PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id...

65
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA INTERVAL DAN KONTINYU TERHADAP KEMAMPUAN CHEST PASS PADA SISWA PUTRA PESERTA EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : Arsilia Indrianasari X4607013 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Transcript of PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id...

Page 1: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commitv to user ABSTRAK Arsilia Indrianasari. PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA INTERVAL DAN

KONTINYU TERHADAP KEMAMPUAN CHEST PASS PADA SISWA

PUTRA PESERTA EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET

SMA NEGERI 2 SUKOHARJO

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Oleh :

Arsilia Indrianasari

X4607013

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commitv to user ABSTRAK Arsilia Indrianasari. PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ii

PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA INTERVAL DAN

KONTINYU TERHADAP KEMAMPUAN CHEST PASS PADA SISWA

PUTRA PESERTA EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET

SMA NEGERI 2 SUKOHARJO

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh :

Arsilia Indrianasari

X4607013

SKRIPSI

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 3: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commitv to user ABSTRAK Arsilia Indrianasari. PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iii

Page 4: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commitv to user ABSTRAK Arsilia Indrianasari. PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iv

Page 5: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commitv to user ABSTRAK Arsilia Indrianasari. PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user v

ABSTRAK

Arsilia Indrianasari. PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA INTERVAL DAN KONTINYU TERHADAP KEMAMPUAN CHEST PASS PADA SISWA PUTRA EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2011/2012.Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Januari 2012.

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Mengetahui perbedaan

pengaruh metode latihan secara interval dan kontinyu terhadap kemampuan chest

pass pada siswa putra peserta ekstrakurikuler bola basket SMA Negeri 2 Sukoharjo

tahun 2011/2012. 2) Mengetahui latihan yang pengaruhnya lebih baik antara latihan

chest pass dengan passing interval dan kontinyu terhadap kemampuan chest pass

pada siswa putra peserta ekstrakurikuler bola basket SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun

2011/2012.

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Populasi dalam penelitian

adalah siswa putra peserta ekstrakurikuler bola basket SMA Negeri 2 Sukoharjo

tahun 2011/2012. Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan regresi linier

berganda menggunakan uji t. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah

ordinal pairing. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 30 siswa. Teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah tes dan pengukuran tes passing bola

basket pada tembok oleh Allyn & Bacon.

Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan: 1) Ada perbedaan pengaruh

yang signifikan antara metode latihan interval dan kontinyu terhadap kemampuan

chest pass pada siswa putra peserta ekstrakurikuler bola basket SMA Negeri 2

Sukoharjo tahun 2011/2012, (t hitung = 2,854 > t tabel = 2,145). 2) Metode latihan

interval memiliki pengaruh yang lebih baik dibandingkan latihan chest pass dengan

metode kontinyu terhadap kemampuan chest pass pada siswa putra peserta

ekstrakurikuler bola basket SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2011/2012.

Peningkatan kemampuan chest pass kelompok I (kelompok yang mendapat metode

Page 6: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commitv to user ABSTRAK Arsilia Indrianasari. PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vi

latihan interval) = 25,242% > kelompok II (kelompok yang mendapat latihan

kontinyu) = 16,585%.

Page 7: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commitv to user ABSTRAK Arsilia Indrianasari. PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vii

ABSTRACT

Arsilia Indrianasari. EFFECT OF DIFFERENT METHODS INTERVALS AND CONTINUE EXERCISE ABILITY TO CHEST PASS ON STUDENT SON EXTRACURRICULAR BASKETBALL LESSONS IN SMA 2 SUKOHARJO AT YEAR 2011/2012.Skripsi. Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education in March Eleven University of Surakarta, January 2012.

The purpose of this study are as follows: 1) Determine the influence of

differences in training methods intervals chest pass and chest pass continue on the

ability of the students' extracurricular participant's son's basketball SMA Negeri 2

Sukoharjo year 2011/2012. 2) Knowing which exercises its influence more good

between workouts chest pass with passing intervals to continue and pass on the chest

capacity by boys high school basketball extracurricular participants Negeri 2

Sukoharjo year 2011/2012.

This research uses experimental research. The population in the study participants

was the son of extracurricular student high school basketball State 2 Sukoharjo year

2011/2012. Data analysis technique used is the multiple linear regression using t test

The sampling technique used is ordinal pairing. The number of samples in this study

were 30 students. Data collection techniques used are test and measurement bounce

the ball to the wall in a game of basketball from Allyn & Bacon.

Based on the results of the analysis can be concluded: 1) There is a

significant difference in between the methods of interval training on the ability to

continue and pass on the chest by boys high school basketball extracurricular

participants Negeri 2 Sukoharjo year 2011/2012, (= 2.854 t count> t table = 2.145) .

2) The method has the effect of interval training is better than exercise to the method

of chest capabilities continue to pass on student extracurricular participants men's

basketball SMA Lesson 2 Sukoharjo Year 2011/2012. Increased ability chest pass in

group I (the group that received training methods interval) = 25.242%> group II (the

group that received training continue) = 16.585%.

Page 8: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commitv to user ABSTRAK Arsilia Indrianasari. PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user viii

MOTTO

Orang yang bijak adalah yang belajar dari kesalahannya sendiri. Orang

yang lebih bijak adalah yang belajar dari kesalahan orang lain.”

(Al Imam Al Mawardi)

Hidup adalah perjuangan yang tak pernah habis. Pergunakanlah

hidupmu dengan sebaik-baiknya jangan bermalas-malasan, karena

nantinya akan dipertanggungjawabkan

( Penulis )

Page 9: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commitv to user ABSTRAK Arsilia Indrianasari. PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ix

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini untuk :

Allah SWT yang telah memberikan banyak nikmat, anugerah serta kasih

sayang yang tiada terkira sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini.

Kedua orangtuaku yang menjadi motivator dan selalu memberiku restu.

Arcitania Nindasari, Nanda dan Huda Ifa Adik-adikku tersayang yang

selalu menghadirkan keceriaan dan pemacu semangatku untuk

memberikan yang terbaik.

Teman-teman “PENJAS 07 dan sahabat- sahabatku yang sudah aku

anggap sebagai saudara, rela membantu aku selama ini berkat kalian juga

lah aku bersemangat menyelesaikan skripsi.

Kepala Sekolah, beserta Seluruh Guru, Karyawan, Murid SMA Negeri 2

Sukoharjo yang telah banyak membantu dan memberikan ijin untuk

melakukan penelitian.

JPOK FKIP Universitas Sebelas Maret, Almamater tercinta Kampus

tempatku menuntut ilmu Olahraga.

Page 10: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commitv to user ABSTRAK Arsilia Indrianasari. PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan

kenikmatan dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini guna

memenuhi sebagian persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan. Selama

pembuatan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak.

Untuk itu, penulis ucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang, telah memberikan izin

penulisan skripsi;

2. Drs. H. Mulyono, M.M., Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

yang telah memberikan persetujuan skripsi;

3. Waluyo S.Pd, M.Or., Ketua Program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan

Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta;

4. Dra. Hanik Liskustyawati, M.Kes., selaku Pembimbing I dan Drs. Budhi

Satyawan, M.Pd selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan,

arahan dan dorongan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat penulis

selesaikan dengan lancar;

5. Drs. Agus Mukholid, M.Pd., Pembimbing akademik, yang telah memberikan

bimbingan, arahan selama menjadi mahasiswa di Program Pendidikan

Jasmani dan Kesehatan FKIP UNS;

6. Bapak Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

yang secara tulus memberikan ilmu dan masukan-masukan kepada penulis;

7. Drs. Bambang Surtono, Dipl.Ed., kepala sekolah SMA Negeri 2 Sukoharjo

yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian;

8. Drs. Anang S dan Darminto, S.Pd., selaku guru mata pelajaran penjasorkes

SMA N 2 SKH, yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian;

Page 11: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commitv to user ABSTRAK Arsilia Indrianasari. PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xi

9. Siswa Putra Peserta Ekstrakurikuler bola basket SMA Negeri 2 Sukoharjo

yang menjadi objek penelitian saya yang telah berkenan membantu selama

penelitian;

10. Rekan-rekan “PENJAS 2007 yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu

yang membantu dan memberikan warna selama menjadi mahasiswa dan

dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Berbagai pihak yang telah membantu penulis, yang tidak mungkin penulis

sebutkan satu persatu.

Segala saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Akhirnya

penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi

para pembaca.

Surakarta, Januari 2012

AI

Page 12: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commitv to user ABSTRAK Arsilia Indrianasari. PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xii

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ........................................................................................................... i

PENGAJUAN ................................................................................................ ii

PERSETUJUAN ............................................................................................ iii

PENGESAHAN ............................................................................................. iv

ABSTRAK ..................................................................................................... v

ABSTRACT ................................................................................................... vii

MOTTO .......................................................................................................... viii

PERSEMBAHAN .......................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ................................................................................... x

DAFTAR ISI .................................................................................................. xii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar belakang masalah ................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah ..................................................................... 4

C. Pembatasan Masalah .................................................................... 4

D. Perumusan Masalah ..................................................................... 4

E. Tujuan Penelitian ......................................................................... 5

F. Manfaat Penelitian ....................................................................... 5

BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................... 6

A. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 6

1. Bola Basket ............................................................................... 6

a. Permainan Bola Basket ........................................................ 6

b. Teknik Dasar Bola Basket ................................................... 7

2. Teknik Passing dalam Permainan Bola Basket ...................... 8

3. Teknik Chest Pass .................................................................... 9

Page 13: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commitv to user ABSTRAK Arsilia Indrianasari. PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiii

Halaman

a. Pengertian Teknik Chest Pass ............................................. 9

b. Manfaat Teknik Chest Pass ................................................. 10

c. Tahap- Tahap Pelaksanaan Teknik Chest Pass .................. 11

4. Hakikat Latihan ........................................................................ 12

a. Latihan ................................................................................. 12

b. Prinsip-Prinsip Latihan ........................................................ 13

c. Komponen- Komponen Latihan .......................................... 20

d. Prinsip-prinsip Pengembangan Latihan ............................... 20

5. Sistem Energi Dalam Latihan ................................................... 21

6. Latihan Chest Pass dengan Metode Interval ............................ 23

a. Definisi Latihan Interval ...................................................... 23

b. Manfaat Latihan Interval ..................................................... 24

c. Pelaksanaan Latihan Chest Pass Secara Interval ................ 26

7. Latihan Chest Pass dengan Metode Kontinyu ......................... 26

a. Definisi Latihan Kontinyu ................................................... 26

b. Kelebihan dan kelemahan Latihan secara Kontinyu............ 26

c. Pelaksanaan Latihan Chest Pass Secara Kontinyu ............. 28

8. Latihan Chest Pass Dengan Metode Interval dan Kontinyu ..... 28

B. Kerangka Berfikir .......................................................................... 29

C. Perumusan Hipotesis ..................................................................... 31

BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 32

A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 32

1. Tempat Penelitian .................................................................... 32

2. Waktu Penelitian ..................................................................... 32

B. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................... 32

1. Populasi .................................................................................... 32

2. Sampel ...................................................................................... 32

Page 14: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commitv to user ABSTRAK Arsilia Indrianasari. PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiv

Halaman

C. Variabel Penelitian ........................................................................ 32

D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 33

E. Rancangan Penelitian .................................................................... 33

F. Teknik Analisis Data ..................................................................... 34

1. Mencari Reliabilitas .................................................................. 34

2. Prasyarat Analisis ..................................................................... 34

3. Pengujian Hipotesis .................................................................. 36

BAB IV HASIL PENELITIAN .................................................................... 38

A. Deskripsi Data ............................................................................... 38

B. Uji Reliabilitas ............................................................................. 39

C. Pengujian Persyaratan Analisis .................................................... 39

1. Uji Normalitas ......................................................................... 39

2. Uji Homogenitas ...................................................................... 40

D. Hasil Analisis Data ....................................................................... 40

1. Uji Perbedaan Sebelum Diberi Perlakuan ............................... 40

2. Uji Perbedaan Sesudah Diberi Perlakuan ................................ 41

E. Pembahasan dan Pengujian Hipotesis .......................................... 44

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ...................................... 47

A. Simpulan ...................................................................................... 47

B. Implikasi ....................................................................................... 47

C. Saran ............................................................................................. 48

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 49

LAMPIRAN .................................................................................................. 51

Page 15: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commitv to user ABSTRAK Arsilia Indrianasari. PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Rangkaian Kesatuan Energi .................................................................... 21

Tabel 2. Deskripsi Data Hasil Analisis Tes Kemampuan Chest Pass Kelompok

I dan Kelompok II. ................................................................................. 37

Tabel 3. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data .................................................... 38

Tabel 4. Tabel Range Kategori Reliabilitas .......................................................... 39

Tabel 5. Rangkuman Hasil Analisis Data ............................................................. 39

Tabel 6. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data ............................................... 40

Tabel 7. Rangkuman Hasil Perbedaan Tes Awal pada K1 dan K2 ....................... 41

Tabel 8. Rangkuman Uji Perbedaan Hasil Tes ..................................................... 41

Tabel 9. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal dan Tes Akhir Pada

Kelompok II ............................................................................................ 42

Tabel 10. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Akhir Antara KI dan K2 ........... 42

Tabel 11. Rangkuman Hasil Perhitungan Nilai Perbedaan Peningkatan

Kemampuan Chest Pass dalam Persen K I dan K II. ............................. 43

Page 16: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commitv to user ABSTRAK Arsilia Indrianasari. PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Sikap telapak tangan dan Cara Memegang .......................................... 11

