0812-7696-5710 (Tsel) Harga Lampu Tidur Klasik, Harga Lampu Tidur Kartun, Harga Lampu Tidur Lampion
PERBEDAAN POLA TIDUR ANTARA KELOMPOK TERLATIH DAN …
Transcript of PERBEDAAN POLA TIDUR ANTARA KELOMPOK TERLATIH DAN …
PERBEDAAN POLA TIDUR ANTARAKELOMPOK TERLATIH DAN TIDAK TERLATIH
E-Journal
Diajukan kepada Fakultas Ilmu KeolahragaanUniversitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratanguna Memperoleh Gelar Sarjana Olahraga
Oleh:Arif Hidayat Suwarna
11603141041
PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAANJURUSAN PENDIDIKAN KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAANUNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
JANUARI 2016
Perbedaan Pola Tidur .... (Arif Hidayat Suwarna) 1
PERBEDAAN POLA TIDUR ANTARA KELOMPOK TERLATIH DANTIDAK TERLATIH
Oleh: Arif Hidayat Suwarna, Ilmu Keolahragaan, Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas IlmuKeolahragaan, Universitas Negeri [email protected]
Abstrak
Faktor keterlatihan berpengaruh terhadap pola tidur seseorang. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui perbedaan pola tidur antara kelompok terlatih dan tidak terlatih. Penelitian ini merupakanpenelitian ex-post-facto menggunakan metode survei dengan teknik pengambilan data menggunakanangket. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu-ibu komplek Tarakanita dan ibu-ibu member senamaerobik di The Sahid Rich Yogyakarta Hotel. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposivesampling yaitu responden dari ibu-ibu komplek Tarakanita dipilih yang tidak aktif berolahraga,sedangkan responden dari ibu-ibu member senam aerobik di The Sahid Rich Yogyakarta Hotel dipilihyang rutin senam setidaknya tiga kali dalam seminggu. Total sampel sebanyak 33 orang. Teknikanalisis data dalam penelitian ini menggunakan uji-t dengan syarat uji-t berupa uji normalitas dan ujihomogenitas. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara pola tidurkelompok terlatih yaitu ibu-ibu member senam aerobik di The Sahid Rich Yogyakarta Hotel dan polatidur kelompok tidak terlatih yaitu ibu-ibu komplek Tarakanita dengan hasil bahwa pola tidur ibu-ibumember senam aerobik di The Sahid Rich Yogyakarta Hotel lebih baik dari ibu-ibu komplekTarakanita. Hasil tersebut ditunjukkan dengan t hitung sebesar 3,468 dan p = 0,002, mean yangdiperoleh ibu-ibu komplek Tarakanita sebesar 94,00, sedangkan mean yang lebih tinggi dimiliki olehibu-ibu member senam aerobik di The Sahid Rich Yogyakarta Hotel sebesar = 104,75. Berdasarkanhasil tersebut dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan pola tidur antara kelompok terlatih dankelompok tidak terlatih.
Kata Kunci: Pola tidur dan tingkat keterlatihan.
Perbedaan Pola Tidur .... (Arif Hidayat Suwarna) 2
Perbedaan Pola Tidur .... (Arif Hidayat Suwarna) 3
PENDAHULUANManusia adalah makhluk sosial yang
tidak lepas dari kesibukan dalam menjalanikesehariannya. Berbagai aktivitasdilakukan baik dari golongan sosial bawah,menengah, ataupun golongan sosial tingkatatas. Keseharian yang dijalani terkadangmembuat banyak orang melalaikan kondisifisiknya. Padahal dengan kondisi fisikyang prima dan bugar dapat mengangkatserta menunjang kehidupan sosial orangitu sendiri. Pola hidup pegawai kantoranmisalnya. Pekerjaan yang banyakdihabiskan di dalam ruangan dengansedikit aktivitas gerak yang terjadi tentumenjadi rahasia umum dan menjadikendala bagi yang tidak bisamenyempatkan untuk berolahraga secarateratur. Suharjana (2013: iii) mengatakanbahwa olahraga yang teratur adalaholahraga yang dilakukan secara kontinyusatu minggu tiga kali, dengan waktulatihan antara 20-60 menit untuk setiapkali olahraga. Olahraga yang teratur dapatbermanfaat untuk menjaga kebugarantubuh manusia, kita ketahui bahwakebugaraan itu memiliki definisi sebagaikemampuan fisik yang optimal untukmelakukan aktivitas sehari-hari tanpakelelahan yang berlebih dan masihsanggup untuk melanjutkan aktivitasringan lainnya.
