Percobaan i Organik II

33
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Reaksi acytilasi merupakan suatu rekasi memasukkan gugus acetyl ke dalam suatu substrat yang sesuai. Gugus acetyl adalah R-C-OO – (dimana R= alkil atau aril). Aspirin disebut juga asam asetil salisilat atau acetylsalicylid acid, dapat dibuat dengan cara acetylasi senyawa phenol (dalam bentuk asam salisilat) menggunakan acetate anhidrat dengan bantuan sedikit katalis asam sulfat pekat. Pada pembuatan aspirin, asam salisilat (0-hydroxy benzoic acid) berfungsi sebagai alkohol dan reaksinya berlangsung pada gugus hidroksi. Aspirin digunakan sebagai obat penurun demam, antibiotika, dan penawar nyeri (analgetika). Biasanya aspirin dijual sebagai garam natriumnya, yaitu natrium asetil salisilat. Untuk menguji

Transcript of Percobaan i Organik II

Page 1: Percobaan i Organik II

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Reaksi acytilasi merupakan suatu rekasi memasukkan gugus acetyl ke

dalam suatu substrat yang sesuai. Gugus acetyl adalah R-C-OO – (dimana R=

alkil atau aril). Aspirin disebut juga asam asetil salisilat atau acetylsalicylid acid,

dapat dibuat dengan cara acetylasi senyawa phenol (dalam bentuk asam salisilat)

menggunakan acetate anhidrat dengan bantuan sedikit katalis asam sulfat pekat.

Pada pembuatan aspirin, asam salisilat (0-hydroxy benzoic acid) berfungsi

sebagai alkohol dan reaksinya berlangsung pada gugus hidroksi. Aspirin

digunakan sebagai obat penurun demam, antibiotika, dan penawar nyeri

(analgetika). Biasanya aspirin dijual sebagai garam natriumnya, yaitu natrium

asetil salisilat. Untuk menguji kemurnian Aspirin dapat menggunakan larutan

Ferri klorida (FeCl3).

Aspirin dibuat dengan mereaksikan asam salisilat dengan anhidrida asam

asetat menggunakan katalis H2SO4 pekat sebagai zat penghidrasi. Asam salisilat

adalah asam bifungsional yang mengandung dua gugus –OH dan –COOH.

Karenanya asam salisilat ini dapat mengalami dua jenis reaksi yang berbeda.

Dengan anhidrida asam asetat akan menghasilkan aspirin, sedangkan dengan

metanol ekses akan menghasilkan metil salisilat. Aspirin memiliki sifat – sifat

sebagai berikut : Mr = 180, titik leleh = 133,4°C, dan titik didih =140°C. Aspirin

Page 2: Percobaan i Organik II

digunakan sebagai obat penurun demam,antibiotika,dan penawar nyeri

(analgetika). Biasanya aspirin dijual sebagai garam natriumnya, yaitu natrium

asetil salisilat.

Aspirin bersifat analgesik yang efektif sebagai penghilang rasa sakit. Selain itu,

aspirin juga merupakan zat anti-inflammatory, untuk mengurangi sakit pada cedera

ringan seperti bengkak dan luka yang memerah. Aspirin juga merupakan zat antipiretik

yang berfungsi untuk mengurangi demam. Untuk mengetahui lebih jauh tentang

pembuatan aspirin (Acetoxy- benzoit acid), maka perlu dilakukan praktikum mengenai

“Pembuatan Aspirin”.

B. Prinsip Percobaan

Prinsip percobaan ini adalah didasarkan pada reaksi substitusi nukleofilik

yang terjadi apabila asam salisilat direaksikan dengan anhidrida asam asetat.

C. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada percobaan kali ini adalah bagaimanakah

proses pembuatan aspirin dari asam salisilat dan anhidrida asam asetat?

D. Tujuan Percobaan

Tujuan percobaan ini adalah dapat membuat aspirin dari asam salisilat dan

anhidrida asam asetat.