Gambar 2. Teknik Chest pass ................................................................................ 12

Gambar 3. Latihan Chest Pass ............................................................................... 28

Gambar 4. Histogram Nilai Rata-Rata Peningkatan Kemampuan Chest Pass

antara Kelompok Metode Interval dan Metode Kontinyu ................... 38

Gambar 5. Histogram Persentase Peningkatan Kemampuan Chest Pass antara

Kelompok Latihan dengan Metode Interval dan Kelompok Latihan

dengan Metode Kontinyu. .................................................................... 43

Page 17: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commitv to user ABSTRAK Arsilia Indrianasari. PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Data Pretest Ketrampilan Chest Pass ............................................ 52

Lampiran 2. Data Post test Ketrampilan Chest Pass ......................................... 54

Lampiran 3. Pemasangan subyek penelitian berdasarkan hasil tes awal

kemampuan chest pass ................................................................... 56

Lampiran 4. Uji reliabilitas dengan anava .......................................................... 57

Lampiran 5. Uji normalitas data dengan metode lilliefors .................................. 60

Lampiran 6. Uji homogenitas.............................................................................. 62

Lampiran 7. Tabel kerja untuk menghitung reliabilitas hasil tes akhir

kemampuan chest pass .................................................................. 64

Lampiran 8. Uji perbedaan .................................................................................. 67

Lampiran 9. Tabel kerja untuk menghitung nilai perbedaan antara hasil tes

awal dan tes akhir kemampuan chest pass ..................................... 71

Lampiran 10. Tabel kerja untuk menghitung nilai perbedaan hasil tes akhir

kemampuan Chest Pass ................................................................. 73

Lampiran 11. Menghitung nilai peningkatan kemampuan kemampuan chest

pass ................................................................................................. 75

Lampiran 12. Rekapitulasi hasil ........................................................................... 76

Lampiran 13. Petunjuk pelaksanaan tes dan pengukuran chest pass bola

basket .............................................................................................. 78

Lampiran 14. Program latihan chest pass dengan metode latihan interval .......... 81

Lampiran 15. Program latihan chest pass dengan metode latihan kontinyu ........ 83

Lampiran 16. Data Hasil try out ............................................................................ 85

Lampiran 17. Dokumentasi pelaksanaan penelitian ........................................... 87

Page 18: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commitv to user ABSTRAK Arsilia Indrianasari. PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Sejalan dengan perkembangan permainan bola basket yang makin

populer di tanah air, banyak klub-klub bola basket bermunculan dan turnamen-

turnamen yang di laksanakan baik antar klub maupun sekolah mulai dari tingkat

SMP hingga perguruan tinggi. Hal ini merupakan bukti nyata bahwa pemerintah,

masyarakat dan swasta makin meningkat demi kemajuan dan peningkatan

pencapaian prestasi permainan bola basket.

Perkembangan tersebut didasari juga karena setiap sekolah baik SMP

maupun SMA melakukan pembinaan olahraga bola basket dengan diadakannya

kegiatan ekstrakurikuler olahraga bola basket untuk siswanya. Dan salah satu

yang melakukan pembinaan secara teratur dan terprogram adalah SMA Negeri 2

Sukoharjo.

SMA Negeri 2 Sukoharjo bisa dikatakan merupakan salah satu sekolah

favorit yang ada di kabupaten Sukoharjo. Dalam kegiatan ekstrakurikuler, SMA

Negeri 2 Sukoharjo salah satunya juga mengadakan ekstrakurikuler bola basket

dimana ini merupakan suatu wadah bagi siswa-siswa yang berminat dan memiliki

bakat dalam bidang olahraga basket. Tapi, pengalaman saya dulu pernah PPL di

SMA negeri 2 Sukoharjo dan melihat proses ekstrakurikuler yang sempat tidak

berjalan karena kurangnya perhatian dari pihak sekolah.

Pada perjalanannya sekarang, SMA Negeri 2 Sukoharjo dalam cabang

olahraga bola basket sering mengikuti kejuaraan-kejuaraan bola basket di tingkat

SMA. Hal ini di tandai dengan hasil-hasil yang dicapai SMA Negeri 2 Sukoharjo

dalam kejuaraan-kejuaraan bola basket tingkat kabupaten antar SMA. Akan tetapi

menurut pandangan pembina/pelatih SMA Negeri 2 Sukoharjo bahwa kelemahan

terbesar yang dihadapi SMA Negeri 2 Sukoharjo adalah kemampuan passing

terutama passing dada ( chest pass ) yang kurang. Jarang sekali di dapat pemain

basket di SMA Negeri 2 Sukoharjo yang memiliki kemampuan chest pass diatas

Page 19: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commitv to user ABSTRAK Arsilia Indrianasari. PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

rata-rata. Masih banyak pemain yang memiliki kemampuan chest pass di bawah

rata-rata. Selama ini juga belum di lakukan penelitian secara khusus terhadap

kemampuan chest pass yang dimiliki oleh setiap pemain. Ada beberapa faktor

penyebab dari lemahnya kualitas tersebut adalah terbatasnya kemampuan

pembina/pelatih dan sumber-sumber yang telah digunakan untuk mendukung

proses latihan. Hal tersebut ditandai dengan menurunnya prestasi permainan bola

basket.

Ditinjau dari pelaksaanya yang kurang perhatian dari pihak sekolah. Dari

adanya tuntutan prestasi yang tinggi, diperlukan cara latihan yang

berkesinambungan dan terprogram agar dapat mencapai penguasaan keterampilan

dan kemampuan teknik dasar bola basket yang sempurna. Prestasi yang tinggi

membutuhkan pembinaan dan pelatihan yang afektif dan efisien, yang

menekankan pada cara melatih keterampilan dasar permainan bola basket. Dengan

menguasai keterampilan dasar bermain bola basket, maka setiap pemain akan

dapat menyesuaikan diri dengan situasi pertandingan yang berubah-ubah. Pelatih

Sebagai pengajar selalu dihadapkan masalah keterbatasan kualitas pelatih yang

kurang memadai sehingga mereka kurang mampu dalam melaksanakan tugasnya

secara kompeten.

Kualitas penguasaan keterampilan dasar bermain bola basket tidak lepas

dari unsur – unsur kemampuan fisik, teknik, dan kematangan juara yang akan

menentukan tingkat permainan suatu regu bola basket. Makin baik tingkat

keterampilan teknik pemain dalam memainkan dam menguasai bola, makin

cepat dan cermat kerjasama yang dicapai. Oleh karena itu dalam permainan bola

basket pertama-tama yang harus dikuasai adalah macam- macam keterampilan

teknik dasar. Salah satu di antara keterampilan dasar tersebut adalah teknik operan

(passing) yang terdiri dari empat macam, yaitu : chest pass, bounce pass,

overhead pass, dan underhead pass.

Untuk tercapainya suatu prestasi, diperlukan proses yang relatif lama,

yaitu dengan melakukan latihan secara terprogram dan berkesinambungan serta

dibutuhkan metode latihan yang paling baik memberikan peningkatan

kemampuan chest pass. Metode latihan yang dapat di gunakan untuk

Page 20: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commitv to user ABSTRAK Arsilia Indrianasari. PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

meningkatkan power otot lengan dalam mendukung kemampuan chest pass bola

basket adalah dengan metode latihan chest pass secara interval dan kontinyu.

Metode latihan interval adalah latihan yang dilaksanakan dengan

pengawasan yang cermat terhadap lamanya suatu latihan dan waktu

istirahat.waktu istirahat diukur sedemikian rupa sehingga rangsangan baru dapat

diterapkan, sedangkan pengaruh latihan-latihan terdahulu tetap ada. Metode ini

mempunyai sifat-sifat khas sebagai berikut : (1) Penetapan yang jelas tentang

beban latihan, (2) Penentuan yang jelas tentang intensitas latihan, (3) Waktu

istirahat yang bermacam-macam tetapi ditetapkan secara tepat dan “tak lengkap”,

(4) Jumlah ulangan ditetapkan dengan tepat.

Metode latihan kontinyu adalah latihan yang mempunyai sifat latihan

dengan intensitas sedang dan konstan, latihan yang relatif lama ( dibandingkan

dengan metode lain). Metode ini dianjurkan untuk peningkatan perlawanan

terhadap kelelahan. Metode ini menimbulkan kondisi-kondisi untuk peningkatan

kerja organisme yang lebih ekonomis.

Kemampuan chest pass yang belum baik disebabkan oleh beberapa

faktor diantaranya kegiatan ekstrakurikuler yang pelaksaannya dahulu kurang di

dukung dari pihak sekolah. Selain permasalahan tersebut dari kegiatan

ekstrakurikuler bola basket SMA Negeri 2 Sukoharjo, pelatih tidak merencanakan

program latihan yang tepat. Siswa hanya diinstruksikan berulang-ulang

melakukan chest pass secara monoton, tanpa memperhitungkan metode latihan

yang tepat. Seharusnya dalam pemberian latihan keterampilan harus

diperhitungkan secara tepat dalam memberikan metode latihan, agar keterampilan

chest pass dapat dikuasai dengan baik.

Berdasarkan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka dilakukan

penelitian dengan judul “ Perbedaan Pengaruh Metode Latihan secara

Interval dan Kontinyu terhadap Kemampuan Chest Pass pada Siswa Putra

Peserta Ekstrakurikuler Bola Basket SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun

Pelajaran 2011/2012 “

Page 21: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commitv to user ABSTRAK Arsilia Indrianasari. PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas mengarah

pada pemikiran akan adanya berbagai masalah maka peneliti dapat mencari

identifikasi masalah yang terjadi antara lain:

1. Kurangnya perhatian dari pihak sekolah terhadap kegiatan ekstrakurikuler

bola basket di SMA Negeri 2 Sukoharjo .

2. Siswa putra peserta ekstrakurikuler bola basket SMA Negeri 2 Sukoharjo pada

kejuaraan antar pelajar se-eks karisidenan Surakarta belum optimal

prestasinya.

3. Siswa putra peserta ekstrakurikuler bola basket SMA Negeri 2 Sukoharjo

belum memperoleh kemampuan chest pass yang maksimal diantaranya

melalui metode latihan yang variatif, sistematis dan terprogram.

4. Belum adanya penggunaan metode latihan chest pass dengan metode latihan

interval dan kontinyu terhadap keterampilan chest pass pada siswa putra

peserta ekstrakurikuler bola basket SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun pelajaran

2011/2012.

C. Pembatasan Masalah

Dari banyaknya masalah yang muncul, perlu adanya pembatasan

masalah untuk menghindari penafsiran yang salah dalam penelitian , masalah

penelitian ini akan di batasi sebagai berikut :

1. Penerapan metode latihan interval dan kontinyu pada kemampuan chest pass.

2. Kemampuan chest pass pada siswa putra peserta ekstrakurikuler bola basket

SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun pelajaran 2011/2012.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah

dibahas diatas, maka beberapa masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan

sebagai berikut:

1. Adakah perbedaan pengaruh antara metode latihan interval dan kontinyu

terhadap kemampuan chest pass pada siswa putra peserta ekstrakurikuler bola

basket SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun 2011/2012?

Page 22: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commitv to user ABSTRAK Arsilia Indrianasari. PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

2. Manakah yang lebih baik pengaruhnya antara metode latihan interval dan

kontinyu terhadap kemampuan chest pass pada siswa putra peserta

ekstrakurikuler bola basket SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun 2011/2012?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan diatas,penelitian ini

mempunyai tujuan untuk mengetahui :

1. Perbedaan pengaruh metode latihan chest pass interval dan kontinyu terhadap

kemampuan chest pass pada siswa putra peserta ekstrakurikuler bola basket

SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun 2011/2012?

2. Latihan yang pengaruhnya lebih baik antara latihan chest pass dengan metode

interval dan kontinyu terhadap kemampuan chest pass pada siswa putra peserta

ekstrakurikuler bola basket SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun 2011/2012?

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Supaya dapat dijadikan pedoman dan masukan bagi pembina, pelatih dalam

meningkatkan kemampuan chest pass.

2. Dari hasil penelitian ini dapat di jadikan sebagai pilihan metode melatih chest

pass, untuk meningkatkan pembinaan dan pelatihan lebih maksimal agar

mencapai prestasi yang lebih baik.

Page 23: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commitv to user ABSTRAK Arsilia Indrianasari. PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Bola Basket

a. Permainan Bola Basket

Permainan bola basket merupakan permainan beregu yang dimainkan

oleh dua regu baik putra ataupun putri yang masing-masing regu terdiri dari lima

orang pemain. Dimainkan di lapangan berbentuk segi panjang dengan ukuran

tertentu yang bertujuan memasukkan bola kearah keranjang lawan dan menahan

lawan agar tidak memasukkan bola. Kemenangan suatu regu ditentukan oleh

banyaknya bola yang dimasukkan kedalam keranjang lawan.

Teknik suatu cabang olahraga selalu berkembang sesuai dengan tujuan

dan peraturan olahraga semakin lama makin tinggi tuntutan persyaratannya.

Teknik dikatakan baik apabila diterapkan dalam praktek dapat memberikan hasil

yang baik terhadap pencapaian prestasi maksimal. Dalam olahraga teknik

merupakan kemampuan dasar yang sangat menentukan dalam pencapaian prestasi.

