perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

131
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN GERAK TERHADAP HASIL BELAJAR SEPAK DAN TAHAN BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA (Studi Eksperimen Pendekatan Pembelajaran Bermain dan Drill pada Siswa Putra SD Muhammadiyah 3 Nusukan Surakarta) TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Megister Program Studi Ilmu Keolahragaan Diajukan oleh : KODRAD BUDIYONO NIM: A.120809114 PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING

Transcript of perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

Page 1: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN GERAK TERHADAP HASIL BELAJAR

SEPAK DAN TAHAN BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA

(Studi Eksperimen Pendekatan Pembelajaran Bermain dan Drill pada Siswa Putra SD Muhammadiyah 3 Nusukan Surakarta)

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Megister

Program Studi Ilmu Keolahragaan

Diajukan oleh : KODRAD BUDIYONO

NIM: A.120809114

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2011

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING

Page 2: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN DAN PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN GERAK TERHADAP HASIL BELAJAR SEPAK DAN

TAHAN BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA

(Studi Eksperimen Pendekatan Pembelajaran Bermain dan Drill pada Siswa Putra SD Muhammadiyah 3 Nusukan Surakarta)

Disusun Oleh

KODRAD BUDIYONO A. 120809114

Telah Disetujui Oleh Tim Pembimbing

Dewan Pembimbing :

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal Pembimbing I Prof. Dr. H. M. Furqon H, M.Pd ……… ……….

NIP. 196007271987021001 Pembimbing II Prof. Dr. dr. Muchsin Doewes, AIFO ……… ………. NIP. 194805311976031001

Mengetahui

Ketua Program Studi Ilmu Keolahragan

Prof. Dr. Sugiyanto NIP. 194911081976091001

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI

Page 3: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN DAN PEMBELAJARAN DAN

KEMAMPUAN GERAK TERHADAP HASIL BELAJAR SEPAK DAN

TAHAN BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA

(Studi Eksperimen Pendekatan Pembelajaran Bermain dan Drill pada Siswa Putra SD Muhammadiyah 3 Nusukan Surakarta)

Disusun Oleh

KODRAD BUDIYONO A. 120809114

Telah Disetujui Oleh Tim Pembimbing

Dewan Pembimbing : Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal Ketua Prof. Dr. Sugiyanto ……………… …….... Sekretaris Dr. Agus Kristiyanto, M. Pd ……………… …….... Anggota Penguji 1. Prof. Dr. H. M. Furqon H, M. Pd ………………. …........ 2. Prof. Dr. dr.Muchsin Doewes, AIFO …………….... ………

Mengetahui

Ketua Program Studi Prof. Dr. Sugiyanto ………………

.……..

Ilmu Keolahragaan NIP. 194911081976091001

Direktur Program Prof. Drs. Suranto, M. Sc, Ph. D ………………

………

Pascasarjana NIP. 19570820198501004

Page 4: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

PERNYATAAN

Yang bertandatangan di bawah ini, saya :

Nama : Kodrad Budiyono

NIM : A. 120809114

Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa tesis yang berjudul, “PERBEDAAN

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN

GERAK TERHADAP HASIL BELAJAR SEPAK DAN TAHAN BOLA

DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA“ adalah benar-benar karya sendiri. Hal-

hal yang bukan karya saya dalam tesis ini diberi tanda citasi dan ditunjukkan

dalam daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak

benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik yang berupa pencabutan

tesis dan gelar yang saya peroleh dari tesis tersebut.

Surakarta,

Yang Membuat Pernyataan

Kodarad Budiyono NIM. A. 120809114

Page 5: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

MOTTO

“Hidup adalah amanah“

Page 6: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan kepada :

Page 7: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Kakak-kakak tercinta yang selalu memotivasi dan mengiringi langkah-langkahku di

setiap saat.

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim,

Dengan memanjatkan Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan berkat dan rahmat Nya, sehingga tesis saya yang berjudul

“Perbedaan Pengaruh Pendekatan Pembelajaran dan Kemampuan Gerak

Terhadap Hasil Belajar Sepak Dan Tahan Bola Dalam Permainan Sepak

Bola“, dapat saya selesaikan dengan baik.

Tesis ini tidak mungkin dapat diselesaikan tanpa bimbingan dan bantuan serta

dukungan dari semua pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini perkenankanlah saya

menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada :

Page 8: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

a. Prof. Dr. dr. Moch. Syamsulhadi, Sp. KJ (K), Rektor Universitas Sebelas Maret

Surakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti

pendidikan Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc,Ph.D, Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas

Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

mengikuti pendidikan di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

c. Prof. Dr. H. M. Furqon H,M.Pd, Sebagai Pembimbing I, yang telah mencurahkan

pikiran, waktu dan tenaga untuk memberikan bimbingan dan arahan sampai

terselesaikannya tesis ini.

d. Prof. Dr. dr. H. Muchsin Doewes, AIFO, Pembimbing II yang telah secara seksama

dan dengan penuh kesabaran dalam mencurahkan pikiran, waktu, serta tenaga

untuk memberikan bimbingan sampai tesis ini dapat selesai.

e. Prof. Dr. Sugiyanto, Sebagai Ketua Prodi Ilmu Keolahragaan Universitas Sebelas

Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

mengikuti pendidikan Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

f. Prof. Dr.Ir.H. Ongko Cahyono, M.Sc, Rektor Universitas Tunas Pembangunan

Surakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti

pendidikan Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

g. Drs. Nurrudin Priya Budi Santoso, M.Or., Dekan FKIP UTP Surakarta yang telah

memberikan izin penelitian di JPOK FKIP UTP Surakarata.

h. Drs. Teddy Agoeng. PD 3 FKIP UTP Surakarta, yang selalu member motivasi dan

semangat.

i. Rekan-rekan Program Pascasarjana IOR angkatan 2009 yang telah membantu dalam

proses penyelesaian penulisan tesis ini.

j. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, atas bantuan baik moril atau

materiil sehingga dapat terselesaikan penulisan tesis ini.

Semoga Allah SWT memberikan balasan atas semua kebaikan yang diberikan

dengan tulus dan ikhlas. Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna,

oleh sebab itu, penulis mengharap saran dan kritik yang bersifat membangun sebagai

bekal demi kesempurnaan tesis ini.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Page 9: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Surakarta, Januari 2011

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ………………………………………………… i

HALAMAN PENGESAHAN …………………………………..….. ii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI………………………….. iii

HALAMAN PERNYATAAN……………………………………… iv

MOTTO……………………………………………………………… v

HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………. vi

KATA PENGANTAR………………………………………………. vii

DAFTAR ISI ………………………………………………………… ix

DAFTAR TABEL…………………………………………………… xi

DAFTAR GAMBAR………………………………………………… xii

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………… xiii

Page 10: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

ABSTRAK……………………………………………………………. xiv

ABSTRACT…………………………………………………………... xv

BAB I.PENDAHULUAN ……………………………………............. 1

A. Latar Belakang Masalah ……...………...…………………….. 1

B. Perumusan Masalah ………………………………..………….. 10

C. Tujuan Penelitian ……………………………..……………….. 11

D. Manfaat Penelitian ………………………………………..… 11

BAB II.KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR .…………. 13

A. Kajian Teori……. ……………………………………………….. 13

1. Permainan Sepakbola……………………………..................... 13

a. Hakekat Permainan Sepakbola…………………………….. 13

b. Sepak dan Tahan Bola dalam Permainan Sepakbola..……. 16

2. Pendekatan Pembelajaran.……..……………………….…….. 20

a. Pendekatan Pembelajaran Bermain……………………….. 32

b. Pendekatan Pembelajaran Drill……….…………………… 38

3. Kemampuan Gerak …….…………………………………….. 42

a. Gerakan yang Terampil dan Efisien pada Anak-anak……... 55

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Gerak…… 68

c. Peranan Kemampuan Gerak dalam Sepakbola…………… 70

B. Penelitian yang Relevan…………………………………………. 75

C. Kerangka Berfikir……………………………...………………… 76

D. Rumusan Hipotesis………………….……………....…….…........ 79

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN …………………………… 80

A. Tempat dan Waktu Penelitian…………………………………… 80

B. Metode dan Rancangan Penelitian…….………………………… 81

C. Variabel Penelitian………………………………………………. 83

D. Definisi Operasional Variabel Penelitian………...………………. 84

E. Populasi dan Sampel …………………………………………….. 85

F. Teknik Pengumpulan Data ……………………………………… 87

G. Teknik Analisis Data ……………………………………………. 89

Page 11: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

BAB IV. HASIL PENELITIAN……………………………………….. 95

A. Deskripsi Data……………………………………………………. 95

B. Pengujian Persyaratan Analisis…………………………………… 99

C. Pengujian Hipotesis………………………………………………. 101

D. Pembahasan Hasil Penelitian……………………………………... 105

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN……………….. 110

A. Kesimpulan……………………………………………………….. 110

B. Implikasi…………………………………………………………… 111

C. Saran…………………………………………………………........ 112

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………... 113

LAMPIRAN……………………………………………………………... 116

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Gerak Dasar.......

68

Tabel 2. Rancangan Penelitian Faktorial 2 x 2 …………………………... 82

Tabel 3. Ringkasan ANAVA untuk Uji Reliabilitas……………………..... 88

Tabel 4. Ringkasan ANAVA untuk Eksperimen Faktorial 2X2…………... 92

Tabel 5. Deskripsi Data Hasil Tes Kemampuan Sepak Dan Tahan Bola tiap

Kelompok Berdasarkan Pendekatan Pembelajaran dan Kemampuan

Gerak Siswa……………………………………………………… 96

Tabel 6. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Distribusi Frekwensi

Populasi……………………………………………………….. 99

Page 12: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Tabel 7. Rangkuman Hasil Uji Homogenites pada Populasi…………… 100

Tabel 8. Ringkasan Nilai Rata-rata Kemampuan Gerak Dasar

Berdasarkan Jenis Pembelajaran dan Kemampuan Gerak

Siswa…………………………………………………………… 101

Tabel 9. Ringkasan Hasil Analisis Varians untuk Penggunaan Metode

Pembelajaran (A1 dan A2)…………………………………………… 102

Tabel 10. Ringkasan Hasil Analisis Varians untuk Usia Siswa

(B1 dan B2)………………………………………………………….. 102

Tabel 11. Ringkasan Hasil Analisis Varians Dua Faktor…………………….. 103

Tabel 12. Ringkasan Hasil Uji Rentang Newman-Keuls

Setelah Analisis Varians……………………………..…………….. 103

Tabel 13. Pengaruh Sederhana, Pengaruh Utama, dan Interaksi Faktor, A dan B

Terhadap Kemampuan Sepak dan Tahan bola………………………

107

Page 13: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

DAFTAR GAMBAR

Hala

man

Gambar 1. Cara Menendang Bola…………………………….....……….... 17

Gambar 2. Cara Menerima Bola…..………………………… ………….... 19

Gambar 3. Komponen Gerakan Efisien………………………….……....... 55

Gambar 4. Histogram Nilai Rata-rata Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan

Sepak dan Tahan Bola Tiap Kelompok Berdasarkan Pendekatan

Pembelajaran dan Kemampuan Gerak Siswa…………………. 97

Gambar 5. Histrogram Nilai Rata-rata Peningkatan Kemampuan Sepak dan

Tahan Bola Pada Tiap Kelompok Perlakuan….……………........ 98

Gambar 6. Bentuk Interaksi Perubahan Besarnya Peningkatan Kemampuan

Sepak dan Tahan Bola…………………………………..…......... 107

Page 14: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Tes Sepak dan Tahan Bola…………..………….................

116

Lampiran 2. Petunjuk Pelaksanaan Tes Kemampuan Gerak……....…...

118

Lampiran 3. Foto-Foto Pelaksanaan Penelitian Pendekatan

Pembelajaran dan Kemampuan Gerak …………………

122

Lampiran 4 Data hasil Tes Sepak dan Tahan Bola........……………....

129

Lampiran 5. Data hasil Tes Kemampuan Gerak……….……………..... 130

Lampiran 6. Rekapitulasi Data Hasil Tes Sepak dan Tahan Bola

Berdasarkan Rangking…………………………………… 136

Page 15: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

ABSTRAK

KODRAD BUDIYONO. A 120809114, Perbedaan Pengaruh Pendekartan Pembelajaran dan Kemampuan Gerak Terhadap Hasil Belajar Sepak dan Tahan Bola Pada Permainan Sepakbola (Studi Eksperimen Pendekatan Pembelajaran Bermain dan Drill Pada Siswa Putra SD Muhammadiyah 3 Nusukan). Tesis:Surakarta. Program Pascasarjana UNS Surakarta, Januari 2011.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Perbedaan pengaruh antara pendekatan pembelajaran bermain dan Drill terhadap hasil belajar sepak dan tahan bola pada permainan sepakbola. (2) Perbedaan pengaruh hasil belajar sepak dan tahan bola antara siswa yang berkemampuan gerak rendah dan tinggi. (3) Pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajaran dan kemapuan gerak terhadap hasil belajar sepak dan tahan bola pada permainan sepakbola.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan rancangan faktorial 2 x 2. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa putra SD Muhammadiyah 3 Nusukan Surakarta yang berjumlah 60 siswa. Sampel dalam penelitian ini adalah 40 siswa yang diambil dengan teknik Purposive Random Sampling. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah ANAVA dua jalur yang dilanjutkan dengan uji Rentang Newman-Kleus pada taraf signifikansi a = 0.05.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara pendekatan pembelajaran bermain dan drill terhadap hasil belajar sepak dan tahan bola. (2) Ada perbedaan hasil belajar sepak dan tahan bola yang signifikan antara siswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi dan kemampuan gerak. (3) Ada pengaruh interaksi yang signifikan antara pendekatan pembelajaran bermain dan tingkat tingkat kemampuan gerak terhadap hasil belajar sepak dan tahan bola: a) siswa dengan kemampuan gerak tinggi lebih cocok jika diberikan pendekatan pembelajaran bermain. b) Mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak rendah lebih cocok jika diberikan pendekatan pembelajaran drill.

Kata – kata kunci : Pendekatan pembelajaran, kemampuan gerak, dan hasil belajar sepak dan tahan bola.

Page 16: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

ABSTRACT KODARD BUDIYONO. A120809114, the differences of the studying approach effect and the motor ability to the result of the football studies and the defence of the ball in the football game (the experiment studies of the game learning approach and drill to the boy students of SD Muhammadiyah 3 Surakarta). Thesis: Surakarta. UNS Surakarta Graduate Program, January 2011.

This research is aimed to know: (1) the differences of the effect between

the playing approach studies and drill to the result of the football game. (2) the differences of the effect of the football result studies and the defence of the ball between the students who have the high and low of the motor ability. (3) the effect of the interaction between the studying approach and the motor ability to the result of the football and the defence of the ball in football game.

The method which used in this research is the experiment method with the factorial design 2x2. The population of the research is 60 boy students of SD Muhammadiyah 3 Surakarta, This sample of the research is 40 students, which is took by the purposive random sampling Data analysis techniques used in this research are two ways ANAVA followed by Newman-Kleus Range Test at significance level of ά = 0.05.

The result of the research shows that: (1) there are the differences of the signicant between the playing studying approach and drill to the result of the football studies and the defence of the ball. (2) there are the differences in the result of the football studies and the defence of the ball which is significant between the students who have the high and low of the motor ability. (3) there are some effects between the interaction which is signicant between the playing approach studies and the level of the basic ability to the result of the football studies and the defence of the ball : (a) the students who have the high motor ability are more appropriate if they are given by the playing approach studies. (b) university students who have the motor ability are more appropriate if they are given by the drill of the approach studies.

The key word : The approach of the studies, the motor ability,the result of the football studies and the defence of the ball.

Page 17: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani mengandung pengertian yang menyangkut suatu

aspek dan bentuk kegiatan tertentu dari pelajar dalam proses pendidikan.

Pendidikan jasmani adalah suatu bagian dari pendidikan keseluruhan. Pendidikan

jasmani dan kesehatan yang mengutamakan aktivitas jasmani dan kebiasaan hidup

sehat sehari-hari mempunyai peranan penting dalam pembinaan dan

pengembangan individu maupun kelompok dalam menunjang pertumbuhan dan

perkembangan jasmani, mental, serta emosi yang selaras, serasi dan seimbang.

Ateng (2003:52) mengemukakan bahwa tujuan pendidikan jasmani antara lain :

(a) Merangsang pertumbuhan dan perkembangan organik, (b) Keterampilan

neuromuskuler motorik, (c) Perkembangan intelektual, (d) Perkembangan

emosional.

Tujuan pendidikan jasmani yang ingin dicapai bernaung di bawah

payung ranah-ranah sebagai berikut: ranah kognitif yang mencakup

perkembangan intelektual, kegiatan kognitif dapat mencakup mulai dari ingatan

tentang informasi yang sederhana sampai pada penafsiran yang tersusun secara

canggih dan kesimpulan tentang informasi yang diterima. Ranah afektif yang

mencakup perkembangan sosial-personal-emosional, keterampilan afektif dapat

mencakup mulai dari emosi yang sederhana sampai interaksi sosial yang canggih.

Ranah psikomotor, yang mencakup perkembangan neuromuskular atau syaraf

Page 18: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

otot, keterampilan psikomotor mencakup mulai dari kegiatan reflek yang tidak

disengaja sampai penampilan keterampilan olahraga yang dipadu dengan baik.

Dalam proses belajar gerak banyak faktor yang berpengaruh, seperti

faktor siswa, faktor latihan, faktor lingkungan dan faktor guru. Faktor pelajar

merupakan faktor penentu utma dalam dalam proses belajar gerak.Motivasi bagi

siswa itu sangat penting agar tujuan belajar dapat tercapai. Motor penggerak

dalam belajar gerak agar bisa berhasil berasal dari siswa sendiri. Dengan motivasi

yang besar, maka semangat belajar siswa akan tinggi pula.

Anak besar adalah anak yang berusia antara 6 sampai dengan 10 atau 12

tahun. Perkembangan fisik pada anak besar cenderung berbeda dengan masa

sebelumnya dan sesudahnya. Pertumbuhan tangan dan kaki lebih cepat

dibandingkan pertumbuhan togok. Pada tahun-tahun awal masa anak besar

pertumbuhan jaringan tulang tulang lebih cepat dibanding pertumbuhan jaringan

otot dan lemah, dengan demikian pada umumnya anak menjadi tampak kurus.

pada tahun-tahun terakhir masa anak perkembangan jaringan otot mulai lebih

cepat hal ini berpengaruh pada peningkatan kekuatan yang menjadi lebih cepat

juga.

Pada masa anak besar kecenderungan pertumbuhan fisik kearah tipe

tubuh tertentu mulai terlihat, Kegiatan pembelajaran merupakan salah satu faktor

utama dalam penyusunan strategi pembelajaran. Kegiatan pembelajaran

pendidikan jasmani harus diprogram dengan baik dan benar-benar tepat, baik yang

berhubungan dengan bentuk, lama, tingkat kesukarannya. Dampak perubahan

yang mungkin terjadi pada diri siswa, situasi maupun tujuan yang hendak dicapai.

Page 19: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Hal ini dapat dimengerti, karena kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani

adalah gerakan-gerakan jasmani yang mempunyai pengaruh nyata terhadap

pertumbuhan dan perkembangan siswa. Dengan demikian bila salah pilih dapat

mengakibatkan kerusakan fisik dan mental siswa, bahkan kemungkinan dapat

menimbulkan cacat badan maupun cacat rohani. Demikian jelaslah bahwa

memilih kegiatan pembelajaran merupakan langkah penting di dalam penyusunan

strategi pembelajaran pendidikan jasmani. Prakteknya, kegiatan pembelajaran

pendidikan jasmani sudah banyak yang disusun secara sistematik baik yang

berkenaan dengan bentuk, urutan waktu, lama pelaksanaan, tingkat kesukaran

bahkan sudah dikaitkan dengan tujuan dan penilaian proses pembelajaran.

Pendidikan jasmani sebagai suatu proses pembinaan manusia yang

berlangsung seumur hidup, pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang

diajarkan disekolah memiliki peranan sangat penting, yaitu memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai

pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan yang dipilih

yang dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan

untuk membina pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik,

sekaligus membentuk pola hidup sehat dan bugar sepanjang hayat.

Pendidikan jasmani dan kesehatan merupakan bagian integral dari

pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek

kebugaran jasmani, keterampilan gerak, ketrampilan berfikir kritis, ketrampilan

sosial, penalaran stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan

pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga kesehatan

Page 20: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan

pendidikan nasional.

Pendidikan memiliki sasaran pedagogis, oleh karena itu pendidikan kurang

lengkap tanpa adanya pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan karena gerak

sebagai aktivitas jasmani adalah dasar bagi manusia untuk mengenal dunia dan

dirinya sendiri yang secara alami berkembang searah dengan perkembangan

zaman.

Selama ini telah terjadi kecenderungan dalam memberikan makna mutu

pendidikan yang hanya dikaitkan dengan aspek kemampuan kognitif. Pandangan

ini telah membawa akibat terabaikannya aspek-aspek moral, akhlak, budi pekerti,

seni, psikomotor, serta life skill. Dengan diterbitkannya Undang-undang Nomor

20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah

Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan akan memberikan

peluang untuk menyempurnakan kurikulum yang komprehensif dalam rangka

mencapai tujuan pendidikan nasional.

Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan merupakan media untuk

mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik,

pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosional-

sportivitas-spiritual-sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang yang

bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan

psikis yang seimbang.

Untuk menjalankan proses pendidikan, kegiatan belajar dan pembelajaran

merupakan suatu usaha yang amat strategis untuk mencapai tujuan yang

Page 21: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

diharapkan. Pergaulan yang bersifat mendidik itu terjadi melalui interaksi aktif

antara siswa sebagai peserta didik dan guru sebagai pendidik. Kegiatan belajar

dilakukan oleh siswa, dan melalui kegiatan ini akan ada perubahan perilakunya,

sementara kegiatan pembelajaran dilakukan oleh guru untuk memfasilitasi proses

belajar. Kedua peranan itu tidak akan terlepas dari situasi saling mempengaruhi

dalam pola hubungan antara dua subyek, meskipun di sini guru lebih berperan

sebagai pengelola.

Kegiatan pembelajaran merupakan masalah yang amat kompleks, dan

melibatkan keseluruhan aspek psiko-fisik, bukan saja aspek kejiwaan, tetapi juga

aspek neuro-fisiologis. Pada tahap awal pembelajaran, siswa baru mengenal

substansi yang dipelajari baik yang menyangkut aspek pembelajaran kognitif,

afektif maupun psikomotor. Bagi siswa materi pembelajaran itu menjadi sesuatu

yang asing pada mulanya, namun setelah guru berusaha untuk memusatkan dan

menarik perhatian siswa pada peristiwa pembelajaran maka sesuatu yang asing itu

menjadi berangsur-angsur berkurang. Siswa sangat peduli dengan apa yang

dilakukan oleh gurunya. Oleh karena itu, guru harus mengupayakan semaksimal

mungkin penataan lingkungan belajar dan perencanaan materi agar terjadi proses

pembelajaran yang menarik dan membangkitkan motivasi siswa di dalam

mengikuti pembelajaran.

Untuk mencapai tujuan pendidikan jasmani, ada beberapa faktor

pendukung yang diperlukan antara lain faktor guru sebagai penyampai informasi,

siswa sebagai penerima informasi, sarana prasarana, dan juga metode atau cara

untuk menyampaikan informasi. Metode yang dipilih dan diperkirakan harus

Page 22: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

cocok digunakan dalam proses pembelajaran teori dan praktek keterampilan,

semata-mata untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses. Proses

pembelajaran dapat dikatakan efektif bila perubahan perilaku yang terjadi pada

siswa setidak-tidaknya mencapai tingkat optimal. Efisiensinya terletak pada

kecepatan dikuasainya materi pelajaran yang disajikan, sekalipun dalam waktu

yang relatif pendek. Sehingga hendaknya guru dalam mengajar menggunakan

pendekatan yang diharapkan mampu memberikan pengalaman yang berarti

kepada siswa, baik secara fisik maupun psikis sehingga akan meningkatkan

partisipasi minat gerak seluruh siswa sehingga tingkat kualitas gerak maksimal.