Page 3: Percobaan i Organik II

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Asam Anhidrida dan Asam Salisilat

Reaksi asilasi fenol secara luas banyak digunakan dalam industri kimia,

parfum dan obat-obatan. Asilasi aromatik secara umum berlangsung dengan

bantuan katalis asam Lewis. Hidroksiasetofenon merupakan produk aromatic

yang paling menonjol.Senyawa para hidroksiasetofenon (p-HAP) secara luas

digunakan untuk sintesis aspirin dan parasetamol (4-asetoaminofenol),

sedangkan o-HAP merupakan senyawa intermediet untuk menghasilkan 4-

hidroksikumarin dan warfarin yang keduanya digunakan sebagai antikoagulan

dalam terapi penyakit trombotik. Diperoleh melalui penambahan FeCl3 diperoleh

fenol terkonversi dengan baik (Nuraningsih dan Irmina, 2007).

Seperti halida asam, anhidrida asam lebih reaktif daripada asam karboksilat

dan dapat digunakan untuk mensintesis keton, ester atau amida. Anhidrida asam

bereaksi dengan nukleofil yang sama seperti yang bereaksi dengan klorida

asam,namun laju reaksinya lebih rendah. Anhidrida bereaksi dengan air untuk

menghasilkan asam karboksilat. Laju reaksi, seperti laju hidrolisis hidrida asam,

tergantung pada kelarutan amhidrida dalam air. Dengan sedikit

kekecualian,anhidrida asam tidak dapat dibentuk langsung dari asam karboksilat

induknya, tetapi harus dibuat dari derivat asam karboksilat yang lebih reaktif.

Page 4: Percobaan i Organik II

Suatu reaksi reversibel terjadi antara suatu asam karboksilat dan suatu anhidrida

(Fessenden, 1982).

Asam salisilat mempunyai dua radikal fungsi dalam struktur kimianya,

yaitu radikal hidroksifenolik dan radikal karboksil yang langsung terikat pada inti

benzene. Esterifikasi radikal hidroksi fenoliknya dengan fenol diperoleh ester

fenil salisilat yang dikenal dengan nama salol (Damin Sumardjo, 2009).

B. Aspirin

Aspirin atau asam asetilsalisilat (asetosal) adalah sejenis obat turunan dari

salisilat yang sering digunakan sebagai senyawa analgesik (penahan rasa sakit

atau nyeri minor), antipiretik (terhadap demam), dan anti-inflamasi (peradangan).

Aspirin juga memiliki efek antikoagulan dan dapat digunakan dalam dosis

rendah dalam tempo lama untuk mencegah serangan jantung. Kepopuleran

penggunaan aspirin sebagai obat dimulai pada tahun 1918 ketika terjadi

pandemik flu di berbagai wilayah dunia. Awal mula penggunaan aspirin sebagai

obat diprakarsai oleh Hippocrates yang menggunakan ekstrak tumbuhan willow

untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Kemudian senyawa ini dikembangkan

oleh perusahaan Bayer menjadi senyawa asam asetilsalisilat yang dikenal saat

ini. Aspirin adalah obat pertama yang dipasarkan dalam bentuk tablet.

Sebelumnya, obat diperdagangkan dalam bentuk bubuk (puyer). Dalam

menyambut Piala Dunia FIFA 2006 di Jerman, replika tablet aspirin raksasa

dipajang di Berlin sebagai bagian dari pameran terbuka Deutschland, Land der

Ideen (Anonim, 2012).

Page 5: Percobaan i Organik II

Aspirin dibuat dengan mereaksikan asam salisilat dengan anhidrida asam

asetat menggunakan katalis 85% H3PO4 sebagai zat penghidrasi. Asam salisilat

adalah asam bifungsional yang mengandung dua gugus –OH dan –COOH.

Karenanya asam salisilat ini dapat mengalami dua jenis reaksi yang berbeda yaitu

reaksi asam dan basa. Reaksi dengan anhidrida asam asetat akan menghasilkan

aspirin.

  

 Sedangkan reaksi dengan methanol akan menghasilkan metil salisilat. Uji

terhadap asam salisilat, ”my aspirin”, dan aspirin komersil digunakan untuk

menguji kemurnian aspirin, khususnya mendeteksi apakah masih terdapat asam

salisilat dalam sampel. Kemurnian aspirin bisa diuiji dengan menggunakan besi

(III) klorida. Besi(III) klorida bereaksi dengan gugus fenol membentuk kompleks

ungu. Asam salisilat (murni) akan berubah menjadi ungu jika FeCl3 ditambahkan,

karena asam salisilat mempunyai gugus fenol (Wahyu, 2008).

