Percabaan pengukuran kecepatan bunyi dan ayunan fisis

19
Percobaan Fisika Dasar Nama : Nanang Suwandana NIM : 12/331632/PA/14792 1. Percobaan Pengukuran Kecepatan Bunyi di Udara dengan Metode Resonansi (M.I.5) 2. Percobaan Ayunan Fisis (M.I.6)

Transcript of Percabaan pengukuran kecepatan bunyi dan ayunan fisis

  • 1. Percobaan Fisika Dasar Nama : Nanang Suwandana NIM : 12/331632/PA/14792 1. Percobaan Pengukuran Kecepatan Bunyi di Udara dengan Metode Resonansi (M.I.5) 2. Percobaan Ayunan Fisis (M.I.6)

2. Pengukuran Kecepatan Bunyi di Udara dengan Metode Resonansi (M.I.5) Tujuan Percobaan : Menentukan kecepatan bunyi di udara Menentukan frekuensi sumber bunyi 3. Langkah Kerja Percobaan Menentukan Kecepatan Bunyi di Udara Percobaan 1 (menentukan kecepatan bunyi di udara) : Garpu penala dipilih mulai dari frekuensi terkecil atau terbesar untuk percobaan Garpu penala yang telah dipilih frekuensinya terlebih dahulu dipukul dengan pemukul kayu dan dipegang diatas mulut tabung Tabung resonansi ditarik keatas perlahan sampai terdengar dengung keras. Tabung dijepit pada kedudukan resonansi tersebut Dikur panjang kolom pada resonansi pertama tersebut Diukur langkah nomor 4 dengan nilai frekuensi pada garpu penala yang berbeda. 4. Data Percobaan Menentukan Kecepatan Bunyi di Udara (Percobaan 1) 1/f (x) l(y) 0.001953125 0.174 0.002344116 0.211 0.002929974 0.25 0.003472222 0.306 5. Grafik Percobaan Kecepatan Bunyi di Udara y = 8648,28x + 0,009 0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0 0.001 0.002 0.003 0.004 Series1 Linear (Series1) Grafik l vs 1/f 6. Perhitungan dalam Menentukan Kecepatan Bunyi di Udara m= (y2-y1)/(x2-x1) = (30,6 17,4)/(0,00347-0,00195) = 13,2/0,00152 = 8648,21 v = mx4 = 8648,28x4 = 34592,8 cm/s = 345,928 m/s = 346 m/s 7. Perhitungan dalam Menentukan Kecepatan Bunyi di Udara m = 3 mm = 0,003 m m = v x 4 v = mx4 = 0,003x4 = 0,012 m/s Sehingga nilai dari v v adalah 346 0,012 m/s 8. Langkah Kerja Percobaan Menentukan Frekuensi Sumber Bunyi Percobaan 2 (menentukan frekuensi sumber bunyi) : Tabung resonansi diturunkan serendah mungkin kemudian suhu kamar dicatat Corong pengeras (loudspeaker) dihubungkan dengan tabung resonansi pada nilai frekuensi tertentu Tabung resonansi ditarik keatas secara perlahan sampai terdengar dengung yang keras. Tabung dijepit pada kedudukan resonansi yang pertama Pada keadaan resonansi tersebut diukur panjang kolom udara yaitu jarak antara mulut tabung sampai permukaan air (ln) Diulangi langkah nomor 4 untuk beberapa orde resonansi 9. Data Percobaan Menentukan Frekuensi Sumber Bunyi Orde resonansi (x) Ln (y) 1 0.08 2 0.224 3 0.41 4 0.58 5 0.74 10. Grafik Percobaan Frekuensi Sumber Bunyi y = 0,165x - 0,096 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0 1 2 3 4 5 6 y Series2 Linear (Series2) Grafik ln vs orde resonansi (n) 11. Perhitungan dalam Menentukan Frekuensi Sumber Bunyi m= (y2-y1)/(x2-x1) = (0,74 0,08)/(5-1) = 0,66/4 = 0,165 m = v/2f f = v/2m = 346/(2x0,165) = 1048,48 Hz 12. Perhitungan dalam Menentukan Frekuensi Sumber Bunyi m = 2 mm f = (2x m/v)^2 + (2xmxv/v^2) = (2x 0,002/346)^2 + (2x0,165x0,012/346^2) = 3,321 x 108 =0,000182 Hz Sehingga nilai dari f f adalah 1048,48 0,000182 Hz 13. Kesimpulan Frekuensi berbanding terbalik dengan l1 (panjang kolom udara) Semakin besar nilai frekuensi maka nilai l1 (panjang kolom udara) akan semakin kecil dan sebaliknya Semakin besar nilai 1/f maka nilai ln akan semakin besar Orde resonansi (n) berbanding lurus dengan ln (panjang kolom udara) Semakin besar nilai n maka nilai ln juga akan semakin besr dan sebaliknya Dari grafik diketahui bahwa nilai 1/f berbanding lurus dengan l dan n berbanding lurus dengan ln. Grafik yang dihasilkan berupa grafik linear Hasil perhitungannya adalah: a. Menentukan kecepatan bunyi di udara v v= 346 0,012 m/s b. Menentukan frekuensi sumber bunyi f f= 1048,48 0,00082 Hz 14. Percobaan Ayunan Fisis (M.I.6) Tujuan percobaan : Menentukan momen kelembaman (inersia) pelat berlubang Dapat menganalisa grafik non linear 15. Langkah Kerja Percobaan Ayunan Fisis Prosedur percobaan: Ditambahakan massa beban m1 dan m2 kemudian digantungkan sistem fisis pada tumpuan melalui lubang tumpuan Sistem fisis disimpangkan dengan sudut yang telah diatur kemudian dilepaskan sehingga akan terjadi osilasi Diukur waktu untuk 10 kali osilasi dengan menggunakan stopwatch Dipindahkan pada lubang tumpuan yang lain dan diulangi seperti langkah 2 dan 3 Data yang diperoleh disajikan dalam tabel 16. Grafik Percobaan Ayunan Fisis 0 1 2 3 4 5 6 7 0 10 20 30 40 Series1 Series2 Grafik T^2 vs x 17. Perhitungan Pada Percobaan Ayunan Fisis T^2 = 1,8 0,1 R = (Rmin)+(Rmax)/ 2 = (15-0,4) + (15+0,8)/2 = 30,4/2 = 15,2 T^2 = ( R2/g) ((Io/MR2)+1) 1,8 = (3,14x(0,152)^2)/9,78 ((Io/0,141(0,152)^2)+1) 1,8 = (0,0725/0,6607)Io + 0,0725/9,78 1,8 = 0,1097 Io + 0,00741 1,793 = 0,1097 Io Io = 6,40 kgm^2 18. Tmax^2 = ( Rmin^2/g) ((Io max/Mrmin^2)+1) 1,8+0,1 = (3,14x(0,146)^2)/9,78 ((Io/0,141(0,152)+1) 1,9 = (0,00684/0,03)Io max + 0,0725/9,78 1,893 = 0,228 Io max Io max = 8,302 kg m^2 Io = (Io max- Io) = 8,302 6,4 = 1,902 kg m^2 Io = (Io + Io) = 6,4 + 1,902 = 8,302 kg m^2 Sehingga diperoleh nilai Io Io sebesar 8,302 1,902 kg m^2 19. Kesimpulan Pusat massa suatu benda tegar yang dihunakan berada di tengah Gerak pada benda ayunan fisis merupakan gerak gerak harmonis sederhana jika sudut simpangan yang digunakan kecil Grafik yang dihasilkan berupa grafik non linear Berdasar pada grafik, ketika berada di pusat massa maka tidak terjadi osilasi Momen inersia dari benda tersebut atau Io Io sebesar 8,302 1,902 kg m^2