PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user...

92
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS PANJANG DALAM BULUTANGKIS (Studi Eksperimen Dengan Metode Pembelajaran Massed Practice dan Distributed Practice Terhadap Keterampilan Servis Panjang dalam Bulutanglis Pada Siswa Kelas 5 Putra SDN 03 dan SDN 04 Bejen, Karanganyar) TESIS Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Teknologi Pendidikan Oleh : IWIT WIJI LESTARI S. 810809210 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Transcript of PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user...

Page 1: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

PANJANG DALAM BULUTANGKIS

(Studi Eksperimen Dengan Metode Pembelajaran Massed Practice dan Distributed Practice Terhadap Keterampilan Servis Panjang dalam Bulutanglis Pada Siswa Kelas 5 Putra

SDN 03 dan SDN 04 Bejen, Karanganyar)

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Teknologi Pendidikan

Oleh :

IWIT WIJI LESTARI S. 810809210

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2011

Page 2: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PENGESAHAN PEMBIMBING

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

PANJANG DALAM BULUTANGKIS

(Studi Eksperimen Dengan Metode Pembelajaran Massed Practice dan Distributed Practice Terhadap Keterampilan Servis Panjang Dalam Bulutanglis Pada Siswa Kelas 5 Putra

SDN 03 dan SDN 04 Bejen, Karanganyar)

Disusun oleh:

IWIT WIJI LESTARI S. 810809210

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing

Dewan Pembimbing

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Pembimbing I Prof. Dr. Sri Yutmini, M.Pd NIP. 130 259 809 …………….. ……………

Pembimbing II Prof. Dr. Sunardi, M.Sc NIP. 19540916 197703 1 001 …………….. ……………

Mengetahui,

Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan

Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd NIP. 19430712 197301 1 001

Page 3: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PENGESAHAN TESIS

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

PANJANG DALAM BULUTANGKIS

(Studi Eksperimen Dengan Metode Pembelajaran Massed Practice dan Distributed Practice Terhadap Keterampilan Servis Panjang Dalam Bulutanglis Pada Siswa Kelas 5 Putra

SDN 03 dan SDN 04 Bejen, Karanganyar)

Diajukan oleh:

IWIT WIJI LESTARI S. 810809210

Telah disetujui oleh Tim Penguji

Jabatan Nama Tanda tangan Tanggal

Ketua ............................... .……… ……….

Sekretaris .................................................... .....…… .……….

Anggota Penguji : 1. ............................................... .……… ….…….

2. ............................................... ………. .……….

Mengetahui:

Ketua Program Studi : Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd. ….………. .………

Teknologi Pendidikan NIP. 19430712 197301 1 001

Direktur Program : Prof. Drs. Suranto, M.Sc, P.hD ……….... .……….....

Pasca Sarjana NIP. 131 472 192

Page 4: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERNYATAAN

Nama : Iwit Wiji Lestari

NIM : S. 810809210

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul “Pengaruh Metode

Pembelajaran dan Koordinasi Mata-Tangan Terhadap Keterampilan Servis

Panjang Dalam Bulutangkis” adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang

bukan karya saya, dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam

daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya

bersedia menerima sangsi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya

peroleh dari tesis tersebut.

Surakarta, 28 April 2011

Yang membuat pernyataan

Iwit Wiji Lestari

Page 5: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

MOTTO

“Kegagalan adalah salah satu mata rantai keberhasilan

dan salah satu bukti nyata atas kesungguhan”

Page 6: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

PERSEMBAHAN

Tesis ini dipersembahkan kepada :

Bapak-Ibu tercinta dengan segala kasih sayangnya

Suamiku tersayang

Putra - putriku tercinta

Sahabat-sahabatku seperjuangan

Page 7: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat,

rahmat, dan ridha-Nya, yang telah memberikan kesempatan dan kelancaran, sehingga

tesis dengan judul, “Pengaruh Metode Pembelajaran dan Koordinasi Mata-

Tangan Terhadap Keterampilan Servis Panjang Dalam Bulutangkis “ dapat

diselesaikan dengan baik.

Dalam kesempatan ini perkenankan penulis mengucapkan terima kasih yang

tak terhingga, terutama kepada pembimbing yaitu yang terhormat Prof. Dr. Sri

Yutmini, M.Pd dan Prof. Dr. Sunardi, M.Sc yang telah berkenan dan sabar dalam

memberikan semangat, arahan, ilmu, masukan dan koreksi hingga tesis ini bisa

terselesaikan. Serta kepada seluruh bapak dan ibu dosen Program Studi Teknologi

Pendidikan Program Pascasarjana UNS yang telah dengan tulus memberikan ilmu

dan pengetahuan kepada penulis untuk menempuh pendidikan di Program

Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih yang sedalam-

dalamnya kepada :

1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, MS selaku Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta..

2. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana (PPs)

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Page 8: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

3. Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd selaku Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan

Pascasarjana UNS.

4. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd selaku Sekretaris Program Studi Teknologi Pendidikan

Pascasarjana UNS.

5. Bapak-Ibu tercinta yang telah memberi dorongan dan do’a yang tiada hentinya

6. Suami dan anak-anakku tersayang yang selalu memberi dukungan dan inspirasi.

7. Hj. Nuryatni Tri Winarsih, S.Pd, M.M selaku Kepala SDN 03 Bejen

Karanganyar, Karanganyar.

8. Sutardi, S.Pd selaku Kepala SDN 04 Bejen Karanganyar, Karanganyar.

9. Rekan-rekan guru SDN 03 dan 04 Bejen Karanganyar, Karanganyar.

10. Sahabat-sahabat seperjuangan

Semoga semua amal dan kebaikannya mendapatkan pahala yang

sesuai dari Allah SWT.

Surakarta, 28 April 2011

Penulis

Page 9: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING .... ............................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN TESIS .................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN .............................................................................. iv

HALAMAN MOTTO .......................................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. vi

KATA PENGANTAR ............................................................................................ vii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix

DAFTAR TABEL .................................................................................................. xii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv

ABSTRAK ................................................................................................................ .. xv

ABSTRACT ............................................................................................................ ... xvi

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................................... 4

C. Pembatasan Masalah ................................................................................... 4

D. Perumusan Masalah .................................................................................... 5

E. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 5

F. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 6

Page 10: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

BAB II. KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori ................................................................................................ 7

1. Karakteristik Anak SD Kelas 5 .............................................................. 7

2. Pembelajaran ......................................................................................... 10

3. Metode Pembelajaran Massed Practice ................................................ 15

4. Metode Pembelajaran Distributed Practice ........................................... 17

5. Koordinasi Mata-Tangan ....................................................................... 19

6. Keterampilan Servis panjang Dalam Bulutangkis...... .............................. 23

B. Penelitian Yang Relevan ............................................................................. 27

C. Kerangka Berfikir ....................................................................................... 28

D. Perumusan Hipotesis .................................................................................. 30

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................................... 32

B. Metode Penelitian ....................................................................................... 32

1. Jenis Penelitian ...................................................................................... 32

2. Desain Penelitian ................................................................................... 33

C. Populasi dan Sampel ................................................................................... 37

D. Variabel Penelitian ...................................................................................... 38

E. Definisi Operasional ................................................................................... 39

F. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 41

G. Teknik Analisis Data ................................................................................... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data............................................................................................... 49

1. Hasil Tes Koordinasi Mata-Tangan ....................................................... 49

2. Hasil Tes Servis Panjang ........................................................................ 50

Page 11: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

B. Uji Reliabilitas .............................................................................................. 57

C. Pengujian Persyaratan Analisis……………………………………………. 58

D. Pengujian Hipotesis ……………………………………………………….. 60

E. Pembahasan Hasil Penelitian ……………………………………………… 63

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................................... 70

B. Implikasi ………………………………………………………………….. 71

C. Saran ............................................................................................................ 72

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 73

LAMPIRAN-LAMPIRAN ...................................................................................... 76

Page 12: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR TABEL

Tabel

1. Kerangka Desain Penelitian ......................................................................... 33

2. Range Kategori Reliabilitas ............................................................................ 44

3. Ringkasan Anava 2x2 .................................................................................... 47

4. Distribusi Frekwensi Data Hasil Tes Koordinasi Mata-Tangan…………… 49

5. Distribusi Frekwensi Data Gain Score Servis Panjang Massed Practice

Dengan Koordinasi Mata-Tangan Tinggi ………………………………….. 50

6. Distribusi Frekwensi Data Gain Score Servis Panjang Massed Practice

Dengan Koordinasi Mata-Tangan Rendah …………………………………..51

7. Distribusi Frekwensi Data Gain Score Servis Panjang Distributed Practice

Dengan Koordinasi Mata-Tangan Tinggi ………………………………….. 52

8. Distribusi Frekwensi Data Gain Score Servis Panjang Distributed Practice

Dengan Koordinasi Mata-Tangan Rendah …………………………………..53

9. Deskripsi Data Hasil Tes Keterampilan Servis Panjang Dalam

Permainan Bulutangkis Tiap Kelompok Berdasarkan Penggunaan

Metode Pembelajaran Dan Tingkat Koordinasi Mata-Tangan......... .............. 54

10. Range Kategori Reliabilitas............................................................................ 57

11. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data.............................................................58

12. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data .......................................................... 58 13. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data ....................................................... 59

14. Ringkasan Nilai Rata-rata Keterampilan Servis Panjang dalam

Bulutangkis Berdasarkan Penggunaan Pendekatan Pembelajaran dan

Tingkat Koordinasi Mata-Tangan ................................................................... 60

Page 13: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

15. Ringkasan Hasil Analisis Varians Untuk Penggunaaan Pendekatan

Pembelajaran (A1 dan A2) ............................................................................... 61

16. Ringkasan Hasil Analisis Varians Untuk Tingkat Koordinasi mata-

tangan (B1 dan B2)........................................................................................... 61

17. Pengaruh Sederhana, Pengaruh Utama, dan Interaksi Faktor, A dan B

Terhadap Keterampilan Servis Pendek Dalam Bulutangkis....................... 66

Page 14: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar

1. Bentuk dan Ukuran Lapangan. ...................................................................... 24

2. Macam-macam Pukulan Servis ....................................................................... 25

3. Teknik Servis Panjang ...................................................................................... 26

4. Grafik Distribusi Frekwensi Data Hasi Tes Koordinasi Mata-Tangan ............. 50

5. Grafik Distribusi Frekwensi Data Gain Score Servis Panjang

Massed Practice Dengan Koordinasi Mata-Tangan Tinggi ............................. 51

6. Grafik Distribusi Frekwensi Data Gain Score Servis Panjang

Massed Practice Dengan Koordinasi Mata-Tangan Rendah ............. ............. 52

7. Grafik Distribusi Frekwensi Data Gain Score Servis Panjang

Distributed Practice Dengan Koordinasi Mata-Tangan Tinggi ............. .......... 53

8. Grafik Distribusi Frekwensi Data Gain Score Servis Panjang

Distributed Practice Dengan Koordinasi Mata-Tangan Rendah ............. ....... 54

9. Histogram Nilai Rata-rata Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Keterampilan

Servis Panjang dalam Bulutangkis Tiap Kelompok Berdasarkan

Penggunaan Metode Pembelajaran dan Tingkat Koordinasi Mata-

Tangan ............................................................................................................. 55

10. Histogram Nilai Rata-rata Peningkatan Keterampilan Servis Panjang dalam

Bulutangkis pada Tiap Kelompok Perlakuan ...................................................56

11 .Bentuk Interaksi Perubahan Besarnya Peningkatan Keterampilan Servis

Panjang dalam Bulutangkis..................................................... ........................67

Page 15: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Petunjuk Pelaksanaan Tes ............ .............................................................. 76

2. Program Pembelajaran dan Massed Practice ............ ................................ 78

3. Program Pembelajaran Distributed Practice …………………………………………… 81

4. Data Tes Koordinasi Mata-Tangan .............................................................. 84

5. Data Tes Awal dan Tes Akhir Keterampilan Servis Panjang……………… ....... 87

6. Mencari Reliabilitas Tes dengan Anava ....................................................... 93

7. Uji Normalitas dengan Metode Lilliefors ..................................................... 104

8. Uji Homogenitas dengan Uji Bartlet ............................................................ 108

9. Analisis Varians ........................................................................................... 109

10. Uji Rata-Rata Rentang Newman-Keuls ........................................................ 110

Page 16: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

ABSTRAK IWIT WIJI LEATARI, S. 810809210. 2011. Pengaruh Metode Pembelajaran dan Koordinasi Mata-Tangan Terhadap Keterampilan Servis Panjang Dalam Bulutangkis. (Studi Eksperimen Dengan Metode Pembelajaran Massed Practice dan Distributed Practice Terhadap Keterampilan Servis Panjang Dalam Bulutangkis Pada Siswa Kelas 5 Putra SDN 03 dan SDN 04 Bejen, Karanganyar). Tesis : Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Pengaruh metode pembelajaran Massed Practice dan Distributed Practice terhadap keterampilan servis panjang dalam bulutangkis pada siswa putra kelas 5 SDN 03 dan SDN 04 Bejen, Karanganyar. (2), Pengaruh koordinasi mata-tangan tinggi dan mata-tangan rendah terhadap keterampilan servis panjang dalam bulutangkis pada siswa putra kelas 5 SDN 03 dan SDN 04 Bejen, Karanganyar. (3) Pengaruh interaksi antara metode pembelajaran dan koordinasi mata-tangan terhadap keterampilan servis panjang dalam bulutangkis.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yang terdiri dari dua variabel bebas manipulatif, variabel bebas atributif dan variabel terikat. Rancangan penelitian adalah desain faktorial 2 x 2. Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa putra kelas 5 SDN 03 dan SDN 04 Bejen, Karanganyar berjumlah 40 orang yang diambil dengan purposive sampling. Instrumen penelitian terdiri dari 1) Tes koordinasi mata tangan, 2) Metode pembelajaran, 3) Tes keterampilan servis panjang dalam bulutangkis. Teknik analisis data menggunakan anava dua jalur dengan taraf signifikansi α = 0,05.

