Hermanto Ridwan Tamrin Penerapan Metode Pembelajaran Simulasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar...

download Hermanto Ridwan Tamrin Penerapan Metode Pembelajaran Simulasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Servis Dan Passing Permainan Bola Voli Siswa Kelas Viii.5 Smp Negeri 1 Tapa Provinsi

of 45

description

Pendidikan Merupakan Suatu Wadah Untuk Menempa Ilmu Pengetahuan Tanpa Menyalah Gunakan Ilmu Pengetahuan Itu Sendiri

Transcript of Hermanto Ridwan Tamrin Penerapan Metode Pembelajaran Simulasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar...

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Masalah

    Permainan bola voli adalah salah satu permainan yang digemari oleh siswa

    saat ini,karena permainan ini dapat dilakukan oleh siswa laki-laki maupun

    perempuan. Permainan bola voli juga merupakan salah satu materi dalam mata

    pelajaran pendidikan jasmani yang tercantum dalam kurikulum, baik itu untuk

    tingkat SD, SMP, maupun SMA.

    Permainan bola voli merupakan permainan yang dimainkan secara beregu.

    Tiap-tiap regu terdiri dari 6 pemain. Pada permainan bola voli harus diimbangi

    dengan kemampuan teknik dasar yang baik dan benar. Pada materi pembelajaran

    bola voli di awali dengan teknik dasar yang mencakup servis, passing, smesh, dan

    blok.

    Bola Voli adalah olahraga tim yang dimainkan oleh dua tim. Masing-

    masing tim terdiri dari 6 pemain aktif dan tiap tim dipisahkan oleh net. Setiap tim

    mencoba untuk membuat poin dengan cara menjatuhkan bola ke lapangan lawan

    yang diselenggarakan di bawah aturan.

    SMP Negeri 1 Tapa banyak terdapat siswa-siswi yang menyukai olahraga

    bola voli namun dalam proses pembelajarannya masih banyak hambatan yang

    ditemukan, hal ini dilihat dari proses belajar yang kurang memuaskan saat

    melakukan permainan bola voli, masih banyak siswa-siswi yang belum mampu

    melakukan servis dan passing dalam permainan bola voli dengan baik, hal ini

  • 2

    dikarenakan siswa belum mampu menguasai keterampilan dasar servis dan

    passing dengan baik dan benar.

    Kenyataan dilapangan tidak sesuai yang diharapkan. Pada siswa kelas

    VIII.5 SMP Negeri 1 Tapa saat dilakukan tes pada servis dan passing permainan

    bola voli ternyata hasil yang diperoleh ada beberapa siswa yang nilainya kurang

    dari standar ketuntasan minimal (SKM) yang telah ditentukan. Oleh karena itu,

    untuk memperbaiki hasil yang diperoleh, seorang guru harus memberikan satu

    bentuk metode atau strategi pembelajaran yang dianggap bisa memperbaiki hasil

    belajar siswa dengan sebelumnya.

    Simulasi adalah suatu proses peniruan dari sesuatu yang nyata beserta

    keadaan sekelilingnya (state of affairs). Simulasi sebagai metode penyajian adalah

    suatu usaha untuk memperoleh pemahaman akan hakikat suatu prinsip atau

    keterampilan tertentu melalui proses kegiatan atau latihan dalam situasi tiruan

    (tidak sesungguhnya).

    Metode simulasi dapat menumbuhkan cara berpikir kritis, mengurangi hal-

    hal yang bersifat verbalistik dan abstrak, menumbuhkan daya cipta dan dapat

    dijadikan bekal siswa apabila menghadapi situasi sebenarnya kelak, baik dalam

    kehidupan keluarga, masyarakat, maupun dunia kerja. Dalam simulasi, siswa

    dapat mempelajari lebih dalam tentang bagaimana siswa itu merasa dan berbuat

    sesuatu. Beberapa pernyataan tersebut menunjukkan, bahwa metode simulasi

    merupakan contoh metode yang dapat memacu motivasi belajar siswa di kelas.

  • 3

    Dari uraian masalah yang telah dikemukakan diatas maka peneliti ingin

    membuktikannya melalui metode ilmiah lewat Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

    dengan mengangkat judul Penerapan Metode Pembelajaran Simulasi Untuk

    Meningkatkan Hasil Belajar Servis Dan Passing Permainan Bola Voli Pada Siswa

    Kelas VIII.5 SMP Negeri 1 Tapa .

  • 4

    1.2 Identifikasi Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka

    dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut :

    1) Siswa tidak menguasai materi permainan bola voli khususnya servis dan

    passing dengan baik dan benar

    2) Kurangnya minat siswa dalam belajar permainan bola voli

    3) Guru belum menemukan metode pembelajaran yang tepat sehingga siswa

    kurang memahami permainan bola voli khususnya servis dan passing

    dengan baik dan benar

    4) Apakah dengan penerapan metode pembelajaran simulasi dapat

    meningkatkan hasil belajar servis dan passing permainan bola voli siswa

    kelas VIII SMP Negeri 1 Tapa

    1.3 Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah penelitian ini

    adalah sebagai berikut Apakah hasil belajar servis dan passing permainan bola

    voli siswa kelas VIII.5 SMP Negeri 1 Tapa dapat meningkat dengan penerapan

    metode pembelajaran simulasi ?

    1.4 Manfaat Penelitian

    Hasil penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:

    1.4.1 Manfaat Secara Teoritis

    a) Menambaha pengetahuan tentang metode/strategi pembelajaran yang

    dapat memberikan dorongan atau motivasi pada guru-guru untuk

    melakukan inovasi dalam pembelajaran

  • 5

    b) Sebagai bahan kajian lebih lanjut dari para peneliti dengan ruang

    lingkup yang lebih luas, untuk mendapatkan hasil penelitian yang

    lebih akurat

    c) Bila ditemukan penerapan metode/strategi pembelajaran simulasi

    dapat meningkatkan hasil belajar siswa, maka diharapkan menjadi

    sumbangan bagi ilmu pengetahuan, khususnya ilmu pendidikan untuk

    memperkaya studi tentang metode/strategi pembelajaran dalam usaha

    meningkatkan hasil belajar permainan bola voli siswa dan menambah

    sikap positif terhadap pelajaran Penjaskes

    1.4.2 Manfaat Secara Praktis

    a) Bagi siswa, untuk meningkatkan hasil belajar servis dan passing

    permainan bola voli

    b) Bagi guru, selain menambah pengalaman dalam penggunaan metode

    pembelajaran yang aktif juga membuat pengajaran bola voli menjadi

    lebih efektif.

    c) Bagi sekolah, adanya peningkatan kualitas pembelajaran dan

    pengajaran yang berakibat terhadap peningkatan kualitas siswa dan

    guru, sehingga pada akhirnya akan mampu meningkatkan kualitas

    pembelajaran penjas dan olahraga secara menyeluruh.

    d) Bagi peneliti, dengan adanya penelitian ini akan menjadi

    pembelajaran bagi penelitian selanjutnya.

  • 6

    BAB II

    KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

    2.1 Kajian Teori

    2.1.1 Hakikat Metode Simulasi

    Simulasi sebagai metode penyajian adalah suatu usaha untuk memperoleh

    pemahaman akan hakikat suatu prinsip atau keterampilan tertentu melalui proses

    kegiatan atau latihan dalam situasi tiruan (tidak sesungguhnya). Dengan simulasi

    memungkinkan siswa mampu menghadapi kenyataan yang sesungguhnya atau

    mempunyai kecakapan bersikap dan bertindak sesuai dengan situasi sebenarnya.

    Simulasi adalah suatu proses peniruan dari sesuatu yang nyata beserta keadaan

    sekelilingnya (state of affairs). Aksi melakukan simulasi ini secara umum

    menggambarkan sifat-sifat karakteristik kunci dari kelakuan sistem fisik atau

    sistem yang abstrak tertentu.

