Hermanto Ridwan Tamrin Penerapan Metode Pembelajaran Simulasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar...
-
Upload
antho-putra-gorontalo -
Category
Documents
-
view
106 -
download
0
description
Transcript of Hermanto Ridwan Tamrin Penerapan Metode Pembelajaran Simulasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar...
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Permainan bola voli adalah salah satu permainan yang digemari oleh siswa
saat ini,karena permainan ini dapat dilakukan oleh siswa laki-laki maupun
perempuan. Permainan bola voli juga merupakan salah satu materi dalam mata
pelajaran pendidikan jasmani yang tercantum dalam kurikulum, baik itu untuk
tingkat SD, SMP, maupun SMA.
Permainan bola voli merupakan permainan yang dimainkan secara beregu.
Tiap-tiap regu terdiri dari 6 pemain. Pada permainan bola voli harus diimbangi
dengan kemampuan teknik dasar yang baik dan benar. Pada materi pembelajaran
bola voli di awali dengan teknik dasar yang mencakup servis, passing, smesh, dan
blok.
Bola Voli adalah olahraga tim yang dimainkan oleh dua tim. Masing-
masing tim terdiri dari 6 pemain aktif dan tiap tim dipisahkan oleh net. Setiap tim
mencoba untuk membuat poin dengan cara menjatuhkan bola ke lapangan lawan
yang diselenggarakan di bawah aturan.
SMP Negeri 1 Tapa banyak terdapat siswa-siswi yang menyukai olahraga
bola voli namun dalam proses pembelajarannya masih banyak hambatan yang
ditemukan, hal ini dilihat dari proses belajar yang kurang memuaskan saat
melakukan permainan bola voli, masih banyak siswa-siswi yang belum mampu
melakukan servis dan passing dalam permainan bola voli dengan baik, hal ini
-
2
dikarenakan siswa belum mampu menguasai keterampilan dasar servis dan
passing dengan baik dan benar.
Kenyataan dilapangan tidak sesuai yang diharapkan. Pada siswa kelas
VIII.5 SMP Negeri 1 Tapa saat dilakukan tes pada servis dan passing permainan
bola voli ternyata hasil yang diperoleh ada beberapa siswa yang nilainya kurang
dari standar ketuntasan minimal (SKM) yang telah ditentukan. Oleh karena itu,
untuk memperbaiki hasil yang diperoleh, seorang guru harus memberikan satu
bentuk metode atau strategi pembelajaran yang dianggap bisa memperbaiki hasil
belajar siswa dengan sebelumnya.
Simulasi adalah suatu proses peniruan dari sesuatu yang nyata beserta
keadaan sekelilingnya (state of affairs). Simulasi sebagai metode penyajian adalah
suatu usaha untuk memperoleh pemahaman akan hakikat suatu prinsip atau
keterampilan tertentu melalui proses kegiatan atau latihan dalam situasi tiruan
(tidak sesungguhnya).
Metode simulasi dapat menumbuhkan cara berpikir kritis, mengurangi hal-
hal yang bersifat verbalistik dan abstrak, menumbuhkan daya cipta dan dapat
dijadikan bekal siswa apabila menghadapi situasi sebenarnya kelak, baik dalam
kehidupan keluarga, masyarakat, maupun dunia kerja. Dalam simulasi, siswa
dapat mempelajari lebih dalam tentang bagaimana siswa itu merasa dan berbuat
sesuatu. Beberapa pernyataan tersebut menunjukkan, bahwa metode simulasi
merupakan contoh metode yang dapat memacu motivasi belajar siswa di kelas.
-
3
Dari uraian masalah yang telah dikemukakan diatas maka peneliti ingin
membuktikannya melalui metode ilmiah lewat Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
dengan mengangkat judul Penerapan Metode Pembelajaran Simulasi Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Servis Dan Passing Permainan Bola Voli Pada Siswa
Kelas VIII.5 SMP Negeri 1 Tapa .
-
4
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut :
1) Siswa tidak menguasai materi permainan bola voli khususnya servis dan
passing dengan baik dan benar
2) Kurangnya minat siswa dalam belajar permainan bola voli
3) Guru belum menemukan metode pembelajaran yang tepat sehingga siswa
kurang memahami permainan bola voli khususnya servis dan passing
dengan baik dan benar
4) Apakah dengan penerapan metode pembelajaran simulasi dapat
meningkatkan hasil belajar servis dan passing permainan bola voli siswa
kelas VIII SMP Negeri 1 Tapa
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah penelitian ini
adalah sebagai berikut Apakah hasil belajar servis dan passing permainan bola
voli siswa kelas VIII.5 SMP Negeri 1 Tapa dapat meningkat dengan penerapan
metode pembelajaran simulasi ?
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:
1.4.1 Manfaat Secara Teoritis
a) Menambaha pengetahuan tentang metode/strategi pembelajaran yang
dapat memberikan dorongan atau motivasi pada guru-guru untuk
melakukan inovasi dalam pembelajaran
-
5
b) Sebagai bahan kajian lebih lanjut dari para peneliti dengan ruang
lingkup yang lebih luas, untuk mendapatkan hasil penelitian yang
lebih akurat
c) Bila ditemukan penerapan metode/strategi pembelajaran simulasi
dapat meningkatkan hasil belajar siswa, maka diharapkan menjadi
sumbangan bagi ilmu pengetahuan, khususnya ilmu pendidikan untuk
memperkaya studi tentang metode/strategi pembelajaran dalam usaha
meningkatkan hasil belajar permainan bola voli siswa dan menambah
sikap positif terhadap pelajaran Penjaskes
1.4.2 Manfaat Secara Praktis
a) Bagi siswa, untuk meningkatkan hasil belajar servis dan passing
permainan bola voli
b) Bagi guru, selain menambah pengalaman dalam penggunaan metode
pembelajaran yang aktif juga membuat pengajaran bola voli menjadi
lebih efektif.
c) Bagi sekolah, adanya peningkatan kualitas pembelajaran dan
pengajaran yang berakibat terhadap peningkatan kualitas siswa dan
guru, sehingga pada akhirnya akan mampu meningkatkan kualitas
pembelajaran penjas dan olahraga secara menyeluruh.
d) Bagi peneliti, dengan adanya penelitian ini akan menjadi
pembelajaran bagi penelitian selanjutnya.
-
6
BAB II
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Hakikat Metode Simulasi
Simulasi sebagai metode penyajian adalah suatu usaha untuk memperoleh
pemahaman akan hakikat suatu prinsip atau keterampilan tertentu melalui proses
kegiatan atau latihan dalam situasi tiruan (tidak sesungguhnya). Dengan simulasi
memungkinkan siswa mampu menghadapi kenyataan yang sesungguhnya atau
mempunyai kecakapan bersikap dan bertindak sesuai dengan situasi sebenarnya.
Simulasi adalah suatu proses peniruan dari sesuatu yang nyata beserta keadaan
sekelilingnya (state of affairs). Aksi melakukan simulasi ini secara umum
menggambarkan sifat-sifat karakteristik kunci dari kelakuan sistem fisik atau
sistem yang abstrak tertentu.
Menurut (Betts, 2009:103) Learning simulation is defined as:A set of
educational and training techniques and strategies that engage individuals in
reallife scenarios through roleplays, sociodramas, psychodramas, gaming, and
reflection to develop and reinforce knowledge and skills learned in the classroom
and workplace relating to problemsolving, decisionmaking, leadership,
collaboration, and communication.( Simulasi didefinisikan sebagai: Satu set
teknik pendidikan dan pelatihan dan strategi yang melibatkan individu dalam
kehidupan nyata skenario melalui roleplays, sociodramas, psychodramas, game,
dan refleksi untuk mengembangkan dan memperkuat pengetahuan dan
keterampilan yang dipelajari di kelas dan tempat kerja yang berkaitan dengan
-
7
pemecahan masalah, pengambilan keputusan, kolaborasi komunikasi
kepemimpinan)
Menurut Uno B. Hamzah dan Mohamad Nurdin (2011:101 Simulasi
adalah metode pembelajaran yang sengaja dirancang untuk bertindak atau
mencoba suatu kondisi atau yang sebenarnya akan terjadi atau dilakukan.
