percobaan 3
-
Upload
afif-randika -
Category
Documents
-
view
27 -
download
4
Transcript of percobaan 3
LEMBAR ASISTENSI
Nama: Mohammad Arif
Stambuk: A 251 12 042
Kelas: A
Kelompok: 3
Asisten: Kasmir SY. Male
No. Hari/tanggal koreksi paraf
PERCOBAAN 3
SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT
I. TUJUAN
Adapun tujuan diakukannya percobaan ini yaitu: mempelajari pembuatan garam
natrium tiosulfat dan sifat-sifat kimianya.
II. ALAT DAN BAHAN
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu:
# ALAT # BAHAN
1. 1 set alata refluks 1. padatan NA2SO3
2. Penangas listrik 2. serbuk belerang
3. gelas ukur 3. aquades
4. neraca digital 4. garam dapur
5. kaos tangan 5. es batu
6. spatula 6. larutan BaCl 0,1 M
7. lap kasar 7. larutan HCl 0,1 M
8. gelas kimia 8. larutan I2 0,01 N
9. abung reaksi 9. larutan Na2S2O3. 5H2O 0,15 M
10. pipet tetes 10. padatan Na2S2O3. 5H2O
11. rak tabung reaksi
12. cawn penguap
13. corong
14. kertas saring
VI. PEMBAHASAN
Banyaksekalireaksi yang
digunakandalamanalisisanorganikkualitatifmelibatkanpembentukkanendapan.Endapanada
lahzat yang
memisahkandirisebagaisuatufasepadatkeluardarilarutan.Endapanmungkinberupakristal
(kristalin) ataukoloid, dandapatdikeluarkandarilarutandenganpenyaringanataupemusingan
(sentrifuge), seperti yang dilakukanpadapercobaaniniyaknipembuatannatriumtiosulfat,
dimananatriumtiosulfatinidihasilkandenganmereaksikanNatriumsulfitdenganbelerangmel
aluibeberapatahapanreaksisampaiakhirnyamenghasilkanendapan(Svehla, 1990).
Percobaan ini dilakukan bertujuan untuk mempelajari cara pembuatan garam
natrium tiosulfat dan sifat-sifat kimianya. Dalam percobaan ini terbagi atas dua prosedur,
yaitu cara pembuatan garam natrium tiosulfat dan mempelajari sifat-sifat kimianya.
Secara ringkas, pembahasan pada percobaan ini dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Pembuatan Natrium Tiosulfat-Hidrat
Pada perlakuan ini, yang pertama dilakukan yaitu menimbang padatan natrium sulfit dan
serbuk belerang, kemudian mencampurkannya dengan aquades ke dalam gelas kimia,
sebelum dimasukkan ke dalam alat refluks, tujuannya agar campuran dapat larut terlebih
dahulu. Setelah itu, campuran tersebut direfluks diatas penangas listrik selama 90 menit.
Proses refluks ini dilakukan untuk memecah struktur dari cincin S8.. Adapun fungsi
pemanasan yaitu sebagai katalisuntukmempercepatberlangsungnya proses
perefluksantersebut (Svehla, 1990).
Setelah 90 menit, pada larutan tersebut terbentuk endapan dimana berdasarkan
persamaan reaksi endapan ini merupakan natrium tiosulfat. proses refluks kemudian
dihentikan dan campuran tersebut didinginkan sejenak. Setelah itu, menyaringnya dengan
menggunakan kertas saring. Adapun fungsi penyaringan dalam keadaan panas yaitu
untuk mencegah terbentuknya kristal pada kertas saring, terbentuknya kristal
tersebutdapat mempengaruhi berat kristal yang terbentuk nantinya.
Filtrathasilpenyaringankemudian diuapkansampai volume larutantersisa 10 ml, tujuannya
yaitu untuk menguapkan air bukan pentahidrat yang
masihadadalamfiltrattersebut.kemuadianfiltrat didinginkan
denganesbatusampaiterbentukkristalputih. Fungsi dari es batuyaitu agar
kristaldapatterbentuklebih cepat (Mulyono, 2005).
Adapun berat kristal yang diperoleh pada percobaan ini, yaitu 38,688 gram. Dan
diperoleh persen rendeman yaitu 95% artinyaterbentuk 100% kristal dan sisanya 5% yaitu
molekul air yang bukan pentahidrat. Persen rendemen yang harusnya dicapai yaitu antara
90-99%.Pada percobaan ini hasil yang didapatkan sudah maksimal (Sugiaro. 2004).
2. Sifat sifat kimia natrium tiosulfat
A. Reaksi Dengan Iod
Pada perlakuan ini Memasukkan larutan iodine ke dalam tabung reaksi dan
menambahkan larutan natrium tiosulfat yang dibuat pada percobaan. Hasil yang diperoleh
larutan iodine yang berwarna kuning kecoklatan menjadi bening pada saat penambahan
larutan natrium tiosulfat. Perubahan warna tersebut menandakan bahwa terjadi reaksi
redoks. Reaksi redoks adalah reaksi yang melibatkan pelepasan dan penerimaan electron,
atau terjadi kenaikan dan penurunan bilangan oksidasi. Pada percobaan ini natrium
tiosulfat mereduksi iod artinya natrium tiosulfat bertindak sebagai reduktor. Dimana iod
mengalami reduksi dari 0 menjadi -2 (Svehla, 1895).
