PERCOBAAN V OKE.pdf

download PERCOBAAN V OKE.pdf

of 19

Transcript of PERCOBAAN V OKE.pdf

  • 7/25/2019 PERCOBAAN V OKE.pdf

    1/19

  • 7/25/2019 PERCOBAAN V OKE.pdf

    2/19

    V- 2

    5.2 DASAR TEORI

    Air adalah kebutuhan dasar bagi kehidupan di muka bumi, tak terkecuali

    bagi manusia. Setiap penggunaan air untuk suatu kebutuhan, diperlukan syarat-

    syarat kualitas air sesuai peruntukannya. Salah satu syarat yang penting adalah

    ukuran banyaknya zat organik yang terdapat dalam air. Oleh karena itu penentuan

    zat organik dalam air menjadi salah satu parameter penting dalam penentuan

    kualitas air. Banyaknya zat organik dalam air menjadi salah satu ukuran seberapa

    jauh tingkat pencemaran pada suatu perairan (Anonim1, 2008).

    Penentuan kandungan zat organik dalam air biasanya dilakukan dengan

    mengukur kebutuhan oksigen dalam air untuk mendegradasi zat organik, baik

    dengan bantuan mikroorganisme, zat kimia dan cara lainnya. Metode yang

    digunakan adalah penentuan kandungan total bahan organik (Total Organic

    Carbon) dan dapat diukur dengan parameter pengukuran kebutuhan oksigen

    dalam air yaitu biological oxygen demand (BOD) dan chemical oxygen demand

    (COD). Kedua metode tersebut berhubungan dengan kebutuhan oksigen untuk

    mendegradasi zat organik yang ada pada contoh air. Pada metoda BOD digunakanproses oksidasi melalui bantuan mikroorganisme. Sedangkan pada metoda COD,

    proses oksidasi zat organik dalam sampel menggunakan pereaksi kimia, seperti

    dikromat, sebagai oksidatornya (Anonim1, 2008).

    Permanganometri merupakan metode titrasi dengan menggunakan kalium

    permanganat, yang merupakan oksidator kuat sebagai titran. Titrasi ini didasarkan

    atas titrasi reduksi dan oksidasi atau redoks. Kalium permanganat telah digunakan

    sebagai pengoksida secara meluas lebih dari 100 tahun. Reagensia ini mudah

    diperoleh, murah dan tidak memerlukan indikator kecuali bila digunakan larutan

    yang sangat encer. Permanganat beraksi secara beraneka, karena mangan dapat

    memiliki keadaan oksidasi +2, +3, +4, +6, dan +7 (Day & Underwood, 1999).

    Kalium permanganat (KMnO4) telah lama dipakai sebagai oksidator pada

    penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organik, yang dikenal

    sebagai parameter nilai permanganat atau sering disebut sebagai kandungan bahan

    organik total atau TOM (Total Organik Matter). Akan tetapi, kemampuan oksidasi

  • 7/25/2019 PERCOBAAN V OKE.pdf

    3/19

    V- 3

    oleh permanganat sangat bervariasi, tergantung pada senyawa-senyawa yang

    terkandung dalam air. Penentuan nilai oksigen yang dikonsumsi dengan metode

    permanganat selalu memberikan hasil yang lebih kecil dari nilai BOD (biological

    oxygen demand). Kondisi ini menunjukkan bahwa permanganat tidak cukup

    mengoksidasi bahan organik secara sempurna (Effendi, 2003).

    Zat organik adalah zat yang pada umumnya merupakan bagian dari

    binatang atau tumbuh tumbuhan dengan komponen utamanya adalah karbon,

    protein, dan lemak lipid. Zat organik ini mudah sekali mengalami pembusukan

    oleh bakteri dengan menggunakan oksigen terlarut (Anonim3,2009).

    Sumber zat organik yang terdapat di dalam air adalah :

    A. alam : Minyak tumbuh-tumbuhan, serat-serat minyak dan lemak hewan,

    alkohol, selulosa, gula, pati, dan sebagainya.

    B. sintesa : Berbagai persenyawaan dan buah-buahan yang dihasilkan dari proses-

    proses dalam pabrik.

    C. fermentasi : alkohol, aseton, gliserol, antibiotik, asam-asam dan sejenisnya

    yang berasal dari kegiatan mikroorganisme terhadap bahan-bahan

    organik.

