Percobaan II

10
PERCOBAAN II ANALISIS CAMPURAN DUA KOMPONEN TANPA PEMISAHAN DENGAN SPEKTROFOTOMETER I. PENDAHULUAN 1.1 Tujuan Praktikum Tujuan diadakannya praktikum kali ini yaitu untuk mengetahui keaditifan dan panjang gelombang larutan KMnO 4 dan K 2 Cr 2 O 7 dengan spektrofotometer. 2.2 Dasar Teori Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitans atau absorbans suatu contoh sebagai fungsi panjang gelombang; pengukuran terhadap suatu deretan contoh pada suatu panjang gelombang tunggal mungkin juga dapat dilakukan. Alat-alat demikian dapat dikelompokkan naik sebagai manual atau perekam, maupun sebagai sinar-tunggal atau sinar- rangkap. Dalam praktek, alat-alat sinar tunggal biasanya dijalankan dengan tangan dan alat-alat sinar-rangkap biasanya menonjolkan pencatatan spektrum absorbsi, tetapi adalah mungkin untuk mencatat satu spektrum dengan suatu alat sinar tunggal. Unsur-unsur terpenting suatu spektrofotometer adalah sebagai berikut:

Transcript of Percobaan II

Page 1: Percobaan II

PERCOBAAN II

ANALISIS CAMPURAN DUA KOMPONEN TANPA PEMISAHAN

DENGAN SPEKTROFOTOMETER

I. PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Praktikum

Tujuan diadakannya praktikum kali ini yaitu untuk mengetahui

keaditifan dan panjang gelombang larutan KMnO4 dan K2Cr2O7 dengan

spektrofotometer.

2.2 Dasar Teori

Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitans atau

absorbans suatu contoh sebagai fungsi panjang gelombang; pengukuran

terhadap suatu deretan contoh pada suatu panjang gelombang tunggal

mungkin juga dapat dilakukan. Alat-alat demikian dapat dikelompokkan naik

sebagai manual atau perekam, maupun sebagai sinar-tunggal atau sinar-

rangkap. Dalam praktek, alat-alat sinar tunggal biasanya dijalankan dengan

tangan dan alat-alat sinar-rangkap biasanya menonjolkan pencatatan spektrum

absorbsi, tetapi adalah mungkin untuk mencatat satu spektrum dengan suatu

alat sinar tunggal. Unsur-unsur terpenting suatu spektrofotometer adalah

sebagai berikut:

a. Sumber energi radiasi yang kontinyu dan meliputi daerah

spektrum, dimana alat ditujukan untuk dijalankan.

b. Monokromator, yang merupakan suatu alat untuk mengisolasi

suatu berkas sempit dari panjang gelombang-panjang gelombang

daru spektrum luas yang disiarkan oleh sumber (tentu saja tepat

monokromatisitas tidak dicapai).

c. Wadah untuk contoh.

d. Detektor yang merupakan suatu transducer yang mengubahenergi

radiasi menjadi isyarat listrik.

e. Penguat dan rangkaian yang bersangkutan yang membuat isyarat

listrik cocok untuk diamati.

Page 2: Percobaan II

f. Sistem pembacaan yang dapat mempertunjukkan besarnya isyarat

listrik.

Panjang gelombang cahaya UV atau cahaya tampak bergantung

pada mudahnya promosi elektron. Molekul-molekul yang memerlukan

lebih banyak energi untuk promosi elektron, akan menyerap pada panjang

gelombang yang lebih pendek. Molekul yang memerlukan energi yang

lebih sedikit akan menyerap cahaya dalam daerah tampak (yakni senyawa

berwarna) mempunyai elektron yang lebih mudah dipromosikan daripada

senyawa yang menyerap pada panjang gelombang UV yang lebih pendek

(Khopkar, 1990).