C. Rekristalisasi

Kristal adalah bahan padat dengan susunan atom atau molekul yang teratur

(kisi kristal). Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi faktor-faktor yang

mempengaruhi kecepatan pembentukan kristal antara lain adalah derajat lewat

Page 6: Percobaan i Organik II

jenuh, jumlah inti yang ada atau luas permukaan total dari kristal yang ada,

viskositas larutan, jenis dan banyaknya pengotor dan ergerakan antara larutan

dan kristal. Untuk merekristalisasi suatu senyawa kita harus memilih pelarut

yang cocok dengan senyawa tersebut. Setelah senyawa tersebut dilarutkan

kedalam pelarut yang sesuai kemudian dipanaskan (direfluks) sampai semua

senyawanya larut sempurna. Apabila pada temperatur kamar, senyawa tersebut

telah larut sempurna di dalam pelarut, maka tidak perlu lagi dilakukan

pemanasan. Pemanasan hanya dilakukan apabila senyawa tersebut belum atau

tidak larut sempurna pada keadaan suhu kamar. Salah satu faktor penentu

keberhasilan proses kristalisasi dan rekristalisasi adalah pemilihan zat pelarut

(Hiyu, 2010).

Kristalisasi adalah peristiwa pembentukan partikelpartikel zat padat dalam

dalam suatu fase homogen. Kristalisasi dari larutan dapat terjadi jika padatan

terlarut dalam keadaan berlebih (di luar kesetimbangan, maka sistem akan

mencapai kesetimbangan dengan cara mengkristalkan padatan terlarut.

Pembentukan kristal dari larutan homogen tidak terjadi tepat pada harga

konsentrasi ion sesuai dengan hasilkali kelarutan, tetapi baru akan terjadi saat

konsentrasi zat terlarut jauh lebih tinggi daripada konsentrasi larutan jenuhnya.

Makin tinggi derajat lewat jenuh, makin besar kemungkinan membentuk inti baru

(Devina, 2003).

Kemudahan suatu endapan dapat disaring dan dicuci tergantung sebagian

besar pada struktur morfologi endapan, yaitu bentuk dan ukuran-ukuran

Page 7: Percobaan i Organik II

kristalnya. Semakin besar kristal-kristal yang terbentuk selama berlangsungnya

pengendapan, makin mudah mereka dapat disaring dan mungkin sekali (meski

tak harus) makin cepat kristal-kristal itu akan turun keluar dari larutan, yang lagi-

lagi akan membantu penyaringan. Bentuk kristal juga penting. Struktur yang

sederhana seperti kubus, oktahedron, atau jarum-jarum, sangat menguntungkan,

karena mudah dicuci setelah disaring. Kristal dengan struktur yang lebih

kompleks, yang mengandung lekuk-lekuk dan lubang-lubang, akan menahan

cairan induk (mother liquid), bahkan setelah dicuci dengan seksama. Dengan

endapan yang terdiri dari kristal-kristal demikian, pemisahan kuantitatif lebih

kecil kemungkinannya bisa tercapai (Svehla, 1979 dalam Zatna, 2011).

Page 8: Percobaan i Organik II

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, Tanggal 14 Juni 2012

bertempat di Laboratorium Pengembangan Unit Kimia FKIP Universitas

Haluoleo Kendari.

B. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan adalah sebagai berikut :

Gelas kimia 1000 mL 1 buah

Gelas kimia 250 mL 1 buah

Gelas kimia 100 mL 1 buah

Labu erlenmeyer 250 mL 2 buah

Corong buchner 1 buah

Pipet volume 50 mL 1 buah

Kaca arloji 1 buah

Filler 1 buah

Termometer 1 buah

Botol timbang 1 buah

Botol semprot 1 buah

Page 9: Percobaan i Organik II

Bahan yang digunakan adalah sebagai berikut :

FeCl3 1%

Asam salisilat

Etanol

Anhirida asam asetat,

H2SO4 pekat

Natrium bikarbonat

HCl pekat

Aquades

Kertas saring.

