PERCOBAAN V Aluminium dan Senyawanya.pdf

download PERCOBAAN V Aluminium dan Senyawanya.pdf

of 15

Transcript of PERCOBAAN V Aluminium dan Senyawanya.pdf

  • 85

    PERCOBAAN V

    ALUMINIUM DAN SENYAWANYA

    I. Tujuan Percobaan

    Tujuan dari percobaan ini yaitu mempelajari kimia almunium dan seyawanya,

    serta membandingkannya dengan kimia magnesium dan senyawanya.

    II. Landasan Teori

    (Latin: alumen, alum) Orang-orang Yunani dan Romawi kuno menggunakan

    alum sebagai cairan penutup pori-pori dan bahan penajam proses pewarnaan. Pada

    tahun 1761 de Morveau mengajukan nama alumine untuk basa alum dan Lavoisier,

    pada tahun 1787, menebak bahwa ini adalah oksida logam yang belum ditemukan.

    Wohler yang biasanya disebut sebagai ilmuwan yang berhasil mengisolasi

    logam ini pada 1827, walau aluminium tidak murni telah berhasil dipersiapkan oleh

    Oersted dua tahun sebelumnya. Pada 1807, Davy memberikan proposal untuk

    menamakan logam ini aluminum (walau belum ditemukan saat itu), walau pada

    akhirnya setuju untuk menggantinya dengan aluminium. Nama yang terakhir ini sama

    dengan nama banyak unsur lainnya yang berakhir dengan ium.

    Aluminium juga merupakan pengejaan yang dipakai di Amerika sampai tahun

    1925 ketika American Chemical Society memutuskan untuk menggantikannya

    dengan aluminum. Untuk selanjutnya pengejaan yang terakhir yang digunakan di

    publikasi-publikasi mereka.

    Metoda untuk mengambil logam aluminium adalah dengan cara

    mengelektrolisis alumina yang terlarut dalam cryolite. Metoda ini ditemukan oleh

    Hall di AS pada tahun 1886 dan pada saat yang bersamaan oleh Heroult di Perancis.

    Cryolite, bijih alami yang ditemukan di Greenland sekarang ini tidak lagi digunakan

    untuk memproduksi aluminium secara komersil. Penggantinya adalah cariran buatan

    yang merupakan campuran natrium, aluminium dan kalsium fluorida.

  • 86

    Aluminium adalah unsur logam yang biasa dijumpai dalam kerak bumi dan

    terdapat dalam batuan seperti felspar dan mika. Kandungan yang mudah diperoleh

    adalah oksida terhidrat seperti bauksit, Al2O3.nH2O, dan kryolit, Na3AlF6.

    Satu-satunya oksida aluminium adalah alumina, Al2O3. meskipun demikian,

    kesederhanaan ini diimbangi dengan adanya bahan-bahan polimorf dan terhidrat yang

    sifatnya bergantung kepada kondisi pembuatannya. Terdapat dua bentuk anhidrat,

    Al2O3 yaitu Al2O3 dan Al2O3. Al2O3 stabil pada suhu tinggi dan juga

    metastabil tidak terhingga pada suhu rendah. Ia terdapat di alam sebagai mineral

    korundum dan dapat dibuat dengan pemanasan Al2O3 atau oksida anhidrat

    apapun di atas 1000oC. Al2O3 diperoleh dengan dehidrasi oksida terhidrat pada

    suhu rendah (~450oC). Al2O3 keras dan tahan terhadap hidrasi dan penyerangan

    asam, sedangkan Al2O3 mudah menyerap air dan larut dalam asam. Alumina

    yang digunakan untuk kromatografi dan diatur kondisinya untuk berbagai kereaktifan

    adalah Al2O3.

    (Umi Fadilah. 2010)

    Aluminium adalah unsur logam yang biasa dijumpai dalam kerak bumi dan

    terdapat dalam batuan seperti felspar dan mika. Kandungannya yang mudah diperoleh

    adalah oksida terhidrat seperti bauksit, Al2O3.nH2O, dan kryolit, Na3AlF6.

