PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI...

73
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA - TANGAN TERHADAP HASIL BELAJAR SERVIS ATAS BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA KELAS VII SMP NEGERI 2 NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI OLEH AGUS PRASETYO K.4605012 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Transcript of PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI...

Page 1: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI …eprints.uns.ac.id/4819/1/209721311201104121.pdf · pengaruh yang signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN

KOORDINASI MATA - TANGAN TERHADAP HASIL BELAJAR

SERVIS ATAS BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA KELAS VII

SMP NEGERI 2 NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO

TAHUN PELAJARAN 2009/2010

SKRIPSI

OLEH

AGUS PRASETYO

K.4605012

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI …eprints.uns.ac.id/4819/1/209721311201104121.pdf · pengaruh yang signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN

KOORDINASI MATA - TANGAN TERHADAP HASIL BELAJAR

SERVIS ATAS BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA KELAS VII

SMP NEGERI 2 NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO

TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Oleh :

AGUS PRASETYO

K.4605012

SKRIPSI

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan

Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

S U R A K A R T A

2011

Page 3: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI …eprints.uns.ac.id/4819/1/209721311201104121.pdf · pengaruh yang signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI …eprints.uns.ac.id/4819/1/209721311201104121.pdf · pengaruh yang signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI …eprints.uns.ac.id/4819/1/209721311201104121.pdf · pengaruh yang signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

Agus Prasetyo. PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN

DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP HASIL BELAJAR

SERVIS ATAS BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA KELAS VII SMP

NEGERI 2 NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN

2009/2010. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sebelas Maret Surakarta, Januari 2011

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: (1) Perbedaan pengaruh metode

pembelajaran bagian dan keseluruhan terhadap hasil belajar servis atas bolavoli

pada siswa putra kelas VII SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun

pelajaran 2009/2010. (2) Perbedaan pengaruh koordinasi mata-tangan tinggi dan

koordinasi mata-tangan rendah terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada

siswa putra kelas VII SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran

2009/2010. (3) Ada tidaknya interaksi antara metode pembelajaran dan koordinasi

mata-tangan terhadap terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra

kelas VII SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Rancangan penelitian

yang digunakan pretest-posttest design. Populasi penelitian adalah siswa putra

kelas VII SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010

berjumlah 100 siswa terbagi dalam lima kelas. Teknik pengambilan sampel yang

digunakan adalah stratified sampling. Sampel yang digunakan berdasarkan hasil

tes koordinasi mata-tangan dengan klasifikasi koordinasi mata-tangan tinggi dan

koordinasi mata-tangan rendah. Sampel yang digunakan sebanyak 20 siswa

dengan kategori koordinasi mata-tangan tinggi dan 20 siswa dengan kategori

koordinasi mata-tangan rendah. Teknik pengumpulan data dengan tes dan

pengukuran. Untuk mengukur koordinasi mata-tangan dengan lempar tangkap

bola tenis dan tes keterampilan servis atas bolavoli dari Depdiknas. Teknik

analisis data yang digunakan adalah ANAVA 2 X 2 dan uji lanjut Newman

Keuls.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan sebagi berikut: (1) Ada

perbedaan pengaruh yang signifikan antara metode pembelajaran bagian dan

keseluruhan terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra kelas VII

Page 6: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI …eprints.uns.ac.id/4819/1/209721311201104121.pdf · pengaruh yang signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010. Dari

hasil analisis data menunjukkan Fo = 5.863 > Ft 4.11. (2) Ada perbedaan

pengaruh yang signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi

mata-tangan rendah terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra

kelas VII SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010.

Dari hasil analisis data menunjukkan Fo = 7.032 > Ft 4.11. (3) Ada interaksi

antara metode pembelajaran dan koordinasi mata-tangan terhadap hasil belajar

servis atas bolavoli pada siswa putra kelas VII SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten

Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010. Dari hasil analisis data menunjukkan

bahwa Fhitung = 22.347 > Ftabel = 4,11.

Page 7: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI …eprints.uns.ac.id/4819/1/209721311201104121.pdf · pengaruh yang signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

Allah meninggikan orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang

diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.

(Terjemahan Q.S. Al Mujadalah:11)

Tidak ada simpanan yang lebih berguna daripada ilmu, tidak ada sesuatu yang

lebih terhormat dari pada adab dan tidak akan kawan yang lebih bagus

daripada akal.

(Al Imam Al Mawardi)

Page 8: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI …eprints.uns.ac.id/4819/1/209721311201104121.pdf · pengaruh yang signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan kepada :

Bapak dan Ibu tercinta

Kakak dan Adik tersayang

SMP Negeri 2 Nguter Sukoharjo

Teman-teman Angkatan 2005

Adik-adik JPOK FKIP UNS

Almamater

Page 9: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI …eprints.uns.ac.id/4819/1/209721311201104121.pdf · pengaruh yang signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Dengan diucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga dapat diselesaikan penulisan

skripsi ini.

Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi

berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh

karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang

terhormat:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. H. Agus Margono, M.Kes., Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan

Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta dan sebagai pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan

pengarahan dalam penyusunan skripsi.

3. Drs.H. Sunardi, M.Kes., Ketua Program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan

Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

4. Drs. Budhi Satyawan, M.Pd., sebagai pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.

5. Kepala SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo yang telah memberikan

ijin untuk mengadakan penelitian.

6. Siswa putra kelas VII SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun

pelajaran 2009/2010 yang telah bersedia menjadi sampel penelitian.

7. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.

Semoga segala amal baik tersebut mendapatkan imbalan dari Tuhan Yang

Maha Esa. Akhirnya berharap semoga hasil penelitian yang sederhana ini dapat

bermanfaat.

Surakarta, Januari 2011

Penulis

Page 10: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI …eprints.uns.ac.id/4819/1/209721311201104121.pdf · pengaruh yang signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ................................…………………………………………………

PENGAJUAN ...............................………………………………………….

PERSETUJUAN .........................…………………………………………..

PENGESAHAN ..............................………………………………………..

ABSTRAK .................………………………………………………………

MOTTO .....................………………………………………………………

PERSEMBAHAN .............................……………………………………….

KATA PENGANTAR ..................................………………………………

DAFTAR ISI ......................................………………………………………

DAFTAR GAMBAR ...................................……………………………….

DAFTAR TABEL ....................…………………………………………….

DAFTAR LAMPIRAN ...............................……………………………….

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………..

A. Latar Belakang Masalah ………………………………………...

B. Identifikasi Masalah ..…………………………………………...

C. Pembatasan Masalah ...................……………………………..…

D. Perumusan Masalah ......………………………………………….

E. Tujuan Penelitian .....…………………………………………….

F. Manfaat Penelitian .....……………………………………………

BAB II LANDASAN TEORI ……………………………………………….

A. Tinjauan Pustaka ...……………………………………………….

1. Pembelajaran…………………………………………………..

a. Hakikat Pembelajaran……………………………………..

b. Komponen-Komponen Pembelajaran……………………..

c. Pembelajaran yang Efektif…………………………………

i

ii

iii

iv

v

vii

viii

ix

x

xiii

xiv

xv

1

1

6

7

7

8

8

9

9

9

9

10

11

Page 11: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI …eprints.uns.ac.id/4819/1/209721311201104121.pdf · pengaruh yang signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

2. Metode Pembelajaran………………………………………….

a. Hakikat Metode Pembelajaran…………………………….

b. Penggunaan Metode Pembelajaran yang Efektif………….

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi dalam Pemilihan

Metode Pembelajaran……………………………………..

3. Permainan Bola Voli…………………………………………..

a. Macam-Macam Teknik Dasar Bermain Bolavoli……….

b. Pentingnya Menguasai Teknik Dasar Bermain Bolavoli…

4. Servis Bolavoli……………………………………………….

a. Servis Atas Bolavoli…………………………………….

b. Pentingnya Servis dalam Permainan Bolavoli……………

c. Teknik Servis Atas Bolavoli…………………………….

5. Pembelajaran Servis Atas Bolavoli dengan Metode Bagian

a. Metode Bagian……………………………………………

b. Pelaksanaan Pembelajaran Servis Atas Bolavoli dengan

Metode Bagian……………………………………………

c. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Servis Atas

Bolavoli dengan Metode Bagian………………………….

6. Pembelajaran Servis Atas Bolavoli dengan Metode

Keseluruhan…………………………………………………..

a. Metode Keseluruhan…………………………………….

b. Pelaksanaan Pembelajaran Servis Atas Bolavoli

dengan Metode Keseluruhan…………………………….

c. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Servis Atas

Bolavoli dengan Metode Keseluruhan………………….

7. Koordinasi……………………………………………………

a. Koordinasi Mata-Tangan………………………………..

b. Kegunaan Koordinasi……………………………………

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Koordinasi…………

d. Peranan Koordinasi Mata-Tangan dengan Kemampuan

Servis Atas Bolavoli……………………………………

14

14

15

16

18

19

20

21

21

22

24

25

25

26

27

28

28

29

29

30

30

31

32

33

Page 12: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI …eprints.uns.ac.id/4819/1/209721311201104121.pdf · pengaruh yang signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

B. Kerangka Pemikiran .......……………………………………….

C. Perumusan Hipotesis ............………………………….…………

BAB III METODE PENELITIAN ...........………………………………….

A. Tempat dan Waktu Penelitian ....………………………………

B. Metode Penelitian………………………………………………

C. Variabel Penelitian………………………………………………

D. Definisi Operasional Variabel………………………………….

E. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel …………………….

F. Teknik Pengumpulan Data……………………………………..

G. Teknik Analisis Data……………………………………………

BAB IV HASIL PENELITIAN ...................…………………………………

A. Deskripsi Data ...............……………………………………….

B. Mencari Reliabilitas……………………………………………

C. Uji Prasyarat Analisis………………………………………….

1. Uji Normalitas ……………………………………………

2. Uji Homogenitas ………………………………………….

D. Pengujian Hipotesis…………………………………………….

1. Pengujian Hipotesis Pertama………………………………

2. Pengujian Hipotesis Kedua………………………………..

3. Pengujian Hipotesis Ketiga………………………………..

E. Pembahasan Hasil Penelitian…………………………………..

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .........……….…………

A. Simpulan……………………………………………………….

B. Implikasi ....................…………………………………………

C. Saran .........................…………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA .............................……………………………………

LAMPIRAN.........................…………………………………………………

34

37

38

38

38

39

40

40

41

41

47

47

49

50

50

51

51

52

53

53

53

57

57

57

58

59

62

Page 13: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI …eprints.uns.ac.id/4819/1/209721311201104121.pdf · pengaruh yang signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Rangkaian Gerakan Servis Atas……………………………..

Gambar 2. Grafik Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Servis Atas Bolavoli

Berdasarkan Tiap Kelompok Perlakuan dan Tingkat

Koordinasi Mata-Tangan……………………………………

Gambar 3. Grafik Nilai Rata-Rata Peningkatan Hasil Belajar Servis

Atas Bolavoli antara Kelompok Perlakuan…………………

Gambar 4. Interaksi Metode Pembelajaran Servis Atas dan Koordinasi

Mata-Tangan…………………………………………………

Gambar 5. Tes Koordinasi Mata-Tangan……………………………….

Gambar 6. Lapangan Tes Servis Atas Bolavoli…………………………

25

48

49

56

80

82

Page 14: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI …eprints.uns.ac.id/4819/1/209721311201104121.pdf · pengaruh yang signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Ringkasan Anava untuk Eksperimen Faktorial 2 X 2……….

Tabel 2. Ringkasan Angka - Angka Statistik Deskriptif Data Hasil

Belajar Servis Atas Bolavoli Menurut Kelompok

Penelitian…………………………………………………….

Tabel 3. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data Tes Awal dan Tes

Akhir…………………………………………………………

Tabel 4. Range Kategori Reliabilitas………………………………….

Tabel 5. Hasil Uji Normalitas dengan Lilliefors………………………

Tabel 6. Hasil Uji Homogenitas dengan Uji Bartlet…………………..

Tabel 7. Ringkasan Nilai Rerata Kemampuan Servis Atas Bolavoli

Berdasarkan Metode Pembelajaran dan Tingkat Koordinasi

Mata-Tangan Sebelum dan Sesudah Diberi Perlakuan………

Tabel 8. Ringkasan Keseluruhan Hasil Analisis Varians Dua Faktor….

Tabel 9. Ringkasan Hasil Uji Rentang Newman Keuls……………….

Tabel 10 Pengaruh Sederhana, Pengaruh Utama dan Interaksi Faktor

Utama terhadap Peningkatan Kemampuan Servis Atas Bola

voli………………………………………………………….

43

47

49

50

50

51

51

52

52

55

Page 15: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI …eprints.uns.ac.id/4819/1/209721311201104121.pdf · pengaruh yang signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Data Tes Awal Pengukuran Data Koordinasi Mata-

Tangan…………………………………………………..

Lampiran 2. Data Tes Awal Kemampuan Servis Atas Bolavoli…….

Lampiran 3. Uji Reliabilitas Data Tes Awal dengan Ganjil Genap…..

Lampiran 4. Uji Normalitas Data Tes Awal Kelompok 1 dan 2……..

Lampiran 5. Uji Normalitas Data tes Awal Kelompok 3 dan 4……….

Lampiran 6. Uji Homogenitas Data Tes Awal Servis Atas Bolavoli….

Lampiran 7. Data Tes Akhir Kemampuan Servis Atas Bolavoli………

Lampiran 8. Uji Reliabilitas Data Tes Akhir………………………..

Lampiran 9. Rekapitulasi Data Tes Kemampuan Servis Atas Bola

Voli Kelompok 1 dan Kelompok 2……………………..

Lampiran10. Rekapitulasi Data Tes Kemampuan Servis Atas Bola

voli Kelompok 3 dan Kelompok 4……………………..

Lampiran 11. Deskripsi Data Hasil Peningkatan Rata - Rata antar

Kelompok Sampel sebagai Persiapan Analisis Anava

Faktorial 2 X 2…………………………………………..

Lampiran 12. Hasil Uji Rata-Rata Rentang Newman-Keuls…………..

Lampiran 13. Tes dan Pengukuran Koordinasi Mata-Tangan…………

Lampiran 14. Tes dan Pengukuran Kemampuan Servis Atas Bola

voli……………………………………………………..

Lampiran 15. Program Pembelajaran Servis Atas Bolavoli dengan

Metode Bagian dan Keseluruhan……………………….

Lampiran 16. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian…………………..

Lampiran 17. Surat Ijin Penelitian dari Universitas Sebelas Maret

Surakarta…………………………………………………

Lampiran 18. Surat Keterangan Penelitian dari SMP Negeri 2 Nguter

Kabupaten Sukoharjo……………………………………

63

65

66

68

69

70

71

72

74

75

76

78

79

81

83

89

92

97

Page 16: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI …eprints.uns.ac.id/4819/1/209721311201104121.pdf · pengaruh yang signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

38

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani mempunyai peran penting untuk mendukung

mencapai tujuan pendidikan secara keseluruhan dan tidak dapat dipisahkan dari

pendidikan secara keseluruhan. Pendidikan jasmani dapat didefinisikan sebagai

suatu proses pendidikan yang ditujukan untuk mencapai tujuan pendidikan

melalui gerakan fisik. Pendidikan sebagai salah satu sub sistem pendidikan yang

berperan penting dalam mengembangkan kualitas manusia Indonesia.

Banyak manfaat yang dikembangkan melalui pendidikan jasmani. Aspek-

aspek yang ada pada diri siswa dikembangkan secara optimal untuk mendukung

pencapaian tujuan pendidikan secara keseluruhan. Aspek yang dikembangkan

dalam pendidikan jasmani mencakup aspek jasmani, psikomotorik, afektif dan

kognitif. Untuk mengembangkan aspek psikomotorik, afektif dan kognitif secara

optimal, maka pendidikan jasmani harus diajarkan dengan baik dan benar sesuai

dengan kaidah-kaidah pendidikan jasmani.

Pendidikan jasmani merupakan sebuah pendidikan yang mengutamakan

aktivitas fisik atau gerak tubuh sebagai media pembelajaran. Dalam pelajaran

pendidikan jasmani diajarkan berbagai macam cabang olahraga yang terangkum

dalam kurikulum pendidikan jasmani didasarkan pada jenjang masing-masing

pendidikan. Hal ini artinya, materi pendidikan jasmani antara Sekolah Dasar (SD)

dengan Sekolah Menengah Pertama (SMP) berbeda.

Di dalam pendidikan jasmani terdapat beberapa macam cabang olahraga

yang wajib diajarkan kepada siswa. Untuk mencapai kompetensi dasar pendidikan

jasmani, maka materi pokok pendidikan jasmani harus diajarkan kepada siswa.

