Percobaan i

download Percobaan i

of 19

Transcript of Percobaan i

PERCOBAAN ISINTESIS DIBENZALASETON

I. Tujuan1. Memahami reaksi adisi suatu molekul aldehida ke molekul aldehida yang lain.2. Mempelajari sintesis dibenzalaseton dengan reaksi kondensasialdol (Claisen-Schmidt).

II. Tinjauan pustakaPenyebab hidrogen alfa bersifat asam adalah karena adanya gugus karbonil. Pertama, karbon alfa berdekatan dengan satu atau lebih aton karbon yang positif sebagian. Karbon alfa itu juga ikut mengambil sebagian muatan positif ini, sehinggaikatan C-H menjadi dilemahkan Kedua, stabilisasi-resonansi dari ion enolat, yaitu anion yang terbentuk bilaproton lepas. Dari struktur resonansi tampak bahwa muatan negatif ada di oksigen-oksigen karbonilmaupun di karbon alfa. Delokalisasi muatan ini menstabilkan ionenolat dan mendorong pembentukannya (Fessenden dan Fessenden, 1986).Suatu reaksi kondensasi ialah reaksi dimana dua molekul atau lebih bergabung menjadi satu molekul yang lebih besar dengan atau tanpa hilangnya suatu molekul kecil (seperti air). Kondensasi aldol merupakan suatu reaksi adisi dimana tidak dilepaskannya suatu molekul kecil. Bila suatu aldehid diolah dengan basa NaOH dalam air, ion enolat yang terjadi cepat bereaksi pada gugus karbonil dari molekul aldehid yang lain. Hasilnya ialah adisi suatu molekul aldehid ke molekul aldehid yang lain (Fessenden dan Fessenden, 1986).Pada pembuatan senyawa dibenzalaseton, reagen yang dipakai ialah benzaldehid dan aseton dalam suasana basa. Kondensasi senyawa karbonil yang terdiri dari dua reagen berbeda menghasilkan kombinasi produk yang bermacam-macam, untuk itulah reagen yang dipakai perlu diperhatikan agar produk yang tidak diinginkan dapat dihindari. Pada percobaan ini, penggunaan benzaldehid sangat tepat untuk menghasilkan senyawa dibenzalaseton, karena benzaldehid tidak memiliki hidrogen alfa, sehingga tidak memungkinkan pembentukannya menjadi ion enolat yang bertindak sebagai nukleofil, sedang aseton bisa menjadi ion enolat ditambahkan NaOH (Anonim, 2012).Kondensasi aldol sangatlah penting dalam sintesis organik karena menghasilkan ikatan karbon-karbon dengan baik. Kondensasi aldol umumnya didiskusikan pada pelajaran kimia organik tingkat universitas. Dalam bentuk yang biasa, ia melibatkan adisi nukleofilik sebuah enolat keton ke sebuah aldehida, membentuk -hidroksi keton, atau sebuah "aldol" (aldehida + alkohol), sebuah unit struktural yang dijumpai pada molekul alami dan obat-obatan. Nama kondensasi aldol juga umumnya digunakan untuk merujuk reaksi aldol itu sendiri yang dikatalisasi oleh aldolase (terutama dalam biokimia). Namun reaksi aldol sebenarnya bukanlah sebuah reaksi kondensasi karena ia tidak melibatkan pelepasan molekul yang kecil.Reaksi yang menghasilkan ikatan karbon-karbon baru merupakan sesuatu yang sangat berguna bagi pakar kimia organik, biokimia dan ahli-ahli yang membutuhkan sintesis molekul kimia organik yang besar dari molekul kimia yang kecil. Reaksi Grignard merupakan salah satu bentuk penggunaan reaksi tersebut untuk menghasilkan kerangka karbon. Reaksi kondensasi adalah reaksi dimana dua molekul senyawa organik tergabung, dengan atau tanpa mengeluarkan suatu senyawa molekul (Petrucci, 1987). Benzaldehida (C6H5CHO) adalah sebuah senyawa kimia yang terdiri dari cincin benzena dengan sebuah substituen aldehida. Ia merupakan aldehida aromatik yang paling sederhana. Pada saat ini, benzaldehida pada umumnya dibuat dari toluena menggunakan proses yang berbeda (Anonim, 2014).Bila suatu aldehid diolah dengan basa seperti NaOH dalam air, ion enolat yang terjadi dapat bereaksi pada gugus karbonil dari molekul aldehid yang lain. Hasilnya ialah adisi satu molekul aldehida ke molekul aldehida lain. Reaksi ini disebut suatu reaksi kondensasi aldol. Kata aldol yang diturunkan dari aldehida dan alkohol produk itu, yang menarik produk itu, yang merupakan suatu aldehida B-hidroksil suatu reaksi kondensasi ialah reaksi dimana dua molekul atau lebih bergabung menjadi satu molekul yang lebih besar, dengan atau tanpa hilangnya suatu molekul kecil (seperti air). Kondensasi aldol merupakan suatu reaksi adisi dimana tidak dilepaskan suatu molekul kecil. Dua molekul aldehid bergabung membentuk b-hidroksi aldehid yang disebut aldol. Kondensasi aldol berasal dari dua molekul aldehid yang berkombinasi membentuk aldehid tak jenuh dan air. Reaksi yang lain juga dikenal adalah reaksi adisi aldol (Fessenden, 1982).Penyebab hidrogen