PERCOBAAN VIII (Pembuatan Kalium Nitrat).doc
-
Upload
siti-jari-handayani -
Category
Documents
-
view
574 -
download
67
description
Transcript of PERCOBAAN VIII (Pembuatan Kalium Nitrat).doc
ABSTRAK
Percobaan pembuatan kalium nitrat ini bertujuan untuk mempelajari pembuatan
garam kalium nitrat hasil reaksi antara Natrium nitrat Kalium klorida serta
mempelajari pemisahan garam kalium nitrat dari hasil samping natrium klorida
berdasarkan perbedaan kelarutan. Prinsip dalam percobaan pembutan garam kalium
nitrat ini adalah berdasarkan pada perbedaan kelarutan. Metode yang digunakan yaitu
Kristalisasi atau pemurnian endapan yang dihasilkan. Percobaan ini dilakukan
dengan mereaksikan kalium korida (KCl) dengan natriun nitrat (NaNO3). Dari
percobaan yang telah dilakukan didapatkan suatu garam Kristal kalium nitrat
berwarna putih dengan berat rendemen
PERCOBAAN VIII
PEMBUATAN KALIUM NITRAT
I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mempelajari pembuatan garam kalium nitrat hasil reaksi antara Natrium nitrat Kalium
klorida
2. Mempelajari pemisahan garam kalium nitrat dari hasil samping natrium klorida
berdasarkan perbedaan kelarutan
II. TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Kalium Nitrat
Kalium nitrat adalah senyawa kimia yang merupakan sumber alami nitrogen. Senyawa
ini tergolong senyawa nitrat dengan rumus kimia KNO3. Nama umumnya termasuk
sendawa (saltpeter). Kalium nitrat merupakan komponen bubuk hitam teroksidasi
(disuplai energy). Sebelum fiksasi industry nitrogen skala besar (proses Harker). Sumber
utama kalium nitrat adalah deposit yang mengkristalkan dari dinding gua atau
mengalirkn bahan organic yang membusuk. Tumpukan kotoran juga sumber umum yang
utama, ammonia dari dekomposisi urea dan zat nitrogen lainnya akan melalui oksidasi
bakteri untuk menghasilkan nitrat. Kalium nitrat juga dapat dibuat dari kalium klorida
yang terdapat dalam mineral sulvit dengan garam natrium nitrat. Jika larutan jenuh dari
masing-masing reaksi dicampur, NaCl yang kurang larut akan mengendap. Persamaan
reaksinya :
KCl (aq) + NaNO3 NaCl (s) + KNO3 (aq)
Jika larutan didinginkan, maka laruta akan mengendap. Endpan ini dapat dipisahkan
kemudian dimurnikan dengan cara rekristalisasi. Kalium nitrat mengkristal dalam
bentuk prisma rombik, tetapi jika larutannya diuapkan perlahan-lahan pada kaca arloji
maka akan mengkristal dalam bentuk rombohedial isomof.
(Wikipedi, 2009)
II.2. Kristalisasi
Merupakan metode pemisahan dengan cara pembentukan Kristal sehingga campuran
dapat dipishkan. Suatu zat gas atau cair dapat mendingin atau memadat serta membentuk
Kristal karena menalami proses kristalisasi. Kristal-kristal juga akan terbentuk dari suatu
larutan yang akan dijenuhkan dengan pelarut tertentu. Semakin kristalnya maka semakin
baik, karena semakin kecil kemungkinan tercemar oleh kotoran.
(Arsyad, 2001)
II.3. Kelarutan endapan
Endapan adalah zat yang memisahkan diri sebagai suatu fase yang keluar dari larutan.
Endapan dapat dipisahkan dari larutan dengan penyaringan atau contripage. Endapan
terbentuk jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat yang bersngkutan. Suatu
kelarutan endapan menurut definisi adalah sama dengan konsentrsi molar dari larutan
jenuhnya. Kelarutan bergantung pada berbagai kondisi seperti suhu, tekanan, konsentrasi
bahan-bahan lain didalam larutan itu dan pada komposisi pelarutnya.
