPPB-W)

    Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan

    Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Wilayah (UAPPB-W) Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang (UAKPB) .

    B. Penanggung jawab Unit Akuntansi Keuangan/Barang

    B.1. Unit Akuntansi Pengguna Anggaran/Barang (UAPA/B)

  • LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

    Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L Halaman II. 2

    UAPA/B merupakan unit akuntansi pada tingkat kementerian negara/lembaga

    (pengguna anggaran/barang), penanggungjawabnya adalah Menteri/Pimpinan

    Lembaga.

    B.2. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran/Barang Eselon I (UAPPA/B-E1)

    UAPPA/B-E1 merupakan unit akuntansi pada tingkat eselon I, penanggung

    jawabnya adalah pejabat eselon I.

    B.3. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran/Barang Wilayah (UAPPA/B-W)

    B.3.1. UAPPA/B-W merupakan unit akuntansi pada tingkat wilayah yang

    melakukan pengabungan laporan keuangan seluruh UAKPA/B instansi

    vertikal kementerian negara/lembaga di wilayahnya. UAPPA/B W dibentuk

    dengan menunjuk dan menetapkan kantor wilayah atau satuan kerja

    sebagai UAPPA/B-W. Penanggungjawab UAPPA/B W adalah Kepala

    Kantor Wilayah atau Kepala satuan kerja yang ditetapkan sebagai

    UAPPA/B-W.

    B.3.2 Koordinator UAPPA/B Wilayah Dekonsentrasi merupakan unit akuntansi

    pada tingkat wilayah yang melakukan pengabungan laporan keuangan

    seluruh UAPPA-W/UAPPB-W Dekonsentrasi di wilayahnya,

    penanggungjawabnya adalah Gubernur.

    B.3.3. UAPPA/B Wilayah Dekonsentrasi merupakan unit akuntansi pada tingkat

    wilayah yang melakukan pengabungan laporan keuangan seluruh UAKPA/B

    Dekonsentrasi yang berada di bawahnya. Setiap dinas pada pemerintah

    provinsi yang menerima alokasi dana dekonsentrasi ditunjuk dan ditetapkan

    sebagai UAPPA/B-W. Penanggungjawab UAPPA/B Wilayah adalah Kepala

    Dinas Pemerintah Provinsi sesuai dengan penugasan yang diberikan oleh

    pemerintah melalui kementerian negara/lembaga.

    B.3.4 Koordinator UAPPA/B Wilayah Tugas Pembantuan merupakan unit

    akuntansi pada tingkat wilayah yang melakukan pengabungan laporan

    keuangan seluruh UAPPA-W/UAPPB-W Tugas Pembantuan di wilayahnya,

    penanggungjawabnya adalah Kepala Daerah (Gubernur/Bupati/Walikota).

    B.3.5. UAPPA/B Wilayah Tugas Pembantuan merupakan unit akuntansi pada

    tingkat wilayah yang melakukan pengabungan laporan keuangan seluruh

    UAKPA/UAKPB Tugas Pembantuan yang berada di bawahnya. Setiap

    Dinas pada pemerintah daerah provinsi/kabupaten/kota yang menerima

    alokasi dana Tugas Pembantuan ditunjuk dan ditetapkan sebagai UAPPA/B

    Wilayah Tugas Pembantuan. Penanggungjawab UAPPA/B W Tugas

  • LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

    Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L Halaman II. 3

    Pembantuan adalah Kepala Dinas Pemerintah Daerah

    (provinsi/kabupaten/kota) sesuai dengan penugasan yang diberikan oleh

    pemerintah melalui kementerian negara/lembaga.

    B.4. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran/Barang (UAKPA/B) .

    UAKPA/B merupakan unit akuntansi pada tingkat satuan kerja (kuasa pengguna

    anggaran/barang) yang memiliki wewenang menguasai anggaran/barang sesuai

    dengan ketentuan yang berlaku. Penanggung jawab UAKPA/B adalah Kepala

    Satuan Kerja. Untuk UAKPA/B Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan

    penanggungjawabnya adalah Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

    C. Struktur Organisasi Unit Akuntansi Dengan adanya pembentukan dan penunjukan unit akuntansi keuangan maupun barang,

    diperlukan adanya struktur organisasi Unit Akuntansi. Pencantuman struktur organisasi

    dalam Peraturan Direktur Jenderal ini merupakan pedoman bagi Kementerian

    Negara/Lembaga dalam pembentukan dan penunjukan unit akuntansi. Pembentukan

    struktur organisasi unit akuntansi disesuaikan dengan struktur organisasi pada

    kementerian negara/lembaga atau pemerintah daerah (dana dekonsentrasi dan tugas

    pembantuan).

    Dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini hanya dicantumkan struktur

    organisasi unit akuntansi keuangan sedangkan untuk unit akuntansi barang telah diatur

    dalam Peraturan Menteri Keuangan No.171/PMK.05/2007.

  • LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

    Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L Halaman II. 4

    Struktur organisasi Unit Akuntansi Keuangan adalah sebagai berikut : C. 1. Unit Akuntansi Pengguna Anggaran (UAPA)

    Keterangan: Penanggung Jawab Petugas Akuntansi Keuangan

    KABAG. KEUANGAN/KABAG. VERIFIKASI DAN AKUNTANSI/ PEJABAT YANG MEMBIDANGI KEUANGAN/ VERIFIKASI DAN

    AKUNTANSI/ PEJABAT YANG DITUNJUK

    KEPALA BIRO YANG MEMBIDANGI KEUANGAN/

    PEJABAT YANG DITUNJUK

    KEPALA SUBBAGIAN/SEKSI YANG MEMBIDANGI KEUANGAN/

    VERIFIKASI DAN AKUNTANSI/ PEJABAT YANG DITUNJUK

    PETUGAS AKUNTANSI/ VERIFIKASI

    PEJABAT ESELON I YANG MEMBIDANGI KESEKRETARIATAN/

    PEJABAT YANG DITUNJUK

    MENTERI /PIMPINAN LEMBAGA

    PETUGAS KOMPUTER

  • LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

    Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L Halaman II. 5

    C.2. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Eselon I (UAPPA-E1) Keterangan: Penanggung Jawab Petugas Akuntansi Keuangan

    KABAG. KEUANGAN/KABAG. VERIFIKASI DAN AKUNTANSI/ PEJABAT YANG MEMBIDANGI KEUANGAN/ VERIFIKASI DAN AKUNTANSI/PEJABAT YANG

    DITUNJUK

    SEKRETARIS ESELON I (SEKDITJEN/SEKBAN)/

    PEJABAT YANG DITUNJUK

    KEPALA SUBBAGIAN/SEKSI YANG MEMBIDANGI KEUANGAN/

    VERIFIKASI DAN AKUNTANSI/ PEJABAT YANG DITUNJUK

    PETUGAS

    AKUNTANSI/ VERIFIKASI

    PETUGAS

    KOMPUTER

    PEJABAT ESELON I (DIRJEN/KA.BADAN)/

    PEJABAT YANG DITUNJUK

  • LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

    Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L Halaman II. 6

    C.3. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah (UAPPA-W) Keterangan: Penanggung Jawab Petugas Akuntansi Keuangan Pada tingkat wilayah, kementerian negara/lembaga menunjuk dan menetapkan satuan kerja sebagai UAPPA-W /UAPPB-W untuk unit vertikal instansi yang berada di wilayah/provinsi. Struktur organisasi unit akuntansi untuk satuan kerja yang ditunjuk sebagai UAPPA-W/ UAPPB-W disesuaikan dengan struktur organisasi kementerian negara/lembaga.

    PETUGAS AKUNTANSI/ VERIFIKASI

    PETUGAS

    KOMPUTER

    KABAG. KEUANGAN/ KABAG. VERIFIKASI DAN AKUNTANSI/ PEJABAT YANG MEMBIDANGI KEUANGAN/ VERIFIKASI DAN

    AKUNTANSI/ PEJABAT YANG DITUNJUK

    KEPALA KANTOR WILAYAH/

    KEPALA SATUAN KERJA YANG DITETAPKAN

    KEPALA SUBBAGIAN/SEKSI

    YANG MEMBIDANGI KEUANGAN/ VERIFIKASI DAN AKUNTANSI/

    PEJABAT YANG DITUNJUK

  • LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

    Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L Halaman II. 7

    C. 4. Koordinator Unit Akuntansi Pembantu Pengguna AnggaranWilayah Dekonsentrasi (UAPPA-W Dekonsentrasi)

    Keterangan: Penanggung Jawab Petugas Akuntansi Keuangan

    KEPALA SUBBAGIAN/SEKSI

    YANG MEMBIDANGI KEUANGAN/ VERIFIKASI DAN AKUNTANSI/

    PEJABAT YANG DITUNJUK

    PEJABAT ESELON I YANG MEMBIDANGI KEUANGAN/ PEJABAT YANG DITUNJUK

    GUBERNUR

    PEJABAT ESELON III KABAG. KEUANGAN/ KABAG.

