Percobaan Vii ; Vitamin
-
Upload
noviafitri -
Category
Documents
-
view
436 -
download
19
Transcript of Percobaan Vii ; Vitamin
PERCOBAAN VII
Judul : Vitamin B1 dan C
Tujuan : Membuktikan adanya vitamin B1 dan vitamin C secara kualitatif
Hari/tanggal : Rabu, 09 Mei 2012
Tempat : Laboratorium Kimia FKIP UNLAM Banjarmasin
I. DASAR TEORI
Vitamin adalah sekelompok senyawa organik sebagai pelengkap makanan
yang sangat diperlukan oleh tubuh. Nama ini berasal dari gabungan kata latin vita
yang artinya hidup dan amina (amine) yang mengacu pada suatu gugus organik yang
memiliki atom nitrogen (N), karena pada awalnya vitamin dianggap demikian. Kelak
diketahui bahwa banyak vitamin sama sekali tidak memiliki atom N. Vitamin
memiliki peran sangat penting utuk pertumbuhan, pemeliharaa kesehatan, dan fungsi
tubuh lainnya agar metabolisme berjalan normal.
Vitamin adalah molekul organik yang dibutuhkan oleh makhluk hidup dalam
jumlah sedikit untuk kesehatan. Makhluk yang kekurangan vitamin akan menderita
gejala-gejala penyakit yang berkaitan dengan vitamin tersebut. Tubuh memerlukan
vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika kebutuhan yang sedikit itu diabaikan, akan
mengakibatkan terganggunya metabolisme di dalam tubuh kita karena fungsinya
tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Kondisi kekurang vitamin disebut
avitaminosis. Kebutuhan vitamin memang berbeda-beda bagi tiap orang, tergantung
kebiasaan masing-masing.
Vitamin adalah suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh
tubuh kita yang berfungsi untuk mambantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh.
Tanpa vitamin manusia, hewan dan makhluk hidup lainnya tidak akan dapat
melakukan aktifitas hidup dan kekurangan vitamin dapat menyebabkan memperbesar
peluang terkena penyakit pada tubuh kita.
Kebutuhan vitamin memang berbeda-beda bagi tiap orang, tergantung
kebiasaan masing-masing. Pada remaja, kebiasaan yang berpengaruh di antaranya:
merokok, minum kopi, atau minuman beralkohol, konsumsi obat tertentu seperti obat
antikejang, antibiotik tetrasiklin, antiartritis, obat tidur, dan kontrasepsi oral.
Kebiasaan merokok menghilangkan 25% vitamin C dalam darah. Selain nikotin
senyawa lain yang berdampak sama buruknya adalah kafein. Maka, sebisa mungkin
hindari minum kopi, teh, dan cola. Selain itu stres, demam, infeksi, dan giat
berolahraga juga meningkatkan kebutuhan akan vitamin C.
Vitamin B1
Vitamin B1 atau thiamin mengandung sistem dua cincin, yaitu inti pirimidin
dan thiazol. Dalam tanaman, terutama serelia, vitamin B1 terdapat dalam keadaan
bebas, sedangkan dalam jaringan hewan terdapat sebagai koenzim, yaitu thiamin
pirofosfat (TPP).
Thiamin bersifat larut dalam air, tetapi tidak larut dalam pelarut lemak. Dalam
larutan netral atau alkalis, thiamin mudah rusak, sedangkan dalam keadaan asam
tahan panas. Thiamin stabil pada pemanasan kering, tetapi mudah terurai oleh zat-zat
pengoksidasi dan terhadap radiasi sinar ultraviolet.
Menurut Darwin Karyadi dan Muhilal dalam bukunya Kecukupan Gizi yang
Dianjurkan, kelompok vitamin B sebagaimana vitamin C, termasuk dalam vitamin
yang larut dalam air. Karena itu, jika dikonsumsi berlebihan, tidak membahayakan
kesehatan karena sebagian besar langsung dikeluarkan melalui air kemih. Namun bila
sampai kekurangan, bisa beragam akibatnya, mulai dari cepat lelah, kurang nafsu
makan, menurunnya kemampuan kerja, hingga anemia terutama pada ibu hamil.
Vitamin B terdiri dari 8 macam, yaitu B1 (tiamin), B2 (riboflavin), B3 (niasin),
B5 (asam pantotenat), dan B12 (kobalamin). Vitamin-vitamin tersebut kita butuhkan
untuk meningkatkan fungsi mental, membuat kita tetap bersemangat, meningkatkan
keseimbangan tubuh, dan membantu mempertahankan kesehatan kulit dan otot.
Vitamin C
Vitamin C di alam terdapat dalam dua bentuk, yaitu bentuk teroksidasi (asam
askorbat) dan tereduksi (asam dehidroaskorbat). Keduanya memiliki keaktifan
sebagai vitamin C. Sumber vitamin C sebagian besar berasal dari sayur-sayuran
berwarna hijau dan buah-buahan terutama yang masih segar.
Struktur molekul vitamin C :
Struktur ini sangat mirip dengan glukosa, bentuk aktif berupa asam askorbat itu
sendiri. Asam askorbat merupakan reduktan dengan potensial hidrogen sebesar +0.08
V, sehingga mampu untuk mereduksi senyawa seperti senyawa oksigen molekuler.
Vitamin C adalah nutrien dan vitamin yang larut dalam air dan penting untuk
kehidupan serta untuk menjaga kesehatan. Vitamin ini juga dikenal dengan nama
kimia dari bentuk utamanya yaitu asam askorbat. Vitamin C termasuk golongan
antioksidan karena sangat mudah teroksidasi oleh panas, cahaya, dan logam, oleh
karena itu penggunaaan vitamin C sebagai antioksidan semakin sering dijumpai.
