PERBEDAAN PENGARUH MODIFIKASI ALAT … fileperbedaan pengaruh modifikasi alat pembelajaran dan...
Transcript of PERBEDAAN PENGARUH MODIFIKASI ALAT … fileperbedaan pengaruh modifikasi alat pembelajaran dan...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERBEDAAN PENGARUH MODIFIKASI ALAT PEMBELAJARAN DAN
KOORDINASI MATA - TANGAN TERHADAP HASIL BELAJAR
PASSING ATAS BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA
KELAS VIII SMP NEGERI 14 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI
OLEH
SUPRIYONO
K 5607058
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERBEDAAN PENGARUH MODIFIKASI ALAT PEMBELAJARAN DAN
KOORDINASI MATA - TANGAN TERHADAP HASIL BELAJAR
PASSING ATAS BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA
KELAS VIII SMP NEGERI 14 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh :
SUPRIYONO
K 5607058
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
S U R A K A R T A
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Supriyono. PERBEDAAN PENGARUH MODIFIKASI PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA - TANGAN TERHADAP HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 14 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 20 Januari 2012.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: (1) Perbedaan pengaruh
modifikasi alat pembelajaran antara menggunakan bola mini dan bola plastik
terhadap hasil belajar passing atas bolavoli pada siswa putra kelas VIII SMP
Negeri 14 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. (2) Perbedaan pengaruh hasil
belajar passing atas bolavoli antara siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan
tinggi dengan siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah pada siswa
putra kelas VIII SMP Negeri 14 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. (3) Ada
tidaknya interaksi antara modifikasi alat pembelajaran dan koordinasi mata-
tangan terhadap hasil belajar passing atas bolavoli pada siswa putra kelas VIII
SMP Negeri 14 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Populasi dalam penelitian
ini putra kelas VIII SMP Negeri 14 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012
berjumlah 89 siswa yang terbagi dalam lima kelas. Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini sebanyak 40 siswa dengan teknik pengambilan sampel purposive
sampling. Teknik pengumpulan data dengan tes dan pengukuran. Untuk
mengukur koordinasi mata-tangan dengan lempar tangkap bola tenis. Untuk
mengukur hasil belajar passing atas bolavoli dengan tes kemampuan passing atas
bolavoli. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis varians 2 X 2
dilanjutkan dengan Newman-Keuls.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan sebagai berikut: (1) Ada
perbedaan pengaruh yang signifikan antara pembelajaran passing atas bolavoli
dengan modifikasi bolavoli mini dan bola plastik terhadap hasil belajar passing
atas bolavoli pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 14 Surakarta tahun
pelajaran 2011/2012. Dari hasil analisis data menunjukkan Fo (7.32) > Ft (4.11).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
(2) Ada perbedaan pengaruh yang signifikan hasil belajar passing atas bolavoli
antara siswa yang memiliki koordiansi mata-tangan tinggi dengan siswa yang
memiliki koordinasi mata-tangan rendah pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri
14 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. Dari hasil analisis data menunjukkan Fo
(4.69) > Ft (4.11). (3) Ada interaksi antara modifikasi alat pembelajaran passing
atas bolavoli dan koordinasi mata-tangan terhadap hasil belajar passing atas
bolavoli pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 14 Surakarta tahun pelajaran
2011/2012. Dari hasil analisis data menunjukkan bahwa Fhitung = 9.41 > Ftabel =
4,11.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
SUPRI
Supriyono
Barang siapa yang memberi kemudahan kepada orang lain yang sedang
mengalami kesulitan, maka Allah akan memudahkan kepadanya
dunia dan akhirat.
(HR. Ibnu dari Abu Hurairah)
Kerjakanlah apa yang dapat dikerjakan hari ini, karena waktu terus berjalan dan
tidak akan pernah kembali lagi.
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan kepada :
SMP Negeri 14 Surakarta
Bapak dan Ibu tercinta, sebagai tanda bakti dan hormatku
Kakak dan Adikku tersayang
Murti Febriyanti yang telah memberi motivasi
Teman-
Almamater
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga dapat diselesaikan
penulisan skripsi ini.
Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi
berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh
karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang
terhormat:
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. H. Mulyono, M.M., Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Drs. H. Agustiyanto, M.Pd., Ketua Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Drs. Tri Aprilijanto Utomo, M.Kes., sebagai pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan dan saran, sehingga skripsi ini terselesaikan.
5. Slamet Riyadi, S.Pd.,M.Or., sebagai pembimbing II yang telah memberikan
motivasi dan arahan dalam penyusunan skripsi.
6. Bapak dan Ibu Dosen FKIP JPOK Surakarta yang secara tulus memberikan
ilmu dan masukan-masukan kepada penulis.
7. Kepala SMP Negeri 14 Surakarta yang telah memberikan ijin untuk
mengadakan penelitian di sekolah yang dipimpin.
8. Siswa putra kelas VIII SMP Negeri 14 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012
yang telah bersedia menjadi sampel penelitian.
9. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap
semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan
bagi para pembaca dalam permainan bolavoli, khususnya teknik dasar passing
atas.
Surakarta, 20 Januari 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
Halaman JUDUL
PENGAJUAN
PERSETUJUAN
PENGESAHAN
ABSTRAK
MOTTO
PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI .................
DAFTAR GAMBAR .
DAFTAR GRAFIK
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
E.
F. Manfaat Pe
BAB II LANDASAN TEORI ..
A.
1.
a. Teknik Dasar
b. Pentingnya Menguasai Teknik Dasar Bermain Bolavoli
2. Teknik Dasar Passing
a. Passing Atas
i
ii
iii
iv
v
vii
viii
ix
xi
xiv
xv
xvi
xvii
1
1
5
6
6
7
7
8
8
8
9
14
15
15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
b. Teknik Pelaksanaan Passing
c. Kesalahan yang Sering Terjadi pada Passing Atas
3. Modifikasi Alat Pembelajaran Penjasor
a.
b.
c. Tujuan dan Pentingnya Modifikasi Alat Pembelajaran
d. Komponen-
4. Pembelajaran Passing Atas Bolavoli dengan Modifikasi
a. Pelaksanaan Pembelajaran Passing Atas Bolavoli
dengan Modifikasi Bolavoli Mini
b. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Passing Atas
Bolavoli dengan Modifikasi Bolav
5. Pembelajaran Passing Atas Bolavoli dengan Modifikasi
a. Pelaksanaan Pembelajaran Passing Atas Bolavoli
b. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Passing Atas
6.
a. Pengertian Koordiansi
b. Koordinasi Mata-
c. Faktor-
d. Peranan Koordinasi Mata-Tangan dengan Hasil Belajar
Passing
C. Kerangka Berpikir...
16
17
18
18
20
21
17
23
23
24
25
25
26
27
27
28
29
30
31
32
36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
BAB III METODE PENELITIAN
B.
C.
D.
E. Teknik Analisis
BAB IV HASIL PENELITIAN .................
A.
B.
1.
2.
1. Pengujian Hipot
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
C. Saran ..................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
37
37
37
38
38
39
45
45
47
48
48
49
49
51
51
52
52
56
56
56
57
58
61
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel
1. Rancangan Penelitian Anava Dua Jalur dengan Design Rancangan
3. Ringkasan Angka - Angka Statistik Data Hasil Belajar Passing
Atas
4. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Tes Awal dan Tes Akhir
Hasil Belajar Passing
6. Hasil Uji Norm
8. Ringkasan Nilai Rerata Hasil Belajar Passing Atas Bolavoli
Berdasarkan Bentuk Pembelajaran dan Tingkat Koordinasi Mata-
Tangan Ses
9. Ringkasan Keseluruhan Hasil Analisis Varians Dua Faktor
10. Ringkasan Hasil Uji Rentang Newman-
11. Pengaruh Sederhana, Pengaruh Utama dan Interaksi Faktor Utama
terhadp Peningkatan Hasil Belajar Passing
38
41
45
48
48
48
49
50
50
50
54
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Rangkaian Gerakan Passing
2. Skematis Kerangka Pemikiran
3. Tes Koordinasi Mata-Tangan
4. Tes Passing Atas Bolavoli
17
32
80
82
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR GRAFIK
Grafik
1. Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Passing Atas Bolavoli Berdasarkan
Tiap Kelompok Perlakuan dan Tingkat Koordinasi Mata-
2. Nilai Rata-Rata Peningkatan Hasil Belajar Passing Atas Bolavoli
antara
3. Interaksi Modifikasi Alat Pembelajaran dan Koordinasi Mata-
46
47
55
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Data Tes Pengukuran Koordinasi Mata-
2. Data Tes Awal Hasil Belajar Passing Atas Bolavoli
3. Uji Reliabilitas Data Tes Awal Hasil Belajar Passing Atas Bolavoli
4. Kelompok Sampel Penelitian Berdasarkan Klasifikasi Koordinasi
Mata-
8. Data Tes Akhir Hasil Belajar Passing
9. Uji Reliabilitas Data Tes Akhir Hasil Belajar Passing Atas Bolavoli
10. Rekapitulasi Data Tes Hasil Belajar Passing Atas Bolavoli Masing-
11. Deskripsi Data Hasil Peningkatan Rata - Rata antar Kelompok
12. Uji Rentang Newman-
13. Petunjuk Tes dan Pengukuran Koordinasi Mata-
14. Tes dan Pengukuran Kemampuan Passing
15. Program Pembelajaran Passing Atas Bolavoli dengan Modifikasi
16. Dokumenta
18. Surat Keterangan Penelitian dari SMP Negeri
62
65
66
68
69
70
71
72
73
75
76
77
79
81
83
87
90
96
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang mengutamakan gerak
tubuh atau fisik sebagai media pembelajarannya. Melalui gerak fisik inilah
dikembangkan aspek-aspek yang terdapat dalam diri peserta didik. Toho Cholik
M. & Rusli Lutan (2001: 2) Pendidikan jasmani dapat didefinisikan
sebagai suatu proses pendidikan yang ditujukan untuk mencapai tujuan
pendidikan melalui gerakan fisik. Telah menjadi pernyataan umum bahwa
pendidikan jasmani sebagai satu sub sistem pendidikan mempunyai peran yang
berarti dalam mengembangkan kualitas manusia Indonesia . Sedangkan Adang
umum tujuan pendidikan jasmani dapat diklasifikasikan menjadi empat kelompok
yaitu
Peran pendidikan jasmani sangat luas yaitu, untuk mendukung pencapaian
tujuan pendidikan secara keseluruhan dan mengembangkan kemampuan peserta
didik baik fisik, mental dan emosional. Untuk mencapai tujuan pendidikan
jasmani tersebut, maka dalam kurikulum pendidikan jasmani telah diatur macam-
macam cabang olahraga yang harus diajarkan kepada peserta didik.
Bolavoli merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang diajarkan
kepada peserta didik Sekolah Menengah Pertama (SMP). Banyak manfaat yang
diperoleh melalui pembelajaran permainan bolavoli, baik secara fisik maupun
psikologis. Suharno HP (1991: 4) menyatakan
bermain bolavoli yaitu dapat membentuk sikap tubuh yang baik meliputi
anatomis, fisiologis, kesehatan dan kemampuan jasmani. Manfaatnya bagi rokhani
yaitu kejiwaan, kepribadian dan karakter akan tumbuh ke arah yang sesuai dengan
Sebagai langkah awal agar permainan bolavoli memberi manfaat baik
secara fisik maupun psikologis bagi pelakunya, maka harus menguasai teknik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
dasar bermain bolavoli. Dengan menguasai teknik dasar bermain bolavoli, maka
akan mendukung keterampilan bermain bolavoli, baik secara individu maupun
kolektif atau tim.
Passing atas merupakan salah satu teknik dasar bolavoli yang diajarkan
kepada siswa Sekolah Menengah Tingkat Pertama (SMP). Passing atas
merupakan salah satu teknik dasar bolavoli yang mempunyai peran penting untuk
menerima bola-bola tinggi di atas kepala, seperti bola servis. Selain itu, passing
atas pada umumnya digunakan sebagai umpan untuk dilakukan smash atau
serangan oleh spiker. Namun pada kenyatannya masih banyak siswa SMP kurang
menguasai teknik passing atas bolavoli. Banyak kendala yang dihadapi siswa
dalam pembelajaran passing atas bolavoli di antaranya: merasa takut untuk
menerima bola-bola atas dengan passing atas, takut cidera, belum menguasai
teknik passing atas dan lain sebagainya.
Kendala yang dihadapi siswa dalam pembelajaran passing atas hendaknya
dicarikan solusi yang tepat. Kurangnya sarana pembelajaran Penjas merupakan
kendala yang banyak dialami sekolah-sekolah. Sarana bolavoli tidak sebanding
dengan jumlah siswa, sehingga pada saat pembelajaran siswa kurang aktif
mengikuti tugas ajar dari guru. Selain itu, tidak ada sarana pendukung dalam
pembelajaran bolavoli, misalnya bola plastik, bola lunak, bolavoli mini
mengakibatkan pembelajaran passing atas monoton (menggunakan bolavoli
standart). Kenyataannya siswa dalam melakukan pembelajaran passing atas
menggunakan bolavoli standart banyak kendala yang dihadapi. Jika siswa
mengalami kendala dalam pembelajaran passing atas harus dicarikan solusi yang
tepat agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Untuk mengatasi kendala dalam
pembelajaran passing atas bolavoli dapat dilakukan dengan cara memodifikasi
alat pembelajaran. Rusli Lutan dan Adang Suherman (2000: 75) menyatakan,
keberh
Merubah peralatan pembelajaran (bola) merupakan salah satu cara untuk
mengatasi kesulitan dalam pembelajaran passing atas bolavoli, apabila bolavoli
ukuran standart sebagai kendalanya. Modifikasi bolavoli standart yaitu dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
menggunakan bolavoli mini dan bola plastik. Menurut PBVSI (1995: 57) bahwa,
-250 gram, keliling 22-24
Sedangkan bola plastik yang dimaksud yaitu, bola plastik yang dilapisi
kalep.