alfa bersifat asam adalah karena adanya gugus karbonil. Pertama, karbon alfa berdekatan dengan satu atau lebih aton karbon yang positif sebagian. Karbon alfa itu juga ikut mengambil sebagian muatan positif ini, sehinggaikatan C-H menjadi dilemahkan Kedua, stabilisasi-resonansi dari ion enolat, yaitu anion yang terbentuk bilaproton lepas. Dari struktur resonansi tampak bahwa muatan negatif ada di oksigen-oksigen karbonilmaupun di karbon alfa. Delokalisasi muatan ini menstabilkan ionenolat dan mendorong pembentukannya (Fessenden, 1986)Dibezalaseton dapat dibuat dengan menggunakan benzaldehida dengan aseton. Gugus karbonil yang reaktif akan bereaksi dengan ion aseton yang telah mengalami deprotonasi akibat adanya basa. Anion ini akan menyerang dibenzalaseton dan akan membentuk -hidroksi keton. Selanjutnya basa yang digunakan berlebih akan mendehidrasi air dari molekul keton sehingga dapat dihasilkan mono atau dibenzal aseton (Tim penyusun petunjuk sintesis senyawa organik, 2013).Bila suatu aldehid diolah dengan basa seperti NaOH dalam air, ion enolat yang terjadi dapat bereaksi pada gugus karbonil dari molekul aldehid yang lain. Hasilnya ialah adisi satu molekul aldehida ke molekul aldehida lain. Reaksi ini disebut suatu reaksi kondensasi aldol. Kata aldol yang diturunkan dari aldehida dan alkohol produk itu, yang menarik produk itu, yang merupakan suatu aldehida B-hidroksil suatu reaksi kondensasi ialah reaksi dimana dua molekul atau lebih bergabung menjadi satu molekul yang lebih besar, dengan atau tanpa hilangnya suatu molekul kecil (seperti air). Kondensasi aldol merupakan suatu reaksi adisi dimana tidak dilepaskan suatu molekul kecil. Dua molekul aldehid bergabung membentuk b-hidroksi aldehid yang disebut aldol. Kondensasi aldol berasal dari dua molekul aldehid yang berkombinasi membentuk aldehid tak jenuh dan air. Reaksi yang lain juga dikenal adalah reaksi adisi aldol (Irawati, 2006).Rekristalisasi merupakan proses pengulangan kristalisasi agar diperoleh zat murni atau kristal yang lebih teratur/murni. Senyawa organik berbentuk kristal yang diperoleh dari suatu reaksi biasanya tidak murni. Mereka masih terkontaminasi sejumlah kecil senyawa yang terjadi selama reaksi.Oleh karena itu perlu dilakukan pengkristalan kembali dengan mengurangi kadar pengotor. Rekristalisasi didasarkan pada perbedaan kelarutan senyawa dalam suatu pelarut tunggal atau campuran. Senyawa ini dapat dimurnikan dengan cara rekristalisasi menggunakan pelarut yang sesuai. Ada dua kemungkinan keadaan dalam rekristalisasi yaitu pengotor lebih larut daripada senyawa yang dimurnikan, atau kelarutan pengotor lebih kecil daripada senyawa yang dimurnikan (Susanty, 2007).Senyawa karbonil adalah senyawa dengan atom C yang berikatan rangkap dengan atom O. senyawa karbonil pada aldehid memiliki atom H pada posisi alfa () sehingga dapat terjadi reaksi kondensasi aldol (aldehid-keton) atau yang dikenal dengan reaksi Clainsen-Schmidt(Fessenden, 1982).Bila suatu aldehid diolah dengan basa seperti NaOH dalam air, ion enolat yang terjadi dapat bereaksi pada gugus karbonil dari molekul aldehid yang lain. Hasilnya ialah adisi satu molekul aldehida ke molekul aldehida lain. Reaksi ini disebut suatu reaksi kondensasi aldol. Kata aldol yang diturunkan dari aldehida dan alkohol produk itu, yang menarik produk itu, yang merupakan suatu aldehida B-hidroksil suatu reaksi kondensasi ialah reaksi dimana dua molekul atau lebih bergabung menjadi satu molekul yang lebih besar, dengan atau tanpa hilangnya suatu molekul kecil (seperti air). Kondensasi aldol merupakan suatu reaksi adisi dimana tidak dilepaskan suatu molekul kecil. Dua molekul aldehid bergabung membentuk b-hidroksi aldehid yang disebut aldol. Kondensasi aldol berasal dari dua molekul aldehid yang berkombinasi membentuk aldehid tak jenuh dan air. Reaksi yang lain juga dikenal adalah reaksi adisi aldol (Fessenden, 1982).Penyebab hidrogen alfa bersifat asam adalah karena adanya gugus karbonil. Pertama, karbon alfa berdekatan dengan satu atau lebih aton karbon yang positif sebagian. Karbon alfa itu juga ikut mengambil sebagian muatan positif ini, sehinggaikatan C-H menjadi dilemahkan Kedua, stabilisasi-resonansi dari ion enolat, yaitu anion yang terbentuk bilaproton lepas. Dari struktur resonansi tampak bahwa muatan negatif ada di oksigen-oksigen karbonilmaupun di karbon alfa. Delokalisasi muatan ini menstabilkan ionenolat dan mendorong pembentukannya (Fessenden, 1982).