    Limbah organik yang masuk ke dalam perairan dalam bentuk padatan

    yang terendap, koloid, tersuspensi dan terlarut. Pada umumnya, yang dalam

    bentuk padatan akan langsung mengendap menuju dasar perairan sedangkan

    bentuk lainnya berada di badan air, baik di bagian yang aerob maupun anaerob

    (Anonim2, 2007). Adanya zat organik dalam air menunjukan bahwa air tersebut

    telah tercemar oleh kotoran manusia, hewan atau oleh sumber lain. Zat organik

    merupakan bahan makanan bakteri atau mikroorganisme lainnya. Makin tinggi

    kandungan zat organik didalam air, maka semakin jelas bahwa air tersebut telah

    tercemar (Anonim3, 2009).

    Dengan melihat proses asal terjadinya bahan-bahan organik tersebut dapat

    diketahui bahwa sumber utama dari bahan-bahan tersebut adalah kegiatan-

    kegiatan rumah tangga dan proses-proses industri, tanpa mengesampingkan

    adanya bahan-bahan organik yang berasal dari kegiatan-kegiatan dalam bidang

    pertanian, peternakan, dan pertambangan (Sutrisno, 2006).

  • 7/25/2019 PERCOBAAN V OKE.pdf

    4/19

    V- 4

    Karakteristik bahan organik yang membedakannya dari bahan anorganik

    adalah sebagai berikut :

    1. Mudah terbakar.

    2.

    Memiliki titik beku dan titik didih rendah.

    3. Biasanya lebih sukar larut dalam air.

    4. Bersifat isomerisme : beberapa jenis bahan organik memiliki rumus molekul

    yang sama.

    5. Reaksi dengan senyawa lain berlangsung lambat karena bukan terjadi dalam

    bentuk ion, melainkan dalam bentuk molekul.

    6.

    Berta molekul biasanya sangat tinggi, dapat lebih dari 1000.

    7. Sebagian besar dapat berperan sebagai sumber makanan bagi bakteri (Effendi,

    2003).

    Adanya bahan-bahan organik dalam air erat hubungannya dengan

    terjadinya perubahan sifat fisik dari air, terutama dengan timbulnya warna, bau,

    rasa, dan kekeruhan yang tidak diinginkan. Adanya zat organik dalam air dapat

    diketahui dengan menetukan angka permanganatnya. Walaupun KMnO4 sebagai

    oksidator yang dipakai tidak dapat mengoksidasi semua zat organik yang ada,

    namun cara ini sangat praktis dan cepat pengerjaannya (Sutrisno, 2006).

    Bahan organik dikelompokkan menjadi tiga kelompok utama, yaitu

    alifatik, aromatik, dan heterosiklik.

    1. Senyawa Organik Alifatik

    Senyawa organik alifatik adalah senyawa organik yang berupa ikatan

    rantai karbon lurus dan bercabang.

    2.

    Senyawa Organik Aromatik

    Senyawa organik aromatik adalah senyawa organik yang berupa ikatan cincin

    karbon, terdidri atas enam atom karbon dengan tiga ikatan ganda.

    3. Senyawa Organik Heterosiklik

    Senyawa organik heterosiklik adalah senyawa organik yang berupa ikatan

    cincin karbon dengan salah satu elemen bukan atom karbon (Effendi, 2003).

    Bahan-bahan organik yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan kualitas

    air adalah sebagai berikut :

  • 7/25/2019 PERCOBAAN V OKE.pdf

    5/19

    V- 5

    a.

    Karbohidrat (CHO).

    Bahan organik yang mengandung karbon, hidrogen, dan oksigen misalnya

    glukosa (C6H12O6), kanji, dan selulosa.

    b.

    Senyawa nitrogen (CHONS).

    Bahan organik yang mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, dan

    kadang-kadang sulfur misalnya protein, asam amino dan urea.

    c. Lemak (CHO)

    Bahan organik yang mengandung karbon, hidrogen, dan sedikit oksigen.

    Lemak memiliki sifat kelarutan yang buruk dalam air, akan tetapi larut dalam

    pelarut organik (Effendi, 2003).

    Adanya zat organik dalam air menunjukan bahwa air tersebut telah

    tercemar oleh kotoran manusia, hewan atau oleh sumber lain.zat organik

    merupakan bahan makanan bakteri atau mikroorganisme lainnya. Makin tinggi

    kandungan zat organik di dalam air, maka semakin jelas bahwa air tersebut telah

    tercemar. Bilangan permanganat adalah jumlah mg KMnO4 yang diperlukan

    untuk mengoksidasi zat organik yang terkandung didalam satu liter contoh air

    dengan pendidihan selama 10 menit. Penentuan zat organik dengan cara oksidasi

    dapat dilakukan dalam suasana asam atau basa.