Menurut Depdiknas (2004: 19-20) bahwa, “Materi pokok pendidikan jasmani

dikelompokkan menjadi enam aspek yaitu: (1) permainan dan olahraga, (2)

aktivitas pengembangan, (3) uji diri/senam, (4) aktivitas ritmik, (5) akuatik dan,

(6) aktivitas luar sekolah”.

Page 17: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI …eprints.uns.ac.id/4819/1/209721311201104121.pdf · pengaruh yang signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

38

Bolavoli merupakan salah satu olahraga permainan yang wajib diajarkan

bagi siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP). Banyak manfaat yang diperoleh

melalui permainan bolavoli. Dengan bermain bolavoli dapat membentuk sikap

tubuh yang baik meliputi anatomis, fisiologis, kesehatan dan kemampuan jasmani.

Manfaatnya bagi rohani yaitu kejiwaan, kepribadian dan karakter akan tumbuh ke

arah yang sesuai dengan tuntutan masyarakat. Sebagai langkah awal dalam

pembelajaran permainan bolavoli yaitu, diajarkan macam-macam teknik dasar

bolavoli. Hal ini karena, teknik dasar bolavoli merupakan faktor yang

fundamental yang harus dikuasai siswa agar memiliki keterampilan bermain

bolavoli. Marta Dinata (2004: 5) menyatakan, “Untuk meningkatkan prestasi,

seorang pemain bolavoli harus menguasai beberapa teknik dasar terlebih dahulu.

Teknik dasar merupakan faktor utama selain, kondisi fisik, taktik dan mental

seorang pemain”. Adapun macam-macam teknik dasar bermain bolavoli yang

harus dikuasai meliputi: passing, service, smash dan block. Kemampuan seorang

pemain bolavoli menguasai macam-macam teknik dasar bermain bolavoli akan

mendukung penampilannya baik secara individu maupun kolektif (tim), sehingga

dapat mencapai prestasi yang tinggi.

Servis merupakan teknik dasar bolavoli yang mempunyai peran penting

dalam suatu pertandingan bolavoli. Dapat dikatakan, servis dapat mempengaruhi

seluruh jalannya permainan bolavoli. Pentingnya peranan servis dalam permainan

bolavoli, maka harus diajarkan dengan baik dan benar. Berdasarkan jenisnya,

servis bolavoli dibedakan menjadi dua macam yaitu servis bawah dan servis atas.

Servis atas merupakan teknik menyeberangkan bola ke daerah permainan

lawan yang dilakukan dengan memukul bola menggunakan salah satu tangan dari

atas kepala. Seiring dengan perkembangan permainan bolavoli, servis atas

memiliki fungsi penting yaitu, dapat dijadikan serangan pertama bagi regu yang

melakukan servis. Sistem penilaian relly point menuntut pukulan servis atas

dilakukan seefektif dan sesulit mungkin agar lawan sulit mengembalikan atau

bahkan langsung mati.

Upaya membelajarkan servis atas bagi siswa pemula (siswa SMP) tidaklah

mudah. Pada umumnya para siswa kurang memahami bagaimana servis atas yang

Page 18: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI …eprints.uns.ac.id/4819/1/209721311201104121.pdf · pengaruh yang signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

38

efektif. Biasanya para siswa cenderung sekedar memukul bola dengan kuat agar

bola dapat menyeberang ke daerah permainan lawan tanpa memperhitungkan

kesulitan dan efektivitas dari pukulan servis yang dilakukan. Belum lagi bagi

siswa yang baru pertama kali mengenal permainan bolavoli atau siswa putri, tentu

akan mengalami kesulitan dalam melakukan servis atas. Untuk mengatasi

permasalahan dalam pembelajaran servis atas bolavoli, maka seorang guru harus

mampu menerapkan metode pembelajaran yang baik dan tepat sesuai dengan

kondisi siswa.

Banyaknya metode pembelajaran menuntut seorang guru harus cermat dan

tepat dalam memilih dan menerapkan metode pembelajaran. Penerapan metode

pembelajaran yang baik dan efektif akan memberi dampak terhadap hasil belajar

yang optimal. Menurut PBVSI (1995: 69) dijelaskan, “Metode-metode yang dapat

digunakan dalam mengajar atau melatih bolavoli di antaranya (1) metode

keseluruhan, (2) metode bagian, (3) metode gabungan, (4) metode drill, (5)

metode pemecahan masalah, (6) metode pendekatan ketepatan, (7) metode

pendekatan kecepatan, (8) metode pertandingan, (9) metode interval dan, (10)

metode ulangan”.

Metode bagian dan keseluruhan merupakan metode pembelajaran yang

sering diterapkan dalam belajar mengajar keterampilan olahraga. Dari kedua

metode pembelajaran tersebut dapat diterapkan secara sendiri-sendiri atau

mengkombinasikan diantara keduanya. Banyak penelitian yang membandingkan

antara metode bagian dan keseluruhan, namun hasilnya belum tentu sama.

Meskipun dalam pembelajaran diterapkan metode yang sama, jika sampel yang

digunakan berbeda hasilnya belum tentu sama. Hal ini karena, hasil suatu

penelitian hanya relevan pada sampel yang digunakan dalam penelitian, sehingga

jika diterapkan pada sampel yang berbeda hasilnya belum tentu sama.

Metode bagian dan keseluruhan memiliki karakteristik yang berbeda dan

masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan, sehingga belum diketahui

metode pembelajaran mana yang lebih baik pengaruhnya terhadap peningkatan

hasil belajar servis atas bolavoli. Hal ini karena, kemampuan siswa melakukan

servis atas bolavoli tidak hanya dipengaruhi oleh penerapan metode pembelajaran

Page 19: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI …eprints.uns.ac.id/4819/1/209721311201104121.pdf · pengaruh yang signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

38

saja. Faktor individu atau siswa sangat dominan terhadap kemampuan servis atas

bolavoli. Salah satu kemampuan siswa yang dapat mempengaruhi kemampuan

servis atas bolavoli yaitu memiliki kondisi fisik yang baik.

Kemampuan kondisi fisik yang baik merupakan salah satu faktor yang

dapat mendukung penguasaan suatu teknik olahraga termasuk servis atas bolavoli.

Dengan kemampuan fisik yang baik, maka akan mendukung penguasaan

kemampuan servis atas bolavoli. Salah satu komponen kondisi fisik yang dapat

mendukung kemampuan servis atas bolavoli yaitu koordinasi mata-tangan.

Ditinjau dari gerakan servis atas, koordinasi mata-tangan sangat berperan

penting untuk mendukung gerakan servis atas yaitu, dari gerakan melambungkan

bola, ayunan lengan, memukul bola serta mengarahkan bola pada sasaran yang

diinginkan. Dengan koordinasi mata-tangan, maka gerakan servis atas dapat

dilakukan dengan benar dan mampu menempatkan bola tepat pada sasaran yang

diinginkan. Apakah benar siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan baik,

kemampuan servis atasnya juga baik, dan siswa yang koordinasi mata-tangannya

buruk kemampuan servis atasnya juga buruk. Nampaknya hal ini perlu

dipertanyakan lagi, karena baik tidaknya koordinasi mata-tangan yang dimiliki

siswa tidak dapat dijadikan tolak ukur kemampuan servis atasnya juga baik. Hal

ini karena kemampuan servis atas tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuan

koordinasi mata-tangan yang dimiliki siswa, tetapi masih banyak faktor lain yang

mempengaruhinya. Suharno HP. (1991: 16-20) menyatakan, “Komponen-

komponen gerak sebagai penentu baik tidaknya kondisi fisik pemain boloa voli

yaitu: kekuatan, daya tahan, kecepatan, kelincahan, kelentukan, daya ledak,

ketepatan dan stamina”.

Metode pembelajaran bagian dan keseluruhan merupakan metode

pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan servis atas

bolavoli. Dari kedua metode pembelajaran tservis atas tersebut dibutuhkan

kemampuan koordinasi mata-tangan. Untuk mengetahui metode pembelajaran

mana yang lebih efektif untuk meningkatkan hasil belajar servis atas bolavoli,

serta pengaruh kemampuan koordinasi mata-tangan terhadap kemampuan servis

Page 20: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI …eprints.uns.ac.id/4819/1/209721311201104121.pdf · pengaruh yang signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

38

atas bolavoli, maka perlu dikaji dan diteliti secara lebih medalam baik secara teori

maupun parktik melalui penelitian eksperimen.

Siswa putra kelas VII SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun

pelajaran 2009/2010 adalah sampel yang digunakan dalam penelitian untuk

menjawab permasalahan yang muncul dalam penelitian. Ditinjau dari pelaksanaan

pembelajaran pendidikan jasmani di SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo

tahun pelajaran 2009/2010 telah berjalan baik, termasuk pembelajaran servis atas

bolavoli. Dari pembelajaran yang telah dilaksanakan ternyata belum menujukkan

hasil maksimal. Tidak semua siswa putra kelas VII SMP Negeri 2 Nguter

Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010 mampu melakukan servis atas

dengan baik dan benar. Para siswa masih sulit merangkaikan gerakan servis atas

dengan benar, teknik servis atas kurang baik, kurang mampu mengarahkan

pukulan servis pada sasaran yang diinginkan. Kondisi semacam ini berdampak

pada permainan bolavoli kurang menarik. Kendala atau kesulitan yang dihadapi

siswa putra kelas VII SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran

2009/2010 karena siswa kelas VII merupakan masa peralihan dari Sekolah Dasar

(SD) ke Sekolah Menengah Pertama (SMP). Karena servis atas merupakan

keterampilan yang sulit dan memiliki unsur gerakan yang kompleks, maka dalam

membelajarkan servis atas dibutuhkan penerapan metode pembelajaran yang tepat

di antaranya metode keseluruhan dan bagian keseluruhan.

Banyak guru jarang membelajarkan suatu keterampilan yang sulit dan

kompleks secara bagian per bagian. Hal ini karena terbatasanya waktu

pembelajaran penjas yang relatif singkat yaitu 2 X 40 menit. Waktu pembelajaran

penjas yang singkat, sehingga tidak memungkinkan membelajarkan servis atas

secara bagian per bagian. Pada umumnya para guru dalam membelajarkan servis

atas secara global yaitu, mengenalkan teknik servis atas dari sikap permulaan,

gerakan pelaksanaan dan gerak lanjut dan siswa langsung memperagakannya. Di

salah satu sisi siswa yang sudah terbiasa atau memiliki pengalaman tidak

mengalami kesulitan melakukan servis atas. Tetapi sebaliknya, siswa yang tidak

memiliki pengalaman tidak dapat melakukan servis atas. Berdasarkan hal tersebut

maka menciptakan metode pembelajaran yang tepat sangat penting agar diperoleh

Page 21: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI …eprints.uns.ac.id/4819/1/209721311201104121.pdf · pengaruh yang signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

38

hasil belajar yang optimal. Belajar keterampilan bukan belajar seperti pada

umumnya, sehingga perlu strategi atau cara mengajar yang baik dan tepat.

Seorang guru dituntut berkreativitas dalam menyajikan tugas ajar yang tepat,

sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan baik. Di samping itu, faktor-

faktor yang mendukung kemampuan servis atas perlu dilatih dan ditingkatkan

seperti koordinasi mata-tangan. Dengan kemampuan koordinasi mata-tangan yang

baik, maka akan mendukung kemampuan servis atas menjadi lebih baik.

Permasalahan yang telah dikemukakan di atas yang melatar belakangi

judul penelitian “Perbedaan Pengaruh Metode Pembelajaran dan Koordinasi

Mata-Tangan terhadap Hasil Belajar Servis Atas Bolavoli pada Siswa Putra Kelas

VII SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2009/2010”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,

masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Tidak semua siswa putra kelas VII SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten

Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010 dapat melakukan servis atas.

2. Masih banyak kendala yang dihadapi siswa dalam melakukan servis atas

bolavoli.

3. Kemampuan kondisi fisik yang mendukung kemampuan servis atas bolavoli

siswa putra kelas VII SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun

pelajaran 2009/2010 belum diketahui.

4. Pengaruh koordinasi mata-tangan terhadap kemampuan servis atas bolavoli

belum diketahui.

5. Metode bagian dan metode keseluruhan belum diketahui pengaruhnya

terhadap peningkatan hasil belajar servis atas bolavoli.

6. Metode pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan hasil belajar servis

atas bolavoli pada siswa putra kelas VII SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten

Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010.

Page 22: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI …eprints.uns.ac.id/4819/1/209721311201104121.pdf · pengaruh yang signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

38

C. Pembatasan Masalah

Banyaknya masalah yang muncul dalam penelitian, maka perlu dibatasi

agar tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Pembatasan masalah dalam

penelitian ini sebagai berikut:

1. Pengaruh metode pembelajaran bagian dan keseluruhan terhadap hasil belajar

servis atas bolavoli.

2. Pengaruh koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi mata-tangan rendah

terhadap hasil belajar servis atas bolavoli.

3. Hasil belajar servis atas bolavoli siswa putra kelas VII SMP Negeri 2 Nguter

Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah, masalah dalam

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Adakah perbedaan pengaruh metode pembelajaran bagian dan keseluruhan

terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra kelas VII SMP

Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010?

2. Adakah perbedaan pengaruh koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi

mata-tangan rendah terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa

putra kelas VII SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran

2009/2010?

3. Adakah interaksi antara metode pembelajaran dan koordinasi mata-tangan

terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra kelas VII SMP

Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010?

Page 23: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI …eprints.uns.ac.id/4819/1/209721311201104121.pdf · pengaruh yang signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

38

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, penelitian ini

mempunyai tujuan untuk mengetahui:

1. Perbedaan pengaruh metode pembelajaran bagian dan keseluruhan terhadap

hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra kelas VII SMP Negeri 2

Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010.

2. Perbedaan pengaruh koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi mata-

tangan rendah terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra

kelas VII SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran

2009/2010.

3. Ada tidaknya interaksi antara metode pembelajaran dan koordinasi mata-

tangan terhadap terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra

kelas VII SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran

2009/2010.

F. Manfaat Penelitian

Masalah dalam penelitian ini penting untuk diteliti dengan harapan dapat

memberi manfaat antara lain:

1. Dapat meningkatkan kemampuan servis atas bolavoli siswa putra kelas VII

SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010 yang

dijadikan obyek penelitian.

2. Dapat dijadikan sebagai masukan dan pedoman bagi guru Penjaskes di SMP

Negeri 2 Nguter Sukoharjo pentingnya penerapan metode pembelajaran yang

tepat untuk meningkatkan penguasaan teknik bolavoli khususnya servis atas.

3. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi penelitian tentang karya

ilmiah untuk dapat dikembangkan lebih lanjut.

Page 24: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI …eprints.uns.ac.id/4819/1/209721311201104121.pdf · pengaruh yang signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

38

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Pembelajaran

a. Hakikat Pembelajaran

Istilah pembelajaran mengandung makna yang lebih luas daripada istilah

pengajaran. Pengajaran hanya merupakan upaya transfer of knowledge semata

dari guru kepada siswa. Sedangkan pembelajaran memiliki makna yang lebih luas,

yaitu kegiatan yang dimulai dari mendesain, mengembangkan,

mengimplementasikan dan mengevaluasi kegiatan yang dapat menciptakan

terjadinya proses belajar. Berkaitan dengan pembelajaran Banny A. Pribadi (2009:

10) menyatakan, “Pembelajaran adalah proses yang sengaja dirancang untuk

menciptakan terjadinya aktivitas belajar dalam diri individu”. Menurut Syaiful

Sagala (2005: 61) bahwa, “Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah,

mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar

dilakukan oleh peserta didik atau murid”. Hal senada dikemukakan Sobry Sutikno

(2009: 32) bahwa:

Pembelajaran adalah segala upaya yang dilakukan guru (pendidik) agar terjadi proses belajar pada diri siswa. Secara implisit, di dalam pembelajaran ada dua kegiatan memilih, menetapkan dan mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Pembelajaran lebih menekankan pada cara-cara untuk mencapai tujuan dan berkaitan dengan bagaimana cara mengorganisasikan materi pelajaran dan mengelola pembelajaran.