Masyarakat modern masih banyakyang menyepelekan kesehatan denganmelakukan gaya hidup yang tidak sehat.Remaja yang terlihat banyakmenghabiskan waktu malam denganbegadang baik di pinggiran jalan atau dikafe. Tingkat kesadaran masyarakat yangmulai berkurang seiring perkembanganzaman diperparah dengan perilaku orangdewasa dan bahkan orang tua denganmencotohkan hal-hal negatif berupa polahidup kurang sehat seperti merokok,minum minuman beralkohol,menghabiskan waktu malam di diskotikdan masih banyak hal lain gaya hidup yangsecara langsung ataupun tidak ditiru olehorang-orang di sekitar terutama remajayang masih dalam pencarian jati diri. Gaya
hidup tersebut tentunya berdampak negatifbagi kesehatan dan kebugaran fisik danmental seseorang.
Pada tahun 2004 ketika pendudukIndonesia berjumlah 238,452 juta, adasebanyak 28,053 juta orang Indonesia yangmengalami insomnia atau sekitar 11,7 %.Data tersebut berdasarkan risetinternasional yang dilakukan US CencusBureau (Vera Farah, 2010). Gangguantidur seperti insomnia dapat memberikandampak negatif seperti lebih mudahdepresi, memberikan kontribusi padatimbulnya suatu penyakit, dan menurunkankemampuan dalam memenuhi tugas harianserta kurang menikmati aktivitas hidup.
Sadoso Sumardjuno (1996: 10)mengatakan bahwa dari hasil penelitianpsikologis, ternyata orang yang kapasitasaerobiknya baik merasa badannya segar,bugar, enak, dan kepercayaan diri menjadilebih besar. Selain itu latihan-latihanaerobik sangat bermanfaat dalampengobatan penderita depresi. Latihanaerobik yang teratur menyebabkan yangbersangkutan merasa selalu senang dangembira, tidurnya akan lebih baik danmemiliki energi lebih banyak.
Banyak cara yang dapat dilakukansebagai usaha untuk menjaga kondisi fisiktetap bugar. Berbagai variasi latihanseperti berenang, jogging, dan senamaerobik adalah beberapa contohnya. Tubuhmanusia didesain untuk selalu bergeraksehingga sangat dianjurkan untuk rajinolahraga. Ketika otot dan rangka tubuhbergerak, denyut jantung akan meningkatsehingga darah beserta oksigen dan nutrisiyang dibawanya akan terdistribusi denganbaik. Mekanisme ini tidak terjadi jikatubuh tidak olahraga.
Terganggunya distribusi oksigenpaling berdampak pada otot, yangmenyebabkan rasa pegal-pegal di seluruhtubuh. Otot akan terasa kaku-kaku saatkekurangan oksigen, yang memangberfungsi menjaga fleksibilitas ataukelenturan otot. Selain itu, kekuranganoksigen juga menyebabkan kerja otaktidak maksimal sehingga mudah pusing
Perbedaan Pola Tidur .... (Arif Hidayat Suwarna) 4
dan susah menjaga konsentrasi. Otak yangukurannya hanya 2 % dari total massatubuh dikenal sangat rakus, sebabkonsumsi oksigennya mencapai 20 %kebutuhan total tubuh. Pengaruhnyaterhadap sistem saraf, tidak bergerakseharian saja akan menyebabkan bagian-bagian tertentu dari tubuh mengalamitekanan yang konstan sepanjang hari.Akibatnya terjadi gangguan saraf di bagiantersebut dan memicu berbagai keluhanringan seperti nyeri dan kesemutan.
