PERDAGANGAN INTERNASIONAL TAHAP 5

30
EKONOMI KELAS XI SEMESTER 2 PERDAGANGAN INTERNASIONAL PEMBAYARAN INTERNASIONAL

Transcript of PERDAGANGAN INTERNASIONAL TAHAP 5

PERDAGANGAN INTERNASIONALPEMBAYARAN INTERNASIONAL

EKONOMI KELAS XI SEMESTER 2

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pembayaran internasional1. Pembeli (importir) dan penjual (eksportir) terpisah oleh batas negara. 2. Adanya perbedaan mata uang pada masing-masing negara. 3. Komunikasi antarnegara dengan teknologi mutakhir begitu cepat, namun pengangkutan barang terutama yang berbobot berat, tinggi, dan berukuran besar masih menyita waktu.

Cara Pembayaran Internasional1. Pembayaran dengan Surat Wesel Dagang (Commercial Bill of Exchange atau Commercial draft atau Trade Bill) 2. Kompensasi Pribadi (Private Compensation) 3. Pembayaran Tunai (Cash Payment) atau Pembayaran di Muka 4. Pembayaran dengan Letter of Credit (L/C) 5. Pembayaran Kemudian atau Rekening Terbuka (Open Account) 6. Pembayaran dengan Konsinyasi (Consignment)

1. Pembayaran dengan Surat Wesel Dagang (Commercial Bill of Exchange atau Commercial draft atau Trade Bill) Surat wesel dagang adalah pembayaran yang dilakukan dengan cara eksportir menarik surat wesel atas importir sejumlah harga barang-barang beserta biaya-biaya pengirimannya. Wesel adalah surat perintah pembayaran dari seseorang (penarik wesel) yang ditujukan kepada orang lain (yang kena tarik) untuk membayar sejumlah uang tertentu (nilai nominal wesel) kepada seseorang yang ditunjuk dalam surat wesel (pemegang wesel) pada tanggal yang sudah ditentukan (hari jatuh tempo).

surat wesel harus dilampiri dokumen berupa:a. b. c. d. e. f. - faktur (invoice), - konosemen atau surat muatan (bill of lading), - daftar isi barang (packing list), - surat keterangan asal barang (certificate of origin), - surat keterangan pabean, - surat asuransi (insurence).

Faktur/invoice

Faktur ( invoice ) Faktur adalah perhitungan penjualan barang yang dilakukan secara kredit, dibuat oleh pihak penjual disampaikan kepada pihak pembeli. Biasanya dibuat rangkap 2, yang asli diberikan kepada pihak pembeli sebgai bukti pencatatan pembelian secara kredit sedangkan kopiannya dipegang oleh pihak penjual sebagai bukti pencatatan penjualan secara kredit.

Bill of Lading Bill of Lading yang lebih sering disebut dengan B/L (baca: BL) adalah salah satu dokumen yang diperlukan dalam ekspor impor. Dimana dokumen ini dikeluarkan dan disahkan oleh pihak pelayaran. Bill of Lading atau konosemen adalah dokumen pengangkutan barang yang di dalamnya memuat informasi lengkap mengenai nama pengirim, nama kapal, data muatan, pelabuhan muat dan pelabuhan bongkar, rincian freight (bila dicantumkan) dan cara pembayarannya, nama consignee (penerima) atau pemesan, jumlah B/L original yang dikerluarkan dan tanggal dari penandatanganan. Atau lebih singkatnya adalah Surat perjanjian pengangkutan antara shipper(pengirim) / consignee (penerima) dengan carrier (pengangkut) Data yang tecantum pada B/L adalah sesuai data yang dikirimkan oleh pihakshipper berdasarkan barang yang telah di masukkan ke dalam kontainer (stuffing). Sebagai pihak pelayaran, tentu mereka tidak dilibatkan dalam proses stuffing ini, karena itu dalam B/L selalu tercantumkan shipper load and count said to contain atau biasa disingkat dengan STC.

