PERBEDAAN PENGARUH ANTARA LATIHAN LANGSUNG DAN …
Transcript of PERBEDAAN PENGARUH ANTARA LATIHAN LANGSUNG DAN …
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERBEDAAN PENGARUH ANTARA LATIHAN LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG TERHADAP KEMAMPUAN SEPAK SILA
DALAM PERMAINAN SEPAKTAKRAW PADA MAHASISWA PUTRA PEMBINAAN PRESTASI SEPAKTAKRAW
JPOK FKIP UNS SURAKARTA TAHUN 2012
SKRIPSI
Oleh :
EKO LILIS TIANTO NIM : K5608101
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARET
SURAKARTA
JANUARI 2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERBEDAAN PENGARUH ANTARA LATIHAN LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG TERHADAP KEMAMPUAN SEPAK SILA
DALAM PERMAINAN SEPAKTAKRAW PADA MAHASISWA PUTRA PEMBINAAN PRESTASI SEPAKTAKRAW JPOK FKIP UNS
SURAKARTA TAHUN 2012
Oleh :
EKO LILIS TIANTO K.5608101
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
S U R A K A R T A
JANUARI 2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
MOTTO
Dengan ilmu kehidupan menjadi mudah, dengan seni kehidupan menjadi
indah dengan agama hidup menjadi terarah. (A.H. Mukti Ali)
Kita dapat memutar jarum jam kembali kebelakang, tetapi waktu tidak akan
pernah terulang kembali. Manfaatkanlah waktu yang diberikan oleh ALLAH
dengan sebaik-baiknya, sebelum datang waktu dimana kita menghadap-Nya
tiba.
Kesempatan + Kesiapan = Kesuksesan.
Kesempatan dan peluang itu bisa dibuat, maka buatlah kesempatanmu sendiri
untuk menjadi orang yang sukses.
Aku dengarkan ilmu seribu kali, tidak sama dengan mendengarkannya
pertama kali, maka tidak tergolong ahlinya ilmu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
PERSEMBAHAN
Teriring syukur kepada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk:
Kaulah hidupku dan semangatku. Perjuanganmu yang tanpa kenal lelah, kasih
sayangmu yang tak terbatas dan doamu yang tiada terputus. Membuatku menjadi
orang yang paling bahagia memiliki kalian. Tiada kasih sayang yang seindah dan
setulus kasih sayangmu.
Terima kasih atas ilmu yang telah diberikan semoga akan menjadi bekalku
dimasa yang akan datang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
ABSTRAK
Eko Lilis Tianto. PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG TERHADAP KEMAMPUAN SEPAK SILA DALAM PERMAINAN SEPAKTAKRAW PADA MAHASISWA PUTRA PEMBINAAN PRESTASI SEPAKTAKRAW JPOK FKIP UNS SURAKARTA TAHUN 2012. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Surakarta, Januari 2013.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Perbedaan pengaruh
antara latihan langsung dan tidak langsung terhadap kemampuan sepak sila
sepaktakraw pada mahasiswa putra pembinaan prestasi sepaktakraw JPOK FKIP
UNS Surakarta tahun 2012. (2) Latihan yang lebih baik pengaruhnya antara
latihan langsung dan tidak langsung terhadap kemampuan sepak sila sepaktakraw
pada mahasiswa putra pembinaan prestasi sepaktakraw JPOK FKIP UNS
Surakarta tahun 2012.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Populasi dalam penelitian
ini mahasiswa putra pembinaan prestasi sepaktakraw JPOK FKIP UNS Surakarta
tahun 2012 berjumlah 70 orang. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah seluruh anggota populasi yang berjumlah 70 orang, sehingga penelitian ini
merupakan penelitian populasi. Pembagian kelompok dalam penelitian ini
dengan cara ordinal pairing. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
tes dan pengukuran sepak sila sepaktakraw dengan melakukan sepak sila
sebanyak-banyaknya dalam waktu satu menit dari Sulaiman (2008: 88-89).
Teknik analisis data yang digunakan dengan uji t pada taraf signifikansi 5%.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan: (1) Ada perbedaan
pengaruh yang signifikan antara latihan langsung dan tidak langsung terhadap
kemampuan sepak sila sepaktakraw pada mahasiswa putra pembinaan prestasi
sepaktakraw JPOK FKIP UNS Surakarta tahun 2012, dengan nilai perhitungan thit
pada kelompok latihan langsung sebesar 54,07 serta kelompok latihan tidak
langsung sebesar 16,319 dengan ttabel sebesar 2,042 pada taraf signifikasi 5%. (2)
Latihan langsung lebih baik pengaruhnya daripada latihan tidak langsung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
terhadap kemampuan sepak sila sepaktakraw pada mahasiswa putra pembinaan
prestasi sepaktakraw JPOK FKIP UNS Surakarta tahun 2012. Kelompok 1
(kelompok latihan langsung) memiliki peningkatan kemampuan sepak sila
sepaktakraw sebesar 60,83%. Sedangkan kelompok 2 (kelompok latihan tidak
langsung) memiliki peningkatan sebesar 37,86%.
Kata kunci: latihan langsung dan tidak langsung, kemampuan sepak sila,
permainan sepaktakraw
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga dapat menyelesaikan
LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG TERHADAP KEMAMPUAN
SEPAK SILA DALAM PERMAINAN SEPAKTAKRAW PADA
MAHASISWA PUTRA PEMBINAAN PRESTASI SEPAKTAKRAW JPOK
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk
mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Kepelatihan
Olahraga JPOK FKIP UNS Surakarta. Penulis menyadari bahwa
terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan
pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini
disampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. H. Mulyono, M.M., Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
3. Drs.H. Agustiyanto, M.Pd., Ketua Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta
dan selaku Narasumber yang membantu kelancaran penulis dalam menyusun
skripsi.
4. Drs. H. Agus Margono, M.Kes., Sebagai pembimbing I yang telah
memberikan semangat dan dorongan serta pembimbingan skripsi, sehingga
skripsi dapat tersusun dengan baik.
5. Febriani Fajar Ekawati, S.Pd., M.Or., sebagai pembimbing II yang telah
memberikan semangat dan dorongan serta pembimbingan skripsi, sehingga
skripsi dapat tersusun dengan baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
6. Bapak dan Ibu Dosen JPOK FKIP UNS Surakarta yang secara tulus
memberikan ilmu dan masukan-masukan kepada penulis.
7. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi yang sederhana ini dapat
bermanfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca, khusunya dalam
sepaktakraw.
Surakarta, 3 Januari 2013
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR ISI
Halaman JUDUL ...................... ......
PERNYATAAN ............................................................................................
PENGAJUAN .................
PERSETUJUAN...........
PENGESAHAN
MOTTO ....... ....
PERSEMBAHAN .................... ...
ABSTRAK .... ......... . ..
KATA PENGANTAR ....
DARTAR ISI ..
DAFTAR TABEL .
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A.
B. ....
C. ...
D. R ...
E. .
F. ...
BAB II
A. Kajian .... .
1.
a. Pengertian Permainan
b. ..
2. Sepak Sila ..... ..
a. Pengertian Sepak Sila ......
b. Teknik Sepak Sila ..... ...
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
x
xii
xv
xvi
xvii
1
1
4
5
5
6
6
7
7
7
7
9
11
11
11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
c. Beberapa Latihan Sepak Sila............................................
3. ...
a.
b. ..
c. Prinsip-
d. Komponen-
4. Latihan Sepak Sila ....
a. Hakikat Latihan Sepak Sila ....
b. Pelaksanaan Latihan Sepak Sila Sepaktakraw
Langsung .......................................................................
5. Latihan Sepak Sila Sepaktakraw Tidak Langsung ...
a. Hakikat Latihan Sepak Sila Sepaktakraw Tidak
......
b. Pelaksanaan Latihan Sepak Sila Sepaktakraw Tidak
......
B. Kerangka Berpikir..... ........
C. ......
BAB III METODE PENELITIAN ........
A. ...
B. Subjek Penelitian.....
C. ..
D. ..
E. Uji Prasyarat Analisis .................................................................
F. Teknik Analisis Data ..
BAB IV HASIL PENELITIAN ....
A. .............................
B. Pengujian ...
1. Uji Reliabilitas .......................................................................
2. ....
3. .....
C.
12
13
13
14
15
19
22
22
24
24
24
26
26
28
29
29
29
29
29
31
33
34
34
36
36
37
38
39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
1. Uji .
2. .....
D.
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ..
A. ....................
B.
C.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN ...............
39
40
45
46
46
46
47
48
51
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Deskripsi Data Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan Sepak
Sila Sepaktakraw pada Kelompok 1 dan Kelompok 2 ........ ..
Tabel 2. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data Tes Awal dan Tes
Akhir Kemampuan Sepak Sila Sepaktakraw ......