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa kelarutan endapan bertambah seiring kenaikan
suhu, meskipun dlam beberapa hal istimewa terjadi yang sebaliknya. Lalu kenaikan
kelarutan dengan suhu berbeda-beda, dalam beberapa hal sngat kecil, dalam beberapa
hal-hal lainnya sangat besar. Perubahan kelarutan dengan berubahnya suhu dapat
menjadi dasar untuk pemisahan.
(Vogel, 1990)
II.4. Larutan jenuh
Larutan yang titik bekunya tidak mengganggu, artinya kristalisasi membiarkan suatu
proses tanpa perpindahan laju. Kristalisasi tidak akan terjadi sebelum ada jarak. Waktu
beberapa menit bahkan sampai dua jam. Kejenuhan membuat kristalisasi sangat efektif
dengan penyaringan dan pemisahan.
(Fisher, 1957)
II.5. Proses-proses dalam kristalisasi
1. Kristalisasi dengan penguapan
Kelarutan sutu bahan yang berkurang sedikit demi sedikit dengan menurunnya suhu.
Kondisi lewat jenuhnya dapat dipakai dengan penguapan sebagian pelarut (yang
artinya pemikatan larutan).
2. Kristalisasi dengan pendinginan
Untuk bahan-bahan yang kelarutannya berkurang drastis dengan menurunnya
temperature, kondisi lewat jenuh dicapai dengan pendinginan larutan panas yang
jenuh. Untuk mengkristalisasi dari lelehan, dapat juga dilkukan.
3. Kristalisasi dengan salting out
Pemisahan bahan organic dari larutan akuatik dapat dilakukan dengan penambahan
suatu garam yang harganya murah. Garam ini larut lebih baik dari pada bahan yang
diinginkan. Sehingga terjadi penambahan bahan padat terkristalisasi. Hal ini
merupakan proses fisika.
4. Kristalisasi secara adiabatic
Metode ini sering disebut metode vakum, merupakan gabungn antara kristalisasi
dengan pendinginan dan penguapan. Pendinginan bertujuan untuk memperkecil daya
larut, sedangkan maksud dari penguapan adalah untuk membuat tekanan total dengan
permukaan lebih kecil dari tekanan uap pada suhu tersebut. Sehingga perubahan ini
secara adiabatic karena pendinginan yang terjadi pada system penguapan itu sendiri.
(Cahyono, 1991)
II.6. Garam Nitrat
Sebagian besar garam nitrat bersifat higroskopis dan mudah larut dalam air. Beberapa
garam nitrat diperoleh dalam bentuk anhidrat dan tidak mengalami dekomposisi pada
pemanasan yang cukup tinggi. Ion nitrat memiliki struktur sebagai berikut :
Struktur ini dalam teori ikatan valensi dijelaskan sebagai hibrida resonansi sebagai
berikut :
Sedngkan dalam teori orbital molekul dijelaskan bahwa nitrogen membentuk tiga ikatan
menggunkan orbital hibrida SP dan orbital P nitrogen dan tiga orbital atom oksigen
bergabung membentuk orbital molekul yang ditempati oleh 2 elektron.
(Vogel, 1990)
II.7. Rekristalisasi
Salah satu pemurnian padatan atau dalm bentuk serbuk yaitu dengan menggunakan
kristalisasi agar diperoleh zat Kristal murni. Proses rekristalisasi meliputi proses
pelarutan dan kritalisasi.
(Handoyo, 1995)
II.8. Factor-faktor terbentuknya Kristal
Factor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya Kristal tergantung pada :
1. Pembentukan inti Kristal
Inti Kristal adalah partikel-partikel yang amat kecil, yang dapat terbentuk secara
spontan sebagai dari akibat keadaan larutan yang lewat jenuh. Pembentukan inti
Kristal merupakan langkah pertama kristalisasi atau dengan menmbahkn benih
Kristal kedalam larutan lewat jenuh.