    Menurut (Betts, 2009:103) Learning simulation is defined as:A set of

    educational and training techniques and strategies that engage individuals in

    reallife scenarios through roleplays, sociodramas, psychodramas, gaming, and

    reflection to develop and reinforce knowledge and skills learned in the classroom

    and workplace relating to problemsolving, decisionmaking, leadership,

    collaboration, and communication.( Simulasi didefinisikan sebagai: Satu set

    teknik pendidikan dan pelatihan dan strategi yang melibatkan individu dalam

    kehidupan nyata skenario melalui roleplays, sociodramas, psychodramas, game,

    dan refleksi untuk mengembangkan dan memperkuat pengetahuan dan

    keterampilan yang dipelajari di kelas dan tempat kerja yang berkaitan dengan

  • 7

    pemecahan masalah, pengambilan keputusan, kolaborasi komunikasi

    kepemimpinan)

    Menurut Uno B. Hamzah dan Mohamad Nurdin (2011:101 Simulasi

    adalah metode pembelajaran yang sengaja dirancang untuk bertindak atau

    mencoba suatu kondisi atau yang sebenarnya akan terjadi atau dilakukan.

    Menurut Julie Cassidy (2009:59) simulations are tools that give you

    ersatz (as opposed to real) experience. Thus while educational simulations place

    students in true to life roles and the simulated activities are real world,

    modifications occur for learning purposes.( simulasi adalah alat yang memberikan

    ersatz (sebagai pembelajaran yang bertentangan dengan pengalaman) yang nyata.

    " sedangkan simulasi pendidikan tempat siswa menjadi peran hidup,selain itu

    kegiatan simulasi adalah "dunia nyata", modifikasi terjadi untuk tujuan belajar.

    Hamzah ( 2011 : 28) Simulasi atau Simulator adalah suatu alat yang

    mempresentasikan realitas, dimana kerumitan aktivitasnya dapat di kendalikan.

    Beberapa kelebihan dari simulasi , diantaranya ialah:

    1) Siswa dapat memelajari sesuatu yang dalam situasi nyata tidak dapat

    dilakukan karena kerumitannya atau karena faktor lain seperti resiko

    kecelakaan, bahaya, dan lain-lain.

    2) memungkinkan siswa belajar dari umpan balik yang datang dari dirinya

    sendiri.

    Kristen Betts (2009:103) Simulation is a technique, not a technology, to

    replace or amplify real experiences with guided experiences, often immersive in

    nature, that evoke or replicate substantial aspects of the real world in a fully

  • 8

    interactive fashion( Simulasi adalah teknik, bukan teknologi, untuk

    mengganti atau memperkuat pengalaman nyata dengan pengalaman dipandu,

    seringkali mendalam di alam, yang membangkitkan atau meniru aspek-aspek

    penting dari dunia nyata dengan cara yang sepenuhnya interaktif ")

    2.1.1.1 Alasan penggunaan

    Alasan pemilihan metode simulasi, untuk memudahkan siswa dan guru

    mengalami pola atau model kehidupan dan nilai praktis dari suatu pokok

    masalah tanpa langsung kedalam suasana alamiah (yang sebenarnya).

    2.1.1.2 Tujuan

    Metode simulasi digunakan untuk :

    a) Melatih keterampilan tertentu, baik yang bersifat keahlian

    (profesional) maupun keterampilan dalam hidup sehari-hari;

    b) Memperoleh pemahaman tentang suatu pengertian (konsep) atau

    prinsip; dan Latihan memecahkan masalah

    2.1.1.3 Manfaat

    Metode simulasi dapat untuk :

    a) Meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan melibatkan diri dalam

    mempelajari situasi yang hampir serupa dengan kejadian yang

    sebenarnya.

    b) Memberikan motivasi untuk bekerja sama dalam kelompok

    c) Melatih siswa untuk bekerja sama dalam kelompok

    d) Menimbulkan dan memupuk daya imaginasi siswa dan

  • 9

    e) Melatih siswa untuk memahami dan menghargai pendapat, peran

    orang lain.

    Agar penggunaan metode simulasi mencapai tujuan dan manfaat yang

    diinginkan, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

    a) Tiap siswa atau kelompok siswa mendapat kesempatan yang sama

    untuk melakukan simulasi.

    b) Tiap siswa terlibat langsung dalam peranannya masing-masing.

    Simulasi dimaksudkan untuk latihan keterampilan agar dapat menghadapi

    kenyataan dengan baik oleh sebab itu, disiapkan petunjuk simulasi dapat secara

    terperinci atau secara garis besar dan dalam simulasi diusahakan dapat

    digambarkan secara lengkap tentang situasi, proses yang diperkirakan terjadi

    dalam kenyataan sesungguhnya.

    2.1.1.4 Prinsip Penggunaan Model Simulasi Dalam Belajar

    Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan guru dalam menggunakan

    simulasi untuk pembelajaran, diantaranya :

    a) Simulasi dilakukan oleh kelompok siswa.

    b) Tiap kelompok mendapat kesempatan melaksanakan simulasi yang

    sama atau dapat juga berbeda.

    c) Semua siswa harus terlibat langsung menurut peranan masing-

    masing. Penentuan topik disesuaikan dengan tingkat kemampuan

    kelas, dibicarakan oleh siswa dan guru.

    Petunjuk simulasi hendaknya dibuat secara jelas dan mudah dipahami

    anak terutama bagi pemegang peran. Simulasi adalah latihan keterampilan

  • 10

    motorik maupun sosial yang dapat memberikan pengalaman belajar bagi siswa

    dalam menghadapi keadaan yang sebenarnya.Pelaksanaan simulasi perlu

    menggambarkan situasi yang lengkap, proses yang rinci dan urut yang sesuai

    dengan situasi yang sesungguhnya.

    2.1.1.5 Bentuk-Bentuk Simulasi

    Secara rinci, bentuk-bentuk simulasi , diantaranya :

    a) Peer teaching

    Peer teaching dapat dikategorikan sebagai simulasi mengingat peer

    teaching adalah latihan mengajar yang dilakukan seorang mahasiswa dimana dia

    bertindak seolah-olah sebagai guru dan teman sekelasnya seolah-olah sebagai

    murid suatu sekolah tertentu. Peer teaching ini banyak dipraktekan siswa atau

    mahasiswa di sekolah calon guru, untuk meningkatkan keterampilan mengajarnya,

    sebelum mengajar siswa yang sebenarnya pada saat praktek.

    b) Sosiodrama

    Sosiodrama adalah salah satu bentuk simulasi, yakni suatu drama yang

    bertujuan untuk menemukan alternatif pemecahan masalah-masalah sosial yang

    timbul dalam hubungan antar anggota sosial. Masalah-masalah sosial yang cocok

    untuk sosiodrama misalnya, masalah konflik antara anggota keluarga, konflik

    antara buru dengan majikan, konflik antara masyarakat dengan pimpinannya, dan

    sejenisnya.

    c) Tipe Game

    Simulasi Tipe Game yakni bermain peranan dimana para siswa

  • 11

    berkompetisi untuk mencapai tujuan tertentu melalui permainan dengan

    memenuhi peraturan yang ditetapkan.

    2.1.1.6 Langkah-langkah penggunaan metode simulasi

    a) Persiapan

    1. Menentukan topik dan tujuan, dimana menentukan topik dan tujuan

    2. simulasi, akan lebih baik bila dilakukan bersama siswa

    b) Pelaksanaan simulasi

    1. Merumuskan tujuan pembelajaran khusus (TPK) Merumuskan

    petunjuk

    2. simulasi, dimana guru menguraikan secara garis besar situasi yang

    akan disimulasikan.

    3. menjelaskan peranan-peranan yang akan disimulasikan, dan

    4. proses simulasi yang didalamnya terdapat pemilihan para pelaku atau

    5. pemeran, setelah itu barulah pemberian kesempatan bertanya

    c) Evaluasi

    1. sesuai dengan tujuan dan isi pokok bahasan, setelah itu dilakukanya

    2. latihan ulang.

