PERBEDAAN PERTAMBAHAN BERAT BADAN BAYI USIA 6...
Transcript of PERBEDAAN PERTAMBAHAN BERAT BADAN BAYI USIA 6...
i
PERBEDAAN PERTAMBAHAN BERAT BADAN BAYI USIA 6 BULAN YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF
DAN SUSU FORMULADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MOWEWE KABUPATEN KOLAKA TIMUR
TAHUN 2017
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program pendidikan Diploma IV jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Kendari
Oleh : ENDAH WIJIASTUTI SAPUTRO
NIM P00312016066
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI DIV
TAHUN 2017
ii
HALAMAN PENGESAHAN
PERBEDAAN TEKANAN DARAH ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK 1 BULAN ( CYCLOFEM) DENGAN AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN
(DEPO MEDROKSI PROGESTERON ASETAT/DMPA) DI PUSKESMAS MOWEWE KABUPATEN
KOLAKA TIMUR
Disusun dan diajukan oleh :
SELVINA LAKASA P00312016142
Skripsi ini telah diperiksa dan disahkan oleh tim penguji Politekhnik
Kementerian Kesehatan Kendari Jurusan Kebidanan yang disahkan
tanggal 26 Desember 2017.
Tim penguji
1
2
3
4
5
Dr.Kartini, S.SiT, M.Kes
Hj. Nurnasari.SKM, M.Kes
Aswita, S.SiT,MPH
Askrening,SKM,Mkes
Elyasari, SST,M.Keb
( ………………………)
( ………………………)
( ………………………)
( ………………………)
( ………………………)
Mengetahui, Ketua Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kendari
SULTINA SARITA SKM, M. Kes NIP. 19680602 199203 2 003
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
PERBEDAAN PERTAMBAHAN BERAT BADAN BAYI USIA 6 BULAN
YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF DAN SUSU FORMULA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MOWEWE
KABUPATEN KOLAKA TIMUR TAHUN 2017
Disusun oleh:
ENDAH WIJIASTUTI SAPUTRO
NIM P00312016066
Telah disetujui oleh Dewan Pembimbing Prodi DIV Kebidanan
Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kendari
Kendari, November 2017
Pembimbing I ARSULFA, S.ST, M. Keb NIP.19740101 199212 2 001
Pembimbing II
WA ODE ASMA ISRA.SSiT, M.Kes NIP.19800627 200501 2 003
Mengetahui, Ketua Jurusan Kebidanan
SULTINA SARITA, SKM, M.Kes NIP.19680602199203 2 003
iv
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Penelitian ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar di suatu
perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat
karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,
kecuali yang secara jelas dan tegas tertulis diacu dalam naskah ini dan
disebutkan dalam daftar pustaka.
Kendari, November 2017 Yang membuat pernyataan
Endah Wijiastuti Saputro
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
NAMA : ENDAH WIJIASTUTI SAPUTRO
NIM : P00312016066
Tempat/Tanggal lahir : Mowewe, 21 Mei 1987
Agama : Islam
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Pasaeno no 6 Kec. Mowewe Kab. Kolaka
Timur , Sulawesi Tenggara
e-Mail : [email protected]
Pendidikan :
Tahun 1991-1992 : TK Idhata, Mowewe
Tahun 1993-1999 : SDN 2 Inebenggi, Mowewe
Tahun 1999-2002 : Mts N 1, Kolaka
Tahun 2002-2005 : SMA N 1 , Kolaka
Tahun 2005-2008 : Poltekkes Kendari, Kota Kendari
Pekerjaan :
Tahun 20010-2017 : Bidan Desa, Dinkes Kolaka Timur
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan Rahmat, nikmat, karunia serta hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusuna Karya Tulis Ilmiah yang berjudul
“Perbedaan Pertambahan Berat Badan Bayi Usia 6 Bulan Yang Diberi ASI
Eksklusif dan Susu Formula, di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan
Mowewe kabupaten Kolaka Timur”.
Adapun maksud penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk
memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan Pendidikan DIV Jurusan
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kendari.Penulisan sadar bahwa karya
tulis ilmiah ini dapat terselesaikan berkat dorongan dam bantuan dari
semua pihak. Oleh karena itu, penulis dengan setulus hati mengucapkan
terima kasih yang sebesar- besarnya kepada :
1. Ibu Askrening, SKM, M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kendari.
2. Ibu Sultina Sarita, SKM .Mkes selaku Ketua Jurusan Kebidanan
3. Ibu Melania Asi, S.SiT M.Kes selaku Ketua Program Studi Diploma D-
IV Kebidanan.
4. Ibu Selvina lakasa Amkeb selaku Kepala Puskesmas Mowewe
5. Ibu Arsulfa SST, Mkeb selaku pembimbing I, yang telah bersedia
meluangkan waktu memberi bimbingan dan koreksinya dalam proses
penyusunan skripsi ini.
6. Ibu Wa Ode Asma Isra SsiT, Mkes selaku pembimbing II yang telah
bersedia memberi kritik dan saran baik teknik materi maupun teknik
penulisan skripsi ini.
vii
7. Ibu Elyasari SST,M.Keb, Ibu Feryani SSiT, MPH dan ibu Andi
Malahayati NSSiT, MKes selaku Penguji I, Penguji II dan Penguji III,
yang telah banyak memberikan masukan dalam penyusunan skripsi
ini.
8. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi D-IV Gizi yang telah memberi
bekal ilmu pengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan studi
dan menyelesaikan penulisan skripsi ini.
9. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi D-IV Gizi yang telah banyak
memberikan masukan kepada penulis, baik selama dalam mengikuti
perkuliahan maupun dalam penulisan skripsi ini.
10. Suami, anak-anak dan orangtuaku saya tidak mampu sampai di titik
ini tanpa dukungan dan pengorbanan kalian.
Penulis menyadari karena keterbatsan pengetahuan dan
kemampuan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan untuk
kesempurnaan Penelitian.
Kendari, November2017
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................ iii
HALAMAN PERNYATAAN .............................................................. iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................. v
KATA PENGANTAR ........................................................................ vi
DAFTAR ISI ..................................................................................... vii
DAFTAR TABEL .............................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................. 5
D. Manfaat Penelitian ........................................................... 6
E. Keaslian Penelitian .......................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................... 12
A. Konsep Dasar Teori Bayi .................................................. 12
B.Konsep Dasar Teori Berat Badan ....................................... 17
C. Konsep Dasar Teori ASI Eksklusif .................................... 19
D. Konsep Dasar Teori Susu Formula ................................... 29
ix
E. Kerangka Konsep .......................................................... 35
BAB III METODE PENELITIAN .................................................... 42
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ..................................... 43
B. Kerangka Kerja ............................................................... 43
C. Subjek Penelitian .......................................................... 45
D. Identifikasi Variabel Penelitian ...................................... 48
E. Definisi Operasional Variabel ................................................. 49
F. Instrumen Penelitian ................................................................ 50
G. Pengolahan Data .................................................................... 51
H. Analisa Data ......................................................................... 53
I. Etika Penelitian ....................................................................... 54
J. Jalannya Penelitian ................................................................ 55
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………. … 50
A. Gambaran umum Puskesmas Mowewe………………………. 50
B. Hasil penelitian …………………………………………………... 53
C. Pembahasan …………………………………………………….. 59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………….. 67
A. Kesimpulan ………………………………………………………. 67
B. Saran …………………………………………………………….. 67
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Teori ......................................................... 37
Gambar 3.1 KerangkaKonsep...................................................... 38
Gambar 4.1 Alur Desain Cross sectional ………………………… 40
Gambar 5.1 tenaga kesehatan puskesmas mowewe …………… 53
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Komposisi Kolostrum dan ASI ….………………………. 22
Tabel 2.2 Perbedaan Komposisi ASI dan susu Formula ……..... 32
Tabel2.3 Kebutuhan cairan pada bayi…………………………….. 33
Tabel 4 Distribusi frekuensi ibu yang bayinya diberi ASI Eksklusif berdasarkan usia…… ………………….……. 54
Table 5 Distribusi Karasteristik ibu yang bayinya diberi Susu
Formula berdasarkan usia……………………………..... 54 Tabel 6 Distribusi frekuensi ibu yang bayinya diberi Susu Formula berdasarkan usia…………..…………………. 55 Tabel 7Distribusi frekuensi ibu yang bayinya diberi ASI Eksklusif berdasarkan tingkat pendidikan …………. … 55 Tabel 8 Distribusi frekuensi ibu yang bayinya diberi susu formula berdasarkan tingkat pendidikan …………… … 56 Tabel 9 Distribusi frekuensi ibu yang bayinya diberi ASI Eksklusif berdasarkan pekerjaan …………………… … 56 Tabel 10.Distribusi frekuensi ibu yang bayinya diberi Susu Formula berdasarkan pekerjaan ……………………… … 57 Tabel.11. Distribusi Frekuensi bayi berdasarkan Asupan nutrisi bayi…………………………………………………….57 Tabel 12. Distribusi frekuensi berat badan bayi yang diberi ASI Eksklusif ……………………………………………………...… 58 Tabel 13.Distribusi frekuensi berat badan bayi yang diberi Susu Formula………………………………….………..…..… 58 Tabel 14. Tabulasi silang perbedaan pertambahan berat badan bayiusia 6 bulan yang diberi ASI Eksklusif dan Susu Formula………………………………………………… 58
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar permohonan menjadi responden
Lampiran 2 Lembar persetujuan menjadi responden
Lampiran 3 Lembar kuesioner
Lampiran 4 Tabel Rekapitulasi
Lampiran 5 Wilcoxon Signed Test
Lampiran 6 Tabel Herga Keritis
xiii
INTISARI
PERBEDAAN PERTAMBAHAN BERAT BADAN BAYI USIA 6 BULAN YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF DAN SUSU FORMULA DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS MOWEWE KABUPATEN KOLAKA TIMUR Endah wijiastuti saputro1, Arsulfa2,Wa ode Asma Isra3
Latar belakang :Pengukuran antropometri khusunya berat badan bayi, penting dalam pemeriksaan bayi maupun balita untuk menilai status gizi. Peningkatan berat badan bayi dapat dipengaruhi beberapa faktor seperti genetik, jenis kelamin, nutrisi, termasuk pemberian susu. Pemberian asi secara eksklusif akan menjamin nutrisi ideal dan mencegah kelebihan berat badan bayi. Sebaliknya pemberian susu formula pada bayi kurang dari 6 bulan beresiko tinggi terjadi kelebihan berat badan bayi. Tujuan penelitian : untuk mengetahui perbedaan pertambahan berat badan bayi usia 6 bulan yang diberi Asi eksklusif dan susu formula diwilayah kerja puskesmas mowewe tahun 2017 Metode : Jenis penelitian ini adalah analitik dimana bentuk desain yang digunakan adalah desain cross sectional, yang dilaksanakan pada Bulan Agustus 2017 bertempat di Wilayah Kerja Puskesmas Mowewe Kabupaten Kolaka Timur. Sampel penelitian menggunakan total sampling dari populasi yang ada, yang berjumlah 46 orang. Data dianalisis menggunakan uji Wilcoxon pada tingkat kepercayaan 95% (α ≤ 0,05). Hasil : sebagian besar bayi yang mendapat Asi Eksklusif 60,86 % mengalamai pertambahan berat badan normal sedangkan bayi yang diberi susu formuka 73,91 % mengalami peningkatan berat badan tidak normal. Uji wilcoxon harga Z hitung( 4,472)ternyata lebih besar dari Z tabel (1,96) Kesimpulan :peningkatan berat badan bayi yang mendapat Asi Ekslusif lebih rendah dibandingkan dengan bayi yang mendapat susu formula. Kata kunci : Peningkatan berat badan, ASI eksklusif, susu formula
Daftar pustaka : 26 Literatur (2001-2010)
1. Mahasiswa Politekhnik Kemenkes kendari
2. Dosen Politeknik Kemenkes Kendari
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Menyusui merupakan hal yang umum terjadi pada semua
budaya dan selalu dilakukan karena kelangsungan hidup bayi
tergantung pada ASI. Menyusui merupakan salah suatu proses
alamiah yang universal, yang menjamin kelangsungan hidup dan
kesehatan anak. Namun karena kurangnya pengetahuan
masyarakat terhadap manfaat pemberian ASI, diet yang terbatas
dan lingkungan yang kurang sehat menyebabkan tingginya angka
kesakitan dan kematian bayi dan anak.Dinegara berkembang,
menyusui merupakan senjata terampuh untuk melindungi bayi,
mempunyai antibody kekebalan tubuh, memiliki rasa aman yang
lebih tinggi terutama ketika bayi saat tidur dan pemberian ASI lebih
menguntungkan dibandingkan dengan susu botol. (Maulana, 2009).
Bayi di Indonesia yang mendapat ASI eksklusif terus
menurun. Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)
dari 2003 hingga 2005, jumlah bayi enam bulan yang mendapatkan
ASI eksklusif menurun dari 7,9% menjadi 7,8%. Hasil SDKI 2007
menunjukkan penurunan jumlah bayi yang mendapatkan ASI
eksklusif hingga 7,2%. Pada saat yang sama, jumlah bayi di bawah
enam bulan yang diberi susu formula meningkat dari 16,7% pada
2002 menjadi 27,9% pada 2007.Data pemberian ASI Eksklusif
pada bayi 0-6 bulan disulawesi tenggara cenderung naik turun,
2
peningkatan signifikan dilaporkan pada tahun 2011 dengan
cakupan 63,8% atau naik sebesar 49,7% dari tahun sebelumnya,
namun angka tersebut terus menurun pada tiga tahun berikutnya
hingga mencapai 32,9% pada tahun 2014 dan ditahun 2015
kembali naik menjadi 54,15 %. Beberapa factor yang menyebabkan
rendahnya cakupan ASI eksklusif antara lain kebiasaan atau
budaya masyarakat setempat yang cenderung menyapi terlalu dini
dengan beragam alasan, maupun karena pencatatan dan
pelaporan yang tidak lengkap dari fasilitas kesehatan.
ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja, termasuk
kolostrum tanpa tambahan apapun sejak dari lahir, dengan kata
lain pemberian susu formula, air matang, air gula dan madu untuk
bayi baru lahir tidak dibenarkan. (Saleha, 2014).
Hasil rekomendasi WHO dan UNICEF pada pertemuan
tahun 1979 di jeneva tentang makanan bayi dan anak antara lain
berisi menyusui merupakan bagian terpadu proses reproduksi
yang memberikan makanan bayi secara ideal dan alamiah serta
merupakan dasar biologik dan psikologisyang dibutuhkan untuk
pertumbuhan. Memberikan susu formula dengan dalih apapun
pada bayi harus dihindarkan.( Prawirohardjo, 2002 ).
Pertumbuhan bayi yang menyusu secara murni adalah
dengan tercukupnya zat gizi yang terkandung dalam ASI dan
menyediakan antibodi atau zat kekebalan, sehingga dapat
menjamin pertumbuhan normal dan membantu melawan infeksi /
alergi. Keunggulan ASI lebih unggul dibandingkan susu bantuan /
3
susu formula karena ASI mengandung hampir semua zat gizi yang
diperlukan bayi. (Lewis, 2002).
Susu formula merupakan makanan yang diberikan pada bayi
apabila Air Susu Ibu (ASI) tidak tersedia, yang secara tunggal
dapat memenuhi kebutuhan gizi, pertumbuhan serta
perkembangan bayi dari umur 0-6 bulan. Bila alasan tertentu, bayi
tidak dapat diberikan ASI, maka susu formula ini tidak bisa
disamakan dengan ASI karena tidak ada satu pun susu formula
yang kandungannya dapat menyerupai kandungan ASI. Terutama
karena protein hasil olahan tubuh ibu sama sekali berbeda dari
protein olahan tubuh sapi (Roesli, 2000).
Pemberian susu buatan / formula pada bayi bisa
memyebabkan alergi karena mengandung bahan yang bisa
menyebabkan diare kronik dan dapat merangsang aktivasi system
IgE pada bayi baru lahir belum sempurna, sedangkan dalam jangka
panjang anak akan mudah kekurangan gizi dan obesitas. Selain itu
dampak bila bayi tidak diberiksn ASI Eksklusif dapat menurunkan
berat badan bayi, bayi juga akan mudah sakit karena tidak
mendapat zat immunoglobulin yang terkandung dalam colostrum
(Ruslina dan Rusli, 2008).
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilaksanakan peneliti
pada bulan 7 April 2017Di wilayah kerja puskesmas Kecamatan
Mowewe Kabupaten Kolaka Timur, jumlah bayi yang ada 168 orang
sekitar 30% atau sekitar 52 bayi bayi berusian 6 bulan yang diberi
4
ASI eksklusif dan yang diberi susu formula. Dari hasil wawancara
dengan 12 orang ibu yang mempunyai bayi usia 6 -12bulan
diperoleh keterangan bahwa 5 orang mengatakan bahwa bayinya
diberi ASI eksklusif sedangkan 7 orang ibu mengatakan bahwa
bayinya diberi susu formula. Upaya untuk mengurangi banyaknya
ibu yang tidak memberi ASI Eksklusif adalah dengan meningkatkan
pelayanan kesehatan, terutama dalam memberikan penyuluhan,
motivasi tentang ASI Eksklusif, dan bimbingan secara menyeluruh
dan efektif.
Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan penelitian
lebih lanjut tentang " Bagaimana Pertambahan Berat Badan Bayi
Usia 6 Bulan Yang Diberi ASI Eksklusif Dan Susu Formula". Oleh
karena itu diharapkan dari hasil penelitian ini membawa manfaat
yang besar bagi semua pihak.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas, maka
rumusan masalah penelitian adalah “Bagaimana perbedaan
pertambahan berat badan bayi usia 6 bulan yang diberi ASI
eksklusifdan susu formula di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan
Mowewe Kabupaten Kolaka Timur.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui apakah ada perbedaan
pertambahan berat badan bayi usia 6 bulan yang diberi ASI
5
Eksklusif dan susu formula, di Wilayah kerja Puskesmas
Kecamatan Mowewe Kabupaten Kolaka Timur
2. Tujuan khusus
a. Mengidentifikasi berat badan bayi usia 6 bulan yang
diberi ASI eksklusif.
b. Mengidentifikasi berat badan bayi usia 6 bulan yang
diberi susu formula tanpa ASI.
c. Menganalisa perbedaan pertambahan berat badan bayi
usia 6 bulan yang diberi ASI eksklusif dan susu formula.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Menambah wawasan dan pengetahuan tentang perbedaan
pertambahan berat badan bayi usia 6 bulan yang diberi ASI
eksklusif dan susu formula.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam bidang
penelitian ilmiah khususnya masalah perbedaan
pertambahan berat badan bayi usia 6 bulan yang diberi
ASI eksklusif dan susu formula.
b. Bagi Institusi
Sebagai bahan masukan dalam proses belajar mengajar
bagi institusi pendidikan serta pengembangan ilmu
pengetahuan tentang perbedaan pertambahan berat
6
badan bayi usia 6 bulan yang diberi ASI eksklusif dan
susu formula.
c. Bagi Ibu Yang Mempunyai Bayi Usia 6 Bulan
Diharapkan dapat menambah wawasan baru bagi
masyarakat khususnya pada ibu tentang perbedaan
pertambahan berat badan bayi usia 6 bulan yang diberi
ASI eksklusif dan susu formula.
d. Bagi Petugas Kesehatan
Sebagai masukan untuk memberi penyuluhan tentang
keuntungan ASI Eksklusif.
E. Keaslian Penelitian
Sri Sugiarsi, (2010) judul penelitian Studi Case Control
Kenaikan Berat Badan Pada Kelompok Bayi Usia 0 – 6 Bulan Yang
Diberi ASI Eksklusif dan Non ASI Eksklusif di Kecamatan Sukoharjo.
Tujuan penelitian adalah Menganalisis pengaruh pemberian Asi
eksklusif terhadap kenaikan berat badan bayi usia 0-6 bulan. Jenis
penelitian ini adalah descriptive comparative dengan rancangan
case Control. Simpulan penelitian ini adalah terdapat perbedaan
yang signifikan antara berat badan bayi usia 0 – 6 bulan yang diberi
ASI Eksklusif dengan yang tidak diberi ASI Eksklusif. Bayi yang
diberi ASI Eksklusif mengalami kenaikan berat badan yang normal
1,8 kali dibanding yang tidak diberi ASI Eksklusif.
Wahyu Dwi Yuni Nugraheni, (2011) judul penelitian
Perbedaan Berat Badan Pada Bayi Usia 0-6 Bulan Yang Diberikan
7
ASI Dengan Yang Diberikan MP-ASI Di Kecamatan Gunung Pati.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berat badan bayi pada usia 0-
6 bulan terdapat perbedaan yang signifikan antara berat badan bayi
usia 0-6 bulan yang diberi ASI dengan berat badan bayi yang diberi
PASI p = 0,000 ( p < 0,05 ).
Nirmala Husin, (2009) judul penelitian Perbedaan
Peningkatan Berat Badan Bayi Usia 6 bulan Antara Yang Mendapat
ASI Eksklusif Dan Susu Formula Di Wilayah Kerja Puskesmas Ba’a
Kecamatan Lobalin Kabupaten Rote Ndao. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui perbedaan peningkatan berat badan bayi usia 6
bulan antara yang mendapat ASI Eksklusif dan susu formula di
posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Ba’a, Kecamatan Lobalain
Kabupaten Rote Ndao.. Kesimpulan penelitian ini adalah rata-rata
pertambahan berat badan bayi usia 0-3 bulan dan usia 4-6 bulan
antara bayi usia 6-8 bulan yang diberi susu formula lebih tinggi dari
pada bayi yang diberi ASI eksklusif.
Perbedaan penelitian diatas dengan penelitian ini yaitu dari
judul “ Studi Case Control Kenaikan Berat Badan Pada Kelompok
Bayi Usia 0 – 6 Bulan Yang Diberi ASI Eksklusif dan Non ASI
Eksklusif di Kecamatan Sukoharjo” perbedaannya yaitu
menggunakanteknik multistage random sampling. Sedangkan
persamaan dengan judul “ Perbedaan Pertambahan Berat Badan
Bayi Usia 0-6 Bulan yang Diberi ASI Eksklusif dan susu Formula”
yaitu Respondennya bayi usia 0-6 bulan.
8
“Perbedaan Berat Badan Pada Bayi Usia 0-6 Bulan Yang
Diberikan ASI Dengan Yang Diberikan MP-ASI” penelitian ini
menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan studi komparatif.
Sedangkan persamaannya yaitu menggunakan responden bayi
usia 0-6 bulan.
“Perbedaan Peningkatan Berat Badan Bayi Usia 6 bulan
Antara Yang Mendapat ASI Eksklusif Dan Susu Formula”
perbedaannya yaitu statistik deskriptif dan disajikan dalam bentuk
tabel frekuensi distribusi. Sedangkan persamaannya dengan judul
“Perbedaan Peningkatan Berat Badan Bayi Usia 6 bulan Antara
Yang Mendapat ASI Eksklusif Dan Susu Formula”, yaitu mengukur
perbedaan pertambahan berat badan.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP DASAR TEORI BAYI
1. Pengertian Bayi
a. Bayi merupakan manusia yang baru lahir sampai umur satu
tahun, namun tidak ada batasnya yang pasti. Pada masa ini
manusia sangat lucu dan menggemaskan tetapi juga rentan
terhadap kematian (Ana Maria Khoirunisa, 2009).
b. Bayi adalah anak dengan rentang usia 0 - 12 bulan (Sutomo,
2010).
c. Bayi merupakan makhluk hidup mungil calon manusia yang
berbentuk dari pertemuan antara sperma dan sel telur di
dalam rahim seorang wanita (Anneahira, 2010).
2. Pengertian Pertumbuhan Bayi
Pertumbuhan adalah bertambahnya jumlah dan
besarnya sel diseluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif
dapat diukur, seperti tinggi badan, berat badan, dan lingkar
kepala (Nur, 2010).
Pertumbuhan (Growth) adalah berkaitan dengan
masalah perubahan dalam besar, jumlah ukuran atau dimensi
tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan
ukuran berat (gram,pound,kilogram), ukuran panjang
10
(Cm,meter),ukuran tulang dan keseimbangan metabolik (retensi
kalium dan nitrogen tubuh) (Soetjiningsih,2002).
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah
sel serta jaringan interseluler berarti bertambahnya ukuran fisik
dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan sehingga dapat
diukur dengan satuan panjang dan berat.proses pertumbuhan
ini dapat dideteksi dalam kegiatan posyandu melalui KMS
(Soetjiningsih, 2002).
3. Ciri Pertumbuhan Bayi Sehat
a. Dalam pertumbuhan akan terjadi perubahan ukuran fisik,
seperti berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar
lengan, lingkar dada.
b. Pada pertumbuhan dan perkembangan terjadi hilangnya ciri-
ciri lama yang ada selama masa pertumbuhan, seperti
lepasnya gigi susu, dan hilangnya reflek-reflek tertentu.
4. Tahap Tumbuh Kembang Bayi
Tahap tumbuh kembang pada masa bayi antara lain :
(Chomaria, 2011)
a. Usia 1 bulan
1) Sering memasukkan jarinya kedalam mulut.
2) Melakukan gerakan refleks, seperti membuka mulut,
mencari puting susu, menghisap, dan menelan.
3) Sudah dapat tersenyum.
11
4) Jika pipinya disentuh, akan menggerakkan kepalanya ke
arah yang sama.
5) Memegang jari yang disodorkan pada telapak
tangannya.
6) Bayi akan menangis jika merasa lapar.
b. Usia 2 bulan
1) Dapat miring ke kanan dan ke kiri.
2) Dapat membedakan muka dan suara.
3) Dapat memegang benda yang diberikan selama
beberapa detik, dapat melepasnya.
4) Akan menghisap setiap benda yang dipegangnya, bayi
mulai mengeluarkan suara "a", "e", "h".
5) Dengan matanya, dapat mengikuti gerakan benda yang
terletak di dekat matanya.
c. Usia 3 Bulan
1) Dapat mengangkat kepala dan tubuhnya jika diletakkan
dalam posisi tengkurap.
2) Memegang mainan dengan kedua tangannya serta
menggerakkan mainan.
3) Melihat kesana kemari dan mencoba mencari suara
yang didengarnya.
4) Kala gembira, kesal atau marah, bayi dapat
mengeluarkan suara.
12
5) Dapat duduk dalam beberapa waktu jika ada yang
menopangnya.
6) Terkadang bayi berteriak - teriak, tidak mau tenang
umtuk waktu yang lama.
d. Usia 4 Bulan
1) Sudah memegang benda yang diletakkan ditangannya.
2) Bayi sudah bisa tengkurap, dan dapat menggeser
tubuhnya untuk mencapai dan memegang benda.
3) Memasukkan benda ke dalam mulutnya.
4) Mulai mengoceh dan tertawa jika diajak bercanda.