    VERIFIKASI DAN AKUNTANSI/PEJABAT YANG MEMBIDANGI KEUANGAN/

    VERIFIKASI DAN AKUNTANSI/PEJABAT YANG

    DITUNJUK

    PETUGAS AKUNTANSI/ VERIFIKASI

    PETUGAS

    KOMPUTER

    PEJABAT ESELON II YANG MEMBIDANGI KEUANGAN/ PEJABAT YANG DITUNJUK

  • LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

    Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L Halaman II. 8

    C. 5. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah Dekonsentrasi (UAPPA-W Dekonsentrasi)

    Keterangan: Penanggung Jawab Petugas Akuntansi Keuangan

    KEPALA SUBBAGIAN/SEKSI

    YANG MEMBIDANGI KEUANGAN/ VERIFIKASI DAN AKUNTANSI/

    PEJABAT YANG DITUNJUK

    PETUGAS AKUNTANSI/ VERIFIKASI

    PETUGAS

    KOMPUTER

    KABIRO. KEUANGAN/ PEJABAT YANG

    MEMBIDANGI KEUANGAN/ PEJABAT YANG DITUNJUK

    KEPALA DINAS PROVINSI

    KABAG. KEUANGAN/ KABAG. VERIFIKASI DAN

    AKUNTANSI/PEJABAT YANG MEMBIDANGI KEUANGAN/

    VERIFIKASI DAN AKUNTANSI/PEJABAT YANG

    DITUNJUK

    GUBERNUR SEBAGAI

    KOORDINATOR

  • LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

    Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L Halaman II. 9

    C. 6. Koordinator Unit Akuntansi Pembantu Pengguna AnggaranWilayah Tugas Pembantuan (UAPPA-W Tugas Pembantuan)

    Keterangan: Penanggung Jawab Petugas Akuntansi Keuangan

    KEPALA SUBBAGIAN/SEKSI

    YANG MEMBIDANGI KEUANGAN/ VERIFIKASI DAN AKUNTANSI/

    PEJABAT YANG DITUNJUK

    PEJABAT ESELON I YANG MEMBIDANGI KEUANGAN/ PEJABAT YANG DITUNJUK

    KEPALA DAERAH

    (GUBERNUR/BUPATI/ WALIKOTA)

    PEJABAT ESELON III KABAG. KEUANGAN/ KABAG.

    VERIFIKASI DAN AKUNTANSI/PEJABAT YANG MEMBIDANGI KEUANGAN/

    VERIFIKASI DAN AKUNTANSI/PEJABAT YANG

    DITUNJUK

    PETUGAS AKUNTANSI/ VERIFIKASI

    PETUGAS

    KOMPUTER

    PEJABAT ESELON II YANG MEMBIDANGI KEUANGAN/ PEJABAT YANG DITUNJUK

  • LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

    Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L Halaman II. 10

    C.7. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah Tugas Pembantuan (UAPPA-W TP) pada tingkat Kabupaten/Kota

    Keterangan: Penanggung Jawab Petugas Akuntansi Keuangan

    PETUGAS AKUNTANSI/ VERIFIKASI

    PETUGAS

    KOMPUTER

    KEPALA DINAS

    PEMERINTAH DAERAH (PROVINSI/KABUPATEN/

    KOTA)

    KABAG. KEUANGAN/ PEJABAT YANG MEMBIDANGI KEUANGAN/ VERIFIKASI DAN

    AKUNTANSI/ PEJABAT YANG DITUNJUK

    KEPALA SUBBAGIAN/SEKSI

    YANG MEMBIDANGI KEUANGAN/ VERIFIKASI DAN AKUNTANSI /PEJABAT YANG DITUNJUK

  • LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

    Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L Halaman II. 11

    C.8. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan (UAKPA DK/UAKPA TP)

    Keterangan: Penanggung Jawab Petugas Akuntansi Keuangan

    KEPALA SATUAN KERJA/

    KEPALA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD)

    PETUGAS

    PEREKAMAN KOMPUTER

    PETUGAS AKUNTANSI/ VERIFIKASI

    KASUBAG.TU/PEJABAT YANG MENANGANI KEUANGAN/ VERIFIKASI

    DAN AKUNTANSI/ PEJABAT YANG DITUNJUK

  • LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

    Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L Halaman II. 12

    D. Tugas dan Fungsi Unit Akuntansi Keuangan

    D.1. Unit Akuntansi Pengguna Anggaran (UAPA)

    Tugas pokok penanggung jawab UAPA adalah menyelenggarakan akuntansi

    keuangan pada tingkat kementerian negara/lembaga dengan fungsi sebagai berikut:

    Menyelenggarakan akuntansi keuangan, Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan secara berkala, Memantau pelaksanaan akuntansi keuangan. Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut, UAPA melaksanakan kegiatan

    sebagaimana uraian di bawah ini.

    D.1.a. Penanggung jawab UAPA

    D.1.a.1.) Menteri/Pimpinan Lembaga melaksanakan kegiatan sebagai berikut:

    Membina dan mengkoordinasikan rencana pelaksanaan sistem akuntansi keuangan di lingkup kementerian negara/lembaga;

    Membina dan memantau pelaksanaan akuntansi pada pengguna anggaran, sumber daya manusia serta sarana dan prasarana yang diperlukan;

    Menetapkan organisasi UAPA sebagai pelaksana Sistem Akuntansi Keuangan;

    Membina pelaksanaan sistem akuntansi keuangan di lingkup kementerian negara/lembaga;

    Menandatangani Pernyataan Tanggung Jawab;; Menyampaikan laporan keuangan semesteran dan tahunan ke Menteri

    Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perbendaharaan sebagai

    pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran;

    Menandatangani Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga semesteran dan tahunan yang akan disampaikan ke Menteri Keuangan.

    D.1.a.2.) Pejabat eselon I dan/atau kepala biro yang membidangi keuangan/pejabat

    yang ditunjuk melaksanakan kegiatan sebagai berikut:

    Mengkoordinasikan rencana pelaksanaan sistem akuntansi keuangan di lingkup kementerian negara/lembaga;

    Mengarahkan penyiapan sumber daya manusia serta sarana dan prasarana yang diperlukan;

    Memantau pelaksanaan kegiatan akuntansi agar sesuai dengan target yang telah ditetapkan;

  • LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

    Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L Halaman II. 13

    Mengkoordinasikan pelaksanaan sistem akuntansi keuangan dengan UAPPA-E1 dan Tim Bimbingan Direktorat Jenderal Perbendaharaan;

    Menyetujui Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga yang akan disampaikan ke Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perbendaharaan

    sebelum ditandatangani menteri/pimpinan lembaga.

    D.1.a.3.) Kepala Bagian Keuangan/Verifikasi dan Akuntansi atau Kepala Subbagian

    Keuangan/Verifikasi dan Akuntansi atau pejabat yang membidangi

    keuangan/verifikasi dan akuntansi atau pejabat yang ditunjuk,

    melaksanakan kegiatan sebagai berikut:

    Melaksanakan sistem akuntansi keuangan di lingkup kementerian negara/lembaga;

    Menyiapkan usulan struktur organisasi dan uraian tugas seluruh unit akuntansi di tingkat pusat maupun daerah;

    Menyiapkan sumber daya manusia, sarana, dan prasarana yang diperlukan; Memantau pelaksanaan sistem akuntansi keuangan pada unit-unit

    akuntansi di lingkup kementerian negara/lembaga;

    Memberikan petunjuk kepada unit-unit akuntansi di tingkat pusat maupun daerah tentang hubungan kerja, sumber daya manusia, sumber dana,

    sarana dan prasarana serta hal-hal administratif lainnya;

    Melakukan supervisi/pembinaan atas pelaksanaan sistem akuntansi keuangan pada unit-unit akuntansi di lingkup kementerian negara/lembaga;

    Meneliti dan menganalisis Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga yang akan didistribusikan;

    Mengkoordinasikan pembuatan laporan kegiatan dan pendistribusiannya; Mengevaluasi hasil kerja petugas akuntansi; Mengkoordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi internal antara Laporan

    Barang dengan Laporan Keuangan;

    Mengkoordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi dengan Direktorat Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan setiap

    semester;

    Menyampaikan Laporan Keuangan UAPA dan ADK ke Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perbendaharaan yang telah ditandatangani oleh

    menteri/pimpinan lembaga.

  • LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

    Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L Halaman II. 14

    D.1.b. Petugas akuntansi keuangan

    Petugas akuntansi pada tingkat UAPA yang terdiri dari Petugas

    Akuntansi/Verifikasi dan Petugas Komputer melaksanakan kegiatan sebagai

    berikut:

    Memelihara laporan keuangan dari UAPPA-E1; Menerima dan memverifikasi ADK dari UAPPA-E1; Melaksanakan rekonsiliasi internal antara Laporan Keuangan dengan

    Laporan Barang yang disusun oleh petugas akuntansi barang serta

    melakukan koreksi apabila ditemukan kesalahan;

    Melaksanakan rekonsiliasi dengan Direktorat Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan serta melakukan koreksi

    apabila ditemukan kesalahan;

    Menyusun laporan keuangan semesteran dan tahunan tingkat UAPA berdasarkan penggabungan laporan keuangan dan ADK UAPPA-E1;

    Meneliti dan menganalisis laporan keuangan semesteran dan tahunan tingkat UAPA untuk membuat Catatan atas Laporan Keuangan;

    Menyiapkan konsep Pernyataan Tanggung Jawab; Menyiapkan pendistribusian laporan keuangan tingkat UAPA; Menyimpan ADK dan melakukan proses tutup buku setiap akhir tahun

    anggaran.

    D.2. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Eselon I (UAPPA-E1)

    Tugas pokok penanggung jawab UAPPA-E1 adalah menyelenggarakan akuntansi

    keuangan pada tingkat Eselon I dengan fungsi sebagai berikut:

    Menyelenggarakan akuntansi keuangan, Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan secara berkala, Memantau pelaksanaan akuntansi keuangan. Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut, UAPPA-E1 melaksanakan kegiatan

    sebagaimana uraian di bawah ini.

    D.2.a. Penanggung jawab UAPPA-E1

    D.2.a.1.) Direktur Jenderal/Kepala Badan/Pejabat yang ditunjuk melaksanakan

    kegiatan sebagai berikut:

    Mengkoordinasikan rencana pelaksanaan sistem akuntansi keuangan di lingkup Eselon I;

  • LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

    Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L Halaman II. 15

    Mengkoordinasikan penyiapan organisasi UAPPA-E1 sebagai pelaksana Sistem Akuntansi Keuangan;

    Mengarahkan penyiapan sumber daya manusia, sarana dan prasarana yang diperlukan;

    Menetapkan organisasi UAPPA-E1 sebagai pelaksana sistem akuntansi keuangan di lingkup Eselon I;

    Mengkoordinasikan pelaksanaan pembinaan dan monitoring pelaksanaan sistem akuntansi keuangan di lingkup UAPPA-E1;

    Memantau pelaksanaan kegiatan akuntansi agar sesuai dengan target yang telah ditetapkan;

    Mengkoordinasikan pelaksanaan sistem akuntansi keuangan dengan UAPPA-E1 dan Tim Bimbingan Direktorat Jenderal Perbendaharaan;

    Menandatangani laporan keuangan dan Pernyataan Tanggung Jawab tingkat UAPPA-E1 yang akan disampaikan ke Menteri/Pimpinan Lembaga;

    Menyampaikan laporan keuangan UAPPA-E1 ke Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai laporan pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran.

    D.2.a.2.) Sekretaris Direktorat Jenderal/Sekretaris Badan/Pejabat yang ditunjuk

    melaksanakan kegiatan sebagai berikut:

    Menyiapkan rencana pelaksanaan sistem akuntansi keuangan di lingkup Eselon I;

    Menyiapkan konsep penempatan pejabat/petugas pada organisasi UAPPA-E1;

    Menyiapkan sumber daya manusia, sarana, dan prasarana yang diperlukan; Memonitor kegiatan proses akuntansi di tingkat UAPPA-E1; Menyetujui laporan keuangan tingkat eselon I yang akan disampaikan ke

    UAPA, sebelum ditandatangani Dirjen/Kepala Badan/pejabat eselon I.

    D.2.a.3.) Kepala Bagian dan/atau Kepala Subbagian Keuangan/Verifikasi dan

    Akuntansi/pejabat yang membidangi keuangan/verifikasi dan

    akuntansi/pejabat yang ditunjuk melaksanakan kegiatan sebagai berikut:

    Melaksanakan sistem akuntansi keuangan berdasarkan target yang telah ditetapkan;

    Memantau dan mengevaluasi prestasi kerja para pajabat/petugas yang terlibat dalam pelaksanaan sistem akuntansi keuangan;

    Melakukan pembinaan dan monitoring pelaksanaan sistem akuntansi keuangan di lingkup UAPPA-E1;

  • LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

    Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L Halaman II. 16

    Menandatangani laporan kegiatan dan surat-surat untuk pihak luar sehubungan dengan pelaksanaan sistem akuntansi keuangan;

    Mengkoordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi internal antara Laporan Barang dengan Laporan Keuangan;

    Mengkoordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi dengan Direktorat Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan jika

    dianggap perlu;

    Meneliti dan menganalisis Laporan Keuangan UAPPA-E1 yang akan didistribusikan;

    Menyampaikan Laporan Keuangan UAPPA-E1 setelah ditandatangani Dirjen/Kepala Badan/pejabat eselon I dan ADK ke UAPA.

    D.2.b. Petugas akuntansi keuangan

    Petugas akuntansi pada tingkat UAPPA-E1 yang terdiri dari Petugas

    Akuntansi/Verifikasi dan Petugas Komputer melaksanakan kegiatan sebagai

    berikut:

    Memelihara laporan keuangan dan ADK dari UAPPA-W dan/atau UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan dan/atau UAKPA Pusat dan/atau

    UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;

    Menerima dan memverifikasi ADK dari UAPPA-W dan/atau UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan dan/atau UAKPA Pusat dan/atau

    UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;

    Melaksanakan rekonsiliasi internal antara Laporan Keuangan dengan Laporan Barang yang disusun oleh petugas akuntansi barang serta

    melakukan koreksi apabila ditemukan kesalahan;

    Melaksanakan rekonsiliasi dengan Direktorat Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan serta melakukan koreksi

    apabila ditemukan kesalahan;

    Menyusun laporan keuangan triwulanan, semesteran, dan tahunan tingkat UAPPA-E1 berdasarkan penggabungan laporan keuangan dan ADK dari

    UAPPA-W dan/atau UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan dan/atau

    UAKPA Pusat;

    Menyiapkan konsep Pernyataan Tanggung Jawab; Melakukan analisis untuk membuat Catatan atas Laporan Keuangan; Menyiapkan pendistribusian laporan keuangan tingkat UAPPA-E1;

  • LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

    Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L Halaman II. 17

    Menyimpan ADK dan melakukan proses tutup buku setiap akhir tahun anggaran.

    D.3. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah (UAPPA-W)

    Tugas pokok penanggung jawab UAPPA-W adalah menyelenggarakan akuntansi

    keuangan pada tingkat Kantor Wilayah atau Unit Kerja yang ditetapkan sebagai

    UAPPA-W dengan fungsi sebagai berikut:

    Menyelenggarakan akuntansi keuangan, Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan secara berkala, Memantau pelaksanaan akuntansi keuangan. Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut, UAPPA-W melaksanakan kegiatan

    sebagaimana uraian di bawah ini.

    D.3.a. Penanggung jawab UAPPA-W

    D.3.a.1.) Kepala Kantor Wilayah/Kepala satuan kerja yang ditetapkan sebagai

    UAPPA-W melaksanakan kegiatan sebagai berikut:

    Mengkoordinasikan rencana pelaksanaan sistem akuntansi keuangan di lingkup UAPPA-W;

    Mengkoordinasikan penyiapan organisasi UAPPA-W sebagai pelaksana sistem akuntansi keuangan;

    Menetapkan organisasi UAPPA-W sebagai pelaksana sistem akuntansi keuangan di lingkup wilayahnya;

    Mengarahkan penyiapan sumber daya manusia, sarana dan prasarana yang diperlukan;

    Mengkoordinasikan pelaksanaan pembinaan dan monitoring pelaksanaan sistem akuntansi keuangan di lingkup UAPPA-W;

    Memantau pelaksanaan kegiatan akuntansi agar sesuai dengan target yang telah ditetapkan;

    Mengkoordinasikan pelaksanaan sistem akuntansi keuangan antara UAPPA-W dengan UAPPA-E1, UAPA dan Tim Bimbingan Kantor Wilayah

    Direktorat Jenderal Perbendaharaan;

    Menandatangani laporan keuangan dan Pernyataan Tanggung Jawab tingkat UAPPA-W ke UAPPA-E1;

    Menyampaikan laporan keuangan UAPPA-W ke UAPPA-E1 sebagai laporan pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran.

  • LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

    Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L Halaman II. 18

    D.3.a.2.) Kepala Bagian Keuangan/Verifikasi dan Akuntansi/pejabat yang

    membidangi Keuangan/Verifikasi dan Akuntansi/pejabat yang ditetapkan

    melaksanakan kegiatan sebagai berikut:

    Menyiapkan rencana pelaksanaan sistem akuntansi keuangan di lingkup UAPPA-W;

    Menyiapkan sumber daya manusia, sarana dan prasarana yang diperlukan; Memonitor kegiatan proses akuntansi di tingkat UAPPA-W dan tingkat

    UAKPA;

    Menyetujui laporan keuangan tingkat wilayah yang akan disampaikan ke UAPPA-E1 sebelum ditandatangani oleh Kepala Kantor Wilayah/Pejabat

    yang ditetapkan.

    D.3.a.3.) Kepala Subbagian/Kepala Seksi yang membidangi Keuangan/Verifikasi dan

    Akuntansi/pejabat yang ditetapkan melaksanakan kegiatan sebagai berikut:

    Melaksanakan sistem akuntansi keuangan berdasarkan target yang telah ditetapkan;

    Memantau dan mengevaluasi prestasi kerja para pejabat/petugas yang terlibat dalam pelaksanaan sistem akuntansi keuangan;

    Melakukan pembinaan dan monitoring pelaksanaan sistem akuntansi keuangan di lingkup UAPPA-W;

    Menandatangani laporan kegiatan dan surat-surat untuk pihak luar sehubungan dengan pelaksanaan sistem akuntansi keuangan;

    Mengkoordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi internal antara laporan barang dengan laporan keuangan;

    Mengkoordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi dengan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan setiap triwulan;

    Meneliti dan menganalisis Laporan Keuangan UAPPA-W yang akan didistribusikan;

    Menyampaikan Laporan Keuangan UAPPA-W dan ADK ke UAPPA-E1 yang telah ditandatangani oleh Kepala Kantor Wilayah/Pejabat yang ditetapkan.

    D.3.b. Petugas Akuntansi

    Petugas akuntansi pada tingkat UAPPA-W yang terdiri dari Petugas

    Akuntansi/Verifikasi dan Petugas Komputer melaksanakan kegiatan sebagai

    berikut:

    Memelihara laporan keuangan dan ADK dari UAKPA; Menerima dan memverifikasi ADK dari UAKPA;

  • LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

    Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L Halaman II. 19

    Melaksanakan rekonsiliasi internal antara Laporan Keuangan dengan Laporan Barang yang disusun oleh petugas akuntansi barang serta

    melakukan koreksi apabila ditemukan kesalahan;

    Melaksanakan rekonsiliasi dengan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan c.q. Bidang AKLAP serta melakukan koreksi apabila

    ditemukan kesalahan;

    Menyusun laporan keuangan tingkat UAPPA-W berdasarkan penggabungan laporan keuangan dan ADK UAKPA;

    Menyiapkan konsep Pernyataan Tanggung Jawab; Melakukan analisis untuk membuat Catatan atas Laporan Keuangan; Menyiapkan pendistribusian laporan keuangan tingkat UAPPA-W; Menyimpan ADK dan melakukan proses tutup buku setiap akhir tahun

    anggaran.

    D.4. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA)

    Tugas pokok penanggung jawab UAKPA adalah menyelenggarakan akuntansi

    Keuangan di lingkungan satuan kerja, dengan fungsi sebagai berikut:

    Menyelenggarakan akuntansi keuangan, Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan secara berkala, Memantau pelaksanaan akuntansi keuangan. Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut, UAKPA melaksanakan kegiatan

    sebagaimana uraian di bawah ini.

    D.4.a. Penanggung jawab UAKPA

    Kepala Satuan Kerja/Kepala Subbagian/pejabat yang menangani

    keuangan/verifikasi dan akuntansi/pejabat yang ditunjuk melaksanakan

    kegiatan sebagai berikut:

    Menyiapkan rencana dan jadual pelaksanaan sistem akuntansi keuangan berdasarkan target yang telah ditetapkan;

    Menunjuk dan menetapkan organisasi UAKPA sebagai pelaksana sistem akuntansi keuangan di lingkungannya;

    Mengkoordinasikan pelaksanaan sistem akuntansi keuangan; Memantau dan mengevaluasi prestasi kerja petugas pelaksana; Menandatangani laporan kegiatan dan surat-surat untuk pihak luar

    sehubungan dengan pelaksanaan sistem akuntansi keuangan;

  • LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

    Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L Halaman II. 20

    Mengkoordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi internal antara Laporan Barang dengan Laporan Keuangan;

    Mengkoordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi dengan KPPN setiap bulan; Menelaah dan menandatangani Laporan Keuangan UAKPA; Meneliti dan menganalisis laporan keuangan yang akan didistribusikan; Menandatangani Laporan Keuangan UAKPA; Menyampaikan Laporan Keuangan UAKPA dan ADK ke KPPN dan

    UAPPA-W/E1.

    D.4.b. Petugas Akuntansi Keuangan

    Petugas akuntansi pada tingkat UAKPA yang terdiri dari Petugas Administrasi

    dan Petugas Verifikasi melaksanakan kegiatan sebagai berikut:

    Memelihara dokumen sumber (DS) dan dokumen akuntansi; Membukukan/menginput DS ke dalam aplikasi Sistem Akuntansi Kuasa

    Pengguna Anggaran (SAKPA);

    Menerima data BMN dari petugas akuntansi barang; Melakukan verifikasi atas register transaksi yang dihasilkan aplikasi SAKPA

    dengan DS;

    Melaksanakan rekonsiliasi internal antara laporan keuangan dengan laporan barang yang disusun serta melakukan koreksi apabila ditemukan

    kesalahan;

    Melakukan rekonsiliasi dengan KPPN setiap bulan serta melakukan koreksi apabila ditemukan kesalahan;

    Melakukan analisis untuk membuat Catatan atas Laporan Keuangan; Menyiapkan konsep Pernyataan Tanggung Jawab; Menyusun laporan keuangan tingkat UAKPA; Menyiapkan pendistribusian laporan keuangan tingkat UAKPA; Menyimpan ADK dan melakukan proses tutup buku setiap akhir tahun

    anggaran.

    D.5. Koordinator Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah (UAPPA-W)

    Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan

    Tugas pokok Koordinator UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan adalah

    menyelenggarakan akuntansi keuangan pada tingkat provinsi dengan fungsi sebagai

    berikut:

    Memastikan bahwa seluruh UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan telah melaksanakan akuntansi keuangan,

  • LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

    Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L Halaman II. 21

    Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan atas pengunaan dana dekonsentrasi/ tugas pembantuan untuk provinsi/kabupaten/kota yang

    bersangkutan,

    Memantau pelaksanaan akuntansi keuangan. Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut, Koordinator UAPPA-W

    Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan melaksanakan kegiatan sebagaimana uraian di

    bawah ini.

    D.5.a. Penanggung jawab Koordinator UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan

    D.5.a.1.) Gubernur/Kepala Daerah (provinsi/kabupaten/kota) melaksanakan kegiatan

    sebagai berikut:

    Menetapkan unit organisasi Koordinator UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan sebagai pelaksana sistem akuntansi keuangan;

    Memantau pelaksanaan kegiatan akuntansi agar sesuai dengan target yang telah ditetapkan;

    D.5.a.2.) Pejabat Eselon I/pejabat yang membidangi keuangan/pejabat yang ditunjuk

    melaksanakan kegiatan sebagai berikut:

    Mengarahkan rencana pelaksanaan sistem akuntansi keuangan di lingkup Koordinator UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;

    Mengarahkan penyiapan sumber daya manusia, sarana dan prasarana yang diperlukan;

    Mengarahkan pelaksanaan pembinaan dan monitoring pelaksanaan sistem akuntansi keuangan di lingkup Koordinator UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas

    Pembantuan;

    Mengarahkan koordinasi pelaksanaan sistem akuntansi keuangan antara Koordinator UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan dengan Kantor

    Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan;

    Mengarahkan penyiapkan rencana pelaksanaan sistem akuntansi keuangan di lingkup Koordinator UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;

    Menyetujui laporan keuangan tingkat wilayah sebelum ditandatangani oleh Gubernur/ bupati/Walikota.

    D.5.a.2.) Pejabat Eselon II/pejabat yang membidangi keuangan/pejabat yang ditunjuk

    melaksanakan kegiatan sebagai berikut:

    Menyiapkan rencana pelaksanaan sistem akuntansi keuangan di lingkup Koordinator UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;

  • LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

    Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L Halaman II. 22

    Menyiapkan konsep penempatan pejabat/petugas pada organisasi Koordinator UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;

    Menyusun rencana penyiapan sumber daya manusia, sarana, dan prasarana yang diperlukan;

    Memonitor kegiatan proses akuntansi di tingkat Koordinator UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;

    Menyiapkan sumber daya manusia, sarana, dan prasarana yang di perlukan;

    Menyiapkan konsep penempatan pejabat/petugas pada organisasi Koordinator UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;

    Menyetujui laporan keuangan tingkat wilayah yang akan disampaikan ke Kementerian Negara/Lembaga sebelum ditandatangani oleh Gubernur/

    Bupati/Walikota.

