PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN...
Transcript of PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN GERAK TERHADAP
KETERAMPILAN MENEMBAK HOKI LAPANGAN
(Studi Eksperimen Pendekatan Pembelajaran Dengan Metode Bagian
Progresif dan Repetitif Pada Mahasiswa Putra Semester III Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga
FIK Unimed)
TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Ilmu Keolahragaan
Oleh :
Sabar Surbakti A120809122
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN
DAN KEMAMPUAN GERAK TERHADAP KETERAMPILAN MENEMBAK
HOKI LAPANGAN
(Studi Eksperimen Pendekatam Pembelajaran dengan Metode Bagian Progresif dan Repetitif Pada Mahasiswa Putra Semester III
Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fik Unimed)
Disusun Oleh :
Sabar Surbakti A120809122
Telah Disetujui Oleh Pembimbing
Dewan Pembimbing
Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal
Pembimbing I
Prof. Dr. H. M. Furqon H, M.Pd
........................
......................
Pembimbing II Prof. Dr. Muchsin Doewes, dr., AIFO. ........................
......................
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan Pascasarjana
Prof. Dr. Sugiyanto NIP. 19491108 197609 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN GERAK TERHADAP
KETERAMPILAN MENEMBAK HOKI LAPANGAN
(Studi Eksperimen Pendekatam Pembelajaran dengan Metode Bagian Progresif dan Repetitif Pada Mahasiswa Putra Semester III Jurusan
Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fik Unimed)
Disusun Oleh :
Sabar Surbakti A120809122
Telah disetujui dan disyahkan oleh Tim Penguji
Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal
Ketua : Prof. Dr. Sugiyanto ……………. ….………….
Sekretaris : Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd …………….. ..……………
Anggota Penguji : 1. Prof.Dr.H.M. Furqon H, M.Pd .………….. …………….
2. Prof. Dr. Muchsin Doewes, dr., AIFO ..................... ....................
Surakarta, Agustus 2011
Mengetahui,
Direktur PPs UNS Ketua Prodi Ilmu Keolahragaan Pascasarjana UNS Prof. Drs. Suranto. M.Sc.,Ph.D Prof. Dr. Sugiyanto NIP. 19570820 198503 1 004 NIP. 19491108 197609 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERNYATAAN
Nama : Sabar Surbakti
NIM : A120809122
Program Studi : Ilmu Keolahragaan
Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa tesis berjudul “Perbedaan Pengaruh
Pendekatan Pembelajaran Dan Kemampuan Gerak Terhadap Keterampilan
Menembak Hoki Lapangan” adalah benar karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya
saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia
menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh
dari tesis tersebut.
Surakarta, Agustus 2011
Yang membuat pernyataan,
Sabar Surbakti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
MOTTO
SELALU MEMBERI KEPADA ORANG YANG MEMBUTUHKAN BANTUAN KITA.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
PERSEMBAHAN
Karya Tulisan Tesis Ini Penulis Persembahkan Kepada:
v Ayah(alm), Ibunda, Saudara-Saudaraku dan Keponakan. v Istri Tercinta Riahta br Sembiring, S.Pd Dan
Anakku Cintai OTNIEL SURBAKTI v Dan Buat Mertuaku
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,
karena atas berkat, rahmat serta karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis ini
dengan bejudul, Perbedaan Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Dan Kemampuan
Gerak Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Menembak Hoki Lapangan.
Dalam kesempatan ini perkenankan penulis mengucapkan terima kasih
yang tak terhingga, terutama kepada dosen pembimbing yaitu yang terhormat
Prof. Dr. H. M. Furqon H, M.Pd dan Prof. Dr. Muchsin Doewes, dr., PFark.,
MARS., AIFO yang telah dengan sabar membimbing saya, dan senantiasa
memberikan semangat, ilmu, arahan, masukan, koreksi sehingga tesis ini dapat
terselesaikan. Serta kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Ilmu
Keolahragaan Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, yang dengan tulus telah
memberikan ilmu dan pengetahuan, serta berbagai pengalaman kepada penulis
selama menempuh pendidikan di Program Studi Ilmu Keolahragaan Pascasarjana
Universitas Sebelas Maret.
Pada kesempatan ini penulis juga menghaturkan terima kasih yang tak
terhingga kepada :
1. Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk mengikuti pendidikan di Program
Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.
2. Rektor Universitas Negeri Medan yang telah memberikan kesempatan tugas
belajar kepada penulis untuk melanjutkan Pendidikan di Program Studi Ilmu
Keolahragaan PPS Universitas Sebelas Maret.
3. Prof. Drs. Suranto, M.Sc.,Ph.D., selaku Direktur Program Pascasarjana
Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk
melakukan penelitian dalam rangka memenuhi tugas akhir.
4. Prof. Dr. Sugiyanto., selaku Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan PPs
Universitas Sebelas Maret yang senantiasa memberikan motivasi, bimbingan,
serta dorongan untuk segera menyelesaikan tesis ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
5. Prof. Dr. Muchsin Doewes, dr., PFark., MARS., AIFO., selaku Sekretaris
Program Studi Ilmu Keolahragaan PPs Universitas Sebelas Maret yang
senantiasa memeberikan motivasi, bimbingan, serta dorongan untuk segera
menyelesaikan tesis ini.
6. Drs. Chairul Azmi, M.Pd. selaku Pembantu Rektor II Universitas Negeri
Medan.yang memberikan dukungan moral, dorongan, dan motivasi dalam
penyelesain tesis ini.
7. Drs. Basyaruddin Daulay, M.Kes., selaku Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Medan yang memberikan ijin penelitian kepada penulis
serta bimbingan dan motivasinya untuk menyelesaikan tesis ini.
8. Prof. Dr. Agung Sunarno, M.Pd. selaku Pembantu Dekan III FIK Unimed
yang senantiasa memberikan bimbingan, arahan, dorongan dan motivasi yang
sangat membangun dalam penulisan tesis ini
9. Prof. Dr. Albinus Silalahi, MS. Yang selama ini memberikan pengetahuan,
pengalaman, dorongan, semangat untuk menyelesaikan penulisan tesis ini.
10. Dr. Asep Suharta M.Pd. yang tidak bosan-bosannya memberikan semangat,
dan motivasi dalam penyelesain tesis ini.
11. Ketua dan seketaris Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi FIK
Unimend.Yang mendukung dari awal sampai selesai penulisan tesis ini
12. Seluruh Rekan-rekan Dosen dan Pegawai Fakultas Ilmu Keolahragaan
Unimed serta adinda Andarias Ginting. Ibrahim Sembiring yang telah
memberikan, dorongan, semangat dan motivasi yang sangat besar untuk
menyelesaikan tesis ini.
13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penelitian dan penyelesaian tesis ini.
Terakhir harapan penulis mudah-mudahan kebaikan dan bantuan yang
telah diberikan kepada penulis mendapat balasan yang setimpal oleh Tuhan Yang
Maha Esa, serta memberikan ampunan-Nya kepada kita semua Amin
Surakarta, Agustus 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL TESIS .......................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ..................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ iv
MOTTO .......................................................................................................... v
PERSAMBAHAN .......................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiv
ABSTRAK ...................................................................................................... xvi
ABSTRACT ..................................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah ...................................................................... 7
D. Rumusan Masalah .......................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian ............................................................................ 8
F. Manfaat Penelitian ......................................................................... 8
BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS ............................................ 10
A. Kajian Teori .................................................................................... 10
1. Permainan Hoki Lapangan .......................................................... 10
a. Konsep Permainan Hoki Lapangan ........................................ 13
b. Teknik Dasar Permainan Hoki Lapangan ............................... 14
c. Keterampilan Menembak Hoki Lapangan .............................. 15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
d. Lingkaran Tembakan (Shooting Circle) ................................. 21
e. Teknik Menembak dan Mencetak Gol ................................... 22
2. Pendekatan Pembelajaran ........................................................... 26
a. Konsep Belajar Gerak ............................................................. 26
b. Belajar Keterampilan Gerak Hoki Lapangan ......................... 30
c. Pendekatan Pembelajaran Menembak Hoki Lapangan .......... 38
1). Pendekatan Pembelajaran Bagian Progresif ..................... 42
2). Pendekatan Pembelajaran Bagian Repetitif ...................... 45
3. Kemampuan Gerak .................................................................... 49
a. Konsep Kemampuan Gerak ................................................... 51
b. Peranan Kemampuan Gerak Terhadap Keterampilan
Menembak Hoki Lapangan ................................................... 53
B. Penelitian yang Relevan .................................................................... 58
C. Kerangka Berpikir ............................................................................. 60
D. Hipotesis ........................................................................................... 62
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 63
A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 63
1. Tempat Penelitian ......................................................................... 63
2. Waktu Penelitian.......................................................................... 63
B. Metode Penelitian ............................................................................. 64
1. Jenis Penelitian ............................................................................ 64
2. Desain Penelitian ......................................................................... 64
C. Variabel Penelitian ............................................................................ 65
D. Definisi Operasional Variabel .......................................................... 65
E. Populasi dan Sampel ......................................................................... 67
1. Populasi Penelitian ........................................................................ 67
2. Sampel Penelitian .......................................................................... 67
F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 68
G. Teknik Analisis Data ........................................................................ 70
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................... 77
A. Deskripsi Data................................................................................... 77
B. Pengujian Prasyarat Analisis ............................................................ 80
1. Uji Normalitas .............................................................................. 80
2. Uji Homogenitas ........................................................................... 82
C. Pengujian Hipotesis .......................................................................... 82
1. Pengujian Hipotesis I .................................................................... 84
2. Pengujian Hipotesis II .................................................................. 85
3. Pengujian Hipotesis III ................................................................. 85
D. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................ 86
1. Perbedaan Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Bagian Prograsif
Dan Bagian Repetitif ..................................................................... 86
2. Perbandingan Antara Taraf Kemampuan Gerak Tinggi dan Rendah 87
3. Pengaruh Interaksi Antara Pendekatan Pembelajaran Bagian
Dengan Tingkat Kemampuan Gerak .............................................. 88
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ................................ 92
A. Kesimpulan ...................................................................................... 92
B. Implikasi........................................................................................... 93
C. Saran................................................................................................. 94
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 95
LAMPIRAN ................................................................................................... 98
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Perbandingan antara Pendekatan Pembelajaran Bagian Progresif
dan Repetitif .......................................................................................... 48
Tabel 2. Rancangan Faktorial 2 x 2 ................................................................... 64
Tabel 3. Data Reliabilitas dan Objektivitas Barrow Motor Ability Test ............... 68
Tabel 4. Standard untuk Menginterpretasi Koefisien Korelasi Reliabilitas ..... 69
Tabel 5. Ringkasan ANAVA ............................................................................ 72
Tabel 6. Deskripsi Data Keterampilan Tembakan Hoki Lapangan Tiap
Kelompok Berdasarkan Penggunaan Pendekatan Pembelajaran
dan Tingkat Kemampuan Gerak ......................................................... 77
Tabel 7. Nilai Keterampilan Tembakan Hoki Lapangan Masing-Masing Sel
(Kelompok Perlakuan) ........................................................................ 79
Tabel 8. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data .............................................. 81
Tabel 9. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data ............................................ 82
Tabel 10. Ringkasan Nilai Rata-rata Keterampilan Tembakan Hoki Lapangan
Berdasarkan Jenis Pendekatan Pembelajaran Bagian dan
Tingkat Kemampuan Gerak ................................................................ 83
Table 11. Ringkasan Hasil Analisis Varians Untuk Penggunaaan Metode
Pembelajaran (A1 dan A2) ................................................................... 83
Table 12. Ringkasan Hasil Analisis Varians Untuk Tingkat Kemampuan
Gerak (B1 dan B2) ............................................................................... 83
Table 13. Ringkasan Hasil Analisis Varians Dua Faktor .................................... 84
Table 14. Ringkasan Hasil Uji Rentang Newman-Keuls Setelah
Analisis Varians .................................................................................. 84
Table 15. Pengaruh Sederhana, Pengaruh Utama, dan Interaksi Faktor,
A dan B Terhadap Keterampilan Menembak Hoki Lapangan ........... 89
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Lingkaran Tembakan Hoki Lapangan .......................................... 21
Gambar 2. Histogram Nilai Rata-Rata Keterampilan Tembakan Hoki
Lapangan Tiap Kelompok Berdasarkan Penggunaan Pendekatan
Pembelajaran Bagian Dan Tingkat Kemampuan Gerak ............... 78
Gambar 3. Histogram Nilai Rata-Rata Keterampilan Tembakan Hoki
Lapangan pada Tiap Kelompok Perlakuan .................................. 79
Gambar 4. Interaksi Antara Dua Faktor Penelitian Pendekatan Pembelajaran 89
Gambar 5. Bentuk Interaksi Perubahan Besarnya Nilai Hasil Belajar
Keterampilan Tembakan Hoki Lapangan ..................................... 90
Gambar 6. Lapangan Tes Zig-Zag Run .......................................................... 100
Gambar 7. Diagram Lapangan Tes Wall Pass ................................................ 101
Gambar 8. Tes Goal Shooting dan Sasaran Skor ............................................ 104
Gambar 9. Sampel Melakukan Tes Standing Broad Jump ............................ 191
Gambar 10. Sampel Melakukan Tes Softball Throw ....................................... 191
Gambar 11. Sampel Melakukan Tes Zig-Zag Run ........................................... 192
Gambar 12. Sampel Melakukan Tes Wall Pass ............................................... 192
Gambar 13. Sampel Melakukan Tes Medicine Ball Put .................................. 193
Gambar 14. Sampel Melakukan Tes 60 Yard Dash ( Lari 50 Meter) .............. 193
Gambar 15. Sampel Melakukan Tes Tembakan Kearah Kanan .................... 194
Gambar 16. Sampel Melakukan Tes Tembakan Kearah Tengah .................... 194
Gambar 17. Sampel Melakukan Tes Tembakan Kearah Kiri ......................... 195
Gambar 18. Sasaran Tembakan Hoki Lapangan .............................................. 195
Gambar 19. Sampel Beserta Peneliti ................................................................ 196
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Administrasi Test Kemampuan Gerak Umum .......................... 99
Lampiran 2. Administrasi Tes Keterampilan Menembak Hoki Lapangan .... 103
Lampiran 3. Daftar Rekapitulasi Barrow Motor Ability Test Untuk
Menentukan Reliabilitas Data .................................................... 106
Lampiran 4. Rekapitulasi T-score Hasil Test Kemampuan Gerak ................ 136
Lampiran 5. Rekapitulasi Data Kemampuan Gerak Dasar Beserta
Klasifikasinya ............................................................................. 138
Lampiran 6. Rekapitulasi Data Hasil Test Kemampuan Gerak Dasar Beserta
Klasifikasinya ............................................................................ 140
Lampiran 7. Hasil Maching Kelompok Kemampuan Gerak
Tinggi dan Rendah ..................................................................... 141
Lampiran 8. Program Pendekatan Pembelajaran Bagian Progresif ............... 142
Lampiran 9. Program Pendekatan Pembelajaran Bagian Repetitif ............... 148
Lampiran 10. Data Hasil Tes Ketepatan Menembak Hoki Lapangan Dari
Arah Kanan ............................................................................... 155
Lampiran 11. Data Hasil Tes Ketepatan Menembak Hoki Lapangan Dari
Arah Tengah .............................................................................. 159
Lampiran 12. Data Hasil Tes Ketepatan Menembak Hoki Lapangan Dari
Arah Kiri ................................................................................... 163
Lampiran 13.Data Hasil Tes Kecepatan Menembak Hoki Lapangan Dari
Arah Kanan ............................................................................... 167
Lampiran 14. Data Hasil Tes Kecepatan Menembak Hoki Lapangan Dari
Arah Tengah .............................................................................. 171
Lampiran 15. Data Hasil Tes Kecepatan Menembak Hoki Lapangan Dari
Arah Kiri ................................................................................... 175
Lampiran 16. Rekapitulasi Nilai Tes Keterampilan Menembak
Hoki Lapangan .......................................................................... 179
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
Lampiran 17. Rekapitulasi T-score Hasil Tes Ketepatan Dan Kecepatan
Keterampilan Menembak Hoki Lapangan, Klasifikasi
Kemampuan Gerak Beserta Pembagian Sampel Kesel-sel
Secara Acak ............................................................................... 180
Lampiran 18. Rekapitulasi Data Tes Ketepatan Dan Kecepatan Keterampilan
Menembak Hoki Lapangan Kelompok 1 .................................. 181
Lampiran 19. Rekapitulasi Data Tes Ketepatan Dan Kecepatan Keterampilan
Menembak Hoki Lapangan Kelompok II ................................. 182
Lampiran 20. Tabel Kerja Untuk Menghitung Nilai Homogenitas dan Analisis
Varians ..................................................................................... 183
lampiran 21. Hasil Penghitungan Data Untuk Uji Homogenitas dan Analisis
Varians ...................................................................................... 184
Lampiran 22. Uji Normalitas Data Dengan Teknik Liliefors ......................... 185
Lampiran 23. Uji Homogenitas Dengan Uji Bartlet ....................................... 189
Lampiran 24. Analisis Varians........................................................................ 190
Lampiran 25. Uji Rata-rata Rentang Newman-Keuls ...................................... 191
Lampiran 26. Dokumentasi Penelitian ............................................................ 182
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
ABSTRAK
SABAR SURBAKTI. NIM. A120809122. 2011. PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN GERAK TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN MENEMBAK HOKI LAPANGAN (Studi Eksperimen Pendekatan Pembelajaran dengan Metode Bagian Progresif dan Repetitif Pada Mahasiswa Putra Semester III Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fik Unimed). Komisi pembimbing I : Prof. Dr. H. M. Furqon H, M.Pd. Pembimbing II : Prof. Dr. H. Muchsin Doewes, dr., PFark., MARS., AIFO. Tesis. Program Studi Ilmu Keolahragaan, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1). Perbedaan pengaruh antara pendekatan pembelajaran bagian progresif dengan pendekatan pembelajaran bagian repetitif terhadap hasil belajar keterampilan menembak Hoki Lapangan, (2). Perbedaan hasil belajar keterampilan menembak Hoki Lapangan antara kemampuan gerak tinggi dan kemampuan gerak rendah, (3). Interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan kemampuan gerak terhadap hasil belajar keterampilan menembak Hoki Lapangan
Penelitian dilaksanakan di Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan. Penelitian dilaksanakan dengan metode eksperimen, rancangan faktorial 2x2. Besarnya sampel penelitian 40 orang berasal dari jumlah populasi 98 orang. Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling. Variabel penelitian terdiri dari dua variabel independen yakni : variabel manipulatip : metode pendekatan pembelajaran bagian progresif dan metode pendekatan pembelajaran bagian repetitif, variabel atributip yakni : kemampuan gerak tinggi dan kemampuan gerak rendah serta variabel dependen yakni : hasil belajar keterampilan menembak Hoki Lapangan. Teknik pengumpulan data dengan Tes dan Pengukuran, barrow motor ability test, data keterampilan menembak Hoki Lapangan dengan tes goal shooting – straight, right, left. Teknik analisis data mengunakan analisis varians (ANAVA) dangan taraf signifikansi α = 0,05.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: 1). Ada Perbedaan pengaruh antara pendekatan pembelajaran bagian progresif dengan pendekatan pembelajaran bagian repetitif terhadap hasil belajar keterampilan menembak Hoki Lapangan. Hal ini dibuktikan dari nilai Fhitung = 13,25 > Ftabel = 4.11. Dari analisis lanjutan diperoleh bahwa ternyata metode pendekatan pembelajaran bagian progresif lebih baik dari pada metode bagian repetitif yang dibuktikan dengan rata-rata score yaitu 53,20 dan 46,73. 2) Ada perbedaan hasil belajar keterampilan menembak Hoki lapangan yang signifikan antara mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi dan rendah. Hal ini dibuktikan dari nilai Fhitung = 5.38 > Ftabel = 4.11. Dari analisis lanjutan diperoleh hasil belajar keterampilan menembak Hoki Lapangan pada mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi lebih baik dari pada yang memiliki kemampuan gerak rendah, dengan rata-rata score yaitu 52,03 dan 47,90. 3). Terdapat pengaruh interaksi yang signifikan antara pendekatan pembelajaran bagian dan tingkat kemampuan gerak terhadap hasil belajar keterampilan menembak Hoki Lapangan. Hasilnya sangat bermakna, karena Fhitung = 14,50 > Ftabel = 4.11.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
Berdasarkan hasil rata-rata score dinyatakan bahwa ; Mahasiswa dengan kemampuan gerak tinggi lebih cocok jika diberikan pendekatan pembelajaran bagian progresif daripada metode pendekatan repetitif (58,65 dan 47,75). Mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak rendah lebih cocok jika diberikan pendekatan pembelajaran bagian repetitif daripada metode pendekatan progresif, (48,05 dan 45,40)
Kata-kata kunci : Pendekatan Pembelajaran Prograsif, Pendekatan Pembelajaran
Repetitif, Kemampuan Gerak dan Keterampilan Menembak Hoki Lapangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
ABSTRACT
SABAR SURBAKTI. NIM. A120809122, 2011. DIFFERENCES INFLUENCE APPROACH TO LEARNING AND MOTOR ABILITY STUDY RESULTS FIELD HOCKEY SHOOTING SKILLS. (Experimental study Approach of Study with Progressive Method Shares and Repetitive At Student Of Male Semester of III Majors Education Of Training, Faculty of sport sciences, State university of medan). Commission Counsellor of I : Prof. Dr. H. M. Furqon H, M.Pd. Counsellor Of II: Prof. Dr. H. Muchsin Doewes, dr., PFARK., MARS., AIFO. Thesis. Sport Science Studies Program, Post Graduate Program, Sebelas Maret University. Surakarta.