2. Pembentukan Kristal
Merupakan penggabungan 2 proses yaitu :
a. Transportasi dari molekul-molekul atau ion-ion (dari bahan yang akan di
kristalisasi) dalam l;arutan kepermukaan Kristal dengan difusi. Jika derajat lewat
jenuh dalam larutan semakin besar maka proses ini semakin cepat.
b. Semakin luas permukaan total Kristal maka semakin banyak bahan yang akan
ditempatkan pada kisi Kristal persatuan waktu.
(Handoyo, 1995)
2.9. Factor-faktor yang mempengaruhi kecepatan pembentukn Kristal
a. Jenis sert banyaknya pengotor
b. Derajat lewat jenuh
c. Viskositas larutan
d. Pergerakan antara larutan dan Kristal
e. Jumlah inti yang ada atau luas permukaan Kristal yang ada
(Handoyo, 1995)
2.10. Dekomposisi rangkap Kristal KNO3
Pada temperature rendah, KNO3 di dekomposisi dalam bahan organic yang dapat
menyerap seperti alumina, silica, titanium, bersama NaY, K 1 %, KY, ß %, zeolit
seperti MCM-41 (molekul hasil saringan yang menyerap).
Factor lain seperti ruang kosong pada struktur octahedral susunan raung atau geometri,
keasaman permukaan bahan, dan lingkungan mikro menyediakan bahan anorganik
yang mudah menyerap selama semua factor tersebut saling mempengaruhi dalam
dekomposisi KNO3 pada temperature rendah dalam suatu pengukuran.
Dekomposisi KNO3 pertama-tama menyatakan bahwa KNO3 mulai di dekomposisi
pada rentang 400-500 K dalam mengisi hasil pembentukan bahan anorganik dari
interaksi. Selanjutnya sejumlah KNO3 yang memuat alumina yang telah di dekomposisi
pada suhu ruangan selama proses persiapan. Inilah yang akan menjadi factor penting
yang akan mempengaruhi hasil dari dasar yang kuat KNO3 / Al2O3 berpern sebagai
katalis.
(Fisher, 1957)
2.11. Analisa bahan
2.11.1. Natrium Nitrat (NaNO3)
- Sifat fisik :
1. Berat molekul 85 sma, berupa serbuk putih atau Kristal tak berwarna
2. Titik lebur 580 K, titik didih 380 0C
3. Densitas 2,3 x 103 Kg/m3
4. Kelarutan 92 gram dalam 100 mL air
- Sifat kimia
1. S padat = 117 J/mol K
2. Menyebabkan iritasi pernapasan, iritasi kulit, mata dan sakit perut
(Wikipedia, 2009)
2.11.2. Kalium Klorida (KCl)
- Sifat fisik
1. BM 74,55 g/mol, densitas 1,987 g/cm3
2. t.l 7,7590C, t.d 15000C
3. Berupa Kristal putih padat
- Sifat kimia
Larut dalam air yaitu; 28,1 g/100 Ml (00C), 34 g/100 Ml (200C), 56,7 g/mL
(1000C)
(Wikipedia, 2009)
2.11.3. Aquades
- Sifat fisik
1. Air murni dari penyulingan
2. titik didih 1000C, titik bekunya 00C
3. tidak berwarna (bening), tidak berasa, tidak berbau
- Sifat kimia
1. sebagai pelarut
2. rumus molekul H2O
(Dintith, 1994)
III. METODE PERCOBAAN
III.1. Alat dan Bahan
III.1.1. Alat
1. Gelas bekker 5. kertas saring
2. Gelas ukur 6. Erlenmeyer
3. Corong gelas 7. Penangas
4. Corong penguapan
III.1.2. Bahan
1. Natrium Nitrat (NaNO3)
2. Kalium Klorida (KCl)
3. Aquades
III.2. Skema kerja
III.2.1. Pembuatan garam kalium Nitrat
Pelarutan dalam 50 mL air panas Pelarutan dalam 50 mL air panas
Pencampuran
Penguapan hingga volume 40 mL
Penyaringan
Penguapan hingga volume 20 mL
Pendinginn
Penyaringan
III.2.2. Pemurnian
7,5 g KClGelas beker
8,5 g NaNO3
Gelas bekker
Hasil
Larutan KNO3
Gelas bekker
Penguapan
Pendinginan
Penyaringan
Penimbangan, Perhitungan rendemen
IV. DATA PENGAMATAN
No Perlakuan Hasil Ket
1 Pembuatan garam KNO3
KCl + NaNO3
Penguapan
Penyaringan 1
Pendinginan
Penyaringan 2
2 Pemurnian garam KNO3
Pemanasan
Pendinginan
Penyaringan
penimbangan
V. HIPOTESA
Hasil
Dari percobaan pembuatan kalium Nitrat dalam tekhnik pemurnian dari suatu campuran
lautan menggunakan metode Kristalissi atau pemurnian endapan yng dihasilkan. Prinsip
dalam percobaan pembutan garam kalium nitrat ini adalah berdasarkan pada perbedaan
kelarutan. Hasil yang kan diperoleh yaitu suatu Kristal KNO3 yang berwrna putih.