Tabel 3. Range Kategori Reliabilitas ...
Tabel 4. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data ... ..
Tabel 5. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data ..
Tabel 6. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal pada Kelompok 1
dan Kelompok 2 ... ..
Tabel 7. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal dan Tes Akhir
pada Kelompok 1 ...
Tabel 8. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal dan Tes Akhir
pada Kelompok 2 ...
Tabel 9. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Akhir antara Kelompok
1 dan Kelompok 2 ........... ...
Tabel 10. Rangkuman Hasil Penghitungan Nilai Perbedaan
Peningkatan Kemampuan Sepak Sila Sepaktakraw antara
Kelompok 1 dan Kelompok 2..
34
36
37
37
38
40
41
42
43
44
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.
Gambar 2.
Gambar 3.
Gambar 4.
Gambar 5.
Gambar 6.
Gambar 7.
Gambar 8.
Gambar 9.
Gambar 10.
Gambar 11.
Gambar 12.
Gambar 13.
Gambar 14.
Lapangan Permainan Sepaktakraw ...........................................
Sepak Sila Sepaktakraw ............................................................
Skematis Kerangka Pemikiran ..................................................
Data Tes Awal Kemampuan Sepak Sila Sepaktakraw
Kelompok 1 dan Kelompok 2 ............... .... ..
Data Tes Akhir Kemampuan Sepak Sila Sepaktakraw
Kelompok 1 dan Kelompok 2 .. ......... ..
Hasil Uji Reliabilitas Tes Awal Kemampuan Sepak Sila
Sepaktakraw ....... ............... ..... .......
Hasil Uji Normalitas Data Tes Awal Kemampuan Sepak
Sila Sepaktakraw Kelompok 1 dan Kelompok 2 ...... ........
Hasil Uji Homogenitas Tes Awal Kemampuan Sepak
Sila Sepaktakraw ............... ...........
Hasil Uji Perbedaan Data Tes Awal Kemampuan Sepak
Sila Sepaktakraw antara Kelompok 1 dan Kelompok 2 ...
Hasil Uji Perbedaan Data Tes Awal dan Tes Akhir
Kemampuan Sepak Sila Sepaktakraw Kelompok 1 .........
Hasil Uji Perbedaan Data Tes Awal dan Tes Akhir
Kemampuan Sepak Sila Sepaktakraw Kelompok 2 .....
Hasil Uji Perbedaan Data Tes Akhir Kemampuan Sepak
Sila Sepaktakraw antara Kelompok 1 dan Kelompok 2 ..
Peningkatan Kemampuan Sepak Sila Sepaktakraw
antara Kelompok 1 dan Kelompok 2 .... ...
Lapangan Tes Sepak sila Sepaktakraw ....................................
8
11
26
35
35
36
38
39
40
41
42
43
44
80
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
1. Data Tes Awal Kemampuan Sepak Sila Sepaktakraw .....
2. Rekapitulasi Rangking Data Hasil Tes Awal Sepak Sila .........
3. Pembagian Kelompok Sampel Penelitian secara Ordinal
Pairing ...................................................................................
4. Data Tes Akhir Kemampuan Smes Kedeng Sepaktakraw ....
5. Rekapitulasi Hasil Tes Awal, Tes Akhir dan Peningkatan
Kemampuan Sepak Sila Pada Kelompok 1 ..........................
6. Rekapitulasi Hasil Tes Awal, Tes Akhir dan Peningkatan
Kemampuan Sepak Sila Pada Kelompok 2 .........................
7. Uji Normalitas Data ..............................................................
a. Uji Normalitas Data Tes Awal Kelompok 1 .... ......
b. Uji Normalitas Data Tes Awal Kelompok 2 ..............
8. Uji Homogenitas Data Tes Awal Kelompok 1 dan 2 .. ..
9. Uji Perbedaan Data Tes Awal Kelompok 1 dan Kelompok 2
10. Uji Perbedaan Data Tes Awal dan Tes Akhir Kelompok 1 ..
11. Uji Perbedaan Data Tes Awal dan Tes Akhir Kelompok 2 ...
12. Uji Perbedaan Data Tes Akhir pada Kelompok 1 dan
Kelompok 2 .......................................................................
13. Menghitung Peningkatan Kemampuan sepak sila
Sepaktakraw dalam Persen pada Kelompok 1 dan
Kelompok 2 . .............................................. ...
14. Petunjuk Tes dan Pengukuran sepak sila Sepaktakraw ....
15. Program Latihan sepak sila Langsung dan Tidak Langsung..
16. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian ......
17. Surat Ijin Penelitian dari Universitas Sebelas Maret
Surakarta ........................................................................
18. Surat Keterangan Penelitian dari JPOK FKIP UNS
Surakarta ................................................................................
52
53
54
55
56
57
58
58
59
61
63
65
67
69
71
72
73
75
76
77
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ditinjau dari sejarahnya, perkembangan permainan sepaktakraw di
Indonesia kurang begitu maju dibandingkan dengan cabang olahraga permainan
lainnya seperti permainan sepakbola, bolavoli, bolabasket dan bulutangkis. Pada
awalnya permainan sepaktakraw berkembang di Indonesia hanya di daerah-daerah
tertentu, seperti di Jawa Tengah.
Perkembangan permainan sepaktakraw di Indonesia kini telah menjadi
salah satu bagian yang diajarkan di sekolah-sekolah, baik Sekolah Dasar (SD),
Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas/Kejuruan
(SMA/SMK), bahkan Perguruan Tinggi (PT). Permainan sepaktakraw diberikan
di sekolah-sekolah sebagai olahraga pilihan. Di Perguruan Tinggi khususnya
Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (JPOK), permainan sepaktakraw
sebagai salah satu mata kuliah yang harus di tempuh oleh para mahasiswa. Selain
itu, permainan sepaktakraw juga sebagai olahraga pilihan dalam mata kuliah
pembinaan prestasi. Demikian halnya di JPOK FKIP UNS Surakarta, permainan
sepaktakraw merupakan olahraga pilihan yang dikembangkan dalam pembinaan
prestasi.
Pembinaan prestasi sepaktakraw di JPOK FKIP UNS Surakarta dilakukan
secara sistematis dan terprogram. Pelatihan fisik, teknik, taktik dan mental
dikembangkan secara sistematis dan kontinyu, agar para mahasiswa pembinaan
prestasi sepaktakraw JPOK FKIP UNS Surakarta memiliki keterampilan bermain
sepaktakraw. Untuk memperoleh keterampilan bermain sepaktakraw, sebagai
langkah awal dalam pelatihan sepaktakraw harus menguasai macam-macam
teknik dasar sepaktakraw. Sulaiman (2008: 15-
permainan sepaktakraw yang harus dikuasai mencakup tujuh bagian yaitu teknik
sepak, teknik memaha, teknik mendada, teknik membahu, teknik sundulan, teknik
smes -macam teknik dasar sepaktakraw tersebut
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
penting untuk dikuasai oleh setiap pemain sepaktakraw, agar memiliki
keterampilan bermain sepaktakraw.
Sepak merupakan salah satu teknik sepaktakraw yang dilatihkan pada
mahasiswa pembinaan prestasi sepaktakraw JPOK FKIP UNS Surakarta. Salah
satu jenis sepak dalam permainan sepaktakraw yaitu, sepak sila. Sepak sila
merupakan salah satu cara pemain sepak takraw untuk mengontrol/menimang
bola.
Sepak sila merupakan salah satu jenis sepak sepaktakraw yang lebih
sederhana jika dibandingkan dengan sepak kuda. Namun demikian, tidak semua
mahasiswa pembinaan prestasi sepaktakraw JPOK FKIP UNS Surakarta mampu
melakukan sepak sila dengan baik dan benar. Karena dalam pembinaan prestasi
masih banyak mahasiswa yang kurang memperhatikan apabila pelatih
menjelaskan atau memberi contoh, ditambah banyak mahasiswa tidak hadir dalam
pembinaan prestai tersebut dan mahasiswa yang masuk pembinaan prestasi tidak
semuanya paham tentang sepak takraw terutama sepak sila. Sehingga mahasiswa
saat memperagakan sepak sila belum bisa melakukan dengan baik dan benar.
