Perdagangan Tinjauan Terk Tinjauan Terkini Perdagangan ... MONITORING EDISI JUNI_FINAL.pdfMalaysia...
Transcript of Perdagangan Tinjauan Terk Tinjauan Terkini Perdagangan ... MONITORING EDISI JUNI_FINAL.pdfMalaysia...
Tinjauan Terkini Perdagangan Indonesia Volume 4, Juni 2010
beberapa fenomena r hingga April 2010 a ekspor non migas apai US$ 38,7 miliar, nifikan sebesar 81,3% % dibanding dengan
2010 ekspor non n surplus neraca perdagangan sebesar US$ 6,2 miliar
(7,2% lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2009). Ekspor non migas juga mengalami pertumbuhan yang berkesinambungan sejak Oktober 2009, yang ditunjukkan dengan kinerjanya yang selalu berada di sekitar US$10 miliar per bulan. Angka ini mengindikasikan keberlanjutan yang kuat dari pemulihan ekspor Indonesia meskipun berada di tengah kondisi pemulihan perekonomian global yang masih belum mantap. Kinerja ekspor non migas ini memberikan fondasi yang kuat bagi kinerja perdagangan Tahun 201, yang pada akhirnya memperkokoh pertumbuhan ekonomi Indonesia dibandingkan periode sebelumnya yang lebih bertumpu pada pertumbuhan konsumsi dan pengeluaran pemerintah.
beberapa fenomena r hingga April 2010 a ekspor non migas apai US$ 38,7 miliar, nifikan sebesar 81,3% % dibanding dengan
2010 ekspor non n surplus neraca perdagangan sebesar US$ 6,2 miliar
(7,2% lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2009). Ekspor non migas juga mengalami pertumbuhan yang berkesinambungan sejak Oktober 2009, yang ditunjukkan dengan kinerjanya yang selalu berada di sekitar US$10 miliar per bulan. Angka ini mengindikasikan keberlanjutan yang kuat dari pemulihan ekspor Indonesia meskipun berada di tengah kondisi pemulihan perekonomian global yang masih belum mantap. Kinerja ekspor non migas ini memberikan fondasi yang kuat bagi kinerja perdagangan Tahun 201, yang pada akhirnya memperkokoh pertumbuhan ekonomi Indonesia dibandingkan periode sebelumnya yang lebih bertumpu pada pertumbuhan konsumsi dan pengeluaran pemerintah.
Perdagangan Indone Tinjauan Terkini siaVolume 4, Juni 2010
TINJAUAN UMUM: HINGGA APRIL 2010
Kinerja ekspor hingga April 2010 memperlihatkanyang menarik untuk di cermati. Pertama, kinerja ekspoterus menguat, terutama ditopang oleh kuatnya kinerjkarena sektor migas mengalami defisit. Dengan nilai mencsektor non migas mampu memberikan kontribusi yang sigterhadap total ekspor, terjadi peningkatan sebesar 43,9kinerjanya pada periode yang sama tahun 2009. Hingga Aprilmigas mampu memberika
Kinerja ekspor hingga April 2010 memperlihatkanyang menarik untuk di cermati. Pertama, kinerja ekspoterus menguat, terutama ditopang oleh kuatnya kinerjkarena sektor migas mengalami defisit. Dengan nilai mencsektor non migas mampu memberikan kontribusi yang sigterhadap total ekspor, terjadi peningkatan sebesar 43,9kinerjanya pada periode yang sama tahun 2009. Hingga Aprilmigas mampu memberika
Daftar Isi …
g
ar 10
a
Beberapa Produk Yang
Mengalami Peningkatan
Ekspor dan Impor
Kabalitbang Perdagangan
ung Jawab
Perdagangan
Tim Penulis
Deasi Natalia
Nurozy
Supervisi
Sjamsu Rahardja
Ernawati Munadi
Latar Belakan
Kinerja Ekspor di Lu
Komoditi Utam
Pengarah
Penangg
Kapusdata
Yati Nuryati
Kinerja ekspor hingga April 2010 terus menguatoleh kuatnya kinerja ekspor non migas yang menc
kuatnya kinerja eksporpeningkatan ekspor dari seluruh sektor, tetapi jugakeberhasilan diversifikasi pasar terutama pasar diFTA dan emerging market serta keberhasilan produk ekspor diluar 10 komoditi utama.
Beberapa produk di luar 10 Komoditi Utampeningkatan pangsa ekspor yang relatif menjaadalah kimia organik (HS 29), kapal laut (HS 89),(HS 19), berbagai makanan olahan (HS 21), proserta produk industri farmasi (HS 30).
Dalam Indust
, terutama ditopang apai US$ 38,7 miliar.
tersebut tidak hanya di topang oleh disebabkan oleh
negara‐negara mitra strategi diversifikasi
a yang mengalami njikan di antaranya olahan dari tepung duk keramik (HS 69)
i Keramik, salah satu inovasi terbaru yang dihasilkan Indonesia dan bahkan di Asia Tenggara adalah desain keramik
gangan Indonesia kepada salah satu mengembangkan ditujukan ke pasar
r
bermotif batu alam, dimana Wakil Menteri Perdabelum lama ini telah memberikan penghargaan perusahaan industri keramik nasional yang telahinovasi tersebut. Produk keramik tersebut telah Malaysia dan Korea Selatan.
1
Tinjauan Terkini Perdagangan Indonesia Volume 4, Juni 2010
Kedua, kuatnya kinerja ekspor non migas hingga April 2010 tersebut tidak hanpeningkatan ekspor dari seluruh sektor, tetapi juga disebabkan oleh keberhasilan diversifikasiterutama pasar di negara‐negara mitra FTA dan emerging market serta kebediversifikasi produk ekspor. Selain itu, pe
ya di topang oleh pasar
rhasilan strategi rbaikan kondisi ekonomi global juga masih menjadi faktor
pen
pril 2010 namun oleh peningkatan kan oleh adanya
baku/penolong konsisten de 0 sebesar 24,6%
.
orong perbaikan di saat negara lain masih berjuang untuk memulihkan
kinerja ekspornya akibat deraan badai krisis finansial tahun 2008, menarik untuk dikaji lebih lanjut. sia edisi Juni ini, kita akan melihat bagaimana kinerja ekspor
pr
menjadi andalan roduk Sawit, TPT, ang, dan Kopi. Di rupakan andalan
migas. 2009 triwulan pertama kontribusi ekspor 10 komoditi utama terhadap total ekspor non migas mencapai 48% menurun i 55%. Sementara produk lainnya justru meningkat dari 45% pada tahun 2005 menjadi 52% pada tahun 2009. Bahkan pada Triwulan 1 2010 pangsa produk lain meningkat menjadi 55% yang mengindikasikan perannya yang semakin signifikan sehingga menjadi salah satu faktor penyokong semakin kuatnya kinerja ekspor Indonesia terutama sejak masa pemulihan setelah krisis 2008 hingga April 2010.