Ditinjau dari karakteristik modifikasi bola, baik bolavoli mini maupun
bola plastik lebih ringan dibandingkan dengan bolavoli ukuran standart. Bola
yang lebih ringan akan memberi rasa nyaman pada diri siswa dalam pembelajaran
passing atas bolavoli. Dari kedua modifikasi bola tersebut, belum diketahui
tingkat efektifitasnya terhadap peningkatan hasil belajar passing atas bolavoli.
Karena hasil belajar passing atas bolavoli tidak hanya dipengaruhi oleh alat yang
digunakan dalam pembelajaran. Faktor individu (siswa) sangat dominan
mempengaruhi hasil belajar. Faktor dari siswa sangat kompleks, misalnya
semangat belajar, kesungguhan dan keseriusan dalam melaksanakan tugas ajar,
mental, kemampuan fisik dan lain sebagainya.
Kemampuan fisik merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan
dalam kegiatan olahraga, termasuk dalam pembelajaran passing atas bolavoli.
Sudjarwo (1993: 41) menyatakan Mempelajari teknik dalam cabang olaharga
tertentu tidak mungkin dilakukan sebelum atlet memiliki kemampuan fisik yang
. Kemampuan fisik yang baik merupakan
faktor penting untuk menguasai teknik passing atas bolavoli. Salah satu
komponen kondisi fisik yang dapat mendukung kemampuan passing atas bolavoli
yaitu koordinasi mata-tangan.
Koordinasi mata-tangan merupakan kemampuan untuk mengintegrasikan
mata dalam mengamati rangsangan yang diterima oleh mata dan tangan sebagai
penggerak utama untuk melakukan gerakan berdasarkan rangsangan yang
diterima. Dalam permainan bolavoli hampir seluruh permainannya dibutuhkan
kecermatan pandangan dan keakuratan pukulan. Hal ini artinya, keberadaan
koordinasi mata-tangan yang dimiliki siswa akan mempengaruhi kemampuan
passing atas bolavoli. Namun demikian, baik tidaknya koordinasi mata-tangan
yang dimiliki siswa belum dapat dijadikan tolak ukur kemampuan passing atas
bolavoli mesti baik atau tidak baik. Karena kemampuan passing atas bolavoli
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
tidak hanya dipengaruhi oleh koordinasi mata-tangan saja, tetapi masih ada faktor
lainnya, seperti penguasaan teknik passing atas, kelincahan, keseimbangan,
kekuatan, pengalaman, mental dan lain sebagainya.
Pembelajaran passing atas bolavoli dengan modifikasi bolavoli mini dan
bola plastik merupakan salah satu solusi yang dapat digunakan untuk mengatasi
dalam pembelajaran passing atas bolavoli. Dari modifikasi pembelajaran passing
atas bolavoli menggunakan bolavoli mini dan bola plastik dibutuhkan koordinasi
mata-tangan. Berdasarkan hal tersebut muncul masalah yang perlu dikaji dan
diteliti, karena modifikasi bolavoli mini dan bola plastik belum diketahui
pengaruhnya terhadap hasil belajar passing atas bolavoli. Selain itu, baik tidaknya
koordinasi mata-tangan juga belum diketahui pengaruhnya terhadap hasil belajar
passing atas bolavoli. Untuk mengetahui hal tersebut, maka perlu dikaji dan
diteliti secara lebih mendalam baik secara teoritis maupun parktik melalui
penelitian eksperimen.
Pembelajaran passing atas bolavoli dengan modifikasi bolavoli mini dan
bola plastik dieksperimenkan pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 14
Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. Berdasarkan survey dan pengamatan
langsung di lapangan saat pembelajaran passing atas bolavoli di SMP Negeri 14
Surakarta, sebagian besar siswa putra belum memiliki kemampuan passing atas
yang baik. Jumlah bola yang tidak sebanding dengan jumlah siswa, sehingga
sebagian besar siswa hanya menunggu giliran untuk melaksanakan tugas ajar.
Selain itu, tidak adanya sarana pendukung dalam pembelajaran bolavoli, sehingga
kendala-kendala yang dihadapi siswa dalam pembelajaran passing atas belum
teratasi.
Kendala-kendala yang dihadapi siswa dalam pembelajaran passing atas
harus dicarikan solusi yang tepat, di antaranya dengan memodifikasi bola
menggunakan bola mini dan bola plastik. Dalam pembelajaran passing atas
dengan modifikasi bolavoli mini dan bola plastik dibutuhkan koordinasi mata-
tangan. Karena passing atas dapat dilakukan dengan baik harus didukung
koordinasi mata-tangan. Namun sejauh ini siswa putra kelas VIII SMP Negeri 14
Surakarta belum pernah diberi pembelajaran passing atas dengan modifikasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
bolavoli mini dan bola plastik. Selain itu, belum diketahui tingkat koordinasi
mata-tangan yang dimilikinya. Untuk mengetahui apakah modifikasi alat
pembelajaran passing atas antara menggunakan bola mini dan bola plastik serta
pengaruh koordinasi mata-tangan terhadap hasil belajaran passing bolavoli, maka
Pembelajaran dan Koordinasi Mata-Tangan terhadap Hasil Belajar Passing Atas
Bolavoli pada Siswa Putra Kelas VIII SMP Negeri 14 Surakarta Tahun Pelajaran
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,
masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Sarana bola dalam pembelajaran bolavoli tidak sebanding dengan jumlah
siswa, sehingga pembelajaran kurang efektif.
2. Tidak adanya sarana pendukung dalam pembelajaran passing atas bolavoli
pada SMP Negeri 14 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.
3. Kendala pembelajaran passing atas bolavoli siswa putra kelas VIII SMP
Negeri 14 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012 belum dicarikan solusi yang
tepat.
4. Pengaruh modifikasi alat pembelajaran passing bolavoli antara menggunakan
dengan modifikasi bola mini dan bola plastik belum diketahui pengaruhnya
terhadap hasil belajar passing atas bolavoli.
5. Pengaruh koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi mata-tangan rendah
terhadap hasil belajar passing atas bolavoli belum diketahui.
6. Modifikasi pembelajaran passing yang efektif untuk meningkatkan hasil
belajar passing atas bolavoli antara menggunakan bola mini dan bola plastik
pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 14 Surakarta tahun pelajaran
2011/2012 belum diketahui.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
C. Pembatasan Masalah
Banyaknya masalah yang muncul dalam penelitian perlu dibatasi agar tidak
menyimpang dari tujuan penelitian. Pembatasan masalah dalam penelitian ini
sebagai berikut:
1. Pengaruh modifikasi alat pembelajaran passing bolavoli antara menggunakan
bola mini dan bola plastik belum diketahui pengaruhnya terhadap hasil belajar
passing atas bolavoli.
2. Pengaruh koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi mata-tangan rendah
terhadap hasil belajar passing atas bolavoli belum diketahui.
3. Modifikasi alat pembelajaran passing yang efektif untuk meningkatkan hasil
belajar passing atas bolavoli antara menggunakan bola mini dan bola plastik
pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 14 Surakarta tahun pelajaran
2011/2012.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, pembatasan masalah, masalah dalam
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Adakah perbedaan pengaruh modifikasi alat pembelajaran antara
menggunakan bola mini dan bola plastik terhadap hasil belajar passing atas
bolavoli pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 14 Surakarta tahun pelajaran
2011/2012?
2. Adakah perbedaan hasil belajar passing atas bolavoli antara siswa yang
memiliki koordinasi mata-tangan tinggi dengan siswa yang memiliki
koordinasi mata-tangan rendah pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 14
Surakarta tahun pelajaran 2011/2012?
3. Adakah interaksi antara modifikasi alat pembelajaran dan koordinasi mata-
tangan terhadap hasil belajar passing atas bolavoli pada siswa putra kelas VIII
SMP Negeri 14 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, penelitian ini
mempunyai tujuan untuk mengetahui:
1. Perbedaan pengaruh modifikasi alat pembelajaran antara menggunakan bola
mini dan bola plastik terhadap hasil belajar passing atas bolavoli pada siswa
putra kelas VIII SMP Negeri 14 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.
2. Perbedaan pengaruh hasil belajar passing atas bolavoli antara siswa yang
memiliki koordinasi mata-tangan tinggi dengan siswa yang memiliki
koordinasi mata-tangan rendah pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 14
Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.
3. Ada tidaknya interaksi antara modifikasi alat pembelajaran dan koordinasi
mata-tangan terhadap hasil belajar passing atas bolavoli pada siswa putra
kelas VIII SMP Negeri 14 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.
F. Manfaat Penelitian
Masalah dalam penelitian ini penting untuk diteliti dengan harapan dapat
memberi manfaat antara lain:
1. Dapat meningkatkan kemampuan passing atas bolavoli bagi siswa yang
dijadikan obyek penelitian.
2. Dapat dijadikan sebagai masukan dan pedoman bagi guru Penjaskes SMP
Negeri 14 Surakarta pentingnya modifikasi alat pembelajaran yang efektif
untuk meningkatkan hasil belajar passing atas bolavoli.
3. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi penelitian tentang karya
ilmiah untuk dapat dikembangkan lebih lanjut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Permainan Bolavoli
Permainan bolavoli merupakan cabang olahraga beregu atau tim.
Permainan bolavoli dimainkan oleh dua tim yang masing-masing tim terdiri dari
enam orang pemain. Permainan bolavoli dimainkan di atas lapangan berbentuk
empat persegi panjang berukuran 18 X 9 meter yang dipisahkan oleh net. Maksud
dan tujuan permainan bolavoli adalah memasukkan bola ke daerah lawan
melewati suatu rintangan berupa tali atau net dan berusaha memenangkan
permainan dengan mematikan bola itu di daerah lawan. Seperti dijelaskan PBVSI
melewatkan bola secara teratur (baik) melalui atas net sampai bola tersebut
menyentuh lantai (mati) di daerah lawan, dan mencegah agar bola yang
dilewatkan tid
memainkan bola dengan memvoli (memukul dengan tangan) dan berusaha
menjatuhkannya ke dalam permainan lapangan lawan dengan menyeberangkan
bola lewat atas net atau jaring, dan mempertahankannya agar bola tidak jatuh di
lapangan sendiri. Bola harus benar-benar dipukul, tidak boleh ditangkap, dipegang
Prinsip dasar bermain bolavoli yaitu bola harus selalu divoli (dipantulkan)
dan bola harus dimainkan sebelum menyentuh lantai dengan seluruh anggota
badan. Dasar peraturan permainan bolavoli adalah bola dimainkan tiga kali
berturut-
nsip dasar permainan bolavoli adalah memantul-mantulkan bola
agar jangan sampai bola menyentuh lantai, bola dimainkan sebanyak-banyaknya
tiga kali sentuhan dalam lapangan sendiri dan mengusahakan bola hasil sentuhan
itu diseberangkan ke lapangan lawan mele
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
a. Teknik Dasar Bolavoli
Menguasai teknik dasar bolavoli merupakan syarat mutlak agar dapat
bermain bolavoli dengan baik. Teknik dasar bolavoli merupakan suatu gerakan
yang dilakukan secara efektif dan efisien untuk menyelesaikan tugas yang pasti
dalam permainan bolavoli.
Ditinjau dari pelaksanaan permainan bolavoli bahwa, seorang pemain
selalu melakukan gerakan-gerakan seperti lari kecil-kecil, melangkah ke samping
dan lain sebagainya sambil memainkan atau memukul bola. Hal ini berarti, teknik
dasar bolavoli dikelompokkan menjadi dua yaitu teknik tanpa bola dan teknik
dengan bola. Berkaitan dengan teknik dasar bolavoli. Menurut A. Sarumpaet dkk.
(1992: 87) macam-
passing bawah, (3) set-up (4) bermacam-macam service, (5) bermacam-macam
smash (spike), (5) bermacam-macam block
bermain bolavoli menurut Suharno HP. (1991: 23) dibedakan menjadi dua yaitu:
1) Teknik tanpa bola terdiri atas: a) Sikap siap normal b) Pengambilan posisi yang tepat dan benar c) Langkah kaki gerak ke depan, ke belakang, ke samping kiri, ke
samping kanan. d) Langkah kaki untuk awalan smash dan block e) Guling ke samping , ke belakang f) Gerak meluncur g) Gerak tipuan
2) Teknik dengan bola terdiri atas : a) Servis untuk penyajian bola pertama b) Pass bawah untuk passing dan umpan bertahan c) Pass atas berguna untuk umpan dan passing d) Umpan untuk menyajikan bola ke smasher e) Smash untuk menyerang/mematikan lawan f) Block, pertahanan di net.