Tidak bergerak dan berolahraga jugaakan berdampak pada distribusi cairanlimfe. Tidak seperti darah yang memilikijantung sebagai pemompanya, limfe sangattergantung pada gerakan otot untuk bisadidistribusikan ke berbagai jaringan tubuh.Padahal cairan limfe yang diproduksi olehsuatu kelenjar tanpa saluran (ductless) inimerupakan bagian dari sistem imun ataukekebalan tubuh. Dampaknya tentu sajakekebalan tubuh akan menurun, sehinggamudah terserang penyakit terutama jikasedang musim flu.
Sebuah penelitian yang dilakukanoleh University of Hong Kong pernahmengungkap dampak jangka panjang daritidak pernah berolahraga tidak kalahbahayanya dengan merokok. Penelitianyang dilakukan tahun 2004 itu menyebut,20 % penyebab kematian orang dewasaberusia 35 tahun ke atas adalah kurangolahraga.
Resiko kanker pada pria meningkat45 % akibat tidak pernah berolahraga,sementara pada wanita peningkatannyalebih kecil yakni 28 %. Resiko gangguanpernapasan yang berhubungan dengankesehatan paru-paru juga meningkatsebesar 92 % pada pria dan 75 % padawanita. Serangan jantung termasuk resikojangka panjang yang meningkat jika tidakpernah berolahraga. Pada priapeningkatannya 52 %, sementara padawanita sebanyak 28 %.
Meski tidak selalu memberikandampak yang sama pada setiap orang, gayahidup kurang berolahraga seringmemberikan ciri khusus pada penampilan
seseorang. Tanda-tanda yang palingmudah dikenali adalah tubuh gemuk danbergelambir karena kelebihan lemak.
Kurang olahraga juga menyebabkanwajah seseorang cenderung tampak lesu,letih sepanjang hari dan kurang bergairah.Karena kurang olahraga juga memicugangguan tidur, pada pagi hari orang itupasti sering mengeluh masih mengantukkarena semalam tidurnya tidak nyenyak(Uyung Pramudiarja, 2015). Banyak yangbelum menyadari bahwa dengan tubuhyang sehat orang dapat memiliki pola tiduryang baik.
Salah satu manfaat dari tubuh yangsehat dengan berolahraga teratur adalahdapat memiliki pola tidur yang baik,sehingga mampu mengurangi berbagaimasalah tidur dan dapat tidur dengannyenyak dan pulas. Tracey Kelly (2005: 6)mengatakan bahwa olahraga secara teraturpenting untuk menciptakan tidur yangberkualitas. Tanpa olahraga, fisik tidakakan cukup lelah untuk beristirahat denganbaik di malam hari.