    Aluminium dibuat dalam skala besar, dari bauksit, Al2O3.nH2O. Ia dimurnikan

    dengan pelarutan dalam NaOH akua dan diendapkan ulang sebagai Al(OH)3 dengan

    menggunkan CO2. Hasil dehidrasinya dilarutkan dalam lelehan kryolit, dan

    lelehannya pada 800 sampai 1000 dielektrolisis. Aluminium adalah logam yang

    keras, kuat dan berwarna putih. Meskipun sangat elektropositif, ia bagaimanapun juga

    tahan terhadap korosi karena lapisan oksida yang kuat dan liat terbentuk pada

    permukaannya. Lapisan lapisan oksida yang tebal seringkali dilapiskan secara

    elektrolitik pada aluminium, yaitu proses yang disebut anodisasi; lapisan lapisan

    yang segar dapat diwarnai dengan pigmen. Aluminium larut dalam asam mineral

    encer, tetapi dipasifkan oleh HNO3 pekat. Bila pengaruh perlindungan lapisan

    oksida dirusakkan, misalnya dengan penggoresan atau dengan amalgamasi,

  • 87

    penyerangan cepat meskipun oleh air sekalipun dapat terjadi. Logamnya mudah

    bereaksi oleh larutan NaOH panas, halogen, dan berbagai nonlogam.

    (F. Albert Cotton. 2009:287)

    Hanya unsur aluminium dan golongan IIIA yang diproduksi secara besar

    besaran. Aluminium dibuat melalui proses Hall-Haroult. Suatu metode komersial

    pembuatan aluminium melalui elektrolisis aluminium oksida yang dilarutkan dalam

    lelehan kriolit, , Na3AlF6. Campuran kriolit dielektrolisis pada sekitar 950 .

    Walaupun reaksi elektrolisis sangat rumit, tetapi reaksi bersih dapat dinyatakan

    seperti berikut:

    4Al3+

    +(aq) + 12e-

    4Al (katoda)

    6O2-

    (aq) + 3C 3CO2(g) _ 12e- (anoda)

    2[2Al3+

    + 302-

    ] + 3C(s) elektrolisis

    4Al(l) +3CO2(g)

    (reaksi keseluruhan)

    Al2O3

    (Yayan Sunarya. 2012: 398)

    Bila garam aluminium dilarutkan ke dalam air, ion Al3+

    mengalami hidroksi.

    Al3+

    + H2 [Al(H2O)6]3+

    Ion hesa aquao aluminium (III) / (Al3+

    (aq))

    Oleh karena kerapatan ion sangat besar maka ion ini dapat menarik elektron

    dalam ikatan OH- dari air dekatnya, sehingga air merupakan donor proton.

    [ Al(H2O)6)]3+

    + H2O [Al(H2O)5(OH)2+

    ] + H3O

    Oleh karena itu larutan garam Al3+

    bersifat asam, asam-asam asetat. Jika basa

    yang lebih kuat dari air seperti S2-

    dan CO22-

    ditambahkan pada larutan aluminium,

    ion H+ akan dilepaskan dari [ Al(H2O)6)]

    3+ .

    [Al(H2O)6]3+

    + 3 S- [Al(H2O)3(OH)3] + 2 H2S

    Reaksi yang mirip terjadi jika basa kuat seperti NaOH (aq) ditambahkan pada

    larutan garam Al.

    [Al(H2O)6]3+

    + 3OH- (aq) [Al(H2O)3(OH)3] + (H2O)3

    Dengan NaOH (aq) berlebih endapan akan melarut.