VI. PEMBAHASAN
Percobaan pembuatan kalium nitrat ini bertujuan untuk mempelajari pembuatan garam
kalium nitrat hasil reaksi antara Natrium nitrat dan Kalium klorida serta mempelajari
pemisahan garam kalium nitrat dari hasil samping natrium klorida berdasarkan perbedaan
kelarutan. Prinsip dalam percobaan pembutan garam kalium nitrat ini adalah berdasarkan
pada perbedaan kelarutan. Metode yang digunakan yaitu Kristalisasi (yaitu, metode
pemisahan dengan cara pembentukan Kristal sehingga campuran dapat dipishkan), dan
Rekristalisasi (yaitu, pemurnian endapan yang dihasilkan).
6.1. Pembuatan garam kalium Nitrat
Percobaan pembuatan garam kalium nitrat ini bertujuan untuk mempelajari pembuatan
garam kalium nitrat hasil reaksi antara Natrium nitrat dan Kalium klorida. Metode yang
digunakan yaitu Kristalisasi.
Percobaan ini dilakukan dengan mereaksikan kalium korida (KCl) dengan natriun nitrat
(NaNO3)
Garam Kalium klorida dan garam natrium nitrat masing-masing dilarutkan kedalam
aquadest dengan tujuan agar garam Kalium klorida dan garam natrium nitrat dapat
melarut sehingga terbentuk suatu larutan.
Untuk menghasilkan suatu Kalium nitrat dapat dibuat dari kalium klorida dengan garam
natrium nitrat. Jika larutan jenuh dari masing-masing reaksi dicampur, maka NaCl akan
mengendap, karena NaCl kurang larut dalam aquadest.
Campuran larutan Kalium klorida dan garam natrium nitrat ini dipanaskan dengan
tujuan untuk mempercepat reaks antara larutan Kalium klorida dan garam natrium
nitrat.
Kelarutan bergantung pada berbagai kondisi seperti suhu, tekanan, konsentrasi bahan-
bahan lain didalam larutan itu dan pada komposisi pelarutnya. Perubahan kelarutan
dengan berubahnya suhu dapat menjadi dasar untuk pemisahan.
Pada proses pemanasan terjadi suatu proses penguapan yaitu dengan tujuan agar larutan
pengotor atau aquadest dapat hilang dengan cara terjadinya pemecahan mejadi gas O2
dan H2 yang akan teruapkan.
Pendinginan dilakukan dengan tujuan untuk memperkecil daya larut, Jika larutan
didinginkan, maka larutan akan mengendap. Endapan adalah zat yang memisahkan diri
sebagai suatu fase yang keluar dari larutan. Endapan terbentuk jika larutan menjadi
terlalu jenuh dengan zat yang bersngkutan.
Setelah itu dilakukan penyaringan dengan tujuan untuk memisahkan suatu endapan dari
larutan. Sehingga diperoleh endapan Kalium Nitrat.