Menurut Julie Cassidy (2009:59) simulations are tools that give you
ersatz (as opposed to real) experience. Thus while educational simulations place
students in true to life roles and the simulated activities are real world,
modifications occur for learning purposes.( simulasi adalah alat yang memberikan
ersatz (sebagai pembelajaran yang bertentangan dengan pengalaman) yang nyata.
" sedangkan simulasi pendidikan tempat siswa menjadi peran hidup,selain itu
kegiatan simulasi adalah "dunia nyata", modifikasi terjadi untuk tujuan belajar.
Hamzah ( 2011 : 28) Simulasi atau Simulator adalah suatu alat yang
mempresentasikan realitas, dimana kerumitan aktivitasnya dapat di kendalikan.
Beberapa kelebihan dari simulasi , diantaranya ialah:
1) Siswa dapat memelajari sesuatu yang dalam situasi nyata tidak dapat
dilakukan karena kerumitannya atau karena faktor lain seperti resiko
kecelakaan, bahaya, dan lain-lain.
2) memungkinkan siswa belajar dari umpan balik yang datang dari dirinya
sendiri.
Kristen Betts (2009:103) Simulation is a technique, not a technology, to
replace or amplify real experiences with guided experiences, often immersive in
nature, that evoke or replicate substantial aspects of the real world in a fully
-
8
interactive fashion( Simulasi adalah teknik, bukan teknologi, untuk
mengganti atau memperkuat pengalaman nyata dengan pengalaman dipandu,
seringkali mendalam di alam, yang membangkitkan atau meniru aspek-aspek
penting dari dunia nyata dengan cara yang sepenuhnya interaktif ")
2.1.1.1 Alasan penggunaan
Alasan pemilihan metode simulasi, untuk memudahkan siswa dan guru
mengalami pola atau model kehidupan dan nilai praktis dari suatu pokok
masalah tanpa langsung kedalam suasana alamiah (yang sebenarnya).
2.1.1.2 Tujuan
Metode simulasi digunakan untuk :
a) Melatih keterampilan tertentu, baik yang bersifat keahlian
(profesional) maupun keterampilan dalam hidup sehari-hari;
b) Memperoleh pemahaman tentang suatu pengertian (konsep) atau
prinsip; dan Latihan memecahkan masalah
2.1.1.3 Manfaat
Metode simulasi dapat untuk :
a) Meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan melibatkan diri dalam
mempelajari situasi yang hampir serupa dengan kejadian yang
sebenarnya.
b) Memberikan motivasi untuk bekerja sama dalam kelompok
c) Melatih siswa untuk bekerja sama dalam kelompok
d) Menimbulkan dan memupuk daya imaginasi siswa dan
-
9
e) Melatih siswa untuk memahami dan menghargai pendapat, peran
orang lain.
Agar penggunaan metode simulasi mencapai tujuan dan manfaat yang
diinginkan, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a) Tiap siswa atau kelompok siswa mendapat kesempatan yang sama
untuk melakukan simulasi.
b) Tiap siswa terlibat langsung dalam peranannya masing-masing.
Simulasi dimaksudkan untuk latihan keterampilan agar dapat menghadapi
kenyataan dengan baik oleh sebab itu, disiapkan petunjuk simulasi dapat secara
terperinci atau secara garis besar dan dalam simulasi diusahakan dapat
digambarkan secara lengkap tentang situasi, proses yang diperkirakan terjadi
dalam kenyataan sesungguhnya.
2.1.1.4 Prinsip Penggunaan Model Simulasi Dalam Belajar
Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan guru dalam menggunakan
simulasi untuk pembelajaran, diantaranya :
a) Simulasi dilakukan oleh kelompok siswa.
b) Tiap kelompok mendapat kesempatan melaksanakan simulasi yang
sama atau dapat juga berbeda.
c) Semua siswa harus terlibat langsung menurut peranan masing-
masing. Penentuan topik disesuaikan dengan tingkat kemampuan
kelas, dibicarakan oleh siswa dan guru.
Petunjuk simulasi hendaknya dibuat secara jelas dan mudah dipahami
anak terutama bagi pemegang peran. Simulasi adalah latihan keterampilan
-
10
motorik maupun sosial yang dapat memberikan pengalaman belajar bagi siswa
dalam menghadapi keadaan yang sebenarnya.Pelaksanaan simulasi perlu
menggambarkan situasi yang lengkap, proses yang rinci dan urut yang sesuai
dengan situasi yang sesungguhnya.
2.1.1.5 Bentuk-Bentuk Simulasi
Secara rinci, bentuk-bentuk simulasi , diantaranya :
a) Peer teaching
Peer teaching dapat dikategorikan sebagai simulasi mengingat peer
teaching adalah latihan mengajar yang dilakukan seorang mahasiswa dimana dia
bertindak seolah-olah sebagai guru dan teman sekelasnya seolah-olah sebagai
murid suatu sekolah tertentu. Peer teaching ini banyak dipraktekan siswa atau
mahasiswa di sekolah calon guru, untuk meningkatkan keterampilan mengajarnya,
sebelum mengajar siswa yang sebenarnya pada saat praktek.
b) Sosiodrama
Sosiodrama adalah salah satu bentuk simulasi, yakni suatu drama yang
bertujuan untuk menemukan alternatif pemecahan masalah-masalah sosial yang
timbul dalam hubungan antar anggota sosial. Masalah-masalah sosial yang cocok
untuk sosiodrama misalnya, masalah konflik antara anggota keluarga, konflik
antara buru dengan majikan, konflik antara masyarakat dengan pimpinannya, dan
sejenisnya.
c) Tipe Game
Simulasi Tipe Game yakni bermain peranan dimana para siswa
-
11
berkompetisi untuk mencapai tujuan tertentu melalui permainan dengan
memenuhi peraturan yang ditetapkan.
2.1.1.6 Langkah-langkah penggunaan metode simulasi
a) Persiapan
1. Menentukan topik dan tujuan, dimana menentukan topik dan tujuan
2. simulasi, akan lebih baik bila dilakukan bersama siswa
b) Pelaksanaan simulasi
1. Merumuskan tujuan pembelajaran khusus (TPK) Merumuskan
petunjuk
2. simulasi, dimana guru menguraikan secara garis besar situasi yang
akan disimulasikan.
3. menjelaskan peranan-peranan yang akan disimulasikan, dan
4. proses simulasi yang didalamnya terdapat pemilihan para pelaku atau
5. pemeran, setelah itu barulah pemberian kesempatan bertanya
c) Evaluasi
1. sesuai dengan tujuan dan isi pokok bahasan, setelah itu dilakukanya
2. latihan ulang.
Ada juga yang menyebutkan langkah-langkah penggunaan metode
simulasi menggunakan empat fase, diantaranya :
a) Fase orientasi, berisi penjelasan guru tentang topik dan memberikan
gambaran tentang simulasi.
b) Fase latihan, Guru menjelaskan skenario atau jalannya cerita, aturan
main, pemegang peran, prosedur keputusan yang harus diambil, dan
-
12
tujuan, membagi peran, dan memberikan kesempatan anak untuk
berkordinasi dan berlatih sesuai dengan peran masing-masing.
c) Fase pelaksanaan simulasi. Siswa pemegang peran melaksanakan
simulasi sesuai dengan jalan cerita yang sudah ditentukan. Selama
simulasi berlangsung, guru berperan sebagai wasit dan pelatih. Secara
periodik guru dapat menghentikan permainan siswa dan memberikan
koreksi atau balikan, mengevaluasi penampilan pemegang peran dan
mengklarifikasi kekeliruan dalam memainkan peran.
d) Fase debriefing, berisi guru mengkonsentrasikan perhatian anak pada :
Persepsi dan reaksi anak terhadap peristiwa simulasi
Menganalisis proses simulasi
Membandingkan simulasi dengan realitas yang sebenarnya
Menghubungkan aktivitas simulasi dengan bahan belajar
Simulasi lanjutan
2.1.1.7 Peranan Guru Dalam Simulasi
Peranan guru dalam simulasi sangat penting mengingat tugas guru adalah
membangkitkan kesadaran anak tentang konsep dan prinsip yang disimulasikan.