    1.

    Metode asam untuk air yang mengandung ion Cl < 300 ppm.

    Prinsip dari metode asam adalah zat organik didalam sampel dioksidasi

    oleh KMnO4 berlebih dalam keadaan asam dan panas. Sisa KMnO4 direduksi

    dengan larutan asam oksalat berlebih. Kelebihan asam oksalat dititrasi kembali

    dengan KMnO4.

    2.

    Metode basa untuk air yang mengandung ion Cl >300 ppm.

    Prinsip dari metode basa adalah sampel dididihkan terlebih dahulu dengan

    NaOH selanjutnya dioksidasi oleh KMnO4berlebih. Sisa KMnO4direduksi oleh

    asam oksalat berlebih. Kelebihan asam oksalat dititrasi kembali dengan KMnO4

    (Kurniawan, 2009).

    Indikasi keberadaan bahan organik dapat diukur dengan parameter TOC

    (Total Organic Carbon)atau kandungan total bahan organik, BOD (Biochemical

    Oxygen Demand) atau kebutuhan oksigen biokimiawi, dan COD (Chemical

  • 7/25/2019 PERCOBAAN V OKE.pdf

    6/19

    V- 6

    Oxygen Demand) atau kebutuhan oksigen kimiawi. Nilai COD bisanya lebih besar

    daripada nilai BOD.

    a. Kandungan Karbon Organik Total (Total Organic Carbon)

    Karbon organik total (Total Organic Carbon) terdiri atas bahan organik

    terlarut atau DOC (Dissolved Organic Carbon) dan partikkulat atau POC

    (Particulat Organic Carbon) dengan perbandingan 10 : 1. Bahan yang terkandung

    dalam TOC misalnya asam amino dan karbohidrat. TOC juga dapat

    menggambarkan tingkat pencemaran, terutama apabila nilai TOC antara bagian

    hulu dan bagian hilir dari tempat pembuangan suatu limbah dapat dibandingkan.

    Pada penentuan nilai TOC, bahan organik dioksidasi menjadi

    karbondioksida yang diukur dengan non-dispersive infrared analyser.Pengukuran

    TOC dapat juga dilakukan menggunakan flame ionization detector. Pada metode

    ini, karbondioksida direduksi menjadi gas metana. Pada pengukuran TOC relatif

    lebih cepat daripada pengukuran BOD dan COD.

    b. Kebutuhan Oksigen Boikimiawi atauBiochemical Oxygen Demand(BOD)

    BOD merupakan gambaran bahan organik, yaitu jumlah oksigen yang

    dibutuhkan oleh mikroba aerob untuk mengoksidasi bahan organik menjadi

    karbondioksida dan air.

    Pada penetuan nilai BOD, selama waktu lima hari diperkirakan oksidasi

    bahan organik sederhana, misalnya glukosa, berlangsung sempurna. Akan tetapi,

    bahan organik yang terkandung dalam limbah domestik teroksidasi sekitar 65%

    dan bahan organik kompleks teroksidasi hanya sekitar 45%.

    c. Kebutuhan Oksigen Kimiawi atau Chemical Oxygen Demand(COD)

    COD menggambarkan jumlah total oksigen yang dibutuhkan untuk

    mengoksidasi bahan organik secara kimiawi, baik yang dapat didegradasi secara

    biologis maupun yang sukar didegradasi secara biologis menjadi CO2 dan H2O.

    Pada prosedur penentuan COD, oksigen yang dikonsumsi setara dengan jumlah

    dikromat yang diperlukan untuk mengoksidasi air sampel (Effendi, 2003).

    Standar kandungan bahan organik dalam air minum menurut Permenkes

    No : 492/Men.Kes/Per/IV/2010 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas

    Air Maksimal yang diperbolehkan adalah 10 mg/L. Baik WHO maupun UD

  • 7/25/2019 PERCOBAAN V OKE.pdf

    7/19

    V- 7

    Public Health Service tidak mencamtumkan angka standar ini dalam standar

    kualitas air minum yang ditetapkannya. Pengaruh terhadap kesehatan yang dapat

    ditimbulkan oleh penyimpangan terhadap standar ini yaitu timbulnya bau yang

    tidak sedap pada air minum, dan dapat menyebabkan sakit perut (Sutrisno, 2006).