Gambar 1. Kontribusi Ekspor 10 Produk Utama Terhadap Ekspor Non Migas
dorong kinerja ekspor Indonesia pada periode ini
Ketiga, meskipun beberapa pihak menyoroti melonjaknya impor di bulan Adata menunjukkan bahwa lonjakan impor pada bulan April 2010 lebih dikarenakan impor bahan baku dan penolong serta barang modal. Hal terakhir ini disebabpeningkatan realisasi investasi. Peningkatan impor barang modal dan barang
ngan meningkatnya nilai realisasi investasi yang meningkat pada kuartal I 201mencapai Rp 42,1 triliun yang mencerminkan kondisi industri nasional yang membaik
Ekspor di luar 10 komoditi utama yang mampu berperan sebagai mesin pendkinerja ekspor non migas Indonesia terutama
Pada Tinjuan Terkini Perdagangan Indoneoduk di luar 10 Komoditi Utama dengan lebih detail.
KINERJA EKSPOR LUAR 10 KOMODITI UTAMA
Produk yang dikategorikan dalam 10 komoditi utama merupakan produk yangekspor non migas Indonesia. Produk‐produk tersebut di antaranya adalah Sawit dan PElektronik, Produk Hasil Hutan, Karet dan Produk Karet, Alas Kaki, Otomotif, Kakao, Udsebut sebagai Komoditi Utama karena selama ini ke‐10 komoditi tersebut meIndonesia dalam meningkatkan penerimaan devisa dari ekspor non Pada tahun
dibandingkan kontribusinya pada tahun 2005 yang mencapa
10 Utama
48%52%
Produk lainnya
Triwulan 1 2009
10 Utama
45%
Produk
Triwulan 1 2010
lainnya
55%
10 lainnya
Triwulan 1 2005
Produk
Utama
55%45%
Sumber: BPS (diolah)
Di antara produk lainnya diluar 10 komoditi utama yang mengalami peningkatan pangsa diantaranya minyak atsiri, peralatan medis, tanaman obat, makanan olahan, produk perikanan, kerajinan, rempah‐rempah, dan peralatan kantor. Disamping itu, terdapat beberapa produk di luar 10 Komoditi Utama lainnya yang mengalami peningkatan pangsa ekspor yang menjanjikan sehingga menjadi bahan diskusi lebih detail di antaranya adalah kimia organik (HS 29), kapal laut (HS 89), olahan
2
Tinjauan Terkini Perdagangan Indonesia Volume 4, Juni 2010
dari tepung (HS 19), berbagai makanan olahan (HS 21), produk keramik (HS 69) sertfarmasi (HS 30). Keenam produk tersebut dilihat dari pangsa perdagangan Indonesimemang belum cukup besar namun mempunyai potensi yang dapat dikembangkantahun 2005‐2009 mempunyai kinerja ekspor yang cukup bagus sebagaimana ditunjukk
a produk industri a terhadap dunia karena selama
an pada Tabel 1.
Tabel 1. Kinerja Beberapa Produk Indonesia dan Negara Tujuan Utamanya
Trend (%)
2005 2009 05‐09 2005 2009
1. 1. Pilipina 21,0 39,7 14,11 11,1 12,9
2. Malaysia 28,2 45,2 14,85 15,0 14,7
3. Australia 8,1 26,4 36,91 4,3 8,6
4. Thailand 12,3 23,2 20,06 6,5 7,5
5. Pakistan 0,3 0,7 18,94 0,1 0,2
Negara Lainnya 118,2 172,0 11,63 62,9 56,0
Total 188,1 307,1 14,45 100,0 100,0
2. 1. Pilipina 13,9 47,6 37,67 15,3 20,0
2. Malaysia 12,8 37,4 33,39 14,0 15,7
3. Saudi Arabia 10,3 33,3 33,81 11,3 14,0
4. Vietnam 4,4 18,1 45,74 4,8 7,6
5. Nigeria 13,1 13,5 4,55 14,4 5,6
Lainnya 36,6 88,7 27,63 40,2 37,2
Total 91,2 238,5 29,71 100,0 100,0
3. 1. RRT 569,8 448,6 ‐9,40 37,2 26,8
2. Malaysia 152,3 176,7 4,90 10,0 10,6
3. Singapura 26,3 49,9 11,33 1,7 3,0
4. Thailand 94,2 111,2 6,53 6,2 6,6
5. India 37,3 89,6 15,88 2,4 5,4
Lainnya 650,6 796,5 5,71 42,5 47,6
Total 1.530,6 1.672,4 1,59 100,0 100,0
4. 1. Korea Selatan 18,3 21,8 5,44 18,8 10,3
2. India 2,5 23,3 71,43 2,5 10,9
3. Jepang 9,0 25,6 26,60 9,3 12,0
4. Pilipina 6,6 32,8 50,17 6,8 15,4
5. Thailand 14,9 17,4 3,92 15,4 8,2
Lainya 45,8 92,1 19,92 47,2 43,3
Total 97,0 213,0 22,12 100,0 100,0
5. 1. Amerika Serikat 79,5 50,3 ‐12,46 29,0 18,8
2. Jepang 21,5 19,5 ‐2,10 7,9 7,3
3. Korea Selatan 16,5 21,3 6,72 6,0 8,0
4. Malaysia 14,4 14,8 3,06 5,3 5,5
5. Rep. Afrika Selatan 8,0 9,3 8,14 2,9 3,5
Lainnya 134,0 151,9 4,35 48,9 56,9
Total 274,0 267,2 0,04 100,0 100,0
6 1. Singapura 107,5 627,2 57,14 54,9 108,5
2. Italia ‐ 0,1 ‐ 0,0 0,1
3. Malaysia 9,8 61,8 88,35 5,0 4,2
4. Australia 3,1 25,4 12,52 1,6 80,0
5. Guinea (Equatorial) ‐ ‐ ‐ 0,0 0,0
Lainnya 75,4 365,7 42,03 38,5 43,9
Total 195,8 1.080,2 48,95 100,0 236,7Sumber : BPS (Diolah Pusdata Perdagangan)
No. Produk
Olahan Dari Tepung
(HS 19)
Berbagai Makanan
Olahan (HS 21)
Bahan Kimia Organik
(HS 29)
Produk Industri
Farmasi (HS 30)
Tahun (Juta US$) Pangsa (%)Negara Tujuan
Produk Keramik
(HS 69)
Kapal Laut (HS 89)
3
Tinjauan Terkini Perdagangan Indonesia Volume 4, Juni 2010
69)
signifikan adalah 9) sebesar 787% kitchenware juga rnya tahun 2009. hingga Indonesia pada tahun 2008 oduksi keramik di t (Bekasi, Bogor,
(Semarang), Jawa Timur (Gresik, Sidoarjo, Surabaya, Tulung Agun antan Barat.