    Ada juga yang menyebutkan langkah-langkah penggunaan metode

    simulasi menggunakan empat fase, diantaranya :

    a) Fase orientasi, berisi penjelasan guru tentang topik dan memberikan

    gambaran tentang simulasi.

    b) Fase latihan, Guru menjelaskan skenario atau jalannya cerita, aturan

    main, pemegang peran, prosedur keputusan yang harus diambil, dan

  • 12

    tujuan, membagi peran, dan memberikan kesempatan anak untuk

    berkordinasi dan berlatih sesuai dengan peran masing-masing.

    c) Fase pelaksanaan simulasi. Siswa pemegang peran melaksanakan

    simulasi sesuai dengan jalan cerita yang sudah ditentukan. Selama

    simulasi berlangsung, guru berperan sebagai wasit dan pelatih. Secara

    periodik guru dapat menghentikan permainan siswa dan memberikan

    koreksi atau balikan, mengevaluasi penampilan pemegang peran dan

    mengklarifikasi kekeliruan dalam memainkan peran.

    d) Fase debriefing, berisi guru mengkonsentrasikan perhatian anak pada :

    Persepsi dan reaksi anak terhadap peristiwa simulasi

    Menganalisis proses simulasi

    Membandingkan simulasi dengan realitas yang sebenarnya

    Menghubungkan aktivitas simulasi dengan bahan belajar

    Simulasi lanjutan

    2.1.1.7 Peranan Guru Dalam Simulasi

    Peranan guru dalam simulasi sangat penting mengingat tugas guru adalah

    membangkitkan kesadaran anak tentang konsep dan prinsip yang disimulasikan.

    Di samping itu, guru dalam pelaksanaan simulasi mempunyai fungsi manajerial.

    Joyce dan Weil, mengidentifikasi empat peranan guru dalam model pembelajaran

    melalui simulasi, yakni : explaining, refereeing, coaching, dan discussing.

    a. Explaining

    Siswa mampu melakukan peran-peran dalam simulasi, apabila memiliki

    pemahaman yang cukup mengenai peran. Demikian pula jalan cerita harus

  • 13

    dipahami betul oleh pelaku atau pemegang peran. Pemahaman pelaku terhadap

    peran yang dimainkan maupun jalannya cerita tidak terlepas dari pentingnya

    peranan guru. Sebelum simulasi dimulai, guru perlu memberikan gambaran

    tentang jalannya cerita. Selain itu, gambaran tokoh-tokoh cerita beserta

    karakterisasinya. Gambaran yang disampaikan guru tersebut dimaksudkan untuk

    memancing daya imajinasi anak, khususnya bagi pemegang peran agar mampu

    menghayati peran masing-masing.

    b. Refereeing

    Simulasi digunakan untuk menyediakan pengalaman belajar yang baik.

    Guru perlu mengontrol partisipasi siswa dalam bersimulasi agar simulasi mampu

    memberikan pengalaman belajar yang baik tersebut. Sebelum simulasi

    dilaksanakan, guru perlu menugaskan siswa memilih tim pemegang peran yang

    sesuai dengan kemampuan anak untuk memegang peran-peran tersebut. Guru

    perlu menghindari tugas yang sulit bagi anak dalam pemeranan.

    c. Coaching

    Guru bertindak sebagai pelatih saat diperlukan, memberikan nasehat agar

    anak mampu bersimulasi secara betul. Sebagai pelatih, guru akan mendukung dan

    menasehati tetapi tidak menggurui.

    d. Discussing

    Selama simulasi berlangsung, guru bertindak sebagai pemberi penjelasan,

    wasit, dan pelatih. Sesudah simulasi berakhir, guru perlu membuka diskusi

    berkaitan dengan signifikansi simulasi dengan kenyataan yang sebenarnya di

    masyarakat atau di lapangan. Guru perlu menanyakan kepada siswa utamanya

  • 14

    pemain tentang kesulitan dan pemahaman anak dalam bersimulasi, hubungan

    simulasi dengan mata pelajaran yang sedang diikuti.

    2.1.2 Hakikat Hasil Belajar

    Hasil belajar merupakan perilaku berupa pengetahuan, keterampilan,

    sikap, informasi, dan atau strategi kognitif yang baru dan di peroleh siswa setelah

    berinteraksi dengan lingkungan dalam suatu suasana atau kondisi pembelajaran.

    Pengetahuan, keterampilan, sikap, informasi, dan atau strategi kognitif tersebut

    adalah baru, bukan yang telah dimiliki siswa sebelum memasuki kondisi atau

    situasi pembelajaran yang dimaksud.

    Menurut Piccoli, Ahmad dan Ives (2011:144) learning outcomes as the

    changes in a learners knowledge, skills and attitude after receiving instruction

    (hasil belajar didefinisikan sebagai perubahan dalam pengetahuan pembelajar,

    keterampilan dan sikap setelah menerima instruksi).

    Menurut Jones (2011:144) the learning outcomes are affected by factors

    such as the learning style, curriculum design and how instruction is provided

    (hasil belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor diperiksa sebagai gaya belajar, desain

    kurikulum dan bagaimana instruksi diberikan.)

    Menurut Andy Gibbs (2012:73) Learning outcomes are statements of what

    a student is expected to know, understand and/or be able to demonstrate after

    completion of a process of learning(Hasil belajar adalah pernyataan tentang apa

    yang siswa di harapkan tahu, mengerti dan / atau mampu menunjukkan setelah

    penyelesaian proses pembelajaran)

  • 15

    Menurut Benyamin Bloom (2012:4) hasil belajar diklasifikasikan menjadi 3

    ranah:

    1) Ranah Kognitf

    Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek,

    yakni mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis,

    mengevaluasi, dan mencipta.

    2) Ranah Afektif

    interpretatifBerkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni

    penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.

    3) Ranah Psikomotor

    Berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan kemauan bertindak. Ada

    enam aspek ranah psikomotoris, yakni gerak reflex, ketrampilan gerak

    dasar, kemempuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan

    ketrampilan kompleks, dan gerakan ekspresif

    Menurut Anthony Vickers (2012:80) Learning Outcomes are statements of

    concrete and verifiable signs that witness/certify how the planned competences,

    including the required levels of knowledge, are being developed or acquired

    (Hasil Belajar adalah laporan tanda-tanda nyata dan dapat diverifikasi bahwa saksi

    mensertifikasi bagaimana yang direncanakan kompetensi, termasuk tingkat

    pengetahuan yang dibutuhkan, sedang dikembangkan atau diperoleh)

  • 16

    2.1.3 Hakikat Belajar

    Menurut Jenni Jones (2012:58) belajar didefinisikan sebagai perolehan

    pengetahuan, keterampilan atau kompetensi yang berkontribusi terhadap

    pengembangan pada individu pribadi.

    Menurut Morgan (2009:10) Learning is any relatively permanent change

    in behavior that is a result of past experience. (Belajar adalah perubahan perilaku

    yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman).

    Menurut Geoch (2009:9) Learning is change in performance as a result of

    practice. (Belajar adalah perubahan performance sebagai hasil latihan).

    Menurut Harold Spears (2009:10) Learning is to observe, to read, to

    imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction. (Dengan kata

    lain, bahwa belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu,

    mendengar dan mengikuti arah tertentu).

    Menurut Cronbach (2009:9) Learning is shown by a change in behavior as

    a result of experience.(Belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari

    pengalaman).

    2.1.4 Hakikat Servis

    Menurut Yusuf Hidayat (2010:2) Servis adalah awalan pukulan untuk

    memasukkan bola ke daerah lawan. Selain itu, servis juga merupakan pukulan

    untuk memulai permainan.

    Menurut Atmaja Budi Sarjana (2010:11) Servis adalah pukulan bola

    pertama sebagai sajian atau pelayanan yang dilakukan dari daerah servis oleh

    pemain belakang.

  • 17

    Menurut Faridha Isnaini dan Suranto (2010:6) Servis adalah pukulan bola

    yang dilakukan oleh seorang pemain belakang yang dilakukan dari daerah servis

    langsung ke lapangan lawan.

    Menurut Budi Aryanto dan Margono (2010:5) Servis adalah pukulan bola

    yang dilakukan agar bola dapat melewati net dan bergerak ke daerah lawan. Servis

    digunakan untuk mengarahkan dan menjatuhkan bola di area lawan.

    Menurut Budi Sutrisno dan Muhammad Bazin Khafadi (2010:7) Servis

    merupakan serangan pertama dalam permainan bola voli.

    2.1.5 Hakikat Passing

    Menurut Yusuf Hidayat (2010:5) passing adalah mengoper bola.

    Menurut Mohammad Ali Mashar dan Dwinarhayu (2010:5) Passing

    adalah gerakan memukul bola untuk mengoper.

    Menurut Sujarwadi dan Dwi Sarjiyanto (2010:6) passing dalam bola voli

    adalah mengoper/ mengambil/ mengumpankan bola kepada teman atau langsung

    memasukan kedaerah lawan.