Kesimpulan Penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) Ada pengaruh metode pembelajaran massed practice dan distributed practice terhadap keterampilan servis panjang dalam bulutangkis pada siswa kelas 5 SDN 03 dan 04 Bejen, Karanganyar (Fo = 4.401 > Ft = 4,11), pengaruh metode pembelajaran massed practice lebih baik daripada distributed practice dalam meningkatkan keterampilan servis panjang dalam bulutangkis dengan rata-rata peningkatannya masing-masing adalah 10,25 dan 8,50, (2) Ada pengaruh keterampilan servis panjang dalam bulutangkis antara siswa yang memiliki koordinasi mata tangan tinggi dan koordinasi mata-tangan rendah pada siswa putra kelas 5 SDN 03 dan 04 Bejen, Karanganyar dengan (Fo = 6.643 > Ftabel = 4.11), peningkatan keterampilan servis panjang dalam bulutangkis pada siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi lebih baik daripada yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah, rata-rata peningkatannya masing-masing adalah 10.45 dan 8.30, dan (3) Ada pengaruh interaksi antara metode pembelajaran dengan koordinasi mata-tangan terhadap keterampilan servis panjang dalam bulutangkis pada siswa putra kelas 5 SDN 03 dan 04 Bejen, Karanganyar (Fo = 5.465 > Ftabel = 4.11), dimana metode pembelajaran massed practice lebih tepat diterapkan terhadap siswa yang mempunyai koordinasi mata tangan tinggi sedangkan metode pembelajaran distributed practice lebih tepat diterapkan terhadap siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah. Kata kunci : Metode pembelajaran, koordinasi mata-tangan, dan servis panjang dalam bulutangkis.

Page 17: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

Page 18: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani merupakan proses interaksi antara peserta didik dengan

lingkungan, melalui aktivitas jasmani yang dikelola secara sistematik untuk menuju

manusia Indonesia seutuhnya. Penyelenggaraan pendidikan jasmani mempunyai

tujuan yang jelas, ialah untuk menciptakan dan menyediakan suatu situasi yang

dapat membantu keseimbangan perkembangan intelegensi, fisik, moral dan estetis.

Tujuan yang paling utama dari pendidikan jasmani adalah menciptakan manusia

Indonesia seutuhnya yaitu baik jasmani maupun rohaninya. Penyajian pendidikan

jasmani di Sekolah Dasar (SD) disesuaikan dengan tujuan pendidikan serta harus

memperhatikan perkembangan dan pertumbuhan anak sesuai dengan usianya.

Cabang olahraga yang diajarkan dalam pendidikan jasmani di sekolah

meliputi atletik, permainan, dan senam. Dari beberapa cabang olahraga tersebut

salah satunya adalah cabang olahraga permainan. Cabang olahraga permainan yang

diajarkan di SD salah satunya adalah cabang olahraga bulutangkis. Permainan

bulutangkis yang dilakukan sekarang ini, baik sebagai pengisi waktu luang maupun

untuk pertandingan, telah melewati proses perkembangan yang menarik baik dari

segi kualitas permainan dan peraturannya, dari segi teknik, taktik maupun dari segi

sistem atau pola yang sering dipakai.

Page 19: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Untuk dapat memperoleh prestasi yang optimal diperlukan usaha-usaha untuk

meningkatkan dan mengembangkan prestasi bulutangkis seoptimal mungkin melalui

pembinaan pemain sebagai generasi penerus sedini mungkin. Pembinaan ini dapat

pula dilakukan sejak anak duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). Hal ini sudah dapat

diperhatikan bahwa dalam program pembelajaran atau kurikulum, permainan

bulutangkis merupakan salah satu materi yang harus diajarkan kepada siswa.

Dalam kurikulum, materi permainan bulutangkisyang harus diajarkan

kepada siswa SD adalah macam-macam teknik dasar, mulai dari memegang raket,

teknik servis, dan macam-macam pukulan dalam bulutangkis. Teknik servis panjang

dalam permainan bulutangkis, banyak sekali dilakukan oleh para pemain. Teknik

servis panjang ini digunakan apabila pemain hendak memulai suatu permainan.

Mengajar servis panjang dalam bulutangkis harus dilakukan dengan menggunakan

metode pembelajaran yang benar, dari beberapa metode pembelajaran yang ada

diantaranya adalah metode pembelajaran massed practice dan distributed practice.

Massed Practice menurut Drowatzky (1981 : 243) adalah, "Suatu latihan

yang dilakukan dalam satu sesi yang lama, di mana latihan dilakukan terus menerus

dengan tanpa ada tempo untuk istirahat." Dengan demikian apabila mempraktekkan

gerakan yang sedang dipelajari secara terus menerus tanpa ada waktu istirahat atau

kalau ada sangat pendek waktu istirahatnya berarti menurut pada metode

pembelajaran massed practice. Jadi pembelajaran servis panjang dengan massed

practice maksudnya siswa melakukan pembelajaran servis panjang secara terus

menerus dalam satu setnya tanpa diselingi istirahat. Sedangkan metode pembelajaran

Page 20: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Distributed Practice adalah prinsip pengaturan giliran dalam pembelajaran di mana

diadakan pengaturan waktu pembelajaran dengan waktu istirahat secara berselang-

seling. Drowatzky (1981 : 243), menyatakan bahwa : “Distributed Practice atau

latihan selang dilakukan dalam beberapa sesi yang pendek diselingi dengan

istirahat.” Jadi yang dimaksud dengan pembelajaran servis panjang dengan metode

pembelajaran distributed practice maksudnya siswa dalam melakukan pembelajaran

servis panjang diselingi istirahat ± 30 detik.

Metode pembelajaran servis panjang dengan massed practice ataupun

distributed practice, beban ditingkatkan secara bertahap dan meningkat secara terus

menerus. Peningkatan beban dilakukan setelah tiga kali pembelajaran. Peningkatan

beban didasarkan pada peningkatan secara progresif dan terus-menerus, dan

berdasarkan pada prinsip overload. M. Sajoto (1995: 31) menyatakan bahwa “Dalam

latihan harus ada peningkatan atau penambahan beban kerja secara progresif”.

Penggunaan prinsip (overload principle) sangat baik untuk meningkatkan

kemampuan fisik.

Kedua metode pembelajaran tersebut belum pernah diberikan pada siswa

SDN 03 dan SDN 04 Bejen, Karanganyar, sehingga menarik untuk diteliti. Dengan

melihat kekurang mampuan siswa dalam melakukan servis panjang yang maksimal,

maka diadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Metode Pembelajaran Dan

Koordinasi Mata-Tangan Terhadap Keterampilan Servis Panjang Dalam

Bulutangkis.”

Page 21: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, maka muncul permasalahan yang

dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Dalam pengembangan manusia seutuhnya para guru pendidikan jasmani

perlu metode pembelajaran yang tepat.

2. Pembinaan merupakan hal yang penting dalam menciptakan siswa yang

berprestasi dalam permainan bulutangkis.

3. Servis panjang merupakan salah satu teknik yang mendukung dalam pencapaian

prestasi bulutangkis.

4. Untuk meningkatkan keterampilan servis panjang siswa SDN 03 dan SDN 04

Bejen, Karanganyar perlu menggunakan suatu metode pembelajaran yang benar.

5. Metode pembelajaran Massed Practice diharapkan dapat meningkatkan

keterampilan servis panjang.

6. Metode pembelajaran Distributed Practice diharapkan dapat meningkatkan

keterampilan servis panjang.

C. Pembatasan Masalah

Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda-beda terhadap masalah

yang akan diteliti dalam penelitian ini maka perlu dibatasi. Pembatasan masalah

tersebut adalah sebagai berikut :

1. Pembelajaran servis panjang dengan metode pembelajaran Massed Practice.

2. Pembelajaran servis panjang dengan metode pembelajaran Distributed Practice.

Page 22: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

3. Keterampilan servis panjang siswa putra kelas 5 SDN 03 dan SDN 04 Bejen,

Karanganyar

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah

dikemukakan, masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Adakah pengaruh metode pembelajaran massed practice dan distributed practice

terhadap keterampilan servis panjang dalam bulutangkis pada siswa putra kelas

5 SDN 03 dan SDN 04 Bejen, Karanganyar ?

2. Adakah pengaruh koordinasi mata-tangan tinggi dan mata-tangan rendah

terhadap keterampilan servis panjang dalam bulutangkis pada siswa putra kelas

5 SDN 03 dan SDN 04 Bejen, Karanganyar?

3. Adakah pengaruh interaksi antara metode pembelajaran dan koordinasi mata-

tangan terhadap keterampilan servis panjang dalam bulutangkis pada siswa

putra kelas 5 SDN 03 dan SDN 04 Bejen, Karanganyar?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan, maka tujuan dari

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh metode pembelajaran Massed Practice dan

Distributed Practice terhadap keterampilan servis panjang dalam bulutangkis

pada siswa putra kelas 5 SDN 03 dan SDN 04 Bejen, Karanganyar.

Page 23: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

2. Untuk mengetahui pengaruh koordinasi mata-tangan tinggi dan mata-tangan

rendah terhadap keterampilan servis panjang dalam bulutangkis pada siswa putra

kelas 5 SDN 03 dan SDN 04 Bejen, Karanganyar?

3. Untuk mengetahui pengaruh interaksi antara metode pembelajaran dan

koordinasi mata-tangan terhadap keterampilan servis panjang dalam bulutangkis

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut :

1. Sebagai informasi khususnya kepada pembina olahraga dan pelatih bulu tangkis

tentang pentingnya penguasaan teknik servis panjang dalam bulutangkis.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam

menyusun program pembelajaran khususnya melakukan metode pembelajaran

servis panjang yang efektif dan dapat digunakan dengan tepat pada siswa SDN

03 dan SDN 04 Bejen, Karanganyar pada khususnya.

3. Dapat menambah pengetahuan dan keterampilan servis panjang dalam

bulutangkis bagi siswa.

Page 24: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

BAB II

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Karakteristik Anak SD Kelas 5.

Perkembangan fisik anak SD kelas 5 termasuk kategori anak besar. Sugiyanto

(1998 : 133) menjelaskan bahwa, ”Anak besar adalah anak yang berusia antara 6 sampai

dengan 10 atau 12 tahun.” Pertumbuhan dan tingkat kematangan fisik dan fisiologis

membawa dampak pada perkembangan kemampuan fisik. Pada masa anak besar terjadi

perkembangan kemampuan fisik yang semakin jelas terutama dalam hal kekuatan,

fleksibilitas, keseimbangan, dan koordinasi.

Sejalan dengan meningkatnya ukuran tubuh dan meningkatnya kemampuan fisik,

maka meningkat pula kemampuan gerak anak besar. Berbagai kemampuan gerak dasar

yang sudah mulai bisa dilakukan pada masa anak kecil semakin dikuasai. Peningkatan

kemampuan gerak dapat diidentifikasikan dalam bentuk :

- Gerakan bisa dilakukan dengan mekanika tubuh yang lebih efisien.

- Gerakan bisa dilakukan semakin lancar dan terkontrol.

- Pola atau bentuk gerakan semakin bervariasi.

- Gerakan semakin bertenaga.

Menurut Sugiyanto (1998 : 160), di dalam anak-anak melakukan aktivitas fisik

dipengaruhi oleh kecenderungan sifat yang dimiliki, yaitu antara lain :

1. Kemampuan memusatkan perhatian pada suatu macam aktivitas yang sedang

dilakukan semakin meningkat.

Page 25: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

2. Semangat untuk mencari pengalaman baru cukup tinggi.

3. Perkembangan sosialnya semakin baik, dapat menikmati situasi bermain bersama

teman-temannya.

4. Perbedaan perilaku antara anak laki-laki dengan anak perempuan semakin jelas,

dan ada kecenderungan kurang senang bermain-main dengan lawan jenisnya.

5. Semangat untuk menguasai suatu bentuk aktivitas tertentu, dan semangat

berkompetisi tinggi.

Sifat-sifat psikologis dan sosial anak besar yang menonjol (Sugiyanto, 1998 : 161)

adalah :

1. Menyenangi permainan yang aktif.

2. Minat terhadap olahraga kompetitif meningkat.

3. Minat terhadap permainan yang lebih terorganisasi meningkat.

4. Rasa kebanggaan akan keterampilan yang dikuasai tinggi, dan berusaha untuk

meningkatkan kebanggaan diri.

5. Selalu berusaha berbuat sesuatu untuk memperoleh perhatian orang dewasa, dan

akan berbuat sebaik-baiknya apabila memperoleh dorongan dari orang dewasa.

6. Memiliki kepercayaan yang tinggi terhadap orang dewasa dan berusaha

memperoleh persetujuannya.

7. Memperoleh kepuasan yang besar melalui kemampuan mencapai sesuatu,

membenci kegagalan atau berbuat kesalahan.

8. Pemujaan kepahlawanan kuat.

9. Mudah gembira.

10. Kondisi emosionalnya tidak stabil.

Page 26: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

11. Mulai memahami arti akan waktu dan ingin mencapai sesuatu pada waktunya.

Sifat-sifat perkembangan fisik dan gerak, minat, serta sifat-sifat psikologis dan

sosial harus diperhatikan dalam penanganan pemenuhan keperluan akan aktivitas pada

anak-anak. Sugiyanto (1998 : 163) mengemukakan aktivitas-aktivitas yang diperlukan

oleh anak besar adalah sebagai berikut :

1. Aktivitas yang menggunakan keterampilan untuk mencapai tujuan tertentu.

Bentuk aktivitas :

a. Pengenalan keterampilan berolahraga.

b. Bermain dalam situasi berlomba atau bertanding dengan pengorganisasian yang

sederhana.

c. Aktivitas pengujian diri dan aktivitas yang menggunakan alat-alat.

d. Berlatih dalam situasi ”drill”.

2. Aktivitas secara beregu atau kelompok, untuk memberi kesempatan bekerja sama

dengan teman-temannya dalam melakukan aktivitas untuk membina kebersamaan

di antara mereka.

Bentuk aktivitas :

a. Aktivitas bermain atau berlomba beregu.

b. Bermain atau menari berkelompok dengan membentuk formasi tertentu.

3. Aktivitas mencoba-coba, dengan memberi kesempatan pada siswa untuk

mencobakan kemampuannya mengatasi suatu masalah, dan belajar tentang prinsip-

prinsip mekanis, fisiologis, dan kinesiologis dari gerakan-gerakan.

Page 27: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Bentuk aktivitas :

a. Aktivitas mengatasi masalah menurut cara dan kemampuan masing-masing

siswa.

b. Aktivitas gerak tari kreatif.

c. Aktivitas latihan gerak untuk pengembangan.