Vitamin C berhasil di isolasi untuk pertama kalinya pada tahun 1928 dan pada
tahun 1932 ditemukan bahwa vitamin ini merupakan agen yang dapat mencegah
sariawan. Albert Szent-Györgyi menerima penghargaan Nobel dalam Fisiologi atau
Kedokteran pada tahun 1937 untuk penemuan ini. Selama ini vitamin C atau asam
askorbat lebih terkenal perannya dalam menjaga dan memperkuat imunitas terhadap
infeksi. Siapa sangka vitamin C ternyata juga berperan penting dalam fungsi otak,
karena otak banyak mengandung vitamin C. Dua peneliti di Texas Woman's
University menemukan, murid SMTP yang tingkat vitamin C-nya dalam darah lebih
tinggi ternyata menghasilkan tes IQ lebih baik daripada yang jumlah vitamin C-nya
lebih rendah.
Vitamin C perlu untuk menjaga struktur kolagen, sejenis protein yang
menghubungkan semua jaringan serabut, kulit, urat, tulang rawan, dan jaringan lain di
tubuh manusia. Struktur kolagen yang baik dapat menyembuhkan luka, patah tulang,
memar, perdarahan kecil dan luka ringan.
Vitamin C juga berperan penting dalam membantu penyerapan zat besi dan
mempertajam kesadaran. Sebagai antioksidan ia mampu menetralkan radikal bebas di
seluruh tubuh. Melalui pengaruh pencahar, ia dapat meningkatkan pembuangan
faeses atau kotoran. Tak heran bila berlebihan, vitamin ini dapat mengakibatkan
diare. Untuk pencegahan kurangi konsumsinya, atau ganti dengan natriumaskorbat.
Vitamin C juga mampu menangkal nitrit penyebab kanker. Penelitian di
Institut Teknologi Massachusetts menemukan, pembentukan nitrosamin (hasil akhir
pencernaan bahan makanan yang mengandung nitrit) dalam tubuh sejumlah
mahasiswa yang diberi vitamin C berkurang sampai 81%.
Hipoaskorbemia (defisiensi asam askorbat) bisa berakibat seriawan, baik di
mulut maupun perut, kulit kasar, gusi tidak sehat sehingga gigi mudah goyah dan
lepas, perdarahan di bawah kulit (sekitar mata dan gusi), cepat lelah, otot lemah dan
depresi. (Baca juga "Seriawan Harus Diapakan?", Intisari April 2000 hal. 80) Bahkan,
punya korelasi dengan masalah kesehatan seperti kolestrol tinggi, sakit jantung,
artritis (radang sendi), dan pilek.
Untuk memenuhi kebutuhan vitamin C kita bisa meningkatkan konsumsi
beraneka buah dan sayur seperti jeruk, tomat, arbei, stroberi, sayur mayur, asparagus,
kol, susu, mentega, kentang, ikan, atau hati. Kalau suka jambu biji, akan lebih baik
lagi, karena buah ini tinggi kandungan vitamin C-nya.
Sifat-sifat Vitamin C
Sifat dasar vitamin C adalah untuk mengatur proses metabolisme. Vitamin C
bertindak sebagai enzim, selama proses metabolisme terjadi proses pengubahan
kandungan makanan menjadi energi.
Sifat-sifat vitamin C sebagai berikut :
a. Vitamin C sangat mudah teroksidasi oleh panas, cahaya, dan logam karena
vitamin C termasuk golongan antioksidan.
b. Vitamin C mudah larut di dalam air, sehingga vitamin C yang berlebihan
dapat dibuang melalui urin.
c. Vitamin C bersifat asam.
Bentuk Vitamin C
Vitamin C di alam terdapat dalam dua bentuk, yaitu bentuk teroksidasi (asam
askorbat) dan tereduksi (asam dehidroaskorbat). Keduanya memiliki keaktifan
sebagai vitamin C. Sumber vitamin C sebagian besar berasal dari sayur-sayuran
berwarna hijau dan buah-buahan terutama yang masih segar.
Struktur molekul vitamin C :
Manfaat Vitamin C
Vitamin C larut dalam air dan penting untuk kehidupan serta menjaga
kesehatan. Vitamin ini juga dikenal dengan nama kimia dari bentuk utamanya yaitu
asam askorbat. Vitamin C merupakan agen yang dapat mencegah sariawan. Selama
ini vitamin C atau asam askorbat lebih terkenal perannya dalam menjaga dan
memperkuat imunitas terhadap infeksi.
Manfaat vitamin C bagi kesehatan tubuh manusia yaitu :
a) Vitamin C dikenal sebagai senyawa utama tubuh yang dibutuhkan dalam berbagai
proses penting, mulai dari pembuatan kolagen (protein berserat yang membentuk
jaringan ikat pada jantung), pengangkut lemak, pengangkut electron dari berbagai
reaksi enzimatik, pemacu gusi yang sehat, pengatur tingkat kolestrol serta pemacu
imunitas.
b) Penggunaan vitamin C dapat meningkatkan derajat kesehatan dan mengobati serta
mencegah berbagai penyakit.
c) Vitamin C berperan dalam mengatur tingkat anti bodi yang merupakan salah satu
bagian dari sistem kekebalan yang langsung berhadapan dengan benda asing
berbahaya (antigen).
d) Vitamin C juga dikenal sebagai senyawa ampuh untuk menangkal radikal bebas
(molekul tak stabil karena kehilangan elektron), dimana beberapa dari radikal
bebas tersebut bersifat toksik dan sangat reaktif.
e) Vitamin C dapat meningkatkan laju pembuangan kolestrol dalam bentuk asam
empedu melalui usus halus dan juga meningkatkan kadar HDL (High Density
Lipoprotein).
f) Asam askorbat juga penting dalam pengobatan arthritis dan untuk mencegah serta
mengobati pilek.
g) Vitamin C juga berperan penting dalam membentu penyerapan zat besi dan
memertajam kesadaran.