    D.5.a.3.) Kepala Bagian/Kepala Subbagian/Kepala Seksi yang membidangi

    Keuangan/Verifikasi dan akuntansi/pejabat yang ditunjuk melaksanakan

    kegiatan sebagai berikut:

    Melaksanakan sistem akuntansi keuangan berdasarkan target yang telah ditetapkan;

    Memantau dan mengevaluasi prestasi kerja para pajabat/petugas yang terlibat sistem akuntansi keuangan;

    Melakukan pembinaan dan monitoring pelaksanaan sistem akuntansi keuangan di lingkup Koordinator UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas

    Pembantuan;

    Menandatangani laporan kegiatan dan surat-surat untuk pihak luar sehubungan dengan pelaksanaan sistem akuntansi keuangan;

    Mengkoordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi internal antara Laporan Barang dengan Laporan Keuangan;

    Mengkoordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi dengan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan setiap triwulan;

    Meneliti dan menganalisis Laporan Keuangan Koordinator UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan yang akan didistribusikan;

    Menyampaikan Laporan Keuangan Koordinator UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan yang telah ditandatangani oleh

    Gubernur/Bupati/Walikota dan ADK ke Kementerian Negara/Lembaga.

  • LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

    Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L Halaman II. 23

    D.5.b. Petugas Akuntansi Keuangan

    Petugas akuntansi pada tingkat Koordinator UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas

    Pembantuan yang terdiri dari Petugas Akuntansi/Verifikasi dan Petugas

    Komputer melaksanakan kegiatan sebagai berikut:

    Memelihara laporan keuangan dan ADK dari UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;

    Menerima dan memverifikasi ADK dari UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;

    Melaksanakan rekonsiliasi internal antara laporan keuangan dengan laporan barang yang disusun oleh petugas akuntansi barang serta

    melakukan koreksi apabila ditemukan kesalahan;

    Melaksanakan rekonsiliasi dengan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan c.q. Bidang AKLAP serta melakukan koreksi apabila

    ditemukan kesalahan;

    Menyusun laporan keuangan tingkat Koordinator UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan berdasarkan penggabungan laporan

    keuangan dan ADK UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;

    Menyiapkan konsep Pernyataan Tanggung Jawab; Melakukan analisis untuk membuat Catatan Atas Laporan Keuangan; Menyiapkan pendistribusian laporan keuangan tingkat UAPPA-W

    Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;

    Menyimpan ADK data keuangan dan melakukan proses tutup buku setiap akhir tahun anggaran.

    D.6. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah (UAPPA-W)

    Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan

    Tugas pokok Koordinator UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan adalah

    menyelenggarakan akuntansi keuangan pada tingkat provinsi dengan fungsi sebagai

    berikut:

    Memastikan bahwa seluruh UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan telah melaksanakan akuntansi keuangan,

    Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan atas pengunaan dana dekonsentrasi/tugas pembantuan untuk provinsi/kabupaten/kota yang

    bersangkutan,

    Memantau pelaksanaan akuntansi keuangan.

  • LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

    Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L Halaman II. 24

    Tugas pokok penanggung jawab UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan adalah

    menyelenggarakan akuntansi keuangan pada tingkat provinsi/kota/kabupaten dengan

    fungsi sebagai berikut:

    Menyelenggarakan akuntansi keuangan, Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan secara berkala, Memantau pelaksanaan akuntansi keuangan. Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut, UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas

    Pembantuan melaksanakan kegiatan sebagaimana uraian di bawah ini.

    E.5.a. Penanggung jawab UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan

    D.5.a.1.) Kepala Dinas Provinsi atau Kepala Dinas Pemerintah Daerah

    (provinsi/kabupaten/kota) melaksanakan kegiatan sebagai berikut:

    Mengkoordinasikan rencana pelaksanaan sistem akuntansi keuangan di lingkup UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;

    Menetapkan organisasi UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan sebagai pelaksana sistem akuntansi keuangan;

    Mengarahkan penyiapan sumber daya manusia, sarana, dan prasarana yang diperlukan;

    Mengkoordinasikan pelaksanaan pembinaan dan monitoring pelaksanaan sistem akuntansi keuangan di lingkup UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas

    Pembantuan;

    Memantau pelaksanaan kegiatan akuntansi agar sesuai dengan target yang telah ditetapkan;

    Mengkoordinasikan pelaksanaan sistem akuntansi keuangan antara UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan dengan UAPPA-E1, UAPA

    dan Tim Bimbingan Direktorat Jenderal Perbendaharaan;

    Menandatangani laporan keuangan dan PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB tingkat UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;

    Menyampaikan laporan keuangan UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan ke Kementerian Negara/Lembaga sebagai laporan

    pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran.

    D.5.a.2.) Kepala Biro Keuangan/pejabat yang membidangi keuangan/pejabat yang

    ditunjuk melaksanakan kegiatan sebagai berikut:

    Menyiapkan rencana pelaksanaan sistem akuntansi keuangan di lingkup UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;

  • LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

    Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L Halaman II. 25

    Menyiapkan konsep penempatan pejabat/petugas pada organisasi UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;

    Menyusun rencana penyiapan sumber daya manusia, sarana, dan prasarana yang diperlukan;

    Memonitor kegiatan proses akuntansi di tingkat UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;

    Menyiapkan sumber daya manusia, sarana, dan prasarana yang di perlukan;

    Menyetujui laporan keuangan tingkat wilayah yang akan disampaikan ke Kementerian Negara/Lembaga sebelum ditandatangani oleh Gubernur/

    bupati/Walikota.

    D.5.a.3.) Kepala Bagian/Kepala Subbagian/Kepala Seksi yang membidangi

    Keuangan/Verifikasi dan akuntansi/pejabat yang ditunjuk melaksanakan

    kegiatan sebagai berikut:

    Melaksanakan sistem akuntansi keuangan berdasarkan target yang telah ditetapkan;

    Memantau dan mengevaluasi prestasi kerja para pajabat/petugas yang terlibat sistem akuntansi keuangan;

    Melakukan pembinaan dan monitoring pelaksanaan sistem akuntansi keuangan di lingkup UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;

    Menandatangani laporan kegiatan dan surat-surat untuk pihak luar sehubungan dengan pelaksanaan sistem akuntansi keuangan;

    Mengkoordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi internal antara laporan barang dengan laporan keuangan;

    Mengkoordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi dengan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan setiap triwulan;

    Meneliti dan menganalisis Laporan Keuangan UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan yang akan didistribusikan;

    Menyampaikan Laporan Keuangan UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan yang telah ditandatangani oleh Gubernur/ bupati/Walikota dan

    ADK ke Kementerian Negara/Lembaga.

    D.5.c. Petugas Akuntansi Keuangan

    Petugas akuntansi pada tingkat UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan

    yang terdiri dari Petugas Akuntansi/Verifikasi dan Petugas Komputer

    melaksanakan kegiatan sebagai berikut:

  • LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

    Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L Halaman II. 26

    Memelihara laporan keuangan dan ADK dari UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;

    Menerima dan memverifikasi ADK dari UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;

    Melaksanakan rekonsiliasi internal antara laporan keuangan dengan laporan barang yang disusun oleh petugas akuntansi barang serta

    melakukan koreksi apabila ditemukan kesalahan;

    Melaksanakan rekonsiliasi dengan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan c.q. Bidang AKLAP serta melakukan koreksi apabila

    ditemukan kesalahan;

    Menyusun laporan keuangan tingkat UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan berdasarkan penggabungan laporan keuangan dan ADK

    UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;

    Menyiapkan konsep Pernyataan Tanggung Jawab; Melakukan analisis untuk membuat Catatan atas Laporan Keuangan; Menyiapkan pendistribusian laporan keuangan tingkat UAPPA-W

    Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;

    Menyimpan arsip data keuangan dan melakukan proses tutup buku setiap akhir tahun anggaran.

    D.6. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA) Dekonsentrasi/Tugas

    Pembantuan

    Tugas pokok penanggung jawab UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan adalah

    menyelenggarakan akuntansi Keuangan di lingkungan satuan kerja, dengan fungsi

    sebagai berikut:

    Menyelenggarakan akuntansi keuangan, Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan secara berkala, Memantau pelaksanaan akuntansi keuangan. Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut, UAKPA Dekonsentrasi/Tugas

    Pembantuan melaksanakan kegiatan sebagaimana uraian di bawah ini.