Di samping itu, guru dalam pelaksanaan simulasi mempunyai fungsi manajerial.
Joyce dan Weil, mengidentifikasi empat peranan guru dalam model pembelajaran
melalui simulasi, yakni : explaining, refereeing, coaching, dan discussing.
a. Explaining
Siswa mampu melakukan peran-peran dalam simulasi, apabila memiliki
pemahaman yang cukup mengenai peran. Demikian pula jalan cerita harus
-
13
dipahami betul oleh pelaku atau pemegang peran. Pemahaman pelaku terhadap
peran yang dimainkan maupun jalannya cerita tidak terlepas dari pentingnya
peranan guru. Sebelum simulasi dimulai, guru perlu memberikan gambaran
tentang jalannya cerita. Selain itu, gambaran tokoh-tokoh cerita beserta
karakterisasinya. Gambaran yang disampaikan guru tersebut dimaksudkan untuk
memancing daya imajinasi anak, khususnya bagi pemegang peran agar mampu
menghayati peran masing-masing.
b. Refereeing
Simulasi digunakan untuk menyediakan pengalaman belajar yang baik.
Guru perlu mengontrol partisipasi siswa dalam bersimulasi agar simulasi mampu
memberikan pengalaman belajar yang baik tersebut. Sebelum simulasi
dilaksanakan, guru perlu menugaskan siswa memilih tim pemegang peran yang
sesuai dengan kemampuan anak untuk memegang peran-peran tersebut. Guru
perlu menghindari tugas yang sulit bagi anak dalam pemeranan.
c. Coaching
Guru bertindak sebagai pelatih saat diperlukan, memberikan nasehat agar
anak mampu bersimulasi secara betul. Sebagai pelatih, guru akan mendukung dan
menasehati tetapi tidak menggurui.
d. Discussing
Selama simulasi berlangsung, guru bertindak sebagai pemberi penjelasan,
wasit, dan pelatih. Sesudah simulasi berakhir, guru perlu membuka diskusi
berkaitan dengan signifikansi simulasi dengan kenyataan yang sebenarnya di
masyarakat atau di lapangan. Guru perlu menanyakan kepada siswa utamanya
-
14
pemain tentang kesulitan dan pemahaman anak dalam bersimulasi, hubungan
simulasi dengan mata pelajaran yang sedang diikuti.
2.1.2 Hakikat Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perilaku berupa pengetahuan, keterampilan,
sikap, informasi, dan atau strategi kognitif yang baru dan di peroleh siswa setelah
berinteraksi dengan lingkungan dalam suatu suasana atau kondisi pembelajaran.
Pengetahuan, keterampilan, sikap, informasi, dan atau strategi kognitif tersebut
adalah baru, bukan yang telah dimiliki siswa sebelum memasuki kondisi atau
situasi pembelajaran yang dimaksud.
Menurut Piccoli, Ahmad dan Ives (2011:144) learning outcomes as the
changes in a learners knowledge, skills and attitude after receiving instruction
(hasil belajar didefinisikan sebagai perubahan dalam pengetahuan pembelajar,
keterampilan dan sikap setelah menerima instruksi).
Menurut Jones (2011:144) the learning outcomes are affected by factors
such as the learning style, curriculum design and how instruction is provided
(hasil belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor diperiksa sebagai gaya belajar, desain
kurikulum dan bagaimana instruksi diberikan.)
Menurut Andy Gibbs (2012:73) Learning outcomes are statements of what
a student is expected to know, understand and/or be able to demonstrate after
completion of a process of learning(Hasil belajar adalah pernyataan tentang apa
yang siswa di harapkan tahu, mengerti dan / atau mampu menunjukkan setelah
penyelesaian proses pembelajaran)
-
15
Menurut Benyamin Bloom (2012:4) hasil belajar diklasifikasikan menjadi 3
ranah:
1) Ranah Kognitf
Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek,
yakni mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis,
mengevaluasi, dan mencipta.
2) Ranah Afektif
interpretatifBerkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni
penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.
3) Ranah Psikomotor
Berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan kemauan bertindak. Ada
enam aspek ranah psikomotoris, yakni gerak reflex, ketrampilan gerak
dasar, kemempuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan
ketrampilan kompleks, dan gerakan ekspresif
Menurut Anthony Vickers (2012:80) Learning Outcomes are statements of
concrete and verifiable signs that witness/certify how the planned competences,
including the required levels of knowledge, are being developed or acquired
(Hasil Belajar adalah laporan tanda-tanda nyata dan dapat diverifikasi bahwa saksi
mensertifikasi bagaimana yang direncanakan kompetensi, termasuk tingkat
pengetahuan yang dibutuhkan, sedang dikembangkan atau diperoleh)
-
16
2.1.3 Hakikat Belajar
Menurut Jenni Jones (2012:58) belajar didefinisikan sebagai perolehan
pengetahuan, keterampilan atau kompetensi yang berkontribusi terhadap
pengembangan pada individu pribadi.
Menurut Morgan (2009:10) Learning is any relatively permanent change
in behavior that is a result of past experience. (Belajar adalah perubahan perilaku
yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman).
Menurut Geoch (2009:9) Learning is change in performance as a result of
practice. (Belajar adalah perubahan performance sebagai hasil latihan).
Menurut Harold Spears (2009:10) Learning is to observe, to read, to
imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction. (Dengan kata
lain, bahwa belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu,
mendengar dan mengikuti arah tertentu).
Menurut Cronbach (2009:9) Learning is shown by a change in behavior as
a result of experience.(Belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari
pengalaman).
2.1.4 Hakikat Servis
Menurut Yusuf Hidayat (2010:2) Servis adalah awalan pukulan untuk
memasukkan bola ke daerah lawan. Selain itu, servis juga merupakan pukulan
untuk memulai permainan.
Menurut Atmaja Budi Sarjana (2010:11) Servis adalah pukulan bola
pertama sebagai sajian atau pelayanan yang dilakukan dari daerah servis oleh
pemain belakang.
-
17
Menurut Faridha Isnaini dan Suranto (2010:6) Servis adalah pukulan bola
yang dilakukan oleh seorang pemain belakang yang dilakukan dari daerah servis
langsung ke lapangan lawan.
Menurut Budi Aryanto dan Margono (2010:5) Servis adalah pukulan bola
yang dilakukan agar bola dapat melewati net dan bergerak ke daerah lawan. Servis
digunakan untuk mengarahkan dan menjatuhkan bola di area lawan.
Menurut Budi Sutrisno dan Muhammad Bazin Khafadi (2010:7) Servis
merupakan serangan pertama dalam permainan bola voli.
2.1.5 Hakikat Passing
Menurut Yusuf Hidayat (2010:5) passing adalah mengoper bola.
Menurut Mohammad Ali Mashar dan Dwinarhayu (2010:5) Passing
adalah gerakan memukul bola untuk mengoper.
Menurut Sujarwadi dan Dwi Sarjiyanto (2010:6) passing dalam bola voli
adalah mengoper/ mengambil/ mengumpankan bola kepada teman atau langsung
memasukan kedaerah lawan.