    Menurut Atmaja Budi Sarjana (2010:10) passing adalah pukulan atau

    pengembalian bola yang dilakukan dengan dua tangan dan perkenaan bola antara

    ruas-ruas jari yang kedua dari tangan dengan ruas ibu jari yang pertama.

    Menurut Faridha Isnaini dan Suranto (2010:4) Passing dalam permainan

    bola voli merupakan usaha seorang pemain dengan menggunakan teknik tertentu

    untuk mengoperkan bola ke teman seregunya untuk dimainkan di lapangan sendiri

    baik passing atas atau bawah.

  • 18

    2.1.6 Hakikat Permainan Bola Voli

    Permainan bola voli diciptakan oleh William C. Morgan pada tahun 1895

    di Masa chuset. Awal mulanya dia menciptakan permainan bernama mintonette

    untuk menggantikan permainan bola basket yang dianggap melelahkan. Pada

    tahun 1896 nama permainan ini di ubah oleh Alfred T. Halstead menjadi bola

    voli. Dinamakan bola voli karena ciri khas permainan ini adalah melambungkan

    bola sebelum bola menyentuh tanah (volleying).

    Untuk dapat bermain bola voli dengan baik, harus menguasai teknik-teknik

    dasar bermain bola voli. Teknik dasar yang harus dikuasai dalam permainan bola

    voli adalah teknik servis, passing, smash, dan bendungan.

    1. Servis

    Servis adalah pukulan bola yang dilakukan agar bola dapat melewati net

    dan bergerak ke daerah lawan. Ada bermacam-macam jenis servis, yaitu servis

    tangan bawah (underhand service), servis tangan samping (sidehand service),

    servis atas kepala (overhead service), servis mengambang (floating service),

    topspin, dan servis loncat (jump service).

    a) Service atas kepala (overhead service)

    a b c d e

    Gambar 2.1 Langkah a-e adalah cara melakukan service atas kepala

    Sumber : Budi Aryanto dan Margono (2010:6)

  • 19

    b) Service tangan bawah (underhand service)

    a b c d

    Gambar 2.2 Langkah a-d adalah cara melakukan service tangan bawah

    Sumber : Budi Aryanto dan Margono (2010:6)

    2. Passing

    Passing adalah mengoperkan bola kepada pasangan main untuk dimainkan

    di dalam area tim sendiri. Passing dibedakan menjadi dua macam, yaitu passing

    atas dan passing bawah.

    a) Passing atas

    Gambar 2.3 Langkah-langkah melakukan passing atas

    Sumber : Budi Aryanto dan Margono (2010:7)

    b) Passing bawah

    Gambar 2.4 Langkah-langkah melakukan passing bawah

    Sumber : Budi Aryanto dan Margono (2010:8)

  • 20

    3. Smash atau Spike

    Smash atau spike adalah teknik serangan atau pukulan bola di udara sambil

    meloncat. Pukulan dilakukan dengan keras dan menukik yang diarahkan ke area

    lawan. Bola bergerak melewati atas jaring dan mengakibatkan pihak lawan sulit

    mengembalikannya.

    Urutan cara melakukan teknik smash/spike dari awalan hingga mendarat

    diperlihatkan oleh Gambar 2.5

    Gambar 2.5 Urutan cara melakukan teknik smash atau spike

    Sumber : Budi Aryanto dan Margono (2010:9)

    4. Block atau Bendungan

    Block atau bendungan merupakan teknik bertahan yang dilakukan di atas

    net. Teknik ini digunakan untuk menahan serangan lawan.

    Gambar 2.6 Urutan cara melakukan block

    Sumber : Budi Aryanto dan Margono (2010:9)

  • 21

    Menurut Agung Prastowo Tri Nugroho (2013:2) Permainan bola voli merupakan

    olahraga yang dimainkan oleh 2 tim dalam setiap lapangan dengan dipisahkan

    oleh sebuah net.

    Menurut Yusuf Hidayat (2010:2) Bola voli merupakan olahraga permainan

    beregu yang dimainkan oleh dua tim berlawanan. Setiap tim terdiri atas 6 pemain.

    Selain bola voli lapangan, terdapat pula bola voli pantai yang pemainnya terdiri

    atas 2 orang.

    Menurut Ngatiyono (2010:16) Permainan bola voli dimainkan oleh dua

    tim. Masing-masing tim terdiri atas 6 orang pemain. Tim dinyatakan sebagai

    pemenang jika mencapai nilai 25 terlebih dahulu. Permainan bola voli

    menggunakan sistem rally point. Apabila kedua tim sama-sama mendapat nilai 24

    - 24 dinyatakan deuce. Penyelesaiannya dengan mencari selisih dua angka.

    Permainan bola voli dipimpin oleh dua orang wasit dan dibantu 4 orang penjaga

    garis.

    Menurut Budi Aryanto dan Margono (2010:2) Permainan bola voli

    dimainkan oleh dua regu. Setiap regu terdiri atas 6 pemain. Dalam permainan bola

    voli, setiap regu harus menempatkan bola di daerah lawan agar mendapatkan

    angka (point). Pemain bola voli harus melambungkan bola melewati net dan

    mencegah bola jatuh ke tanah.

    Menurut Afonso dan Mesquita (2011:535) Volleyball is a team sport,

    which is characterized by an inherent variability from condition to condition

    ,leading to the emergence of unique game patterns. Voli adalah olahraga tim,

  • 22

    yang ditandai oleh variabilitas yang melekat dari kondisi ke kondisi, yang

    menyebabkan munculnya pola permainan yang unik.

    2.2 Kerangka Berfikir

    Pembelajaran bola voli dengan menggunakan metode/strategi pembelajaran

    simulasi merupakan bentuk pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan

    hasil belajar pada siswa. Dengan diterapkannya metode ini pada pembelajaran

    permainan bola voli minat siswa dalam belajar akan lebih bertambah dan

    membantu siswa mencapai hasil belajar yang maksimal dalam permainan bola

    voli, serta aspek-aspek yang terdapat pada diri siswa dapat dikembangkan.

    Tujuan pembelajaran permainan bola voli dengan menggunakan metode

    simulasi yaitu agar minat siswa dalam belajar dapat meningkat, untuk

    mempermudah siswa dalam pembelajaran, untuk mengembangkan skill yang ada

    pada diri siswa, merangsang kemampuan berfikir, dan untuk meningkatkan hasil

    belajar siswa.

    Dengan diterapkannya metode pembelajaran ini membuat siswa lebih

    mudah saat mengikuti proses pembelajaran dan siswa lebih tertarik untuk belajar

    permainan bola voli.

    2.3 Hipotesis

    Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir yang telah dikemukakan di

    atas maka hipotesis dalam penelitian tindakan kelas ini adalah dengan

    penerapan metode pembelajaran simulasi dapat meningkatkan hasil belajar servis

    dan passing permainan bola voli pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tapa .

  • 23

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1 Setting Penelitian

    Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Tapa dikelas

    VIII.

    3.1.1 Tempat Penelitian

    Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Tapa untuk

    mata pelajaran Penjaskes. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah kelas VIII 5

    tahun ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 21 orang, terdiri dari 11

    orang siswa laki-laki dan 10 orang siswa perempuan.

    3.1.2 Waktu Penelitian

    Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan November 2013 sampai

    dengan Januari 2014. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender

    akademik sekolah, karena PTK memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan

    proses belajar mengajar yang efektif di kelas.

    3.1.3 Siklus PTK

    PTK ini dilaksanakan melalui beberapa siklus untuk melihat peningkatan

    hasil belajar permainan bola voli menggunakan metode pembelajaran

    Simulasi.

    3.2 Subjek Penelitian

    Yang menjadi subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas VIII 5 SMP

    Negeri 1 Tapa, dengan jumlah siswa 21 orang, dengan komposisi laki-laki 11

    siswa dan perempuan 10 siswa.

  • 24

    3.3 Sumber Data

    a) Siswa

    Untuk mendapatkan data tentang hasil belajar permainan bola voli

    dalam proses belajar mengajar

    b) Guru

    Untuk melihat tingkat keberhasilan penerapan metode pembelajaran

    Simulasi dan hasil belajar permainan bola voli

    c) Teman Sejawat dan Kolaborator

    Teman sejawat dan kolaborator dimaksudkan sebagai sumber data

    untuk melihat implementasi PTK secara komprehensif, baik dari sisi

    siswa maupun guru.