B/L mempunyai fungsi sebagai: 1. Tanda terima barang atau muatan. Yang menyatakan bahwa barang telah dimuat di atas kapal. 2. Dokumen pemilikan. Yang dapat digunakan untuk pengambilan barang di pelabuhan pembongkaran. 3. Kontrak pengangkutan. Kontrak perjanjian bahwa barang atau muatan akan dimuat di atas kapal hingga tempat tujuan.

Packing List - Weight List adalah merupakan dokumen packing / kemasan yang menunjukkan jumlah, jenis serta berat dari barang ekspor/impor. Juga merupakan penjelasan dari uraian barang yang disebut di dalam commercial invoice. Semisal didalam commecial invoice tertulis 1(satu) unit komputer seharga Rp.5juta, maka di packing list bisa dijabarkan 5(lima) pack terdiri dari 1bh Monitor, 1bh CPU, 1bh Mouse+Keyboard, 1bh Speaker-active dan 1bh meja-komputer. Diterbitkan oleh penjual/ eksportir/ pengirim barang. Di dalam Packing List ini wajib mencantumkan : - nomer dan tanggal dokumen packing list - nama pembeli/ importir/ penerima barang/ consignee/ applicant - nama barang - jumlah dan jenis pengemas - berat bersih dan kotor dari barang-barang tercantum

SURAT KETERANGAN ASAL-SKA (CERTIFICATE OF ORIGIN) Berdasarkan pengertian diatas, jelas bahwa Surat Keterangan Asal (SKA) adalah dokumen yang disertakan pada saat ekspor barang ke suatu negara tertentu yang mana negara penerima barang tersebut sudah menyepakati suatu perjanjian untuk memberikan suatu kemudahan bagi barang dari Indonesia untuk memasuki negara lain, seperti contoh kemudahan berupa keringanan bea masuk atau dengan kata lain fasilitas preferensi berupa pembebasan sebagian atau seluruh bea masuk impor yang diberikan oleh negara tertentu. Selain itu SKA juga digunakan sebagai dokumen yang menerangkan bahwa barang eksport tersebut benar-benar berasal, dihasilkan atau diolah di Indonesia

Beberapa Istilah Mngenai Surat Keterangan Asal (SKA): 1. SKA Preferensi adalah suatu fasilitas preferensi yang diberikan oleh negra atau kelompok negaratertentu bagi produk-produk yang memenuhi syarat berasal dari suatu negara dalam bentuk penurunan atau pembebasan tarif bea masuk. Yang tergolong dalam jenis SKA preferensi ini adalah Form A, Form D, Form E, Form AK, Form IJEPA, Form Handicraft Products dan Form ICC.

2. SKA Non Preferensi adalah jenis dokumen SKA yang berfungsi sebagai dokumen pengawasan dan atau dokumen penyerta asal barang yang diikutsertakan pada barang ekspor untuk dapat memasuki negara atau kelompok negara lain tanpa mendapat fasilitas penurunan atau pembebasan bea masuk negara tujuan. Yang tergolong dalam jenis SKA Non Preferensi adalah: Form B, Form Coffee (ICO), Form K Form Textile Product (TP) dll.3.Instansi Penertbit Surat Keterangan Asal (IPSKA) adalah lembaga atau Instansi yang bewenang untuk menerbitkan SKA yang telah ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri.

Manfaat SKA1. Untuk mendapatkan preferensi berupa penurunan atau pembebasan tarif bea masuk ke suatu atau kelompok negara. 2. Sebagai dokumen atau tiket masukkomoditi ekspor Indonesia ke negara tujuan ekspor. 3. Untuk menetapkan negara asal barang (country of origin) suatu barang ekspor. 4. Untuk memenuhi persyaratan pencairan Letter of Credit (L/C) terhadap pembiayaan ekspor yang menggunakan L/C. 5. Pelacakan tuduhan dumping 6. Untuk keperluan data statistik.

surat keterangan pabean

Mekanisme Wesel Dagang

2. Kompensasi Pribadi (Private Compensation) Kompensasi pribadi adalah cara pembayaran dengan mengalihkan penyelesaian utang piutang pada seorang penduduk dalam satu negara tempat penduduk tersebut tinggal. Cara pembayaran ini digunakan di Indonesia sekitar tahun 1960-an, namun sekarang sudah tidak banyak lagi digunakan dalam perdagangan internasional.