Berdasarkan pengertian pembelajaran yang dikemukakan tiga ahli tersebut

dapat disimpulkan, pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dua

pihak, salah satu pihak sebagai pengajar (guru/pendidik) dan pihak kedua orang

yang belajar (siswa). Dalam proses pembelajaran, telah mengubah peran guru dan

siswa. Berkaitan dengan peran guru dalam proses pembelajaran M. Sobry

Sutikno (2009: 33-34) menyatakan:

Page 25: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI …eprints.uns.ac.id/4819/1/209721311201104121.pdf · pengaruh yang signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

38

1) Peran guru telah berubah dari: a) Sebagai penyampai pengetahuan, sumber utama informasi, ahli materi

dan sumber segala jawaban, menjadi sebagai fasilitator pembelajaran, pelatih, kolabolator dan mitra belajar.

b) Dari mengendalikan dan mengarahkan semua aspek pembelajaran, menjadi lebih banyak memberikan alternatif dan tanggung jawab kepada setiap siswa dalam proses pembelajaran.

2) Peran siswa dalam pembelajaran telah mengalami perubahan, yaitu: a) Dari penerima informasi yang pasif menjadi partisipan aktif dalam

proses pembelajaran. b) Dari mengungkapkan kembali pengetahuan menjadi menghasilkan dan

berbagi pengetahuan. c) Dari pembelajaran sebagai aktivitas individual menjadi pembelajaran

berkolaboratif dengan siswa lain.

Dalam kegiatan pembelajaran siswa lebih dominan atau berperan aktif

dalam proses pembelajaran. Siswa harus selalu berpartisipasi aktif, menghasilkan

berbagai macam pengatahuan dan harus mampu bekerjasama dengan siswa

lainnya. Sedangkan guru bertindak sebagai fasilitator, motivator dan katalisator.

Selain itu, seorang guru harus lebih banyak memberikan alternatif dan tanggung

jawab kepada siswa.

b. Komponen-Komponen Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran merupakan suatu kegiatan belajar mengajar yang

di dalamnya terdapat beberapa komponen. M. Sobry Sutikno (2009: 35-40)

menyatakan, “Komponen pembelajaran meliputi beberapa aspek yaitu: “(1)

Tujuan pembelajaran, (2) materi pelajaran, (3) kegiatan pembelajaran, (4) metode,

(5) media, (6) sumber belajar dan, (7) evaluasi”. Pendapat lain dikemukan H.J.

Gino dkk., (1998: 30) beberapa komponen dalam suatu kegiatan pembelajaran

yaitu:

1) Siswa adalah seseorang yang bertindak sebagai pencari, penerima dan menyimpan isi pelajaran yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.

2) Guru adalah seseorang yang bertindak sebagai pengelola kegiatan belajar mengajar, katalisator belajar mengajar, dan peranan lainnya yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif.

Page 26: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI …eprints.uns.ac.id/4819/1/209721311201104121.pdf · pengaruh yang signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

38

3) Tujuan yakni, pernyataan tentang perubahan perilaku yang diinginkan terjadi pada siswa setelah mengikuti belajar mengajar. Perubahan periklaku tersebut mencakup perubahan kognitif, psikomotor dan afektif.

4) Isi pelajaran yakni, segala informasi berupa fakta, prinsip dan konsep yang diperlukan untuk mencapai tujuan.

5) Metode yakni, cara yang teratur untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan siswa untuk mencapai tujuan.

6) Media yakni, bahan pengajaran dengan atau tanpa peralatan yang digunakan untuk menyajikan informasi kepada siswa agar dapat mencapai tujuan.

7) Evaluasi yakni, cara tertentu yang digunakan untuk menilai suatu proses dan hasilnya. Evaluasi dilakukan terhadap seluruh komponen kegiatan belajar mengajar dan sekligus memberikan balikan bagi setiap komponen belajar mengajar.

Komponen-komponen yang harus dipenuhi dalam kegiatan pembelajaran

pada dasarnya mencakup tujuh komponen utama. Ketujuh komponen dalam

kegiatan pembelajaran yaitu: siswa, guru, tujuan, isi pelajaran, metode, media dan

evaluasi. Dari ketujuh komponen tersebut saling berkaitan antara satu dengan

lainnya. Tujuan pembelajaran akan tercapai dengan baik, jika komponen-

komponen tersebut terpenuhi dalam kegiatan pembelajaran.

c. Pembelajaran yang Efektif

Siswa pada umumnya menghendaki hasil belajar yang efektif bagi dirinya.

Untuk itu guru dituntut dapat membantu siswanya, sehingga pada waktu mengajar

dapat dilakukan dengan efektif. Menurut Rusli Lutan (1988: 381) efektivitas

pengajaran meliputi beberapa unsur yaitu: “(1) Pemanfaat waktu aktif berlatih, (2)

Lingkungan yang efektif, (3) Karakteristik guru dan siswa, (4) Pengelolaan umpan

balik”. Sedangkan Wina Sanjaya (2006: 32-33) menyatakan, beberapa faktor

yang harus diperhatikan dalam prose pembelajaran agar berlangsung efektif yaitu:

1) Proses pembelajaran harus memberikan peluang kepada siswa agar mereka secara langsung dapat berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Dengan demikian guru harus bertindak sebagai pengelola proses belajar, bukan bertindak sebagai sumber belajar.

2) Guru perlu memberikan kesempatan pada siswa untuk merefleksi apa yang telah dilakukan. Dengan demikian pembelajaran bukan hanya mendorong siswa untuk melakukan tindakan saja, tetapi menghayati berbagai tindakan yang telah dilakukannya. Hal ini sangat penting baik untuk pembentukan

Page 27: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI …eprints.uns.ac.id/4819/1/209721311201104121.pdf · pengaruh yang signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

38

sikap, maupun untuk mencermati berbagai kelemahan dan kekurangan atas segala tindaknnya.

3) Proses pembelajaran harus mempertimbangkan perbedaan individual. Hal ini didasarkan pada suatu asumsi bahwa tidak ada manusia yang sama baik dalam minat, bakat maupun kemampuannya. Pembelajaran harus memberikan kesempatan agar siswa dapat berkembang sesuai dengan bakat dan kemampuannya. Dengan demikian siswa yang lambat tidak merasa tergusur oleh siswa yang cepat, sebaliknya siswa yang cepat tidak merasa terhambat oleh yang lambat belajar.

4) Proses pembelajaran harus dapat memupuk kemandirian di samping kerja sama. Artinya guru dituntut mampu menyediakan pengalaman belajar yang memungkinkan siswa dapat mandiri dan bekerja sama dengan orang lain.

5) Proses pembelajaran harus terjadi dalam iklim yang kondusif baik iklim sosial maupun iklim psikologis. Siswa akan belajar dengan baik, manakala terbebas dari berbagai tekanan, baik tekanan sosial maupun tekanan psikologis. Melalui iklim belajar yang demikian diharapkan siswa akan berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.

6) Proses pembelajaran yang dikelola guru harus dapat mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu. Hal ini hanya mungkin terjadi manakala guru tidak menempatkan posisi siswa sebagai objek belajar, tetapi sebagai subjek belajar. Untuk itulah guru harus mendorong agar siswa aktif untuk belajar melalui proses mencari dan mengobservasi. Efektifitas pembelajaran sangat tergantung pada siswa. Dalam pelaksanaan

pembelajaran siswa harus bertindak aktif, memiliki kreativitas dan kemandirian.

Disisi lain, seorang guru bertugas mengelola proses pengajaran berupa aktivitas

merencanakan dan mengorganisasikan semua aspek kegiatan, tidak saja susunan

pengalaman atau tugas-tugas ajar, tetapi juga menciptakan kondisi lingkungan

belajar yang efektif. Husdarta & Yudah M. Saputra (2000: 4) menyatakan:

Tugas utama guru adalah untuk menciptakan iklim atau atmosfir supaya proses belajar terjadi di kelas atau lapangan. Ciri utama terjadinya proses belajar adalah siswa dapat secara aktif ikut terlibat di dalam proses pembelajaran. Para guru harus selalu berupaya agar para siswa dimotivasi untuk lebih berperan. Walau demikian guru tetap berfungsi sebagai pengelola proses belajar dan pembelajaran.

Menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif adalah sangat penting.

Dengan iklim pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan akan membawa

siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Seorang guru harus memiliki beberapa

kemampuan dalam menyampaikan tugas ajar agar tujuan mengajar dapat berhasil.

Page 28: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI …eprints.uns.ac.id/4819/1/209721311201104121.pdf · pengaruh yang signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

38

Nana Sudjana (2005: 18) menyatakan, kompetensi yang harus dimiliki seorang

guru di antaranya:

1) Kompetensi dibidang kognitif. Artinya kemampuan intelektual seperti pengetahuan mata pelajaran, pengetahuan mengani cara mengajar, pengetahuan mengenai belajar dan tingkah laku individu, pengetahuan tentang bimbingan penyuluhan, pengetahuan tentang adminitrasi kelas, pengetahuan tentang cara menilai hasil belajar siswa, pengetahuan tentang kemasyarakatan serta pengetahuan umum lainnya.

2) Kompetensi bidang sikap. Artinya kesiapan dan kesediaan guru terhadap berbagai hal yang berkenaan dengan tugas dan profesinya. Misalnya sikap menghargai pekerjaannya, mencintai dan memiliki perasaan senang terhadap mata pelajaran yang dibinanya, sikap toleransi terhadap sesama teman profesinya, memiliki kemauan yang keras untuk meningkatkan hasil pekerjaannya.

3) Kompetensi perilaku/performance. Artinya kemampuan guru dalam berbagai keterampilan/perilaku, seperti keterampilan mengajar, membimbing, menilai, menggunakan alat bantu pengajaran, bergaul dan berkomunikasi dengan siswa, keterampilan menumbuhkan semangat belajar para siswa, keterampilan menyusun persiapan atau perencanaan mengajar, keterampilan melaksanakan adminitrasi kelas dan lain-lain. Perbedaan dengan komptensi kognitif terletak pada sifatnya. Kalau kompetensi kognitif berkenaan dengan aspek teori atau pengetahuannya, pada kompetensi perilaku yang diutamakan adalah praktik atau keterampilan melaksanakannya. Kompetensi yang harus dimiliki seorang guru pada dasarnya mencakup

tiga aspek yaitu, kompetensi kogitif, kompetensi sikap dan kompetensi perilaku

atau performance. Dari ketiga kompetensi tersebut tidak berdiri sendiri, tetapi

saling berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lainnya. Dari ketiga

kompetensi tersebut, kompetensi guru yang banyak berhubungan dengan usaha

meningkatkan proses dan hasil belajar dikelompokkan ke dalam empat

kemampuan yaitu: “(1) Merencanakan program belajar mengajar, (2)

melaksanakan dan memimpin, (3) menilai kemajuan proses belajar mengajar, (4)

menguasai bahan pelajaran dalam pengertian menguasai bidang studi atau mata

pelajaran yang dipegangnya/dibinannya (Nana Sudjana, 2005: 19).

Page 29: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI …eprints.uns.ac.id/4819/1/209721311201104121.pdf · pengaruh yang signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

38

2. Metode Pembelajaran

a. Hakikat Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran merupakan salah satu bagian yang penting dalam

kegaiatan belajar mengajar. Dengan metode pembelajaran maka tujuan dari

pembelajaran yang telah ditetapkan dapat dicapai semaksimal mungkin. Berkaitan

dengan metode pembelajaran Sugiyanto (1998: 427) menyatakan, “Metode

pembelajaran adalah pengaturan penerapan cara-cara mengajar agar proses belajar

bisa berlangsung dengan baik dan tujuan bisa tercapai”. Menurut Nana Sudjana

(2005: 76) menyatakan, “Metode pembelajaran ialah cara yang dipergunakan guru

dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saatberlangsungnya

pengajaran”. Menurut M. Sobry Sutikno (2009: 88) menyatakan, “Metode

pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh

pendidik agar terjadi proses belajar pada diri siswa dalam upaya mencapai

tujuan”.

Berdasarkan pengertian metode pembelajaran yang dikemukakan tiga ahli

tersebut dapat disimpulkan, metode pembelajaran merupakan suatu cara yang

digunakan oleh seorang guru dalam menyampaiankan materi pelajaran kepada

siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Melalui metode pembelajaran

diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa yang berhubungan dengan

kegiatan mengajar guru. Dengan kata lain, akan tercipta interaksi edukatif. Dalam

interaksi ini guru berperan sebagai penggerak atau pembimbing, sedangkan siswa

berperan sebagai penerima atau yang dibimbing. Proses interaksi akan berjalan

baik, jika siswa banyak aktif dibandingkan dengan guru. Oleh karenanya, metode

pembelajaran yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar

siswa. Seperti diungkapkan Sunardi (2002: 366) bahwa:

Secara umum dapat dilihat bahwa metode mengajar dapat mengarahkan perhatian siswa terhahadap hakikat belajar yang spesifik, membangkitkan motivasi untuk belajar, memberikan umpan balik dengan segera, memberikan kesempatan bagi siswa untuk maju sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya sendiri, dapat mengembangkan dan membina sikap positif terhadap diri sendiri, guru, materi pelajaran serta proses pendidikan pada umumnya.

Page 30: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI …eprints.uns.ac.id/4819/1/209721311201104121.pdf · pengaruh yang signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

38

Pendapat tersebut menunjukkan, penerapan metode pembelajaran yang

dilakukan seorang guru akan mempengaruhi pencapaian tujuan pembelajaran

yang telah ditetapkan. Dengan metode pembelajaran yang tepat akan dapat

membangkitkan motivasi belajar siswa, mempermudah siswa untuk menguasai

materi pelajaran, sehingga akan mendukung pencapaian hasil belajar lebih

optimal.

b. Penggunaan Metode Pembelajaran yang Efektif

Pengalaman membuktikan bahwa, kegagalan pembelajaran salah satunya

disebabkan oleh pemilihan metode pembelajaran yang tidak tepat. Banyak metode

pembelajaran yang dapat dipakai oleh seorang guru dalam menyampaikan materi

pelajaran. Namun perlu diingat bahwa tidak semua metode pembelajaran bisa

dikategorikan sebagai metode yang baik, dan tidak pula dikategorikan metode

yang jelek. Hal ini karena, kebaikan suatu metode pembelajaran terletak pada

ketepatan memilih atau sesuai dengan tuntutan dan tujuan pembelajaran yang

hendak dicapai. M. Sobry Sutikno (2009: 89) menyatakan:

Terdapat beberapa ciri dari sebuah metode pembelajaran yang baik, yaitu: 1) Berpadunya metode dari segi tujuan. 2) Memiliki daya sesuai dengan watak siswa dan materi. 3) Dapat mengantarkan siswa pada kemampuan praktis. 4) Dapat mengembangkan materi. 5) Memberikan keleluasan pada siswa untuk menyatakan pendapatnya. 6) Mampu menempatkan guru dalam posisi yang tepat, terhormat dalam

keseluruhan proses pembelajaran.

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, suatu metode pembelajaran yang

baik harus memiliki keenam ciri seperti tersebut di atas. Seorang guru yang

menerapkan metode pembelajaran memiliki ciri-ciri seperti tersebut di atas akan

memperbesar pencapai tujuan pembelajaran. Untuk itu, seorang guru dalam

kegiatan pembelajaran harus mampu menerapkan metode pembelajaran yang

seefektif mungkin, sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat

tercapai. Lebih lanjut M. Sobry Sutikno (2009: 90) menyatakan”Keefektifan

penggunaan metode pembelajaran terjadi apabila ada kesesuaian antara metode

dengan semua komponen pembelajaran yang telah diprogramkan dalam satuan

Page 31: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI …eprints.uns.ac.id/4819/1/209721311201104121.pdf · pengaruh yang signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

38

pelajaran sebagai persiapan tertulis. Makin tepat metode yang digunakan oleh

guru dalam membelajarkan, diharapkan makin efektif pula pencapaian tujuan

pembelajaran”.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi dalam Pemilihan Metode

Pembelajaran

Keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran dipengaruhi oleh penerapan

metode pembelajaran yang tepat. Tetapi perlu diingat bahwa, setiap metode

pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan, sehingga tidak ada satupun

metode pembelajaran yang paling baik. Seperti dikemukakan M. Sobry Sutikno

(2009: 90) bahwa:

Pada prinsipnya tidak satu pun metode pembelajaran yang dapat dipandang sempurna dan cocok dengan semua pokok bahasan yang ada dalam setiap bidang studi. Karena setiap metode pembelajaran pasti memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Karena itu, guru tidak boleh sembarangan memilih serta menggunakan metode pembelajaran.

Pendapat tersebut menunjukkan, seorang guru harus cermat dan tepat

dalam menerapkan metode pembelajaran sesuai dengan tujuan yang hendak

dicapai. Untuk menerpkan metode pembelajaran, maka ada beberapa faktor yang

harus diperhatikan. M. Sobry Sutikno (2009: 91) menyatakan, beberapa faktor

yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode pembelajaran antara lain:

1) Tujuan yang hendak dicapai Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, tujuan menjadi pedoman arah dan sekaligus sebagai suasana yang akan dicapai dalam kegiatan pembelajaran. Kepastian proses pembelajaran berpangkal tolak dari jelas tidaknya perumusan tujuan pembelajaran. Semakin jelas dan operasional tujuan yang akan dicapai, maka semakin mudah menentukan metode mencapainya, dan sebaliknya.