4. Aktivitas untuk meningkatkan kemampuan fisik dan keberanian dalam bentuk

aktivitas individual atau permainan kelompok, terutama yang melibatkan kekuatan

dan ketahanan.

Bentuk aktivitas :

a. Permainan combatives.

b. Program latihan untuk pengembangan kemampuan fisik.

c. Latihan relaksasi.

2. Pembelajaran

Pembelajaran dalam pendidikan dapat diartikan juga sebagai pengajaran.

Pengajaran mempunyai arti satu cara (perbuatan) mengajar atau mengajarkan. Bila

pengajaran diartikan sebagai perbuatan mengajar, tentunya ada yang mengajar yaitu guru

dan ada yang diajar atau yang belajar yaitu siswa.

Pembelajaran adalah suatu proses yang sistematis secara berulang-ulang atau

ajeg dengan selalu memberikan peningkatan materi pembelajaran. Dengan pembelajaran

yang sistematis melalui pengulangan tersebut akan menyebabkan mekanisme susunan

syaraf bertambah baik. Hal ini sesuai dengan prinsip beban belajar meningkat yaitu

Page 28: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

penguasaan gerakan keterampilan terjadi secara bertahap dalam peningkatannya. Mulai

dari belum bisa menjadi bisa, dan kemudian menjadi terampil. Dengan demikian

hendaknya pengaturan materi belajar yang dipraktekkan dimulai dari mudah ke yang

lebih sukar, atau dari yang sederhana ke yang lebih kompleks. Hasil

nyata dari pembelajaran ini adalah gerakan-gerakan otomatis yang tidak terlalu

membutuhkan konsentrasi pusat-pusat syaraf, sehingga gerakan otomatis yang terjadi

akan mengurangi gerakan tambahan yang berarti penghematan tenaga.

Penguasaan suatu ketrampilan tidak dapat dicapai dengan mudah, tetapi

diperlukan proses pembelajaran yang benar. Pembelajaran ketrampilan merupakan

proses untuk mempelajari atau menguasai suatu jenis gerakan ketrampilan. Tujuan

belajar ketrampilan adalah agar dapat melakukan suatu gerakan secara trampil, otomatis

dan reflektif dengan gerakan yang benar.

Dalam kegiatan pembelajaran atau proses belajar mengajar, mengajar

merupakan suatu aspek dari pendidikan yang akan menghasilkan suatu derajat

pengembangan diri yang tinggi dalam belajar. Mengajar adalah pemberian

informasi kepada seseorang dengan maksud menghasilkan sesuatu perubahan akibat

dari belajar. Pembelajaran sering diartikan sebagai pemberian ilmu dari guru kepada

murid. Untuk proses pembelajaran dengan baik perlu persiapan dengan baik pula.

Kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani ditentukan oleh orang yang

menangani atau guru dan teori-teori ilmu olahraga sebagai penunjang. Keberhasilan

interaksi antara teori dan praktek dalam pembelajaran akan membawa keberhasilan

dalam penampilan olahraga. Untuk mencapai tujuan pembelajaran seorang

guru pendidikan jasmani hendaknya memperhatikan prinsip – prinsip pengaturan

Page 29: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

pelaksanaan gerakan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani yang benar

sehingga akan menghasilkan peningkatan yang sempurna.

Pengaturan pelaksanaan gerakan harus didukung oleh unsur lain, yaitu keadaan

siswa dalam melakukan proses belajar, sarana, dan prasarana. Jadi akan ada hubungan

yang saling menunjang antara guru selaku pengelola proses pembelajaran dan siswa

selaku sasaran pendidikan, serta sarana dan prasarana selaku alat untuk memproses

kegiatan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah,

dilaksanakan baik di dalam ruang kelas maupun di luar kelas. Di luar kelas misalnya di

lapangan, di kolam renang, dan lain-lain. Dengan demikian dituntut adanya prasarana

dan sarana pendidikan jasmani yang beraneka ragam, sesuai dengan cabang olahraga

yang diajarkan. Oleh karena itu diperlukan adanya pengelolaan khusus, sehingga

kegiatan pembelajaran keterampilan olahraga, dalam hal ini teknik servis panjang dalam

permainan bulu tangkis dapat terjamin dan terselenggara dengan lancar.

Soemanto Y. dan Soedarwo (1990:50) mengemukakan pendapatnya sebagai

berikut :

Kekhususan pengelolaan ini dimaksudkan sebagai usaha penyediaan kondisi optimal dalam pembelajaran yang meliputi : pengaturan tentang penggunaan lapangan, perlengkapan dan peralatan, formasi anak didik, posisi guru, memperhatikan lingkungan (tidak menghadap matahari, tidak menghadap jalanraya), memperhatikan keselamatan, pencegahan kecelakaan atau bahaya yang dapat menimpa pada anak didik atau guru dalam rangka pelaksanaan proses pembelajaran pendidikan jasmani. Jadi faktor keselamatan dan rasa aman dapat terjamin sepenuhnya, baik bagi siswa maupun guru itu sendiri.

Pada dasarnya kegiatan pembelajaran terdiri dari beberapa tahap, yaitu ;

persiapan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut. Dari tahap-tahap kegiatan tersebut,

Page 30: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

dapat diketahui hasil belajar dan diketahui pula metode pembelajaran yang digunakan

telah sesuai atau belum melalui prestasi anak didik.

Agar pembelajaran mencapai hasil yang optimal, maka program/bentuk

pembelajaran disusun hendaknya mempertimbangkan kemampuan dasar individu siswa,

dengan memperhatikan dan mengikuti prinsip-prinsip atau azas-azas latihan.

Berdasarkan didaktik umum, terdapat tiga bentuk metode dasar mengajar untuk

mengajarkan keterampilan olahraga, yakni (1) presentasi, (2) penguasaan gerak, dan (3)

penyempurnaan gerak. Untuk setiap bentuk metode dasar mengajar tersebut, beberapa

metode dapat ditambah, bahkan dapat dipilah-pilah menjadi beberapa tindakan metodis

yang berbeda.

Presentasi merupakan seperangkat tindakan guru untuk mengalihkan informasi

tentang konsep gerak yang akan dipelajari siswa. Hal itu dapat dilakukan dengan

penjelasan secara verbal, kemudian dipertegas lagi dengan penjelasan secara visual

berupa gambar-gambar atau contoh konkret dari guru tentang pelaksanaan keterampilan

olahraga yang bersangkutan. Dalam tahap pesentasi ini dapat diterapkan metode tanya-

jawab atau diskusi untuk memperkuat pemahaman siswa tentang tugas-tugas gerak yang

dipelajarinya.

Manakala konsep gerak itu telah dipahami oleh siswa, maka kegiatan belajar-

mengajar beralih ke tahap penguasaan gerak. Dalam tahap ini, guru memberikan peluang

kepada siswa untuk melakukan tugas gerak yang dipelajarinya secara berulang-ulang

dalam kondisi tertentu.

Ketika siswa mengulang-ulang tugas gerak, guru mengamati dan membantu

penampilan mereka dengan memberikan petunjuk praktis, koreksi dan umpan balik atas

Page 31: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

hasil penampilannya. Kondisi demikian berlangsung terus sampai dengan terbentuknya

keterampilan teknik olahraga yang bersangkutan dalam perilaku siswa.

Selepas tahap penguasaan gerak, kemudian kegiatan belajar siswa dialihkan ke

tahap penyempurnaan gerak. Tahap ini pada hakikatnya tak terpisahkan dengan tahap

penguasaan gerak, dan metodenya tetap berpusat pada metode pembelajaran. Misalnya,

penguasaan keterampilan olahraga yang mula-mula masih kaku dan kasar koordinasinya,

melalui metode pembelajaran yang intensif lambat laun semakin efisien koordinasinya

dan pada gilirannya akan mencapai taraf otomatis.

Kegiatan pembelajaran yang sering dilakukan di pendidikan mencakup tiga

aspek yaitu, “kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan

gerak).” Dalam pembelajaran keterampilan gerak tidaklah sama seperti pembelajaran

pengetahuan dan sikap, disini seorang guru dituntut harus memberikan contoh dan

memfokuskan pada segi keterampilan gerak si anak didik. Berkenaan dengan hal

tersebut, maka perlu memperhatikan hal-hal yang mengenai strategi pembelajaran

keterampilan gerak seperti yang dikemukakan oleh Sugiyanto (1998 : 64-66) yang

perlu diperhatikan dalam mengatur kondisi belajar keterampilan gerak diantaranya :

1). Pengaturan waktu latihan 2). Pengaturan urutan materi belajar 3). Pengaturan lingkungan belajar 4). Metode mengajar gerak

Dari keempat aspek tersebut, dalam penelitian ini aspek metode mengajar gerak

itulah yang diteliti. Dalam pembelajaran keterampilan gerak, strategi pembelajaran bisa

berbentuk penerapan cara-cara mengajar agar proses belajar dapat berlangsung dengan

baik dan tujuannya dapat tercapai.

Page 32: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Dalam metode pembelajaran keterampilan servis panjang pada penelitian ini,

menggunakan metode pembelajaran massed practice dan distributed practice. Dengan

adanya dua jarak pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran servis

panjang bulutangkis, akan dibandingkan antara metode pembelajaran massed practice

dan distributed practice.

3. Metode Pembelajaran Massed Practice

Untuk mencapai hasil belajar maka perlu dicipkan kondisi belajar gerak. Salah

satu yang dapat dilakukan dalam menciptakan kondisi gerak yaitu dengan kegiatan

praktik. Usaha dalam kegiatan praktik tersebut dapat dilakukan dengan pembelajaran

menggunakan program dan metode pembelajaran yang benar.

Metode pembelajaran massed practice merupakan metode pembelajaran yang

pelaksanaannya tanpa diselingi istirahat diantara waktu pembelajaran sampai batas

waktu yang ditentukan (Drowatzky, 1981 : 243). Metode pembelajaran ini ditujukan

untuk meningkatkan kemampuan mengontrol gerakan dan akan merangsang kemampuan

otot yang dibutuhkan dalam cabang olahraga bulutangkis untuk membantu mencapai

prestasi yang lebih baik.

Metode pembelajaran massed practice dapat pula diterapkan dalam pembelajaran

servis panjang. Metode pembelajaran massed practice dilaksanakan dalam sebuah sesi

yang panjang dan berkelanjutan, tanpa adanya ketentuan-ketentuan untuk kelanjutannya.

Metode pembelajaran yang diterapkan dalam penelitian ini yaitu pembelajaran servis

panjang bulutangkis dengan sejumlah shuttle cock yang disediakan. Dalam

pembelajaran ini siswa melakukan gerakan servis panjang secara kontinyu sebanyak 10

Page 33: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

kali servis panjang, dan pembelajaran secara terus menerus ini memakan waktu kurang

lebih di bawah tiga menit dalam satu setnya. Karena waktunya kurang dari 3 menit,

maka sistem energi yang digunakan adalah sistem anaerobik. Dengan melakukan

gerakan servis panjang secara berulang-ulang maka akan terjadi perbaikan koordinasi

sistem syaraf, yang mengarah pada perbaikan pola gerak servis panjang bulutangkis.

Sehingga dengan pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar

keterampilan servis panjang.

Menurut Drowatzky (1981 : 244) metode pembelajaran massed practice

mempunyai kelebihan dan kelemahan. Kelebihan metode pembelajaran massed practice

adalah sebagai berikut :

1. Penguasaan terhadap pola gerakan teknik servis panjang akan lebih cepat tercapai.

Karena dalam metode pembelajaran massed practice akan memungkinkan terhadap

pembentukan pola gerakan yang cepat.

2. Dengan metode pembelajaran massed practice dapat meningkatkan keterampilan

sekaligus meningkatkan kondisi fisik khususnya daya tahan.

3. Bisa melakukan melakukan gerak berulang-ulang sebanyak mungkin.

4. Meningkatkan kepekaan ( feeling ) terhadap bola / shutlecock.

Kelemahan metode pembelajaran massed practice adalah :

1. Penguasaan teknik gerakan yang sempurna akan sulit tercapai, sebab dengan metode

pembelajaran massed practice akan menyebabkan kelelahan dan ini akan

berpengaruh terhadap kesempurnaan gerakan yang dilakukan.

2. Pengontrolan dan perbaikan terhadap teknik gerakan sulit dilakukan, sebab tidak ada

waktu istirahat.

Page 34: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

4. Metode Pembelajaran Distributed Practice

Metode pembelajaran distributed practice merupakan suatu bentuk atau metode

pembelajaran keterampilan olahraga yang dilakukan dalam waktu yang relatif singkat

dan sering diselingi waktu istirahat. Metode pembelajaran distributed practice ini dapat

pula diterapkan dalam permainan bulutangkis khususnya dalam pembelajaran untuk

meningkatkan hasil belajar keterampilan servis panjang.

Metode pembelajaran distributed practice dilaksanakan dalam beberapa sesi

yang lebih pendek yang diselingi dengan periode istirahat. Hubungan antara

pembelajaran-istirahat dapat disusun dalam berbagai cara, misalnya pembelajaran

panjang dengan istirahat yang jarang, pembelajaran pendek dengan istirahat yang sering,

lama maupun pendek, dan waktu istirahat dengan lama yang meningkat atau menurun.

Meskipun begitu, pertanyaan yang muncul bukan hanya tentang lama waktu istirahat

yang diperbolehkan selama pembelajaran, tetapi juga tentang hubungan yang terbaik

antara aktivitas dan istirahat.

Metode pembelajaran distributed practice yang diterapkan dalam penelitian ini

adalah pembelajaran servis panjang sebanyak 10 kali servis panjang dengan setiap 1 kali

servis diselingi istirahat selama 30 detik atau bergiliran dengan teman. Dengan adanya

selingan istirahat dalam satu set, sistem energi yang digunakan adalah dominan sistem

aerobik. Karena sistem aerobik sangat efisien dan tidak menimbulkan kelelahan, sistem

ini merupakan sumber energi otot yang lebih disukai. Selama latihan dengan intensitas

sedang dan rendah, metabolisme aerobik benar-benar menyediakan seluruh ATP yang

dibutuhkan oleh otot ini, sistem pernafasan jantung dapat menggerakkan oksigen ke otot

Page 35: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

secara teratur. Maka kegiatan olahraga yang memerlukan penggunaan oksigen dengan

intensitas sedang sangat tergantung pada sistem metabolisme aerobik.

