Percobaan V
-
Upload
christianto-pasunu -
Category
Documents
-
view
46 -
download
11
Transcript of Percobaan V
PERCOBAAN V
ISOLASI ANTOSIANIN DARI UBI JALAR UNGU
I. Tujuan Percobaan
Mempelajari cara isolasi antosianin dari ubi jalar ungu
II. Tinjauan Pustaka
Tanaman ubi jalar ungu (Ipomea batatas L) berasal dari Amerika
bagian Tengah dan pada sekitar tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar dan
ditanam di hampir seluruh wilayah Indonesia. Ubi jalar kaya akan serat diet,
mineral, vitamin dan antioksi dan seperti asam fenolat, antos ianin, tokoferol
dan beta karoten. Selain bekerja sebagai antioksidan, senyawa
karotenoid dan fenolat juga menjadikan ubi jalar menjadi menarik dengan
warna krem, kuning, oranye dan ungu. Kandungan fenolat pada ubi jalar
sekitar 0,14 – 0,51 mg/gberat segar. Ubi jalar ungu mengandung 0,4 – 0,6 mg
antosianin/g berat segar. Ubi jalar ungu juga merupakan bahan pangan
sumber energi dalam bentuk gula dankarbohidrat, mengandung vitamin
dan mineral yang dibutuhkan tubuh antara lain kalsium danzat besi, vitamin A
dan C. Ubi jalar ungu juga banyak mengandung serat pangan sehingga
denganmengkonsumsi ubi jalar misalnya dapat mengurangi penyakit
pencernaan seperti kanker ususoan tever. Kandungan nutrisi ubi jalar ungu
lebih tinggi bila dibandingkan ubi jalar varietas lain,terutama kandungan lisin,
Cu, Mg, K, Zn rata-rata 20%. Ubi jalar ungu mengandung antosianin
yang merupakan zat warna pada tanaman.Kandungan antosianin
dalam ubi jalar ungu berkisar antara 14,68 210,00 mg/100 g
bahan.Besar kandungan antosianin dalam ubi jalar ungu tergantung pada
intensitas warna ungu padaub i ungu , mak in ungu wa rna ub i maka
kandungan an to s i an in mak in t i ngg i . An tos i an in merupakan
antioksi dan alami yang dapat mencegah penyakit kanker, jantung, tekanan
darahtinggi, katarak dan dapat menghaluskan kulit. Konsumsi antosianin yang
diperbolehkan per hari menurut ADI (Acceptable Daily lntake) sebesar
0 - 0,25 mg/kg berat badan, apabilakonsumsinya berlebihan dapat
menyebabkan keracunan (Rukmana, H. R, 2001).
Senyawa antosianin termasuk kelompok senyawa flavonoid yang
berwarna ungu. Senyawa ini telah diketahui memiliki aktivitas antioksidan
yang sangat tinggi dan mampu mencegah kerusakan sel terutama bagi orang
yang kesibukannya sangat tinggi. Selain mencegah kerusakan sel, antosianin
juga berperan mencegah timbulnya penyakit degenerative yang disebabkan
karena radikal bebas (Tim Dosen KBA, 2013).
Ubi jalar ungu (Ipomoeabatatas L. var. Ayamurasaki ) merupakan
salah satu jenis ubi jalar yang semua bagian umbinya berwarna ungu dan
pertama kali dikembangkan di Jepang. Varietas introduksi tersebut
mempunyai banyak kelebihan dibandingkan ubi jalar lokal seperti Gunung
Kawi dan Samarinda baik dari aspek produktivitas (varietas introduksi20-25
ton/ha, sedang varietas lokal 15-20 ton/ha), maupun warna ungunya yang
lebih pekat dan merata keseluruh bagian umbinya mulai dari kulit sampai
dagingnya. Dengan demikian ubi jalar Ayamurasaki sangat potensial untuk
dijadikan bahan baku antosianin. Berkembangnya industri pengolahan
pangan akan memacu penggunaan pewarna sintetis yang tidak aman untuk
konsumsi karena mengandung logam berat (timah, besi dan alumunium) yang
berbahaya bagi kesehatan. Untuk itu diperlukan pencarian alternatif pewarna
alami seperti antosianin. Antosianin merupakan pewarna alami yang tersebar
luas dalam tumbuhan (bunga, buah-buahan, sayuran, danubi-ubian).