    D.6.a. Penanggung jawab UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan

    Kepala SKPD, Kepala Subbagian TU/pejabat yang menangani

    keuangan/verifikasi dan akuntansi/pejabat yang ditunjuk melaksanakan

    kegiatan sebagai berikut:

    Menyiapkan rencana dan jadual pelaksanaan sistem akuntansi keuangan berdasarkan target yang telah ditetapkan;

  • LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

    Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L Halaman II. 27

    Menunjuk dan menetapkan organisasi UAKPA sebagai pelaksana sistem akuntansi keuangan di lingkungannya;

    Mengkoordinasikan pelaksanaan sistem akuntansi keuangan; Memantau dan mengevaluasi prestasi kerja petugas pelaksana sistem

    akuntansi keuangan;

    Menandatangani laporan kegiatan dan surat-surat untuk pihak luar sehubungan dengan pelaksanaan sistem;

    Mengkoordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi internal antara laporan barang dengan laporan keuangan;

    Mengkoordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi dengan KPPN; Menelaah Laporan Keuangan UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan; Meneliti dan menganalisis laporan keuangan yang akan didistribusikan; Menandatangani Laporan Keuangan UAKPA Dekonsentrasi/Tugas

    Pembantuan;

    Menyampaikan Laporan Keuangan UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan yang sudah ditandatangani dan ADK ke KPPN , UAPPA-W

    Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan dan UAPPA-E1.

    D.6.b. Petugas Akuntansi

    Petugas akuntansi pada tingkat UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan

    yang terdiri dari Petugas Administrasi dan Petugas Verifikasi melaksanakan

    kegiatan sebagai berikut:

    Memelihara DS dan dokumen akuntansi; Membukukan/menginput DS ke dalam aplikasi sistem akuntansi keuangan; Menerima data BMN dari petugas akuntansi barang; Melakukan verifikasi atas register transaksi yang dihasilkan aplikasi sistem

    akuntansi keuangan dengan DS;

    Melaksanakan rekonsiliasi internal antara laporan keuangan dengan laporan barang yang disusun serta melakukan koreksi apabila ditemukan

    kesalahan;

    Melakukan rekonsiliasi dengan KPPN setiap bulan serta melakukan koreksi apabila ditemukan kesalahan;

    Menyiapkan konsep Pertanyaan Tanggung Jawab; Melakukan analisis untuk membuat Catatan Atas Laporan Keuangan; Menyusun laporan keuangan tingkat UAKPA Dekonsentrasi/Tugas

    Pembantuan;

  • LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

    Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L Halaman II. 28

    Menyiapkan pendistribusian laporan keuangan tingkat UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;

    Menyimpan arsip data dan melakukan proses tutup buku setiap akhir tahun anggaran.

  • LAMPIRAN III PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

    Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.1

    TATA CARA PENYUSUNAN

    LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

    Kementerian negara/lembaga selaku pengguna anggaran dan barang menyelenggarakan akuntansi atas transaksi keuangan dan barang yang berada dalam tanggung jawabnya. Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara berwenang menetapkan Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Negara serta mengatur Pengelolaan Anggaran dan Barang Milik Negara. Menteri Keuangan juga menghimpun Laporan Keuangan dan Laporan Barang dari seluruh kementerian negara/lembaga untuk menyusun Laporan Keuangan Pemerintah Pusat sebagai bentuk pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan anggaran dan barang. Laporan barang sebagai bahan pendukung penyusunan Neraca Pemerintah Pusat.

    Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga (LKKL) yang digunakan sebagai pertanggungjawaban keuangan kementerian negara/lembaga meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca dan Catatan atas Laporan Keuangan yang disertai dengan Pernyataan Telah Direviu yang ditandatangani oleh Aparat Pengawasan Intern, Pernyataan Tanggung Jawab yang ditandatangani oleh Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai Pengguna Anggaran dan dilampiri dengan Laporan Barang Pengguna, Laporan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU) menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK), dan Laporan Rekening Pemerintah.

    Lampiran III Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mengatur: I. Jenis dan Periode Pelaporan II. Prosedur Penyusunan Laporan Keuangan III. Verifikasi dan Rekonsiliasi IV. Waktu Penyampaian Laporan Keuangan V. Lain-lain Pendukung Laporan Keuangan VI. Sistematika Isi Laporan Keuangan VII. Pos-pos Laporan Keuangan VIII. Rincian Laporan Keuangan IX. Isi Catatan atas Laporan Keuangan X. Penyusunan Laporan Barang

    I. JENIS DAN PERIODE PELAPORAN

    Jenis dan periode laporan yang harus disampaikan adalah sebagai berikut: a. Tingkat UAKPA ke KPPN

    a.1. UAKPA dengan jenis kewenangan Kantor Pusat (KP) dan Kantor Daerah (KD)

    Periode Pelaporan No. Jenis Laporan/ ADK Bulanan Triwulanan Semesteran Tahunan

    1 LRA ) X 2 Neraca X 3 ADK X 4 BAR ) X

    a.2. UAKPA dengan jenis kewenangan Dekonsentrasi (DK) dan Tugas Pembantuan (TP)

  • LAMPIRAN III PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

    Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.2

    Periode Pelaporan No. Jenis Laporan/ ADK Bulanan Triwulanan Semesteran Tahunan

    1 LRA ) X 2 Neraca X 3 ADK X 4 BAR ) X

    a.3. UAKPA dengan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum

    Periode Pelaporan No. Jenis Laporan/ ADK Bulanan Triwulanan Semesteran Tahunan

    1 LRA ) X 2 Neraca X 3 ADK X X 4 BAR ) X

    b. Tingkat UAKPA ke tingkat UAPPA-W/UAPPA-E1

    Periode Pelaporan No. Jenis Laporan/

    ADK Bulanan Triwulanan Semesteran Tahunan 1 LRA 3) X X X X 2 Neraca X X X 3 CaLK X X 4 ADK X 5 BAR X

    c. Tingkat UAPPA-W ke Kanwil Ditjen PBN

    c.1. UAPPA-W (untuk satker dengan jenis kewenangan KP dan KD) ke Kanwil Ditjen PBN

    Periode Pelaporan No. Jenis Laporan/ ADK Bulanan Triwulanan Semesteran Tahunan

    1 LRA 3) X 2 Neraca 4) X 3 ADK X

    c.2. UAPPA-W DK/TP (untuk satker dengan jenis kewenangan DK dan TP) ke Kanwil

    Ditjen PBN Periode Pelaporan No. Jenis Laporan/

    ADK Bulanan Triwulanan Semesteran Tahunan 1 LRA 3) X 2 Neraca 4) X 3 ADK X

  • LAMPIRAN III PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

    Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.3

    d. Tingkat UAPPA-W ke tingkat UAPPA-E1

    Periode Pelaporan No. Jenis Laporan/ ADK Bulanan Triwulanan Semesteran Tahunan

    1 LRA 3) X X X X 2 Neraca X X X 3 CaLK X X 4 ADK X 5 BAR X

    e. Tingkat UAPPA-E1 ke tingkat UAPA

    Periode Pelaporan No. Jenis Laporan/

    ADK Bulanan Triwulanan Semesteran Tahunan 1 LRA 3) X X X X 2 Neraca X X X 3 CaLK X X 4 ADK X 5 BAR X

    f. Tingkat UAPA ke Departemen Keuangan c.q. Ditjen Perbendaharaan (Unaudited)

    Periode Pelaporan No. Jenis Laporan/

    ADK Bulanan Triwulanan Semesteran Tahunan 1 LRA3) X X X 2 Neraca X X 3 CaLK X X 4 ADK5) X

    g. Tingkat UAPA ke Departemen Keuangan c.q. Ditjen Perbendaharaan (Audited)

    Periode Pelaporan No. Jenis Laporan/ ADK Bulanan Triwulanan Semesteran Tahunan

    1 LRA3) X 2 Neraca X 3 CaLK X 4 ADK5) X

    Keterangan : X Jenis Laporan/ADK yang disampaikan.

    ) LRA yang disampaikan terdiri dari LRA Belanja Format DIPA, LRA Pengembalian

    Belanja, LRA Pendapatan dan Hibah dan LRA Pengembalian Pendapatan dan Hibah yang disampaikan pada saat rekonsiliasi.

    ) BAR hasil rekonsiliasi antara UAPPA-W dengan Kanwil Ditjen PBN yang disampaikan oleh UAKPA yang ditunjuk/ditetapkan sebagai UAPPA-W sesuai dengan prosedur rekonsiliasi.

  • LAMPIRAN III PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

    Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.4

    3) LRA yang disampaikan meliputi LRA Satuan Kerja/Wilayah/Eselon 1/Kementerian Negara/Lembaga (semesteran dan tahunan), LRA Belanja, LRA Pengembalian Belanja, LRA Pendapatan, LRA Pengembalian Pendapatan.

    4) Neraca yang disampaikan adalah neraca bulan Maret, Juni, September dan Desember.