III. Alat dan Bahan3.1. AlatAdapun alat-alat yang digunakan pada percobaan ini antara lain neraca analitik, erlenmeyer 250 mL, gelas ukur 100 mL, gelas ukur 10 mL, batang pengaduk, gelas arloji, melting point, seperangkat penyaring Buchner, botol semprot, wadah baskom, pipet tetes dan erlenmeyer 125 mL.

3.2. BahanAdapun bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini antara lain aquadest, NaOH, etanol 95%, benzaldehid, aseton, es batu, dan kertas saring.

IV. Prosedur kerjaMenempatkan 6,25 gram NaOH dalam 62,5 ml air dan 50 ml alkohol ke dalam erlenmeyer 250 ml, lalu mengocok dalam wadah yang berisi air dingin. Menjaga temperatur larutan pada 20 - 25C, selanjutnya mengaduk dan menambahkan separuh campuran benzaldehid-aseton (6,4 ml benzaldehid murni dan 2,3 ml aseton) lalu mengocok selama 15 menit. Menambahkan sisa campuran benzaldehid-aseton lalu mengocok selama 30 menit. Menyaring campuran dengan corong buchner dan mencuci dengan air dingin untuk mengeliminasi alkali. Kemudian mengeringkan padatan pada suhu ruang hingga diperoleh berat konstan (27 gram crude dibenzalaseton, titik leleh 105 -107C). Selajutnya merekristalisasi dengan etanol 95% (35 ml). Merekoveri dibenzalaseton murni dan diperoleh sekitar 80% dengan titik leleh 112C.