Antosianin sebagai pewarna alami dapat diaplikasikan pada minuman ringan,
permen, dan produk berbasis susu seperti yogurt ,dan keju. Antosianin cocok
untuk mewarnai makanan dengan pH asam, hal ini terkait dengan kestabilan
antosianin dalam kondisi asam. Antosianin adalah bagian senyawa fenol yang
tergolong flavonoid. Antosianin jumlahnya sekitar 90 – 96 % dari total
senyawa fenol. Pigmen ini berperan terhadap timbulnya warna merah hingga
biru pada beberapa bunga, buah, dan daun. Antosianin bersifat polar sehingga
dapat dilarutkan pada pelarut polar seperti etanol, aceton, dan air (Yudiono,
2011).
Antosianin merupakan pigmen yang memegang peran penting dalam
memberi efek warna pada sebagian besar tanaman di dunia. Antosianin
adalah pigmen yang larut dalam air bertanggung jawab terhadap warna biru,
ungu, violet, magenta, merah dan oranye, antosianin itu sendiri aman untuk
dikonsumsi, tidak beracun dan tidak menimbulkan mutasi genetika. Hal
tersebut membuktikan bahwa pewarna alami khususnya antosianin aman
digunakan (Jackman dan Smith 1996).
Struktur antosianin (Jackman dan Smith, 1996)
Secara kimia, semua antosianin merupakan turunan suatu
struktur aromatik tunggal,yaitu “cyanidin” (sianidin), dan semuanya
terbentuk dari pigmen sianidin denganpenambahan atau pengurangan gugus
hidroksil atau dengan metilasi atau glikosilasi.Antosianidin adalah
aglikon antosianin yang terbentuk bila antosianin dihidrolisis
denganasam. Antosianidin yang paling umum dipakai sampai saat ini
adalah sianidin yang berwarnamerah l embayung . Pe rbedaan
wa rna a l ami p igmen i n i d ipenga ruh i o l eh h id roks i l a s i
dan metilasi. Hidroksilasi meningkatkan warna biru sedangkan
metilasi meningkatkan warnamerah. Aplikasi antosianin sebagai
pewarna makanan dan minuman dapat dilakukan pada pHrendah seperti
untuk minuman ringan, minuman beralkohol, manisan, saos, pikel,
makananbeku atau kalengan serta yoghurt. Faktor-faktor yang
mempengaruhi stabilitas antosianin adalah oksigen, pH,
temperatur, cahaya, ion logam, enzim, dan asam askorbat.
Stabilitasantosianin dipengaruhi oleh pH dan panas sensitif. Kecepatan
kerusakan anthosianin pada pH yang lebih tinggi dan juga reaksi ini lebih
cepat pada suhu yang lebih tinggi (Sri Winarsih. 2005).
III.Alat dan Bahan
III.1. Alat
1. Erlenmeyer
2. Corong kaca
3. Gelas kimia 50 ml
4. Neraca analitik
5. Spektrofotometer
6. Kuvet
7. Labu ukur
8. Indikator pH
9. Labu ukur 25 ml
10. Pipet tetes
11. Lumpang dan alu
12. Rak tabung reaksi
13. Penangas air
14. Gelas ukur 100 ml
III.2. Bahan
1. Ubi jalar ungu
2. HCl 2 M
3. NaOH 2 M
4. Buffer pH 1
5. Buffer pH 4,5
6. Etanol 95 %
7. Kertas saring
8. Kertas pH
9. Aluminium voil
10. Tissue
IV. Prosedur Kerja
1. Menimbang ubi jalar ungu dalam bentuk tepung sebanyak 10 g, kemudian
memasukkan ke dalam Erlenmeyer 250 ml dan menambahkan etanol
sebanyak 99 ml dan HCl 1 % sebanyak 1 ml
2. Mengocok campuran selama 1 jam di atas mesin kocokagitasi 250 rpm,
kemudian menyaring dan tampung filtratnya
3. Mengambil ekstrak sebanyak 5 ml kemudian menambahkan dengan HCl 2
M dan memanasakan pada suhu 100 oC selama 5 menit dan mengamati
perubahan warnanya
4. Mengambil ekstrak sebanyak 5 ml kemudian menambahkan NaOH 2 M
tets demi tetes sambil mengamati perubahan warnanya
5. Membagi ekstrak menjadi dua bagian, satu bagian diukur pHnya hingga
pH 1 dan satunya lagi diukur pHnya hingga pH 4,5
6. Mengukur serapan bagian kedua tersebut pada oanjang gelombang 510
nnm dan 700 nm. Kemudian menghitung serapannya menggunakan
persamaan :
A = [(A 510 – A 700) pH 1 – (A 510 – A 700) pH 4,5]
7. Menghitung kandungan antosianin dengan persamaan :
Total antosianin (mg/L) = A x MW X Df X 103
€ X L
Dimana :
A = absorbansi
€ = 26.900 l/mol cm
L = lebar kuvet 1 cm
MW = berat molekul sianidin 449,2 g/mol
Df = faktor pengenceran
V. Hasil Pengamatan
5.1. Hasil
a. Uji Kualitatif
No. Perlakuan Hasil
1 Ekstrak + HCl 2M
dipanaskan
Tidak terjadi perubahan warna
dari (pink).