Penguasaan teknik dasar dalam suatu cabang olahraga merupakan salah

satu unsur yang menentukan menang atau kalahnya suatu regu di dalam suatu

pertandingan disamping unsur-unsur kondisi fisik, taktik dan mental.

Kesempurnaan teknik dasar tersebut sangat penting, karena akan menentukan

gerak keseluruhan. Kesempurnaan teknik dalam permainan bola basket dapat

dicapai melalui latihan teknik yang dimulai dari teknik dasar ke teknik tinggi yang

akhirnya harus menuju kepada gerakan-gerakan otomatis.

Dengan penguasaan teknik dasar bermain bola basket, maka setiap

pemain akan dapat menyesuaikan diri dengan situasi pertandingan yang berubah-

ubah. Kualitas penguasaan teknik dasar bermain bola basket tidak lepas dari

unsur-unsur fisik dan taktik yang akan menentukan tingkat permainan suatu regu

bola basket. Makin baik tingkat keterampilan teknik pemain dalam memainkan

dan menguasai bola, makin cepat dan cermat kerjasama yang dicapai.

Page 24: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commitv to user ABSTRAK Arsilia Indrianasari. PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Permainan bola basket pertama-tama yang harus dikuasai adalah macam-

macam teknik dasar dalam bermain. Melihat kenyataan ini, maka seorang pelatih

bola basket dituntut untuk memahami dasar-dasar teknik dan taktik dalam

permainan bola basket serta membimbing pemain agar dapat memacu

perkembangan keterampilan teknik dasar dengan benar sesuai program latihan

yang pada akhirnya merupakan gerakan-gerakan yang otomatis, sehingga tujuan

dari latihan dapat tercapai.

b. Teknik Dasar Bola Basket

Bola basket merupakan olahraga permainan yang menuntut skill yang

tinggi. Pelaksanaan permainannya selalu berubah-ubah yang menuntut

keterampilan memainkan macam-macam teknik dasar yang ada didalamnya.

Sebagai dasar agar mampu bermainan bola basket adalah menguasai teknik dasar

bola basket.

Teknik dasar permainan bola basket merupakan faktor yang fundamental

dan harus dikuasai oleh setiap pemain. Penampilan seorang pemain atau tim

dikatakan baik jika para pemainnya menguasai teknik dasar dengan baik pula. A.

Sarumpaet, Zulfar Djazet, Parno, Imam Sodikun (1992: 223):

Teknik dasar bola basket terdiri atas : (1) Melempar dan menangkap (passing dan catching), (2) Menggiring (dribbling), (3) Menembak (shooting), (4) Pivot atau olah kaki, (5) Merayah (rebound)”. Menurut Soebagio Hartoko (1993: 22-25) teknik dasar permainan bola basket terdiri dari atas : (1) Operan (Passing), (2) Menangkap (Catching), (3) Menembak (Shooting), (4) Menggiring (Dribble), (5) Olah kaki (Footwork), (6) Pivot, (7) Jumping (Melompat/ meloncat), (8) Gerak tipu (Fakes and feints).

Pada dasarnya pendapat yang dikemukakan dua ahli tersebut secara garis

besar mengelompokkan teknik dasar bola basket terdiri atas dua macam yaitu

teknik dasar tanpa bola dan teknik dasar dengan bola. Kedua teknik dasar tersebut

merupakan komponen-komponen dalam permainan bola basket yang saling

berkaitan terhadap keterampilan bermain bola basket. Dengan menguasai teknik

dasar bermain bola basket, maka akan membantu penampilannya baik secara

Page 25: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commitv to user ABSTRAK Arsilia Indrianasari. PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

individu maupun secara kolektif, sehingga mempunyai peluang untuk

memenangkan pertandingan.

Dari keempat teknik operan itu, umpan dada dengan menggunakan dua

tangan mungkin merupakan umpan yang paling sering digunakan dalam

pertandingan bola basket. John Oliver (2007: 36) menjelaskan bahwa, “ ini adalah

umpan yang yang bisa diandalkan dan dilakukan untuk memindahkan bola dari

seorang pemain kerekan satu timnya, biasanya di bagian daerah parimeter”.

Umpan pantul dengan menggunakan dua tangan bisa digunakan untuk

mengumpankan bola secara berdaya guna ke seorang rekan tim ketika umpan

kamu harus menghindari seoramg pemain bertahan atau ketika umpan dada

langsung bisa mudah dipotong.

2. Teknik Passing dalam Permainan Bola Basket

Bola basket merupakan permainan yang komplek gerakannya, maka

untuk dapat memainkan bola dengan baik perlu melakukan teknik teknik dengan

baik pula. Untuk mendapatkan gerakan yang efektif dan efisien, perlu di dasarkan

pada penguasaan teknik dasar yang baik. Salah satu teknik dasar yang hendaknya

dikuasai oleh setiap pemain adalah melempar dan menangkap bola.

Istilah melempar mengandung pengertian mengoper bola dan menangkap

berarti menerima bola. Oleh karena itu kegiatan ini dapat berlangsung silih

berganti, maka selalu dilakukan bersama, yang biasa disebut dengan operan.

Apabila seorang pemain memegang bola, maka ia harus bersiap untuk mendriblle

dan melempar bola, sedang jika ia dalam posisi tidak memegang bola, maka ia

harus bersiap untuk menerima atau menangkap bola. Operan ini merupakan

teknik dasar yang pertama, sebab dengan cara inilah pemain dapat mendekati ring

( basket ) dan seterusnya melakukan tembakan ( shooting ). Hall Wissel (2000:71)

menjelaskan ”dua alasan pentingnya operan dan penangkapan bola bahwa,

Pertama mempunyai kesempatan mengolah bola sehingga terbuka kesempatan

melakukan tembakan. Kedua menjaga bola tetap berada dipihak sendiri, itu berarti

selama permaianan dapat dikendalikan.”

Page 26: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commitv to user ABSTRAK Arsilia Indrianasari. PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Dengan demikian agar regu dapat bermain dengan baik dan mencetak

angka sehingga memenangkan pertandingan, maka mereka dituntut untuk dapat

melakukan unsur gerak operan ( passing ) yang benar, oleh karena itu penguasaan

teknik operan harus didahulukan dengan cara melatih gerak dasar tersebut secara

sistematis, kontinyu, dan terukur .

Untuk dapat melakukan operan dengan baik dalam berbagai situasi, harus

menguasai bermacam-macam teknik dasar mengoper bola dengan baik. Nuril

Ahmadi (2007: 13-17) menjelaskan bahwa :

Untuk dapat melakukan operan dengan baik pada berbagai situasi harus menguasai bermacam-macam teknik dasar melempar dan menangkap bola dengan baik pula. Oleh karena itu perlu diketahui bermacam-macam teknik melempar ( passing ) dengan baik yaitu : operan bola setinggi dada ( chest pass ), operan bola dari atas kepala ( overhead pass ), operan pantulan (bounce pass ), operan lengkung samping ( kaitan ).

3. Teknik Chest Pass

a. Pengertian Teknik Chest Pass

Dalam permainan bola basket, teknik melempar atau mengoper bola

sering dilakukan menggunakan dua tangan. Melempar dengan dua tangan ini baik

dipakai pada lemparan jarak pendek. Seperti diuraikan sebelumnya, bahwa operan

banyak jenisnya, yaitu operan dada dengan dua tangan (the two handed chest

pass), operan dari atas kepala (the over head pass), operan pantulan (bounce

pass), operan samping (side pass).

Disamping jenis operan tersebut di atas, masih ada bermacam-macam

operan lain yang pada hakekatnya hanyalah variasi teknik operan dalam

permainan bola basket. Nuril Ahmadi (2007: 13 ) menjelaskan bahwa : ”Chest

Pass adalah Operan bola dengan dua tangan dari depan dada merupakan operan

yang sering dilakukan dalam suatu pertandingan bola basket. Operan ini berguba

untuk jarak pendek. Jarak lemparan adalah 5 sampai 7 meter.” Jadi operan

setinggi dada atau chest pass adalah salah satu teknik operan yang paling banyak

digunakan atau sering digunakan dalam permainan bola basket. Operan ini sangat

Page 27: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commitv to user ABSTRAK Arsilia Indrianasari. PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

bermanfaat untuk operan jarak pendek dengan perhitungan demi ketepatan dan

kecermatan, bila teman yang menerima bola tidak di jaga dengan ketat.

Operan setinggi dada atau chest pass dalam permainan bola basket

sangat dominan untuk menyerang dengan cepat dan tepat, walaupun tidak

meninggalkan teknik operan yang lain. Untuk operan ini terutama dilakukan pada

waktu fast break (serangan kilat), karena dengan operan dada yang baik dapat

dilakukan kerjasam tim dengan baik pula.

b. Manfaat Teknik Chest Pass

Suatu tim bola basket yang mampu mengontrol bola dengan operan dan

tangkapan yang baik akan mempunyai kesempatan luas untuk mencetak angka.

Mengetahui kapan dan di mana harus mengoper bola tidak hanya memberikan

kesempatan untuk mencetak angka, tetapi juga mencegah kehilangan bola.

Sehingga operan yang taktis, tepat waktunya dan akurat akan

menciptakan peluang untuk mencetak angka bagi salah satu tim. Agar bola berada

dalam jangkauan tembakan, bola harus dipindahkan dengan operan (passing).

Perpindahan bola menyebabkan lawan tidak sempat bertahan atau memperkuat

penjagaan. Adapun kegunaan khusus operan, menurut Hall Wissel (2000: 71)

sebagai berikut :

1) Mengalihkan bola dari daerah padat pemain ( contoh : setelah reboundatau ketika dijaga ketat ).

2) Menggerakkan bola dengan cepat pada fast break.3) Membangun permainan ofensif.4) Mengoper ke rekan yang sedang terbuka ( tanpa permainan dari lawan )

untuk penembakan,serta 5) Mengoper dan memotong untuk melakukan tembakan sendiri.

Mengingat pentingnya chest pass atau operan setinggi dada, maka latihan

operan setinggi dada perlu diberi porsi latihan lebih banyak dari teknik operan

yang lain. Sehingga setiap pemain akan memiliki keterampilan teknik operan yang

cepat, tepat sehingga sangat mendukung tim untuk mencetak angka dalam usaha

memenangkan setiap pertandingan guna mencapai prestasi yang optimal dalam

permainan bola basket.

Page 28: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commitv to user ABSTRAK Arsilia Indrianasari. PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

c. Tahap- Tahap Pelaksanaan Teknik Chest Pass

Sebelum melakukan teknik operan, perlu dijelaskan terlebih dahulu

teknik/cara memegang bola yang baik, sehingga teknik operan dapat dilakukan

dengan baik pula. ”Teknik memegang bola adalah dengan membuka jari-jari

kedua tangan dan bola berada diantara kedua telapak tangan. Semua telapak

tangan dan jari-jari bagian dalam mengenai dan menahan bola sehingga mudah

lepas ” (A. Sarumpet dkk, 1992: 224). Setelah bola dipegang dengan baik,

kemudian menentukan bola akan dilanjutkan dengan melempar, menggiring atau

menembak.

Gambar 1 : Sikap telapak tangan dan Cara Memegang ( A.Sarumpet, dkk 1992 : 224 )

Adapun teknik chest pass atau operan setinggi dada dijelaskan sebagai

berikut :

1) Bola dipegang sesuai teknik memegang bola basket.

2) Sikut dibengkokkan kesamping sehingga bola dekat dengan dada.

3) Sikap kaki dapat dilakukan sejajar atau kuda-kuda dengan jarak selebar bahu.

4) Lutut ditekuk badan condong kedepan dan jaga keseimbangan.

5) Bola didorong kedepan dengan kedua tangan sambil meluruskan lengan dan

diakhiri dengan lecutan pergelangan tangan sehingga telapak tangan

menghadap keluar.

6) Bagi yang baru belajar, gerakan pelurusan dapat dibantu dengan

melangkahkan salah satu kaki kedepan.

7) Arah operan setinggi dada, atau antara pinggang dan bahu penerima.

8) Bersamaan dengan gerak pelepasan bola, berat badan dipindahkan kedepan.

Page 29: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commitv to user ABSTRAK Arsilia Indrianasari. PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Gambar 2 : Teknik Chest pass (A.Sarumpaet, dkk 1992: 224)

Sedangkan kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan oleh setiap

pemain bola basket pada saat melakukan chest pass adalah sebagai berikut :

1) Sikap berdiri yang kaku dan badan membongkok.

2) Posisi memegang bola hanya pada jari-jari yang seharusnya telapak tangan

dan jari-jari.

3) Tidak melangkahkan kaki setelah bola lepas. Hal ini perlu untuk memberikan

dorongan kaki sehingga jalannya bola lebih cepat dan terarah ke sasaran.

Variasi dari operan ini adalah : operan atas kepala dan operan pantulan, yang

kedua teknik tersebut dilakukan dengan dua tangan

4. Hakikat Latihan

a. Latihan

Definisi latihan menurut Harsono ( 1998: 2 ) adalah, ” Proses yang

sistematis dari berlatih yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari

kian menambah jumlah beban latihan serta intensitas latihannya”. Sedangkan

Mulyono B (2001:1) berpendapat bahwa : ”Latihan adalah proses kerja yang

dilakukan secara sistematis kontinyu, dimana beban dan intensitas latihan makin

hari makin bertambah, yang akhirnya memberikan rangsangan secara menyeluruh

terhadap tubuh dan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan fisik dan mental

secara bersama-sama”.