Agar mahasiswa pembinaan prestasi sepaktakraw JPOK FKIP UNS memiliki
kemampuan sepak sila yang baik, maka harus dilakukan latihan secara sistematis
dan kontinyu. Untuk meningkatkan kemampuan sepak sila, maka harus diterapkan
bentuk latihan yang tepat. Wijianta 10 April 2011 menjelaskan
pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi lima (5) yaitu: (1) strategi
pembelajaran langsung (direct instruction) (2) strategi pembelajaran tidak
langsung (indirect instruction) (3) strategi pembelajaran interaktif (interactive
instruction) (4) strategi belajar melalui pengalaman (experiential learning) (5)
strategi belajar mandiri (independent study
Latihan langsung dan tidak langsung merupakan bentuk latihan yang akan
diberikan pada mahasiswa putra pembinaan prestasi sepaktakraw JPOK FKIP
UNS untuk meningkatkan kemampuan sepak sila pada sepaktakraw. Dari kedua
bentuk latihan tersebut memiliki karakteristik yang berbeda. Latihan langsung
pada prinsipnya merupakan bentuk latihan sesuai atau sama dengan keterampilan
yang dipelajari. Artinya, pemain melakukan latihan sepak sila secara berulang-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
ulang. Sedangkan latihan tidak langsung merupakan bentuk latihan yang bertujuan
untuk mengatasi kesulitan dalam sepak sila. Latihan secara tidak langsung dapat
dilakukan dengan cara bola digantung, bola dilambungkan sendiri atau bola
diletakkan pada ketinggian tertentu dan disepak dan lain sebagainya.
Berdasarkan karakteristik dari latihan langsung dan tidak langsung,
masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan, sehingga belum diketahui
latihan mana yang lebih efektif terhadap peningkatan kemampuan sepak sila pada
mahasiswa putra pembinaan prestasi sepaktakraw JPOK FKIP UNS. Salah satu
sisi menarik dari mahasiswa putra pembinaan prestasi sepaktakraw JPOK FKIP
UNS Surakarta tahun 2012 yaitu, pembinaan dilaksanakan secara rutin, namun
tidak semuanya memiliki kemampuan sepak sila yang baik. Hanya sebagian kecil
saja mahasiswa putra pembinaan prestasi sepaktakraw JPOK FKIP UNS
Surakarta tahun 2012 yang memiliki kemampuan sepak sila. Kondisi ini perlu
ditelusuri faktor penyebabnya baik dari pembina, mahasiswa sendiri, pelaksanaan
latihan, metode latihan dan lain sebagainya.
Salah satu hal yang harus diperhatikan dalam latihan olahraga prestasi
yaitu metode latihan. Metode latihan merupakan prosedur dan cara-cara pemilihan
jenis-jenis latihan dan penataannya menurut kadar kesulitan, kompleksitas dan
beratnya beban. Karena sepak sila merupakan keterampilan yang sulit, maka
dalam pelaksanaan latihan harus diterapkan metode latihan yang tepat.
Memberikan latihan secara langsung terhadap keterampilan yang dipelajari sangat
penting agar keterampilan sepak sila dapat dilakukan secara otomatis dan reflektif.
Karena suatu keterampilan dapat dikuasai jika dilakukan latihan secara sistematis
dan kontinyu serta dilakukan secara berulang-ulang. Suharno HP. (1993: 22)
k,
taktik dan keterampilan yang benar atlet harus melakukan latihan berulang-ulang
dengan frekuensi sebanyak-
Disisi lain memberikan latihan dari cara yang mudah dan secara bertahap
ditingkatkan sangat penting, jika keterampilan yang dipelajari memiliki unsur
gerakan yang kompleks dan sulit. Untuk mengatasi latihan keterampilan yang
sulit, maka dapat dilakukan latihan secara tidak langsung dengan memberikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
latihan yang lebih mudah dan sederhana. Ubahlah orientasi pembelajaran agar
lebih menekankan pada efisiensi (proses) daripada efektivitas (produk). Jelaskan
pengetahuan hasil tentang proses, untuk selanjutnya ditingkatkan kondisi tersebut
secara bertahap hingga merupakan kondisi yang sebenarnya.
Demikian halnya untuk meningkatkan kemampuan sepak sila mahasiswa
putra pembinaan prestasi sepaktakraw JPOK FKIP UNS, maka harus diterapkan
latihan yang tepat, di antaranya latihan langsung dan tidak langsung. Latihan
keterampilan tepat, maka keterampilan yang dipelajari dapat dikuasai dengan
baik. Untuk mengetahui pengaruh latihan langsung dan tidak langsung terhadap
kemampuan sepak sila sepaktakraw, maka perlu dilakukan penelitian dengan
Kemampuan Sepak Sila Sepaktakraw pada Mahasiswa Putra Pembinaan Prestasi
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, masalah
dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Tidak semua mahasiswa putra Pembinaan Prestasi Sepaktakraw JPOK FKIP
UNS Surakarta tahun 2012 memiliki kemampuan sepak sila yang baik.
2. Kemampuan sepak sila mahasiswa putra Pembinaan Prestasi Sepaktakraw
JPOK FKIP UNS Surakarta tahun 2012 yang belum baik belum ditelusuri
faktor penyababnya.
3. Belum diketahui pengaruh latihan langsung terhadap kemampuan sepak sila
sepaktakraw.
4. Belum diketahui pengaruh latihan tidak langsung terhadap kemampuan sepak
sila sepaktakraw.
5. Perlu dicari latihan yang tepat untuk meningkatkan kemampuan sepak sila
sepaktakraw mahasiswa putra pembinaan prestasi sepaktakraw JPOK FKIP
UNS Surakarta tahun 2012 antara latihan langsung dan tidak langsung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
C. Pembatasan Masalah
Banyaknya masalah yang muncul dalam penelitian, maka perlu dibatasi
agar tidak menyimpang dari permasalahan penelitian. Pembatasan masalah dalam
penelitian sebagai berikut:
1. Pengaruh latihan langsung dan tidak langsung terhadap kemampuan sepak sila
sepaktakraw pada mahasiswa putra pembinaan prestasi sepaktakraw JPOK
FKIP UNS Surakarta tahun 2012.
2. Membandingkan pengaruh latihan langsung dan tidak langsung terhadap
kemampuan sepak sila sepaktakraw pada mahasiswa putra pembinaan prestasi
sepaktakraw JPOK FKIP UNS Surakarta tahun 2012.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah
diungkapkan di atas, masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1. Adakah perbedaan pengaruh antara latihan langsung dan tidak langsung
terhadap kemampuan sepak sila sepaktakraw pada mahasiswa putra
pembinaan prestasi sepaktakraw JPOK FKIP UNS Surakarta tahun 2012?
2. Manakah yang lebih baik pengaruhnya antara latihan langsung dan tidak
langsung terhadap kemampuan ssepaktakraw sepak sila pada mahasiswa putra
pembinaan prestasi sepaktakraw JPOK FKIP UNS Surakarta tahun 2012?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, penelitian ini
mempunyai tujuan untuk mengetahui:
1. Perbedaan Pengaruh latihan langsung dan tidak langsung terhadap
kemampuan sepak sila sepaktakraw pada mahasiswa putra pembinaan prestasi
sepaktakraw JPOK FKIP UNS Surakarta tahun 2012.
2. Latihan yang lebih baik pengaruhnya antara latihan langsung dan tidak
langsung terhadap kemampuan sepak sila sepaktakraw pada mahasiswa putra
pembinaan prestasi sepaktakraw JPOK FKIP UNS Surakarta tahun 2012.
F. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat baik bagi peneliti
maupun mahasiswa yang dijadikan obyek penelitian antara lain:
1. Dapat meningkatkan kemampuan sepak sila sepaktakraw bagi mahasiswa
yang dijadikan sampel penelitian, sehingga dapat mendukung keterampilan
bermain sepaktakraw.
2. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan keolahragaan bagi peneliti dan
mahasiswa pembinaan prestasi sepaktakraw JPOK FKIP UNS Surakarta.
3. Bagi peneliti dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam bidang
penelitian ilmiah untuk dapat dikembangkan lebih lanjut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Sepaktakraw
a. Pengertian Permainan Sepaktakraw
Sepaktakraw merupakan olahraga tradisional yang kini telah
berkembang dan menjadi olahraga prestasi seperti olahraga permainan
lainnya. Sepaktakraw merupakan olahraga beregu yang dimainkan oleh dua
regu.
sepaktakraw dilakukan oleh dua regu yang berhadapan di lapangan yang
dipisahkan oleh jaring (net) yang terbentang membelah lapangan menjadi
dua bagian. Setiap regu yang berhadapan terdiri atas 3 orang pemain yang
bertugas sebagai tekong yang berdiri di belakang, dua orang lainnya berada
di sebelah kiri dan kanan yang disebut apit kiri dan apit kanan. Hal senada
dikemukakan Ucup Yusuf, Sudradjat Prawirasaputra & Lingling Usli
(2001: 10) bahwa:
Permainan sepaktakraw dilakukan di lapangan berukuran 13,4m X 6,10m yang dibagi oleh dua garis dan net (jaring) setinggi 1,55 dengan lebar 72 cm dan lubang jaring sekitar 4-5 cm. Bola yang dimainkan terbuat dari rotan atau fiber glass yang dianyam dengan lingkaran 42-44 cm. Permainan sepaktakraw dilakukan oleh dua regu yang berhadapan di lapangan yang dipisahkan oleh jaring (net) yang terbentang membelah lapangan menjadi dua bagian. Setiap regu yang berhadapan terdiri atas 3 orang pemain yang bertugas sebagai tekong yang berdiri paling belakang, dua orang lainnya menjadi pemain depan yang berada di sebelah kiri dan kanan yang disebut apit kiri dan apit kanan.
Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan bahwa, sepaktakraw
merupakan olahraga permainan beregu yang dimainkan oleh dua regu yang
saling berhadapan yang dipisahkan oleh jaring (net) yang membentang
membagi lapangan menjadi dua.Setiap regu terdiri tiga orang pemain yang
7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
terdiri dari tekong, apit kanan dan apit kiri. Untuk lebih jelasnya berikut ini
disajikan ilustrasi lapangan permainan sepaktakraw sebagai berikut:
Gambar 1. Lapangan Permainan Sepaktakraw (Ratinus Darwis & Panghulu Basa, 1992:106)
Permainan sepaktakraw dimainkan tanpa menggunakan tangan untuk
memukul bola, bahkan tidak boleh menyentuh lengan.Bola hanya boleh
menyentuh atau dimainkan dengan kaki, dada, bahu dan kepala.Permainan
sepaktakraw diawali dengan sepak mula sebagai servis yang dilakukan oleh
tekong. Sepak mula dilakukan oleh tekong atas lambungan bola oleh
pelambung yang diarahkan ke tekong. Tekong harus berada di dalam
lingkaran yang telah disediakan. Begitu juga untuk tekong, pada waktu
melakukan sepak mula salah satu kakinya harus tetap berada di dalam
lingkaran tempat tekong melakukan sepak mula. Tekong harus
mengarahkan bola ke daerah lawan melalui atas net (jaring). Di lain pihak
lawan harus menerima bola dan mengembalikannya ke daerah lawan. Pihak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
lawan diberi kesempatan menyentuh bola sebanyak tiga kali.Untuk dapat
bermain sepakatraw dengan baik, maka setiap pemain sepaktakraw harus
menguasai teknik dasar sepaktakraw.
b. Teknik Dasar Sepaktakraw
Peningkatan prestasi olahraga menuntut adanya perbaikan dan
pengembangan unsur teknik untuk mencapai tujuannya. Teknik dikatakan
baik apabila ditinjau dari segi anatomis, fisiologis, mekanika, biomeknika
dan mental terpenuhi persyaratannya secara baik, dapat diterapkan dalam
praktek dan memberikan sumbangan terhadap pencapaian prestasi
maksimal. Demikian halnya dalam permainan sepaktakraw, menguasai
teknik dasar merupakan faktor utama agar memiliki keterampilan bermain
sepaktakraw. Sulaiman (2008: 15) menyatakan,
Untuk dapat bermain sepaktakraw dengan baik, maka seorang pemain yang merupakan individu-individu dalam regu (tim) harus menguasai teknik-teknik dasar bermain dengan baik. Kalau masing-masing pemain menguasai teknik dasar dengan baik, hal ini merupakan modal utama untuk dapat memadukan mereka dalam satu regu yang solid, sehingga permainan dapat optimal dan regu tersebut pasti akan dapat memenangkan pertandingan dengan mudah.
Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, menguasai
teknik dasar sepaktakraw sangat penting. Setiap pemain sepaktakraw harus
menguasai teknik dasar sepaktakraw, karena dapat meningkatkan kualitas
individu dan tim, sehingga dapat memenangkan pertandingan. Adapun
teknik dasar sepaktakraw menurut Ucup Yusuf dkk., (2001: 30-42) bahwa,
sepak cungkil, heading, memaha, mendada, menapak, sepak mula, smes,
dan blocking dijelaskanteknik sepaktakraw sebagai
berikut:
(1) Sepak Sila Sepak sila adalah menyepak bola dengan menggunakan kaki bagian dalam gunanya untuk menerima dan menimang bola, mengumpan dan menyelamatkan serangan lawan.
(2) Sepak Kuda (Sepak Kura) Sepak kuda atau sepak kura adalah sepakan dengan menggunakan kura kaki atau dengan punggung kaki. Digunakan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
menyelamatkan bola dari serangan lawan, memainkan bola dengan usaha menyelamatkan bola dan mengambil bola yang rendah.
(3) Sepak Cungkil Sepak cungkil adalah menyepak bola dengan menggunakan kaki (jari kaki). Digunakan untuk mengambil bola yang jauh, rendah dan bola-bola yang liar pantulan dari bloking.
(4) Menapak Menapak adalah menyepak bola dengan menggunakan telapak kaki. Digunakan untuk : smes ke pihak lawan, menahan atau membloking smes dari pihak lawan dan menyelamatkan bola dekat net (jaring).
(5) Sepak Simpuh atau Sepak Badek Sepak badek adalah menyepak bola dengan kaki bagian luar atau samping luar. Digunakan untuk menyelamatkan bola dari pihak lawan dan mengontrol bola dalam usaha penyelamatan.
(6) Main Kepala (heading) Main Kepala (heading) adalah memainkan bola dengan kepala.Digunakan untuk menerima bola pertama dari pihak lawan, meyelamatkan bola dari serangan lawan.
(7) Mendada Mendada adalah memainkan bola dengan dada, digunakan untuk mengontrol bola untuk dapat dimainkan selanjutnya.
(8) Memaha Memaha adalah memainkan bola dengan paha dalam usaha mengontrol bola, digunakan untuk menahan, menerima dan menyelamatkan bola dari serangan lawan.
(9) Membahu Membahu adalah memainkan bola dengan bahu dalam usaha mempertahankan dari serangan pihak lawan yang mendadak, dimana pihak pertahanan dalam keadaan terdesak dan dalam posisi yang kurang baik.
Pendapat tersebut menunjukkan, teknik dasar sepaktakraw terdiri
beberapa macam di antaranya: sepak sila, sepak kuda, sepak badak, sepak
cungkil, heading, memaha, mendada, menapak, sepak mula, smes, dan
blocking. Untuk menunjang keterampilan bermain sepaktakraw, maka
macam-macam teknik dasar sepaktakraw harus dikuasai dengan baik dan
benar.Berkaitan dengan macam-macam teknik dasar sepaktakraw tersebut,
penelitian ini mengkaji dan meneliti sepak sila.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
2. Sepak Sila
a. Pengertian Sepak Sila
Menurut Ratinus
digunakan untuk :
1. Menerima dan menimang (menguasai) bola
2. Mengumpan dan antaran bola
3. Menyelamatkan serangan lawan
b. Teknik Melakukan Sepak Sila
1. Berdiri dengan dua kaki terbuka berjarak selebar bahu
2. Kaki sepak digerakkan melipat setinggi lutut kaki tumpu
3. Bola dikenai atau bersentuh dengan bagian dalam kaki sepak pada bagian
bawah dari bola
4. Kaki tumpu agak ditekuk sedikit, badan dibungkukkan sedikit
5. Mata melihat kepada bola
6. Kedua tangan dibuka dan dibengkokkan pada siku sebagai penjaga
keseimbangan
7. Pergelangan kaki sepak pada waktu menyepak ditegangkan atau
dikeraskan
8. Bola disepak keatas lurus melewati tinggi kepala
Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan ilustrasi gambar sepak sila
sepaktakraw sebagai berikut:
Gambar 2. Sepak sila sepak takraw
(Ratinus Darwis & Penghulu Basa, 1992:17)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
c. Beberapa Latihan Sepak Sila
1. Latihan sendiri (kawal dan timang bola sendiri)
a. Setiap pemain diberi sebuah bola
b. Bola dilambung dan disepak dengan kaki bagian dalam (sepak sila)
lurus keatas setinggi kepada atau lebih, lalu ditangkap
c. Seperti latihan b ditimang satu kali lalu ditangkap
d. Seperti latihan b lalu ditimang dua kali
e. Ditimang sebanyak mungkin bila bola jatuh diulangi lagi
2. Latihan berteman atau berpasangan (satu melawan satu)
a. Pemain berbaris dua bersaf berhadapan sejumlah bola yang ada
b. Barisan A melambunhgkan bola kebarisan B, B menyepak bola
dengan kaki bagian dalam (sepak sila) arahkan ke A dan A
menangkap bola. Latihan ini dilakukan bergantian
c. A melambungkan bola ke B, B menerima dan menyepak bola
dengan kaki dalam (sepak sila) lurus keatas setinggi kepala tau
lebih kemudian menyepaknya lagi dengan kaki dalam ke A, A
menangkap bola. Latihan ini dilakukan bergantian
d. Seperti latihan b dan c tapi B menimang dua kali lalu berikan ke A.