  • 7/25/2019 PERCOBAAN V OKE.pdf

    8/19

    V- 8

    5.3 METODOLOGI PERCOBAAN

    5.3.1 Alat

    Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini adalah :

    1. Gelas ukur

    2. Pipet tetes

    3. Gelas beaker

    4. Buret

    5. Labu Erlenmeyer

    6.

    Batu didih

    7. Hot plate.

    5.3.2 Bahan

    Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah :

    1. H2C2O4.2H2O 0,01 N

    2. KMnO4 0,05 N

    3.

    H2SO44 N

    4. Sampel Air irigasi martapura

    5.

    Sampel Air tambang cempaka

    5.3.3 Prosedur Kerja

    5.3.3.1 Pembebasan labu Erlenmeyer dari zat organik

    1. Mengambil 50 ml air kran dan memasukkan ke dalam labu Erlenmeyer.

    2. Memasukkan batu didih3. Menambahakn 2,5 ml H2SO44 N.

    4. Menambahkan tetes dami tetes KMnO40,05 N hingga cairan berwaran merah

    muda.

    5. Memanaskan diatas hotplate dan membiarkan mendidih selama 5 menit.

    6. Menambahkan larutan H2SO44 N jika selama pendidihan warna merah muda

    hilang sampai tidak hilang lagi (berwarna merah muda).

    7. Membuang cairan dalam Erlenmeyer.

  • 7/25/2019 PERCOBAAN V OKE.pdf

    9/19

    V- 9

    5.3.3.2 Pemeriksaan zat organik

    1. Mengambil 50 ml sampel air dan memasukkan ke dalam labu Erlenmeyer yang

    sudah dibebaskan dari zat organic pada prosedur sebelumnya.

    2.

    Menambahkan 2,5 ml H2SO44 N.

    3. Menambahkan tetes dami tetes KMnO40,05 N hingga cairan berwaran merah

    muda.

    4. Memanaskan diatas hotplate sampai hampir mendidih.

    5. Menambahkan 5 ml KMnO40,05 N dan membiarkan mendidih selama 5 menit

    tepat.

    6.

    Menambahkan larutan H2SO44 N jika selama pendidihan warna ungu hilang

    sampai tidak hilang lagi (berwarna ungu).

    7. Menambahkan 5 ml asam oksalat 0,01 N setelah selesai pemanasan.

    8.

    Menitrasi dengan KMnO40,05 N sampai larutan berubah warna merah muda.

    Kemudian mencatat berapa banyak larutan KMnO40,05 N yang digunakan.

    5.3.3.3 Penentuan faktor ketelitian KMnO4zat ooganik.

    1.

    Mengisi 5 ml larutan asam oksalat terhadap labu erlenmeyer yang sama.

    2. Menitrasi dengan KMnO4 0,05 N sampai larutan berubah warna merah muda.

    Kemudian mencatat berapa banyak larutan KMnO4 0,05 N yang digunakan

  • 7/25/2019 PERCOBAAN V OKE.pdf

    10/19

    V- 10

    5.4 HASIL DAN PEMBAHASAN

    5.4.1 Hasil Pengamatan

    5.4.1.1Pembebasan Labu Erlenmeyer dari Zat Organik

    No. Langkah Percobaan Hasil

    1. Memasukkan 50 ml air kran ke dalam labu

    2. Menambahkan larutan H2SO4 4 N sebanyak

    2,5 ml

    3. Menambakan tetes demi tetes larutan KMnO4

    0,05 N cairan bewarna merah muda.

    2 tetes

    4. Memanaskan larutan di atas hot plate selama 5

    menit.

    5. menambahkan lagi larutan KMnO4 0,05 N

    sampai warna merah muda tidak hilang lalu

    membuangnya

    1 tetes

    5.4.1.2 Pemeriksaan Zat Organik

    No. Langkah Percobaan Hasil

    1. Memasukkan 50 ml sampel air (air irigasi

    martapura dan air tambang cempaka) ke

    dalam labu erlenmeyer.

    2. Menambahkan larutan 2,5 ml H2SO44 N.

    3. Menambahkan tetes demi tetes larutan

    KMnO4 0,05 N sampai cairan berwarna

    merah muda.