Metode pembelajaran distributed practice mempunyai kelebihan dan kelemahan

(Drowatzky, 1981 : 247). Kelebihan dari metode pembelajaran distributed practice

adalah :

1. Penguasaan terhadap pola gerakan teknik servis panjang akan lebih sempurna.

Karena dalam metode pembelajaran ini siswa selalu mendapat waktu istirahat yang

cukup sehingga siswa tersebut akan dapat melakukan teknik gerakan servis panjang

secara sempurna.

2. Perbaikan terhadap pola gerakan yang dilakukan akan mudah dilakukan, yaitu pada

waktu istirahat. Dengan adanya perbaikan-perbaikan terhadap gerakan yang

dilakukan, maka penguasaan terhadap teknik servis panjang akan lebih baik.

3. Teknik keterampilan dapat dilakukan dengan baik, kesalahan teknik dapat diketahui

sejak dini dan dapat segera dibetulkan sehingga penguasaan teknik servis panjang

dalam bulutangkis dapat menjadi lebih baik.

4. Kondisi fisik siswa akan terhindar dari kelelahan yang berlebihan.

Kelemahan metode pembelajaran distributed practice adalah sebagai berikut :

1. Penguasaan teknik gerakan agak lambat karena sering diselingi istirahat. Hal ini

disebabkan pola gerakan yang sudah terbentuk berkurang selama istirahat.

2. Prioritas dalam metode pembelajaran distributed practice ini hanya terbatas pada

teknik gerakan, tanpa menghiraukan kondisi fisik.

Page 36: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Dari kedua metode pembelajaran servis panjang pada penelitian ini, tetap

mengacu pada penggunaan prinsip pembebanan latihan dari Bompa (1986: 182) sebagai

berikut :

Frekuensi : 4 - 6 minggu

Repetisi : 8 - 12 ulangan

Set : 2 - 3 set

5. Koordinasi Mata-Tangan

a. Koordinasi Mata-Tangan

Koordinasi adalah suatu kemampuan biomotorik yang sangat kompleks.

Koordinasi erat hubungannya dengan kecepatan, kekuatan, daya tahan, dan fleksibilitas

dan sangat penting untuk mempelajari dan menyempurnakan teknik dan taktik. Menurut

Barrow dan McGee dalam Harsono (1988 : 219) bahwa, ”dalam koordinasi termasuk

juga agilitas, balance (keseimbangan), dan kinestetic sence.” Koordinasi penting kalau

kseseorang berada dalam situasi dan lingkungan yang asing seperti misalnya dalam

perubahan lapangan pertandingan, peralatan dan sebagainya yang dihadapi didalam

pertandingan. Demikian pula, koordinasi penting untuk orientasi ruang, seperti pada

waktu berada di udara misalnya pada saat salto dalam senam atau loncat indah.

Broer dan Zernicke dalam Harsono (1988 : 221) menjelaskan bahwa koordinasi

adalah kemampuan untuk mengkombinasikan beberapa gerakan tanpa ketegangan,

dengan urutan yang benar, dan melakukan gerakan yang kompleks secara mulus tanpa

pengeluaran energi yang berlebihan. Dengan demikian hasilnya adalah gerakan yang

Page 37: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

efisien, halus, mulus (smooth) dan terkoordinasi dengan baik. Menurut Suharno HP.

(1993 : 61) bahwa, "Koordinasi adalah kemampuan atlet untuk merangkaikan beberapa

gerak menjadi satu gerakan yang utuh dan selaras." Dengan demikian kesimpulan dari

pendapat-pendapat tersebut ialah koordinasi merupakan kemampuan dari dua atau lebih

organ tubuh yang bergerak dengan suatu pola gerakan tertentu.

Koordinasi gerakan itu sendiri dapat berbagai macam seperti koordinasi mata-

kaki (foot-eye coordination) seperti misalnya dalam keterampilan menendang bola, atau

koordinasi mata-tangan (eye-hand coordination) seperti misalnya keterampilan

melempar suatu obyek ke sasaran tertentu. Beberapa aktivitas membutuhkan koordinasi

menyeluruh (over-all coordination) dari tubuh, misalnya keterampilan senam. Dan

koordinasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah koordinasi mata-tangan. Jadi

yang dimaksudkan dengan kordinasi mata-tangan dalam penelitian ini adalah kordinasi

antara mata (penglihatan) dengan gerakan tangan dalam keterampilan servis panjang

bulutangkis.

b. Kegunaan dan Faktor Penentu Koordinasi

Pusat pengatur koordinasi di otak kecil (cerebulum) dengan proses dari pusat

saraf ke ke saraf tepi ke indera dan terus ke otot untuk melaksanakan gerak yang selaras

dan utuh otot synergis dan antagonis. Menurut Suharno HP. (1993 : 62) Koordinasi

mempunyai kegunaan sebagai berikut.

1) Mengkoordinasikan beberapa gerakan agar menjadi satu gerakan yang utuh dan serasi

2) Efisiensi dan efektif dalam penggunaaan tenaga 3) Untuk menghindari terjadinya cedera 4) Mempercepat berlatih, menguasai teknik 5) Dapat untuk memperkaya taktik dalam bertanding

Page 38: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

6) Kesiapan mental atlit lebih mantap untuk menghadapi pertandingan

Tingkat koordinasi atau baik tidaknya koordinasi gerak seseorang tercermin

dalam kemampuannya untuk melakukan suatu gerakan secara mulus, tepat dan efisien.

Seorang atlet dengan koordinasi yang baik bukan hanya mampu melakukan suatu

keterampilan secara sempurna, akan tetapi juga mudah dan cepat dapat melakukan

keterampilan yang masih baru baginya. Disamping itu juga dapat mengubah secara cepat

dari pola gerak yang satu ke pola gerak yang lain sehingga gerakannya menjadi efisien.

Atlit yang koordinasinya tidak baik biasanya melakukan gerakan-gerakannya secara

kaku, dengan ketegangan, dan dengan energi yang berlebihan sehingga tidak efisien.

Untuk dapat memiliki koordinasi yang baik, Suharno HP. (1993 : 62)

menjelaskan ada beberapa faktor yang menjadi penentu dalam koordinasi yang baik,

yaitu ;

1) Pengaturan saraf pusat dan saraf tepi, hal ini berdasarkan pembawaan atlit dan hasil latihan-latihan

2) Tergantung tonus dan elstisitas otot yang melakukan gerak 3) Baik dan tidaknya keseimbangan, kelincahan dan kelentukan atlit 4) Baik dan tidaknya koordinasi kerja saraf, otot dan indera.

c. Koordinasi Mata-Tangan Tinggi.

Koordinasi mata-tangan tinggi adalah kemampuan melakukan pukulan yang sah,

yaitu pukulan yang mengenai sasaran dan dapat dipukul kembali, dengan tidak

menginjak garis batas. Diukur dengan menggunakan Tes Koordinasi Mata-Tangan

(Miller Wall Volley Test) yang dinyatakan dengan hasil pengukuran yang dicapai dalam

nilai skor dengan diperoleh hasil yang tinggi.

Page 39: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

d. Koordinasi Mata-Tangan Rendah.

Koordinasi mata-tangan rendah adalah kemampuan melakukan pukulan yang

sah, yaitu pululan yang mengenai sasaran dan dapat dipukul kembali, dengan tidak

menginjak garis batas. Diukur dengan menggunakan Tes Koordinasi Mata-Tangan

(Miller Wall Volley Test) yang dinyatakan dengan hasil pengukuran yang dicapai dalam

nilai skor dengan diperoleh hasil yang rendah

e. Peranan Koordinasi Mata-Tangan.

Gerakan servis panjang dalam bulutangkis termasuk gerakan yang kompleks,

sebab gerakan servis panjang merupakan gabungan dari beberapa gerakan yang harus

dilakukan secara terpadu dan selaras. Gerakan servis panjang dalam bulutangkis bila

diuraikan terdiri dari sikap awal, ayunan raket, saat raket memukul shutlecock. Untuk

melakukan beberapa unsur gerakan tersebut secara selaras diperlukan kemampuan

koordinasi yang baik. Dapat dikatakan bahwa koordinasi mata-tangan merupakan dasar

untuk mencapai keterampilan yang tinggi dalam melakukan gerakan tersebut.

Dalam melakukan gerakan servis panjang dalam bulutangkis sangat diperlukan

koordinasi mata-tangan yang baik. Gerakan servis panjang dalam bulutangkis

merupakan gerakan menggunakan kecermatan pandangan (mata) dan keakuratan

gerakan tangan. Koordinasi mata-tangan sangat berperan dalam membentuk

keterampilan servis panjang. Seorang siswa yang mempunyai tingkat koordinasi mata-

tangan tinggi, dia lebih mampu dalam mengatur kecermatan dan ketepatan sasaran.

Sebaliknya siswa yang mempunyai taraf koordinasi mata-tangan rendah, dia lemah

dalam kecermatan dan akurasi sasaran. Tanpa memiliki koordinasi mata-tangan yang

Page 40: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

baik, maka hasil servis panjang dalam bulutangkis yang dilakukan akan sulit mencapai

hasil seperti yang diharapkan. Tingkat koordinasi mata-tangan merupakan kunci

perkembangan penguasaan gerak keterampilan servis panjang dalam bulutangkis.

6. Keterampilan Servis panjang Dalam Bulutangkis.

Hasil belajar keterampilan servis panjang dalam bulutangkis merupakan hasil

belajar keterampilan siswa terhadap permainan bulutangkis yang sedang ditekuni dengan

hasil yang baik. Kualitas keterampilan servis panjang dalam bulutangkis setiap siswa

sangat menentukan tingkat permainan. Makin baik tingkat penguasaan hasil belajar

keterampilan servis panjang, maka makin baik permainan bulutangkis akan tercapai.

Dalam permainan bulutangkis kemampuan servis mutlak dikuasai oleh siswa. Salah

melakukan servis berarti fatal, sedangkan unggul dalam servis berarti membuka

kemungkinan mendapatkan angka. Penguasaan keterampilan servis panjang dalam

bulutangkis juga sangat ditentukan pada pemahaman teori permainan bulutangkis, teknik

pukulan, teknik servis, dan pemahaman kondisi faal antara lain sistem energi yang

digunakan.

Permainan bulutangkis dapat dimainkan di dalam maupun di luar gedung, di atas

lapangan yang dibatasi dengan garis-garis dalam ukuran panjang dan lebar tertentu yaitu

13,40 meter dan 6,10 meter. Lapangan bulutangkis dibagi menjadi dua sama besar dan

dipisahkan oleh net yang tergantung di tiang net yang ditanam di pinggir lapangan

dengan tinggi net dari lantai 1,524 meter. Alat yang digunakan adalah sebuah raket

sebagai alat pemukul serta “Shutlecock” sebagai bola yang dipukul. Permainan dimulai

dengan cara menyajikan bola atau servis, yang memukul bola dari petak servis kanan ke

petak servis kanan lawan, sehingga jalannya bola menyilang

Page 41: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Gambar 1. Bentuk dan Ukuran Lapangan (Muhadjir, 2004 ; 67)

a. Teknik Pukulan dalam Bulutangkis

Dalam permainan bulutangkis, terdapat bermacam-macam teknik pukulan yang

dapat dan sering dilakukan oleh para pemain. Adapun macam-macam pukulan tersebut

seperti yang dikemukakan oleh Muhadjir (2004 : 70) adalah sebagai berikut.

1) Pukulan servis 2) Pukulan lob atau clear 3) Pukulan dropshot 4) Pukulan smash 5) Pukulan drive atau mendatar 6) Pukulan net (netting)

Dan Iwan Kristono. (1986 : 47) membagi macam-macam pukulan tersebut

sebagai berikut :

1. Service 2. Lob 3. Dropshot 4. Drive 5. Smash

b. Teknik Servis panjang

Pukulan servis merupakan pukulan yang mengawali permainan. Pukulan servis

juga merupakan teknik yang penting, karena dalam aturan permainan bulutangkis, servis

Page 42: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

merupakan modal awal untuk bisa memenangkan pertandingan. Dengan kata lain,

seorang pemain tidak bisa mendapatkan angka apabila tidak bisa melakukan servis

dengan baik. Angka/poin dalam permainan bulutangkis tidak akan tercipta, apabila

pemain tidak mahir melakukan servis dengan benar. (Diunduh dari

http://www.bulutangkis.com/mail.php)

Dalam melakukan servis ada beberapa cara yang dapat dilakukan, seperti yang

dikemukakan oleh Muhadjir (2004 : 70) sebagai berikut.

Macam-macam pukulan servis antara lain : a) Pukulan servis panjang (short service) b) Servis panjang (service lob) c) Pukulan servis drive d) Pukulan servis cambuk (service flick)

Gambar 2. Macam-Macam Pukulan Servis Muhadjir (2004 : 70)

Teknik servis panjang dalam permainan bulutangkis biasanya banyak digunakan

dalam permainan tunggal. Servis panjang ini banyak diandalkan oleh pemain tunggal,

karena dalam melakukannya bola dipukul sampai ke dekat garis belakang dan hasil

pukulan servis jarang sekali keluar lapangan belakang, dan jatuhnya bola hampir vertikal

sehingga lawan akan sulit untuk menilainya apakah bola itu masuk atau keluar dan

apakah bola di kembalikan dengan smash atau pukulan lob.

Page 43: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Servis panjang dalam bermain bulutangkis dipergunakan untuk memaksa lawan

bergerak ke garis belakang lapangannya. Servis yang panjang biasanya bola hasil

pukulan tinggi sekali, bahkan dapat mencapai 4 sampai 5 meter. Dalam melakukan

teknik servis panjang ini menurut Huang Hua dan Sugeng Aryanto (2007 : 34) adalah

sebagai berikut :

Mulailah dengan mengacungkan raket ke belakang sejajar dengan lantai. Jatuhkan shutle cock, majukan siku, lalu ayunlah dengan memutar ujung lengan kuat-kuat ke dalam. Shutle cock harus diterbangkan ke atas pada sudut yang lebih dari 20 derajat. Sasaran yang dituju adalah daerah belakang kira-kira 6 inchi di sebelah dalam garis belakang. Kaki berada dekat garis tengah dan kira-kira 1 yard di belakang garis servis pendek. Ketika lengan diulurkan sepenuhnya kepala raket mengikuti gagang raket sampai berada sama jauh dengan kaki kiri. Memutar ujung lengan dengan kuat dimulai ketika gagang raket mencapai kaki kiri, dan benturan shutle cock terjadi tepat sebelum lengan diluruskan seluruhnya. Pukullah cock kira-kira setinggi lutut, jauh dari badan. Gerakan tubuh dan pangkal lengan harus berlangsung berurutan dengan mulus dan dengan kecepatan sedang. Ujung lengan yang diputar dengan cepat harus diayun jauh ke depan ke bahu kiri.