Suatu spektrofotometer standar terdiri atas spektrofotometer untuk

menghasilkan cahaya dengan panjang gelombang terseleksi yaitu bersifat

monokromatik serta suatu fotometer yaitu suatu piranti untuk mengukur

intensitas berkas monokromatik, digabungkan bersama dinamakan sebagai

spektrofotometer. Bila cahaya (monokromatik maupun campuran) jatuh

pada suatu medium homogen, sebagian dari sinar masuk akan dipantulkan,

sebagian di serap dalam medium itu, dan sisanya diteruskan. Untuk antar

muka udara-kaca sebagai akibat penggunaan sel kaca, dapatlah dinyatakan

bahwa sekitar 4 persen cahaya masuk dipantulkan Spektrum absorbsi dapat

diperoleh dengan menggunakan bermacam-macam bentuk contoh: gas,

lapisan tipis cairan, larutan dalam bermacam-macam pelarut, dan bahkan

padat. Kebanyakan pekerjaan analitik menyangkut larutan, dan kita

diharapkan di sini untuk mengembangkan satu uraian kuantitatif dari

hubungan konsentrasi larutan dan kemampuannya untuk menyerap radiasi.

Pada waktu yang sama, kita harus sadar bahwa besarnya absorbsi akan

tergantung juga pada jarak yang dijalani oleh radiasi melewati larutan

(Underwood, 1990).

Hukum Lambert menyatakan bahwa bila cahaya monokromatik

melewati medium tembus cahaya, laju berkurangnya intensitas oleh

bertambahnya ketebalan, berbanding lurus dengan intensitas cahaya. Ini

setara dengan menyatakan bahwa intensitas cahaya yang dipancarkan

berkurang secara eksponensial dengan bertambahnya ketebalan medium

Page 3: Percobaan II

yang menyerap. Atau dengan menyatakan bahwa lapisan manapun dari

medium itu yang tebalnya sama akan menyerap cahaya masuk kepadanya

dengan fraksi yang sama.

Hukum tersebut dapat ditinjau sebagai berikut:

1. jika suatu berkas radiasi monokromatik yang sejajar jatuh pada medium

pengabsorpsi pada sudut tegak lurus setiap lapisan yang sangat kecilnya

akan menurunkan intensitas berkas

2. jika suatu cahaya monokromatis mengenai suatu medium yang transparan,

laju pengurangan intensitas dengan ketebalan medium sebanding dengan

intensitas cahaya

3. intensitas berkas sinar monokromatis berkurang secara eksponensial bila

konsentrasi zat pengabsorpsi lemah

(Fessenden, 1986).

Spektrofotometri serap merupakan pengukuran interaksi antara radiasi

elektromagnetik panjang gelombang tertentu yang sempit dan mendekati

monokromatik, dengan molekul atau atom dari suatu zat kimia. Hal ini

didasarkan pada kenyataan bahwa molekul selalu mengabsorbsi cahaya

elektromagnetik jika frekuensi cahaya tersebut sama dengan frekuensi getaran

dari molekul tersebut. Elektron yang terikat dan elektron yang tidak terikat

akan tereksitasi pada suatu daerah frekuensi, yang sesuai dengan cahaya

ultraviolet dan cahaya tampak (Wahyudi, 2010).

II. CARA PERCOBAAN

2.1 ALAT DAN BAHAN

2.1.1 Alat

Alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu

botol semprot, labu takar, pipet volum 5ml, pipet volum 10ml,

pipet tetes, spektrofotometer spektronik 20 D, dan tabung kuvet.

2.1.2 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu

Aquades, larutan K2Cr2O7 10-2M, larutan KMnO4 10-3M, dan

larutan H2SO4

Page 4: Percobaan II

2.2 Cara Kerja

A. Keaditifan absorbans larutan KMnO4 dan K2Cr2O7

1. Disiapkan larutan-larutan KMnO4 10-2M ,K2Cr2O7 10-3M dan larutan

campuran keduanya.

2. Diukur ketiga larutan tersebut dengan panjang gelombang 400-600

nm dengan kenaikan 10 nm.

3. Dibuat grafik hubungan antara panjang gelombang dengan nilai

absorbansnya.

B. Nilai K

1. Larutan KMnO4 diencerkan dengan H2SO4 sampai 100 ml dengan

konsentrasi 0,25.10-4M, 0,5.10-4M, 1.10-4M, 2.10-4M dan 3.10-4M.