Melalui pengaruh pencahar, vitamin C dapat meningkatkan pembuangan feses
atau kotoran. Tak heran bila berlebihan, vitamin ini dapat mengakibatkan diare.
Untuk pencegahan kurangi konsumsinya atau ganti dengan natriumaskorbat.
Dampak Kekurangan Vitamin C
Apabila dalam keadaan tubuh selama beberapa waktu mengalami kekurangan
vitamin C, dapat menimbulkan:
a) Kerusakan sel-sel endotel.
b) Pembuluh kapiler kurang permeable dan mengakibatkan timbulnya pendarahan
dalam sumsum tulang dan kerusakan tulang.
c) Gejala awal ditandai dengan pendarahan pada gusi, di bawah kulit, karies gigi dan
mudah menderita sakit gigi, disebut juga skorbutum.
d) Akibat dari kekurangan vitamin ini adalah scurvy (perdarahan, gigi rontok,
peradangan gusi).
Kebutuhan Vitamin C Tiap Individu
Kebutuhan akan vitamin C bagi tiap individu adalah berbeda yaitu:
a) Pada bayi diperkirakan sekitar 30 mg/hari.
b) Pada anak-anak, sekitar 60 mg/hari.
c) Pada usia pertumbuhan sekitar 90 mg/hari.
d) Pada orang dewasa sekitar 75 mg/hari.
e) Pada wanita hamil sekitar 100 mg/hari.
f) Pada wanita/ibu menyusui sekitar 150 mg/hari.
Buah yang Mengandung Vitamin C
Untuk memenuhi kebutuhan vitamin C dapat dengan meningkatkan konsumsi
beraneka buah dan sayur seperti jeruk, tomat, arbei, stroberi, sayur-mayur, asparagus,
kol, susu, mentega, kentang, ikan atau hati. Bila suka jambu biji lebih baik karena
buah ini memiliki kandungan vitamin C yang tinggi.
Adapun sampel dalam percobaan ini yang ingin diidentifikasi kandungannya
adalah :
Buah Jambu Air
Jambu Air berasal dari Asia tenggara, buah ini
mempunyai banyak jenis dan warna. Buah jambu air
merupakan buah yang dominan memiliki banyak air
dari dagingnya. Tak hanya baik untuk kesehatan, buah
ini juga baik pula untuk kecantikan. Kandungan Gizi
Jambu air, 100 g Water 93 g Energy 25 kcal Energy 105 kj Protein 0.6 g, Total lipid
(fat) 0.3 g, Ash 0.4 g Carbohydrate 5.7 g , Fiber, total dietary ~ g , Sugars, total ~ g ,
Calcium, Ca 29 mg Iron, Fe 0.07 mg Magnesium, Mg 5 mg , Vitamin C 22.3 mg,
Thiamin 0.02 mg Riboflavin 0.03 mg Niacin 0.8 mg Vitamin B-12 ~ mcg
Berikut beberapa manfaat dari buah Jambu Air :
Kandungan air yang cukup banyak daripada dagingnya mampu membantu
tubuh dari kekurangan cairan. Cairan ini ternyata berguna untuk
membersihkan ginjal dari urea dan asam urine. Sebelum dibuang bersama air,
kedua kotoran tersebut harus dilarutkan terlebih dahulu dengan air itu. Kalo
ginjal kekurangan air maka kotoran yang dikeluarkan tubuh menjadi tidak
lancar hingga akhirnya menjadi batu ginjal.
Kandungan Vitamin A buah jambu air lumayan banyak untuk meningkatkan
imunitas atau sistem kekebalan tubuh, menjaga kesehatan mata dan
menambah kinerja sel darah putih. Menurut informasi kesehatan yang beredar
kekurangan vitamin A banyak di idap oleh penderita HIV.
Buah Jambu air mempunyai kandungan Vitamin C yang berfungsi sebagai
antioksidan yang bertugas memperbaiki sel tubuh yang rusak seperti kulit.
Untuk masalah perawatan kecantikan, vitamin c ini mempunyai peranan
penting untuk melancarkan peredaran darah. Kalo kebutuhan tubuh akan
vitamin C tercukupi, kulit akan terlihat lebih segar. Vitamin C bisa
merangsang tumbuhnya kolagen kulit dan menjaganya.
Kandungan serat buah jambu air ini lumayan tinggi loh dan kandungan
mineral nya sangat banyak. Dari asam sulfuric, asam sitrat, protein, mangan,
besi, magnesium, tembaga, magnesium, kalsium, kalium, seng dan fosfor.
Jambu Biji Merah
Jambu biji atau yang memiliki nama latin Psidium
Guajava merupakan sejenis tanaman tropis yang berasal
dari daerah Brazil. Buah jambu biji ini menyebar ke
Indonesia melalui Thailand. Buah jambu ini merupakan
buah yang kaya akan vitamin C serta memiliki rasa asam
manis yang banyak digemari oleh masyarakat kita.
Tanaman buah jambu biji dapat tumbuh dengan mudah di
sembarang tmpat, baik itu di dataran tinggi maupun dataran rendah. Tanaman ini
mampu tumbuh sampai dengan ketinggian 12 meter.