5) Reaksi emosi bayi sudah jelas misalnya dengan gerak
tubuh, rengekan, atau tangisan berirama jika bayi kesal.
e. Usia 5 Bulan
1) Bayi mengeluarkan ekspresi rasa senang atau tidak
senang.
2) Memberi respon dengan wajah mengoceh atau
tersenyum.
3) Membedakan wajah - wajah yang tersenyum, suara
ramah, dan suara amarah.
4) Mengulurkan tangan untuk minta digendong.
5) Dapat memindahkan benda dari tangan yang satu ke
tangan yang lain.
6) Membawa kakinya ke dalam mulut, dan menghisap jari
kakinya.
13
7) Meniru gerakan orang lain yang dilihatnya.
f. Usia 6 Bulan
1) Dapat menjatuhkan mainan yang diberikan, dan meminta
untuk diambilkan kembali.
2) Senang jika diberdirikan, serta mulai banyak
mengeluarkan suara.
3) Dapat membedakan orang dekat dan orang baru atau
orang asing.
4) Mulai mampu tersenyum pada bayi lain yang ada di
dekatnya.
5) Berbalik dari posisi terlentang menjadi posisi tengkurap,
atau sebaliknya.
6) Bila didudukkan, dapat duduk sendiri tanpa ditopang.
5. Deteksi Dini Tumbuh Kembang Bayi
Deteksi dini tumbuh kembang bayi melalui pemeriksaan
fisik, antara lain : (Nur, 2010).
a. Tinggi badan, berat badan, berguna untuk mendeteksi
gangguan pertumbuhan.
b. Ukuran kepala yag lebih kecil berhubungan erat dengan
gangguan perkembangan kognitif.
c. Bentuk kepala yag aneh berkaitan dengan sindrom,
gangguan tumbuh kembang.
14
6. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Dan
Perkembangan Bayi
Tumbuh kembang adalah proses kontinu sejak dari
konsepsi sampai maturitas / dewasa yang dipengaruhi oleh
faktor bawaan dan lingkungan. Faktor yang mempengaruhi
perkembagan pada seorang anak dipengaruhi oleh
kematangan dan latihan (belajar). Sedangkan pertumbuhan
antara lain : (Nur, 2010).
a. Faktor herediter meliputi fektor bawaan, jenis kelamin, ras,
suku bangsa.
b. Faktor lingkungan menurut Soetjiningsih, 1995 meliputi :
1) Faktor pranatal ( faktor yang mempengaruhi anak pada
waktu masih di dalam kandungan ).
2) Postnatal ( faktor yang mempengaruhi tumbuh
kembang anak setelah lahir ).
B. KONSEP DASAR TEORI BERAT BADAN
1. Pengertian Berat Badan
a. Berat Badan merupakan ukuran antropometri yang
terpenting dan paling sering digunakan pada bayi baru lahir
( neonatus ). Berat Badan digunakan untuk mendiagnosa
bayi normal atau BBLR. Dikatakan BBLR apabila berat
bedan bayi lahir di bawah 2500 gram. Pada masa bayi-balita,
berat badan dapat dipergunakan untuk melihat
pertumbuhan fisik maupun status gizi, kecuali terdapat
15
kelainan klinis dan sebagai dasar perhitungan dosis obat dan
makanan (Supriasa, 2000).
b. Berat Badan adalah salah satu parameter yang memberikan
gambaran masa tubuh (Supriasa, 2000).
2. Kenaikan Berat Badan Menurut Umur ( BB / U )
Dimana dalam keadaan normal keadaan kesehatan
baik dan keseimbangan antara konsumsi dan kebutuhan zat
gizi terjamin maka berat badan berkembang mengikuti
pertambahan umur. Sebaliknya dalam keadaan abnormal,
terdapat 2 kemungkinan perkembangan berat badan, yaitu
dapat berkembang cepat atau lebih lambat dari keadaan
normal. Berdasarkan karakteristik berat badan : maka
indeks berat badan menurut umur digunakan sebagai salah
satu cara pengukuran status gizi ( Supriasa, 2000 ). Kenaikan
berat badan bayi pada tahun pertama adalah berkisar
antara : Triwulan I kenaikan BB antara 700 - 1000 gr/bulan,
Triwulan II kenaikan BB antara 500 - 600 gr/bulan
(Soetjiningsih, 1995).
3. Faktor Yang Mempengaruhi Berat Badan Bayi Lahir
Berat badan lahir merupakan hasil interaksi dari
berbagai faktor melalui suatu proses yang berlangsung selama
berada dalam kandungan. Faktor yang dapat mempengaruhi
berat bayi lahir adalah sebagai berikut (Manuaba, 1998) :
16
a. Faktor Lingkungan Internal, yaitu meliputi umur ibu, ANC,
jarak kelahiran, paritas, status gizi, dan penyakit saat
kehamilan.
b. Faktor Lingkungan Eksternal, yaitu meliputi kondisi
lingkungan, asupan zat gizi dan tingkat sosial ekonomi ibu
hamil.
C. KONSEP DASAR TEORI ASI EKSKLUSIF
1. Pengertian Asi Eksklusif
a. ASI adalah zat yang mudah dicerna karena mengandung zat
gizi yang sesuai dan mengandung enzim - enzim untuk
mencerna zat - zat gizi yang terdapat dalam ASI. ASI
mengandung zat - zat gizi berkualitas tinggi yang berguna
untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi /
anak (Maulana, 2009).
b. ASI Eksklusif adalah pemberian ASI sedini mungkin setelah
lahir sampai bayi berumur 6 bulan tanpa pemberian
makanan lain. Setelah 6 bulan, bayi mulai dikenalkan
dengan dengan makanan lain dan tetap diberikan ASI
sampai bayi berumur 2 tahun (Purwanti, 2004).
World Health Organization (WHO) merekomendasikan
kepada ibu - ibu di seluruh dunia untuk memberikan ASI
Eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan untuk
memperoleh pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan yang
17
optimal. Setelah itu dapat diberikan MP-ASI. Pemberian ASI
Eksklusif ini menerapkan :
a. Inisiasi menyusui dini selama 1 jam setelah kelahiran bayi.
b. ASI Eksklusif diberikan kepada bayi hanya ASI saja tanpa
makanan tambahan atau minuman.
c. ASI diberikan secara "on demand" atau sesuai kebutuhan
bayi, setiap hari setiap malam.
d. ASI diberikan tidak menggunakan botol, cangkir maupun dot.
2. Manfaat Asi Eksklusif
Bagi bayi tidak ada pemberian yang lebih berharga dari
ASI. Hanya seorang ibu yang dapat memberikan makanan
terbaik bagi bayinya. Keuntungan tidak saja diperoleh bayi,
tetapi juga dirasakan oleh ibu, keluarga, negara, bahkan
lingkungan. Beberapa manfaat ASI eksklusif antara lain :
(Proverawati & Rahmawati, 2010)
a. Bagi Bayi
Manfaat pemberian ASI eksklusif bagi bayi antara lain :
(Khasanah, 2011)
1) ASI baik bagi pertumbuhan emas otak bayi.
2) ASI adalah sumber nutrisi terbaik bagi bayi.
3) ASI meringankan pencernaan bayi.
4) ASI meningkatkan kekebalan tubuh bayi.
5) ASI tidak mudah tercemar.
6) ASI mudah dicerna oleh bayi.
18
7) ASI menghindarkan bayi dari alergi.
8) ASI mengurangi resiko obesitas dikemudian hari.
b. Bagi Ibu dan Keluarga
Manfaat pemberian ASI Eksklusif bagi ibu dan keluarga
antara lain : (Khasanah, 2011)
1) ASI lebih menguntungkan secara ekonomis
Ibu tidak perlu mengeluarkan biaya untuk
makanan bayi sampai bayi berumur 4 atau 6 bulan. Dan
menghemat pengeluaran rumah tangga untuk membeli
susu formula.
2) ASI tidak pernah basi dan habis
ASI selalu diproduksi oleh pabriknya dipayudara
ibu. Bila gudang ASI telah kosong, ASI langsung
diproduksi, jika ASI tidak digunakan akan diserap
kembali oleh ibu.
3) Praktis dan tidak merepotkan
Ibu tidak perlu repot mempersiapkan alat dan
membuat minum bayi dan tidak perlu membeli.
4) Menyusi dapat menunda kehamilan
Pemberian ASI eksklusif yang tidak boleh
dihentikan sama sekali, dapat menunda haid dan
kehamilan sehingga bisa digunakan sebagai alat
kontrasepsi alamiah.
19
5) Mengurangi resiko berat badan berlebih
Dengan menyusui, lemak yang ada ditubuh akan
diubah menjadi ASI sehingga tidak meyebabkan
kegemukan dan cepat mengembalikan bentuk tubuh
seperti sebelumnya.
6) Mempercepat pengecilan ukuran rahim ibu
Isapan bayi saat menyusui mampu membantu
rahim menciut, mempercepat kondisi ibu untuk kembali
kemasa prakehamilan, dan mengurangi perdarahan.
7) Mengurangi resiko kanker payudara
Karena zat innate immune system yang terdapat
dalam ASI bisa memberikan perlindungan terhadap
jaringan payudara ibu sehingga bisa terhindar dari
ancaman kanker payudara.
8) Mengurangi resiko kanker rahim
Hormon yang berperan dalam produksi ASI
ternyata juga berperan menuntaskan proses nifas
sehingga rahim kembali bersih dari dari sisa - sisa
melahirkan.
9) Mengurangi stres dan kegelisahan ibu
Hormon oksitosin akan keluar saat ibu menyusui
bayinya, hormon ini berguna untuk mengurangi stres
yang alami sehingga ibu yang menyusui akan memiliki
perasaan yang positif.
20
c. Bagi Negara
Manfaat pemberian ASI eksklusif bagi negara antara lain :
(Kristiyanasari, 2009)
1) Menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi.
Adanya faktor protektif dan nutrien yang sesuai
dalam ASI menjamin status gizi bayi baik serta kesakitan
dan kematian anak menurun.
2) Menghemat devisa negara.
ASI dapat dianggap sebagai kekayaan nasional.
Jika semua ibu menyusui diperkirakan dapat menghemat
devisa sebesar Rp. 8,6 milyar yang seharusnya dipakai
untuk membeli susu formula.
3) Mengurangi subsidi untuk Rumah Sakit
Subsidi rumah sakit berkurang, karena rawat
gabung akan memperpendek lama rawat ibu dan bayi,
mengurangi komplikasi persalinan dan infeksi
nosokomial, serta mengurangi biaya perawatan anak
sakit.
4) Peningkatan kualitas generasi penerus
Anak yang mendapat ASI dapat tumbuh secara
optimal sehingga kualitas generasi penerus bangsa akan
meningkat.
21
3. Jenis Asi Berdasarkan Waktu Produksi
Berdasarkan waktu produksi, ASI dapat dibedakan
menjadi 3 (tiga) kelompok secara terpisah antara lain :
(Proverawati &Rahmawati, 2010) & (Khasanah, 2011)
a. Kolostrum
Kolostrum adalah cairan yang dihasilkan oleh kelenjar
payudara setelah melahirkan ( 2 - 4 hari ), dengan
karakteristik cairan yang agak kental dibandingkan dengan
cairan susu kuning dibandingkan dengan cairan susu tahap
berikutnya, warna kuning keemasan atau krem, lebih kuning
dibanding dengan ASI mature, bentuknya agak kasar
karena mengandung butiran lemak dan sel - sel epitel,
dengan kasiat kolostrum sebagai berikut :
1) Kaya antibodi yang berguna untuk melindungi bayi
terhadap berbagai bakteri dan virus yang merugikan.
2) Pencahar yang berguna untuk membersihkan air
ketuban, dan membantu mencegah bayi kuning( ikterus ).
3) Faktor - faktor yang dapat membantu usus bayi
berkembang lebih matang, mencegah alergi dan keadaan
tidak tahan (intoleransi).
4) Kaya vitamin A dapat mengurangi / mencegah penyakit
mata pada bayi.
22
b. Transitional Milk ( ASI Peralihan )
ASI peralihan adalah ASI yang dihasilkan setelah
kolostrum (8 - 20 hari) dimana kadar lemak, laktosa, dan
vitamin larut air lebih tinggi dan kadar protein, mineral lebih
rendah, serta mengandung lebih banyak kalori dari
pada kolostrum.
c. Mature Milk ( ASI Matang )
ASI matang adalah ASI yang dihasilkan 21 hari setelah
melahirkan dengan volume bervariasi yaitu 300 - 850 ml /
hari tergantung pada besarnya stimulasi saat laktasi. 90%
adalah air yang diperlukan untuk memelihara hidrasi bayi,
10% kandungannya adalah karbohidrat, protein dan
lemak yang diperlukan untuk kebutuhan hidup dan
perkembangan bayi. ASI Matur merupakan nutrisi bayi yang
terus berubah di sesuaikan dengan perkembangan bayi
sampai usia 6 bulan.
Tabel 2.1 Komposisi kolostrum dan ASI
1. Energi Kkal 58.0 70
2. Protein G 2,3 0,9
3. Kasein Mg 140,0 187,0
4. Laktosa G 5,3 7,3
5. Lemak G 2,9 4,2
6. Vitamin A Ug 151,0 75,0
7. Vitamin B1 Ug 1,9 14,0
8. Vitamin B2 Ug 30,0 40,0
9. Vitamin B12 Mg 0,05 0,1
10. Kalsium Mg 39,0 35,0
11. Zat Besi ( Fe )
Mg 70,0 100,0
12. Fosfor Mg 14,0 15,0
23
Sumber : Proverawati & Rahmawati, 2010.