    3.4 Teknik dan Alat Pengumpulan Data

    3.4.1 Teknik

    Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes, observasi,

    evaluasi.

    a) Tes : dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar

    siswa.

    b) Evaluasi : dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang hasil

    belajar siswa dalam Pembelajaran dengan penerapan metode Simulasi.

    3.4.2 Alat Pengumpulan Data

    Alat pengumpulan data dalam PTK ini meliputi tes, dan rubrik penilaian

    sebagaimana berikut ini.

  • 25

    a) Tes : memberikan tes untuk melihat kemampuan siswa dalam

    menguasai teknik dasar servis dan passing dalam permainan bola voli.

    b) Rubrik Penilaian : menggunakan rubrik penilaian untuk mengukur

    tingkat kemampuan siswa dalam proses belajar mengajar permainan

    bola voli menggunakan metode Simulasi.

    3.5 Indikator Kinerja

    Dalam penilaian tindakan kelas ini, adapun yang menjadi indikator kerja

    keberhasilan adalah 80% dari 21 siswa yang duduk di bangku kelas VIII.5 SMP

    Negeri 1 Tapa telah berhasil mencapai nilai (75 sampai 84 kategori baik) yang

    sesuai dengan standar ketuntasan minimal (SKM).

    3.6 Variabel Penelitian

    1. Variabel Input

    Sebelum pembelajaran berlangsung, guru menyiapkan sumber belajar,

    kemudian , rubrik penilaian, dan lingkungan belajar. Tujuan pembelajaran secara

    umum untuk meningkatkan pengetahuan guru tentang cara mengajar penjaskes

    dengan baik, Khususnya dalam meningkatkan hasil belajar servis dan passing

    permainan bola voli. Strategi pembelajaran yang digunakan adalah dengan

    pembelajaran simulasi yang kemudian di evaluasikan untuk melihat peningkatan

    hasil belajar.

    2. Variabel Proses

    Variabel ini merupakan proses selama pembelajaran berlangsung yang

    dapat diukur melalui :

  • 26

    Cara guru menjelaskan

    Cara guru dalam memberikan contoh melakukan permainan bola voli

    yang baik dan benar dengan menggunakan metode simulasi

    Memberikan tugas kepada siswa untuk melakukan permainan bola

    voli yang baik dan benar.

    3. Variabel Output

    Variabel output ini merupakan variabel setelah pelaksanaan pembelajaran

    yang dapat diukur melalui :

    a. Non Lokomotor

    Servis atas dan bawah dengan cara melatih ayunan tangan dan

    perkenaan pukulan pada bola yang dilakukan tanpa adanya

    perpindahan tempat

    Pasing atas dan bawah dengan cara melatih gerakan tangan,

    perkenaan bola pada tangan, dan posisi badan yang tegak lurus

    dengan sedikit penekukan lutut secara berulang tanpa adanya

    perpindahan tempat.

    b. Lokomotor

    Servis atas dan bawah dengan cara mengatur posisi kaki, posisi

    badan, kemudian ayunan tangan dan perkenaan pukulan saat bola

    dilambungkan yang kemudian dilanjutkan dengan gerakan lanjutan

    untuk mengarahkan bola kearah yang lurus kedepan ataupun kearah

    kiri dan kanan.

  • 27

    Passing atas dan bawah dengan cara mengatur pergerakan kaki,

    posisi badan, posisi tangan kemudian perkenaan bola pada tangan

    yang dilakukan dengan berpindah tempat baik kearah depan,

    belakang dan kesamping kiri ataupun ke samping kanan.

    c. Manipulasi

    1. Gerakan yang dilakukan tanpa menggunakan alat (bola voli)

    Servis atas dan bawah dengan melatih cara mengatur posisi

    kaki, posisi badan, ayunan tangan dan gerakan lanjutan

    tanpa menggunakan alat (bola voli)

    Passing atas dan bawah dengan melatih cara mengatur

    posisi kaki, posisi badan, posisi tangan, perkenaan bola

    pada tangan dan gerakan lanjutan tanpa mengunakan alat

    (bola voli).

    2. Gerakan yang dilakukan dengan menggunakan alat (bola voli)

    Servis atas dan bawah dengan melatih cara mengatur posisi

    kaki, posisi badan, ayunan tangan dan gerakan lanjutan

    dengan menggunakan alat (bola voli)

    Passing atas dan bawah dengan melatih cara mengatur

    posisi kaki, posisi badan, posisi tangan, perkenaan bola

    pada tangan dan gerakan lanjutan dengan mengunakan alat

    (bola voli).

  • 28

    3.7 Prosedur Penelitian

    1. Tahapan Awal Atau Tahap Persiapan

    Sebagai langkah awal dari pelaksanaan tindakan ini, peneliti berkonsultasi

    dengan kepala sekolah SMP Negeri 1 Tapa dan menjalin kerja sama yang lebih

    baik dengan guru seprofesi mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan

    dengan pelaksanaan kegiatan mengajar sebagai berikut:

    a) Peneliti dan guru menetapkan alternatif metode pembelajaran untuk

    peningkatan servis dan passing permainan bola voli

    b) Secara bersamaan (peneliti) membuat perencanaan pembelajaran yang

    meningkatkan hasil belajar permainan bola voli

    c) Melakukan pelatihan tentang pembelajaran pendidikan jasmani

    olahraga dan kesehatan untuk meningkatkan hasil servis dan passing

    permainan bola voli.

    d) Membuat lembar observasi.

    e) Mendesain alat evaluasi.

    2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

    Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan

    kegiatan pembelajaran sebagaimana yang telah dipersiapkan.

    3. Tahap Pemantauan Dan Evaluasi

    Dalam tahap ini dilaksanakan evaluasi terhadap pelaksanaan tindakan

    dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan. Alat pemantauan

    yang digunakan oleh peneliti dan guru seprofesi adalah teknik pemantauan dengan

    menggunakan lembar observasi berupa cek. Pada akhir setiap pelajaran siswa

  • 29

    diberi lembar balikan untuk mengetahui bagian-bagian yang masih memerlukan

    penanganan atau tindakan yang tepat.

    4. Tahap Analisis Dan Refleksi

    Penelitian tindakan kelas ini berhasil apabila memenuhi beberapa syarat

    sebagai berikut.

    a. Sebagian besar (75% dari siswa) hadir dalam mengikuti pembelajaran

    permainan bola voli

    b. Kurang lebih 80% dari jumlah siswa mencapai nilai ketuntasan sesuai

    dengan Standar Ketuntasan Minimal (SKM)

    c. Penyelesaian tugas sesuai dengan waktu yang disediakan.

    Data-data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan dan dianalisis

    dalam tahap ini. Berdasarkan hasil evaluasi tersebut, peneliti dapat merefleksi diri

    tentang kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Dengan demikian, peneliti akan

    dapat mengetahui kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

    Berdasarkan hasil refleksi ini akan dapat diketahui kelemahan kegiatan

    pembelajaran yang dilakukan oleh guru sehingga dapat digunakan untuk

    menentukan tindakan kelas pada siklus berikutnya.

    Apabila hasil analisis dan refleksi pada siklus pertama belum menunjukan

    capaian yang memuaskan, ditindak lanjuti pada kegiatan siklus II. Jika siklus

    kedua ini lebih baik atau meningkat dari siklus pertama, maka hal ini menunjukan

    bahwa penelitian tindakan kelas ini dengan menerapkan metode pembelajaran

    simulasi pada permainan bola voli mengalami peningkatan.

  • 30

    5. Tahap Akhir

    Tahap ini Merupakan Kegiatan akhir dari pada penelitian dimana akan

    merangkum seluruh data yang diperoleh selama proses pembelajaran berlangsung,

    kemudian mendeskripsikan, membahas, dan menyimpulkan.