Page 10: Percobaan i Organik II

C. Prosedur kerja

- Dimasukkan dalam Erlenmeyer

- Ditambahkan 10 mL anhidrida asam asetat

- Ditetesi 2 tetes H2SO4 pekat

- Diaduk sampai larut

Dipanaskan pada temperatur 50-60oC

- Diaduk selama 10-15 menit

- Dibiarkan dingin pada suhu kamar

- Ditambahkan 50 mL air sambil diaduk dan

didinginkan dengan es batu

- Disaring dengan corong Buchner

- Dibilas erlenmeyer dengan filtratnya

- Dicuci dengan air dingin

- Dikeringkan pada udara terbuka

- Direaksikan dengan 2 tetes FeCl3 1%

2 gram asam salisilat

Campuran salisilat

Kristal aspirin

Warna ungu

Page 11: Percobaan i Organik II

Cara Rekristalisasi:

- Dimasukkan dalam gelas kimia

- Ditambahkan 25 mL larutan jenuh natrium

bikarbonat

- Diaduk

- Disaring dengan corong Buchner

- Dicuci dengan air bersih

- Dimasukkan ke dalam gelas kimia

- Ditambahkan 3,5 mL HCl pekat

- Ditambahkan 10 mL air

- Diaduk

- Didinginkan

- Disaring dengan corong Buchner

- Diteteskan larutan FeCl3 1%

Kristal aspirin

Filtrat Residu

Warna ungu

Page 12: Percobaan i Organik II

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

No. Perlakuan Hasil Pengamatan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

2 gram asam salisilat + 10 mL anhidrida

asam oksalat + 2 tetes asam H2SO4 pekat

Campuran dipanaskan pada temperatur 50-

60 ºC sambil diaduk selama 10- 15 menit

Campuran didinginkan

Ditambahkan 50 mL air dan diaduk

Didinginkan dengan es batu

Disaring dengan corong buchner

Sedikit kristal aspirin + 2 tetes FeCl3 1 %

Larutan berwarna keruh

Larutan bening

Memadat (mengental)

Kristal terlarut dalam air, namun

terbentuk endapan putih/tidak

larut sempurna

Kristal yang terbetuk lebih

banyak dalam larutan

Kristal putih aspirin

Terbentuk warna ungu

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

Kristal aspirin + 25 mL larutan jenuh

natrium bikarbonat

Disaring dengan corong buchner

Filtrat + 3,5 mL HCl pekat + 10 mL air

Didinginkan

Disaring dengan corong buchner

Dicuci dengan air dan dikeringkan di kaca

arloji

Ditambahkan FeCl3 1 %

Larutan bening

Larutan berwarna kuning jernih

Terbentuk larutan berbusa putih

Terbentuk larutan dengan kristal

putih

Kristal aspirin

Kristal aspirin

Kristal berwarna ungu

Page 14: Percobaan i Organik II

C. Pembahasan

. Aspirin bersifat analgesik yang efektif sebagai penghilang rasa sakit.

Selain itu, aspirin juga merupakan zat anti-inflammatory, untuk mengurangi sakit

pada cedera ringan seperti bengkak dan luka yang memerah. Aspirin juga

merupakan zat antipiretik yang berfungsi untuk mengurangi demam. Tiap

tahunnya, lebih dari 40 juta pound aspirin diproduksi di Amerika Serikat,

sehingga rata-rata penggunaan aspirin mencapai 300 tablet untuk setiap pria,

wanita serta anak-anak setiap tahunnya. Penggunaan aspirin secara berulang-

ulang dapat mengakibatkan pendarahan pada lambung dan pada dosis yang

cukup besar dapat mengakibatkan reaksi seperti mual atau kembung, diare,

pusing dan bahkan berhalusinasi. Dosis rata-rata adalah 0.3-1 gram, dosis yang

mencapai 10-30 gram dapat mengakibatkan kematian.

Page 15: Percobaan i Organik II

Ester dapat terbentuk salah satunya dengan cara mereaksikan alkohol

dengan anhidrida asam. Dalam hal ini asam salisilat berperan sebagai alkohol

karena mempunyai gugus –OH, sedangkan anhidrida asam asetat tentu saja

sebagai anhidrida asam. Ester yang terbentuk adalah asam asetil salisilat

(aspirin). Gugus asetil (CH3CO-) berasal dari anhidrida asam asetat, sedangkan

gugus R-nya berasal dari asam salisilat (pada gambar di atas gugus R ada di

dalam kotak). Hasil samping reaksi ini adalah asam asetat.