2) Materi pelajaran Materi pelajaran ialah sejumlah materi yang hendak disampaikan oleh guru untuk bisa dipelajri dan dikuasai oleh siswa.

3) Siswa Siswa sebagai subyek belajar memiliki karakteristik yang berbeda-beda, baik minat, bakat, kebiasaan, motivasi, situasi sosial, lingkungan keluarga dan harapan terhadap masa depannya. Perbedaan anak dari aspek psikologis seperti sifat pendiam, super aktif, tertutup, terbuka,

Page 32: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI …eprints.uns.ac.id/4819/1/209721311201104121.pdf · pengaruh yang signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

38

periang, pemurung bahkan ada yang menunjukkan prilaku-prilaku yang sulit untuk dikenal. Semua perbedaan tadi akan berpengaruh terhadap penentuan metode pembelajaran. Perbedaan-perbedaan inilah yang wajib dikelola, diorganisir guru, untuk mencapai proses pembelajaran yang optimal. Apabila guru tidak memiliki kecermatan dan keterampilan dalam mengelola perbedaan-perbedaan potensi siswa, maka proses pembelajaran sulit mencapai tujuan. Guru harus menyadari bahwa perbedaan potensi bawaan siswa merupakan kekuatan maha hebat untuk mengorganisasi pembelajaran yang ideal. Keragaman merupakan keserasian yang harmonis dan dinamis.

4) Situasi Ituasi kegiatan belajar merupakan setting lingkungan pembelajaran yang dinamis. Guru harus teliti dalam melihat situasi. Pada waktu-waktu tertentu guru perlu melakukan proses pembelajaran di luar kelas atau di alam terbuka.

5) Fasilitas Fasilitas dapat mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode pembelajaran. Oleh karena itu, ketiadaan fasilitas akan sangat mengganggu pemilihan metode yang tepat, seperti tidak adanya laboratorium untuk praktek, jelas kurang mendukung penggunaan metode demonstrasi atau eksperimen.

6) Guru Setiap guru memiliki kepribadian, performance sytle, kebiasaan dan pengalaman membelajarkan yang berbeda-beda. Kompetensi pembelajaran biasanya dipengaruhi pula oleh latar belakang pendidikan. Guru yang berlatar belakang pendidikan keguruan biasanya lebih terampil dalam memilih metode yang tepat dalam menerapkannya. Sedangkan guru yang latar belakangnya pendidikannya kurang relevan, sekalipun tepat dalam menentukan metode pembelajaran, namun seringkali mengalami hambatan dalam penerapannya. Jadi, untuk menjadi seorang guru pada intinya harus memiliki jiwa profesional agar dalam menyampaikan materui pelajaran bisa berhasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam memilih dan menerapkan

metode pembelajaran mencakup enam aspek yaitu, tujuan yang hendak dicapai,

materi pelajaran, siswa, situasi, fasilitas dan guru. Dari keenam aspek ini sangat

penting dan harus diperhatikan dalam memilih dan menerapkan metode

pembelajaran, karena akan mempengaruhi pencapaian tujuan pembelajaran.

Page 33: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI …eprints.uns.ac.id/4819/1/209721311201104121.pdf · pengaruh yang signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

38

3. Permainan Bolavoli

Permainan bolavoli merupakan salah satu cabang olahraga yang cukup

banyak penggemarnya dan dari tahun ke tahun dan mengalami perkembangan

yang pesat. Permainan bolavoli dimainkan oleh dua regu yang saling berhadapan

dan masing-masing regu terdiri enam orang pemain. Permainan bolavoli

dilakukan dengan cara bola dipantulkan sebanyak-banyaknya tiga kali. A.

Sarumpaet dkk,, (1992: 86) menyatakan, “Prinsip bermain bolavoli adalah

memainkan bola dengan memvoli (memukul dengan tangan) dan berusaha

menjatuhkannya ke dalam permainan lapangan lawan dengan menyeberangkan

bola lewat atas net atau jaring, dan mempertahankannya agar bola tidak jatuh di

lapangan sendiri”. Sedangkan tujuan permainan bolavoli menurut peraturan

permainan bolavoli edisi (2001-2004: 7) bahwa, “Tujuan dari permainan bolavoli

adalah melewatkan bola di atas net agar dapat jatuh menyentuh lantai lapangan

lawan dan untuk mencegah usaha yang sama dari lawan. Setiap tim dapat

memainkan tiga pantulan untuk mengembalikan bola (di luar perkenaan blok)”.

Sedangkan

Permainan bolavoli harus dilakukan dengan dipantulkan dan syarat

pantulan bola harus sempurna tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku.

Dari masing-masing tim dapat memantulkan bola sebanyak-banyaknya tiga kali

dan setelah itu bola harus diseberangkan melewati net ke daerah permainan lawan.

Untuk memantulkan bola dapat menggunakan seluruh tubuh. PBVSI (1995: 32)

dijelaskan, “Mulai tahun 1995, peraturan permainan bolavoli yaitu semua bagian

badan boleh menyentuh bola”. Hal senada dikemukakan Amung Ma’mun & Toto

Subroto (2001:37) bahwa, “Semula bagian tubuh yang sah untuk memainkan bola

batasannya dari lutut ke atas. Sekarang seluruh bagian tubuh diperkenankan untuk

memainkan bola”.

Berdasarkan peraturan permainan bolavoli, seluruh bagian tubuh dapat

digunakan untuk memainkan bola. Hal ini dimaksudkan agar permainan bolavoli

lebih menarik. Oleh karen aitu, untuk mencapai keterampilan bermain bolavoli

harus menguasai teknik dasar bolavoli.

Page 34: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI …eprints.uns.ac.id/4819/1/209721311201104121.pdf · pengaruh yang signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

38

b. Macam-Macam Teknik Dasar Bermain Bolavoli

Menguasai teknik dasar bermain bolavoli merupakan syarat utama agar

dapat bermain bolavoli dengan baik. A. Sarumpaet dkk., (1992: 86) menyatakan,

“Agar permainan bolavoli berjalan atau berlangsung dengan baik, lancar dan

teratur, maka para pemain dituntut harus menguasai unsur-unsur dasar permainan,

yaitu teknik dasar bermain bolavoli”.

Teknik dasar bolavoli pada dasarnya merupakan suatu upaya seorang

pemain untuk memainkan bola berdasarkan peraturan dalam permainan bolavoli.

Berkaitan dengan teknik dasar bolavoli Aip Syarifuddin dan Muhadi (1991/1992:

187) menyatakan, “Teknik dasar permainan bolavoli merupakan permainan untuk

melakukan bentuk-bentuk gerakan yang berhubungan dengan permainan

bolavoli”. Menurut M. Yunus (1992: 68) bahwa, “Teknik dalam permainan

bolavoli dapat diartikan sebagai cara memainkan bola dengan efektif dan efisien

sesuai dengan peraturan permainan yang berlaku untuk mencapai hasil yang

optimal”. Sedangkan Dieter Beutelstahl (2005: 9) berpendapat, “Teknik

merupakan prosedur yang telah dikembangkan berdasarkan praktek, dan bertujuan

mencari penyelesaian suatu problem pergerakan tertentu dengan cara yang paling

ekonomis dan berguna”.

Berdasarkan pengertian teknik dasar bolavoli yang dikemukakan tiga ahli

tersebut dapat disimpulkan, teknik dasar bolavoli merupakan suatu gerakan yang

dilakukan secara efektif dan efisien untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam

permainan bolavoli. Teknik dalam permainan bolavoli merupakan aktivitas

jasmani yang menyangkut cara memainkan bola dengan efektif dan efisien sesuai

peraturan permainan yang berlaku untuk mencapai suatu hasil yang optimal.

Macam-macam teknik dasar bolavoli menurut A. Sarumpaet dkk. (1992: 87)

yaitu: “(1) passing atas, (2) passing bawah, (3) set-up (4) bermacam-macam

service, (5) bermacam-macam smash (spike), (5) bermacam-macam block

(bendungan)”. Sedangkan Suharno HP. (1991:23) menyatakan, teknik dasar

bermain bolavoli dibedakan menjadi dua yaitu:

Page 35: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI …eprints.uns.ac.id/4819/1/209721311201104121.pdf · pengaruh yang signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

38

1) Teknik tanpa bola terdiri atas : (1) Sikap siap normal (2) Pengambilan posisi yang tepat dan benar (3) Langkah kaki :

- Gerak ke depan - Gerak menyamping - Gerak ke belakang

(4) Langkah kaki untuk awalan semes (5) Langkah kaki untuk awalan blok (6) Gerakan badan, lengan dan kaki dalam gerak tipu

2) Teknik dengan bola terdiri atas : (1) Servis (2) Pass bawah (3) Pass atas (4) Umpan/set-up (5) Semes (6) Bendungan/blok (block)

Secara garis besar teknik dasar bermain bolavoli terdiri atas teknik tanpa

bola dan teknik dengan bola. Teknik tanpa bola merupakan gerakan-gerakan

khusus yang mendukung penguasaan teknik dengan bola. Sedangkan teknik

dengan bola merupakan cara-cara memainkan bola dalam permainan bolavoli.

Kedua teknik tersebut saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan dalam

pelaksanaan bermain bolavoli. Keterkaitan antara teknik tanpa bola dan teknik

dengan bola didasarkan pada kebutuhan dalam permainan.

c. Pentingnya Menguasai Teknik Dasar Bermain Bolavoli

Menguasai teknik dasar bermain bolavoli mempunyai peran penting

terhadap pencapaian prestasi bolavoli. Menurut Soedarwo dkk., (2000: 6) bahwa,

“Penguasaan teknik dasar permainan bolavoli merupakan salah satu unsur yang

ikut menentukan menang atau kalahnya suatu regu di dalam suatu pertandingan di

samping unsur-unsur kondisi fisik, taktik dan mental”. Menurut A. Sarumpaet

dkk. (1992: 87) bahwa, “Penguasaan teknik dasar bolavoli merupakan salah satu

unsur yang menentukan menang atau kalahnya suatu regu dalam pertandingan.

Oleh karena itu, teknik dasar tersebut harus benar-benar dikuasai terlebih dahulu,

agar dapat mengembangkan mutu permainan, lancar dan teratur”.

Page 36: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI …eprints.uns.ac.id/4819/1/209721311201104121.pdf · pengaruh yang signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

38

Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, penguasaan

teknik dasar bolavoli mempunyai peran penting baik secara individual maupun

secara kolektif dalam bermain bolavoli di samping faktor fisik, taktik dan mental.

Dengan menguasai teknik dasar bolavoli akan mendukung penampilan seorang

pemain lebih baik, dan secara kolektif dapat mempengaruhi menang atau kalahnya

sutau tim dalam pertandingan. Pentingnya penguasaan teknik dasar permainan

bolavoli menurut Suharno HP. (1991: 22) mengingat hal-hal sebagai berikut:

1) Hukuman kesalahan teknik.terhadap pelanggaran permainan yang hubungannya dengan kesalahan dalam melakukan teknik.

2) Karena terpisahnya tempat antara regu ke satu dengan regu yang lain, sehingga tidak terjadi adanya sentuhan badan dari permainan lawan, maka pengawasan wasit terhadap kesalahan teknik ini lebih seksama.

3) Banyaknya unsur-unsur yang menyebabkan terjadinya kesalahan-kesalahan teknik ini antara lain membawa bola, mengangkat bola, serta pukulan rangkap.

4) Permainan bolavoli adalah permainan yang cepat, artinya waktu untuk memainkan bola sangat terbatas, sehingga penguasaan teknik yang tidak sempurna akan memungkinkan timbulnya kesalahan teknik yang lebih besar.

5) Penguasaan taktik-taktik yang tinggi hanya memungkinkan kalau penguasaan teknik dasar dan tinggi dalam bolavoli cukup sempurna.

Penguasaan teknik dasar bolavoli dengan baik merupakan salah satu faktor

yang dapat mempengaruhi pencapaian prestasi bolavoli baik secara individu

maupun secara tim. Hal ini karena kemampuan yang dimiliki individu akan

memberikan sumbangan untuk kemenangan tim, karena bolavoli permainan tim.

Tanpa ada kerjasama tim, maka akan sulit mencapai prestasi yang tinggi.

4. Servis Bolavoli

a. Servis Atas Bolavoli

Servis atas merupakan bentuk gerakan memukul bola menggunakan

lengan yang pelaksanaannya bola dipukul di atas kepala. Servis atas merupakan

bentuk pukulan yang memiliki efektivitas tinggi untuk melakukan serangan,

dibandingkan dengan servis bawah. Seperti dikemukakan Agus Mukholid (2004:

Page 37: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI …eprints.uns.ac.id/4819/1/209721311201104121.pdf · pengaruh yang signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

38

35) bahwa, “Kelemahan servis tangan bawah adalah mudah diterima dan

lintasannya melambung tinggi sehingga mudah diantisipasi lawan”.

Servis dapat dikategorikan sebagai serangan karena pukulan servis atas

memiliki tenaga ayun lebih besar dan kecepatan gerakan lengan pemukul juga

lebih besar. Selain itu juga, lintasan bola lebih pendek sehingga bola sulit untuk

diprediksi lawan. Servis sebagai serangan, maka server dalam melakukan servis

dapat melakukan berbagai macam jenis servis yang dianggap paling efektif dan

sulit untuk mematikan lawan. Barbara L.V. & Bonnie J.F. (1996: 28) menyatakan

“Servis canggih yang populer adalah servis topspin, servis mengambang

melingkar (roundhouse floater), dan servis meloncat (jump serve)”. Berkaitan

dengan jenis servis atas, Suharno HP. (1985: 25-26) membedakan servis atas

menjadi tiga yaitu: “(1) Tenis servis, (2) Servis floating/mengapung, (3) Servis

cekis”.

Dari beberapa macam jenis servis atas tersebut, seorang pemain harus

menguasainya. Kemampuan seorang pemain bolavoli menguasai berbagai macam

jenis servis dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin dalam suatu pertandingan,

sehingga akan mendukung pencapaian kemenangan timnya. Untuk dapat

melakukan servis atas dengan baik, maka harus menguasai teknik servis atas yang

benar. Semakin baik dalam menguasai tenik servis atas mempunyai peluang yang

besar untuk mendapatkan point melalui servis.

b. Pentingnya Servis dalam Permainan Bolavoli

Servis merupakan sentuhan pertama untuk memulai permainan bolavoli

dan pemain yang melakukan servis memiliki kontrol yang bebas terhadap bola.

Seorang pemain yang melakukan servis bebas berusaha melakukan pukulan sesuai

kehendaknya agar bola sulit diterima lawan.

Seiring dengan perkembangan dan kemajuan permainan bolavoli, fungsi

servis juga mengalami perubahan yaitu, tidak hanya sebagai tanda dimulainya

permainan tetapi sebagai serangan pertama bagi regu yang melakukan servis.

Berkaitan dengan hal tersebut, M. Yunus (1992: 109) menyatakan, “Sesuai

dengan kemajuan permainan, teknik servis saat ini tidak hanya sebagai

Page 38: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI …eprints.uns.ac.id/4819/1/209721311201104121.pdf · pengaruh yang signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

38

pembukaan permainan, tetapi jika ditinjau dari segi taktik sudah merupakan suatu

serangan awal”. Hal senada dikemukakan Amung Ma’mum & Toto Subroto

(2001:61) bahwa, “Servis adalah awal terjadinya suatu permainan bolavoli. Akan

tetapi dalam perkembangannya servis menjadi salah satu serangan pertama yang

sangat penting”. Sedangkan Deiter Beutelstahl (2005: 9) menyatakan, “Servis

yang baik mempengaruhi seluruh jalannya pertandingan”.

Berdasarkan pengertian servis yang dikemukakan empat ahli tersebut

dapat disimpulkan bahwa, servis merupakan serangan pertama bagi regu yang

melakukan servis untuk mendapatkan angka. Angka atau point dapat dihasilkan

melalui servis yang baik dan sulit, sehingga akan dapat mempengaruhi seluruh

jalannya permainan, bahkan dapat menentukan menang atau kalahnya suatu tim.