4. Faktor Kekebalan Yang Terkandung Di Dalam Asi
Pemberian ASI sampai bayi mencapai usia 4 - 6 bulan,
akan memberikan kekebalan terhadap berbagai macam
penyakit karena ASI adalah cairan yang mengandung zat
kekebalan tubuh yang dapat melindungi dirinya dari berbagai
penyakit infeksi, bakteri, virus, jamur maupun parasit. Dengan
adanya zat anti infeksi dalam ASI maka bayi terhindar dari
berbagai macam infeksi. ASI mengandung faktor - faktor
kekebalan seperti :
a. Faktor Bifidus
Merupakan suatu karbohidrat yang diperlukan untuk
bayi / anak dalam pertumbuhan bakteri menguntungkan,
yaitu bakteri Lactobacillus bifidus (Khasanah, 2011).
b. Faktor Lactoferin
Laktoferin adalah suatu protein yang mengikat zat
besi yang terdapat dalam ASI. Zat besi yang terikat tidak
dapat digunakan oleh bakteri usus yang berbahaya sehingga
bakteri tidak dapat tumbuh (Khasanah, 2011).
c. Faktor Laktospirosidase
Faktor Laktospirosidase merupakan enzim yang
terdapat dalam ASI yang membantu membunuh bakteri
berbahaya (Khasanah, 2011).
d. Faktor Lisozim
24
Lisozim merupakan salah satu enzim yang terdapat
dalam ASI. Enzim tersebut memiliki fungsi membunuh
berbagai macam bakteri dan kuman, serta berperan sebagai
pelindung terhadap berbagai macam virus (Khasanah,
2011).
e. Faktor Interferon
Interferon berfungsi menghambat pertumbuhan virus
sehingga tubuh bayi bisa terhindar dari beragam penyakit
yang disebabkan oleh virus (Khasanah, 2011).
f. Faktor Limfosit dan makrofag
Sel Limfosit dan makrofag mampu mengeluarkan zat
antibodi untuk meningkatkan imunitas terhadap penyakit
tubuh bayi (Khasanah, 2011).
g. Faktor Sel - Sel Fagosit
Faktor Sel - Sel Fagosit berfungsi sebagai pemakan
bakteri berbahaya bagi tubuh bayi (Khasanah, 2011).
5. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Asi
Faktor - faktor yang mempengaruhi pemberian ASI, diantaranya
adalah :
a. Pekerjaan
Adanya emansipasi dalam segala bidang kerja dan di
kebutuhan masyarakat menyebabkan turunnya kesedihan
menyusui dan lamanya menyusui. Karena pengaruh teman,
25
tetangga, atau orang terkemuka yang memberikan susu
formula kepada anaknya.
b. Faktor psikologis
Faktor psikologis dapat dicontohkan seorang wanita
yang takut kehilangan daya tarik, mereka beranggapan
bahwa menyusui akan merusak penampilan.
c. Faktor fisik ibu
Alasan yang cukup sering bagi ibu menyusui adalah
karena ibu sakit, dan terjadinya bendungan ASI yang
mengakibatkan ibu merasa sakit waktu bayinya menyusui.
Bendungan ASI disebabkan karena ASI tidak terhisap
seluruhnya oleh bayi setiap kali menyusu, dapat diatasi
dengan mengurut payudara perlahan - lahan atau dengan
memompa ASI, selain itu luka diputing susu dan kelainan
pada puting susu ibu juga menjadi faktor kesukaran ibu
dalam memberikan ASI.
d. Faktor kesehatan anak
Pada waktu anak sakit akan terjadi kesukaran dalam
pemberian ASI karena anak menolak untuk menyusu. Akan
tetapi hal ini dapat diatasi dengan jalan memompakan ASI ke
dalam botol kemudian diberikan kepada bayi melalui botol.
e. Kurangnya informasi petugas kesehatan
Sehingga masyarakat khususnya pada ibu kurang
mendapat penerangan atau dorongan tentang manfaat
26
pemberian ASI. Dan penyuluhan kepada masyarakat
mengenai manfaat pemberian ASI akan meningkatkan
pemahaman masyarakat.
f. Faktor informasi
Meningkatnya sarana periklanan susu buatan melalui
distribusi, iklan dan promosi susu buatan berlangsung terus
meningkat tidak hanya di televisi, radio dan surat kabar
melainkan juga di tempat - tempat praktek swasta dan klinik -
klinik kesehatan masyarakat, yang menimbulkan tumbuhnya
ketidaksediaan ibu menyusui.
g. Faktor pendidikan ibu
Seorang ibu yang memiliki pendidikan formal yang
rendah belum tentu tidak mampu menyusun makanan yang
memenuhi persyaratan gizi dan memberikan ASI secara
tepat dibandingkan dengan ibu yang lebih tinggi
pendidikannya.
h. Pengetahuan
Kurangnya informasi dan pengetahuan tentang
manfaat ASI dan pemberian susu buatan.
D. KONSEP DASAR TEORI SUSU FORMULA
1. Pengertian Susu Formula
a. Menurut WHO ( World Health Organization ), Susu Formula
adalah susu yang sesuai dan bisa diterima sistem tubuh
bayi. Susu Formula yang baik tidak menimbulkan gangguan
27
saluran cerna seperti diare, muntah atau kesulitan buang air
besar. Gangguan lainnya seperti batuk, sesak dan gangguan
kulit.
b. Susu Formula merupakan susu sapi yang susunan nutrisinya
diubah sedemikian rupa hingga dapat diberikan kepada bayi
tanpa memberikan efek samping. Susu formula berfungsi
sebagai pengganti ASI. Susu formula memiliki peranan
penting dalam makanan bayi karena seringkali digunakan
sebagai satu - satunya sumber gizi bagi bayi (Khasanah,
2011).
c. Susu formula adalah susu yang dibuat dari susu sapi atau
susu buatan yang diubah komposisinya dan diformulasikan
sedemikian rupa sehingga dapat dipakai sebagai pengganti
ASI dan dapat memberikan keseimbangan zat gizi bagi bayi
(Lewis, 2002).
2. Manfaat Susu Formula
Menurut Arlene Eissenberg (2002) dalam bukunya
mengenai susu formula, Manfaat pemberian susu formula
adalah sebagai berikut:
a. Susu Formula Bagi Bayi
Manfaat pemberian susu formula bagi bayi yaitu
kepuasan yang lebih lama bagi bayi karena formula susu
sapi yang dibuat dari susu sapi lebih sulit dicerna dari pada
28
ASI, dan endapan besar sehingga meningkatkan rasa
kenyang pada bayi yang lebih lama.
b. Susu Formula sebagai Nutrisi
Susu Formula Bayi adalah susu yang jumlah kalori,
vitamin dan mineral harus sesuai, untuk meningkatkan daya
tahan tubuh dan mencapai tumbuh kembang yang optimal.
Penggunaan susu formula sesuai usia anak selama tidak
menimbulkan gangguan fungsi tubuh dan saluran cerna.
c. Susu Formula Meningkatkan Kecerdasan
Penambahan AA, DHA, Spingomielin pada susu
formula sebenarnya tidak merupakan pertimbangan utama
pemilihan susu yang terbaik. Penambahan zat yang
diharapkan berpengaruh terhadap kecerdasan anak
memang masih sangat kontroversial. Terdapat dua faktor
penentu kecerdasan anak, yaitu faktor genetika dan faktor
lingkungan.
1) Faktor genetika / keturunan adalah yang tidak dapat
diubah karena sudah merupakan faktor bawaan dari
kedua orang tua (Khasanah, 2011).
2) Faktor lingkungan adalah faktor yang sangat menentukan
tercapai atau tidaknya potensi bawaan (Khasanah, 2011).
d. Pemberian Susu Formula Pada Bayi Untuk Ibu
Pemberian susu formula pada bayi ditahun pertama
biasanya dilakukan karena keadaan - keadaan yang terjadi
29
pada ibu yaitu Puting rata, Puting lecet, Payudara bengkak,
Saluran Susu Tersumbat, Imfeksi payudara, Abses
payudara, dan pekerjaan (Prawirohardjo, 2005).
3. Jenis Susu Formula
a. Susu Formula Adaptasi
Susu Gormula Adaptasi ( adapted ) adalah susu
formula yang disesuaikan dengan kebutuhan bagi bayi yang
baru lahir sampai umur 6 bulan. Pada umur dibawah 3 - 4
bulan fungsi saluran pencernaan dan ginjal belum sempurna
sehingga pengganti ASInya harus mengandung zat - zat gizi
yang mudah dicerna dan tidak mengandung mineral yang
berlebihan maupun kurang (Khasanah, 2011).
b. Susu Formula Awal Lengkap
Susu Formula awal lengkap ( complete starting
formula ) berarti susunan zat gizinya lengkap dan
pemberiannya dapat dimulai setelah bayi dilahirkan. Berbeda
dengan formula adaptasi, susu formula ini memiliki kadar
protein yang lebih tinggi, komposisi zat gizi lain tidak
disesuaikan dengan yang terdapat dalam ASI, kadar mineral
lebih tinggi dibandingkan dengan formula adaptasi
(Khasanah, 2011).
c. Susu Formula Follow-up
Susu formula follow-up adalah susu formula lanjutan
yang gunanya untuk mengganti formula bayi yang sedang
30
dipakai dengan susu formula tersebut. Susu Formula follow-
up diperuntukkan bagi bayi berumur 6 bulan keatas dengan
asumsi bahwa bayi yang berumur lebih dari 6 bulan memiliki
fungsi organ-organ yang sudah memadai, sehingga tidak
memberatkan fungsi pencernaan dan ginjal pada bayi
(Khasanah, 2011).
d. Susu Formula Prematur
Susu formula prematur digunakan untuk bayi yang
lahir prematur. Susu formula premature komposisi zat
gizinya lebih besar dibandingkan dengan formula biasa
karena pertumbuhan bayi prematur yang cepat sehingga
membutuhkan zat-zat yang lebih banyak. Susu formula
tersebut mengandung lebih banyak protein, dan kadar
beberapa mineralnya seperti : kalsium dan natrium yang
lebih tinggi (Khasanah, 2011).
e. Susu Soya
Susu soya yang berbahan dasar yang diganti
dengan sari kedelai yang diperuntukkan bagi bayi yang
memiliki alergi terhadap protein susu sapi, tetapi tidak alergi
terhadap protein kedelai. Karena protein susunya telah
dipecah sempurna.
E. KANDUNGAN SUSU FORMULA
Kandungan zat gizi susu formula untuk bayi dibawah 6
bulan lebih spesial karena secara alami, usus bayi kecil belum
mampu mencerna nutrisi susu dengan baik. Maka komposisi
31
nutrisinya diformulasikan lebih rendah dari susu formula untuk
bayi 6 bulan kebawah yang cukup bulan, antara lain :
(Khasanah, 2011)
a. Lemak
Kadar lemak disarankan antara 2,7 – 4,1 gr tiap 100 ml.
Komposisi asam lemaknya harus sedemikian hingga bayi
umur 1 bulan dapat menyerap sedikitnya 85%.
b. Protein
Kadar protein dalam susu formula harus berkisar antara 1,2
dan 1,9 gr tiap ml. Pemberian protein yang terlalu tinggi
dapat menyebabkan tingginya kadar ureum, amoniak, serta
asam amino tertentu dalam darah. Perbedaan antara protein
ASI dan susu formula terletak pada kandungannya dan
perbandingannya antara protein jenis whey dan kaseinnya.
c. Karbohidrat
Kandungan karbohidrat yang disarankan pada susu formula
yaitu antara 5,4 – 8,2 gr tiap 100 ml. Karbohidrat hanya atau
hampir seluruhnya memakai laktosa, selebihnya glukosa
atau maltosa. Tidak dibenarkan pada pembuatan susu
formula untuk memakai tepung atau madu, atau disarankan
(acidified) karena belum diketahui efek sampingnya dalam
jangka pendek maupun jangka panjang.
d. Mineral
Mineral dalam susu sapi seperti natrium, kalium, kalsium,
fosfor, magnesium, khlorida, lebih tinggi 3 sampai 4 kali
32
dibandingkan dengan yang terdapat dalam ASI. Pada
pembuatan susu formula adaptasi kandungan mineral
diturunkan jumlahnya antara 0,25 dan 0,34 gr tiap 100 ml.
Penurunan kadar mineral sangat diperlukan karena BBL
belum dapat mengsekresi dengan sempurna kelebihannya.
e. Vitamin
Berbagai vitamin ditambahkan pada pembuatan susu
formula hingga dapat mencukupi kebutuhan sehari hari.
Tabel 2.2 Perbedaan komposisi ASI dan susu formula
Komposisi / 100 ml ASI Matur Susu Formula
Kalori 75 67
Protein 1,2 1,5
Lactalbumin ( % ) 80 60
Kasein ( % ) 20 40
Air ( ml ) 87,1 90
Lemak ( gr ) 4,5 3,8
Karbohidrat 7,1 6,9
Ash ( gr ) 0,21 0,34
Mineral
Na 16 21
K 53 69
Ca 33 46
P 14 32
Mg 4 5,3
Fe 0,05 1,3
Zn 0,15 0,42
Vitamin
A ( iu ) 182 210
C ( mg ) 5 5,3
D ( iu ) 2,2 42
E ( iu ) 0,08 0,04
Thiamin ( mg ) 0,01 0,04
Riboflafin (mg ) 0,04 0,06
Niacin ( mg ) 0,2 0,
Ph Alkaline Acid
Bacteria iontent Sterile Sterile
Sumber : Kristiyanasari, 2009
33
F. FREKUENSI DAN JUMLAH KEBUTUHAN CAIRAN BAYI
Pemberian susu formula dengan takaran yang kurang
tepat dapat mengganggu pertumbuhan bayi, sedangkan
pemberian yang berlebihan dapat menyebabkan bayi
mengalami berat badan berlebihan atau obesitas (Khasanah,
2011).