Dalam pembuatan aspirin dilakukan dalam dua tahapan yakni pembentukan

Kristal dan rekristalisasi. Pada pembentukan Kristal 2 gram asam salisilat diberi

penambahan anidrida asam asetat, yang dalam hal ini ditujukan agar asam

salisilat habis bereaksi. Serta kesetimbangan akan bergeser kearah produk

menyebabkan aspirin yang dihasilkan akan semakin banyak. Disamping itu

diberi pula penambahan asam sulfat pekat yang berfungsi sebagai zat

penghidrasi, sehingga hasil sampingan berupa asam asetat akan terhidrasi

membentuk anhidrida asam asetat. Anhidrida asam asetat akan kembali bereaksi

dengan asam asetat membentuk aspirin dan tentu saja dengan hasil samping

berupa sam asetat. Jadi, dapat dikatakan reaksi akan berhenti setelah sam salisilat

habis karena adanyaasam sulfat pecan ini.

Untuk mempercepat reaksi dilakukan pemanasan pada 50 – 60*C, dan pada

suhu inilah reaksi baru akan terjadi. Pada suhu ini reaksi akan berlangsung baik,

sehingga larutan tercampur dengan sempurna. Tidak ada penambahan air sebagai

pelarut, karena anhidrida asetat akan berikatan dengan air membentuk asam

Page 16: Percobaan i Organik II

asetat. Selain itu, baik asam asetat maupun aspirin, keduanya sedikit larut dalam

air dingin. Selanjutnya diberi penambahan air yang bertujuan untuk membentuk

asam asetat, sehingga produk yang pada awalnya larut pada anhidrida asetat akan

mengendap dan membentuk padatan (kristal). Akan tetapi, air tidak boleh

ditambahkan terlalu banyak karena aspirin sedikit larut dalam air. Digunakan air

dingin karena dengan berkurangnya suhu, kelarutan aspirin dalam air akan

berkrang. Setelah itu, padatan yang terbentuk dapat disaring menggunakan

corong Buchner. Padatan yang didapatkan adalah aspirin dan sisa asam salisilat

yang tidak bereaksi.

Padatan yang diperoleh merupakan aspirin, dimana aspirin adalah hasil

esterifikasi asam salisilat dan anhidrida asam asetat. Padatan Kristal bewarna

putih. Untuk menguji kemurnian Kristal padatan (aspirin) dilakukan dengan

meneteskan larutan FeCl3. Penambahan FeCl3 pada larutan asam salisilat, akan

merubah warna larutan menjadi ungu. Perubahan ini dikarenakan adanya reaksi

antara asam salisilat dengan ion Fe(H2O)63+. Atom oksigen baik pada gugus

hidroksi maupun gugus karboksilat dari asam salisilat akan berikatan dengan ion

kompleks tersebut. Sedangkan jika FeCl3 ditambahkan pada larutan aspirin, tidak

akan terbentuk warna ungu. Hal ini terjadi karena pada sprin hanya gugus

arboksilat yang berikatan dengan ion kompleks tersebut, gugus asetil tidak

berikatan.

Page 17: Percobaan i Organik II

Berdasarkan hasil percobaan, padatan Kristal yang telah diberi tetesan

FeCl3 berubah warna menjadi unu tua. Maka diduga produk yang diperoleh

masih banyak mengandung asam salisilat. Aspirin mungkin terbentuk tapi dalam

jumlah yang sangat kecil.