Oleh karena itu, dalam melakukan servis harus dibuat sesulit mungkin agar lawan

sulit mengembalikan atau bahkan langsung mati. Menurut Soedarwo dkk. (2000:

38) bahwa cara mempersulit bola servis pada dasarnya berkaitan dengan:

1) Kecepatan, kurve dan belak-belok jalannya bola. Untuk menghasilkan bola bervariasi ditentukan oleh: (a) Keras atau pelannya pukulan. (b) Tinggi atau rendahnya bola hasil pukulan. (c) Membuat bola berputar (spin) atau membuat bola tidak berputar dan

melayang (floater). 2) Penempatan bola diarahkan pada titik-titik kelemahan lawan, misalnya:

(a) Ke arah pemain yang lemah. (b) Di belakang pengumpan atau tempat di mana pengumpan sedang

bergerak. (c) Ke arah pemain pengganti yang masuk. (d) Ke tempat yang kosong atau tempat diantara pemain. (e) Di bagian garis belakang bila posisi penerima servis terlalu ke depan. (f) Ke daerah dekat net apabila posisi penerima servis lawan terlalu ke

belakang. (g) Ke daerah samping apabila posisi penerimaan servis lawan terlalu

ketengah.

Cara-cara mempersulit pukulan servis tersebut harus diperhatikan dengan

baik dan benar agar diperoleh kualitas servis yang baik. Hal terpenting dan harus

diperhatikan dalam melakukan servis adalah menghindari pukulan servis yang

salah (tidak masuk). Barbara L.V. & Bonnie J.F. (1996: 27) menyatakan,

“Prioritas utama dalam servis adalah konsistensi dalam menyeberangkan bola

Page 39: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI …eprints.uns.ac.id/4819/1/209721311201104121.pdf · pengaruh yang signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

38

100% setiap kali bermain”. Hal ini berarti, melewatkan atau menyeberangkan bola

di atas net dan masuk daerah lawan adalah hal terpenting keberhasilan servis.

Berdasarkan peraturan penilian permainan bolavoli yaitu (relly point) kesalahan

servis adalah keberuntungan bagi pihak lawan. Oleh karena itu, hendaknya dalam

melakukan servis harus berhati-hati.

c. Teknik Servis Atas Bolavoli

Keberhasilan dalam melakukan servis atas harus didukung penguasaan

teknik servis yang baik dan benar. Menurut Soedarwo dkk., (2000: 20-21) teknik

servis atas meliputi "(1) sikap permulaan, (2) sikap saat perkenaan dan, (3) sikap

akhir". Teknik-teknik servis atas harus dilakukan dengan baik dan benar, agar

dapat memperoleh hasil servis yang baik. Adapun pelaksanaan teknik servis atas

sebagai berikut:

1) Sikap permulaan: Ambil sikap berdiri dengan kaki kiri berada lebih ke depan daripada kaki kanan dan kedua lutut ditekuk. Tangan kiri dan tangan kanan bersama-sama memegang bola. Tangan kiri menyangga bola sedang tangan kanan memegang bagian atas bola. Bola dilambungkan dengan tangan kiri ke atas sampai ketinggian kurang lebih setengah meter di atas kepala. Tangan kanan segera ditarik ke belakang atas kepala, dengan telapak kanan menghadap ke depan.

2) Sikap saat perkenaan: Setelah tangan kanan berada di atas belakang kepala dan bola berada sejangkauan tangan maka segera bola dipukul dengan cara memukul seperti pada smash. Sewaktu akan melakukan servis perhatian harus selalu terpusat pada bola. Lecutan tangan dan lengan sangat diperlukan dalam servis atas, bila perlu dibantu gerakan togok ke arah depan sehingga bola akan memutar lebih banyak. Pada waktu lengan dilecutkan siku jangan samapi ikut tertarik ke bawah.

3) Sikap akhir: Setelah memukul bola maka diikuti langkah kaki kanan ke depan dan

terus masuk ke lapangan permainan serta mengabil sikap siap normal.

Berikut ini disajikan ilustrasi rangkaian gerakan servis atas sebagai

berikut:

Page 40: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI …eprints.uns.ac.id/4819/1/209721311201104121.pdf · pengaruh yang signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

38

Gambar 1. Rangkaian Gerakan Servis Atas (Amung Ma’mum & Toto Soebroto, 2001: 63)

5. Pembelajaran Servis Atas Bolavoli dengan Metode Bagian

a. Metode Bagian

Metode bagian merupakan bentuk pembelajaran keterampilan yang

dilakukan secara bagian per bagian dari keterampilan yang dipelajari. Bentuk

keterampilan yang dipelajari dipilah-pilah ke dalam bentuk gerakan yang lebih

mudah dan sederhana. Dalam hal ini Sugiyanto (1996: 67) menyatakan, “Metode

bagian merupakan cara pendekatan dimana mula-mula siswa diarahkan untuk

mempraktekkan sebagian demi sebagian dari keseluruhan rangkaian gerakan, dan

setelah bagian-bagian gerakan dikuasai baru mempraktekkannya secara

keseluruhan”. Menurut Andi Suhendro (1999: 3.56) bahwa, “Metode bagian

adalah satu cara pengorganisasian bahan pelajaran dengan menitik beratkan pada

penyajian elemen-elemen dari bahan pelajaran”.

Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, metode

bagian merupakan cara mengajar suatu keterampilan olahraga yang dalam

pelaksanaannya dilakukan bagian per bagian dan setelah bagian-bagian tersebut

dikuasai kemudian dilakukan secara keseluruhan.

Metode bagian pada umumnya diterapkan untuk mempelajari jenis

keterampilan yang cukup sulit atau kompleks. Harsono (1988: 142) menyatakan,

“Pada umumnya guru mengajarkan suatu teknik dengan part method, hal ini

disebabkan karena: (1) siswa belum banyak tahu mengenai cara melaksanakan

teknik atau keterampilan, (2) agar siswa melakukan teknik sesuai dengan

Page 41: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI …eprints.uns.ac.id/4819/1/209721311201104121.pdf · pengaruh yang signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

38

keinginan guru”. Menurut Rusli Lutan (1988: 411) bahwa, “Metode bagian atau

parsial dapat diterapkan jika struktur gerak agak kompleks, sehingga

kemungkinan untuk memperoleh hasil belajar yang maksimum akan diperoleh

jika komponen-komponen gerak dilatih”. Sedangkan Sugiyanto (1996: 67)

berpendapat, “Yang terpenting untuk dipertimbangkan dalam penerapan metode

bagian atau keseluruhan adalah mengenai sifat dari gerakan yang dipelajari yaitu

dalam hal tingkat kerumitan organisasi dan tingkat kompleksitas gerakan”.

Berdasarkan tiga pendapat tersebut menunjukkan bahwa, metode bagian

diterapkan terutama untuk siswa pemula dan belum mengetahui keterampilan

yang dipelajari. Di samping itu juga, metode bagian diterapkan untuk mempelajari

keterampilan yang sulit dan kompleks. Suatu keterampilan akan dikuasai dengan

baik, jika tiap-tiap bagian dipelajari secara teratur dan sistematis.

b. Pelaksanaan Pembelajaran Servis Atas Bolavoli dengan Metode Bagian

Metode mengajar bagian merupakan bentuk pembelajaran suatu

keterampilan yang dilakukan dengan memilah-milah dari gerakan keterampilan

yang dipelajari. Berdasarkan pengertian metode bagian, maka pembelajaran servis

atas bolavoli dengan metode bagian yaitu, dari keseluruhan rangkaian gerakan

teknik servis atas bolavoli dipilah-pilah bagian per bagian. Bagian-bagian teknik

servis atas meliputi sikap permulaan, gerakan pelaksanaan dan gerak lanjut.

Setelah bagian-bagian tersebut dikuasai, kemudian digabungkan secara

keseluruhan.

Pelaksanaannya pembelajaran servis atas bolavoli dengan metode bagian

yaitu, guru menerangkan teknik pelaksanaan gerakan servis atas bolavoli dari

sikap permulaan, gerakan pelaksanaan dan gerak lanjut. Untuk selanjutnya guru

mendemonstrasikan gerakan servis atas bolavoli. Pembelajaran servis atas

bolavoli dalam penelitian ini dilakukan dari cara memilah-milah teknik gerakan

servis atas yaitu dari: sikap servis atas, cara melambungkan bola, gerakan lengan

akan memukul bola, gerakan memukul bola dan gerak lanjut. Dari bagian-bagian

pembelajaran servis atas tersebut, secara terpisah dipelajari bagian per bagian dari

cara yang sederhana atau mudah misalnya, gerakan tanpa bola, gerakan dengan

Page 42: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI …eprints.uns.ac.id/4819/1/209721311201104121.pdf · pengaruh yang signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

38

bola dan selanjutnya bagian-bagian teknik servis atas digabungkan secara

keseluruhan.

Penekanan pembelajaran servis atas dengan metode bagian yaitu: bagian-

bagian teknik gerakan servis atas harus dikuasai, setelah bagian pertama telah

dikuasai, kemudian dilanjutkan pada bagian berikutnya, demikian seterusnya

hingga keseluruhan teknik servis atas dikuasai dengan baik. Setelah semua

bagian-bagian teknik gerakan servis atas dikuasai, kemudian dirangkaikan secara

keseluruhan.

c. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Servis Atas Bolavoli dengan

Metode Bagian

Perlu disadari bahwa setiap metode pembelajaran memiliki kelebihan dan

kelemahan. Ditinjau dari pelaksanaan pembelajaran servis atas bolavoli dengan

metode bagian dapat diidentifikasi kelebihan dan kelemahannya. Kelebihan

pembelajaran servis atas bolavoli dengan metode bagian antara lain:

1) Siswa dapat menguasai bagian-bagian teknik gerakan servis atas dengan baik

dan benar.

2) Siswa dapat terhindar dari kesalahan teknik, karena masing-masing teknik

servis atas harus dikuasai baru ditingkatkan.

3) Siswa dapat memperagakan teknik servis atas bolavoli secara keseluruhan

dengan baik dan benar.

Di samping kelebihan tersebut, metode pembelajaran servis atas dengan

metode bagian juga memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan pembelajaran

servis atas bolavoli dengan metode bagian antara lain:

1) Dibutuhkan waktu yang lebih lama, jika tiap-tiap bagian teknik sulit

dimengerti dan dikuasai siswa.

2) Untuk mempelajari bagian teknik atau gerakan berikutnya terlebih dahulu

bagian sebelumnya betul-betul telah dikuasai.

Page 43: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI …eprints.uns.ac.id/4819/1/209721311201104121.pdf · pengaruh yang signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

38

6. Pembelajaran Servis Atas Bolavoli dengan Metode Keseluruhan

a. Metode Keseluruhan

Metode keseluruhan merupakan bentuk pembelajaran suatu keterampilan

yang pelaksanaannya dilakukan secara utuh dari keterampilan yang dipelajari.

Berkaitan dengan metode keseluruhan Sugiyanto (1996: 67) menyatakan,

“Metode keseluruhan adalah cara pendekatan dimana sejak awal pelajar diarahkan

untuk mempraktekkan keseluruhan rangkaian gerakan yang dipelajari”. Menurut

Andi Suhendro (1999: 3.56) bahwa, “Metode keseluruhan adalah metode yang

menitik beratkan kepada keutuhan dari bahan pelajaran yang ingin disampaikan”.

Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, metode

keseluruhan merupakan cara mengajar yang menitik beratkan pada keutuhan dari

keterampilan yang dipelajari. Dalam metode keseluruhan, siswa dituntut

melakukan gerakan keterampilan yang dipelajari secara keseluruhan tanpa

memilah-milah bagian-bagian dari keterampilan yang dipelajari. Metode

keseluruhan pada umumnya diterapkan untuk mempelajari suatu keterampilan

yang sederhana. Seperti dikemukakan Harsono (1988: 142) bahwa, “Apabila

keterampilan olahraga yang diajarkan itu sifatnya sederhana dan mudah

dimengerti maka keterampilan tersebut sebaiknya diajarkan secara keseluruhan,

dan setiap teknik bagian hanya dilatih secara khusus apabila siswa atau subyek

selalu membuat kesalahan pada teknik bagian tersebut”. Sedangkan Rusli Lutan

(1988: 411) menyatakan, “Metode keseluruhan memberikan keuntungan

maksimal jika yang dipelajari ialah gerakan yang sederhana”.

Metode keseluruhan pada dasarnya sangat cocok untuk mempelajari

keterampilan yang sederhana. Namun demikian, apabila pada bagian-bagian

tertentu terdapat kompleksitas atau gerakan yang sulit, maka dapat diajarkan

secara khusus apabila siswa seringkali melakukan kesalahan.

Page 44: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI …eprints.uns.ac.id/4819/1/209721311201104121.pdf · pengaruh yang signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

38

b. Pelaksanaan Pembelajaran Servis Atas Bolavoli dengan Metode

Keseluruhan

Pelaksanaan pembelajaran servis atas bolavoli secara keseluruhan yaitu,

pertama-tama dijelaskan teknik gerakan servis atas bolavoli yang meliputi sikap

permulaan, gerakan pelaksanaan dan gerak lanjut. Bagian-bagian teknik gerakan

servis atas dijelaskan secara terperinci dan didemonstrasikan yaitu dari sikap

permulaan, gerakan pelaksanaan dan gerak lanjut. Apabila siswa telah jelas dan

mengerti teknik gerakan servis atas bolavoli secara keseluruhan, kemudian siswa

mempraktikkan sesuai dengan contoh.

Dalam pelaksanaan pembelajaran servis atas bolavoli tentunya akan

dijumpai kesalahan. Jika dalam pelaksanaan pembelajaran servis atas bolavoli

terjadi kesalahan, maka guru berkewajiban membetulkan kesalahan tersebut.

Kesalahan yang sering dilakukan siswa harus diberikan penekanan secara khusus

agar siswa betul-betul memahami dan tidak mengulang kesalahan tersebut.

Setelah kesalahan tersebut dibenarkan, selanjutnya siswa melakukan gerakan

secara keseluruhan dengan tidak mengulangi kesalahan lagi.

c. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Servis Atas Bolavoli dengan

Metode Keseluruhan

Metode keseluruhan merupakan cara pembelajaran yang mengutamakan

keutuhan dari keterampilan yang dipelajari. Siswa memperagakan gerakan servis

atas bolavoli secara utuh dan dilakukan secara berulang-ulang. Berdasarkan

pelaksanaan pembelajaran servis atas bolavoli dengan metode keseluruhan dapat

diidentifikasi kelebihan dan kelemahannya. Kelebihan pembelajaran servis atas

bolavoli dengan metode keseluruhan antara lain:

1) Dapat menghemat waktu, jika siswa lebih mudah dan cepat menyesuaikan diri

dengan metode keseluruhan.

2) Siswa lebih jelas menerima konsep gerakan yang diajarkan secara jelas,

bermakna dan logis mengenai keseluruhan gerakan servis atas bolavoli.

3) Siswa dapat secara langsung melakukan gerakan servis atas bolavoli secara

keseluruhan.

Page 45: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI …eprints.uns.ac.id/4819/1/209721311201104121.pdf · pengaruh yang signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

38

Sedangkan kelemahan pembelajaran servis atas bolavoli dengan metode

keseluruhan antara lain:

1) Bagi siswa yang baru pertama kali belajar permainan bolavoli (servis atas)

akan mengalami kesulitan dalam melakukan gerakan servis atas karena

gerakan servis atas bolavoli cukup sulit dan kompleks.

2) Siswa akan sering melakukan kesalahan teknik, sehingga gerakan servis atas

bolavoli tidak sesuai seperti yang diharapkan.

3) Guru akan lebih sering membetulkan teknik yang salah, sehingga

pembelajaran akan sering berhenti dan tujuan latihan lebih lama tercapai.

7. Koordinasi

a. Koordinasi Mata-Tangan

Koordinasi pada prinsipnya merupakan pengaturan syaraf-syaraf pusat dan

tepi secara harmonis dalam menggabungkan gerakan-gerakan otot synergis dan

antagonis secara selaras. Koordinasi adalah suatu kemampuan biomotorik yang

sangat kompleks. Karakteristik koordinasi sangat unik. Koordinasi memainkan

peranan yang khusus terhadap mobilitas fisik. Koordinasi bukan merupakan

kemampuan fisik tunggal, tetapi tersusun dari beberapa unsur fisik yang saling

berinteraksi satu sama lainnya. Berkaitan dengan koordinasi Harsono (1988: 219)

menyatakan “Koordinasi sangat erat hubungannya dengan kecepatan, kekuatan,

daya tahan dan fleksibilitas”. Menurut Suharno HP. (1993: 61) bahwa,

“Koordinasi adalah kemampuan atlet untuk merangkaikan beberapa gerak

menjadi satu gerak yang utuh dan selaras”. Sedangkan M. Sajoto (1995: 9)

berpendapat, “Koordinasi adalah kemampuan seseorang mengintegrasikan

bermacam-macam gerakan yang berbeda ke dalam pola gerakan tunggal secara

efektif”.