Teknik dasar bermain bolavoli pada prinsipnya terdiri dua macam yaitu, teknik
tanpa bola dan teknik dengan bola. Teknik tanpa bola berupa gerakan-gerakan
khusus yang mendukung teknik dengan bola, sedangkan teknik dengan bola
adalah cara memainkan bola dengan anggota badan secara efektif dan efisien
sesuai dengan peraturan yang berlaku. Teknik tanpa bola dan teknik dengan
bola merupakan dua komponen yang tidak dapat dipisahkan dalam bermain
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
bolavoli. Keterkaitan antara teknik tanpa bola dan teknik dengan bola
didasarkan kebutuhan dalam permainan. Pengertian teknik dasar bolavoli
dengan bola diuraikan secara singkat sebagai berikut:
1) Passing
Passing pada prinsipnya usaha dari seorang pemain bolavoli untuk
memainkan bola untuk diumpan kepada teman seregunya. M. Yunus (1992: 79)
Passing adalah mengoperkan bola kepada teman sendiri dalam satu
regu dengan suatu teknik tertentu, sebagai langkah awal untuk menyusun pola
Passing
adalah usaha ataupun upaya seorang pemain bolavoli dengan cara menggunakan
teknik tertentu yang tujuannya adalah untuk mengoperkan bola yang
Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan, passing pada dasarnya
merupakan upaya seorang pemain bolavoli untuk memainkan bola dengan teknik
tertentu bertujuan untuk mengoperkan bola kepada teman seregunya sebagai
langkah awal untuk melakukan serangan. Pelaksanaan passing bolavoli dapat
dilakukan dengan passing bawah dan passing atas. Pelaksanaan passing bawah
dan passing atas tersebut sangat bergantung pada ketinggian bola. Untuk passing
bawah ketinggian bola dari dada ke bawah, sedangkan passing atas dari
ketinggian dada sampai ke atas. Pada umumnya passing atas dilakukan untuk
menerima bola-bola di atas pinggang ke atas. Passing atas ini biasanya dimainkan
oleh st-uper untuk menyajikan bola kepada smasher untuk melakukan serangan.
dilakukan lebih banyak sebagai persiapan serangan dan pelakunya adalah
didominasi oleh seorang pengumpan yang dalam satu regu pada umumnya hanya
set-
up adalah usaha ataupun upaya seorang pemain bolavoli dengan cara
menggunakan suatu teknik tertentu yang tujuannya adalah untuk menyajikan bola
yang dimainkannya kepada teman seregunya yang selanjutnya agar dapat untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
2) Smash
Smash merupakan salah satu daya tarik dari permainan bolavoli. Pada
prinsipnya smash bertujuan untuk mematikan lawan, mendapatkan angka atau
memindahkan bola dari lawan. Gerakan smash adalah meloncat ke atas dengan
menolak dua kaki setinggi-tingginya, dan memukul bola dengan cepat di atas net
yang disajikan set-uper dan mendarat kembali untuk melakukan permainan
Spike
Spike merupakan salah satu bentuk
Smash sebagai serangan maka harus dilakukan secara variatif agar lawan
sulit untuk membendungnya. Smash merupakan teknik bolavoli yang penting
dalam permainan bolavoli. Oleh karena itu, setiap pemain bolavoli harus
menguasai macam-macam smash. Menurut Soedarwo dkk., (2000: 15-17) macam
smash, (2) semi
smash dan (3) push smash
Smash normal merupakan salah satu smash bolavoli yang sederhana dan
lebih mudah dilakukan jika dibandingkan dengan jenis smash lainnya. Hal yang
perlu diperhatikan dalam melakukan smash normal adalah pada saat kapan
smasher harus memukul bola di atas jaring. Pengambilan awalan adalah pada saat
bola lepas dari tangan set-uper. Pada saat bola lepas dari tangan set-uper, dengan
segera smasher bergerak ke arah bola dan sambil mengontrolnya. Sekiranya jarak
dengan bola sudah cukup terjangkau lengan pemukul, maka segeralah smasher
meloncat ke atas dan memukul bola. Bola dipukul dengan cepat dengan
ketinggian bola kira-kira 3 meter di atas net.
Secara teknik dari sikap persiapan, sikap saat perkenaan dan sikap akhir
smash semi sama seperti pada smash normal. Perbedaannya disini adalah pada
saat mengambil awalan oleh smasher dan penyajian bola dari set-uper. Setelah
smasher mengambil posisi untuk melakukan awalan ke depan, kemudian smasher
mulailah bergerak ke arah depan. Bila smasher itu sendiri yang memberikan
passing kepada set-uper maka pada saat bola telah lepas dari tangan smasher pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
saat itu pula smasher harus telah mulai bergerak pelan-pelan dengan langkah yang
tetap menuju ke arah set-uper. Demikian set-uper menyajikan bola dengan
ketinggian 1 meter di atas net, maka secepatnya smasher menolak ke atas dan
memukul bola Sesudah itu smasher mendarat kembali di tanah tidak terlalu jauh
dari tempat dimana ia menolak.
Sikap persiapan, tolakan dan sikap pukulan sama seperti pada smash
normal dan smash semi. Letak perbedaannya pada arah pengambilan awalan,
proses pukulan dan sajian bola. Smasher sebelum mengambil awalan, maka
terlebih dahulu harus bergerak ke arah luar lapangan dan mendekat ke tiang net.
Bila smasher telah dalam keadaan posisi demikian, maka siaplah ia bergerak
melangkah menyongsong datangnya bola, bergerak dengan arah paralel dengan
jaring. Demikian bola sampai di atas batas tepi jaring (diharapkan ketinggian
optimal berada di atas jaring), maka segeralah smasher meloncat dan langsung
memukul bola secepatnya. Setelah itu smasher mendarat kembali di tanah dengan
lentur dan agak ke arah depan sedikit dari permulaan menolak. Proses
menjalankan push smash akan terjadi lebih cepat daripada smash semi.
3) Service
Servis merupakan salah satu teknik dasar permainan bolavoli yang
memiliki fungsi ganda yaitu, sebagai tanda dimulainya permainan dan sebagai
serangan pertama bagi regu yang melakukannya. Barbara L.V. & Bonnie J.F.
-satunya teknik yang digunakan
dalam perkembangannya servis menjadi salah satu serangan pertama yang sangat
Sebagai serangan, maka servis harus dilakukan sesulit mungkin. Untuk
membuat pukulan servis yang sulit dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu
tenis service, floating dan cekis. Tenis servis pada dasarnya merupakan pukulan
servis yang menjadikan bola memiliki top spin selama menjalani lintasannya saat
dipukul oleh server. Floating merupakan jenis servis yang mengambang atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
melayang saat menjalani lintasannya. Dieter Beutelstahl (2005: 14) menyatakan,
floating servive adalah servis yang tidak mengandung spin. Bola
seakan-akan melayang, tanpa berputar sama sekali. Servis ini sangat efektif
cekis merupakan jenis
servis yang tajam, karena pelaksanaannya dilakukan dengan dibantu meliukkan
badan, lecutan lengan dan gerakan pergelangan tangan, sehingga bola setelah
dipukul mental dengan keras dan top spin. Karena putaran dan kerasnya pukulan,
maka bola akan menjalani lintasannya dengan cepat dan tajam jatuhnya.
4) Block
Block pada dasarnya merupakan cara untuk membendung serangan.
Soedarw Block atau bendungan adalah usaha
seorang atau lebih bagi pemain depan untuk membendung bola dari lawan yang
dipukul keras.
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, block pada prinsipnya untuk
membendung serangan dari lawan (smash). Block dilakukan oleh pemain depan
baik secara perorangan atau berkawan. Agar blocking dapat dilakukan dengan
baik, maka ada beberapa tahap yang harus diperhatikan. Lebih lanjut Soedarwo
dkk (2000: 26) menyatakan:
Tahap-tahap untuk melakukan blocking antara lain: 1) Mengadakan langkah ke kiri atau ke kanan. 2) Meloncat ke atas dengan tumpuan dua kaki. 3) Menggerakkan tangan dan lengan untuk menguasai bola. 4) Mendarat dengan dua kaki secara lentur.
Pendapat tersebut menujukkan bahwa, tahapan dalam blocking ada empat
bagian yaitu, bergerak atau melangkah ke kanan atau ke kiri sesuai arah bola yang
akan di block, meloncat ke atas dengan dua kaki secara maksimal, menggerakkan
tangan dan lengan untuk membendung bola dan mendarat dengan dua kaki secara
lentur atau mengeper. Agar blocking berhasil dengan baik, maka tahapan-tahapan
tersebut harus dilakukan dengan baik dan benar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
b. Pentingnya Menguasai Teknik Dasar Bermain Bolavoli
Menguasai teknik dasar bermain bolavoli mempunyai peran penting
terhadap pencapaian prestasi bolavoli. Menurut Soedarwo dkk., (2000: 6) bahwa,
ikut menentukan menang atau kalahnya suatu regu di dalam suatu pertandingan di
samping unsur-unsur kondisi fisik, taktik dan
unsur yang menentukan menang atau kalahnya suatu regu dalam pertandingan.
Oleh karena itu, teknik dasar tersebut harus benar-benar dikuasai terlebih dahulu,
Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, penguasaan
teknik dasar bolavoli mempunyai peran penting baik secara individual maupun
secara kolektif dalam bermain bolavoli di samping faktor fisik, taktik dan mental.
Dengan menguasai teknik dasar bolavoli akan mendukung penampilan seorang
pemain lebih baik, dan secara kolektif dapat mempengaruhi menang atau kalahnya
suatu tim dalam pertandingan. Pentingnya penguasaan teknik dasar permainan
bolavoli menurut Suharno HP. (1991: 22) mengingat hal-hal sebagai berikut:
1) Hukuman kesalahan teknik, terhadap pelanggaran permainan yang hubungannya dengan kesalahan dalam melakukan teknik.
2) Karena terpisahnya tempat antara regu ke satu dengan regu yang lain, sehingga tidak terjadi adanya sentuhan badan dari permainan lawan, maka pengawasan wasit terhadap kesalahan teknik ini lebih seksama.
3) Banyaknya unsur-unsur yang menyebabkan terjadinya kesalahan-kesalahan teknik ini antara lain membawa bola, mengangkat bola, serta pukulan rangkap.
4) Permainan bolavoli adalah permainan yang cepat, artinya waktu untuk memainkan bola sangat terbatas, sehingga penguasaan teknik yang tidak sempurna akan memungkinkan timbulnya kesalahan teknik yang lebih besar.
5) Penguasaan taktik-taktik yang tinggi hanya memungkinkan kalau penguasaan teknik dasar dan tinggi dalam bolavoli cukup sempurna.
Penguasaan teknik dasar bolavoli dengan baik merupakan salah satu faktor
yang dapat mempengaruhi pencapaian prestasi bolavoli baik secara individu
maupun secara tim. Hal ini karena kemampuan yang dimiliki individu akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
memberikan sumbangan untuk kemenangan tim, karena bolavoli permainan tim.
Tanpa ada kerjasama tim, maka akan sulit mencapai prestasi yang tinggi.
2. Teknik Dasar Passing Atas Bolavoli
a. Passing Atas
Passing dan umpan atau set-up seringkali sulit dipisahkan, dan seringkali
Passing adalah
mengoperkan bola kepada teman sendiri dalam satu regu dengan suatu teknik
tertentu, sebagai langkah awal untuk menyusun pola serangan kepada regu
set-up, menurut Soedarwo dkk. (2000: 8) adalah
teknik tertentu yang tujuannya adalah untuk menyajikan bola yang dimainkannya
kepada teman seregunya yang selanjutnya agar dapat untuk melakukan serangan
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, passing atas
merupakan usaha seorang pemain untuk menyajikan bola sebagai umpan untuk
serangan dan pelakunya adalah didominasi oleh seorang pengumpan yang dalam
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, passing atas pada umumnya
dilakukan oleh seorang pengumpan (set-uper) untuk menyajikan bola sebagai
umpan untuk melakukan serangan. Tetapi tidak menutup kemungkinan selain set-
uper juga dapat melakukan passing atas. Hal ini bergantung pada bola yang
dihadapi. Jika seorang pemain menghadapi bola-bola tinggi (setinggi bahu ke
atas), maka untuk menerima bola tersebut harus dengan passing atas. Barbara L.V
& Bonnie overhead bisa digunakan untuk
menerima bola yang lebih tinggi dari bahu dan datang dengan sedikit kekuatan ke
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
b. Teknik Pelaksanaan Passing Atas Bolavoli
Keberhasilan seorang pemain bolavoli melakukan passing atas harus
memperhatikan beberapa hal. Soedarwo dkk. (2000: 34-35) menyatakan ada lima
prinsip pokok yang harus diperhatikan dalam melakukan overhead pass yaitu:
1) Sentuhlah bola dengan permukaan dalam dan jari-jari kedua tangan. 2) Hentikan bola dengan ibu jari dan jari-jari ruas pertama dan kedua
(mengabsorbsi kecepatan bola), dan dengan pergelangan tangan dibengkokkan ke belakang serta siku-siku sedikit ditekuk.
3) Doronglah bola ke atas depan dengan lentingan jari-jari, pergelangan tangan, siku, bahu, pinggang, lutut dan pergelangan kaki yang semuanya bergerak secara harmonis berfungsi seperti per.
4) Untuk mengambil bola yang agak rendah atau berada di sisi penerima, maka sangat diperlukan gerakan roll sebagai gerak lanjutan yaitu dengan gerakan setengah roll ke belakang.
5) Untuk bola-bola yang tinggi dan di dekat net dimana sangat sulit untuk melakukan overhand pass dengan dua tangan maka dapat diambil dengan satu tangan.
Prinsip-prinsip pokok gerakan passing atas tersebut harus diperhatikan dan
dipahami setiap pemain bolavoli. Dengan memperhatikan prinsip-prinsip pokok
passing atas seperti di atas, maka pemain akan mampu melakukan passing atas
dengan benar sesuai dengan bola yang dihadapi. Selain memahami prinsip-prinsip
passing atas harus menguasai teknik passing atas dengan baik dan benar. M.
passing atas terdiri atas tiga tahapan
Kemendiknas (2010: 145) dijelaskan teknik pelaksanaan passing atas sebagai
berikut:
Posisi persiapan adalah merenggangkan kedua kaki selebar bahu, lutut menekuk, tangan terangkat sekitar 6-8 inci di depan pelipis dan ibu jari ke mata. Bentuklah semacam jendela dengan ibu jari anda dan telunjuk anda, sehingga jemari anda terpisah 2 kali dari jarak ibu jari anda. Perhatikan bola melalui jendela tangan tersebut. Bahu anda harus sejajar dengan sasaran. Ketika bola menyentuh tangan anda, tangan anda membentuk seperti bola, dengan hanya dua persendian paling atas dari jari dan ibu jari yang benar-benar menyentuh bola. Pada saat bola menyentuh jemari anda, luruskan tangan dan kaki anda, pindahkan berat badan anda ke arah operan yang anda tuju.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Teknik passing atas tersebut merupakan rangkaian gerakan yang tidak
dapat diputus-putus pelaksanaannya. Suharno HP. (1991: 16-17) menyatakan,
passing atas harus
merupakan suatu gerakan yang harmonis sedang pandangan ke arah jalannya
-bagian tubuh yang terlibat dalam gerakan passing
atas harus dikoordinasikan dengan baik dan harmonis dalam satu gerakan yang
utuh. Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan ilustrasi rangkaian gerakan
passing atas sebagai berikut:
Gambar 1. Rangkaian Gerakan Passing Atas Bolavoli (Kemendiknas, 2010: 145)
c. Kesalahan yang Sering Terjadi pada Passing Atas Bolavoli
Passing atas bolavoli merupakan salah satu keterampilan yang memiliki
unsur gerakan yang kompleks, sehingga seringkali siswa melakukan kesalahan
dalam melakukan passing
58) kesalahan-kesalahan yang sering dijumpai dalam passing atas bolavoli antara
lain:
1) Siku terlalu rapat dengan badan sehingga jari-jari menunjuk ke atas. 2) Ibu jari menunjuk ke depan. 3) Jari-jari lemas dan rapat. 4) Bola kena telapak tangan. 5) Menggerakkan pergelangan tangan ke depan. 6) Gagal menempatkan diri di bawah bola. 7) Gagal meluruskan badan dan lengan 8) Gagal menyentuh bola dengan tepat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, banyak hal yang dapat
menyebabkan passing atas bolavoli tidak baik, di antaranya, siku terlalu rapat, ibu
jari menunjuk ke depan, jari-jari lemas dan rapat, bola mengenai telapak tangan,
menggerakkan pergelangan tangan ke depan, tidak tepat menempatkan diri di
bawah bola, badan dan lengan tidak diluruskan dan gagal menyentuh bola dengan
tepat. Untuk menghasilkan passing atas yang baik, maka hal-hal tersebut harus
dihindari.