Di sini penulis ingin mengetahuiperbedaan pola tidur antara kelompokterlatih dan tidak terlatih. Berdasarkanhasil observasi dan wawancara kepada ibu-ibu di daerah Santren, Catur Tunggal,kabupaten Sleman, tepatnya di komplekTarakanita. Diketahui terdapat keluhangangguan tidur yang dialami ibu-ibu didaerah tersebut. Dalam hal ini, penulismenggolongkan ibu-ibu komplekTarakanita untuk menjadi respondenkelompok yang tidak terlatih, sedangkankelompok yang terlatih penulis memilihmember senam aerobik di The Sahid RichYogyakarta Hotel dengan pertimbangankegiatan senam aerobik yang rutindilakukan enam kali dalam seminggumemenuhi kriteria olahraga teratur.Definisi operasional variabel independentdalam penelitian ini adalah ibu-ibumember senam aerobik di The Sahid RichYogyakarta Hotel yang rutin melakukanlatihan setidaknya tiga kali dalamseminggu dan telah melakukan latihan diatas dua bulan dan kelompok ibu-ibu
Perbedaan Pola Tidur .... (Arif Hidayat Suwarna) 5
komplek Tarakanita yang memiliki kriteriatidak aktif berolahraga. Definisioperasional variabel dependent dalampenelitian ini adalah kualitas tidurseseorang yang digambarkan melalui skordari angket yang dikonversikan dalamkategori tertentu. Penelitian ini dilakukandengan tujuan untuk mengetahuiperbedaan pola tidur antara kelompokterlatih dan tidak terlatih.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian perbedaan pola tidur
antara yang terlatih dan tidak terlatih ini
merupakan penelitian ex-post-facto. Ex-
post-facto adalah penelitian yang
dilakukan untuk meneliti peristiwa yang
telah terjadi yang kemudian merunut ke
belakang untuk mengetahui faktor-faktor
yang dapat menimbulkan kejadian
tersebut. Penelitian ini merupakan
penelitian kuantitatif dengan metode yang
digunakan adalah metode survei berbentuk
angket.
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada
tanggal 15 Agustus 2015 di komplek
Tarakanita Jl. Gejayan Catur Tunggal X,
Sleman DIY dan di The Sahid Rich
Yogyakarta Hotel yang beralamatkan di
jalan Magelang km 6 No. 18, Kutupatran
Yogyakarta pada tanggal 26 Agustus 2015.
Target/Subjek Penelitian
Sampel dalam penelitian ini yaitu
member di The Sahid Rich Yogyakarta
Hotel dan ibu-ibu komplek Tarakanita.
Cara pengambilan sampel dengan
purposive sampling. Adapun syarat-syarat
yang harus dipenuhi member di The Sahid
Rich Yogyakarta Hotel untuk
pertimbangan dalam pengambilan sampel
yaitu member senam aerobik yang telah
aktif latihan senam setidaknya tiga kali
dalam seminggu selama minimal dua
bulan. Terkumpul sebanyak 16 orang
responden dari member senam aerobik di
The Sahid Rich Yogyakarta Hotel. Syarat-
syarat yang harus dipenuhi ibu-ibu
komplek Tarakanita untuk pertimbangan
dalam pengambilan sampel yaitu ibu-ibu
Tarakanita yang tidak aktif olahraga.
Terkumpul sebanyak 17 orang responden
dari ibu-ibu komplek Tarakanita. Total
sampel sebanyak 33 orang responden.
Prosedur
Penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif. Metode penelitian berupa
survei. Prosedur penelitian yaitu responden
melakukan pengisian data pada angket
yang telah disediakan kemudian diberikan
kepada yang telah memenuhi kriteria
sebagai responden dalam penelitian dan
telah bersedia menjadi sampel. Setelah itu
sampel mengisi pernyataan dengan opsi
yang telah diberikan dalam angket.
Data, Instrumen, dan Teknik Pengum-
pulan Data
Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah angket dari Ferlin
Herliati (2006) yang harus diisi oleh
responden. Angket disajikan dalam bentuk
tertutup kemudian dijawab langsung oleh
responden. Jawaban diberikan dengan
tanda check list (√) pada lembar jawaban
yang sudah disediakan dan khusus kolom
dengan menuliskan angka-angka dari
jumlah yang tersedia. Butir pernyataan-
pernyataan diikuti oleh kolom-kolom yang
menunjukkan tingkatan: Sering Sekali
(SS), Sering (S), Kadang-Kadang (KK),
Jarang Sekali (JS), Tidak Pernah (TP).
Perbedaan Pola Tidur .... (Arif Hidayat Suwarna) 6
Tabel 1. Nilai Butir Pernyataan
Alternatif JawabanSkor
Butir SoalSering SekaliSeringKadang-KadangJarang SekaliTidak Pernah
54321
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode survei dan
teknik pengumpulan data berupa angket
yang diwujudkan dalam bentuk
pernyataan. Suharsimi Arikunto (2002: 86)
mengatakan survei adalah mengumpulkan
data sebanyak-banyaknya mengenai
faktor-faktor yang merupakan pendukung
untuk memecahkan masalah dan juga
bermaksud untuk menentukan kesamaan
status dengan cara membandingkannya
dengan standar yang sudah ditemukan.