    2 tetes

    4. Memanaskan larutan di atas hot plate sampai

  • 7/25/2019 PERCOBAAN V OKE.pdf

    11/19

    V- 11

    larutan hampir mendidih.

    5. Menambahkan larutan KMnO4 0,05 N lalu

    memanaskannya selama 5 menit tepat.

    V KmnO4= 1 ml

    Warna = ungu

    6. Jika selama pemanasan warna KMnO4hilang,

    maka menambahkan lagi larutan KMnO40,05

    N sehingga larutan tetap berwarna ungu.

    Warna tetap ungu

    7. Menambahkan 5 ml larutan Asam Oksalat

    0,01 N setelah pemanasan selesai.

    VAsam Oksalat= 5 ml

    Warna = coklat

    8. Menitrasi dengan larutan KMnO4 0,05 N

    sampai berwarna ungu.

    9. Mencatat volume larutan KMnO40,05 N yang

    digunakan untuk menitrasiV titrasi= 1,1 ml

    5.4.1.3 Penentuan Faktor Ketelitian KMnO4Zat Organik

    No. Langkah Percobaan Hasil

    1. Menambahkan 5 ml larutan Asam Oksalat

    0,01 N ke dalam labu erlenmeyer.

    2. Menitrasi dengan larutan KMnO4 0,05 N

    sampai berwarna merah muda.

    3. Dicatat volume larutan KMnO4 0,01 N

    yang digunakan untuk menitrasi.V titrasi= 0,2 ml

  • 7/25/2019 PERCOBAAN V OKE.pdf

    12/19

    V- 12

    5.4.2 Pembahasan

    Pada percobaan pertama yaitu pembebasan labu erlenmeyer dari zat

    organik. Alat laboratorium dalam hal ini labu erlenmeyer, tentu tidak lepas dari

    keberadaan adanya zat organik yang menempel pada permukaan dinding labu

    erlenmeyer. Supaya percobaan mengenai perhitungan zat organik pada sampel air

    irigasi dan air tambang mendapatkan hasil yang akurat dan valid.

    Pembebasan labu erlenmeyer dari zat organik menggunakan air kran

    sebanyak 50 ml sebagai media bahan, dikarenakan air kran dapat melarutkan

    keberadaan zat organik yang berada dalam labu erlenmeyer sebelum dipanaskandimasukkan batu didih kedalam erlenmeyer, batu didih berfungsi untuk

    menghindari terlewatnya titik didih. Kemudian menambahkan 2,5 ml asam sulfat

    dan 2 tetes KMnO4 hingga cairan berwarna merah muda. Labu erlenmeyer

    selanjutnya dipanaskan dengan hot plate hingga mendidih selama 5 menit.

    Apabila selama pemanasan warna merah muda hilang maka ditambahkan kembali

    larutan H2SO4 4 N. Namun jika tidak terjadi perubahan warna tidak perlu

    ditambahkan H2SO4 4 N. Setelah mendidih larutan dibuang dan labu erlenmeyer

    tersebut sudah terbebas dari zat organik. Sehingga dapat digunakan untuk

    memeriksa kandungan zat organik pada sampel.

    Pemeriksaan selanjutnya yaitu zat organik pada sampel air irigasi

    martapura dan air tambang cempaka. Penambahan asam sulfat sebenarnya adalah

    sebagai pereaksi terhadap KMnO4 dimana prinsip dari metode asam pada

    pengukuran permanganat. Berikut ini reaksi yang terjadi ketika pembebasan

    erlenmayer dari zat organik.

    Zat Organik + KMnO4berlebih CO2+ H2O ...(5.1)