2 Ekstrak + NaOH 2M Larutan berwarna hijau
kebiruan.
b. Uji Kuantitatif
pH λ A
1510 1,342
700 0,025
4,5510 0,692
700 0,081
5.2. Analisa Data
a. Menentukan absorbans dari ekstrak dengan panjang gelombang
berbeda
A = [(A510 – A700) pH 1 – (A510 – A700) pH 4,5]
A = [(1,342– 0,025) – (0,692– 0,081)]
A = 0.706
b. Menentukan kadar antosianin
Total antosianin(mgL
)= A × MW × Df ×103
€ × L
Total antosianin(mgL
)=0.706×449,2
grmol
× 1× 103
26.9001
mol cm×1cm
Total antosianin(mgL
)=¿11.78941 mg/L
5.3. Pembahasan
Senyawa antosianin termasuk kelompok senyawa flavonoid yang
berwarna ungu. Senyawa ini telah diketahui memiliki aktivitas antioksidan
yang sangat tinggi dan mampu mencegah kerusakan sel terutama bagi orang
yang kesibukannya sangat tinggi. Selain mencegah kerusakan sel, antosianin
juga berperan mencegah timbulnya penyakit degenerative yang disebabkan
karena radikal bebas. Pada percobaan ini akan dilakukan isolasi antosianin
dari ubi jalar ungu. Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari cara
mengisolasi antosianin dari ubi jalar ungu.
Pertama-tama menimbang ubi jalar ungu dalam bentuk tepung
sebanyak 5 gram, tujuan digunakannya ubi jalar ungu dalam bentuk tepung
adalah agar zat-zat yang terkandung di dalam ubi jalar ungu mudah melarut
dalam pelarut yang digunakan. Hal ini karena semakin halus serbuk, maka
kelarutan akan meningkat karena semakin banyak terjadi kontak dengan
pelarut, sehingga semakin banyak zat yang dapat terbentuk dan semakin
efisien proses pemisahan atau ekstraksi yang terjadi. Kemudian
memasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml dan menambahkan etanol-HCl 1
% sebanyak 100 ml, Antosianin merupakan pigmen yang bersifat polar dan
akan larut dengan baik dalam pelarut pelarut polar. Sehingga pada
percobaan ini pelarut yang digunakan yaitu etanol, karena etanol merupakan
pelarut polar, sedangkan fungsi dari penambahan etanol-HCl 1 % yaitu
untuk mendenaturasi membran sel tanaman kemudian melarutkan pigmen
antosianin keluar dari sel.
Langkah ke dua yaitu mengocok campuran selama 1 jam, hal ini
bertujuan agar larutan tercampur sempurna atau terjadi homogenisasi yang
mengakibatkan terjadinya pengikatan partikel-partikel pada campuran
tersebut. Kemudian menyaring campuran dengan kertas saring yang
bertujuan untuk memisahkan filtrat dengan residu dari campuran. Kemudian
menampung filtratnya yang akan digunakan untuk perlakuan selanjutnya.