Dengan demikian jika metode yang dipilih itu tepat maka efektifitas dan efisiensi

proses pembelajaran itu akan produktif yaitu memberikan hasil yang banyak.

Metode pendekatan pembelajaran bermain dan drill merupakan

pendekatan yang dapat digunakan untuk pembelajaran anak, karena kedua

pendekatan tersebut yang lebih sering dipelajari dan dianggap lebih praktis

dilaksanakan oleh guru pendidikan jasmani. Meskipun ada anggapan bahwa kedua

metode ini tidak menarik dan membosankan atau sering dikatakan guru tidak

kreatif, perlu diingat bahwa tidak ada metode pendekatan pembelajaran yang

paling baik untuk selamanya dan setiap metode pendekatan pembelajaran

memiliki kelebihan dan kekurangan. Terpenting adalah pendekatan pembelajaran

itu akan baik jika pelakunya baik dan dilakukan dengan baik pula, tentunya

dengan memperhatikan sarana dan prasarana, lingkungan dan karakteristik-

karakteristik siswanya.

Page 23: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Pendekatan bermain dan drill adalah salah satu cara belajar yang dalam

pelaksanaannya dilakukan melalui bentuk modifikasi permainan. Dalam

pendekatan bermain siswa diberi kebebasan untuk mengekspresikan

kemampuannya terhadap tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Dengan cara

bermain diharapkan siswa dapat memliki kreativitas dan inisiatif untuk

memecahkan masalah yang muncul selama proses pembelajaran berlangsung.

Melalui bermain dikembangkan juga unsur kompetitif, sehingga siswa saling

berlomba menunjukkan kemampuannya.

Berdasarkan uraian pendekatan pembelajaran bermain dan drill yang

telah diungkapkan di atas menggambarkan bahwa, pendekatan bermain

merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan untuk

meningkatkan pencapaian hasil belajar ketrampilan dasar bermain sepakbola

khususnya sepak dan tahan bola. Namun pencapaian hasil belajar tidak hanya

dipengaruhi oleh pendekatan pembelajaran saja, masih ada faktor lain seperti

kemampuan kondisi fisik siswa, motifasi, sarana dan prasarana dan lain-lain.

Pendekatan pembelajaran yang tepat, faktor-faktor lain yang

mempengaruhi keberhasilan dalam proses pembelajaran adalah kemampuan gerak

dasar yang telah dimiliki siswa. Penampilan seorang anak dipengaruhi oleh faktor

umur. Faktor umur memiliki tingkat perkembangan yang berbeda secara

kapasitas. Setiap kelompok umur berbeda kapasitas fisik, mental dan sosial yang

disebabkan faktor lingkungan. Perbedaan ini memiliki implikasi terhadap proses

pembelajaran. Anak yang memiliki tahapan umur lebih tinggi memiliki aspek

kognisi yang lebih tinggi pula. Aspek kognisi mempengaruhi penerimaan

Page 24: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

informasi; makin tinggi tingkat kognisi makin mudah menerima informasi. Fakta

dilapangan menunjukkan bahwa pembelajaran khususnya olahraga kurang

memperhatikan karakteristik siswa yang didasarkan pada perkembangan usia.

Sebagai contoh pembelajaran olahraga di sekolah dasar anak-anak kelas II

diberikan pembelajaran yang sama dengan anak kelas V. Karakteristik fisik,

mental dan sosial dipastikan memiliki perbedaan, oleh karena itu semestinya

diberikan model pendekatan pembelajaran yang berbeda. Kelompok umur di

Sekolah Dasar diperkirakan antara 7 – 12 tahun, maka dalam penelitian ini

nantinya akan mengambil sampel siswa kelompok umur 8-11 tahun yang

diperkirakan duduk dikelas II – VI. Uraian diatas menimbulkan permasalahan

apakah ada perbedaan hasil pembelajaran yang diberikan kepada anak yang

memiliki perbedaan usia.

Kemampuan gerak dasar juga mempengaruhi didalam mempelajari

ketrampilan gerak dalam suatu cabang olahraga. Sejalan dengan meningkatnya

ukuran tubuh dan meningkatnya kemampuan fisik, maka akan meningkat pula

kemampuan gerak dasar anak. Peningkatan kemampuan gerak dasar dapat

diidentifikasikan dalam bentuk gerakan dengan mekanika tubuh yang makin

efisien, lancar dan terkontrol, pola gerakan makin bervariasi dan bertenaga.

Berbagai macam kegiatan yang mungkin dapat dilakukan apabila anak

memperoleh kesempatan melakukan gerakan-gerakan yang lebih luas atau pada

masa anaknya tidak terkekang. Gerakan-gerakan yang dilakukan bentuknya dapat

menyerupai gerakan orang dewasa pada umumnya, hanya perbedaannya terletak

pada pelaksanaan gerak yang masih lemah dan kurang bertenaga. Hal ini

Page 25: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

disebabkan kapasitas fisik anak belum dapat menyamai kapasitas fisik orang

dewasa. Selain itu kapasitas fisik masing-masing anak tidak sama, hal ini

disebabkan karena perbedaan koordinasi tubuh, ukuran tubuh dan kekuatan otot,

sehingga terdapat kemampuan gerak dasar tinggi dan kemampuan gerak dasar

rendah. Dengan demikian akan berbeda pula hasil pembelajaran didalam proses

ketrampilan geraknya.

Sepakbola merupakan cabang olahraga permainan yang peraturannya

dapat dimodifikasi, sehingga termasuk materi yang harus diberikan pada mata

pelajaran pendidikan jasmani sekolah dasar. Bermain sepakbola memiliki unsur

dasar yang sangat kompleks. Kompleksitas permainan membawa implikasi

terhadap proses pembelajaran ketrampilan bermain sepakbola. Ketrampilan

bermain merupakan hasil dari proses pembelajaran sejak usia dini. Pembelajaran

sangat dipengaruhi kondisi siswa yang berupa faktor tinggi rendahnya

kemampuan dasar, usia pertumbuhan, dan perkembangan fisik,mental dan sosial.

Pada anak usia sekolah dasar (SD) memiliki karakteristik pertumbuhan fisik,

mental dan sosial berbeda dengan usia-usia pada jenjang pendidikan lain. Oleh

karena didalam pembelajaran keterampilan dibutuhkan metode mengajar yang

sesuai dengan perkembangan dan pertumbuhan anak. Pengaruh gaya mengajar,

kemampuan gerak dan kelompok umur terhadap keterampilan teknik dasar

bermain sepakbola pada tingkat usia sekolah dasar merupakan permasalahan yang

diangkat dalam penelitian ini. Sebagai tolak ukur keberhasilan siswa dalam

pembelajaran ini adalah penguasaan unsur dasar bermain sepakbola yang

diformulasikan dalam bentuk tes keterampilan.

Page 26: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Mengingat begitu besar pengaruh pendekatan pembelajaran dan

kemampuan gerak dalam meningkatkan keterampilan teknik dasar bermain

sepakbola, maka perlu adanya penelitian tentang “Perbedaan Pengaruh

pendekatan Pembelajaran dan Kemampuan Gerak Terhadap Hasil Belajar Sepak

dan Tahan Bola Pada Permainan Sepakbola”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan

masalah penelitian sebagai berikut :

1. Adakah perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran bermain dan drill

terhadap hasil belajar sepak dan tahan bola pada permainan sepakbola ?

2. Adakah perbedaan pengaruh hasil belajar sepak dan tahan bola pada

permainan sepakbola bagi siswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi dan

rendah?

3. Adakah pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan

kemampuan gerak terhadap peningkatan hasil belajar sepak dan tahan bola

pada permainan sepakbola?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka, tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui :

Page 27: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

1. Perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran bermain dan drill terhadap

hasil belajar sepak dan tahan bola pada permainan sepakbola pada siswa putra

SD Muhammadiyah 3 Surakarta.

2. Perbedaan pengaruh hasil belajar sepak dan tahan bola pada permainan

sepakbola bagi siswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi dan rendah pada

siswa putra SD Muhammadiyah 3 Surakarta.

3. Ada pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan kemampuan

gerak terhadap hasil belajar sepak dan tahan pada permainan sepakbola pada

siswa putra SD Muhammadiyah 3 Surakarta.

.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini nanti diharapkan dapat bermanfaat :

1. Memberikan wawasan pengetahuan terhadap para guru tentang pentingnya

memilih pendekatan pembelajaran untuk menungkatkan ketrampilan bermain

sepak bola, khususnya sepak dan tahan bola.

2. Bagi guru sebagai kajian dan referensi untuk menerapkan pendekatan

pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar Pendidikan Jasmani Olahraga

Sekolah Dasar

3. Memberikan sumbangan tentang pentingnya memperhatikan faktor motorik

dalam upaya peningkatan ketrampilan teknik dasar bermain sepak bola.

Page 28: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

4. Secara praktik dapat digunakan sebagai pedoman diadakan pembelajaran

maupun latihan bagi siswa atau atlet dalam rangka meningkatkan keterampilan

teknik dasar bermain sepakbola.

5. Secara teori untuk penelusuran yang lebih mendalam mengenai variabel-

variabel pendukung yang turut mempengaruhi keberhasilan siswa atau atlet

dalam meningkatkan keterampilan teknik dasar bermain sepakbola.

Page 29: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

BAB II

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

A. KAJIAN TEORI

1. Permainan Sepakbola

a. Hakekat Permainan Sepakbola

Permainan sepakbola adalah cabang olahraga permainan beregu atau

permainan tim. Kesebelasan yang baik, kuat dan tangguh adalah kesebelasan yang

mampu menampilkan permainan yang kompak. Dapat dikatakan bahwa

kesebelasan yang baik bila terdapat kerja sama tim yang baik. Untuk mendapatkan

kerja sama tim yang tangguh diperlukan permain-pemain yang menguasai bagian-

bagian dari beracam-macam teknik dasar bermain sepakbola dan terampil

melaksanakannya. Kualitas keterampilan teknik dasar bermain setiap pemain

tidak lepas dari faktor-faktor kondisi fisik dan taktik yang sangat

menentukan tingkat permainan suatu kesebelasan sepakbola. Makin baik tingkat

penguasaan keterampilan teknik dasar bermain setiap pemainnya di dalam

memainkan dan menguasai bola, maka makin cepat dan cermat kerja sama

kolektif akan tercapai.

Bagaimana anak dapat mencapai penguasaan teknik-teknik dasar bermain

sepakbola seseorang harus melakukan dengan prinsip-prinsip gerakan teknik yang

benar, cermat, sistematik yang dilakukan berulang-ulang terus menerus dan

berkelanjutan, sehingga menghasilkan kerjasama yang baik antara sekumpulan

saraf otot, untuk pembentukan gerakan yang harmonis, sehingga menghasilkan

otomatisasi gerakan. Untuk dapat mencapai gerakan yang otomatis harus dimulai

Page 30: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

sejak usia muda. Usia dimulainya latihan sepak bola menurut Sneyers (1988:11),

yaitu: Usia pemula pemain sepak bola dimulai umur 6-13 tahun”. Menurut

Yumisul Hairy (1999:39), yakni: ”Gambaran umum umur seseorang mulai latihan

sepakbola yaitu umur 10-12 tahun, umur spesialisasi 11-13 tahun dan untuk

mencapai puncak prestasi umur 18-24 tahun”.

Keterampilan teknik dasar bermain sepakbola adalah semua gerakan-

gerakan yang dibutuhkan dalam permainan sepakbola, terlepas sama sekali dari

permainannya. Maksudnya adalah pemain melakukan gerakan-gerakan dengan

bola dan gerakan-gerakan tanpa bola. Setiap pemain dapat dengan mudah

memerintah bola dan memerintah badan atau anggota badan sendiri dalam semua

situasi bermain. Setiap pemain sepak bola dengan mudah dapat memerintah bola

dengan kakinya, dengan tungkainya, dengan badannya, dengan kepalanya, kecuali

dengan kedua lengan dan tangannya yang dilakukan dengan cepat dan cermat.

Dengan demikian setiap pemain telah memiliki gerakan yang otomatis atau ball

feeling yang sempurna serta peka terhadap bola.

Penguasaan keterampilan yang baik dapat diperoleh melalui usaha

pengkajian terhadap peserta didik, bentuk dan modal pembelajaran serta faktor-

faktor yang menunjang pada cabang olahraga yang bersangkutan. Pembentukan

keterampilan olahraga pada umumnya banyak berhubungan dengan tindakan yang

menyangkut gerakan-gerakan koordinasi otot. Koordinasi gerakan dipengaruhi

oleh fungsi saraf dan diperoleh dari hasil belajar Oleh karena itu untuk

memperoleh tingkat keterampilan gerak yang tinggi diperlukan belajar dalam

jangka waktu yang lama agar fungsi sistem saraf dapat terkoordinasi dengan

Page 31: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

sempurna yang menuju pada otomatisasi gerakan. Pyke (1980:61), menyatakan

bahwa : “Tanpa belajar atau latihan suatu keterampilan tidak akan tercapai”.

Teknik dasar bermain sepakbola merupakan semua gerakan-gerakan yang

diperlukan untuk bermain sepakbola. Kemudian untuk bermain ditingkatkan

menjadi keterampilan teknik bermain sepakbola yaitu penerapan teknik dasar

bermain ke dalam permainan. Teknik dasar bermain sepakbola meliputi teknik

tanpa bola dan teknik dengan bola. Teknik tanpa bola merupakan semua gerakan-

gerakan tanpa bola yang terdiri dan lari cepat, mengubah arah, melompat dan

meloncat, gerak tipu dengan badan dan gerakan-gerakan khusus penjaga gawang.

Sedangkan teknik dengan bola meliputi mengenal bola, menendang bola,

mengontrol bola, mengiring bola, heading, melempar bola. Beberapa teknik dasar

yang perlu dipelajari menurut Sneyyer (1998:110), yaitu:

Mengendalikan bola dengan kaki, paha, dada dan kepala, meneruskan bola

tanpa ditahan, dribbling, tendangan sambil salto, pass pendek dan panjang,

melempar bola, tendangan langsung dan tidak langsung, tendangan sudut pendek

dan yang panjang, menyundul bola, memberi efek pada bola dan sebagainya.

Sedangkan menurut Fuchs (1981:48), adalah: “Keterampilan teknis

bermain sepak bola terdiri dari menendang, trapping, dribling, volleying, heading

dan throw-in”. Selanjutnya disebutkan secara garis besarnya keterampilan teknis

bermain sepak bola yang harus dikuasai oleh setiap pemain sepak bola meliputi :

menendang (instep kick, inside foot kick, outside foot kick, heel kick, trapping atau

mcnghentikan bola (sole of the foot trap, foot trap, body trap). Tiap bagian dapat

Page 32: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

diajarkan secara terpisah-pisah sesuai dengan kebutuhan bahan atau materi

pembelajaran.

Indikator penguasaan keterampilan bermain sepak bola, apabila masing-

masing siswa menguasai dan mampu melakukan berbagai teknik dasar bermain

sepakbola tersebut. Dalam proses pembelajaran selanjutnya, siswa agar selalu

mempelajari dan mempraktekkan berulang-ulang bagaimana mengolah dan

mempermainkan bola agar dapat menumbuhkan naluri terhadap gerak bola.

b. Sepak dan Tahan Bola dalam Permainan Sepakbola

1). Menendang atau Menyepak Bola

Menendang bola merupakan teknik dasar dengan bola yang paling banyak

dilakukan dalam permainan sepakbola. Maka teknik dasar menendang bola

merupakan dasar didalam bermain sepakbola. Seorang pemain yang tidak

menguasai teknik menendang bola dengan baik, tidak akan menjadi pemain yang

baik. Kesebelasan yang baik adalah semua kesebelasan yang semuanya menguasai

teknik menendang bola dengan baik, dengan cepat, cermat dan tepat pada sasaran,

sasaran teman maupun dalam membuat gol kemulut gawang lawan.

Supaya bermain dengan cepat pemain harus menguasai semua gerakan

bagian dari teknik dan dapat memainkan bola dengan segala situasi dan posisi.

Tidak mempergunakan gerakan – gerakan yang tidak perlu, kecuali

memperlambat gerakan, juga membuang – buang tenaga. Pada waktu mendapat

operan atau memberi operan. Pemain harus mempunyai ketrampilan menendang

bola, tendangan operan kepada teman yang bergerak mudah diterima dan tanpa

mendapatkan rintangan dari lawan, maupun tendangan tembakan kegawang

Page 33: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

lawan, maupun tendangan tembakan dengan sasaran tepat luang mulut gawang

tanpa mendapat rintangan dari penjaga gawang.

Gambar 1. Cara menendang bola

Prinsif teknik menendang bola, Menurut Soekatamsi (1988 : 45) :

a. Kaki tumpu

Kaki tumpu adalah kaki yang menumpu pada tanah pada persiapan

menendang dan merupakan letak titik berat badan. Posisi kaki tumpu atau dimana

harus meletakkan kaki tumpu terhadap bola, posisi kaki tumpu terhadap bola akan

menentukan arah lintasan bola dan tinggi rendahnya lambungan bola. Lutut kaki

tumpu kaki sedikit ditekuk dan pada waktu menendang lutut diluruskan. Gerakan

dari lutut ditekuk kemudian diluruskan merupakan kekuatan mendorong kedepan.

b. Kaki yang menendang

Kaki yang menendang adalah kaki yang digunakan untuk menendang bola.

Pergelangan kaki yang digunakan untuk menendang bola pada saat menendang

dikuatkan atau ditengahkan, tidak boleh bergerak. Tungkai kaki yang menendang

Page 34: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

diangkat kebelakang kemudian diayunkan kedepan sehingga bagian kaki yang

digunakan untuk menendang mengenai bola, kemudian diteruskan dengan gerak

lanjutan kedepan, dan seterusnya bergerak lari untuk mencari posisi.

c. Bagaimana bola yang ditendang

Merupakan bagian sebelah mana bola yang ditendang, akan menentukan :

Yaitu arah dan jalan bola, tinggi rendahnya lambungan bola.

d. Sikap badan

Sikap badan pada waktu menendang sangat dipengaruhi oleh posisi tumpu

terhadap bola. Posisi kaki tumpu tepat disamping bola, maka pada saat

menendang bola tepat diatas bola dan badan akan sedikit condong kedepan, sikap

badan ini untuk tendangan bola menggulir rendah atau melambung sedang. posisi

kaki tumpu berada disamping belakang bola, maka pada waktu menendang bola

badan berada diatas belakang bola hingga sikap badan condong kebelakang, maka

hasil tendangan bola melambung tinggi.

e. Pandangan mata

Pandangan mata terutama untuk mengamati situasi atau keadaan

permainan, akan tetapi pada saat akan menendang bola mata harus melihat pada

bola dan ke arah mana bola akan ditendang.

2). Menerima atau Menahan Bola

Menerima bola diartikan sebagai cara menangkap bola, menghentikan bola

atau menguasai bola. Menerima bola dapat dilakukan dengan semua bagian badan

dari kaki sampai dahi (kepala), kecuali dengan lengan dan tangan. Dalam

menerima bola atau menghentikan bola pada dasarnya adalah dengan cara

Page 35: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

mengurangi kekuatan atau kecepatan bola hingga bola berhenti untuk kemudian

dikuasai.

Prinsip menerima bola, menurut Soekatamsi (1988 : 124) :

1. Lari menjemput datangnya arah bola, pandangan mata tertuju kearah bola.

2. kaki tumpu menerima seluruh berat badan , lutut ditekuk sedikit.

3. Bagian badan atau bagian kaki yang dipergunakan untuk menerima bola, pada

waktu kontak dengan bola digerakkan mengikuti arah lintasan bola hingga

bola berhenti atau tidak mental (mantul) dan berhenti dekat badan,

selanjutnya bola dikuasai.

4. Sebelum menerima bola harus segera dipikirkan bola akan diapakan setelah

dikuasai, dioperkan kepada teman, digiring atau ditembakkan ke arah mulut

gawang lawan.

Gambar 2. Menerima Bola

Page 36: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

2. Pendekatan Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan

yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan

pengetahuan penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan

kepercayaan pada peserta didik. Pembelajaran adalah proses untuk membantu

peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses pembelajaran dialami

sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun.

Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan belajar, walaupun

mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar

supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran sehingga mencapai

sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kongnitif), juga dapat mempengaruhi

perubahan sikap (aspek afektif), serta ketrampilan (aspek psikomotor) seseorang

peserta didik.

Pendekatan merupakan cara untuk mendekati agar hasil pembelajaran

menjadi baik. Tujuan pembelajaran adalah agar anak mampu secara tepat

menguasai dasar-dasar keterampilan yang diajarkan. Pembelajaran merupakan

usaha untuk merubah perilaku anak, proses perubahan perilaku sebagai akibat

anak mampu menerima informasi, meniru dan menguasai keterampilan yang

diajarkan. Anak yang semula belum mampu melakukan gerak keterampilan dapat

melukukan secara baik. Pendekatan pembelajaran merupakan aset yang sangat

penting dalam proses pembelajaran. Model pendekatan pembelajaran ditinjau dari

sisi interaksi guru dan siswa terdiri dari beberapa gaya mengajar. Dapat

Page 37: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

didefinisikan bahwa gaya mengajar adalah cara yang dilakukan oleh guru untuk

menciptakan suatu bentuk pengajaran dengan kondisi yang diinginkan untuk

membantu siswa dalam mencapai penguasaan keterampilan.

Belajar perlu dibedakan dengan konsep-konsep yang berhubungan seperti

berpikir, berperilaku, perkembangan atau perubahan. Demikian pula Gagne

dalam Brophy (1990 : 129), mengemukakan bahwa “Hirarki belajar adalah

dimana belajar disusun berurutan dari yang paling sederhana ke yang paling

kompleks. Sebagai contoh hirarki mengandung tiga kategori yaitu : (1) Belajar

signal adalah belajar suatu respon umum ke dalam bentuk isyarat, misalnya

menyiapkan kelas dengan bunyi bel. (2) Belajar respon stimulus yaitu belajar

suatu respon stimulus yang tepat ke suatu rangsangan yang dibedakan, misalnya

memanggil orang dengan nama-nama yang dibedakan (3) Belajar diskriminasi

yaitu belajar membedakan antara anggota dalam kumpulan stimulus yang sama

supaya mempunyai respon pada perbedaan ciri individu, misalnya

mengindentifikasi perbedaan jenis-jenis anjing yang berbeda, sehingga dapat

ditarik kesimpulan bahwasannya metode mengajar adalah merupakan salah satu

cara untuk menciptakan suatu bentuk pengajaran dengan kondisi yang diinginkan

guna membantu tercapainya tujuan proses belajar mengajar secara efektif.

Piaget dalam Brophy (1990:134) menyatakan dalam pembelajaran gerak

disebut “Skema Sensor Motorik” yaitu suatu pembelajaran lebih efisien bila

diberikan contoh sehingga dapat meniru dan dengan instruksi verbal dan

gambaran visual dapat menggunakannya sebagai penuntun terhadap penampilan

dan menjadi tambahan kesempatan dalam praktek dengan umpan balik yang

Page 38: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

korektif. Latihan merupakan hal yang sangat penting bagi peserta siswa sebagai

umpan balik. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Adams (1991:134) bahwa

“Umpan balik dalam belajar keterampilan gerak bersifat internal selain umpan

balik internal ini keterampilan gerak juga menghasilkan umpan balik external

melalui kejadian di lingkungannya. Pada pembelajaran keterampilan gerak

penting untuk mencegah berkembangnya kebiasaan buruk. Bila siswa tidak

diajarkan prinsip dasar dan bentuk yang tepat, maka mereka dapat

mengembangkan keterampilan yang sangat berfungsi sampai pada tahap tertentu

tetapi tidak efisien dan secara potensial tidak produktif.