    5) ADK yang disampaikan adalah ADK selama triwulan I (Januari s.d. Maret), triwulan II (April s.d. Juni), triwulan III (Juli s.d. September), dan triwulan IV (Oktober s.d. Desember).

    II. PROSEDUR PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

    A. Laporan Realisasi Anggaran (LRA) Semester I 1. LRA Kementerian Negara/Lembaga Semester I disusun berdasarkan hasil

    penggabungan LRA UAPPA-E1 Semester I lingkup Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan.

    2. LRA UAPPA-E1 Semester I disusun berdasarkan hasil penggabungan LRA Semester I UAKPA di bawah eselon I, LRA Semester I UAKPA dengan pola pengelolaan keuangan BLU, LRA Semester I UAPPA-W, dan LRA Semester I UAPPA-W Dekonsentarasi/Tugas Pembantuan Semester I.

    3. LRA UAPPA-W Semester I disusun berdasarkan hasil penggabungan LRA UAKPA Semester I lingkup wilayah yang bersangkutan.

    4. LRA UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan Semester I disusun berdasarkan hasil penggabungan LRA UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan Semester I lingkup wilayah yang bersangkutan.

    B. Laporan Realisasi Anggaran (LRA) Tahunan 1. LRA Tahunan Kementerian Negara/Lembaga disusun berdasarkan hasil

    penggabungan LRA UAPPA-E1 Tahunan lingkup Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan.

    2. LRA Tahunan UAPPA-E1 disusun berdasarkan hasil penggabungan LRA Tahunan UAKPA di bawah eselon I, LRA Tahunan UAKPA dengan pola pengelolaan keuangan BLU, LRA Tahunan UAPPA-W, dan LRA Tahunan UAPPA-W Dekonsentarasi/Tugas Pembantuan.

    3. LRA UAPPA-W Tahunan disusun berdasarkan hasil penggabungan LRA Tahunan UAKPA lingkup wilayah yang bersangkutan.

    4. LRA Tahunan UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan disusun berdasarkan hasil penggabungan LRA Tahunan UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan lingkup wilayah yang bersangkutan.

  • LAMPIRAN III PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

    Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.5

    C. Neraca per 30 Juni 2XX1 1. Neraca Kementerian Negara/Lembaga per 30 Juni 2XX1 berdasarkan hasil

    penggabungan neraca UAPPA-E1 per 30 Juni. 2. Neraca UAPPA-E1 per 30 Juni 2XX1 disusun berdasarkan hasil penggabungan

    neraca UAKPA di bawah eselon I, LRA UAKPA dengan pola pengelolaan keuangan BLU, Neraca UAPPA-W, dan neraca UAPPA-W dekonsentrasi/tugas pembantuan per 30 Juni.

    3. Neraca UAPPA-W per 30 Juni 2XX1 disusun berdasarkan hasil penggabungan neraca UAKPA per 30 Juni.

    4. Neraca UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan per 30 Juni 2XX1 disusun berdasarkan hasil penggabungan neraca UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan per 30 Juni.

    D. Neraca per 31 Desember 2XX1 1. Neraca Kementerian Negara/Lembaga per 31 Desember 2XX1 disusun

    berdasarkan hasil penggabungan neraca UAPPA-E1 per 31 Desember. 2. Neraca UAPPA-E1 per 31 Desember 2XX1 disusun berdasarkan hasil

    penggabungan Neraca UAKPA di bawah eselon I, LRA UAKPA dengan pola pengelolaan keuangan BLU, Neraca UAPPA-W, dan neraca UAPPA-W dekonsentrasi/tugas pembantuan per 31 Desember.

    3. Neraca UAPPA-W per 31 Desember 2XX1 disusun berdasarkan hasil penggabungan Neraca UAKPA per 31 Desember.

    4. Neraca UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan per 31 Desember 2XX1 disusun berdasarkan hasil penggabungan Neraca UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan per 31 Desember.

    III. PEREKAMAN, VERIFIKASI DAN REKONSILIASI

    A. Tingkat Satuan Kerja (UAKPA)/UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan

    1. Perekaman dokumen sumber berupa: a. Dokumen Estimasi Pendapatan yang Dialokasikan

    Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA), DIPA Luncuran, serta Lampiran RKAKL formulir 4.2 (uraian anggaran pendapatan per akun pendapatan)

    b. Dokumen penerimaan anggaran: Dokumen sumber penerimaan anggaran adalah Bukti Penerimaan Negara (BPN) yang disertai dengan: - Surat Setoran Pajak (SSP)/dokumen sejenis, atau - Surat Setoran Bea Cukai (SSBC)/dokumen sejenis, atau - Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP), atau - Surat Setoran Pengembalian Belanja (SSPB), atau - Surat Tanda Setoran (STS), atau - Dokumen penerimaan lainnya yang dipersamakan.

  • LAMPIRAN III PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

    Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.6

    c. Dokumen pelaksanaan anggaran: - Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA), - Revisi DIPA, - DIPA Luncuran, - Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) atau RKAKL Formulir 1.5, - Revisi POK atau RKAKL Formulir 1.5, - Surat Kuasa Pengguna Anggaran (SKPA), - Dokumen pelaksanaan anggaran lainnya yang dipersamakan.

    d. Dokumen pengeluaran anggaran: - Surat Perintah Membayar (SPM) dan Surat Perintah Pencairan Dana

    (SP2D), - Surat Perintah Pengesahan dan Pembukuan (SP3), - Dokumen pengeluaran anggaran lainnya yang dipersamakan.

    2. Proses perekaman tersebut menghasilkan register transaksi untuk diverifikasi dengan dokumen sumbernya, sehingga seluruh transaksi dipastikan sudah diproses sesuai dengan dokumen sumber yang ada. Disamping itu, petugas akuntansi keuangan melakukan penerimaan ADK dalam bentuk jurnal transaksi BMN. Selanjutnya dilakukan proses posting untuk menghasilkan buku besar.

    3. Laporan keuangan beserta ADK dikirim ke KPPN untuk dilakukan rekonsiliasi dengan data yang ada di KPPN. Hasil rekonsiliasi dituangkan dalam Berita Acara Rekonsiliasi (BAR). BAR tersebut akan menjadi salah satu dokumen dalam rekonsiliasi antara UAPPA-W dengan Kanwil Ditjen Perbendaharaan.

    4. Setiap bulan UAKPA melakukan pengiriman ADK, LRA, dan neraca ke tingkat UAPPA-W dan UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan berikut BAR. Sedangkan untuk UAKPA kantor pusat hanya melakukan pengiriman ke UAPPA-E1.

    5. UAKPA yang ditunjuk sebagai UAPPA-W, pada saat rekonsiliasi dengan KPPN untuk bulan Mei, Agustus, November 2XX1 dan Februari 2XX2, harus melampirkan BAR UAPPA-W hasil rekonsiliasi dengan Kanwil Ditjen Perbendaharaan.

    6. Apabila UAPPA-W belum terbentuk pada Dinas Pemerintah Daerah maka UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan menyampaikan Laporan Realisasi Anggaran, Neraca ke UAPPA-E1 beserta ADK sesuai jadual penyampaian.

    7. Pengenaan sanksi bagi UAKPA dan UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan diatur dalam Peraturan Dirjen Perbendaharaan nomor Per-19/PB/2008.

    8. Setiap semester UAKPA menyusun Laporan Keuangan lengkap sebagaimana ilustrasi pada lampiran IVa. Laporan Keuangan tersebut disampaikan ke UAPPA-W/UAPPA-E1 disertai dengan Pernyataan Tanggung Jawab yang ditandatangani oleh KPA/kepala satker.

    9. Jadual pengiriman laporan keuangan sebagaimana terlampir pada lampiran V Peraturan Dirjen Perbendaharaan ini.

  • LAMPIRAN III PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

    Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.7

    B. Tingkat Wilayah (UAPPA-W)/UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan

    1. Laporan keuangan tingkat wilayah (UAPPA-W) adalah laporan keuangan hasil penggabungan ADK tingkat satuan kerja (UAKPA) lingkup wilayah yang bersangkutan.

    2. Setiap bulan UAPPA-W dan UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan melakukan pengiriman ADK, LRA, dan Neraca ke tingkat UAPPA-E1 untuk dilakukan penggabungan dan setiap triwulan disertai dengan BAR.

    3. Laporan keuangan tingkat wilayah (UAPPA-W) beserta ADK setiap triwulan harus dikirim ke Kanwil Ditjen Perbendaharaan untuk dilakukan proses rekonsiliasi dengan data yang ada di Kanwil Ditjen Perbendaharaan. BAR pada tingkat satuan kerja dengan KPPN dapat digunakan sebagai salah satu bahan rekonsiliasi antara UAPPA-W dengan Kanwil Ditjen Perbendaharaan.