This study aims to determine: (1). The difference between the influence of the progressive learning approach with the repetitive learning approach to learning the results of field hockey shooting skills, (2). Difference learning outcomes field hockey shooting skills among high motor ability and low motor ability (3). Interaction between learning approach to motion capabilities of the learning skills of shooting field hockey
Research conducted at the Faculty of Sport Sciences, State University of Medan. The experiment was conducted with experimental methods, 2x2 factorial design. The amount of the sample 40 people from a population of 98 people. The sampling technique with the purposive sampling. Variable study consists of two independent variables namely: manipulatip variables: the progressive method of teaching approaches and methods of the repetitive learning approach, namely atributip variables: the ability of high motor ability and low motor ability as well as the dependent variable ie: learning outcomes field hockey shooting skills. Data collection techniques with Test and Measurement, barrow motor ability test, the data field hockey shooting skills to the test goal shooting - straight, right, left. Techniques of data analysis using analysis of variance (ANAVA) view of significance level α = 0.05.
Based on the results of research can be concluded: 1). There is a difference between the influence of the progressive learning approach with the repetitive learning approach to learning the results of field hockey shooting skills.This is evidenced from the value of Fcalculated = 13.25 > Ftable = 4.11. From further analysis it was found that the progressive learning approach is better than the repetitive method which is evidenced by an average score of 53.20 and 46.73. 2) There is a difference in learning outcomes field hockey shooting skills of a significant difference between students who have high and low motor mobility. This is evidenced from the value of Fcalculated = 5.38 > Ftable = 4.11. Further analysis of the results obtained from studying the field hockey shooting skills in students who have a high movement capability is better than having a low motor mobility, with an average score of 52.03 and 47.90. 3). There is a significant interaction effect between learning approach and the level of mobility to the learning outcomes field
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xix
hockey shooting skills. The result is very meaningful, because the Fcount = 14.50 > Ftable = 4.11.
Based on the average score was stated that; Students with high movement capability is better suited if given the progressive approach to learning rather than repetitive approach method (58.65 and 47.75). Students who have low mobility are more suitable if given the repetitive learning approach rather than a progressive approach, (48.05 and 45.40)
Key words: Learning Approach Prograsif, repetitive Learning Approach, Ability and Motion Field Hockey Shooting Skills.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perguruan tinggi adalah sebagai lembaga formal dalam sistem pendidikan,
tidak terlepas dari usaha – usaha peningkatan prestasi belajar bagi mahasiswa.
Kegiatan proses pembelajaran merupakan kegiatan pokok dalam keseluruhan
kegiatan pendidikan diperguruan tinggi. Hal ini berarti berhasil tidaknya
pencapaian tujuan pendidikan dalam bentuk terjadinya perubahan tingkah laku,
pengetahuan, maupun keterampilan mahasiswa tergantung pada bagaimana proses
pembelajaran yang dialami mahasiswa sebagai calon pendidik dikemudian hari.
Proses pendidikan yang berkualitas akan menghasilkan sumber daya
manusia yang berkualitas pula. Begitu pula halnya dengan pendidikan
dilingkungan perguruan tinggi. Untuk menjamin pelaksanan program pendidikan
berjalan dengan baik maka antara tujuan dan sasaran yang dinyatakan dalam
desain kurikulum maupun silabus dan rancangan pedoman pembelajaran dengan
pelaksanaan dilapangan harus sejalan dan searah. Pelaksanaan Program
pendidikan yang bermutu, yang diselenggarakan dengan mematuhi kaidah-kaidah
pedagogik, memberikan sumbangan sangat berharga bagi perkembangan peserta
didik secara menyeluruh. Dalam hal ini yang berkembang bukan saja aspek
kognitif, afektif dan psikomotor tetapi aspek Physiologi (faal tubuh), physicologi
(fisik) dan psykologi (kejiwaan) sehingga ketika mahasiswa tersebut terjun
kelapangan mereka sudah siap dan berguna dilingkungan masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Sejalan dengan usaha pencapaian keterampilan sebagai suatu proses
pembelajaran di perguruan tinggi, sudah tentu akan menuntut sistem pendidikan
dan pengajaran yang lebih baik pula termasuk didalamnya struktur program
sampai kepada bagaimana pendekatan pembelajaran yang dilakukan dalam
belajar. Pencapaian tujuan pendidikan memerlukan banyak faktor pendukung
yang diperlukan antara lain: faktor guru/dosen, mahasiswa, sarana prasarana dan
juga pendekatan pembelajarannya. Pendekatan pembelajaran yang dipilih dan
diperkirakan haruslah sesuai dengan kondisi serta cocok digunakan dalam proses
pembelajaran baik teori maupun praktek. Proses pembelajaran dapat dikatakan
afektif apabila perubahan prilaku yang terjadi pada mahasiswa dapat tercapai
secara optimal.
Proses belajar mengajar khususya di perguruan tinggi memerlukan adanya
suatu pendekatan pembelajaran untuk membantu kelancaran proses pembelajaran,
semakin tepat pendekatan yang digunakan dalam proses belajar mengajar maka
semakin efektif, tujuan juga akan lebih cepat tercapai. Pendekatan pembelajaran
merupakan bagian dari strategi yang merupakan langkah-langkah taktis bagi dosen
dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan. Pendekatan
pembelajaran yaitu cara bekerja yang telah diperkirakan dengan seksama sehingga
merupakan pola tertentu untuk mencapai tujuan, sedangkan metode mengajar adalah
cara mengajar yang sudah merupakan pola tertentu guna mencapai tujuan pengajaran.
Salah satu usaha yang tidak pernah guru/dosen tinggalkan adalah bagaimana
memahami kedudukan pendekatan saat proses pembelajaran mengajar salah satu
komponen yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Pendekatan pembelajaran banyak sekali yang dapat kita terapkan dalam
suatu pembelajaran diantaranya adalah pendekatan pembelajaran bagian progresif
(maju berkelanjutan) dan pendekatan pembelajaran bagian repetitif (berulang).
Pendekatan pembelajaran bagian progresif adalah cara mengajar dimana unsur
pertama dan kedua dipelajari secara terpisah, kemudian setelah dikuasai baru
disatukan, selanjutnya unsur ketiga dipelajari secara terpisah pula, setelah
dikuasai digabungkan dengan unsur satu, dua dan tiga, sedangkan pendekatan
pembelajaran bagian repetitif adalah pelaksanaan pertama kali yang diajarkan
adalah unsur kesatu dan kedua secara bersamaan.
Hampir seluruh kegiatan pembelajaran, terutama yang berkaitan dengan
kemampuan psikomotor membutuhkan suatu pendekatan pembelajaran untuk
meningkatkan keterampilan dalam permaian olahraga. Tujuannya agar peserta
didik dapat meningkatkan kemampuannya menuju tingkat kesulitan gerak yang
lebih tinggi dan kompleks. Olahraga permainan Hoki Lapangan merupakan salah
satu cabang olahraga yang menuntut kemampuan gerak yang kompleks agar dapat
memainkan bola dengan stick saat bermain dengan sebaik-baiknya.
Hoki Lapangan merupakan salah satu cabang olahraga permainan.
Permainan olahraga ini terdiri dari beberapa teknik dasar keterampilan yang perlu
diperhatikan dan diperkenalkan kepada mahasiswa. Untuk dapat menguasai teknik
dasar permainan Hoki Lapangan dengan baik, diperlukan latihan serta belajar
dengan tekun serta diberikan secara bertahap dan makin lama makin meningkat,
mulai yang belum bisa menjadi bisa dan kemudian menjadi terampil melakukan
teknik-teknik gerakan. Dengan demikian pengaturan pembelajaran yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
dipraktekkan dimulai dari yang mudah meningkat kepada pembelajaran yang
lebih sukar atau dari yang sederhana ke gerakan yang kompleks.
Kemampuan para mahasiswa berbeda-beda, maka dalam menentukan
suatu materi pembelajaran harus juga memperhitungkan kemampuan yang
dicapai serta beberapa lama anak yang bersangkutan mengikuti atau mengenal
olahraga yang bersangkutan. Hasil maksimal dengan sendirinya akan tercapai bila
bahan pembelajaran keterampilan disesuaikan dengan tingkat psikis mahasiswa
yang bersangkutan. Kemampuan gerak juga salah satu yang mempengaruhi
didalam mempelajari keterampilan gerak dalam Hoki. Sejalan dengan
meningkatnya kemampuan gerak dapat diindentifikasikan dalam bentuk gerakan
dengan mekanika tubuh yang makin efisien, lancar, dan terkontrol, pola gerakan
makin bervariasi dan bertenaga. Berbagai macam kegiatan yang mungkin dapat
dilakukan apabila seorang anak memperoleh kesempatan melakukan gerakan-
gerakan yang lebih luas atau pada masa anakya tidak terkekang.
Gerakan-gerakan yang dilakukan bentuknya dapat menyerupai gerakan
orang yang sudah mahir pada umumnya hanya terletak pada pelaksanaan gerak
yang masih lemah dan kurang bertenaga. Hal ini disebabkan kapasitas fisik
seseorang pemula belum dapat menyamai kapasitas fisik seorang yang sudah
terlatih atau seorang atlet. Disamping itu kapasitas masing-masing seseorang
tidak sama, hal ini disebabkan karena perbedaan koordinasi tubuh, ukuran tubuh,
dan kekuatan otot, sehingga terdapat kemampuan gerak tinggi dan kemampuan
gerak rendah. Sehingga kemampuan sesorang dalam gerak dasar ini juga akan
berpengaruh terhadap kemampuannya dalam melakukan geraka-gerakan
keterampilan teknik dasar dalam permainan Hoki Lapangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Hoki Lapangan adalah satu mata kuliah yang ada pada jurusan pendidikan
kepelatihan olahraga, dimana mata kuliah ini diberikan pada semester III untuk
Hoki Dasar dan semester IV Hoki Lanjutan. Tujuan mata kuliah Hoki Lapangan
agar mahasiswa dapat bermain Hoki Lapangan dengan baik sesuai dengan
peraturan yang sudah ditetapkan dan mahasiswa bisa menerapkannya di sekolah
maupun di masyarakat di samping itu juga sebagai perkembangan fisik,
perkembangan gerak, perkembangan mental, dan perkembangan sosial.
Mata kuliah Hoki lapangan dasar adalah mata kuliah yang wajib diambil
oleh mahasiswa, mata kuliah ini 2 SKS disamping itu juga mata kuliah ini sebagai
salah satu syarat untuk bisa mengambil mata kuliah Hoki Lapangan lanjutan bila
mahasiswa sudah lulus mata kuliah Hoki Dasar. Disamping itu juga mahasiswa
juga dalam proses pembelajarannya dituntut pada pertumbuhan dan
pengembangan jasmani, sosial, dan emosional yang serasi, selaras dan seimbang
hal sesuai dengan soft skill.
Permainan Hoki Lapangan, Salah satu teknik dasar yang harus dikuasai
agar dapat bermain Hoki Lapangan dengan baik dan benar dan menghasilkan gol
untuk kemenangan adalah teknik dasar keterampilan menembak (shooting) bola
ke gawang. Seorang mahasiswa ataupun pemain bila ingin dapat menguasai
teknik menembak dengan benar maka teknik dasar nya harus benar. Bila teknik
dasar ini tidak dikuasai dengan baik maka seorang mahasiswa ataupun pemain
tidak dapat bermain Hoki Lapangan dengan baik sehingga dalam menciptakan
sebuah gol untuk meraih kemenangan tidak akan dapat tercapai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Berdasarkan pengamatan dan pengalaman penulis pada mahasiswa-
mahasiswa terdahulu yang sudah mengambil mata kuliah Hoki Lapangan Dasar,
setelah lulus masih ada kekurangan-kekurangan yang dilakukan dalam permainan
Hoki Lapangan terutama teknik keterampilan menembak, mahasiswa belum dapat
melakukan dengan baik. Hal ini ditunjukkan dengan hasil teknik menembak
dengan kreteria baik sekali = 5 orang, baik = 15 orang, dan kurang sekali = 20
orang. Rendahnya nilai tes keterampilan menembak berdampak pada nilai akhir
mata kuliah yang juga rendah, jika dikonversikan dengan huruf maka rata-rata
nilai mahasiswa adalah nilai C, nilai ini dalam standar penilaian KBK merupakan
syarat minimal kelulusan bagi mahasiswa.
Berdasarkan uraian diatas, perlu diadakan penelitian yang ada hubungan
dengan pendekatan pembelajaran pada saat proses belajar mengajar permainan
Hoki khususnya menembak. Dalam penelitian ini, akan diteliti perbedaan
pengaruh pendekatan pembelajaran bagian progresif dengan bagian repetitif dan
kemampuan gerak terhadap keterampilan menembak Hoki.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka
dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut.
1. Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari proses pendidikan
mempunyai tujuan untuk mengembangkan kebugaran fisik, mental, emosi dan
sosial melalaui media aktivitas fisik.
2. Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang optimal, mengajar harus didukung
dengan prinsip-prinsip ilmiah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
3. Pendekatan pembelajaran bagian progresif dan repetitif, mempengaruhi
keterampilan menembak Hoki Lapangan.
4. Kemampuan gerak yang dimiliki oleh mahasiswa mempunyai peranan yang
sangat penting terhadap keterampilan menembak Hoki Lapangan.
5. Teknik dasar menembak Hoki Lapangan.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, masalah penelitian
ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Perbedaan pengaruh antara pendekatan pembelajaran bagian progresif dengan
pendekatan pembelajaran bagian repetitif terhadap keterampilan menembak Hoki
Lapangan.
2. Perbedaan peningkatan keterampilan menembak Hoki Lapangan antara
kemampuan gerak tinggi dan kemampuan gerak rendah.
3. Pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan kemampuan gerak
terhadap keterampilan menembak Hoki Lapangan.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini
dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Adakah perbedaan pengaruh antara pendekatan pembelajaran bagian progresif
dan repetitif terhadap keterampilan menembak Hoki Lapangan?
2. Adakah perbedaan keterampilan menembak Hoki Lapangan antara kemampuan
gerak tinggi dan kemampuan gerak rendah?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
3. Adakah pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajaran dan kemampuan
gerak terhadap keterampilan menembak Hoki Lapangan?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh antara pendekatan pembelajaran bagian
progresif dengan pendekatan pembelajaran bagian repetitif terhadap
keterampilan menembak Hoki Lapangan.
2. Untuk mengetahui perbedaan peningkatan keterampilan menembak Hoki
Lapangan antara kemampuan gerak tinggi dan kemampuan gerak rendah.
3. Untuk mengetahui pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan
kemampuan gerak terhadap keterampilan menembak Hoki Lapangan.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini bermamfaat baik secara teoritis maupun praktis. Hasil
yang diperoleh diharapkan dapat:
1. Secara teoritis mendukung dan memperkaya ilmu pengetahuan pada pendekatan
pembelajaran bagian progresif dengan pendekatan pembelajaran bagian repetitif
terhadap keterampilan menembak Hoki Lapangan yang sudah ada, khususnya
teori pendekatan pembelajaran bagian progresif dengan pendekatan
pembelajaran bagian repetitif dan kemampuan gerak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
2. Memberikan acuan dan masukan bagi para dosen dalam memilih pendekatan
pembelajaran yang sesuai, menentukan pendekatan pembelajaran yang tepat
dengan mempertimbangkan kemampuan gerak mahasiswanya.
3. Bagi peneliti secara praktis hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan
pembanding dan perimbang bila para peneliti akan mengadakan penelitian
tentang pendekatan pembelajaran bagian progresif dengan pendekatan
pembelajaran bagian repetitif dan kemampuan gerak terhadap keterampilan
menembak Hoki Lapangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
BAB II
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori
1. Permainan Hoki Lapangan
Hoki salah satu cabang olahraga Internasional yang dimainkan oleh
putra dan putri dengan memakai alat yang keras berupa tongkat atau stick dan
bola sebesar bola tennis. (PB PHSI, 2001/2002:2-3), dalam peraturan
permainan Hoki Lapangan disebutkan bahwa, Bola yang digunakan bulat,
keras dan boleh terbuat dari sembarang bahan, berat bola antara 156 dan 163
gram dengan garis tengah bola antara 224 dan 235 mm, permukan bola mulus
tapi jahitannya atau lekuk-lekuk diperkenankan, bola berwarna putih atau
sesuai persetujuan. Stick yang dipergunakan memiliki pegangan yang lurus
dan kepala yang bengkok, semua pinggiran harus membulat, seluruh
permukaan stick mulus dan bebas dari proyeksi yang kasar atau tajam, bagian
stick datar dibelahan kiri dan melengkung dibagian kanan. Bagian stick yang
boleh memainkan bola adalah wajah stick yaitu seluruh panjang belahan kiri
stick yang kepalanya (bagian bawah) berbidang datar. Stick termasuk semua
pembalutnya harus lolos sebuah gelang pengukur berdiameter – dalam 51 mm,
dengan berat maksimum stick adalah 737 gram.
Hoki dimainkan dilapangan yang berumput rata, terdiri dari dua regu
yang masing-masing regu berjumlah sebelas (11) orang pemain dengan
susunan penjaga gawang (goal kiper), pemain belakang ( back), pemain
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
tengah/gelandang (half), pemain depan/penyerang (forwart) dengan lapangan
berbentuk empat persegi panjang berukuran 100 x 60 yard ( 91,40 x 55,00 m).
Tujuan permainan ini adalah memasukkan bola sebanyak-banyaknya
kedalam gawang lawan dengan menggunakan stick sesuai dengan peraturan
permainan. (PB PHSI, 2001/2002:5) dalam peraturan permainan Hoki
disebutkan pula bahwa, Sebuah goal tercipta bila saat bola berada dalam
lingkaran kena stick peserang dan setelah itu tidak melintas keluar lingkaran
lagi dan bola seutuhnya melintas garis – gawang di antara kedua tiang gawang,
di bawah mistar gawang.
Kemenangan suatu regu ditentukan oleh jumlah gol terbanyak yang
berhasil dicetak oleh salah satu regu ke dalam gawang lawannya. Permainan hoki
terbagi dalam dua babak, setiap babak lama permainannya 35 menit (2 x 35
menit) dengan masa isrirahat selama 5-10 menit. Permainan dipimpin oleh dua
orang wasit, wasit satu dan wasit dua dan sebelum memulai pertandingan
terlebih dahulu wasit mengundi untuk menentukan/memilih bola atau lapangan
bagi masing-masing regu. Untuk memulai babak kedua dilakukan pertukaran
gawang.
Hoki merupakan sebuah olahraga gerak cepat dengan keahlian tinggi,
dengan para pemain yang menggunakan gerakan cepat dengan stik,
mengumpan yang akurat dan cepat, dan pukulan yang keras, dalam upaya
untuk menjaga possession (penguasaan) dan menggerakkan bola kearah
gawang. Setiap pemain membawa sebuah “stick”, normalnya kecil dengan
panjang 90 cm (3 kaki) dan secara tradisional terbuat dari kayu tetapi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
seringkali dibuat dengan fiberglass, kevlar dan campuan karbon fiber, dengan
pegangan bulat yang rata pada sisi kanan dan sebuah kait di bagian bawahnya.
Logam tidak dapat diguankan pada stick hoki.
Saat ini ditemukan bahwa semakin dalam lengkungan bagian depan
maka semakin mudah untuk menambah kecepatan dari dragflick dan membuat
pemukulan menjadi lebih mudah dilakukan. Pertama-tama, sesudah fitur ini
diperkenalkan, Dewan Pengurus Hoki menempatkan suatu batas 50 mm pada
ke dalaman maksimum lengkungan di atas panjang stick tetapi pengalaman
yang ditunjukkan dengan cepat ini terlalu berlebihan. Peraturan baru sekarang
membatasi lengkungan ini menjadi di bawah 25 mm untuk membatasi
kekuatan flick terhadap bola (http://www Field hockey – Wikipedia, the free
encyclopedia.htm).