3. Modifikasi Alat Pembelajaran Penjasorkjes
a. Alat Bantu Pembelajaran
Alat bantu mengajar merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam
kegiatan belajar mengajar. Kelancaran kegiatan pembelajaran dapat dipengaruhi
oleh tersedianya alat bantu yang baik dan memadai. Srijono Brotosuryo dkk.
(1994: 294) -alat yang digunakan oleh guru sebagai sarana
digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud untuk menyampaikan
pesan (informasi) pembelajaran dari sumber (guru maupun sumber lain) kepada
Slameto (1995: 67-
alat pembelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa, karena alat
pembelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar dipakai pula oleh
siswa untuk menerima bahan yang diajarkan. Alat pelajaran yang lengkap dan
tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada
Alat bantu mempunyai arti penting dalam kegiatan pembelajaran. Alat
bantu dapat dijadikan sarana untuk menyampaikan materi pelajaran kepada siswa.
Selain itu, alat bantu akan memudahkan siswa dalam mempelajari materi
pembelajaran. Lebih lanjut Srijono Brotosuryo dkk., (1994: 297) menyatakan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
lebih konkrit dan menarik, sehingga mudah untuk dimengerti dan dipahami anak
-107) menyatakan:
Ada beberapa fungsi penggunaan media atau alat dalam proses pembelajaran di antaranya: 1) Menarik perhatian siswa 2) Membantu untuk mempercepat pemahaman dalam proses
pembelajaran. 3) Memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat verbalitis (dalam
bentuk kata-kata tertulis atau lisan) 4) Mengatasi keterbatasan ruang 5) Pembelajaran lebih komunikatif dan produktif 6) Waktu pembelajaran bisa dikondisikan 7) Menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar 8) Meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari sesuatu atau
menimbulkan gairah belajar 9) Melayani gaya belajar siswa beraneka ragam 10) Meningkatkan kadar keaktifan/keterlibatan siswa dalam kegiatan
pembelajaran.
Alat bantu pembelajaran memiliki fungsi yang sangat luas dalam kegiatan
belajar mengajar. Dengan menggunakan alat bantu pembelajaran yang baik dan
tepat, maka akan mendukung pencapaian hasil belajar yang optimal. Oleh karena
itu, seorang guru penjas harus mampu memanfaatkan berbagai macam alat bantu
pembelajaran, jika dalam membelajarkan materi penjas banyak kendala. Rusli
Lutan & Adang Suherman (2000: 46
pendidikan jasmani untuk membuat sendiri alat-alat sesuai dengan kebutuhan
Kreativitas dan inisiatif seorang guru penjas untuk menciptakan atau
membuat alat bantu dalam pembelajaran penjas sangat penting. Jika siswa
mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran penjas, maka dapat
menggunakan alat bantu. Penggunaan alat bantu tersebut pada prinsipnya untuk
mempermudah mempelajari keterampilan, jika keterampilan yang sebenarnya
sulit dikuasai. Penggunaan alat bantu dalam pembelajaran passing atas bolavoli
dapat menggunakan berbagai macam peralatan, misalanya bola plastik, bola
lunak, bolavoli mini dan lain sebagainya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
b. Hakikat Modifikasi Alat Pembelajaran Penjasorkes
Ditinjau dari aspek-aspek modifikasi pembelajaran pendidikan jasmani,
modifikasi alat pembelajaran pendidikan jasmani merupakan modifikasi
lingkungan pembelajaran. Yoyo Bahagia dan Adang Suherman (2000: 7)
uti: (1)
peralatan, (2) penataan ruang gerak dalam berlatih, (3) jumlah siswa yang terlibat
Pendapat tersebut menunjukkan, modifikasi lingkungan pembelajaran
pendidikan jasmani mencakup: peralatan, penataan ruang gerak dalam berlatih,
jumlah siswa yang terlibat dan, organisasi atau formasi berlatih. Dari modifikasi
lingkungan pembelajaran guru dapat mengurangi atau menambah tingkat
kompleksitas dan kesulitan tugas ajar dengan cara memodifikasi peralatan yang
digunakan untuk melakukan skill atau keterampilan yang dipelajari. Misalnya,
berat ringannya, besar kecilnya, tinggi rendahnya, panjang pendeknya peralatan
yang digunakan. Lebih lanjut Rusli Lutan dan Adang Suherman (2000: 75)
menyatakan:
Lakukan modifikasi peralatan, apabila peralatan diduga sebagai penghambat keberhasilan Manakala kondisi sebenarnya menjadi penghambat belajar keterampilan tertutup, rubahlah kondisi latihan itu pada tingkat yang bisa dilakukan siswa selama perubahan kondisi tersebut tidak merusak integritas skill yang dipelajarinya.
Memodifikasi peralatan dalam pembelajaran pendidikan jasmani pada
prinsipnya sebagai solusi jika dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan
jasmani mengalami hambatan atau kesulitan. Hal ini disebabkan karena
penggunaan peralatan yang sebenarnya dalam pembelajaran pendidikan jasmani
siswa tidak mampu melaksanakan. Jika ditinjau dari prinsip-prinsip pembelajaran
keterampilan, modifikasi peralatan merupakan bentuk pembelajaran yang
dilakukan dari cara yang mudah atau sederhana, yang selanjutnya secara bertahap
ditingkatkan ke tingkat yang lebih sulit atau kompleks. Seperti dikemukakan
Sugiyanto (1996: 64) bahwa:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Berdasarkan pertimbangan tingkat kesulitan dan tingkat kompleksitas, penyusunan materi pelajaran hendaknya mengikuti prinsip-prinsip: 1) Dimulai dari materi belajar yang mudah dan ditingkatkan secara
berangsur-angsur ke materi yang lebih sukar. 2) Dimulai dari materi belajar yang sederhana dan ditingkatkan secara
berangsur-angsur ke materi yang semakin kompleks.
Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan, memodifikasi alat
pembelajaran pendidikan sangat penting dilakukan dalam pembelajaran
pendidikan jasmani. Jika sarana atau peralatan sebagai kendala dalam
pembelajaran pendidikan jasmani, maka sarana tersebut dapat dimodifikasi
dengan menggunakan sarana atau alat yang lebih sederhana, sehingga siswa akan
mudah melaksanakannya.
c. Tujuan dan Pentingnya Modifikasi Alat Pembelajaran Penjasorkes
Sudah tidak rahasia lagi dan ini terjadi sekolah-sekolah di Indonesia
bahwa sarana prasarana dan media Penjasorkes tidak memadai. Kondisi yang
demikian mengakibatkan materi yang ada dikurikulum Penjasorkes tidak dapat
diberikan secara keseluruhan.
Minimnya sarana, prasarana pembelajaran Penjasorkes yang dimiliki oleh
sekolah, menuntut seorang guru Penjasorkes di sekolah yang bersangkutan untuk
kreatif dalam merancang peralatan, perlengkapan dan media pembelajaran
Penjasorkes yang sesuai dengan kondisi peserta didik di sekolahnya. Guru yang
kreatif memiliki kemampuan dan keterampilan dalam merancang atau
menciptakan sarana pembelajaran Penjasorkes yang baru atau memodifikasi
sarana yang sudah ada, tetapi disajikan dengan cara yang lebih menarik, sehingga
saat diterapkan dalam pembelajaran dapat menjadikan peserta didik lebih aktif
berpartisipasi secara senang dan puas setelah mengikuti proses pembelajaran.
Dengan modifikasi sarana pembelajaran Penjasorkes tidak akan mengurangi
aktivitas peserta didik dalam melakukan pembelajaran Penjasorkes. Menurut Rulsi
Lutan (1988) yang dikutip Agus Kristiyanto, Hanik Liskustyawati & Budhi
pembelajaran Penjasorkes antara lain (1) siswa memperoleh kepuasan dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
mengikuti pembelajaran, (2) meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, melalui modifikasi sarana
pembelajaran banyak manfaat yang diperoleh di antaranya siswa menjadi puas
setelah mengikuti proses pembelajaran, akan mendukung keberhasilan pencapaian
tujuan pembelajaran dan siswa memiliki pola gerak yang benar sesuai yang
diharapkan.
Memodifikasi pembelajaran Penjasorkes sangat penting agar memperbesar
kemungkinan pencapaian tujuan pembelajaran. Selain itu, modifikasi
pembelajaran Penjasorkes dilakukan karena beberapa pertimbangan di antaranya:
sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes yang tidak memadai. Menurut
Aussie (1996) yang dikutip Agus Kristiyanto dkk., (2011: 21) menyatakan:
Pentingnya modifikasi pembelajaran Penjasorkes didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: 1) Anak-anak belum memiliki kematangan fisik dan emosional seperti
orang dewasa. 2) Berolahraga dengan peralatan dan peraturan yang dimodifikasi akan
mengurangi terjadinya cedera pada anak. 3) Olahraga yang dimodifikasi akan mampu mengembangkan
keterampilan anak lebih cepat dibandingkan dengan peralatan yang standar untuk orang dewasa.
4) Olahraga yang dimodifikasi menumbuhkan kegembiraan dan kesenangan pada anak-anak dalam situasi kompetetif.
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, melalui modifikasi pembelajaran
Penjasorkes dapat digunakan sebagai suatu alternatif dalam pembelajaran
Penjasorkes. Dengan memodifikasi pembelajaran Penjasorkes mempertimbangkan
tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan peserta didik, karakteristik peserta
didik, sehingga berdampak pada peningkatan motivasi keikutsertaaan peserta
didik dalam kegiatan belajar mengajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
4. Pembelajaran Passing Atas Bolavoli dengan Modifikasi Bolavoli Mini
a. Pelaksanaan Pembelajaran Passing Atas Bolavoli dengan Modifikasi
Bolavoli Mini
Pembelajaran passing atas bolavoli dengan modifikasi bolavoli mini yaitu,
belajar passing atas menggunakan bolavoli ukuran lebih kecil dibandingkan
dengan bolavoli ukuran standart. Menu
bolavoli mini yaitu, bola nomor 4, berat 230-250 gram, keliling 22-
Perubahan penggunakan bolavoli ukuran mini karena siswa mengalami
kesulitan melakukan passing atas menggunakan bolavoli ukuran standart. Lebih
l
sampai 67 cm, berat 260 sampai 280 gram, tekanan udara 0.40 sampai 0.45
kg/cm2(392-
Berdasarkan ukuran bolavoli tersebut menunjukkan bahwa, bolavoli
ukuran standart lebih berat. Bagi siswa pemula belajar passing atas menggunakan
bolavoli ukuran strandart akan mengalami kesulitan. Kesulitan yang dialami siswa
dalam pembelajaran passing atas menggunakan bolavoli ukuran standart di
antaranya bola dirasakan terlalu berat, takut cidera, kekuatan siswa belum
memadai, teknik passing atas yang masih rendah. Berdasarkan permasalahan
tersebut, maka perlu diciptakan cara belajar yang sesuai dengan kondisi siswa di
antaranya menggunakan bolavoli mini yang lebih ringan.
Pelaksanaan pembelajaran passing atas dengan modifikasi bolavoli mini
mengacu pada jam pembelajaran pendidikan jasmani 2 X 40 menit. Rusli Lutan
-rata jumlah waktu mengajar penjas
njadi tiga yaitu: (1) pemanasan 15
menit, (2) inti pembelajaran selama 60 menit dan (3 ) penenangan selama 5 menit.
Pada tahap awal dilaksanakan pemanasan selama 15 menit. Setelah selesai
pemanasan, selanjutnya guru menjelaskan teknik gerakan passing atas secara
keseluruhan dari sikap permulaan, gerakan pelaksanaan dan gerak lanjut dan
mendemonstrasikannya. Setelah guru mendemonstrasikan gerakan passing atas,
kemudian menata formasi pembelajaran sedemikian rupa agar semua siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
mendapat kesempatan yang sama dalam melakukan tugas ajar. Siswa harus
mempraktikkan gerakan passing atas menggunakan bolavoli mini sesuai dengan
petunjuk dan perintah dari guru. Pembelajaran passing atas dengan modifikasi
bolavoli mini dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, misalnya passing atas
secara sendiri, berpasangan, dipantulkan tembok, melewati tali dan lain
sebagainya.
Dari waktu inti pembelajaran passing atas baik dengan modifikasi bolavoli
mini dibagi 2 bagian, setiap satu bagian pembelajaran selama 25 menit. Setelah
selesai diberi waktu istirahat 5 menit untuk evaluasi. Demikian seterusnya hingga
pembelajaran dilakukan dalam 2 X 25 menit. Dari waktu inti pembelajaran
keseluruhan, sebelum pembelajaran selesai (10 menit terakhir), pembelajaran
passing atas dirubah menggunakan bolavoli ukuran standart. Hal ini dimaksudkan
agar siswa dapat mentransfer dan beradaptasi dengan gerakan keterampilan yang
sebenarnya, yaitu menggunakan bolavoli ukuran standart.