Gambar 3. Pelaksanaan Teknik Servis Panjang (Huang Hua dan Sugeng Aryanto, 2007 : 34)

Page 44: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Dalam permainan bulutangkis kemampuan servis mutlak dikuasai oleh pemain.

Salah melakukan servis berarti fatal, sedangkan unggul dalam servis berarti membuka

kemungkinan mendapatkan angka.

B. Penelitian yang Relevan.

1. Hasil penelitian Lewis dan Lowe dalam Cratty, B.J, (1986 : 287) menyimpulkan,

bahwa hasil penguasaan teknik gerak dari latihan yang menggunakan metode massed

practice ternyata lebih bertahan lama dibanding dengan menggunakan metode

distributed practice.

2. Hasil penelitian Cook dan Hilgard dalam Drowazky (1981 : 244) menyimpulkan,

bahwa proses untuk melatih suatu teknik keterampilan gerak yang baru dikenalkan

siswa tidak akan berhasil dengan baik jika awalnya menggunakan metode massed

practice, dan akan lebih menguntungkan memakai metode tersebut ketika siswa

mulai mengenal teknik keterampilan yang akan dilatihkan tersebut.

3. Hasil penelitian Sugiyana tahun 2002 menyimpulkan, tidak ada perbedaan antara

metode massed practice dan distributed practice terhadap hasil latihan keterampilan

bermain sepak bola berdasarkan tinggi rendahnya kemampuan gerak dasar pada

kelompok usia 9 hingga 10 tahun dan 11 hingga 12 tahun.

4. Hasil penelitian Samijo Effendi Raharjo tahun 2007, tentang “Perbedaan Pengaruh

Metode Mengajar dan Koordinasi Mata-Tangan Terhadap Keterampilan Teknik

Dasar Bermain Bola Voli Mini.” Menyimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh

Page 45: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

antara metode mengajar dan koordinasi mata-tangan terhadap keterampilan teknik

dasar bermain bola voli mini.

5. Hasil penelitian Waluyo tahun 2008, tentang “Hubungan Antara Koordinasi Mata-

Tangan Dengan Hasil Belajar Keterampilan Servis panjang Dalam Bulutangkis”.

Menyimpulkan bahwa ada hubungan antara koordinasi mata-tangan dengan hasil

belajar keterampilan servis panjang

C. Kerangka Berfikir

1. Pengaruh metode pembelajaran massed practice dan distributed practice

terhadap keterampilan servis panjang dalam bulutangkis.

Dalam meningkatkan keterampilan servis panjang bulutangkis dapat dilakukan

dengan beberapa metode pembelajaran, diantaranya metode pembelajaran massed

practice dan distributed practice. Metode pembelajaran massed practice dan distributed

practice apabila di lihat dari pelaksanaannya mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk

meningkatkan keterampilan dalam melakukan servis panjang, hanya yang membedakan

pada cara pelaksanaan. Kedua metode pembelajaran tersebut mempunyai kelebihan dan

kelemahan

Dalam pelaksanaannya, metode pembelajaran massed practice siswa melakukan

servis panjang sebanyak 10 kali secara terus menerus atau berkesinambungan tanpa

diselingi istirahat. Sedangkan metode pembelajaran distributed practice siswa dalam

melakukan servis panjang sebanyak 10 kali dengan setiap 1 kali diselingi istirahat

Page 46: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

selama 30 detik atau diselingi teman yang lain. Metode pembelajaran yang dilakukan

selama 6 minggu akan memberikan pengaruh terhadap keterampilan servis panjang.

Dengan memperhatikan penjelasaan tersebut, metode pembelajaran massed

practice dan distributed practice mempunyai kelebihan dan kelemahan sendiri-sendiri.

Namun metode pembelajaran distributed practice memiliki kelebihan lebih baik

terhadap hasil belajar keterampilan teknik gerakan servis panjang bulutangkis yaitu

penguasaan kemampuan teknik gerakan.

2. Pengaruh koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi mata-tangan rendah

terhadap keterampilan servis panjang dalam bulutangkis.

Koordinasi mata-tangan merupakan salah satu unsur penting bagi gerakan

aktivitas olahraga. Koordinasi yang dimiliki oleh setiap siswa tidak sama, ada yang

tinggi dan ada yang rendah. Tinggi rendahnya koordinasi mata-tangan yang dimiliki oleh

seorang siswa tentunya akan berpengaruh terhadap keterampilan siswa yang

bersangkutan. Hal ini dikarenakan koordinasi mata-tangan merupakan salah satu unsur

yang dominan dalam gerakan-gerakan pada olahraga bulutangkis.

Dari uraian tersebut di atas, dapat diduga bahwa koordinasi mata-tangan yang

tinggi dan rendah dapat memberikan pengaruh yang berbeda terhadap keterampilan

servis panjang dalam bulutangkis.

3. Pengaruh interaksi antara metode pembelajaran dan koordinasi mata-tangan

terhadap keterampilan servis panjang dalam bulutangkis.

Keterampilan servis panjang dalam bulutangkis yaitu kemampuan siswa untuk

melakukan kecakapan dalam melakukan tugas dan penampilan, dan gerakan yang

dilakukan mengandung tingkat efisiensi yang tinggi. Dalam membina dan

Page 47: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

mengembangkan keterampilan servis panjang, ada beberapa hal yang harus diperhatikan,

salah satu diantaranya adalah metode pembelajaran. Kecermatan dan ketepatan dalam

menerapkan metode pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting untuk

memperoleh peningkatan keterampilan servis panjang bulutangkis yang lebih baik. Hal

ini membawa pemikiran perlunya metode pembelajaran yang tepat dan sesuai untuk

meningkatkan keterampilan servis panjang dalam bulutangkis.

Metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan

servis panjang dalam bulutangkis siswa diantaranya adalah metode pembelajaran

massed practice dan metode pembelajaran distributed practice. Kedua macam bentuk

metode pembelajaran ini dapat digunakan sebagai alternatif dan variasi untuk

mengembangkan dan meningkatkan keterampilan servis panjang dalam bulutangkis

yang tentunya disesuaikan dengan memperhatikan koordinasi mata-tangan siswa. Dari

uraian tersebut di atas, dapat diduga terdapat hubungan antara metode pembelajaran dan

koordinasi mata-tangan terhadap keterampilan servis panjang dalam bulutangkis.

Metode pembelajaran massed practice lebih sesuai diberikan pada siswa yang

mempunyai koordinasi mata-tangan tinggi. Sedangkan metode pembelajaran distributed

practice lebih sesuai diberikan pada siswa yang mempunyai koordinasi mata-tangan

rendah.

D. Perumusan Hipotesis

Berdaparkan kajian teori dan kerangka pemikiran, maka dapat dirumuskan

hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut :

Page 48: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

1. Ada pengaruh metode pembelajaran massed practice dan distributed practice

terhadap keterampilan servis panjang dalam bulutangkis pada siswa putra kelas 5

SDN 03 dan SDN 04 Bejen, Karanganyar.

2. Ada pengaruh koordinasi mata-tangan tinggi dan mata-tangan rendah terhadap

keterampilan servis panjang dalam bulutangkis pada siswa putra kelas 5 SDN 03

dan SDN 04 Bejen, Karanganyar.

3. Ada pengaruh interaksi antara metode pembelajaran dan koordinasi mata-tangan

terhadap keterampilan servis panjang dalam bulutangkis pada siswa putra kelas 5

SDN 03 dan SDN 04 Bejen, Karanganyar .

Page 49: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 03 dan SD Negeri 04 Bejen,

Karanganyar. Adapun untuk pelaksanaan pengambilan data bertempat di Balai

Desa Bejen, Karanganyar

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan selama 6 minggu mulai bulan Januari sampai dengan

Februari 2011.

Hari Waktu Materi

Senin, 03 Januari

2011 15.00 – 16.00

Tes awal servis panjang

Tes Koordinasi Mata-Tangan

Selasa

Kamis

Sabtu

15.00 – 16.10

Pembelajaran massed practice (K1)

Pembelajaran distributed practice (K2)

Senin, 14 Februari

2010

15.00 – 16.00 Tes akhir servis panjang

B. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

eksperimen. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Moh. Nazir (1985 :

74) bahwa, “Metode eksperimen adalah observasi di bawah kondisi buatan

(artificial condition) dimana kondisi tersebut dibuat dan diatur oleh si

peneliti.”

Page 50: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Memperhatikan pendapat tersebut, dapat diketahui bahwa dalam

penelitian eksperimen adalah penelitian dengan memberikan perlakukan

terhadap orang untuk mencari gambaran tentang hubungan sebab akibat.

2. Desain Penelitian.

Metode eksperimen yang digunakan adalah metode eksperimen

dengan teknik desain factorial 2 x 2.

Tabel 1. Kerangka Desain Penelitian

Variabel Atribut (b) Variabel Manipulatif (a)

Koordinasi Mata-Tangan

Tinggi (b1)

Koordinasi Mata-Tangan

Rendah (b2)

Metode Pembelajaran Massed Practice

(a1) a1b1 a1b2 Metode Pembelajaran Distributed

Practice (a2) a2b1 a2b2

Keterangan:

a1b1 : Kelompok siswa dengan metode pembelajaran massed practice

yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi.

a1b2 : Kelompok siswa dengan metode pembelajaran distributed

practice yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah.

a2b1 : Kelompok siswa dengan metode pembelajaran distributed

practice yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi.

a2b2 : Kelompok siswa dengan metode pembelajaran distributed

practice yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah.

Page 51: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Untuk mendapatkan keyakinan bahwa skor keterampilam servis panjang

merupakan hasil perlakuan dapat digeneralisasikan ke populasi yang ada, maka

dilakukan pengontrolan terhadap kemungkinan yang dapat mempengaruhi hasil

penelitian, yaitu validitas internal dan eksternal. Merujuk pada pendapat Thomas,

Nelson dalam Moh. Nazir (1985:311), validitas internal dan validitas eksternal

yang dikontrol dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Validitas internal

Pengontrolan validitas internal adalah pengendalian terhadap variable-

variabel luar yang dapat menimbulkan interpretasi lain. Variabel-variabel yang

dikontrol meliputi :

a. Pengaruh sejarah

Selama mengikuti program metode pembelajaran sampel tidak

diperbolehkan mengikuti aktivitas permainan bulutangkis diluar jadwal

eksperimen. Hal ini dilakukan dengan tidak memberikan materi pada saat

kegiatan intra kurikuler, dan siswa ditekankan untuk tidak melakukan

aktivitas bulutangkis pada waktu senggang.

b. Pengaruh Pertumbuhan, perkembangan dan kematangan

Untuk menghindari adanya pengaruh proses pertumbuhan,

perkembangan, dan kematangan motorik, perlakuan diberikan dalam

waktu tidak terlalu lama yaitu selama 16 kali pertemuan.

c. Testing

Hasil dari sebuah percobaan berurutan dengan pengambilan dari

tes yang sama.

Page 52: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

d. Pengaruh instrumen

Sebelum instrumen digunakan, terlebih dahulu diuji tingkat

keajegannya. Tes yang valid dan reliabel yang digunakan sebagai

instrumen.

e. Pengaruh pemilihan subyek

Dikontrol dengan penempatan subyek yang memiliki kemampuan

awal yang sama secara berimbang terhadap kelompok eksperimen.

f. Pengaruh kehilangan peserta eksperimen

Dikontrol terus menerus memotivasi dan memonitor kehadiran

sampel melalui daftar hadir yang ketat sejak awal sampai akhir

eksperimen.

g. Pengaruh perlakuan

Dikontrol dengan memberikan perlakuan yang sama kepada

kelompok eksperimen.

h. Penurunan Statistik

Suatu kenyataan bahwa group yang terpilih berdasarkan skor yang

tinggi sebenarnya tidak mempunyai tinggi skor yang sama dalam

percobaan selanjutnya.

i. Dugaan / Harapan

Dikontrol dengan cara mengantisipasi pelaku percobaan terhadap

penampilan partisipan-partisipan tertentu yang mungkin akan lebih bagus.

Page 53: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

2. Validitas Eksternal

Pengontrolan validitas eksternal adalah pengendalian terhadap beberapa

faktor agar hasil penelitian dapat digeneralisasikan. Campbell dan Stanley (1963)

dalam Moh. Nazir (1985:314) mengidentifikasi 4 perlakuan dalam validitas

eksternal yaitu :

a. Pengaktifan kembali atau efek balik dari percobaan.

Pre tes mungkin akan membuat partisipan lebih waspada atau

sensitive dengan percobaan yang akan datang sehingga perlakuan tidak

efektif tanpa tes awal.

b. Interaksi terhadap prasangka dan perlakuan percobaan.

Ketika group dipilih berdasarkan beberapa karakteristik percobaan

mungkin hanya berlaku pada group yang mempunyai karakteristik

tersebut.

c. Efek balik dari penyusunan percobaan.

Perlakuan yang efektif dalam situasi yang bebas dan dalam setting

yang leluasa seperti kenyataannya.

d. Gangguan percobaan yang berlipat.

Ketika para partisipan menerima lebih dari satu percobaan efek

dari percobaan yang lebih dulu mungkin mempengaruhi percobaan

selanjutnya.

Page 54: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Menurut Siswandari (2008 : 5) bahwa, "Populasi adalah himpunan

simple atau anggota yang akan diamati." Populasi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah siswa putra kelas 5 SDN 03 Bejen, dan siswa putra kelas 5

SDN 04 Bejen Karanganyar yang berjumlah 60 siswa.

2. Sampel

Pengertian sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti

Dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa putra kelas 5 SDN

03 Bejen, dan siswa putra kelas 5 SDN 04 Bejen Karanganyar.

Besar sampel yang digunakan adalah 40 siswa, yang diperoleh dengan

teknik purposive sampling. Menurut Sudjana teknik purposive sampling yaitu dari

jumlah populasi yang ada untuk menjadi sampel harus memenuhi ketentuan-

ketentuan untuk memenuhi tujuan penelitian. Ketentuan-ketentuan tersebut

adalah:

a. Jenis kelamin laki-laki

b. Sehat jasmani dan rohani

c. Bersedia menjadi sampel penelitian

d. Memiliki gerak dasar yang baik, berdasarkan hasil observasi dan

informasi.

