Perdagangan dan Investasi Internasional
-
Upload
alfian-aal-eikman -
Category
Documents
-
view
143 -
download
13
description
Transcript of Perdagangan dan Investasi Internasional
Nama : Alfian Eikman
NIM : 11/326453/PSP/04298
Ujian Akhir Semester : Perdagangan dan Investasi Internasional
Globalisasi secara umum dapat dipahami sebagai intensifikasi tingkat interaksi
dan saling hubungan di dalam dan di antara negara dan masyarakat (Held, 1995: 26).
Intensifikasi interaksi yang terjadi antar aktor baik negara maupun masyarakat dalam
tataran global disebabkan oleh kemajuan teknologi, komunikasi, dan transportasi
sehingga batas-batas geografi menjadi semakin terdegradasi. Dalam konteks
perdagangan internasional invetasi internasional, globalisasi membawa dampak
terhadap keterbukaan ekonomi sehingga terjadi peningkatan dan perluasan lalu lintas
transaksi perdagangan investasi internasional.
Fenomena globalisasi kemudian menghadirkan isu perdebatan mengenai
bagaimana posisi negara dalam ekonomi internasional. Kemudian muncul pandangan
hyper-globalist mengesampingkan peran negara dalam era globalisasi (Horsman &
Marshall, 1994). Menurut pandangan ini, peran negara dalam perekonomian yang
memiliki otoritas terhadap cakupan wilayah atau geografis tertentu menjadi tidak
relevan. Hal ini dikarenakan kita telah hidup di dunia yang tidak mengenal lagi batas-
batas geografis. Pandangan ini menambahkan bahwa kebutuhan ekonomi masyarakat
dapat terpenuhi tanpa perlu adanya campur tangan negara melalui perusahaan-
perusahaan transnasional. Menurut Ohmae, globalisasi ekonomi memberikan akses
terhadap produk terbaik dengan harga yang lebih murah kepada masyarakat yang
disediakan oleh pasar (Ohmae, 1995: 95). Globalisasi ekonomi membawa kepada
integrasi dan liberalisasi perdagangan yang diusung oleh WTO1. Sebagai rezim
internasional yang mengatur masalah perdagangan, perjanjian di dalam WTO dapat
mengakibatkan berkurangnya otoritas negara (anggota) dalam menentukan kebijakan
luar negeri yang juga dapat beimplikasi terhadap kebijakan domestik negara tersebut.
Liberalisasi perdagangan yang menekankan keterbukaan ekonomi berimplikasi
kepada menurunnya wewenang negara di dalam perekonomian. Dilihat dari kacamata
ekonomi politik internasional, argumen yang dikemukakan kaum hyper-globalist
sejalan dengan cara pandang perspektif liberal yang menekankan pada minimnya
peran negara dalam perekonomian.
1 World Trade Organization.
1
Pendapat berbeda kemudian muncul dari apa yang disebut sebagai pandangan
constraint transformationalist, yang melihat bahwa fenomena globalisasi memang
benar berdampak kepada keterbukaan ekonomi dan mempengaruhi peran negara.
Akan tetapi, pandangan ini tidak mengesampingkan peran negara di dalam
perekonomian. Pandangan ini lebih melihat bahwa fenomena globalisasi telah
memaksa negara untuk bertahan terhadap keterbukaan ekonomi dan melakukan
penyesuaian strategi kebijakan dalam menghadapi era globalisasi (Weiss, 2004: 3).
Bahkan menurut padangan ini, globalisasi ekonomi dapat mengarahkan peran negara
untuk melakukan upaya-upaya untuk menghadapi fenomena keterbukaan tersebut
dengan melakukan penguatan ekonomi domestik melalui industrial upgrading,
mendukung inovasi teknologi dan menerapkan kebijakan yang dapat menarik
investasi dan meningkatkan perdagangan internasional untuk kemajuan ekonomi
dalam negeri serta strategi menghadapi persaingan industri global.
Pandangan lainnya yang menegaskan pentingnya peran negara dalam ekonomi
pada era globalisasi datang dari Peter Dicken (2007) dalam bukunya Global Shift:
Mapping the Changing Contours of the World Economy, dia menyebutkan bahwa
peran negara ternyata masih sangat penting karena negara diperlukan dalam
merumuskan strategi yang tepat dalam menghadapi globalisasi dan melakukan
implementasi terhadap kebijakan tersebut. Peran negara dalam era globaliasi masih
sangat diperlukan sebagai regulator dalam masalah perdagangan, investasi dan
industri (Dicken, 2007: 179).
Kedua pandangan diatas menekankan bahwa peran negara masih sangat
relevan dalam era globalisasi. Kemudian dapat diasumsikan bahwa negara akan
bertindak sesuai dengan kepentingan nasional dalam menerapkan kebijakan terkait
dengan perdagangan, investasi, dan industri yang akan ditempuh. Dalam kacamata
ekonomi politik internasional peran negara yang sentral dalam menterjemahkan
kepentingan nasional merupakan asumsi dasar dari perspektif merkantilis.
Dari perdebatan yang muncul mengenai peran negara dalam ekonomi yang
terkait juga dengan perdagangan investasi internasional di era globalisasi dapat ditarik
kesimpulan bahwa terdapat dua pandagan utama yang muncul dimana pandangan
pertama mengindikasikan mulai tersingkirnya peran negara. Sedangkan pandangan
yang lainnya menegaskan bahwa peran negara tidak tergeser oleh globalisasi dan
masih memegang peranan penting dalam menentukan strategi yang tepat dalam
menghadapi permasalahan perdagangan investasi internasional.