Program pembelajaran passing atas bolavoli dilaksanakan 3 kali dalam
satu minggu selama 6 minggu. Hal ini karena, penelitian ini adalah eksperimen
sehingga perlu penambahan waktu pembelajaran. Menurut Rusli Lutan dan Adang
pertemuan tersebut rasanya cukup banyak. Tetapi manakala guru harus
mempertimbangkan tercapainya tujuan pengajaran, maka waktu pembelajaran
Dengan pembelajaran yang dilaksanakan tiga kali dalam satu
minggu selama satu setengah bulan, diharapkan kemampuan passing atas bolavoli
siswa meningkat.
b. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Passing Atas Bolavoli dengan
Modifikasi Bolavoli Mini
Pembelajaran passing atas menggunakan modifikasi bolavoli mini
merupakan bentuk belajar yang mempertimbangkan tingkat kesulitan
keterampilan yang dipelajari. Bolavoli ukuran standart merupakan kendala yang
menghambat dalam proses belajar passing atas. Bolavoli mini merupakan bolavoli
yang memiliki ukuran lebih kecil dan ringan dibandingkan bolavoli ukuran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
standart, sehingga dapat digunakan untuk mengatasi kesulitan siswa dalam belajar
passing atas bolavoli.
Berdasarkan pelaksanaan pembelajaran passing atas bolavoli dan bola
yang digunakan (menggunakan bolavoli mini) dapat diidentifikasi kelebihan dan
kelemahannya. Kelebihan pembelajaran passing atas menggunakan modifikasi
bolavoli mini antara lain:
1) Bolavoli mini mendekati karakteristik bola sebenarnya (bolavoli standart),
sehingga siswa akan lebih cepat beradaptasi dengan bolavoli ukuran standart.
2) Siswa tidak merasa takut karena bola lebih ringan, sehingga akan menjadi
lebih senang melakukan gerakan passing atas.
3) Bolavoli mini dapat memantul dengan baik, sehingga laju bola dapat bergerak
dengan baik.
Kelemahan pembelajaran passing atas menggunakan modifikasi bolavoli
mini antara lain:
1) Dapat mengakibatkan siswa kurang bersunggung-sungguh dan merasa mampu
melakukan passing atas karena bolanya yang lebih kecil dan ringan.
2) Siswa menganggap sepele dan mudah melakukan passing atas dengan bola
yang lebih kecil dan ringan, sehingga teknik passing atas diabaikan.
5. Pembelajaran Passing Atas Bolavoli dengan Modifikasi
Bola Plastik
a. Pelaksanaan Pembelajaran Passing Atas Bolavoli dengan Modifikasi Bola
Plastik
Pembelajaran passing atas bolavoli menggunakan modifikasi bola plastik
pada prinsipnya sama dengan bentuk pembelajaran passing atas menggunakan
modifikasi bolavoli mini. Letak perbedaannya pada bola yang digunakan dalam
pembelajaran. Bola plastik yang dimaksud yaitu, bola plastik yang dilapisi kalep.
Ditinjau dari prinsip-prinsip modifikasi pembelajaran pendidikan jasmani
bahwa, pembelajaran passing atas menggunakan modifikasi bola plastik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
merupakan prinsip perluasan isi. Rusli Lutan dan Adang Suherman (2000: 68)
menyatakan:
Perluasan isi atau materi maksudnya adalah penyusunan aktivitas belajar secara progresive dari yang mudah ke yang sukar atau dari yang sederhana ke yang kompleks. Pada proses ini guru harus memahami (1) bagaimana mengurangi komplekstitas dan kesulitan materi pelajaran dan (2) bagaimana menganalisis materi pelajaran menjadi bagian-bagian yang dapat menciptakan susunan atau rantai pengalaman belajar yang bersifat progresif.
Pendapat tersebut menunjukkan, pembelajaran passing atas dengan
modifikasi bola plastik merupakan cara mengajar yang dimulai dari yang
sederhana atau mudah, kemudian secara bertahap ditingkatkan ke bentuk
keterampilan yang lebih sulit. Melalui pembelajaran passing atas dengan
modifikasi bola plastik diharapkan siswa akan memiliki konsep gerakan passing
atas yang benar.
Pelaksanaan pembelajaran passing atas dengan modifikasi bola plastik
yaitu: guru menerangkan teknik gerakan passing atas dari sikap permulaan,
gerakan pelaksanaan dan gerak lanjut serta mendemonstrasikan gerakan passing
atas. Setelah guru mendemonstrasikan gerakan passing atas, kemudian menata
formasi pembelajaran sedemikian rupa agar semua siswa mendapat kesempatan
yang sama dalam melakukan tugas ajar. Siswa harus mempraktikkan gerakan
passing atas menggunakan bola plastik sesuai dengan petunjuk dan perintah dari
guru. Pembelajaran passing atas dengan modifikasi bolavoli plastik dapat
dilakukan dengan berbagai macam cara, misalnya passing atas secara sendiri,
berpasangan, dipantulkan tembok, melewati tali dan lain sebagainya. Dari waktu
pembelajaran keseluruhan, sebelum pembelajaran selesai (10 menit terakhir),
pembelajaran passing atas menggunakan bolavoli ukuran standart.
b. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Passing Atas dengan Modifikasi
Bola Plastik
Pembelajaran passing atas menggunakan modifikasi bola plastik
merupakan bentuk belajar yang mempertimbangkan tingkat kesulitan dan kondisi
siswa dalam mempelajari suatu keterampilan. Penggunakan bola plastik dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
pembelajaran passing atas bolavoli diharapkan siswa dapat mentransfer ke dalam
bentuk keterampilan yang sebenarnya. Sugiyanto (1996: 82) menyatakan,
merupakan suatu kondisi yang harus diciptakan agar materi pelajaran yang telah
dikuasai murid bisa memberikan kemudahan bagi murid untuk mempelajari hal-
hal
Berdasarkan pelaksanaan pembelajaran passing atas bolavoli dengan
modifikasi bola plastik, dapat diidentifikasi kelebihan dan kelemahannya.
Kelebihan pembelajaran passing atas dengan modifikasi bola plastik antara lain:
1) Siswa akan merasa senang, dan memiliki motivasi belajar yang tinggi karena
bolanya lebih ringan.
2) Siswa akan terhindar dari rasa sakit atau takut, sehingga passing atas dapat
dilakukan secara berulang-ulang.
Kelemahan pembelajaran passing atas dengan modifikasi bola plastik
antara lain:
1) Bola yang ringan akan berakibat laju bola kurang baik bila kena angin,
sehingga laju bola tidak dapat terkontrol.
2) Bola kurang dapat memantul dengan baik, sehingga akan berpengaruh pada
kualitas passing atas.
3) Gerakan keterampilan passing atas yang sebenarnya (menggunakan bola
standart) lebih lama untuk dikuasai, karena perbedaan bentuk bola, ukuran
bola dan berat bola, sehingga dibutuhkan adaptasi yang lebih lama terhadap
bolavoli ukuran standart.
6. Koordinasi
a. Pengertian Koordinasi
Koordinasi merupakan kemampuan biomotorik yang dalam beroperasinya
melibatkan beberapa unsur kondisi fisik lainnya. Harsono (1988: 221)
kinestetik sense,
balance dan ritme, semua menyumbang dan berpadu di dalam koordinasi gerak,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
-unsur
tersebut saling berinteraksi satu dengan lainnya untuk menghasilkan koordinasi
gerakan yang efektif dan efisien.
Koordinasi pada dasarnya merupakan kemampuan merangkaikan beberapa
gerakan menjadi satu pola gerakan yang serasi dan harmonis. Berkaitan dengan
koordinasi Ismaryati (2006: 53-
hubungan yang harmonis dari hubungan saling berpengaruh di antara kelompok-
kelompok otot selama melakukan kerja, yang ditunjukkan dengan tingkat
tugas gerak s
Berdasarkan batasan koordinasi yang dikemukakan oleh ketiga ahli
tersebut dapat disimpulkan bahwa, koordinasi merupakan kemampuan seseorang
untuk merangkaikan atau mengintegrasikan beberapa gerakan ke dalam satu pola
gerakan yang selaras dan efektif sesuai dengan tujuan.
b. Koordinasi Mata-Tangan
Koordinasi pada prinsipnya merupakan kemampuan untuk
mengkombinasikan beberapa gerakan tanpa ketegangan dengan urutan yang
benar dan melakukan gerakan yang kompleks secara lancar, efektif dan efisien.
Koordinasi mata-tangan merupakan penggabungan antara kecermatan pandangan
dan melakukan gerakan dengan menggunakan tangan berdasarkan rangsangan
yang diterima oleh mata. Sadoso Sumosardjuno (1994: 125) menyatakan,
-tangan adalah suatu integrasi antara mata sebagai pemegang
fungsi utama, dan tangan sebagai pemegang fungsi yang melakukan suatu gerakan
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, gerakan-gerakan yang melibatkan
kecermatan pandangan dan keakuratan tangan melakukan gerakan menunjukkan
tingkat koordinasi mata-tangan seseorang. Ini artinya, koordiasi mata-tangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
berkaitan dengan gerakan-gerakan melemparkan suatu benda atau obyek ke suatu
-gerakan yang
melibatkan koordinasi mata-tangan (eye-hand coordination) seperti misalnya
dalam skill
Berdasarkan pengertian koordinasi mata-tangan tersebut menunjukan
bahwa, gerakan passing atas bolavoli merupakan bentuk keterampilan yang
membutuhkan koordinasi mata-tangan. Kemampuan seorang pemain bolavoli
mengantisipasi datangnya bola dan melakukan passing atas dipengaruhi oleh
tingkat koordinasi mata-tangan yang dimilikinya. Koordinasi mata-tangan yang
baik, maka akan mampu melakukan passing atas dengan sempurna. Namun
sebaliknya, koordinasi mata-tangan yang buru akan berakibat passing atas yang
dilakukan tidak sempurna, bahkan dapat terjadi pukulan ganda.
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Koordinasi
Tingkat koordinasi atau baik tidaknya koordinasi gerak seseorang
tercermin dalam kemampuannya untuk melakukan suatu gerakan secara mulus,
tepat (precise), dan efisien. Seseorang yang memiliki koordinasi baik bukan hanya
mampu melakukan suatu keterampilan secara sempurna, tetapi juga mudah dan
cepat dapat melakukan keterampilan-keterampilan yang baru.
Kualitas atau kemampuan koordinasi yang dimiliki seseorang dipengaruhi
tahan, kelentukan, kinesthetic sense, balance, dan ritme, semua menyumbang dan
berpadu di dalam koordinasi gerak, oleh karena satu sama lainnya mempunyai
hubungan yang erat. Kalau salah satu unsur tidak ada, atau kurang berkembang,
dikemukakan Menurut Suharno HP. (1993:62) dalam usaha untuk pencapaian
prestasi, koordinasi dipengaruhi oleh:
1) Pengaturan syaraf pusat dan tepi, hal ini berdasarkan pembawaan atlet dan hasil dari latihan.
2) Tergantung tonus dan elastisitas dari otot yang melakukan gerakan. 3) Baik tidaknya keseimbangan, kelincahan, dan kelentukan atlet. 4) Baik dan tidaknya koordinasi kerja syaraf, otot dan indera.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan bahwa, faktor-faktor
yang mempengaruhi koordinasi sangat kompleks. Faktor pembawaan dan
kemampuan kondisi fisik khususnya kelincahan, kelentukan, keseimbangan,
kekuatan, daya tahan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan
koordinasi yang dimiliki seseorang. Dengan kata lain, jika kelincahan, kelentukan,
keseimbangan, kekuatan dan daya tahan baik, maka tingkat koordinasinya juga
baik. Latihan yang bertujuan meningkatkan komponen kondisi fisik tersebut,
maka secara tidak langsung akan meningkatkan kemampuan koordinasi pula.
d. Peranan Koordinasi Mata-Tangan dengan Hasil Belajar Passing Atas
Bolavoli
Bolavoli merupakan cabang olahraga yang memiliki gerakan cukup
kompleks dalam pelaksanaan permainannya. Hampir semua gerakan dalam
permainan bolavoli membutuhkan koordinasi. Koordinasi mata-tangan merupakan
kemampuan kondisi fisik yang mempunyai peran penting dalam bermain bolavoli.
Dalam memainkan teknik dasar bolavoli termasuk passing atas membutuhkan
koordinasi mata-tangan. Pemain bolavoli yang memiliki koordinasi mata-tangan
baik akan mampu melakukan passing atas lebih lancar, luwes, efektif dan efisien.
Koordinasi mata-tangan berperan pada passing atas bolavoli terutama pada
saat pemain melihat datangnya bola dari lawan, dan biasanya bola dari lawan
selalu berubah-ubah atau tidak tepat pada dirinya. Dalam hal ini seorang pemain
harus cermat dan tepat bergerak menuju ke arah bola tersebut. Suharno HP. (1991:
passing atas
yaitu, penguasaan koordinasi gerakan yang sangat kurang akibat kurangnya
latihan- cher (1990: 12)
passing atas antara lain siap menunggu
bola datang, lari - berhenti - passing atas. Cepat menyosong datangnya bola pada
posisi tepat (di bawah dan agak belakang arah gerak bola). Tangan terangkat
deng
Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan bahwa, kemampuan
seorang pemain mengantisipasi datangnya bola dan segera bergerak menyongsong
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
bola serta menempatkan diri sedemikian rupa untuk melakukan passing atas
dibutuhkan koordinasi mata-tangan yang baik. Pada saat mata melihat datangnya
bola melalui syaraf merespon rangsang datangnya bola, untuk kemudian
memerintah badan segera bergerak ke arah bola dan melakukan posisi siap
passing atas sedemikian rupa. Tanpa memiliki koordinasi mata-tangan yang baik,
maka akan terlambat menuju ke arah datangnya bola, sehingga passing atas yang
dilakukan tidak sempurna, bahkan dapat terjadi pukulan ganda.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dibutuhkan untuk mendukung kajian teoritis yang
dikemukakan. Sampai saat ini telah banyak penelitian ilmiah yang dilakukan
khususnya yang terkait dengan passing bola voli dengan hasil yang masih
bervariasi atau beragam.
1. Penelitian Leni Rosita Dhewi dengan judu
Pembelajaran dan Koordinasi Mata-Tangan terhadap Hasil Belajar Passing
Bawah Bola Voli pada Siswa Putri Kelas VII SMP Negeri 2 Tawangsari
simpulan (1) Ada perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran bermain dan
konvensional terhadap hasil belajar passing bawah bola voli pada siswa putri
kelas VII SMP Negeri 2 Tawangsari Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran
2009/2010. (2) Ada perbedaan pengaruh antara koordiansi mata-tangan tinggi
dan koordinasimata-tangan rendah terhadap hasil belajar passing bawah bola
voli pada siswa putri kelas VII SMP Negeri 2 Tawangsari Kabupaten
Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010.