Tabel 2.3 kebutuhan cairan pada bayi
Usia Rata – rata berat
badan
Jumlah cairan dalam 24 jam
( ml )
Jumlah cairan per Kg berat badan dalam 24
jam ( ml )
3 hari 3,0 250 – 300 80 – 100
10 hari 3,2 400 – 500 125 – 150
3 bulan 5,4 750 – 850 140 – 160
6 bulan 7,3 950 – 1100 130 – 155
9 bulan 8,6 1100 – 1250 125 – 145
G. KELEMAHAN SUSU FORMULA
Beberapa kelemahan susu formula dibandingkan
dengan ASI diantaranya adalah : (Khasanah, 2011)
a. Kandungan susu formula tidak selengkap ASI.
b. Mudah tercemar dan sulit dicerna.
c. Menimbulkan diare dan sering muntah.
d. Infeksi, alergi, obesitas.
e. Pemborosan.
f. Kekurangan vitamin dan zat besi.
g. Terlalu banyak garam.
h. Lemak dan protein yang tidak cocok.
34
H. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN SUSU
FORMULA
Faktor yang mempengaruhi pemberian susu formula
yang diberikan pada bayi adalah : (Khasanah, 2011)
a. Adanya perubahan struktur masyarakat dan keluarga
Salah satu tradisi yang mulai memudar adalah ibu mulai
meninggalkan ASI dan lebih memilih memberikan susu
formula.
b. Kemudahan yang didapat sebagai hasil kemajuan teknologi
Berbagai merk dagang susu formula sebagai kemajuan
teknologi yang dianggap setara dengan ASI dan mudah
didapatkan oleh ibu membuatnya beranggapan bahwa
pemberian ASI dan susu formula untuk bayi adalah sama.
c. Meniru teman, tetangga atau orang terkemuka yang
memberikan susu formula
Persepsi masyarakat mengenai gaya hidup mewah
membawa dampak menurunnya kesediaan ibu untuk
menyusui, susu formula merupakan nutrisi yang terbaik
untuknya.
d. Meningkatnya promosi susu formula sebagai pengganti ASI
Promosi susu formula bertujuan membentuk persepsi bahwa
bayi akan sehat dan cerdas apabila diberi susu formula pun
ditambahkan seperti omega-3, DHA, probiotik.
35
e. Kenaikan tingkat partisipasi wanita dan emansipasi dalam
segala bidang kerja
f. Merasa ketinggalan zaman jika mnyusui
Adanya anggapan bahwa memberikan susu formula kepada
bayi sebagai salah satu simbol bagi kehidupan tingkat sosial
yang lebih tinggi, terdidik.
g. Faktor fisik ibu
Karena ibu sakit, baik sebentar maupun lama. Dan lebih
berbahaya untuk mulai memberi susu formula kepada bayi
daripada membiarkan bayi menyusu dari dirinya yang sakit.
h. Kurangnya penyuluhan dari petugas kesehatan
Masyarakat kurang mendapat penerangan atau dorongan
tentang manfaat pemberian ASI. Penyuluhan kepada
masyarakat seputar menyusui dan pentingnya pemberian
ASI.
36
F. KERANGKA TEORI
Gambar 2.1 Kerangka TeoriFaktor –faktor yang mempengaruhi pertambahan berat badan bayi usia 6 bulan yang diberi Asi eksklusif dan susu formula (Utami Roesli,2004 Mengenal Asi Eksklusif)
FAKTOR EKSTERNAL YANG
MEMPENGARUHI PERTAMBAHAN
BERAT BADAN BAYI
1. Faktor Pranatal
a. Gizi
b. Mekanis
c. Toksin / zat kimia
d. Endokrin
e. Radiasi
f. Infeksi
g. Kelainan umum
h. Psikologi Ibu
2. Faktor Persalinan
a. Trauma kepala
b. Asfiksia
3. Faktor Postnatal
a. Gizi Bayi :
(ASI Eksklusif &Susu
formula)
b. Perawatan kesehatan
c. Infeksi
d. Sanitasi Lingkungan
FAKTOR INTERNAL YANG
MEMPENGARUHI PENINGKATAN
BERAT BADAN BAYI
1. Ras / bangsa
2. Keluarga
3. Umur
4. Jenis kelamin
5. Genetik / kromosom
Indikator Pertumbuhan Bayi :
1. TB / PB
2. Berat Badan
3. Lingkar Kepala
4. Lila
37
ASI EKSKLUSIF
SUSU FORMULA
G. KERANGKA KONSEP
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Perbedaan Pertambahan Berat Badan Bayi Usia 6 Bulan Yang Diberi ASI Eksklusif dan Susu Formula Di Wilayah kerja Puskesmas Mowewe Kabupaten Kolaka Timur (Utami Roesli,2004 Mengenal Asi Eksklusif)
Keterangan :
: : Variabel bebas
: Variabel terikat
: Berpengaruh
BERAT BADAN BAYI
38
H. HIPOTESIS
Hipotesis merupakan jawaban bersifat sementara terhadap
suatu permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang
terkumpul (Arikunto, 2000). Adapun hipotesa dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
H0: Tidak ada perbedaan pertambahan berat badan bayi usia 6
bulan yang diberi ASI Eksklusif dan susu formula .
H1: Ada perbedaan pertambahan berat badan bayi usia 6 bulan
yang diberi ASI Eksklusif dan susu formula .
40
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Dan Desain Penelitian.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitianyang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
analitik, yaitu untuk membandingkan antara perbedaan
pertambahan berat badan bayi usia 6 bulan yang diberi ASI
Eksklusif dan susu formula(Sugiyono, 2012).
Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah “cross sectional”. Rancangan Retrospektif yaitu
Rancangan cross sectional yaitu penelitian yang pengukuran
dan pengamatannya dilakukan secara simultan pada satu saat
(sekali waktu) (Ari S & Saryono, 2010).
Gambar 4.1 Alur penelitian
BAYI USIA 6 BULAN
DIBERI ASI EKSKLUSIF DIBERI SUSU FORMULA
BERAT
BADAN
NORMAL
BERAT
BADAN
TIDAK
NORMAL
BERAT
BADAN
NORMAL
BERAT
BADAN
TIDAK
NORMAL
41
B. Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian akan telah dilakukan di Wilayah kerja Puskesmas
Kecamatan Mowewe, Kabupaten Kolaka Timur Penelitian
dilaksanakan mulai dari penyusunan proposal sampai dengan
proses penelitian, yang dilakukan mulai bulan Agustus 2017
C. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang
mempunyai bayi usia 6 bulan yang diberi ASI Eksklusif dan yang
diberi susu formula, di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan
Mowewe, Kabupaten Kolaka timur dengan jumlah 46 orang .
D. Sampel
Sampel adalah Semua ibu yang mempunyai bayi usia 6
bulan yang diberi ASI Eksklusif dan yang diberi susu formula, yang
selalu berkunjung ke posyandu dan ditimbang setiap bulan selama
6 bulan berturut-turut di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan
Mowewe Kabupaten Kolaka Timur.
E. Besar Sampel
Besar sampel ditetapkan berdasarkan pengambilan
sampel yang dilakukan secara total sampling yaitu 23 bayi yang
diberi asi eksklusif dan 23 bayi yang diberi susu formula
42
F. Identifikasi Variable Penelitian.
1. Variabel Independen (bebas)
Variabel Independen merupakan variabel yang
mempengaruhi variabel lain, artinya apabila variabel independen
berubah maka akan mengakibatkan perubahan variabel lain.
Nama lain variabel independen adalah variabel bebas, risiko,
prediktor, kausa (Riyanto, 2011). Variabel independen dalam
penelitian ini adalah ASI Eksklusif dan susu formula.
2. Variabel Dependen
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi
oleh variabel lain, artinya variabel dependen berubah akibat
perubahan pada variabel bebas. Nama lain variabel dependen
adalah variabel terikat, efek, hasil, outcame, respon, atau event
(Riyanto, 2011). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
perbedaan pertambahan berat badan bayi usia 6 bulan.
G. Definisi Operasional
1. Berat badan bayi
Defenisi operasional berat badan bayi adalah salah satu
parameter yang memberikan gambaran massa tubuh, instrument
yang digunakan adalah koesioner dan dokumentasi melalui KMS,
parameter yang digunakan yaitu berat badan bayi pada 3 bulan
pertama(TM 1) = 700-1000 gr/bln dan pada 3 bulan ke dua (TM II)
= 500-600 gr/bln, skala ukur ordinal. Kode yang digunakan untuk
jawaban Ya diberi asi eksklusif =1, diberi susu formula = 0, criteria
pertambahan berat badan normal=1, berat badan tidak normal= 0
43
2. Asi eksklusif
Defenisi operasional adalah bayi yang hanya diberi Asi saja
sampai berumur 6 bulan, parameter yang digunakan yaitu
pemberian asi eksklusif pada bayi usia 6 bulan. Skala yang
digunakan adalah skala nominal kode untuk pertanyaan dengan
jawaban ya=1, tidak = 0, criteria diberi asi eksklusif dan tidak
diberi asi eksklusif
3. Susu formula
Defenisi operasional adalah bayi yang diberi susu hewani / nabati
yang susunan nutrisinya diubah sedemikian rupa hinggga dapat
diberikan kepada bayi tanpa memberikan efek samping.
Parameter yang digunakan adalah pemberian susu formula pada
bayi, skala nomina, kode untuk pertanyaan dengan jawaban ya=1
tidak = 0. Criteria diberi susu formula dan tidak diberi susu
formula.
H. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan
untuk pengumpulan data. Instrumen penelitian ini dapat berupa :
kuesioner (daftar pertanyaan), formulir observasi, formulir-formulir lain
yang berkaitan dengan pencatatan data dan sebagainya
(Notoatmodjo, 2010). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dokumentasi dan lembar kuesioner.
Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data dengan
cara mengambil data yang berasal dari dokumen asli. Dokumen asli
44
tersebut dapat berupa gambar, tabel, atau daftar periksa, dan film
dokumenter (Alimul, 2007).
Kuesioner diartikan sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti
laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang diketahui (Arikunto,
2010)
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
dokumentasi dan lembar kuesioner yang berisikan pertanyaan-
pertanyaan yang bersifat tertutup dan terstruktu. Pertanyaan dalam
penelitian ini berhubungan dengan pemberian asupan nutrisi pada
bayi sampai usia 6 bulan.
I. Pengelohan Data
Dalam proses pengolahan data terdapat langkah – langkah
yang harus ditempuh (Alimul, 2007), antara lain :
1. Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data
yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada
tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul (Alimul,
2007).
2. Coding
Coding / kodean yaitu mengubah data berbentuk kalimat atau
huruf menjadi data angka atau bilangan (Notoatmodjo, 2010).
3. Skoring (pemberian skor)
45
Skoring (pemberian skor) adalah kegiatan untuk memberikan skor
sesuai jawaban yang dipilih oleh responden.
a. Untuk variabel bayi usia 6 bulan yang diberi ASI Eksklusif dan
yang diberi susu formula, maka setelah data dikumpulkan
melalui data sekunder / studi dokumentasi, kemudian diberi
skor sesuai dengan data yang benar dari setiap KMS. Dengan
memberi pernyataan bila jawaban :
Ya = Nilainya 1
Tidak = Nilainya 0
Kriteria penilaian untuk responden dalam penelitian ini yaitu :
1) Yang diberi ASI Eksklusif
2) Yang diberi susu formula
4. Tabulating
Tabulating adalah kegiatan untuk memasukkan data yang masuk
kedalam tabel – tabel yang telah disiapkan kemudian menghitung
banyaknya frekuensi untuk tiap data yang terkumpul baik data
umum maupun data khusus (Alimul, 2007).
J. Analisa Data
Untuk mengetahui perbedaan perambahan berat badan bayi usia
6 bulan yang diberi ASI Eksklusif dan susu formula digunakan Rumus
Wilcoxon Match Pairs Test:
T- µT
σT
Z =
46
Dimana:
T = jumlah jenjang/rangking yang kecil
n(n+1)
4
√ ( )( )
Dengan demikian,
T-µT T - ( )
σT√ ( )( )
Harga z tabel dibandingkan dengan harga z hitung.
z hitung < z tabel Ho diterima atau H1 ditolak artinya tidak ada
perbedaan pertambahan berat badan bayi usia 6 bulan yang diberi
ASI Esklusif dan susu formula di Wilayah Kerja Puskesmas
Kecamatan Mowewe Kabupaten Kolaka Timur z hitung > z tabel
Ho ditolak dan H1 diterima artinya adaperbedaan pertambahan
berat badan bayi usia 6 bulan yang diberi ASI Esklusif dan susu
formula di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Mowewe
Kabupaten Kolaka Timur. Teknik ini digunakan untuk menguji
hipotesis komparatif dua sampel yang berkolerasi bila datanya
berbentuk ordinal (Sugiyono, 2012)
K. Etika Penelitian
Kode etik penelitian adalah suatu pedoman etika yang berlaku
untuk setiap kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti,
µT =
σT =
z = =
47
pihak yang diteliti (subyek penelitian) dan masyarakat yang akan
memperoleh dampak hasil penelitian tersebut (Notoatmodjo, 2010).