V. Hasil Pengamatan dan Analisa Data5.1. Hasil PengamatanNo.PerlakuanHasil PengamatanKet. Gambar

1.62,5 mL aquadest + 50 mL alkohol + 6,25 gram NaOH (Larutan 1)Larutan bening (suhu larutan meningkat)

2. Larutan 1 + 3,2 mL benzaldehid + 1,15 mL aseton + dikocok 15 20 menit sambil menjaga suhu berada pada 20oC 25oC (Larutan 2)Larutan berwarna kuning terbentuk endapan jingga

3.Larutan 2 + 3,2 mL benzaldehid + 1,15 mL aseton + dikocok 30 menit (suhu berada pada 20oC 25oC (Larutan 3)Larutan berwarna kuning dengan endapan jingga dan kuning

4. Menyaring larutan + mencuci endapan dengan 250 mL air dingin + menimbang endapan + mengukur titik lelehEndapan berwarna kuning dan jinggaBerat endapan = 33,217 gBerat kaca arloji 24,404 gBerat kertas saring 0,155 g

5.Mencuci endapan dengan 35 mL etanol 95% + menimbang endapan + mengukur titik lelehEndapan berwarna kuningBerat endapan = 5,524 gBerat kertas saring 0,478 gTitik leleh 98 oC -101oC

5.2. Analisa DataDiketahui:Volume benzaldehid: 6,4 mlVolume aseton: 2,3 mlVolume etanol: 50 mlVolume aquadest: 62,5 ml benzaldehid: 1,04 gram/ml aseton: 0,791 gram/ml etanol: 0,789 gram/ml aquadest: 1 gram/mlMassa dibenzalaseton sebelum rekristalisasi : 8,658 gramMassa dibenzalaseton sesudah rekristalisasi : 5,046 gram Massa benzaldehidM = x v = 1,04 gram/ml. 6,4 ml = 6,656 gram

Massa asetonM = x v = 0,791 gram/ml. 2,3 ml = 1,819 gram

Massa etanolM = x v = 0,789 gram/ml. 50 ml = 39,45 gram

Massa aquadestM = x v = 1 gram/ml. 62,5 ml = 62,5 gram % Rendemen sebelum rekristalisasi