    Tahapan setelah pembebasan labu erlenmeyer dari zat organik, selanjutnya

    adalah pemeriksaan zat organik dengan menggunakan metode ttitrasi

    permanganometri. Memasukkan sampel air irigasi dan air tambang masing-

    masing sebesar 50 ml ke dalam labu erlenmeyer yang telah terbebas dari zat

    organik kemudian ditambahkan 2,5 ml H2SO4 4 N dan tetes demi tetes KMnO4

    0,05N hingga sampel berubah warna menjadi ungu. Kemudian dipanaskan

  • 7/25/2019 PERCOBAAN V OKE.pdf

    13/19

    V- 13

    dengan hot platehingga mendidih selama 5 menit. Jika selama pemanasan warna

    ungu hilang maka ditambahkan kembali larutan H2SO4 4 N. Namun jika tidak

    terjadi perubahan warna tidak perlu ditambahkan H2SO4 4 N. Pada penentuan zat

    organik menggunakan metode asam, zat organik didalam sampel dioksidasi oleh

    KMnO4berlebih dalam keadaan asam dan panas. Sisa KMnO4direduksi dengan

    larutan asam oksalat berlebih sebanyak 5 ml hingga larutan berubah warna

    menjadi bening dari yang awalnya berwarna ungu pekat. Kelebihan asam oksalat

    dititrasi kembali dengan KMnO4atau kalium permanganat sebanyak 2,5 ml dan

    menjadi endapan coklat dengan reaksi sebagai berikut :

    2 KMnO4+ 5H2C2O4+ 3H2SO4 2MnSO4+ 10CO2+ K2SO4 + 8 H2O ...(5.2)

    Endapan coklat menunjukkan bahwa sampel air tambang cempaka dan air

    irigasi martapura mengandung zat organik. Tebentuknya endapaan coklat (MnO2)

    karena asam oksalat yang dicampurkan pada sampel bersifat sebagai bahan

    organik sehingga akan mengikat bahan organik lainnya. Kemudian dilakukan

    dititrasi dengan larutan KmnO4 0,05 N. KmnO4 merupakan oksidator kuat yang

    dapat bertindak sebagai autoindikator. Permanganat akan memberikan warna asal

    sehingga titik akhir titrasi akan terlihat jelas. Reaksi yang terjadi adalah :

    2 Na++ C2O42-+ 2 H+ H2C2O4+ 2 Na

    + ... (5.3)

    Na2C2O4 2 Na++ C2O4

    2- ... (5.4)

    Atau

    H2C2O4 2 H++ C2O4

    2- ... (5.5)

    2 MnO4-+ 5 C2O4

    2-+ 16 H+ 2 Mn2++ 10 CO2+ 8 H2O ...(5.6)

    Volume titrasi yang didapat sebesar 1,1 mL dan digunakan untuk

    menghitung kandungan zat organik pada sampel air.

    Faktor ketelitian KMnO4 zat organik diperlukan agar hasil perhitungan

    yang didapat dalam mencari kandungan zat organik pada sampel air irigasi dan air

    tambang. Dimana volume titrasi KMnO4yang dibutuhkan sebanyak 0,2 ml untuk

    mereaksikan larutan asam oksalat 5 ml menjadi berwarna ungu. Dari volume

    KMnO4yang didapatkan, maka diperoleh hasil perhitungan untuk faktor ketelitian

    KMnO4 zat organik sebesar 25.

  • 7/25/2019 PERCOBAAN V OKE.pdf

    14/19

    V- 14

    Hasil perhitungan untuk kandungan zat organik pada sampel air irigasi

    martapura didapatkan sebesar 315,93 mg/l KMnO4 dan 568,8 mg/l KMnO4untuk

    air tambang cempaka. Menurut peraturan menteri kesehatan (Permenkes) Nomor:

    492/MenKes/Per/IV/2010 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air

    menyatakan bahwa untuk parameter zat organik (KMnO4) kadar maksimum yang

    diperbolehkan yaitu 10 mg/l. Dari sini dapat diketahui bahwa ternyata kandungan

    zat organik pada sampel air irigasi martapura dan air tambang cempaka sangatlah

    tinggi, sehinga air tersebut tidak dapat digunakan sebagai air minum. Zat organik

    biasanya berasal dari aktivitas manusia seperti pertambangan pertanian, kegiatan

    rumah tangga maupun industri. Air irigasi banyak mengandung zat organik dari

    limbah pertaniaan seperti penggunaan pupuk dan pestisida, sedangkan pada air

    tambang zat organik berasal dari proses pengolahannya atau sisa material

    pengolahan bahan tambang. Adanya bahan-bahan organik dalam air menyebabkan

    terjadi perubahan sifat fisik dari air, terutama dengan timbulnya warna, bau, rasa,

    dan kekeruhan.

  • 7/25/2019 PERCOBAAN V OKE.pdf

    15/19

  • 7/25/2019 PERCOBAAN V OKE.pdf

    16/19

    V - 16

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonim1, M. B. 2008.Pengembangan Sensor Chemical.

    http://www.digilib.ui.ac.id%2Ffile%3Ffile%3Ddigital%2F12626

    KIM.006-08-Pengembangan%2520sensor_Pendahuluan.pdf

    Diakses tanggal 8 Desember 2010.