Dalam melakukan penelitian, peneliti mendapatkan
rekomendasi dari Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari, selanjutnya
peneliti mengajukan permohonan ijin kepada Puskesmas Kecamatan
Mowewe Kabupaten Kolaka Timur untuk studi pendahuluan dan
penelitian. Setelah mendapat persetujuan barulah melakukan
penelitian dengan memberikan informed consent dan kesempatan
pada responden (seluruh ibu yang mempunyai bayi 6 bulan) untuk
menerima atau menolak menjadi responden, peneliti menemui subyek
yang akan dijadikan responden untuk menjelaskan beberapa hal yang
meliputi :
1. Lembar Persetujuan (Informed consent)
Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara
peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan
lembar persetujuan. Informed Consent tersebut diberikan
sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar
persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan Informed Consent
adalah agar subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian,
mengetahui dampaknya (Alimul, 2007).
2. Tanpa Nama (Anonimity)
Masalah etika kebidanan merupakan masalah yang
memberikan jaminan dalam penggunaan subyek penelitian
dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama
48
responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode
pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan
disajikan (Alimul, 2007).
3. Kerahasiaan (Confidentialy)
Masalah ini merupakan masalah etika dengan
memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi
maupun masalah – masalah lainnya. Semua informasi yang
telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya
kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset
(Alimul, 2007).
L. Jalannya Penelitian
Proses pengumpulan data dalam melakukan penelitian untuk
mendapatkan responden meliputi langkah – langkah sebagai berikut :
1. Mendapat surat pengantar dari Poltekkes Kemenkes Kendari
2. Mengurus ijin di Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan
Masyarakat
3. Mengurus surat perijinan kepada Puskesmas Kecamatan
Mowewe Kabupaten Kolaka Timur
4. Setelah mendapat ijin, peneliti mendatangi calon responden pada
saat mereka datang di Posyandu.
5. Memberikan penjelasan tentang tujuan dari penelitian kepada
calon responden dan memohon kesediaan untuk berpartisipasi
dalam penelitian ini. Apabila mereka bersedia menjadi responden
maka dipersilahkan untuk menandatangani Informed Consent.
49
6. Responden yang bersedia menandatangani Informed Consent
maka peneliti akan menimbang berat badan bayi yang menjadi
responden.
7. Responden harus mengisi semua biodata yang ada dilembar
rekapitulasi dan diserahkan kembali kepada peneliti, untuk
dilakukan pengolahan, pengecekan kelengkapan, mengedit,
memberi kode, memberi skor, dan mentabulasi data.
50
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran umum Puskesmas Mowewe
1. Wilayah Kerja
Terdiri atas 3 Kelurahan dan 7 Desa, yang merupakan
wilayah adminitratif Kecamatan/Puskesmas Mowewe Kabupaten
Kolaka Timur.
2. Luas Wilayah
Wilayah Puskesmas yaitu 3,675 m2. Puskesmassecara
geografis mencakup jazirah Tenggara Pulau Sulawesi.
Luas Wilayah menurut kelurahan/desa sangat beragam.
Desa Ulumowewe merupakan wilayah yang terluas yaitu:
25,07km2dan wilayah terkecil yaitu Desa Puuosu yaitu: 7,00km2.
3. Jumlah Desa/Kelurahan
Tabel 1.Jumlah Desa/Kelurahan di Wilayah Kerja Puskesmas Mowewe
No Kelurahan/Desa Luas Jumlah
Penduduk Wilayah (km2)
1 Kelurahan Inebenggi 20,40 1,244
2 Kelurahan Woitombo 10,76 1,889
3 Kelurahan Horodopi 13,39 1,007
4 Desa Puuosu 7,00 475
5 Desa Nelombuu 8,98 872
6 Desa Ulumowewe 25,07 487
7 Desa Watupute 23,13 941
8 Desa Lapangisi 11,48 578
9 Desa Lambotua 7,02 451
10 Desa Sabi-sabila 16,06 445 Jumlah 143,29 8,429
Sumber : Kecamatan Mowewe (2017)
51
4. Batasan – batasan Wilayah :
- Sebelah Utara kecamatan Uluiwoi
- Sebelah Barat kecamatan Kolaka
- Sebelah selatan Kecamatan Wundulako
- Sebelah Timur Kecamatan Tinondo
5. Keadaan alam :
Keadaan alam 100% dataran dengan dataran rata
6. Prasarana transportasi :
60 % jalan aspal, 40 % jalan tanah/berbatu
7. Mata pencaharian :
Umumnya petani sekitar 50 %, PNS 30 %, Lain – lain 20 %
(Sumber : Seksi Pemerintahan Kec. Mowewe Tahun 2016)
8. Sarana Kesehatan
a. Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM)
Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi
masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan dengan
pendekatan; Pemeliharaan, Peningkatan kesehatan
(promotif), Pencegahan penyakit (preventif), Penyembuhan
penyakit (kuratif), dan Pemulihan kesehatan (rehabilitatif)
yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu,
danberkesinambungan. Sedangkan usaha-usaha Kesehatan
Masyarakat meliputi:
1. Program Pelayanan Kesehatan Dasar
2. Program kesehatan ibu dan anak (KIA)
3. Program Pemberantasan Penyakit Menular (P2M)
4. Keluarga Berencana (KB)
5. Program Hygiene Sanitasi (HS) Lingkungan
6. Hygiene Perusahaan dan kesehatan kerja
7. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat (PKM)
8. Program Gizi Masyarakat
52
0
5
10
15
20
25
1 3 2
22 23
2 3 2 1 1
9. Pemeriksaan, Pengobatan dan Perawatan Kesehatan
Masyarakat
10. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
11. Usaha kesehatan gigi, mata dan jiwa
12. Rehabilitasi
13. Usaha-usaha farmasi dan laboratorium kesehatan
14. Statistik kesehatan
9. Tenaga Kesehatan
Dalam pembangunan kesehatan diperlukan berbagai tenaga
kesehatan yang memiliki kemampuan upaya melaksanakan upaya
kesehatan dengan paradigma hidup sehat, yang mengutamakan
upaya peningkatan, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan
penyakit. Pengadaan tenaga kesehatan di laksanakan melalui
upaya pendidikan dan pengembangan tenaga kesehatan melalui
pelatihan oleh pemerintah maupun masyarakat.
Saat ini tenaga Kesehatan yang bertugas di Puskesmas
Mowewe pada tahun 2017, selengkapnya pada Gambar Berikut ini :
Gambar 1. Tenaga Kesehatan Puskesmas Mowewe Tahun 2017
Sumber : Puskesmas Mowewe(2017)
53
B. Hasil Penelitian
Hasil penelitian diperoleh dari proses pengumpulan data yang dilakukan
pada bayi usia 6 bulan di semua posyandu di wilayah kerja puskesmas
mowewe kabupaten kolaka timur pada bulan oktober 2017. Data penelitian
diperoleh secara primer dari hasil kuesioner yang diisi oleh responden dan
secara sekunder melalui hasil penimbangan setiap bulan yang tercatat di
KMS.Pada penelitian ini didapatkan sebanyak 43 sampel yang memenuhi
kriteria.
Penyajian data dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu, data umum
dan data khusus. Data umum menyajikan tentang usia ibu, pendidikan,
pekerjaan, dan asupan nutrisi bayi. Data khusus menyajikan tentang
variabel yang akan diteliti, yaitu Perbedaan pertambahan berat badan bayi
usia 6 bulan yang diberi ASI Eksklusif dan Susu Formula.
1. Distribusi frekuensi ibu yang bayinya diberi ASI Eksklusif berdasarkan usia.
Tabel 4. Distribusi frekuensi ibu yang bayinya diberi ASI Eksklusif berdasarkan usia Wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Mowewe kabupaten Kolak Timur tahun 2017
Usia Ibu (Tahun) Frekuensi (F) Persentase (%)
20 – 25 tahun 4 17,40
26 – 30 tahun 17 73,91
31 – 35 tahun 2 8,69
Jumlah 23 100
Berdasarkan tabel 4 di atas dapat diketahui distribusi frekuensi sebagian
besar ibu usia 26 - 30 tahun yaitu sebanyak 17 orang( 73,91%). Sedang
sebagian kecil ibu usia 31 - 35 tahun yaitu sebanyak 2 orang (8,69%)
2. Karasteristik ibu yang bayinya diberi Susu Formula berdasarkan usia
54
Tabel 5.Distribusi frekuensi ibu yang bayinya diberi Susu Formula berdasarkan usia di Wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Mowewe kabupaten Kolaka Timur tahun 2017
Usia Ibu (Tahun) Frekuensi (F) Persentase (%)
20 – 25 tahun 7 30,43
26 – 30 tahun 13 56,53
31 – 35 tahun 3 13,04
Jumlah 23 100
Berdasarkan tabel 5 di atas dapat diketahui distribusi frekuensi sebagian
besar ibu usia 26 – 30 tahun yaitu sebanyak 13 orang(56,53%). Sedang
sebagian kecil ibu usia 31 – 35 tahun yaitu sebanyak 3 orang (13,04%)
3. Karakteristik Ibu yang Bayinya Diberi ASI Eksklusif Berdasarkan Pendidikan Tabel 6.Distribusi frekuensi ibu yang bayinya diberi ASI Eksklusif berdasarkan tingkat pendidikan di Wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Mowewe kabupaten Kolaka Timur tahun 2017
Pendidikan Frekuensi (F) Persentase (%)
SD 4 17,39
SMP 6 26,08
SMA 13 56,53
AKADEMIK / PT 0 0
Jumlah 23 100
Berdasarkan tabel 6. di atas dapat diketahui distribusi frekuensi
sebagian besar ibu yang berpendidikan SMA sebanyak 13 orang
(56,53%). Sedangkan sebagian kecil ibu yang berpendidikan SD
sebanyak 4 orang (17,39%).
4. Karakteristik Ibu Yang Bayinya Diberi Susu Formula Berdasarkan Pendidikan .
55
Tabel 7. Distribusi frekuensi ibu yang bayinya diberi susu formula berdasarkan tingkat pendidikan di Wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Mowewe kabupaten Kolaka Timur tahun 2017
Pendidikan Frekuensi (F)
Persentase (%)
SD 3 13,04
SMP 10 43,48
SMA 9 39,13
AKADEMIK / PT 1 4,35
Jumlah 23 100
Berdasarkan tabel 7. di atas dapat diketahui distribusi frekuensi
sebagian besar ibu yang berpendidikan SMP sebanyak 10 orang
(43,48%). Sedangkan sebagian kecil ibu yang berpendidikan
Akademik/PT sebanyak 1 orang (4,35%).
5. Karakteristik Ibu Yang Bayinya Diberi ASI Eksklusif Berdasarkan Pekerjaan Tabel 8.Distribusi frekuensi ibu yang bayinya diberi ASI Eksklusif berdasarkan pekerjaan di Wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Mowewe kabupaten Kolaka Timur tahun 2017
B
e
r
dasarkan tabel 8. diatas dapat diketahui distribusi frekuensi sebagian
besar ibu yang tidak bekerja (IRT) sebanyak 16 orang
(69,57%).sedangkan sebagian kecil ibu yang Swasta sebanyak 7
orang (30,43%).
6. Karakteristik Ibu Yang Bayinya Diberi Susu Formula Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan Frekuensi (F) Persentase (%)
Tidak Bekerja (IRT) 16 69,57
Swasta / Wiraswasta 7 30,43
PNS 0 0
Jumlah 23 100
56
Tabel 9.Distribusi frekuensi ibu yang bayinya diberi Susu Formula berdasarkan pekerjaan di Wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Mowewe kabupaten Kolaka Timur tahun 2017
Pekerjaan Frekuensi (F) Persentase (%)
Tidak Bekerj(IRT) 8 34,78
Swasta / Wiraswasta 14 65,22
PNS 1 4,3
Jumlah 23 100
Berdasarkan tabel 9. diatas dapat diketahui distribusi frekuensi
sebagian besar ibu yang Swasta / Wiraswasta sebanyak 15 orang
(65,22%).sedangkan sebagian kecil ibu yang tidak bekerja (IRT)
sebanyak 8 orang (34,78%).
7. Karakteristik Bayi Diberi Berdasarkan Asupan Nutrisi Bayi. Tabel 10. Distribusi Frekuensi bayi berdasarkan Asupan nutrisi bayi di Wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Mowewe kabupaten Kolaka Timur tahun 2017
Asupan Nutrisi Frekuensi (F) Prosentase (%)
ASI Eksklusif 23 50
Susu Formula 23 50
Jumlah 46 100
Berdasarkan tabel 10. diatas dapat diketahui bahwa sebagian
besar dari ibu adalah ibu bayi yang diberi ASI Eksklusif, yaitu
sebanyak 23 orang (50%), dan yang sebagian adalah ibu bayi yang
diberi susu formula, yaitu sebanyak 23 orang (50%).
8. Pertambahan Berat Badan Bayi yang Diberi ASI Eksklusif
57
Tabel 11. Distribusi frekuensi berat badan bayi yang diberi ASI Eksklusif di Wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Mowewe kabpaten Kolaka Timur tahun 2017
Tabel 11. menunjukan bahwa sebagian besar dari bayi yang
diberi ASI Eksklusif pertambahan berat badan bayi normal yaitu
sebanyak 14 bayi (60,86%), dan 9 bayi yang diberi ASI Eksklusif
(47,3%) pertambahan berat badan bayi tidak normal.