Program yang diberikan kepada siswa harus disusun secara sistematis,

berurutan, berulang-ulang dan kian hari bertambah bebannya dan yang mudah

sampai dengan yang sulit sehingga dalam menyampaikan pesan dapat ditangkap

oleh siswa dan memperoleh hasil belajar secara optimal yang berupa perubahan-

perubahan kemampuan permainan ke arah peningkatan kualitas gerak, karena

setiap individu memiliki kemampuan gerak dasar yang berbeda. Nana Sudjana

(2002:109) bahwa Hakikat belajar-mengajar adalah peristiwa belajar yang terjadi

pada siswa secara aktif berinteraksi dengan lingkungan belajar yang diatur oleh

guru. Asumsi yang melandasi hakikat belajar-mengajar tersebut adalah : (a) proses

belajar-mengajar yang efektif memerlukan strategi dan teknologi pendidikan yang

tepat. (b) program belajar mengajar dirancang dan dilaksanakan sebagai suatu

sistem. (c) proses dan produk belajar perlu memperoleh perhatian seimbang di

dalam pelaksanaan kegiatan-belajar, (d) pembentukan kompetensi profesional

memerlukan pengintegrasian fungsional antara teori dan praktek serta materi

Page 39: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

penyampaiannya. (e) pembentukan kompetensi profesional memerlukan

pengalaman lapangan, latihan keterampilan terbatas sampai dengan pelaksanaan

dan penghayatan tugas-tugas kependidikan secara lengkap dan aktual, (f) kriteria

keberhasilan yang mana dalam pendidikan adalah pendemonstrasian penguasaan

kompetensi, (g) materi pengajaran, sistem penyampaiannya selalu berkembang.

Menurut Gagne dalam Sugiyanto, Sudjarwo (1994:233), bahwa “belajar

adalah suatu perubahan pembawaan atau kemampuan yang bertahan dalam jangka

waktu tertentu dan tidak semata-mata disebabkan oleh proses pertumbuhan.

Kompleksitas pengembangan teori yang saling berkaitan, maka dalam strategi

pengembangan ilmu pendidikan jasmani akan semakin berkembang apabila insan

akademiknya mampu mempelajari dan mengembangkan ilmu penyangganya.

Belajar mempunyai makna sebagai proses perubahan tingkah laku akibat

adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya. Belajar gerak menurut

Magill (1980:8) adalah “Perubahan dari individu yang didasarkan dari

perkembangan permanen dari individu yang dicapai oleh individu sebagai hasil

praktek. Di dalam belajar gerak, materi yang dipelajari adalah pola-pola gerak

keterampilan tubuh, misalnya gerakan-gerakan olahraga. Proses belajarnya

meliputi pengamatan gerakan untuk bisa mengerti prinsip bentuk gerakannya,

kemudian menirukan dan mencoba melakukannya berulang kali. Dalam

menerapkan pola-pola gerak yang dikuasai di dalam kondisi tertentu yang

dihadapi dan pada akhirnya diharapkan siswa mampu menyelesaikan tugas-tugas

gerak tertentu.

Page 40: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Pada awal tahap pembelajaran siswa yang baru mengenal subtansi yang

dipelajari baik yang menyangkut pembelajaran kognitif, afektif, dan psikomotor

bagi siswa materi pembelajaran itu menjadi asing pada awalnya, namun setelah

guru berusaha untuk menarik dan memusatkan perhatian siswa pada materi

pembelajaran, maka diharapkan sesuatu yang asing bagi siswa tersebut berangsur-

angsur hilang dengan sendirinya.

Dalam tahap ini seorang guru harus mengupayakan pembelajaran dengan

menata lingkungan belajar dan perencanaan materi yang akan dipelajari atau akan

dibahas. Guru harus berperan sebagai fasilitator dan motivator sehingga siswa

berminat untuk mengikuti pembelajaran. Klasifikasi tingkah laku domain kognitif,

afektif dan psikomotor seperti telah dikemukakan sebelumnya. Domain kognitif

Guiford dalam Magill (l980:2), menamakan “intelectual activities)” yaitu

"kemampuan individu dalam hubungannya dengan pengenalan informasi, dan

ingatan yang berkenaan dengan aktivitas berpikir”. Kemudian domain afektif

adalah penalaran yang mempunyai peran penting sebagai motivasi dalam belajar

keterampilan gerak dan yang terakhir adalah domain psikomotor sangat penting

dalam belajar keterampilan gerak, karena berhasil tidaknya seseorang memahami

keterampilan gerak dari gerakan yang sederhana ke dalam gerakan yang lebih

kompleks. Belajar gerak terjadi dalam bentuk atau melalui respon-respon

muskular yang diekspresikan dalam gerakan-gerakan bagian tubuh.

Menurut Pate, Rotella dan McClenaghan (1993:201), bahwa

“Pembelajaran bertahap keterampilan gerakan yang rumit adalah fenomena yang

kompleks dimulai secara periodik dalam kandungan dan berlangsung sampai usia

Page 41: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

dewasa. Kemampuan untuk bergerak dengan baik dalam lingkungan seseorang

tergantung pada perpaduan aspek sensorik dan aspek sistem syaraf secara efisien”.

Sebelum memulai dengan pembahasan tentang perbaikan keterampilan olahraga

tingkat lanjut, perlu terlebih dahulu dibahas bagaimana seseorang memperoleh

kemampuan untuk dapat bergerak dengan kompleks. Tanpa informasi dasar ini

akan sulit bagi guru untuk memahami mengapa beberapa penampilan mempunyai

kesulitan yang lebih besar dalam menguasai gerakan yang menuntut keterampilan

siswa. Pembelajaran bertahap keterampilan gerak dapat benar-benar dipahami

apabila menggunakau model “tingkatan”. Ketika seorang anak menjadi dewasa

sistem syaraf otot mulai mampu melakukan gerakan yang makin lama makin sulit.

Pada tahap pra-keterampilan tingkah laku gerak awal dimulai kira-kira

pada periode 6 bulan dalam kandungan dan terus berlangsung sepanjang

kehidupan seseorang. Perbaikan kemampuan gerakan selama periode bayi dan

masa anak-anak awal terpusat pada perolehan kemampuan yang memberikan

dasar pada semua perkembangan keterampilan lebih lanjut. Pada tahap ini

pengembangan pra-keterampilan gerak, gerakan bayi diperbaiki dari gerak reflek

awal menjadi pola dasar yang sangat terkoordinasikan atau bisa dikatakan bahwa

tahap ini adalah merupakan “periode kritis” dalam pencapaian ketrampilan gerak.

Tiga tingkatan dalam tahap ini adalah tingkat refleksi, integrasi sensorik

(penggabungan sensor) dan pola gerakan dasar. Tingkatan refleksi adalah unit

yang paling sederhana dan otot (neoromuskular).

Menurut Sage dalam Pate Rotella dan McClenaghan (1993:203), bahwa

“Gerakan refleks adalah akibat dari rangsangan reseptor sensoris yang

Page 42: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

mengirimkan suatu tanda sepanjang jalur syaraf refleks dan balik ke serabut-

serabut otot”. Biasanya, gerakan-gerakan ini dikendalikan pada tingkat jaringan

syaraf tulang belakang gerak reflek ini mempunyai peranan penting dalam

olahraga. Misalnya penjaga belakang (catcher) baseball harus melihat bola yang

masuk dalam sarung tangannya meskipun naluri alamiah adalah berkedip.

Tingkatan integrasi sensoris adalah gerakan dini terkendali yang

cenderung kasar dan tidak teratur. Bayi memperoleh pengaturan terkendali yang

makin bertambah atas otot-otot rangka yang lebih besar dan kemudian

memperoleh kekuatan untuk membuat penyesuaian sikap tubuhnya dalam belajar

bergerak. Selama penampilan gerakan sederhana yang terpisah, anak mulai

mengintegrasikan masukan dari berbagai penerima sensoris dengan penampilan

gerakan motorik. Proses Perseptual ini penting untuk perolehan tingkah laku

gerak yang efisien. Anak-anak segera belajar melalui pengamatan untuk

menggunakan masukan sensoris guna membuat keputusan yang sesuai untuk

menghasilkan respon gerak. Perkembangan pola gerakan dasar dimulai pada awal

masa anak-anak usia 2-8 tahun ditunjukan oleh pencapaian dan perkembangan

yang cepat dari kemampuan gerak yang semakin kompleks. Pengembangan gerak

selama dua tingkatan pertama sangat tergantung pada proses kematangan sebagai

akibat dari bertambahnya usia dan tidak terlalu tergantung pada pengalaman anak-

anak, tetapi tingkatan pola gerak dasar menandai peralihan yang cepat dari

perkembangan yang berdasar pada kematangan menuju suatu proses yang sangat

tergantung dari pemikiran dan proses pernbelajaran keterampilan gerak.

Page 43: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Istilah terampil telah digunakan oleh pengarang yang berbeda untuk

menggambarkan tingkat kemampuan yang bervariasi. Meskipun istilah ini

memiliki banyak pengertian pada umumnya yang dimaksud adalah penampilan

gerakan yang lebih tinggi. Sage dalam Pate Rotella dan McClenaghan (1993:204)

bahwa “Penampilan yang terampil sering ditandai dengan penampilan yang

mudah, mulus, dan kemampuan untuk menanggulangi kondisi lingkungan”.

Keterampilan olahraga adalah gerakan-gerakan tersebut yang dikaitkan

dengan kegiatan olahraga. Selama masa awal pra-remaja anak-anak mulai sangat

mementingkan keikutsertaan yang berhasil dalam olahraga. Ketika remaja telah

membatasi pilihannya dan berkonsentrasi pada keterampilan gerak, tekanan harus

diarahkan pada perbaikan keterampilan tersebut. Keterampilan olahraga dapat

menjadi lebih baik ketika kesempatan untuk turut serta dalam kegiatan yang cocok

bertambah. Tahap-tahap dalam perolehan keterampilan olahraga mencakup

periode perkembangan perbaikan, penampilan, dan kemunduran. Satu hal yang

sangat penting adalah bahwa cara seseorang dalam tahap-tahap perkembangan

tergantung pada kecenderungannya untuk ikut serta kegiatan yang berorientasi

pada kegiatan olahraga.

Tingkat perbaikan keterampilan remaja secara terus menerus mulai

mengatur pola gerak dasar dengan penuh terpadu. Gerakan dasar secara penuh

sudah terkuasai. Latihan diperlukan untuk perbaikan keterampilan dan

pengendalian gerakan. Program gerak ini didefinisikan sebagai suatu perangkat

perintah gerak yang membantu dalam menampilkan pola keterampilan gerak yang

sulit dengan campur tangan susunan syaraf sadar yang terbatas. Latihan yang

Page 44: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

terus-menerus selama tingkat perkembangan ini penting untuk mengembangkan

mekanisme kontrol gerakan. Kemampuan dalam mengontrol gerakan akan

memberikan kemungkinan bagi seseorang untuk berbuat sesuai dengan yang

seharusnya dilakukan akan lebih mudah untuk mengikuti aturan-aturan,

termasuk mengikuti aturan agar dirinya dapat menjadi terampil. Belajar gerak

adalah mempelajari pola-pola gerak keterampilan tubuh, proses belajarnya

melalui pengamatan dan mempraktekkan pola-pola yang dipelajari.

Periode pra-remaja sangat penting dalam pembelajaran gerak yang makin

terpadu. Schmidt dalam Pate, Rotella dan McClenaghan (1993;205) menggunakan

dasar kognitif dari bagan untuk menolong perolehan penampilan yang terampil

bahwa Program gerak yang disimpan dalam selaput otak bukan rekaman khusus

dari gerakan-gerakan, tetapi lebih merupakan aturan-aturan umum yang

membantu mengatur penampilan. Hal senada diungkapkan oleh Fitts, Adams

dalam Pate, Rotella dan McClenaghan (1993 : 205) menandai tiga langkah dalam

perolehan yang terampil. Tampaknya semua pelaku tanpa pandang umur, maju

melalui langkah-langkah perkembangan berikut ini :

Langkah 1. Tingkat kognitif ditandai oleh usaha pertama siswa untuk menguasai

suatu keterampilan gerak baru atau dengan kata lain proses belajarnya

diawali dengan aktif berpikir tentang gerakan yang dipelajari. Siswa

berusaha untuk mengetahui dan memahami gerakan dari informasi

yang diberikan kepadanya

Langkah 2. Tingkat asosiatif yaitu dalam perbaikan keterampilan olahraga

ditandai oleh naiknya penampilan melalui latihan dan pada saat

Page 45: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

program gerak dibuat atau seorang siswa sudah mampu melakukan

gerakan-gerakan dalam bentuk rangkaian yang tidak tersendat-sendat

dalam pelaksanaannya

Langkah 3. Tahap otonom. Latihan yang rutin dan terus-menerus menghasilkan

perbaikan lebih lanjut dari keterampilan gerak rnenjadi suatu gerak

yang otomatis. Dalam kegiatan ini, hanya sedikit perhatian yang

dibutuhkan agar siswa dapat memusatkan perhatian pada faktor

lingkungan yang mempengaruhi penampilannya.

Guru yang berpengalaman dapat dengan mudah mengamati siswa yang

banyak dengan siapa belajar melewati tahap-tahap perbaikan keterampilan.

Dampak pengajaran ini sangat jelas, pengalaman belajar awal harus

memungkinkan terjadinya waktu untuk pemrosesan kognitif dalam lingkungan

yang terkendali. Jika keterampilan membaik, waktu latihan harus dirancang

sedemikian rupa sehingga memungkinkan seorang siswa menampilkan kegiatan

itu dalam berbagai situasi lingkungan. Sebagai contoh, tingkatan awal dalam

mengajar teknik dasar bermain sepakbola harus dipusatkan pada dasar-dasar

menendang bola pada saat siswa memusatkan perhatian secara kognitif pada tugas

tersebut. Jika pola-pola itu telah baik dan terpadu murid mulai mengendalikan

jarak tendangan bola sampai mengendalikan bola yang datang kearahnya. Seolah-

olah seperti permainan yang sesungguhnya. Tujuan guru memberikan materi

latihan dasar ini adalah tercapainya kemampuan untuk menampilkan segala

macam keterampilan yang mungkin dibutuhkan dalam perundingan yang

sebenarnya. Untuk itu siswa harus memperhatikan contoh gerakan dan merespon

Page 46: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

gerakan tersebut. Dalam tahap otonom ini keterampilan gerak yang dikuasai oleh

siswa akan berlanjut sejalan dengan bertambahnya latihan dan berlanjut ke tahap

yang lebih kompleks.

Banyak metode-metode yang sering digunakan dalam stretegi

pembelajaran. Hal ini bias peneraapan cara-cara mengajar agar proses belajar bias

berjalan dengan baik dan tujuan bias tercapai. Dalam menentukan stratetegi

mengajar seorang guru bias memilih atau menerapkan cara-cara atau metode-

metode yang sering digunakan dalam pengajaran gerak olahraga. Menurut

Sugiyanto, Sudjarwo (1993:78), ada beberapa macam metode pembelajaran

diantaranya adalah:

1. Metode praktek keseluruhan

2. Metode praktek bagian

3. Metode drill

4. Metode pemecahan masalah

5. Metode bermain

6. Metode ketepatan

7. Metode kecepatan

Dari beberapa macam metode pendekatan mengajar diatas, pada dasarnya

memliki tujuan yang sama. Hanya saja dalam setiap metode meliki kelebihan dan

kekurangan sendiri-sendiri.

Tingkatan penampilan keterampilan bertambah pada saat remaja

memasuki tahap perbaikan keterampilan otonom. Minat remaja sudah pada

aktifitas kompetitif. Lingkungan remaja memandang penguasaan keterampilan

Page 47: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

sebagai suatu prestasi yang perlu ditampilkan. Prestasi puncak sebagian besar

nomor-nomor olahraga dicapai pada tahap ini. Pada tahap ini perbaikan

keterampilan menjadi kompleks sekali. Schmidt dalam Pate. Rotella dan

McClenaghan (1993:205) bahwa “Menunjukkan bagaimana mengubah satu

variabel kecepatan mengayun dapat mempengaruhi kemampuan keseluruhan

seorang pemukul baseball. la menemukan bahwa menambah kecepatan memukul

memberikan lebih banyak waktu untuk memonitor melayangnya bola yang

tampak sebelum memulai gerakan.

Tahap kemunduran keterampilan merupakan konsekuensi alamiah dari

terjadinya proses penuaan. Proses penuaan ditandai dengan merosotnya fungsi

fisik dan fisiologis, dan kemunduran keterampilan. Pada tahap ini pemusatan

penampilan berubah dari lingkungan yang sangat menantang ke hal-hal yang lebih

berkaitan dengan rekreasi. Seseorang yang telah berpartisipasi dalam kegiatan

olahraga sejak dini harus mengarahkan tenaga mereka pada aktivitas lain yang

sesuai dengan kemampuannya. Namun semua ini tergantung pada keinginan

olahragawan tersebut untuk tetap aktif dalam kegiatan olahraga yang mereka ikuti

sebelumnya. Seseorang yang sebelumnya ikut serta dengan aktif dalam suatu

olahraga yang terorganisasi dengan baik mungkin akan merasa kehilangan akan

keterampilan yang dimiliki sebelumnya kesimpulannya adalah bahwa setelah usia

25 tahun ada kemunduran yang bertahap pada semua segi penampilan gerakan

cabang olahraga. Faktor lain yang ikut mempengaruhi kemunduran keterampilan

gerak. Menurut Schmidt dalam Pate, Rotella dan McClenaghan (1993:207) bahwa

“Penampilan yang optimal biasanya dicapai pada usia lebih awal dalam olahraga

Page 48: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

yang memerlukan kecepatan dan kekuatan, sedangkan aktivitas yang menekankan

pada kemampuan kognitif, seperti halnya strategi, dapat menjadi dikuasai dengan

bertambahnya umur”.

a. Pendekatan Pembelajaran Bermain

Pendekatan bermain merupakan bentuk pembelajaran yang dikonsep dalam

bentuk permainan. Pendekatan bermain merupakan bentuk pembelajaran yang

dikonsep dalam bentuk permainan. Dalam pelaksanaan pembelajaran bermain

menerapkan suatu teknik cabang olahraga ke dalam bentuk permainan. Melalui

permainan, diharapkan akan meningkatkan motifasi dan minat siswa untuk belajar

menjadi lebih tinggi, sehingga akan diperoleh hasil belajar yang optimal.

Pendekatan bermain merupakan bentuk pembelajaran yang

mengaplikasikan teknik ke dalam suatu permainan. Tidak menutup kemungkinan

teknik yang buruk atau rendah mengakibatkan permainan kurang menarik. Untuk

itu seorang guru harus mampu mengatasinya. Rusli Lutan dan Adang Suherman

(2000: 35-36) menyatakan, manakala guru menyadari bahwa rendahnya kualitas

permainan disebabkan oleh rendahnya kemampuan skill, maka guru mempunyai

beberapa pilihan sebagai berikut:

1) Guru dapat terus melanjutkan aktivitas permainan untuk beberapa lama

sehingga siswa menangkap gagasan umum permainan yang

dilakukannya.

2) Guru dapat kembali pada tahapan belajar yang lebih rendah dan

membiarkan siswa berlatih mengkombinasikan keterampilan tanpa

tekanan untuk menguasai strategi.

Page 49: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

3) Guru dapat merubah keterampilan pada level yang lebih simpel dan

lebih dikuasai sehingga siswa dapat konsentrasi belajar strategi

bermain.

Petunjuk seperti di atas harus dipahami dan dimengerti oleh seorang

guru. Jika dalam pelaksanaan permainan kurang menarik karena teknik yang

masih rendah, maka seorang guru harus dengan segera mampu mengatasinya.

Selama pembelajaran berlangsung seorang guru harus mencermati kegiatan

pembelajaran sebaik mungkin. Kesalahan-kesalahan yang dibiarkan selama

pembelajaran berlangsung akan mengakibatkan tujuan pembelajaran tidak

tercapai.

Penggunaan metode pendekatan ketepatan dan pendekatan kecepatan perlu

memperhatikan gerakan yang dipelajari dan penerapannya dalam kondisi nyata

pada saat bermain. Meningkatkan ketepatan gerakan pada latihan yang

mendahulukan ketepatan. Pada gerakan ketrampilan dimana kelanjutan

(momentum) gerakan sangat diperlukan, permulaan belajar yang menekankan

ketepatan berakibat merugikan perkembangan selanjutnya.

1) Bermain

Bermain sangat di sukai oleh anak-anak, karena sifat dari bermain

sendiri adalah menyenangkan. Menurut Yudha M. Saputra (2001: 6) menyatakan

”bermain adalah kegiatan yang menyenangkan”. Sedangkan Aip Syarifudin

(1992:17) mengartikan ”bermain adalah bentuk kegiatan yang bermanfaat atau

produktif untuk menyenangkan diri”. Selanjutnya menurut M. Furqon (2008: 4)

menyatakan bahwa

Page 50: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Bermain adalah aktifitas yang menyenangkan, serius dan sukarela, di mana anak berada dalam dunia yang tidak nyata atau sesungguhnya. Bermain bersifat menyenangkan karena anak diikat oleh sesuatu hal yang menyenangkan, dengan tidak banyak memerlukan pemikiran. Bermain juga bersifat serius karena bermain memberikan kesempatan untuk meningkatkan perasaan anak untuk menguasai sesuatu dan memunculkan rasa untuk menjadi manusia penting. Bermain bersifat tidak nyata karena anak berada di luar kenyataan, dengan memasuki suatu dunia imajiner. Bermain memberikan suatu arena di mana anak masuk dan terlibat untuk menghilangkan dirinya, namun secara berlawanan asas anak kadang-kadang menemukan dirinya dari bermain.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa aktifitas gerak

siswa yang dilakukan dengan rasa senang dan mempunyai tujuan pegembangan

mempunyai dampak yang positif pada pertumbuhan dan perkembangan anak.

Sehingga melalui bermain dapat memberikan pengalaman belajar yang sangat

berharga untuk siswa.

Siswa dan bermain merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan satu

sama lain. Bermain bagi siswa merupakan kebutuhan hidup seperti halnya

kebutuhan akan makan, minum, tidur, dan lain-lain. Melalui bermain anak dapat

mengaktualisasikan diri dan mempersiapkan diri untuk menjadi dewasa. Seperti

halnya atletik adalah nuansa permainan menyediakan pengalaman gerak yang

kaya yang membangkitkan motivasi pada siswa untuk berpartisipasi. Menurut

Yudha M. Saputra (2001: 9-10) kegiatan penjas bernuansa permainan

mengandung beberapa ciri sebagai berikut:

1. siswa terlibat dalam tugas gerak yang berfariasi dengan irama tertentu. 2. mengakibatkan kegemaran berlomba/bersaing secara sehat. 3. menyalurkan hasrat siswa untuk mencoba menggunakan alat-alat

berlatih. 4. tugas gerak yang mengandung resiko yang sepadan dengan

kemampuan siswa dan menjadi tantangan. 5. menguji ketangkasan untuk melaksanakan tugas-tugas gerak yang

baru.

Page 51: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003: 698) bahwa ”bermain

adalah melakukan sesuatu untuk bersenang-senang”. Sedangkan menurut Agus

Mahendra (2004: 4) yaitu ”bermain adalah dunia anak, sambil bermain mereka

belajar, dalam belajar, anak-anak adalah ahlinya”.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan yang dimaksud bermain

adalah dunia anak yang menjadi aktifitas jasmani dengan cara melakukan sesuatu

untuk bersenang-senang.

2) Fungsi Bermain

Melalui Pendekatan pembelajaran bermain maka pendekatan

pembelajaran yang diberikan terkemas dalam bentuk situasi permainan yang

sebenarnya. Melalui pendekatan pembelajaran bermain, akan senantiasa tercipta

suasana belajar yang memungkinkan siswa untuk selalu bergerak sesuai dengan

tugas dan tujuan pembelajaran. Pada pembelajaran pendidikan jasmani,

pendekatan bermain merupakan salah satu cara pembelajaran yang memberikan

situasi dan kondisi yang kondusif bagi pertumbuhan dan perkembangan gerak,

serta keterampilan siswa secara menyeluruh.

Anak yang bermain akan melakukan aktifitas bermain dengan sukarela

dan akan melakukan aktifitas bermain tersebut dengan kesungguhan, demi

memperoleh kesenangan dari aktifitas tersebut. Menurut Sukintaka (1992: 7)

”bermain dengan rasa senang, untuk memperoleh kesenangan, kadang

memerlukan kerjasama dengan teman, menghormati lawan, mengetahui

kemampuan teman, patuh pada peraturan, dan mengetahui kemampuan dirinya”.