Ternyata jambu biji mengandung vitamin C yang paling tinggi jika
dibandingkan dengan berbagai buah lainya. Selain kaya akan vitamin C, jambu biji
ternyata juga banyak mengandung vitamin A yang sangat baik untuk merawat
kesehatan mata. Kandungan vitamin C buah jambu biji ternyata 2 kali lipat
dibandingkan kandungan vitamin C pada abuah jeruk manis. Padahal buah jeruk
sangat terkenal sebagai penghasil vitamin C yang kaya akan manfaat. Jika kandungan
vitamin C pada buah jeruk adalah 49 mg/100 gram maka kandungan vitamin C pada
buah jambu biji dapat mencapai dua kalinya. Vitami C ini sangat baik untuk
membantu menjaga daya tahan tubuh serta sebagai antioksida untuk menangkal
radikal bebas. Sebagian besar konsentrasi vitamin C pada buah jambu biji adalah
pada kulit luarnya yang tebal.
Jambu Biji Putih
Dalam bahasa latin Jambu ini artinya adalah
Psidium Guajava. Bahasa Inggrisnya Guava. Kita sering
mengenalnya jambu klutuk. Buah ini sangat kaya vitamin
C dan beberapa jenis mineral yang mampu menangkis
berbagai jenis penyakit dan menjaga kebugaran tubuh.
Selain vitamin C, jambu biji juga mengandung potasium
dan besi.
Selain anti-oksidan, vitamin C disini memiliki fungsi menjaga dan memacu
kesehatan pembuluh kapiler, mencegah anemia, sariawan, gusi berdarah, dll. Selain
itu juga vitamin C disini juga dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dalam
melawan berbagai inveksi. Sehingga kita tidak mudah sakit seperti sakit flu, batuk,
demam, dll. Vitamin C disini juga berperan dalam pembentukan kolagen yang sangat
bermanfaat untuk menyembuhkan luka .
Labu Kuning
Labu kuning atau waluh (Cucurbita moschata),
yang dalam bahasa Inggris dikenal sebagai pumpkin,
termasuk komoditas pangan yang telah banyak dikenal
masyarakat. Olahan berupa kolak waluh sangat manis
dan memiliki warna kuning orange sehingga menarik
untuk dinikmati di samping rasa dan penampilannya
yang menarik, labu kuning merupakan bahan pangan yang kaya vitamin A dan C,
mineral, serta karbohidrat dan daging buahnyapun mengandung antioksidan yang
bermanfaat sebagai anti kanker.
Buah Kundur
Buah kundur atau nama botaninya Benincasa
hispida ( thunb.) Cogn. Nama yang lain ialah Nama
Inggeris untuk kundur ialah wax gourd, white gourd dan
ash gourd. Perkataan gourd merujuk kepada pelbagai jenis
buah dalam famili Cucurbitaceae seperti Benincasa
cerifera G. Savi. Di Malaysia buah kundur di kenali juga
dengan beligu. Orang Jawa mengenalinya dengan nama beligo atau belonceng. peria
(bitter gourd), labu (musky gourd), labu air (bottle gourd) dan sebagainya. Perkataan
wax white dan ash merujuk debu putih yang terdapat pada kulit buah kundur.
Di kalangan orang cina, isi buah kundur biasa dibuat manisan atau acar manis. Buah
kundur didapati mengandungi 97% air dan sedikit garam galian serta vitamin, kanji,
alkaloid jenis cucurbitine, resin asid, protien jenis myosin dan vitellin, seta gula.
Buah Ceri Hutan
Buah ceri (Prunus spp.) mengandung substansi
yang dapat membersihkan sisa metabolisme yang
mengganggu tubuh. Untuk membuang lemak, kandungan
gula alami yang terkonsentrasi memberikan energi untuk
melepaskan debris (sisa metabolisme) yang tidak
diharapkan dari sel tubuh. Manfaat ceri untuk kesehatan
adalah membersihkan sisa metabolisme dari tubuh dan berfungsi sebagai sikat gigi
alami. Ceri merupakan sumber vitamin C yang baik dan juga memiliki sifat
antibakteri yang kuat dalam mencegah kerusakan gigi. Penelitian telah membuktikan
bahwa jus ceri hitam menghambat 89% aktivitas enzim yang menyebabkan
pembentukan plak pada gigi. Buah ceri juga sangat kaya akan zat besi dan merupakan
laksatif, pembangun sel darah, dan pembersih kandung empedu dan hati yang baik.
Buah ceri yang baik dicirikan dengan teksturnya yang kenyal.
Mentimun (Timun Suri = Bilungka Rakah)
Timun suri juga kaya akan provitamin A,
berfungsi menjaga kesehatan mata dan sebagai
antioksidan alami pencegah rusaknya sel tubuh
penyebab penuaan dini. Vitamin C di dalam timun suri
termasuk tinggi. Keberadaan vitamin C inilah yang
dapat mencegah timbulnya gangguan penyakit flu dan infeksi. Hal ini disebabkan
sifat vitamin C yang berfungsi sebagai anti virus dan pencegah infeksi. Selain
vitamin, mineral esensial seperti kalsium, fosfor dan zat besi juga banyak terdapat di
dalam timun suri.
Zat-zat lain yang terkandung dalam mentimun yang amat bermanfaat antara
lain Kukurbitasin C yang mampu meningkatkan kebalan tubuh dan mencegah
penyakit hepatitis. Flavonoid dan Polifenol amat berfungsi sebagai anti radang.
Sementara itu mentimun mengandung vitamin A,B,C,dan E. Dengan begitu
mentimun juga bisa mencegah sariawan. Dan vitamin E yang ada di bijinya cukup
baik untuk menjaga kondisi kulit.