    Anonim2. 2007.Bahan Organik.

    http://kmit.faperta.ugm.ac.id/artikel%20-%20organik.html

    Diakses tanggal 8 Desember 2015.

    Anonim3. 2009.Penetapan Kadar Zat Organik (Bilangan Permanganat).

    http://sodiycxacun.blogspot.com/2009/10/penetapan-kadar-zatorganik-

    bilangan_09.html

    Diakses tanggal 8 Desember 2010.

    Day, R.A.Jr & A.L. Underwood. 1999. Kimia Analisis Kuantitatif. Erlangga,

    Jakarta.

    Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air. Penerbit Kanius, Yogyakarta.

    Sutrisno, C. Totok, dkk. 2006. Teknologi Pengyediaan Air Bersih. Rineka Cipta,Jakarta.

    http://kmit.faperta.ugm.ac.id/artikel%20-%20organik.htmlhttp://kmit.faperta.ugm.ac.id/artikel%20-%20organik.html
  • 7/25/2019 PERCOBAAN V OKE.pdf

    17/19

    V - 17

    LAMPIRAN

    PERHITUNGAN ZAT ORGANIK

    1. Penentuan Faktor Ketelitian KMnO4 Zat Organik

    Diketahui : Volume KMnO4= 0,2 ml

    Ditanya : Faktor Ketelitian?

    Jawab :

    Faktor Ketelitian =

    =

    =

    2. Pemeriksaan Zat Organik

    a. Pada air irigasi martapura

    Diketahui : Vsampel air irigasi = 50 ml

    Volume KMnO40,01 N = 1 mlBerat ekivalen KMnO4 = 31,6 ml

    Vtitrasi KMnO4 (a) = 1 ml

    Faktor Ketelitian (F) = 25

    Ditanya : Kandungan Zat Organik?

    Jawab :

    Kandungan Zat Organik

    = 1000/(V sampel) x[{V(KMnO4)+ a)x F}-V(KMnO4)] x N(KMnO4 ) x

    BE(KMnO4)

    = 1000/50 x [{(1+1)x 25}- 5]}x 0,01x 31,6

    = 20 x [49,99]x 0,01 x 31,6

    = 315,93 mg/l KMnO4

  • 7/25/2019 PERCOBAAN V OKE.pdf

    18/19

    V - 18

    a.

    Pada air tambang cempaka

    Diketahui : Volume H2SO4 = 2,5 ml

    Volume titrasi KMnO4 (a) = 1,1 ml

    Volume sampel air = 50 ml

    Normalitas KMnO4 = 0,01 N

    Berat ekivalen KMnO4 = 31,6

    Faktor Ketelitian (F) = 25

    Ditanya : Kandungan Zat Organik?

    Jawab :

    Kandungan Zat Organik

    =

    [{( ) } ]

    =

    ,* + -

    = 20 x [90] x 0,01 x 31,6

    = 568,8 mg/l KMnO4

  • 7/25/2019 PERCOBAAN V OKE.pdf

    19/19

    V - 19

    LAMPIRAN

    DAFTAR PERTANYAAN

    1.

    Jelaskan apa yang dimaksud dengan bahan organik?

    2. Jelaskan bagaimana memeriksa kandungan bahan organik pada suatu sampel!

    JAWABAN

    1. Zat organik adalah zat yang pada umumnya merupakan bagian dari binatang

    atau tumbuh tumbuhan dengan komponen utamanya adalah karbon, protein,

    dan lemak lipid. Zat organik ini mudah sekali mengalami pembusukan oleh

    bakteri dengan menggunakan oksigen terlarut.

    2. Memeriksa kandungan bahan organik pada suatu sampel dengan metode

    permanganometri. Permanganometri merupakan metode titrasi dengan

    menggunakan kalium permanganat, yang merupakan oksidator kuat sebagai

    titran. Titrasi ini didasarkan atas titrasi reduksi dan oksidasi atau redoks.

    Kalium permanganat telah digunakan sebagai pengoksida secara meluas lebih

    dari 100 tahun. Reagensia ini mudah diperoleh, murah dan tidak memerlukan

    indikator kecuali bila digunakan larutan yang sangat encer. Permanganat

    beraksi secara beraneka, karena mangan dapat memiliki keadaan oksidasi +2,

    +3, +4, +6, dan +7.