    [Al(H2O)3(OH)3] (s) + OH- [Al(H2O)3(OH)3] + H2O

  • 88

    Meskipun tidak tepat, reaksi antara ion aluminium dengan NaOH(aq),

    biaasanya ditulis sebagai berikut :

    Al3+

    (aq) + 3OH-(aq) Al(OH)3 (s)

    Al(OH)3(s) + OH-(aq) Al(OH)4

    - (aq)

    (Umi Fadilah. 2010)

  • 89

    III. Prosedur Kerja

    3.1 Alat dan Bahan

    Alat

    1. Tabung reaksi

    2. Pipa penyalur

    3. Gelas kimia 100 mL

    4. Pembakar bunsen

    5. Gelas piala 50 mL

    Bahan

    1. Keping aluminium

    2. Pita magnesium

    3. NaOH encer

    4. Larutan Mg2+ 0,1 M

    5. Serbuk Aluminium

    6. HCl encer

    7. Larutan Al3+ 0,1 M

    3.2 Skema Kerja

    3.2.1 Percobaan 1 Reaksi Dengan HCl

    Dimasukkan ke dalam tabung reaksi

    Ditambahkan keping logam

    aluminium

    Diamati reaksi yang terjadi

    Dipanaskan jika belum bereaksi

    Diulangi percobaan dengan mengganti

    logam aluminium dengan magnesium

    3.2.2 Percobaan 2 Reaksi dengan NaOH

    Dimasukkan ke dalam tabung reaksi

    5 mL HCl encer

    HASIL

    5 mL NaOH

  • 90

    Ditambahkan keping atau serbuk

    aluminium

    Dipanaskan jika selama 5 menit tidak

    terjadi reaksi

    Diulangi percobaan, dengan

    mengganti aluminium dengan

    magnesium

    3.2.3 Percobaan 3 Membandingkan sifat asam basa ion Al3+ dan Mg2+

    yang terhidrasi

    Dimasukkan ke dalam tabung reaksi

    Diperiksa pH larutan dengan kertas

    indikator

    Ditambahkan NaOH encer 0,1 M,

    sehingga endapan larut kembali

    Dimasukkan ke dalam tabung reaksi

    Diperiksa pH larutan

    HASIL

    3 mL larutan Al3+

    3 mL larutan

    Mg2+

    HASIL

  • 91

    IV. Hasil dan Pembahasan

    4.1 Hasil

    Perlakuan Hasil Pengamatan

    Reaksi dengan HCl

    5 mL HCl + 0,5 gr serbuk Al serbuk Al tidak larut dan menyatu

    dalam HCl, terbentuk dua lapisan,

    lapisan bawah larutan HCl dan lapisan

    atas Al yang membentuk padatan

    seperti plastik, serta dinding tabung

    reaksi terasa hangat

    5 mL HCl + pita Mg pita Mg meleleh dan menghasilkan

    gelembung udara dan gas

    Reaksi dengan NaOH

    5 mL NaOH + 0,5 gr Al Dinding tabung reaksi terasa panas,

    terdapat gelembung udara serta gas,

    setelah didiamkan lama kelamaan

    serbuk Al memenuhi tabung reaksi

    5 mL NaOH + Pita Mg Pita Mg tidak beraksi, setelah 5 menit

    dilakukan pemanasan timbul

    gelembung udara yang menempel

    pada pita Mg

    Membandingkan Sifat Asam Basa Al3+

    dan Mg2+

    yang Terhidrasi

    - 3 mL larutan Al3+ diperikasa pH

    dengan indikator universal

    - Ditambahkan NaOH

    pH larutan 4

    terdapat gelembung udara dan pada

    dinding tabung reaksi terbentuk serbuk

    serbuk Al

    - 3 mL larutan Mg2+ diuji pH dengan

    indikator universal

    - Ditambahkan NaOH

    pH larutan 7

    tidak terjadi reaksi

  • 92

    4.2 Pembahasan

    Aluminium adalah unsur paling melimpah ketiga dalam kerak bumi.

    Umumnya digunakan di rumah tangga, dalam kerajinan seperti pencelupan dan

    tembikar, dan juga dalam konstruksi untuk membuat paduan. Aluminium dapat

    bereaksi dengan oksigen untuk menghasilkan senyawa ion, serta dapat bereaksi

    dengan halida, asam serta basa.

    Pada percobaan Aluminium dan Senyawanya ini kita dapat melihat reaksi

    antara senyawa aluminium dengan asam dan basa, serta dapat membandingkan sifat

    keasaman dan kebasaan aluminium dengan magnesium. Pada percobaan ini ,

    praktikan dapat melihat perbedaan antara logam aluminium dan magnesium

    walaupun keduanya terletak pada periode yang sama yaitu periode ketiga. Berikut

    penjelasan dari percobaan yang telah dilakukan.