Tabel 2. Ekspor Produk Keramik, 2005‐2009
1. Ekspor Produk Keramik (HS
Hingga Maret 2010, ekspor produk keramik yang mengalami peningkatan cukupCeramic wares for laboratory, chemical or aother than technical uses (HS 69091dibandingkan nilai ekspornya pada tahun 2009. Di samping itu Ceramic tableware andmengalami pertumbuhan yang cukup signifikan sebesar 82,8% dibandingkan ekspoKedua jenis keramik ini mempunyai daya saing yang relative baik di pasar global semampu meningkatkan pangsa pasarnya di dunia. Jumlah industri keramik di Indonesiasebanyak 9 perusahaan dan menyerap tenaga kerja sebanyak 154.491 orang. Sentra prIndonesia terdapat di daerah Jakarta, Banten (Serang dan Tangerang), Jawa BaraMajalengka, Cirebon, Banjar dan Indramayu), Jawa Tengah
g dan Malang), Belitung serta Kalim
2005 2009 Trend (%) Perub (%)
05‐09 2009 2010 10/09
PRODUK KERAMIK 273.976,0 267.174,5 0,0 47.308,0 80.044,7 69,2
690919 Ceramic Wares For Laboratory, Chemical Or Ot1 h 483,9 35.061,1 266,6 2.266,8 20.105,5 787,0
691110 Ceramic Tableware And Kitchenware, Of Porcel 54.820,2 57.388,9 2,0 10.371,5 18.963,3 82,8
690890 Glazed Ceramic Flags And Paving, Hearth Or W
2
3 a 35.097,9 52.581,8 11,7 9.716,3 12.216,8 25,7
690810 Glazed Ceramic Tiles, Cubes And Similar Article4 s 54.567,6 28.896,3 ‐16,5 5.726,2 6.123,0 6,9
691200 Ceramic Tableware, Kitchenware, Other House5 h 19.985,4 20.993,4 1,1 3.685,8 4.909,8 33,2
691010 Ceramic Sanitary Fixtures (Sinks, Washbasins, B 27.765,4 19.929,3 ‐8,5 5.130,1 4.531,5 ‐11,7
691310 Ceramic Statuettes And Other Ornamental Arti
6
7 c 3.086,7 3.184,4 1,9 746,5 3.671,1 391,8
691490 Ceramic Articles Nesoi, Of Other Than Porcelai8 n 4.304,2 14.792,3 31,7 1.285,6 1.767,6 37,5
9 690790 Unglazed Ceramic Flags And Paving, Hearth Or W 17.349,0 7.072,4 ‐17,1 1.460,8
10 690510 Ceramic Roofing Tiles 1.771,5 2.802,8 15,8 649,9
Lainnya 54.744,2 24.471,7 ‐20,7 6.268,5
Sumber : BPS (diolah)
1.649,0 12,9
1.049,2 61,4
Jan ‐ Mar
Ribu USD. HS6 URAIAN
5.057,9 ‐19,3
NO
t dengan pangsa 18,8% (US$ 50,3 juta) diikuti Korea Selatan 8,0% atau US$ 21,3 juta. Jepang pangsanya
me juta. Berdasarkan 5 tahun terakhir jadi 166 negara, an ke arah pasar
dalam Gambar 2 tara 30 kali lebih spor keramik dari hun. Selain China, man, dan Spanyol
Salah satu inovasi terbaru dari industri keramik Indonesia adalah inovasi desain keramik bermotif batu alam. Industri keramik dengan desain baru ini telah menarik minat para pembeli dari Korea Selatan dan Malaysia. Keramik tersebut merupakan produk pertama di Indonesia bahkan Asia Tenggara. Permintaan keramik batu alam Indonesia di Malaysia dan Korea selatan pertahun mencapai 300 kontainer. Wakil Menteri Perdagangan Indonesia belum lama ini telah memberikan penghargaan kepada salah satu perusahaan industri keramik nasional yang telah mengembangkan inovasi tersebut. Pengembangan produk ini, menunjukkan bahwa industri keramik nasional telah siap menghadapi persaingan dengan produk keramik impor asal China seiring dengan pemberlakukan ASEAN‐CHINA FTA (AC‐FTA).
Negara tujuan ekspor keramik Indonesia tahun 2009 adalah Amerika Serikamencapai
ncapai 8,0% atau US$ 19,5 juta, dan Malaysia sebesar 5,5% dengan nilai US$ 18,4 pada jumlah negara pengimpor produk keramik dari Indonesia, terlihat bahwa dalamjumlah negara pengimpor keramik dari Indonesia meningkat dari 158 negara mendengan demikian diversifikasi pasar produk keramik sudah menunjukkan perkembangyang semakin.
Pesaing utama Indonesia untuk ekspor produk keramik seperti yang ditunjukkanberikut adalah China dengan nilai ekspor pada tahun 2009 mencapai US$ 8 milyar, setinggi dari nilai ekspor keramik Indonesia pada periode yang sama. Pertumbuhan ekChina juga menunjukkan pertumbuhan yang sangat fantastik yaitu sebesar 18% per ta3 negara besar pesaing utama Indonesia dalam ekspor produk keramik adalah Itali, Jerdengan pertumbuhan ekspor masing‐masing sebesar 5%, 12% dan 8% per tahun.
4
Tinjauan Terkini Perdagangan Indonesia Volume 4, Juni 2010
Gambar 2. Pesaing Indonesia untuk Produk Keramik di Pasar Dunia
Meskipun data menunjukkan bahwa hingga Maret 2010 ekspor keramik Indo
peningkatan yang cukup signifikan, namun seperti terlihat pada Tabel 2 sebenarnya da5 tahun terakhir ekspor produk keramik Indonesia tidak mengalami pertumbuhan.memperkuat fakta bahwa industri keramik Indonesia patut waspada mengingat Ikehilangan pangsa pasarnya di dunia, hanya produk Ceramic,
nesia mengalami lam kurun waktu
Gambar 1 ndonesia banyak
tableware, kitchenware (6912) yang meningkatkan pangsa pasarnya di dunia. Sementara itu untuk produk‐produk yang
ntara di sisi lain permintaan dunia terus mengalami peningkatan yang sangat luar biasa.
dan Diversifikasi Pasar tujuan Ekspor Produk Keramik Indonesia, 2008
Indonesia mampu
untuk produk ini
Gambar 3: Pangsa Pasar
lain Indonesia justru kehilangan pangsa pasarnya di pasar dunia. Seme
Sumber: ITC
5
Tinjauan Terkini Perdagangan Indonesia Volume 4, Juni 2010
2. Ekspor Produk Kapal Laut (HS 89)
09, ekspor produk kapal meningkat dengan pertumbuhan sebesar 49% dengan nilai ekspor produk kapal mencapai US$ 195,8 juta dan pada tahun 2009 nilai ekspornya
ekspor kapal laut nya pada periode esia ditujukan ke ysia dan Australia rusahaan Industri ada tahun 2010 uk meningkatkan er (225), general .000 Dead Weight
T).
al baru mencapai utuhan bangunan
palan masih lum tentu dapat
l laut (HS 89) With Navigability un 2005 menjadi
31% tahun 2009 disamping produk Cruise Ships, Execursion Boats, Ferry Boats of All Kids, yaitu dari 2,8% menjadi 10,1% sedangkan produk kapal laut lainnya justru mengalami kehilangan pasar ekspor.