Dari sejumlah siswa yang telah mempunyai ketentuan tersebut, kemudian

dilakukan tes dan pengukuran koordinasi mata-tangan menggunakan Miller Wall

Voley Test, tujuannya untuk mengetahui siswa yang memiliki koordinasi mata-

Page 55: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

tangan tinggi dan koordinasi mata-tangan rendah. Selanjutnya dirangking, dari

hasil rangking tersebut dibagi atas dua kelompok yaitu tingkat koordinasi mata-

tangan tinggi dan rendah. Besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah 40 siswa putra yang terdiri dari 20 siswa yang memiliki koordinasi mata-

tangan tinggi, dan 20 siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah.

Selanjutnya 20 siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi dan yang

memiliki koordinasi mata-tangan rendah masing–masing dibagi menjadi dua

kelompok dengan cara ordinal pairing, sehingga kedua kelompok mempunyai

keterampilan yang setara atau seimbang. 10 siswa mendapatkan metode

pembelajaran massed practice dan 10 siswa sebagai kelompok yang mendapatkan

metode pembelajaran distributed practice.

D. Variabel Penelitian.

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 2 variabel bebas (independent)

dan satu variabel terikat (dependent) dengan rincian yaitu :

1. Variabel bebas (independent)

a. Variabel manipulatif yaitu metode pembelajaran yang terdiri dari dua sel

variabel yaitu:

1) Metode pembelajaran massed practice.

2) Metode pembelajaran distributed practice.

b. Variabel bebas atributif (yang dikendalikan) dalam penelitian ini yaitu:

1) Koordinasi mata-tangan tinggi.

2) Koordinasi mata-tangan rendah.

Page 56: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

2. Variabel terikat (dependent)

Dalam penelitian ini variabel terikatnya yaitu keterampilan servis

panjang dalam bulutangkis.

E. Definisi Operasional.

Untuk memberikan penafsiran yang sama terhadap variabel-variabel dalam

penelitian ini, maka perlu dijelaskan definisi dari variabel-variabel penelitian yaitu

sebagai berikut:

1. Metode Pembelajaran Massed Practice

Metode pembelajaran massed practice merupakan metode pembelajaran

yang pelaksanaannya tanpa diselingi istirahat diantara waktu pembelajaran sampai

batas waktu yang ditentukan. Metode pembelajaran ini ditujukan untuk

meningkatkan kemampuan mengontrol gerakan dan akan merangsang

kemampuan otot yang dibutuhkan dalam cabang olahraga bulutangkis untuk

membantu mencapai prestasi yang lebih baik. Pelaksanaan pembelajaran

keterampilan servis panjang dalam bulutangkis dengan metode pembelajaran

massed practice yaitu siswa diinstruksikan melakukan keterampilan servis

panjang dalam bulutangkis secara berulang-ulang dan terus menerus. Siswa tidak

diberikan kesempatan untuk istirahat sampai batas waktu yang ditentukan habis.

2. Metode Pembelajaran Distributed Practice

Metode pembelajaran distributed practice merupakan bentuk metode

pembelajaran yang diselingi istirahat diantara waktu pembelajaran. Penggunaan

Page 57: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

waktu istirahat secara memadai bukan merupakan pemborosan waktu, tetapi

merupakan bagian penting di dalam proses belajar gerak.

3. Koordinasi Mata-Tangan

Koordinasi mata-tangan adalah suatu klasifikasi koordinasi mata-tangan

yang dihitung diatas rerata hasil pengukuran koordinasi mata-tangan pada sampel

penelitian.

a. Koordinasi mata-tangan tinggi.

Koordinasi mata-tangan tinggi adalah kemampuan melakukan pukulan

yang sah, yaitu pukulan yang mengenai sasaran dan dapat dipukul

kembali, dengan tidak menginjak garis batas. Diukur dengan

menggunakan Tes Koordinasi Mata-Tangan (Miller Wall Volley Test)

yang dinyatakan dengan hasil pengukuran yang dicapai dalam nilai skor

dengan diperoleh hasil yang tinggi.

b. Koordinasi Mata-Tangan Rendah.

Koordinasi mata-tangan rendah adalah kemampuan melakukan pukulan

yang sah, yaitu pukulan yang mengenai sasaran dan dapat dipukul

kembali, dengan tidak menginjak garis batas. Diukur dengan

menggunakan Tes Koordinasi Mata-Tangan (Miller Wall Volley Test)

yang dinyatakan dengan hasil pengukuran yang dicapai dalam nilai skor

dengan diperoleh hasil yang rendah

4. Keterampilan Servis Panjang Dalam Bulutangkis.

Pada penelitian ini, keterampilan servis panjang dalam bulutangkis

merupakan keterampilan siswa terhadap permainan bulutangkis yang sedang

Page 58: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

ditekuni dengan hasil yang baik. Kualitas keterampilan servis panjang dalam

bulutangkis setiap siswa lepas dari faktor-faktor kondisi fisik dan sangat

menentukan tingkat permainan. Makin baik tingkat penguasaan hasil belajar

keterampilan servis panjang, maka makin baik permainan bulutangkis akan

tercapai. Dalam permainan bulutangkis kemampuan servis mutlak dikuasai oleh

siswa. Salah melakukan servis berarti fatal, sedangkan unggul dalam servis berarti

membuka kemungkinan mendapatkan angka.

F. Teknik Pengumpulan Data

a. Tes dan Pengukuran

Sesuai dengan masalah dan hipotesis yang telah diajukan dalam

penelitian ini, maka data akan dikumpulkan dengan tes dan pengukuran dalam

olahraga. Dan tes yang digunakan adalah :

1. Untuk keterampilan servis panjang diukur dengan menggunakan Tes

Long Serve Test (Barry L. Johnson & Jack K.Nelson, 1986 : 273)

Pelaksanaan Long Serve Test adalah sebagai berikut : Peserta

berdiri didaerah servis dengan memegang raket dan shutlecock.

Kemudian mulai memukul shutlecock dari bawah ke atas lebih dari 8

feet sampai bagian daerah nilai di lapangan belakang dalam daerah

lapangan tunggal. Peserta diberikan kesempatan sebanyak 12 kali

pukulan servis. Shutlecock gagal atau tidak sah apabila testee memukul

bola dan jatuhnya diluar lapangan atau tidak sah dalam kaidah

Page 59: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

bulutangkis. Skor yang dihitung adalah jumlah nilai yang diperoleh

dari 12 kali tes yang masuk / sah pada sasaran.

2. Untuk koordinasi mata tangan diukur dengan Miller Wall Volley Test

(Mathews Donald K., 1978 :229)

Pelakanaan Miller Wall Volley Test adalah sebagai berikut :

Sasaran ditempatkan ditembok setinggi 2,286 m dari lantai dan batas

atas 4,572 meter. Peserta berdiri dibelakang garis batas pukulan sejauh

2,133 meter. Peserta tes diberi kesempatan untuk memukul bola ke

arah sasaran sebanyak-banyaknya selama 30 detik. Peserta melakukan

6 kali percobaan dengan 3 kali forehand dan 3 kali backhand dengan

istirahat 15 detik diantara percobaan/tes.

Nilai/ skor yang dihitung adalah pukulan yang sah, yaitu

pukulan yang mengenai sasaran dan dapat dipukul kembali, serta pada

pelaksanaan tes peserta tidak menginjak garis batas. Pukulan

memperoleh skor 1 apabila pukulan tersebut mengenai sasaran dan

Page 60: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

dapat dipukul kembali dengan benar. Jumlah skor adalah total

keseluruhan nilai dari 6 kali tes.

4,57 M

2,13 m

Batas Pukulan

b. Mencari Reliabilitas Tes.

Sebelum melakukan tes perlu dicari reliabilita tes. Dan untuk menghitung

reliabilitas tes tersebut menggunakan Anava dengan rumus sebagai berikut :

R = MSs

MSwMSs -

MSw = MSs

SSlSSt +

Untuk mengetahui tingkat keajegan hasil tes perlu mencari reliabilitas tes

pada tes awal keterampilan servis panjang dalam bulutangkis yang diujicobakan

pada sample sejumlah 40 anak. Tes dilakukan oleh 2 penguji, hasil masing-

masing penguji kemudian disinkronkan. Hasil reliabilitas tes keterampilan servis

panjang dalam bulutangkis kemudian dikategorikan, dengan menggunakan

Sasaran

2,23m

Page 61: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

pedoman tabel koefisien korelasi dari Book Walter yang dikutip Mulyono B.

(2007:22), yaitu :

Tabel 2. Range Kategori Reliabilitas

Kategori Reliabilita

Tinggi Sekali 0,90 – 1,00

Tinggi 0,80 – 0,89

Cukup 0,60 – 0,79

Kurang 0,40 – 0,59

Tidak Signifikan 0,00 – 0,39

G. Teknik Analisis Data

Berdasarkan data yang diperoleh, teknik pengolahannya menggunakan

teknik analisis varian (ANAVA) rancangan faktorial 2x2 pada α = 0,05. Jika nilai

F yang diperoleh (Fo) signifikan analisis dilanjutkan dengan uji rentang hewman-

keuls (Sudjana, 2004:36). Sebelum menguji dengan ANAVA, terlebih dahulu

dilakukan uji persyaratan analisis data dengan melakukan uji normalitas dan

homogenitas. Dengan demikian langkah-langkah yang dilakukan dalam

menganalisis data adalah sebagai berikut :

1. Uji Prasyarat

Sebelum dilakukan analisis data dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji

normalitas (Uji Liliefors) dan uji Homogenitas Varians (dengan uji Bartlett). Uji

normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang digunakan dalam

penelitian berasal dari sampel berdistribusi normal atau tidak. Uji homogenitas

Page 62: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

bertujuan untuk mengetahui apakah variansi pada tiap-tiap kelompok homogen

atau tidak.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas data penelitian ini menggunakan metode Liliefors (Sudjana,

2002:466). Adapun prosedur pengujian normalitas tersebut adalah sebagai berikut:

1) Pengamatan x1, x2, ……., xn dijadikan bilangan baku z1, z2, ……., zn

dengan menggunakan rumus:

zi =

Keterangan :

= Rata-rata

= Nilai variabel

s = Simpangan baku

2) Untuk setiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal

baku, kemudian dihitung peluang F(zi) = P (z ≤ zi).

3) Selanjutnya dihitung proporsi z1, z2, ……., zn yang lebih kecil atau sama

dengan zi. Jika proporsi dinyatakan oleh S(zi), maka

S(zi) =

4) Hitung selisih F(zi) - S(zi), kemudian ditentukan harga mutlaknya.

5) Ambil harga yang paling besar di antara harga-harga mutlak selisih

tersebut. Harga terbesar ini merupakan Lhitung.

Page 63: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan dengan uji Bartlett. Langkah-langkah

pengujiannya sebagai berikut :

1) Membuat tabel perhitungan yang terdiri dari kolom-kolom kelompok

sampel; dk (n-1); 1/dk; SDi2, dan (dk) log SDi

2.

2) Menghitung varians gabungan dari semua sampel, dengan rumus:

SD2 = ……. (1)

B = Log SDi2 (n-1)

3) Menghitung χ2, dengan rumus:

χ2 = (Ln) B – (n–1) Log SDi ……….. (2)

dengan (Ln 10) = 2,3026

Hasilnya (χ2hitung) kemudian dibandingkan dengan χ2

tabel, pada taraf

signifikansi α = 0,05 dan dk (n-1).

4) Apabila χ2hitung < χ2

tabel, maka Ho diterima.

Artinya varians sampel bersifat homogen. Sebaliknya apabila χ2hitung > χ2

tabel,

maka Ho ditolak, artinya varians sampel bersifat tidak homogen.

2. Uji Hipotesis

Langkah-langkah melakukan uji hipotesis adalah sebagai berikut:

Page 64: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

a. Anava Rancangan Faktorial 2x2

1) Metode AB untuk Perhitungan Anava Dua Faktor

Tabel 3. Ringkasan Anava 2x2

Sumber Variasi Dk JK RJK Fo

Rata-rata Perlakuan

A B

AB Kekeliruan

1

a – 1 b – 1

(a-1)(b-1) ab (n-1)

Ry

Ay

By

ABy

Ey

R

A B

AB E

A/B B/E

AB/E

Keterangan:

A = Kelompok A

B = Kelompok B

AB = Interaksi antara kelompok A dengan kelompok B

2) Kriteria Pengujian Hipotesis

Jika F ≥ F(1-α) (v1-v2), maka hipotesis nol ditolak. Jika F < F(1-α) (v1-

v2), maka hipotesis nol diterima. Dengan demikian dk pembilang v1 (k-1) dan

dk penyebut v2 = (n1 + … nk – k), α = taraf signifikansi untuk pengujian

hipotesis.

b. Uji Rentang Newman-Keuls Setelah Anava

Menurut Sudjana (2004:36) langkah-langkah untuk melakukan uji

Newman-Keuls adalah sebagai berikut:

1. Susun k buah rata-rata perlakuan menurut urutan nilainya, dan yang paling

kecil sampai kepada yang terbesar.

Page 65: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

2. Dari rangkaian ANAVA, diambil harga RJKe disertai dk-nya.

3. Hitung kekeliruan buku rata-rata untuk tiap perlakuan dengan rumus:

Sy =

RJK (kekeliruan) juga didapat dari hasil rangkuman ANAVA.

4. Tentukan taraf signifikansi α, lalu gunakan daftar rentang student. Untuk

uji Newman-Keuls, di ambil v = dk dari RJK (kekeliruan) dan p = 2,3...,k.

Harga-harga yang di dapat dari badan daftar sebanyak (k-1) untuk v dan p

supaya di catat.

5. Kalikan harga-harga yang didapat di titik (...) di atas masing-masing

dengan Sy, dengan jalan demikian diperoleh apa yang dinamakan rentang

signifikan terkecil (RST).