2. Penelitian Lilik Purwanto dengan judul, Perbedaan Pengaruh Pembelajaran
Konvensional dan Inovatif terhadap Hasil Belajar Passing Bawah Bola voli
pada Siswa Putra Kelas IV dan V SD Negeri Ponowaren III Tawangsari
sebagai berikut: (1) Ada perbedaan pengaruh antara pembelajaran passing
bawah secara konvensional dan inovatif terhadap hasil belajar passing bawah
bola voli pada siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Ponowaren III
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Tawangsari Sukoharjo tahun pelajaran 2008/2009. (2) Pembelajaran passing
bawah secara inovatif lebih baik pengaruhnya terhadap hasil belajar passing
bawah bola voli pada siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Ponowaren III
Tawangsari Sukoharjo tahun pelajaran 2008/2009.
C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan tinjauan pustaka yang mendasari dari variabel penelitian,
maka dapat digambarkan kerangka konseptual kerangka berpikir sebagai berikut:
Gambar 2. Skematis Kerangka Berpikir
Dari skema kerangka pemikiran tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
pembelajaran passing atas bolavoli dapat dilakukan dengan modifikasi bolavoli
mini dan bola plastik. Dari kedua modifikasi pembelajaran passing atas tersebut
dibutuhkan koordinasi mata-tangan. Dari modifikasi bolavoli mini dan bola
plastik akan berpengaruh terhadap hasil belajar passing atas bolavoli. Selain itu,
baik tidaknya koordinasi mata-tangan yang dimiliki siswa juga akan berpengaruh
terhadap hasil belajar passing atas bolavoli. Berikut ini dipaparkan pengaruh
pembelajaran passing atas dengan modifikasi bolavoli mini dan bola plastik serta
Passing Atas Bolavoli
Modifikasi bolavoli mini
Koordinasi mata-tangan
Modifikasi bola plastik
Koordinasi mata-tangan tinggi
Koordinasi mata-tangan tinggi
Koordinasi mata-tangan
rendah
Hasil Belajar Passing Atas Bolavoli
Koordinasi mata-tangan rendah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
pengaruh koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi mata-tangan rendah
terhadap hasil belajar passing atas bolavoli sebagai berikut:
1. Perbedaan Pengaruh Pembelajaran dengan Modifikasi Bolavoli Mini dan
Bola Plastik terhadap Hasil Belajar Passing Atas Bolavoli
Pembelajaran dengan modifikasi bolavoli mini dan bola plastik merupakan
salah satu strategi pembelajaran passing atas bolavoli, karena siswa mengalami
kesulitan untuk melakukan passing atas menggunakan bolavoli ukuran standart.
Kesulitan yang dihadapi siswa dalam melakukan passing atas bolavoli
menggunakan bolavoli ukuran standart di antaranya, bola dirasakan cukup berat,
takut cidera, teknik passing atas yang belum baik dan lain sebagainya. Untuk
mengatasi hal tersebut, maka dibutuhkan modifikasi alat pembelajaran di
antaranya menggunakan bolavoli mini dan bola plastik.
Pembelajaran passing atas dengan modifikasi bolavoli mini yaitu
menggunakan bolavoli ukuran mini (untuk siswa SD) bola nomor 4, berat 230-
250 gram, keliling 22-24 cm. Dengan menggunakan bolavoli mini, maka dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa karena bola lebih ringan. Pembelajaran
passing atas bolavoli dengan modifikasi bolavoli mini memiliki kelebihan antara
lain: bolavoli mini mendekati karakteristik bola sebenarnya (bolavoli standart),
sehingga siswa akan lebih cepat beradaptasi dengan bolavoli ukuran standart,
siswa tidak merasa takut karena bola lebih ringan, sehingga akan menjadi lebih
senang melakukan gerakan passing atas, bolavoli mini dapat memantul dengan
baik, sehingga laju bola dapat bergerak dengan baik. Kelemahan pembelajaran
passing atas dengan modifikasi bolavoli mini antara lain: dapat mengakibatkan
siswa kurang bersunggung-sungguh dan merasa mampu melakukan passing atas
karena bolanya yang lebih kecil dan ringan, siswa menganggap sepele dan mudah
melakukan passing atas dengan bola yang lebih kecil dan ringan, sehingga teknik
passing atas diabaikan.
Pembelajaran passing atas dengan modifikasi bola plastik pada prinsipnya
sama dengan modifikasi bolavoli mini, tetapi bolanya lebih ringan. Bola plastik
yang dimaksud yaitu, bola plastik yang dilapisi kalep. Pembelajaran passing atas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
dengan modifikasi bola plastik memiliki kelebihan antara lain: siswa akan merasa
senang, dan memiliki motivasi belajar yang tinggi karena bolanya lebih ringan,
siswa akan terhindar dari rasa sakit atau takut, sehingga passing atas dapat
dilakukan secara berulang-ulang. Kelemahan pembelajaran passing atas dengan
modifikasi bola plastik antara lain: bola yang ringan akan berakibat laju bola
kurang baik bila kena angin, sehingga laju bola tidak dapat terkontrol, bola kurang
dapat memantul dengan baik, sehingga akan berpengaruh pada kualitas passing
atas, gerakan keterampilan passing atas yang sebenarnya (menggunakan bola
standart) lebih lama untuk dikuasai, karena perbedaan bentuk bola, ukuran bola
dan berat bola, sehingga dibutuhkan adaptasi yang lebih lama terhadap bolavoli
ukuran standart.
Berdasarkan karakteristik dari modifikasi alat pembelajaran passing atas
dengan bolavoli mini dan bola plastik serta kelebihan dan kelemahannya, kedua
modifikasi alat pembelajaran tersebut akan menimbulkan pengaruh yang berbeda
terhadap peningkatan hasil belajar passing atas bolavoli. Perbedaan perlakuan
akan menimbulkan respon yang berbeda pula pada diri pelaku. Dengan demikian
diduga, modifikasi alat pembelajaran passing atas dengan bolavoli mini dan bola
plastik memiliki perbedaan pengaruh terhadap hasil belajar passing atas bolavoli.
2. Perbedaan Hasil Belajar Passing Atas Bolavoli antara Siswa yang
Memiliki Koordinasi Mata-Tangan Tinggi dengan Siswa yang Memiliki
Koordinasi Mata-Tangan Rendah
Koordinasi mata-tangan merupakan kemampuan seseorang dalam
mengintegrasikan antara gerakan mata (pandangan) dengan gerakan tangan secara
efektif. Koordinasi merupakan salah satu faktor yang dapat mendukung
keterampilan passing atas bolavoli. Kesempurnaan dan keberhasilan passing atas
bolavoli dapat dipengaruhi oleh kemampuan koordinasi mata-tangan yang
dimiliki siswa.
Koordinasi mata-tangan dibutuhkan dalam gerakan passing atas bolavoli
terutama pada saat mengantisipasi datangnya bola. Pada saat mengantisipasi
datangnya bola tersebut dibutuhkan kecermatan pandangan dan dengan segera
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
menempatkan diri di bawah bola untuk melakukan passing atas. Kemampuan
koordinasi mata-tangan yang baik akan mendukung keberhasilan passing atas
menjadi lebih baik, sehingga passing yang dihasilkan akan memudahkan pemain
lainnya untuk memainkan bola selanjutnya. Namun sebaliknya, koordinasi mata-
tangan yang rendah akan mengakibatkan keterlambatan untuk mengantisipasi
datangnya bola, sehingga passing atas tidak berhasil atau gagal. Dengan demikian
diduga, antara siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi dengan siswa
yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah memiliki perbedaan terhadap hasil
belajar passing atas bolavoli.
3. Interaksi antara Modifikasi Alat Pembelajaran dan Koordinasi Mata-
Tangan terhadap Hasil Belajar Passing Atas Bolavoli
Hasil belajar passing atas bolavoli siswa dapat ditingkatkan dengan
memodifikasi alat pembelajaran yaitu, dengan modifikasi bolavoli mini dan bola
plastik. Modifikasi bolavoli mini dan bola plastik bertujuan untuk mengatasi
kesulitan siswa dalam belajar passing atas bolavoli. Kesulitan yang dihadapi
siswa dalam pembelajaran passing atas bolavoli di antaranya, bolavoli ukuran
standart dirasakan cukup berat, merasa takut terjadi cidera, teknik yang belum
baik dan lain sebagainya. Untuk meningkatkan hasil belajar passing atas bolavoli
dengan modifikasi bolavoli mini dan bola plastik perlu didukung kemampuan
kondisi fisik yang baik, salah satunya koordinasi mata-tangan.
Berdasarkan karaktersitik pembelajaran passing atas bolavoli dengan
modifikasi bolavoli mini dan bola plastik, maka siswa yang memiliki koordinasi
mata-tangan tinggi lebih cocok diberi pembelajaran passing atas dengan
modifikasi bolavoli mini. Karena bolavoli mini memiliki karakteristik yang
hampir sama dengan bolavoli ukuran standar, sehingga laju bola atau pantulan
bola hampir sama dengan bolavoli ukuran standar. Dengan koordiansi mata-
tangan tinggi, maka akan mampu memainkan passing atas bolavoli menggunakan
bolavoli mini lebih baik. Sedangkan siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan
rendah lebih cocok diberi pembelajaran passing atas dengan modifikasi plastik.
Karena modifikasi bola plastik bolanya mudah dimainkan karena lebih ringan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Siswa yang memiliki koordiansi mata-tangan rendah dapat memainkan bola
dengan berulang-ulang dan tidak merasa takut akan cidera. Dengan demikian
diduga, antara modifikasi alat pembelajaran dan koordiansi mata-tangan memiliki
interaksi di antara keduanya.
D. Hipotesis
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berpikir di atas dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
1. Ada perbedaan pengaruh modifikasi alat pembelajaran menggunakan bolavoli
mini dan bola plastik terhadap hasil belajar passing atas bolavoli pada siswa
putra kelas VIII SMP Negeri 14 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.
2. Ada perbedaan hasil belajar passing atas bolavoli antara siswa yang memiliki
koordinasi mata-tangan tinggi dengan siswa yang memiliki koordinasi mata-
tangan rendah pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 14 Surakarta tahun
pelajaran 2011/2012.
3. Ada interaksi antara modifikasi alat pembelajaran dan koordinasi mata-tangan
terhadap hasil belajar passing atas bolavoli pada siswa putra kelas VIII SMP
Negeri 14 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian dan pengambilan data ini dilaksanakan di lapangan olahraga
bolavoli SMP Negeri 14 Surakarta.
2. Waktu Penelitian
Dalam penelitian ini pengambilan data tes awal pada 24 September 2011,
perlakuan dimulai pada tanggal 18 Oktober 2011 sampai tanggal 26 November
2011, dan pengambilan data tes akhir pada tanggal 29 November 2011. Dengan
frekuensi pembelajaran 3 kali dalam seminggu, tepatnya pada hari Selasa, Kamis
dan Sabtu.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini putra kelas VIII SMP Negeri 14
Surakarta tahun pelajaran 2011/2012 berjumlah 89 siswa yang terbagi
dalam lima kelas.
2. Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 40 siswa dengan
teknik pengambilan sampel purposive sampling. Cara menentukan jumlah dan
kriteria sampel yaitu: keseluruhan siswa putra kelas VIII SMP Negeri 14
Surakarta tahun pelajaran 2011/2012 sebanyak 89 dites koordinasi mata-tangan
dengan tes lempar tangkap bola tenis. Dari hasil tes koordinasi mata-tangan,
kemudian dirangking dari nilai tertinggi sampai nilai terendah dan diklasifikasi
menjadi dua yaitu: koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi mata-tangan
rendah. Setelah diketahui koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi mata-
tangan rendah, kemudian diambil 20 siswa dengan kategori koordinasi mata-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
tangan tinggi dan 20 siswa dengan kategori koordinasi mata-tangan rendah.
Selanjutnya dari 40 siswa yang terpilih dikelompokkan menjadi 4 kelompok
sesuai rancangan faktorial 2 X 2.
C. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini diperoleh melalui tes dan pengukuran yang
meliputi:
1) Tes dan pengukuran koordinasi mata-tangan dengan lempar tangkap bola tenis
dari Depdiknas (2002: 57-58).
2) Tes dan pengukuran kemampuan passing atas bolavoli dari Depdiknas. (2003:
9-10). Petunjuk pelaksanaan masing-masing tes terlampir.
D. Rancangan Penelitian
Penelitian ini melibatkan tiga variabel, yaitu: variabel independent
(manipulatif/bebas), variabel atributif dan variabel dependent (terikat). Variabel
independent terdiri dari dua kelompok, yaitu kelompok modifikasi bolavoli mini
dan kelompok modifikasi bola plastik. Variabel atributif terdiri dari dua kelompok
usia yaitu, kelompok koordinasi mata-tangan tinggi dan kelompok koordinasi
mata-tangan rendah. Sedangkan variabel dependent yaitu hasil belajar passing
atas bolavoli. Dengan demikian rancangan penelitian yang tepat adalah anava
faktorial 2 X 2. Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan gambar rancangan
penelitian anava faktorial 2 X 2 sebagai berikut:
Tabel 1. Rancangan Penelitian Anava Dua Jalur dengan Design Rancangan Faktorial 2 X 2
Modifikasi alat pembelajaran passing atas bolavoli (A)
Koordinasi mata-tangan (B)
Bolavoli mini
(A1)
Bola plastik
(A2)
Tinggi (B1) A1B1 A2B1
Rendah (B2) A1B2 A2B2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Keterangan:
A1B1:Kelompok modifikasi bolavoli mini dengan kriteria sampel koordinasi mata-tangan tinggi.
A1B2:Kelompok modifikasi bolavoli mini dengan kriteria sampel koordinasi mata-tangan rendah
A2B1:Kelompok modifikasi bola plastik dengan kriteria sampel koordinasi mata-tangan tinggi
A2B2:Kelompok modifikasi bola plastik dengan kriteria sampel koordinasi mata-tangan rendah.