2. Larutan K2Cr2O7 diencerkan dengan aquades sampai 100ml dengan

konsentrasi 0,5.10-4M, 1.10-4M, 2.10-4M, 4.10-4M, dan 8.10-4M

3. Masing-masing diukur dengan panjang gelombang maksimum yang

sebelumnya didapatkan.

C. Analisis Contoh Campuran

1. Larutan kedua campuran juga diukur dengan panjang gelombang yang

didapatkan sebelumnya.

2. Dibuat grafik hubungan konsentrasi tersebut.

Page 5: Percobaan II

IV. PEMBAHASAN

Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitans atau

absorbans suatu contoh sebagai fungsi panjang gelombang; pengukuran

terhadap suatu deretan contoh pada suatu panjang gelombang tunggal

mungkin juga dapat dilakukan. Alat-alat demikian dapat dikelompokkan

naik sebagai manual atau perekam, maupun sebagai sinar-tunggal atau

sinar-rangkap.

Praktikum kali ini yaitu untuk mengetahui keaditifan dan panjang

gelombang larutan KMnO4 dan K2Cr2O7 dengan spektrofotometer

spektronik 20 D. Hasil yang diperoleh pada larutan KMnO4 untuk panjang

gelombang 400 nm – 600 nm dengan kenaikan 10 nm yaitu 0,106 ; 0,062 ;

0,052 ; 0,072 ; 0,107 ; 0,178 ; 0,262 ; 0,396 ; 0,551 ; 0,710 ; 0,921 ; 1,027 ;

1,194 ; 1,097 ; 1,149 ; 0,788 ; 0,670 ; 0,395 ; 0,196 ; 0,149. Untuk larutan

K2Cr2O7 untuk panjang gelombang 400 nm – 600 nm dengan kenaikan 10

nm yaitu 1,092 ; 0,695 ; 0,513 ; 0,488 ; 0,461 ; 0,428 ; 0,379 ; 0,302 ;

0,239 ; 0,165 ; 0,109 ; 0,062 ; 0,035 ; 0,016 ; 0,007 ; 0,002 ; -0,002 ; -

0,001.

Hasil yang diperoleh untuk nilai K untuk larutan KMnO4 pada

konsentrasi 0,25 x 10-4 pada panjang gelombang 410 nm yaitu 0,007 dan

pada panjang gelombang 560 nm 0,016, pada konsentrasi 0,5 x 10-4 pada

panjang gelombang 410 nm absorbansinya yaitu 0,009 dan panjang

gelombang 560 nm 0,036, pada konsentrasi 1x10-4 0,011 dan 0,070, pada

konsentrasi 2x10-4 yaitu 0,019 dan 0,513, dan konsentrasi 3x10-4 0,025 dan

0,239. Hasil untuk larutan K2Cr2O7 yaitu pada konsentrasi 0,5 x 10-4

absorbansinya 0,034 dan 0,033, konsentrasi 1 x 10-4 0,071 dan 0,075,

konsentrasi 2 x 10-4 absorbansinya 0,137 dan 0,137, konsentrasi 4 x 10-4

yaitu absorbansinya 0,266 dan 0,271 dan pada konsentrasi 8 x 10-4 yaitu

absorbansinya 0,554 dan 0,569 kemudian analisis kedua campuran larutan

tersebut juga diukur absorbansinya dengan panjang gelombang 410 nm

dan 560 nm yaitu 0,396 dan 0,427.

Page 6: Percobaan II

V. KESIMPULAN

Kesimpulan yang diperoleh dari praktikum kali ini yaitu

1.

DAFTAR PUSTAKA

Fessenden dan Fessenden. 1986. Kimia Organik Jilid 2. Erlangga. Jakarta.

Page 7: Percobaan II

Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitas Indonesia Press.Jakarta.

Underwood, A. L. 1990. Analisis Kimia Kiantitatif Edisi ke Enam. Erlangga.Jakarta.

Wahyudi, R. 2010. Multikomponen Analisis. UNPAD. Bandung