Teknik utama untuk menggerakkan bola disekitar lapangan yang
digunakan oleh para pemain adalah: “dribble”, dimana pemain mengontrol
bola dengan stick dan lari dengan bola, yang mendorong bola sambil lari;
“dorongan”, dimana pemain menggunakan pergelangan tangan mereka untuk
mendorong bola; “flick” atau “scoop”, yang hampir sama dengan dorongan
tetapi dengan gerakan pergelangan tambahan untuk menggerakkan stick
melalui sebuah sudut dan mengangkat bola dari tanah; dan “memukul”, dimana
sebuah angkatan ke belakang dilakukan dan kontak dengan bola dibuat benar-
benar dengan penuh kekuatan. (http://www Field hockey – Wikipedia, the free
encyclopedia.htm).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
a. Konsep Permainan Hoki Lapangan
Permainan Hoki hampir sama dengan sepak bola namun ada
perbedaannya, dalam permainan Hoki istilah, tembakan jarak jauh tidak
ditemui, penentuan suatu goal terjadi/syah jika dilakukan dalam daerah
lingkaran pukulan sesuai dengan peraturan, sementara teknik dasarnya
adalah memukul, mendorong, menghentikan bola, mengontrol bola,
mengangkat bola semuanya dilakukan dengan menggunakan stick.
Meskipun permainannya hampir sama dengan sepak bola namun Hoki
mempunya unsur tersendiri untuk dipelajari dan dikuasai terutama mengenai
pengolahan bola atau stick work. Dalam (Jones, C.I.M., Syikes, J.A., and
Cadman, J.F, 1971: 33) “ Stick Work is the fondation of hockey and mastery
of the skills is an indispensable part of players equipment”.
Tujuan teknik dasar adalah untuk dapat mengolah bola “ ball controll ” dan
keterampilan menggunakan stick adalah unsur utama dalam bermain, hal ini
merupakan keterampilan dasar yang dituntut oleh permainan Hoki.
Selanjutnya (Glencross, 1984 : 25) mengemukakan bahwa, “ In
order to execute skills with a high degree of consistency under the pressures
of competition, players mush first learn to perform the skills using correct
methods”. Kemudian (Harsono, 1988:235) mengatakan : “Dan
kesempurnaan teknik kelak tidak akan dapat dikuasai apabila teknik-teknik
yang mendasar tersebut belum dikuasai dengan baik, apabila keterampilan
teknik belum dikuasai maka sukar kelak akan dapat melatih keterampilan
taktis dengan efisien dan efektif “. Dengan demikian penguasaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
keterampilan dasar dalam permainan Hoki akan sangat menentukan
keberhasilan dalam suatu pertandingan. Pukulan atau dorongan yang kuat
akan menghasilkan kecepatan bola yang tinggi maka dituntut seorang atlit
Hoki harus memiliki power otot lengan yang baik.
b. Teknik Dasar Permainan Hoki
Telah diutarakan bahwa semua jenis olahraga memiliki spesifikasi
teknik dan cara. Teknik yang mengandung pengertian sama dengan
keterampilan dalam suatu cabang olahraga disebut keterampilan dasar atau
“Fundamental Skills =Basic Skills ”. (Glencross, 1984 : 25) mengemukakan
“The Basic Skills”
1. The grips.
2. Moving with the ball – The dribbling ball.
3. Receiving and controlling the ball; the trapping skills, the areal trap
4. Distributing the ball; the push, the hit, the flick, the scoop,the reverse
push, the reverse hit, the reverse stick flick or scoop.
5. The dispossessions – The tacling skills
6. Specialist skill; goal shooting, goal keeping “
Untuk dapat bermain dengan baik maka seseorang pemain Hoki
harus mengembangkan semua sistem organ tubuhnya. Sementara
penguasaan teknik bermain dengan sempurna masih diperlukan pembinaan
yang spesifik sesuai dengan sifat dari keterampilan dasarnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Agar dapat menggunakan stick untuk memainkan bola baik
mengontrol bola, merobah arah, menghindar dari takle lawan,
memperhatikan posisi kawan satu tim pada saat dribble dan pass bola, maka
si atlet harus mengembangkan koordinasi yang sebaik mungkin. Untuk
dapat mempassing bola atau menshooting bola dengan kuat, cepat dan
terarah baik dengan hitting atau pushing atau dengan teknik stroke lainnya
pemain harus memiliki power otot lengan yang diperlukan untuk gerak
mengayun stick kebelakang dan kedepan, sebelum, pada saat dan setelah
perkenaan stick dengan bola.
c. Keterampilan Menembak Hoki Lapangan
Sebelum membahas keterampilan menembak Hoki Lapangan,
peneliti terlebih dahulu membahas tentang pengertian keterampilan, dimana
keterampilan berkaitan dengan tugas gerak yang akan dilakukan baik secara
efisien dan efektif.
Untuk menulusuri konsep keterampilan menembak Hoki Lapangan,
maka perlu ditulusuri tentang konsep keterampilan dan konsep keterampilan
dalam olahraga. Keterampilan berasal dari kata “terampil” atau Skill.
(Antonio Dal. Mote,1978: 96), mengartikan keterampilan sebagai suatu
kemampuan melaksanakan gerakan-gerakan secara tepat, cepat dan
harmonis sehingga tidak mungkin disederhanakan lagi. (Gagne and Robert,
M. 1988:89), mengartikan terampil sebagai suatu rangkaian respon gerakan
terpadu yang menyatu dalam penampilan yang unik. Selanjutnya (Singer,
R.N, 1980:32) mengartikan bahwa keterampilan adalah gerak otot atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
gerakan tubuh untuk mengsukseskan pelaksanaan aktivitas yang diinginkan.
Berdasarkan ketiga pendapat tersebut jelas tampak kesamaan arti dari
konsep keterampilan, yakni kemampuan melakukan tugas gerak yang
dilakukan secara efektif dan efisien. Keterampilan dalam olahraga terkait
erat dengan kemampuan melakukan suatu rangkaian tugas gerak yang
dilakukan secara efektif dan efisien. Kata efektif dalam arti keberhasilan
mencapai tujuan yang telah ditetapkan, sedangkan efisien terkait dengan
pencapaian dalam jumlah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan tugas
gerak tersebut. (Schmidt, R.A,1991:4), mejelaskan keterampilan sebagai
kemampuan menghasilkan beberapa hasil akhir dengan ketentuaan yang
maksimum, pengeluaran energi dan waktu yang minimum. Oleh sebab itu
keterampilan dalam olahraga berhubungan dengan kerja otot dalam
melakukan serangkaian tugas gerak yang dilakukan secara maksimal dengan
jumlah energi yang dikeluarkan seminimum mungkin. Menurut (Magill,
R.A, 1980:11), dari dimensi penggunaan otot, keterampilan dibagi menjadi:
(1) keterampilan kasar (gross skill) dan (2) keterampilan halus (fine skill).
Dari dimensi stabilitas lingkungan yang dihadapi, keterampilan terdiri dari:
(1) keterampilan terbuka (open Skill) dan (2) keterampilan tertutup (closed
skill). Dari dimensi awal dan akhirnya suatu kegiatan keterampilan dibagi
menjadai tiga kelompok: (1) keterampilan terputus (diskrit); (2)
keterampilan berangkai (serial): dan (3) keterampilan berkelanjutan
(Kontinyu). Dari dimensi pengunaan otot, permainan hoki dominan
merupakan keterampilan kasar (groos skill) dan sedikit unsur keterampilan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
halus (fine skill) kemudian dari dimensi stabilitas lingkungan yang dihadapi,
permainan hoki termasuk keterampilan terbuka (open skill), serta dari
dimensi awal sampai akhirnya tindakan, permainan hoki termasuk
keterampilan terputus (diskrit skill).
Berdasarkan pengertian keterampilan secara umum yang
dikemukakan di atas, peneliti mengkaji tentang pengertian belajar gerak
(motor learning). (Singer, R. N, 1980: 9), mengemukakan bahwa belajar
gerak merupakan perubahan yang relatif permanen dalam performan atau
yang berhubungan dengan perubahan perilaku akibat latihan atau
pengalaman sebelumnya dalam situasi tertentu. Dalam konteks yang hampir
sama, (Siedentop, Daryl, 1994: 291), menegaskan bahwa belajar gerak sebagai
perubahan yang relatif permanen (melekat) di dalam performan
keterampilan gerak yang dihasilkan dari pengalaman atau latihan.
Selanjutnya ditambahkan, meskipun tekanan belajar gerak ialah penguasaan
keterampilan, tidaklah berarti aspek lain seperti peranan domain kognitif
diabaikan, sebab penguasaan keterampilan baru diperoleh melalui penerimaan
dan pemilikan pengetahuan, perkembangan koordinasi dan kondisi fisik
sebagaimana halnya kepercayaan dan semangat juang (Rusli Lutan 1988: 101-
102). (Annario, Anthony., Charles, Cowel, C., and Helen, W. Haselton 1980:
8-11), mengemukakan bahwa salah satu pertanda seseorang telah belajar
gerak adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan
tingkah laku tersebut meliputi suatu kemampuan, baik yang bersifat
pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), konatif termasuk keterampilan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
(psikomotor) ataupun fisik (physical). Lebih lanjut dijelaskan, perubahan
tingkah laku kognitif i tu pada dasarnya terjadi pada aspek pikiran, atau
intelek yang meliputi pengetahuan dan fakta, informasi, keterampilan dan
kemampuan intelektual.
Perubahan perilaku afektif berhubungan dengan perkembangan
emosi dan tingkah sosial, yang meliputi respon terhadap aktivitas jasmani,
perwujudan diri, harga diri dan konsep diri. Perubahan perilaku psikomotorik
yang dituju adalah perubahan yang terjadi pada gerak, meliputi gerak perseptual,
gerak dasar dan keterampilan olahraga dan lari. Sedangkan perubahan perilaku,
berhubungan dengan perubahan pada aspek kemampuan fisik, meliputi kekuatan
otot, daya tahan otot, daya tahan umum dan kelentukan. Proses belajar gerak
terjadi karena adanya masukan yang diterima oleh indera penglihatan.
pendengaran, rasa dan indera kinestesi. Masukan tersebut diteruskan
kesistem syaraf pusat untuk diproses yang kemudian ditafsirkan serta
disimpan. Pada akhirnya masukan tersebut diterjemahkan dalam bentuk
gerakan (hasil atau keluaran). Masukan sensori berkaitan dengan
penerimaan stimulus oleh organ-organ sensori, yaitu stimulus dari luar
tubuh dan yang terjadi dalam tubuh. Masukan sensori ini kemudian
diproses dalam sistem ingatan, yang selanjutnya diteruskan kepenyimpanan
jangka pendek (sementara). Informasi persepsi ini hanya dapat bertahan
dalam sistem penyimpanan untuk sementara, yang apabila tidak digunakan
dalam waktu yang singkat akan dilupakan/hilang. Pada penyimpanan jangka
pendek ini masukan yang dapat disimpan terbatas, sehingga apabila ada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
masukan informasi berikutnya maka masukan yang pertama akan hilang
dengan sendirinya apabila tidak ada penguatan untuk mengingat masukan
tersebut. Selanjutnya masukan yang telah diproses dalam sistem penyimpanan
jangka pendek diteruskan ke saluran konsentrasi terbatas, dan pada saluran
konsentrasi terbatas ini, proses informasi seseorang hanya dapat
menyelesaikan satu masalah saja dalam satu saat. Proses informasi yang
telah diselesaikan dalam saluran konsentrasi terbatas kemudian disimpan
dalam gudang penyimpanan hasil belajar (penyimpanan jangka panjang).
Semua proses informasi di atas adalah merupakan proses kegiatan kognitif,
yang belum tentu informasi tersebut dapat dilakukan atau diterjemahkan dalam
bentuk gerakan.
Beberapa cara dan jenis pukulan yang dapat dilakukan untuk
menembak ke gawang diantaranya saat dalam permainan belangsung, shoot
corner, finalti corner, dan free hit. Kemudian jenis pukulan yang digunakan
hit, reverse hit, reverse flick, push, flick, scoop, dan taving. Semua bertujuan
untuk mencetak gol sebanyak-banyaknya ke gawang lawan tetapi harus
dilakukan di area lingkaran tembakan.
Semua keterampilan harus dikembangkan untuk digunakan dalam
permainan umum juga bermanfaat dalam lingkaran gol. Pada dasarnya,
keterampilan menggiring yang pendek dan tajam menciptakan peluang bagi
anda untuk mendapatkan bola, keterampilan memerangkap bola yang kokoh
membuat anda mampu mengontrol bola dalam suatu posisi yang baik untuk
membuat tembakan gol yang efektif dan sedikit variasi pada metode
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
melempar yang anda gunakan dalam permainan umum juga digunakan
untuk mencetak gol. Ada beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan saat
mencetak gol, antara lain menembus lingkaran dengan posisi yang sebaik
mungkin untuk memberi anda peluang terbaik untuk mencetak gol,
penempatan (seringkali lebih bermanfaat dari pada tembakan yang kuat),
dan eksekusi keahlian yang tepat dan pemilihan tembakan yang cerdas
adalah yang terpenting. Dikatakan oleh (Purwanto, 2004: 18), teknik
memukul bola ada dua macam hitting dan taping. Hitting merupakan teknik
yang efektif untuk operan-operan jarak jauh dan untuk dan untuk situasi
khusus, seperti: pukulan bebas (free hits), pukulan dari sudut jauh (long
corner), pukulan gawang, dan tembakan ke gawang. Sedangkan taping
merupakan teknik yang efektif untuk operan-operan jarak pendek. Dalam
melakukan latihan menembak nantinya, dan dalam pelaksaan tes
keterampilan menembak dilakukan dengan pukulan hit. Adapun teknik
melakukan hit adalah sebagai berikut:
• Berdiri dengan kaki kiri sedikit lebih ke depan daripada kaki kanan
menyamping arah sasaran, badan condong ke depan, lutut kaki kiri
ditekuk, kaki kanan hmis, stick dipegang kedua tangan lurus di depan
badan, bola diletakkan di depan kaki kiri.
• Stick diangkat setinggi bahu.
• Dengan gerakan secara berurutan, stick diangkat ke arah kanan
setinggi bahu, kemudian ayunkan kedua lengan dari samping kanan atas
kebawah memukul bola ke arah sasaran di kiri badan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
• Ayunan stick ke arah kiri tidak melebihi tinggi bahu kiri.
• Pandangan mengikuti arah jalannya bola.
d. Lingkaran Tembakan (Shooting Circle)
Dalam Hoki Lapangan mencetak sebuah gol atau melakukan
tembakan ke gawang seorang pemain harus terlebih dahulu memasuki areal
lingkaran menembak atau dengan kata lain seorang pemain harus
menyentuh bola dengan sticknya (tongkat pemukul) didalam lingkaran
menembak baru dikatakan sah terjadinya sebuah gol. Tepat dimuka tiap
gawang ditarik garis sepanjang 3,66 meter sejajar dan berjarak 14,63 meter
dari garis gawang, diukur dari sudut muka dalam kedua tiang gawang
sampai sisi luar garis 3,66 meter itu. Kedua ujung garis ini dihubungkan
dengan garis gawang oleh sebuah busur seperempat lingkaran, dengan sudut
muka dalam dari kedua tiang titik pusatnya. Daerah yang dibatasi garis-garis
itu dan garis gawang (termasuk seluruh garis-garis itu) disebut lingkaran
pukulan atau lingkaran tembakan.
Gambar 1. Lingkaran Tembakan Hoki Lapangan (Purwanto, 2004 : 8)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
e. Teknik Menembak dan Mencetak Gol
Menurut (Micthell, C. & Taverner. WWW. HumanKinetics.com
Field Hockey Techniques & Tactics - Google Book Search.htm). Steve
davies mengatakan tentang bagaimana cara menembak serta mencetak gol
. Berikut ini adalah tipsnya:
(a) Sikap.
Sebagai seorang pemain harus tekun untuk mencetak gol dan memiliki
keinginan untuk membuat nama anda masuk dalam daftar pencetak gol
apapun motivasinya harus cerdik dan mencoba melepaskan diri dari
pemain bertahan. Perlu memiliki derajat keegoisan tentang permainan
guna mengambil resiko pada waktu yang tepat. Seorang pemain yang
sangat baik adalah seseorang yang dapat membuat keputusan yang tepat
tentang kapan waktu untuk menembak dan kapan waktu menemukan
sebuah pilihan yang lebih baik didalam lingkaran tersebut.
(b) Keterampilan
Keterampilan merangkap yang baik dibawah tekanan adalah penting.
Jika anda tidak dapat membuat perangkap yang baik, tidak akan
menciptakan peluang untuk mencetak gol, jadi tetaplah merendah dan
waspadalah. Berhati-hatilah dengan apa yang ada disekitar dan
mengetahui dimana pemain bertahan dan pemain pendukung disekitar
dan memiliki perasaan yang baik tentang dimana seorang pemain
berada dalam kaitannya dengan gol. Kemampuan untuk membaca
permainan (antisipasi permainan sebelum terjadi) atau yang kedua –
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
menembak apa yang dilakukan oleh pemain bertahan dan rekan timnya
selanjutnya akan memberi anda keunggulan. Seorang striker perlu
memiliki berbagai macam, pemilihan tembakan yang bagus dan
pengambilan keputusan untuk mengembalikannya. Jadi berlatihlah pada
tembakan-tembakan yang belum anda kuasai. Kecepatan tangan dan
kaki penting untuk membuat tembakan yang berkualitas dalam waktu
yang singkat.
(c) Memukul/Pukulan
Jika memukul bola di gawang, atlet jarang memiliki waktu untuk
melakukan ayunan besar ke belakang. Waktu yang digunakan untuk
melakukan hal ini akan memberi pemain bertahan peluang untuk
mencuri bola dari bawah hidung anda, karena anda tidak melindungi
bola dengan menjaga agar stick (tongkat) tetap didekatnya. Dapat
memperpendek ayunan kebelakang dengan membuat tangan kiri
menurunkan tongkat untuk bertemu dengan tangan kanan. Hal ini
mungkin tidak alami bagi, tetapi dengan latihan dapat menguasai hal
ini. Dengan ayunan kebelakang yang lebih pendek, tembakan menjadi
pukulan yang lebih berguna dari pada yang sebaliknya gunakan dalam
permainan umum. Akan tetapi hal ini efektif karena hal ini cepat dan
lebih memperdaya daripada sebuah pukulan dengan ayunan kebelakang
yang lebih lamban dan berputar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
(d) Penempatan
Tembakan yang baik ke gawang selalu berkaitan dengan keakurasian
dan keutamaan penempatan bola. Bahkan meskipun memukul bola
sekeras mungkin, itu tidak akan menjadi tembakan yang efektif kecuali
berada pada sasaran. Hal itu berarti bahwa hal ini setidaknya
memerlukan sebuah pengaman bagi penjaga gawang, memberikan
peluang sebuah ‘tip-in’ (sedikit sentuhan) bagi pemain depan atau
memberikan peluang untuk sebuah lambungan. Kadang-kadang para
pemain mengorbankan keakurasian dan penempatan untuk kekuatan,
akan tetapi hal ini tidak perlu menjadi kompromi yang terbaik bagi tim.
Kebalikan dari hal ini (mengorbankan kekuatan untuk keakurasian)
biasanya lebih bermanfaat.
(e) Gerakan kaki
Seperti pada kasus dengan semua keterampilan permainan tersebut,
gerakan kaki yang baik dapat menimbulkan perbedaan antara
pelaksanaan sebuah keterampilan dengan ketelitian dan membuang-
buang kesempatan yang baik. Gerakan kaki merupakan komponen yang
cenderung diabaikan oleh para pemain saat mereka sibuk, lelah atau
dibawah tekanan. Dapatkan komponen ini dengan tepat, dan akan
berada pada posisi untuk mencetak gol dengan ketelitian dan kekuatan
maksimum. Saat telah membuat perangkap, jagalah agar stick tetap
pada bola saat memposisikan kaki pada posisi terbaik. Hal ini
melibatkan keseimbangan antara kaki anda dengan sasaran dengan cara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
yang sama untuk sebuah operan. Walaupun ini merupakan gerakan kaki
yang ideal saat memukul bola, perlu menyesuaikan posisi ideal ini jika
anda sibuk. Di lain pihak, pemain dapat memilih untuk tidak memukul
bola dan memilih pilihan tembakan yang lain karena tidak ada waktu
yang cukup untuk menempatkan kaki anda pada posisi yang baik.
Seorang pemain juga dapat membuat operan atau mendapatkan sudut
penalty sebagai pengganti tembakan/shooting. Jika anda menjaga stick
pada bola ketika anda membuat kaki anda tetap pada posisi, akan
melindungi bola dari lawan sambil anda mengarahkan gerakan kaki ke
kiri. Ketika kaki sejajar dengan arah sasaran (atau seperti saat mau
mengoper pada permainan umum), siap untuk melakukan tembakan.
Posisi yang ideal (kaki sejajar dengan sasaran) tetap sama apakah
memilih untuk memukul atau mendorong bola, tetapi tidak akan selalu
memiliki waktu untuk membuat posisi ini sempurna, terutama didalam
lingkaran serangan. Kesalahan umum yang lain bagi pemain depan
adalah kerepotan dengan tembakan, dan untuk itu jangan
memperhatikan posisi kaki. Situasi yang tidak seimbang kadang-kadang
dibutuhkan, tetapi akan mendapatkan nilai yang lebih baik untuk
menceta gol jika anda menyediakan waktu bagi untuk membawa
gerakan kaki anda kekanan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
2. Pendekatan Pembelajaran
a. Konsep Belajar Gerak
Berdasarkan teori belajar, berkembang pandangan tentang difinisi belajar
sebagai berikut: menurut (Oemar Hamalik, 2006: 154), "belajar adalah
perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman".