II. ALAT DAN BAHAN
Alat-alat yang digunakan, yaitu :
1. Tabung reaksi : 4 buah
2. Rak tabung reaksi : 1 buah
3. Pipet tetes : 15 buah
4. Gelas ukur 10 mL : 2 buah
5. Gelas kimia 10 mL : 2 buah
6. Gelas kimia 50 mL : 3 buah
7. Gelas kimia 100 mL : 1 buah
8. Gelas kimia 200 mL : 2 buah
9. Gelas kimia 250 mL : 1 buah
10. Gelas kimia 500 mL : 1 buah
11. Chamber : 1 buah
12. Lumpang dan alu : 1 set
13. Batang pengaduk : 1 buah
14. Hot plate : 1 buah
15. Penangas air : 1 buah
Bahan-bahan yang digunakan, yaitu :
1. Larutan thiamin 1%
2. Larutan KI 5%
3. Larutan Bismuth nitrat, Bi(NO3)3 0,2 M
4. Larutan Pb-asetat 10%
5. Larutan NaOH 6 N
6. Larutan asam askorbat 1%
7. Pereaksi Benedict
8. Larutan NaHCO3 5%
9. Larutan FeCl3 1%
10. Kertas indikator universal
11. Sampel :
a) Labu kuning
b) Karamunting
c) Jambu air
d) Kundur
e) Jambu biji merah
f) Ceri hutan
g) Jambu biji puti
h) Timun suri
III. PROSEDUR KERJA
Vitamin B1
A. Larutan vitamin B1
1. Memasukkan 10 tetes larutan thiamin 1% ke dalam tabung reaksi.
2. Menambahkan 10 tetes larutan Bismuth nitrat. Mencampur dengan
baik.
3. Kemudian menambahkan pula 2 tetes larutan KI 5%.
4. Memperhatikan perubahan warna yang terjadi timbulnya endapan
warna merah jingga berarti vitamin B1 positif.
B. Larutan Sampel
1. Memasukkan 10 tetes larutan thiamin 1% ke dalam tabung reaksi.
2. Menambahkan 10 tetes larutan Bismuth nitrat. Mencampur dengan
baik.
3. Kemudian menambahkan pula 2 tetes larutan KI 5%.
4. Memperhatikan perubahan warna yang terjadi timbulnya endapan
warna merah jingga berarti vitamin B1 positif.
Vitamin C
A. Larutan vitamin C
1. Memasukkan 5 tetes larutan asam askorbat 1% ke dalam tabung
reaksi.
2. Menambahkan 15 tetes pereaksi benedict.
3. Memanaskan di atas api kecil sampai mendidih selama 2 menit.
4. Menambahkan larutan Pb-asetat 10% dan 1 ml NaOH 6 N.
5. Memperhatikan adanya endapan yang terbentuk. Warna hijau
kekuningan sampai merah bata menandakan vitamin C positif.
B. Larutan Sampel
1. Memasukkan 10 tetes larutan asam askorbat 1% ke dalam tabung reaksi.
2. Kemudian menetralkan larutan (pH = 8) menggunakan NaHCO3 5%.
3. Menambahkan 2 tetes larutan FeCl3.
4. Mengamati warna yang terjadi. Adanya warna merah-ungu berarti vitamin C
positif.
IV. HASIL PENGAMATAN
Tabel Hasil Pengamatan
Vitamin B1
A. Larutan Vitamin B1
No.Variabel yang Diamati
(10 tetes larutan thiamin 1% )
Hasil Pengamatan
Penambahan 10 tetes Bismuth nitrat
0,2 M dan 2 tetes KI 5%
1. Tablet vitamin B1.
Larutan berwarna putih keruh.
Terdapat endapan berwarna merah
jingga.
B. Larutan Sampel
No.
Variabel yang Diamati
(10 tetes larutan thiamin 1%)
Hasil Pengamatan
Penambahan 10 tetes Bismuth nitrat
0,2 M dan 2 tetes KI 5%
1. Labu kuning Larutan berwarna coklat tua keruh.
2. Karamunting Larutan berwarna hitam.
3. Jambu air Larutan berwarna ungu kehitaman.
4. Kundur Larutan berwarna merah muda.
5. Jambu biji merah Larutan coklat-merah bata.
6. Ceri hutan Larutan coklat hitam.
7. Jambu biji putih Terdapat endapan merah jingga.
8. Timun suri Larutan berwarna coklat.
Vitamin C
A. Larutan Vitamin C
No.
Variabel yang
Diamati
(5 tetes
Larutan asam
askorbat 1%)
Hasil Pengamatan
Penambahan
15 tetes
Pereaksi
Benedict
Pemanasan Penambahan
Pb-asetat
10 %
Penambahan
1 mL NaOH
6 N
1. Tablet
vitamin C.
Larutan
berwarna
kuning.
Larutan
berwarna
biru.
Larutan
berwarna
biru
kehijauan.
Larutan
bening,
berendapan
putih.
Larutan
berwarna
hijau (bias
hijau).
B. Larutan Sampel
No.
Variabel yang
Diamati
(5 tetes larutan
asam askorbat
1%)
Hasil Pengamatan
Penetralan dengan
NaHCO3 5%
Penambahan 2 tetes
FeCl3 1%
1. Labu kuning 1 tetes NaHCO3 : pH = 10 Larutan berwarna hijau
kekuningan.
2. Karamunting 1 tetes NaHCO3 : pH = 8
Larutan kuning-jingga.
Larutan berwarna hitam
keunguan.
3. Jambu air 3 tetes NaHCO3 : pH = 8 Larutan berwarna ungu
kehitaman.
4. Kundur 2 tetes NaHCO3 : pH = 8 Larutan berwarna merah
ungu-sangat muda.
5. Jambu biji merah 1 tetes NaHCO3 : pH = 8 Larutan berwarna merah
keunguan.