Menurut Atmaja Budi Sarjana (2010:10) passing adalah pukulan atau
pengembalian bola yang dilakukan dengan dua tangan dan perkenaan bola antara
ruas-ruas jari yang kedua dari tangan dengan ruas ibu jari yang pertama.
Menurut Faridha Isnaini dan Suranto (2010:4) Passing dalam permainan
bola voli merupakan usaha seorang pemain dengan menggunakan teknik tertentu
untuk mengoperkan bola ke teman seregunya untuk dimainkan di lapangan sendiri
baik passing atas atau bawah.
-
18
2.1.6 Hakikat Permainan Bola Voli
Permainan bola voli diciptakan oleh William C. Morgan pada tahun 1895
di Masa chuset. Awal mulanya dia menciptakan permainan bernama mintonette
untuk menggantikan permainan bola basket yang dianggap melelahkan. Pada
tahun 1896 nama permainan ini di ubah oleh Alfred T. Halstead menjadi bola
voli. Dinamakan bola voli karena ciri khas permainan ini adalah melambungkan
bola sebelum bola menyentuh tanah (volleying).
Untuk dapat bermain bola voli dengan baik, harus menguasai teknik-teknik
dasar bermain bola voli. Teknik dasar yang harus dikuasai dalam permainan bola
voli adalah teknik servis, passing, smash, dan bendungan.
1. Servis
Servis adalah pukulan bola yang dilakukan agar bola dapat melewati net
dan bergerak ke daerah lawan. Ada bermacam-macam jenis servis, yaitu servis
tangan bawah (underhand service), servis tangan samping (sidehand service),
servis atas kepala (overhead service), servis mengambang (floating service),
topspin, dan servis loncat (jump service).
a) Service atas kepala (overhead service)
a b c d e
Gambar 2.1 Langkah a-e adalah cara melakukan service atas kepala
Sumber : Budi Aryanto dan Margono (2010:6)
-
19
b) Service tangan bawah (underhand service)
a b c d
Gambar 2.2 Langkah a-d adalah cara melakukan service tangan bawah
Sumber : Budi Aryanto dan Margono (2010:6)
2. Passing
Passing adalah mengoperkan bola kepada pasangan main untuk dimainkan
di dalam area tim sendiri. Passing dibedakan menjadi dua macam, yaitu passing
atas dan passing bawah.
a) Passing atas
Gambar 2.3 Langkah-langkah melakukan passing atas
Sumber : Budi Aryanto dan Margono (2010:7)
b) Passing bawah
Gambar 2.4 Langkah-langkah melakukan passing bawah
Sumber : Budi Aryanto dan Margono (2010:8)
-
20
3. Smash atau Spike
Smash atau spike adalah teknik serangan atau pukulan bola di udara sambil
meloncat. Pukulan dilakukan dengan keras dan menukik yang diarahkan ke area
lawan. Bola bergerak melewati atas jaring dan mengakibatkan pihak lawan sulit
mengembalikannya.
Urutan cara melakukan teknik smash/spike dari awalan hingga mendarat
diperlihatkan oleh Gambar 2.5
Gambar 2.5 Urutan cara melakukan teknik smash atau spike
Sumber : Budi Aryanto dan Margono (2010:9)
4. Block atau Bendungan
Block atau bendungan merupakan teknik bertahan yang dilakukan di atas
net. Teknik ini digunakan untuk menahan serangan lawan.
Gambar 2.6 Urutan cara melakukan block
Sumber : Budi Aryanto dan Margono (2010:9)
-
21
Menurut Agung Prastowo Tri Nugroho (2013:2) Permainan bola voli merupakan
olahraga yang dimainkan oleh 2 tim dalam setiap lapangan dengan dipisahkan
oleh sebuah net.
Menurut Yusuf Hidayat (2010:2) Bola voli merupakan olahraga permainan
beregu yang dimainkan oleh dua tim berlawanan. Setiap tim terdiri atas 6 pemain.
Selain bola voli lapangan, terdapat pula bola voli pantai yang pemainnya terdiri
atas 2 orang.
Menurut Ngatiyono (2010:16) Permainan bola voli dimainkan oleh dua
tim. Masing-masing tim terdiri atas 6 orang pemain. Tim dinyatakan sebagai
pemenang jika mencapai nilai 25 terlebih dahulu. Permainan bola voli
menggunakan sistem rally point. Apabila kedua tim sama-sama mendapat nilai 24
- 24 dinyatakan deuce. Penyelesaiannya dengan mencari selisih dua angka.
Permainan bola voli dipimpin oleh dua orang wasit dan dibantu 4 orang penjaga
garis.
Menurut Budi Aryanto dan Margono (2010:2) Permainan bola voli
dimainkan oleh dua regu. Setiap regu terdiri atas 6 pemain. Dalam permainan bola
voli, setiap regu harus menempatkan bola di daerah lawan agar mendapatkan
angka (point). Pemain bola voli harus melambungkan bola melewati net dan
mencegah bola jatuh ke tanah.
Menurut Afonso dan Mesquita (2011:535) Volleyball is a team sport,
which is characterized by an inherent variability from condition to condition
,leading to the emergence of unique game patterns. Voli adalah olahraga tim,
-
22
yang ditandai oleh variabilitas yang melekat dari kondisi ke kondisi, yang
menyebabkan munculnya pola permainan yang unik.
2.2 Kerangka Berfikir
Pembelajaran bola voli dengan menggunakan metode/strategi pembelajaran
simulasi merupakan bentuk pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan
hasil belajar pada siswa. Dengan diterapkannya metode ini pada pembelajaran
permainan bola voli minat siswa dalam belajar akan lebih bertambah dan
membantu siswa mencapai hasil belajar yang maksimal dalam permainan bola
voli, serta aspek-aspek yang terdapat pada diri siswa dapat dikembangkan.
Tujuan pembelajaran permainan bola voli dengan menggunakan metode
simulasi yaitu agar minat siswa dalam belajar dapat meningkat, untuk
mempermudah siswa dalam pembelajaran, untuk mengembangkan skill yang ada
pada diri siswa, merangsang kemampuan berfikir, dan untuk meningkatkan hasil
belajar siswa.
Dengan diterapkannya metode pembelajaran ini membuat siswa lebih
mudah saat mengikuti proses pembelajaran dan siswa lebih tertarik untuk belajar
permainan bola voli.
2.3 Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir yang telah dikemukakan di
atas maka hipotesis dalam penelitian tindakan kelas ini adalah dengan
penerapan metode pembelajaran simulasi dapat meningkatkan hasil belajar servis
dan passing permainan bola voli pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tapa .
-
23
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Setting Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Tapa dikelas
VIII.
3.1.1 Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Tapa untuk
mata pelajaran Penjaskes. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah kelas VIII 5
tahun ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 21 orang, terdiri dari 11
orang siswa laki-laki dan 10 orang siswa perempuan.
3.1.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan November 2013 sampai
dengan Januari 2014. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender
akademik sekolah, karena PTK memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan
proses belajar mengajar yang efektif di kelas.
3.1.3 Siklus PTK
PTK ini dilaksanakan melalui beberapa siklus untuk melihat peningkatan
hasil belajar permainan bola voli menggunakan metode pembelajaran
Simulasi.
3.2 Subjek Penelitian
Yang menjadi subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas VIII 5 SMP
Negeri 1 Tapa, dengan jumlah siswa 21 orang, dengan komposisi laki-laki 11
siswa dan perempuan 10 siswa.
-
24
3.3 Sumber Data
a) Siswa
Untuk mendapatkan data tentang hasil belajar permainan bola voli
dalam proses belajar mengajar
b) Guru
Untuk melihat tingkat keberhasilan penerapan metode pembelajaran
Simulasi dan hasil belajar permainan bola voli
c) Teman Sejawat dan Kolaborator
Teman sejawat dan kolaborator dimaksudkan sebagai sumber data
untuk melihat implementasi PTK secara komprehensif, baik dari sisi
siswa maupun guru.