Selanjutnya oleh (Hergenhahm, B.R. and Mattew, H.O, 1997:2) bahwa dalam
belajar ditunjukkan dengan adanya: (1) suatu perubahan tingkah laku, (2)
perubahan tingkah laku relatif permanen, (3) perubahan tingkah laku akibat dari
pengalaman atau praktek, (4) pengalaman atau praktek harus diperkuat. Jenis
perubahan dan belajar itu sendiri merupakan perubahan perilaku dan penjelasan
tentang belajar yang dilakukan dengan membandingkan perilaku apa yang
mungkin ada sebelum individu ditempatkan pada situasi belajar dan perilaku
apa yang terjadi setelah perlakuan. Perubahan tersebut merupakan
peningkatan kemampuan untuk beberapa jenis "Performance" dan juga
merupakan sebuah cara pandang yang berbeda yang disebut sikap atau nilai.
Perubahan tersebut harus lebih dari sekedar kemampuan sesaat tetapi harus dapat
dipanggil kembali setelah beberapa waktu. Belajar harus dapat dibedakan
dari jenis perubahan yang mencirikan perkembangan seperti perubahan tinggi
atau perkembangan otot selama latihan.
Menurut (Kingsley, H.L., and Garry, 1957: 12) "Learning is the by
process which behavior (in the broader sense) is originated or changed thought
practice and training". Sehingga apabila seorang anak belum berhasil dalam
belajar, ia harus mengulang proses atau aktivitas yang pernah dilakukan. Proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
ia sesuatu yang ada di lingkungannya, melalui manusia, hewan, tumbuh-
tumbuhan maupun benda-benda lain yang dijadikan bahan belajar. Setiap
aktivitas belajar akan menghasilkan perubahan-perubahan yang dapat berupa
tingkah laku, kecakapan, sikap, minat, nilai maupun pola beraktivitas.
Perubahan sebagai prestasi belajar biasanya merupakan peningkatan menjadi
lebih baik. Dari beberapa pengertian belajar yang telah dikemukakan terdapat
beberapa perumusan yang berbeda, tetapi secara umum dapat didifinisikan
bahwa pengertian belajar menurut penulis adalah suatu proses perubahan tingkah
laku, cara pandang, dan kemampuan seseorang dan perubahan yang terjadi
relatif tetap atau permanen yang merupakan hasil dari pengalaman atau latihan.
Belajar adalah seperangkat yang bertalian dengan latihan atau
pengalaman yang mengantarkan kearah perubahan yang permanen dalam prilaku
terampil. Gerak dapat diartikan sebagai perubahan tempat, posisi, kecepatan
tubuh atau bagian tubuh manusia yang terjadi dalam suatu dimensi ruang dan
waktu serta dapat diamati secara objektif. (http://por.sps.upi.edu.). Pengertian
belajar gerak tidak terlepas dari pengertian belajar pada umumnya.
Belajar gerak merupakan salah satu bentuk belajar yang mempunyai
penekanan pada suatu spesifik yaitu untuk tujuan peningkatan kualitas gerak tubuh.
Belajar gerak adalah belajar yang diwujudkan melalui respon-respon
muskular yang diekspresikan dalam gerakan tubuh atau bagian tubuh
(Sugiyanto, 2000: 7-37). Di dalam pendidikan jasmani, belajar gerak berperan
dalam aspek-aspek pengembangan keterampilan gerak tubuh, penguasaan pola-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
pola gerak keterampilan olahraga, dan pengekspresian pola-pola prilaku
personal dan interpersonal yang baik di dalam pertandingan.
Pengertian belajar gerak menurut (Amung Ma'mun, 2000:45) adalah
sebagai salah satu proses yang mengarah pada upaya untuk memperoleh
perubahan perilaku yang berhubungan dengan gerak. Berdasarkan pengertian
belajar gerak di atas, maka dapat ditarik 3 hal pokok yaitu: (1) Belajar merupakan
proses yang didalamnya terjadi pemberian latihan dan pengalaman,
(2) Terjadinya perubahan-perubahan dari gerakan yang ditampilkan, (3)
Perubahan yang terjadi relatif permanen.
Untuk mengetahui belajar gerak dalam pembelajaran maka terlebih
dahulu kita perlu mengetahui pengertian pendidikan jasmani. Istilah
pendidikan jasmani dimaksudkan sebagai terjemahan dari istilah "Physical
Education", berasal dari Amerika Serikat dan Indonesia meminjam istilah itu
untuk menyebutkan suatu kegiatan yang bersifat mendidik dengan
memanfaatkan kegiatan jasmani. Sedangkan istilah "olahraga" seperti yang
berkembang di Indonesia dewasa ini dianggap sebagai terjemahan dari istilah
"sport" namun dalam bahasa sehari-hari kedua istilah tersebut yaitu Pendidikan
Jasmani dan Olahraga masih sering digunakan secara berganti-ganti.
Peranan belajar gerak dalam pendidikan jasmani dilihat dari segi aspek
fisik adalah aspek yang pertama untuk meningkatkan kemampuan fisik,
sedangkan aspek yang kedua untuk meningkatkan kualitas gerak tubuh. Untuk
meningkatkan kemampuan fisik, kegiatan yang dilakukan perlu mengacu pada
prinsip-prinsip latihan fisik (physical training), sedangkan untuk meningkatkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
kualitas gerak, kegiatan yang dilakukan perlu mengacu pada prinsip-prinsip
belajar gerak (motor learning). Proses belajar dan berlatih diperlukan untuk
menguasai keterampilan gerakan. Gerakan biasa dikuasai dengan baik apabila
dipraktekkan berulang-ulang. Jangka waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan
proses belajar dan berlatih untuk setiap kategori gerakan keterampilan tidak
sama. Semakin kompleks gerakan keterampilan yang dipelajari akan memerlukan
waktu yang lebih lama. Lamanya waktu yang dperlukan bukan hanya tergantung
pada kompleksnya gerakan, tetapi juga dipengaruhi oleh bakat si pelajar. Tahapan-
tahapan atau fase-fase dalam belajar gerak. Fitts dan Posner dalam (Sugiyanto.
2000:315) mengemukakan bahwa proses belajar gerak meliputi tiga tahap atau
fase, yaitu: 1) Fase kognitif atau fase awal, 2) Fase asosiatif atau fase
menengah, 3) Fase otonom atau fase akhir. Penjelasan setiap fase belajar
gerak tersebut adalah sebagai berikut:
1) Fase Awal, merupakan fase awal dalam belajar gerak keterampilan,
karena perkembangan yang menonjol terjadi pada diri pelajar adalah
pelajar menjadi tahu tentang gerakan yang di pelajari, sedangkan
penguasaan gerakannya masih belum baik karena masih dalam taraf
mencoba-coba gerakan, disini gerakan yang di pelajari adalah shooting
dalam permainan hoki.
2) Fase Asosiatif, disebut juga fase menengah. Fase ini ditandai dengan
tingkat penguasaan gerakan dimana pelajar sudah mampu melakukan
geraka-gerakan dalam bentuk rangkaian yang tidak tersendat-sendat
pelaksanaanya. Dengan tetap mempraktekkan berulang-ulang,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
pelaksanaan gerakan akan menjadi efesien, lancar, sesuai dengan
keinginan dan kesalahan gerakan semakin berkurang. Pada fase asosiatif
ini merangkaikan bagian-bagian gerakan menjadi rangkaian gerakan
secara terpadu merupakan unsur penting untuk menguasai berbagai
gerakan keterampilan. Setelah rangkaian-rangkaian gerakan bisa
dilakukan dengan baik, maka pelajar segera bisa dikatakan memasuki
fase belajar yang disebut fase otonom.
3) Fase Otonom, bisa dikatakan sebagai fase akhir dalam belajar gerak. Fase
ini ditandai dengan tingkat penguasaan gerakan dimana pelajar mampu
melakukan gerakan keterampilan secara otomatis tanpa terpengaruh
walaupun pada saat melakukan gerakan itu pelajar harus memperhatikan
hal-hal selain gerakan yang dilakukan. Hal ini bisa terjadi karena
gerakannya sendiri sudah bisa dilakukan secara otomatis.
b. Belajar Keterampilan Gerak Hoki Lapangan
Keterampilan dalam berbagai cabang olahraga memiliki struktur
tersendiri, lengkap dengan konsep dan prinsip yang mendasarinya. Memahami
konsep-konsep itu merupakan syarat untuk menguasai keterampilan yang
dipelajari. Semakin terkuasai konsepnya, semakin mudah suatu keterampilan
dikuasai. Menurut (Magill, R.A, 1980: 11) mengklasifikasikan keterampilan
gerak berdasarkan beberapa sudut pandang, yaitu:
a. Klasifikasi berdasarkan kecermatan gerakan.
Kecermatan pelaksanaan gerakan bisa ditentukan antara lain oleh jenis otot-
otot yang terlibat. Ada gerakan yang melibatkan otot-otot besar, dan ada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
yang melibatkan otot-otot halus. Berdasarkan jenis otot-otot yang
terlibat, keterampilan gerak dikategorikan menjadi dua (2) yaitu:
1) Keterampilan gerak agal (gross motor skills) adalah gerakan yang di dalam
pelaksanaan otot-otot besar sebagai basis utama gerakan, contohnya;
keterampilan gerakan meloncat tinggi dan lempar lembing.
2) Keterampilan gerak halus (fine motor skills) adalah gerakan yang di dalam
pelaksanaannya melibatkan otot-otot halus sebagai basis utama gerakan,
contohnya; gerak menarik pelatuk senapan, dan pelepasan busur dalam
memanah.
Pada keterampilan gerak agal diperlukan keterlibatan bagian-bagian
tubuh secara keseluruhan; sedangkan pada keterampilan gerak halus hanya
melibatkan sebagian dari anggota badan yang digerakkan oleh anggota
badan yang digerakkan oleh otot-otot halus.
b. Klasifikasi berdasarkan perbedaan titik awal dan akhir gerakan
Gerakan keterampilan ada yang mudah bisa diketahui bagian awal dan
bagian akhir gerakannya; tetapi ada juga yang sukar untuk bisa diketahui,
Deagan karakteristick seperti itu, keterampilan gerak bisa dibedakan
menjadi 3 kategori, yaitu:
1) Keterampilan gerak diskret (discrete motor skill) adalah keterampilan
gerak di mana dalam pelaksanaannya bisa dibedakan secara jelas titik awal
dan titik akhir dari gerakan.
2) Keterampilan gerak serial (serial motor skill) adalah keterampilan gerak
diskret yang diiakukan beberapa kali secara berlanjut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
3) Keterampilan gerak kontinyu (continous motor skill) adalah keterampilan
gerak yang tidak bisa dengan mudah ditandai titik awal atau titik akhir
dari gerakannya.
Keterampilan gerak kontinyu untuk melakukannya dipengaruhi
oleh kemauan si pelaku dan stimulusi eksternal, dibandingkan dengan
pengaruh bentuk gerakannya sendiri. Misalnya sewaktu memukul bola,
yang menentukan adalah keadaan bola dan maunya si pelaku
untuk memukulnya, sedangkan bentuk gerakannya sendiri tidak
berubah-ubah atau tidak terpaku pada bentuk gerakan tertentu yang baku
c. Klasifikasi berdasarkan stabilitas lingkungan
Gerakan keterampilan dilakukan ada kalanya pelaku menghadapi kondisi
lingkungan yang tidak berubah dan ada kalanya berubah-ubah. Berdasarkan
kondisi lingkungan seperti ini gerakan keterampilan dibedakan menjadi 2, yaitu:
1) Keterampilan tertutup (closed skill) adalah keterampilan gerak dimana
pelaksanaannya terjadi pada kondisi lingkungan yang tidak berubah, dan
stimulus gerakannya timbul dari dalam diri si pelaku sendiri.
2) Keterampilan terbuka (open skill) adalah keterampilan gerak dimana
dalam pelaksanaannya terjadi pada kondisi lingkungan yang berubah-ubah,
dan pelaku bergerak menyesuaikan dengan stimulus yang timbul dari
lingkungannya. Perubahan kondisi ini bisa bersifat kontemporal dan bersifat
spasial. Contohnya adalah dalam melakukan gerakan menggiring bola.
Dalam hal ini pelaku dipaksa mengamati kecepatan, arah, dan jarak bola,
kemudian menyesuaikan stick dengan bola.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Pembelajaran dalam mata kuliah Hoki Lapangan harus mampu
membangkitkan minat anak untuk menggali potensinya dalam hal gerak. Karena
itu anak harus diberi dorongan untuk terus menerus menjelajahi kemampuan-
kemampuannya. Tugas ini tidak mudah dan hasilnya tidak segera. Dari
pertemuan ke pertemuan, mungkin dosen hanya akan melihat kemajuan yang
lambat, tersendat-sendat, serta seolah-olah berjalan di tempat. Memang itulah
yang harus disadari oleh semua dosen.
Tidak ada kemajuan dalam hal belajar gerak yang bersifat kejutan. Semua
kemajuan mengikuti pola yang teratur. Jangan mengharapkan keajaiban. Harus
sabar dan bersikap optimis bahwa mahasiswa kita akan mencapai kemajuan. Bila
tiba waktunya, jangan kaget jika tiba-tiba dosen sadar mahasiswa sudah
bertambah tinggi dan besar serta semakin terampil gerakannya. Itulah upah
dari kesabaran dosen dalam mendidik mahasiswa.
Disitulah dosen akan merasakan betapa mulianya tugas dosen. Di pihak
lain, sebagai dosen kita harus maklum bahwa setiap mahasiswa memiliki
kekhasannya masing-masing. Artinya, ada mahasiswa yang kelihatan mudah
dalam mempelajari gerak-gerak tertentu, sementara yang lainnya menemui
kesulitan.
Ada mahasiswa yang gigih ingin bisa, ada juga mahasiswa yang
mudah menyerah. Perbedaan individual dalam hal kematangan dan
pengalaman masa lalunya, menyebabkan kita sulit untuk menyeragamkan
kecepatan kemajuan mahasiswa dalam hal belajar gerak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Keluhan-keluhan seperti "saya tidak bisa" atau "saya tidak berbakat"
dan ucapan sejenis lainnya akan sering terdengar dari mulut anak-anak.
Bahkan ada anak yang belum mencoba sekalipun sudah mengatakan tidak
mau melakukan, karena dia yakin tidak akan berhasil. Bagaimanakah dosen
seharusnya menghadapi kasus serupa itu? Tentu jawaban dan caranya harus
benar-benar tepat agar tidak kian 'membenamkan' mahasiswa dalam citra
rendah diri yang dibuatnya sendiri. Menanamkan kesadaran pada mahasiswa
bahwa mempelajari keterampilan dan gerak, bukanlah proses yang tergesa-gesa.
Sebab diperlukan waktu dan usaha yang tidak sebentar untuk menguasai
sesuatu. Yang penting jangan cepat menyerah. Ungkapan dosen seperti,
"cobalah lakukan lagi. Kamu bukan tidak bisa, tapi belum bisa", adalah salah satu
ungkapan yang bisa membesarkan hati mahasiswa.
Perbedaan para mahasiswa tersebut harus membuat dosen matakuliah
Hoki Lapangan menjadi lebih arif dalam menentukan tugas bagi masing-
masing mahasiswa. Jangan sampai mahasiswa diberi tugas yang seragam
dengan kriteria keberhasilan yang sama bagi semua orang. Kenali kemampuan
mahasiswa, baik perkelompok maupun perorangan, agar penentuan tugas
mereka bisa disesuaikan. Dengan cara itu mahasiswa akan merasa bahwa dosen
memang mendorong semua mahasiswa untuk mau dan mampu belajar.
Melalui program pendidikan jasmani yang teratur, terencana, terarah
dan terbimbing, diharapkan dapat dicapai seperangkat tujuan yang meliputi
pembentukan dan pembinaan bagi pertumbuhan dan perkembangan jasmani
dan rohani. Liputan tujuan itu terdiri atas pertumbuhan dan perkembangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
aspek jasmani, intelektual, emosional, sosial dan moral spiritual. Tujuan itu
dapat dicapai melalui pengajaran gerak atau latihan jasmani yang diantaranya
beruba cabang-cabang olahraga formal. Namun dibalik kegiatan itu yang
diutamakan bukanlah kesempatan bergerak atau berolahraga untuk memperoleh
keterampilan. Yang diutamakan ialah suasana kependidikan.
Dari uraian di atas, kegiatan pendidikan jasmani harus mengandung
pengalaman belajar yang bersifat mendidik. Pendidikan sama sekali tak
lengkap tanpa pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani merupakan bagian tak
terpisahkan dari pendidikan secara keseluruhan. Pendidikan jasmani bertujuan
untuk memberikan bantuan kepada peserta didik untuk mengenal dirinya dan
dunia sekitarnya guna meningkatkan kesehatan jasmani, rohani dan sosial.
Pengalaman belajar dalam pendidikan jasmani menyiagakan seseorang untuk
siap dalam menghadapi tugas dalam bekerja dan mengisi waktu senggang.
Sasaran akhir ialah bimbingan untuk menguasai kewajiban sebagai orang
dewasa yang kreatif.
Dengan melihat fungsi pendidikan jasmani seperti di atas, ternyata
bahwa belajar gerak mempunyai peranan penting di dalam pendidikan
jasmani. Belajar gerak berperan dalam pendidikan jasmani yang
melibatkan domain psikomotor, yaitu dalam upaya mencapai tujuan yaitu :
(a) Mengembangkan keterampilan gerak.. (b). Menguasai pola-pola gerak
keterampilan olahraga. (c) Mengekspresikan pola-pola perilaku personal dan
interpersonal yang baik di dalam pertandingan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Agar menjadi lebih jelas mengenai peranan belajar gerak di dalam
pendidikan jasmani bisa diberikan gambaran seperti berikut ini. Dilihat dari
segi kegiatan fisik, pendidikan jasmani memiliki dua aspek pokok. Aspef yang
pertama adalah meningkatkan kernampuan fisik, sedangkan aspek yang kedua
untuk meningkatkan kualitas gerak tubuh, untuk meningkatkan kemampuan
fisik, kegiatan yang dilakukan perlu mengacu pada prinsip-prinsip latihan fisik
(physical training); sedangkan untuk meningkatkan kualitas gerak, gerakan
yang dilakukan perlu mengacu pada prinsip-prinsip belajar gerak (motor learning).
Pelajaran dalam mata kuliah ini adalah salah satu tempat untuk
meningkatkan kemampuan pemahaman mahasiswa terhadap berbagai konsep
dasar keterampilan gerak. Kemampuan pemahaman ini akan menjadi bekal
yang sangat berguna bagi mahasiswa untuk menjadi pembelajar dalam banyak
cabang olahraga ketika mereka menjadi dewasa kelak. Bahkan kemampuan ini
dapat ditransfer untuk memahami bidang lain. Untuk mendukung tujuan
tersebut pelajaran pendidikan jasmani harus mampu memberikan kesempatan
kepada anak untuk memahami konsep dasar dari berbagai keterampilan yang
dipelajarinya.
Secara potensial setiap individu memiliki kemampuan gerak yang
berbeda. Perbedaan kemampuan gerak akan mempunyai implikasi terhadap
hasil pembelajaran. Secara umum kemampuau gerak dipengaruhi variabel
keturunan dan lingkungan. Variabel ini akan mempunyai pengaruh kepada
potensial mahasiswa dalam pencapaian berbagai usaha. Motor ability berarti
bersifat potensial, karena bersifat potensial maka dapat digunakan memprediksi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
kemampuan seorang anak. Guna memprediksi seorang gerak anak diperlukan
pengukuran kemampuan gerak (measurement motor ability). "Motor Ability
Test telah dikembangkan oleh para ahli seperti Cozens, Scott's dan Barrow's
(Singer, R.N. 1975: 216), dan masih banyak bentuk tes lainnya.