6. Ceri hutan 10 tetes NaHCO3 :
pH = 10
Larutan berwarna coklat
kehijauan.
7. Jambu biji putih 1 tetes NaHCO3 : pH = 8
Larutan berwarna putih.
Larutan berwarna hijau,
terdapat endapan ungu.
8. Timun suri 1 tetes NaHCO3 : pH = 8 Larutan berwarna
orange.
V. ANALISIS DATA
Pada percobaan ini dilakukan penentuan adanya vitamin B1, dan vitamin C
pada buah labu kuning, karamunting, jambu air, kundur, jambu biji merah, ceri hutan,
jambu biji putih, dan timun suri. Pengujian vitamin B1 dilakukan dengan
menggunakan larutan KI 5% dan pengujian vitamin C dilakukan dengan 2 cara, yaitu
menggunakan pereaksi Benedict dan menggunakan larutan FeCl3.
Vitamin B1
A. Larutan Vitamin B1
Pada perlakuan ini, untuk menentukan adanya vitamin B1 di dalam suatu
tablet vitamin B1, maka dilakukan perlakuan dimana pada perlakuan awal adalah
menggerus tablet vitamin B1 yang kemudian dilarutkan dengan aquadest dan
dihasilkan suatu larutan vitamin B1. Kemudian, memasukkan 10 tetes larutan thiamin
(vitamin B1) 1 % ke dalam tabung reaksi dan menambahkan dengan 10 tetes larutan
Bismut nitrat 0,2 M dan 2 tetes larutan KI 5%, dihasilkan suatu larutan dan terdapat
endapan berwarna merah jingga. Terbentuknya endapan warna merah jingga ini
menandakan bahwa larutan vitamin B1 yang diuji positif mengandung vitamin B1.
B. Larutan Sampel
Sama halnya dengan menentukan adanya vitamin B1 pada tablet vitamin,
untuk menentukan adanya vitamin B1 di dalam suatu sampel buah juga dilakukan
perlakuan dimana pada perlakuan awal adalah menggerus sampel buah agar
memudahkan mengambil air/sari buah. Sampel yang sulit diambil airnya, maka
dilakukan penambahan air pada sampel, ini dimaksudkan agar memudahkan
mengambil sarinya atau diekstrak. Kemudian, memasukkan 10 tetes larutan thiamin
(vitamin B1) 1 % ke dalam tabung reaksi dan menambahkan dengan 10 tetes larutan
Bismut nitrat 0,2 M dan 2 tetes larutan KI 5%, dimana uji positif ditandai dengan
munculnya endapan berwarna merah jingga.
Pada percobaan ini, thiamin yang terkandung dalam larutan akan bereaksi
dengan iod dari kalium iodida membentuk thiamin iodida. Setelah semua thiamin
habis bereaksi dengan iod, lalu sisa iod akan bereaksi dengan ion bismuth(III) dari
Bi(NO3)3 membentuk endapan bismuth(III) iodida yang jingga.
Persamaan reaksi :
Bi3+ + 3I- BiI3(endapan jingga)
Berdasarkan percobaan hanya jambu biji merah, jambu biji putih dan kundur
yang menandakan uji positif, dimana terbentuk larutan berwarna merah atau
terdapatnya endapan warna merah jingga. Dan sampel buah yang lain menandakan uji
negatif terhadap vitamin B1. Untuk jambu biji dan kundur, hasil ini sudah sesuai
dengan literatur bahwa jambu biji (0,05 mg dalam 100 mg ) dan kundur mengandung
vitamin B1. Namun untuk labu kuning, hasil ini belum sesuai dengan literatur, dimana
menurut literatur bahwa labu kuning juga mengandung vitamin B1. Hal ini mungkin
disebabkan oleh kurangnya pereaksi KI sehingga kemungkinan seluruh I- bereaksi
dengan vitamin B1 dan membentuk larutan berwarna coklat sehingga tidak sempat
bereaksi dengan ion Bi3+ untuk membentuk endapan jingga.
Jadi larutan thiamin bereaksi dengan berbagai pereaksi yang ditambahkan
ketika percobaan. Hal ini dikarenakan struktur thiamin yang terdiri atas pirimidin dan
tiazol dimana vitamin B1 memiliki gugus aktif yang berupa gugus tiazolnya.
Vitamin C
A. Larutan Vitamin C
Adapun sampel yang digunakan pada percobaan ini yaitu tablet vitamin C .
Mula-mula sampel digerus terlebih dahulu dan ditambahkan dengan akuades.
Selanjutnya, 5 tetes larutan tablet vitamin B1 tersebut di tambahkan dengan pereaksi
benedict. Setelah ditambahkan pereaksi benedict kemudian ditambahkan larutan Pb
asetat 10% dan NaOH 6 N, dimana adanya endapan berwarna hijau kekuningan
sampai merah bata menandakan vitamin C positif. Dari hasil sampel menunjukan uji
positif terhadap vitamin C yang ditunjukan dengan endapan dari kuning sampai
merah bata.
Vitamin C positif terhadap uji Benedict karena vitamin C merupakan reduktor
kuat dengan adanya gugus enadiol sehingga mampu mereduksi ion Cu2+ dari pereaksi
Benedict menjadi ion Cu+ dengan membentuk endapan Cu2O yang berwarna merah,
kuning atau hijau kekuningan. Vitamin C mudah teroksidasi dan proses tersebut
dipercepat oleh panas, sinar, alkali, enzim, oksidator serta oleh katalis tembaga dan
besi. Vitamin C merupakan nama lain dari asam askorbat, dan bentuk teroksidasinya
adalah asam dehidroaskorbat. Vitamin C atau asam L-askorbat adalah lakton, yaitu
ester dalam asam hidroksikarboksilat dan diberi ciri oleh gugus enadiol yang
menjadikan senyawa pereduksi yang kuat.