3.4 Teknik dan Alat Pengumpulan Data
3.4.1 Teknik
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes, observasi,
evaluasi.
a) Tes : dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar
siswa.
b) Evaluasi : dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang hasil
belajar siswa dalam Pembelajaran dengan penerapan metode Simulasi.
3.4.2 Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data dalam PTK ini meliputi tes, dan rubrik penilaian
sebagaimana berikut ini.
-
25
a) Tes : memberikan tes untuk melihat kemampuan siswa dalam
menguasai teknik dasar servis dan passing dalam permainan bola voli.
b) Rubrik Penilaian : menggunakan rubrik penilaian untuk mengukur
tingkat kemampuan siswa dalam proses belajar mengajar permainan
bola voli menggunakan metode Simulasi.
3.5 Indikator Kinerja
Dalam penilaian tindakan kelas ini, adapun yang menjadi indikator kerja
keberhasilan adalah 80% dari 21 siswa yang duduk di bangku kelas VIII.5 SMP
Negeri 1 Tapa telah berhasil mencapai nilai (75 sampai 84 kategori baik) yang
sesuai dengan standar ketuntasan minimal (SKM).
3.6 Variabel Penelitian
1. Variabel Input
Sebelum pembelajaran berlangsung, guru menyiapkan sumber belajar,
kemudian , rubrik penilaian, dan lingkungan belajar. Tujuan pembelajaran secara
umum untuk meningkatkan pengetahuan guru tentang cara mengajar penjaskes
dengan baik, Khususnya dalam meningkatkan hasil belajar servis dan passing
permainan bola voli. Strategi pembelajaran yang digunakan adalah dengan
pembelajaran simulasi yang kemudian di evaluasikan untuk melihat peningkatan
hasil belajar.
2. Variabel Proses
Variabel ini merupakan proses selama pembelajaran berlangsung yang
dapat diukur melalui :
-
26
Cara guru menjelaskan
Cara guru dalam memberikan contoh melakukan permainan bola voli
yang baik dan benar dengan menggunakan metode simulasi
Memberikan tugas kepada siswa untuk melakukan permainan bola
voli yang baik dan benar.
3. Variabel Output
Variabel output ini merupakan variabel setelah pelaksanaan pembelajaran
yang dapat diukur melalui :
a. Non Lokomotor
Servis atas dan bawah dengan cara melatih ayunan tangan dan
perkenaan pukulan pada bola yang dilakukan tanpa adanya
perpindahan tempat
Pasing atas dan bawah dengan cara melatih gerakan tangan,
perkenaan bola pada tangan, dan posisi badan yang tegak lurus
dengan sedikit penekukan lutut secara berulang tanpa adanya
perpindahan tempat.
b. Lokomotor
Servis atas dan bawah dengan cara mengatur posisi kaki, posisi
badan, kemudian ayunan tangan dan perkenaan pukulan saat bola
dilambungkan yang kemudian dilanjutkan dengan gerakan lanjutan
untuk mengarahkan bola kearah yang lurus kedepan ataupun kearah
kiri dan kanan.
-
27
Passing atas dan bawah dengan cara mengatur pergerakan kaki,
posisi badan, posisi tangan kemudian perkenaan bola pada tangan
yang dilakukan dengan berpindah tempat baik kearah depan,
belakang dan kesamping kiri ataupun ke samping kanan.
c. Manipulasi
1. Gerakan yang dilakukan tanpa menggunakan alat (bola voli)
Servis atas dan bawah dengan melatih cara mengatur posisi
kaki, posisi badan, ayunan tangan dan gerakan lanjutan
tanpa menggunakan alat (bola voli)
Passing atas dan bawah dengan melatih cara mengatur
posisi kaki, posisi badan, posisi tangan, perkenaan bola
pada tangan dan gerakan lanjutan tanpa mengunakan alat
(bola voli).
2. Gerakan yang dilakukan dengan menggunakan alat (bola voli)
Servis atas dan bawah dengan melatih cara mengatur posisi
kaki, posisi badan, ayunan tangan dan gerakan lanjutan
dengan menggunakan alat (bola voli)
Passing atas dan bawah dengan melatih cara mengatur
posisi kaki, posisi badan, posisi tangan, perkenaan bola
pada tangan dan gerakan lanjutan dengan mengunakan alat
(bola voli).
-
28
3.7 Prosedur Penelitian
1. Tahapan Awal Atau Tahap Persiapan
Sebagai langkah awal dari pelaksanaan tindakan ini, peneliti berkonsultasi
dengan kepala sekolah SMP Negeri 1 Tapa dan menjalin kerja sama yang lebih
baik dengan guru seprofesi mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan
dengan pelaksanaan kegiatan mengajar sebagai berikut:
a) Peneliti dan guru menetapkan alternatif metode pembelajaran untuk
peningkatan servis dan passing permainan bola voli
b) Secara bersamaan (peneliti) membuat perencanaan pembelajaran yang
meningkatkan hasil belajar permainan bola voli
c) Melakukan pelatihan tentang pembelajaran pendidikan jasmani
olahraga dan kesehatan untuk meningkatkan hasil servis dan passing
permainan bola voli.
d) Membuat lembar observasi.
e) Mendesain alat evaluasi.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan
kegiatan pembelajaran sebagaimana yang telah dipersiapkan.
3. Tahap Pemantauan Dan Evaluasi
Dalam tahap ini dilaksanakan evaluasi terhadap pelaksanaan tindakan
dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan. Alat pemantauan
yang digunakan oleh peneliti dan guru seprofesi adalah teknik pemantauan dengan
menggunakan lembar observasi berupa cek. Pada akhir setiap pelajaran siswa
-
29
diberi lembar balikan untuk mengetahui bagian-bagian yang masih memerlukan
penanganan atau tindakan yang tepat.
4. Tahap Analisis Dan Refleksi
Penelitian tindakan kelas ini berhasil apabila memenuhi beberapa syarat
sebagai berikut.
a. Sebagian besar (75% dari siswa) hadir dalam mengikuti pembelajaran
permainan bola voli
b. Kurang lebih 80% dari jumlah siswa mencapai nilai ketuntasan sesuai
dengan Standar Ketuntasan Minimal (SKM)
c. Penyelesaian tugas sesuai dengan waktu yang disediakan.
Data-data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan dan dianalisis
dalam tahap ini. Berdasarkan hasil evaluasi tersebut, peneliti dapat merefleksi diri
tentang kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Dengan demikian, peneliti akan
dapat mengetahui kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
Berdasarkan hasil refleksi ini akan dapat diketahui kelemahan kegiatan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru sehingga dapat digunakan untuk
menentukan tindakan kelas pada siklus berikutnya.
Apabila hasil analisis dan refleksi pada siklus pertama belum menunjukan
capaian yang memuaskan, ditindak lanjuti pada kegiatan siklus II. Jika siklus
kedua ini lebih baik atau meningkat dari siklus pertama, maka hal ini menunjukan
bahwa penelitian tindakan kelas ini dengan menerapkan metode pembelajaran
simulasi pada permainan bola voli mengalami peningkatan.
-
30
5. Tahap Akhir
Tahap ini Merupakan Kegiatan akhir dari pada penelitian dimana akan
merangkum seluruh data yang diperoleh selama proses pembelajaran berlangsung,
kemudian mendeskripsikan, membahas, dan menyimpulkan.
-
31
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian
Penelitian tindakan kelas (PTK) ini di laksanakan di SMP Negeri 1 Tapa
pada siswa kelas VIII.5 semester ganjil tahun ajaran 2013/2014. Jumlah siswa 21
orang. Penelitian ini berlangsung dalam dua siklus. Setiap siklus tindakan
dilaksanakan berdasarkan prosedur yang belaku dengan menghendaki adanya
perubahan pada proses pembelajaran dan hasil belajar siswa hingga mencapai
kriteria yang ditetapkan dan pembahasan di fokuskan pada hasil belajar servis dan
passing permainan bola voli melalui metode pembelajaran simulasi.