E. Teknik Analisis Data
1. Mencari Reliabilitas
Tingkat keajegan hasil tes yang dilakukan diketahui melalui uji
reliabilitas dengan korelasi intraklas dari Mulyono B. (2001: 42), dengan
rumus sebagai berikut:
MSA MSW
R = MSA
Keterangan :
R = Koefisien reliabilitas
MSA = Jumlah rata-rata dalam kelompok
MSW = Jumlah rata-rata antar kelompok
2. Uji Prasyarat Analisis
Uji prasyarat analisis dalam penelitian ini meliputi uji normalitas dan uji
homogenitas. Adapun langkah masing-masing uji prasyarat tersebut sebagai
berikut:
a. Uji Normalitas (Metode Lilliefors)
Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui apakah sampel
penelitian ini berasal dari populasi yang normal atau tidak.
Langkah-langkah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
1) Pengamatan X1,X2,X3, n dijadikan bilangan baku
Z1,Z2,Z3, n, dengan menggunakan rumus :
Zi = { Xi X }/ SD, dengan X dan SD berturut-turut merupakan rata-rata dan
simpangan baku.
2) Data dari sampel tersebut kemudian diurutkan dari skor terendah sampai skor
tertinggi.
3) Untuk tiap bilangan baku ini dan dengan menggunakan daftar distribusi
normal baku kemudian dihitung peluang F(Zi) = P(Z < Zi).
4) Menghitung perbandingan antara nomor subyek I dengan subyek n yaitu :
S(Zi) = i/n.
5) Mencari selisih antara F(Zi) S(Zi), dan ditentukan harga mutlaknya.
6) Menentukan harga terbesar dari harga mutlak diambil sebagai Lo.
Rumusnya : Lo = | F(Zi) S(Zi) | maksimum.
Kreteria :
Lo < Ltab : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Lo > Ltab : Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas ( Metode Bartlet )
Uji Homogenitas dilakukan dengan Uji Bartlet. Langkah-langkah
pengujiannya sebagai berikut :
1) Membuat tabel perhitungan yang terdiri dari kolom kolom kelompok sample
: dk (n-1), 1/dk, Sdi2, dan (dk) log Sdi2.
2) Menghitung varians gabungan dari semua sample.
Rumusnya : 1
1...............1 22
n
SdnSD i
12 nSdLogB i
3) Menghitung X2
Rumusnya : X2 = (Ln) B-(n-
Dengan (Ln 10) = 2,3026
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Hasilnya ( X2 hitung ) kemudian dibandingkan dengan ( X2 tabel ), pada taraf
signifikansi = 0,05 dan dk (n-1).
4) Apabila X2 hitung < X2 tabel, maka Ho diterima.
Artinya varians sampel bersifat homogen. Sebaliknya apabila X2 hitung > X2
tabel, maka Ho ditolak. Artinya varians sampel bersifat tidak homogen.
2. Analisis Data
Langkah-langkah untuk pengujian hipotesis dalam penelitian ini sebagai
berikut:
a) Anava Dua Jalur
1) Metode AB untuk perhitungan ANAVA dua Faktor
Tabel 2. Ringkasan ANAVA untuk Eksperimen Faktorial 2 x 2
Sumber
Variasi dk JK RJK Fo
Rata rata
Perlakuan
A
B
AB
1
a-1
b-1
(a-1) (b-1)
Ry
Ay
By
ABy
R
A
B
AB
A/E
B/E
AB/E
Kekeliruan ab(n-1) Ey E
Keterangan:
A = Faktor utama A
B = Faktor utama B
N = Jumlah sampel
Langkah- langkah perhitungan:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
a) 2
11
2ij
b
j
a
i
b) abn
R
b
j
a
i
y
11
c) yij
b
j
a
i
RJJab 2
11
d) yi
a
iy Rbn/2
1
e) yi
b
jy Ran/2
1
f) yyaby Jb
g) )(2yyyyy R
2) Kriteria Pengujian Hipotesis
Jika 211 VVFF , maka hipotesis nol ditolak.
Jika 211 VVFF , maka hipotesis nol di terima dengan : dk pembilang
1iV dan dk penyebut knknV .............12 = taraf signifikan untuk
pengujian hipotesis.
Keterangan:
Y2 : Jumlah kuadrat data
Ry : Rata-rata peningkatan karena perlakuan
Ay : Jumlah peningkatan pada kelompok berdasarkan modifikasi bolavoli mini
dan bola plastik
By : Jumlah peningkatan berdasarkan koordinasi mata-tangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Aby: Selisih antara jumlah peningkatan data keseluruhan dan jumlah peningkatan
kelompok perlakuan dan koordinasi mata-tangan.
Jab : Selisih jumlah kuadrat data dan rata-rata peningkatan perlakuan.
b. Uji Rentang Newman Keuls setelah ANAVA
Menurut Sudjana (1994: 36) langkah-langkah untuk melakukan uji
Newman Keuls adalah sebagai berikut:
1) Susun k buah rata-rata perlakuan menurut urutan nilainya dari yang terkecil
sampai keoada yang terbesar.
2) Dari rangkaian ANAVA, diambil harga RJK disertai dk-nya.
3) Hitung kekeliruan buku rata-rata untuk setiap perlakuan dengan rumus:
N
KekeliruanRJKS E
y RJK (Kekeliruan) juga didapat dari hasil
rangkuman ANAVA.
4) Tentukan taraf signifikan , lalu gunakan daftar rentang student. Untuk uji
Newman
Harga harga yang didapat dari bagian daftar sebanyak (k-1) untuk V dan P
supaya dicatat.
5) Kalikan harga masing yS
dengan jalan demikian diperoleh apa yang dinamakan rentang signifikan
terkecil (RST).
6) Bandingkan selisih rata rata terkecil dengan RST untuk mencari P-k selisih
rata rata terbesar dan rata rata terkecil kedua dengan RST untuk P = (k-
1), dan seterusnya. Demikian halnya perbandingan selisih rata rata terbesar
kedua rata rata terkecil dengan RTS untuk P = (k-1), selisih rata-rata
terbesar kedua dan selisih rata-rata terkecil kedua dengan RST untuk P = (k-
2), dan seterusnya. Dengan jalan begitu semua akan ada 12/1 kK pasangan
yang harus dibandingkan. Jika selisih selisih yang didapat lebih besar dari
pada RST-nya masing masing maka disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
yang signifikan antara rata rata perlakuan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
c. Hipotesa Statistik
Hipotesa 1 210H
21AH
Hipotesa 2 210H
21AH
Hipotesa 3 00 InteraksiH
0InteraksiH A
Keterangan
= Nilai rata rata
A1 = Modifikasi bolavoli mini.
A2 = Modifikasi bola plastik.
B1 = Koordinasi mata-tangan tinggi
B2 = Koordinasi mata-tangan rendah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 45
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Deskripsi hasil analisis data kemampuan servis atas bolavoli pada putra
kelas VIII SMP Negeri 14 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012 sesuai dengan
kelompok yang dibandingkan, disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 3. Ringkasan Angka-Angka Statistik Deskriptif Data Hasil Belajar Passing Atas Bolavoli
Modifikasi
passing Atas Koordinasi
Mata-Tangan Statistik Tes Awal Tes Akhir Peningkatan
Bolavoli Mini
Tinggi (B1) Jumlah 220.00 284.00 64.00 Mean 22.00 28.40 6.40 SD 11.94 9.34 2.91
Rendah (B2) Jumlah 156 188 32.00 Mean 15.60 18.80 3.20 SD 9.44 9.48 0.79
Bola Plastik
Tinggi (B1) Jumlah 197.00 232.00 35.00 Mean 19.70 23.20 3.50 SD 9.01 8.57 0.97
Rendah (B2) Jumlah 197.00 233.00 36.00 Mean 19.70 23.30 3.60 SD 9.01 8.14 1.43
1. Jika antara kelompok siswa yang mendapat perlakuan pembelajaran passing
atas bolavoli dengan modifikasi bolavoli mini dan bola plastik dibandingkan,
maka dapat diketahui bahwa kelompok pembelajaran passing atas bolavoli
dengan modifikasi bolavoli mini memiliki pengaruh yang lebih baik terhadap
hasil belajar passing atas bolavoli dibandingkan dengan pembelajaran passing
atas bolavoli dengan modifikasi bola plastik dengan selisih perbedaan sebesar
1.25.
2. Jika antara kelompok siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi dan
siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah dibandingkan, dapat
diketahui bahwa kelompok siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan
tinggi memiliki hasil belajar passing atas bolavoli yang lebih baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
dibandingkan dengan siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah
dengan selisih perbedaan sebesar 1.55.
Untuk mengetahui gambaran menyeluruh dari nilai rata-rata peningkatan
hasil belajar passing atas bolavoli sebelum dan sesudah diberi perlakuan maka
dapat dibuat grafik perbandingan nilai-nilai sebagai berikut :
18.8
23.6
4.8
19.7
23.25
3.55
20.85
25.8
4.95
17.65
21.05
3.4
0
5
10
15
20
25
30
A1 A2 B1 B2
T.awal
T.akhir
Pn
Keterangan: A1 : Pembelajaran Passing Atas Bolavoli dengan Modifikasi Bolavoli Mini A2 : Pembelajaran Passing Atas Bolavoli dengan Modifikasi Bola Plastik B1 : Koordinasi mata-tangan tinggi B2 : koordinasi mata-tangan rendah
Grafik 1. Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Passing Atas Bolavoli Berdasarkan
Tiap Kelompok Perlakuan dan Tingkat Koordinasi Mata-Tangan 3. Agar nilai-nilai rata-rata peningkatan hasil belajar passing atas bolavoli yang
dicapai tiap kelompok perlakuan mudah dipahami, maka nilai peningkatan
hasil belajar passing atas bolavoli pada tiap kelompok perlakuan disajikan
dalam bentuk grafik sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
6.4
3.23.5 3.6
0
1
2
3
4
5
6
7
A1B1 (1) A1B2 (2) A2B1 (3) A2B2 (4)
Keterangan:
A1B1:Kelompok modifikasi bolavoli mini dengan kriteria sampel koordinasi mata-tangan tinggi.
A1B2:Kelompok modifikasi bolavoli mini dengan kriteria sampel koordinasi mata-tangan rendah
A2B1:Kelompok modifikasi bola plastik dengan kriteria sampel koordinasi mata-tangan tinggi
A2B2:Kelompok modifikasi bola plastik dengan kriteria sampel koordinasi mata-tangan rendah.
Grafik 2. Nilai Rata-Rata Peningkatan Hasil Belajar Passing Atas Bolavoli
antara Kelompok Perlakuan
B. Mencari Reliabilitas
Tingkat reliabilitas hasil tes awal dan tes akhir hasil belajar passing atas bolavoli
diketahui melalui uji reliabilitas. Hasil uji reliabilitas tes awal dan tes akhir
hasil belajar passing atas bolavoli dalam penelitian sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Tabel 4. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data Tes Awal dan Tes Akhir Hasil Belajar Passing Atas Bolavoli
Hasil Tes Reliabilitas Kategori
Tes awal passing atas bolavoli
Tes akhir passing atas bolavoli
0.8277
0.9521
Tinggi
Tinggi sekali
Dalam mengartikan kategori koefisien reliabilitas tes tersebut,
menggunakan pedoman tabel koefisien korelasi dari Book Walter seperti dikutip
Mulyono B.(1992: 15) sebagai berikut:
Tabel 5. Range Kategori Reliabilitas
Kategori Validitas Reliabilitas Obyektivitas
Tinggi sekali
Tinggi
Cukup
Kurang
Tidak signifikan
0,80 1,0
0,70 0,79
0,50 0,69
0,30 0,49
0,00 0,29
0,90 1,0
0,80 0,89
0,60 0,79
0,40 0,59
0,00 0,39
0,95 1,0
0,85 0,94
0,70 0,84
0,50 0,69
0,00 0,49
C. Uji Prasyarat Analisis
1. Uji Normalitas
Sebelum dilakukan analisis data perlu diuji distribusi kenormalannya. Uji
normalitas data dalam penelitian ini menggunakan metode Lilliefors. Hasil uji
normalitas data yang dilakukan pada tiap kelompok sebagai berikut:
Tabel 6. Hasil Uji Normalitas dengan Lilliefors.
Kelompok N Prob Lo Lt Kesimpulan
A1B1
A1B2
A2B1
A2B2
10
10
10
10
0,05
0,05
0,05
0,05
0.2212
0.2411
0.1593
0.2367
0,258
0,258
0,258
0,258
Distribusi normal
Distribusi normal
Distribusi normal
Distribusi normal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa Lo < Lt. Hal ini
menunjukkan bahwa sampel yang terambil berasal dari populasi yang
berdistribusi normal. Dengan demikian persyaratan uji normalitas data telah
terpenuhi. Rincian dan prosedur uji normalitas dapat dilihat pada lampiran.
2. Uji Homogenitas
Dengan data yang sama, setelah dianalisis menggunakan uji bartlet, maka
diperoleh hasil pengujian homogenitas seperti tabel berikut:
Tabel 7. Hasil Uji Homogenitas dengan Uji Bartlet.
Kelompok Ni S2 X2hit X2
tabel Kesimpulan
4 10 102.094 0.885 7.81 Homogen
Berdasarkan data uji homogenitas diketahui X2
hit lebih kecil dari pada
X2tabel. Hal ini menunjukkan bahwa sampel penelitian bersifat homogen. Dengan
demikian persyaratan homogenitas juga dipenuhi. Mengenai rincian dan prosedur
analisis uji homogenitas varians dapat diperiksa pada lampiran.
D. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis berdasarkan pada hasil analisis data dan interprestasi
analisis varians. Uji rentang newman keuls ditempuh sebagai langkah uji rerata
setelah anava. Bila anava menghasilkan kesimpulan tentang perbedaan pengaruh
kelompok yang dibandingkan, maka uji rentang newman keuls dimaksudkan
untuk mengetahui pengaruh kelompok mana yang lebih baik.