  • 31

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil Penelitian

    4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian

    Penelitian tindakan kelas (PTK) ini di laksanakan di SMP Negeri 1 Tapa

    pada siswa kelas VIII.5 semester ganjil tahun ajaran 2013/2014. Jumlah siswa 21

    orang. Penelitian ini berlangsung dalam dua siklus. Setiap siklus tindakan

    dilaksanakan berdasarkan prosedur yang belaku dengan menghendaki adanya

    perubahan pada proses pembelajaran dan hasil belajar siswa hingga mencapai

    kriteria yang ditetapkan dan pembahasan di fokuskan pada hasil belajar servis dan

    passing permainan bola voli melalui metode pembelajaran simulasi.

    Sebelum dilakukan tindakan pembelajaran, di laksanakan observasi awal

    terkait dengan kemampuan siswa terhadap hasil belajar servis dan passing.

    Hasilnya menjadi acuan dilaksanakannya tindakan siklus. Selengkapnya hasil

    penelitian dapat diuraikan sebagai berikut.

    4.1.1.1 Obsevasi Awal

    Pelaksanaan observasi awal di maksudkan untuk mengetahui hasil belajar

    servis dan passing pada siswa kelas VIII.5 SMP Nrgeri 1 Tapa sebelum diberikan

    tindakan pembelajaran. Disamping itu, observasi awal juga dimaksudkan untuk

  • 32

    mengetahui situasi pembelajaran sebelumnya. Dari hasil observasi terkait dengan

    hasil belajar servis dan passing dapat di uraikan sebagai berikut.

    A. Kategori indikator penilaian 1 (hasil belajar servis atas dengan skor penilaian

    5) siswa yang termasuk pada klasifikasi sangat baik tidak ada, pada

    klasifikasi baik 3 orang (14,28) ,pada klasifikasi cukup 10 orang (47,61

    %) dan 9 orang (42,85 %) lainnya termasuk pada klasifikasi kurang.

    B. Kategori indikator penilaian 2 (hasil belajar servis bawah dengan skor

    penilaian 5) siswa yang termasuk pada klasifikasi sangat baik tidak ada,

    pada klasifikasi baik 4 orang (19,04 %), pada klasifikasi cukup 11 orang

    (52,38 %) dan 6 orang (28,57 %) lainnya termasuk pada klasifikasi kurang.

    C. Kategori indikator penilaian 3 (hasil belajar passing atas dengan skor

    penilaian 5) siswa yang termasuk pada klasifikasi sangat baik tidak ada,

    pada klasifikasi baik 1 orang (4,76 %), pada klasifikasi cukup 10 orang

    (47,61 %) dan 10 orang (47,61 %) lainnya termasuk pada klasifikasi

    kurang.

    D. Kategori indikator penilaian 4 (hasil belajar passing bawah dengan skor

    penilaian 5) siswa yang termasuk pada klasifikasi sangat baik 3 orang

    (14,28 %), pada klasifikasi baik 1 orang (4,76 %), pada klasifikasi cukup

  • 33

    9 orang (42,85 %) dan 8 orang (38,09 %) lainnya termasuk pada klasifikasi

    kurang.

    Siswa yang termasuk pada klasifikasi sangat baik tidak terdapat seorang

    siswa, kemudian pada klasifikasi baik terdapat 4 orang atau 19,05%, sedangkan

    pada klasifikasi cukup terdapat 1 orang siswa atau 4,76% dan 16 orang atau

    76,19% tergolong kurang. Dan rata-rata kelas 55,00 %. Selengkapnya dapat di

    lihat pada sajian tabel berikut.

    Tabel : Klasifikasi Akhir Observasi Awal Hasil Belajar Servis dan Passing

    Klasifikasi Nilai Observasi Awal

    Siswa %

    Sangat Baik 85-100 0 0,00 %

    Baik 75-84 4 19,05 %

    Cukup 65-74 1 4,76 %

    Kurang 0-64 16 76,19 %

    JUMLAH 21 100 %

    RATA-RATA KELAS 55,00 %

    Capaian Indikator Kinerja 19,05%

    4.1.1.2 Siklus 1

    Pelaksanaan pembelajaran pada siklus 1 dilaksanakan sesuai rencana

    pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah disiapkan sebelumnya dengan alokasi

    waktu 2 jam mata pelajaran. Ketika proses dan akhir tindakan pembelajaran,

    dilakukan observasi dan evaluasi. Berikut hasil penelitian siklus 1.

    a. Hasil Observasi Kegiatan Belajar

  • 34

    Untuk mengetahui proses kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan

    menggunakan strategi simulasi permainan bola voli, maka peneliti menggunakan

    lembar observasi pembelajaran yang akan di isi oleh pengamat (guru mitra).

    Berdasarkan hasil yang di peroleh pada pelaksanaan siklus 1 dari 33 aspek yang

    diamati dapat di jelaskan sebagai berikut.

    Terdapat 28 indikator pengamatan atau 85% yang pelaksanaannya sudah

    tergolong ya atau baik, dan masih terdapat 5 indikator atau 15% yang

    pelaksanaannya tergolong tidak atau belum maksimal.

    b. Hasil Observasi Hasil Belajar Servis dan Passing

    Hasil belajar siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada siklus 1

    mengenai hasil belajar servis dan passing pada permainan bola voli melalui

    pembelajaran simulasi di kelas VIII.5 SMP Negeri 1 Tapa berupa hasil tes dapat

    diuraikan sebagai berikut.

    A. Kategori indikator penilaian 1 (hasil belajar servis atas dengan skor penilaian

    5) siswa yang termasuk pada klasifikasi sangat baik 2 orang (9,52%), pada

    klasifikasi baik 13 orang (61,90%) ,pada klasifikasi cukup 5 orang

    (23,80%) dan 1 orang (4,76%) lainnya termasuk pada klasifikasi kurang.

    B. Kategori indikator penilaian 2 (hasil belajar servis bawah dengan skor

    penilaian 5) siswa yang termasuk pada klasifikasi sangat baik 5 orang

  • 35

    (23,80%), pada klasifikasi baik 9 orang (42,85%), pada klasifikasi cukup

    7 orang (33,33%) dan pada klasifikasi kurang tidak ada.

    C. Kategori indikator penilaian 3 (hasil belajar passing atas dengan skor

    penilaian 5) siswa yang termasuk pada klasifikasi sangat baik 1 orang

    (4,76%), pada klasifikasi baik 12 orang (57,14%), pada klasifikasi cukup

    8 orang (38,09%) dan pada klasifikasi kurang tidak ada.

    D. Kategori indikator penilaian 4 (hasil belajar passing bawah dengan skor

    penilaian 5) siswa yang termasuk pada klasifikasi sangat baik 8 orang

    (38,09%), pada klasifikasi baik 8 orang (38,09%), pada klasifikasi cukup

    4 orang (19,04%) dan 1 orang (4,76%) lainnya termasuk pada klasifikasi

    kurang.

    Siswa yang termasuk pada klasifikasi sangat baik terdapat 8 orang siswa

    atau 38,10%, kemudian pada klasifikasi baik terdapat 4 orang atau 19,05%,

    sedangkan pada klasifikasi cukup terdapat 6 orang siswa atau 28,57% dan 3

    orang atau 14,29% tergolong kurang. Dan rata-rata kelas 77,14%. Selengkapnya

    dapat di lihat pada sajian tabel berikut.

  • 36

    Tabel : Klasifikasi Akhir Hasil Belajar Servis dan Passing Siklus 1

    Klasifikasi Nilai Siklus 1

    Siswa %

    Sangat Baik 85-100 8 38,10 %

    Baik 75-84 4 19,05 %

    Cukup 65-74 6 28,57 %

    Kurang 0-64 3 14,29 %

    JUMLAH 21 100 %

    RATA-RATA KELAS 77,14 %

    Capaian Indikato Kinerja 57,15%

    1. Refleksi

    Refleksi dilakukan oleh peneliti setelah melakukan tindakan pada subyek

    penelitian yaitu siswa kelas VIII.5 SMP Negeri 1 Tapa dengan materi yang

    diajarkan yaitu keterampilan dasar servis dan passing pada permainan bola voli.