Sebelum dilakukan tindakan pembelajaran, di laksanakan observasi awal
terkait dengan kemampuan siswa terhadap hasil belajar servis dan passing.
Hasilnya menjadi acuan dilaksanakannya tindakan siklus. Selengkapnya hasil
penelitian dapat diuraikan sebagai berikut.
4.1.1.1 Obsevasi Awal
Pelaksanaan observasi awal di maksudkan untuk mengetahui hasil belajar
servis dan passing pada siswa kelas VIII.5 SMP Nrgeri 1 Tapa sebelum diberikan
tindakan pembelajaran. Disamping itu, observasi awal juga dimaksudkan untuk
-
32
mengetahui situasi pembelajaran sebelumnya. Dari hasil observasi terkait dengan
hasil belajar servis dan passing dapat di uraikan sebagai berikut.
A. Kategori indikator penilaian 1 (hasil belajar servis atas dengan skor penilaian
5) siswa yang termasuk pada klasifikasi sangat baik tidak ada, pada
klasifikasi baik 3 orang (14,28) ,pada klasifikasi cukup 10 orang (47,61
%) dan 9 orang (42,85 %) lainnya termasuk pada klasifikasi kurang.
B. Kategori indikator penilaian 2 (hasil belajar servis bawah dengan skor
penilaian 5) siswa yang termasuk pada klasifikasi sangat baik tidak ada,
pada klasifikasi baik 4 orang (19,04 %), pada klasifikasi cukup 11 orang
(52,38 %) dan 6 orang (28,57 %) lainnya termasuk pada klasifikasi kurang.
C. Kategori indikator penilaian 3 (hasil belajar passing atas dengan skor
penilaian 5) siswa yang termasuk pada klasifikasi sangat baik tidak ada,
pada klasifikasi baik 1 orang (4,76 %), pada klasifikasi cukup 10 orang
(47,61 %) dan 10 orang (47,61 %) lainnya termasuk pada klasifikasi
kurang.
D. Kategori indikator penilaian 4 (hasil belajar passing bawah dengan skor
penilaian 5) siswa yang termasuk pada klasifikasi sangat baik 3 orang
(14,28 %), pada klasifikasi baik 1 orang (4,76 %), pada klasifikasi cukup
-
33
9 orang (42,85 %) dan 8 orang (38,09 %) lainnya termasuk pada klasifikasi
kurang.
Siswa yang termasuk pada klasifikasi sangat baik tidak terdapat seorang
siswa, kemudian pada klasifikasi baik terdapat 4 orang atau 19,05%, sedangkan
pada klasifikasi cukup terdapat 1 orang siswa atau 4,76% dan 16 orang atau
76,19% tergolong kurang. Dan rata-rata kelas 55,00 %. Selengkapnya dapat di
lihat pada sajian tabel berikut.
Tabel : Klasifikasi Akhir Observasi Awal Hasil Belajar Servis dan Passing
Klasifikasi Nilai Observasi Awal
Siswa %
Sangat Baik 85-100 0 0,00 %
Baik 75-84 4 19,05 %
Cukup 65-74 1 4,76 %
Kurang 0-64 16 76,19 %
JUMLAH 21 100 %
RATA-RATA KELAS 55,00 %
Capaian Indikator Kinerja 19,05%
4.1.1.2 Siklus 1
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus 1 dilaksanakan sesuai rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah disiapkan sebelumnya dengan alokasi
waktu 2 jam mata pelajaran. Ketika proses dan akhir tindakan pembelajaran,
dilakukan observasi dan evaluasi. Berikut hasil penelitian siklus 1.
a. Hasil Observasi Kegiatan Belajar
-
34
Untuk mengetahui proses kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan
menggunakan strategi simulasi permainan bola voli, maka peneliti menggunakan
lembar observasi pembelajaran yang akan di isi oleh pengamat (guru mitra).
Berdasarkan hasil yang di peroleh pada pelaksanaan siklus 1 dari 33 aspek yang
diamati dapat di jelaskan sebagai berikut.
Terdapat 28 indikator pengamatan atau 85% yang pelaksanaannya sudah
tergolong ya atau baik, dan masih terdapat 5 indikator atau 15% yang
pelaksanaannya tergolong tidak atau belum maksimal.
b. Hasil Observasi Hasil Belajar Servis dan Passing
Hasil belajar siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada siklus 1
mengenai hasil belajar servis dan passing pada permainan bola voli melalui
pembelajaran simulasi di kelas VIII.5 SMP Negeri 1 Tapa berupa hasil tes dapat
diuraikan sebagai berikut.
A. Kategori indikator penilaian 1 (hasil belajar servis atas dengan skor penilaian
5) siswa yang termasuk pada klasifikasi sangat baik 2 orang (9,52%), pada
klasifikasi baik 13 orang (61,90%) ,pada klasifikasi cukup 5 orang
(23,80%) dan 1 orang (4,76%) lainnya termasuk pada klasifikasi kurang.
B. Kategori indikator penilaian 2 (hasil belajar servis bawah dengan skor
penilaian 5) siswa yang termasuk pada klasifikasi sangat baik 5 orang
-
35
(23,80%), pada klasifikasi baik 9 orang (42,85%), pada klasifikasi cukup
7 orang (33,33%) dan pada klasifikasi kurang tidak ada.
C. Kategori indikator penilaian 3 (hasil belajar passing atas dengan skor
penilaian 5) siswa yang termasuk pada klasifikasi sangat baik 1 orang
(4,76%), pada klasifikasi baik 12 orang (57,14%), pada klasifikasi cukup
8 orang (38,09%) dan pada klasifikasi kurang tidak ada.
D. Kategori indikator penilaian 4 (hasil belajar passing bawah dengan skor
penilaian 5) siswa yang termasuk pada klasifikasi sangat baik 8 orang
(38,09%), pada klasifikasi baik 8 orang (38,09%), pada klasifikasi cukup
4 orang (19,04%) dan 1 orang (4,76%) lainnya termasuk pada klasifikasi
kurang.
Siswa yang termasuk pada klasifikasi sangat baik terdapat 8 orang siswa
atau 38,10%, kemudian pada klasifikasi baik terdapat 4 orang atau 19,05%,
sedangkan pada klasifikasi cukup terdapat 6 orang siswa atau 28,57% dan 3
orang atau 14,29% tergolong kurang. Dan rata-rata kelas 77,14%. Selengkapnya
dapat di lihat pada sajian tabel berikut.
-
36
Tabel : Klasifikasi Akhir Hasil Belajar Servis dan Passing Siklus 1
Klasifikasi Nilai Siklus 1
Siswa %
Sangat Baik 85-100 8 38,10 %
Baik 75-84 4 19,05 %
Cukup 65-74 6 28,57 %
Kurang 0-64 3 14,29 %
JUMLAH 21 100 %
RATA-RATA KELAS 77,14 %
Capaian Indikato Kinerja 57,15%
1. Refleksi
Refleksi dilakukan oleh peneliti setelah melakukan tindakan pada subyek
penelitian yaitu siswa kelas VIII.5 SMP Negeri 1 Tapa dengan materi yang
diajarkan yaitu keterampilan dasar servis dan passing pada permainan bola voli.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari siklus 1 tentang kegiatan pembelajaran
dalam meningkatkan hasil belajar servis dan passing, maka dapat diketahui
bahwa pelaksanaan pembelajaran masih belum optimal, karena masih terdapat
beberapa indikator yang termasuk pada kategori tidak atau belum maksimal dan
penelitian ini mengalami peningkatan hasil belajar, namun belum mencapai target
yang di harapkan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam indikator kinerja 80%
yang merupakan capaian indikator pada penelitian tindakan kelas (PTK), karena
siswa yang diberi tindakan masih beberapa orang yang hanya mendapatkan nilai
78, maka penelitian ini dilanjutkan pada tahap siklus II. Oleh karena itu perlu di
perbaiki dan di tingkatkan pada siklus berikutnya, yakni siklus II.