Latihan dilaksanakan bergantian
e. A lambungkan bola ke B, B menyepak bola dengan kaki bagian
dalam (sepak sila) ke A. A berikan ke B. Demikian selanjutnya
sampai bola jatuh ketanah, setelah jatuh latihan dilakukan kembali
f. A dan B melakukan tendang-tendangan dengan menggunakan kaki
dalam (sepak sila) seperti latihan e setiap pemain sebelum
memberikan bola kelawannya harus menimang bola sekali
g. Seperti latihan e setiap pemain memainkan atau menimang bola
dua kaki sebelum diserahkan kepada lawannya
h. Seperti latihan g, setiap pemain memainkan atau menimang bola
beberapa kali sebelum memberikan kepada lawannya (partnernya)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
3. Latihan dengan formasi lingkaran
a. Pemain berdiri membuat lingkaran (formasi lingkaran)
b. Bola disepak dengan kaki bagian dalam (sepak sila) lurus keatas
setinggi kepala atau lebih diberikan kepada teman siapa saja yang
diingini
c. Seperti latihan b, sebelum bola diberikan kepada teman ditimang
satu kali
d. Seperti latihan b, sebelum bola diberikan kepada teman ditimang
dua kali
3. Latihan
a. Hakikat Latihan
Latihan merupakan suatu proses yang dilakukan secara teratur guna
mencapai tujuan. Berkaitan dengan latihan Sudjarwo (1993: 14)
ses yang sistematis secara berulang-
training) merupakan
proses kerja yang sistematis dan dilakukan secara berulang-ulang dengan
beban
berlatih yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari kian
menambah jumlah beban latihan serta intensitas l
Hakikat latihan yang dikemukakan tiga ahli tersebut pada prinsipnya
mempunyai pengertian yang hampir sama, sehingga dapat disimpulkan
bahwa, latihan (training) merupakan proses kerja atau berlatih yang
sistematis dan kontinyu, dilakukan secara berulang-ulang dengan beban
latihan yang semakin meningkat.
Latihan yang sistematis yaitu program latihan direncanakan secara
matang, dilaksanakan sesuai jadwal menurut pola yang telah ditetapkan, dan
evaluasi sesuai dengan alat yang benar.Penyajian materi harus dilakukan
dari materi yang paling mudah ke arah materi yang paling sukar, dari materi
yang sederhana mengarah kepada materi yang paling kompleks.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Latihan harus dilakukan secara berulang-ulang, maksudnya latihan
harus dilakukan menimal tiga kali dalam seminggu. Dengan pengulangan
ini diharapkan gerakan yang pada saat awal latihan dirasakan sukar
dilakukan, pada tahap-tahap berikutnya akan menjadi lebih mudah
dilakukan.
Beban latihan harus meningkat maksudnya, penambahan jumlah
beban latihan harus dilakukan secara periodik, sesuai dengan prinsip-prinsip
latihan, dan tidak harus dilakukan pada setiap kali latihan, namun tambahan
beban harus segara dilakukan ketika atlet merasakan latihan yang
dilaksanakan terasa ringan.
b. Tujuan Latihan
Latihan (training) merupakan proses kerja atau berlatih yang
sistematis dan kontinyu, dilakukan dalam waktu yang lama dan secara
berulang-ulang dengan beban latihan yang semakin meningkat untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Russel R. Pate., BruceMc.
membantu atlet meningkatkan keterampilan dan prestasi olahraganya
umum latihan yaitu:
(1) Untuk mencapai dan meningkatkan perkembangan fisik secara multiralteral.
(2) Untuk meningkatkan dan mengamankan perkembangan fisik yang spesifik, sesuai dengan kebutuhan olahraga yang ditekuni.
(3) Untuk menghaluskan dan menyempurnakan teknik dari cabang olahraganya.
(4) Untuk meningkatkan dan menyempurnakan teknik maupun strategi yang diperlukan.
(5) Untuk mengelola kualitas kemauan. (6) Untuk menjamin dan mengamankan persiapan individu maupun
tim secara optimal. (7) Untuk memperkuat tingkat kesehatan tiap atlet. (8) Untuk pencegahan cidera. (9) Untuk meningkatkan pengetahuan teori.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Tujuan umum latihan pada prinsipnya sangat luas.Namun hal yang
utama dari latihan olahraga prestasi yaitu, untuk meningkatkan keterampilan
dan mencapai prestasi setinggi mungkin dari atlet yang berlatih.Menurut
Yusuf Adisasmita & Aip Syarifuddin (1996: 12-
mencapai tujuan tersebut, ada empat aspek yang harus diperhatikan dalam
latihan y
yang satu dengan aspek yang lainnya.Untuk mencapai prestasi yang tinggi,
maka keempat aspek tersebut harus dilatih dan ditingkatkan secara
maksimal.
c. Prinsip-Prinsip Latihan
Dalam setiap kali latihan, baik atlet maupun pelatih harus
memperhatikan prinsip-prinsip latihan.Dengan memperhatikan dan
mempertimbangkan prinsip-prinsip latihan diharapkan latihan yang
dilakukan dapat meningkat dengan cepat, dan tidak berakibat buruk baik
pada fisik maupun teknik atlet. Berkaitan dengan prinsip latihan Joseph
yang hendaknya dipergunakan dalam latihan ya
Prinsip latihan pada dasarnya merupakan suatu pedoman dalam
memberikan beban latihan, sehingga beban latihan dapat diberikan dengan
tepat, sehingga akan terjadi peningkatan. Latihan yang didasarkan prinsip
latihan yang tepat, maka tujuan prinsip latihan akan tercapai. menurut
Sudjarwo (1993: 21- -prinsip latihan yang harus diperhatikan
dalam latihan di antaranya (1) Prinsip individu, (2) Prinsip penambahan
beban, (3) Prinsip interval, (4) Prinsip penekanan beban (stress), (5) Prinsip
Prinsip-prinsip latihan tersebut sangat penting untuk diperhatikan
dalam latihan.Tujuan latihan dapat tercapai dengan baik, jika prinsip-prinsip
latihan tersebut dilaksanakan dengan baik dan benar. Penerapan prinsip-
prinsip latihan yang benar akan lebih memperbesar kemungkinan dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
pencapaian tujuan latihan lebih maksimal. Untuk lebih jelasnya prinsip-
prinsip latihan dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Prinsip Individu
Manfaat latihan akan lebih berarti, jika di dalam pelaksanaan
latihan didasarkan pada karakteristik atau kondisi atlet yang dilatih.
Perbedaan antara atlet yang satu dengan yang lainnya tentunya tingkat
kemampuan dasar serta prestasinya juga berbeda.Oleh karena
perbedaan individu harus diperhatikan dalam pelaksanaan latihan.
Sadoso Sumosardjuno (1994: 13) menyatakan, "Meskipun sejumlah
atlet dapat diberi program pemantapan kondisi fisik yang sama, tetapi
kecepatan kemajuan dan perkembangannya tidak sama". Menurut
A
salah satu syarat dalam melakukan olahraga kontemporer. Prinsip ini
harus diterapkan kepada setiap atlet, sekali atlet tersebut memiliki
prestasi yang sama. Konsep latihan ini harus disusun dengan
kekhususan yang dimiliki setiap individu agar tujuan latihan dapat
Manfaat latihan akan lebih berarti jika program latihan yang
diterapkan direncanakan dan dilaksanakan berdasarkan karakteristik
dan kondisi setiap atlet. Sudjarwo (1993: 21)
beban latihan harus selalu mengingat kemampuan dan kondisi masing-
masing atlet. Faktor-faktor individu yang harus mendapat perhatian
misalnya tingkat ketangkasan atlet, umur atau lamanya berlatih,
kesehatan dan kesegaran jasmani ser
2) Prinsip Penambahan Beban (Over Load Principle)
Prinsip beban lebih merupakan dasar dan harus dipahami
seorang pelatih dan atlet.Prinsip beban lebih merupakan prinsip
latihan yang mendasar untuk memperoleh peningkatan kemampuan
kerja.Kemampuan seseorang dapat meningkat jika mendapat
rangsangan berupa beban latihan yang cukup berat, yaitu di atas dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
beban latihan yang biasa diterimanya.Andi Suhendro (1999: 3.7)
dalam la
Lutan dkk. (1992: 95) berpendapat:
Setiap bentuk latihan untuk keterampilan teknik, taktik, fisik dan mental sekalipun harus berpedoman pada prinsip beban lebih. Kalau beban latihan terlalu ringan, artinya di bawah kemampuannya, maka berapa lama pun atlet berlatih, betapa sering pun dia berlatih atau sampai bagaimana capek pun dia mengulang-ulang latihan itu, prestasinya tidak akan meningkat.
Berdasarkan dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa,
prinsip beban lebih bertujuan untuk meningkatkan perkembangan
kemampuan tubuh. Pembebanan latihan yang lebih berat dari
sebelumnya akan merangsang tubuh untuk beradaptasi dengan beban
tersebut, sehingga kemampuan tubuh akan meningkat. Kemampuan
tubuh yang meningkat mempunyai peluang untuk mencapai prestasi
yang lebih baik.