Page 52: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Selanjutnya menurut Yudha M. Saputra (2001: 6) dengan bemain dapat

memberikan pengalaman belajar yang sangat berharga untuk siswa, kegiatan

bermain dapat meningkatkan siswa dengan sasaran aspek yang dapat di

kembangkan menurut lima aspek. Aspek-aspek tersebut adalah:

1. manfaat bermain untuk perkembangan fisik. 2. manfaat bermain untuk perkembangan motorik. 3. manfaat bermain untuk perkembangan sosial. 4. manfaat bermain untuk perkembangan emosional. 5. manfaat bermain untuk perkembangan keterampilan olahraga.

3) Modifikasi Permainan

Modifikasi permainan mencakup perkembangan, pengurangan dan

penguasaan perilaku tertentu. Ini biasanya bermanfaat dalam menyatakan elemen-

elemen khusus dalam permainan yang berlebih-lebihan dalam lingkungan yang

menyenangkan, aman dan agak menantang.

Elemen-elemen ini dirasakan kurang bagi para pemain muda yang kurang

pengalaman sebagai seperangkat dasar yang dilihat oleh siswa sebagai suatu yang

dapat dicapai oleh siswa. Dengan perubahan-perubahan pada peraturan tertentu

yang lebih aman dan pada situasi-situasi yang tidak dibuat-buat akan dapat

dijamin dalam permainan tersebut yang biasanya meliputi kontak fisik dan

perilaku siswadapat diawasi. Modifikasi permainan dan peraturan dapat dipakai

sebagai bahan untuk mengatur ketrampilan dan taktik agar lebih bermakna yang

sebenarnya. Hal ini akan membantu dalam pengembangan pengertrian tentang

hubungan antara peningkatan gerak.

Page 53: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

2. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Sepak dan Tahan Bola

dengan Pendekatan Bermain

Pembelajaran sepak dan tahan bola dengan pendekatan bermain merupakan

cara belajar sepak dan tahan bola yang dilakukan dalam bentuk permainan.

Permainan sepak dan tahan bola sepakbola dilakukan berdasarkan peraturan

permainan yang telah di tentukan oleh pengajar atau pelatih. Namun dari

permainan tersebut hanya menggunakan teknik dasar sepak dan tahan bola.

Permainan sepak dan tahan bola tersebut pemain tidak diperbolehkan memainkan

teknik lainnya. Jika memainkan teknik lainnya (selainsepak dan tahan bola)

dianggap sebagai pelanggaran, sehingga mendapat hukuman bola menjadi hak

lawan dan dilakukan tendangan dari samping lapangan.Berdasarkan pelaksanaan

pembelajaran sepak dan tahan bola sepakbola dengan pendekatan bermain dapat

di identifikasi kelebihan dan kelemahannya.

Kelebihan pembelajaran sepak dan tahan bola sepakbola dengan pendekatan

bermain antara lain:

1) Hasrat gerak siswa terpenuhi sehingga dapat menimbulkan rasa senang

dan gembira serta motivasi belajar meningkat.

2) Dapat meningkatkan kerjasama tim dan memicu siswa untuk berfikir dan

3) memecahkan masalah yang dihadapi dalam permainan.

4) Aturan pelaksanaan gerak diberikan secara sederhana dan memberikan

situasi gembira.

5) Gerakan-gerakan sepak dan tahan bola dapat dilakukan secara variatif dan

meningkatkan perkembangan siswa.

Page 54: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Kelemahan pembelajaran sepak dan tahan bola sepakbola dengan

pendekatan bermain antara lain:

1) Bagi siswa yang belum menguasai teknik sepak dan tahan bola kurang

tertarik, sehingga kurang senang dengan permainan.

2) Akan sering terjadi kesalahan teknik (siswa sering melakukan teknik selain

Sepak dan tahan bola).

3) Permainan akan sering berhenti karena sering terjadi kesalahan teknik.

4) Konsep pemahaman diri atau pribadi cenderung kurang.

5) Kurang cocok untuk belajar ketrampilan tingkat dasar.

a. Pendekatan Pembelajaran Drill

Pendekatan drill pada dasarnya merupakan pendekatan belajar yang

berorientasi pada guru sebagai cara pendekatan didalam belajar gerak pada siswa

sekolah dasar. Dalam metode pendekatan drill memang memilki kelebihan dan

kekurangan seperti halnya metode-metode pendekatan pembelajaran yang lainnya.

Dalam pendekatan drill guru harus menciftakan situasi tertentu untuk

memacu siswa berfikir dan berbuat sesuai dengan apa yang diinstruksikan oleh

guru. Gurulah yang menetapkan tujuan dan apa yang harus dilakukan siswa untuk

mencapai tujuan itu. Siswa melakuakan gerakan-gerakan sesuai apa yang

diinstruksikan oleh guru,dan melakukannya berulang-ulang. Misalnya didalam

mengajar bermain sepakbola, guru menetapkan tujuan pengyaitu murid mampu

melakukan ketrampilan dasar bermain sepak bola seperti sepak dan tahan bola.

Page 55: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Metode pendekatan drill sangat sesuai apabila digunakan untuk siswa yang

tujuan belajarnya adalah agar siswa menguasai ketrampilan gerak tertentuyang

sudah pasti atau sudah baku dengan materi belajarnya berbentuk gerakan yang

bersifat ketrampilan tertutup atau self paced.

Sugiyanto, Sudjarwo (1994 : 84) ada beberapa saran yang perlu dipertimbangkan apabila pendekatan drill yang digunakan yaitu ;

1) Pendekatan Drill digunakan sampai gerakan yang benar bisa dilakukan secara otomatis atau menjadi terbiasa serta menekankan dalam keadaan tertentu gerakan itu harus dilakukan.

2) Siswa diarahkan agar berkonsentrasi pada kebenaran pada pelaksanaan gerak serta ketepatan penggunaannya. Apabila siswa tidak meningkat dalam penguasaan geraknya, situasi dapat dianalisa untuk menemukan penyebabnya dan kemudian membuat perbaikan pelaksanaan.

3) Selama proses pelaksanaan pendekatan drill perlu sesekali mengoreksi agar perhatian tetap tertuju pada kebenaran gerak. Koreksi pada tahap awal kepada semua siswa bisa memberikan rangsangan yang efektif. Sejalan dengan pelaksanaan koreksi, diperlukan komentar umum tentang gerakan yang benar. Siswa harus disadarkan akan tujuan tercapai melalui pendekatan drill.

4) Pelaksanaan pendekatan drill disesuaikan dengan bagian-bagian dari situasi permainan olahraga yang sebenarnya. Hal ini bisa menimbulkan daya tarik dalam latihan.

5) Perlu dilakukan latihan peralihan dari situasi pendekatan drill kesituasi permainan yang sebenarnya. Latihan peralihan ini berbentuk drill beberapa unsur gerakan yang dilakukan secara berangkai mendekati situasi dan permasalahan yang ada dalam permainanyang ada dalam permainan yang sebenarnya.

6) Suasanan kompetitif perlu diciftakan dalam pelaksanaan pendekatan drill tetapi tetap ada kontrol kebenaran gerakannya.

b. Pelaksanaan Pembelajaran Sepak dan Tahan Bola dengan Pendekatan

Drill

Sesuai dengan pengertian pendekatan drill, maka pembelajaran sepak dan

tahan bola disusun dan diatur oleh guru atau pelatih dan siswa melakukan tugas

sesuai instruksi dari guru. Pelaksanaan pembelajaran sepak dan tahan bola dengan

pendekatan drill yaitu, guru mengatur siswa sedemikian rupa agar dalam

pelaksanaan pembelajaran sepak dan tahan bola semua siswa memperoleh

Page 56: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

kesempatan melakukan tugas gerak secara merata dan dapat melakukannya

pengulangan gerakan sebanyak-banyaknya. Susunan materi pembelajaran sepak

dan tahan bola dapat dilakukan dari cara yang lebih mudah atau yang sederhana.

Hal terpenting dalam pendekatan drill yaitu, guru menjelaskan pengertian sepak

dan tahan bola, teknik pelaksanaan sepak dan tahan bola, dari letak kaki tumpu,

kaki yang menendang, sikap badan, pandangan mata, dan bagian bola yang

ditendang serta sasaran yang diinginkan. Sebagai contoh tata urutan pembelajaran

sepak dan tahan bola dengan pendekatan drill sebagai berikut:

1) Siswa memperagakan teknik pelaksanaan sepak dan tahan bola dari cara

menempatkan kaki tumpu, bagian kaki untuk menendang bola, sikap

badan, saat menerima bola.

2) pandangan mata dan bagian bola pada saat menyepak atau menahan bola.

3) Siswa memperagakan gerakan teknik sepak dan tahan bola tanpa

menggunakan bola.

4) Siswa memperagakan sepak dan tahan bola secara berpasangan.

5) Siswa memperagakan sepak dan tahan bola berpasangan secara bergantian.

Berdasarkan contoh tata urutan materi pembelajaran sepak dan tahan bola yang

dirancang oleh guru, siswa harus memperagakannya sesuai instruksi dari guru

atau sesuai tata urutan yang telah dibuat oleh guru. Pembelajaran dilaksanakan

secara berulang-ulang hingga materi pembelajaran dapat dikuasai dengan baik.

Page 57: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

c. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Sepak dan Tahan Bola

dengan Pendekatan Drill

Perlu disadari bahwa setiap pendekatan pembelajaran tentu memiliki

kelebihan dan kelemahan. Demikian halnya pembelajaran sepak dan tahan bola

dengan pendekatan drill juga memiliki kelebihan dan kelemahan. Berdasarkan

pengertian pelaksanaan pembelajaran sepak dan tahan bola dengan pendekatan

drill dapat diidentifikasi kelebihan dan kelemahannya.

Kelebihan pembelajaran sepak dan tahan bola dengan pendekatan drill

antara lain:

1) Siswa dapat mengerti dan menguasai teknik sepak dan tahan bola yang

benar.

2) Kesalahan teknik sepak dan tahan bola yang dilakukan siswa akan segera

diketahui guru dan langsung dapat dibetulkan.

3) Guru selalu dapat mengawasi atau memonitoring pelaksanaan

pembelajaran.

4) Semua siswa dapat terlibat dalam pelaksanaan pembelajaran.

5) Cocok untuk siswa pemula.

Sedangkan kelemahan pembelajaran sepak dan tahan bola dengan

pendekatan drill antara lain:

1) Siswa hanya selalu mengikuti instruksi guru sehingga kurang kreativitas

dalam mengikuti tugas ajar dari guru.

2) Siswa tidak memiliki inisiatif dan kreatifitas dalam mengikuti

pembelajaran.

Page 58: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

3) Jika penjelasan guru terlampau rinci dan banyak, biasanya siswa tidak

dapat mengingat secara keseluruhan.

4) Tidak menciptakan situasi yang kompetetif.

5) Kurang cocok untuk belajar keterampilan tingkat lanjut.

3. Kemampuan Gerak ( Motor Ability )

a. Perkembangan gerak

Sebagai makluk hidup, manusia terus mengalami perubahan sepanjang

hidupnya. Mulai berada didalam kandungan, lahir kemudian menjadi dewasa dan

tua terus terjadi peribahan dalam aspek-aspek fisik, gerak, pikir, emosi, dan sosial.

Pola perubahan pertama-tama bersifat meningkat, kemudian menurun.

Peningkatan terjadi dalam proses pertumbuhan, perkembangan dan kematangan

sedangkan penurunan terjadi dalam proses penuanaan.

Studi tentang perkembangan gerak mencakup diskripsi dan penjelasan

mengenai gerak perilaku manusia sepanjang hidup. Perkembangan hidup manusia

secara terejadi dalam lima fase perkembangan seperti fase sebelum lahir, bayi,

anak-anak, adolesensi dan dewasa. Setiap fase perkembangan terjadi dalam

batasan usia tertentu. Pembatasan setiap fase didasarkan pada kencenderungan

karakteristik perkembangan yang terjadi pada kurun waktu tertentu dalam

usianya.

Empat istilah penting dalam perkembangan gerak, yaitu ; pertumbuhan,

perkembangan, kematangan, dan penuaan. Pertumbuhan dalah peningkatan pada

diri seseorang yang bersifat kuantitatif atau dalam ukuran. Perkembangan adalah

proses perubahan kapasitas fungsional organ-organ kearah keadaan makin

Page 59: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

terorganisasidan terspesialisasi. Kematangan adalah kemajuan yang bersifat

kualitatif dalam perkembangan biologis. Penuaan adalah proses penurunan

kualitas organic karena bertambahnya usia.

Perkembangan gerak mengacu pada teori perkembangan yang telah

berkembang dalam psikologi perkembangan. Ada tiga teori penting yang menjadi

acuan yaitu teori kematangan, teori keperilakuan dan teori kognitif. Teori

keperilakuan menekankan factor lingkungan sebagai penentu perkembangan,

sedangkan teori kognitif menekankan interaksi antara individu dengan lingkungan

sebagai penentu perkembangan. Penerapan teori-teori perkembangan dalam

didalam pengelolaan pendidikan cenderung memadukan ketiga teori tersebut.

Individu mulai berkembang sejak masih didalam kandungan, dan terus

berkembang setelah lahir. Pada saat masih didalam kandungan kondisi atau

kebiasaan perilaku ibu sangat berpengaruh terhadap perkembangan janin yaitu

yang berkaitan dengan gizi makanan ibu, penyakit yang diderita ibu, obat-obatan

tertentu yang diminum atau disuntikan kedalam tubuh ibu, serta kebiasaan ibu

meminum alcohol atau merokok. Pengaruh yang ditimbulkan pada janin adalah

bias berbentuk kelambatan pertumbuhan .

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan setelah bayi lahir

bervariasi. Ada Sembilan factor yang berpengaruh yaitu factor keturunan, gizi,

makanan, perbedaan suku, musim, iklim, penyakit, himpitan psikososial,

urbanisasi, jumlah keluarga, status ekonomi dan kaencenderungan secular.

Masing-masin faktor menimbulkan pengaruh yang bersifat positif atau negative.

Page 60: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Pengaruh yang positif berupa pertumbuhan yang normal dan badan yang tunbuh

dengan bentuk yang ideal.

b. Belajar Gerak

Belajar gerak adalah belajar yang diwujudkan melaui respon-respon

muskular yang diekspresikan dalam gerakan tubuh atau bagian tubuh. Didalam

pendidikan jasmani, belajar gerak berperan dalam aspek- aspek pengembangan

ketrampilan gerak tubuh, penguasaan pola- pola gerak ketrampilan olahraga, dan

mengekspresikan pola- pola perilaku personal dan interpersonal yang baik di

dalam pertandingan dan tari. Robert M. Gagne (1977) “Belajar adalah suatu

perubahan pembawaan atau kemampuan yang bertahan dalam periode waktu

tertentu dan tidak semata-mata disebabkan oleh proses pertumbuhan”.

Menurut John N. Drowatsky dalam (Sugiyanto,Sudjarwo1998:269)

definisi belajar gerak adalah belajar yang diwujudkan melalui respon-respon

muskular yang diekspresikan dalam gerakan tubuh atau bagian tubuh.

· Belajar kognitif adalah belajar yang menekankan pada aktivitas

berfikir.

· Belajar afektif adalah belajar yang menekankan pada aktivitas emosi

dan perasaan.

· Belajar gerak adalah belajar yang menekankan pada aktivitas gerak

tubuh.

Belajar merupakan sesuatu yang kompleks, karena itu pengertian bisa

menjadi bermacam-macam. Belajar bisa dipandang sebagai suatu hasil, bisa

dipandang sebagai proses dan juga bisa dipandang sebagai suatu fungsi. Sumber

Page 61: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

motivasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu motivasi ekstrinsik dan motivasi

intrinsic. Motivasi ekstrinsik timbul karena adanya rangsangan dari luar atau

bersifat external, sedangkan motivasi intrinsic timbul dari dalam diri atlet itu

sendiri atau bersifat ainternal. Berdasarkan sifat pemunculannya, motif dapat

diklasifikasi menjadi motiv primer dan motiv sekunder.

Emosi merupakan respons dan reaksi psikologis dan fisiologis yang

dihasilkan dari situasi yang ditangkap, banyak factor yang mempengaruhinya,

seperti tingkat kematangan seseorang dapat berpengaruh terhadap pengendalian

emosi. Beberapa keadaan emosional yang berhubungan erat dengan olahraga,

misalnya ketegangan, tekanan, kecemasan.

Perubahan pada diri individu sabagai hasil belajar bisa berupa

bertumbuhnya kemampuan berpkir, pengetahuan, kemampuan bergeraknya juga

bias berupa perubahan sikap, minat dan penilaian terhadap sesuatu. Belajar gerak

adalah mempelajari pola-pola gerak ketrampilan tubuh. Proses belajarnya melalui

pengamatan dan mempraktekkan pola-pola gerak yang dipelajari. Intensitas

keterlibatan unsur domain kamampuan yang paling tinggi adalah domain

psikomotor yang berarti juga termasuk domain fisik. Hasil akhir dari belajar gerak

adalah berupa kemampuan melakukan pola-pola gerak ketrampilan tubuh.

Didalam proses belajar gerak, waktu untuk praktek atau berlatih perlu

diatur agar hasil belajar bias baik. Pengaturan waktu latihan didasarkan pada

waktu yang tersedia, berat ringannya latihan yang dilakukan, serta prinsif

penggunaan waktu untuk latihan dan selingan waktu istirahat sesuai dengan berat

atau ringannya latihan.

Page 62: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Perkembangan koordinasi gerak tubuh merupakan kunci perkembangan

penguasaan berbagai macam gerak keterampilan yang telah mulai dikuasai sejak

masa anak – anak. Sejalan dengan meningkatnya umur, maka meningkat pula

ukuran tubuh dan kemampuan fisik, secara otomatis akan meningkat pula

kemampuan gerak dasar anak. Peningkatan kemampuan gerak dasar dapat

diidentifikasikan dalam bentuk : gerakan dengan mekanika tubuh makin efisien,

gerakan yang dilakukan semakin lancar dan terkontrol, bentuk gerakan bervariasi

dan bertenaga. Gerakan – gerakan seperti berjalan, meloncat, berjengket,

menyepak, melempar, menangkap, memukul semakin dikuasai. Kecepatan

perkembangannya sangat dipengaruhi oleh kesempatan yang diperoleh untuk

melakukan aktivitas. Anak yang kurang mendapatkan kesempatan melakukan

gerakan atau selalu terkekang di rumah, mereka cenderung memiliki kemampuan

gerak dasar yang rendah, sedangkan anak yang diberikan kebebasan melakukan

aktivitas memiliki kecenderungan berkemampuan gerak yang baik.

Hurlock ( 1991 : 156 ), menyatakan bahwa : “ Masa kecil sering disebut

sebagai masa ideal untuk mempelajari keterampilan gerak “. Hal ini ada sejumlah

alasan yang mendasarinya, yaitu : (1) karena tubuh anak lebih lentur ketimbang

tubuh orang dewasa, sehingga anak lebih mudah menerima semua pelajaran, (2)

anak belum banyak memiliki keterampilan yang akan berbenturan dengan

keterampilan yang baru dipelajarinya, maka bagi anak mempelajari keterampilan

baru lebih mudah, (3) secara keseluruhan anak lebih berani pada waktu kecil

ketimbang ketika anak besar. Oleh karena itu, mereka lebih berani mencoba

sesuatu yang baru. Hal yang demikian menimbulkan motivasi yang diperlukan

Page 63: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

untuk belajar. (4) orang dewasa merasa bosan melakukan pengulangan, tetapi

sebaliknya anak – anak justru menyenangi yang demikian. Oleh karena itu, anak-

anak bersedia mengulangi suatu tindakan hingga pola otot terlatih untuk

melakukannya secara efektif. (5) karena anak memiliki tanggung jawab dan

kewajiban yang lebih kecil ketimbang yang akan mereka miliki pada waktu

mereka bertambah besar, maka mereka memiliki waktu yang lebih banyak untuk

belajar menguasai keterampilan ketimbang yang dimiliki remaja atau orang

dewasa. Bahkan seandainya mereka nantinya bertambah besar dan memiliki

waktu yang cukup, mungkin akan merasa bosan dengan pengulangan yang

diperlukan di dalam mempelajari keterampilan, sehingga keterampilan yang telah

dikuasai tidak berkembang.

Keterampilan gerak tidak akan berkembang melalui kematangan saja,

melainkan keterampilan itu harus dipelajari. Di dalam mempelajari keterampilan

gerak menurut Hurlock (1991 : 157), yaitu : “ Hal terpenting di dalam

mempelajari keterampilan gerak meliputi : kesiapan belajar, kesempatan belajar,

kesempatan berpraktek, model yang baik, bimbingan, motivasi, individu dan

sistematis.

Apabila pembelajaran dikaitkan dengan kesiapan belajar, maka

keterampilan yang dipelajari dengan waktu dan usaha yang sama oleh orang yang

sudah siap hasilnya akan lebih unggul dibandingkan dengan orang yang belum

siap untuk belajar.

Kesempatan untuk mempelajari keterampilan gerak bagi anak sangat

penting, karena kondisi anak memungkinkan untuk dapat mencoba berbagai

Page 64: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

gerakan yang sederhana. Banyak diantara siswa yang tidak berkesempatan untuk

mempelajari keterampilan gerak karena hidup dalam lingkungan yang tidak

menyediakan kesempatan belajar atau karena orang tua yang melarang anaknya

untuk banyak bergerak, mereka takut hal yang demikian akan dapat menciderai

atau melukai anaknya.

Untuk dapat mempelajari keterampilan motorik dengan baik anak harus

banyak diberikan kesempatan melakukan praktek. Anak harus diberi waktu untuk

berpraktek sebanyak yang diperlukan untuk menguasai suatu keterampilan.

Meskipun demikian kualitas praktek jauh lebih penting ketimbang kualitasnya.

Jika anak berpraktek dengan model sekali pukul hilang, maka akan berkembang

kebiasaan kegiatan yang jelek dan gerakan yang tidak efisien. Karena dalam

mempelajari keterampilan gerak, meniru model memainkan peranan yang penting,

maka untuk mempelajari suatu keterampilan dengan baik, bagi anak model yang

baik merupakan suatu keharusan.

Dalam meniru suatu model dengan betul, anak membutuhkan bimbingan

dari orang dewasa. Bimbingan juga membantu anak membetulkan suatu kesalahan

yang dilakukan oleh anak sebelum kesalahan tersebut terlanjur dipelajari dengan

baik atau menjadi gerakan yang otomatis meskipun salah, sehingga sulit

dibetulkan kembali.

Bagaimana menguasai keterampilan gerak diperlukan suatu proses

belajar yaitu proses belajar gerak. Proses belajar gerak berbeda dengan proses

belajar kognitif dan proses belajar efektif. Perbedaan yang ada bersumber dari

aspek – aspek yang dominan keterlibatannya di dalam proses belajar. Yang

Page 65: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

dominan keterlibatannya dalam proses belajar gerak adalah aspek fisik dan

psikomotor. Yang dominan keterlibatannya dalam belajar kognitif adalah aspek

pikir ; sedangkan yang dominan keterlibatannya dalam belajar afektif adalah

aspek emosi dan perasaan. Dengan kata dominan di sini dimaksudkan untuk

menggambarkan bahwa di situ ada keterlibatan yang lebih intensif dari salah satu

aspek fungsi dalam diri siswa; sementara aspek fungsi yang lain juga terlibat

namun dengan kadar yang lebih rendah. Di dalam belajar gerak aspek fisik dan

psikomotor terlibat lebih besar dibanding aspek pikir serta aspek emosi dan

perasaan.