-
37
4.1.1.3 Siklus 2
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus 2 tetap dilaksanakan sesuai rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah disiapkan setelah siklus 1 selesai dan
belum mencapai target, dan di laksanakanlah siklus 2 dengan alokasi waktu 2 jam
mata pelajaran. Ketika proses dan akhir tindakan pembelajaran, dilakukan
observasi dan evaluasi. Berikut hasil penelitian siklus 2.
a. Hasil Observasi Kegiatan Belajar
Pelaksanaan siklus 2 ini mengalami perubahan. Keseluruhan indikator
kegiatan pembelajaran kemudian diamati terlaksana dengan baik, atau dengan
kata lain, 100% kegiatan pembelajaran berlangsung optimal.
b. Hasil Observasi Hasil Belajar Servis dan Passing
Hasil belajar servis dan passing pada permainan bola voli pada siswa kelas
VIII.5 SMP Negeri 1 Tapa pada siklus 2 ini memperlihatkan peningkatan yang
sangat bagus hingga mencapai kriteria keberhasilan sebagaimana yang di
rumuskan pada indikator kinerja. Adapun hasil evaluasi pembelajaran siklus 2
dapat diuraikan sebagai berikut.
A. Kategori indikator penilaian 1 (hasil belajar servis atas dengan skor penilaian
5) siswa yang termasuk pada klasifikasi sangat baik 2 orang (9,52%), pada
-
38
klasifikasi baik 14 orang (66,66%) ,pada klasifikasi cukup 5 orang
(23,80%) dan yang termasuk pada klasifikasi kurang tidak ada.
B. Kategori indikator penilaian 2 (hasil belajar servis bawah dengan skor
penilaian 5) siswa yang termasuk pada klasifikasi sangat baik 5 orang
(23,80%), pada klasifikasi baik 14 orang (66,66%), pada klasifikasi
cukup 2 orang (9,52%) dan pada klasifikasi kurang tidak ada.
C. Kategori indikator penilaian 3 (hasil belajar passing atas dengan skor
penilaian 5) siswa yang termasuk pada klasifikasi sangat baik 1 orang
(4,76%), pada klasifikasi baik 19 orang (90,47%), pada klasifikasi cukup
1 orang (4,76%) dan pada klasifikasi kurang tidak ada.
D. Kategori indikator penilaian 4 (hasil belajar passing bawah dengan skor
penilaian 5) siswa yang termasuk pada klasifikasi sangat baik 12 orang
(57,14%), pada klasifikasi baik 9 orang (42,85%), pada klasifikasi cukup
dan kurang tidak ada.
Siswa yang termasuk pada klasifikasi sangat baik terdapat 11 orang siswa
atau 52,38%, kemudian pada klasifikasi baik terdapat 7 orang atau 33,33%,
sedangkan pada klasifikasi cukup terdapat 3 orang siswa atau 14,29% dan yang
tergolong pada klasifikasi kurang tidak ada. Dan rata-rata kelas 82,61%.
Selengkapnya dapat di lihat pada sajian tabel berikut.
-
39
Tabel : Klasifikasi Akhir Hasil Belajar Servis dan Passing siklus 2
Klasifikasi Nilai Siklus 2
Siswa %
Sangat Baik 85-100 11 52,38 %
Baik 75-84 7 33,33 %
Cukup 65-74 3 14,29 %
Kurang 0-64 0 0 %
JUMLAH 21 100 %
RATA-RATA KELAS 82,61 %
Capaian Indikator Kinerja 85,71%
c. Refleksi
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus 2 tentang kegiatan pembelajaran
menunjukan kondisi yang optimal dalam pelaksanaannya. Kondisi ini
menyebabkan terjadinya peningkatan hasil belajar servis dan passing di kelas
VIII.5 SMP Negeri 1 Tapa dalam materi permainan bola voli hingga terpenuhi
indikator kinerja yang telah di tetapkan. Dengan demikian, tindakan siklus
dihentikan atau di akhiri pada siklus ini, dalam artian tidak lagi di lanjutkan ke
siklus berikutnya.
Dari hasil refleksi mengenai hasil tindakan pada proses pembelajaran
diperoleh gambaran bahwa hasil belajar servis dan passing permainan bola voli di
kelas VIII.5 SMP Negeri 1 Tapa dapat meningkat melebihi indikator kinerja yang
diharapkan. Hal ini disebabkan karena strategi, pembedayaan dan juga
penguasaan guru terhadap siswa saat pembelajaran sudah cukup baik.
-
40
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian hasil belajar servis dan passing di kelas VIII.5
SMP Negeri 1 Tapa dari tahap observasi terlihat bahwa penelitian tindakan kelas
(PTK) ini belum mencapai indikator yang telah ditetapkan yaitu sebesar 80% hal
ini dapat dibuktikan dengan hasil yang diperoleh pada tahap observasi awal, yang
termasuk pada klasifikasi sangat baik tidak terdapat seorang siswa, kemudian
pada klasifikasi baik terdapat 4 orang atau 19,05%, sedangkan pada klasifikasi
cukup terdapat 1 orang siswa atau 4,76% dan 16 orang atau 76,19% tergolong
kurang. Dan rata-rata kelas 55,00 %.
Hal ini membuktikan bahwa penelitian yang dilaksanakan belum mencapai
indikator yang diharapkan oleh karenanya diberikan tindakan pada siklus 1,
tindakan yang diberikan berupa teknik dasar dalam servis (atas dan bawah) di
mulai dari posisi kaki, posisi badan, ayunan tangan, perkenaan tangan saat
memukul bola, dan gerakan lanjutan, selanjutnya untuk passing (atas dan bawah)
dimulai dari posisi kaki, posisi badan, posisi tangan, perkenaan tangan pada bola,
dan gerakan lanjutan, siklus 1 diberikan tiga kali pertemuan (tindakan) dalam
seminggu, yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar servis dan passing
pada permainan bola voli dengan menggunakan metode pembelajaran simulasi di
SMP Negeri 1 Tapa.
Hasil yang diperoleh pada pelaksanaan pembelajaran siklus 1 dari 33 aspek
yang diamati terdapat 28 indikator pengamatan atau 85% yang pelaksanaannya
sudah tergolong ya atau baik, dan masih terdapat 5 indikator pengamatan atau
15% yang pelaksanaannya tergolong tidak atau belum maksimal. Tingkat
-
41
kemampuan siswa dalam hasil belajar dasar servis dan passing pada permainan
bola voli melalui metode pembelajaran simulasi di SMP Negeri 1 Tapa pada
siklus 1 dan setelah dianalisis mengalami peningkatan dan diperoleh klasifikasi
sebagai berikut. Pada klasifikasi sangat baik terdapat 8 orang siswa atau
38,10%, kemudian pada klasifikasi baik terdapat 4 orang atau 19,05%,
sedangkan pada klasifikasi cukup terdapat 6 orang siswa atau 28,57% dan 3
orang atau 14,29% tergolong kurang. Dan rata-rata kelas 77,14%.
Berdasarkan hasil pengamatan serta data yang diperoleh dari siklus 1
diatas,penelitian ini mengalami peningkatan hasil belajar, namun belum mencapai
target yang di harapkan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam indikator
kinerja 80% yang merupakan capaian indikator pada penelitian tindakan
kelas(PTK), maka penelitian ini dilanjutkan pada tahap siklus 2.