Survei bertujuan untuk memantapkan atau
mempertajam suatu rencana penelitian.
Teknik Analisis DataAnalisis data merupakan bagian
dari proses pengujian data setelahdilakukannya terhadap pengumpulan datamelalui kuesioner penelitian yang tentunyadisesuaikan dengan tujuan dari riset yangdilakukan. Teknik analisis kuantitatif yangdigunakan adalah uji-t dengan bantuanaplikasi SPSS 17.0 version for windows.Adapun prasyarat uji-t yang telahterpenuhi adalah sebagai berikut:1. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalahuntuk mengetahui apakah data yangdiperoleh dari tiap-tiap variabel yangdianalisis sebenarnya mengikuti polasebaran normal atau tidak. Ujinormalitas variabel dilakukan denganmenggunakan rumus Kolmogorov-Smirnov.
Dari hasil perhitungan ujinormalitas sebaran variabel pola tidurkelompok tidak terlatih diperoleh poin
kolmogorov-smirnov sebesar 0,553dengan p = 0,920. Dikarenakan nilai p> 0,05, dapat disimpulkan bahwa tidakada perbedaan frekuensi observasidengan frekuensi harapan yang berartidata pola tidur kelompok tidak terlatihberdistribusi normal.
Hasil perhitungan uji normalitassebaran variabel pola tidur kelompokterlatih diperoleh poin kolmogorov-smirnov sebesar 0,521 dengan p =0,949. Dikarenakan nilai p > 0,05, dapatdisimpulkan bahwa tidak ada perbedaanfrekuensi observasi dengan frekuensiharapan yang berarti data pola tidurkelompok terlatih berdistribusi normal.
Tabel 2. Ringkasan Hasil Uji NormalitasSebaran
No.
Distribusi
Data
Variabel
Kolmogorov-
SmirnovKesim-
pulanhitung p (sig.)
1.
Pola Tidur
Kelompok
Tidak
Terlatih
0,553 0,920 Normal
2.
Poa Tidur
Kelompok
Terlatih
0,521 0,949 Normal
2. Uji HomogenitasUji homogenitas digunakan
untuk mengetahui apakah beberapavarian populasi adalah sama atau tidak.Asumsi yang mendasari dalam analisisvarian adalah bahwa varian daripopulasi adalah sama. Sebagai kriteriapengujian, jika nilai dari signifikansilebih dari 0,05 maka dapat dikatakanbahwa varian dari dua kelompok dataadalah sama.
Uji homogenitas variansdimaksudkan untuk mengetahui apakahsampel yang diambil dari populasiberasal dari varians yang sama dantidak menunjukkan perbedaan yangsignifikan satu sama lain. Tes statistik
Perbedaan Pola Tidur .... (Arif Hidayat Suwarna) 7
yang digunakan adalah uji F, yaitudengan membandingkan variansterbesar dan varians terkecil.