Lebih lanjut dijelaskan oleh Singer bahwa motor ability test
mempunyai kegunaan untuk mengklasifikasikan dan memprediksi seseorang
dalam keberhasilan kegiatan fisik. Penelitian ini menggunakan kemampuan
gerak sebagai variabel atribut. Guna melihat apakah ada perbedaan pengaruh
seseorang mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi dan gerak
rendah terhadap hasil pembelajaran menembak Hoki Lapangan. Mengapa
dibagi kemampuan gerak tinggi dan rendah, karena suatu kecenderungan
bahwa mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi mempunyai
karakteristik gerak berbeda dengan mereka yang memiliki kemampuan gerak
rendah. Implikasinya adalah anak yang memiliki kemampuan gerak tinggi
memiliki kecenderungan suka bergerak walaupun tanpa diperintah, mempunyai
pengalaman kerja yang banyak, dengan demikian lebih cocok pada pendekatan
pembelajaran bagian progresif. Anak-anak memiliki kemampuan rendah
memiliki kecenderungan malas bergerak, pengalaman gerak rendah dan untuk
bergerak perlu bimbingan dan didorong sosial terus menerus dengan demikian
yang lebih cocok melalui pendekatan pembelajaran repetitif. Model-model tes
kemampuan gerak, banyak dan beraneka ragam. Guna mengklasifikasikan
kemampuan gerak mahasiswa Barrow motor ability test dipilih sebagai
instrumen dalam mengklasifikasikan kemampuan gerak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Test ini dipilih karena memiliki kelebihan antara lain: jumlah tes
sedikit, mudah dilaksanakan, memiliki validitas dan reliabilitas tinggi,
keakuratan dan ketepatan cukup meyakinkan artinya bahwa tes ini betul-betul
mengukur apa yang harus diukur. Jenis item tes ini terdiri dari: (I) standing
broad jump, (2) soft ball throw, (3) zigzag run, (4) wall pass, (5) medicine
ball put, (6) 60 yard dash (Johnson, B. L. and Nelson, J.K, 1970 : 362-366).
c. Pendekatan Pembelajaran Menembak Hoki Lapangan
Dalam proses belajar mengajar diperlukan adanya suatu pendekatan
pembelajaran untuk membantu kelancaran proses pembelajaran, semakin tepat
pendekatan yang digunakan dalam proses belajar mengajar maka semakin
efektif, tujuannya juga akan lebih cepat tercapai.
Pendekatan pembelajaran merupakan bagian dari strategi yang
merupakan langkah-langkah taktis bagi guru dalam pelaksanaan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan. Menurut (Sunaryo Basuki., dan
Soetrisno Moeh Subroto, 1979:181), pendekatan pembelajaran yaitu cara
bekerja yang telah diperkirakan dengan seksama sehingga merupakan pola
tertentu untuk mencapai tujuan, sedangkan metode mengajar adalah cara
mengajar yang sudah merupakan pola tertentu guna mencapai tujuan pengajaran.
Menurut (Joyce B., Weil M., and Calhoun, 2000:12) pendekatan
pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu cara atau pola yang digunakan untuk
mengatur proses pembelajaran. Menurut (Atwi Suparman, 1997:16) metode
mengajar berfungsi dalam menyajikan (menguraikan, memberi contoh dan
memberi latihan) isi pelajaran kepada mahasiswa untuk mencapai tujuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
tertentu. Program yang diberikan kepada mahasiswa untuk mencapai tujuan
tertentu.
Berdasarkan beberapa definisi yang telah diuraiakan oleh para ahli
tersebut dapat kita kemukakan bahwa pendekatan pembelajaran dan metode
pembelajaran merupakan suatu penyebutan istilah yang berbeda namun
memiliki makna yang sama, yaitu cara menyajikan materi pembelajaran dengan
pola tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Cara untuk menyajikan materi
pembelajaran harus berdasarkan pada rencana program pengajaran, yang dalam
hal ini disebut sebagai program pengajaran. Program pengajaran yang
diberikan kepada mahasiswa harus disusun secara sistimatis, berurutan,
berulang-ulang dan kian hari kian bertambah bebannya dari yang mudah sampai
yang sulit, sehingga dapat memperoleh keterampilan secara optimal. Oleh karena
itu peranan pendekatan pengajaran sebagai cara untuk menciptakan suatu proses
belajar mengajar, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan kegiatan belajar
mahasiswa dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu pendekatan pembelajaran
yang baik adalah suatu pendekatan dalam mengajar yang dapat menumbuhkan
kegiatan belajar mahasiswa melalui progam-program pengajaran yang telah
disusun dengan baik.
Dengan demikian pendekatan pembelajaran pada dasarnya adalah
tindakan nyata yang dilakukan oleh dosen dalam melaksanakan pengajaran
dengan cara tertentu yang lebih efektif dan efisien untuk mencapai tujuan
pengajaran. Metode atau pendekatan pembelajaran ada beberapa macam,
yaitu: 1. Metode bagian (Part Method), 2. Metode keseluruhan (Whole
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Method), 3. Metode keseluruhan-bagian-keseluruhan (Whole – Part - Whole
Method) menurut (Sunaryo Basuki., dan Soetrisno Moeh Soebroto, 1979:
189) Begitu juga menurut (Sukintaka, 2004:18) ada beberapa metode dalam
mengajarkan sesuatu kegiatan olahraga yaitu:
a. Metode bagian (Part Method). Cara mengajar dengan menggunakan
metode bagian yaitu dalam mengajarkan gerakan anak harus
mempelajari semua unsur-unsur atau teknik-teknik gerakan itu terlebih
dahulu. Semua unsur dari gerakan itu dipelajari sehingga semuanya
dapat dikuasai atau dapat dilakukan dengan baik. Kalau semua unsur itu
sudah dikuasai, baru kemudian anak disuruh melakukan rangkaian
gerakan itu secara keseluruhan. Jadi sebelum semua dikuasai anak
belum disuruh melakukan kegiatan secara keseluruhan (Sukintaka, 2004:
21). Menurut Mc.Geach yang dikutif (Sukintaka, 2004: 21). Membagi
metode bagian menjadi 3 yaitu: (1) metode bagian murni; cara mengajar
dengan metode ini setiap unsur dipelajari sendiri-sendiri secara khusus
misalnya: unsur pertama dipelajari sampai dikuasai, kemudian unsur
kedua dipelajari sampai dikuasai pula. Setelah itu unsur ketiga dikuasai
kemudian baru dirangkaikan untuk melakukan gerakan secara
keseluruhan. (2) Metode bagian progresif (maju berkelanjutan) cara
mengajar dengan metode ini unsur pertama dan kedua dipelajari secara
terpisah, kemudian setelah dipelajari baru disatukan, selanjutnya unsur
ketiga dipelajari secara terpisah pula, setelah dikuasai baru digabungkan
unsur satu dan dua. Demikian seterusnya hingga dapat dikuasai setelah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
itu baru melakukan gerakan sesungguhnya. (3) Metode bagian repetitif
(berulang) untuk metode ini pertama kali yang diajarkan unsur ke satu,
setelah unsur satu dikuasai, berikutnya diajarkan unsur kesatu dan unsur
kedua secara bersamaan, berikutnya lagi diajarkan unsur kesatu, kedua
ketiga bersamaan pula dan seterusnya.
b. Metode Keseluruhan (Whole Method). Cara mengajar metode
keseluruhan, anak langsung disuruh melakukan gerakan. Jadi seluruh
pelajaran dipelajari sekaligus, dengan demikian teknik-teknik gerakan
tidak dipelajari secara tersendiri atau secara khusus, kesalahan teknik
dibetulkan dengan diberi demontrasi lagi, kemudian mahasiswa disuruh
melakukan gerakan kembali.
c. Metode keseluruhan-bagian-keseluruhan (Whole Part-Whole Method)
Metode ini merupakan perpaduan dari pengajaran secara keseluruhan
dengan mengajarkan pula bagian perbagian, agar semua mahasiswa
dalam menerima materi keseluruhan, mengajarkan bagian-bagian ini
perlu karena proses pengenalan dalam belajar adalah bertahap. Pertama-
tama seluruh aktifitas sekaligus dengan dijelaskan dan didemontrasikan
agar mahasiswa mendapat gambaran yang jelas apa yang dicapai nanti.
Kemudian aktifitas diuraikan dalam bagian-bagian. Setelah bagian-
bagian dikuasai kemudian dilakukan pengintegrasian dari bagian-bagian
itu kedalam keseluruhan yang terkoordinasi secara baik. Mengingat
macam-macam metode mengajar tersebut diatas, bahwa dalam upaya
peningkatan keterampilan menembak Hoki lapangan pada mahasiswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
akan digunakan metode/ pendekatan pembelajaran bagian progresif dan
repetitif dalam menyampaikan pelajaran tersebut. Dalam penelitian ini
hanya dibatasi pada pendekatan pembelajaran bagian progresif dan
repetitif yang secara lengkap akan diuraikan dan diungkapkan.
1) Pendekatan Pembelajaran Bagian Progresif
Pendekatan pembelajaran bagian progresif merupakan cara yang
dilakukan untuk meminimaliskan persoalan kegiatan belajar yang tidak
mentransfer kepada keseluruhan. Pendekatan pembelajaran bagian progresif
(maju berkelanjutan) adalah cara mengajar dimana unsur pertama dan kedua
dipelajari secara terpisah, kemudian setelah dikuasai baru disatukan,
selanjutnya unsur ketiga dipelajari secara teipisah pula, setelah dikuasai
digabungkan dengan unsur satu dan dua. Demikian seterusnya sehingga
dapat dikuasai, setelah itu baru melakukan gerakan yang sesungguhnya.
(Amung Ma'mun, 2000: 91) mengatakan bahwa dalam pendekatan
pembelajaran bagian - progresif keterampilan yang kompleks disajikan
secara terpisah, tetapi kegiatan-kegiatan terintegrasi kedalam bagian yeng
lebih besar dan keseluruhan, Sedangkan menurut (Magill,R.A. 2001: 34)
dalam pendekatan pembelajaran bagian progresif mahasiswa
mempraktekkan bagian pertama sebagai suatu unit yang independen
kemudian mempelajari bagian kedua secara terpisah kemudian bagian
kedua bersama dengan bagian pertama, sehingga tiap bagian yang
independen secara progresif bergabung pada bagian yang lebih besar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Menurut (Christina, Robert W., and Corcos, D.M, 1988:76) Pendekatan
pembelajaran bagian progresif adalah suatu metode yang digunakan dalam
pembelajaran dimana mahasiswa mempelajari satu bagian sampai dikuasai
kemudian mempelajari bagian yang lain sampai dikuasai selanjutnya
dipraktekkan bersama sampai dikuasai, kemudian bagian ketiga diajarkan
tersendiri setelah bagian ini dikuasai. Ketiga bagian dikombinasikan dan
dipraktekkan bersama sampai dikuasai. Prosedur ini dilanjutkan untuk
masing-masing bagian yang tersisa sampai semua bagian dapat dipraktekkan,
sebagai satu gerakan keseluruhan.
Dengan demikian pendekatan pembelajaran bagian progresif
menurut peneliti adalah suatu pembelajaran dimana mahasiswa mempelajari
bagian pertama dan mempelajari bagian kedua secara terpisah kemudian
bagian pertama dan kedua dipraktekkan bersama kemudian bagian ketiga
dipelajari secara terpisah, bagian satu, dua, dan tiga dipelajari secara
bersama sampai dikuasai. Prosedur ini dilakukan sampai selesai. Sebagai
contoh dalam mengajarkan menembak Hoki Lapangan: (1) mempelajari
sikap awal sampai dikuasai, (2) mempelajari posisi perkenaan stick dengan
bola sampai dikuasai, (3) mengkombinasikan teknik sikap awal dan teknik
posisi perkenaan stick dengan bola sampai dikuasai, (4) mempelajari teknik
menembak dengan pukulan hit sampai dikuasai, (5) mengkombinasikan sikap
awal, teknik posisi perkenaan stick dengan bola, teknik menembak dengan
pukulan hit sampai dikuasai, (6) mempelajari teknik menembak dengan
taving sampai dikuasai, (7) mengkombinasikan sikap awal, teknik posisi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
perkenaan stick dengan bola, teknik menembak dengan pukulan hit dan
teknik menembak dengan taving sampai dikuasai, (8) mempelajari teknik
menembak push sampai dikuasai, (9) mengkombinasikan sikap awal, teknik
posisi perkenaan stick dengan bola, teknik menembak dengan hit, teknik
menembak dengan taving sampai dikuasai, (10) mempelajari teknik
gerakan lanjutan sebagai sampai dikuasai, (11) mengkombinasikan sikap
awal, teknik posisi perkenaan stick dengan bola, teknik menembak dengan
hit, teknik menembak dengan taving dan teknik menembak push sampai
dikuasai sehingga membentuk suatu rangkaian gerakan keseluruhan.
Dengan demikian cara mengajar menggunakan pendekatan
pembelajaran bagian progresif adalah sebagai berikut: unsur pertama dan
kedua dipelajari secara terpisah, kemudian setelah dikuasai baru disatukan
selanjutnya unsur ketiga dipelajari secara terpisah pula dan setelah dikuasai
digabungkan dengan unsur satu dan dua. Demikian seterusnya sehingga
semua unsur dapat dikuasai, setelah itu baru melakukan gerakan yang
sesungguhnya secara keseluruhan.
a). Kelebihan pendekatan pembelajaran bagian progresif
- Dosen maupun mahasiswa dapat lebih fokus pada bagian meteri yang
dipelajari,
- Praktek akan lebih mudah dikuasai,
- Ada kesempatan untuk mengoreksi terhadap kesalahan teknik,
- Cocok untuk mempelajari gerakan yang terdiri dari beberapa unsur teknik
- Mahasiswa mempunyai kesempatan untuk istirahat (recovery),
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Keuntungan dari penggunaan pendekatan pembelajaran bagian progresif
adalah adanya pengurangan tuntutan perhatian dari performance
keterampilan keseluruhan, sehingga orang dapat memfokuskan perhatian pada
aspek khusus dari suatu bagian keterampilan (Magill, R.A, 2001: 315).
b). Kekurangan pendekatan pembelajaran bagian progresif
- Membutuhkan waktu yang lama untuk menggabungkan unsur-unsur teknik
menjadi satu rangkaian gerakan,
- Perlu pembebanan tugas kepada mahasiswa agar teknik mudah dikuasai,
- Mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi akan lebih cepat
menguasai teknik dibanding kemampuan gerak rendah,
- Perhatian guru maksimal pada mahasiswa yang mempunyai kemampuan
gerak dasar rendah.
2) Pendekatan Pembelajaran Bagian Repetitif
Pendekatan pembelajaran bagian repetitif atau metode berulang,
adalah pendekatan pembelajaran dengan pelaksanaan pertama kali yang
diajarkan adalah unsur kesatu, setelah unsur satu dikuasai, berikutnya
diajarkan unsur kesatu dan kedua secara bersamaan. Berikutnya lagi diajarkan
unsur kesatu, kedua, ketiga bersamaan pula dan seterusnya.
Menurut (Christina, Robert W., and Corcos, D.M, 1988:77)
mengemukakan pendekatan pembelajaran repetitif adalah suatu pembelajaran
dimana mahasiswa mempelajari sesuatu bagian sampai dikuasai dan kemudian
mengkombinasikan dengan bagian yang lain baru dengan dipelajari atau
dipraktekkan secara bersama sampai dikuasai. Prosedur ini diikuti oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
masing-masing bagian yang tersisa sampai semua bagian dapat dipraktekkan
sebagai suatu keseluruhan. Sebagai contoh dalam mengajarkan menembak
dalam Hoki Lapangan yaitu: (1) Pertama-tama mempelajari teknik sikap awal
menembak sampai dikuasai, (2) mengulangi pelajaran teknik sikap awal,
kemudian dilanjutkan dengan mempelajari teknik posisi perkenaan stick
dengan bola, sampai dikuasai, baru selanjutnya mengkombinasikan antara
sikap awal dan teknik perkenaan stick dengan bola secara bersama-sama,
(3) mengulangi kembali pelajaran tentang sikap awal dan teknik memegang
bola, kemudian menambah materi ketiga yaitu teknik menembak,
selanjutnya mengkombinasikan antara sikap awal, teknik perkenaan stick
dengan bola dan teknik menembak secara bersama-sama dalam suatu
rangkaian gerak.
Demikian seterusnya untuk mempelajari teknik berikutnya diawali
dengan mengulang teknik yang sudah dipelajari sebelumnya, kemudian
dikombinasikan beberapa teknik tersebut menjadi satu rangkaian gerakan secara
bersama-sama. Langkah pertama dalam penggunaan pendekatan
pembelajaran bagian repetitif dalam pembelajaran adalah membagi materi
pembelajaran menjadi beberapa bagian yang dapat digunakan untuk
memisahkan menjadi beberapa rangkaian gerak. Dalam pendekatan
pembelajaran bagian repetatif terjadi pengulangan-pengulangan gerak baik
pada tiap bagian maupun pada cara mengkombinasikan antara bagian sehingga
dengan pengulangan mahasiswa akan lebih mudah menguasai gerak pada
tiap bagian maupun gerak secara keseluruhan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Menurut (Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifuddin, 1996:143)
mengemukakan bahwa pendekatan pembelajaran repetitif terdiri dari
mengulangi latihan-latihan tertentu yang dilakukan dengan atau tanpa
istirahat. Sifat-sifat pendekatan pembelajaran repetitif ini sebagai berikut: (a).
Latihan dengan intensitas yang konstan (b). Waktu istirahat yang optimal (c.)
Bentuk ulangan yang bermacam-macam.
Pendekatan pembelajaran repetitif dianjurkan untuk dipraktekkan
terutama pada kelompok atlet remaja, dan juga untuk yang sudah maju pada
periode persiapan (Preparatory Period). Tujuan utamanya adalah:
pertumbuhan kekuatan, daya tahan dan kelincahan, menahan keadaan
badan yang diperoleh pada periode latihan terdahulu, ulangan latihan-
latihan dasar pada waktu pemanasan, belajar sejumlah kegiatan dan skill,
dan adaptasi atlet terhadap merasakan kadar latihan.
a. Kelebihan pendekatan pembelajaran bagian repetitif
- Pembelajaran dapat dilakukan dengan intensitas yang konstan,
- Apabila guru dapat me-manage waktu, mahasiswa memperoleh
waktu istirahat yang optimal,
- Dengan pengulangan mahasiswa akan mudah mengingat-ingat materi
yang sudah dipelajari,
- Mahasiswa memahami betul tentang teknik bagian perbagian
sehingga mampu merangkai gerakan tersebut menjadi keseluruhan
gerakan yang benar
- Cocok untuk mempraktekkan skill yang sifatnya individu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
b. Kekurangan pendekatan pembelajaran bagian repetitif
- Timbul kejenuhan pada mahasiswa terhadap teknik yang telah dipelajari.
- Membutuhkan waktu yang lama untuk mengulang dan menggabungkan
unsur-unsur teknik menjadi satu rangkaian gerakan.
- Bila dosen tidak dapat me-manage waktu dengan baik, kesempatan
untuk istirahat sedikit.
- Mahasiswa yang memiliki tingkat pemahaman gerak rendah akan
sulit menggabungkan atau mengkombinasikan beberapa teknik.
Tabel 1. Perbandingan antara Pendekatan Pembelajaran Bagian Progresif dan Repetitif
Pendekatan Pembelajaran Bagian Progresif Pendekatan Pembelajaran Bagian Repetitif
1. Kesempatan mahasiswa untuk mengulang teknik per bagian lebih pendek.
2. Tingkat penguasaan teknik perbagian lebih baik.
3. Tingkat kebosanan mahasiswa terhadap teknik yang diulang rendah.
4. Waktu interval latihan teknik antar bagian cukup lama.
5. Dengan mempelajari bagian perbagian secara terpisah, menyebabkan waktu istirahat lebih lama.
6. Lebih cocok untuk mempelajari gerakan yang kompleks.
1. Kesempatan mahasiswa untuk mengulang
teknik per bagian lebih lama. 2. Tingkat penguasaan teknik
perbagian lebih rendah. 3. Waktu interval latihan teknik
antar bagian sangat pendek. 4. Dengan mengulangi teknik
yang udah diajarkan, kemudian meng gabungkan dengan teknik yang baru, menyebabkan waktu istirahat lebih pendek.
5. Lebih cocok untuk mempelajari gerakan yang sederhana.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
3. Kemampuan Gerak
Adalah hal yang biasa untuk mendengarkan istilah kemampuan dan
keterampilan yang seringkali digunakan, seringkali secara bergantian.
Walaupun saling berkaitan, mereka menjelaskan perilaku yang berbeda.
Persamaan dan perbedaan diantara mereka sangat halus. Dalam hal ini, adalah
bijak untuk mengkaji persamaan-persamaan dan perbedaan antara istilah
kemampuan dengan keterampilan. Sebuah kemampuan dianggap sebagai
sesuatu yang umum dan awet. Ini adalah sebuah sifat yang dipengaruhi oleh
pembelajaran maupun keturunan. Sebuah keterampilan, dilain pihak, khusus
untuk tugas-tugas tertentu dan diperoleh dengan pengalaman. Karena hal ini
berorientasi kepada tugas, keterampilan biasanya mengacu kepada rangkaian
respon tertentu yang sangat maju (Singer, R.N, 1980:31). Keterampilan
tampaknya diperhalus dari pola-pola gerakan dasar, yang nantinya terkait
dengan tingkat keberadaan kemampuan yang relevan. Keterampilan dan pola-
pola diperoleh melalui pembelajaran. Beberapa kemampuan lebih tergantung
kepada faktor genetika daripada pembelajaran, akan tetapi, tampak bahwa
kadang-kadang semuanya tergantung kepada keduanya.