Berdasarkan tiga pendapat tersebut menunjukkan bahwa, koordinasi

menyatakan hubungan harmonis berbagai faktor yang terjadi pada suatu gerakan.

Berdasarkan pengertian koordinasi dari tiga ahli tersebut dapat disimpulkan

koordinasi mata-tangan merupakan kemampuan mata untuk mengintegrasikan

Page 46: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI …eprints.uns.ac.id/4819/1/209721311201104121.pdf · pengaruh yang signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

38

rangsangan yang diterima dan tangan sebagai fungsi penggerak untu melakukan

gerakan sesuai yang diinginkan. Seperti dikemukakan Sadoso Sumosardjuno

(1994: 125) bahwa, “Koordinasi mata-tangan adalah suatu integrasi antara mata

sebagai pemegang fungsi utama, dan tangan sebagai pemegang fungsi yang

melakukan suatu gerakan tertentu”.

Koordinasi mata-tangan pada umumnya sangat dibutuhkan dalam cabang

olahraga permainan, dimana dalam cabang olahraga permainan membutuhkan

integrasi mata dan tangan dalam memainkannya. Dalam kaitannya dengan

penelitian ini mata sebagai pemegang fungsi utama yaitu melihat bola, melihat

sasaran dan tangan sebagai pemegang fungsi yang melakukan suatu gerakan yaitu

memukul bola. Kemampuan mengintegrasikan antara mata dan tangan dengan

baik dan harmonis, maka gerakan servis atas bolavoli dapat dilakukan dengan

baik sesuai seperti yang diharapkan.

b. Kegunaan Koordinasi

Gerakan-gerakan dalam permainan bolavoli sangat kompleks dan

bervariasi. Pemain selalu dituntut untuk mengintegrasikan berbagai macam

gerakan ke dalam satu rangkaian gerakan yang utuh dan serasi. Untuk dapat

tampil dengan baik dalam suatu permainan atau pertandingan, dibutuhkan

koordinasi gerak yang baik. Koordinasi gerak yang baik akan membantu

penampilannya dalam suatu permainan atau pertandingan bolavoli. Dengan

memiliki koordinasi gerak yang baik, maka akan memudahkan dalam

merangkaikan dan mengkoordinasikan gerakan-gerakan yang ganda (simultan)

menjadi lebih baik. Menurut PBVSI (1995: 61) kegunaan koordinasi antara lain:

1) Mengkoordinasikan beberapa gerak agar menjadi satu gerak yang utuh dan serasi.

2) Efisien dan efektif dalam penggunaan tenaga. 3) Untuk menghindari terjadinya cidera. 4) Mempercepat berlatih, menguasai teknik. 5) Dapat untuk memperkaya taktik dalam bertanding. 6) Kesiapan mental atlet lebih mantap untuk menghadapi pertandingan.

Koordinasi sangat penting sekali untuk semua cabang olahraga yang di

dalamnya terdapat berbagai gerak yang kompleks, termasuk permainan bolavoli.

Page 47: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI …eprints.uns.ac.id/4819/1/209721311201104121.pdf · pengaruh yang signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

38

Untuk menunjang pencapaian prestasi bolavoli yang optimal, seorang pemain

harus memiliki koordinasi gerak yang baik. Dangsina Moeloek & Arjatmo

Tjokronegoro (1984:11) menyatakan “Pada gerak yang tidak memiliki koordinasi

baik akan mengakibatkan kerugian, pengeluaran tenaga yang berlebihan,

mengganggu keseimbangan, cepat lelah, kurang tepat sasaran yang diingingkan

bahkan mungkin terjadi cidera”. Hal ini menunjukkan bahwa, jika seseorang

pemain bolavoli tidak memiliki koordinasi yang baik, maka tenaga yang

dikeluarkan tidak efektif dan efisien serta hasil yang dicapai tidak sesuai yang

diharapkan bahkan dapat menimbulkan cidera.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Koordinasi

Koordinasi merupakan kemampuan biomotorik yang di dalamnya terdapat

beberapa unsur kondisi fisik yang saling berkaitan. Sugiyanto dan Sudjarwo

(1992: 227) menyatakan, “Syarat-syarat kualitas koordinasi adalah kualitas

persepsi selama melakukan gerakan, kualitas penyesuaian gerak dalam dimensi

waktu dan jarak, kualitas pemahaman gerak, kualitas pengorganisaian syaraf dan

otot”. Pendapat lain dikemukakan Suharno HP. (1993: 62) bahwa dalam usaha

untuk pencapaian prestasi, koordinasi dipengaruhi oleh “(1) Pengaturan syaraf

pusat dan tepi, hal ini berdasarkan pembawaan atlet dan hasil dari latihan. (2)

Tergantung tonus dan elastisitas dari otot yang melakukan gerakan. (3) Baik dan

tidaknya keseimbangan, kelincahan, dan kelentukan atlet. (4) Baik dan tidaknya

koordinasi kerja syaraf, otot dan indera”.

Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan, faktor yang

mempengaruhi koordinasi sangat kompleks. Kemampuan koordinasi seseorang

dipengaruhi oleh faktor pembawaan dan unsur-unsur kondisi fisik lainnya seperti

kelincahan, kelentukan, keseimbangan, kekuatan, daya tahan. Di samping itu juga,

kualitas koordinasi dipengaruhi kualitas persepsi selama melakukan gerakan,

kualitas penyesuaian gerak dalam dimensi waktu dan jarak serta pengorganisasian

syaraf dan otot sangat menentukan koordinasi. Jika komponen-komponen tersebut

dalam kondisi baik, maka kemampuan koordinasi yang dimiliki juga baik. Dengan

Page 48: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI …eprints.uns.ac.id/4819/1/209721311201104121.pdf · pengaruh yang signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

38

koordinasi yang baik, maka gerakan-gerakan keterampilan atau gerakan yang

ganda dapat dilakukan lebih efektif dan efisien.

d. Peranan Koordinasi Mata-Tangan dengan Kemampuan Servis Atas

Bolavoli

Dalam permainan bolavoli koordinasi mata-tangan mutlak diperlukan

karena dapat mendukung untuk menguasai bola dengan baik. Koordinasi mata-

tangan merupakan dasar untuk mencapai ketrampilan yang tinggi dalam

melakukan atau memainkan teknik dasar bolavoli termasuk servis atas.

Ditinjau dari gerakannya servis atas merupakan suatu ketrampilan yang

memiliki gerakan yang kompleks. Hal ini karena servis merupakan gabungan dari

beberapa gerakan yang harus dikoordinasikan dengan baik dan harmonis. Gerakan

servis atas bila diuraikan terdiri atas memegang bola, melambungkan bola,

memukul bola dan gerak lanjut. Adapun gerakan memukul bola dilakukan dengan

cara mengayun lengan pemukul dan perkenaan telapak tangan dengan bola. Untuk

melakukan beberapa unsur gerakan tersebut secara baik dan harmonis diperlukan

kemampuan koordinasi yang baik. Gerhard. Durrwachter (1990: 45) menyatakan

bahwa, “Pemain harus memilki koordinasi gerak yang tepat antara mengayun dan

melambungkan bola, serta memukul dan gerakan maju ke depan. Kesalahan

dalam mencermati lambungan bola dan ayunan tangan kemudian memukul bola

akan berakibat kegagalan dalam melakukan pukulan servis”.

Pelaksanaan gerakan servis atas memerlukan koordinasi mata-tangan yang

baik. Gerakan servis atas merupakan gerakan menggunakan kecermatan

pandangan (mata) dan keakuratan gerakan tangan. Dalam melakukan gerakan

servis atas seorang pemain dituntut dapat mengkoordinasikan gerakan

melambungkan bola, melihat posisi bola, dan memukul bola dengan tepat serta

berusaha mengarahkan bola pada titik kelemahan lawan. Tanpa memiliki

koordinasi mata-tangan, maka hasil servis yang dilakukan akan sulit mencapai

hasil seperti yang diharapkan.

Page 49: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI …eprints.uns.ac.id/4819/1/209721311201104121.pdf · pengaruh yang signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

38

B. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dikemukakan di atas dapat

diajukan kerangka pemikiran sebagai berikut:

1) Perbedaan Pengaruh Metode Bagian dan Metode Keseluruhan terhadap

Hasil Belajar Servis Atas Bolavoli

Metode bagian dan keseluruhan masing-masing memiliki karakteristik dan

penekanan yang berbeda dalam mempelajari suatu keterampilan. Metode bagian

merupakan bentuk pembelajaran yang pelaksanaannya dilakukan bagian per

bagian dari teknik atau keterampilan yang dipelajari. Metode bagian umumnya

diterapkan untuk mempelajari keterampilan yang cukup sulit atau kompleks.

Sedangkan metode keseluruhan merupakan bentuk pembelajaran yang dilakukan

secara keseluruhan atau utuh dari keterampilan yang dipelajari. Metode

keseluruhan biasanya digunakan untuk mempelajari keterampilan yang mudah

dan sederhana.

Kedua metode pembelajaran tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan

terhadap peningkatan kemampuan servis atas bolavoli. Kelebihan pembelajaran

servis atas bolavoli dengan metode bagian antara lain: siswa dapat menguasai

bagian-bagian teknik gerakan servis atas dengan baik dan benar, siswa dapat

terhindar dari kesalahan teknik, karena masing-masing teknik servis atas harus

dikuasai baru ditingkatkan, siswa dapat memperagakan teknik servis atas bolavoli

secara keseluruhan dengan baik dan benar. Kelemahannya antara lain: waktu yang

lebih lama jika tiap-tiap bagian teknik sulit dimengerti, setiap bagian harus dikuasi

sebelum ditingkatkan ke bagian berikutnya. Sedangkan kelebihan pembelajaran

servis atas bolavoli dengan metode keseluruhan antara lain: menghemat waktu,

siswa lebih jelas menerima konsep gerakan yang diajarkan, siswa secara langsung

melakukan servis atas bolavoli secara keseluruhan. Kelemahan pembelajaran

servis atas bolavoli dengan metode keseluruhan antara lain: bagi siswa yang baru

pertama kali belajar akan mengalami kesulitan melakukan gerakan servis atas,

Page 50: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI …eprints.uns.ac.id/4819/1/209721311201104121.pdf · pengaruh yang signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

38

akan sering melakukan kesalahan teknik, guru akan lebih sering membetulkan

teknik yang salah.

Berdasarkan karakteristik, kelebihan dan kelemahan metode bagian dan

tersebut tentu akan menimbulkan pengaruh yang berbeda. Perlakuan yang berbeda

akan menimbulkan respon yang berbeda pula pada diri pelaku. Dengan demikian

diduga bahwa, metode bagian dan keseluruhan memiliki pengaruh yang berbeda

terhadap peningkatan hasil belajar servis atas dalam permainan bolavoli.

2) Perbedaan antara Koordinasi Mata-Tangan Tinggi dan Rendah terhadap

Hasil Belajar Servis Atas Bolavoli

Servis atas bolavoli memiliki unsur gerakan yang cukup kompleks.

Ditinjau dari gerakannya servis atas merupakan gabungan dari beberapa gerakan

yang harus dikoordinasikan dengan baik dan harmonis. Gerakan servis atas terdiri

atas memegang bola, melambungkan bola, memukul bola dan gerak lanjut. Untuk

melakukan beberapa unsur gerakan tersebut secara baik dan harmonis diperlukan

kemampuan koordinasi yang baik.

Gerakan servis atas merupakan gerakan menggunakan kecermatan

pandangan mata dan keakuratan gerakan tangan. Dalam melakukan gerakan servis

atas seorang pemain dituntut dapat mengkoordinasikan gerakan melambungkan

bola, melihat posisi bola, dan memukul bola dengan tepat serta berusaha

mengarahkan bola pada titik kelemahan lawan. Kemampuan melakukan servis

atas dan menempatkan bola pada sasaran yang diinginkan sangat dipengaruhi oleh

kualitas koordinasi mata-tangan. Hal ini artinya, baik tidaknya koordinasi mata-

tangan yang dimiliki seorang pemain akan berpengaruh pada kualitas servis atas

yang dilakukan.

3) Interaksi Metode Pembelajaran dan Koordinasi Mata-Tangan terhadap

Hasil Belajar Servis Atas Bolavoli

Metode bagian dan keseluruhan merupakan bentuk pembelajaran yang

dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan servis atas bolavoli. Dalam

pelaksanaan pembelajaran servis atas bolavoli dengan metode bagian siswa

Page 51: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI …eprints.uns.ac.id/4819/1/209721311201104121.pdf · pengaruh yang signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

38

dituntut melakukan teknik gerakan servis atas bagian per bagian. Setelah bagian-

bagian teknik gerakan servis atas dikuasai, kemudaian digabungkan atau

dirangkaikan secara keseluruhan. Sedangkan pembelajaran servis atas bolavoli

dengan metode keseluruhan siswa melakukan keterampilan secara keseluruhan

atau utuh dari keterampilan yang dipelajari.

Ditinjau dari pelaksanaan pembelajaran servis atas bolavoli baik dengan

metode bagian maupun keseluruhan, siswa dituntut memiliki koordinasi mata-

tangan yang baik. Hal ini karena, dalam gerakan servis atas bolavoli selalu

membutuhkan kecermatan pandangan dan keakuratan tangan dalam memukul

bola agar gerakan servis atas benar dan tepat pada sasaran yang diinginkan.

Berdasarkan bentuk pembelajaran servis atas bolavoli baik dengan metode bagian

dan keseluruhan, maka pembelajaran servis atas bolavoli dengan metode

keseluruhan dibutuhkan koordinasi mata-tangan yang tinggi. Karena siswa

mempraktikkan gerakan servis atas secara keseluruhan dan mengarahkan ke

daerah permainan lawan. Dengan koordinasi mat-tangan yang tinggi siswa akan

mampu melakukan gerakan servis atas dan mengarahkan bola ke daerah

permainan lawan sesuai yang diinginkan. Sedangkan pembelajaran servis atas

bolavoli dengan metode bagian, keterlibatan koordinasi mata-tangan tidak tinggi.

Karena pembelajaran servis atas bolavoli dilakukan secara bagian perbagian.

Setiap bagian harus dikuasai dengan baik dan benar, selanjutnya ditingkatkan

pada bagian berikutnya. Penekanan dalam metode pembelajaran bagian yaitu

kebenaran teknik servis atas, sehingga tidak membutuhkan koordinasi mata-

tangan yang tinggi. Dengan menguasai bagian-bagian teknik servis atas, maka

siswa akan mampu melakukan servis atas dengan baik dan benar. Dengan

demikian diduga, antara metode pembelajaran dan koordinasi mata-tangan

memiliki interaksi terhadap hasil belajar servis atas bolavoli.

Page 52: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI …eprints.uns.ac.id/4819/1/209721311201104121.pdf · pengaruh yang signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

38

C. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran yang telah

dikemukakan di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Ada perbedaan pengaruh metode pembelajaran bagian dan metode

keseluruhan terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra kelas

VII SMP Negeri 2 Nguter Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010.

2. Ada perbedaan pengaruh antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi

mata-tangan rendah terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa

putra kelas VII SMP Negeri 2 Nguter Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010.

3. Ada interaksi antara metode pembelajaran dan koordinasi mata-tangan

terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra kelas VII SMP

Negeri 2 Nguter Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010.

Page 53: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI …eprints.uns.ac.id/4819/1/209721311201104121.pdf · pengaruh yang signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

38

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di lapangan bolavoli SMP Negeri 2 Nguter

Sukoharjo.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama satu setengah bulan. Pelaksanaan

penelitian direncanakan pada Bulan Februari sampai dengan Bulan Maret 2010.

B. Metode Penelitian

1. Metode Eksperimen

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.

Dasar penggunaan metode ini adalah kegiatan percobaan yang diawali dengan

memberikan perlakuan kepada subjek yang diakhiri dengan suatu bentuk tes guna

mengetahui pengaruh perlakuan yang telah diberikan.

2. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan adalah faktorial 2 X 2. Untuk lebih

jelasnya berikut ini disajikan gambar rancangan penelitian ini sebagai berikut:

Metode Pembelajaran

Koordinasi Mata-Tangan

Metode Bagian

(A1)

Metode Keseluruhan

(A2)

Tinggi (B1) A1B1 A2B1

Rendah (B2) A1B2 A2B2

Keterangan:

A1B1 :Kelompok metode pembelajaran bagian dengan kriteria sampel koordinasimata-tangan tinggi.