Langkah ke tiga yaitu mengambil ekstrak sebanyak 5 ml kemudian
ditambahkan dengan HCl 2 M sebanyak 10 tetes, hal ini bertujuan untuk
mendekstruksi atau merombak senyawa antosianin. Kemudian dipanaskan
selama 5 menit, fungsi dari pemanasan tersebut yaitu untuk merombak
struktur antosianin. Dan pada perlakuan ini warna yang didapatkan yaitu
berwarna merah gelap. Langkah ke empat yaitu mengambil ekstrak
sebanyak 5 ml kemudian ditambahkan NaOH 2 M tetes demi tetes dan
didapatkan larutan berwarna kuning kehijauan. Menurut Anonim (2012),
bahwa Warna yang ditimbulkan oleh antosianin tergantung dari tingkat
keasaman (pH) lingkungan sekitar sehingga pigmen ini dapat dijadikan
sebagai indikator pH. Warna yang ditimbulkan adalah merah (pH 1), biru
kemerahan (pH 4), ungu (pH 6), biru (pH 8), hijau (pH 12), dan kuning (pH
13). Hal ini menunjukkan bahwa pada percobaan ini telah sesuai dengan
literatur yang ditandai dengan berwarna merah saat ditambahkan asam (HCl)
dan berwarna kuning saat ditambahkan basa (NaOH).
Langkah ke lima yaitu membagi ekstrak menjadi dua bagian, yaitu
bagian satu pH 1 dan yang satunya lagi pH 4,5. Kemudian menghitung
serapannya pada panjang gelombang 510 nm dan 700 nm. Dari hasil
pengukuran diketahui bahwa larutan dengan pH 1 serapan pada panjang
gelombang 510 nm yaitu 1,342 dan pada panjang gelombang 700 nm yaitu
0,025. Sedangkan untuk larutan dengan ph 4,5 diperoleh serapan pada
panjang gelombang 510 nm adalah 0,692 dan pada panjang gelombang 700
nm adalah0,081.
Langkah selanjutnya yaitu menghitung nilai serapannya dan
menghitung total antosianin (mg/L). Dari hasil perhitungan diperoleh nilai
serapan sebesar 0.706 dan nilai total antosianin (mg/L) sebesar 11,78941
mg/L. Hal ini tidak sesuai dengan literatur, menurut Anonim (2012) total
antosianin dalam ubi jalar ungu berkisar antara 14,68 - 21,00 mg/100 gr
bahan. Besar kandungan antosianin pada ubi jalar ungu tergantung pada
intensitas warna ungu, makin ungu warna ubinya maka kandungan
antosianinnya makin tinggi. Hasil yang diperoleh pada percobaan ini
mendekati hasil yang diharapkan jadi, dapat dikatakan praktikum ini
berlangsung dengan baik.
VI. Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Antosianin merupakan senyawa flavonoid yang dihasilkan dari tanaman
berwarna berkisar dari orange, merah kebiruan dan ungu.
2. Senyawa antosianin diisolasi menggunakan larutan etanol-HCl 1 %.
3. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai serapannya yaitu 0,706 dan total
antosianinnya yaitu 11,78941 mg/L.
4. Semakin ungu warna ubi jalar ungu maka semakin tinggi kandungan
antosianinnya.
Daftar Pustaka
Jackman, R. L. dan Smith J. L. 1996. Anthocyanins and Betalains. Di dalam
Hendry G. A. P dan J.D. Houghton (Eds). Natural Food Colorants, 2nd
Edition. Chapman and Hall, London.
Rukmana, H, R, 2001. Aneka Keripik Umbi. Kanisisius. Yogyakarta
Yudiono Kukuk. 2011. Ekstrak Antosianin dari Ubi Jalar Ungu ( Ipomea batas cv.
Ayamurasaki ) dengan Teknik Ekstraksi Subcritical Water . Jurnal Teknologi
Pangan Vol. 2 No. 1 : 1-27
Winarsih Sri. 2005. Studi Ekstraksi Pigmen Antosianin pada Ubi Jalar Ungu
( Ipomea batatas L ) dan Uji Stabilitas pada Produk Minuman (Yoghurt dan
Sari Buah). Undergraduate Theses from JIPTUMMP
Tim Dosen KBA. 2013 Penuntun Praktikum Kimia Bahan Alam. FMIPA
UNTAD. Palu