Tabel 3. Ekspor Produk Kapal Laut, 2005‐2009
Sementara itu negara pesaing Indonesia dalam ekspor produk kapal laut adalah Republik Korea, Jepang, dan China dengan pangsa total terhadap impor dunia masing‐masing sebesar 28,6%, 13,8% dan 13,7%. Di samping ke tiga negara tersebut, negara lain yang juga menjadi pesaing Indonesia dalam meningkatkan ekspor produk kapal laut adalah Jerman, Itali, Polandia, Perancis, Amerika Serikat, Turki dan India.
Selama periode 2005‐20
meningkat menjadi US$ 1,1 milyar. Bahkan Selama periode Januari‐Maret 2010, nilai mencapai US$ 408,6 juta atau meningkat sebesar 110% dibandingkan dengan kinerjayang sama tahun 2009. Pada tahun 2009, lebih dari 58% ekspor Kapal Laut IndonNegara Singapura. Negara lain yang juga menjadi tujuan ekspor Kapal Laut adalah Malanamun pangsa pasar kedua Negara tersebut masih di bawah 10%. Iperindo (Ikatan PeKapal dan Lepas Pantai Indonesia) bahkan memperkirakan bahwa Indonesia pmembutuhkan tambahan 654 kapal baru dengan nilai investasi sekitar Rp5,7 triliun untkapasitasnya. Sebanyak 654 kapal baru tersebut berupa kapal coal carrier (390), tankcargo (25), dan container (14), dengan berbagai ukuran mulai dari 1.500 dwt hingga 60Ton (DW
Di dalam negeri sendiri saat ini kapasitas terpasang industri perkapalan nasion225.000 Gross Ton (GT) per tahun. Hasil proyeksi Iperindo menunjukkan adanya kebbaru mencapai 500.00 GT per tahun. Namun permasalahannya hingga kini industri perkabelum memiliki industri perkapalan yang memadai, sehingga peluang tersebut bedimanfaatkan secara optimal oleh industri perkapalan di tanah air. Di antara produk kapayang diekspor Indonesia, Light Vessels, Fire Floats, Floating Cranes and Other Vessels yang Indonesia mampu meningkatkan pangsa pasarnya di dunia, yaitu dari 11,6% tah
2005 2009 Trend (%) Perub (%)
KAPAL LAUT
1 890590 Light Vessels, Fire Floats,
05‐09 2009 2010 10/09
195.775,2 1.080.175,6 49,0 194.479,3 408.606,8 110,1
Floating Cranes And O 22.624,4 334.387,6 47,7 31.771,6 281.782,4 786,9
Transport Of Goods, An2 890190 Vessels Nesoi, For The d 95.207,7 332.024,6 34,3 103.602,1 46.298,0 ‐55,3
port Of Goods 13.908,9 9.222,4 ‐ 4.022,4 38.001,5 844,7
Vessels 52.071,4 220.949,1 51,8 37.492,5 23.802,0 ‐36,5
n Boats And Similar Vesse 5.573,0 108.858,6 90,2 9.792,3 8.682,6 ‐11,3
‐8906.10, Incl. Lifeboats 0,5 19.471,8 760,8 351,3 6.460,3 1.739,2
or Example, Tanks, Coffer
3 890120 Tankers For The Trans
4 890400 Tugs And Pusher Craft
5 890110 Cruise Ships, Excursio
6 890690 Vessels, N.E.S. In 89.01
7 890790 Floating Structures (F d 942,6 8.704,2 87,7 5.973,9 3.125,8 ‐47,7
le Drilling Or Production 8 890520 Floating Or Submersib P 887,6 37.451,6 180,8 ‐ 222,6 ‐
thout Auxiliary Motor 378,2 1.676,5 68,5 139,1 185,4 33,39 890391 Sailboats, With Or Wi
10
NO. HS6 UJan ‐ Mar
890399 Yachts And Other Vessels For Pleasure Or Sport 1.306,3 104,5 ‐46,5 23,
Lainnya 2.874,5 7.324,7 65,1 1.311,
Sumber : BPS (diolah)
0 27,1 17,6
1 19,1 ‐98,5
Ribu USDRAIAN
6
Tinjauan Terkini Perdagangan Indonesia Volume 4, Juni 2010
Gambar 4. Pesaing Indonesia untuk Produk Kapal Laut di Pasar Dunia
Dalam memberlakukan n 2010. BM‐DTP
ngingat sebagian M ini seharusnya ing industri kapal sulitan menyerap rsebut terutama
ng diimpor yang seharusnya bisa memanfaatkan fasilitas BM‐TDP. Barang yang diimpor adalah barang yang belum diproduksi di Indonesia, atau secara QCD (Quality, Cost, dan Delivery) belum memenuhi persyaratan.
rangka mendorong daya saing industri nasional, pemerintah telahkebijakan fiskal berupa bea masuk ditanggung pemerintah (BM‐DTP) pada tahumerupakan fasilitas cukup penting dalam menopang pertumbuhan produksi kapal mebesar komponen kapal masih diimpor dengan Bea Masuk (BM) sekitar 5%‐10%. Bdibayar oleh importir namun dibayar oleh pemerintah dengan tujuan supaya daya sadalam negeri mampu bersaing, namun hingga saat ini industri perkapalan masih kefasilitas fiskal tersebut. Kesulitan dalam menyerap kebijakan fiskal BM‐TDP tedisebabkan oleh ketidaksesuaian kondisi barang ya
Gambar 5. Prospek diversifikasi pasar bagi ekspor produk kapal laut Indonesia
7
Tinjauan Terkini Perdagangan Indonesia Volume 4, Juni 2010
3. Ekspor Produk Farmasi (HS 30)
Selama periode 2005‐2009 nilai ekspor produk farmasi tumbuh dengan trend sebesar 22,1%, bahkan nilai ekspornya pada Januari‐Maret 2010 meningkat 50,5% dibandingkan kinerjanya pada periode yang sama tahun 2009. Negara tujuan ekspor Indonesia untuk produk farmasi juga meningkat dari 71 negara pada tahun 2005 menjadi 97 negara pada tahun 2009. Lima Negara terbesar tujuan ekspor Indonesia untuk produk Farmasi adalah Korea Selatan, India, Jepang, Philpina, dan Thailand dengan pangsa masing‐masing selama tahun 2009 sebesar 10,3%, 10,9%, 12%, 15,4% dan 8,2%. Pada tahun 2008, Ekspor Indonesia menempati ranking ke 31 untuk produk farmasi dengan pangsa pasar terhadap total ekspor dunia sebesar 0,9%. Negara pesaing Indonesia dalam ekspor produk farmasi di antaranya adalah Jerman dengan pangsa sebesar 16,3% terhadap ekspor dunia, diikuti oleh Belgia dan Amerika Serikat dengan pangsa pasar masing‐masing sebesar 12,7% dan 8,9%. Negara‐negara lain yang juga merupakan pesaing Indonesia untuk produk farmasi adalah Perancis, Inggris, Itali, Spanyol dan Belanda.