    4. UAPPA-W dan UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan melakukan penelusuran jika terdapat perbedaan data pada proses rekonsiliasi. Apabila terjadi kesalahan pada satuan kerja, UAPPA-W meminta satuan kerja terkait untuk mengoreksi dan melakukan pengiriman ulang. Selanjutnya UAPPA-W dan UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan melakukan penggabungan ulang dan melakukan pengiriman ke UAPPA-E1.

    5. Pengenaan sanksi bagi UAPPA-W dan UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan diatur dalam Peraturan Dirjen Perbendaharaan nomor Per- 19/PB/2008.

    6. Setiap semester UAPPA-W dan UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan menyusun Laporan Keuangan lengkap sebagaimana ilustrasi pada lampiran IVb, untuk kemudian disampaikan ke UAPPA-E1 disertai dengan Pernyataan Tanggung Jawab yang ditandatangani oleh penanggung jawab UAPPA-W.

    7. Jadual penggabungan, rekonsiliasi dan pengiriman laporan keuangan sebagaimana terlampir pada lampiran V Peraturan Dirjen Perbendaharaan.

    C. Tingkat Eselon I (UAPPA-E1)

    1. Laporan keuangan tingkat eselon I (UAPPA-E1) adalah laporan keuangan hasil penggabungan laporan keuangan tingkat satuan kerja (UAKPA) di bawah eselon 1 dan laporan keuangan tingkat wilayah (UAPPA-W)/UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan, lingkup eselon I yang bersangkutan, termasuk satuan kerja yang menggunakan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum (BLU).

    2. Setiap bulan UAPPA-E1 melakukan pengiriman ADK, LRA, dan Neraca ke tingkat UAPA untuk dilakukan penggabungan.

    3. UAPPA-E1 dapat melakukan rekonsiliasi dengan Ditjen Perbendaharaan c.q. Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan. Berita Acara Rekonsiliasi tingkat UAKPA satuan kerja pusat dan/atau UAPPA-W dapat dijadikan salah satu bahan rekonsiliasi dengan Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan.

    4. UAPPA-E1 melakukan penelusuran jika terdapat perbedaan data hasil proses rekonsiliasi. Apabila terdapat kesalahan, UAPPA-E1 menyampaikan kepada UAKPA melalui UAPPA-W terkait untuk melakukan perbaikan dan mengirim ulang data perbaikan secara berjenjang. Selanjutnya UAPPA-E1 melakukan penggabungan ulang dan melakukan penggiriman ke UAPA.

    5. Setiap semester UAPPA-E1 menyusun Laporan Keuangan lengkap sebagaimana ilustrasi pada lampiran IVc, untuk kemudian disampaikan ke

  • LAMPIRAN III PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

    Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.8

    UAPA disertai dengan Pernyataan Tanggung Jawab yang ditandatangani oleh penanggung jawab UAPPA-E1.

    6. Jadual penggabungan, rekonsiliasi dan pengiriman laporan keuangan sebagaimana terlampir pada lampiran V Peraturan Dirjen Perbendaharaan ini.

    D. Tingkat Kementerian Negara/Lembaga (UAPA)

    1. Laporan keuangan tingkat kementerian negara/lembaga (UAPA) adalah laporan keuangan hasil penggabungan laporan keuangan eselon I (UAPPA-E1) lingkup kementerian negara/lembaga yang bersangkutan.

    2. Setiap triwulan UAPA melakukan penggiriman ADK, LRA dan neraca kepada Ditjen Perbendaharaan c.q. Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan.

    3. UAPA melakukan rekonsiliasi dengan Ditjen Perbendaharaan c.q. Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan setiap akhir semester. BAR tingkat UAKPA satuan kerja pusat dan/atau UAPPA-W/UAPPA-E1 dapat dijadikan salah satu bahan rekonsiliasi dengan Ditjen Perbendaharaan c.q. Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan.

    4. UAPA melakukan penelusuran jika terdapat perbedaan data pada proses rekonsiliasi. Apabila terdapat kesalahan, UAPA menyampaikan kepada UAKPA melalui UAPPA-E1 terkait untuk melakukan perbaikan dan mengirim ulang data perbaikan secara berjenjang. Selanjutnya UAPA melakukan penggabungan dan rekonsiliasi ulang dengan Ditjen Perbendaharaan c.q. Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan.

    5. Setiap semester UAPA menyusun Laporan Keuangan lengkap sebagaimana ilustrasi pada lampiran IVd. Laporan Keuangan tersebut disampaikan ke Ditjen Perbendaharaan c.q. Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan disertai dengan Pernyataan Telah Direviu yang ditandatangani oleh Aparat Pengawas Intern serta Pernyataan Tanggung Jawab yang ditandatangani oleh Menteri/Pimpinan Lembaga.

    6. Jadual penggabungan, rekonsiliasi dan pengiriman sebagaimana terlampir pada lampiran V Peraturan Dirjen Perbendaharaan.

    IV. WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN

    Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga disampaikan kepada Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perbendaharaan, dengan ketentuan sebagai berikut:

    A. LRA Triwulan I dan Neraca per 31 Maret selambat-lambatnya tanggal 9 Mei tahun anggaran berjalan;

    B. LRA semester I, Neraca per 30 Juni, dan Catatan atas Laporan Keuangan selambat-lambatnya tanggal 26 Juli tahun anggaran berjalan;

    C. LRA Triwulan III dan Neraca per 30 September selambat-lambatnya tanggal 9 November tahun anggaran berjalan;

    D. LRA Tahunan, Neraca per 31 Desember, dan Catatan atas Laporan Keuangan selambat-lambatnya tanggal terakhir di bulan Februari setelah tahun anggaran berakhir;

    Untuk memenuhi target penyampaian laporan keuangan di atas, disampaikan jadual pengiriman laporan dari tingkat satuan kerja (UAKPA) sampai dengan tingkat kementerian negara/lembaga (UAPA) sesuai dengan Lampiran V Peraturan Dirjen Perbendaharaan.

  • LAMPIRAN III PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

    Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.9

    V. LAIN-LAIN

    Hal lain yang perlu diperhatikan untuk kelengkapan pengungkapan (full disclosure) dan keakuratan data laporan keuangan, yaitu:

    A. Kementerian negara/lembaga yang menggunakan anggaran pembiayaan dan perhitungan (BA 062 Subsidi dan BA 069 Belanja Lain-lain) disamping menyampaikan laporan keuangan bagian anggarannya juga menyampaikan laporan keuangan bagian anggaran pembiayaan dan perhitungan yang digunakan kepada Menteri Keuangan c.q. Direktorat Jenderal Anggaran dengan tembusan Direktorat Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan;

    B. Kementerian Negara/Lembaga yang memiliki satker BLU harus melampirkan Laporan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU) yang disajikan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan.

    C. Kementerian Negara/Lembaga menyampaikan Laporan Keuangan kepada Menteri Keuangan c.q. Direktorat Jenderal Perbendaharaan sebanyak 3 (tiga) set disertai softcopy laporan keuangan tersebut yang berupa data pengiriman (beserta Register Pengirimannya), back up, dan Catatan Atas Laporan Keuangan (disarankan dalam format pdf).

    VI. ISI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

    Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca kementerian negara/lembaga disertai dengan penjelasan atas laporan yang memuat: A. Penjelasan Umum

    A.1. Dasar Hukum A.2. Kebijakan Teknis A.3. Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan A.4. Kebijakan Akuntansi

    B. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran B.1. Penjelasan Umum LRA B.2. Penjelasan Per Pos LRA B.3. Catatan Penting/Pengungkapan Lainnya

    C. Penjelasan atas Pos-pos Neraca C.1. Posisi Keuangan secara umum C.2. Penjelasan Per Pos Neraca C.3. Catatan Penting/Pengungkapan Lainnya

    D. Informasi tambahan bila diperlukan

    VII. POS-POS LAPORAN KEUANGAN

    Pos-Pos Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca kementerian negara/lembaga setidak-tidaknya meliputi:

    A. Pos-Pos Laporan Realisasi Anggaran 1. Pendapatan:

    a. Penerimaan Perpajakan *)

  • LAMPIRAN III PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

    Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.10

    b. Penerimaan Negara Bukan Pajak c. Penerimaan Hibah

    2. Belanja Negara: a. Belanja Pemerintah Pusat menurut jenis belanja:

    1) Belanja Pegawai 2) Belanja Barang 3) Belanja Modal 4) Belanja Pembayaran Kewajiban Utang *) 5) Belanja Subsidi *) 6) Belanja Hibah *) 7) Belanja Bantuan Sosial 8) Belanja Lain-lain

    b. Transfer ke Daerah *) : 1) Transfer Dana Perimbangan 2) Transfer Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian

    3. Pembiayaan *): a. Penerimaan Pembiayaan b.