    4.2.1 Reaksi dengan Asam Klorida

    Pada pengamatan ini kita dapat melihat reaksi yang terjadi ketika keping

    aluminium dimasukkan ke dalam larutan HCl encer. Seperti yang kita ketahui, HCl

    merupakan asam kuat yang bersifat korosif, disini kita dapat mengetahui apakah HCl

    dapat mengikis aluminium. Pada percobaan ini, praktikan tidak menggunkan keping

    aluminium tetapi menggunakan serbuk aluminium.

    Logam aluminium dapat larut dengan mudah dalam larutan asam sulfat encer

    untuk membentuk larutan yang mengandung ion Al (III) dan gas hidrogen, H2. Hasil

    yang sama juga ditunjukkan ketika direaksikan dengan asam klorida encer yang juga

    memberikan persamaan ion Al (III). Aluminium bereaksi dengan asam klorida encer

    membentuk aluminium klorida dan gas hidrogen.

    2Al(s) + 6H+

    (aq) 2Al3+

    (aq) + 3H2(aq)

    Disini ketika serbuk aluminium dimasukkan ke dalam aluminium yang terjadi

    adalah serbuk Al tidak larut dan menyatu dalam HCl, terbentuk dua lapisan, lapisan

    bawah larutan HCl dan lapisan atas Al yang membentuk padatan seperti plastik, serta

    dinding tabung reaksi terasa hangat. Disini tidak dilakukan pemanasan, tetapi ketika

    larutan aluminium didiamkan, serbuk aluminium yang tercampur dalam HCl lama

    kelamaan terus memenuhi tabung reaksi sehingga melimpah keluar. Reaksi yang

  • 93

    terjadi antara aluminium dengan HCl terbilang lambat. Berbeda ketika pita

    magnesium dimasukkan ke dalam larutan HCl, pita magnesium dengan segera

    melarut dalam larutan HCl dan terbentuk gelembung gelembung gas. Dari sini

    dapat diketahui bahwa reaksi Al dengan HCl lambat dibandingkan Mg. Reaksi yang

    terjadi pada percobaan ini adalah:

    1. Reaksi antara Al dan HCl

    2Al(s) + 6HCl (aq) 2AlCl3 (aq) + 3H2(g)

    2. Reaksi antara Mg dan HCl

    3Mg (s) + 6HCl (aq) 3MgCl2 (aq) + 3H2 (g)

    4.2.2 Reaksi dengan Larutan Natrium Hidroksida

    Pada percobaan ini dapat dilihat reaksi antara aluminium dengan larutan basa.

    Larutan basa yang digunakan adalah NaOH, dimana NaOH merupakan basa kuat dan

    larutan alkali. Disini serbuk Al dan pita Mg ditambahkan ke dalam larutan NaOH.

    Penggunaan NaOH sebagai untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya aluminium

    dalam bentuk Al3+

    . Hasil positif ditunjukan dengan adanya endapan putih, jika

    dilakukan penambahan NaOH berlebih maka endapan yang terbentuk akan melarut

    kembali, hal ini dapat disebabkan endapan putih Al(OH)3 larut dalam basa

    membentuk Al(OH)4- menurut reaksi seperti berikut :

    Al(OH)3(s) + (aq) Al

    (aq)

    Aluminium larut dalam natrium hidroksida dengan evolusi gas hidrogen, H2,

    dan pembentukan aluminat dari jenis [Al(OH)4] -. Pada percobaan ini ketika serbuk

    Al dimasukkan ke dalam larutan NaOH dinding tabung reaksi terasa panas, terdapat

    gelembung udara serta gas, setelah didiamkan lama kelamaan serbuk Al memenuhi

    tabung reaksi, serta reaksi berjalan cepat.