Page 30: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commitv to user ABSTRAK Arsilia Indrianasari. PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Dari berbagai pendapat di atas dapat di simpulkan, bahwa latihan adalah

sutu proses kerja yang dilakukan secara sistematis dan berulang-ulang dengan

peningkatan beban latihan yang diberikan secara bertahap guna mencapai tujuan

yang diharapkan.

b. Prinsip-Prinsip Latihan

Latihan akan bermanfaat maka harus mengikuti prinsip-prinsip latihan.

Secara, umum prinsip latihan yang harus diperhatikan menurut Bompa & Haff

(2009:31-55) adalah (a) Perkembangan Multilateral, (b) Versus Spesialisasi, (c)

Individualisas. Secara rinci, prinsip tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Perkembangan Multilateral Versus Spesialisasi (Multilateral

Development Versus Specialization).

Perkembangan keseluruhan atlet melibatkan keseimbangan antara

peningkatan multilateral dan latihan khusus. Secara umum, perkembangan

awal atlet harus fokus pada peningkatan multilateral, yang menargetkan

peningkatan fisik atlet secara keseluruhan. Sebagai atlet menjadi lebih maju

dengan proporsi latihan khusus, yang berfokus terutama pada keterampilan

yang dibutuhkan dalam olahraga yang ditargetkan secara meningkat. Secara

efektif dalam rangka untuk mengembangkan atlet, pelatih harus memahami

pentingnya masing-masing dua tahap latihan dan bagaimana perubahan fokus

latihan sebagai perkembangan atlet.

a) Peningkatan multilateral

Dukungan untuk konsep peningkatan multilateral ditemukan di

sebagian besar wilayah pendidikan dan aktivitas manusia. Dalam atletik,

peningkatan multilateral, atau perkembangan fisik secara keseluruhan,

adalah sebuah keharusan. Penggunaan rencana peningkatan multilateral

sangat penting selama tahap awal perkembangan atlet. Peningkatan

multilateral selama tahun-tahun formatif atlet meletakkan dasar untuk

periode selanjutnya dari latihan ketika spesialisasi menjadi fokus yang

lebih besar dari rencana latihan. Jika benar dilaksanakan, fase latihan

multilateral yang akan memungkinkan atlet untuk mengembangkan dasar

Page 31: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commitv to user ABSTRAK Arsilia Indrianasari. PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

fisiologis dan psikologis yang dibutuhkan untuk memaksimalkan kinerja

kemudian dalam karirnya.

b) Spesialisasi

Spesialisasi adalah proses yang kompleks non unilateral yang

didasarkan pada peningkatan multilateral. Sebagai seorang atlet

berlangsung dari pemula untuk atlet dewasa yang telah menguasai

olahraga itu, total volume dan intensitas latihan semakin meningkat,

seperti halnya tingkat spesialisasi. Beberapa penulis menunjukkan bahwa

adaptasi latihan terbaik terjadi sebagai respon terhadap latihan khusus

untuk kegiatan olahraga dan latihan yang target yang diberikan

kemampuan biomotor hanya setelah sebuah yayasan multilateral telah

dikembangkan. Yang pertama mengacu pada latihan yang paralel atau

meniru gerakan olahraga, sedangkan yang kedua mengacu pada latihan

yang mengembangkan kekuatan, kecepatan, dan daya tahan. Rasio antara

kedua kelompok olahraga bervariasi untuk setiap jenis olahraga,

tergantung pada karakteristiknya. Dalam lari jarak jauh, misalnya, sekitar

90% dari volume latihan terdiri dari latihan olahraga yang spesifik. Dalam

olahraga lain, seperti melompat tinggi, latihan ini hanya mewakili 40%;

latihan yang mengembangkan kekuatan kaki dan kekuatan melompat

membuat sisanya. Ketika bekerja dengan atlet maju, pelatih harus

mendedikasikan hanya 60% sampai 80% dari total waktu latihan latihan

olahraga-spesifik dan harus mendedikasikan sisa latihan untuk

perkembangan kemampuan biomotor.

2) Individualisasi (Individualization)

Individualisasi adalah salah satu persyaratan utama dari latihan

kontemporer. Individualisasi mensyaratkan bahwa pelatih menganggap

kemampuan atlet, potensi, dan karakteristik belajar dan tuntutan dari olahraga

atlet, terlepas dari tingkat kinerja. Setiap atlet memiliki atribut fisiologis dan

psikologis yang perlu dipertimbangkan ketika mengembangkan rencana

latihan. Terlalu sering, pelatih mengambil pendekatan ilmiah untuk latihan

oleh harfiah mengikuti program latihan atlet sukses atau program olahraga

Page 32: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commitv to user ABSTRAK Arsilia Indrianasari. PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

dengan mengabaikan lengkap untuk pengalaman latihan atlet, kemampuan,

dan fisiologis olahraga. Lebih buruk lagi, beberapa pelatih mengambil

program dari atlet elit dan menerapkannya pada atlet junior yang belum

mengembangkan keaksaraan fisik, dasar fisiologis, atau keterampilan

psikologis yang dibutuhkan untuk melaksanakan jenis program. Atlet muda

tidak fisiologis atau psikologis mampu mentolerir program yang dibuat untuk

kemajuan atlet. Pelatih perlu memahami kebutuhan atlet dan mengembangkan

rencana latihan yang memenuhi kebutuhan tersebut. Hal ini dapat dicapai

dengan mengikuti beberapa panduan:

a) Rencana Menurut Tingkat Toleransi

Rencana latihan harus didasarkan pada analisis yang komprehensif

dari parameter atlet fisiologis dan psikologis, yang akan memberikan

wawasan pelatih dalam kapasitas kerja atlet. Kapasitas latihan individu

dapat ditentukan oleh faktor-faktor berikut:

(1) Usia Biologi dan Kronologis

Usia biologis atlet dianggap menjadi indikator yang lebih

akurat potensi kinerja fisik individu dari pada usia kronologisnya.

Salah satu indikator terbaik dari usia biologis adalah kematangan

seksual, karena itu menandakan peningkatan tingkat sirkulasi

testosteron. Atlet yang secara fisik lebih matang, seperti ditunjukkan

oleh usia biologis yang lebih tinggi, tampaknya lebih kuat, lebih cepat,

dan lebih baik di olahraga tim dari rekan-rekan mereka yang

menunjukkan usia biologis yang lebih rendah, bahkan ketika usia

kronologis adalah sama. Pada umumnya anak memiliki ketahanan

yang lebih besar untuk kelelahan, yang dapat menjelaskan mengapa

mereka merespon lebih baik untuk volume yang lebih tinggi dari

latihan.

Page 33: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commitv to user ABSTRAK Arsilia Indrianasari. PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

(2) Usia Latihan

Usia latihan didefinisikan sebagai jumlah tahun seseorang

telah mempersiapkan untuk kegiatan olahraga, dan itu jauh berbeda

dari usia biologis atau kronologis. Atlet dengan usia latihan yang

tinggi telah mengembangkan basis latihan substansial dan

kemungkinan besar akan dapat berpartisipasi dalam rencana latihan

khusus, terutama jika latihan awal mereka multilateral. Seorang atlet

yang memiliki usia kronologis yang tinggi dalam hubungannya

dengan usia latihan yang rendah mungkin membutuhkan lebih

multilateral dan keterampilan akuisisi latihan, karena ia tidak memiliki

basis latihan untuk memungkinkan derajat tinggi spesialisasi dalam

olahraga itu.

(3) Riwayat Latihan

Sejarah latihan atlet mempengaruhi kapasitas kerjanya.

Seorang atlet yang telah di bawah-mengambil latihan multilateral

substansial lebih mungkin telah mengembangkan tingkat kebugaran

yang diperlukan untuk mentolerir beban latihan yang tinggi

dibandingkan dengan atlet yang kurang terlatih.

(4) Status Kesehatan

Seorang atlet yang sakit atau terluka akan memiliki kapasitas

kerja berkurang dan sering tidak akan mampu mentolerir beban

latihan ditentukan. Jenis penyakit atau tingkat cedera dan dasar

fisiologis konvergen untuk menentukan beban latihan yang atlet dapat

ditolerir. Pelatih harus memantau status kesehatan atlet untuk

menentukan beban latihan yang tepat.

(5) Stress dan Tingkat Pemulihan

Kemampuan untuk mentolerir beban latihan sering

berhubungan dengan semua stressor pertemuan atlet. Stres secara

keseluruhan dianggap aditif, dan faktor-faktor yang menempatkan

permintaan yang tinggi pada atlet dapat mengubah kemampuannya

untuk mentolerir beban latihan. Misalnya, keterlibatan berat di

Page 34: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commitv to user ABSTRAK Arsilia Indrianasari. PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

sekolah, bekerja, atau kegiatan-kegiatan keluarga dapat

mempengaruhi kemampuan atlet untuk mentolerir beban latihan.

Perjalanan ke dan dari tempat kerja, sekolah, atau latihan lebih lanjut

dapat berkontribusi terhadap tingkat stres. Pelatih harus

mempertimbangkan faktor-faktor ini dan mengatur beban latihan yang

sesuai. Misalnya, selama masa stress tinggi, seperti ujian akademik,

pengurangan beban latihan dapat dibenarkan.

b) Beban Latihan Perorangan

Kemampuan untuk beradaptasi dengan beban latihan tergantung

pada kapasitas individu. Sebagaimana diuraikan dalam bagian

sebelumnya, banyak faktor yang berkontribusi pada respon individual

untuk beban latihan latihan dan progresi: sejarah latihan atlet, status

kesehatan, stres kehidupan, usia kronologis, usia biologis, dan usia latihan.

Cukup meniru rencana latihan atlet elit tidak akan menghasilkan tingkat

kinerja yang tinggi. Sebaliknya, pelatih harus mengatasi kebutuhan atlet

dan kapasitas dengan mengembangkan program individual, yang

membutuhkan pengamatan rinci kemampuan atlet teknis dan taktis,

karakteristik fisik, kekuatan, dan kelemahan. Sebagaimana dibahas dalam

bagian tentang model latihan di bab berikutnya, pengujian periodik dari

rencana latihan atlet akan memungkinkan untuk lebih spesifik dan

individual untuk dikembangkan.

c) Perhitungan Perbedaan Gender

Perbedaan gender sangat berperan penting dalam kinerja dan

latihan adaptasi individual. Anak laki-laki dan perempuan praremaja yang

sangat mirip dalam tinggi, berat, ketebalan, lebar tulang, dan ketebalan

lipatan kulit. Setelah masa pubertas, anak laki-laki dan perempuan mulai

memiliki perbedaan perkembangan substansial dalam atribut fisik. Setelah

pubertas anak perempuan cenderung memiliki tingkat lemak tubuh yang

lebih tinggi, jumlah lemak bebas yang lebih rendah, dan total massa tubuh

lebih ringan. Dari perspektif kinerja jelas bahwa pria dan wanita berbeda

Page 35: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commitv to user ABSTRAK Arsilia Indrianasari. PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

dalam massa otot dan kekuatan, power dan kapasitas anaerobik, dan

kapasitas aerobik maksimal dan kinerja.

d) Penggabungan Variasi Latihan

Variasi adalah salah satu komponen kunci yang dibutuhkan untuk

menginduksi adaptasi dalam menanggapi latihan. Kinerja dan

keterampilan meningkat dengan cepat ketika tugas-tugas baru dilakukan

pertama, namun tingkat perolehan keterampilan dengan pengulangan

lambat dari rencana latihan yang sama atau paradigma beban dari waktu ke

waktu. Stone dan rekan-rekan menyarankan bahwa kurangnya variasi

latihan dapat mengakibatkan apa yang disebut overtraining program yang

monoton. Kondisi ini terjadi jika stimulus latihan yang sama

diperkenalkan secara teratur untuk jangka waktu yang lama akhirnya

mengakibatkan pengurangan atau dataran tinggi kinerja, yang dapat

didefinisikan sebagai sebuah bentuk overtraining.

Periodisasi latihan dapat menimbulkan kebosanan dalam latihan

dan akhirnya mendorong adaptasi fisiologis yang lebih besar. Zatsiorsky

menyarankan bahwa periodisasi adalah tindakan menyeimbangkan antara

variasi latihan dan stabilitas (monoton atau pengulangan) latihan. Dengan

demikian variasi latihan sangat penting ketika mempertimbangkan

periodisasi. Latihan adaptasi yang optimal terjadi dalam respon terhadap

variasi sistematis dalam beban latihan dan konten. Jika variasi memadai

disediakan dan program ini monoton, kinerja tidak akan optimal. Hal ini

terjadi ketika sistem saraf tidak kelebihan beban cukup untuk merangsang

adaptasi fisiologis.

Variasi dapat dimasukkan ke dalam rencana latihan di berbagai

tingkatan. Sebagai contoh, variasi pada tingkat microcycle dapat

ditambahkan dengan mengubah volume latihan, intensitas, frekuensi, dan

pemilihan olahraga. Stone dan rekan-rekan menyarankan menginduksi

variasi dalam latihan melalui pengenalan, yaitu, masuknya periodik latihan

khusus. Rencana ini menyebabkan adaptasi lebih besar karena tugas-tugas

Page 36: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commitv to user ABSTRAK Arsilia Indrianasari. PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

yang dihapus dari rencana latihan sebelum adaptasi lengkap dicapai dan

diganti dengan kemampuan biomotor yang sama.

e) Perkembangan Model Latihan (Development of the Training Model)

Perkembangan model latihan adalah sebuah proses jangka panjang

yang dalam fluks terus-menerus, karena model latihan akan berkembang

dalam hubungannya dengan perkembangan atlet. Perkembangan model

merupakan proses padat karya yang bergantung pada model sebelumnya,

evaluasi atlet saat ini, dan dasar ilmiah yang kuat. Meskipun proses ini

memakan waktu, waktu yang dihabiskan dengan baik karena baik model

latihan, semakin besar kemungkinan atlet adalah untuk mencapai tingkat

kinerja yang tinggi.