% Rendemen = 7,8355 %

% Rendemen sesudah rekristalisasi

VI. Persamaan Reaksi

VII. PembahasanSuatu reaksi kondensasi ialah reaksi dimana dua molekul atau lebih bergabung menjadi satu molekul yang lebih besar dengan atau tanpa hilangnya suatu molekul kecil (seperti air). Kondensasi aldol silang terjadi apabila suatu aldehida tanpa hidrogen tidak dapat membentuk ion enolat dan dengan demikian tidak dapat berdimerisasi dalam suatu kondensasi aldol. Namun jika aldehida semacam itu dicampur dengan aldehida yang memiliki hidrogen alfa, maka kondensasi antara keduanya dapat terjadi. Suatu kondensasi aldol silang sangat berguna bila hanya satu senyawa karbonil yang memiliki hidrogen .Pada pembuatan senyawa dibenzalaseton, reagen yang dipakai ialah benzaldehid dan aseton dalam suasana basa. Kondensasi senyawa karbonil yang terdiri dari dua reagen berbeda menghasilkan kombinasi produk yang bermacam-macam, untuk itulah reagen yang dipakai perlu diperhatikan agar produk yang tidak diinginkan dapat dihindari.Pada percobaan ini, untuk membuat senyawa dibenzaldehid, menggunakan beenzaldehid dan aseton dengan katalis NaOH. penggunaan benzaldehid sangat tepat untuk menghasilkan senyawa dibenzalaseton, karena benzaldehid tidak memiliki hidrogen alfa, sehingga tidak memungkinkan pembentukannya menjadi ion enolat yang bertindak sebagai nukleofil, sedang aseton bisa menjadi ion enolat karena adanya basa NaOH yang ditambahkan. Ion enolat ini yang nantinya akan bereaksi dengan molekul aldehid lain dengan cara mengadisi pada karbon karbonil untuk membentuk suatu ion enolat. Sehingga secara garis besar NaOH disini dapat disebut sebagai katalis, karena akan mempercepat reaksi dengan cara membentuk suatu enolat dengan gugus karbonil, dan pada akhir reaksi akan terbentuk kembali. Pada percobaan ini pula menggunakan kondensasi aldol silang (Claisen Schmidt). Reaksi ini melibatkan ion enolat dari senyawa keton yang bertindak sebagai nukleofil untuk menyerang karbon karbonil senyawa aldehida aromatis menghasilkan senyawa -hidroksi keton,yang selanjutnya mengalami dehidrasi menghasilkan senyawa ,-keton tak jenuh.Untuk proses pembuatan senyawa dibenzalaseton ini, perlakuan pertama yaitu memasukkan NaOH ke dalam erlenmeyer lalu menambahkan air dan alkohol. NaOH disini berfungsi sebagai pemberi suasana basa yang mengambil hidrogen membentuk enolat. Sedangkan etanol 95%, bertindak sebagai pelarut yang akan menyumbangkan proton pada ion alkoksida yang terbentuk untuk menghasilkan ion hidroksida yang dibutuhkan pada reaksi tahap awal. Kemudian dikocok dalam wadah yang berisi air dingin. Hal ini bertujuan untuk mempertahankan suhu campuran tetap dalam suhu 20C - 25C. Selanjutnya menambahkan separuh campuran 6,4 ml benzaldehid dan 2,3 mL aseton ke dalam erlenmeyer kemudian melakukan pengocokkan selama 5 menit dimana larutan berubah berwarna kuning dan terbentuk endapan. Dikocok selama 15 menit, kemudian ditambahkan sisa dari campuran benzaldehid-aseton lalu dikocok selama 30 menit. Pada pengocokan ini terjadi reaksi eksotermis, yang dapat dirasakan dengan panasnya Erlenmeyer. Campuran benzaldehid-aseton ditambahkan separuh-separuh dan dikocok dalam waktu yang lama, hal ini agar lebih menyempurnakan proses tercampurnya larutan secara sempurna atau untuk menghomogenkan campuuran serta tumbukan antar molekul menjadi sering terjadi, sehingga endapan dari dibenzalaseton semakin banyak terbentuk. Kemudian menyaring campuran dengan corong buchner lalu dicuci dengan air dingin untuk mengeliminasi alkali. Pada saat disaring, Kristal yang dihasilkan ada yang berwarna orange. Hal ini bukan ciri dari dibenzalaseton. Hal ini mungkin etanol yang digunakan bukan etanol pa atau etanol murni. Kristal yang dihasilkan ditimbang dan diperoleh berat kristal yaitu 8,658 gram. Kemudian direkristalisasi dengan etanol 95%. Etanol memilki sifat yang mudah menguap. Sehingga pada saat ditambahkan etanol, zat zat pengotor atau pengganggu akan menguap bersama sama dengan etanol. Rekristalisasi merupakan proses pengulangan kristalisasi agar diperoleh zat murni atau kristal yang lebih teratur/murni. Senyawa organik berbentuk kristal yang diperoleh dari suatu reaksi biasanya tidak murni. Mereka masih terkontaminasi sejumlah kecil senyawa yang terjadi selama reaksi. Oleh karena itu perlu dilakukan pengkristalan kembali dengan mengurangi kadar pengotor. Rekristalisasi didasarkan pada perbedaan kelarutan senyawa dalam suatu pelarut tunggal atau campuran. Senyawa ini dapat dimurnikan dengan cara rekristalisasi menggunakan pelarut yang sesuai.Ada dua kemungkinan keadaan dalam rekristalisasi yaitu pengotor lebih larut daripada senyawa yang dimurnikan, atau kelarutan pengotor lebih kecil daripada senyawa yang dimurnikan. Setelah direkristalisasi, Kristal ditimbang dan diperoleh berat Kristal yaitu 5,046 gram. Hal ini dapat dilihat bahwa berat Kristal sesudah dan sebelum rekristalisasi, lebih besar sebelum rekristalisasi. Hal ini menunjukan bahwa sebelum rekristalisasi, belum diperoleh Kristal dibenzalaseton yang murni, masih ada zat zat pengotor atau pengganggu lainnya yang terkandung dari senyawa yang dihasilkan.Selanjutnya mengukur titik leleh dari dibenzalaseton. Titik lelehnya yang diperoleh yaitu 98C - 101C. Titik leleh suatu zat padat adalah suatu temperatur dimana terjadinya keadaan setimbang antara fasa padat dan fasa cair pada tekanan satu atmosfer, prinsipnya suatu zat bisa meleleh karena ikatan antarmolekul terputus dimana putusnya molekul itu yang memerlukan suhu berbeda-beda tergantung pada kekuatan ikatan tersebut, semakin kuat ikatannya maka semakin tinggi suhu yang dibutuhkan untuk memutuskan ikatan tersebut. Dibenzalaseton memiliki dua isomer geometri yaitu cis-dibenzalaseton dan trans-dibenzalaseton. Isomer geometri memiliki rumus molekul yang sama tetapi hanya urutan penataan atom-atom yang berbeda. Isomer ini hanya terjadi pada senyawa siklik dan alkena. Kedua isomer tersebut memiliki sifat kimia yang sama tetapi memiliki sifat fisik (misal titik didih) dan interaksi antar molekul yang berbeda, sehingga antara isomer cis dan trans dari dibenzalaseton diperoleh sifat fisik yang berbeda pula. Cis-dibenzalaseton memiliki sifat yang lebih lengket, sedangkan trans-dibenzalaseton tidak. Pada percobaan ini diperoleh dibenzalaseton yang lengket, yang merupakan isomer cis dari dibenzalaseton. Isomer cis ini dalam pembentukannya memiliki energi aktivasi yang lebih rendah sehingga pembentukannya lebih mudah daripada pembentukan isomer trans yang berupa kristal.Identifikasi produk dilakukan dengan uji titik leleh, berdasarkan uji titik leleh data yang diperoleh menunjukkan titik leleh dibenzalaseton 98C - 101C. Hal ini menunjukkan data yang diperoleh tidak sesuai dengan literatur. Menurut Anonim (2013), titik leleh dibenzalaseton terjadi pada suhu 113C. Dapat disimpulkan bahwa pengujian titik leleh tidak sesuai dengan literatur. Hal ini mungkin karena ketidak telitian dalam proses pengukuran titik lelehnya.