Sebuah ukuran kemampuan gerak secara teoritis akan menggambarkan
semua faktor yang termasuk dalam berbagai jenis hal fisik. Kemampuan gerak
secara singkat didefinisikan sebagai kemampuan yang umum dari seseorang untuk
bergerak (Nurhasan, 2000: 63). Sedangkan (Rusli Lutan, 1988: 96), menguraikan
kemampuan motorik (motor ability) sebagai kapasitas dari seseorang yang berkaitan
dengan pelaksanaan dan peregangan dari suatu keterampilan yang relatif melekat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
setelah masa kanak-kanak. Kemampuan gerak mengindikasikan kemampuan fisik
yang ada pada seseorang, hal ini melambangkan keadaan individu untuk tampil dalam
berbagai keterampilan gerakan. Kemampuan gerak sangat berkaitan dengan
kebugaran fisik. Kebugaran fisik menyiratkan kemampuan untuk melakukan suatu
tugas tertentu, dengan kata lain memiliki kualitas-kualitas fisik yang dikembangkan
pada tingkatan yang dituntut oleh tugas (Singer, R. N, 1980:184). Lebih lanjut
dijelaskan bahwa pengaruh faktor biologis sebagai kekuatan yang utama
berpengaruh terhadap kemampuan motorik (motor ability) dasar seseorang.
Kemampuan motorik (motor ability) dasar itulah sebagai landasan bagi
perkembangan keterampilan. Selain itu keterampilan banyak tergantung pada
kemampuan dasar yang terdiri dari keseimbangan, kecepatan reaksi, fleksibilitas,
koordinasi, daya ledak, kelincahan ketepatan, daya tahan dan stamina.
(Singer, R.N, 1975:36), mengatakan sebagian besar kita sangat percaya
bahwa ada beberapa faktor yang memberikan sumbangan untuk dapat
menghasilkan penampilan keterampilan gerak yang tinggi adalah (1) proses
pembelajaran, (2) mahasiswa, dan (3) situasi belajar. Lebih lanjut dikatakan, bahwa
dua di antara ketiga faktor tersebut di atas yakni faktor mahasiswa dan proses
pembelajaran memberikan sumbangan yang sangat besar terhadap penampilan
keterampilan gerak seseorang. Dalam uraiannya tentang faktor mahasiswa (individu)
yang berpengaruh dalam penampilan keterampilan gerak seseorang, salah satunya
disebutkan faktor motorability. Perbedaan kemampuan gerak yang ada pada
mahasiswa, harus menjadi pertimbangan sebagai suatu faktor yang menentukan
dalam belajar keterampilan gerakan-gerakan olahraga umumnya dan dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
mempelajari keterampilan gerak teknik dasar menembak bola dalam Hoki
Lapangan khususnya. Perbedaan mahasiswa dalam hal kemampuan gerak akan
menjadi pertimbangan yang sangat penting ketika guru memilih dan
menentukan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan karakter dari
masing-masing mahasiswa. Dengan perbedaan ini, maka pada dasarnya setiap
mahasiswa memerlukan perlakuan yang berbeda dalam proses belajarnya agar
masing- masing bisa mencapai hasil yang optimal sesuai dengan potensi yang
dimilikinyaa.
a. Konsep Kemampuan Gerak.
Istilah-istilah seperti ketepatan gerakan, kemampuan gerakan,
kapasitas gerakan, dan edukabilitas (kemampuan gerakan untuk dididik)
seringkali digunakan secara bergantian dalam judul-judul tes. Akan tetapi,
istilah mereka menjelaskan tes-tes dengan fungsi-fungsi yang berbeda.
Kemampuan gerakan, ketepatan gerakan, kapasitas gerakan, dan uji
edukabilitas memiliki banyak tujuan dan dianggap mengukur berbagai
aspek kemampuan dan kecerdasan manusia. Ada karakteristik yang unik
untuk menguji kemampuan gerakan, ketepatan gerakan, kapasitas gerakan,
dan edukabilitas gerakan dan, dalam beberapa contoh, suatu jumlah
tumpang tindih (sifat saling melengkapi).
Kemampuan gerakan kiranya mengindikasikan kemampuan
seseorang yang ada. Hal ini melambangkan keadaan mendesak individu
untuk tampil dalam berbagai keterampilan gerakan. Sejumlah uji
kemampuan gerakan telah dikembangkan untuk diterapkan pada kedua jenis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
kelamin pada tahapan yang berbeda dalam kehidupan. Uji-uji tersebut telah
diusulkan untuk klasifikasi dan harapan prestasi, dengan tujuan
memprediksikan kemampuan yang memungkinkan dari seseorang dalam
kegiatan fisik.
Sebuah istilah yang telah keliru dengan kemampuan gerakan dan
kebugaran fisik (physical fitness) adalah ketepatan gerakan (motor fitness).
Kebugaran fisik menyiratkan kemampuan untuk melakukan suatu tugas
tertentu-dengan kata lain, memiliki kualitas-kualitas fisik yang
dikembangkan pada tingkatan yang dituntut oleh tugas. Ketepatan gerakan
mengacu kepada banyak kualitas yang dianggap masuk dalam kebugaran
fisik dan kemampuan gerakan. Ini mungkin adalah suatu istilah yang lebih
umum daripada kebugaran fisik dan, pada saat yang sama, salah satu aspek
dari kemampuan gerakan umum.
Para pengajar pendidikan fisik tidak setuju dengan unsur-unsur yang
termasuk dalam setiap kategori. Bagi banyak orang, ada sedikit sekali
perbedaan antara uji kebugaran fisik dengan uji ketepatan gerakan. Uji
ketepatan gerakan dan kebugaran fisik biasanya memuat soal-soal seperti
lari, sit-up, lompat, pull-up, dan semacamnya. Uji kemampuan gerakan
dapat meliputi soal-soal tersebut serta ukuran-ukuran koordinasi.
Kapasitas gerakan dianggap melukiskan potensi maksimal dari
seseorang agar berhasil dalam peforma keterampilan gerakan. Ini mungkin
adalah kemampuan bawaan seseorang, kecerdasan gerakannya. Sementara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
itu sebuah uji kemampuan gerakan bertujuan untuk mengukur potensi
gerakan akhir, suatu jenis “uji kecerdasan”.
Yang terakhir dari istilah-istilah terkait, edukabilitas gerakan,
mengacu kepada kemudahan dengan orang mempelajari keterampilan-
keterampilan gerak baru. Uji-uji yang diklasifikasikan harus
menggabungkan pertunjukkan ketangkasan-pertunjukkan ketangkasan baru,
yang sebelumnya belum dipraktekkan atau dipelajari oleh para pemain.
b. Peranan Kemampuan Gerak Terhadap Keterampilan Menembak Hoki
Telah diuraikan diatas bahwa kemampuan gerak dapat berpengaruh
terhadap kemampuan seseorang dalam mempelajari gerakan keterampilan
suatu cabang olahraga. (Singer, R.N, 1975:225), mengatakan bahwa
kemampuan gerak (motor abiliti) biasanya dihubungkan dengan prilaku
gerak. Kemampuan biasanya dianggap sebagai karakteristik relatif
permanen, ditentukan oleh faktor keturunan dan perkembangan relatif
secara otomatis dalam proses pertumbuhan dan kematangan, serta tak
mudah diubah malalui latihan atau pengalaman (Rusli Lutan, 1988:339).
Sebagai kemampuan terpendam yang melandasi penampilan gerak
seseorang, maka kemampuan dianggap sebagai faktor pendukung bagi
pelaksanaan suatu keterampilan gerak yang selanjutnya membedakan
kemampuan individual.
Apabila dilihat dari jenis tes yang dipergunakan dalam mengukur
kemampuan gerak oleh Barrow yang terdiri dari beberapa butir tes yaitu :
(I) standing broad jump, (2) soft ball throw, (3) zigzag run, (4) wall pass, (5)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
medicine ball put, (6) 60 yard dash (Johnson, B. L., and Nelson, J.K,
1970:362-366), maka unsure-unsur biomotorik yang diukur oleh instrument tes tersebut
adalah daya ledak (power) otot tungkai, koordinasi lengan dan bahu, kelincahan,
koordinasi mata-tangan, kekuatan otot lengan dan kecepatan.
a. Daya ledak (power) otot
Power merupakan salah satu komponen kondis fisik yang dibutuhkan hamper
semua cabang olahraga untuk mencapai prestasi yang tinggi. Dalam beberapa
gerakan olahraga, power merupakan selah satu kemampuan biomotorik yang sangat
penting. Banyaknya gerakan olahraga yang dapat dilakukan dengan lebih baik dan
sangat terampil apabila seseorang memiliki power otot yang baik, (Radeliffe, J.C.,
and Farentinos, R.C, 1985 : 3) menjelaskan bahwa power otot merupakan salah satu
faktor yang menentukan dalam melaksanakan sebagian besar keterampilan
olahraga. Beberapa pendapat tentang pengertian power disampaikan oleh banyak
ahli seperti ; (Bompa, Tudor O, 1990 : 273), menyatakan bahwa power adalah
kombinasi dari kekuatan dan kecepatan gerak.. (Fox, E.L., Bowers, R.W., and Foss,
M..L, 1993:68) mendefinisikan power sebagai kemampuan seseorang untuk
menampilkan kerja maksimal per unit waktu. (Dangsina Moelek, 1984:7)
mendefinisikan power adalah kemampuan otot atau sekelompok otot dalam
melakukan kerja secara eksplosif. Dari pendapat diatas, maka secara lebih
operasional power adalah sebagai kemampuan untuk mambangkitkan kekuatan
dalam waktu yang cepat. Dengan demikian maka keselarasan antara kekuatan dan
kecepatan sangat diperlukan dalam gerak keterampilan Menembak Hoki,
untuk melakukan tembakan cepat dan kuat kearah sasaran (gawang).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
b. Kelincahan
Menurut (Johnson, B. L., and Nelson, J.K, 1970:100) kelincahan (agility)
didefinisikan sebagai kemampuan seseorang dalam mengubah arah dan
posisi tubuh dengan cara yang tepat. (Nossek J, 1982:144), mengatakan
bahwa istilah kelincahan sering disamakan dengan koordinasi
kemampuan gerakan-gerakan keterampilan, kamampuan menggerakkan
otot-otot atau kecekatan (dexterity). Berdasarkan pengertian yang
dikemukakan diatas, disimpulkan bahwa orang yang lincah adalah orang
yang memiliki kemampuan utuk mengubah arah dan posisi tubuh dengan
cepat dan tepat pada waktu sedang dalam keadaan bergerak, tanpa
kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya. Dengan
demikian maka kelincahan sangat diperlukan dalam gerak keterampilan
Menembak Hoki, untuk melakukan perubahan arah tubuh saat
melakukan tembakan kearah sasaran (gawang).
c. Koordinasi mata-tangan
Menurut (Thomson, 1991:519), koordinasi adalah kemampuan untuk
melakukan gerakan pada berbagai tingkat kesulitan dengan cepat dan
efisian, serta penuh ketepatan. (Grana dan Kalenak, 1991:253),
menyatakan koordinasi kemampuan otot untuk mengontrol gerak dengan
tepat agar mampu mancapai suatu tugas fisik khusus. (Schmidt,
1988:265), mengemukakan bahwa koordinasi adalah perpaduan dua
perilaku atau lebih, dimana antara yang satu dengan yang lainnya salang
berkaitan dalam menghasilkan suatu keterampilan gerak. Selanjutyan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
(Corbin, Charles B, 1980:118) menyatakan bahwa koordinasi adalah
kemampuan untuk melakukan kegiatan mata-tangan dan mata-kaki
seperti menendang, melampar dan sebagainya. Berdasarkan batasan-
batasan koordinasi yang dikemukakan tersebut, maka koordinasi
didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengkombinasikan babrapa
gerakan tanpa ketegangan dengan urutan yang benar dan melakukan
gerakan yang kompleks secara mulus tanpa pengeluaran energy yang
berlebihan, yang menghasilkan gerakan yang efisien, halus dan mulus.
Hal ini berarti seseorang yang memiliki koordinasi gerak yang baik,
bukan hanya mampu melakukan keterampilan gerak dengan sempurna
tetapi juga mampu melakukan gerakan keterampilan yang baru baginya.
d. Kekuatan
Salah satu kemampuan biomotorik yang sangat besar pengaruhnya
terhadap keberhasilan seseorang dalam melakukan suatu gerak
keterampilan dalam olahraga adalah kekuatan (strength). Secara umum
kekuatan didefinisikan sebagai kekuatan otot yang digunakan untuk
melawan objek yang dapat dipindahkan atau digerakkan atau dan juga
yang tidak dapat dipindahkan (Johnson, B. L., and Nelson, J.K. 1970:94).
Senada dengan (Davis Damien, dkk, 198:32) mengemukakan bahwa
kekuatan adalah kemampuan maksimum yang dipergunakan oleh otot
untuk malawan tahanan. Dari pengertian diatas, maka kekuatan
merupakan factor yang sangat penting dan merupakan dasar dari semua
komponen kondisi fisik. Dalam istilah yang sederahana kakuatan adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
kemampuan untuk menerapkan kekuatan dalam melawan beban.
Kekuatan dapat menigkatkan kemampuan seseorang dalam melakukan
keterampilan gera. Tentang pentingnya peranan kekuatan dalam setiap
aktivitas fisik, (Harsono, 1988:177) mengemukakan : 1). Kekuatan
merupakan daya penggerak setiap aktivitas fiaik, 2) kekuatan memegang
peranan penting dalam melindungi seseorang dari kemungkinan cidera,
dan 3) dengan kekuatan seseorang akan dapat lari lebih cepat, melempar
atau menendang lebih jauh dan lebih efisien, memukul lebih keras,
demikian juga dalam memperkuat stabilitas sendi-sendi tubuh.
e. Kecepatan
Menurut (Harsono, 1988:216), kecepatan adalah kemampuan untuk
melakukan gerakan-gerakan yang sejenis secara berturut-turut dalam
waktu yang sesingkat-singkatnya atau kemampuan untuk menempuh
jarak dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Selanjutnya menurut
(Davis Damien, dkk, 1988:43) kecepatan didefinisikan sebagai
kemampuan seseorang untuk meletakkan tubuh atau bagian-bagian tubuh
dalam suatu gerakan yang cepat. Lebih lanjut dikatakan bahwa factor
yang mempengaruhi kecepatan adalah keturunan, jarak, durasi, kekuatan
dan power, fungsi khusus dari otot dan persendian.Dari pendapat tersebut
dapat dikatakan bahwa kecepatan bukan hanya berarti menggerakkan
seluruh tubuh dengan cepat, tetapi dapat pula terbatas pada
menggerakkan anggota tubuh dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Agar dapat melakukan keterampilan menembak Hoki Lapangan, maka
seorang pemain Hoki dituntut harus memiliki kemampuan biomotorik
seperti tersebut diatas dengan baik.
Karena bola Hoki kecil dan dapat bergerak cepat sehingga menuntut
seorang pemain Hoki untuk juga dapat bergerak cepat dan kemahiran
menggunakan stik memerlukan koordinasi dari seluruh organ tubuh. Untuk
melakukan tembakan dalam suatu kesempatan menembak kegawang lawan
memerlukan daya ledak otot lengan, kelentukan, ketepatan dan kecepatan yang
baik. Untuk memperbaiki hasil tembakan, seorang pemain diyakini harus
memiliki tinggi badan dan panjang lengan yang ideal sesuai dengan panjang
stik (berkisar 90-120 cm) guna meningkatkan kecepatan alat pemukul dan
untuk menyakinkan apakah pukulan itu keras atau tidak pemain harus mampu
membuat ayunan stik yang besar dan cepat dengan mengkombinasikan
tindakan-tindakan dari bagian-bagian tubuh. Dari uraian diatas dapat
dipaparkan bahwa untuk dapat menembak kegawang dengan cepat, terarah dan
tepat kesasaran (gawang) secara baik dan efisien harus didukung oleh faktor
kemampuan biomotorik yang tinggi.
B. Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang
dilakukan oleh Muhammad Ahkam Amin tahun 2010 dengan judul ”Perbedaan
Pengaruh Pendekatan Pembelajaran dan Kemampuan Gerak Terhadap Hasil
Belajar Shooting Bola Basket”. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen
lapangan dengan rancangan faktorial 2 X 2. Dengan sampel penelitian sebanyak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
40 orang dari pupulasi 60 orang. Seluruh populasi di test kemapuan geraknya,
hasil test tersebut dirangking dari 1-60. Setelah dirangking mahasiswa dibagi
kedalam tiga kelompok, masing-masing kelompok 20 mahasiswa yang memiliki
hasil test di atas rata-rata diklasifikasikan mahasiswa yang memiliki kemampuan
gerak tinggi, 20 orang mahasiswa memiliki kemampuan gerak sedang dan 20
orang yang memiliki hasil test di bawah rata-rata diklasifikasikan mahasiswa yang
memiliki kemampuan gerak rendah. Mahasiswa yang memiliki kemampuan tidak
dipakai sebagai sampel. Selanjutnya 20 mahasiswa yang memiliki kemampuan
gerak tinggi dan kemampuan gerak rendah masing-masing dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu 10 mahasiswa yang mendapatkan pembelajaran dengan
pendekatan bagian progresif dan 10 mahasiswa sebagai kelompok yang
mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan bagian repetitif. Pembagian
kelompok-kelompok ini dilakukan secara acak atau random. Dengan demikian
seluruh mahasiswa terbagi ke dalam empat sel yang terdiri dari masing-masing
dua kelompok mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi dan dua
kelompok mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak rendah. Berdasarkan
analisis data diperoleh kesimpulan (1) ada perbedaan pengaruh yang signifikan
antara pendekatan pembelajaran progresif dan repetitif terhadap hasil belajar
keterampilan menembak Hoki Lapangan: (2) Ada perbedaan hasil belajar
keterampilan gerak tinggi dan rendah; dan (3) Terdapat interaksi yang signifikan
antara pendekatan pembelajaran dan tingkat kemampuan gerak terhadap hasil
belajar keterampilan menembak hoki lapangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
C. Kerangka Berpikir
Dari kajian teori tentang keterampilan menembak , pendekatan
pembelajaran dan kemampuan gerak. Maka dapat diungkapkan kerangka
pemikiran sebagai berikut:
1. Adakah perbedaan pengaruh antara pendekatan pembelajaran bagian progresif
dan repetitif terhadap keterampilan menembak Hoki Lapangan?
Keefektifan pelaksanaan pembelajaran olahraga khususnya cabang
olahraga Hoki Lapangan ditunjukkan seberapa besar keterampilan m yang
menembak yang dicapai mahasiswa, dosen sebagai komponen aktif
pembelajaran juga merupakan manager di lapangan sangat berperan dalam
menciptakan suatu kondisi pembelajaran, salah satu upaya nyata yang
dilakukan dosen adalah pemilihan pendekatan pembelajaran yang mampu
membangkitkan mahasiswa untuk secara aktif terlibat dalam proses
pembelajaran.
Penyampaian suatu materi pembelajaran yang berbeda akan
menimbulkan hasil yang mungkin berbeda. Dalam pendekatan pembelajaran
bagian mahasiswa dituntut untuk menguasai teknik dasar menembak Hoki
Lapangan secara bagian perbagian. Peningkatan pembelajaran dilakukan oleh
dosen ketika suatu bagian telah dikuasai oleh mahasiswa yaitu mempelajari
bagian berikutnya sampai dikuasai oleh mahasiswa, baru dilakukan
penggabungan antar bagian.
Untuk menguasai suatu teknik tersebut maka mahasiswa diberi tugas
latihan yang berulang-ulang, sehingga pengulangan gerakan lebih banyak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
dilakukan dalam rangka penguasaan teknik gerakan pada tiap-tiap bagian, sedang
pengulangan gerakan penggabungan akan diintegrasikan antar bagian sangat
kurang padahal teknik penggabungan dan pengintegrasian antar bagian sangat
mempengaruhi hasil yang akan dicapai. Pendekatan pembelajaran repetitif mampu
memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk melakukan pengulangan
gerakan baik teknik pada tiap-tiap bagian maupun pengulangan terhadap
penggabungan antar bagian. Berdasar pemikiran diatas dapat diduga bahwa dalam
pembelajaran keterampilan menembak dalam Hoki Lapangan dengan pendekatan
pembelajaran bagian progresif dan repetitif, mahasiswa akan memiliki
keterampilan yang lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa yang menggunakan
pendekatan pembelajaran bagian keseluruhan.
2. Adakah perbedaan keterampilan menembak Hoki Lapangan antara mahasiswa
yang memiliki kemampuan gerak tinggi dan kemampuan gerak rendah ?
Kemampuan gerak mahasiswa dipengaruhi oleh aktifitas atau kegiatan
jasmani kesehariannya, semakin tinggi aktifitas fisik mahasiswa dalam keseharian
kemampuan gerak mahasiswa akan semakin bagus, dan sebaliknya semakin sedikit
aktifitas mahasiswa yang dilakukan dalam kesehariannya, maka kemampuan
geraknya akan semakin jelek. Dengan demikian kemampuan gerak tinggi akan
mempermudah mahasiswa dalam penyelesaian tugasnya yaitu belajar menembak
Hoki Lapangan.