    Reaksi yang terjadi yakni:

    2Al(s) + 2NaOH(aq) + 6H2O 2Na+(aq) + 2[Al(OH)4]- + 3H2(g)

    Sedangakn ketika pita Mg dimasukkan ke dalam larutan NaOH, pita Mg tidak

    beraksi, karena tidak terjadi reaksi maka dilakukan pemanasan, setelah pemanasan

    timbul gelembung udara yang menempel pada pita Mg.

  • 94

    Reaksi yang terjadi adalah :

    3MgO (s) + 3OH- + 5H2O 3 [Mg(OH)3]

    - + 2H2 (g) + 2O2 (g)

    Dari reaksi yang tejadi dapat diketahui bahwa logam Mg tidak dapat bereaksi dengan

    larutan alkali encer.

    4.2.3 Membandingkan sifat Asam-Basa ion Al3+ dan Mg2 yang terhidrasi.

    Sifat asam berkaitan dengan sifat non logam, sedangkan sifat basa berkaitan

    dengan logam. Sifat basa atau sifat asam dari suatu unsur bergantung pada

    konfigurasi elektron dan harga ionisasi unsur unsur tersebut. Dari kiri ke kanan,

    unsur unsur periode ketiga memiliki harga ionisasi semakin besar sehingga semakin

    sukar melepas elektron. Penyebabnya elektron dari unsur tersebut akan kurang

    tertarik ke arah oksigen sehingga kecendrungan untuk membentuk ion OH menjadi

    berkurang.

    Sedangkan sifat keasaman unsur yang terletak pada periode ketiga semakin

    kekanan, sifat asam semakin kuat, hal ini dikarenakan energi ionisasi unsur periode

    ketiga dari kiri ke kanan semakin besar sehingga semakin mudah menarik elektron

    dari atom oksigen. Sehingga dapat diketahui logam Al lebih bersifat asam

    dibandingkan dengan logam Mg. walaupun keduanya merupakan basa lemah.

    Untuk mengetahui keasaman antara logam Al dan Mg dilakukan pengukuran

    dengan menggunakan indikator universal. Larutan Al3+

    memiliki pH 4 sedangkan

    larutan Mg2+

    memiliki pH 7. Dari pH yang diperoleh ini dapat diketahui bahwa

    larutan Al3+

    bersifat asam dan Mg2+

    , hasil yang diperoleh sesuai dengan teori dimana

    sifat keasaman logam periode ketiga, semakin kekanan sifat asam semakin kuat.

    Sehingga dapat diketahui Al3+

    tergolong asam Bronsted Lowry. Karena sifat

    keasamaan dari Al maka Al kurang reaktif sedangkan Mg bersifat basa sehingga

    menyebabkan Mg lebih reaktif.

    Setelah pemeriksaan dengan indikator universal, kemudian larutan Al3+

    dan

    Mg2+

    ditambahkan larut NaOH. Untuk Al3+

    ketika ditambahkan NaOH encer larutan

    berwarna putih susu dan terdapat endapan putih, kemudian endapan melarut saat

  • 95

    penambahan NaOH 3 mL, karena Al3+

    juga bersifa basa (amfoter), sehingga ion akan

    menjadi ion negatif.

    Reaksinya :

    Al3+

    (aq) + 2OH- + 3H2O 6 Al(OH)4

    -

    Ketika larutan Mg2+

    ditambahkan larutan NaOH tidak terjadi reaksi.

  • 96

    V. Kesimpulan dan Saran

    5.1 Kesimpulan

    1. Reaksi logam Aluminium dalam HCl encer berjalan lambat dan

    memerlulkan pemanasan. Sedang pada reaksi Pita Mg dengan HCl encer

    berlangsung dengan cepat tanpa ada pemanasan

    2. Logam aluminium lebih mudah terlarut dalam larutan basa NaOH

    dibandingkan dengan Magnesium

    3. Sifat keasaman unsur yang terletak pada periode ketiga semakin kekanan,

    sifat asam semakin kuat, hal ini dikarenakan energi ionisasi unsur periode

    ketiga dari kiri ke kanan semakin besar sehingga semakin mudah menarik

    elektron dari atom oksigen

    5.2 Saran

    Disarankan untuk percobaan reaksi dengan HCl, digunkan keping logam Al

    sehingga lebih mudah mengamati reaksi yang terjadi, dan melengkapi peralatan

    dalam percobaan ini sehingga percobaan dapat berjalan dengan lancar.