VIII. Kesimpulan dan Saran8.1. KesimpulanBerdasrkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :1. Suatu aldehida tanpa hidrogen tidak dapat membentuk ion enolat dan dengan demikian tidak dapat berdimerisasi dalam suatu kondensasi aldol. Namun jika aldehida semacam itu dicampur dengan aldehida yang memiliki hidrogen alfa, maka kondensasi antara keduanya dapat terjadi. Reaksi ini disebut kondensasi aldol silang.2. Dibenzalaseton dapat dibuat melalui reaksi kondensasi dari aseton dan dua ekivalen benzaldehid dengan katalis basa (NaOH).3. Berat dan rendemen dibenzalaseton sebelum rekristalisasi berturut turut yaitu 8,658 gram dan 7,8355%. Sedangkan berat dan rendemen sesudah rekristalisasi berturut turut yaitu 5,046 gram dan 4,5666%. Serta titik leleh sesudah rekristalisasi yaitu 98C - 101C.

8.2. SaranAgar dalam praktikum selanjutnya, etanol yang digunakan yaitu etanol pa.

Daftar PustakaFessenden. 1986. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.Fessenden, R.J. dan Fessenden, J.S., 1982, Kimia Organik Jilid 2, Penerbit Erlangga, Jakarta.http://chem-de-fun.blogspot.com/2011/04/reaksi-kondensasi-senyawa karbonil.html diakses pada tanggal 19 April 2012.http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20110115041805AAcAt8l/ diakses pada tanggal 19 April 2012.http://id.wikipedia.org/wiki/Kondensasi_aldol. diakses pada tanggal 19 April 2012.Irawati. Supardjan. dan Pudjono. 2006. Sintesis 2,5-Dibenzilidin Siklopentanon dari Benzaldehid dan Siklopentanon dengan Variasi Pelarut. Majalah Farmasi Indonesia. Vol. 17 No. 1.Petrucci, R.H., 1987, Kimia Dasar, Erlangga, JakartaSusanty. Intani. Utami. dan Sardjiman. 2007. Optimasi Sintesis 4-DimetilaminoBenzalaseton dengan Variasi Kecepatan dan Waktu Reaksi MenggunakanKatalisator Natrium Hidroksida. Majalah Farmasi Indonesia. Vol. 18 No. 4.Tim Kimia Organik. 2013. Petunjuk Praktikum Sintesis Senyawa Organik. FMIPA Universitas Jember. JemberTim Dosen Kimia Organik Sintesis. 2014. Penuntun Praktikum Kimia Organik Sintesis. FMIPA UNTAD. Palu

LEMBAR ASISTENSI

Nama : Elsy TepareStambuk: G 301 11 017Kelompok: III (Tiga)Asisten : Wiwid Pratiwi

No.Hari/TanggalPerbaikanParaf