Proses pembelajaran terjadi perubahan keseluruhan indikator kegiatan
pembelajaran kemudian diamati terlaksana dengan baik, atau dengan kata lain,
100% kegiatan pembelajaran berlangsung dengan optimal.
Siklus 2 diberikan lagi tindakan sebanyak tiga kali, untuk meningkatkan hasil
belajar servis dan passing pada permainan bola voli melalui metode pembelajaran
simulasi di SMP Negeri 1 Tapa sampai pada capaian indikator yang di tentukan,
dan berdasarkan hasil yang dipeoleh dari data siklus 2, kemampuan siswa dalam
hasil belajar servis dan passing pada permainan bola voli melalui metode
pembelajaran simulasi di SMP Negeri 1 Tapa telah mengalami peningkatan.
Kriteria keberhasilan sebagaimana yang di rumuskan pada indikator kinerja. Hasil
tersebut menunjukan bahwa pada klasifikasi sangat baik terdapat 11 orang
-
42
siswa atau 52,38%, kemudian pada klasifikasi baik terdapat 7 orang atau
33,33%, sedangkan pada klasifikasi cukup terdapat 3 orang siswa atau 14,29%
dan yang tergolong pada klasifikasi kurang tidak ada. Dan rata-rata kelas
82,61%.
Tabel Gambaran Peningkatan Kemampuan Keterampilan Hasil Belajar
Servis dan Passing Permainan Bola Voli Melalui Metode Pembelajaran Simulasi
di SMP Negeri 1 Tapa Sesuai Klasifikasi Nilai
Klasifikasi Nilai
Pemberian Tindakan
Observasi Awal Siklus 1 Siklus 2
Siswa % Siswa % Siswa %
Sangat Baik 85-100 0 0,00% 8 38,09% 11 52,38%
Baik 75-84 4 19,05% 4 19,05% 7 33,33%
Cukup 65-74 1 4,76% 6 28,57% 3 14,29%
Kurang 0-64 16 76,19% 3 14,29% 0 0,00%
JUMLAH 21 100% 21 100% 21 100%
Rata-Rata Kelas 55,00% 77,14% 82,61%
Hasil Capaian
Indikator Kinerja 19,05% 57,15% 85,71%
-
43
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
1.1 Simpulan
Adapun yang menjadi simpulan dari penelitian tindakan kelas ini, yaitu
sebagai berikut :
1. Hasil belajar servis dan passing permainan bola voli siswa kelas VIII.5
SMP Negeri 1 Tapa meningkat dengan penerapan metode pembelajaran
simulasi.
2. Tindakan pembelajaran sebanyak dua siklus memperlihatkan hasil belajar
servis dan passing pada permainan bola voli melalui pembelajaran
simulasi pada setiap siklus yang kian meningkat. Terlihat dari observasi
awal, banyak siswa yang belum mampu melakukan servis dan passing,
dengan indikator capaian hasil belajar 19,05%. Pada siklus 1 sudah
beberapa siswa yang telah memperlihatkan peningkatan hasil belajar dan
memperoleh nilai tuntas dengan indikator capaian hasil belajar 57,15%,
karena hasil yang diperoleh belum mencapai indikator kinerja yang telah
di tetapkan maka penelitian dilanjutkan pada siklus 2. Pada siklus 2 telah
meningkat lagi Berdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus 2 tentang
kegiatan pembelajaran menunjukan kondisi yang optimal dalam
pelaksanaannya. Kondisi ini menyebabkan terjadinya peningkatan hasil
belajar servis dan passing di kelas VIII.5 SMP Negeri 1 Tapa dalam materi
permainan bola voli hingga terpenuhi indikator kinerja yang telah di
tetapkan dengan indikator capaian hasil belajar 85,71%. Dengan demikian,
-
44
tindakan siklus dihentikan atau di akhiri pada siklus ini, dalam artian tidak
lagi di lanjutkan ke siklus berikutnya.
3. Hasil capaian belajar siswa diatas jika di hubungkan dengan indikator
kinerja maka dapat dijelaskan bahwa indikator kinerja (80%) terpenuhi
setelah pelaksanaan siklus 2 dimana hasil pada siklus ini terkait dengan
hasil belajar siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM)
telah dicapai sebanyak 18 orang atau 85,71%.
1.2 Saran
Hasil penelitian ini mempunyai peningkatan terhadap kemampuan siswa
dalam melakukan keterampilan dasar servis dan passing pada materi permainan
bola voli, dalam penelitian ini maka peneliti dapat memberikan beberapa saran
diantaranya :
1. Metode pembelajaran simulasi dapat di terapkan dalam pembelajaran di
sekolah dan menjadi salah satu pilihan metode pembelajaran yang dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Dengan metode pembelajaran simulasi siswa diharapkan dapat lebih
memahami konsep pembelajaran dengan baik dan menjadi salah satu
metode pembelajaran yang dapat di aplikasikan ke pembelajaran
selanjutnya.
3. Hasil penelitian penerapan metode pembelajaran simulasi untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada permainan bola voli khususnya
servis dan passing di harapkan dapat menjadi acuan untuk penelitian
selanjutnya.
-
45
DAFTAR PUSTAKA
Agus Suprijono (2009). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi.Surabaya: Pustaka Pelajar. Yusuf Hidayat (2010). Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
SMA/MA/SMK Untuk Kelas X. Jakarta: pusat pembukuan Kementrian
Pendidikan Nasional.
Ngatiyono dan Dyan Putri Riswanty (2010). Mari Sehat Bergembira 4
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan Untuk Kelas IV SD/MI.
Jakarta: pusat pembukuan Kementrian Pendidikan Nasional.
Budi Aryanto dan Margono (2010). Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan untuk SMP/MTs Kelas IX. Jakarta : pusat pembukuan
Kementrian Pendidikan Nasional.
Faridha Isnaini & Suranto (2010). Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan untuk SMP/MTs Kelas IX. Jakarta : pusat pembukuan
Kementrian Pendidikan Nasional.
Atmaja Budi Sarjana & Bambang Trijono Joko Sunarto (2010). Pendidikan
Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan untuk SMP/MTs Kelas IX. Jakarta :
pusat pembukuan Kementrian Pendidikan Nasional.
Budi Sutrisno & Muhammad Bazin Kha (2010). Pendidikan Jasmani,
Olahraga, dan Kesehatan 2 untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta : pusat
pembukuan Kementrian Pendidikan Nasional.
Mohammad Ali Mashar & Dwinarhayu (2010). Pendidikan Jasmani, Olahraga,
dan Kesehatan untuk SMP Kelas IX. Jakarta : pusat pembukuan
Kementrian Pendidikan Nasional.
Sujarwadi & Dwi Sarjiyanto (2010). Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta : pusat pembukuan
Kementrian Pendidikan Nasional.
Uno B. Hamzah, Mohamad Nurdin (2011). Belajar Dengan Pendekatan
PAILKEM (Pembelajaran Aktif Inovatif Lingkungan Kreatif Efektif
Menarik). Jakarta: Bumi Aksara
Andi Gibbs, Declan Kennedy, & Anthony Vickers (2012). Journal of the
European Higher Education Area,
Bergeles Nikos and Nikolaidou Maria Elissavet (2011).International Journal of
Performance Analysis in Sport.
Rofa Nurochma (2012). Jurnal Pendidikan Biologi. Surakarta.
Agung Prastowo Tri Nugroho (2013). Journal of Physical Education, Sport,
Health and Recreation.
Julie Cassidy (2009).Journal of the Australasian Tax Teachers Association.
Australia.
Kristen Betts (2009).AsiaPacific Journal of Cooperative Education. New Zealand.
Yu-Je Lee, Chia-Hui Chao & Ching-Yaw Chen (2011). Global Journal of
Engineering Education.Taiwan
Jenni Jones (2012). International Journal of Evidence Based Coaching and
Mentoring.