Fitts dan Postner dalam Gagne (1977: 222), mengemukakan bahwa :

“Proses belajar gerak keterampilan digambarkan memiliki 3 fase belajar, yaitu :

Fase awal (kognitif), Fase penghubung (asosiatif), dan Fase akhir (otonom)“. Fase

kognitif merupakan fase awal dalam belajar gerak keterampilan. Fase kognitif

merupakan perkembangan yang menonjol terjadi pada diri siswa, di mana siswa

mengerti tentang gerakan yang dipelajari. Sedangkan penguasaan geraknya sendiri

masih belum baik karena masih dalam taraf mencoba – coba gerakan. Pada fase

kognitif proses belajar di awali dengan aktif berfikir tentang gerakan yang

dipelajari. Siswa berusaha mengetahui dan memahami gerakan dari informasi

yang diberikan kepadanya. Informasi dapat bersifat verbal atau bersifat visual.

Informasi verbal adalah informasi yang berbentuk penjelasan dengan

menggunakan kata – kata. Di sini indera pendengaran aktif berfungsi. Informasi

visual adalah informasi yang dapat dilihat. Informasi ini dapat berbentuk contoh

gerakan atau gambar gerakan, di sini indera penglihatan aktif berfungsi.

Page 66: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Informasi yang ditangkap oleh indera kemudian di proses dalam

mekanisme perseptual. Mekanisme perseptual berfungsi untuk menangkap makna

informasi. Dengan informasi ini siswa dapat memperoleh gambaran tentang

gerakan yang dipelajari. Setelah memperoleh gambaran tentang gerakan, maka

gambaran tersebut diproses lagi ke dalam mekanisme pengambilan keputusan.

Dalam mekanisme ini siswa mengambil keputusan apa yang akan diperbuat.

Apakah ia akan melakukannya atau tidak. Misalnya apabila gerakan yang

diketahui itu ternyata sulit atau dirasa membahayakan dirinya, dapat jadi siswa

tidak ingin melakukan karena takut, dan memutuskan untuk tidak melakukannya.

Tetapi sebaliknya bila dari informasi tentang gerakan, siswa merasa dapat atau

berani melakukannya, maka ia memutuskan untuk mencoba melakukannya.

Keputusan ini kemudian diwujudkan dalam bentuk rencana gerak. Selanjutnya,

rencana gerak diproses dalam mekanisme pengerjaan. Dalam mekanisme

pengerjaan terjadi pengorganisasian respon untuk dikirim sebagai komando gerak

ke sistem muskular untuk diwujudkan menjadi gerakan tubuh. Berdasarkan

komando gerak tersebut terwujudkan gerakan – gerakan. Melalui proses semacam

itulah siswa mencoba melakukan atau mempraktekkan gerakan yang dipelajari.

Dengan mempraktekkan berulang – ulang gerakan demi gerakan, penguasaan

keterampilan melakukan gerakan menjadi meningkat.

Pada fase kognitif ini siswa baru dalam taraf mengembangkan citra

kognitifnya, oleh sebab itu lebih lanjut Drowatzky (1975: 242), menyatakan

bahwa : “ Instruktur yang baik akan memusatkan perhatian pada isyarat persepsi

Page 67: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

dan karakteristik respon serta memberikan pengetahuan hasil diagnose pada fase

ini “.

Pada fase kognitif siswa belum dapat melakukan gerakan – gerakan

dengan baik. Setelah mempraktekkan berulang – ulang dan kemampuan

melakukan gerakan – gerakan sudah menjadi lancar dan baik, maka siswa berarti

sudah meningkat memasuki fase belajar selanjutnya yaitu memasuki fase

asosiatif.

Fase asosiatif disebut juga fase penghubung atau menengah. Fase ini

ditandai dengan tingkat penguasaan gerakan dimana siswa sudah mampu

melakukan gerakan – gerakan dalam bentuk rangkaian yang tidak tersendat –

sendat pelaksanannya. Dengan tetap mempraktekkan berulang – ulang,

pelaksanaan gerakan akan menjadi semakin efektif, lancar, sesuai dengan

keinginannya dan kesalahan gerakan akan semakin berkurang.

Untuk meningkatkan penguasaan dan kebenaran gerakan, siswa perlu

tahu kesalahan yang masih diperbuatnya. Karena tahu tentang kesalahan gerakan

yang dilakukan siswa perlu mengarahkan perhatiannya untuk membetulkan

dengan mempraktekkan berulang – ulang. Kemampuan untuk mengenali

kesalahan gerakan sangat diperlukan untuk peningkatan penguasaan gerak. Untuk

meningkatkan penguasaan gerak diperlukan kesempatan yang leluasa untuk

praktek berulang – ulang.

Pada fase asosiatif ini respon yang dipelajari sudah siap, sehingga

memungkinkan kesalahan tidak lagi sering terjadi, bahkan secara bertahap akan

hilang. Pada fase asosiatif ini merangkaikan bagian – bagian gerakan menjadi

Page 68: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

rangkaian gerakan yang terpadu, yang merupakan unsur penting untuk menguasai

berbagai gerakan keterampilan.

Fase otonom dapat dikatakan sebagai fase akhir dalam belajar gerak. Fase

ini ditandai dengan tingkat penguasaan gerakan di mana siswa mampu melakukan

gerakan keterampilan secara otomatis. Fase ini dikatakan sebagai fase otonom

karena siswa mampu melakukan gerakan keterampilan tanpa terpengaruh

walaupun pada saat melakukan gerakan itu siswa harus memperhatikan hal – hal

lain selain gerakan yang dilakukan. Hal ini dapat terjadi karena gerakannya

sendiri sudah dapat dilakukan secara otomatis.

Untuk mencapai fase otonom diperlukan praktek berulang – ulang secara

teratur. Setelah dicapai fase otonom kelancaran dan kebenaran gerakan masih

dapat ditingkatkan, namun peningkatannya tidak lagi secepat pada fase – fase

belajar sebelumnya. Pada fase ini dimana gerakan sudah menjadi otomatis, untuk

mengubah bentuk gerakan cukup sulit. Untuk mengubahnya perlu ketekunan.

Mengingat menjadi sulitnya mengubah bentuk gerakan setelah gerakan

menjadi otomatis, maka pembentukan gerakan harus dilakukan pada fase belajar

sebelumnya. Sejak awal siswa sudah harus diarahkan melakukan gerakan –

gerakan yang benar secara mekanik, agar setelah mencapai fase otonom

gerakannya benar – benar efisien.

Perlu dijelaskan bahwa gerakan otomatis tidak sama dengan gerakan

yang efisien atau gerakan yang terampil. Gerakan yang otomatis belum tentu

efisien. Gerakan yang salah secara mekanisme dapat menjadi otomatis apabila

Page 69: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

terus dilakukan berulang – ulang. Sedangkan gerakan yang benar dan dilakukan

secara otomatis akan menjadi gerakan yang efisien.

Di dalam proses pembelajaran gerak keterampilan diperlukan adanya

kondisi tertentu yang berbeda dengan kondisi belajar pada jenis belajar yang lain.

Ada dua jenis kondisi pada belajar gerak keterampilan, yaitu kondisi internal dan

kondisi eksternal (Gagne, 1977: 231). Kondisi internal adalah kondisi yang ada

pada diri pelajar, sedangkan kondisi eksternal adalah kondisi yang ada pada

situasi belajar. Kondisi internal meliputi dua hal, yaitu: mengingat bagian –

bagian keterampilan (recall of part-skills) dan mengingat rangkaian pelaksanaan

(recall of executing routine). Kondisi eksternal meliputi lima hal, yaitu: instruksi

verbal, gambar, demontrasi, praktek, dan umpan balik.

Kemampuan memahami mekanika gerakan penting peranannya seperti

halnya kemampuan memahami keterampilan yang harus dilakukan. Dengan

memahami bentuk – bentuk gerakan yang benar, maka otak dapat memberi

komando gerak kepada sistem penggerak tubuh untuk melakukan gerakan –

gerakan dengan bentuk yang benar.

Kemampuan berkonsentrasi sangat penting dalam pelaksanaan

keterampilan yang memerlukan keseriusan, kecermatan, dan pengerahan seluruh

daya yang dimiliki. Misalnya di dalam persiapan melakukan gerakan loncat indah,

senam prestasi (gymnastic), dan angkat besi, tanpa berkonsentrasi, seseorang tidak

akan dapat menyelesaikan tugasnya dengan sebaik – baiknya. Seperti halnya

unsur fisik dan mental, unsur emosional juga merupakan faktor penentu

penampilan gerak yang efisien.

Page 70: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Kemampuan dan kondisi emosional yang diperlukan untuk mendukung

pelaksanaan gerakan yang efisien adalah: kemampuan mengendalikan emosi dan

perasaan, tidak ada gangguan emosional, merasa perlu dan ingin mempelajari atau

melakukan gerakan, memiliki sikap yang positif terhadap prestasi gerak gangguan

emosional misalnya ketegangan emosi, kemarahan, kesedihan, erat kaitannya

dengan penampilan gerak. Koordinasi gerak dapat terganggu karena keadaan

emosi yang tidak terkendali. Apabila koordinasi gerak terganggu maka tidak

mungkin melakukan keterampilan gerak yang sebaik – baiknya.

Merasa perlu dan ingin untuk mempelajari atau melakukan gerakan

merupakan motivasi internal atau larangan dari dalam diri untuk berbuat dalam

bentuk mempelajari atau melakukan gerakan. Apabila seseorang berbuat karena

adanya dorongan dari dalam dirinya sendiri, maka ia akan cenderung berbuat

sebaik – baiknya karena tidak merasa terpaksa. Seseorang berbuat secara sukarela

cenderung akan menghasilkan sesuatu yang lebih baik dibandingkan dengan yang

dihasilkan oleh seseorang yang berbuat karena terpaksa.

Sikap yang positif terhadap prestasi dapat menimbulkan kecenderungan

berbuat untuk berusaha mencapai suatu prestasi. Dengan demikian kemungkinan

untuk mencapai prestasi yang baik menjadi terbuka. Tanpa ada sikap yang positif

terhadap prestasi, kemungkinan untuk dapat berprestasi itu menjadi tertutup.

Kemampuan untuk mengendalikan diri memberikan kemungkinan bagi

seseorang untuk berbuat sesuai dengan yang seharusnya dilakukan atau tidak

berbuat di luar batas. Seseorang yang mengendalikan diri akan lebih mudah

mengikuti aturan – aturan, termasuk mengikuti aturan agar dirinya dapat menjadi

Page 71: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

terampil. Singer (1980: 48), menyatakan bahwa: “ Motivasi yang terlalu besar

akan menghambat kemajuan dalam penguasaan keterampilan yang kompleks ”.

a. Gerakan yang Terampil dan Efisien pada Anak-anak

Gerakan yang terampil pada dasarnya merupakan gerakan yang efisien.

Keterkaitan antara berbagai faktor akan dapat menimbulkan gerakan yang efisien.

Hal ini sesuai pendapat Drowatzky (1975: 34), yaitu: “ Tiga komponen utama

yang mendukung gerakan yang efisien, yaitu: kesegaran jasmani dan kemampuan

gerak, kemampuan penginderaan atau sensori serta proses – proses perseptual “.

Gambaran mengenai komponen – komponen pendukung gerakan yang efisien dan

unsur – unsurnya dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 3. Komponen gerakan efisien (Drowaztky, 1975:34)

Page 72: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Unsur – unsur pendukung gerakan yang terampil dan efisien menurut

Broer dan Zernicke (1979: 35), menyatakan bahwa: “ Tiga prasarat untuk gerakan

yang efisien, yaitu unsur fisik, mental, dan emosional “. Ketiga unsur tersebut

tidak dapat berfungsi sendiri – sendiri secara terpisah dalam mewujudkan gerakan

yang terampil dan efisien. Ketiganya harus berfungsi dalam suatu mekanisme

yang serasi atau terorganisasi dengan baik.

Unsur fisik merupakan fungsi dari sistem muskular, skeletal, sirkulatori,

respiratori, dan indera. Sistem ini secara bersama – sama dengan komponen

mental dan emosional mempengaruhi sistem syaraf. Sistem syaraf melalui kontrol

keseimbangan, kontrol muskular dan kontrol ketepatan waktu mempengaruhi

kelincahan dan koordinasi tubuh. Kelincahan dan koordinasi tubuh inilah yang

mencerminkan gerakan yang efisien.

Di dalam berbagai gerakan, semua sistem tubuh difungsikan melalui

sistem syaraf untuk meghasilkan kontrol keseimbangan tubuh pada saat

melakukan gerakan. Kontrol tubuh ini meliputi : kontrol keseimbangan, kontrol

ketepatan, waktu berbuat, dan kontrol muskular. Kelima macam kontrol tersebut

tergantung pada unsur fisik, mental dan emosional.

Kontrol keseimbangan meliputi kemampuan untuk menyelesaikan pusat-

pusat gravitasi secara efektif dalam hubungannya dengan bidang tumpuan, baik

timpuan yang tidak bergerak maupun tumpuan yang bergerak. Kontrol

keseimbangan merupakan fungsi dari organ vestibular yang berada pada telinga

bagian dalam dan di dalam berfungsinya ditunjang oleh fungsi mata. Pada saat

Page 73: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

seseorang dalam keadaan bergerak, tangan dan kaki berperan penting dalam

menjaga keseimbangan tubuh.

Kontrol ketepatan waktu bergerak pada dasarnya merupakan pengatur

irama gerakan, dalam hal ini terwujud dalam bentuk ketepatan waktu kontraksi

sekelompok otot sehingga dapat menghasilkan gerakan dengan kecepatan, urutan

dan lamanya tiap unsur gerakan yang sesuai dengan kebutuhan.

Kontrol muskular merupakan kemampuan mengendalikan kontraksi dan

relaksasi otot. Pengendalian otot – otot mana yang harus berkontraksi dan otot –

otot mana yang tidak perlu berkontraksi untuk melakukan suatu gerakan sangat

diperlukan agar suatu gerakan dapat dilakukan dengan baik. Di dalam melakukan

aktivitas fisik, bukan hanya kemampuan kontraksi otot yang diperlukan,

kemampuan relaksasi otot juga penting. Kemampuan relaksasi penting untuk

memperoleh efisiensi gerakan dan mempercepat proses pemulihan kesegaran

sesudah melakukan aktivitas.

Kontrol keseimbangan, kontrol ketepatan waktu bergerak dan kontrol

muskular saling berhubungan di dalam pelaksanaan fungsinya. Misalnya, kontrol

muskular berperan dalam kontrol keseimbangan, kontrol timing berperan di dalam

pelaksanaan gerakan yang memerlukan ketepatan waktu pelaksanaan atau gerakan

berirama. Pelaksanaan gerakan merupakan fungsi kontrol muskular, sedangkan

iramanya merupakan fungsi kontrol timing.

Ketika fungsi kontrol tersebut secara bersama – sama mewujud dalam

bentuk kelincahan dan koordinasi gerakan. Kelincahan (agility) adalah

kemampuan mengubah arah gerakan atau posisi tubuh dengan cepat. Sedangkan

Page 74: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

koordinasi adalah pemfungsian beberapa otot secara bersama dengan timing dan

keseimbangan yang baik di dalam suatu gerakan. Gerakan yang berkoordinasi

dengan baik tidak akan menimbulkkan ketegangan otot yang tidak perlu dan

pelaksanaannya lancar atau mulus. Apabila berbagai macam gerakan yang

terkoordinasi dengan baik dikombinasikan secara serasi, maka akan menghasilkan

gerakan yang efisien.

Gerakan dikatakan efisien apabila gerakan – gerakan yang terkoordinasi

dengan baik dikombinasikan untuk menghasilkan gerakan yang diperlukan untuk

menyelesaikan tugas tertentu, dan memanfaatkannya dengan perolehan nilai yang

tinggi, dengan arah yang baik, dan menggunakan tenaga sekecil mungkin.

Seseorang yang mampu melakukan gerakan - gerakan secara efisien, orang

tersebut dapat dikatakan terampil.

Pengembangan kemampuan gerak banyak tergantung pada dasar

fisiologis, peranan belajar, lingkungan kebudayaan dan kemampuan masing –

masing individu. Faktor – faktor biologis dan fisiologi memainkan peranan

penting dalam menentukan kemampuan gerak dasar seseorang. Flieshman (1965:

10), menyatakan bahwa : “ Kemampuan gerak dasar seseorang terdapat

perbedaan, hal ini tergantung pada sensitif tidaknya otot – otot dan kelompok otot,

komposisi jaringan otot atau perbedaan susunan sistem saraf pusat “. Faktor

keturunan juga memberikan pengaruh pada kemampuan gerak dasar terutama

dalam menetapkan pembatasan kondisi seseorang.

Faktor – faktor lingkungan dan belajar memainkan peranan penting dan

memiliki sumbangan yang lebih besar di dalam mempengaruhi perkembangan

Page 75: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

kemampuan gerak seseorang. Oleh karena itu prinsip seluruh pendidikan formal

dalam pendidikan jasmani merupakan dasar dari proses pengembangan

kemampuan gerak. Flieshman (1965: 11), menyatakan bahwa : “ Kemampuan

dasar mulai diperoleh pada awal kehidupan, oleh karena itu lingkungan hidup

anak harus ditujukan pada pemeliharaan pertumbuhan yang baik, hal ini penting

bagi pengembangan kemampuan gerak.

Kemampuan gerak dasar mempunyai pengertian yang hampir sama

dengan kemampuan motorik atau motor ability yang menunjukkan gambaran

tentang keterampilan di dalam aktivitas olahraga atau motor ability indicates

precent athletic ability, yang berarti tingkat kemampuan seseorang dalam

melakukan suatu keterampilan gerak yang luas. Oleh sebab itu salah satu

pengembangan kemampuan gerak dasar dapat dilakukan melalui olahraga

pendidikan.

Kemampuan gerak dasar merupakan bahasan yang komplek, artinya di

dalam membahas mengenai kemampuan gerak dasar ini dari sudut mana mereka

memandang. Harrow (1977: 84), mengklasifikasikan dalam bentuk keterampilan,

yaitu: “ Keterampilan pemula, menengah, dan keterampilan tinggi “.

Pengklasifikasikan oleh Magill (1980: 17), yaitu: “ Klasifikasi keterampilan gerak

didasarkan pada kecermatan gerakan, perbedaan titik awal, stabilitas lingkungan

dan kontrol umpan balik “.

Berdasarkan pada kecermatan gerakan, gerakan keterampilan dapat

diklasifikasikan dalam dua kategori, yaitu : keterampilan gerak agal atau gross

motor skills dan keterampilan gerak halus atau fine motor skills (Singer;1980: 14).

Page 76: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Keterampilan gerak agal ditandai oleh keterlibatan otot – otot besar sebagai basis

primer dalam gerakan. Keterampilan gerak halus merupakan keterampilan yang

memerlukan kemampuan mengontrol otot – otot halus dalam tubuh untuk

pencapaian pelaksanaan keterampilan gerak.

Berdasarkan titik awal dan titik akhir pelaksanaan, gerakan keterampilan

dapat dibedakan dalan dua kategori, yaitu: “ Keterampilan gerak diskret atau

discrete motor skill dan keterampilan gerak kontinus atau continuous motor skill

(Singer; 1980: 19). Suatu keterampilan gerak dapat diklasifikasikan ke dalam

keterampilan gerak diskret apabila dalam pelaksanaan keterampilan gerak dapat

dibedakan antara titik awal dan titik akhir dari gerakan itu. Keterampilan gerak

kontinus adalah keterampilan gerak yang tidak ditandai dengan jelas adanya titik

awal dan titik akhirnya. Kekuatan eksternal lebih menentukan dalam memulai dan

mengakhiri suatu gerakan, bila dibandingkan dengan pengaruh bentuk gerakannya

sendiri.

Berdasarkan stabilitas lingkungan, keterampilan gerak menurut Singer

(1980: 14), dibedakan menjadi : “ Gerak tertutup (self paced), gerak terbuka

(externally paced) dan gabungan gerak tertutup dan terbuka (mixed paced) “.

Keterampilan tertutup merupakan gerakan yang terjadi dalam kondisi lingkungan

tertentu dan tidak berubah – ubah. Stimulus dalam setiap gerakan dimulai oleh

pelaku sendiri. Keterampilan terbuka terjadi pada lingkungan yang berubah –

ubah secara temporal dan spacial. Pelaku bergerak berdasarkan stimulus dari

lingkungan di mana siswa berada. Sedangkan keterampilan gerak gabungan atau

mixed paced terjadi antara siswa dan obyek dalam situasi bergerak.

Page 77: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Klasifikasi gerakan berdasarkan kontrol umpan balik, didasarkan pada

bagaimana dan kapan umpan balik sensori yang dihasilkan dari gerakan dapat

dimanfaatkan oleh pelaku untuk melakukan gerakan berikutnya. Umpan balik

sensori diartikan sebagai informasi yang diterima oleh seseorang melalui indera

selama melakukan gerakan. Berdasarkan kontrol umpan balik, dapat dibedakan

menjadi dua kategori, yaitu : kontrol lingkaran tertutup (closed loop) dan kontrol

lingkaran terbuka (open loop). Jika informasi umpan balik dapat digunakan untuk

menyesuaikan aksi selama gerakan itu berlangsung, maka keterampilan itu dapat

diklasifikasikan ke dalam kontrol lingkaran tertutup, sedangkan jika umpan balik

itu tidak dapat digunakan untuk membuat penyesuaian gerakan selama aksi

berlangsung, maka keterampilan itu dikatakan berada dalam kontrol lingkaran

terbuka.

Berdasarkan klasifikasi tersebut bila dikaitkan dengan penguasaan

keterampialn bermain sepak bola, maka dapat disampaikan sebagai berikut : (1)

berdasarkan kecermatan gerak, termasuk gerak agal dan halus, karena melibatkan

sejumlah otot besar dan kecil, (2) berdasarkan titik awal dan titik akhir, termasuk

gerakan serial, karena gerakan terdiri dari bagian – bagian yang jelas titik awal

dan titik akhirnya dan dilakukan secara berangkai, (3) berdasarkan stabilitas

lingkungan, termasuk keterampilan terbuka, karena gerakannya terjadi pada

kondisi lingkungan yang berubah – ubah dan stimulusnya berasal dari luar, (4)

berdasarkan kontrol umpan balik termasuk dalam kontrol lingkaran terbuka,

karena umpan balik yang timbul dapat dimanfaatkan untuk gerakan berikutnya.

Page 78: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Keterampilan gerak harus dibedakan dengan gerak dasar yang merupakan

pola gerak. Keterampilan gerak menunjukkan tingkat pengembangan kecakapan,

sedangkan gerak dasar merupakan gerakan yang nampak nyata dalam penampilan

dan mempunyai tujuan sendiri yang penting. Gerakan keterampilan mempunyai

tingkat efisiensi dalam melakukan tugas yang kompleks, meliputi tugas – tugas

gerakan dalam belajar dan berlatih. Gerak yang terampil menunjukkan

perkembangan tingkat ketangkasan.

Klasifikasi gerakan terampil menurut Harrow (1977:76), yaitu: “

Klasifikasi gerakan yang terampil dibagi menjadi dua kontinum, yaitu kontinum

vertikal dan kontinum horisontal “. Kontinum vertikal menunjukkan derajat

kesukaran gerak yang dilakukan dari berbagai keterampilan dan biasanya disebut

sebagai tingkat kompleksitas. Sedangkan kontinum horisontal menggambarkan

tingkat penguasaan keterampilan yang dicapai oleh siswa dan biasa disebut

sebagai tingkat ketangkasan.

Dalam keterampilan gerak pada cabang olahraga tertentu, seorang guru

atau pelatih harus dapat membuat kategori perilaku gerak atas dasar tingkat

kesukaran dari keterampilan maupun tingkat ketangkasan siswa. Beradasarkan

kontinum vertikal, gerak keterampilan dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu

keterampilan adaptif sederhana, terpadu, dan kompleks.