Reaksi oksidasi yang terjadi ini dipercepat apabila dalam suasana alkalis
terutama apabila dipanaskan. Jadi, pemanasan campuran dan penambahan NaOH 6 N
berfungsi untuk mempercepat terjadinya reaksi oksidasi vitamin C. Sedangkan
penambahan Pb asetat 10% juga berfungsi sebagai pengoksidasi vitamin C (asam
askorbat) menjadi asam dehidroaskorbat.
B. Larutan Sampel
Pada percobaan ini semua sampel digerus terlebih dahulu. Hal ini dilakukan
agar memudahkan mengambil air/sari buah. Sampel yang sulit diambil airnya, maka
dilakukan penambahan air pada sampel, ini dimaksudkan agar memudahkan
mengambil sarinya atau diekstrak.
Pengujian vitamin C dengan prosedur ini, yaitu larutan vitamin C dinetralkan
dengan menggunakan NaHCO3 sampai pH = 8, kemudian ditambahkan dengan FeCl3.
Fungsi penambahan NaHCO3 yaitu untuk menghomogenasi vitamin sehigga
menghasilkan pH yang netral. Uji positif dengan prosedur ini ditunjukkan dengan
terbentuknya warna merah-ungu.
Fe3+ + HCO3- Fe(CO3)3 + H+
merah keunguan
Terbentuknya larutan berwarna ini karena terjadinya reduksi ion besi(III) dari
FeCl3 menjadi ion besi(II) oleh asam askorbat yang bersifat reduktor kuat dengan
membentuk asam dehidroaskorbat dalam suasana basa. Jadi, penambahan NaHCO3
hingga larutan menjadi berpH 8 (basa) karena reaksi reduksi ion Fe3+ akan semakin
nampak dalam suasana basa atau netral. Adapun reaksi yang terjadi pada percobaan
ini adalah :
+ 2Fe3+ 2Fe2+ + 2H+
Berdasarkan hasil pengujian terhadap buah segar yang dijadikan sampel,
maka uji positif ditunjukkan oleh buah karamunting, jambu air, kundur, jambu biji
merah, dan jambu biji putih. Sedangkan pada buah labu kuning, ceri hutan, dan
timun suri berwarna hijau sampai kuning. Hal ini menunjukan bahwa pada labu
kuning, ceri hutan, dan timun suri tidak dapat menghasilkan endapan atau larutan
merah bata. Padahal berdasarkan literatur buah labu kuning, ceri hutan, dan timun
suri memiliki kandungan vitamin C , hal ini dikarenakan pada saat penambahan
NaHCO3 untuk menetralkan, belum mencapai pH 8 pada sampel.
Kandungan vitamin pada sampel sulit untuk diurutkan, karena hasil warna
yang diberikan berbeda-beda dan tidak bisa dikelompokkan. Karena kandungan
vitamin C yang berbeda-beda dalam sampel sehingga asam askorbat mereduksi ion
besi(III) yang terdapat didalam larutan menjadi ion besi(II) secara berbeda-beda
akibatnya terbentuk larutan dengan warna yang berbeda-beda pula.
Jadi, berdasarkan percobaan uji vitamin B1 dan C dapat disimpulkan :
Tabel Hasil Percobaan
Sampel Vitamin B1 Vitamin C
Labu Kuning - -
Karamunting - +
Jambu air - +
Kundur + +
Jambu biji merah + +
Ceri hutan - -
Jambu biji putih + +
Timun suri - -
Tabel Berdasarkan Literatur
Sampel Vitamin B1 Vitamin C
Labu Kuning + +
Karamunting - +
Jambu air - +
Kundur + +
Jambu biji merah + +
Ceri hutan - +
Jambu biji putih + +
Timun suri - +
VI. KESIMPULAN
1. Uji vitamin B1 dapat dilakukan dengan prosedur, yaitu menambahkan larutan
bismut nitrat dan KI yang akan menghasilkan endapan merah jingga.
2. Uji vitamin C dapat dilakukan dengan dua macam prosedur, yaitu dengan
penambahan pereaksi benedict, Pb-asetat dan NaOH yang ditunjukkan dengan
terbentuknya warna hijau kekuningan sampai merah bata. Sedangkan dengan
prosedur kedua, yaitu menetralkan asam askorbat dengan NaHCO3 dan
menambahkan FeCl3 akan terbentuk warna merah-ungu.
3. Berdasarkan hasil uji vitamin B1 dan vitamin C :
Vitamin B1 dalam kemasan menunjukkan uji positif.
Pada sampel buah : kundur, jambu biji merah, dan jambu biji putih
menunjukkan uji positif adanya kandungan vitamin B1. Sedangkan labu
kuning menunjukkan hasil negatif (positif berdasarkan literatur).
Vitamin C dalam kemasan menunjukkan uji positif.
Pada sampel buah : Karamunting, jambu air, kundur, jambu biji merah,
dan jambu biji putih menunjukkan uji positif adanya kandungan vitamin
C. Sedangkan labu kuning, ceri hutan, dan timun suri menunjukkan hasil
negatif (positif berdasarkan literatur).
4. Semua sampel buah mengandung vitamin C, tetapi dalam kadar yang berbeda-
beda.
VII. DAFTAR PUSTAKA
Anggie. 2010. Laporan praktikum uji vitamin B1 dan C.
http://anggieanalis03.blogspot.com/2010/12/laporan-praktikum-uji-vitamin-
c.html . diakses pada tanggal 13 mei 2012.