Gambar 6. Pesaing Indonesia untuk Produk Farmasi di Pasar Dunia
Gambar 7a. Suplai Produk HS30 di Indonesia dan Pertumbuhan permintaan Internasional terhadap produk HS30
Gambar 7b. Prospek Diversifikasi pasar untuk produk HS30 yang diimpor oleh Indonesia, 2008
Sumber: ITC
8
Tinjauan Terkini Perdagangan Indonesia Volume 4, Juni 2010
Hingga tahun 2009, di Indonesia terdapat
asing. Namun dari 100 pabrik farmasi lokal tersebutsecara internasional.
4. Produk Berbagai Makanan Olahan (HS21)
Ekspor produk berbagai makanan olahan meningkat 51,9% dibandingkan nilai ekspornya pada tahun 2005 ekspor produk barbagai makananUS$ 238,5 juta pada tahun 2009 dengan trend peberbagai makanan olahan yang menjadi andalan210690), preparation with a basis of extract, es
210112) dan sauces and preparations
100 pabrik farmasi lokal dan 35 perusahaan farmasi diperkirakan hanya 10‐15% yang mampu bersaing
(HS 21) hingga Maret 2010 mencapai US$ 80,8 juta pada periode yang sama tahun 2009. Sementara itu
hanya mencapai US$ 91,2 juta meningkat menjadi rtumbuhan sebesar 29,7% per tahun. Di antara produk ekspor Indonesia adalah food preparation nesoi (HS nces, and consentrates of coffee or with a basis of ereof, nesoi, mixed condiments and ixed seasonings
seth
dengan dan 22,9% terhadap total ekspor produk berbagai makanan olahan. Ketiga produk tersebut juga mengalami peningkatan yang sangat gnifikan dibandingkan ekspornya pada tahun 2009 yaitu masing‐masing sebesar 91,5%, 124,2% dan
Tabel 4. Ekspor Produk Berbagai makanan olahan, 2005‐2009
coffee (HS(HS 210390)
m pangsa masing‐masing sebesar 31,8%, 25,9%,
si27,7%.
2005 2009 Trend (%) Perub (%)
05‐09 2009 2010 10/09
BERBAGAI MAKANAN OLAHAN 91.210,0 238.490,0 29,7 53.173,0 80.778,7 51,9
1 210690 Food Preparations Nesoi 32.178,0 77.028,9 26,2 13.413,0 25.689,0 91,5
2 210112 Preparations With A Basis Of Extracts, Essences 3.557,7 50.450,1 107,2 9.338,3 20.931,9 124,2
3 210390 Sauces And Preparations Therefor, Nesoi; Mixed 23.389,4 52.126,6 22,3 14.471,0 18.473,5 27,7
4 210111 Extracts, Essences And Concentrates Of Coffee. 21.351,6 41.673,5 21,8 12.300,8 10.464,0 ‐14,9
5 210310 Soy Sauce 5.599,1 7.259,6 8,1 1.657,9 2.090,3 26,1
6 210120 Tea Or Mate Extracts, Essences And Concentrat 49,6 2.740,1 233,3 317,8 1.117,5 251,6
7 210500 Ice Cream And Other Edible Ice, Whether Or No 2.998,6 2.871,7 1,7 793,2 1.062,9 34,0
8 210130 Chicory, Roasted, And Other Roas d Coffee Su 0,2 2.355,9 580,2 470,0 408,1 ‐13,2
210320 Tomato Ketchup And Other Tomato Sauces 684,6 879,1 9,9 239,1 268,0 12,1
4 95,2 ‐8,0
4 178,4 160,8
Ribu USDNO. HS6 URAIAN
Jan ‐ Mar
te
9
10 210420 Homogenized Composite Food Preparations Pu 980,9 627,6 ‐9,5 103,
Lainnya 420,3 476,8 14,4 68,
Sumber : BPS (diolah)
Spanyol dan Kanada. Ketiga pesaing terbesar Indonesia, yaitu Jerman, Amerika Serikat dan Belanda memiliki pangsa ekspor untuk makanan olahan mencapai 30% di tahun 2008.
Negara tujuan ekspor produk berbagai
Philipina, makanan olahan Indonesia selama tahun 2009 adalah
15,7% dan 14% tujuan ekspor
sa di bawah 10%. n dari Indonesia, gara menjadi 103
han seperti yang 8 terlihat bahwa hampir semua produk dalam HS 4 digit dari produk berbagai
donesia mampu meningkatkan pangsa pasarnya selama tahun 2008. Sehingga waspadai oleh Indonesia adalah Negara pesaing bagi impor produk berbagai rapkan Indonesia mampu meningkatkan terus daya saingnya. Negara pesaing
Malaysia, dan Saudi Arabia dengan pangsa pasar masing‐masing sebesar 20%,terhadap total ekspor produk berbagai makanan olahan. Negara lain yang juga menjadiproduk berbagai makanan olahan Indonesia adalah Vietnam dan Nigeria dengan pangBerdasarkan pada jumlah negara pengimpor produk berbagai produk makanan olahaterlihat bahwa dalam 5 tahun terakhir jumlah negara pengimpor meningkat dari 87 nenegara yang mengindikasikan diversifikasi pasar yang semakin terdiversifikasi.