Perkembangan model latihan dimulai dengan analisis rinci tentang

literatur ilmiah tentang olahraga. Memahami (misalnya, bio energetika)

fisiologis, morfologi, anatomi, biomotor, dan karakteristik psikologis

terkait dengan olahraga dengan dasar untuk tahap kedua mengembangkan

model latihan. Tahap kedua membutuhkan perkembangan program

pengujian yang ditargetkan yang dapat digunakan untuk menganalisis

kondisi latihan atlet. Misalnya, literatur ilmiah tentang melempar

menunjukkan bahwa kekuatan maksimal dan daya ledak yang

berhubungan dengan tingkat kinerja yang tinggi. Oleh karena itu, tes

fisiologis harus dikembangkan dan dilaksanakan untuk mengevaluasi

kekuatan yang menghasilkan kapasitas atlet (puncak kekuatan yang

menghasilkan kapasitas, laju peningkatan kekuatan, kekuatan maksimal)

dan kekuatan daya ledak (peak power assessments, power snatch 1RM,

power clean 1RM). Keterampilan taktis dan teknis atlet juga harus

dievaluasi untuk menggambarkan kelemahan yang harus ditangani oleh

model latihan. Pengujian harus dikembangkan yang mengevaluasi atlet

untuk daerah defisit fisik atau risiko cedera (misalnya, rentang gerak,

ketidakseimbangan otot). Daerah lain yang dapat dievaluasi meliputi sifat-

sifat psikologis (misalnya, suasana hati), status tidur (misalnya, kualitas

tidur), dan praktek gizi.

Page 37: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commitv to user ABSTRAK Arsilia Indrianasari. PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

f) Progresi Pembebanan (Load Progression)

Perbaikan kinerja adalah akibat langsung dari jumlah dan kualitas

aktivitas atlet selama latihan. Dari pemula untuk atlet elit, beban kerja

latihan harus meningkat secara bertahap dan bervariasi secara berkala

sesuai dengan kapasitas masing-masing fisiologis atlet, kemampuan

psikologis, dan toleransi bekerja.

c. Komponen- Komponen Latihan

Setiap olahraga akan mengarah kepada sejumlah perubahan yang bersifat

anatomis, fisiologis, biokimia, kejiwaan dan ketrampilan. Efisiensi dari suatu

kegiatan merupakan akibat dari waktu yang dipakai, jarak yang ditempuh dan

jumlah pengulangan (volume), beban dan kecepatannya intensitas, serat frekuensi

penampilan (densitas).

Semua komponen dibuat sedemikian rupa dalam berbagai model yang

sesuai dengan karakteristik fungsional dan ciri kejiwaan dari cabang olahraga

yang dipelajari. Sepanjang fase latihan, pelatih harus menuntukan tujuan latihan

secara pasti, komponen mana yang menjadi tekanan latihan dalam mencapai

tujuan penampilanya yang telah direncanakan. Cabang olahraga yang banyak

menentukan ketrampilan yang tinggi termasuk bola basket, maka kompleksitas

merupakan hal yang sangat diutamakan. Menurut Andi Suhendro (1999: 17)

komponen-komponen penting yang harus diperhatikan dalam suatu latihan

meliputi: “(1) volume latihan, (2) intensitas latihan, (3) density atau kekerapan

latihan dan (4) kompleksitas latihan”.

d. Prinsip-prinsip Pengembangan Latihan

Kemampuan teknik seorang pemain dapat dikembangkan melalui

latihan yang dilakukan secara sistematis, terencana, dan mempertimbangkan

prinsip-prinsip latihan. Tujuan latihan teknik adalah agar gerakan yang dilakukan

bisa mencapai tingkat otomatisasi sesuai dengan yang dikehendaki dalam suatu

cabang olahraga.

Page 38: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commitv to user ABSTRAK Arsilia Indrianasari. PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Dalam hal ini Sudjarwo (1993: 27) menyatakan: “pada hakekatnya

pengembangan teknik merupakan bagian dari usaha meningkatkan keterampilan

menuju gerakan yang cermat efisien dan efektif”. Pendapat tersebut menunjukan,

suatu teknik dikatakan sudah mencapai tingkat otomatisasi apabila gerakan-

gerakan yang dilakukan tanpa berfikir lagi dan hasilnya lebih cermat, efisien dan

efektif.

Upaya mengembangkan dan melatih teknik dalam cabang olahraga

tertentu harus berpedoman pada prinsip-prinsip latihan yang benar. Menurut

Harsono (1998: 102-112) “prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam latihan

olahraga yaitu (1) prinsip beban lebih, (2) prinsip pengembangan menyeluruh, (3)

prinsip spesialisasi, (4) prinsip individual”.

5. Sistem Energi Dalam Latihan

Menurut Fox (1984), yang dikutip Furqon, Kunta, Icuk (2002: 100)

bahwa “agar program latihan mempunyai pengaruh yang bermanfaat, maka

program tersebut harus disusun untuk mengembangkan kemampuan

fisiologis tertentu yang diperlukan untuk kinerja keterampilan olahraga”.

Salah satu kemampuan fisiologis yang perlu dikembangkan adalah

penyediaan energi untuk aktifitas otot. Berdasarkan waktu penampilan atau

pelaksanaan olahraga dapat dibedakan menjadi bidang rangkaian kesatuan

energi. Lihat tabel berikut:

Tabel 1. Rangkaian Kesatuan Energi

Bidang Waktu Penampilan Sistem Energi Utama

yang Terlibat

Contoh Jenis Aktivitas

1

2

3

4

Kurang dari 30 detik

30 detik - 1,5 menit

1,5 - 3 menit

Lebih dari 3 menit

ATP-PC

ATP-PC dan Lactic Acid

Lactic Acid dan Oksigen

Oksigen

Lari 100 meter, tolak peluru,

teknik passing bola basket.

Lari cepat 200-400 meter,

renang 100 meter.

Lari 800 m, (periode 2 menit).

Page 39: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commitv to user ABSTRAK Arsilia Indrianasari. PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Sistem energi pada interval dan kontinyu berasal dari:

a. Anaerobik:

1) Tenaga yang dihasilkan tanpa memerlukan oksigen.

2) Dihasilkan asam laktat.

3) Berlangsung pendek kurang lebih 2 menit.

4) Makin banyak serabut otot putih pada otot motorik semakin tinggi

kekuatan dan kecepatan otot tersebut.

5) Cadangan glikogen otot, C phosphat glukosa otot merupakan modal

utama.

Sistem energi:

1) ATP----ADP + P + energi bebas

2) Creathin Phosphat + ADP ---- Creathin + ATP

3) Glukosa & asam lemak bebas + P + ADP + Oksigen

b. Aerobik :

1) Tenaga yang dihasilkan memerlukan oksigen.

2) Berlangsung lama sesuai dengan kemampuan mengambil oksigen.

3) Glikogen dan asam lemak bebas yang berasal dari makanan merupakan

modal utama.

4) Menghasilkan asam laktat

5) Sistem energi: glukose & asam lemak bebas + P + ADP + Oksigen.

Dalam latihan interval yang berperan adalah anaerobik dan aerobik

pada menit pertama selanjutnya akan mengecil sedang aktivitas diselingi

dengan istirahat tertentu selama lebih 2-3 menit, maka arobik yang akan

lebih berperan sedangkan anaerobik berperan kecil.

Dalam latihan kontinyu yang berperan adalah aerobik pada menit

pertama selanjutnya akan mengecil sedang aktivitas terus menerus

melakukan tanpa istirahat selama 2-3 menit, maka aerobik yang akan lebih

berperan sedangkam anaerobik berperan kecil.

Page 40: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commitv to user ABSTRAK Arsilia Indrianasari. PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

6. Latihan Chest Pass dengan Metode Interval

a. Definisi Latihan Interval

Pengaturan giliran praktik dalam latihan merupakan salah satu faktor

penting untuk meningkatkan penguasaan gerakan keterampilan. Dengan

pengaturan giliran praktik yang baik memungkinkan atlet dapat meningkatkan

keterampilan yang telah di milikinya menjadi baik.

Pada dasarnya latihan secara interval merupakan cara latihan yang

pelaksaannya dilakukan secara berselang- seling antara waktu latihan dan waktu

istirahat. Harsono (1998: 156) menyatakan bahwa, ” interval training adalah suatu

sistem latihan yang diselingi oleh interval-interval yang berupa masa-masa

istirahat”. Menurut Sudjarwo (1993: 22), ” Latihan secara interval merupakan

serentetan latihan yang diselingi dengan istirahat tertentu”.

Berdasarkan batasan latihan secara interval dapat disimpulkan bahwa,

latihan interval merupakan cara latihan dimana dalam pelaksanaannya dilakukan

secara berselang-seling antara waktu latihan dan waktu istirahat. Dalam latihan

secara interval ini masa istirahat sama pentingnya dengan waktu latihan. Andi

Suhendro (1999:3.58) menyatakan bahwa, ”penggunaan waktu istirahat secara

memadai bukan merupakan pemborosan waktu, tetapi merupakan waktu istirahat

secara memadai bukan merupakan pemborosan waktu, tetapi merupakan bagian

bagian penting di dalam proses belajar gerak untuk memperoleh pemulihan yang

cukup”.

Periode istirahat merupakan faktor penting dan harus diperhitungkan

dalam latihan secara interval. Waktu istirahat diantara waktu latihan bertujuan

untuk recovery atau pemulihan. Salah satu hal yang harus diperhatikan pada

waktu memberikan istirahat yaitu dapat mengatur rangsangan terhadap sistem-

sistem yang menghasilkan gerakan ketrampilan dengan cukup, jangan istirahat

yang diberikan sampai pada pengembalian kondisi yang total. Hal ini

mengakibatkan keterampilan yang dipelajari akan lebih lama untuk dikuasai.

Sudjarwo (1992:284) menyatakan bahwa, ”Waktu istirahat yang diberikan tidak

perlu menunggu sampai mencapai kelelahan, tetapi juga jangan terlalu sering.

Page 41: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commitv to user ABSTRAK Arsilia Indrianasari. PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Yang penting adalah mengatur agar rangsangan terhadap sistem-sistem yang

menghasilkan gerakan tubuh diberikan secara cukup, atau tidak kurang atau tidak

berlebihan”.

b. Manfaat Latihan Interval

Metode Latihan secara interval adalah cara latihan yang dalam

pelaksanaannya dilakukan secara berselang- seling antara waktu latihan dan waktu

istirahat. Dengan perhitungan waktu latihan dan waktu istirahat yang seimbang,

maka latihan secara interval memiliki beberapa keuntungan baik bagi atlet

maupun pelatih. Menurut Foss & Kateyian (1998: 285).

Ada dua keuntungan utama dalam menggunakan program latihan interval yaitu: 1)Program latihan interval dapat membuat para coach atau pelatih untuk lebih mengkhususkan program latihan yang lebih teliti bagi setiap atlet, yang khusus pada system energy predominan untuk olahraga yang diberikan dan dilaksakan pada tingkat tegangan fisiologis yang mengoptimalkan keberrhasilan dalm penampilan, 2) Program latihan interval bisa sama hari ke hari (sehingga atlet bisa mengamati kemajuannya) fleksibel pelaksaannya.

Waktu istirahat sangat penting diantara waktu latihan. Waktu istirahat

member kesempatan untuk atlet mengadakan pemulihan diantara ulangannya.

Pemulihan diperlukan setelah melakukan kerja atau latihan dengan intensitas

tinggi selama latihan. Menurut Suharno HP. (1985: 11), “manfaat adanya

pemulihan antara lain (1) Menghindari terjadi overtraining, (2) Memberikan

kesempatan organism atlet untuk beradaptasi terhadap beban latihan sebelumnya”.

Sistem interval memberikan periode pemulihan diantar ulangannya.

Pemulihan diperlukan setelah melakukan kerja atau latihan dengan intensitas

tinggi selama latihan.

Dengan adanya interval isirahat memiliki bebrapa manfaat atau

keuntungan. Menurut Suharno HP (1985: 11) manfaat adanya pemulihan antara

lain : ”(1) menghindari terjadinya over training, (2) memberikan kesempatan

organisme atlet untuk beradaptasi organisme atlet untuk beradaptasi terhadap

beban latihan sebelumnya”.

Page 42: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commitv to user ABSTRAK Arsilia Indrianasari. PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Berdasarkan karakteristik latihan interval tersebut dapat diidentifikasi

kelemahannya. Kelemahan latihan interval diantaranya : seringnya waktu istirahat

sehingga kondisi fisik akan menurun yaitu kondisi fisik yang sudah terbentuk

akan berkurang lagi dalam istirahat. Oleh karena itu waktu istirahat yang

diberikan hendaknya diperhitungkan dengan baik, sehingga kondisi yang telah

dicapai tidak mudah menurun dan setelah istirahat tubuh siap kembali untuk

melakukan aktifitas selanjutnya.