6.2. Rekristalisasi
Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari pemisahan garam kalium nitrat dari hasil
samping natrium klorida. Metode yang digunakan yaitu Rekristalisasi (yaitu, pemurnian
endapan yang dihasilkan). Prinsip dalam percobaan pembutan garam kalium nitrat ini
adalah berdasarkan pada perbedaan kelarutan
Endapan kalium nitrat yang dihasilkan ditambahkan aquadest dengan tujuan agar
larutan garam Kalium nitrat dapat terpisah dari hasil samping yang berupa natrium
klorida. larutan garam Kalium nitrat dapat terpisah dari natrium klorida karena larutan
garam kalium nitrat dan natrium klorida memiliki perbedaan sifat kelarutan. Garam
kalium nitrat mudah larut dalam aquadest sedangkan natrium nitrat kurang larut dalam
aquadest. Karena larutan garam natrium nitrat bersifat larutan jenuh, yaitu suatu larutan
yang tidak bisa mengalami pelarutan kembali.
Larutan garam campuran antara Kalium nitrat dan natrium klorida serta aquadest,
dipanaskan dengan tujuan agar kalium nitrat dapat cepat bereaksi dengan kaliun nitrat.
Fungsi aquadest yaitu untuk mengikat garam kalium nitrat dan memisahkannya dari
hasil samping yaitu berupa natrium klorida.
Pada proses pemanasan terjadi suatu proses penguapan yaitu dengan tujuan agar larutan
pengotor atau aquadest dapat hilang dengan cara terjadinya pemecahan mejadi gas O2
dan H2 yang akan teruapkan. Selain itu untuk untuk membuat tekanan total dengan
permukaan lebih kecil dari tekanan uap pada suhu tersebut.
Pendinginan dilakukan dengan tujuan untuk memperkecil daya larut, Jika larutan
didinginkan, maka larutan akan mengendap. Endapan ini dapat dipisahkan kemudian
dimurnikan dengan cara rekristalisasi. Suatu zat gas atau cair dapat mendingin atau
memadat serta membentuk Kristal karena mengalami proses kristalisasi. Kristal-kristal
juga akan terbentuk dari suatu larutan yang akan dijenuhkan dengan pelarut tertentu.
Semakin besar kristalnya maka semakin baik, karena semakin kecil kemungkinan
tercemar oleh kotoran.
Setelah itu dilakukan penyaringan dengan tujuan untuk memisahkan suatu endapan dari
larutan. Sehingga diperoleh endapan kristal Kalium Nitrat.
Kalium nitrat mengkristal dalam bentuk prisma rombik, tetapi jika larutannya diuapkan
perlahan-lahan pada kaca arloji maka akan mengkristal dalam bentuk rombohedial
isomof.
VII. KESIMPULAN
1. Campuran antara kalium korida (KCl) dengan natriun nitrat (NaNO3) menghasilkan suatu
kristal kalium nitrat dan natrium klorida.
2. Kelarutan bergantung pada berbagai kondisi seperti suhu, tekanan, konsentrasi bahan-
bahan lain didalam larutan itu dan pada komposisi pelarutnya.
3. Salah satu pemurnian padatan atau dalam bentuk serbuk yaitu dengan menggunakan
rekristalisasi agar diperoleh zat Kristal murni
4. Kalium nitrat dan natrium klorida memiliki perbedaan kelarutan
5. Berat rendemen kristal Kalium nitrat yaitu
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, 2001, kamus kimia, PT Gramedia Pustaka utama, Jakarta
Basri, 1996, kamus kimia, Rineka cipta, Jakarta
Cahyono, Bambang, 1991, Segi praktisi dan Metode pemisahan senyawa organic, Kimia
MIPA UNDIP, Semarang
Daintith, 1994, Chemistry dictionary complete, Oxford, New york
Petrucci, 1992, Elementary chemistry, Prentice-Hall Inc, New York
Handoyo, 1995,
Vogel, 1990, Organic analysis qualitative macro and micro, Oxford, New york