3. Adakah pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajaran dan kemampuan
gerak terhadap keterampilan menembak Hoki Lapangan ?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Pendekatan pembelajaran dalam proses belajar pendidikan jasmani
merupakan rangkaian suatu gerakan keterampilan yang menggunakan anggota
tubuh, hal ini akan mempengaruhi dan meningkatkan kemampuan gerak seorang
mahasiswa. Kemampuan gerak akan mempermudah dalam penguasaan teknik
dasar keterampilam menembak Hoki Lapangan, sehingga akan mempengaruhi
hasil pembelajaran. Dengan demikian antara pendekatan pembelajaran dengan
kemampuan gerak terdapat interaksi dan memiliki peran dalam meningkatkan
keterampilan menembak Hoki Lapangan.
D. Hipotesis
Berdasarkan butir-butir dalam kerangka pemikiran maka dirumuskan
hipotesis penelitian sebagai berikut:
1. Ada perbedaan pengaruh antara pendekatan pembelajaran bagian progresif
dengan pendekatan pembelajaran bagian repetitif terhadap keterampilan
menembak Hoki Lapangan.
2. Ada perbedaan keterampilan menembak Hoki Lapangan antara kemampuan
gerak tinggi dan kemampuan gerak rendah.
3. Ada pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan kemampuan
gerak terhadap keterampilan menembak Hoki Lapangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di lapangan Hoki Universitas Negeri Medan.
Penetapan tempat penelitian dikarenakan Jurusan Pendidikan Kepelatihan
Olahraga Fik Unimed memiliki mata kuliah wajib hoki dasar dan hoki
lanjutan dan sarana dan prasarana cukup memadai.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan dimulai pada tanggal 5
November 2010 sampai dengan 22 Desember 2010 dengan frekuensi tiga kali
dalam seminggu yaitu Senin, Rabu dan Jumat lamanya latihan 100 menit
setiap kali pertemuan. Penentuan waktu belajar diatas sesuai dengan pendapat
(Brooks, GA., and Fahey, T.D. 1984: 405), bahwa dengan frekuensi tiga kali
dalam seminggu dapat memberikan keterampilan, alasanya karena dengan tiga
kali dalam seminggu dapat memberikan kesempatan kepada tubuh untuk
beradaptasi terhadap beban aktifitas yang diterima. Pelaksanaan penelitian
berupa proses pembelajaran untuk kedua pendekatan pembelajaran baik
progresif dan repetitif dimulai, pukul 14.00 - 15.40 WIB.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
B. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimental. (Sutrisno Hadi, 2000: 462) eksperimen adalah suatu pola yang
menyediakan kemungkinan bagi penyelidik untuk sekaligus menyelidiki
pengaruh dari dua jenis variabel eksperimen atau lebih. Sedangkan (Sudjana,
2002: 148), menjelaskan eksperimen faktorial adalah eksperimen yang hampir
atau semua taraf sebuah faktor dikombinasikan atau disilangkan dengan
semua taraf lainya yang ada dalam eksperimen itu.
2. Desain Penelitian
Rancangan penelitian ini adalah rancangan faktorial 2 x 2. Dalam
desain faktorial dua atau lebih variabel dimanipulasi secara simultan untuk
mengetahui pengaruh masing-masing terhadap variabel terikat, disamping
pengaruh-pengaruh yang disebabkan oleh interaksi antar variabel (Furchan A, 1982:
362). Rancangan penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2. Rancangan Faktorial 2 x 2
Pendekatan Pembelajaran (A)
Kemampuan gerak (B) Kemampuan gerak
Tinggi (b1)
Kemampuan gerak Rendah
(b2) Pendekatan Pembelajaran
Bagian Progresif (a1)
a1b1 (10)
a1b2 (10)
Pendekatan Pmbelajaran Bagian Repetitif
(a2)
a2b1 (10)
a2 b2 (10)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Keterangan :
a1b1 = Pendekatan pembelajaran bagian progresif , kemampuan gerak tinggi
a1b2 = Pendekatan pembelajaran bagian progresif, kemampuan gerak rendah a2b1 = Pendekatan pembelajaran bagian repetitif, kemampuan gerak tinggi
a2b2 = Pendekatan pembelajaran bagian repetitif, kemampuan gerak rendah (10) = Jumlah sampel tiap sel.
C. Variabel Peneletian
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 2 variabel independen dan 1
variabel dependen, dengan perincian variabel sebagai berikut:
1. Variabel independen manipulatif terdiri dari dua level yaitu pendekatan
pembelajaran bagian progresif dan pendekatan pembelajaran bagian repetitif
2. Variabel independen atributif dalam penelitian ini terdiri dari dua level adalah
kemampuan gerak gerak tinggi dan kemampuan gerak rendah
3. Variabel dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah hasil belajar keterampilan
menembak Hoki Lapangan.
D. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel dari masing-masiag variabel penelitian
perlu dijelaskan agar supaya tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda.
1. Pendekatan pembelajaran bagian repetitif (metode berulang), adalah pendekatan
pembelajaran dengan pelaksanaan pertama kali yang diajarkan adalah unsur
kesatu, setelah unsur satu dikuasai, berikutnya diajarkan unsur kesatu dan kedua
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
secara bersamaan. Berikutnya lagi diajarkan unsur kesatu, kedua, ketiga bersamaan
pula dan seterusnya.
2. Pendekatan pembelajaran bagian progresif (maju berkelanjutan) adalah cara
mengajar dimana unsur pertama dan kedua dipelajari secara terpisah, kemudian
setelah dikuasai baru disatukan, selanjutnya unsur ketiga dipelajari secara teipisah
pula, setelah dikuasai digabungkan dengan unsur satu dan dua. Demikian seterusnya
sehingga dapat dikuasai, setelah itu baru melakukan gerakan yang sesungguhnya.
3. Kemampuan gerak adalah kapasitas seseorang untuk melakukan bermacam-
macam gerakan yang mendasar dalam sebagian basar cabang olahraga.
Kemampuan gerak antara lain: power, koordinasi lengan dan bahu, kelincahan,
koordinasi tangan dan mata, kekuatan dan kecepatan yang dinyatakan dari hasil tes
dan pengukuran : (I) standing broad jump, (2) soft ball throw, (3) zigzag run, (4)
wall pass, (5) medicine ball put, (6) 60 yard dash (Johnson, B.L., and Nelson, J.K,
1970:122). Selanjudnya kemampuan gerak dikonfersi kepada nilat t- skor untuk
digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu kemampuan gerak tinggi dan rendah.
4. Keterampilan menembak Hoki Lapangan, merupakan kemampuan melakukan
suatu rangkaian tugas gerak yang dilakukan secara efektif dan efisien serta
hasil atau skor dari seorang pemain hoki menampilkan kemampuan menembak
kegawang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Mahasiswa semester III
Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Medan yang mengikuti perkuliahan hoki dasar tahun
ajaran 2010-2011, terdiri dari tiga kelas dan jumlah populasi secara
keseluruhan adalah 98 orang.
2. Sampel Penelitian
Sampel penelitian ditentukan dengan Purposif Sampling. Menurut
(Sudjana, 2002:168), purposif sampling dikenal juga dengan sampling
pertimbangan, terjadi apabila pengambilan sampel dilakukan berdasarkan
pertimbangan perorangan atau pertimbangan peneliti. Berdasarkan teknik
penentuan sampel tersebut, maka sampel harus memenuhi kriteria yang
ditentukan sebagai berikut :
1. Jenis kelamin laki-laki
2. Berminat untuk mengikuti latihan.
3. Sehat jasmani dan rohani
4. Bersedia menjadi sampel penelitian.
Berdasarkan kriteria tersebut diperoleh jumlah sampel sebanyak 60 orang. Dari
sejumlah mahasiswa yang mengikuti perkuliahan hoki dasar yang memenuhi
ketentuan, selanjutnya dites kemampuan geraknya., Kemudian dari 60 orang
sampel tersebut kemudian di rangking.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Hasil dari rangking kemudian ditentukan 20 orang kelompok dengan
kemampuan gerak tertinggi, 20 orang dengan kemampuan gerak sedang dan
20 orang dikelompokkan pada kemampuan gerak terendah. Kemudian dari
setiap 20 atlet yang terpilih dalam setiap taraf (kecuali kemampuan gerak
sedang) kemudian secara random ditetapkan dalam dua kelompok
pembelajaran, yaitu pendekatan pembelajaran progresif dengan kemampuan
gerak tinggi dan rendah. Pendekatan pembelajaran repetif dengan kemampuan
gerak tinggi dan rendah sehingga terbentuk empat kelompok latihan yang
jumlahnya sama.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, adalah :
1. Data kemampuan gerak dengan menggunakan barrow motor ability test,. (Johnson,
B.L., and Nelson, J.K, 1970:122-124). Barrow Motor Ability test terdiri dari
beberapa butir tes yaitu: Standing Board Jump, Soft Ball Throw, Zig zag Run,
Wall Pass, Medicine Ball Put, 60 Yard Dash, dengan validitas 0.95
Tabel 3. Data Reliabilitas dan Objektivitas Barrow Motor Ability Test
Test item Factor Reliability Objectivity Corelation
with criterion Standing Board Jump Power 0.895 0.996 0.759 Soft Ball Throw Arm-shoulder coordination 0.928 0.997 0.761 Zig zag Run Agility 0.795 0.996 0.736 Wall Pass Hand-eye coord 0.791 0.950 0.761 Medicine Ball Put Strength 0.893 0.997 0.736 60 Yard Dash. Speed 0.828 0.997 0.723 Sumber (Johnson, B.L., and Nelson, J.K, 1970: 122).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Dari hasil pengukuran tersebut kemudian, dari masing-masing item tes
dikonversi dalam t-skor dan selanjutnya dibuat norma secara keseluruhan untuk
menentukan kemampuan gerak umum tinggi dan rendah.
2. Data hasil belajar keterampilan menembak Hoki Lapangan diperoleh dengan tes Goal
shooting – straigt, right, left.. (Verducci, Frank M, 1980: 320-321), dengan
Validitas = 0,48 dan Reliabilitas = 0,92. Proses pengumpulan data meliputi tes
awal, pemberian treatment, dan tes akhir.
3. Uji reliabilitas tes
Uji reliabilitas pada tes bertujuan untuk mengetahui tingkat keajengan
hasil tes yang dilakukan. Hasil tes yang akan di uji reliabilitasnya adalah
barrow motor ability test dan tes Goal shooting – straigt, right, left. Walaupun telah ada
nilai reliabilitasnya, namun dibutuhkan untuk penyesuaikan karakteristik populasi,
sehingga dibutuhkan uji reliabilitas tesnya kembali. Hasil uji reliabilitas data
kemudian dikategorikan, dengan menggunakan pedoman tabel koefisien
korelasi dari Strand & Wilson dalam (Mulyono B, 2010 : 49), yaitu :
Tabel 4. Standard untuk Menginterpretasi Koefisien Korelasi Reliabilitas
Koefisien Reliabilita
.95 - .99 Excellent
.90 - .94 Very good
.80 - .89 Acceptable
.70 - .79 Poor
.60 - .69 Questionable Sumber. (Mulyono B, 2010 : 49)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
G. Teknik Analisis Data
Berdasarkan data yang diperoleh, teknik pengolahannya menggunakan
ANAVA Rancangan 2 x 2. Sebelum menguji dengan ANAVA terlebih dulu
dilakukan uji prasyarat analisis variansi dengan menggunakan uji normalitas dan
uji homogenitas, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Uji Prasyarat.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui apakah sampel penelitian
ini berasal dari populasi yang normal atau tidak. Sebelum dilanjutkan ke
uji hipotesis, maka harus dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas
sampel (Uji Lilliefors dengan α = 0,05 % ), (Sudjana, 2005: 466).
dengan rumus: s
xxz i
i
-=
(x dan s masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku sampel),
Langkah-langkah:
1) Pengamatan X1,X2,X3,………….Xn dijadikan bilangan baku
Z1,Z2,Z3,………..Zn, dengan menggunakan rumus:
Zi = { Xi – X }/ SD, dengan X dan SD berturut-turut merupakan rata-
rata dan simpangan baku.
2) Data dari sampel tersebut kemudian diurutkan dari skor terendah
sampai skor tertinggi.
3) Untuk tiap bilangan baku ini dan dengan menggunakan daftar
distribusi normal baku kemudian dihitung peluang F(Zi) = P(Z < Zi).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
4) Menghitung perbandingan antara nomor subyek I dengan subyek n
yaitu: S(Zi) = i/n.
5) Mencari selisih antara F(Zi) – S(Zi), dan ditentukan harga mutlaknya.
6) Menentukan harga terbesar dari harga mutlak diambil sebagai Lo.
Rumusnya: Lo = | F(Zi) – S(Zi) | maksimum.
Kriteria:
Lo < Ltab : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Lo > Ltab : Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi
normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas varians (Uji Bartlett dengan α = 0,05)
(Sudjana, 2005: 261) dengan rumus:
Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut:
1) Membuat tabel perhitungan yang terdiri dari kolom–kolom kelompok
sampel: dk (n-1), 1/dk, Sdi2, dan (dk) log Sdi2.
2) Menghitung varians gabungan dari semua sampel.
Rumusnya: ( )( )
( )11...............1 2
2
--
=n
SdnSD i
( )12 -= nSdLogB i
( )
1
2
2
21 -
-=å å
nn
xx
S
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
3) Menghitung X2
Rumusnya: X2 = (Ln) B-(n-1) Log Sdi 1………(2)
Dengan (Ln 10) = 2,3026
Hasilnya (X2 hitung) kemudian dibandingkan dengan (X2 tabel), pada taraf
signifikansi a = 0,05 dan dk (n-1).
4) Apabila X2 hitung < X2 tabel, maka Ho diterima. Artinya varians sampel
bersifat homogen. Sebaliknya apabila X2 hitung > X2 tabel, maka Ho
ditolak. Artinya varians sampel bersifat tidak homogen.
2. Uji Hipotesis.
Data hasil tes dianalisis dengan statistika anava dua jalur dan pengujian
hipotesis dengan perhitungan uji F pada taraf signifikan 0,05% yang
sebelumnya telah dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas sampel (uji
Lilliefors dengan α = 0,05 %) dan uji homogenitas varians (Uji Bartlett dengan
α = 0,05). Selanjutnya prosedur Analisis Variansi dua jalur secara rinci sebagai
berikut:
a. ANAVA Dua Jalan
Tabel 5. Ringkasan ANAVA
Sumber Variasi dk JK RJK Fo
Rata–rata Perlakuan B A
BA
1 a-1 b-1
(a-1) (b-1)
Ry
By
Ay BAy
R B A
BA
B/E A/E
BA/E
Kekeliruan ab(n-1) Ey E
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Keterangan:
B = Metode Pendekatan Pembelajaran
A = kemampuan Gerak
BA= Interaksi antara metode pendekatan pembelajaran dengan
kemampuan gerak
Langkah- langkah perhitungan:
a) 2
11
2ij
b
j
a
i
U=U åå å--
b) abn
R
b
j
a
i
y
åå--
=11
c) ( ) yij
b
j
a
i
RJJab -= åå--
2
11
d) ( ) yi
a
iy RbnbB -= å
-
/2
1
e) ( ) yi
b
jy RanaA -= å
-
/2
1
f) yyaby ABJb --=A
g) )(2yyyyy BAABR +---U=E
Kriteria Pengujian Hipotesis
Jika ( ) ( )211 VVFF --³ a , maka hipotesis nol ditolak.
Jika ( ) ( )211 VVFF --< a , maka hipotesis nol di terima dengan: dk
pembilang ( )1-KiV dan dk penyebut ( )aknknV -+= .............12 = taraf
signifikan untuk pengujian hipotesis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Keterangan:
åY2 : Jumlah kuadrat data.
Ry : Rata-rata peningkatan karena perlakuan.
By : Jumlah peningkatan berdasarkan metode latihan.
Ay : Jumlah peningkatan berdasarkan fleksibilitas togok.
Aby : Selisih antara jumlah peningkatan data keseluruhan dan jumlah.
peningkatan kelompok perlakuan dan fleksibilitas togok.
Jab : Selisih jumlah kuadrat data dan rata-rata peningkatan perlakuan.
b. Uji Rata-rata Rentang Newman–Keuls
Uji rata-rata setelah Anava adalah pengujian perbandingan nila-nilai rata-
rata yang berbeda secara signifikan dari hasil penghitungan Anava.
Pengujian rata-rata setelah Anava digunakan Uji Rentang Newman Keuls.
(Menurut Sudjana 1994: 36) langkah-langkah untuk melakukan uji
Newman–Keuls adalah sebagai berikut:
1) Susun k buah rata-rata perlakuan menurut urutan nilainya dari yang
terkecil sampai kedata yang terbesar.
2) Dari rangkaian ANAVA, diambil harga RJK disertai dk-nya.
3) Hitung kekeliruan buku rata-rata untuk setiap perlakuan dengan
rumus: ( )
NKekeliruanRJK
S Ey = RJK (Kekeliruan) juga didapat dari
hasil rangkuman ANAVA.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
4) Tentukan taraf signifikan a, lalu gunakan daftar rentang mahasiswa.
Untuk Uji Newman–Keuls, diambil V = dk dari RJK (Kekeliruan)
dan P = 2,3…,k. Harga–harga yang didapat dari bagian daftar
sebanyak (k-1) untuk V dan P supaya dicatat.
5) Kalikan harga–harga yang didapat di titik…….di atas masing–
masing yS dengan jalan demikian diperoleh apa yang dinamakan
rentang signifikan terkecil (RST).
6) Bandingkan selisih rata–rata terkecil dengan RST untuk mencari P-k
selisih rata–rata terbesar dan rata–rata terkecil kedua dengan RST
untuk P = (k-1), dan seterusnya. Demikian halnya perbandingan
selisih rata–rata terbesar kedua rata–rata terkecil dengan RTS untuk
P = (k-1), selisih rata-rata terbesar kedua dan selisih rata-rata
terkecil kedua dengan RST untuk P = (k-2), dan seterusnya. Dengan
jalan begitu semua akan ada ( )12/1 -kK pasangan yang harus
dibandingkan. Jika selisih–selisih yang didapat lebih besar dari pada
RST-nya masing–masing maka disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan antara rata–rata perlakuan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
c. Hipotesis Statistik
Hipotesa 1 210 bbH mm ³=
21 bbH A mm <=
Hipotesa 2 210 aaH mm ³=
21 aaH A mm <=
Hipotesa 3 00 =´= ABInteraksiH
0¹´= ABInteraksiH A
Keterangan
m = Nilai rata – rata
b1 = Kelompok metode pendekatan progresif
b2 = Kelompok metode pendekatan repetitif
a1 = Kelompok kemampuan gerak tinggi
a2 = Kelompok kemampuan gerak rendah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Dalam bab ini disajikan mengenai hasil penelitian beserta interpretasinya.
Penyajian hasil penelitian adalah berdasarkan analisis statistik yang dilakukan
pada keterampilan tembakan Hoki Lapangan. Berturut-turut berikut disajikan
mengenai deskripsi data, uji persyaratan analisis, pengujian hipotesis dan
pembahasan hasil penelitian.
A. Deskripsi Data
Deskripsi analisis data keterampilan tembakan Hoki Lapangan yang
dilakukan sesuai dengan kelompok yang dibandingkan disajikan sebagai berikut:
Tabel 6. Deskripsi Data Keterampilan Tembakan Hoki Lapangan Tiap Kelompok Berdasarkan Penggunaan Pendekatan Pembelajaran Dan Tingkat Kemampuan Gerak
Perlakuan Tingkat
Kemampuan Gerak
Statistik Nilai
Pendekatan Pembelajaran Bagian Progresif
Tinggi
Jumlah 586,5 Rerata 58,650 SD 7,008
Rendah
Jumlah 477,5 Rerata 47,750 SD 5,240
Pendekatan Pembelajaran Bagian Repetitif
Tinggi
Jumlah 454 Rerata 45,400 SD 4,427
Rendah
Jumlah 480,5 Rerata 48,050 SD 5,515
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
Gambaran menyeluruh dari nilai rata-rata keterampilan tembakan Hoki
Lapangan maka dapat dibuat histogram perbandingan nilai-nilai sebagai berikut:
Gambar 2. Histogram Nilai Rata-Rata Keterampilan Tembakan Hoki Lapangan Tiap Kelompok Berdasarkan Penggunaan Pendekatan Pembelajaran Bagian Dan Tingkat Kemampuan Gerak
Keterangan:
BP = Kelompok pendekatan pembelajaran bagian progresif
BR = Kelompok pendekatan pembelajaran bagian repetitif
KG T = Kelompok kemampuan gerak tinggi
KG R = Kelompok kemampuan gerak rendah
Masing-masing sel (kelompok perlakuan) memiliki nilai keterampilan
tembakan Hoki Lapangan yang berbeda. Nilai nilai keterampilan tembakan Hoki
Lapangan masing-masing sel (kelompok perlakuan) dapat dilihat pada tabel
berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
Tabel 7. Nilai Keterampilan Tembakan Hoki Lapangan Masing-Masing Sel (Kelompok Perlakuan)
No Kelompok Perlakuan (Sel)
Nilai Keterampilan Tembakan Hoki Lapangan
1 A1B1 (KP1) 0.55 2 A1B2 (KP2) 0.42 3 A2B1 (KP3) 0.42 4 A2B2 (KP4) 0.43
Nilai rata-rata keterampilan tembakan Hoki Lapangan yang dicapai tiap
kelompok perlakuan disajikan dalam bentuk histogram sebagai berikut:
Gambar 3. Histogram Nilai Rata-Rata Keterampilan Tembakan Hoki Lapangan Pada Tiap Kelompok Perlakuan.