Ditinjau dari pelaksanaan latihan menggiring bola secara interval di

atas, latihan ini dapat diidentifikasi kelebihan dan kelemahannya. Latihan

menggiring bola secara interval memiliki kelebihan antara lain:

(1) Teknik chest pass dapat dilakukan dengan baik, kesalahan teknik dapat

diketahui sejak dini dan dapat segera dibetulkan sehingga penguasaan

teknik chest pass menjadi lebih baik.

(2) Kondisi fisik pemain akan terhindar dari kelelahan yang berlebihan,

sehingga terhindar dari terjadinya overtraining.

(3) Siswa selalu mendapat waktu istirahat yang cukup.

(4) Kondisi siswa akan lebih siap untuk melakukan sesion latihan berikutnya

Disamping kelebihan di atas, latihan chest pass secara interval juga

memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan latihan menggiring bola secara

interval antara lain:

(1) Anak akan menjadi bosan atau jenuh saat menunggu gilirannya

(2) Anak yang aktif adalah anak yang sedang mendapat giliran, sedangkan

yang lainnya hanya menjadi penonton.

(3) Seringnya waktu istirahat mengakibatkan penguasaan teknik gerakan

menjadi agar berkurang karena gerakan yang sudah terbentuk akan

berkurang lagi dalam istirahat.

(4) Latihan ini prioritasnya hanya untuk peningkatan keterampilan teknik,

sedangkan kondisi fisiknya terabaikan.

Page 43: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commitv to user ABSTRAK Arsilia Indrianasari. PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

c. Pelaksanaan Latihan Chest Pass Secara Interval

Berdasarkan pelaksanaannya di atas menunjukkan bahwa, waktu

istirahat diperoleh, setelah anak melakukan Chest Pass 3 kali dalam satu

kesempatan kemudian istirahat menunggu giliran dilanjutkan kelompok

berikutnya, pemain mempunyai kesempatan untuk beristirahat.

7. Latihan Chest Pass dengan Metode Kontinyu

a. Definisi Latihan Kontinyu

Latihan chest pass dengan metode latihan kontinyu yaitu latihan yang

dilakukan secara terus-menerus tanpa tanpa diselinhgi waktu istirahat selama

aesion latihan berlangsung. Berkaitan dengan latihan practice adalah kegiatan

latihan yang dilakukan dalam satu rangkaian dengan satu rangkaian dengan selang

waktu istirahat yang amat kecil diantara kegiatan mencoba.

Yusuf Adisasmita dan Aip Syarifuddin (1996: 142) menyatakan ”Metode

latihan terus menerus dianjurkan untuk peningkatan daya tahan keseluruhan dan

peningkatan perlawanan terhadap kelelahan. Metode ini menimbulkan kondisi-

kondisi untuk peningkatan kerja organisme yang lebih ekonomis.”

Berdasarkan pengertian latihan secara kontinyu tersebut dapat

disimpulkan bahwa, latihan kontinyu merupakan bentuk latihan yang

pelaksanaannya dilakukan secara terus menerus tanpa diselingi waktu istirahat

diantara waktu latihan. Di dalam pelaksanaan latihan secara kontinyu dibutuhkan

waktu yang cukup lama.

b. Manfaat Latihan secara Kontinyu

Latihan secara kontinyu yang dilakukan secara teratur dapat

meningkatkan kapasitas total paru-paru dan volume jantung. Hal ini terjadi

sebagai akibat adanya rangsangan cukup berat yang diberikan terhadap sistem

aerobik didalam tubuh. Yusuf Adisasmita & Aip Syarifuddin (1996: 142)

menyatakan , ”metode terus menerus selain meningkatkan self control atlet pada

waktu melakukan usaha-usaha atau latihan dan kemampuannya untuk merangsang

Page 44: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commitv to user ABSTRAK Arsilia Indrianasari. PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

kelompok-kelompok otot yang memegang peranan didalam pelaksanaan cabang

olahraga.”

Pendapat tersebut menunjukan bahwa latihan secara kontinyu pada

prinsipnya dapat meningkatkan daya tahan secara keseluruhan. Disamping itu

juga dengan latihan secara terus menerus akan meningkatkan self control pada

waktu melakukan latihan dan akan merangsang kemampuan otot yang dibutuhkan

dalam cabang olahraga tertentu untuk membantu mencapai prestasi yang lebih

baik.

Berdasarakan karakteristik latihan secara kontinyu dapat diidentifikasi

menimbulkan over training, tubuh yang lelah akan mempengaruhi penampilan

sehingga penampilan kurang optimal.

Ditinjau dari pelaksanaan latihan chest pass secara kontinyu di atas,

latihan ini memiliki beberapa kelebihan antara lain :

(1) Penguasaan terhadap chest pass akan menjadi lebih cepat tercapai, karena

latihan secara terus menerus memungkinkan pembentukan pola gerakan yang

lebih cepat.

(2) Dapat meningkatkan daya tahan fisik, sehingga akan mendukung

penampilannya dalam bermain bola basket.

Selain memiliki kelebihan tersebut di atas, latihan menggiring bola

secara kontinyu juga memiliki beberapa kelemahan diantaranya

(1) Penguasaan teknik chest pass sulit tercapai, sebab gerakan yang dilakukan

secara terus menerus akan menyebabkan kelelahan, hal ini akan berpengaruh

terhadap kesempurnaan gerakan.

(2) Pengontrolan dan perbaikan teknik gerakan sulit dilakukan karena tidak ada

waktu istirahat.

(3) Akan sering terjadi kesalahan teknik chest pass karena terlalu lelah.

(4) Dapat menyebabkan kelelahan yang berlebihan (overtraining) dan dapat

menimbulkan cidera.

Page 45: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commitv to user ABSTRAK Arsilia Indrianasari. PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

c. Pelaksanaan Latihan Chest Pass Secara Kontinyu

Pelaksanaan latihan chest pass dengan metode kontinyu yaitu siswa

diintruksikan melakukan chest pass pada di tembok secara berulang-ulang dan

terus-menerus. Siswa tidak diberi kesempatan untuk istirahat sampai batas waktu

yang ditentukan habis.

8. Latihan Chest Pass Dengan Metode Interval dan Kontinyu

Situasi yang memungkinkan terjadinya kegiatan latihan yang optimal

adalah situasi berinteraksi denagn guru maupun beban latihan, Situasi ini dapat

dioptimalkan dengan menggunakan metode latihan yang tepat. Menurut Winarno

Surachmad (1982: 23-24) bahwa :

Metode adalah cara yang sebaik-baiknya untuk mencapai tujuan. Metode mengajar adalah cara yang mempergunakan teknik yang beraneka ragam yang didasari oleh pengertian yang mendalam dari pihak guru, akan memperbesar minat belajar murid-murid, sehingga mempertinggi hasil belajar.

Dengan proses latihan yang berjalan lancar serta didukung oleh metode

yang tepat serta diharapkan tujuan latihan dapat dicapai secara normal. Pada

latihan chest pass, otot yang bekerja adalah otot bahu dan lengan triceps.

Untuk melatih power otot lengan dan bahu digunakan latihan chest pass yang

dijelaskan oleh James C. Radcliffe dan Robert C Farentinos (1990: 67) sebagai

berikut :

Gambar 3 : Latihan Chest Pass (James C. Radcliffe dan Robert C Farentinos, 1990: 67)

Page 46: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commitv to user ABSTRAK Arsilia Indrianasari. PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

B. Kerangka Berfikir

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah diuraikan di atas diajukan

kerangka pemikiran sebagai berikut :

1) Perbedaan Latihan Chest Pass secara Interval dan Kontinyu

Latihan secara interval merupakan bentuk latihan yang

mempertimbangkan pentingnya waktu istirahat diantara waktu latihan. Sedangkan

latihan secara kontinyu adalah bentuk latihan yang menekankan pentingnya

pengulangan gerakan dengan frekwensi sebanyak-banyaknya tanpa

memperhitungkan waktu istirahat. Berdasarkan hal tersebut sudah jelas bahwa

kedua bentuk metode latihan ini mempunyai perbedaan yang mencolok,

sehingga hal ini akan mempunyai pengaruh berbeda pula terhadap penungkatan

kemampuan chest pass.

Selain hal tersebut, latihan chest pass secara interval dan kontinyu

memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan. Latihan chest pass secara interval

memiliki kelebihan antara lain : teknik chest pass dapat dilakukan dengan baik,

kesalahan teknik chest pass dapat diketahui dan bila terjadi kesalahan dapat segera

dibetulkan, kondisi fisik pemain akan terhindar dari kelelahan yang berlebihan,

sehingga terhindar dari kemungkinan terjadinya overtraining, setiap anak

mendapat waktu istirahat yang sama. Kelemahan latihan chest pass secara interval

antara lain : anak akan menjadi bosan atau jenuh saat menunggu gilirannya, anak

yang aktif adalah anak yang sedang mendapat giliran sedangkan yang lainnya

hanya menjadi penonton, seringnya waktu istirahat mengakibatkan penguasaan

teknik gerakan menjadi agak berkurang karena gerakan yang sudah terbentuk

akan berkurang lagi dalam istirahat, latihan ini prioritasnya hanya untuk

peningkatan penguasaan teknik, sedangkan kondisi fisiknya terabaikan,

dimungkinkan pengulangan gerakan relatif sedikit.

Kelebihan latihan chest pass secara kontinyu antara lain : pengulangan

gerakan dapat dilakukan dengan frekuensi sebanyak-banyaknya, penguasaan

terhadap pola gerakan menggiring bola akan lebih cepat tercapai, memungkinkan

pembentukan pola gerakan yang cepat, dapat meningkatkan keterampilan

Page 47: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commitv to user ABSTRAK Arsilia Indrianasari. PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

sekaligus meningkatkan daya tahan fisik, Kelemahan latihan chest pass secara

kontinyu antara lain : penguasaan teknik chest pass sulit tercapai dengan baik,

sebab gerakan yang dilakukan secara terus menerus akan menyebabkan kelelahan,

hal ini akan berpengaruh terhadap kesempurnaan gerakan. Pengontrolan dan

perbaikan teknik sulit dilakukan karena tidak ada waktu istirahat, dimungkinkan

akan sering terjadi kesalahan teknik chest pass.

Berdasarkan perbedaan penekanan dari latihan chest pass secara interval

dan kontinyu serta kelebihan dan kelemahan yang dimiliki dari masing-masing

bentuk latihan di atas, hal ini akan menimbulkan pengaruh yang berbeda.

2) Pengaruh yang lebih baik antara latihan interval dan kontinyu

terhadap peningkatan kemampuan chest pass

Berdasarkan kelebihan dan kelemahan dari kedua bentuk latihan di atas

menunjukan bahwa, latihan chest pass secara interval memiliki pengaruh yang

lebih baik terhadap peningkatan kemampuan chest pass.Waktu istirahat dalam

pelaksaan latihan sangat penting terhadap pemulihan kondisi siswa, apalagi untuk

pemula. Kondisi yang telah pulih sangat mendukung untuk aktivitas latihan

selanjutnya, sehinnga memungkinkan penampilan yang selalu stabil. Selain itu

juga, waktu isyirahat yang diberikan disela-sela latihan akan terhindar dari

overtraining, ada kesempatan beradaptasi dengan latihan yang diberikan dan

memungkinkan pelaksaan latihan lebih terarah dan perkembangan kemajuan dapat

diamati lebih cermat.

Page 48: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commitv to user ABSTRAK Arsilia Indrianasari. PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

C. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka pemikiran, maka dapat dirumuskan

hipotesis sebagai berikut:

1. Ada perbedaan pengaruh antara metode latihan interval dan kontinyu terhadap

kemampuan chest pass pada siswa putra peserta ekstrakurikuler bola basket

SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2011/2012.

2. Latihan chest pass dengan metode interval lebih baik pengaruhnya dari pada

latihan chest pass dengan metode kontinyu terhadap kemampuan chest pass

pada siswa putra peserta ekstrakurikuler bola basket SMA Negeri 2 Sukoharjo

Tahun Pelajaran 2011/2012.

Page 49: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commitv to user ABSTRAK Arsilia Indrianasari. PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Lapangan basket SMA Negeri 2 Sukoharjo

Jl. Raya Sala – Kartasura, Mendungan, Pabelan Kartasura Kode Pos 57162.

2. Waktu Penelitian

Peneltian ini dilakukan selama 6 minggu dengan 3 kali pertemuan dalam

seminggu, dimulai dari awal bulan september sampai dengan bulan Oktober

2011.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa peserta ekstrakurikuler bola

basket SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun 2011/2012.

2. Sampel

Yang menjadi sampel penelitian ini adalah siswa putra peserta

ekstrakurikuler bola basket SMA Negeri 2 Sukoharjo, yaitu sejumlah 30 siswa,

sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi.

C. Variabel Penelitian

Variable dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas dan satu

variabel terikat yaitu :

1. Variabel independent (manipulatif/bebas), terdiri dari :

- Metode latihan chest pass interval.

- Metode latihan chest pass kontinyu.

2. Variabel dependent (terikat) dalam penelitian ini adalah keterampilan chest

pass dalam permainan bola basket.