Berkenaan dengan hasil analisis dan uji rentang newman keuls, ada
beberapa hipotesis yang harus diuji. Hasil analisis data dapat dilihat seperti tabel
berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Tabel 8. Ringkasan Nilai Rerata Hasil Belajar Passing Atas Bolavoli Berdasarkan Bentuk Pembelajaran dan Tingkat Koordinasi Mata-Tangan Sebelum dan Sesudah Diberi Perlakuan.
Variabel penelitian Rerata
A1
A2
B1 B2 B1 B2
Sebelum Sesudah
22.00 28.40
15.60 18.80
19.70 23.20
19.70 23.30
Peningkatan 6.40 3.20 3.50 3.60 Tabel 9. Ringkasan Keseluruhan Hasil Analisis Varians Dua Faktor
Sumber Varians dk Jk RJk Fo Ft rerata lat 1 705.60 705.60 A 1 22.50 22.50 7.32* 4.11 B 1 14.40 14.40 4.69* AB 1 28.90 28.90 9.41* Kekeliruan 36 110.60 3.07 705.60 705.60
Keterangan :
* : Hasil Analisis F0 ditolak
A: Modifikasi pembelajaran passing atas bolavoli (bolavoli mini dan bola plastik)
B : Kategori koordinasi mata-tangan
AB:Interaksi modifikasi pembelajaran passing atas bolavoli dengan tinggi-
rendahnya koordinasi mata-tangan
Tabel 10. Ringkasan Hasil Uji Rentang Newman Keuls.
KP Rerata A1B2 A2B1 A2B2 A1B1 RST 3.20 3.50 3.60 6.40 0.8861
A1B2 3.20 0.30 0.40 3.20* 1,6019 A2B1 3.50 0.10 2.90* 1,9289 A2B2 3.60 2.80* 2,1284 A1B1 6.40
Keterangan : * signifikan pada P < 0,05
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Keterangan:
A1B1:Kelompok modifikasi bolavoli mini dengan kriteria sampel koordinasi mata-tangan tinggi.
A1B2:Kelompok modifikasi bolavoli mini dengan kriteria sampel koordinasi mata-tangan rendah
A2B1:Kelompok modifikasi bola plastik dengan kriteria sampel koordinasi mata-tangan tinggi
A2B2:Kelompok modifikasi bola plastik dengan kriteria sampel koordinasi mata-tangan rendah.
1. Pengujian Hipotesis Pertama
Pembelajaran passing atas bolavoli dengan modifikasi bolavoli mini dan
bola plastik dari hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan
terhadap hasil belajar passing atas bolavoli pada siswa putra kelas VIII SMP
Negeri 14 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. Dari hasil penghitungan yang
telah dilakukan diperoleh nilai F0 = 7.32 lebih besar dari Ft = 4,11 ( F0 > Ft ) pada
taraf signifikansi 5%. Ini berarti hipotesis nol (H0) ditolak. Hasil ini menunjukkan,
pembelajaran passing atas bolavoli dengan modifikasi bolavoli mini dan bola
plastik terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar passing atas
bolavoli.
2. Pengujian Hipotesis Kedua
Berdasarkan tingkat koordinasi mata-tangan yang dimiliki siswa putra
kelas VIII SMP Negeri 14 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012 hasil penelitian
ini menunjukkan ada perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar passing
atas bolavoli. Dari hasil penghitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai F0 =
4.69 lebih besar dari Ft = 4,11 ( F0 > Ft ) pada taraf signifikansi 5%. Ini artinya
hipotesis nol (H0) ditolak. Hasil ini menunjukkan antara koordinasi mata-tangan
tinggi dan koordinasi mata-tangan rendah terdapat perbedaan yang signifikan
terhadap hasil belajar passing atas bolavoli.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
3. Pengujian Hipotesis Ketiga
Interaksi faktor utama penelitian dalam bentuk interaksi dua faktor
menunjukkan ada interaksi antara modifikasi pembelajaran passing atas bolavoli
dan koordinasi mata-tangan. Dari hasil penghitungan diperoleh nilai F0 = 9.41
ternyata lebih besar dari Ft = 4,11 ( F0 > Ft ) pada taraf signifikansi 5% sehingga
H0 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, modifikasi alat
pembelajaran passing atas bolavoli dan koordinasi mata-tangan tidak terdapat
interaksi terhadap hasil belajar passing atas bolavoli.
E. Pembahasan Hasil Penelitian
Pembahasan hasil penelitian ini memberikan penafsiran lebih lanjut
mengenai hasil analisis data yang telah dikemukakan sebelumnya. Berdasarkan
pengujian hipotesis telah menghasilkan tiga simpulan yaitu: (1) ada perbedaan
pengaruh yang signifikan antara pembelajaran passing atas bolavoli dengan
modifikasi bolavoli mini dan bola plastik terhadap hasil belajar passing atas
bolavoli pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 14 Surakarta tahun pelajaran
2011/2012. (2) ada perbedaan yang signifikan hasil belajar passing atas bolavoli
antara siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi dengan siswa yang
memiliki koordinasi mata-tangan rendah pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri
14 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. (3) ada interaksi antara modifikasi alat
pembelajaran passing atas bolavoli dan koordinasi mata-tangan terhadap hasil
belajar passing atas bolavoli pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 14
Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. Simpulan analisis tersebut dapat dipaparkan
secara rinci sebagai berikut:
1. Perbedaan Pengaruh Pembelajaran dengan Modifikasi Bolavoli Mini dan
Bola Plastik terhadap Hasil Belajar Passing Atas Bolavoli
Berdasarkan pengujian hipotesis pertama menunjukkan, ada perbedaan
pengaruh yang signifikan antara latihan servis bolavoli dengan sasaran tetap dan
berubah dari hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan pengaruh yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
signifikan antara pembelajaran passing atas bolavoli dengan modifikasi bolavoli
mini dan bola plastik terhadap hasil belajar passing atas bolavoli pada siswa putra
kelas VIII SMP Negeri 14 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. Pada kelompok
siswa yang diberi perlakuan pembelajaran passing atas bolavoli dengan
modifikasi bolavoli mini mempunyai peningkatan lebih baik dibandingkan dengan
kelompok siswa yang diberi perlakuan pembelajaran passing atas bolavoli dengan
modifikasi bola plastik.
Pembelajaran passing atas bolavoli dengan modifikasi bolavoli mini
memberi dampak yang lebih baik terhadap peningkatan hasil belajar passing atas
bolavoli. Hal ini karena, bolavoli mini memiliki karateristik yang hampir sama
dengan bolavoli ukuran standar. Berdasarkan hal ini siswa akan lebih cepat
beradaptasi dengan bolavoli ukuran standar. Sedangkan pembelajaran passing atas
bolavoli dengan modifikasi bola plastik bolanya sangat ringan, sehingga
pantulannya kurang baik. Pantulan bola plastik yang kurang baik akan berdampak
gerakan passing atas kurang baik. Selain itu, dibutuhkan waktu adaptasi yang
agak lama untuk melakukan passing atas menggunakan bolavoli ukuran standar.
Berdasarkan hasil penghitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai Fo
sebesar 7.32 > Ft 4.11. Dengan selisih perbedaan peningkatan sebesar 1.25
Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa, pembelajaran passing atas
bolavoli dengan modifikasi bolavoli mini dan bola plastik terdapat perbedaan
yang signifikan terhadap hasil belajar passing atas bolavoli pada siswa putra kelas
VIII SMP Negeri 14 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.
2. Perbedaan Hasil Belajar Passing Atas Bolavoli antara Siswa yang
Memiliki Koordinasi Mata-Tangan Tinggi dengan Siswa yang Memiliki
Koordinasi Mata-Tangan Rendah
Berdasarkan pengujian hipotesis kedua menunjukkan, ada perbedaan
signifikan hasil belajar passing atas bolavoli antara siswa yang memiliki
koordinasi mata-tangan tinggi dengan siswa yang memiliki koordinasi mata-
tangan rendah pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 14 Surakarta tahun
pelajaran 2011/2012. Hal ini karena, siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
tinggi akan mampu mengkoordinasikan gerakan passing atas bolavoli lebih efektif
dan efisien. Selain itu akan lebih cermat dan akurat mengarahkan bola pada teman
seregunya. Sedangkan siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah
gerakan passing atas bolavoli kurang efektif dan efisien serta operan-operan
melalui passing atas kurang akurat.
Berdasarkan hasil penghitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai Fo
4.69 > Ft 4.11. Dengan selisih perbedaan peningkatan 1.55. Berdasarkan hasil
tersebut menunjukkan bahwa, ada perbedaan hasil belajar passing atas bolavoli
antara siswa yang memiliki koordiansi mata-tangan tinggi dengan siswa yang
memiliki koordinasi mata-tangan rendah pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri
14 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.
3. Interaksi antara Modifikasi Alat Pembelajaran dan Koordinasi Mata-
Tangan terhadap Hasil Belajar Passing Atas Bolavoli
Dari tabel 9 tampak tidak ada interaksi antara kedua faktor utama
penelitian. Untuk kepentingan pengujian interaksi faktor utama terbentuklah tabel
sebagai berikut:
Tabel 11. Pengaruh Sederhana, Pengaruh Utama dan Interaksi Faktor Utama terhadap Peningkatan Hasil Belajar Passing Atas Bolavoli
A1 A2 Rerata A1 - A2
B1 6.40 3.50 4.95 2.90 B2 3.20 3.60 3.40 -0.40 Retara 4.80 3.55 4.18 1.25 B1 - B2 3.20 -0.10 1.55
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
3.5
6.4
3.6
3.2
0
1
2
3
4
5
6
7
A1 A2
B1
B2
Grafik 3. Interaksi Modifikasi Alat Pembelajaran dan Koordinasi Mata-Tangan Berdasarkan grafik tersebut menunjukkan, bentuk garis perubahan
besarnya nilai peningkatan hasil belajar passing atas bolavoli berpotongan. Hal ini
artinya, ada interaksi antara modifikasi alat pembelajaran passing atas bolavoli
dan koordinasi mata-tangan. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa,
dalam menerapkan pembelajaran passing atas bolavoli dengan modifikasi alat
perlu mempertimbangkan tingkat koordinasi mata-tangan tinggi dan tingkat
koordinasi mata-tangan rendah. Hal ini karena interaksi antara modifikasi alat
pembelajaran passing atas bolavoli dan koordinasi mata-tangan termasuk jenis
interaksi independen. Siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi lebih
cocok diberi pembelajaran passing atas bolavoli dengan modifikasi bolavoli mini.
Sedangkan siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah lebih sesuai diberi
pembelajaran passing atas bolavoli dengan modifikasi bola plastik.
Berdasarkan hasil penghitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai Fo
9.41 > Ft 4.11. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa, ada interaksi
antara modifikasi alat pembelajaran passing atas bolavoli dan koordinasi mata-
tangan terhadap hasil belajar passing atas bolavoli pada siswa putra kelas VIII
SMP Negeri 14 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.
.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 56
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasannya yang telah diungkapkan
pada BAB IV, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut:
1. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara pembelajaran passing atas
bolavoli dengan modifikasi bolavoli mini dan bola plastik terhadap hasil
belajar passing atas bolavoli pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 14
Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. Dari hasil analisis data menunjukkan Fo
(7.32) > Ft (4.11).
2. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan hasil belajar passing atas bolavoli
antara siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi dengan siswa yang
memiliki koordinasi mata-tangan rendah pada siswa putra kelas VIII SMP
Negeri 14 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. Dari hasil analisis data
menunjukkan Fo (4.69) > Ft (4.11).
3. Ada interaksi antara modifikasi alat pembelajaran passing atas bolavoli dan
koordinasi mata-tangan terhadap hasil belajar passing atas bolavoli pada siswa
putra kelas VIII SMP Negeri 14 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. Dari
hasil analisis data menunjukkan bahwa Fhitung = 9.41 > Ftabel = 4,11. Tinggi
rendahnya koordinasi mata-tangan yang dimiliki siswa putra kelas VIII SMP
Negeri 14 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012 berpengaruh hasil belajar
passing atas bolavoli.
B. Implikasi
Simpulan dari hasil penelitian ini dapat mengandung pengembangan ide
yang lebih luas jika dikaji pula tentang implikasi yang ditimbulkan. Atas dasar
simpulan yang telah diambil, dapat dikemukakan implikasinya sebagai berikut:
1. Secara umum dapat dikatakan bahwa pembelajaran passing atas bolavoli
dengan modifikasi bolavoli mini dan bola plastik serta koordinasi mata-tangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
merupakan variabel-variabel yang dapat mempengaruhi peningkatan hasil
belajar passing atas bolavoli.
2. Pembelajaran passing atas bolavoli dengan modifikasi bolavoli mini ternyata
memberikan pengaruh yang lebih baik daripada pembelajaran passing atas
bolavoli dengan modifikasi bola plastik terhadap hasil belajar passing atas
bolavoli. Hal ini karena, pembelajaran passing atas bolavoli dengan
modifikasi bolavoli mini memiliki karakteristik yang hampir sama dengan
bolavoli ukuran standar, sehingga siswa lebih cepat beradaptasi. Sedangkan
pembelajaran passing atas bolavoli dengan modifikasi bola plastik, bolanya
sangat ringan, pantulannya kurang baik, sehingga dibutuhkan waktu yang agak
lama untuk beradaptasi dengan bolavoli ukuran standar.
3. Perbedaan koordinasi mata-tangan merupakan variabel yang mempengaruhi
hasil belajar passing atas bolavoli. Siswa yang memiliki koordinasi mata-
tangan tinggi, hendaknya diberi pembelajaran passing atas dengan modifikasi
bolavoli mini. Bagi siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah
hendaknya diterapkan pembelajaran passing atas bolavoli dengan modifikasi
bola plastik.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, saran-saran yang dapat dikemukakan kepada
guru Penjasorkes di SMP Negeri 14 Surakarta disarankan hal-hal sebagai
berikut:
1. Hendaknya guru meningkatkan pengetahuannya dalam membelajarkan
Penjasorkes agar pembelajaran Penjasorkes tidak monoton.
2. Guru Penjasorkes harus memiliki kreatifitas dan inovasi dalam membelajarkan
Penjasorkes dengan keterbatasan sarana dan sarana pembelajaran Penjasorkes.
3. Sekolah hendaknya melengkapi sarana dan sarana pembelajaran Penjasorkes
dan sarana pendukung.