PERDARAHAN SUBARACHNOID
Transcript of PERDARAHAN SUBARACHNOID
PERDARAHAN SUBARACHNOID
Dibawakan Dalam Rangka Tugas Kepaniteraan KlinikLab/SMF Ilmu Penyakit Saraf
Fakultas Kedokteran Universitas MulawarmanRSUD AW. Sjahranie
Samarinda 2011
LAPORAN KASUS
Oleh : Dora Anjarwati Pembimbing : dr. Luthfi, Sp.S
PENDAHULUAN
Stroke penyakit tuapenyebab mortalitas ke-3116 per 100.000 populasi di USA,
200 per 100.000 di UKjarang terjadi di bawah umur 40
tahunPria >>.
Perdarahan subarachnoid (PSA) adanya darah di rongga
subarachnoid.4-7% dari seluruh kasus stroke.Jepang, 25 kematian/100.000
populasi/tahun (6,6% dari seluruh kematian mendadak)
Amerika adalah 16/100.000 populasi
Di Indonesia, perdarahan subarachnoid menduduki 7-15% dari seluruh kasus
62% timbul pertama kali pada usia 40-60 tahun.
Penyebab utama aneurisma intrakranial.
TUJUAN
Mengetahui definisi, patofisiologi, diagnosis, terapi, dan prognosis.
Mendapatkan keterampilan dalam melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan mengerti tentang pemeriksaan penunjang
Mengkaji ketepatan dan kesesuaian kasus yang dilaporkan dengan teori berdasarkan literatur
Meningkatkan kemampuan dalam menganalisa data dan permasalahan yang ditemukan pada kasus
LAPORAN KASUSAnamnesis dan pemeriksaan fisik
dilakukan pada hari Selasa, 18 Januari 2011 di ruang perawatan penyakit saraf Angsoka RSUD AW.Sjahranie Samarinda.
ANAMNESISAlloanamnesis dari adik pasien
Identitas PasienNama : Ny. MUmur : 49 tahunJenis Kelamin: PerempuanAlamat : Perumahan Karang AsamPekerjaan : Ibu Rumah TanggaSuku : BanjarAgama : IslamMRS : Rabu, 12 Januari 2011
(IGD), ke ruang Angsoka hari Senin, 17 Januari 2011
ANAMNESISKeluhan UtamaPenurunan Kesadaran
Riwayat Penyakit SekarangPenurunan kesadaran dialami pasien sejak 4 hari yang
lalu. Pasien pingsan 2 kali, diantara kejadian pingsan pasien sempat sadar dan mengeluh kepalanya sangat sakit sekali kemudian pingsan kembali. Saat serangan pingsan yang kedua pasien muntah sebanyak 2 kali. Saat terjadi keluhan pasien tidak kejang. Keluhan ini terjadi saat pasien baru selesai makan.
Sebelumnya pasien sering merasakan sakit kepala berulang ± 1 tahun terakhir ini dan tidak pernah mendapatkan pengobatan maupun dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Pasien riwayat dirawat di ICU selama 6 hari kemudian pindah ke bangsal dengan kondisi kesadaran membaik. Kurang dapat berbicara (disfoni) dan kelemahan seluruh anggota gerak tubuh. Riwayat Merokok disangkal, pasien tidak memakai KB oral.
Riwayat Penyakit DahuluRiwayat penyakit Hipertensi selama 1 tahun, tidak
rutin berobat.Riwayat DM tidak ada.
Riwayat Penyakit KeluargaRiwayat penyakit Hipertensi (+) dialami oleh Ibu
dan Kakak pasienRiwayat penyakit Diabeter Melitus (+) dialami oleh
Bibi dan Paman pasien
PEMERIKSAAN FISIKStatus GeneralisKesadaran : Compos Mentis, GCS E4V5M6 (R.
Angsoka)Keadaan umum : Sakit sedang, lemah anggota gerak
tubuhTanda vital : - Tekanan darah : 160/100 mmHg
- Nadi : 64 x/menit - RR : 24 x/menit
- Temperatur 36,5 oCStatus gizi : BaikKepala – leher : Kepala bentuk normal dan simetris,
an (-/-), ikterik (-/-), sianosis (-/-), pupil bulat isokor kanan dan kiri dengan ukuran 3 mm/ 3mm, refleks cahaya positif baik langsung maupun tidak langsung, ada deviasi lidah ketika dijulurkan, uvula di posisi tengah, pembesaran kelenjar getah bening tidak ada.
Thorax paru : pergerakan simetris, tidak ada retraksi, fremitus raba sama kanan dan kiri, perkusi sonor, wheezing (-), ronkhi (-).
Thorax jantung : ictus cordis tidak terlihat dan tidak teraba, batas kanan parasternal line ICS III dextra, batas kiri ICS V MCL Sinistra, S1 S2 tunggal, reguler, murmur (-), gallop (-).
Abdomen : distensi (-), teraba lunak, turgor baik, nyeri tekan (-), pembesaran hepar (-), pembesaran lien (-), ballotement ginjal (-), perkusi timpani, bising usus (+) normal.
Ekstrimitas : akral hangat, sianosis (-), edema (-), tremor (-).
TRM : kaku kuduk (+), kernig sign (-)
Status Neurologin. VII : sulcus nasolabialis lebih datar
sebelah Dextran. XII : deviasi ke sinistra saat
membuka mulut
Badan & anggota gerakEkstrimitas Superior : Kekuatan : 4 4Sensisbilitas : (+) D et SReflek fisiologis : (+) Normal
• Ekstrimitas Inferior Kekuatan : 2 2Sensibilitas : (+) D et SReflek patologis : (+) babinskiReflek fisiologis : (+) meningkat
Koordinasi dan keseimbanganGangguan koordinasi dan keseimbangan pada pasien
ini tidak dapat dievaluasi.
Gerakan-gerakan abnormalGerakan-gerakan abnormal pada pasien tidak dijumpai.
Fungsi vegetatifMiksi dan defekasi dapat dilakukan dan masih dalam
batas normal.
Pemeriksaan penunjang
Parameter 12/01/2011 13/01/2011
Hb 12,6 gr/dl 12,7 gr/dlHct 39,9 % 41,1 %Leukosit 20.000/mm3 16.700/mm3
Trombosit 348.000/mm3 312.000/mm3
GDS 202 mg/dl 124 mg/dlUreum 25,8 mg/dl -Creatinin 0,9 mg/dl -Albumin - 3,6 g/dlNa 140 mmol/L 142 mmol/LK 2,9 mmol/L 2,9 mmol/LCl 107 mmol/L 104 mmol/L
Laboratorium
Diagnosa IGD : Stroke HemorrhagicKonsul dr. Sp. S advice:IVFD Ringer Laktat 10 tpm Ringer Laktat + KCl 1 flash 10
tpm (1x/hr)Manitol 4x125 ccRanitidin 2x1 ampul ivCefotaxime 3x1 gr ivCiticolin 2x250 mg ivRawat ICUBesok cek ulang elektrolit
Diagnosa akhir :Diagnosa klinis : Bihemiparese spastik,
disfonia, parese n.VII dan parese n. XII Diagnosa topis : Fissura longitudinalis
cerebralDiagnosis etiologis: Stroke Hemorrhagik ec
Perdarahan SubarachnoidDiagnosis banding :Stroke Non HemoragicHipertensi Encephalopaty
Prognosis : dubia ad bonam