Keterangan :
KP1 = Kelompok pendekatan pembelajaran bagian progresif pada tingkat
kemampuan gerak tinggi
KP2 = Kelompok pendekatan pembelajaran bagian progresif pada tingkat
kemampuan gerak rendah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
KP3 = Kelompok pendekatan pembelajaran bagian repetitif memiliki kemampuan
gerak Tinggi
KP4 = Kelompok pendekatan pembelajaran bagian repetitif pada tingkat ke
mampuan gerak rendah
Jika antara kelompok mahasiswa yang mendapat pendekatan pembelajaran
bagian progresif dan dengan pendekatan pembelajaran bagian repetitif
dibandingkan, maka dapat diketahui bahwa kelompok perlakuan pendekatan
pembelajaran bagian progresif memiliki nilai keterampilan tembakan Hoki
Lapangan yang lebih tinggi dari pada kelompok pendekatan pembelajaran bagian
repetitif. Besarnya selisih nilai keterampilan tembakan Hoki Lapangan antara
pendekatan pembelajaran bagian progresif dan repetitif adalah sebesar 6.48.
Jika antara kelompok mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi
dan rendah dibandingkan, maka dapat diketahui bahwa kelompok mahasiswa
yang memiliki kemampuan gerak tinggi memiliki nilai keterampilan tembakan
Hoki Lapangan sebesar 4.13 lebih baik dari pada kelompok mahasiswa yang
memiliki kemampuan gerak rendah.
B. Pengujian Prasyarat Analisis
1. Uji Normalitas
Sebelum dilakukan analisis data perlu diuji distribusi kenormalannya.
Uji normalitas data dalam penelitian ini digunakan metode Lilliefors. Hasil uji
normalitas data yang dilakukan pada tiap kelompok adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
Tabel 8. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data
Kelompok Perlakuan N M SD Lhitung Ltabel 5% Kesimpulan
KP1 10 58,650 7,008 0,1669 0.258 Berdistribusi Normal KP2 10 47,750 5,240 0,1801 0.258 Berdistribusi Normal KP3 10 45,400 4,427 0,1443 0.258 Berdistribusi Normal KP4 10 48,050 5,515 0,1611 0.258 Berdistribusi Normal
Dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada KP1 diperoleh nilai Lo =
0.1669. Di mana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas penolakan pada
taraf signifikansi 5% yaitu 0.258. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
data pada KP1 termasuk berdistribusi normal. Dari hasil uji normalitas yang
dilakukan pada KP2 diperoleh nilai Lo = 0.1801, yang ternyata lebih kecil dari
angka batas penolakan hipotesis nol menggunakan signifikansi 5% yaitu
0.258. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada KP2 termasuk
berdistribusi normal. Dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada KP3
diperoleh nilai Lo = 0.1443. Di mana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas
penolakan menggunakan signifikansi 5% yaitu 0.258. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa data pada KP3 termasuk berdistribusi normal. Adapun dari
hasil uji normalitas yang dilakukan pada KP4 diperoleh nilai Lo = 0.1611 yang
ternyata juga lebih kecil dari angka batas penolakan hipotesis nol
menggunakan signifikansi 5% yaitu 0.258. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa data pada KP4 juga termasuk berdistribusi normal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dimaksudkan untuk menguji kesamaan varians antara
kelompok 1 dengan kelompok 2. Uji homogenitas pada penelitian ini
dilakukan dengan uji Bartlet. Hasil uji homogenitas data antara kelompok 1
dan kelompok 2 adalah sebagai berikut:
Tabel 9. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data
∑ Kelompok Ni SD2gab χ2
o χ2tabel 5% Kesimpulan
4 10 31.647 1.991 7.81 Varians homogen
Dari hasil uji homogenitas diperoleh nilai χ2o = 1.991. Sedangkan
dengan K - 1 = 4 – 1 = 3, angka χ2tabel 5% = 7,81, yang ternyata bahwa nilai χ2
o
= 1.991 lebih kecil dari χ2tabel 5% = 7.81. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
antara kelompok dalam penelitian ini memiliki varians yang homogen.
C. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis penelitian dilakukan berdasarkan hasil analisis analisis
varians. Uji rentang Newman-Keuls ditempuh sebagai langkah-langkah uji rata-
rata setelah Anava. Berkenaan dengan hasil analisis varians dan uji rentang
Newman-Keuls, ada beberapa hipotesis yang harus diuji. Urutan pengujian
disesuaikan dengan urutan hipotesis yang dirumuskan pada bab II.
Hasil analisis data, yang diperlukan untuk pengujian hipotesis sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
Tabel 10. Ringkasan Nilai Rata-rata Keterampilan tembakan Hoki Lapangan Berdasarkan Jenis Pendekatan pembelajaran Bagian Dan Tingkat Kemampuan Gerak.
Variabel Rerata Nilai Keterampilan Tembakan Hoki Lapangan
A1 A2
B1 B2 B1 B2
Score 58,65 47,75 45,40 48,05 Keterangan :
A1 = Pendekatan pembelajaran bagian progresif.
A2 = Pendekatan pembelajaran bagian repetitif.
B1 = Kelompok mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi
B2 = Kelompok mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak rendah
Tabel 11. Ringkasan Hasil Analisis Varians untuk Penggunaan Pendekatan Pembelajaran (A1 dan A2)
Sumber Variasi
dk JK RJK Fo Ft
A 1 419,2563 419,256 13,2481 4,11 Kekeliruan 36 1139,2750 31,647
Tabel 12. Ringkasan Hasil Analisis Varians Untuk Tingkat Kemampuan Gerak
(B1 dan B2) Sumber Variasi
dk JK RJK Fo Ft
B 1 170,1563 170,156 5,3768 4,11
Kekeliruan 36 1139,2750 31,647
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
Tabel 13. Ringkasan Hasil Analisis Varians Dua Faktor Sumber Variasi dk JK RJK Fo Ft
Rata-rata
Perlakuan 1 99850,0563 99850,056
A 1 419,2563 419,256 13,2481 4,11
B 1 170,1563 170,156 5,3768 4,11
AB 1 459,0063 459,006 14,5042 4,11
Kekeliruan 36 1139,2750 31,647
Total 40 102037,7500
Tabel 14. Ringkasan Hasil Uji Rentang Newman-Keuls Setelah Analisis Varians
KP
A2B1 A1B2 A2B2 A1B1 RST Rerata
45,400
47,750
48,050
58,650
A2B1 45,400 - 2,350 2,650 13,250 * 5,1412 A1B2 47,750 - 0,300 10,900 * 6,1907 A2B2 48,050 - 10,600 * 6,8312 A1B1 58,650 - Keterangan ; Yang bertanda * signifikan pada P £ 0,05.
Berdasarkan hasil analisis data di atas dapat dilakukan pengujian hipotesis
sebagai berikut:
1. Pengujian Hipotesis I
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan pembelajaran
bagian progresif memiliki nilai keterampilan yang berbeda dengan
pendekatan pembelajaran bagian repetitif. Hal ini dibuktikan dari nilai Fhitung
= 13.248 > Ftabel = 4.11. Dengan demikian hipotesa nol (H0) ditolak. Yang
berarti bahwa pendekatan pembelajaran bagian progresif memiliki nilai
keterampilan yang berbeda dengan pendekatan pembelajaran bagian repetitif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
dapat diterima kebenarannya. Dari analisis lanjutan diperoleh bahwa ternyata
pendekatan pembelajaran bagian progresif memiliki nilai keterampilan yang
lebih baik dari pada pendekatan pembelajaran bagian repetitif, dengan rata-
rata masing-masing yaitu 53.20 dan 46.73.
2. Pengujian Hipotesis II
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang memiliki
kemampuan gerak tinggi memiliki nilai keterampilan tembakan Hoki
Lapangan yang berbeda dengan mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak
rendah. Hal ini dibuktikan dari nilai Fhitung = 5.377 > Ftabel = 4.11. Dengan
demikian hipotesa nol (H0) ditolak. Yang berarti bahwa mahasiswa yang
memiliki kemampuan gerak tinggi memiliki nilai keterampilan tembakan
Hoki Lapangan yang berbeda dengan mahasiswa yang memiliki kemampuan
gerak rendah dapat diterima kebenarannya.
Dari analisis lanjutan diperoleh bahwa ternyata mahasiswa yang
memiliki kemampuan gerak tinggi memiliki nilai keterampilan tembakan
Hoki Lapangan yang lebih baik dari pada mahasiswa yang memiliki
kemampuan gerak rendah, dengan rata-rata masing-masing 52.03 dan 47.90.
3. Pengujian Hipotesis III
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara
pendekatan pembelajaran bagian dan tingkat kemampuan gerak sangat
bermakna. Karena Fhitung = 14.504 > Ftabel = 4.11. Dengan demikian hipotesa
nol ditolak. Terdapat interaksi yang signifikan antara jenis pendekatan
pembelajaran bagian dan tingkat kemampuan gerak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Pembahasan hasil penelitian ini memberikan penafsiran yang lebih lanjut
mengenai hasil-hasil analisis data yang telah dikemukakan. Berdasarkan
pengujian hipotesis telah menghasilkan dua kelompok kesimpulan analisis yaitu :
(a) Ada perbedaan pengaruh yang bermakna antara faktor-faktor utama
penelitian. Faktor utama yang diteliti meliputi:
1) Perbedaan jenis pendekatan pembelajaran
2) Perbedaan tingkat kemampuan gerak
(b) Ada interaksi yang bermakna antara faktor-faktor utama dalam bentuk
interaksi dua faktor.
Kelompok kesimpulan analisis dapat dipaparkan lebih lanjut sebagai
berikut:
1. Perbedaan Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Bagian Progresif Dan Bagian
Repetitif
Berdasarkan pengujian hipotesis pertama ternyata ada perbedaan
pengaruh yang nyata antara kelompok mahasiswa yang mendapatkan
pendekatan pembelajaran bagian progresif dan kelompok mahasiswa yang
mendapatkan pendekatan pembelajaran bagian repetitif terhadap nilai
keterampilan tembakan Hoki Lapangan. Pada kelompok mahasiswa yang
mendapat pendekatan pembelajaran bagian progresif mempunyai nilai
keterampilan tembakan Hoki Lapangan yang lebih baik dibandingkan dengan
kelompok mahasiswa yang mendapat pendekatan pembelajaran bagian
repetitif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
Penggunaan pendekatan pembelajaran progresif membuat anak lebih
menguasai bagian-bagian teknik gerakan keterampilan tembakan Hoki
Lapangan. Penguasaan teknik lebih kuat karena elemen gerak telah dikuasai
sebelumnya. Melalui pendekatan pembelajaran bagian progresif mahasiswa
lebih mudah dalam penggabungan atau koordinasi elemen gerak selanjutnya,
karena dari awal sudah dipelajari dan diajar mengenai penggabungan elemen
geraknya. Pendekatan pembelajaran bagian progresif menekankan tiap bagian
dikuasai terlebih dahulu dengan baik kemudian baru dilanjutkan penguasaan
bagian berikutnya sehingga anak yang baru belajar keterampilan tembakan
Hoki Lapangan akan lebih sempurna dan baik dalam gerakannya. Pendekatan
pembelajaran bagian progresif lebih memperkuat pembentukan keterampilan
gerakan karena elemen-elemen gerak harus dikuasai terlebih dahulu baru
dilakukan penggabungan terhadap elemen gerak selanjutnya.
Dari angka-angka yang dihasilkan dalam analisis data menunjukkan
bahwa perbandingan rata-rata keterampilan tembakan Hoki Lapangan yang
dihasilkan oleh pendekatan pembelajaran bagian progresif lebih tinggi 6.48
dari pada dengan pendekatan pembelajaran bagian repetitif.
2. Perbandingan Antara Taraf Kemampuan Gerak Tinggi dan Rendah
Berdasarkan pengujian hipotesis ke dua ternyata ada perbedaan
pengaruh yang nyata antara kelompok mahasiswa dengan kemampuan gerak
tinggi dan kemampuan gerak rendah terhadap nilai keterampilan tembakan
Hoki Lapangan. Pada kelompok mahasiswa dengan kemampuan gerak tinggi
mempunyai nilai keterampilan tembakan Hoki Lapangan lebih baik dibanding
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
kelompok mahasiswa dengan kemampuan gerak rendah. Pada kelompok
mahasiswa kemampuan gerak tinggi memiliki potensi yang besar untuk
menguasai keterampilan gerak yang baru dipelajari dari pada mahasiswa yang
memiliki kemampuan gerak rendah.
Mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi memiliki potensi
yang lebih tinggi dari pada mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak
rendah. Kemampuan gerak merupakan modalitas untuk melakukan
pembelajaran keterampilan. Kemampuan gerak merupakan kemampuan yang
mendasari dari gerak yang dilakukan seseorang. Kemampuan gerak
merupakan unsur yang sangat penting bagi mahasiswa sebab kemampuan
gerak mahasiswa merupakan dasar dalam pembentukan keterampilan
mahasiswa Kemampuan gerak yang baik menunjang kesiapan mahasiswa
untuk melakukan pembelajaran keterampilan. Mahasiswa yang memiliki
kemampuan gerak tinggi memiliki kemampuan untuk beradaptasi terhadap
keterampilan gerak keterampilan tembakan Hoki Lapangan yang lebih baik,
dari pada mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak rendah.
Dari angka-angka yang dihasilkan dalam analisis data menunjukkan
bahwa perbandingan rata-rata keterampilan tembakan Hoki Lapangan pada
mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi 4.13 yang lebih tinggi
dari pada kelompok mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak rendah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
3. Pengaruh Interaksi Antara Pendekatan Pembelajaran Bagian Dengan Tingkat
Kemampuan gerak
Dari tabel ringkasan hasil analisis varian dua faktor, nampak bahwa
faktor-faktor utama penelitian dalam bentuk dua faktor menunjukkan
interaksi yang nyata. Untuk kepentingan pengujian bentuk interaksi AB
terbentuklah tabel dibawah ini.
Tabel 15. Pengaruh Sederhana, Pengaruh Utama, dan Interaksi Faktor, A dan B Terhadap Keterampilan Tembakan Hoki Lapangan
Faktor A = Pendekatan Pembelajaran Bagian
B = Kemampuan
gerak
Taraf a1 a2 Rerata a1 – a2 b1 58,650 45,400 52,025 13,250 b2 47,750 48,050 47,900 0,300
Rerata 53,200 46,725 49,963 4,125 b1 – b2 10,900 2,650 6,475
Interaksi antara dua faktor penelitian dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4. Interaksi antara dua faktor penelitian pendekatan pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
Gambar 5. Bentuk Interaksi Perubahan Besarnya Nilai Keterampilan Tembakan Hoki Lapangan
Keterangan :
: A1 = Pendekatan pembelajaran bagian progresif
: A2 = Pendekatan pembelajaran bagian repetitif.
: B1 = Kemampuan gerak tinggi
: B2 = Kemampuan gerak rendah
Atas dasar gambar di atas, bahwa bentuk garis perubahan besarnya
nilai keterampilan tembakan Hoki Lapangan adalah tidak sejajar dan
bersilangan. Garis perubahan nilai keterampilan antar kelompok memiliki
suatu titik pertemuan atau persilangan. Antara jenis pendekatan pembelajaran
bagian dan tingkat kemampuan gerak memiliki titik persilangan. Berarti
terdapat interaksi yang signifikan diantara keduanya. Gambar tersebut
menunjukkan bahwa kemampuan gerak berpengaruh terhadap hasil
pembelajaran keterampilan tembakan Hoki Lapangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
Nilai-nilai keterampilan tembakan Hoki Lapangan masing-masing sel
dapat diperbandingkan sebagai berikut:
a. Mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi dengan pendekatan
pembelajaran bagian repetitif, memiliki nilai keterampilan tembakan Hoki
Lapangan sebesar 45.40. Mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi
dengan pendekatan pembelajaran bagian progresif, memiliki nilai
keterampilan tembakan Hoki Lapangan sebesar 58.65.
b. Mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak rendah dengan pendekatan
pembelajaran bagian progresif, memiliki nilai keterampilan tembakan Hoki
Lapangan sebesar 47.75.Mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak rendah
pendekatan pembelajaran bagian repetitif, memiliki nilai keterampilan
tembakan Hoki Lapangan sebesar 48.05.
Berdasarkan hasil penelitian yang dicapai, ternyata mahasiswa yang
memiliki kemampuan gerak rendah dengan pendekatan pembelajaran bagian
repetitif, memiliki nilai keterampilan tembakan Hoki Lapangan yang lebih baik
dibandingkan mahasiswa dengan kemampuan gerak tinggi dan mendapat
perlakuan pendekatan pembelajaran bagian repetitif. Mahasiswa yang memiliki
kemampuan gerak tinggi memiliki nilai keterampilan tembakan Hoki Lapangan
yang besar jika diajar dengan pendekatan pembelajaran bagian progresif.
Keefektifan penggunaan pendekatan pembelajaran bagian dipengaruhi oleh
klasifikasi kemampuan gerak yang dimiliki mahasiswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang telah dilakukan,
dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara pendekatan pembelajaran
bagian progresif dan repetitif terhadap keterampilan menembak Hoki
Lapangan. Pengaruh pendekatan pembelajaran bagian progresif lebih besar
dari pada pendekatan pembelajaran bagian repetitif.
2. Ada perbedaan keterampilan menembak Hoki Lapangan yang signifikan
antara mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi dengan
kemampuan gerak rendah. Nilai keterampilan menembak Hoki Lapangan
pada mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi lebih besar dari pada
yang memiliki kemampuan gerak rendah.
3. Terdapat pengaruh interaksi yang signifikan antara pendekatan pembelajaran
bagian dan tingkat kemampuan gerak terhadap keterampilan menembak Hoki
Lapangan.
(a) Mahasiswa dengan kemampuan gerak tinggi lebih cocok jika diberikan
pendekatan pembelajaran bagian progresif.
(b) Mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak rendah lebih cocok jika
diberikan pendekatan pembelajaran bagian repetitif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
B. Implikasi
Kesimpulan dari hasil penelitian ini dapat mengandung pengembangan ide
yang lebih luas jika dikaji pula tentang implikasi yang ditimbulkan. Atas dasar
kesimpulan yang telah diambil, dapat dikemukakan implikasinya sebagai berikut:
1. Pendekatan pembelajaran bagian dan kemampuan gerak merupakan variabel-
variabel yang mempengaruhi nilai keterampilan menembak Hoki Lapangan.
2. Pendekatan pembelajaran bagian progresif ternyata memberikan pengaruh
yang lebih tinggi terhadap keterampilan menembak Hoki Lapangan. Kebaikan
pendekatan pembelajaran bagian progresif ini dapat dipergunakan sebagai
solusi bagi pengajar dan pelatih dalam upaya meningkatkan keterampilan
menembak Hoki Lapangan.
3. Berkenaan dengan penerapan kedua bentuk penggunaan pendekatan
pembelajaran bagian dapat meningkatkan keterampilan menembak Hoki
Lapangan, masih ada faktor lain yaitu kemampuan gerak. Hasilnya
menunjukkan bahwa ada perbedaan nilai keterampilan menembak Hoki
Lapangan yang sangat signifikan antara kelompok kemampuan gerak tinggi
dan kemampuan gerak rendah. Hal ini mengisyaratkan kepada pengajar dan
pelatih, upaya nilai keterampilan menembak Hoki Lapangan hendaknya
memperhatikan faktor kemampuan gerak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini maka kepada pengajar dan pelatih diberikan
saran-saran sebagai berikut:
1. Pendekatan pembelajaran bagian merupakan pembelajaran yang cukup efektif
untuk meningkatkan keterampilan menembak Hoki Lapangan, sehingga
disarankan agar dosen, guru dan pelatih memprogramkan pendekatan
pembelajaran bagian untuk meningkatkan kemampuan keterampilan
menembak Hoki Lapangan.
2. Pendekatan pembelajaran bagian progresif memiliki pengaruh yang lebih baik
dalam meningkatkan keterampilan menembak Hoki Lapangan, sehingga
pengajar dan pelatih lebih memilih pendekatan pembelajaran bagian progresif
dalam upaya meningkatkan hasil keterampilan menembak Hoki Lapangan
mahasiswanya.
3. Penerapan penggunaan pendekatan pembelajaran bagian untuk meningkatkan
keterampilan menembak Hoki Lapangan, perlu memperhatikan faktor
kemampuan gerak.