Salah satu hal yang harus tetap diperhatikan dalam peningkatan
beban latihan harus tetap berada di atas ambang rangsang latihan.
Beban latihan yang terlalu berat tidak akan meningkatkan kemampuan
atlet, tetapi justru sebaliknya yaitu kemunduran kemampuan kondisi
fisik atau dapat mengakibatkan atlet menjadi sakit.
3) Prinsip Interval
Interval atau istirahat merupakan bagian penting dalam
latihan.Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kondisi atlet. Berkaitan
secara interval adalah merupakan serentetan latihan yang diselingi
dengan istirahat tertentu(interval). Faktor istirahat (interval haruslah
diperhatikan setelah jasmani melaku
Istirahat atau interval merupakan faktor yang harus diperhatikan
dalam latihan.Kelelahan akibat dari latihan harus diberi istirahat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Dengan istirahat akan memulihkan kondisi atlet, sehingga untuk
melakukan latihan berikutnya kondisinya akan lebih baik.
4) Prinsip Penekanan Beban (Stress)
Pemberian beban latihan pada suatu saat harus dilaksanakan
dengan tekanan yang berat atau bahkan dapat dikatakan membuat
atalet stress. Penekanan beban latihan harus sampai menimbulkan
kelelahan secara sungguh-sungguh, baik kelelahan lokal maupun
kelelahan total jasmani dan rokhani atlet. Dengan waktu tertentu serta
beban latihan dengan intensitas maksimal akan berakibat timbulnya
kelelahan lokal yaitu otot-otot tertentu atau pun fungsi organisme.
Kelelahan total disebabkan adanay beban latihan dengan volume yang
besar, serta intensitasnya maksimal dengan waktu yang cukup lama.
Prinsip penekanan beban (stress) diberikan guna meningkatkan
kemampuan organisme, penggemblengan mental yang sangat
diperlukan untuk menghadapi pertandingan-pertandingan.
5) Prinsip Makanan Baik
Makanan yang sehat dan baik sangat penting bagi seorang
atlet.Makanan yang dikonsumsi atlet harus sesuai dengan tenaga yang
diperlukan dalam latihan.Untuk menentukan jenis makanan yang
harus dikonsumsi seorang atlet harus bekerjasama dengan ahli gizi.
-
35% lemak, 15% putih telur, 50-60% hidrat arang dan vitamin serta
n yang baik untuk
seorang atlet, maka harus diperhatikan agar kondisi atlet tetap terjaga,
sehingga akan mendukung pencapaian prestasi yang maksimal.
6) Prinsip Latihan Sepanjang Tahun
Pencapaian prestasi yang tinggi dibutuhkan latihan yang teratur
dan te
sistematis dari latihan yang diberikan secara teratur dan ajeg serta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
dilaksanakan sepanjang tahun tanpa berseling.Hal ini bukan berarti
Sistematis suatu latihan sepanjang tahun akan diketahui melalui
periode-periode latihan. Oleh karena itu, latihan sepanjang tahun harus
dijabarkan dalam periode-periode latihan. Melalui penjabaran dalam
periode-periode latihan, maka tujuan kan lebih fokus, sehingga
prestasi yang tinggi dapat dicapai.
d. Komponen-Komponen Latihan
Setiap pelatihan olahraga akan mengarah kepada sejumlah perubahan
yang bersifat anatomis, fisiologis, biokimia, kejiwaan dan keterampilan.
Efisiensi dari suatu kegiatan merupakan akibat dari waktu yang dipakai,
jarak yang ditempuh dan jumlah pengulangan (volume), beban dan
kecepatannya intensitas, serta frekuensi penampilan (densitas).
Semua komponen dibuat sedemikian rupa dalam berbagai model yang
sesuai dengan karakteristik fungsional dan ciri kejiwaan dari cabang
olahraga yang dipelajari. Sepanjang fase latihan, pelatih harus menentukan
tujuan latihan secara pasti, komponen mana yang menjadi tekanan latihan
dalam mencapai tujuan penampilannya yang telah direncanakan. Cabang
olahraga yang banyak menentukan keterampilan yang tinggi termasuk tenis
lapangan, maka kompleksitas latihan merupakan hal yang sangat
diutamakan. Menurut Andi Suhendro (1999: 3.17) komponen-komponen
penting yang harus diperhatikan dalam suatu latihan melip
latihan, (2) intensitas latihan, (3) density atau kekerapan latihan dan, (4)
Komponen-komponen latihan tersebut sangat penting dalam latihan
olahraga prestasi.Komponen-komponen latihan tersebut berkaitan antara
yang satu dengan yang lainnya.Oleh karena itu, komponen-komponen
latihan tersebut harus diterapkan dengan baik dan benar agar tujuan latihan
dapat tercapai. Untuk lebih jelasnya komponen-komponen latihan dapat
diuraikan secara singkat sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
1) Volume Latihan
Sebagai komponen utama, volume adalah prasyarat yang sangat
penting untuk mendapatkan teknik yang tinggi dan pencapaian fisik yang
adalah ukuran yang menunjukkan jumlah atau kuantitas derajat besarnya
suatu rangsang yang dapat ditujukan dengan jumlah repetisi, seri atau set
gerak setiap giliran". Pengertian seri atau set, menurut M. Sajoto (1995:
Peningkatan volume latihan merupakan puncak latihan dari semua
cabang olahraga yang memiliki komponen aerobik dan juga pada cabang
olahraga yang menuntut kesempurnaan teknik atau keterampilan
taktik.Hanya jumlah pengulangan latihan yang tinggi yang dapat
menjamin akumulasi jumlah keterampilan yang diperlukan untuk
perbaikan penampilan secara kuantitatif.Perbaikan penampilan seorang
atlet merupakan hasil dari adanya peningkatan jumlah satuan latihan serta
jumlah kerja yang diselesaikan setiap satuan latihan.
2) Intensitas Latihan
Intensitas latihan merupakan komponen kualitas latihan yang
mengacu pada jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu unit waktu
tertentu.Semakin banyak kerja yang dilakukan, semakin tinggi
takaran yang menunjukkan kadar atau tingkatan pengeluaran energi atlet
dalam aktivitas jasmani baik dalam latihan maupun perta
Intensitas latihan tercermin dari kuatnya stimuli (rangsangan)
syaraf dalam latihan.Kuatnya rangsangan tergantung dari beban,
kecepatan gerakan dan variasi interval atau istirahat antar ulangan.Antara
intensitas latihan dan volume latihan sulit untuk dipisahkan, karena
latihan selalu mengkaitkan antara kuantitas dan kualitas latihan.Untuk
mencapai hasil latihan yang baik, maka intensitas latihan yang diberikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
tidak boleh terlalu tinggi atau terlalu rendah. Intensitas suatu latihan yang
tidak memadai atau terlalu rendah, maka pengaruh latihan yang
ditimbulkan sangat kecil bahkan tidak ada sama sekali. Sebaliknya bila
intensitas latihan terlalu tinggi dapat menimbulkan cidera.
3) Densitas Latihan
Densitas merupakan frekuensi (kekerapan) dalam melakukan
serangkaian stimuli (rangsangan) harus dilakukan dalam setiap unit
waktu dalam latihan.Dalam hal ini Andi Suhendro (1999: 3.24)
Density merupakan ukuran yang menunjukkan derajat
Densitas menunjukkan hubungan yang dicerminkan dalam waktu
antara aktifitas dan pemulihan (recovery) dalam latihan.Ketepatan
densitas dinilai berdasarkan perimbangan antara aktivitas dan
pemulihan.Perimbangan ini berpengaruh terhadap peningkatan
kemampuan seseorang. Lama waktu isntirahat atau interval antar
aktivitas tergantung pada berbagai faktor antar alain: intensitas latihan,
status kemampuan peserta, fase latihan, serta kemampuan spesifik yang
ditingkatkan.
4) Kompleksitas Latihan
Kompleksitas dikaitan pada kerumitan bentuk latihan yang
dilaksanakan dalam latihan.Kompleksitas dari suatu keterampilan
membutuhkan koordinasi, dapat menjadi penyebab penting dalam
menambah intensitas latihan. Keterampilan teknik yang rumit atau sulit,
mungkin akan menimbulkan permasalahan dan akhirnya akan
menyebabkan tekanan tambahan terhadap otot, khususnya selama tahap
dimana koordinasi syaraf otot berada dalam keadaan lemah. Suatu
gambaran kelompok individual terhadap keterampilan yang kompleks,
dapat membedakan dengan cepat mana yang memiliki koordinasi yang
baik dan yang jelek.Seperti dikemukakan Bompa (1990: 28) bahwa,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Komponen-komponen latihan yang telah disebutkan di atas harus
dipahami dan diperhatikan dalam pelaksanaan latihan.Untuk memperoleh
hasil latihan yang optimal, komponen-komponen latihan tersebut harus
diterapkan dengan baik dan benar.