Pembuatan aspirin dimulai dengan menimbang asam salisilat sebanyak 2

gram, di masukkan dalam erlenmeyer, ditambahkan dengan 10 ml asam asetat

anhidrat, ditambahkan dengan 2 tetes H2SO4 pekat diaduk sampai campuran

larutan larut. H2SO4 bersifat sebagai katalis. Selanjutnya Campuran larutan

dipanaskan diatas penangas air untuk mempercepat proses pelarutan asam

salisilat kedalam anhidrida asam asetat sehingga pembentukan aspirin menjadi

lebih cepat, pemanasan dilakukan selama 15 menit pada suhu 50-60oC. Selama

proses acetylasi, pada saat pemanasan dilakukan pada suhu 50-60oC, karena

semua campuran yang kita masukkan akan bereaksi sempurna pada selang suhu

tersebut. Campuran larutan diangkat dari penangas air, didinginkan pada suhu

kamar. Tambahkan 50 ml aquadest, kemudian aduk sempurna, penambahan

aquades bertujuan untuk melarutkan asam salisilat sebagai bahan baku

pembentukan aspirin karena adanya ikatan hidrogen yang terbentuk antara gugus

Page 18: Percobaan i Organik II

-OH dengan air, sekaligus menghentikan reaksi karena air akan menghidrolisis

anhidrida asam asetat menjadi 2 molekul asam asetat. Endapan disaring dengan

pompa penghisap atau pompa vakum,dan hasilnya endapan putih atau berbentuk

kristal.

Kemudian masuk kedalam tahap rekistralisasi yang bertujuan untuk

menghasilkan kristal aspirin yang lebih murni. Pertama, endapan yang terbentuk

dilarutkan dalam 25 ml larutan natrium bikarbonat.diberi penambahan HCl 3,5

ml pekat dan 10 ml air. Setelah didinginkan pada suhu kamar, dilakukan

penyaringan dengan menggunakan corong Buchner. Untuk kembali menguji

kemurnian Kristal dilakukan penambahan FeCl3. Dan berdasarkan hasil

percobaan diperoleh warna ungu kabur, hal ini menunjukkan masih terdapat

asam salisilat dalam jumlah yang kecil.

Page 19: Percobaan i Organik II

BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan pada percobaan kali ini adalah aspirin dapat dibuat

dengan mereaksikan asam salisilat dan anhidrida asam asetat dengan adanya

H2SO4 pekat. Pembuatan aspirin adalah reaksi esterifikasi. Kristal yang diperoleh

dari percobaan ini masih mengandung asam salisilat (belum murni) ditandai

dengan terbentuknya warna ungu pada kristal setelah direaksikan dengan

larutan FeCl3 1%.

B. Saran

Saran yang dapat praktikan ajukan yaitu kepada praktikan agar lebih teliti,

dalam percobaan ini sebaiknya penyaringan zat pengotor dilakukan dengan cepat

serta menggunakan pelarut yang hangat/panas agar aspirin yang didapat lebih

murni.

Page 20: Percobaan i Organik II

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Aspirin. [http://id.wikipedia.org]. (Diakses tanggal 21 Juni 2012).

Fessenden. 1982. Kimia Organik Edisi Ke 3 Jilid 2. Erlangga. Jakarta.

Fitrika Dewi Devina. 2003. Penyisihan Fosfat dengan Proses Kristalisasi dalam Reaktor Terfluidisasi menggunakan Media pasir Silika. Jurnal Purifikasi. 4.4.

Hiyu. 2010. Kristalisasi, Rekristalisasi. [http://catetankuliah.blogspot.com]. (Diakses tanggal 06 Juni 2012).

Nuraningsih dan Kris Murwani Irmina. 2007. Aktivitas dan Selektivitas Katalis FeCl3, Al2O3 dan FeCl3/Al2O3 Pada Reaksi Asilasi Fenol.

Sumardjo, Damin. 2009. Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran dan Program Strata 1 Fakltas Bioksekta. Penerbit Buku Kedokteran (EGC). Jakarta

Wahyu. 2008. Esterifikasi Fenol Sintesis Aspirin. [http://farmasi07itb.wordpress.com]. (Diakses tanggal 06 Juni 2012).

Zatna. 2011. Pemisahan dan pemurnian zat padat dengan cara rekristalisasi (Rekristalisasi Asam Benzoat Dengan Pelarut Heksana) . [http://allaboutzatna.blogspot.com] (Diakses tanggal 06 Juni 2012)..

Page 21: Percobaan i Organik II

LAPORAN PRAKTIKUM ORGANIK II

PERCOBAAN I

“PEMBUATAN ASPIRIN”

OLEH :

NAMA : HANIFA NUR HIKMAH

STAMBUK : A1C4 09 001

KELOMPOK : IV (EMPAT)

ASISTEN PEMBIMBING : LA ASHAR

LABORATORIUM PENGEMBANGAN UNIT KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2012