Mekanisme Private Compensation

3. Pembayaran Tunai (Cash Payment) atau Pembayaran di Muka Pembayaran tunai atau pembayaran di muka adalah pembayaran yang dilakukan dengan menggunakan uang tunai atau cek, yang dilakukan bersama-sama dengan surat pesanan atau menunggu diterimanya kabar bahwa barang yang telah dipesan dikapalkan oleh eksportir.

Kelemahan cara pembayaran secara tunai : Dalam pembelian barang, importir harus menyediakan dana, walaupun barang yang dibeli belum diterimanya. Importir dalam hal ini harus menanggung biaya untuk barang yang dipesan. Terdapat kemungkinan barang yang dipesan tidak sesuai dengan barang yang diterima. Ada kemungkinan terjadi keterlambatan datangnya barang maupun ketidakjujuran pihak eksportir. Karena pengekspor berada di tempat yang jauh, maka keadaan pengekspor (bonafiditasnya) tidak sepenuhnya diketahui pengimpor.

4. Letter of Credit (L/C) Letter of credit atau commercial letter of credit adalah surat yang dikeluarkan oleh bank atas permintaan pembelian sejumlah barang di mana bank sendiri yang mengakseptir (menyetujui) dan membayar surat wesel yang ditarik oleh eksportir. tiga pihak yang ada dalam transaksi letter of credit, yaitu: 1. opener (importir), adalah pihak yang mengajukan permintaan pembukaan L/C kepada bank 2. issuer (issuing bank), adalah bank di negara importir yang mengeluarkan L/C atas permintaan importir. 3. Beneficiary (eksportir), adalah pihak yang menerima pembukaan L/C oleh importir

Transaksi yang menggunakan fasilitas L/C terdiri atas:1. 2. L/C biasa, artinya L/C dimana seorang importir bisa la-ngsung membayar sesuai dengan harga barang melalui bank yang ditunjuk Merchant L/C, artinya L/C dimana seorang importir dapat memasukkan barang terlebih dahulu dengan melakukan pembayaran sebagian, sedangkan sisanya dibayar kemudian. Indutrial L/C, artinya impor banang-barang industri atau barang modal secara cepat dan tidak dipakai untuk barang konsumsi. Red Clause L/C, artinya L/C yang mencantumkan instruksi kepada Advising Bank (bank yang ditunjuk) untuk melaksanakan pembayaran sebagian dari jumlah L/C kepada eksportin sebelum mengapalkan barang-barang ekspor. Usance L/C, artinya L/C yang pembayarannya baru dilakukan dengan tenggang waktu tertentu, misalnya 1 bulan dari pengapalan barang atau 1 bulan setelah penunjukan dokumen.

3. 4.

5.

Mekanisme L/C

5. Pembayaran Kemudian atau Rekening Terbuka (Open Account) adalah cara membiayai transaksi perdagangan internasional di mana eksportir mengirimkan barang kepada importir tanpa adanya dokumen-dokumen untuk meminta pembayaran

Kelemahan cara pembayaran ini :1. Tidak digunakannya dokumen yang menjamin pembayaran. 2. Eksportir harus membiayai seluruh transaksi dagang. 3. Adanya perubahan kurs devisa, yang nantinya akan merugikan eksportir

Mekanisme Open Account

6. Pembayaran dengan Konsinyasi (Consignment) Pembayararan secara konsinyasi dilakukan setelah barang yang dikirim sudah terjual seluruhnya atau sebagian. Metode ini biasanya dilakukan kepada orang yang telah dikenal dengan baik Untuk memperkecil risiko penjual, sebaiknya menggunakan jasa bank dalam pengiriman dokumen penagihan dan bonded warehouse untuk penitipan barangnya. Apabila barang sudah terjual, pembeli membayar kepada bank sejumlah uang atas nilai barang dan sebagai gantinya bank akan menyerahkan delivery instruction kepada bonded warehouse untuk mengeluarkan barangnya.

Mekanisme Konsinyasi