Yang cukup menarik dari ekspor Indonesia untuk produk berbagai makanan oladitunjukkan pada Gambarmakanan olahan ini Inmungkin yang perlu di makanan olahan dan dihautama Indonesia untuk ekspor produk berbagai makanan olahan seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 2 berikut adalah Jerman, Amerika Serikat, Belanda, Perancis, Itali, Inggris, Denmark, Belgia,
9
Tinjauan Terkini Perdagangan Indonesia Volume 4, Juni 2010
Gambar 8a. Suplai Produk HS21 di Indonesia dan Pertumbuhan permintaHS21
Gambar 8b. Prospek Diversifikasi pasar untuk produk por oleh Indonesia, 2008 an Internasional terhadap produk HS21 yang diim
Sumber: ITC
Gambar 9. Pesaing Indonesia untuk Produk Berbagai Makanan Olahan Indonesia di Pasar Dunia
Hal itu juga tercermin dari permasalahan yang dihadapi oleh ekspor produk berbagai makanan
olahan yang sangat komplek, mulai dari kinerja ekspor dan impor sampai pada negara tujuan ekspor utama untuk makanan olahan Indonesia terutaman yang berkaitan dengan akses pasar, permodalan dan bahan baku yang masih terbatas. Selain itu, permintaan konsumen dari negara importir yang sulit diketahui sehingga sering kali ekspor tidak sesuai dengan kebutuhan pasar dan memerlukan market intelegent yang cukup kuat di negara akreditasi. Secara umum beberapa permasalahan yang dihadapi terkait dengan pengembangan ekspor makanan olahan adalah:
10
Tinjauan Terkini Perdagangan Indonesia Volume 4, Juni 2010
phytosanitary
ungan yang
adanya
baik dan di ASEAN;
adanya
hi mutu
standard dan
dunia;
1. Tarif bea masuk yang bervariasi di negara tujuan ekspor berdasarkan jenis produk; 2. Meningkatnya issue global seperti issue lingkungan, food safety dan sanitary and
(SP) sebagai hambatan teknis (Technical Barriers to Trade); 3. Munculnya negara pesaing seperti Cina, Taiwan, Thailand, Vietnam dan Malaysia; 4. Tuntutan pasar dunia terhadap produk‐produk yang aman dikonsumsi dan akrab lingk
semakin besar; 5. Meningkatnya penolakan produk makanan yang diekspor ke beberapa negara karena
kontaminasi fisik, biologi/mikrobiologi, kimia dan lingkungan; 6. Sulitnya memasuki pasar ASEAN karena produk serupa dari ASEAN kualitasnya lebih
harganya lebih murah. Selain itu, banyaknya perusahaan multinasional membuka pabrik (utilisasi) industri masih belum optimal (rata‐rata 50%) sebagai dampak
kekurangan bahan baku; 8. Pengolahan produk pasca panen masih dilakukan secara tradisional sehingga mempengaru
produk industri makanan; 9. Tingginya suku bunga dan kurangnya dukungan permodalan; 10. Terbatasnya industri pendukung terutama mesin, peralatan dan kemasan; 11. Produk makanan & minuman olahan Indonesia banyak yang belum memenuhi
labelling di negara tujuan; 12. Produk makanan & minuman olahan belum memiliki pangsa pasar yang kuat di pasar 13. Struktur biaya pada industri makanan di Indonesia masih terlalu tinggi.
7. Pemafaatan
5. Produk Olahan dari Tepung (HS 19)
Dengan pertumbuhan ekspor selama tahun 2005‐2009 yang mencapai 14,5%, produk olahan dari tepung menjadi salah satu sektor yang menopang kuatnya kinerja ekspor non migas Indonesia hingga April 2010. Pada periode Januari‐Maret 2010 produk olahan dari tepung mampu memberikan kontribusi terhadap ekspor non migas Indonesia sebesar US$ 98,8 juta meningkat 59% dibandingkan kinerjanya tahun 2009. Diantara produk olahan dari tepung nilai ekspornya mengalami pertumbuhan sangat pesat yaitu produk yang masuk dalam HS 190490 cereal, other than corn (maize) yang umbuh sangat signifikan selama 5 tahun terakhir. Hingga Maret 2010 nilai ekspor produk ini mencap US$ 13,5 juta m . Sepuluh ekspor terbesar dari produk olahan dari tepung lainnya yang menjadi andalan ekspor Indonesia dapat dilihat pada tabel 3. lami mengalami
tai
eningkat lebih dari 600% dibandingkan kinerja ekspornya pada tahun 2009
Terlihat bahwa di antara produk‐produk tersebut beberapa produk mengapertumbuhan yang negatif.
Tabel 5. Ekspor produk olahan dari tepung
2005 2009 Trend (%) Perub (%)
05‐09 2009 2010 10/09
OLAHAN DARI TEPUNG 188.101,0 307.110,5 14,5 62.162,8 98.838,2 59,0
1 190230 Pasta, Prepared, Nesoi 29.298,4 111.943,9 39,6 24.673,4 31.944,9 29,5
6,5 10.930,6 28.028,5 156,42 190531 Sweet Biscuits 54.464,3 69.633,0
3 190490 Cereals, Other Than Corn (Maize), In Grain Form 2.116,6 20.803,1 82,4 1.921,3
4 190590
13.483,3 601,8
Bread, Pastry, Cakes, Biscuits And Similar Baked 24. 449,8 36.864,6
5 190532 Waffles & Wafers 11.771,8 28.329,3
15,9 10.807,0 7.274,7 ‐32,7
25,0 4.627,5 6.999,4 51,3
6 190190 Malt Extract; Food Products Of Flour, Meal, Etc. 34.955,4 22.815,2 ‐11,6 5.071,2 5.773,1 13,8
7 190510 Crispbread 949,3 798,8 5,9 261,4 1.804,0 590,2
8 190219 Pasta (Spaghetti, Macaroni, Etc.), Uncooked, No 18.518,0 8.004,2 ‐14,1 1.833,8 1.742,8 ‐5,0
9 190120 Mixes And Doughs For The Preparation Of Brea 2.690,9 3.392,5 5,2 653,4 765,6 17,2
10 190110 Food Preparations For Infant Use, Put Up For Re 351,9 888,7 23,9 179,4 318,9 77,7
LAINNYA 8.534,6 3.637,4 ‐16,4 1.203,8 703,1 ‐41,6
Sumber : BPS (diolah)
Ribu USD
Jan ‐ MarNO HS6 URAIAN.
11
Tinjauan Terkini Perdagangan Indonesia Volume 4, Juni 2010
Ekspor Indonesia untuk produk olahan dari tepung kebanyakan di ekspor Philipina dengan pangsa masing‐masing sebesar 14,7% dan 12,9%. Sementara negara
ke Malaysia dan tujuan ekspor
lihat pada jumlah 9, terlihat bahwa hun 2005 jumlah
ntuk produk olahan makanan dari tepung hanya 103 negara, pada tahun 2009 ndikasikan bahwa
n dari tepung juga cukup berhasil. Sementara itu untuk ekspor produk olahan di pasar
sa pasar masing‐,1% dan 8% terhadap total impor dunia dengan pertumbuhan ekspor rata‐rata
lainya yang mempunyai pangsa pasar di bawah 10% yaitu Australia dan Thailand. Di negara tujuan ekspor produk olahan dari tepung selama periode 2005 hingga 200negara tujuan ekspor untuk produk ini sudah sangat terdivesifikasi. Kalau pada tanegara tujuan ekspor ujumlah negara yang menjadi tujuan ekspor sudah mencapai 127 negara. Hal ini mengistrategi diversifikasi pasar ekspor untuk produk olahaseperti yang terlihat pada Gambar 10, pesaing utama Indonesiadunia adalah Jerman, Italia dan Perancis. Ketiga negara pesaing tersebut memiliki pangmasing sebesar 12,2%; 10sebesar 14%; 12% dan 11% per tahun.