4. Latihan Sepak Sila Sepaktakraw Langsung
a. Hakikat Latihan Sepak Sila Sepaktakraw Langsung
Latihan pada prinsipnya merupakan pembelajaran yang dilakukan
secara berulang-ulang dengan meningkatkan beban latihan secara bertahap.
Dalam pelaksanaan latihan dapat dilakukan langsung atau direct. Rusli
langsung yaitu guru
atau pelatih mengajarkan secara langsung teknik yang sebenarnya. Para
siswa diminta untuk melakukan gerakan dalam teknik dasar. Meskipun
demikian, latihan tersebut dapat diatur dalam kondisi yang paling mudah
dari teknik sebenar-benarny Menurut Adang Suherman & Agus
memandang bahwa guru melakukan kontrol yang penuh terhadap apa yang
10 April (2011)dijelaskan strategi latihan langsung yaitu:
(1) Strategi pembelajaran langsung merupakan strategi yang kadar berpusat pada gurunya paling tinggi, dan paling sering digunakan. Pada strategi ini termasuk di dalamnya metode-metode ceramah, pertanyaan didaktik, pengajaran eksplisit, praktek dan latihan serta demonstrasi.
(2) Strategi pembelajaran langsung efektif digunakan untuk memperluas informasi atau mengembangkan keterampilan langkah demi langkah.
Berdasarkan tiga pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, latihan
langsung merupakan bentuk latihan teknik suatu cabang olahraga yang pada
saat melakukan gerakannya merupakan satu rangkaian teknik gerakan.
Dalam latihan secara langsung, pelatih melakukan kontrol atau koreksi
terhadap atlet, sehingga selama atlet berlatih keterampilan teramati secara
langsung baik proses maupun hasilnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Latihan langsung berorientasi pada keterampilan yang sebenarnya dari
teknik yang dipelajari.Suatu teknik gerakandapat dirancang atau disusun
dari yang sederhana atau mudah. Adang Suherman & Agus Mahendra
(2001: 144) menyatakan:
Guru Penjas yang menggunakan pembelajaran langsung melakukan hal-hal sebagai berikut:
(1)Memecah keterampilan ke dalam bagian-bagian tertentu hingga batas dapat diatur dan berorientasi pada keberhasilan.
(2)Secara jelas menerangkan dan mendemonstrasikan apa yang harus dilakukan siswa.
(3)Merancang tugas yang tersetruktur untuk siswa hingga mudah dipelajari.
(4)Mewajibkan siswa untuk bertanggung jawab pada tugasnya melalui latihan aktif dan umpan balik khusus.
Banyak hal yang harus dilakukan seorang pelatih, jika dalam latihan
dilakukan secara langsung. Keterampilan yang dipelajari dapat dipilah-pilah
ke bagian-bagian yang sederhana atau mudah, menerangkan dan
memberikan contoh tugas latihan yang harus dilakukan atletnya, merancang
tugas latihan secara runtut dan jelas serta mampu mengorganisasikan latihan
dengan baik agar para atletnya aktif melakukan tugas latihan, sehingga ada
umpan balik dari atlet terhadap tugas latihan yang diterimanya.
Ditinjau dari hukum belajar gerak bahwa, latihan sepak silasecara
langsung didasarkan pada hukum kesiapan.Sugiyanto & Agus Kristiyanto
law of readiness) menyatakan
bahwa belajar akan berlangsung sangat efektif jika pelaku belajar berada
dalam suatu kesiap
Latihan akan berlangsung secara efektif apabila atlet telah siap
memberikan respon untuk berdaptasi dengan stimulusnya. latihan sepak
silasecara langsung didasarkan pada hukum kesiapan. Sugiyanto & Agus
Kristiyanto secara langsung berprinsip pada semua atlet telah siap dengan
keterampilan yang dipelajari dan telah siap untuk memberikan respon .
Dalam hal ini atlet telah memiliki kesiapan baik fisik atau biologis,
psikologis dan latar belakang pengetahuan yang baik. Karena tingkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
kesiapan dan latar belakang yang dimiliki siswa akan mempengaruhi
terhadap hasil latihan.
b. Pelaksanaan Latihan Sepak Sila Sepaktakraw Langsung
Pelaksanaan latihan sepak sila sepaktakraw secara langsung yaitu:
pelatih menyusun rencana latihan secara sistematis dan terprogram dan
menjelaskannya. Pelatih menjelaskan teknik sepak sila yang meliputi: sikap
awal, gerakan menimang dan gerak lanjut. Selanjutnya pelatih
mendemonstrasikan gerakan sepak sila. Dari penjelasan teknik sepak sila
dan contoh dari pelatih, selanjutnya atlet meperagakan atau melakukan
latihan sepak sila secara berulang-ulang sesuai program latihan yang telah
dijadwalkan. Menurut Ratinus Darwis dan Penghulu Basa (1992:16) latihan
sepak sila dapat dilakukan dengan cara yaitu,
(1)Berdiri dengan dua kaki terbuka berjarak selebar bahu (2)Kaki sepak digerakkan melipat setinggi lutut kaki tumpu (3)Bola dikenai atau bersentuh dengan bagian dalam kaki sepak pada
bagian bawah dari bola (4)Kaki tumpu agak ditekuk sedikit, badan dibungkukkan sedikit (5)Mata melihat kepada bola (6)Kedua tangan dibuka dan dibengkokkan pada siku sebagai penjaga
keseimbangan (7)Pergelangan kaki sepak pada waktu menyepak ditegangkan atau
dikeraskan (8)Bola disepak keatas lurus melewati tinggi kepala
5. Latihan Sepak Sila Sepaktakraw Tidak Langsung
a. Hakikat Latihan Sepak Sila Tidak Langsung
Latihan sepak sila sepaktakraw tidak langsung merupakan kebalikan
dari latihan langsung. Latihan tidak langsung merupakan bentuk
pembelajaran yang merubah dengan bentuk latihan yang berbeda, tetapi
mengarah pada keterampilan yang sebenarnya.Rusli Lutan (1988: 418)
menyusun rencana latihan secara cermat dalam rangkaian urutan yang logis
sebel
Menurut Adang Suherman & Agus Mahendra (2001: 146) bahwa,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Sedangkan Wijianta 10 April
2011 dijelaskan strategi latihan tidak langsung (indirect instruction) bahwa:
(1) Pembelajaran tidak langsung memperlihatkan bentuk keterlibatan tinggi siswa dalam melakukan observasi, penyelidikan, penggambaran inferensi berdasarkan data atau pembentukan hipotesis.
(2) Dalam pembelajaran tidak langsung, peran guru beralih dari penceramah menjadi fasilitator, pendukung, dan sumber personal (resource person). Guru merancang lingkungan belajar, memberikan kesempatan siswa untuk terlibat, dan jika memungkinkan memberikan umpan balik kepada siswa ketika mereka melakukan inkuiri.
(3) Strategi pembelajaran tidak langsung mensyaratkan digunakannya bahan-bahan cetak, non-cetak, dan sumber-sumber manusia.
Berdasarkan tiga pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, latihan
sepak sila sepaktakraw tidak langsungyaitu, latihan yang berorientasi pada
cara belajar dari cara yang mudah untuk selanjutnya ditingkatkan pada
gerakan yang lebih sulit atau kompleks. Dalam latihan secara tidak langsung
dapat dilakukan dengan cara yang variatif baik alat maupun cara
melakukannya. Misalnya menggunakan bola tangan, dengan bola digantung,
dengan bola di oper oleh teman dan lain sebagainya.
Ditinjau dari belajar gerak, latihan sepak sila tidak langsung termasuk
dalam latihan yang didasarkan pada perluasan isi materi latihan. Rusli Lutan
merupakan perluasan isi atau materi.Maksud perluasan isi atau materi yaitu,
penyusunan aktivitas latihan secara progresive dari yang mudah ke yang
dikemukakan Berdasarkan pertimbangan
tingkat kesulitan dan tingkat kompleksitas, penyusunan materi pelajaran
hendaknya mengikuti prinsip-prinsip: (1) Dimulai dari materi latihan yang
mudah dan ditingkatkan secara berangsur-angsur ke materi yang lebih
sukar, (2) Dimulai dari materi latihan yang sederhana dan ditingkatkan
secara berangsur-angsur ke materi yang semakin kompleks.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan bahwa, latihan sepak
sila tidak langsung merupakan latihan yang dilakukan dari cara yang mudah,
karena keterampilan yang dipelajari memiliki unsur gerakan yang sulit dan
kompleks. Dari latihan yang mudah dan sederhana, diharapkan dapat
mentransfer secara positif ke gerakan atau keterampilan yang sebenarnya.
bersifat menguntungkan. Transfer positif terjadi apabila penguasaan
keterampilan sebelumnya dapat membantu atau mempermudah dalam usaha
b. Pelaksanaan Latihan Sepak sila Tidak Langsung
Pelaksanaan latihan sepak sila sepaktakraw tidak langsung yaitu,
pelatih menyusun bentuk-bentuk latihan sepak sila dengan cara yang lebih
mudah. Latihan tidak langsung sepak siladalam penelitian ini yaitu, dengan
bola digantung, dengan bola diumpan. Dari masing-masing bentuk latihan
yang telah disusun, pelatih menjelaskan cara pelaksanaannya masing-
masing dan memberikan contoh atau mendemonstrasikan. Selanjutnya, atlet
mempratikkan masing-masing bentuk latihan sesuai program latihan yang
telah dijadwalkan.
