137243657 PERCOBAAN III Sifat Koligatif Larutan Penurunan Titik Beku
Percobaan III
-
Upload
dessy-noorlia -
Category
Documents
-
view
22 -
download
0
Transcript of Percobaan III
LAPORAN PRAKTIKUM
ANALISIS MAKANAN DAN MINUMAN I
PERCOBAAN III
IDENTIFIKASI LEMAK DAN MINYAK
NAMA : DESSY NOORLIA
NIM : J0B111229
KELOMPOK : II (DUA)
ASISTEN : AMALIA SARI NASTITI
PROGRAM STUDI D-3 ANALIS FARMASI DAN MAKANAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2013
PERCOBAAN III
IDENTIFIKASI LEMAK DAN MINYAK
I. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan diadakannya praktikum kali ini yaitu untuk mengetahui cara
identifikasi lemak dan minyak secara kualitatif.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Minyak merupakan campuran dari ester asam lemak dengan gliserol.
Jenis minyak yang umumnya dipakai untuk menggoreng adalah minyak
nabati seperti minyak sawit, minyak kacang tanah, minyak wijen dan
sebagainya. Minyak goreng jenis ini mengandung sekitar 80% asam lemak
tak jenuh jenis asam oleat dan linoleat, kecuali minyak kelapa. Proses
penyaringan minyak kelapa sawit sebanyak 2 kali (pengambilan lapisan
lemak jenuh) menyebabkan kandungan asam lemak tak jenuh menjadi lebih
tinggi. Tingginya kandungan asam lemak tak jenuh menyebabkan minyak
mudah rusak oleh proses penggorengan (deep frying), karena selama proses
menggoreng minyak akan dipanaskan secara terus menerus pada suhu tinggi
serta terjadinya kontak dengan oksigen dari udara luar yang memudahkan
terjadinya reaksi oksidasi pada minyak (Sartika, 2009).
Lemak merupakan salah satu kandungan utama dalam makanan, dan
penting dalam diet karena beberapa alasan. Lemak merupakan salah satu
sumber utama energi dan mengandung lemak esensial. Namun konsumsi
lemak berlebihan dapat merugikan kesehatan, misalnya kolesterol dan lemak
jenuh. Dalam berbagai makanan,komponen lemak memegang peranan
penting yang menentukan karakteristik fisik keseluruhan, seperti aroma,
tekstur, rasa dan penampilan. Karena itu sulit untuk menjadikan makanan
tertentu menjadi rendah lemak (low fat), karena jika lemak dihilangkan, salah
satu karakteristik fisik menjadi hilang. Lemak juga merupakan target untuk
oksidasi, yang menyebabkan pembentukan rasa tak enak dan produk menjadi
berbahaya (Lechninger, 1982).
Lemak biasanya dinyatakan sebagai komponen yang larut dalam
pelarut organik (seperti eter, heksan atau kloroform), tapi tidak larut dalam
air.Senyawa yang termasuk golongan ini meliputi triasilgliserol,
diasilgliserol, monoasilgliserol, asam lemak bebas, fosfolipid, sterol,
karotenoid dan vitamin A dan D. Fraksi lemak sendiri mengandung campuran
kompleks dari berbagai jenis molekul. Namun triasilgliserol merupakan
komponen utama sebagian besar makanan, jumlahnya berkisar 90-99% dari
total lemak yang ada. Sifat dari lemak:
a) Hidrofobik (sulit untuk larut dalam air).
b) Hanya larut dalam larutan non-polar seperti klorofom, eter, dan benzene.
c) 1 gram lemak menghasilkan 39.06 kjoule atau 9,3 kcal.
d) Lemak terdiri atas unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen.
Fungsi utama lemak: sebagai penyekat, bantalan dan cadangan energi.
Fungsi penyekat tampak jelas pada membran sel. Seluruh sel mahluk hidup
dibungkus oleh membran yang antara lain terdiri dari molekul-molekul lemak
yang tersusun sedemikian rupa sehingga isi sel terpisah dari dunia luar.
Fungsi penyekat tampak jelas pula pada sel-sel syaraf. Baik sel syaraf
maupun serat syaraf diliputi oleh sarung pembungkus yang disebut mielin,
yang terutama terdiri atas lemak. Fungsi sebagai bantalan tampak misalnya
pada jaringan bawah kulit, yang menebal ditempat-tempat tertentu dan juga
disekitar berbagai alat didalam rongga tubuh dan dibelakang bola mata.