2
Posisi yang saya ambil terkait dengan perdebatan mengenai peran negara
dalam perdagangan dan investasi internasional di era globalisasi, mengarah kepada
pandangan yang menekankan masih relevannya peran negara. Posisi ini mengacu
pada perspektif merkantilis dalam ekonomi politik internasional yang menekankan
pentingnya peran negara dalam menterjemahkan kepentingan nasionalnya. Dari sudut
pandang empiris posisi saya mengacu pada fenomena internasional dalam era
globalisasi yang belum lama ini terjadi, yaitu krisis ekonomi global. Krisis ini
memperlihatkan bagaimana negara yang paling liberal sekalipun seperti Amerika
Serikat harus melakukan intervesi terhadap perekonomiannya. Amerika Serikat harus
menasionalisasi banyak perusahaan swasta besar yang mengalami kebangkrutan,
membeli saham-saham perusahaan yang bermasalah, menyuntikkan dana yang tidak
sedikit untuk menstimulasi perekonomian, dan lain sebagainya. Ini memperlihatkan
bahwa peran negara masih sangat relevan dalam ekonomi terkait perdagangan dan
investasi internasional di era globalisasi. Selain itu, peran pemerintah dalam
menentukan formulasi kebijakan yang tepat dalam menghadapi era globalisasi dapat
meningkatkan perekonomiannya. Seperti yang terjadi di China, peran pemerintah
dalam membentuk TVE2 telah berhasil meningkatkan volume perdagangan dan
investasi internasional di China dan membawa peningkatan ekonomi bagi masyarakat
rural disana.
Alasan mengapa peran negara dianggap penting dalam ekonomi di era
globalisasi dapat dilihat dari empat aspek, yaitu; (i) Negara sebagai wadah, dimana di
dalam sebuah negara terdapat berbagai macam kepentingan berdasarkan latar
belakang karakter sosial budaya yang berbeda-beda. Hal ini menyebabkan perbedaan
keperluan ekonomi dan lain sebagainya, dimana negara dapat mengakomodasi
perbedaan tersebut melalui kebijakan. Perbedaan konfigurasi masyarakat juga
menyebabkan keberagaman bentuk kebijakan negara dan menghasilkan berbagai jenis
model kebijakan negara dan varietas kapitalisme global. (ii) Negara sebagai regulator,
negara berperan dalam menentukan peraturan mengenai perdagangan, investasi, dan
industri. Peran negara dibutuhkan agar dapat memajukan industri, menarik investasi
dan meningkatkan perdagangan internasional untuk kepentingan ekonomi dalam
negeri. Relugasi yang ditetapkan oleh negara tegantung dari kompleksitas politik
dalam negeri dan kapasitas ekonominya. (iii) Negara sebagai kompetitor, dalam era
globalisasi negara juga diyakini berkompetisi dalam memperebutkan potongan “kue”
2 Township and Village Enterprises
3
global. Negara berkompetisi untuk mendapatkan share yang lebih besar dalam
perdagangan internasional, berkompetisi menarik perhatian investasi asing guna
meningkatkan perekonomian. (iv) Negara sebagai kolaborator, peningkatan intensitas
kerjasama regional dalam globalisasi juga memerlukan peran negara sebagai institusi
yang melakukan kerjasama internasional. Negara diperlukan untuk menentukan
kerjasma strategis yang dapat dilakukan untuk perkembangan perdagangan dan
investasi internasional bagi kemajuan ekonomi dalam negeri. (Dicken, 2007).
Melihat bagaimana posisi negara di masa depan dalam perdagangan dan
investasi internasional. Saya akan melihatnya dengan mengacu kepada argumen
dalam konsep economic backwardness mengenai latecomers, yang menyatakan
bahwa semakin belakangan suatu negara melakukan terlibat dalam kegiatan ekonomi
internasional maka semakin besar intervensi negara yang diperlukan (Gerschenkron,
1962). Intervensi negara diperlukan karena semakin belakangan suatu negara
melakukan kegiatan ekonomi internasional maka kompetitor yang dihadapi juga
semakin banyak. Dari argumen ini dapat diasumsikan bahwa kompetitor perdagangan
dan investasi ke depan akan semakin bertambah banyak, maka dari itu peran negara
masih sangat diperlukan dan masih sangat relevan.
Pernasalahannya kemudian adalah bukan ada atau tidak, perlu atau tidak, akan
peran negara. Akan tetapi, yang terpenting adalah peran negara harus efektif, dalam
arti intervensi yang dilakukan oleh negara dalam perekonomian harus tepat sasaran.
Sehingga negara harus menentukan strategi yang benar berkaitan dengan pilihan
kebijakan yang diambil dalam perdagangan dan investasi internasional.
Daftar Pustaka
Weiss, L. (2004). Bringing Domestic Institutions Back In. In L. Weiss (Ed.), States in the Global Economy. Cambridge: Cambridge University Press.
Dicken, P. (2007). Global Shift: Mappingthe Changing Contours of the World Economy. London: SAGE Publications.
Gerschenkron, A. (1962). Economic Backwardness in Historical Perspective: A Book of Essay . Cambridge: Harvard University Press.
Held, D. (1995). Democracy and the Global Order: From the Modern State to Cosmopolitan Governance. Cambridge: Polity Press.
Ohmae, K. (1995). The Evolving Global Economy: Making Sense of the New World Order. Boston: Harvard Business Review Press.
Marshall, A., & Horsman, M. (1994). After the Nation State. London: HarperCollins.
4