Page 50: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commitv to user ABSTRAK Arsilia Indrianasari. PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, sifat variabel dapat diukur secara langsung yaitu berupa tes

keterampilan chest pass. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh

melalui tes dan pengukuran. Untuk Mengukur chest pass bola basket dengan tes

chest pass bola basket Allyn & Bacon (1998 : 237-238) Petunjuk Pelaksanaan

test terlampir.

E. Rancangan Penelitian

Rancangan dalam penelitian ini adalah “Pretest-Post test design”.

Gambar rancangan penelitian sebagai berikut:

K1 X1 Y2

P S Y1 OP

K2 X2 Y2

Keterangan:

P = Populasi

S = Subjek penelitian

Y1 = Tes awal hasil keterampilan chest pass.

K1 = Kelompok 1

K2 = Kelompok 2

OP = Ordinal Pairing

X1 = Latihan chest pass interval.

X2 = Latihan chest pass kontinyu.

Y2 = Tes akhir keterampilan chest pass.

Pembagian kelompok eksperimen didasarkan pada hasil tes awal

keterampilan chest pass. Setelah hasil tes awal dirangking, kemudian subjek yang

memiliki keterampilan setara dipasang-pasangkan ke dalam kelompok 1(K1) dan

kelompok 2 (K2). Apabila pada akhirnya terdapat perbedaan, maka disebabkan

oleh pengaruh perlakuan yang diberikan. Pembagian kelompok dalam penelitian

Page 51: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commitv to user ABSTRAK Arsilia Indrianasari. PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

ini dengan cara ordinal pairing. Adapun pembagian kelompok secara ordinal

pairing menurut Sutrisno Hadi (1995: 485) sebagai berikut:

Kelompok 1 Kelompok 2

1 2

4 3

5 6

8 7

dst.

F. Teknik Analisis Data

1. Mencari Reliabilitas

Untuk mengetahui tingkat keajegan hasil tes diketahui melalui uji reliabilitas. Uji

reliabilitas penelitian ini menggunakan korelasi interklas dari Mulyono B. (2001:

42) dengan rumus sebagai berikut :

MSA – MSW

R = MSA

Keterangan : R = Koefisien reliabilitas MSA = Jumlah rata-rata dalam kelompok MSW = Jumlah rata-rata antar kelompok

2. Prasyarat Analisis

Uji prasyarat analisis dalam penelitian ini meliputi uji normalitas dan uji

homogenitas. Adapun langkah masing-masing uji prasyarat tersebut sebagai

berikut :

a. Uji Normalitas

Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui apakah sampel penelitian

ini berasal dari populasi yang normal atau tidak normal. Adapun langkah-langkah

uji normalitas metode Lilliefors menurut Sudjana (2005: 466) sebagai berikut :

Page 52: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commitv to user ABSTRAK Arsilia Indrianasari. PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

1) Pengamatan x1, x2, .., xn dijadikan bilangan baku z1, z2, ., zn dengan

menggunakan rumus zi = {xi – x}/ SD, masing-masing merupakan rata-

rata dan simpangan baku sampel.

2) Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal

baku, kemudian dihitung peluang F(Zi) = P(Z Zi)

3) Selanjutnya dihitung proporsi z1, z2, . . ., zn yang lebih kecil atau sama

dengan zi. Jika proporsi ini dinyatakan oleh S(zi), maka :

z1, z2, . . ., zn yang zi

S(zi) = n

4) Hitung selisih F(zi) – S(zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.

5) Ambil harga paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tesebut.

b. Uji Homogenitas

Untuk mengetahui homogenitas dari sampel, pada penelitian ini

menggunakan uji homogenitas dengan metode Barlet, dimana untuk langkah-

langkahnya adalah sebagai berikut (Sudjana, 2005: 261) :

1) Membuat tabel perhitugan yang terdri dari kolom-kolom kelompok

sampel:

dk (n-1), 1/dk, Sdi2, dan (dk) log Sdi2

2) Menghitung varians gabungan dari semua sampel.

Rumusnya : SD2 =

B = Log Sdi2 (n-1)

3) Menghitung X2

Rumusnya : X2 = (Ln) B-(n-1) Log Sdi 1 (2)

Dengan (Ln 10) = 2,3026

Hasilnya (X2 hitung) kemudian dibandingkan dengan (X2 tabel), pada taraf

signifikansi = 0,05 dan dk (n-1)

4) Apabila X2 hitung < X2 tabel, maka Ho diterima.

Artinya varians sampel bersifat homogen. Sebaliknya apabila X2 hitung >

X2 tabel, maka Ho ditolak. Artinya varians sampel bersifat tidak homogen.

Page 53: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commitv to user ABSTRAK Arsilia Indrianasari. PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

3. Pengujian Hipotesis

a. Uji Perbedaan

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan uji perbedaan

dari Sutrisno Hadi (1998: 457) sebagai berikut :

[Md] t =

d 2

N (N-1)

Keterangan :

t = Nilai uji perbedaan

Md = Mean perbedaan dari pasangan

d 2 = Jumlah deviasi kuadrat tiap sampel dari mean perbedaan

N = Jumlah pasangan

Untuk mencari mean deviasi digunakan rumus sebagai berikut :

D Md = N Keterangan :

D = Perbedaan masing-masing subjek

N = Jumlah pasangan

b. Penghitungan Perbedaan Persentase Peningkatan

Untuk menghitung presentase kemampuan chest pass antara perlakuan

dengan metode latihan chest pass interval dan kontinyu menggunakan rumus

sebagai berikut :

Mean different Persentase peningkatan = X 100%

Mean pretest

Mean different = mean posttest - mean pretest

Page 54: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commitv to user ABSTRAK Arsilia Indrianasari. PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini disajikan mengenai hasil penelitian beserta interpretasinya.

Penyajian hasil penelitian berdasarkan analisis statistik yang dilakukan pada tes

awal dan tes akhir pada kemampuan Chest Pass pada siswa putra peserta

ekstrakurikuler bola basket SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2011/2012.

Berikut disajikan dekripsi data, uji prasyarat analisis, hasil analisis data dan

pengujian hipotesis.

A. Deskripsi Data

Deskripsi hasil analisis data hasil tes kemampuan Chest Pass yang

dilakukan pada kelompok I (K1) dan kelompok II (K2) disajikan dalam bentuk

tabel sebagai berikut:

Tabel 2. Deskripsi Data Hasil Analisis Tes Kemampuan Chest Pass Kelompok I dan Kelompok II.

Kelompok Tes N Mean SD Kelompok I

(Kelompok metode latihan interval)

Awal 15 41,2 6,014 Akhir 15 51,6 3,562

Peningkatan 10,4 Kelompok II

(Kelompok metode latihan kontinyu)

Awal 15 41 5,745 Akhir 15 47,8 4,779

Peningkatan 6,8

Kelompok perlakuan dengan metode interval memberikan pengaruh

terhadap kemampuan chest pass yang berbeda. Jika antara kelompok siswa yang

mendapat latihan metode interval dan metode latihan kontinyu dibandingkan,

maka dapat diketahui bahwa kelompok latihan dengan metode interval memiliki

kemampuan chest pass sebesar 3,6 lebih tinggi dari pada kelompok dengan

metode kontinyu. Gambaran nilai rata-rata kemampuan chest pass antara

kelompok I (K1) dan kelompok II (K2) dapat dibuat histogram perbandingan

nilai-nilai sebagai berikut:

37

Page 55: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commitv to user ABSTRAK Arsilia Indrianasari. PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Gambar 4 . Histogram Nilai Rata-Rata Peningkatan Kemampuan ChestPass antara Kelompok Metode Interval dan Metode kontinyu

B. Uji Reliabilitas

Untuk mengetahui tingkat keajegan hasil tes kemampuan menggiring

bola, dilakukan uji reliabilitas. Hasil uji reliabilitastes awal dan tes akhir

kemampuan menggiring bola yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Tabel 3. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data Hasil Tes Reliabilitas Kategori Tes Awal 0.958 Tinggi Sekali Tes Akhir 0,782 Cukup

Dari tabel di atas diketahui bahwa, nilai reliabilitas hasil tes awal adalah

sebesar 0,958, dimana termasuk dalam kategori tinggi sekali. Adapun nilai

reliabilitas hasil tes akhir adalah sebesar 0,782, dimana juga termasuk dalam

kategori cukup. Dalam mengartikan kategori koefisien reliabilitas tes tersebut,

menggunakan pedoman tabel koefisien korelasi dari Book Walter, yang dikutip

Mulyono B (2001: 22) yaitu:

Page 56: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commitv to user ABSTRAK Arsilia Indrianasari. PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Tabel 4. Tabel Range Kategori Reliabilitas Kategori Reliabilitas

Tinggi Sekali 0,90 – 1,00 Tinggi 0,80 – 0,89 Cukup 0,60 – 0,79 Kurang 0,40 – 0,69

Tidak Signifikan 0,00 – 0,39

C. Pengujian Prasyarat Analisis

Sebelum dilakukan analisis data, perlu dilakukan pengujian

persyaratan analisis. Pengujian persyaratan analisis yang dilakukan yaitu

dengan uji normalitas dan homogenitas.

1. Uji Normalitas

Sebelum dilakukan analisis data perlu diuji distribusi kenormalannya.

Uji normalitas data penelitian ini digunakan metode Lilliefors. Hasil uji

normalitas data yang dilakukan pada tiap kelompok adalah sebagai berikut:

Tabel 5. Rangkuman Hasil Analisis Data KelompokPerlakuan

N M SD L hitung

L tabel Kesimpulan

KI 15 41,2 6,014 0,178 0,220 Berdistribusi NormalKII 15 41 5,745 0,167 0,220 Berdistribusi Normal

Dari hasil normalitas yang dilakukan pada kelompok I (K1) diperoleh

nilai Lo = 0,178. Dimana hasil tersebut lebih kecil dari angka batas penolakan

pada taraf signifikansi 5% yaitu 0,220. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa data K1 termasuk berdistribusi normal. Dari hasil normalitas yang

dilakukan pada Kelompok II (K2) diperoleh nilai Lo = 0,167. Dimana hasil

tersebut lebih kecil dari angka batas penolakan pada taraf signifikansi 5%

yaitu 0,220. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data K2 juga

termasuk berdistribusi normal.

Page 57: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commitv to user ABSTRAK Arsilia Indrianasari. PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui kesamaan varians

dari kedua kelompok. Jika kedua kelompok tersebut memiliki kesamaan

varians , maka apabila nantinya kedua kelompok memiliki perbedaan, maka

perbedaan tersebut disebabkan oleh perbedaan rata-rata kemampuan. Hasil uji

homogenitas data antara kelompok 1 (K1) dan kelompok 2 (K2) sebagai

berikut:

Tabel 6. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data Kelompok N SD2 Fhitung F tabel 5%

K1 15 33,76 1,096 2,48

K2 15 30,8

Dari hasil uji homogenitas yang dilakukan diperoleh nilai Fhitung =

1,096. Sedangkan dengan db = 14 lawan 14 , angka Ft = 2,48. Ternyata nilai

Fhitung= lebih kecil dari Ft. Karena Fhitung < Ftabel maka hipotesis nol diterima.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa K1 dan K2 memiliki varians yang

homogen. Dengan demikian apabila nantinya antara K1 dan K2 terdapat

perbedaan, perbedaan tersebut benar-benar karena adanya perbedaan rata-rata

nilai yang diperoleh.

D. Hasil Analisis Data

1. Uji Perbedaan Sebelum Diberi Perlakuan

Sebelum diberi perlakuan kelompok yang dibentuk dalam penelitian

diuji perbedaannya terlebih dahulu. Hal ini dengan maksud untuk mengetahui

perbedaan pada kedua kelompok tersebut, selama diberi perlakuan berangkat

dari keadaan yang sama atau tidak. Hasil uji perbedaan antara K1 dan K2

sebelum diberi adalah sebagai berikut:

Page 58: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commitv to user ABSTRAK Arsilia Indrianasari. PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Tabel 7. Rangkuman Hasil Perbedaan Tes Awal pada K1 dan K2 Kelompok N M Md t hitung t tabel 5%

K1 15 41,2 0,2 0,611 2,145

K2 15 41

Dari uji t yang di lakukan dapat disimpulkan bahwa nilai t yang

diperoleh sebesar 0,611, sedangkan db = N – 1 = 15 – 1 = 14 dan taraf

signifikasi 5%, angka batas penolakan hipotesis nol dalam tabel t adalah

2,145. Ternyata lebih kecil dari angka batas penolakan hipotesis nol. Dengan

demikian hipotesis nol diterima, yang berarti bahwa tidak terdapat berbedaaan

yang signifikan antara hasil tes awal kemampuan chest pass pada kelompok 1

dan kelompok 2. Sehingga apabila setelah diberi perlakuan terdapat

perbedaan, maka perbedaan tersebut benar-benar dikarenakan adanya

perbedaan pengaruh perlakuan yang diberikan.