Keterampilan adaptif sederhana menunjukkan adaptasi gerakan dan gerak

dasar utama. Gerakan – gerakan dasar utama dimodifikasi untuk menyesuaikan

dengan situasi atau lingkungan yang baru. Keterampilan terpadu terbentuk dari

efisiensi dalam keterampilan dasar siswa dan disatukan dengan penggunaan

Page 79: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

perlengkapan dan alat – alat yang digunakan. Siswa diharapkan dapat mengatur

tubuhnya sambil menggunakan perlengkapan selama melakukan penampilan

dalam keterampilan terpadu tersebut. Sedangkan keterampilan adaptif kompleks

merupakan keterampilan yang memerlukan penguasaan mekanika tubuh yang

lebih besar sebagai pelaksanaan hukum – hukum fisika terhadap tubuh. Untuk

mengidentifikasi gerakan yang dapat dikategorikan keterampilan kompleks ini

adalah keterlibatan tubuh pelaku secara total, seringkali tanpa landasan penopang

atau dalam keadaan melayang di udara harus membuat penyesuaian postural

terhadap rangsangan atau isyarat yang tidak terduga, dan mengatur gerakan di

lapangan yang luas.

Kontinum horizontal berhubungan dengan derajat ketangkasan atau

penguasaan keterampilan yang dapat dicapai dalam keterampilan tertentu. Harrow

(1977:78), menyatakan bahwa : “ Kontinum horizontal dibagi menjadi empat

tingkat, yaitu tingkat pemula, menengah, lanjut, dan keterampilan tinggi “. Setiap

siswa yang mempelajari keterampilan baru, digolongkan dalam tingkat pemula.

Selanjutnya sesuai dengan perkembangan derajat keterampilannya, kemampuan

siswa dapat dikategorikan ke dalam klasifikasi tingkat selanjutnya, dan seterusnya

sampai tingkat keterampilan tinggi. Kontinum horizontal mempunyai empat

klasifikasi yang selalu berada dalam setiap klasifikasi kontinum vertikal.

Keterampilan dapat pula diklasifikasikan menjadi dua, yaitu atas dasar

persepsi dan kebiasaan. Cabang olahraga anggar, bola basket atau tenis dapat

digolongkan sebagai cabang olahraga yang berkiblat pada persepsi, sedangkan

jenis cabang olahraga senam, tolak peluru ataupun keterampilan mengemudi

Page 80: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

termasuk kebiasaan. Dalam kegiatan olahraga potensi siswa sangat diperlukan

untuk situasi yang selalu berubah. Reaksi tidak dapat dipastikan tergantung pada

situasi yang dihadapi. Keterampilan memerlukan latihan dan ulangan – ulangan

sampai menjadi gerakan yang memerlukan kebiasaan.

Keterampilan yang bersifat kebiasaan memerlukan respons yang tepat

terhadap situasi yang dihadapi, hal ini sesuai dengan teori tentang hubungan

antara stimulus (S) dengan respons (R). Singer (1980: 18), menyatakan bahwa :

“ Situasi yang dihadapi secara relatif adalah tetap, sedangkan respon yang

diinginkan hanya dapat dihasilkan melalui latihan yang teratur dan perhatian dari

siswa tersebut kegiatan yang dilakukan. Hasilnya adalah keterampilan yang

berlangsung secara otomotik “.

Belajar keterampilan, baik keterampilan yang bersifat sederhana maupun

yang kompleks, menghendaki terintegrasinya fungsi – fungsi jiwa secara baik.

Oleh karena itu diperlukan ketekunan, ketelitian, keterikatan pada tugas yang

dihadapi, terpusatnya perhatian secara tajam dan terkoordinasinya antara persepsi

dan gerakan. Romizowsky (1981: 129) mengemukakan bahwa :

“ Belajar keterampilan melalui tahap – tahap : (1) memperoleh pengetahun, (2)

melakukan respon (aplikasi dari pengetahuan itu), (3) mengalihkan kontrol dari

persepsi kepada feeling dan kemudian gerakan, (4) otomatisasi gerak

keterampilan itu, dan (5) generalisasi keterampilan”.

Suatu keterampilan harus dipelajari secara baik dalam kondisi – kondisi

yang tetap sebelum siswa mengalami keadaan – keadaan yang sulit diperkirakan.

Suatu respons tertentu tidak berguna bagi siswa untuk bereaksi di bawah aneka

Page 81: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

ragam kondisi. Seorang pemain sepak bola (penjaga gawang) mungkin memiliki

keterampilan yang baik ketika menangkap bola yang keluar dari mesin pelempar

bola atau jet ball, tetapi situasi pertandingan menghendaki banyak keluwesan

respons pada waktu bola datang dengan kecepatan yang berbeda – beda, dengan

putaran, slice dan arah dan kecepatan yang berbeda.

Hampir semua gerak keterampilan memerlukan lebih dari satu reaksi

yang disiapkan. Kerumitan tersebut memerlukan pengertian dari pihak guru atau

pelatih dan dari siswa sendiri agar diperoleh keterampilan sesuai dengan harapan.

Oleh karena itu pengajaran harus tanggap terhadap penekanan-penekanan yang

penting dalam belajar keterampilan.

Kadang-kadang orang sulit membedakan antara kemampuan dan

keterampilan. Kemampuan sifatnya umum dan tahan lama, suatu pembawaan

yang dipengaruhi oleh belajar dan pengalaman. Sedangkan keterampilan bersifat

spesifik untuk kegiatan tertentu yang diperoleh dari pengalaman dan berkenaan

dengan suatu urutan respons yang dikembangkan secara spesifik.

Untuk memprediksi kemampuan gerak masing-masing individu, telah

banyak tes-tes ketangkasan gerak yang telah dikembangkan untuk diterapkan pada

orang coba baik laki-laki maupun perempuan pada tingkat perkembangan yang

berbeda. Tes tersebut bertujuan untuk membuat klasifikasi dan pencapaian tingkat

ketangkasan sebagai prediksi terhadap kemampuan ketangkasan seseorang di

dalam aktivitas jasmani.

Jenis tes kemampuan gerak untuk anak Sekolah Dasar di sesuaikan

dengan perkembangan fisik dan fisiologis anak. Pertumbuhan fisik erat kaitannya

Page 82: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

dengan terjadinya proses peningkatan pematangan fisiologis pada diri setiap

individu. Pertumbuhan dan tingkat kematangan fisik dan fisiologis membawa

dampak pada perkembangan kemampuan fisik. Indikasi untuk menaksir

kemampuan fisik anak dapat dilakukan dengan mengadakan tes. Tes untuk

menaksir kemampuan fisik anak usia Sekolah Dasar di antaranya meliputi : lari,

baring duduk ( sit-up ), melompat, mengangkat badan ( pull-up ) dan sejenisnya

termasuk koordinasi. Beberapa contoh tes kemampuan gerak dasar dari cozens

athletic ability : dodging run, melempar bola basket dan sepakbola, loncat jauh

tanpa awalan, lari seperempat mil dan lompat palang (mathews, 1973 : 166).

Scott’s motor ability test : obstacle race, loncat jauh tanpa awalan, dan lempar

bola basket (mathews, 1973 : 168). Barrow’s motor ability test : loncat jauh tanpa

awalan, lempar bola soft-ball, lari zig-zag, lempar bola ke dinding, menempatkan

bola medecine dan lari 60 yard. (Mathews, 1973 : 170 ).

Melalui tes kemampuan gerak diatas sehingga mana anak yang memilki

kemampuan gerak tinggi, kemampuan gerak dasar sedang dan kemampuan gerak

dasar rendah.

Perkembangan kemampuan gerak anak usia Sekolah Dasar meningkat

sejalan dengan meningkatnya ukuran tubuh dan meningkatnya kemampuan fisik.

Berbagai kemampuan gerak yang sudah mulai dapat dilakukan pada masa-masa

sebelumnya semakin dikuasai. Peningkatan kemampuan gerak dapat diidentifikasi

dalam bentuk gerakan mekanika tubuh yang makin efisien, gerakannya semakin

lancar dan terkontrol serta pola gerakannya makin bervariasi dan bertenaga.

Page 83: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Kemampuan gerak dipengaruhi oleh aktivitas yang dilakukan dalam

kesehariannya. Apabila aktivitas yang dilakukan dapat leluasa, maka kemampuan

gerak dasarnya akan berkembang dengan baik, tetapi sebaliknya bila aktivitasnya

terkekang dan tidak diberikan kebebasan, maka kemampuan gerak dasarnya

secara otomatis akan menjadi jelek. Padahal usia untuk belajar gerak yang paling

tepat adalah masa sebelum adolensensi. Dapat ditegaskan bahwa keterampilan

dasar dan minat terhadap keterampilan gerak harus ditemukan pada umur 12 tahun

atau sebelumnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa masa anak-anak merupakan

waktu yang tepat dan ideal untuk belajar keterampilan gerak dasar, sedangkan

masa adolensensi merupakan waktu yang digunakan untuk penyempurnaan dan

penghalusan serta mempelajari berbagai macam variasi keterampilan gerak.

Perkembangan kemampuan gerak anak dapat diketahui melalui

pengetesan dan pengukuran. Espenschade dan Eckert (1980 : 196), menyatakan

bahwa : “ Perkembangan kemampuan gerak pada anak-anak dapat diketahui

dengan menggunakan pengetesan dan pengukuran kemampuan berlari, meloncat

dan melempar”. Perkembangan kemampuan gerak pada anak dewasa sangat

dipengaruhi oleh penguasaan gerak dasar pada masa kanak-kanak dan faktor

latihan. Kecenderungan keterampilan gerak setiap individu pada anak bervariasi.

Dengan demikian akan terdapat kemampuan gerak dasar yang tinggi yang

ditandai dengan adanya penguasaan keterampilan gerak yang tinggi dan

kemampuan gerak dasar rendah yang ditandai dengan penguasaan keterampilan

gerak yang rendah.

Page 84: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Gerak

Perkembangan kemampuan gerak masing-masing siswa akan berlainan.

Hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor, baik dari dalam yaitu pembawaan maupun

dari luar yaitu lingkungan dan sarana belajar. Dengan demikian akan terdapat

kemampuan gerak tinggi dan rendah. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi

dapat disajikan dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 1.Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan gerak

Kemampuan gerak tinggi Kemampuan gerak rendah

1. aktivitas pada masa sebelumnya

diberikan kebebasan

2. lingkungan, orang tua dan pra

sarana pendukung

3. memiliki koordinasi tubuh dan

kekuatan otot yang baik

4. motivasi melakukan kegiatan

tinggi

1. aktivitas pada masa anak kurang

atau dikekang

2. lingkungan, orang tua dan pra

sarana kurang mendukung

3. koordinasi tubuh dan kondisi

fisik lemah

4. kurang bermotivasi terhadap

kegiatan olahraga.

Seorang guru mempunyai kesempatan yang baik untuk

mempertimbangkan potensi ketangkasan muridnya guna keperluan

pengembangan di masa yang akan datang. Tingkat potensi ketangkasan siswa

dapat pula digunakan sebagai salah satu faktor dalam pengembangan kurikulum

olahraga pendidikan. Tingkat kemampuan siswa yang sama dapat pula digunakan

Page 85: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

sebagai usaha untuk mengadakan pengelompokkan siswa secara homogen agar

diperoleh keuntungan yang lebih baik dari program kegiatan olahraga. Dalam

pengelompokkan yang homogen para siswa dapat melakukan kegiatan dan

bersaing dalam kemampuan yang sama.

Pengembangan kemampuan gerak juga banyak tergantung dari pada

dasar fisiologis, peranan belajar dan lingkungan kebudayaan serta kemampuan

seseorang. Faktor-faktor biologi dan fisiologi memainkan peranan penting dalam

menentukan kemampuan gerak dasar seseorang. Sebagai contoh adalah seseorang

yang mempunyai indera mata kurang berfungsi, maka hasil tersebut akan

mempengaruhi dan membatasi penglihatannya sehingga menyebabkan perbedaan

dalam melakukan kegiatannya. Kemampuan gerak seseorang berbeda, tergantung

dari sensitif tidaknya otot-otot dan kelompok otot, komposisi jaringan otot atau

perbedaan susunan dari sistem saraf pusat. Faktor keturunan memberikan

pengaruh pula pada kemampuan gerak, terutama dalam menetapkan pembatasan

kondisi, akan tetapi variasi yang sangat luas masih tetap dimungkinkan. Faktor-

faktor lingkungan dan belajar memainkan peranan yang lebih besar dalam

mempengaruhi pengembangan kemampuan, oleh karena itu prinsip seluruh proses

pendidikan formal merupakan dasar. Kemampuan dasar mulai diperoleh dari awal

kehidupan, oleh karena itu lingkungan kehidupan anak-anak terutama adanya

pemeliharaan pertumbuhan yang baik sangat penting artinya bagi pengembangan

kemampuan dasar.

Page 86: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

c. Peranan Kemampuan Gerak dalam Melakukan Keterampilan

Sepak dan Tahan Bola.

Kemampuan gerak merupakan dasar pembentukan semua keterampilan

gerak, termasuk keterampilan sepak dan tahan bola. Kemampuan gerak yang baik

menunjang kecepatan proses belajar keterampilan gerak. Belajar keterampilan

gerak merupakan proses yang berisikan aktivitas serta kejadian untuk mempelajari

dalam usaha untuk menguasai suatu jenis gerakan keterampilan. Keterampilan

gerak adalah kualitas gerakan yang ditampilkan yang merupakan hasil dari proses

belajar motorik atau belajar gerak. Schmidt yang dikutip Rusli Lutan (1988:102)

mengemukakan bahwa, "belajar motorik adalah seperangkat proses yang bertalian

dengan latihan atau pengalaman yang mengantarkan ke arah perubahan permanen

dalam perilaku terampil".

Dalam mempelajari suatu gerak keterampilan diperlukan jangka waktu

tertentu. Lama waktu yang diperlukan untuk mempelajari suatu keterampilan

dipengaruhi kompleksitas gerakan keterampilan yang dipelajari dan kemampuan

dasar anak.

Kemampuan gerak merupakan unsur pembentuk keterampilan gerak.

Kemampuan gerak merupakan fundamen penting untuk mempelajari suatu

keterampilan gerak. Kemampuan gerak dasar mendasari keterampilan, dimana

kemampuan tersebut disimpulkan dari tanggapan atau respon tertentu untuk jenis

tugas yang tertentu pula. Jadi jelas bahwa, kemampuan gerak dasar sepakbola

mempunyai pertalian dengan keterampilan.

Page 87: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

Kemampuan gerak umum adalah kemampuan gerak dasar umum

seseorang yang dapat berpengaruh terhadap kemampuan seseorang dalam

mempelajari gerakan ketrampilan suatu cabang olahraga. Singer (1975 : 225 –

226) mengatakan, bahwa kemampuan gerak (motor ability), biasanya

dihubungkan dengan perilaku gerak. Abilitas biasanya dianggap sebagai

karakteristik yang relatif stabil atau permanent, ditentukan oleh faktor keturunan

dan perkembagan relatif secara otomatis dalam proses pertumbuhan dan

kematangan, serta tak mudah diubah melalui latihan atau pengalaman (Rusli

Lutan, 1988 : 339). Sebagai kemampuan terpendam yang melandasi penampilan

gerak seseorang, maka abilitas dianggap sebagai factor pendukung bagi

pelaksanaan suatu ketrampilan gerak yang selanjutnya membedakan kemampuan

individual.

Cabang olahraga sepakbola memerlukan berbagai kompunen fisik

terutama; Daya ledak, kelincahan, koordinasi mata-tangan, kekuatan, kecepatan,

sehingga setiap pemain dituntut memiliki kondisi fisik yang prima sehingga dapat

menjalin sinergi gerak dengan pemain lainnya dalam satu regu sepakbola

(Sulaiman, 2008:73).

1) Daya ledak (Power) otot

Power merupakan salah satu komponen kondisi fisik yang diperlukan

hampir semua cabang olahraga untuk mencapai prestasi yang tinggi. Bompa (1990

: 273), menyatakan bahwa power adalah kombinasi dari kekuatan dan kecepatan

gerak. Dalam beberapa gerakan olahraga, power merupakan salah satu

kemampuan biomotorik yang sangat penting. Banyaknya gerakan olahraga yang

Page 88: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

dapat dilakukan dengan lebih baik dan sangat terampil apabila seseorang memiliki

power yang baik. Power otot merupakan salah satu faktor yang menentukan

dalam melaksanakan sebagian besar skill olahraga.

Beberapa pengertian power tersebut, ternyata ada dua faktor yang

sangat penting dan menentukan sekali terhadap kemampuan power, yaitu faktor

kekuatan otot dan kecepatan otot, sehingga dari beberapa pengertian di atas dapat

disimpulkan bahwa power adalah kemampuan otot untuk menggerakkan kekuatan

mekasimal dalam waktu yang singkat.

2) Kelincahan (Agility)

Menurut Nossek (1982 : 144) mengatakan bahwa, istilah kelincahan

sering disamakan dengan koordinasi kemampuan gerakan-gerakan ketrampilan,

kemampuan menggerakkan otot-otot atau kecekatan (dexterity).

Dari pengertian di atas maka dapat dikatakan, bahwa orang lincah adalah

orang yang memiliki kemmapuan untuk mengubah arah dan posisi tubuh dengan

cepat dan tepat pada waktu sedang dalam keadaan bergerak, tanpa kehilangan

keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuh.

3) Koordinasi Mata – Tangan

Schmidt (1988 : 265) mengemukakan bahwa koordinasi adalah

perpaduan dua perilaku atau lebih, dimana antara yang satu dengan yang lainnya

saling berkaitan dalam menghasilkan suatu ketrampilan gerak, maka koordinasi

adalah kemampuan untuk mengkombinasikan beberapa gerakan tanpa ketegangan

dengan urutan yang benar dan melakukan gerakan yang kompleks secara (tanpa

pengeluaran energi yang berlebihan, dengan demikan hasilnya adalah yang

Page 89: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

efesien, halus, mulus (smooth). Baik tidaknya koordinasi gerak.seseorang

tercermin dalam kemampuannya untuk melakukan gerakan secara mulus, tepat

(precise), dan efiesien. Hal ini berarti seseorang yang memiliki koordinasi gerak

yang baik bukan hanya mampu melakukan keterampilan gerak dengan sempurna

tetapi juga mampu melakukan gerakan keterampilan yang baru baginya.

4) Kekuatan (Strength)

Kekuatan merupakan salah satu unsur kemampuan biomotorik yang

yang sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan seseorang dalam melakukan

suatu gerakan keterampilan (skill) dalam olahri Secara umum strength untuk

didefinisikan sebagai kekuatan otot yang digunakan untuk melawan objek yang

dapat dipindahkon atau digerakkan atau dan juga yang tidak dapat dipindahkan.

Dari uraian di atas, maka strength merupakan faktor yang sangat penting

dan merupakan basis dari semua komponen kondisi fisik. Seorang pemain

sepakbola akan melakukan gerakan keterampilan teknik dasar bermain sepakbola

(passing, heading, dribbling, shooting) dengan baik apabila ia memiliki kekuatan

otot yang baik. Dalam istilah yang sederhana strength kemampuan untuk

menerapkan kekuatan dalam melawan beban. Strength dapat meningkatkan

kemampuan dalam melakukan ketrampilan gerak (Bompa, 2000 : 94).

Tentang pentingnya peranan strength dalam aktivitas fisik, Harsono

(1988:177) mengemukakan: 1) kekuatan merupakan daya penggerak setiap

aktivitas fisik, 2) kekuatan memegang peranan penting dalam melindungi

atlet/seseorang dari kemungkinan cidera, dan 3) dengan kekuatan atlet akan dapat

Page 90: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

lari lebih cepat, melempar atau menendang lebih jauh dan lebih efisien, memukul

lebih keras, demikian pula dapat membantu memperkuat stabilitas sendi-sendi.

5) Kecepatan (Speed)

Harsono (1988:216) mengatakan bahwa kecepatan adalah kemampuan

untuk melakukan gerakan-gerakan yang sejenis secara berturut-turut dalam waktu

yang sesingkat-singkatnya atau kemampuan untuk menempuh jarak dalam waktu

yang sesingkat-singkatnya.

Dari uraian di atas maka dapat dikatakan bahwa kecepatan bukan hanya

berarti menggerakkan seluruh tubuh dengan cepat ukan tetapi dapat pula terbatas

pada menggerakkan anggota tubuh dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Agar

dapat melakukan keterampilan teknik dasar bermain sepakbola dengan baik,

seseorang harus memiliki kemampuan unsur-unsur biomotorik yang baik seperti:

power otot lengan dan otot tungkai, kelincahan, koordinasi mata-tangan, dan

kecepatan. Dalam melakukan gerakan passing,stopping, heading, dribbling dan

shooting sepakbola agar memperoleh hasil maksimal, maka unsur kemampuan

gerak umum yan telah diuraikan di atas sangat memegang peranan penting, karena

dengan kemampuan tersebut, maka seseorang akan dapat melakukan keterampilan

teknik dasar bermain sepakbola dengan baik. Kemampuan mengarahkan dan

menempatkan bola yang tepat dalam melakukan passing merupakan faktor utama

keberhasilan dari seorang pemain sepakbola mengingat fungsi utama dari passing

dalam permainan adalah mengoper bola kepada teman se-tim dalam membangun

sebuah serangan dan juga sangat di butuhkan dalam melakukan serangan terutama

digunakan untuk mengecoh lawan untuk menciptakan gol ke gawang lawan.

Page 91: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

B. Penelitian yang Relevan

Asep Suharta (1997) meneliti tentang pengaruh pendekatan mengajar dan

kemampuan gerak terhadap hasil belajar passing bolavoli. Dari hasil penelitian

tersebut diperoleh siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi, dalam mengajar

passing bolavoli lebih tepat dipakai pendekatan mengajar langsung. Sedangkan

bagi siswa yang memiliki kemampuan awal rendah lebih tepat dipergunakan

pendekatan mengajar tidak langsung dalam belajar passing bolavoli.

Everson, Sanford dan Emmer pada tahun 1981 dalam Brophy (1990:507)

melakukan studi tentang cara guru menyesuaikan pembelajaran terhadap kelas

heterogen dibandingkan dengan cara guru dalam mengajar kelas yang lebih

homogen. Kelas yang heterogen terdiri dari siswa-siswa yang setara dengan kelas

8 sampai kelas 10 dan yang memiliki prestasi belajar dari rendah sampai tinggi.

Hasil permulaan yang diperoleh pada kelas heterogenini sangatlah menyedihkan

yang diakibatkan oleh rendahnya penyesuaian pembelajaran terhadap minat dan

kemampuan siswa. Hasil ini terus berlanjut pada guru yang lemah pada

kemampuan pengelolaan kelasnya. Tetapi pada guru yang sangat kreatif sebagai

pengelola kelas, setelah sekitar tiga minggu dapat mengatasi keheterogenan

dengan menggunakan strategi berikut : (1) perhatian khusus dan bantuan pada

siswa yang berkemampuan rendah, (2) penggunaan secara terbatas

pengelompokan kedalam kelas dan pembedaan bahan-bahan pelajaran atau tugas-

tugas, (3) perbedaan secara terbatas penilaian berdasarkan usaha perorangan dan

kriteria kemajuan yang berkesinambungan, dan (4) seringnya pemantauan dan

pemberian umpan balik pada semua siswa.

Page 92: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

C. Kerangka Pemikiran

1. Perbedaan pengaruh antara pendekatan pembelajaran bermain dan drill

terhadap hasil belajar sepak dan tahan bola bada permainan sepakbola.

Pendekatan pembelajaran hasil belajar sepak dan tahan bola pada

permainan sepakbola dengan menggunakan pendekatan bermain dan drill diatur

sedemikian rupa sehingga siswa memiliki kesempatan menerima beban dan materi

yang sama. Peran guru disini adalah membuat 3 (tiga) perangkat keputusan : pada

pra-pertemuan yaitu tentang (a) pokok bahasan; (b) tugas-tugas: dan (c)

organisasi. Selama pertemuan berlangsung guru membuat penjelasan tentang (a)

peranan guru dan siswa; (b) penyampaian pokok bahasan; dan (c) penjelasan

mengenai kelompok, penempatan urutan kegiatan tentang peragaan, penjelasan

materi, pelaksanaan, penilaian, semua perintah tersebut harus diikuti oleh siswa.

Dan yang ketiga pasca pertemuan yaitu tugas guru disini dalam memberikan

umpan balik kepada siswa dan sasarannya disini guru harus memberi banyak

waktu kepada siswa dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru.