9. Pertambahan Berat Badan Bayi yang Diberi Susu Formula
Tabel 12 .Distribusi frekuensi berat badan bayi yang diberi Susu
Formula di Wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Mowewe kabupaten
Kolaka Timur tahun 2017
Berat Badan Frekuensi (F) Persentase
(%)
Normal 6 26,09
Tidak Normal 17 73,91
Jumlah 23 100
Tabel 12. menunjukan bahwa sebagian besar dari bayi yang
diberi Susu Formula pertambahan berat badan bayi normal yaitu
sebanyak 6 bayi (26,09%), dan 17 bayi yang diberi Susu Formula
(73,91%) pertambahan berat badan bayi tidak normal.
10. Perbedaan pertambahan berat badan bayi usia 6 bulan yang diberi ASI Eksklusif dan Susu Formula
Berat Badan Frekuensi (F) Prosentase (%)
Normal 14 60,86
Tidak Normal 9 39,14
Jumlah 23 100
58
Tabel 12. Tabulasi silang perbedaan pertambahan berat badan bayi usia 6 bulan yang diberi ASI Eksklusif dan Susu Formula di Wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Mowewe kabupaten Kolaka Timur tahun 2017
Berat Badan
Asupan Nutrisi Jumlah Asi
Eksklusif Susu Formula
F % F % F %
Normal 14 70 6 30 20 100
Tidak Normal 9 34,61 17 65,39 26 100
Jumlah 46 = 0,025
Tabel 12. menunjukan mengenai perbedaan pertambahan beratbadan
bayi yang diberi ASI Eksklusif dan Susu Formula , dari 46 bayi, 23 bayi
yang diberi ASI Eksklusif (50%) yang pertambahan berat badannya
normal sebanyak 14 bayi (30,43%), dan 9 bayi (19,57%) pertambahan
berat badan tidak normal, sedangkan dari 23 bayi yang diberi Susu
Formula (50%) terdapat 6 bayi (13,04%) pertambahan berat badannya
normal dan 17 bayi (36,96%) pertambahan berat badannya tidak
normal.
Hasil analisa ini menggunakan rumus wilcoxon, untuk
mengetahui perbedaan pertambahan berat badan bayi yang diberi ASI
Eksklusif dan Susu Formula dapat dilihat dari nilai harga Z hitung.
Pada penelitian ini peneliti menggunkan taraf kesalahan ( )sebesar
0,025, dari hasil uji wilcoxon diperoleh nilai harga Z hitung lebih besar
dari Z tabel sebesar (4,472 > -1,96 harga (-) tidak diperhitungkan
karena harga mutlak) maka H0 ditolak dan H1 diterima, berarti
59
kesimpulannya adalah ada perbedaan pertambahan berat badan bayi
yang diberi ASI Eksklusif dan Susu Formula.
C. Pembahasan
1. Pertambahan Berat Badan Bayi yang Diberi ASI Eksklusif
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 11 dari 23 bayi yang
diberi ASI Eksklusif didapatkan hasil 14 bayi (60,86%)
pertambahan berat badan Normal.
ASI Eksklusif adalah pemberian ASI sedini mungkin setelah
lahir sampai bayi berumur 6 bulan tanpa pemberian makanan
lain. Setelah 6 bulan, bayi mulai dikenalkan dengan dengan
makanan lain dan tetap diberikan ASI sampai bayi berumur 2
tahun (Purwanti, 2004).
Berdasarkan data diatas pada tabel 11 bahwa bayi yang
mendapat ASI Eksklusif sejumlah 14 bayi (60,86%) hampir
sebagian dari jumlah 23 responden, bahwa pada bayi yang
diberi ASI Eksklusif cenderung tidak mengalami kelebihan berat
badan karena dalam ASI banyak mengandung zat-zat yang
tepat yang dapat dicerna dengan baik oleh saluran pencernaan
bayi. Bayi yang diberi ASI mempunyai berat badan normal
dikarenakan komposisi ASI yang tepat dan menyediakan
antibodi atau zat kekebalan untuk membantu melawan infeksi /
alergi.
60
Berdasarkan data yang didapat pada tabel 4 ibu dengan
usia 20 – 25 tahun ada 4 orang (17,40%), usia 26 – 30 tahun
ada 17 orang(73,91%) dan usia 31 – 35 tahun ada 2 orang
(8,69%) masing-masing bayi diberi ASI Eksklusif.
Menurut teori Notoatmodjo (2010) menyebutkan bahwa
semakin cukup umur, maka tingkat berfikir dan bertindak
seseorang lebih rasional, hal ini sebagai akibat dari pengalaman
dan kematangan jiwanya sehingga memungkinkan mudahnya
seseorang dalam hal menerima informasi secara baik dan fungsi
meningatnya juga berjalan dengan baik.
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 4 yaitu antara
usia 26-30 tahun ibu bayi lebih banyak memberikan ASI
Eksklusif pada bayinya. Semakin dewasa seseorang semakin
banyak pula informasi yang diperoleh sehingga membentuk pola
pikir yang semakin baik dan memungkinkan pencerminan sikap
secara positif dalam seluruh aspek kehidupan.
Berdasarkan data yang didapat pada tabel 6 dapat
diketahui ibu yang berpendidikan SD ada 4 ibu bayi (17,39%),
pendidikan SMP ada 6 ibu bayi (26,08%), dan pendidikan SMA
ada 13 ibu bayi (56,53%). Menurut toeri Friedman (2005),
dijelaskan bahwa semakin tinggi tingkat pengetahuan
seseorang, maka perilaku akan lebih bersifat langgeng. Dengan
kata lain ibu yang tahu dan paham tentang manfaat pemberian
61
ASI Eksklusif, maka ibu akan berperilaku sesuai dengan apa
yang diketahui.
Berdasarkan data yang diperoleh ibu dengan pendidikan
tinggi tentunya memiliki tingkat pemahaman cukup baik dalam
menerima informasi, dan pendidikan yang tinggi memudahkan
seseorang untuk memahami sesuatu, sehingga mereka
mengetahui dengan benar tentang kapan waktu pemberian ASI
eksklusif yang tepat pada bayi. Sedangkan ibu dengan
pendidikan yang kurang masih belum mengetahui tentang
kapan waktu pemberian ASI eksklusif yang tepat sehingga bayi
dapat tepat mendapatkan ASI eksklusif sesuai dengan umurnya.
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 11 sebagian
bayi yang diberi ASI Eksklusif yaitu 9 bayi (39,14%) mengalami
pertambahan berat badan tidak normal. ASI eksklusif adalah
pemberian ASI tanpa makanan dan minuman pendamping
(termasuk air jeruk, madu, air gula), yang dimulai sejak bayi
baru lahir sampai usia 6 bulan. (Ari Sulistyawati,2009).
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 8 pekerjaan
dapat diketahui bahwa sebagian besar dari pekerjaan ibu bayi
adalah IRT, yaitu 16 ibu bayi (69,57%), dan paling sedikit adalah
swasta /wiraswasta, yaitu 7 ibu bayi (30,43%). Menurut Azwar
(2002) mengatakan bahwa semakin seseorang berinteraksi
maka akan terjadi hubungan timbal balik yang pada akhirnya
62
mempengaruhi pola perilaku masing-masing individu, sebaliknya
jika seseorang kurangnya interaksi akan mempengaruhi tingkat
pemahaman dan pengalamanan mereka tentang suatu hal.
Berdasarkan data yang diperolehyaitu ibu yang tidak bekerja
(IRT) lebih banyak memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya,
Karena ibu yang tidak bekerja (IRT) lebih banyak mempunyai
waktu dengan bayinya karna ibu selalu dirumah sehingga ibu
dapat memberikan ASI kepada bayinya setiap waktu.
2. Pertambahan Berat Badan Bayi yang Diberi Susu Formula
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 12 dari 23 bayi yang
diberi susu formula didapatkan hasil 6 bayi (26,09%)
pertambahan berat badan Normal. Susu Formula merupakan
susu sapi yang susunan nutrisinya diubah sedemikian rupa
hingga dapat diberikan kepada bayi tanpa memberikan efek
samping. Susu formula berfungsi sebagai pengganti ASI. Susu
formula memiliki peranan penting dalam makanan bayi karena
seringkali digunakan sebagai satu - satunya sumber gizi bagi
bayi (Khasanah, 2011).
Berdasarkan data yang diperolehsebagian bayi yang
pertambahan berat badan normal dikarenakan susu formula
berfungsi sebagai pengganti ASI yang susunan nutrisinya
diubah sedemikian rupa.
63
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 9 berdasarkan
pekerjan dapat diketahui bahwa sebagian besar dari pekerjaan
ibu bayi adalah swasta / wiraswasta, yaitu 15 ibu bayi (65,22%),
dan paling sedikit adalah IRT, yaitu 8 ibu bayi (34,78%).
Menurut teori prasetyo (2009) beragam faktor yang menjadikan
kendala ketika menyusui antara lain ibu bekerja diluar rumah,
ASI belum keluar saat hari pertama, kurangnya pemahaman ibu
mengenai kolostrum serta ibu beranggapan kandungan gizi ASI
rendah.
Menurut peneliti hal ini sesuai dengan data diatas bahwa ibu
yang bekerja diluar rumah cenderung lebih memilih memberikan
susu formula untuk bayinya dari pada ASI.
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 12sebagian bayi
yang diberi susu formula yaitu 17 bayi (73,91%) mengalami
pertambahan berat badan tidak normal. Susu formula adalah susu
yang dibuat dari susu sapi atau susu buatan yang diubah
komposisinya dan diformulasikan sedemikian rupa sehingga dapat
dipakai sebagai pengganti ASI dan dapat memberikan
keseimbangan zat gizi bagi bayi (Lewis, 2002). Karena dalam
susu formula kandungan lemak lebih banyak daripada kandungan
protein dan pemberiannya dapat dilakukan oleh siapa saja.
Berdasarkan data yang diperoleh bayi yang diberi susu
formula sebagian besar mengalami pertambahan berat badan
64
yang tidak normal, hal ini dikarenakan efek dari pemberian dan
juga kandungan dari susu formula. Seharusnya bayi yang diberi
susu formula harus diberikan sesuai dengan takaran yang berada
di box susu agar pertambahan berat badannya tidak melebihi atau
kurang dari standart pertambahan berat badan.
3. Perbedaan Pertambahan Berat Badan Bayi Usia 6 Bulan yang
Diberi Asi Eksklusif dan Susu Formula
Berdasarkan hasil tabulasi silang pada tabel 13 dapat
diketahui mengenai perbedaan pertambahan berat badan bayi
usia 6 bulan yang diberi ASI Eksklusif dan susu formula, didapat
bahwa dari 46 bayi meliputi 23 bayi yang diberi ASI Eksklusif
(50%) terdapat 14 bayi yang diberi ASI Eksklusif (70%) yang
memiliki pertambahan berat badan normal, dan 9 bayi yang diberi
ASI Eksklusif (34,91%) memiliki pertambahan berat badan bayi
tidaknormal. Sedangkan bayi yang diberi susu formula meliputi 23
bayi (50%) terdapat 6 bayi yang diberi susu formula (30%) yang
memiliki pertambahan berat badan normal, dan 17 bayi yang
diberi susu formula (65,39%) memiliki pertambahanberat badan
tidak normal. Dari data tersebut yang pertambahan berat badan
normal lebih banyak bayi yang diberi ASI Eksklusif dibanding bayi
yang diberi susu formula, dan pertambahan berat badan tidak
normal lebih banyak bayi yang diberi susu formula dibanding bayi
yang diberi ASI Eksklusif.
65
Menurut Simposium Nasional (2014), Bayi yang
mendapatkan ASI umumnya tumbuh lebih cepat pada2-3 bulan
pertama kehidupannya, tetapi lebih lambat dibanding dengan bayi
yang tidak mendapat ASI eksklusif. Hasil yang mirip juga
diperlihatkan oleh penelitian lain, berat badan bayi yang
mendapat ASI eksklusif lebih ringan dibanding bayi yang
mendapat susu formula sampai usia 6 bulan. Hal ini bukan berarti
bahwa berat lebih pada bayi yang mendapat susu formula, lebih
baik dibanding bayi yang mendapat ASI. Berat berlebih pada bayi
yang mendapat susu formula justru menandakan terjadi
kegemukan.
Berdasarkan hasil analisa menggunakan rumus wilcoxon,
untuk mengetahui perbedaan pertambahan berat badan bayi yang
diberi ASI Eksklusif dan Susu Formula dapat dilihat dari nilai
harga Z hitung. Pada penelitian ini peneliti menggunkan taraf
kesalahan ( )sebesar 0,025, dari hasil uji wilcoxon diperoleh nilai
harga Z hitung lebih besar dari Z tabel sebesar (4,472 > -1,96
harga (-) tidak diperhitungkan karena harga mutlak) maka H0
ditolak dan H1 diterima, berarti kesimpulannya adalah ada
perbedaan pertambahan berat badan bayi yang diberi ASI
Eksklusif dan Susu Formula.
Berdasarkan data yang diperoleh pertambahan berat badan
normal pada bayi usia 6 bulan cenderung lebih banyak bayi yang
66
diberi ASI Eksklusif dibanding bayi yang diberi susu formula,
pada bayi yang diberi ASI Eksklusif kebutuhan gizi yang didapat
sudah sesuai dengan yang dibutuhkan tubuh bayi. Sedangkan
bayi yang diberi susu formula mendapatkan gizi yang berlebih
dari yang dibutuhkan tubuh bayi karena kandungan susu formula
lebih banyak lemak daripada protein selain itu, cara pemberian
susu formula juga dapat mempengaruhi pertambahan berat
badan bayi.