Anwar, Chairil, dkk. 1996. Pengantar Praktikum Kimia Organik. Jakarta :
Depdikbud.
Asiyah, Muslimah. 2009. Penentuan Adanya Vitamin pada Suatu Bahan (online).
http://muslimahasiyah.blogspot.com/2009/11/penentuan-adanya-vitamin-pada-
suatu.html. Diakses tanggal 13 Mei 2012.
Fauziah, Siti. 2009. Laporan praktikum penentuan vitamin B1 dan C.
http://ziahydechemy666.blogspot.com/2009/06/percobaan-ix-judul-penentuan-
adanya.html . diakses pada tanggal 13 mei 2012.
Lehninger.1997. Dasar -dasar Biokimia Jilid 1. Erlangga,. Jakarta.
Poedjiadi, Anna dan F. M. Titin Supriyanti. 2006. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta:
UI-Press.
Syahmani dan Sudarsih. 2010. Petunjuk Praktikum Biokimia. Banjarmasin : FKIP
UNLAM. (Tidak Dipublikasikan).
Wordpress. 2012. http://sayursayurku.wordpress.com/. diakses pada tanggal 13 mei
2012.
LAMPIRAN I
PERTANYAAN DAN JAWABAN PERTANYAAN
Pertanyaan
1. Jelaskan mengapa vitamin C positif terhadap uji Benedict?
2. Vitamin C juga disebut asam askorbat. Tuliskan struktur vitamin C. dimanakah
anda menemukan gugus asam? Lingkari itu pada strukturnya
3. Apakah penyakit scurvy itu? Apa gejala-gejala dari penyakit scurvy?
4. Berapakah kebutuhan harian minimum vitamin C untuk mencegah penyakit
scurvy pada saat dewasa?
5. Enzim apa yang dioksidasi saat kekurangan/tidak ada vitamin C? produk alam apa
yang disintesis oleh enzim ini?
6. Berapa volume minimum buah yang dapat memenuhi kebutuhan harian minimum
vitamin C anda?
Jawaban
1. Vitamin C positif terhadap uji Benedict karena dari strukturnya memiliki gugus
aldehid bebas, sehingga pada pengujian benedict menunjukkan uji positif karena
benedict digunakan untuk mengetahui apakah suatu gula merupakan gula
pereduksi atau bukan (mempunyai gugus aldehida bebas). V
Vitamin C aktif adalah asam askorbat yang mencakup Cu+ dimana uji
benedict berfungsi untuk mengidentifikasi ion Cu+ dalam suatu larutan. Vitamin
C merupakan reduktor kuat dengan adanya gugus enadiol sehingga mampu
mereduksi ion Cu2+ dari pereaksi Benedict menjadi ion Cu+ dengan membentuk
endapan Cu2O yang berwarna merah, kuning atau hijau kekuningan.
2. Struktur vitamin C
3. Penyakit scurvy adalah penyakit yang terjadi karena kurang konsumsi vitamin C
selama 45-80 hari. Penyakit scurvy merupakan penyakit sistemik yang hebat
dengan perdarahan di berbagai tempat, termasuk mulut, lidah, dan gusi. Hal ini
disertai kerusakan semua sel di tubuh, karena vitamin C dibutuhkan sel hidup
untuk berfungsi baik.
Gejala-gejala dari penyakit scurvy:
Di mulut timbul luka-luka dalam yang berdarah sehingga makan-pun tidak bisa.
Selaput lendir mata, hidung, dan usus, serta kulit juga menunjukkan gejala luka-
luka dan berdarah.
4. Kebutuhan akan vitamin C bagi tiap individu adalah berbeda yaitu:
a. Pada orang dewasa sekitar 75 mg/hari.
b. Pada wanita hamil sekitar 100 mg/hari.
c. Pada wanita/ibu menyusui sekitar 150 mg/hari.
Dosis konsumsi vitamin C adalah 90 mg/hari (untuk laki-laki berusia lebih
dari 18 thn); 75 mg/hari (untuk perempuan berusia lebih dari 18 thn); 85 mg/hari
(untuk ibu hamil berusia lebih dari 18 thn); 120 mg/hari (untuk ibu menyusui
berusia lebih dari 18 thn).
5. Enzim yang dioksidasi saat kekurangan/tidak ada vitamin C adalah enzim prolil
hidroksilase.
Vitamin C sangat penting untuk pembentukan kolagen, protein yang
berfungsi sebagai 'semen' yang merekatkan antar-jaringan tubuh, kolagen ini
dibentuk dari prokolagen, yang mengandung asam amino hidroksiprolin dan
hidroksilisin. Dua asam amino ini diubah dari prolin dan lisin, setelah sebelumnya
prokolagen dibentuk. Proses perubahan prolin dan lisin dalam prokolagen ini
dilakukan oleh enzim prolil hidroksilase, yang membutuhkan keberadaan ion besi
ferro. Padahal ion besi ferro ini tidak stabil dan mudah dioksidasi. Maka tugas
vitamin C adalah menjaga agar ion besi ferro ini tidak teroksidasi.
Kekurangan vitamin C mengakibatkan proses hidroksilasi dalam
prokolagen berkurang, sehingga serat kolagen yang terbentuk jadi lebih rapuh.
Produk alam yang disintesis oleh enzim ini yakni kolagen.
6. Kebutuhan kita akan vitamin C berbeda-beda untuk setiap orangnya, hal ini
dibedakan atas jenis kelaminnya, umur, tingkat aktifitasnya dan lain sebagainya.
Pada umumnya kebutuhan vitamin C cukup 60 mg/hari atau setara 1 gelas jus
jeruk (80-100 mL).