Dalam gaya mengajar keterampilan teknik dasar passing mengunakan

kaki bagian dalam pada permainan sepakbola siswa harus melakukan latihan

dengan serius sesuai petunjuk guru, sehingga sasaran yang ingin dicapai

terlaksana, antara lain : terjadi peningkatan semangat kelompok; efisiensi

penggunaan waktu; penampilan yang seragam; mengikuti model yang telah

ditentukan; terjadinya konsentrasi; dan yang terpenting adalah tingkat keamanan

siswa selama melakukan latihan keterampilan teknik dasar bermain sepakbola.

Dalam latihan ini hal positif yang dicapai adalah segala materi pelajaran tentang

Page 93: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

teknik dasar dapat diserap oleh siswa. Implikasi dari penggunaan gaya eksplorasi

ini adalah semua keputusan dibuat oleh guru, tugas siswa adalah mengikuti

pentunjuk dan melaksanakan tugas yang diberikan, pokok bahasan dipilah-pilah

sehingga mudah di ikuti oleh siswa, dalam hal ini tidak ada perbedaan individual

semua mempunyai hak yang sama untuk menerima materi.

2. Pengaruh kemampuan gerak dasar tinggi dan kemampuan gerak rendah

terhadap hasil belajar sepak dan tahan pada permainan sepakbola.

Kemampuan gerak dipengaruhi oleh aktivitas atau kegiatan jasmani

kesehariannya. Semakin tinggi aktivitas yang dilakukan, maka kemampuan gerak

dasarnya akan semakin baik. Dan sebaliknya makin rendah atau kurangnya

aktifitas yang dilakukan, maka kemampuan gerak dasarnya juga akan menjadi

jelek. Dengan demikian kemampuun gerak dasar tinggi akan dapat meningkatkan

skill individu, sehingga kemampuan gerak dasar tinggi besar pengaruhnya

terhadap keterampilan bermain sepak bola.

3. Pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan

kemampuan gerak terhadap hasil belajar sepak dan tahan bola pada

permainan sepakbola.

Dalam bermain sepakbola pendekatan pembelajaran yang akan

digunakan mendukung bagaimana seseorang dapat menguasai sepak dan tahan

bola dalam permainan sepakbola. Sepak dan tahan bola merupakan teknik dasar

dalam permainan sepakbola yang yang sering digunakan, sehingga memerlukan

latihan yang intensif.

Page 94: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

Setiap siswa memiliki kemampuan gerak yang berbeda-beda.

Sebagaimana yang telah di uraikan diatas bahwa perbedaan kemampuan gerak

yang telah ada dalam kemampuan siswa yang merupakan perbedaan karakteristik

secara individu dari masing-masing anak. Tingkat kemampuan gerak ini akan

berpengaruh terhadap hasil pembelajaran sepak dan tahan bola. Hal ini membawa

pemikiran untuk menentukan suatu pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan

kemampuan dasar yang dimiliki siswa.

Penggunaan pendekatan pembelajaran dengan bermain pada siswa yang

memiliki kemampuan gerak gerak tinggi. Pendekatan pembelajaran drill tidak

perlu membutuhkan kemampuan gerak dasar tinggi.

Bagi siswa yang memiliki kemampuan gerak dasar rendah dengan

pendekatan pembelajaran bermain kurang menguntungkan, karena program

latihan dengan menggunakan tingkat koordinasi yang tinggi akan lebih lama

dikuasai. Dengan kemampuan gerak dasar rendah siswa akan sulit beradaptasi

dengan siswa yang mempunyai kemampuan gerak dasar tinggi. Dalam kondisi

seperti ini pendekatan drill lebih tepat digunakan dalam meningkatkan proses

pembelajaran sepak dan tahan bola.

Dari uraian diatas maka dapat diduga terdapat interaksi antara

pendekatan pembelajaran dan kemampuan gerak dasar terhadap hasil

pembelajaran sepak dan tahan bola.

Page 95: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

D. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka pemikiran di atas dapat dirumuskan

hipotesis sebagai berikut :

1. Ada perbedaan pengaruh antara pendekatan pembelajaran bermain dan drill

terhadap hasil belajar sepak dan tahan bola pada permainan sepakbola.

2. Ada perbedaan pengaruh hasil belajar sepak dan tahan pada permainan

sepakbola bagi siswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi dan rendah.

3. Ada pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan kemampuan

gerak terhadap hasil belajar sepak dan tahan pada permainan sepakbola.

Page 96: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di lapangan sepakbola Prawit, Nusukan

Surakarta, Provinsi Jawa Tengah. Tempat penelitan sekaligus dijadikan sebagai

tempat diselenggarakannya proses kegiatan belajar mengajar serta pengambilan

data penelitian

2. Waktu Penelitian

Pada penelitian ini dilakukan treatment selama 6 minggu dan frekwensi

pertemuan tiga kali seminggu dengan waktu 90 menit setiap kali pertemuan.

Penentuan waktu latihan dengan frekwensi 3 x seminggu sesuai pendapat Brooks

dan Thomas D. Fahey (1984:405), bahwa dengan frekwensi 3 kali seminggu dapat

meningkatkan kualitas keterampilan, dengan alasan dalam 3 x seminggu dapat

memberikan kesempatan bagi tubuh untuk beradaptasi terhadap beban aktivitas

yang diterima.

Waktu pelaksanaan perlakuan yaitu pada hari Senin, Rabu dan Jum’at.

Pelaksanaan perlakuan mulai tanggal 7 Oktober 2010 sampai 30 November 2010.

Pertemuan dan penelitian dilaksanakan pada sore hari dari pukul 15.00 s/d

16.30. Secara keseluruhan kegiatan perlakuan berlangsung selama 18 kali

pertemuan.

Page 97: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

dengan desain faktorial 2 x 2. Menurut Sudjana (1995:148) bahwa, ”eksperimen

faktorial adalah eksperimen yang hampir sama atau sama taraf, sebuah faktor

dikombinasikan atau disilangkan dengan semua taraf tiap faktor yang ada dalam

eksperimen”. ”Dalam desain faktorial dua atau lebih variabel dimanipulasi secara

simultan untuk mengetahui pengaruh masing-masing terhadap variabel terikat,

disamping pengaruh-pengaruh yang disebabkan oleh interaksi antar variabel”

(Furchan, 1982:362).

C. Rancangan Peneltian

Rancangan penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

rancangan faktorial 2 x 2, dengan berdasar pada variabel yang ada, yaitu: (1)

Variabel independent; pendekatan pembelajaran, (2) Variabel atribut; kemampuan

gerak dasar, (3) Variabel dependent; hasil belajar sepak dan tahan bola pada

permainan sepakbola.

Adapun rancangan penelitian yang dipergunakan adalah rancangan faktorial

2x2 (Glass and Hopskins, 1984:272-301).

Page 98: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

Tabel 2. Rancangan Penelitian Faktorial 2x2

Variabel Atributif

Variabel Manipulatif

Kemampuan Gerak

Tinggi (b1)

Kemampuan Gerak

Rendah (b2)

Pendekatan Bermain

(a1)

a1 b1

a1 b2

Pendekatan Drill

(a2)

a2 b1

a2 b2

Keterangan :

a1b1 : Kelompok siswa yang mengikuti dengan pendekatan pembelajaran

bermain dengan ketegori yang memiliki kemampuan gerak tinggi.

a2b1

: Kelompok siswa yang mengikuti dengan pendekatan pembelajaran

bermain dengan ketegori yang memiliki kemampuan gerak rendah.

a1b2

: Kelompok siswa yang mengikuti dengan pendekatan pembelajaran

drill dengan ketegori yang memiliki kemampuan gerak tinggi.

a2b2

: Kelompok siswa yang mengikuti dengan pendekatan pembelajaran

drill dengan ketegori yang memiliki kemampuan gerak rendah.

Rancangan faktorial ini melibatkan dua buah faktor sebagai variabel

independent, yakni pendekatan pembelajaran (a) dan kemampuan gerak (b).

Pendekatan pembelajaran dibedakan menjadi dua jenis, yaitu pendekatan

Page 99: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

pembelajaran Bermain (a1), dan pendekatan pembelajaran Drill (a2) serta

kemampuan motorik dibedakan dalam dua taraf, yaitu kemampuan gerak tinggi

(b1) dan kemampuan gerak rendah (b2). Sebagai variabel dependent adalah sepak

dan tahan bola pada permainan sepakbola.

D. Variabel Penelitian

Variabel yang dikaji pada penelitian ini terdiri dari dua variabel

independent dan satu variabel dependent, dengan rincian variabel sebagai berikut:

1. Variabel Independent terdiri dari :

a. Variabel Manipulatif, terdapat dua perlakuan yaitu:

1) Pembelajaran Bermain

2) Pembelajaran Drill

b. Variabel Atributif, merupakan variabel yang melekat pada sampel dan

menjadi sifat dari sampel tersebut adalah kemampuan gerak yang dibedakan :

1) Kemampuan Gerak Tinggi

2) Kemampuan Gerak Rendah.

2. Variabel Dependent

Variabel dependent penelitian ini adalah, hasil belajar sepak dan tahan bola

pada permainan sepakbola.

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Definisi operasional variabel penelitian perlu dijelaskan untuk

memberikan penafsiran yang sama terhadap variabel-variabel dalam penelitian.

Adapun definisi operasional variable-variabel penelitian ini adalah :

Page 100: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

1. Pembelajaran dengan bermain adalah pembelajaran keterampilan dengan

memberikan materi teknik bermain secara langsung yaitu siswa diberikan materi

teknik dasar sepak dan tahan bola dengan pola gerakan yang sebenarnya yang

dirangkai dalam bentuk permainan.

2. Pembelajaran dengan pendekatan drill adalah pembelajaran yang diberikan

secara terus menerus dalam bentuk permaianan keterampilan yang didahului

dengan memberikan materi teknik gerakan bukan yang sebenarnya. Program

pembelajaran disusun secara cermat dalam rangkaian urutan yang logis

sebelum teknik yang sebenarnya diajarkan. Pada pembelajaran ini, pada tahap

awal siswa diberikan materi dengan melakukan gerakan menyerupai dengan

gerakan teknik sepak dan tahan bola secara berulang-ulang.

3. Kemampuan gerak adalah kapasitas seseorang untuk dapat melakukan

bermacam-macam gerakan yang memerlukan keberanian dalam olahraga

dalam hal ini adalah permainan sepakbola, yang dinyatakan dari hasil

pengukuran dengan kemampuan gerak dasar sepakbola untuk menggolongkan

kelompok tinggi dan kelompok rendah.

4. Sepak dan tahan bola adalah teknik dasar dalam menendang dan menahan

bola dengan baik, dengan cepat, cermat, dan tepat pada sasaran, sasaran

teman maupun dalam membuat goal kedalam gawang lawan. Hasil

pembelajaran sepak dan tahan bola dalam permainan sepakbola adalah hasil

pembelajaran dari perlakuan yang diberikan kepada teste, yaitu penguasaan

keterampilan teknik dasar sepak dan tahan bola dalam permainan sepakbola.

Setelah siswa menerima perlakuan akan diketahui seberapa besar peningkatan

Page 101: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

yang diperoleh dengan menggunakan tes sepak dan tahan bola yaitu bola

ditahan dan disepak di depan garis menyepak pada setiap kali tugas

menyepak bola. Bola ditahan dan disepak hanya menggunakan sau kaki saja.

Jumlah menyepak dan menahan bola yang sah, selama 30 detik diperoleh dari

satu kegiatan menendang dan menahan bola.

F. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah siswa putra kelas IV, V, VI Sekolah Dasar

Muhammadiyah 3 Nusukan, Surakarta, Semester pertama Tahun Pelajaran

2010/2011 dengan jumlah siswa 60 orang.

2. Sampel Penelitian

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa putra kelas IV,

V, VI SD Muhammadiyah 3 Nusukan, Surakarta semester pertama tahun

pelajaran 2010/2011 sebanyak 40 orang, dengan menggunakan purposive random

sampling. Dikatakan purposive sebab populasi dalam penelitian ditetukan untuk

mewakili populasi dan ikut dalam penelitan. Dikatakan random karena sampel

dipilih secara acak (undian). Dari jumlah populasi yang ada untuk bisa menjadi

sampel harus memenuhi persyaratan. Adapun ketentuannya adalah sebagai

berikut:

a. Jenis kelamin laki-laki.

b. Berminat untuk mengikuti belajar sepakbola.

Page 102: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

c. Sehat jasmani dan rohani.

d. Bersedia menjadi sampel penelitian

e. Memiliki gerak dasar yang baik, diperoleh berdasarkan hasil observasi dan

informasi.

Dari jumlah 60 anak yang memenuhi persyaratan yang telah ditentukan

sebelumnya, selanjutnya dilakukan tes kemampuan gerak untuk mengetahui anak

yang memiliki kemampuan gerak tinggi dan rendah. Kemudian siswa disusun

berdasarkan urutan rangking hasil tes kemampuan dasar. Sampel yang diambil

yaitu siswa dengan kemampuan gerak tinggi sebanyak 20 dan siswa kemampuan

gerak rendah sebanyak 20, sedangkan 20 siswa dengan kemampuan gerak sedang

(di tengah) tidak diambil sebagai sampel dengan tujuan untuk memberikan

rentang perbedaan yang nyata antara kemampuan motorik tinggi dan kemampuan

motorik rendah.

Selanjutnya 20 siswa yang memiliki kemampuan motorik tinggi dan yang

memiliki kemampuan motorik rendah masing–masing dibagi menjadi dua

kelompok, yaitu 10 siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan

langsung dan 10 siswa sebagai kelompok yang mendapatkan pembelajaran dengan

pendekatan tidak langsung. Dengan demikian seluruh siswa terbagi ke dalam

empat sel yang terdiri dari masing-masing dua kelompok siswa yang memiliki

kemampuan gerak tinggi dan dua kelompok siswa yang memiliki kemampuan

gerak rendah.

Page 103: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

G. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini data diperoleh dengan cara tes dan pengukuran.

1. Tes kemampuan gerak.

Pengambilan data kemampuan motorik menggunakan kemampuan

motorik (Barrow Motor Ability Test : Test Number Two) (Mathews, 1972 :

170 – 171) dengan butir tes (1) Standing broad jump, (2) (zigzag run 3) . The

60 Yard Dash (lari cepat 55,8 meter). Lebih lanjut lihat di lampiran.

2. Tes keterampilan sepak dan tahan bola.

Pengambilan data sepak dan tahan bola dengan menggunakan tes dari

Nurhasan (2001:127). Tes tersebut dilaksanakan pada awal dan akhir

perlakuan.

3. Mencari reliabilitas tes

Uji reliabilitas data menggunakan teknik intraclass correlation dari

Baumgartner, T.A. & Jackson, A.S. (1998:118-199). Langkah-langkah

penghitungan reliabilitas dengan intraclass correlation sebagai berikut:

1) Mencari nilai ΣX, ΣX2, Σ (Ti)2 , Σ (Tj)2

k n

2) Menghitung SST, SSS, SSt dan SSI dengan rumus:

(ΣX)2

SST = ΣX2 -

nk

Page 104: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

Σ(Ti)2 (ΣX)2

SSs = -

k nk

Σ (Tj)2 (ΣX)2

SSt = -

n nk

(ΣX)2 Σ (Ti)2 Σ (Tj)2

SSI = ΣX2 + - -

nk k n

3) Hasil-hasil penghitungan diringkas dalam tabel anava:

Tabel 3. Ringkasan Anava Untuk Uji Reliabilitas

Sumber Variasi Df SS MS

Di antara Subyek n - 1 SSs SSs/dfs

Di antara Trial k - 1 SSt SSt/dft

Interaksi (n-1)(k-1) SSI SSI/dfI

Total nk – 1 SST SST/dfT

4) Mencari reliabilita tes dengan rumus:

MSs - MSw

R =

MSs

Page 105: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

SSt + SSI

MSw =

dft + dfI

Keterangan :

R = Koefisien reliabilitas

SSS = Jumlah dalam kelompok

SSW = Jumlah antar kelompok

MSS = Rata-rata dalam kelompok

MSW = Rata-rata antar kelompok

df = Derajat bebas

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan untuk pengujian hipotesis penelitian,

yaitu dengan teknik analisis varian (ANAVA) rancangan faktorial 2 x 2 pada α =

0.05. Jika nilai F yang diperoleh (Fo) signifikan analisis dilanjutkan dengan uji

rentang newman-keuls (Sudjana, 1994:36). Untuk memenuhi asumsi dalam teknik

anava, maka dilakukan uji normalitas (Uji lilliefors) dan uji Homogenitas Varians

(dengan uji Bartlet) (Sudjana, 1992:261-264).

Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah data yang digunakan

dalam penelitian berasal dari sampel berdistribusi normal atau tidak, sedangkan

uji homogenitas variansi dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok

perlakuan berasal dari populasi yang memiliki variansi homogen atau tidak.

Urutan langkah-langkah analisis data penelitian ini adalah :

Page 106: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

1. Pengujian Prasyarat Analisis

Sebelum dilakukan analisis data dilakukan uji prasyarat analisis yaitu d

uji normalitas (Uji Lilliefors) dan uji Homogenitas Varians (dengan uji

Bartlet).

a. Uji Normalitas

Uji normalitas distribusi frekwensi populasi dalam penelitian ini

menggunakan metode Lilliefors (Sudjana, 1992:466). Adapun prosedur pengujian

normalitas tersebut adalah sebagai berikut :

1) Pengamatan x1, x2,...., xn dijadikan bilangan baku z1, z2,...., zn dengan

menggunakan rumus :

_

Xi - X

zi =

s

Keterangan :

_

X = Rata-rata

Xi = Nilai variabel

s = Simpangan baku.

2) Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal

baku, kemudian dihitung peluang F(zi) = P(z £ zi).

3) Selanjutnya dihitung proporsi z1, z2,...., zn yang lebih kecil atau sama

dengan zi. Jika proporsi dinyatakan oleh S(zi),

Page 107: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

banyaknya z1, z2,..., zn yang £ zi

maka S(zi) =

n

4) Hitung selisih F(zi) - S(zi) kemudian ditentukan harga mutlaknya.

5) Ambil harga yang paling besar di antara harga-harga mutlak selisih

tersebut. Harga terbesar ini merupakan Lhitung.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas pada populasi dilakukan dengan uji Bartlet. Langkah-

langkah pengujiannya sebagai berikut :

a. Membuat tabel perhitungan yang terdiri dari kolom-kolom kelompok sampel;

dk (n-1); 1/dk; SDi2, dan (dk) log SDi

2.

b. Menghitung varians gabungan dari semua sampel.

Rumusnya : SD2 = (n-1)SDi2..........1)

(n-1)

B = Log SDi2(n-1)

c. Menghitung c2

Rumusnya : c2 = (Ln) B-(n-1) Log SDi1.......(2)

dengan (Ln 10) = 2, 3026

Hasilnya (c2hitung) kemudian dibandingkan dengan c2

tabel, pada taraf

signifikansi a = 0,05 dan dk (n-1).

Page 108: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

d. Apabila c2hitung, c2

tabel, maka H0 diterima.

Artinya varians sampel bersifat homogen. Sebaliknya apabila c2hitung >

c2tabel, maka H0 ditolak. Artinya varians sampel bersifat tidak homogen.

2. Uji Hipotesis

a. Anava Rancangan Faktorial 2 x 2

1) Metode AB untuk Perhitungan ANAVA Dua Faktor

Tabel 4. Ringkasan ANAVA untuk eksperimen faktorial 2 x 2

Sumber Variasi Dk JK RJK Fo

Rata-rata

Perlakuan

1 Ry R

A a – 1 Ay A A/B

B b – 1 By B B/E

AB (a-1)(b-1) ABy AB AB/E

Kekeliruan ab(n - 1) Ey E

Keterangan :

A = Taraf faktorial A

B = Taraf faktorial B

n = Jumlah sampel

2) Kriteria Pengujian Hipotesis

Jika F ≥ F(1- α) (V1 - V2), maka hipotesis nol ditolak

Jika F < F(1- α) (V1 - V2), maka hipotesis nol diterima

Page 109: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

Dengan : dk pembilang V1 (k - 1) dan dk penyebut V2 = (n1 +... nk - k), α

= taraf signifikansi untuk pengujian hipotesis.

b. Uji Rentang Newman-Keuls Setelah ANAVA

Menurut Sudjana (1994:36) langkah-langkah untuk melakukan Uji

Newman-Keuls adalah sebagai berikut :

1. Susun k buah rata-rata perlakuan menurut urutan nilainya, dan yang paling

kecil sampai kepada yang terbesar.

2. Dari rangkaian ANAVA, diambil harga RJKe disertai dk-nya.

3. Hitung kekeliruan buku rata-rata untuk tiap perlakuan dengan rumus :

RJKe(kekeliruan)

Sy =

n

RJK (kekeliruan) juga didapat dari hasil rangkuman ANAVA.

4. Tentukan taraf signifikasi α, lalu gunakan daftar rentang student. Untuk uji

Newman-Keuls, diambil v = dk dari RJK (kekeliruan) dan p =2,3...,k. harga-

harga yang didapat dari badan daftar sebanyak (k-1) untuk v dab p supaya

dicatat.

5. Kalikan harga-harga yang didapat di titik ... Di atas masing-masing dengan

Sy, dengan jalan demikian diperoleh apa yang dinamakan rentang signifikan

terkecil (RST).

6. Bandingkan selisih rata-rata terkecil dengan RST untuk mencari p-k selisih

rata-rata terbesar dan rata-rata terkecil kedua dengan RST untuk p = (k-1), dan

seterusnya. Demikian halnya perbandingan selisih rata-rata terbesar kedua

Page 110: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

rata-rata terkecil dengan RST untuk p = (k-1), selisih rata-rata terbesar kedua

dan rata-rata terkecil kedua dengan RST untuk p = (k-2), dan seterusnya.

Dengan jalan begini, semuanya akan ada ½ k (k-1) pasangan yang harus

dibandingkan. Jika selisih-selisih yang didapat lebih besar dari pada RST-nya

masing-masing maka disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikansi

di antara rata-rata perlakuan.

Page 111: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini disajikan mengenai hasil penelitian beserta interpretasinya.

Penyajian hasil penelitian adalah berdasarkan analisis statistik yang dilakukan

pada tes awal dan tes akhir kemampuan sepak dan tahan bola. Berturut-turut

berikut disajikan mengenai deskripsi data, uji persyaratan analisis, pengujian

hipotesis dan pembahasan hasil penelitian.

A. Deskripsi Data

Deskripsi hasil analisis data hasil tes kemampuan sepak dan tahan bola

yang dilakukan sesuai dengan kelompok yang dibandingkan disajikan sebagai

berikut:

Page 112: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

Tabel 5. Deskripsi Data Hasil Tes Kemampuan Sepak dan tahan Bola

Tiap Kelompok Berdasarkan Pendekatan Pembelajaran dan Kemampuan Gerak

siswa

Perlakuan Kemampuan Gerak Dasar

Statistik Hasil Tes

Awal

Hasil Tes

Akhir

Peningkatan

Pendekatan

Pembelajaran

Bermain

Tinggi Jumlah 29 34 5

Rerata 2,9 3,4 0,6

SD 0,86 0,92 0,48

Rendah Jumlah 17 21 4

Rerata 1,7 2,1 0,5

SD 0,64 0,83 0,50

Pendekatan

Pembelajaran Drill

Tinggi Jumlah 24 40 16

Rerata 2,4 4,0 1,6

SD 0,66 0,66 0,70

Rendah Jumlah 24 30 6

Rerata 2,4 3,0 0,7

SD 0,86 0,86 0,66

Page 113: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

Gambaran menyeluruh dari nilai rata-rata kemampuan sepak tahan bola

maka dapat dibuat histogram perbandingan nilai-nilai sebagai berikut:

Gambar 3. Histogram Nilai Rata-rata Hasil Tes Awal dan Tes Akhir

Kemampuan Sepak Tahan Bola Tiap Kelompok Berdasarkan

Pendekatan Pembelajaran dan Kemampuan Gerak Dasar siswa

A1 = Kelompok pendekatan pembelajaran bermain

A2 = Kelompok pendektana pembelajaran drill

B1 = Kelompok kemampuan gerak tinggi

B2 = Kelompok kemampuan gerak rendah

= Hasil tes awal

= Hasil tes akhir

Hal-hal yang menarik dari nilai-nilai yang terdapat dalam tabel di atas

adalah sebagai berikut:

1. Jika antara kelompok siswa yang mendapat pendekatan pembelajaran bermain

dan pendekatan pembelajaran drill dibandingkan, maka dapat diketahui bahwa

kelompok perlakuan dengan pendekatan pembelajaran drill memiliki

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

4

Bermain (A1) Drill (A2) Tinggi (B1) Rendah (B2)

Series1

Series2

Page 114: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

peningkatan kemampuan sepak tahan bola yang lebih tinggi dari pada

kelompok pendekatan pembelajaran bermain

2. Jika antara kelompok siswa kemampuan gerak tinggi dan siswa yang

kemampuan geraknya rendah dibandingkan, maka dapat diketahui bahwa

kelompok siswa yang kemampuan geraknya tinggi memiliki peningkatan

kemampuan sepak tahan bola lebih baik dari pada kelompok siswa yang

kemampuan geraknya rendah.