6. Bandingkan selisih rata-rata terkecil dengan RST untuk mencari p-k selisih

rata-rata terbesar dan rata-rata terkecil kedua dengan RST untuk p=(k-1),

dan seterusnya. Demikian halnya perbandingan selisih rata-rata terbesar

kedua rata-rata terkecil dengan RST untuk p = (k-1), selisih rata-rata

terbesar kedua dan rata-rata terkecil kedua dengan RST untuk p = (k-2),

dan seterusnya. Dengan jalan begini, semuanya akan ada ½ k (k-1)

pasangan yang harus dibandingkan. Jika selisih-selisih yang didapat lebih

besar dari pada RST-nya masing-masing maka disimpulkan bahwa

terdapat perbedaan yang signifikansi di antara rata-rata perlakuan.

Page 66: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Page 67: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Page 68: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini disajikan mengenai hasil penelitian beserta interpretasinya.

Penyajian hasil penelitian adalah berdasarkan analisis statistik yang dilakukan pada

tes awal dan tes akhir keterampilan servis panjang dalam permainan bulutangkis.

Berturut-turut berikut disajikan mengenai deskripsi data, uji persyaratan analisis,

pengujian hipotesis dan pembahasan hasil penelitian.

A. Deskripsi Data

1. Hasil Tes Koordinasi Mata Tangan

Pada penelitian ini koordinasi mata tangan sebagai variabel bebas atributif.

Data hasil koordinasi mata-tangan berguna untuk pengelompokan siswa ke dalam

kelompok yang mempunyai tingkat koordinasi mata-tangan tinggi dan mata-tangan

rendah..

Tabel 4. Distribusi Frekwensi Data Hasil Tes Koordinasi Mata-Tangan.

Interval Skor Frekwensi Absolut Prosentasi ( % )

1 – 4 5 12,5

5 – 8 19 47,5

9 – 12 9 22,5

13 – 16 4 10

17 – 20 3 7,5

40 100

Page 69: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Gambar 4. Grafik Distribusi Frekwensi Data Hasil Tes Koordinasi Mata-Tangan

2. Hasil Tes Keterampilan Servis Panjang

Deskripsi hasil analisis data hasil tes keterampilan servis panjang dalam

permainan bulutangkis yang dilakukan sesuai dengan kelompok yang dibandingkan

disajikan sebagai berikut:

Tabel 5. Distribusi Frekwensi Servis Panjang Massed Practice dengan Koordinasi Mata-Tangan Tinggi.

Interval Skor Frekwensi Absolut Prosentasi ( % )

3 – 5 1 10

6 – 8 5 50

9 – 11 3 30

12 – 14 1 10

15 – 17 0 0

18 – 20 - -

10 100

20 – 15 – Frekwensi 10 – 5 - 0 - 1 – 4 5 – 8 9 – 12 13 – 16 17 – 20 Interval Score

Page 70: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Gambar 5. Grafik Distribusi Frekwensi Servis Panjang Massed Practice dengan

Koordinasi Mata-Tangan Tinggi Tabel 6. Distribusi Frekwensi Servis Panjang Massed Practice dengan Koordinasi

Mata-Tangan Rendah

Interval Skor Frekwensi Absolut Prosentasi ( % )

3 – 5 2 10

6 – 8 4 40

9 – 11 3 30

12 – 14 1 10

15 – 17 - -

18 – 20 - -

10 100

5 - 4 - 3 - Frekwensi 2 - 1 - 0 - 3 – 5 6 – 8 9 – 11 12 – 14 15 – 17 18 - 20 Interval Skor

Page 71: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Gambar 6. Grafik Distribusi Frekwensi Servis Panjang Massed Practice dengan

Koordinasi Mata-Tangan Rendah Tabel 7. Distribusi Frekwensi Servis Panjang Distributed Practice dengan

Koordinasi Mata-Tangan Tinggi

Interval Skor Frekwensi Absolut Prosentasi ( % )

3 – 5 - -

6 – 8 - -

9 – 11 5 50

12 – 14 3 30

15 – 17 2 20

18 – 20 - -

10 100

5 - 4 - 3 - Frekwensi 2 - 1 - 0 - 3 – 5 6 – 8 9 – 11 12 – 14 15 – 17 18 - 20 Interval Skor

Page 72: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Gambar 7. Grafik Distribusi Frekwensi Servis Panjang Distributed Practice dengan Koordinasi Mata-Tangan Tinggi

Tabel 8. Distribusi Frekwensi Servis Panjang Distributed Practice dengan

Koordinasi Mata-Tangan Rendah

Interval Skor Frekwensi Absolut Prosentasi ( % )

3 – 5 1 10

6 – 8 5 50

9 – 11 3 30

12 – 14 1 10

15 – 17 - -

18 – 20 - -

10 100

5 - 4 - 3 - Frekwensi 2 - 1 - 0 - 3 – 5 6 – 8 9 – 11 12 – 14 15 – 17 18 – 20 Interval Skor

Page 73: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Gambar 8. Grafik Distribusi Frekwensi Data Servis Panjang Distributed Practice

dengan Koordinasi Mata-Tangan Rendah Tabel 9. Deskripsi Data Hasil Tes Keterampilan Servis Panjang Dalam Permainan

Bulutangkis Tiap Kelompok Berdasarkan Penggunaan Metode Pembelajaran dan Tingkat Koordinasi Mata-Tangan

Perlakuan Tingkat Koordinasi mata-

tangan Statistik Gain Score

Metode pembelajaran massed practice

Tinggi

Jumlah 86,00 Rerata 8,60 SD 2,27

Rendah

Jumlah 84,00 Rerata 8,40 SD 3,34

Metode pembelajaran distributed practice

Tinggi

Jumlah 123,00 Rerata 12,30 SD 2,67

Rendah

Jumlah 82,00 Rerata 8,20 SD 2,10

5 - 4 - 3 - Frekwensi 2 - 1 - 0 - 3 – 5 6 – 8 9 – 11 12 – 14 15 – 17 18 – 20 Interval Skor

Page 74: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Hal-hal yang menarik dari nilai-nilai yang terdapat dalam tabel di atas adalah

sebagai berikut:

1. Jika antara kelompok siswa yang mendapat metode pembelajaran massed

practice dan dengan distributed practice dibandingkan, maka dapat diketahui

bahwa kelompok perlakuan dengan distributed practice memiliki peningkatan

keterampilan servis panjang dalam permainan bulutangkis sebesar 1.75 yang

lebih tinggi dari pada kelompok metode pembelajaran massed practice.

2. Jika antara kelompok siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi dan

rendah dibandingkan, maka dapat diketahui bahwa kelompok siswa yang

memiliki koordinasi mata-tangan tinggi memiliki peningkatan keterampilan

servis panjang dalam permainan bulutangkis sebesar 2.15 yang lebih tinggi dari

pada kelompok siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah.

3. Gambaran menyeluruh dari nilai rata-rata keterampilan servis panjang dalam

permainan bulutangkis dapat dilihat pada histogram sebagai berikut:

Gambar 9. Histogram Nilai Rata-rata Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Keterampilan Servis Panjang Dalam Permainan Bulutangkis Tiap Kelompok Berdasarkan Penggunaan Metode pembelajaran dan Tingkat Koordinasi Mata-Tangan

Page 75: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Keterangan :

K MP = Kelompok metode pembelajaran massed practice

K DP = Kelompok metode pembelajaran distributed practice

KT = Kelompok koordinasi mata-tangan tinggi

KR = Kelompok koordinasi mata-tangan rendah

= Hasil tes awal

= Hasil tes akhir

4. Agar perbandingan dan perbedaaan nilai rata-rata peningkatan keterampilan

servis panjang dalam permainan bulutangkis yang dicapai tiap kelompok

perlakuan mudah dipahami, maka nilai peningkatan keterampilan servis panjang

5. dalam permainan bulutangkis pada tiap kelompok perlakuan disajikan dalam

bentuk histogram sebagai berikut:

Gambar 10. Histogram Nilai Rata-rata Peningkatan Keterampilan Servis Panjang Dalam Permainan Bulutangkis Pada Tiap Kelompok Perlakuan.

Keterangan :

KP1 = Kelompok metode pembelajaran massed practice pada tingkat koordinasi

mata-tangan tinggi

Page 76: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

KP2 = Kelompok metode pembelajaran massed practice pada tingkat koordinasi

mata-tangan rendah

KP3 = Kelompok metode pembelajaran distributed practice memiliki koordinasi

mata-tangan tinggi

KP4 = Kelompok metode pembelajaran distributed practice pada tingkat koordinasi

mata-tangan rendah

B. Uji Reliabilitas

Untuk mengetahui tingkat keajegan hasil tes dilakukan uji reliabilitas pada tes

keterampilan servis panjang dalam permainan bulutangkis dengan 2 pengamat. Hasil

uji reliabilitas data keterampilan servis panjang dalam permainan bulutangkis

kemudian dikategorikan, dengan menggunakan pedoman tabel koefisien korelasi

dari Book Walter yang dikutip Mulyono B. (1992:22), yaitu :

Tabel 10. Range Kategori Reliabilitas

Kategori Reliabilita

Tinggi Sekali 0,90 – 1,00

Tinggi 0,80 – 0,89

Cukup 0,60 – 0,79

Kurang 0,40 – 0,59

Tidak Signifikan 0,00 – 0,39

Adapun hasil uji reliabilitas data keterampilan servis panjang dalam permainan

bulutangkis pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

Page 77: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Tabel 11. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data

Variabel Reliabilita Kategori

a. Tes koordinasi mata-tangan 0,83 Tinggi

b. Tes keterampilan servis panjang dalam

permainan bulutangkis

0,78

Cukup

C. Pengujian Persyaratan Analisis

1. Uji Normalitas

Sebelum dilakukan analisis data perlu diuji distribusi kenormalannya. Uji

normalitas data dalam penelitian ini digunakan metode Lilliefors. Hasil uji

normalitas data yang dilakukan pada tiap kelompok adalah sebagai berikut:

Tabel 12. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data Kelompok Perlakuan

N M SD Lhitung Ltabel 5% Kesimpulan

KP1 10 8,600 2,271 0,2026 0.258 Berdistribusi Normal

KP2 10 8,400 3,340 0,1642 0.258 Berdistribusi Normal

KP3 10 12,300 2,669 0,1879 0.258 Berdistribusi Normal

KP4 10 8,200 2,098 0,1398 0.258 Berdistribusi Normal

Dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada KP1 diperoleh nilai Lo = 0.2026.

Di mana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas penolakan pada taraf signifikansi

5% yaitu 0.258. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada KP1 termasuk

Page 78: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

berdistribusi normal. Dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada KP2 diperoleh

nilai Lo = 0.1642, yang ternyata lebih kecil dari angka batas penolakan hipotesis nol

menggunakan signifikansi 5% yaitu 0.258. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa data pada KP2 termasuk berdistribusi normal. Dari hasil uji normalitas yang

dilakukan pada KP3 diperoleh nilai Lo = 0.1879. Di mana nilai tersebut lebih kecil

dari angka batas penolakan menggunakan signifikansi 5% yaitu 0.258. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa data pada KP3 termasuk berdistribusi normal.

Adapun dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada KP4 diperoleh nilai Lo =

0.1398, yang ternyata juga lebih kecil dari angka batas penolakan hipotesis nol

menggunakan signifikansi 5% yaitu 0.258. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa data pada KP4 juga termasuk berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dimaksudkan untuk menguji kesamaan varians antara

kelompok 1 dengan kelompok 2. Uji homogenitas pada penelitian ini dilakukan

dengan uji Bartlet. Hasil uji homogenitas data antara kelompok 1 dan kelompok 2

adalah sebagai berikut:

Tabel 13. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data ∑ Kelompok Ni SD2

gab χ2o χ2

tabel 5% Kesimpulan

4 10 6.9858 2.366 7.81 Varians homogen

Dari hasil uji homogenitas diperoleh nilai χ2o = 2.366. Sedangkan dengan K - 1

= 4 – 1 = 3, angka χ2tabel 5% = 7,81, yang ternyata bahwa nilai χ2

o = 2.366 lebih kecil

Page 79: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

dari χ2tabel 5% = 7.81. Sehingga dapat disimpulkan bahwa antara kelompok dalam

penelitian ini memiliki varians yang homogen.

D. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis penelitian dilakukan berdasarkan hasil analisis data dan

interprestasi analisis varians. Uji rentang Newman-Keuls ditempuh sebagai langkah-

langkah uji rata-rata setelah Anava. Berkenaan dengan hasil analisis varians dan uji

rentang Newman-Keuls, ada beberapa hipotesis yang harus diuji. Urutan pengujian

disesuaikan dengan urutan hipotesis yang dirumuskan pada bab II.

Hasil analisis data, yang diperlukan untuk pengujian hipotesis sebagai berikut:

Tabel 14. Ringkasan Nilai Rata-rata Keterampilan Servis Panjang Dalam Permainan Bulutangkis Berdasarkan Penggunaan Metode Pembelajaran dan Tingkat Koordinasi Mata-Tangan

Variabel

Rerata Keterampilan Bulutangkis

A1

A2

B1 B2 B1 B2

Peningkatan 8,60 8,40 12,30 8,20

Keterangan :

A1 = Metode pembelajaran massed practice.

A2 = Metode pembelajaran distributed practice.

B1 = Kelompok siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi

B2 = Kelompok siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah

Page 80: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Tabel 15. Ringkasan Hasil Analisis Varians Dua Faktor

Sumber Variasi Dk JK RJK Fo Ft

Rata-rata

Perlakuan 1 3515,6250 3515,625

A 1 30,6250 30,625 4,4012 4,11

B 1 46,2250 46,225 6,6431

AB 1 38,0250 38,025 5,4647

Kekeliruan 36 250,5000 6,958

Total 40 3881,0000

Dari tabel ringkasan hasil analisis varian dua faktor, nampak bahwa faktor-faktor

utama penelitian dalam bentuk dua faktor menunjukkan interaksi yang nyata.

Tabel 16. Ringkasan Hasil Uji Rentang Newman-Keuls Setelah Analisis Varians

KP A2B2 A1B2 A1B1 A2B1 RST

Rerata 8,200 8,400 8,600 12,300

A2B2 8,200 - 0,200 0,400 4,100 * 2,4107

A1B2 8,400 - 0,200 3,900 * 2,9029

A1B1 8,600 - 3,700 * 3,2032

A2B1 12,300 -

Keterangan ;

Yang bertanda * signifikan pada P £ 0,05.

Berdasarkan hasil analisis data di atas dapat dilakukan pengujian hipotesis

sebagai berikut:

Page 81: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

1. Pengujian Hipotesis I

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pembelajaran massed

practice memiliki peningkatan yang berbeda dengan metode pembelajaran

distributed practice. Hal ini dibuktikan dari nilai Fhitung = 4.401 > Ftabel = 4.11.