Seluruh proses perhitungandiselesaikan dengan bantuan programSPSS 17.0 version for windows. Darihasil perhitungan diperoleh nilai Fhitung terlihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Ringkasan Hasil Uji NormalitasSebaran
Data yangDiuji
FKesimpu-
lanF
hitungp
(sig.)Pola TidurKelompok
Terlatih dan\Tidak
Terlatih
0,941 0,340 Homogen
Dari Tabel 6, diketahui bahwa Fhitung tidak signifikan pada tarafsignifikansi 5 %. Karena p > 0,05 dapatdisimpulkan tidak ada perbedaanvarians data pola tidur antara keduavariabel.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBA-
HASAN
Hasil PenelitianSubjek penelitian ini berjumlah 33
orang yang terdiri dari 17 orang darikelompok ibu-ibu komplek Tarakanita dan16 dari kelompok ibu-ibu member senamaerobik di The Sahid Rich YogyakartaHotel. Teknik sampel yang digunakanberupa purposive sampling. Sampel yangmengisi angket diharuskan memilikikriteria tertentu. Bagi subjek darikelompok ibu-ibu komplek Tarakanitadipilih yang memiliki kriteria tidak aktifberolahraga, sedangkan dari kelompokibu-ibu member senam aerobik di TheSahid Rich Yogyakarta Hotel dipilih yangrutin melakukan senam aerobik setidaknyatiga kali dalam seminggu. Berikutdisajikan deskripsi data dari kelompokterlatih dan tidak terlatih.
a. Pola Tidur Kelompok TidakTerlatihDari hasil analisis dengan bantuan
program SPSS diperoleh skor terendah 71dan skor tertinggi 113, dengan meansebesar 94,000 dan standar deviasi =±10,112. Skor mean tersebut berada padainterval kelas 66 s.d. 102 kategori CukupBaik. Dapat disimpulkan bahwa pola tidurkelompok tidak terlatih dikategorikancukup baik.Tabel 4. Frekuensi Skor Pola Tidur
Kelompok Tidak Terlatih
NilaiInterval
SkorFrekuensi
(f)Presentase
(%)Kategori
1.
2.
3.
103s.d.140
66 s.d.102
28 s.d.65
2
15
0
11,8
88,2
0
Baik
CukupBaik
KurangBaik
Jumlah 17 100,0
Dari Tabel 4, secara visual dapat dibuathistogram sebagai berikut:
Gambar 1. Pola Tidur Kelompok TidakTerlatih
b. Pola Tidur Kelompok TerlatihDari hasil analisis dengan bantuan
program SPSS diperoleh skor terendah 90dan skor tertinggi 118, dengan meansebesar 104,750 dan deviasi standar =7,389. Skor mean tersebut berada padainterval kelas 103 s.d. 140 kategori Baik.
Perbedaan Pola Tidur .... (Arif Hidayat Suwarna) 8
Dapat disimpulkan bahwa pola tidurkelompok terlatih dikategorikan baik.
Tabel 5. Frekuensi Skor Pola TidurKelompok Terlatih
NilaiInterval
SkorFrekuensi
(f)Presentase
(%)Kategori
1.
2.
3.
103s.d.140
66 s.d.102
28 s.d.65
9
7
0
56,3
43,8
0
Baik
CukupBaik
KurangBaik
Jumlah 16 100,0
Dari Tabel 5 secara visual dapat dibuathistogram sebagai berikut:
Gambar 2. Pola Tidur Kelompok Terlatih
c. Hasil Perhitungan Uji-t
Tabel 6. Rangkuman Hasil PerhitunganUji-t
Sumber dft
hitungp
(sig.)Kesimpulan
Polatidur
31 3,468 0,002 Signifikan
Dari hasil perhitungan seperti yangtercantum pada tabel 6, diperoleh hasil thitung sebesar 3,468 dan p = 0,002.Dikarenakan p lebih kecil dari 0,05 atau 5% maka dapat disimpulkan bahwa adaperbedaan yang signifikan antara polatidur kelompok terlatih dan tidak terlatih.Dilihat dari mean yang diperoleh
kelompok tidak terlatih sebesar 94,00,sedangkan mean kelompok terlatih sebesar= 104,75. Dengan demikian dapatdikatakan bahwa pola tidur kelompokterlatih lebih baik dari pola tidur kelompoktidak terlatih.
Berdasarkan analisis data terdapatperbedaan yang signifikan antara polatidur kelompok terlatih dan tidak terlatih.Hasil tersebut ditunjukkan dengan t hitungsebesar 3,468 dan p = 0,002. Dikarenakanp lebih kecil dari 0,05 atau 5 % maka dapatdisimpulkan bahwa ada perbedaan yangsignifikan antara pola tidur dari keduakelompok.. Mean yang diperolehkelompok tidak terlatih sebesar 94,00dengan kategori cukup baik, sedangkanmean yang lebih tinggi dimiliki olehkelompok terlatih sebesar = 104,75 dengankategori baik.