Produk Olahan Dari Tepung di Pasar Dunia
makanan olahan dari tepung pada dasarnya sama makanan secara umum seperti yang sudah di bahas uk berbagaia makanan olahan.
Gambar 10. Pesaing Indonesia untuk
Permasalahan yang dihadapi oleh ekspor dengan permasalahan yang dihadapi oleh industripada permasalahan yang dihadapi oleh ekspor prod
6.
ai US$ 637,3 juta 9. Sementara itu
selama periode 2005‐2009 ekspor produk kimia organik meningkat dengan pertumbuhan sebesar 1,6% per tahun. Diantara produk‐produk kimia organik tersebut yang mengalami pertumbuhan sangat signifikan hingga Maret 2010 adalah produk 1,2‐Dichloroethane (Ethilene Dichloride) yang masuk dalam HS 290315 dan juga produk Styrene (Vinylbenzene, Phenylethylene) yang masuk dalam HS 290250 dengan pertumbuhan masing‐masing sebesar 167,2% dan 856,8% (Lihat Tabel 6).
Produk Kimia Organik (HS 29)
Pada Januari‐Maret 2010 ekspor Indonesia untuk produk Kimia Organik mencapmeningkat sebesar 128% dibandingkan kinerjanya pada periode yang sama tahun 200
12
Tinjauan Terkini Perdagangan Indonesia Volume 4, Juni 2010
Tabel 6. Ekspor produk Kimia Organik
Trend (%)
05‐09 2009
BAHAN KIMIA ORGANIK 1.530.640,0 1.672.434,7 1,6 279.467,4
1 290243 Para‐Xylene (1,4‐Dimethylb
Perub (%)
2010 10/09
637.276,7 128,0
enzene) ‐ 133.022,3 ‐ ‐ 114.892,7 ‐
2 290220 Benzene ‐ 108.113,9 ‐ ‐ 58.486,3 ‐
3 292241 Lysine And Its Esters; Salts Thereof 136.508,4 170.297,6 9,9 43.773,8 55.236,5 26,2
4 290516 Octanol (Octyl Alcohol) And Isomers Thereof 11.342,6 135.873,8 75,2 29.343,8 37.850,1 29,0
5 292242 Glutamic Acid And Its Salts 88.976,5 132.064,0 11,5 29.334,1 36.736,1 25,2
6 293499 Nucleic Acids&Their Salts, Whether/Not Chemic 2.382,4 116.763,0 122,4 26.501,6 36.362,7 37,2
7 290315 1,2‐Dichloroethane (Ethylene Dichloride) 80.548,3 76.835,0 1,9 11.648,4 31.120,2 167,2
8 290250 Styrene (Vinylbenzene; Phenylethylene) 110.175,7 92.643,2 18,7 3.015,1 28.849,2 856,8
9 290511 Methanol (Methyl Alcohol) 116.032,6 81.728,2 ‐3,1 12.538,0 22.600,8 80,3
10 291612 Esters Of Acrylic Acid 60.864,7 45.802,8 ‐6,5 7.387,0 17.010,1 130,3
Lainnya 923.809,0 579.290,8 ‐11,5 115.925,6 198.131,9 70,9
Sumber : BPS (diolah)
arNO. HS6 URAIAN 2005 2009
Jan ‐ M
Negara tujuan ekspor Indonesia untuk produk ini dalam lima tahun terakhir adalah RRT, Malaysia,
Singapura, Thailand dan India. RRT merupakan negara tujuan eskpor terbesar dengan pangsa ekspor Indonesia mencapai 26,8% diikuti oleh Malaysia dengan pangsa sebesar 10,6%, sementara pangsa ekspor Indonesia Singapura, Thailand dan India masih di bawah 10%. Sementara itu, jumlah negara tujuan ekspor Indonesia untuk produk kimia organik relatif tetap yaitu 117 negara pada tahun 2005 dan menjadi 118 negara pada tahun 2009.
Gambar 11. Pesaing Indonesia untuk Produk Kimia Organik di Pasar Dunia
Gambar 12 berikut mengindikasikan bahwa meskipun hingga April 2010 ekspor produk kimia organik mampu memberikan kontribusi yang cukup signifikan bagi kuatnya kinerja ekspor non migas namun terlihat bahwa industry kimia organik masih menghadapi permasalahan yang cukup serius di dalam negeri khususnya permasalahan yang berkaitan dengan peningkatan daya saing. Terlihat untuk beberapa produk Indonesia justru kehilangan pangsa pasarnya di pasar dunia sementara di sisi lain kita
13
14
Tinjauan Terkini Perdagangan Indonesia Volume 4, Juni 2010
ional terhadap produk HS29
ifikasi pasar untuk produk HS29 yang diimpor oleh Indonesia, 2008
melihat bahwa pertumbuhan permintaan impor di pasar internasional masih cukup tinggi dan masih membuka peluang bagi peningkatan pangsa pasar Indonesia. Dengan demikian maka kebijakan yang bersifat pemberian insentif bagi perkembangan industri sangat diperlukan kalau pemerintah masih mengharapkan peran industry ini dalam menopang kuatnya kinerja ekspor non migas Indonesia. Kebijakan yang dikeluarkan oleh Kementerian Perindustrian yang mengizinkan tujuh cabang industri kimia dikelola di kawasan ekonomi khusus (KEK) perdagangan bebas (free trade zone/ FTZ) Batam, Bintan dan Karimun (BBK) untuk memperoleh fasilitas fiskal pemerintah dan kemudahan birokrasi merupakan contoh kebijakan sangat penting bagi perkembangan industri kimia organik. Kebijakan ini tertuang dalam Peraturan Menteri Perindustrian (Permenperin) No. 72/M‐IND/PER/ 7/2009 tentang Pelimpahan Kewenangan Urusan Pemerintahan Bidang Perindustrian kepada Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam, Bintan dan Karimun. Permenperin ini berlaku efektif sejak ditandatangani pada 6 Juli 2009 seiring dengan mulai bergulirnya pelaksanaan Kawasan Perdagangan Bebas (FTZ) Batam, Bintan dan Karimun pada 1 April 2009. Kebijakan ini terutama ber gingat kebijakan tujuan agar investasi baru di sektor industri kimia meningkat signifikan menkewenangan itu merupakan bentuk lain dari stimulus.