3. Agar nilai rata-rata peningkatan kemampuan sepak tahan bola yang dicapai

tiap kelompok perlakuan mudah dipahami, maka nilai peningkatan

kemampuan sepak tahan bola pada tiap kelompok perlakuan disajikan dalam

bentuk histogram sebagai berikut:

Gambar 4. Histogram Nilai Rata-rata Peningkatan Kemampuan sepak tahan bola

Pada Tiap Kelompok Perlakuan.

Keterangan :

A1B1 = Kelompok pendekatan bermain dengan siswa yang kemampuan

geraknya Tinggi

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5

4,0

A1B1 A1B2 A2B1 A2B2

Tes Awal

Tes Akhir

Gain Score

Page 115: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

A1B2 = Kelompok pendekatan bermain dengan siswa yang kemampuan

geraknya rendah

A2B1 = Kelompok pendekatan drill dengan siswa yang kemampuan geraknya

tinggi

A2B2 = Kelompok pendekatan drill dengan siswa yang kemampuan geraknya

rendah

B. Pengujian Persyaratan Analisis

1. Uji Normalitas

Sebelum dilakukan analisis data perlu diuji terdistribusi kenormalannya.

Uji normalitas distribusi frekwensi populasi dalam penelitian ini digunakan

metode Lilliefors. Hasil uji normalitas data yang dilakukan pada tiap kelompok

adalah sebagai berikut:

Tabel 6. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Distribusi Frekwensi Populas

Kelompok

Perlakuan

N M SD Lhitung Ltabel 5% Kesimpulan

KP1 10 2,90 0,87 0,0931 0,190 Berdistribusi Normal

KP2 10 2,40 0,66 0,1829 0,190 Berdistribusi Normal

KP3 10 1,70 0,64 0,0829 0,190 Berdistribusi Normal

KP4 10 2,40 0,91 0,1687 0,190 Berdistribusi Normal

Dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada KP1 diperoleh nilai Lo =

0.0931. Di mana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas penolakan pada taraf

signifikansi 5% yaitu 0.190. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data

pada KP1 termasuk berterdistribusi normal. Dari hasil uji normalitas yang

Page 116: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

dilakukan pada KP2 diperoleh nilai Lo = 0,1829 yang ternyata lebih kecil dari

angka batas penolakan hipotesis nol menggunakan signifikansi 5% yaitu 0.190.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada KP2 termasuk

berterdistribusi normal. Dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada KP3

diperoleh nilai Lo = 0,0829 Di mana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas

penolakan menggunakan signifikansi 5% yaitu 0.190. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa data pada KP3 termasuk berterdistribusi normal. Adapun dari

hasil uji normalitas yang dilakukan pada KP4 diperoleh nilai Lo = 0.1687, yang

ternyata juga lebih kecil dari angka batas penolakan hipotesis nol menggunakan

signifikansi 5% yaitu 0.190. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data

pada KP4 juga termasuk berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dimaksudkan untuk menguji kesamaan varians antara

kelompok 1 dengan kelompok 2. Uji homogenitas pada penelitian ini dilakukan

dengan uji Bartlett. Hasil uji homogenitas data antara kelompok 1 dan kelompok

2 adalah sebagai berikut

Tabel 7. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data

∑ Kelompok Ni SD2gab χ2

o χ2tabel 5% Kesimpulan

4 10 0,61 1,7768 7.81 Varians homogen

Dari hasil uji homogenitas diperoleh nilai χ2o = 1,7768. Sedangkan

dengan K - 1 = 4 – 1 = 3, angka χ2tabel 5% = 7,81, yang ternyata bahwa nilai χ2

o =

Page 117: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

1,7768 lebih kecil dari χ2tabel 5% = 7.81. Sehingga dapat disimpulkan bahwa antara

kelompok dalam penelitian ini memiliki varians yang homogen.

C. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis penelitian dilakukan berdasarkan hasil analisis data

dan interprestasi analisis varians. Uji rentang Newman-Keuls ditempuh sebagai

langkah-langkah uji rata-rata setelah Anava. Berkenaan dengan hasil analisis

varians dan uji rentang Newman-Keuls, ada beberapa hipotesis yang harus diuji.

Urutan pengujian disesuaikan dengan urutan hipotesis yang dirumuskan pada bab

II.

Hasil analisis data, yang diperlukan untuk pengujian hipotesis sebagai

berikut:

Tabel 8. Ringkasan Nilai Rata-rata Kemampuan Gerak Berdasarkan Jenis

pembelajaran dan Kemampuan gerak Siswa

Variabel

Rerata

Kemampuan Gerak Dasar

A1

A2

B1 B2 B1 B2

Hasil tes awal 2,9 1,8 2,4 2,4

Hasil tes akhir 3,4 2,1 4,0 3,0

Peningkatan 0,6 0,5 1,4 0,8

Page 118: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

Keterangan :

A1 = Pendekatan bermain A2 = Pendekatan drill B1 = Kelompok Gerak tinggi B2 = Kelompok gerak rendah Tabel 9.Ringkasan Hasil Analisis Varians Untuk Penggunaaan pendekatan

pembelajaran (A1 dan A2)

Sumber

Variasi Dk JK RJK Fo Ft

A 1 4,225 4,225 9,6879 4.11

Kekeliruan 36 15,70 0,436

Tabel 10. Ringkasan Hasil Analisis Varians Untuk Usia Siswa (B1 dan B2)

Sumber

Variasi Dk JK RJK Fo Ft

B 1 3,025 3,025 6,9363 4.11

Kekeliruan 36 15,70

Page 119: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

Tabel 11. Ringkasan Hasil Analisis Varians Dua Faktor

Sumber

Variasi dk JK RJK Fo Ft

Rata-rata

Perlakuan 1 24,025 24,025

A 1 4,225 4,225 9,6879 4,11

B 1 3,025 3,025 6,9363

AB 1 2,025 2,025 4,6433

Kekeliruan 36 15,70 0,436

Total 40 49,00

Tabel 12. Ringkasan Hasil Uji Rentang Newman-Keuls Setelah Analisis Varians

KP A1B2 A1B1 A2B2 A2B1 RST

Rerata 0,400 0,500 0,600 1,600

A1B2 0,400 - - - -

A1B1 0,500 0,1

* - - - 0,0186

A2B2 0,600 0,2

* 0,1 - - 0,1002

A2B1 1,600 1,2

* 1,1 1 - 0,5931

Keterangan ;

Yang bertanda * signifikan pada P £ 0,05.

Berdasarkan hasil analisis data di atas dapat dilakukan pengujian hipotesis

sebagai berikut:

Page 120: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

1. Pengujian Hipotesis I

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan bermain dan

pendekatan drill memiliki peningkatan yang berbed. Hal ini dibuktikan dari nilai

Fhitung = 9,687 > Ftabel = 4.11. Dengan demikian hipotesa nol (H0) ditolak. Yang

berarti bahwa pendekatan bermain memiliki peningkatan yang berbeda dengan

pendekatan drill dapat diterima kebenarannya. Dari analisis lanjutan diperoleh

bahwa ternyata pendekatan drill memiliki peningkatan yang lebih baik dari pada

pendekatan bermain, dengan rata-rata peningkatan masing-masing yaitu 0,6 dan

1,1

2. Pengujian Hipotesis II

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang kemampuan gerak

tinggi memiliki peningkatan kemampuan sepak tahan bola berbeda dengan siswa

yang kemampuan geraknya rendah. Hal ini dibuktikan dari nilai Fhitung = 6,936 >

Ftabel = 4.11. Dengan demikian hipotesa nol (H0) ditolak. Yang berarti bahwa

siswa yang kemampuan geraknya tinggi memiliki peningkatan kemampuan sepak

tahan bola yang berbeda dengan siswa yang kemampuan geraknya rendah dapat

diterima kebenarannya.

Dari analisis lanjutan diperoleh bahwa ternyata siswa yang kemampuan

gerak dasarnya tinggi memiliki peningkatan kemampuan sepak tahan bola yang

lebih baik dari pada siswa yang kemampuan geraknya rendah, dengan rata-rata

peningkatan masing-masing yaitu 1,0 dan 0,65 .

Page 121: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

3. Pengujian Hipotesis III

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara perbedaan

pendekatan pembelajaran dan kemampuan gerak sangat bermakna. Karena Fhitung

= 4,643 > Ftabel = 4.11. Dengan demikian hipotesa nol ditolak. Yang berarti bahwa

keberhasilan pembelajaran sepak tahan bola dipengaruhi oleh tingkat kemampuan

gerak dasar siswa.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan hasil penelitian ini memberikan penafsiran yang lebih lanjut

mengenai hasil-hasil analisis data yang telah dikemukakan. Berdasarkan

pengujian hipotesis telah menghasilkan dua kelompok kesimpulan analisis yaitu :

(a) ada perbedaan pengaruh yang bermakna antara faktor-faktor utama penelitian

(b) ada interaksi yang bermakna antara faktor-faktor utama dalam bentuk interaksi

dua faktor. Kelompok kesimpulan analisis tersebut dapat dipaparkan lebih lanjut

sebagai berikut:

1. Perbedaan Pengaruh Antara Pendekatan Bermain dan Pendekatan Drill

Terhadap Kemampuan Sepak dan Tahan Bola

Berdasarkan pengujian hipotesis pertama ternyata ada perbedaan

pengaruh yang nyata antara kelompok siswa yang mendapatkan pendekatan

bermain dan pendekatan drill terhadap peningkatan kemampuan sepak tahan.

Pada kelompok siswa yang mendapat pendekatan drill mempunyai peningkatan

kemampuan sepak tahan bola yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok

siswa yang mendapat pendekatan bermain.

Page 122: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

Pendekatan drill memiliki kelebihan dalam hal materi dan penguasaan

konsep teknik dasar siswa dalam melakukan gerakan, yaitu siswa lebih terarah

melakukan gerakan sepak tahan bola sesuai dengan teknik yang benar sehingga

akan memungkinkan siswa meningkat kemampuan sepak tahan bolanya

dikarenakan melakukan teknik dengan sempurna.

Dari angka-angka yang dihasilkan dalam analisis data menunjukkan

bahwa perbandingan rata-rata peningkatan persentase kemampuan sepak tahan

bola yang dihasilkan dengan pendekatan drill lebih tinggi daripada dengan

pendekatan bermain .

2. Perbedaan Kemampuan Gerak Tinggi dan Rendah

Berdasarkan pengujian hipotesis ke dua ternyata ada perbedaan pengaruh

yang nyata antara kelompok siswa kemampuan gerak tinggi dan rendah terhadap

kemampuan sepak tahan bola. Pada kelompok siswa kemampuan gerak tinggi

mempunyai peningkatan kemampuan sepak tahan bola lebih tinggi dibanding

kelompok siswa kemampuan gerak dasar rendah.

Dari angka-angka yang dihasilkan dalam analisis data menunjukkan

bahwa perbandingan rata-rata peningkatan kemampuan sepak tahan bola lebih

tinggi dari pada kelompok siswa kemampuan gerak rendah.

Page 123: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

123

3. Pengaruh Interaksi Antara Pendekatan Pembelajaran dan Kemampuan

Gerak Siswa

Dari tabel 13 ringkasan hasil analisis varian dua faktor, nampak bahwa

faktor-faktor utama penelitian dalam bentuk dua faktor menunjukkan interaksi

yang nyata. Untuk kepentingan pengujian bentuk interaksi AB terbentuklah tabel

15 dibawah ini.

Tabel 1. Pengaruh Sederhana, Pengaruh Utama, dan Interaksi Faktor, A dan B

Terhadap Kemampuan sepak tahan bola

Faktor A = Pendekatan Pembelajaran

B = Kemampuan

gerak dasar

siswa

Taraf A1 A2 Rerata A1 – A2

B1 0,5 1,6 1,05 1,1

B2 0,5 0,8 0,65

0,3

Rerata 0,5 1,2 0,85 0,7

B1 – B2 0,0 0,8 -

Interaksi antara dua faktor penelitian dapat dilihat pada gambar berikut:

0,000,200,400,600,801,001,201,401,601,80

A1 A2

Series1

Series2

Page 124: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

124

Gambar 5. Bentuk Interaksi Perubahan Besarnya Peningkatan Kemampuan Sepak

tahan bola

Keterangan :

: A1 = Pendekatan bermain

: A2 = Pendekatan drill

: B1 = Kemampuan gerak tinggi

: B2 = Kemampuan gerak rendah

Atas dasar gambar 5 di atas, bahwa bentuk garis perubahan besarnya

nilai kemampuan sepak tahan bola adalah persimpangan. Garis tersebut memiliki

suatu titik pertemuan antara penggunaan pendekatan pembelajaran dan

kemampuan gerak siswa. Berarti terdapat interaksi yang signifikan diantara

keduanya. Gambar tersebut menunjukkan bahwa pendekatan pembelajaran

memiliki pengaruh signifikan terhadap kemampuan sepak tahan bola.

Keefektifan penggunaan pendekatan pembelajaran untuk meningkatkan

kemampuan sepak tahan bola dipengaruhi oleh kemampuan gerak siswa.

Berdasarkan hasil penelitian yang dicapai, ternyata siswa kemampuan gerak tinggi

0,00

0,50

1,00

1,50

2,00

1 2

B1

B2

Page 125: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

125

memiliki peningkatan kemampuan sepak tahan bola yang besar jika menggunakan

pendekatana drill. Siswa kemampuan gerak rendah lebih cocok menggunakan

pendekatan drill.

Page 126: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

126

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang telah dilakukan

dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara pendekatan pembelajaran

bermain dan pendekatan pembelajaran drill terhadap hasil belajar sepak dan

tahan bola. Pengaruh pendekatan pembelajaran drill lebih baik daripada

pendekatan pembelajaran bermain

2. Ada perbedaan hasil belajar sepak dan tahan bola yang signifikan antara

siswa yang mempunyai kemampuan gerak tinggi dan siswa yang mempunyai

kemampuan gerak rendah. Peningkatan kemampuan sepak tahan bola pada

siswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi lebih baik dari pada yang

memiliki kemampuan gerak rendah.

3. Terdapat pengaruh interaksi yang signifikan antara pendekatan pembelajaran

drill dan kemampuan gerak terhadap kemampuan sepak dan tahan bola.

a). Siswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi lebih cocok jika diberikan

pendekatan pembelajaran bermain.

b). Siswa dengan kemampuan gerak rendah lebih cocok jika diberikan

pendekatan pembelajaran drill.

Page 127: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

127

B. Implikasi

Kesimpulan dari hasil penelitan ini dapat mengandung pengembangan

ide yang lebih luas jika dikaji pula tentang implikasi yang ditimbulkan. Atas dasar

kesimpilan yang telah diambil, dapat dikemukakan implikasinya sebagai berikut:

1. Metode pendekatan pembelajaran bermain dan drill serta kemampuan gerak

merupakan variabel – variabel yang mempengaruhi peningkatan hasil belajar

sepak dan tahan bola. Selain memperhatikan prinsip-prinsip yang berlaku

dalam sepak dan tahan bola, variabel lain juga harus diperhatikan. Dimana

indikator kemampuan gerak yang dimaksud adalah kemampuan gerak tinggi

dan rendah.

2. Pendekatan pembelajaran drill terntyata memberikan pengaruh yang lebih

baik dalam meningkatkan hasil belajar sepak dan tahan bola . Kebaikan

pendekatan pembelajaran drill ini dapat dipergunakan sebagai solusi bagi

pengajar dan pelatih dalam upaya meningkatkan hasil belajar sepak dan tahan

bola.

3. Berkenaan dengan penerapan kedua bentuk penggunaan metode pembelajaran

dapat meningkatkan hasil belajar sepak dan tahan bola, masih ada faktor lain

yaitu kemampuan gerak. Hasilnya menunjukkan bahwa ada perbedaan

peningkatan hasil belajar sepak dan tahan bola yang sangat signifikan antara

kelompok yang memiliki kemampuan gerak tinggi dan rendah. Hal ini

mengisyaratkan kepada pengajar dan pelatih, upaya peningkatan hasil belajar

sepak dan tahan bola hendaknya memperhatikan faktor kemampuan gerak.

Page 128: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

128

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini maka kepada pengajar dan pelatih

diberikan saran – saran sebagai berikut:

1. Pendekatan pembelajaran drill merupakan pembelajaran yang cukup efektif

untuk meningkatkan hasil belajar sepak dan tahan bola, sehingga disarankan

agar para guru dan pelatih memprogramkan pendekatan pembelajaran drill

untuk meningkatkan kemampuan sepak dan tahan bola.

2. Pendekatan pembelajaran drill memiliki pengaruh yang lebih baik dalam

meningkatkan hasil belajar sepak dan tahan bola, sehingga pengajar dan

pelatih lebih memilih pendekatan pembelajaran drill dalam upaya

meningkatkan hasil belajar sepak dan tahan boala siswanya.

3. Penerapan penggunaan metode pendekatan pembelajaran drill untuk

meningkatkan hasil belajar sepak dan tahan bola, perlu memperhatikan faktor

kemampuan gerak.

4. Meskipun hasil tes kemampuan sepak tahan bola dalam penelitian ini

menunjukkan bahwa siswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi lebih

baik daripada siswa yang memiliki kemampuan gerak rendah, tetap disarankan

kepada guru pendidikan jasmani untuk selalu mengembangkan kemampuan

gerak dasar sebagai landasan untuk meningkatkan kemampuan sepak tahan

bola.

Page 129: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

129

DAFTAR PUSTAKA

Ateng, A. 2003. Olahraga Di Sekolah. Dalam Perkembangan Olahraga Terkini, Kajian Para Pakar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Agus Mahendra. 2004. Azas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdiknas. Direktorat jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Tenaga Penjas Dikdasmen.

Aip Syarifuddin. 2004. Atletik. Jakarta: Depdikbud. Dirjendikti. Proyek Penilaian Tenaga Kerja.

Bompa, Tudor O. 1990. The Theory and Metodology of Training the Key to Athletic Performance. Dubuque, IOWA: Kendall/Hunt.

Brooks, George A., and Thomas D. Fahey. 1984. Exercise Physiology Human Bionergetics and Its Aplication. New York : Juhn Willy An Sons Inc.

Baumgartner, Ted A., Andrew, S. Jackson, Mathew, T. Mahar and David, A. Rowe. 1998. Measurement For Evaluation in Physical Education And Exercise Science. 5th ed USA : Wm.C. Brown Communication, Inc.

Broer, Marion R. And Ronald F. Zernicde. 1979. Efficiency of Human Movement. Philadelphia : W.B. Sounders Company.

Drowatzky, John N. 1975. Motor Learning : Principles and Practices. Minncapolis. Minnesota : Burgess Publishing Company.

Fleishman, Edwin A. 1965. The Structure and Measurement of Physical Fitnes. Washington, DC : Prentice Hall Inc.

Fuch, Erich, Dieter Kruter and Gunter Johnson. 1981. Sepakbola: Pembinaan Teknik dan Kondisi (Terjemahan: Agus Setiadi). Jakarta: Penerbit PT. Gramedia.

Gagne, Robert M. 1977. The Conditions of Learning. 3rd Edition. New York : Holt, Rinchart and Winston.

Glass, Gene., and Hopkins, D. Kenneth. 1984. Statistical Methods in Education and Physicology, Second Edition, New Jersey : Printies Hal. Inc.

Gagne, Robert M. 1977. The Conditions of Learning. 3rd Edition. New York : Holt, Rinchart and Winston.

Harrow, Anita J. 1977. A. Taxonomy of The Psychomotor Domain. Second Edition. New York : David Mc. Kay Company Inc.

Harsono. 1988. Choaching dan Aspek-Aspek Psikologis Dalam Choaching. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Dirjendikti.

Hurlock, Elizabeth B. 1991. Perkembangan Anak. (Terjemahan olah Meitasari Tjandrasa dan Mushichah Zarkasih). Edisi ke 6 Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama.

Yunusul Hairy. 1989. Fisiologi Olahraga. Jakarta : Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.

Magill, Richard A. 1980. Motor Learning : Concepts and Applications. IOWA : Wm.C. Brown Company Publishers.

Mathews, Donald K. 1972.Measurement in Physical Education. Philadclphia : W.B. Saunders Company.

Page 130: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

130

M. Furqon H.2008. Mendidik Anak dengan Bermain.Buku Pegangan Guru Penjas di Sekolah Dasar. Universitas Sebalas Maret.

Mosston, Muska and Ashworth. 1994. Teaching Physical Education. Fourth Edition. Mac. Millan Publishing Company. New York USA.

Nana Sudjana. 2000. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT. Sinar Baru Agresindo.

Nossek, J. 1982. General Theory of Training. National Institute for Sports, Lagos: Pan African Press.

Nurhasan. 2001. Petujuk Praktis Pendidikan Jasmani. Surabaya : UNESA Perss.

Pate, Russell.R; Bruce McClenaghan; dan Robert Rotella,. 1984. Dasar-dasar Ilmiah Kepelatihan. Terjemahan Kasio Dwijowianto. Semarang : IKIP Semarang Press.

Pyke, f.s. 1980. Toward Better Coaching Advanced Coaching manual. Australian Coaching Counchil Incorporate.

Rusli Lutan. 1988. Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode. Jakarta: Departemen Pendidikan & Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Rusli Lutan & Adang Suherman. 2000. Perencanaan Pembelajaran Penjaskes.

Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jendral Pendidikan

Dasar dan Menengah.

Romizowsky, A.J 1981.Desihning Intuctional System. New York : Kogan Page,

Random/Nichols Publishing. Schmidt, Ricard.1988. Motor Control and Learning Behavioral Empharsis; ISA.

Champaign Kinetics Books. Singer, Robert N. 1980. Motor Learning and Human Performance. New York :

Mac. Millan Publishing Co. Inc. Sneyers, Jeff. 1988. Sepak Bola Latihan dan Strategi Bermain. (Alih Bahasa : L.

Lanjang) Jakarta : PT. Rosdo Jaya Putra Offset. Soekatamsi. 1985. Teknik Dasar Bermain Sepak Bola. Universitas Sebelas Maret.

Sukintana. 1992. Teori Bermain Untuk D2, PDSD Penjaskes. Jakarta : Depdikbud. Dirjendikti. Proyek Tenaga Kependidikan.

Sulaiman. 2008. Sepak Takraw Pedoman Bagi Guru Olahraga, Pembina, Pelatih, dan Atlet. Semarang :Unnes Press.

Sugiyanto,. Sudjarwo. 1994. Perkembangan dan Belajar Gerak. Jakarta:

Universitas Terbuka.

Sudjana. 2000. Metode Statistik. Bandung : Tarsito.

Sudjana. 1995 Desain dan Analisis Eksperimen. Bandung : Tarsito.

Page 131: perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

131

Thompson, Peter, J.L. 1993. Pengenalan Kepada Teori Kepelatihan. (terjemahan Suyono). Jakarta: Persatuan Atletik Seluruh Indonesia.

Yudha M. Saputra. 2001. Dasar-dasar ketrampilan atletik bermain untuk sekolah lanjutan Tingkat pertama (SLTP). Jakarta: Depdiknas. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Olahraga.