Lemak juga merupakan bentuk cadangan energi bagi tubuh. Senyawa ini
dibentuk bila tubuh kelebihan makanan dan dipecah bila tubuh kekurangan
energi. Secara kasar tampak dalam bentuk perubahan berat badan atau dalam
bentuk gemuk dan kurus (Almatsier, 2001)
Lipid atau trigliserida merupakan bahan bakar utama hampir semua
organisme disamping karbohidrat. Trigliserida adalah triester yang terbentuk
dari gliserol dan asam-asam lemak. Asam-asam lemak jenuh ataupun tidak
jenuh yang dijumpai pada trigliserida, umumnya merupakan rantai tidak
bercabang dan jumlah atom karbonnya selalu genap. Ada dua macam
trigliserida, yaitu trigliserida sederhana dan trigliserida campuran. Trigliserida
sederhana mengandung asam-asam lemak yang sama sebagai penyusunnya,
sedangkan trigliserida campuran mengandung dua atau tiga jenis asam lemak
yang berbeda (Poedjiadi, 1994)
Triasilgliserol merupakan ester dari tiga asam lemak dan sebuah
molekul gliserol. Asam lemak yang ditemukan di makanan bervariasi panjang
rantainya, derajat ketidakjenuhannya dan posisinya pada molekul gliserol.
Akibatnya fraksi triasilgliserol sendiri mengandung campuran kompleks dari
berbagai jenis molekul yang berbeda. Masing-masing jenis lemak
mempunyai profil lemak yang berbeda yang menentukansifat fisikokimia dan
nutrisinya. Istilah lemak, minyak dan lipid sering digunakan secara berbeda
oleh ahli makanan. Umumnya yang dimaksud lemak adalah lipid yang padat,
sedangkan minyak adalah lipid yang cair pada suhu tertentu (Lechninger,
1982).
(Sartika, 2009)
III. ALAT DAN BAHAN
III.1 Alat
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini meliputi kertas
saring, pembakar Bunsen, pipet, rak tabung reaksi, dan tabung reaksi.
III.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini meliputi air,
bahan uji larutan (minyak dan margarin ), KOH, KHSO4, NaOH, Iodium,
dan pelarut (aseton, etanol, kloroform dan eter).
IV. PROSEDUR KERJA
A. Uji Kelarutan Lemak
1. Sebanyak 10 tetes air ditambahkan dengan 1-2 tetes sampel.
2. Kemudian ditambahkan dengan 10 tetes pelarut (aseton, etanol,
kloroform dan eter) pada tiap 1-2 tetes sampel pada tabung.
3. Larutan tersebut kemudian ditotolkan pada kertas saring dan diamati
nodanya.
B. Uji ketidak jenuhan
1. Disediakan larutan iodium dalam kloroform.
2. 0,5 mL iodium dituangkan dalam tabung reaksi.
3. Larutan uji dimasukkan setetes demi setetes, tiap penambahan selesai
dikocok sampai warna iodium hilang.
4. Diamati perubahan yang terjadi.
C. Penyabunan
1. Sebanyak 4-5 tetes sampel dimasukkan kedalam tabung reaksi.
2. Kemudian ditambahkan dengan aquadest sebanyak 3 mL.
3. Setelah itu ditambahkan dengan 1 mL KOH lalu dipanaskan selama 1-
2 menit.