Page 54: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI …eprints.uns.ac.id/4819/1/209721311201104121.pdf · pengaruh yang signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

38

A1B2 :Kelompok metode pembelajaran bagian dengan kriteria sampel koordinasi mata-tangan rendah

A2B1 :Kelompok metode pembelajaran keseluruhan dengan kriteria sampel koordinasi mata-tangan tinggi.

A2B2 :Kelompok metode pembelajaran keseluruhan dengan kriteria sampel koordinasi mata-tangan rendah.

C. Variabel Penelitian

1. Jenis Variabel

Dalam peneltian ini terdapat dua variabel bebas (independen) dan satu

variabel terikat (dependen) yaitu:

1) Variabel bebas (independen) dalam penelitian ini yaitu :

a) Variabel manipulatif terdiri atas :

(1) Metode bagian.

(2) Metode keseluruhan.

b) Variabel atributif adalah variabel yang melekat pada diri sampel yang

dibedakan atas :

(1) Koordinasi mata-tangan tinggi

(2) Koordinasi mata-tangan rendah

2) Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar servis atas dalam

permainan bolavoli.

2. Definisi Operasional Variabel

1) Metode Bagian

Metode bagian merupakan belajar suatu keterampilan dengan memilah-

milah gerakan keterampilan yang dipelajari dan setelah bagian-bagian tersebut

dikuasai, kemudian digabungkan secara keseluruhan.

2) Metode Keseluruhan

Metode keseluruhan merupakan cara belajar sutau keterampilan yang

dilakukan secara keseluruhan atau utuh dari gerakan keterampilan yang dipelajari.

Page 55: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI …eprints.uns.ac.id/4819/1/209721311201104121.pdf · pengaruh yang signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

38

3) Koordinasi Mata-Tangan

Kemampuan seseorang dalam mengintegrasikan antara gerakan mata

(pandangan) dimana mata sebagai pemegang fungsi utama dan tangan sebagai

fungsi gerak untuk melakukan gerakan sesuai yang diinginkan.

4) Hasil Belajar Servis Atas Bolavoli

Perubahan kemampuan servis atas bolavoli yang dicapai siswa setelah

memperoleh perlakukan metode bagian dan keseluruhan. Perubahan kemampuan

siswa dapat dilihat atau diukur melaui tes servis atas bolavoli dengan

membandingkan hasil tes awal (sebelum diberi perlakuan) dengan tes akhir

(setelah diberi perlakuan).

E. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 2 Nguter

Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010 berjumlah 100 orang terbagi atas

lima kelas.

2. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah stratified random

sampling yaitu dengan mengklasifikasikan sampel atas koordinasi mata-tangan

melalui tes koordinasi mata-tangan dengan lempar tangkap bola tenis. Dari hasil

tes koordinasi mata-tangan kemudian direngking dari nilai tertinggi sampai nilai

terendah dan diklasifikasikan menjadi tiga yaitu koordinasi mata-tangan tinggi,

sedang dan rendah. Setelah diketahui koordinasi mata-tangan tinggi, koordinasi

mata-tangan dengan dan koordinasi mata-tangan rendah, kemudian diambil 20

siswa dengan kategori koordinasi mata-tangan tinggi dan 20 siswa dengan

kategori koordinasi mata-tangan rendah. Sedangkan siswa dengan klasifikasi

koordinasi mata-tangan sedang tidak dijadikan sampel. Selanjutnya dari 40 siswa

yang terpilih dikelompokkan menjadi 4 kelompok sesuai rancangan faktorial 2 X

2. Teknik pengelompokkan sampel dengan cara ordinal pairing.

Page 56: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI …eprints.uns.ac.id/4819/1/209721311201104121.pdf · pengaruh yang signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

38

F. Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini diperoleh melalui tes dan pengukuran. Tes dan

pengukuran dalam penelitian ini meliputi:

1. Tes dan pengukuran Untuk mengukur koordinasi mata-tangan dengan lempar

tangkap bola tenis dari Ismaryati (2006: 54-55).

2. Tes keterampilan servis atas bolavoli dari Pusat Pengembangan Kualitas

Jasmani (2003: 11-12). Petunjuk pelaksanan tes terlampir.

G. Teknik Analisis Data

1. Mencari Reliabilitas

Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan korelasi interklas,

dengan rumus sebagai berikut:

MSA – MSW

R = MSA

Keterangan:

R = Koefisien reliabilitas

MSA = Jumlah rata-rata dalam kelompok

MSW = Jumlah rata-rata antar kelompok

2. Uji Prasyarat Analisis

Uji prasyarat analisis dalam penelitian ini meliputi uji normalitas dan uji

homogenitas. Adapun langkah masing-masing uji prasyarat tersebut sebagai

berikut:

a. Uji Normalitas (Metode Lilliefors)

Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui apakah sampel

penelitian ini berasal dari populasi yang normal atau tidak.

Langkah-langkah :

1) Pengamatan X1,X2,X3,………….Xn dijadikan bilangan baku

Z1,Z2,Z3,………..Zn, dengan menggunakan rumus :

Page 57: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI …eprints.uns.ac.id/4819/1/209721311201104121.pdf · pengaruh yang signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

38

Zi = { Xi – X }/ SD, dengan X dan SD berturut-turut merupakan rata-rata dan simpangan baku.

2) Data dari sampel tersebut kemudian diurutkan dari skor terendah sampai skor

tertinggi.

3) Untuk tiap bilangan baku ini dan dengan menggunakan daftar distribusi

normal baku kemudian dihitung peluang F(Zi) = P(Z < Zi).

4) Menghitung perbandingan antara nomor subyek I dengan subyek n yaitu :

S(Zi) = i/n.

5) Mencari selisih antara F(Zi) – S(Zi), dan ditentukan harga mutlaknya.

6) Menentukan harga terbesar dari harga mutlak diambil sebagai Lo.

Rumusnya : Lo = | F(Zi) – S(Zi) | maksimum.

Kreteria :

Lo < Ltab : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Lo > Ltab : Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas ( Metode Bartlet ) Uji Homogenitas dilakukan dengan Uji Bartlet. Langkah-langkah

pengujiannya sebagai berikut :

1) Membuat tabel perhitungan yang terdiri dari kolom – kolom kelompok sample

: dk (n-1), 1/dk, Sdi2, dan (dk) log Sdi2.

2) Menghitung varians gabungan dari semua sample.

Rumusnya :

11...............1 2

2

n

SdnSD i

12 nSdLogB i

3) Menghitung X2

Rumusnya : X2 = (Ln) B-(n-1) Log Sdi 1………(2)

Dengan (Ln 10) = 2,3026

Hasilnya ( X2 hitung ) kemudian dibandingkan dengan ( X2 tabel ), pada taraf signifikansi = 0,05 dan dk (n-1).

Page 58: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI …eprints.uns.ac.id/4819/1/209721311201104121.pdf · pengaruh yang signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

38

4) Apabila X2 hitung < X2 tabel, maka Ho diterima.

Artinya varians sampel bersifat homogen. Sebaliknya apabila X2 hitung > X2

tabel, maka Ho ditolak. Artinya varians sampel bersifat tidak homogen.

2. Pengujian Hipotesis

Langkah-langkah pengujian hipotesis anava faktorial 2 x 2 sebagai berikut:

a. ANAVA Rancangan Faktorial 2 x 2 1) Metode AB untuk perhitungan ANAVA dua Faktor

Tabel 1. Ringkasan ANAVA untuk Eksperimen faktorial 2 x 2

Sumber Variasi

dk JK RJK Fo

Rata – rata perlakuan

A B AB

1

a-1

b-1

(a-1) (b-1)

Ry

Ay

By

ABy

R

A

B

AB

A/E

B/E

AB/E

Kekeliruan ab(n-1) Ey E

Keterangan :

A = Taraf factorial A N = Jumlah sampel

B = Taraf factorial B

Langkah- langkah perhitungan :

a) 2

11

2ij

b

j

a

i

b) abn

R

b

j

a

iy

11

c) yij

b

j

a

i

RJJab

2

11

d) yi

a

iy Rbn

/2

1

Page 59: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI …eprints.uns.ac.id/4819/1/209721311201104121.pdf · pengaruh yang signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

38

e) yi

b

jy Ran

/2

1

f) yyaby Jb

g) )(2yyyyy R

2) Kreteria Pengujian Hipotesis

Jika 211 VVFF , maka hipotesis nol ditolak.

Jika 211 VVFF , maka hipotesis nol di terima dengan : dk pembilang

1iV dan dk penyebut knknV .............12 = taraf siknifikan untuk pengujian hipotesis.

Keterangan :

Y2: Jumlah kuadrat data

Ry: Rata-rata peningkatan karena perlakuan

Ay:Jumlah peningkatan pada kelompok berdasarkan metode pembelajaran bagian dan metode pembelajaran keseluruhan

By:Jumlah peningkatan berdasarkan koordinasi mata-tangan

Aby:Selisih antara jumlah peningkatan data keseluruhan dan jumlah peningkatan kelompok perlakuan dan koordinasi mata-tangan

Jab:Selisih jumlah kuadrat data dan rata-rata peningkatan perlakuan.

b. Uji Rentang Newman – Keuls setelah ANAVA Menurut Sudjana (1994: 36) langkah-langkah untuk melakukan uji

Newman –Keuls adalah sebagai berikut :

1) Susun k buah rata-rata perlakuan menurut urutan nilainya dari yang terkecil

sampai yang terbesar.

2) Dari rangkaian ANAVA, diambil harga RJK disertai dk-nya.

Page 60: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI …eprints.uns.ac.id/4819/1/209721311201104121.pdf · pengaruh yang signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

38

3) Hitung kekeliruan buku rata-rata untuk setiap perlakuan dengan rumus:

N

KekeliruanRJKS Ey RJK (Kekeliruan) juga didapat dari hasil

rangkuman ANAVA.

4) Tentukan taraf siknifikan , lalu gunakan daftar rentang student. Untuk uji

Newman – Keuls, diambil V = dk dari RJK ( Kekeliruan ) dan P = 2,3…,k.

Harga – harga yang didapat dari bagian daftar sebanyak (k-1) untuk V dan P

supaya dicatat.

5) Kalikan harga yang didapat di titik…….. di atas masing – masing yS dengan

jalan demikian diperoleh apa yang dinamakan rentang siknifikan terkecil

(RST).

6) Bandingkan selisih rata – rata terkecil dengan RST untuk mencari P-k selisih

rata – rata terbesar dan rata – rata terkecil kedua dengan RST untuk P = (k-

1), dan seterusnya. Demikian halnya perbandingan selisih rata – rata terbesar

kedua rata – rata terkecil dengan RTS untuk P = (k-1), selisih rata-rata

terbesar kedua dan selisih rata-rata terkecil kedua dengan RST untuk P = (k-

2), dan seterusnya. Dengan jalan begitu semua akan ada 12/1 kK pasangan

yang harus dibandingkan. Jika selisih – selisih yang didapat lebih besar dari

pada RST-nya masing – masing maka disimpulkan bahwa terdapat perbedaan

yang siknifikan antara rata – rata perlakuan.

c. Hipotesa Statistik

Hipotesa 1 210 H

21 AH

Hipotesa 2 210 H

21 AH

Page 61: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI …eprints.uns.ac.id/4819/1/209721311201104121.pdf · pengaruh yang signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

38

Hipotesa 3 00 InteraksiH

0 InteraksiH A

Keterangan

= Nilai rata – rata

A1 = Metode pembelajaran bagian

A2 = Metode pembelajaran keseluruhan

B1 = Koordinasi mata-tangan tinggi

B2 = Koordinasi mata-tangan rendah

Page 62: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI …eprints.uns.ac.id/4819/1/209721311201104121.pdf · pengaruh yang signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

38

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Tujuan penelitian dapat dicapai melalui pengambilan data terhadap

sampel yang telah ditentukan. Data yang dikumpulkan terdiri dari data tes awal

secara keseluruhan, kemudian dikelompokkan menjadi empat sesuai rancangan

factorial 2 X 2. Rangkuman hasil analisis data secara keseluruhan disajikan dalam

bentuk tabel.

A. Deskripsi Data

Deskripsi hasil analisis data hasil belajar servis atas bolavoli siswa putra

kelas VII SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010

sesuai dengan kelompok yang dibandingkan, disajikan dalam bentuk tabel sebagai

berikut:

Tabel 2. Ringkasan Angka-Angka Statistik Deskriptif Data Hasil Belajar Servis Atas Bolavoli Menurut Kelompok Penelitian.

Perlakuan KMT Statistik Tes Awal Tes Akhir Peningkatan

A1

Tinggi (B1)

Jumlah 62 118 56 Mean 6.20 11.80 5.60 SD 4.21 4.21 2.17

Rendah (B2)

Jumlah 102 127 25.00 Mean 10.20 12.70 2.50 SD 5.14 5.08 0.97

A2

Tinggi (B1)

Jumlah 108 132 24 Mean 10.80 13.20 2.40 SD 5.05 4.57 0.97

Rendah (B2)

Jumlah 67 101 34 Mean 6.70 10.10 3.40 SD 5.23 5.15 0.97

1. Jika antara kelompok siswa yang mendapat perlakuan metode pembelajaran

bagian dan keseluruhan dibandingkan, maka dapat diketahui bahwa kelompok

metode pembelajaran bagian lebih besar 1.15 daripada kelompok metode

keseluruhan.

Page 63: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI …eprints.uns.ac.id/4819/1/209721311201104121.pdf · pengaruh yang signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

38

2. Jika antara kelompok siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi dan

yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah dibandingkan, dapat diketahui

bahwa kelompok siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi sebesar

1.005 lebih besar dari kelompok siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan

rendah.

Untuk mengetahui gambaran menyeluruh dari nilai rata-rata hasil peningkatan

hasil belajar servis atas bolavoli sebelum dan sesudah diberi perlakuan disajikan

dalam bentuk grafik sebagai berikut:

8.2 8.75 8.5 8.45

12.25 11.6512.5

11.4

4.052.9

42.95

02468

101214

A1 A2 B1 B2

T.awal

T.akhir

Pn

Keterangan : A1 : Metode Bagian A2 : Metode Keseluruhan B1 : Koordinasimata-tangan tinggi B2 : Koordinasi mata-tangan rendah

Gambar 2. Grafik Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Servis Atas Bolavoli Berdasarkan Tiap Kelompok Perlakuan dan Tingkat Koordinasi Mata-tangan

3. Agar nilai-nilai rata-rata peningkatan hasil belajar servis atas bolavoli yang

dicapai tiap kelompok perlakuan mudah dipahami, maka nilai peningkatan

hasil belajar servis atas bolavoli pada tiap kelompok perlakuan disajikan

dalam bentuk grafik sebagai berikut:

Page 64: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI …eprints.uns.ac.id/4819/1/209721311201104121.pdf · pengaruh yang signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

38

5.6

2.5 2.4

3.4

0

1

2

3

4

5

6

A1B1 (1) A2B1 (3) A1B2 (2) A2B2 (4)

Gambar 3. Grafik Nilai Rata-Rata Peningkatan Hasil Belajar Servis Atas

Bolavoli antara Kelompok Perlakuan Keterangan:

A1B1 :Kelompok metode pembelajaran bagian dengan kriteria sampel koordinasimata-tangan tinggi.

A1B2 :Kelompok metode pembelajaran bagian dengan kriteria sampel koordinasi mata-tangan rendah

A2B1 :Kelompok metode pembelajaran keseluruhan dengan kriteria sampel koordinasi mata-tangan tinggi.

A2B2 :Kelompok metode pembelajaran keseluruhan dengan kriteria sampel koordinasi mata-tangan rendah.

B. Mencari Reliabilitas

Tingkat reliabilitas hasil tes awal dan tes akhir hasil belajar servis atas

bolavoli diketahui melalui uji reliabilitas. Hasil uji reliabilitas tes awal dan tes

akhir hasil belajar servis atas bolavoli dalam penelitian sebagai berikut:

Tabel 3. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data Tes Awal dan Tes Akhir

Hasil Tes Reliabilitas Kategori

Tes awal servis atas bolavoli

Tes akhir servis atas bolavoli

0.8003

0.7612

Tinggi

Cukup

Page 65: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI …eprints.uns.ac.id/4819/1/209721311201104121.pdf · pengaruh yang signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

38

Adapun dalam mengartikan kategori koefisien reliabilita tes tersebut,

menggunakan pedoman tabel koefisien korelasi dari Book Walter seperti dikutip

Mulyono B.(1992: 15) sebagai berikut:

Tabel 4. Range Kategori Reliabilitas

Kategori Validitas Reliabilitas Obyektivitas

Tinggi sekali

Tinggi

Cukup

Kurang

Tidak signifikan

0,80 – 1,0

0,70 – 0,79

0,50 – 0,69

0,30 – 0,49

0,00 – 0,29

0,90 – 1,0

0,80 – 0,89

0,60 – 0,79

0,40 – 0,59

0,00 – 0,39

0,95 – 1,0

0,85 – 0,94

0,70 – 0,84

0,50 – 0,69

0,00 – 0,49

C. Uji Prasyarat Analisis

1. Uji Normalitas

Sebelum dilakukan analisis data perlu diuji distribusi kenormalannya. Uji

normalitas data dalam penelitian ini menggunakan metode Lilliefors. Hasil uji

normalitas data yang dilakukan pada tiap kelompok sebagai berikut:

Tabel 5. Hasil Uji Normalitas dengan Lilliefors.

