Percobaan Xi
Transcript of Percobaan Xi
PERCOBAAN XI
PENENTUAN COLIFORM DAN COLI TINJA
PADA SAMPEL AIR
1. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL
Hal-hal yang harus diperhatikan
Hasil analisis laboratorium tidak hanya ditentukan oleh faktor ketelitian dalam
melakukan prosedur analisis di laboratorium, melainkan juga sangat ditentukan oleh
prosedur pengambilan dan penanganan sampel. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
pengambilan sampel adalah
1. Harus ditentukan lokasi sampling yang tepat, agar sampel cukup representatif. Yang
dimaksudkan dengan sampel representatif adalah : benar-benar mempunyai
karakteristik yang mewakili kualitas air dari lokasi di mana sampel tersebut
diperoleh.
2. Botol sampel harus bersih dan steril
3. Cara pengambilan sampel harus se-aseptik mungkin.
4. Selama pengambilan sampel tidak perlu dilakukan pembilasan
5. Sebaiknya botol tidak dipenuhi oleh sampel (biarkan 2,5 cm kosong) agar
memudahkan homogenisasi.
Teknik pengambilan sampel
Dari saluran distribusi air minum
Bukalah kran semaksimum mungkin dan biarkan air mengalir selama 2-3 menit.
Setelah itu kurangi kecepatan aliran air, sehingga memungkinkan air
tertampung dalam botol sampel tanpa memercik ke luar atau tumpah. Hindarkan
pengambilan sampel dari kran bocor atau tidak dapat berfungsi dengan baik.
Dari air sumur
Pompalah air dari sumur clan biarkan air mengalir selama 5 menit. Lalu
tampung sampel air seperti prosedur di atas. Apabila tidak tersedia pompa air,
ambillah sampel langsung dari dalam sumur dengan memberikan pemberat pada
botol sampel.
Dari air permukaan
Usahakan memilih lokasi sampling di mana terjadi pencampuran air yang
sempurna. Jangan memilih lokasi yang terlalu dekat dengan tepian sungai.
Hindarkan lokasi sampling di mana air tidak mengalir dengan konstan. Arahkan
mulut botol pada posisi melawan arus.
Penanganan sampel
Apabila sampel air tidak dapat segera dianalisis dalam waktu 1 jam setelah waktu
pengambilannya, gunakan fasilitas pendingin untuk menyimpan sampel tersebut.
Usahakan agar waktu pengangkutan sampel dalam kotak pendingin ice
laboratorium tidak lebih dari 6 jam. Setiba di laboratorium, masukkan semua
sampel ke lemari pendingin, dan usahakan agar kegiatan analisis dapat selesai
dalam waktu 2 jam.
2. PENENTUAN COLIFORM PADA SAMPEL AIR
Metode penentuan tingkat pencemaran miktoorganisme pada air minum dan air permukaan
yang umum dilakukan pada saat ini adalah teknik membran filter untuk penentuan bakteri
coliform dan coli tinja. Karena sifatnya yang lebih cepat dan lebih reprodusibel, metode ini
lebih unggul bila dibandingkan dengan metode Most Probable Number, atau MPN.
Kelemahan pada membran filter terletak pada kepekaannya terhadap gangguan yang
disebabkan oleh kekeruhan air. Kekeruhan air yang disebabkan oleh partikel-partikel zat
organik yang tinggi dapat mengganggu pertumbuhan koloni mikroorganisme. Selain itu basil
analisis dapat pula terganggu apabila dalam sampel terdapat zat beracun atau bakteri jenis
lain dalam jumlah besar.
Metoda membran filter
Metode ini menggunakan prinsip filtrasi dengan menggunakan membran filter dengan
ukuran porositas 0,45 µm. Untuk pengujian air minum diperlukan 100-150 ml, sampel
yang dilewatkan pada membran filter steril (Sampel yang ideal adalah sampel yang
dapat menghasilkan 50 - 200 koloni). Filter yang telah mengandung bakteri selanjutnya
ditaruh secara aseptik pada media steril yang sesuai di dalam cawan petri. Untuk
penentuan coliform total digunakan media M-Endo, sedangkan untuk penentuan bakteri
coli tinja digunakan media M-FC. Untuk penentuan coliform total diperlukan suhu
inkubasi 35 ± 0,5° C selama 22-24 jam, adapun untuk penentuan coli tinja diperlukan
waktu inkubasi selama 24 ± 2 jam pada suhu 44,5 ± 0,5 °C.