4. Diulangi percobaan dengan mengganti KOH dengan NaOH.
5. Hasilnya diamati dan dibandingkan.
D. Uji gliserol
1. KHSO4 dituangkan dalam tabung reaksi.
2. Kemudian ditambahkan dengan 5 tetes larutan uji.
3. Setelah itu dipanaskan dan dicium baunya.
4. Hasil pengamatan tersebut dicatat.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil
Table 1. kelarutan lemak
No Nama pelarut Noda pada kertas saring
Minyak goreng Margarin
1 Aseton ada noda ada noda
2 Etanol ada noda ada noda
3 Kloroform ada noda ada noda
4 Eter tidak ada noda ada noda
Tabel 2. Uji ketidak jenuhan
No Nama sampel Hasil yang didapat Keterangan
1 Minyak 40 tetes tidak hilang iodiumnya negatif
2 Margarin 40 tetes tidak hilang iodiumnya negatif
Table 3 uji penyabunan
No Nama larutanHasil yang diperoleh
Minyak Margarin
1 KOH Berbusa Berbusa
2 NaOH Berbusa Berbusa
Table 4. Uji Gliserol
No Nama Sampel Hasil yang didapat
1 Minyak tidak berbau dan berwarna bening
2 Margarin berbau mentega dan berwarna kuning
5.2 Pembahasan
Lipid atau trigliserida merupakan bahan bakar utama hampir semua
organisme disamping karbohidrat. Trigliserida adalah triester yang terbentuk
dari gliserol dan asam-asam lemak. Asam-asam lemak jenuh ataupun tidak
jenuh yang dijumpai pada trigliserida, umumnya merupakan rantai tidak
bercabang dan jumlah atom karbonnya selalu genap. Ada dua macam
trigliserida, yaitu trigliserida sederhana dan trigliserida campuran. Trigliserida
sederhana mengandung asam-asam lemak yang sama sebagai penyusunnya,
sedangkan trigliserida campuran mengandung dua atau tiga jenis asam lemak
yang berbeda.
Pada umumnya, trigliserida yang mengandung asam lemak tidak
jenuh bersifat cairan pada suhu kamar, disebut minyak, sedangkan trigliserida
yang mengandung asam lemak jenuh bersifat padat yang nonpolar seperti
kloroform, benzena, atau eter. Trigliserida akan terhidrolisis jika dididihkan
dengan asam atau basa. Hidrolisis trigliserida oleh basa kuat (KOH atau
NaOH) akan menghasilkan suatu campuran sabun K+ atau Na+ dan gliserol.
Hidrolisis trigliserida dengan asam akan menghasilkan gliserol dan asam-
asam lemak penyusunnya. Trigliserida dengan bagian utama asam lemak
tidak jenuh dapat diubah secara kimia menjadi lemak padat oleh proses
hidrogenasi sebagian ikatan gandanya. Jika terkena udara bebas, trigliserida
yang mengandung asam lemak tidak jenuh cenderung mengalami
autooksidasi. Molekul oksigen dalam udara dapat bereaksi dengan asam
lemak, sehingga memutuskan ikatan gandanya menjadi ikatan tunggal. Hal ini
menyebabkan minyak mengalami ketengikan.
Garam asam lemak biasanya disebut sabun. Daya pembersih sabun
bertumpu pada sifat amfipatrik molekul sabun. Dengan ion Ca++ dan Mg++
sabun dapat membentuk garam Ca atau Mg yang mengendap. Oleh karena
itu, apabila dalam air terdapat ion-ion tersebut atau yang disebut air sadah.
Sabun mempunyai sifat dapat menurunkan tegangan permukaan air. Hal ini
tampak dari timbulnya busa apabila sabun dilarutkan dalam air dan
diaduk.Asam lemak tak jenuh mudah mengadakan reaksi pada ikatan
rangkapnya. Dengan gas hydrogen dan katalis Ni dapat terjadi reaksi
hidrogenasi, yaitu pemecahan ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal.
Lemak hewan dan tumbuhan mempunyai susunan asam lemak yang
terkandung didalamnya diukur dengan bilangan iodium. Bilangan iodium
adalah banyaknya gram iodium yang dapat bereaksi dengan 100 gram asam
lemak. Jadi, makin banyak ikatan rangkap, makin besar bilangan iodium.
Dengan proses hidrolisis lemak akan terurai menjadi asam lemak gliserol.
Proses ini dapat berjalan dengan menggunakan asam, basa, atau enzim
tertentu. Proses hidrolisis yang menggunakan basa menghasilkan gliserol dan
garam asam lemak atau sabun. Oleh karena itu, proses hidrolisis yang
menggunakan basa disebut proses penyabunan. Oksidasi asam lemak tidak
jenuh akan menghasilkan peroksida dan selanjutnya akan terbentuk aldehida.
Inilah yang menyebabkan terjadinya bau dan rasa yang tak enak atau tengik.
Fator penyebabnya, kelembapan udara, cahaya, suhu tinggi dan adanya
bakteri perusak.