2. Uji Perbedaan Sesudah Diberi Perlakuan

Dalam penelitian ini subyek diberi perlakuan selama 6 minggu dengan

frekuensi 3 kali setiap minggu. Dalam hal ini K1 diberi latihan chest pass

dengan metode interval dan K2 diberi latihan dengan metode kontinyu ,

kemudian dilakukan tes akhir. Dari hasil tes akhir pada masing-masing

kelompok tersebut kemudian dilakukan uji perbedaan, yang hasilnya adalah

sebagai berikut:

a. Hasil uji perbedaan tes awal dan tes akhir pada kelompok 1 (Interval)

yaitu:

Tabel 8. Rangkuman Uji Perbedaan Hasil TesTes N M Md t hitung t tabel 5%

Awal 15 41,2 10,4 7,172 2,145

Akhir 15 51,6

Dari uji t yang dilakukan dapat diperoleh nilai t sebesar 7,172, yang

ternyata nilai tersebut lebih besar dari nilai t table dengan taraf kepercayaan

5% yaitu 2,145. Dengan demikian hipotesis nol ditolak, yang berarti bahwa

terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tes awal dan hasil tes akhir

Page 59: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commitv to user ABSTRAK Arsilia Indrianasari. PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

pada kelompok I. Dengan demikian setelah mendapat latihan dengan metode

interval, terjadi peningkatan kemampuan chest pass pada kelompok I secara

signifikan.

b. Hasil Uji Perbedaan Tes Awal dan Tes Akhir Pada Kelompok II

(kontinyu )

Tabel 9. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal dan Tes Akhir Pada Kelompok II

Tes N M Md t hitung t tabel 5%

Awal 15 41 6,13 6,142 2,145

Akhir 15 47,8

Dari uji t yang dilakukan dapat diperoleh nilai t sebesar 6,142, yang

ternyata nilai tersebut lebih besar dari nilai t tabel 5% yaitu 2,145. Dengan

demikian hipotesis nol ditolak,yang berarti bahwa terdapat perbedaan yang

signifikan antara hasil tes awal dan hasil tes akjir pada kelompok I. Dengan

demikian setelah mendapat latihan metode kontinyu, terjadi peningkatan

kemampuan chest pass pada kelompok II secara signifikan.

c. Hasil Uji Perbedaan Tes Akhir Antara Pada Kelompok I dan

Kelompok II yaitu:

Tabel 10. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Akhir Antara KI dan K2 Kelompok N M Md t hitung t tabel 5%

K I 15 51,6 3,8 2,854 2,145

K II 15 47,8

Dari uji t yang dilakukan dapat diperoleh nilai t sebesar 2,854, yang

ternyata nilai tersebut lebih besar dari nilai t tabel 5% yaitu 2,145. Dengan

demikian hipotesis nol ditolak,yang berarti bahwa setelah diberi perlakuan

terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tes akhir pada K I dan K II.

Page 60: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commitv to user ABSTRAK Arsilia Indrianasari. PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

d. Perbedaan Persentase Peningkatan

Untuk mengetahui kelompok mana yang memiliki persentase

peningkatan yang lebih baik, diadakan perhitungan perbedaan persentase

peningkatan tiap-tiap kelompok. Adapun nilai perbedaan peningkatan

kemampuan chest pass dalam persen pada K I dan KII adalah sebagai berikut:

Tabel 11. Rangkuman Hasil Perhitungan Nilai Perbedaan Peningkatan Kemampuan Chest Pass dalam Persen K I dan K II.

Kelompok N Mean Pretest

MeanPosttest

Md Persentase Peningkatan

K I 15 41,2 51,6 10,4 25,242 K II 15 41 47,8 6,8 16,585

Dari hasil di atas dapat diketahui bahwa K I memiliki peningkatan

kemampuan chest pass sebesar 25,242%. Sedangkan K II memiliki

kemampuan chest pass sebesar 16,585%. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa KI memiliki persentase peningkatan kemampuan chest pass lebih besar

daripada K II. Gambaran persentase peningkatan kemampuan chest pass

antara kelompok latihan dengan metode interval dan matihan dengan metode

kontinyu dapat dibuat histogram perbandingan nilai-nilai sebagai berikut:

Gambar 5. Histogram Persentase Peningkatan Kemampuan Chest Pass antara Kelompok Latihan dengan Metode Interval dan Kelompok Latihan dengan Metode kontinyu.

Page 61: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commitv to user ABSTRAK Arsilia Indrianasari. PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

E. Pembahasan dan Pengujian Hipotesis

Dari hasil analisis data yang dilakukan sebelum diberikan perlakuan,

diperoleh nilai t antara tes awal pada kelompok I dan kelompok II = 0,611,

sedangkan ttabel = 2,145. Ternyata t yang diperoleh < t dalam tabel, yang berarti

hipotesis nol diterima. Dengan demikian kelompok I dan kelompok II sebelum

diberi perlakuan dalam keadaan seimbang. Antara kelompok I dan kelompok II

berangkat dari titik tolak kemampuan chest pass yang sama. Yang berarti apabila

setelah diberi latihan terdapat perbedaan, hal itu karena adanya perbedaan latihan

yang diberikan.

Nilai t antara tes awal dan tes akhir pada kelompok I = 7,172. Sedangkan t

tabel = 2,145. Ternyata t yang diperoleh > t dalam tabel, yang berarti hipotesis nol

ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang

signifikan antara hasil tes awal dan tes akhir pada kelompok I. Yang berarti

kelompok I memiliki peningkatan kemampuan chest pass yang disebabkan oleh

metode latihan yang diberikan, yaitu metode latihan interval. Latihan chest pass

dengan metode latihan interval, yaitu cara latihan yang dalam pelaksanaaannya

dilakukan secara berselang antara waktu latihan dan waktu istirahat. Dengan

perhitungan waktu latihan dan waktu istirahat yang seimbang, maka latihan secara

interval memiliki beberapa keuntungan baik bagi atlet maupun pelatih. Namun,

latihan interval yang dilakukan secara sistematis dapat memberikan pembebanan

yang cukup berat terhadap sistem aerobik. Sistem interval memberikan periode

pemulihan diantar ulangannya. Pemulihan diperlukan setelah melakukan kerja

atau latihan dengan intensitas tinggi selama latihan.

Nilai t antara tes awal dan tes akhir pada kelompok II = 6,142. Sedangkan

t tabel = 2,145. Ternyata t yang diperoleh > t dalam tabel, yang berarti hipotesis

nol ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang

signifikan antara hasil tes awal dan tes akhir pada kelompok II. Yang berarti

kelompok II memiliki peningkatan kemampuan chest pass yang disebabkan oleh

metode pelatihan yang diberikan, yaitu metode latihan kontinyu. Latihan secara

kontinyu yang dilakukan secara teratur dapat meningkatkan kapasitas total paru-

paru dan volume jantung. Hal ini terjadi sebagai akibat adanya rangsangan cukup

Page 62: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commitv to user ABSTRAK Arsilia Indrianasari. PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

berat yang diberikan terhadap sistem aerobik didalam tubuh. Latihan secara

kontinyu pada prinsipnya dapat meningkatkan daya tahan secara keseluruhan.

Disamping itu juga dengan latihan secara terus menerus akan meningkatkan self

control pada waktu melakukan latihan dan akan merangsang kemampuan otot

yang dibutuhkan dalam cabang olahraga tertentu untuk membantu mencapai

prestasi yang lebih baik. Dengan hal tersebut, maka dapat meningkatkan

kemampuan chest pass.

Dari hasil uji perbedaan yang dilakukan terhadap hasil tes akhir pada

kelompok I dan kelompok II, diperoleh nilai t sebesar 2,854 sedangkan t tabel =

2,145. Ternyata t yang diperoleh lebih besar > t tabel, yang berarti hipotesis nol

ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa setelah diberikan perlakuan

selama 6 minggu, terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tes akhir pada

kelompok I dan kelompok II. Karena sebelum diberi perlakuan kedua kelompok

berangkat dari titik tolak yang sama, maka perbedaan tersebut adalah karena

perbedaan pengaruh dari perlakuan yang diberikan.

Pengaruh suatu metode itu bersifat khusus, sehingga perbedaan

karakteristik latihan dapat menghasilkan pengaruh yang berbeda. Dengan

demikian hipotesis yang menyatakan bahwa ada perbedaan pengaruh latihan chest

pass dengan metode interval dan metode kontinyu terhadap kemampuan chest

pass, dapat diterima.

Kelompok I yang diberikan latihan bermin bola basket dengan metode

interval memiliki nilai persentase peningkatan kemampuan chest pass sebesar

25,242%. Sedangkan pada kelompok II yang diberikan latihan bermain bola

dengan metode kontinyu memiliki peningkatan kemampuan chest pass sebesar

16,585%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelompok I memiliki

persentase peningkatan kemampuan chest pass yang lebih besar dari kelompok II.

Latihan dengan metode interval ternyata dapat memberikan rangsangan yang

lebih efektif untuk mengoreksi teknik chest pass yang benar sehingga

memberikan rangsangan untuk pembentukan teknik chest pass yang lebih baik

pada siswa. Pelaksanaan latihan chest pass dengan metode latihan interval, yaitu

latihan yang dalam pelaksanaaannya dilakukan secara berselang antara waktu

Page 63: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commitv to user ABSTRAK Arsilia Indrianasari. PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

latihan dan waktu istirahat. Dengan perhitungan waktu latihan dan waktu istirahat

yang seimbang, maka latihan secara interval memiliki beberapa keuntungan baik

bagi siswa. Untuk itu peneliti menggunakan metode latihan interval untuk

mempersiapkan siswa dengan latihan yang pelaksanaannya tidak dilakukan secara

terus menerus jadi waktu latihan dan istirahat seimbang sehingga pelatih dan

siswa dapat mengatur latihan secara fleksibel dan waktu istirahat dapat dijadikan

untuk bersosialisasi dan mengamati kemajuan. Latihan dengan metode interval

juga memiliki banyak manfaat yaitu menghindari terjadinya over training,

memberikan kesempatan organisme siswa untuk beradaptasi organisme siswa

untuk beradaptasi terhadap beban latihan sebelumnya, sehingga siswa tidak

dipaksa untuk latihan terus menerus yang membuat siswa bosan dan membuat

kemampuaannya menjadi turun. Dengan demikian latihan dengan metode latihan

interval yang dilakukan secara sistematis dan dilakukan berulang-ulang akan

mempunyai pengaruh yang lebih baik terhadap peningkatan kemampuan chest

pass dalam permainan bola basket. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan

bahwa metode latihan interval memiliki pengaruh yang lebih baik terhadap

kemampuan chest pass pada siswa putra peserta ekstrakurikuler bola basket SMA

Negeri 2 Sukoharjo tahun pelajaran 2011/2012, dapat diterima kebenarannya.

Page 64: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commitv to user ABSTRAK Arsilia Indrianasari. PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang telah dilakukan,

pada bab sebelumnya maka dapat diperoleh simpulan sebagai berikut:

1. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara metode latihan interval

dan kontinyu terhadap kemampuan chest pass pada siswa putra peserta

ekstrakurikuler bola basket SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun 2011/2012, (t hitung

= 2,854 > t tabel = 2,145).

2. Metode latihan interval memiliki pengaruh yang lebih baik dari pada

dengan metode kontinyu terhadap kemampuan chest pass pada siswa putra

peserta ekstrakurikuler bola basket SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Pelajaran

2011/2012. Peningkatan kemampuan chest pass kelompok I (kelompok yang

mendapat metode latihan interval) = 25,242% > kelompok II (kelompok yang

mendapat latihan kontinyu) = 16,585%.

B. Implikasi

Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa baik metode latihan

interval maupun metode latihan kontinyu. Kedua-duanya dapat meningkatkan

kemampuan chest pass. Namun besarnya peningkatan dari masing-masing bentuk

metode dalam latihan tersebut berbeda, hal ini dipengaruhi oleh karakteristik

metode latihan yang diberikan. Tiap jenis metode latihan memiliki tipe kerja yang

berbeda, perbedaan tipe kerja berpengaruh terhadap hasil latihan.

Implikasi yang diberikan bahwa kemampuan chest pass dalam

permainan bola basket dapat meningkat melalui metode latihan yang diberikan,

baik menggunakan metode latihan interval maupun dengan metode latihan

kontinyu. Dalam memberikan metode latihan bermain bola basket khususnya

chest pass, Pembina harus memilih suatu bentuk metode latihan yang sesuai

dengan strategi latihan teknik dasar yang bertujuan agar siswa dapat menampilkan

chest pass dengan teknik yang benar. Dalam penelitian ini ternyata metode latihan

47

Page 65: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commitv to user ABSTRAK Arsilia Indrianasari. PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SECARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

secara interval lebih sesuai untuk mengembangkan kemampuan chest pass yang

lebih baik. Hal tersebut dapat menjadi dasar pemikiran bagi para pembina

ekstrakurikuler bola basket tentang metode yang tepat untuk mengembangkan

penguasaan teknik chest pass yang baik dalam permainan bola basket.

C. Saran

Sehubungan dengan simpulan yang telah diambil dan implikasi yang

ditimbulkan, maka kepada para pengajar dan pembina olahraga khususnya di

SMA Negeri 2 Sukoharjo, disarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Dalam memilih jenis metode latihan, khususnya untuk mengembangkan

kemampuan chest pass yang baik, hendaknya pembina memilih metode

latihan yang dilakukan secara berselang antara waktu istirahat dan latihan

sehingga siswa tidak mengalami kebosanan pada latihan yang terus menerus

dilakukan. Latihan harus fleksibel tetapi teratur agar teknik chest passnya

menjadi benar dan lebih baik.

2. Dalam upaya untuk meningkatkan kemampuan bermain bola basket,

khususnya untuk menunjang kemampuan chest pass perlu diperbanyak dengan

metode latihan secara interval dengan latihan secara fleksibel dan sistematis

akan meningkatkan kapasitas aerobik pada waktu melakukan latihan dan dapat

lebih mengkhususkan program latihan yang lebih teliti bagi setiap siswa.