Metode MPN
Dalani metoda ini terdapat 3 tahap pengujian yaitu
1. Uji Presumtif (presumptive test)
Tahap ini merupakan uji spesifk terhadap bakteri coliform. Setiap sampel air
membutuhkan 15 tabung reaksi yang masing-masing berisi 10 ml kaldu laktosa dan
sebuah tabung Durham yang terbalik disterilisasi terlebih dahulu. Selanjutnya 5 buah
tabung berisi kaldu laktosa diisi dengan sampel 10 ml air sampel, 5 buat lainnya diisi
dengan 1 ml sampel air dan selebihnya diisi dengan 0,1 nil sampel air Seluruh tabung
diinkubasi pada suhu 35 ± 0,5°C selama 24 ± 2 jam. Apabila terdapat bakteri
coliform, maka akan terbentuk gas yang terlihat di dalam tabung Durham.
2. Uji konfirmasi (confirmath test)
Uji ini perlu dilakukan untuk memastikan bahwa pembentukan gas pada tabung
Durham benar-benar dihasilkan oleh aktifitas bakteri coliform. Untuk itu biakan pada
media kaldu laktosa yang memberikan basil positif diinokulasikan dengan jarum ose
ke dalam tabung reaksi yang berisi media selektif cair Brilliant Green Lactosa Bile
Broth (BGLBB) yang dilengkapi dengan tabung Durham. Kemudian biakan
diinkubasi pada suhu dan waktu inkubasi yang sesuai untuk tujuan analisis
(penentuan coliform atau coli tinja) Terbentuknya gas pada tabung Durham
menunjukkan uji konfirmasi ini positif.
3. Uji pelengkap (completed test)
Uji ini dilakukan terhadap biakan pada uji konfirmasi yang memberikan hasil positif.
Dengan menggunakan jarum ose, biakan dengan hasil positif tersebut diinokulasikan
pada media Eosine Methylene Blue (EMB) di cawan petri. Bakteri
Escherichia Coli membentuk koloni berwarna gelap dengan kilauan metalik
kehijauan. Sedangkan bakteri coliform lainnya misalnya Enterobacter aerogenes
koloni yang membentuk warna gelap dengan kilau metal diisolasi dan ditumbuhkan
pada media agar miring nutrient broth. Selanjutnya dilakukan uji pewarnaan grain
pada biakan yang berumur 24-48 jam. Apabila diperoleh bakteri berbentuk batang,
gram negatif, maka hasil pengujian dengan metode MPN ini positif
Jumlah biakan pada media BGLBB yang memberikan hasil positif pada uji pelengkap
untuk setiap seri tabung (dengan sampel pada media kaldu laktosa 10 ml, 1 ml, dan 0,1 ml)
dicatat. Dengan data tersebut, jumlah bakteri coliform atau coli tinja pada setiap 100 ml sampel
air dapat ditentukan dengan menggunakan Tabel Hopkins.
Kelemahan metode MPN adalah
1. Sampel air yang digunakan hanya sedikit
2. Waktu yang dibutuhkan untuk analisis cukup lama
3. Jumlah bakteri diperoleh hanya berdasarkan perkiraan.
4. Membutuhkan banyak media dan peralatan.
5. Tidak dapat dilakukan dilapangan.
Alat-alat :
Botol sampel air, cawan petri steril, pipet steril (10 ml dan 1 ml), bunsen, inkubator,
tabung reaksi.
Bahan-bahan :
Contoh air, laktosa cair dengan tabung durham terbalik di dalamnya, media EMB dan
Endoagar, zat pewarna gram, zat pewarna spora.
Prosedur :
A. Uji Duga
1. Inokulasi 3 tabung berisi 10 ml laktosa cair konsentrasi 2 kali lipat (double strenght
lactosa broth) dengan masing-masing 10 ml air contoh.
2. Inokulasi 3 tabung berisi masing-masing 10 ml laktosa cari (single strenght lactosa broth)
dengan 1,0 ml masing-masing dari contoh air.
3. Inokulasi 3 tabung masing-masing berisi 10 ml laktosa cair (single strenght lactosa broth)
dengan 0,1 ml air contoh kedalam masing-masing tabung.
4. Inkubasikan semua piaraan itu pada suhu 35 - 37C selama 48 jam.
5. Amati setiap 24 jam. Timbulnya gas setelah 24 jam menunjukkan uji positif dan
terbentuknya gas pada 24 jam kedua menunjukkan uji yang meragukan. Sedangkan tidak
timbulnya gas setelah 48 jam, uji dinyatakan negatif yang menunjukkan bahwa air contoh
tidak tercemar.
B. Uji Penetapan.
1. Pada uji ini semua hasil uji duga baik positif maupun meragukan harus dilakukan.
2. Buatlah piaraan goresan pada EMB atau Endoagar dari mikrobia yang tumbuh pada
laktosa cair (uji duga) yang positif dengan inokulan yang paling sedikit.
3. Inkubasikan piaraan itu pada suhu 37C selama 48 jam.
4. Amati pertumbuhan koloni tipikal yang menunjukkan uji positif.
C. Uji Lengkap
1. Ambillah 2 koloni tipikal pada EMB atau Endoagar dan masing-masing dinokulasi
kedalam tabung berisi laktosa cair yang berisi tabung durhan serta dibuat piaraan miring
pada nutrient agar.