  • 97

    VI. Daftar Pustaka

    Cotton, F. Albert. 2009. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta : UI Press

    Sunarya, Yayan. 2012. Kimia Dasar Jilik 2. Bandung : Yrama Widya

    Umi Fadilah. 2010. Percobaan VI-Al dan Senyawanya. Diakses Pada 26 Mei 2014.

    https://alchemist08.files.wordpress.com/.../percobaan-vi-al-dan-senyawan...

  • 98

    Pertanyaan

    1. Uraikan dan jelaskan apa yang terjadi dan tulis reaksinya!

    Jawab:

    1) Reaksi dengan HCl

    a. Al + HCl

    Serbuk Al tidak larut dan menyatu dalam HCl, terbentuk dua lapisan,

    lapisan bawah larutan HCl dan lapisan atas Al yang membentuk padatan

    seperti plastik, serta dinding tabung reaksi terasa hangat

    Reaksi yang terjadi:

    2Al(s) + 6HCl (aq) 2AlCl3 (aq) + 3H2(g)

    b. Mg + HCl

    pita Mg meleleh dan menghasilkan gelembung udara dan gas

    reaksi yang terjadi:

    3Mg (s) + 6HCl (aq) 3MgCl2 (aq) + 3H2 (g)

    Baik Al maupun Mg dapat bereaksi dengan HCl membentuk suatu garam dan

    gas H2.

    2) Reaksi dengan NaOH

    a. Al + NaOH, inding tabung reaksi terasa panas, terdapat gelembung udara

    serta gas, setelah didiamkan lama kelamaan serbuk Al memenuhi tabung

    reaksi

    Reaksi :

    2Al(s) + 2NaOH(aq) + 6H2O 2Na+(aq) + 2[Al(OH)4]- + 3H2(g)

    b. Mg + NaOH Pita Mg tidak beraksi, setelah 5 menit dilakukan pemanasan

    timbul gelembung udara yang menempel pada pita Mg

    Reaksi yang terjadi:

    3MgO (s) + 3OH- + 5H2O 3 [Mg(OH)3]

    - + 2H2 (g) + 2O2 (g)

    3) Membandingkan sifat asam basa

    a. Larutan Al3+ bersifat asam dengan pH 4

    b. Larutan Mg2+ bersifat basa dengan pH 7

  • 99

    2. Apa sebabnya Al(OH)4(H2O)2 melarut dalam air sedangkan Al(OH)3(H2O)3 tidak

    melarut?

    Jawab :

    [Al(H2O)2]- melarut sedangkan [Al(OH)3(H2O)3] tidak melarut, karena

    [Al(H2O)2]- merupakan ion kompleks yang tentunya melarut, sedangkan

    [Al(OH)3(H2O)3] tidak dapat mengion sebagai donor akseptor elektron dalam air

    3. Perbedaan utama antara sifat kimia dari Al dan Mg.

    Jawab:

    1) Baik Al dan Mg dapat bereaksi dengan Asam

    2) Al dapat bereaksi dengan larutan basa, sedangkan Mg tidak dapat bereaksi

    dengan basa

    3) Al bersifat amfoter sehingga sehinnga kurang reaktif, sedangkan Mg bersifat

    basa,sehingga lebih reaktif.

    4. Apa yang menyebabkan panci aluminium tidak boleh dicuci dengan Natrium

    Karbonat?

    Jawab:

    Karena natrium karbonat bereaksi dengan Al sehingga dikhawatirkan jika dicuci

    dengan natrium karbonat panci aluminium lama kelamaan akan terkikis

    5. Manakah asam Bronsted Lowry terkuat? Jelaskan!

    Jawab:

    Al3+

    karena asam melepaskan Ion H+ bila dilarutkan dalam air , sedangkan Mg

    2+

    bersifat basa.