    Berdasarkan hasil yang diperoleh dari siklus 1 tentang kegiatan pembelajaran

    dalam meningkatkan hasil belajar servis dan passing, maka dapat diketahui

    bahwa pelaksanaan pembelajaran masih belum optimal, karena masih terdapat

    beberapa indikator yang termasuk pada kategori tidak atau belum maksimal dan

    penelitian ini mengalami peningkatan hasil belajar, namun belum mencapai target

    yang di harapkan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam indikator kinerja 80%

    yang merupakan capaian indikator pada penelitian tindakan kelas (PTK), karena

    siswa yang diberi tindakan masih beberapa orang yang hanya mendapatkan nilai

    78, maka penelitian ini dilanjutkan pada tahap siklus II. Oleh karena itu perlu di

    perbaiki dan di tingkatkan pada siklus berikutnya, yakni siklus II.

  • 37

    4.1.1.3 Siklus 2

    Pelaksanaan pembelajaran pada siklus 2 tetap dilaksanakan sesuai rencana

    pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah disiapkan setelah siklus 1 selesai dan

    belum mencapai target, dan di laksanakanlah siklus 2 dengan alokasi waktu 2 jam

    mata pelajaran. Ketika proses dan akhir tindakan pembelajaran, dilakukan

    observasi dan evaluasi. Berikut hasil penelitian siklus 2.

    a. Hasil Observasi Kegiatan Belajar

    Pelaksanaan siklus 2 ini mengalami perubahan. Keseluruhan indikator

    kegiatan pembelajaran kemudian diamati terlaksana dengan baik, atau dengan

    kata lain, 100% kegiatan pembelajaran berlangsung optimal.

    b. Hasil Observasi Hasil Belajar Servis dan Passing

    Hasil belajar servis dan passing pada permainan bola voli pada siswa kelas

    VIII.5 SMP Negeri 1 Tapa pada siklus 2 ini memperlihatkan peningkatan yang

    sangat bagus hingga mencapai kriteria keberhasilan sebagaimana yang di

    rumuskan pada indikator kinerja. Adapun hasil evaluasi pembelajaran siklus 2

    dapat diuraikan sebagai berikut.

    A. Kategori indikator penilaian 1 (hasil belajar servis atas dengan skor penilaian

    5) siswa yang termasuk pada klasifikasi sangat baik 2 orang (9,52%), pada

  • 38

    klasifikasi baik 14 orang (66,66%) ,pada klasifikasi cukup 5 orang

    (23,80%) dan yang termasuk pada klasifikasi kurang tidak ada.

    B. Kategori indikator penilaian 2 (hasil belajar servis bawah dengan skor

    penilaian 5) siswa yang termasuk pada klasifikasi sangat baik 5 orang

    (23,80%), pada klasifikasi baik 14 orang (66,66%), pada klasifikasi

    cukup 2 orang (9,52%) dan pada klasifikasi kurang tidak ada.

    C. Kategori indikator penilaian 3 (hasil belajar passing atas dengan skor

    penilaian 5) siswa yang termasuk pada klasifikasi sangat baik 1 orang

    (4,76%), pada klasifikasi baik 19 orang (90,47%), pada klasifikasi cukup

    1 orang (4,76%) dan pada klasifikasi kurang tidak ada.

    D. Kategori indikator penilaian 4 (hasil belajar passing bawah dengan skor

    penilaian 5) siswa yang termasuk pada klasifikasi sangat baik 12 orang

    (57,14%), pada klasifikasi baik 9 orang (42,85%), pada klasifikasi cukup

    dan kurang tidak ada.

    Siswa yang termasuk pada klasifikasi sangat baik terdapat 11 orang siswa

    atau 52,38%, kemudian pada klasifikasi baik terdapat 7 orang atau 33,33%,

    sedangkan pada klasifikasi cukup terdapat 3 orang siswa atau 14,29% dan yang

    tergolong pada klasifikasi kurang tidak ada. Dan rata-rata kelas 82,61%.

    Selengkapnya dapat di lihat pada sajian tabel berikut.

  • 39

    Tabel : Klasifikasi Akhir Hasil Belajar Servis dan Passing siklus 2

    Klasifikasi Nilai Siklus 2

    Siswa %

    Sangat Baik 85-100 11 52,38 %

    Baik 75-84 7 33,33 %

    Cukup 65-74 3 14,29 %

    Kurang 0-64 0 0 %

    JUMLAH 21 100 %

    RATA-RATA KELAS 82,61 %

    Capaian Indikator Kinerja 85,71%

    c. Refleksi

    Berdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus 2 tentang kegiatan pembelajaran

    menunjukan kondisi yang optimal dalam pelaksanaannya. Kondisi ini

    menyebabkan terjadinya peningkatan hasil belajar servis dan passing di kelas

    VIII.5 SMP Negeri 1 Tapa dalam materi permainan bola voli hingga terpenuhi

    indikator kinerja yang telah di tetapkan. Dengan demikian, tindakan siklus

    dihentikan atau di akhiri pada siklus ini, dalam artian tidak lagi di lanjutkan ke

    siklus berikutnya.

    Dari hasil refleksi mengenai hasil tindakan pada proses pembelajaran

    diperoleh gambaran bahwa hasil belajar servis dan passing permainan bola voli di

    kelas VIII.5 SMP Negeri 1 Tapa dapat meningkat melebihi indikator kinerja yang

    diharapkan. Hal ini disebabkan karena strategi, pembedayaan dan juga

    penguasaan guru terhadap siswa saat pembelajaran sudah cukup baik.

  • 40

    4.2 Pembahasan

    Berdasarkan hasil penelitian hasil belajar servis dan passing di kelas VIII.5

    SMP Negeri 1 Tapa dari tahap observasi terlihat bahwa penelitian tindakan kelas

    (PTK) ini belum mencapai indikator yang telah ditetapkan yaitu sebesar 80% hal

    ini dapat dibuktikan dengan hasil yang diperoleh pada tahap observasi awal, yang

    termasuk pada klasifikasi sangat baik tidak terdapat seorang siswa, kemudian

    pada klasifikasi baik terdapat 4 orang atau 19,05%, sedangkan pada klasifikasi

    cukup terdapat 1 orang siswa atau 4,76% dan 16 orang atau 76,19% tergolong

    kurang. Dan rata-rata kelas 55,00 %.

    Hal ini membuktikan bahwa penelitian yang dilaksanakan belum mencapai

    indikator yang diharapkan oleh karenanya diberikan tindakan pada siklus 1,

    tindakan yang diberikan berupa teknik dasar dalam servis (atas dan bawah) di

    mulai dari posisi kaki, posisi badan, ayunan tangan, perkenaan tangan saat

    memukul bola, dan gerakan lanjutan, selanjutnya untuk passing (atas dan bawah)

    dimulai dari posisi kaki, posisi badan, posisi tangan, perkenaan tangan pada bola,

    dan gerakan lanjutan, siklus 1 diberikan tiga kali pertemuan (tindakan) dalam

    seminggu, yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar servis dan passing

    pada permainan bola voli dengan menggunakan metode pembelajaran simulasi di

    SMP Negeri 1 Tapa.

    Hasil yang diperoleh pada pelaksanaan pembelajaran siklus 1 dari 33 aspek

    yang diamati terdapat 28 indikator pengamatan atau 85% yang pelaksanaannya

    sudah tergolong ya atau baik, dan masih terdapat 5 indikator pengamatan atau

    15% yang pelaksanaannya tergolong tidak atau belum maksimal. Tingkat

  • 41

    kemampuan siswa dalam hasil belajar dasar servis dan passing pada permainan

    bola voli melalui metode pembelajaran simulasi di SMP Negeri 1 Tapa pada

    siklus 1 dan setelah dianalisis mengalami peningkatan dan diperoleh klasifikasi

    sebagai berikut. Pada klasifikasi sangat baik terdapat 8 orang siswa atau

    38,10%, kemudian pada klasifikasi baik terdapat 4 orang atau 19,05%,

    sedangkan pada klasifikasi cukup terdapat 6 orang siswa atau 28,57% dan 3

    orang atau 14,29% tergolong kurang. Dan rata-rata kelas 77,14%.

    Berdasarkan hasil pengamatan serta data yang diperoleh dari siklus 1

    diatas,penelitian ini mengalami peningkatan hasil belajar, namun belum mencapai

    target yang di harapkan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam indikator

    kinerja 80% yang merupakan capaian indikator pada penelitian tindakan

    kelas(PTK), maka penelitian ini dilanjutkan pada tahap siklus 2.