2. Inkubasikan pada suhu 37C selama 48 jam.
3. Amati terbentuknya gas didalam tabung setiap 24 jam
4. Buatlah pewarnaan gram dari piaraan agar miring dan juga pewarnaan spora (apabila
mikrobia tersebut membentuk gas, gram negatif, berbentuk batang, tidak berspora
menunjukkan bahwa mikrobia yang diisolasi dari uji duga positif termasuk bakteri
kelompok coli dan menunjukan air tersebut telah tercemar.
D. Penentuan coli fekal dan non fekal
1. Inokulasi tabung berisi laktosa cair dengan koloni tipikal pada EMB.
2. Inkubasikan pada suhu 44,5C selama 48 jam.
3. Amati terbentuknya gas setiap 24 jam, (terbentuknya gas dalam tabung laktisa cair itu
menunjukkan bahwa bakteri yang diuji baru keluar bersama feses, bukan bakteri bentuk
coli yang telah lama berada pada lingkungan. Coli fecal adalah Escherichia Coli.
E. Menentukan jumlah bakteri bentuk coli
Perhitungan banyaknya bakteri bentuk coli yangada didalam sampel air dapat ditentukan
dnegan Most Probable Number (MPN). Tabel MPN berikut adalah berdasarkan 3 tabung
berisi 10 ml contoh air, 3 tabung berisi 1 ml contoh air dan 3 tabung berisi 0,1 ml contoh air.
Hasilnya menunjukkan MPN bakteri bentuk coli setiap 100 ml air contoh.
1. Catatlah banyaknya tabung laktosa yang positif (ada gas didalam tabung durham) untuk
seiap seri pengenceran.
2. Cocokkan angka-angka itu (jumlah tabung positif) pada tabel MPN seri 3 (karena dipakai
3 tabung). Akan didapatkan MPN bakteri bentuk coli per 100 ml air contoh.
Contoh :
Misalkan didapatkan angka sebagai berikut (lihat tabel MPN)
Jumlah Tabung
10 ml air contoh 1 ml air contoh 0,1 ml air contoh
3 2 3
Maka didapatkan MPN untuk bakteri bentuk coli sebesar 290 per 100 ml air contoh.
Tugas
1. Ambillah 1 sampel air dengan botol steril sesuai dengan prosedur untuk 1 kelompok
praktikan (4 orang)
2. Lakukan penentuan bakteri coliform yang terdapat dalam sampel tersebut sampai dengan uji
konfirmasi. Gunakan tabel Hopkins untuk menentukan jumlah coliform yang ada pada
sampel.
Pertanyaan :
1. Sebutkan alasan mengapa digunakannya bakteri E. coli sebagai indikator mikroorganisme
pada kualitas air minum?
2. Mengapa prosedur analisis kualitatif air lebih baik daripada analisis kuantitatif air?
3. Jelaskan mengapa uji milarobiologis air sangat diperlukan untuk menganalisis supplai air
bersih yang disediakan di komunitas industri ?
4. Apakah perlu dilakukan tes lengkap terhadap semua sampel air berdasarkan analisis?
Jelaskan !
5. Sebutkan ciri-ciri yang dapat digunakan untuk mengenali kelompok koliform
6. Sebutkan persyaratan kualitas air minum yang didasarkan pada keberadaan kelompok
koliform dan koli tinja
7. Mengapa harga MPN dihitung dari jumlah tabung yang positif mengahsilkan gas
8. Hitung harga MPN dari sampel yang saudara uji.
Daftar Pustaka :
Cappuccino, J.G.,N. Sherman. 2005.Microbiology : A Laboratory Manual Seventh Edition,
AddisonWesley Publishing Company.
Catatan :
- Tabel MPN index langsung menunjukkan harga MPN per 100 ml, bila kelompok
sampel yang digunakan adalah 5 tabung sampel tanpa pengenceran, 5 tabung
pengenceran 1/10, dan 5 tabung pengenceran 1/100
- Bila sampel air bukan air dsitribusi dan diperkirakan terkontaminasi ( misal : air
baku yang belum diolah, air sumur, air limbah ), perlu dilakukan pengenceran
sampel sebelum dilakukan pengujian. Pengenceran dapat dilakukan menggunakan
larutan buffer fosfat ( pH = 7,2) atau larutan Nacl fisiologis.
- Bila dilakukan pengenceran sampel sebelum dilakukan pengujian , harga MPN
dikoreksi dengan faktor pengenceran yang dilakukan
- Pada pengujian sampel air bukan air distribusi, pengujian dilanjutkan dengan
pengujian lengkap.
(Sumber: Cappucino,2005)
Gambar 11.1. Prosedur Pemeriksaan Kualitas Air secara Mikrobiologis dengan Metode Tabung
Ganda