Dengan demikian hipotesa nol (H0) ditolak. Yang berarti bahwa metode

pembelajaran massed practice memiliki peningkatan yang berbeda dengan metode

pembelajaran distributed practice dapat diterima kebenarannya. Dari analisis

lanjutan diperoleh bahwa ternyata metode pembelajaran distributed practice

memiliki peningkatan yang lebih baik dari pada metode pembelajaran massed

practice, dengan rata-rata peningkatan masing-masing yaitu 10.25 dan 8.50.

2. Pengujian Hipotesis II

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang memiliki koordinasi

mata-tangan tinggi memiliki peningkatan keterampilan servis panjang dalam

permainan bulutangkis yang berbeda dengan siswa yang memiliki koordinasi mata-

tangan rendah. Hal ini dibuktikan dari nilai Fhitung = 6.643 > Ftabel = 4.11. Dengan

demikian hipotesa nol (H0) ditolak. Yang berarti bahwa siswa yang memiliki

koordinasi mata-tangan tinggi memiliki peningkatan keterampilan servis panjang

dalam permainan bulutangkis yang berbeda dengan siswa yang memiliki koordinasi

mata-tangan rendah dapat diterima kebenarannya.

Dari analisis lanjutan diperoleh bahwa ternyata siswa yang memiliki koordinasi

mata-tangan tinggi memiliki peningkatan keterampilan servis panjang dalam

Page 82: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

permainan bulutangkis yang lebih baik, dengan rata-rata peningkatan masing-masing

yaitu 10.45 dan 8.30.

3. Pengujian Hipotesis III

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara perbedaan metode

pembelajaran dan tingkat koordinasi mata-tangan siswa sangat bermakna. Karena Fhitung =

5.465 > Ftabel = 4.11. Dengan demikian hipotesa nol ditolak. yang berarti bahwa keberhasilan

metode pembelajaran dipengaruhi oleh tingkat koordinasi mata-tangan yang dimiliki siswa.

E. Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan hasil penelitian ini memberikan penafsiran yang lebih lanjut

mengenai hasil-hasil analisis data yang telah dikemukakan. Berdasarkan pengujian

hipotesis telah menghasilkan tiga kelompok kesimpulan analisis yaitu : (a) ada

pengaruh yang bermakna antara metode pembelajaran massed practice dan distributed

practice terhadap keterampilan servis panjang. (b) ada pengaruh yang bermakna antara

koordinasi mata-tangan tinggi dan rendah terhadap keterampilan servis panjang (c) ada

pengaruh interaksi yang bermakna antara metode pembelajaran dengan koordinasi

mata-tangan terhadap keterampilan servis panjang. Kelompok kesimpulan analisis

tersebut dapat dipaparkan lebih lanjut sebagai berikut:

1. Pengaruh Metode Pembelajaran Massed Practice dan Distributed Practice

Terhadap Keterampilan Servis Panjang.

Berdasarkan pengujian hipotesis pertama ternyata ada pengaruh yang nyata

pada kelompok siswa yang mendapatkan metode pembelajaran massed practice dan

Page 83: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

kelompok siswa yang mendapatkan metode pembelajaran distributed practice

terhadap peningkatan keterampilan servis panjang dalam permainan bulutangkis.

Pada kelompok siswa yang mendapat metode pembelajaran distributed practice

mempunyai peningkatan keterampilan servis panjang dalam permainan bulutangkis

yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok siswa yang mendapat metode

pembelajaran massed practice.

Pembelajaran servis panjang bulutangkis dengan distributed practice yaitu

pembelajaran servis panjang bulutangkis yang dilakukan secara berulang-ulang,

dimana antar ulangan diselingi waktu istirahat yang cukup. Pembelajaran

keterampilan servis panjang dalam permainan bulutangkis dengan distributed

practice memberikan waktu istirahat yang cukup sehingga akan memungkinkan

siswa untuk dapat melakukan gerakan dengan teknik sempurna. Perbaikan terhadap

pola gerakan yang dilakukan akan mudah dilakukan.

Pembelajaran servis panjang bulutangkis dengan massed practice yaitu, dengan

pembatasan istirahat disela-sela percobaan dalam kondisi padat cenderung

mengurangi penampilan jika dibandingkan dengan dengan yang waktu istirahatnya

lebih banyak. Pembelajaran ini akan menyebabkan kelelahan sehingga berpengaruh

terhadap kesempurnaan gerakan yang dilakukan, selain itu pengontrolan dan

perbaikan terhadap teknik gerakan sulit dilakukan, sebab tidak ada waktu istirahat.

Dari angka-angka yang dihasilkan dalam analisis data menunjukkan bahwa

perbandingan rata-rata peningkatan persentase keterampilan servis panjang dalam

permainan bulutangkis yang dihasilkan oleh metode pembelajaran distributed

practice lebih tinggi 1.75 dari pada dengan massed practice.

Page 84: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

2. Pengaruh Taraf Koordinasi Mata-Tangan Tinggi dan Rendah Terhadap

Keterampilan Servis Panjang

Berdasarkan pengujian hipotesis ke dua ternyata ada pengaruh yang nyata pada

kelompok siswa dengan koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi mata-tangan

rendah terhadap keterampilan servis panjang dalam permainan bulutangkis. Pada

kelompok siswa dengan koordinasi mata-tangan tinggi mempunyai peningkatan

keterampilan servis panjang dalam permainan bulutangkis lebih tinggi dibanding

kelompok siswa dengan koordinasi mata-tangan rendah. Pada kelompok siswa

koordinasi mata-tangan tinggi memiliki potensi yang lebih tinggi dari pada siswa

yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah. Koordinasi mata-tangan merupakan

modalitas untuk melakukan pembelajaran keterampilan servis panjang dalam

permainan bulutangkis.

Koordinasi mata-tangan adalah kemampuan seseorang dalam mengintegrasikan

antara gerakan mata (pandangan) dengan gerakan tangan secara efektif. Gerakan

keterampilan servis panjang dalam permainan bulutangkis termasuk gerakan yang

cukup kompleks, sebab gerakan pukulan merupakan gabungan beberapa gerakan

yang harus dilakukan secara terpadu dan selaras. Keberhasilan keterampilan servis

panjang dalam permainan bulutangkis dipengaruhi oleh kemampuan siswa untuk

melakukan gerakan secara terpadu dan selaras. Koordinasi mata-tangan dapat

menunjang keberhasilan belajar keterampilan servis panjang dalam permainan

bulutangkis, karena dengan koordinasi mata-tangan yang baik, siswa dapat

mengontrol gerakan-gerakan yang dilakukan sehingga menjadi lebih akurat. Siswa

yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi memiliki kemampuan untuk lebih cepat

Page 85: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

menguasai keterampilan servis panjang dalam permainan bulutangkis, dari pada

siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah.

Dari angka-angka yang dihasilkan dalam analisis data menunjukkan bahwa

perbandingan rata-rata peningkatan keterampilan servis panjang dalam permainan

bulutangkis pada siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi 2.15 yang lebih

tinggi dari pada kelompok siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah.

3. Pengaruh Interaksi Antara Metode Pembelajaran Dengan Koordinasi

Mata-Tangan Terhadap Keterampilan Servis Panjang.

Untuk kepentingan pengujian bentuk interaksi AB terbentuklah tabel dibawah

ini.

Tabel 17. Pengaruh Sederhana, Pengaruh Utama, dan Interaksi Faktor, A dan B Terhadap Keterampilan Servis Panjang Dalam Permainan Bulutangkis.

Faktor A = Metode pembelajaran

B = Koordinasi

mata-tangan

Taraf A1 A2 Rerata A1 – A2

B1 8,600 12,300 10,450 3,700

B2 8,400 8,200 8,300 0,200

Rerata 8,500 10,250 9,375 2,15

B1 – B2 0,200 4,100 1,75

Interaksi antara dua faktor penelitian dapat dilihat pada gambar berikut:

Page 86: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Gambar 11. Bentuk Interaksi Perubahan Besarnya Peningkatan Keterampilan Servis

panjang dalam permainan bulutangkis Keterangan :

: A1 = Metode pembelajaran massed practice

: A2 = Metode pembelajaran distributed practice.

: B1 = Koordinasi mata-tangan tinggi

: B2 = Koordinasi mata-tangan rendah

Atas dasar gambar di atas, bahwa bentuk garis perubahan besarnya nilai

keterampilan servis panjang dalam permainan bulutangkis adalah tidak sejajar dan

bersilangan. Garis tersebut memiliki suatu titik pertemuan antara penggunaan metode

dalam metode pembelajaran dan koordinasi mata-tangan. Berarti terdapat interaksi

Page 87: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

yang signifikan diantara keduanya. Gambar tersebut menunjukkan bahwa koordinasi

mata-tangan memiliki pengaruh signifikan terhadap hasil pembelajaran keterampilan.

Nilai peningkatan keterampilan servis panjang dalam permainan bulutangkis

masing-masing sel dapat diperbandingkan sebagai berikut:

a. Siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi dengan metode pembelajaran

distributed practice, memiliki peningkatan keterampilan servis panjang dalam

permainan bulutangkis sebesar 12.30. Siswa yang memiliki koordinasi mata-

tangan tinggi dengan metode pembelajaran massed practice, memiliki

peningkatan keterampilan servis panjang dalam permainan bulutangkis sebesar

8.60.

b. Siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah dengan metode

pembelajaran distributed practice, memiliki peningkatan keterampilan servis

panjang dalam permainan bulutangkis sebesar 8.20. Siswa yang memiliki

koordinasi mata-tangan rendah dengan metode pembelajaran massed practice,

memiliki peningkatan keterampilan servis panjang dalam permainan bulutangkis

sebesar 8.40.

Berdasarkan hasil penelitian yang dicapai, ternyata siswa yang memiliki

koordinasi mata-tangan tinggi dengan metode pembelajaran distributed practice,

memiliki peningkatan keterampilan servis panjang dalam permainan bulutangkis

pada permainan bulutangkis yang lebih baik dibandingkan siswa dengan koordinasi

mata-tangan rendah dan mendapat perlakuan pembelajaran dengan metode

pembelajaran massed practice. Siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah

memiliki peningkatan keterampilan servis panjang dalam permainan bulutangkis

Page 88: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

pada permainan bulutangkis yang besar jika diajar dengan pembelajaran dengan

metode pembelajaran massed practice, dibandingkan siswa yang memiliki koordinasi

mata-tangan rendah diajar dengan metode pembelajaran distributed practice.

Kefektifan penggunaan metode dalam pembelajaran keterampilan servis

panjang dalam permainan bulutangkis dipengaruhi oleh tinggi rendahnya koordinasi

mata-tangan yang dimiliki siswa. Berdasarkan hasil penelitian yang dicapai, ternyata

siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi memiliki peningkatan

keterampilan servis panjang dalam permainan bulutangkis yang besar jika

menggunakan metode pembelajaran massed practice. Siswa yang memiliki

koordinasi mata-tangan rendah lebih baik jika diajar dengan metode pembelajaran

distributed practice.

Page 89: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Page 90: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang telah dilakukan, dapat

diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Ada pengaruh metode pembelajaran massed practice dan distributed practice

dalam meningkatkan keterampilan servis panjang dalam permainan bulutangkis,

Pengaruh metode pembelajaran distributed practice lebih baik dari pada massed

practice dalam meningkatkan keterampilan servis panjang dalam permainan

bulutangkis.

2. Ada pengaruh koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi mata-tangan rendah

terhadap keterampilan servis panjang dalam permainan bulutangkis. Peningkatan

keterampilan servis panjang dalam permainan bulutangkis pada siswa yang

memiliki koordinasi mata-tangan tinggi lebih baik dari pada yang memiliki

koordinasi mata-tangan rendah.

3. Terdapat pengaruh interaksi antara metode pembelajaran dan koordinasi mata-

tangan terhadap keterampilan servis panjang dalam permainan bulutangkis.

a) Siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi lebih cocok jika

diberikan metode pembelajaran practice distributed.

b) Siswa dengan koordinasi mata-tangan rendah lebih cocok jika diberikan

metode pembelajaran massed practice.

Page 91: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

B. Implikasi

Kesimpulan dari hasil penelitian ini dapat mengandung pengembangan ide

yang lebih luas jika dikaji pula tentang implikasi yang ditimbulkan. Atas dasar

kesimpulan yang telah diambil, dapat dikemukakan implikasinya sebagai berikut:

1. Secara umum dapat dikatakan bahwa metode pembelajaran dan koordinasi mata-

tangan merupakan variabel yang mempengaruhi peningkatan keterampilan servis

panjang dalam permainan bulutangkis.

2. Metode pembelajaran distributed practice ternyata memberikan pengaruh yang

lebih tinggi dalam meningkatkan keterampilan servis panjang dalam permainan

bulutangkis. Kebaikan metode pembelajaran dengan distributed practice ini

dapat dipergunakan sebagai solusi bagi pengajar dan pelatih dalam upaya

meningkatkan keterampilan servis panjang dalam permainan bulutangkis.

3. Berkenaan dengan penerapan kedua bentuk penggunaan metode pembelajaran

dapat meningkatkan keterampilan servis panjang dalam permainan bulutangkis,

masih ada faktor lain yaitu koordinasi mata-tangan. Hasilnya menunjukkan

bahwa ada perbedaan peningkatan keterampilan servis panjang dalam permainan

bulutangkis yang sangat signifikan antara kelompok koordinasi mata-tangan

tinggi dan koordinasi mata-tangan rendah. Hal ini mengisyaratkan kepada

pengajar dan pelatih, upaya peningkatan keterampilan servis panjang dalam

permainan bulutangkis hendaknya memperhatikan faktor koordinasi mata-

tangan.

Page 92: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini maka kepada pengajar dan pelatih diberikan

saran-saran sebagai berikut:

1. Metode pembelajaran distributed practice memiliki pengaruh yang lebih baik

dalam meningkatkan keterampilan servis panjang dalam permainan bulutangkis,

maka sebaiknya dipilih oleh pengajar dan pelatih dalam upaya meningkatkan

keterampilan siswanya.

2. Penerapan penggunaan metode pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan

servis panjang dalam permainan bulutangkis, perlu memperhatikan faktor

koordinasi mata-tangan.