67
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dengan judul
perbedaan pertambahan berat badan bayi usia 6 bulan yang diberi
ASI Eksklusif dan susu formula di Wilayah kerja Puskesmas
Kecamatan Mowewe kabupaten Kolaka Timur tahun 2017dengan
jumlah sampel 46 ibu bayi usia 6 bulan, 23 ibu bayi yang diberi ASI
Eksklusif dan 23 ibu bayi yang diberi Susu formula, maka diperoleh
kesimpulan sebgai berikut.
1. Sebagian besar bayi yang diberi ASI Eksklusif sebanyak
14(60,86%) mengalami pertambahan berat badan normal.
2. Sebagian besar bayi yang diberi Susu formula sebanyak 17
(73,91%) mengalami pertambahan berat badan tidak normal.
3. Terdapat perbedaan pertambahan berat badan bayi yang diberi
ASI Eksklusif dengan bayi yang diberi susu formula di Wilayah
kerja Puskesmas Kecamatan Mowewe kabupaten Kolaka Timur
tahun 2017
B. Saran
1. Pemberian asi eksklusif pada bayi selama 6 bulan diperlukan
untuk memperoleh berat badan yang ideal.
67
68
2. Pemberian susu formula pada bayi 0-6 bulan sebaiknya
dihindari untuk menghindari gangguan pertumbuhan bayi
mapun obesitas dikemudian hari.
69
Lampiran 1
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada :
Yth. Ibu Bayi
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah Mahasiswa Poltekkes
Kemenkes Kendari Program Studi DIV Kebidanan :
Nama : Endah Wijiastuti Saputro
NIM : P0031206066
Akan mengadakan penelitian dengan judul “ Perbedaan Pertambahan
Berat Badan Bayi Usia 6 Bulan Yang Diberi ASI Eksklusif dan Susu
Formula Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Mowewe Kabupaten
Kolaka Timur ”. Untuk itu kami mohon bantuan kepada ibu, kiranya bersedia
memberikan informasi dengan cara lembar rekapitulasi terlampir.
Kerahasiaan semua informasi akan dijaga dan hanya digunakan untuk
kepentingan penelitian.
Atas perhatian, kerjasama dan kesediaannya dalam berpartisipasi
sebagai responden dalam penelitian ini, saya menyampaikan banyak terima
kasih dan berharap informasi anda akan berguna, khususnya dalam
penelitian ini.
Hormat Saya,
70
Lampiran 2
INFORMED CONSENT
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :
Umur :
Alamat :
Berdasarkan penjelasan yang telah diberikan, bersama ini kami
menyatakan tidak keberatan untuk menjadi responden dalam studi penelitian
yang berjudul “Perbedaan Pertambahan Berat Badan Bayi Usia 6 Bulan
Yang Diberi ASI Eksklusif dan Susu Formula Di Wilayah Kerja
Puskesmas Kecamatan Mowewe Kabupaten Kolaka Timur
Demikian pernyataan yang kami buat tanpa ada kepaksaan dan
tekanan dari pihak manapun.
Kendari, 2017
Responden
Keterangan
*) coret yang tidak perlu
71
Lampiran 3
LEMBAR KOESIONER
PERBEDAAN PERTAMBAHAN BERAT BADAN BAYI USIA 6 BULAN
YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF DAN SUSU FORMULA WILAYAH KERJA
PUSKESMAS KECAMATAN MOWEWE KABUPATEN KOLAKA TIMUR
Petunjuk : Isilah biodata anda dan bayi anda secara lengkap, benar, dan
jujur apa adanya agar didapatkan data yang benar, akurat dan
objektif.
A. Identitas Responden
1. Identitas Orang Tua
a. Nama Inisial : Ny.”.....”
b. Umur : ........th
c. Pendidikan :
Tidak tamat SD
SD
SMP
SMA
Akademi / PT
72
d. Pekerjaan :
Tidak Bekerja (IRT)
PNS
Wiraswasta / Swasta
2. Identitas Bayi
a. Nama inisial :
b. Umur :
c. BB Lahir :
d. Asupan Nutrisi :
1. Apakah bayi ibu selama usia 0-6 bulan hanya ibu beri ASI
tanpa memberi makanan tambahan apapun (Nasi,pisang, dll)
dan susu formula?
Ya
Tidak
2. Apakah bayi ibu selama usia 0-6 bulan hanya ibu beri susu
formula tanpa memberi ASI dan makanan tambahan apapun
(Nasi,pisang,dll)?
Ya
Tidak
73
Lampiran 4
TABEL REKAPITULASI DATA PERBEDAAN PERTAMBAHAN BERAT BADAN BAYI USIA 6 BULAN YANG DIBERI ASI
EKSKLUSIF DAN SUSU FORMULA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MOWEWE KABUPATEN KOLAKA TIMUR
TAHUN 2017
ASI EKSKLUSIF
NO Pertambahan BB Jumlah - - 2 S T MT Kategori
Normal Tidak Normal
1 1 1 0,6086 0,3914 0,1531 1,1674 53,352 50 √
2 1 1 0,3914 0,1531 53,352 √
3 1 1 0,3914 0,1531 53,352 √
4 0 0 - 0, 6086 0,3703 44,787 √
5 1 1 0,3914 0,1531 53,352 √
6 0 0 - 0, 6086 0,3703 44,787 √
7 1 1 0,3914 0,1531 53,352 √
8 1 1 0,3914 0,1531 53,352 √
9 1 1 0,3914 0,1531 53,352 √
10 0 0 - 0, 6086 0,3703 44,787 √
11 1 1 0,3914 0,1531 53,352 √
12 0 0 - 0, 6086 0,3703 44,787 √
13 1 1 0,3914 0,1531 53,352 √
14 0 0 - 0, 6086 0,3703 44,787 √
15 0 0 - 0, 6086 0,3703 44,787 √
16 1 1 0,3914 0,1531 53,352 √
17 0 0 - 0, 6086 0,3703 44,787 √
74
18 1 1 0,3914 0,1531 53,352 √
19 1 1 0,3914 0,1531 53,352 √
20 1 1 0,3914 0,1531 53,352 √
21 0 0 - 0, 6086 0,3703 44,787 √
22 0 0 - 0, 6086 0,3703 44,787 √
23 1 1 0,3914 0,1531 53,352 √
Keterangan :
a. ASI eksklusif
Pertambahan BB Normal : 60,86 %
Pertambahan BB Tidak Normal : 39,14 %
= 14 = 0,6086 MT = 1150,011= 50 23 23
S = √( )
√( )
= √
= √ = 1,1674
T = 50 + 10 [
]
75
SUSU FORMULA
NO Pertambahan BB Jumlah - - 2 S T MT Kategori
Normal Tidak Normal
1 1 1 0,2608 0,7392 0,5464 0,9454 57,818 50 √
2 1 1 0,7392 0,5464 57,818 √
3 0 0 - 0,2608 0,0680 47,242 √
4 0 0 - 0,2608 0,0680 47,242 √
5 1 1 0,7392 0,5464 57,818 √
6 0 0 - 0,2608 0,0680 47,242 √
7 0 0 - 0,2608 0,0680 47,242 √
8 0 0 - 0,2608 0,0680 47,242 √
9 0 0 - 0,2608 0,0680 47,242 √
10 0 0 - 0,2608 0,0680 47,242 √
11 0 0 - 0,2608 0,0680 47,242 √
12 1 1 0,7392 0,5464 57,818 √
13 0 0 - 0,2608 0,0680 47,242 √
14 0 0 - 0,2608 0,0680 47,242 √
15 0 0 - 0,2608 0,0680 47,242 √
16 0 0 - 0,2608 0,0680 47,242 √
17 0 0 - 0,2608 0,0680 47,242 √
18 1 1 0,7392 0,5464 57,818 √
19 1 1 0,7392 0,5464 57,818 √
20 0 0 - 0,2608 0,0680 47,242 √
76
21 0 0 - 0,2608 0,0680 47,242 √
22 0 0 - 0,2608 0,0680 47,242 √
23 0 0 - 0,2608 0,0680 47,242 √
Keterangan :
a. Susu Formula
Pertambahan BB Normal : 26,09 %
Pertambahan BB Tidak Normal : 73,91 %
= 6 = 0,2608 MT = 1150,022= 50 23 23
S = √( )
√( )
= √
= √ = 0,9454
T = 50 + 10 [
]
Lampiran 5
Wilcoxon Signed Ranks Test
Test Statisticsb
Pertambahan BB – Group
Z -4.472a
Asymp. Sig. (2-
tailed)
.000
a. Based on positive ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
= taraf error >< taraf signifikan
5% (0,05) 95%
= 0,05 = 0,025
2
Zhitung = 4,472 > Ztabel = 1,96
Bila taraf kesalahan = 0,025, maka harga z tabel = 1,96. Harga z hitung
4,472 ternyata lebih besar dari -1,96 (ingat harga (-) tidak diperhitungkan karena
harga mutlak), dengn demikian H0 ditolak H1 diterima. Jadi ada perbedaan
pertambahan berat badan bayi usia 6 bulan yang diberi ASI eksklusif dan Susu
formula di Wilayah kerja PuskesmasMowewe Kabupaten kolaka Timur Tahun
2017
Lampiran 6
TABEL HARGA-HARGA KRITIS Z DALAM OBSERVASI
DISTRIBUSI NORMAL
z 0,00 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,08 0,09
0,0 0,5000 0,4960 0,4920 0,4880 0,4840 0,4801 0,4761 0,4721 0,4681 0,4641
0,1 0,4602 0,4562 0,4522 0,4483 0,4443 0,4404 0,4364 0,4325 0,4286 0,4247
0,02 0,4207 0,4168 0,4129 0,4090 0,4052 0,4013 0,3974 0,3936 0,3897 0,3859
0,3 0,3821 0,3783 0,3745 0,3707 0,3669 0,3632 0,3594 0,3557 0,3520 0,3483
0,4 0,3446 0,3409 0,3372 0,3336 0,3300 0,3264 0,3228 0,3192 0,3156 0,3121
0,5 0,3086 0,3050 0,3015 0,2981 0,2946 0,2912 0,2877 0,2877 0,2810 0,2776
0,6 0,2743 0,2709 0,2676 0,2643 0,2611 0,2578 0,2546 0,2546 0,2489 0,2451
0,7 0,2420 0,2389 0,2358 0,2327 0,2297 0,2266 0,2236 0,2236 0,2177 0,2148
0,8 0,2119 0,2090 0,2061 0,2033 0,2005 0,1977 0,1949 0,1949 0,1894 0,1867
0,9 0,1841 0,1814 0,1788 0,1762 0,1736 0,1711 0,1685 0,1685 0,1635 0,1611
1,0 0,1587 0,1562 0,1535 0,1515 0,1492 0,1469 0,1446 0,1423 0,1401 0,1379
1,1 0,1357 0,1335 0,1314 0,1292 0,1271 0,1251 0,1230 0,1220 0,1190 0,1170
1,2 0,1151 0,1131 0,1112 0,1093 0,1075 0,1056 0,1038 0,1020 0,1003 0,0985
1,3 0,0968 0,0951 0,0934 0,0918 0,0901 0,0885 0,0809 0,0853 0,0838 0,0823
1,4 0,0808 0,0793 0,0778 0,0764 0,0749 0,0735 0,0721 0,0708 0,0694 0,0681
1,5 0,0668 0,0655 0,0643 0,0630 0,0618 0,0606 0,0594 0,0581 0,0571 0,0559
1,6 0,0548 0,0537 0,0526 0,0516 0,0505 0,0495 0,0485 0,0475 0,0465 0,0455
1,7 0,0445 0,0436 0,0427 0,0418 0,0409 0,0401 0,0392 0,0384 0,0375 0,0367
1,8 0,0359 0,0351 0,0344 0,0336 0,0329 0,0322 0,0314 0,0307 0,0301 0,0294
1,9 0,0287 0,0281 0,0274 0,0268 0,0262 0,0256 0,0250 0,0244 0,0239 0,0233
2,0 0,0228 0,0222 0,0217 0,0212 0,0207 0,0202 0,0197 0,0192 0,0188 0,0183
2,1 0,0179 0,0174 0,0170 0,0166 0,0162 0,0158 0,0154 0,0150 0,0146 0,0143
2,1 0,0139 0,0136 0,0132 0,0129 0,0125 0,0122 0,0119 0,0116 0,0113 0,0110
2,3 0,0107 0,0104 0,0102 0,0099 0,0096 0,0094 0,0091 0,0089 0,0087 0,0084
2,4 0,0082 0,0080 0,0078 0,0075 0,0073 0,0071 0,0069 0,0068 0,0066 0,0064
2,5 0,0062 0,0060 0,0059 0,0057 0,0055 0,0054 0,0052 0,0051 0,0049 0,0048
2,6 0,0047 0,0045 0,0044 0,0043 0,0041 0,0040 0,0039 0,0038 0,0037 0,0036
2,7 0,0035 0,0034 0,0033 0,0032 0,0031 0,0030 0,0029 0,0028 0,0027 0,0026
2,8 0,0026 0,0025 0,0024 0,0023 0,0023 0,0022 0,0021 0,0021 0,0020 0,0019
2,9 0,0019 0,0018 0,0018 0,0017 0,0016 0,0016 0,0015 0,0015 0,0014 0,0014
3,0 0,0013 0,0013 0,0013 0,0012 0,0012 0,0011 0,0011 0,0011 0,0010 0,0010
3,1 0,0010 0,0009 0,0009 0,0009 0,0008 0,0008 0,0008 0,0008 0,0007 0,0007
3,2 0,0007