B. Reaksi Dengan Asam Encer
Pada percobaan ini pertama memasukkan 3 mL laruatan natrium tiosulfat ke
dalam tabung reaksi, dan menambahkan 3 mL larutan asam klorida encer. Dan hasil yang
diperoleh larutan bening. Pada percobaan ini ketika asam klorida encer ditambahkan ke
dalam larutan natrium tiosulfat , maka akan terbentuk garam NaCl yang berwarna bening
dan berbau sulfur oksida. Asam klorida berfungsi untuk menguapkan sulfur dioksida dan
mengendapkan sulfur. Itulah sebabnya pada reaksinya menimbulkan bau yang merupakan
gas SO2 (Mulyono, 2005).
C. Pengaruh reaksi dengan BaCl2
Pada percobaan ini pertama memasukkan1 gram larutan natrium tiosulfat
ditambahkan 1 ml H2O dan BaCl2 1M dimana hasil yang diperoleh yaitu larutan berwarna
putih keruh dan ada endapan. Barium merupakan unsur golongan 2 dan oksidasinya
bersifat basa serta memiliki kelarutan yang rendah dalam air dan asam encer (Sugiarto,
2004).
Pada perlakuan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pamanasan dan melihat
kestabilan termal antara Kristal natrium tiosulfat hidrat dan Kristal natrium tiosulfat
pentahidrat. Pada perlakuan ini memanaskan kristal natrium tiosulfat hidrat yang dibuat
melalui proses pengrefluksan. Pada saat sebelum dilakukan pemanasan, kristal natrium
tiosulfat hidrat tersebut telah mencair sebagian pada suhu kamar, dan setelah dipanaskan
kristal terebut mencair seluruhnya. Pada perlakuan selanjutnya yakni memanaskan 38,688
gram kristal natrium tiosulfat pentahidrat yang berada dalam cawan penguap. Pada saat
sebelum dipanaskan kristal masih dalam keadaan padat pada suhu kamar , dan setelah
dilakukan pemanasan padatan langsung mencair dan beberapa saat kemudian terbentuk
kristal putih. Pada saat dilakukan pemanasan molekul air yang masih terkandung dalam
Kristal natrium tiosulfat akan lepas. Dari hasil percobaan pada kristal natrium tiosulfat
hidrat terlihat kristal sebelum pemanasan telah mencair sebagian pada suhu kamar, dan
mencair seluruhnya ketika dipanaskan, hal ini dikarenakan kristal natrium tiosulfat hidrat
kurang stabil terhadap suhu kamar serta pemanasan, dimana molekul H2O-nya tidak
terikat kuat pada senyawa garamnya sehingga molekul H2O tersebut akan dengan mudah
terlepas pada saat dipanaskan. Sementara pada Kristal natrium tiosulfat pentahidrat
terlihat stabil pada suhu kamar dimana pada suhu tersebut Kristal masih dalam keadaan
padat hal ini disebabkan 5 molekul H2O terikat kuat pada senyawa garamnya sehingga
tidak mudah terlepas pada suhu kamar. Namun setelah dilakukan pemanasan terlihat
Kristal mencair, dan cairan tersebut menguap dan menyisahkan Kristal anhydrous, Kristal
ini tidak dapat mencair lagi karena Kristal tersebut tidak mengandung molekul air. Dari
ke dua perlakuan tersebut dapat diketahui bahwa Kristal natrium tiosulfat pentahidrat
lebih stabil terhadap pemanasan dibandingkan Kristal natrium tiosulfat hidrat (Mulyono,
2005).
VII. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa:
1. Pembuatan garam natrium tiosulfat dapat dilakukan dengan cara mereaksikan padatan natrium sulfit, belerang dan aquades melalui proses pengrefluksan
2. Beberapa sifat-sifat kimia dari natrium tiosulfat yang diperoleh dalam percobaan ini yaitu:
a. Kristalnya mudah terurai pada saat pemanasan
b. Bertindak sebagai reduktor jika di reaksikan dengan iod
c. Reaksi dengan barium klorida membentuk endapan BaS2O3
d. Reaksi dengan asam klorida encer menghasilkan gas SO2
DAFTAR PUSTAKA
Kristian sugiarto. (2004). Kimia anorganik I. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Kimia
FMIDA UNY.
Mulyono. 2005. Kamus Kimia. Bandung: Bumi Aksara.
Svehla, G. (1895).Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro Dan Semimikro Edisi
Ke Lima. Jakarta: PT. Kalman Media Pustaka.
Penanggung jawab mata kuliah. (2013). Penutun praktikum kimia anorganik 1. Palu:
Untad-press.
SKEMA
A. pembuatan natrium tiosulfat
Na2S2O3 + H2O + S8 Endapan kuning Endapan berkurangDirefluks
selama 90 menit disaring
Larutan beningdiuapkan
Volume berkurang ½ dari volume awal
didinginkanMembentuk kristal putih
B. sifat sifat kimia natrium tiosulfat
tabung 1 (reaksi dengan iod)
Tabung 2 (pengaruh asam
encer)
Tabung 3( reaksi dengan BaCl2)
Tabung 4 (pengaruh
pemanasan)1 ml natrium tiosulfat + 4 tetes iodin
Wrna iodin hilang
1 ml natrium tiosulfat + 1 ml asam klorida
Larutan berwarna putih keruh
1 gram natrium tiosulfat+ 1ml air +
Larutan berwarna putih keruh
Kristal dipanaskan
Kristal mencair