Gambar 12a. Suplai Produk HS29 di Indonesia dan Pertumbuhan permintaan Internas
Gambar 12b. Prospek Divers
Sumber: ITC
BEBERAPA PRODUK YANG MENGALAMI PENINGKATAN EKSPOR DAN IMPOR:
Dalam 3 bulan terakhir ini jumlah produk ekspor yang mengalami pertumbuhan positselama periode Februari‐April ini terdapat 82 produk pada HS 2 digit mengalami pepositif atau hampir mencapai 84% dari keseluruhan produk pada HS 2 digit.. Adapun ke
if terus meningkat, rtumbuhan ekspor 82 produk tersebut
dibagi ke dalam:
1. Produk dengan pertumbuhan ekspor sedang tetapi kontribusinya terhadap ekspor non migas tinggi. Selama Februari sampai April, produk yang mengalami pertumbuhan sedang tetapi memiliki kontribusi yang tinggi terhadap total ekspor nonmigas adalah Bahan Bakar Mineral (HS 27) sebesar 6% dengan pangsa rata‐rata selama periode tersebut sebesar 15,1%. Diikuti oleh Mesin/Perlatan Listrik (HS 85) serta Karet Dan Barang Dari Karet (HS 40) dengan pertumbuhan rata‐rata sebesar 7,9% dan 9,3% serta pangsa masing‐masing sebesar 8,4% dan 7,6%.
Tinjauan Terkini Perdagangan Indonesia Volume 4, Juni 2010
Gambar 13. Pertumbuhan dan Pangsa Ekspor
0,0
4,0
8,0
12,0
16,0
0,0
25,0
50,0
HS 27 HS 15 HS 85 HS 40 HS 29 HS 47 HS 71 HS 49
75,0
100,0
125,0
Pertumbuhan & Pangsa beberapa Produk Ekspor (%)
Pertumbuhan Pangsa
2. Produk dengan pertumbuhan ekspor cukup tinggi tetapi kontribusinya terhadap ekspor non migas sedang. Produk yang memiliki pertumbuhan ekspor yang cukup tinggi dan pangsa sedang selama 3 bulan terakhir (Feb‐Apr) adalah Bahan Kimia Organik (HS 29); Bubur Kayu/Pulp (HS 47) serta Perhiasan/Permata (HS 71) dengan pertumbuhan rata‐rata masing‐masing sebesar 25,2%; 23,7% dan 42,2%. Kontribusi ketiga produk tersebut terhadap total ekspor non migas pada periode itu tidak lebih dari 4,6%..
oduk dengan pertumbuhan kecil tetapi kontribusinya terhadap ekspor non migas tinggi. pada periode ini, terdapat satu produk yang memiliki pangsa yang sangat tinggi sebesar 9,4% tetapi pertumbuhannya sangat kecil, hanya sebesar 0,4% yaitu Lemak & Minyak Hewan/Nabati (HS 15).
migas kecil. Terdapat satu produk dengan pertumbuhan rata‐rata selama tiga bulan ini sangat tinggi yaitu Buku dan Barang Cetakan (HS 49)
0,1%. Begitu pula
n positif mencapai r pada HS 2 digit.
as tinggi. Selama 3 terakhir produk impor dengan pertumbuhan sedang tetapi kontribusinya tinggi adalah Mesin‐
Mesin/Pesawat Mekanik (HS 84) dengan pertumbuhan sebesar 11,3% tetapi memberikan kontribusi hampir 19% terhadap total impor non migas.
2. Produk dengan pertumbuhan impor dan kontribusinya terhadap impor non migas sedang. Produk impor yang relatif sedang petumbuhan dan pangsanya selama 3 bulan terakhir ini adalah impor adalah Bahan Kimia Organik (HS 28) serta Plastik & Barang Dari Plastik (HS 39) yang memiliki pertumbuhan yang sama yaitu 13,7% serta kontribusi keduanya tidak lebih dari 10%.
3. Produk dengan pertumbuhan tinggi tetapi kontribusinya terhadap ekspor non migas relatif kecil. Kapal Laut (HS 89) serta Gula dan Kembang Gula (HS 17) memiliki pertumbuhan cukup tinggi yaitu masing‐masing sebesar 91,5% dan 52,9% tetapi pangsanya relatif kecil hanya sebesar 4,3% terhadap keseluruhan ekspor non migas.
4. Produk dengan pertumbuhan tinggi tetapi kontribusi terhadap ekspor non migas sangat kecil. Terdapat beberapa produk impor yang mengalami pertumbuhan rata‐rata yang sangat signifikan tiga bulan belakangan ini, yaitu Permadani (HS 57); Bahan‐Bahan Nabati (HS 14) serta Kulit Berbulu (HS 43) dengan pertumbuhan rata‐rata masing‐masing mencapai 94,8%; 117,2% dan 166,8%. Tetapi kontribusi keempat produk tersebut
3. Pr
4. Produk dengan pertumbuhan tinggi tetapi kontribusi terhadap ekspor non
dengan pertumbuhan rata‐rata mencapai 120,7% tetapi kontribusinya tidak lebih daridengan pertumbuhan tahunannya (yoy) mencapai lebih dari 92%.
Dalam 3 bulan terakhir ini (Feb‐Apr) jumlah produk impor yang mengalami pertumbuha74 produk pada HS 2 digit atau mencapai 76% dari keseluruhan jumlah produk impoAdapun 74 produk tersebut dibagi ke dalam:
1. Produk dengan pertumbuhan impor sedang tetapi kontribusinya terhadap impor non migbulan
15
16
Tinjauan Terkini Perdagangan Indonesia Volume 4, Juni 2010
tidak lebih dari 0,1%. memiliki pertumbuhan tahunannya (yoy) yang mencapai lebih dari 100%.
Ketiga produk impor tersebut juga
Gambar 14. Pertumbuhan dan Pangsa Impor
‐
4,0
8,0
12,0
16,0
20,0
‐
30,0
60,0
90,0
120,0
150,0
180,0
Pertumbuhan & Pangsa beberapa Produk Impor (%)
HS 84 HS 29 HS 39 HS 89 HS 17 HS 57 HS 14 HS 43
Pertumbuhan Pangsa
Daftar Pustaka
Liberalisasi farmasi di depan mata dalam http://sefdin.wordpress.com/2009/09/11/liberalisasi‐farmasi‐di‐
depan‐mata‐3/
rkapalan Menggeliat dalam
Bisnis News, 20 Mei 2010. Industri Pe http://bataviase.co.id/node/220487
International Trade Center