Kelompok N Prob Lo Lt Kesimpulan

A1B1

A1B2

A2B1

A2B2

10

10

10

10

0,05

0,05

0,05

0,05

0.1994

0.1332

0.1685

0.2156

0,258

0,258

0,258

0,258

Distribusi normal

Distribusi normal

Distribusi normal

Distribusi normal

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa Lo < Lt. Hal ini

menunjukkan bahwa sampel yang terambil berasal dari populasi yang

berdistribusi normal. Dengan demikian persyaratan normalitas data telah

terpenuhi. Rincian dan prosedur uji normalitas dapat dilihat pada lampiran.

Page 66: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI …eprints.uns.ac.id/4819/1/209721311201104121.pdf · pengaruh yang signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

38

2. Uji Homogenitas

Dengan data yang sama, setelah dianalisis menggunakan uji bartlet, maka

diperoleh hasil pengujian homogenitas seperti tabel berikut:

Tabel 6. Hasil Uji Homogenitas dengan Uji Bartlet.

Kelompok Ni S2 X2hit X2

tabel Kesimpulan

4 10 48.202 3.280 7.81 Homogen

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui X2

hit lebih kecil dari pada X2tabel.

Hal ini menunjukkan bahwa sampel penelitian bersifat homogen. Dengan

demikian persyaratan homogenitas juga dipenuhi. Mengenai rincian dan prosedur

analisis uji homogenitas varians dapat diperiksa pada lampiran.

D. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis berdasarkan pada hasil analisis data dan interprestasi

analisis varians. Uji rentang newman keuls ditempuh sebagai langkah uji rerata

setelah anava. Bila anava menghasilkan kesimpulan tentang perbedaan pengaruh

kelompok yang dibandingkan, maka uji rentang newman keuls dimaksudkan

untuk mengetahui pengaruh kelompok mana yang lebih baik.

Berkenaan dengan hasil analisis dan uji rentang newman keuls, ada

beberapa hipotesis yang harus diuji. Hasil analisis data dapat dilihat seperti tabel

berikut ini:

Tabel 7. Ringkasan Nilai Rerata Hasil Belajar Servis Atas Bolavoli Berdasarkan Metode Pembelajaran dan Tingkat Koordiansi Mata-Tangan Sebelum dan Sesudah Diberi Perlakuan.

Variabel penelitian Rerata

A1

A2

B1 B2 B1 B2 Sebelum Sesudah

6.20 11.80

10.20 12.70

10.80 13.20

67 101

Peningkatan 5.60 2.50 2.40 34

Page 67: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI …eprints.uns.ac.id/4819/1/209721311201104121.pdf · pengaruh yang signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

38

Tabel 8. Ringkasan Keseluruhan Hasil Analisis Varians Dua Faktor

Sumber Varians dk Jk RJk Fo Ft

rerata lat 1 483.025 483.025 A 1 11.025 11.025 5.863* 4.11 B 1 13.225 13.225 7.032* AB 1 42.025 42.025 22.347* Kekeliruan 36 67.700 1.881 617.000

Keterangan :

A : Kelompok metode pembelajaran bagian dan keseluruhan

B : Kelompok siswa berdasarkan tinggi-rendahnya koordinasi mata-tangan

AB : Interaksi antara metode pembelajaran dengan tinggi-rendahnya

koordinasimata-tangan

Tabel 9. Ringkasan Hasil Uji Rentang Newman Keuls.

KP Rerata A2B2 A2B1 A1B2 A1B1 1.30 2.40 2.70 5.20

A2B2 1.30 1.10 1.40 3.90 A2B1 2.40 0.3 2.80 A1B2 2.70 2.50 A1B1 5.20

Keterangan:

A1B1 :Kelompok metode pembelajaran bagian dengan kriteria sampel koordinasimata-tangan tinggi.

A1B2 :Kelompok metode pembelajaran bagian dengan kriteria sampel koordinasi mata-tangan rendah

A2B1 :Kelompok metode pembelajaran keseluruhan dengan kriteria sampel koordinasi mata-tangan tinggi.

A2B2 :Kelompok metode pembelajaran

1. Pengujian Hipotesis Pertama

Metode pembelajaran bagian dan keseluruhan dari hasil penelitian

menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan terhadap peningkatan hasil

belajar servis atas bolavoli pada siswa putra kelas VII SMP Negeri 2 Nguter

Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010. Dari hasil penghitungan yang

Page 68: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI …eprints.uns.ac.id/4819/1/209721311201104121.pdf · pengaruh yang signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

38

telah dilakukan diperoleh nilai F0 = 5.863 lebih besar dari Ft = 4,11 ( F0 > Ft )

pada taraf signifikansi 5%. Ini berarti hipotesis nol (H0) ditolak. Hasil ini

menunjukkan, metode pembelajaran bagian dan keseluruhan terdapat perbedaan

yang signifikan terhadap peningkatan hasil belajar servis atas bolavoli.

2. Pengujian Hipotesis Kedua

Berdasarkan tingkat koordinasi mata-tangan yang dimiliki siswa putra

kelas VIII SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010

hasil penelitian ini menunjukkan ada perbedaan yang signifikan terhadap hasil

belajar servis atas bolavoli. Dari hasil penghitungan yang telah dilakukan

diperoleh nilai F0 = 7.032 lebih besar dari Ft = 4,11 ( F0 > Ft ) pada taraf

signifikansi 5%. Ini artinya hipotesis nol (H0) ditolak. Hasil ini menunjukkan

antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi mata-tangan rendah terdapat

perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar servis atas bolavoli.

3. Pengujian Hipotesis Ketiga

Interaksi faktor utama penelitian dalam bentuk interaksi dua faktor

menunjukkan ada interaksi antara metode pembelajaran dan koordinasi mata-

tangan. Dari hasil penghitungan diperoleh nilai F0 = 22.347 ternyata lebih besar

dari Ft = 4,11 ( F0 > Ft ) pada taraf signifikansi 5% sehingga H0 ditolak. Dengan

demikian dapat disimpulkan, metode pembelajaran dan koordiansi mata-tangan

terdapat interaksi terhadap peningkatan hasil belajar servis atas bolavoli.

E. Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan hasil penelitian ini memberikan penafsiran lebih lanjut

mengenai hasil-hasil analisis data yang telah dikemukakan sebelumnya.

Berdasarkan pengujian hipotesis telah menghasilkan tiga simpulan yaitu: (1) ada

perbedaan pengaruh yang signifikan antara metode pembelajaran bagian dan

keseluruhan terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra kelas VII

SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010. (2) ada

Page 69: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI …eprints.uns.ac.id/4819/1/209721311201104121.pdf · pengaruh yang signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

38

perbedaan yang signifikan antara koordiansi mata-tangan tinggi dan koordinasi

mata-tangan rendah terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra

kelas VII SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010.

(3) ada interaksi antara metode pembelajaran dan kootrdiansi mata-tangan

terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra kelas VII SMP Negeri

2 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010. Simpulan analisis

tersebut dapat dipaparkan secara rinci sebagai berikut:

1. Perbedaan Pengaruh Metode Pembelajaran Bagian dan Keseluruhan

terhadap Hasil Belajar Servis Atas Bolavoli

Berdasarkan pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa, ada

perbedaan pengaruh antara metode pembelajaran bagian dan keseluruhan terhadap

hasil belajar servis atas bolavoli. Pada kelompok siswa yang diberi perlakuan

metode pembelajaran bagian mempunyai peningkatan yang lebih baik

dibandingkan dengan kelompok siswa yang diberi perlakuan metode

pembelajaran keseluruhan. Metode pembelajaran bagian memberi dampak yang

lebih baik terhadap peningkatan hasil belajar servis atas bolavoli karena, bagian-

bagian teknik servis atas dipelajarai secara terperinci, siswa memahami konsep

teknik gerakan servis atas dengan benar dan dapat memperagakan teknik servis

atas dengan baik dan benar. hasrat gerak siswa terpenuhi, dalam menjalin

kerjasama, dapat meningkatkan kesegaran jasmani siswa. Sedangkan metode

pembelajaran keseluruhan sangat siswa mengalami kesulitan, karena siswa lebih

berorientasi pada kemampuan menyeberangkan bola tanpa memperhitungkan

teknik servis atas yang benar serta efektifitas dari servis atas.

Berdasarkan hasil penghitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai Fo

sebesar 5.863 > Ft 4.11. Dengan selisih perbedaan peningkatan sebesar 1.15

Dengan demikian hipotesis yang menyatakan, ada perbedaan pengaruh metode

pembelajaran bagian dan keseluruhan terhadap hasil belajar servis atas bolavoli

pada siswa putra kelas VII SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun

pelajaran 2009/2010, dapat diterima kebenarannya.

Page 70: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI …eprints.uns.ac.id/4819/1/209721311201104121.pdf · pengaruh yang signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

38

2. Perbedaan Pengaruh Koordinasi Mata-Tangan Tinggi dan Koordinasi

Mata-Tangan Rendah terhadap Hasil Belajar Servis Atas Bolavoli

Berdasarkan pengujian hipotesis kedua menunjukkan, ada perbedaan

signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi mata-tangan

rendah terhadap hasil belajar servis atas bolavoli. Hal ini karena, siswa yang

memiliki koordinasi mata-tangan yang tinggi akan mampu mengkoordinasikan

gerakan servis atas dengan baik dan benar. Selain itu, mampu mengarahkan

pukulan servisnya tepat pada sasaran yang diinginkan. Sedangkan siswa

yangmemiliki koordinasi mata-tangan rendah gerakan servis atas bolavoli kurang

mampu dikoordinasikan dengan lancar dan kemampuan mengarahkan pukulan

servisnya sering kali melenceng dari sasaran yang diinginkan.

Berdasarkan hasil penghitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai Fo

7.032 > Ft 4.11. Dengan selisih perbedaan peningkatan 1.05 Dengan demikian

hipotesis yang menyatakan, ada perbedaan pengaruh antara koordiansi mata-

tangan tinggi dan koordinasi mata-tangan rendah terhadap hasil belajar servis atas

bolavoli pada siswa putra kelas VII SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo

tahun pelajaran 2009/2010, dapat diterima kebenarannya.

3. Interaksi antara Metode Pembelajaran dan Koordinasi Mata-Tangan

terhadap Hasil Belajar Servis Atas Bolavoli

Dari tabel 8 tampak ada interaksi secara nyata antara kedua faktor utama

penelitian. Untuk kepentingan pengujian interaksi faktor utama terbentuklah tabel

sebagai berikut:

Tabel 10. Pengaruh Sederhana, Pengaruh Utama dan Interaksi Faktor Utama terhadap Peningkatan Hasil Belajar Servis Atas Bolavoli

A1 A2 Rerata A1 - A2 B1 0.84 0.36 0.63 0.42 B2 0.44 0.42 0.40 0.09 Retara 0.64 0.39 0.51 0.25 B1 - B2 0.40 0.06 0.23

Page 71: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI …eprints.uns.ac.id/4819/1/209721311201104121.pdf · pengaruh yang signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

38

Gambar 4. Interaksi Metode Pembelajaran Servis Atas dan

Koordinasi Mata-Tangan Berdasarkan gambar 4 menunjukkan, bentuk garis perubahan besarnya

nilai peningkatan hasil belajar servis atas bolavoli yaitu berpotongan, sehingga

sehingga ada interaksi antara metode pembelajaran dan koordinasi mata-tangan.

Dengan demikian dalam menerapkan metode pembelajaran servis atas bolavoli

perlu mempertimbangkan tingkat koordinasi mata-tangan tinggi dan tingkat

koordaansi mata-tangan rendah. Siswa yang memiliki koordiansi mata-tangan

tinggi lebih cocok diberi metode pembelajaran keseluruhan dan siswa yang

memiliki koordinasi mata-tangan rendah lebih baik diberi metode pembelajaran

bagian. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan, ada interaksi antara metode

pembelajaran servis atas bolavoli dan koordinasi mata-tangan terhadap hasil

belajar servis atas bolavoli pada siswa putra kelas VII SMP Negeri 2 Nguter

Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010, dapat diterima kebenarannya.

B1, A1, 0.84

B1, A2, 0.36

B2, A1, 0.44 B2, A2, 0.42

0.00

0.10

0.20

0.30

0.40

0.50

0.60

0.70

0.80

0.90

A1 A2

Page 72: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI …eprints.uns.ac.id/4819/1/209721311201104121.pdf · pengaruh yang signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

38

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasannya yang telah diungkapkan

pada BAB IV, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut:

1. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan metode pembelajaran bagian dan

keseluruhan terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra kelas

VII SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010.

Dari hasil analisis data menunjukkan Fo = 5.863 > Ft 4.11.

2. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi

dan koordinasi mata-tangan rendah terhadap hasil belajar servis atas bolavoli

pada siswa putra kelas VII SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun

pelajaran 2009/2010. Dari hasil analisis data menunjukkan Fo = 7.032 > Ft

4.11.

3. Ada interaksi antara metode pembelajaran dan koordinasi mata-tangan

terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra kelas VII SMP

Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010. Dari hasil

analisis data menunjukkan bahwa Fhitung = 22.347 > Ftabel = 4,11.

B. Implikasi

Simpulan dari hasil penelitian ini dapat mengandung pengembangan ide

yang lebih luas jika dikaji pula tentang implikasi yang ditimbulkan. Atas dasar

simpulan yang telah diambil, dapat dikemukakan implikasinya sebagai berikut:

1. Secara umum dapat dikatakan bahwa metode pembelajaran servis atas

bolavoli dan koordinasi mata-tangan merupakan variabel-variabel yang dapat

mempengaruhi peningkatan hasil belajar servis atas dalam permainan bolavoli.

2. Metode pembelajaran bagian ternyata memberikan pengaruh yang lebih baik

daripada metode pembelajaran keseluruhan terhadap hasil belajar servis atas

dalam permainan bolavoli. Hal ini karena, siswa kelas VII merupakan masa

Page 73: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI …eprints.uns.ac.id/4819/1/209721311201104121.pdf · pengaruh yang signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

38

peralihan dari Sekolah Dasar ke Sekolah Menengah Peratama, sehingga dalam

mempelajari servis atas harus dilakukan dari cara yang mudah. Dalam metode

pembelajaran bagian, teknik-teknik servis atas bolavoli secara lebih terperinci

dan dilakukan secara berulang-ulang. Dengan belajar bagian bagan teknik

servis atas, sehingga teknik servis atas dapat dikuasai dengan baik, sehingga

akan mampu melakukan servis atas dengan teknik yang benar.

3. Metode pembelajaran bagian dan keseluruhan merupakan bentuk

pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan servis atas bolavoli. Di

samping itu, koordinasi mata-tangan yang baik merupakan komponen yang

dapat mendukung kemampuan servis atas bolavoli.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, saran-saran yang dapat dikemukakan

kepada guru Penjaskes di SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo sebagai

berikut:

1. Untuk mencapai hasil belajar servis atas bolavoli yang optimal harus

menguasai teknik servis atas yang benar dan perlu dilatih faktor-faktor yang

mendukung kemampuan servis atas di antaranya koordinasi mata-tangan

2. Untuk meningkatkan hasil belajar servis atas bolavoli dapat diterapkan metode

pembelajaran bagian dan keseluruhan. Dari hasil penelitian ini menunjukkan,

metode pembelajaran bagian lebih baik pengaruhnya terhadap peningkatan

hasil belajar servis atas bolavoli.

3. Dalam usaha meningkatkan hasil belajar servis atas bolavoli, di samping

menerapkan metode pembelajaran yang tepat, tingkat koordinasi mata-tangan

yang dimiliki siswa juga dapat mempengaruhi hasil belajar servis atas

bolavoli. Untuk meningkatkan hasil belajar servis atas bolavoli, maka perlu

mempertimbangkan tingkat koordinasi mata-tangan yang dimiliki siswa.