    Proses pembelajaran terjadi perubahan keseluruhan indikator kegiatan

    pembelajaran kemudian diamati terlaksana dengan baik, atau dengan kata lain,

    100% kegiatan pembelajaran berlangsung dengan optimal.

    Siklus 2 diberikan lagi tindakan sebanyak tiga kali, untuk meningkatkan hasil

    belajar servis dan passing pada permainan bola voli melalui metode pembelajaran

    simulasi di SMP Negeri 1 Tapa sampai pada capaian indikator yang di tentukan,

    dan berdasarkan hasil yang dipeoleh dari data siklus 2, kemampuan siswa dalam

    hasil belajar servis dan passing pada permainan bola voli melalui metode

    pembelajaran simulasi di SMP Negeri 1 Tapa telah mengalami peningkatan.

    Kriteria keberhasilan sebagaimana yang di rumuskan pada indikator kinerja. Hasil

    tersebut menunjukan bahwa pada klasifikasi sangat baik terdapat 11 orang

  • 42

    siswa atau 52,38%, kemudian pada klasifikasi baik terdapat 7 orang atau

    33,33%, sedangkan pada klasifikasi cukup terdapat 3 orang siswa atau 14,29%

    dan yang tergolong pada klasifikasi kurang tidak ada. Dan rata-rata kelas

    82,61%.

    Tabel Gambaran Peningkatan Kemampuan Keterampilan Hasil Belajar

    Servis dan Passing Permainan Bola Voli Melalui Metode Pembelajaran Simulasi

    di SMP Negeri 1 Tapa Sesuai Klasifikasi Nilai

    Klasifikasi Nilai

    Pemberian Tindakan

    Observasi Awal Siklus 1 Siklus 2

    Siswa % Siswa % Siswa %

    Sangat Baik 85-100 0 0,00% 8 38,09% 11 52,38%

    Baik 75-84 4 19,05% 4 19,05% 7 33,33%

    Cukup 65-74 1 4,76% 6 28,57% 3 14,29%

    Kurang 0-64 16 76,19% 3 14,29% 0 0,00%

    JUMLAH 21 100% 21 100% 21 100%

    Rata-Rata Kelas 55,00% 77,14% 82,61%

    Hasil Capaian

    Indikator Kinerja 19,05% 57,15% 85,71%

  • 43

    BAB V

    SIMPULAN DAN SARAN

    1.1 Simpulan

    Adapun yang menjadi simpulan dari penelitian tindakan kelas ini, yaitu

    sebagai berikut :

    1. Hasil belajar servis dan passing permainan bola voli siswa kelas VIII.5

    SMP Negeri 1 Tapa meningkat dengan penerapan metode pembelajaran

    simulasi.

    2. Tindakan pembelajaran sebanyak dua siklus memperlihatkan hasil belajar

    servis dan passing pada permainan bola voli melalui pembelajaran

    simulasi pada setiap siklus yang kian meningkat. Terlihat dari observasi

    awal, banyak siswa yang belum mampu melakukan servis dan passing,

    dengan indikator capaian hasil belajar 19,05%. Pada siklus 1 sudah

    beberapa siswa yang telah memperlihatkan peningkatan hasil belajar dan

    memperoleh nilai tuntas dengan indikator capaian hasil belajar 57,15%,

    karena hasil yang diperoleh belum mencapai indikator kinerja yang telah

    di tetapkan maka penelitian dilanjutkan pada siklus 2. Pada siklus 2 telah

    meningkat lagi Berdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus 2 tentang

    kegiatan pembelajaran menunjukan kondisi yang optimal dalam

    pelaksanaannya. Kondisi ini menyebabkan terjadinya peningkatan hasil

    belajar servis dan passing di kelas VIII.5 SMP Negeri 1 Tapa dalam materi

    permainan bola voli hingga terpenuhi indikator kinerja yang telah di

    tetapkan dengan indikator capaian hasil belajar 85,71%. Dengan demikian,

  • 44

    tindakan siklus dihentikan atau di akhiri pada siklus ini, dalam artian tidak

    lagi di lanjutkan ke siklus berikutnya.

    3. Hasil capaian belajar siswa diatas jika di hubungkan dengan indikator

    kinerja maka dapat dijelaskan bahwa indikator kinerja (80%) terpenuhi

    setelah pelaksanaan siklus 2 dimana hasil pada siklus ini terkait dengan

    hasil belajar siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM)

    telah dicapai sebanyak 18 orang atau 85,71%.

    1.2 Saran

    Hasil penelitian ini mempunyai peningkatan terhadap kemampuan siswa

    dalam melakukan keterampilan dasar servis dan passing pada materi permainan

    bola voli, dalam penelitian ini maka peneliti dapat memberikan beberapa saran

    diantaranya :

    1. Metode pembelajaran simulasi dapat di terapkan dalam pembelajaran di

    sekolah dan menjadi salah satu pilihan metode pembelajaran yang dapat

    meningkatkan hasil belajar siswa.

    2. Dengan metode pembelajaran simulasi siswa diharapkan dapat lebih

    memahami konsep pembelajaran dengan baik dan menjadi salah satu

    metode pembelajaran yang dapat di aplikasikan ke pembelajaran

    selanjutnya.

    3. Hasil penelitian penerapan metode pembelajaran simulasi untuk

    meningkatkan hasil belajar siswa pada permainan bola voli khususnya

    servis dan passing di harapkan dapat menjadi acuan untuk penelitian

    selanjutnya.

  • 45

    DAFTAR PUSTAKA

    Agus Suprijono (2009). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi.Surabaya: Pustaka Pelajar. Yusuf Hidayat (2010). Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan

    SMA/MA/SMK Untuk Kelas X. Jakarta: pusat pembukuan Kementrian

    Pendidikan Nasional.

    Ngatiyono dan Dyan Putri Riswanty (2010). Mari Sehat Bergembira 4

    Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan Untuk Kelas IV SD/MI.

    Jakarta: pusat pembukuan Kementrian Pendidikan Nasional.

    Budi Aryanto dan Margono (2010). Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan

    Kesehatan untuk SMP/MTs Kelas IX. Jakarta : pusat pembukuan

    Kementrian Pendidikan Nasional.

    Faridha Isnaini & Suranto (2010). Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan

    Kesehatan untuk SMP/MTs Kelas IX. Jakarta : pusat pembukuan

    Kementrian Pendidikan Nasional.

    Atmaja Budi Sarjana & Bambang Trijono Joko Sunarto (2010). Pendidikan

    Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan untuk SMP/MTs Kelas IX. Jakarta :

    pusat pembukuan Kementrian Pendidikan Nasional.

    Budi Sutrisno & Muhammad Bazin Kha (2010). Pendidikan Jasmani,

    Olahraga, dan Kesehatan 2 untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta : pusat

    pembukuan Kementrian Pendidikan Nasional.

    Mohammad Ali Mashar & Dwinarhayu (2010). Pendidikan Jasmani, Olahraga,

    dan Kesehatan untuk SMP Kelas IX. Jakarta : pusat pembukuan

    Kementrian Pendidikan Nasional.

    Sujarwadi & Dwi Sarjiyanto (2010). Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan

    Kesehatan untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta : pusat pembukuan

    Kementrian Pendidikan Nasional.

    Uno B. Hamzah, Mohamad Nurdin (2011). Belajar Dengan Pendekatan

    PAILKEM (Pembelajaran Aktif Inovatif Lingkungan Kreatif Efektif

    Menarik). Jakarta: Bumi Aksara

    Andi Gibbs, Declan Kennedy, & Anthony Vickers (2012). Journal of the

    European Higher Education Area,

    Bergeles Nikos and Nikolaidou Maria Elissavet (2011).International Journal of

    Performance Analysis in Sport.

    Rofa Nurochma (2012). Jurnal Pendidikan Biologi. Surakarta.

    Agung Prastowo Tri Nugroho (2013). Journal of Physical Education, Sport,

    Health and Recreation.

    Julie Cassidy (2009).Journal of the Australasian Tax Teachers Association.

    Australia.

    Kristen Betts (2009).AsiaPacific Journal of Cooperative Education. New Zealand.

    Yu-Je Lee, Chia-Hui Chao & Ching-Yaw Chen (2011). Global Journal of

    Engineering Education.Taiwan

    Jenni Jones (2012). International Journal of Evidence Based Coaching and

    Mentoring.