Minyak adalah ester asam lemak tidak jenuh dengan gliserol. Melalui
proses hidrogenasi dengan bantuan katalis logam Pt atau Ni, asam lemak
tidak jenuh diubah menjadi asam lemak jenuh, dan melalui proses
penyabunan dengan basa NaOH dan KOH akan terbentuk sabun dan gliserol.
Asam-asam tak jenuh mudah mengalami oksidasi udara, ternyata isomer-
isomer cis lebih mudah mengalami oksidasi daripada trans. Reaksi oksidasi
meliputi penarikan oleh radikal peroksida untuk membentuk hidroperoksida
yang stabil, dimana zat ini terurai menjadi asam-asam keto dan hidroksiketo.
Hasil penguraian ini yang menyebabkan pada sementara minyak menjadi
tengik. Gliserol yang diperoleh dari hasil penyabunan lemak atau minyak
adalah suatu zat cair yang tidak berwarna dan mempunyai rasa yang agak
manis. Gliserol larut baik dalam air dan tidak larut dalam eter. Apabila
gliserol dicampur dengan KHSO4 dan dipanaskan hati-hati, akan timbul bau
yang tajam khas seperti bau lemak yang terbakar yang disebabkan oleh
terbentuknya akrilaldehida atau akrolein. Oleh karena timbulnya bau yang
tajam itu, akrolein mudah diketahui dan reaksi ini telah dijadikan reaksi untuk
menentukan adanya gliserol atau senyawa yang mengandung gliserol seperti
lemak dan minyak. Bila lemak dan minyak dicampur dengan KHSO4 dan
dipanaskan hati-hati juga akan terjadi akrolein.
1. Uji Kelarutan Lemak
Hasil yang diperoleh dari praktikum yaitu untuk uji kelarutan lemak
dengan sampel minyak goreng pelarut eter tidak terdapat noda sedangkan
untuk pelarut aseton, etanol dan kloroform terdapat noda. Sedangkan untuk
margarine pada semua pelarut terdapat noda. Adapun reaksi yang terjadi yaitu
Kelarutan minyak dalam air:
Kelarutan minyak dalam etanol:
Kelarutan minyak dalam kloroform:
Kelarutan minyak dalam aseton:
2. Uji Ketidak Jenuhan
Hasil yang diperoleh untuk uji ketidak jenuhan pada praktikum ini
yaitu untuk sampel minyak dan margarine untuk keduanya negative karena
pada saat direaksikan dengan iodium tidak hilang artinya sampel yang
digunakan menganduk lemak yang jenuh.
3. Uji Penyabunan
Hasil yang diperoleh pada praktikum kali ini pada sampel minyak
setelah ditambahakan dengan KOH menghasilkan reaksi yang positif dan
ditambahkan dengan NaOH juga menghasilkan reaksi yang positif . Untuk
sampel margarine yang ditambahkan dengan KOH juga menghasilkan reaksi
yang positif dan ditambahkan dengan NaOH juga menghasilkan reaksi yang
positif, ditandai dengan terbentuknya busa. Reaksi yang terjadi adalah sebagai
berikut:
4. Uji Gliserol
Gliserol ditambahkan dengan krsital KHSO4 menghasilkan larutan
yang berbau menyengat. Pada sampel minyak tidak menimbulkan bau
yang menyengat tapi pada margarine menghasilkan bau khas margarine.
Reaksinya :
VI. KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh dari praktikum kali ini yaitu
1. Hasil yang didapat pada uji kelarutan terdapat noda kecuali untuk pelarut
eter pada sampel minyak goreng.
2. Hasil yang didapat pada uji ketidak jenuhan negatif karena tidak terjadi
perubahan pada iodium.
3. Hasil yang didapat pada uji penyabunan yaitu positif terdapat busa.
4. Hasil yang didapat pada uji gliserol untuk minyak tidak berbau dan
berwarna bening sedangkan margarine berbau khas dan berwarna kuning.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. 2001. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia. Jakarta
Lechninger, A.L. 1982. Dasar-dasar Biokimia. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Poedjiadi, A. 1994. Dasar-dasar Biokimia. UIP. Jakarta.
Sartika, R. A. D. 2009. Pengaruh Suhu Dan Lama Proses Menggoreng (DeepFrying) Terhadap Pembentukan Asam Lemak Trans . Vol. 13 No. 1 23-28.