Dari mean yang didapatkan dari duakelompok tersebut menunjukkan bahwaskor kelompok terlatih lebih tinggi dariskor kelompok tidak terlatih. Hasiltersebut yang menunjukkan bahwa polatidur kelompok terlatih lebih baik darikelompok tidak terlatih. Hal ini tidak lepasdari aktivitas fisik berupa latihan rutinsenam aerobik yang dilakukan ibu-ibumember senam aerobik di The Sahid RichYogyakarta Hotel. Selain itu tingkat sosialdan ekonomi yang tergolong lebih tinggimampu menunjang kualitas hidup yanglebih baik sehingga pola tidur membersenam aerobik di The Sahid RichYogyakarta Hotel menjadi lebih baik.
Hasil penelitian ini membuktikanbahwa orang dengan tingkat keterlatihanyang baik dapat memberikan dampakpositif untuk mendapatkan pola tidur yanglebih baik, dengan kata lain orang yangbugar akan memiliki pola tidur yang baik.Hal ini disebabkan kadar endorfin yangmeningkat dengan latihan aerobik dapatmenyebabkan suasana hati menjadi senangsehingga mempengaruhi pola tidurmenjadi lebih baik. Faktor usia juga dapatberpengaruh terhadap kemungkinangangguan tidur yang terjadi, karena daridata yang diperoleh usia rata-rata
Perbedaan Pola Tidur .... (Arif Hidayat Suwarna) 9
kelompok tidak terlatih lebih tinggi dariusia rata-rata kelompok terlatih. Orangyang telah terlatih dan memiliki kebugaranyang baik memiliki denyut nadi istirahatyang baik. Penurunan denyut jantungberarti jantung bekerja lebih efisien karenamembutuhkan oksigen lebih sedikit.Menurunnya denyut jantung dapatmenciptakan tidur yang lebih baik karenaakan memberikan rasa rileks.
Saran1. Subjek Penelitian
Bagi member senam The SahidRich Yogyakarta Hotel diharapkanuntuk selalu semangat untuk rutinsenam aerobik maupun olahragalainnya. Serta menularkan budayaberolahraga untuk keluarga dan orangdi sekitar. Begitu pula dengan ibu-ibukomplek Tarakanita diharapkan faktailmiah dari penelitian ini menjadimotivasi tambahan untuk lebihmeningkatkan kualitas hidup danmenjaga kesehatan yaitu dengan rutinberolahraga.
2. Bagi Peneliti lainTerkait dengan penelitian ini,
diharapkan terdapat penelitianlanjutan bagi peneliti lainnya denganjangkauan lebih luas dan mendalambaik menyangkut variabel penelitianmaupun populasinya.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedurpenelitian suatu pendekatanpraktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Ferlin Herliati. (2006). “Pengaruh latihanjogging terhadap pola tidurkaryawan PT Maesindo Indonesiacabang Bantul”. Skripsi.Yogyakarta: Universitas NegeriYogyakarta
Sadoso Sumosardjuno. (1996). Sehat &bugar. Jakarta: PT GramediaPustaka Utam
Suharjana. (2013). Kebugaran jasmani.Yogyakarta: Jogja Global Media
Tracey Kelly. (2005). 50 Rahasia alamitidur yang berkualitas. Jakarta:Erlangga
Uyung Pramudiarja. (2015). “Akibat tidakpernah olahraga”. m.detik.comdiunduh pada tanggal 9 Mei 2015pada pukul 10:00 WIB
Vera Farah. (2010). “28 juta orangindonesia terkena insomnia”.m.detik.com diunduh pada tanggal14 Januari 2015 pada pukul 18:30WIB