B. Kerangka Berpikir
Berdasarkan kajian pustaka yang mendasari dari variabel penelitian,
maka dapat digambarkan kerangka konseptual kerangka berpikir sebagai berikut:
Gambar 3. Skematis Kerangka Berpikir
SEPAK SILA
METODE LATIHAN LATIHAN TIDAK
LANGSUNG LATIHAN
LANGSUNG
HASIL LATIHAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Sepak sila merupakan gerakan yang cukup mudah dibandingkan dengan
sepak kuda. Tetapi, pada kenyataannya masih banyak mahasiswa yang belum bias
menguasai sepak sila meskipun sudah dilatih oleh pelatih. Kemampuan sepak sila
mahasiswa putra pembinaan prestasi sepaktakraw JPOK FKIP UNS Surakarta
tahun 2012 masih belum dapat melakukan sepak sila dengan baik dan benar.
Dalam meningkatkan kemampuan sepak sila sepaktakraw dapat
menggunakan latihan dengan latihan sepak sila sepaktakraw langsung dan tidak
langsung.
Latihan sepak sila sepaktakraw langsung merupakan latihan keterampilan
yang didasarkan pada kesiapan atlet keterampilan yang sebenarnya. Latihan
keterampilan yang sebenarnya dan dilakukan secara berulang-ulang akan lebih
cepat dikuasai atlet. Latihan sepak sila sepaktakraw langsung memiliki kelebihan
antara lain: lebih cepat menguasai teknik sepak sila dengan baik dan benar, dapat
meningkatkan koordinasi gerak antara lambungan bola dengan ketepatan sepakan,
mahasiswa memiliki konsep seperti permainan sebenarnya dan berusaha
melakukan sepak sila yang baik, mahasiswa memiliki orientasi mahasiswa
melakukan sepakan yang terkonrol, sehingga selalu berusaha melakukan sepakan
semaksimal mungkin. Kelemahan latihan sepak sila langsung antara lain: atlet
yang belum siap akan mengalami kesulitan melakukan sepak sila, akan sering
terjadi kesalahan teknik serta sepakan sering gagal, mahasiswa akan cepat bosan
dan jenuh karena latihan monoton dan tidak menyenangkan.
Latihan sepak sila tidak langsung merupakan latihan yang mempunyai
tujuan untuk mengatasi kesulitan dalam latihan sepak silas. Karena sepak sila
memiliki unsur gerakan yang sulit dan kompleks. Untuk mengatasi kesulitan
dalam melakukan sepak sila, maka dapat dilakukan dengan cara yang mudah.
Cara latihan sepak sila tidak langsung di antaranya dengan bola digantung, bola
dilambungkan sendiri. Berdasarkan cara pelaksanaan latihan sepak sila tidak
langsung memiliki kelebihan antara lain: dapat menghasilkan koordinasi gerak
yang baik, dapat menentukan ketepatan antara perkenaan bagian kaki dengan
bola, dapat memotivasi jangkauan sepakan lebih tinggi. Kelemahan latihan sepak
sila sepaktakraw secara tidak langsung antara lain: kurangnya koordinasi gerakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
terhadap datangnya bola pada saat melakukan sepakan dalam permainan, terjadi
ketergantungan pemain pada saat melakukan sepakan hanya pada umpan yang
tepat saja dan kurang dapat memastikan antara bola masuk dan bola keluar setelah
menerima bola dari lawannya.
Dari uraian tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa diduga, 1) Ada
perbedaan pengaruh antara latihan langsung dan tidak langsung terhadap
kemampuan sepak sila sepaktakraw pada mahasiswa putra pembinaan prestasi
sepaktakraw JPOK FKIP UNS Surakarta tahun 2012, 2) Latihan langsung lebih
baik pengaruhnya daripada latihan tidak langsung terhadap kemampuan sepak sila
sepaktakraw pada mahasiswa putra pembinaan prestasi sepaktakraw JPOK FKIP
UNS Surakarta tahun 2012.
C. Hipotesis
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berpikir yang telah
dikemukakan di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
1. Ada perbedaan pengaruh antara latihan langsung dan tidak langsung terhadap
kemampuan sepak sila sepaktakraw pada mahasiswa putra pembinaan prestasi
sepaktakraw JPOK FKIP UNS Surakarta tahun 2012.
2. Latihan langsung lebih baik pengaruhnya daripada latihan tidak langsung
terhadap kemampuan sepak sila sepaktakraw pada mahasiswa putra
pembinaan prestasi sepaktakraw JPOK FKIP UNS Surakarta tahun 2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dilapangan sepaktakraw komplek stadion
Manahan Surakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama satu setengah bulan (enam minggu)
dengan tiga kali latihan dalam satu minggu. Penelitian dilaksanakan dari bulan
November sampai dengan bulan Desember 2012, pada hari Selasa sore mulai
jam 15.00 sampai dengan jam 17.00, Rabu sore mulai jam 15.00 sampai
pagi dari jam 07.00 sampai dengan jam 09.00.
B. Subjek Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa putra pembinaan prestasi
sepaktakraw JPOK FKIP UNS Surakarta tahun 2012 yang berjumlah 70 orang.
Subjek yang digunakan adalah semua anggota populasi pembinaan prestasi
sepaktakraw JPOK FKIP UNS yang berjumlah 70 orang. Dengan demikian
penelitian ini merupakan penelitian populasi.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan tes dan pengukuran
sepak sila.Petunjuk pelaksanaan tes terlampir.
D. Rancangan Penelitian
1. Metode Eksperimen
Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Dasar
penggunaan metode ini adalah kegiatan percobaan yang diawali dengan
29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
memberikan perlakuan kepada subjek yang diakhiri dengan suatu bentuk tes
guna mengetahui pengaruh perlakuan yang telah diberikan. Sugiyanto (1995:
penelitian eksperimental adalah untuk meneliti ada
tidaknya hubungan sebab akibat serta besarnya hubungan sebab akibat tersebut
dengan cara memberikan perlakuan (treatment) terhadap kelompok eksperimen
yang hasilnya dibandingkan dengan hasil kelompok kontrol yang tidak diberi
perlakuan atau diberi
2. Rancangan Penelitian
Rancangan dalam penelitian ini Pretest-Posttest
.Gambar rancangan penelitian sebagai berikut:
KE 1 Treatment A Posttest
R Pretest MSOP
KE 2 Treatment B Posttest
Keterangan : R = Random Pretest = Tesawal kemampuan sepak sila sepaktakraw MSOP = Matched Subject Ordinal Pairing KE1 = Kelompok 1 (K1) KE2 = Kelompok 2 (K2) Treatment A = Latihan sepak sila langsung Treatment B = Latihan sepak sila tidak langsung Posttest = Tes akhir kemampuan sepak sila sepaktakraw
Pembagian kelompok eksperimen didasarkan pada kemampuan sepak
sila pada tes awal. Setelah hasil tes awal dirangking, kemudian subjek yang
memiliki kemampuan setara dipasang-pasangkan kedalam kelompok 1 (K1)
dan kelompok 2 (K2). Dengan demikian kedua kelompok tersebut sebelum
diberi perlakuan merupakan kelompok yang seimbang. Apabila pada akhirnya
terdapat perbedaan, maka hal ini disebabkan oleh pengaruh perlakuan yang
diberikan. Pembagian kelompok dalam penelitian ini dengan cara ordinal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
pairing. Adapun teknik pembagian kelompok secara ordinal pairing menurut
Sutrisno Hadi (1995: 485) sebagai berikut :
1 2
4 3
5 6
8 7
9 dan seterusnya
E. Uji Prasyarat Analisis
Uji prasyarat analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji
reliabilitas, normalitas, dan uji homogenitas. Adapun langkah-langkah dari
masing-masing uji prasyarat analisis sebagai berikut:
1. Uji Reliabilitas
Tingkat keajegan hasil tes diketahui melalui uji reliabilitas. Uji
reliabilitas penelitian ini menggunakan korelasi inter klas dari Mulyono B.
(2001: 42) dengan rumus sebagai berikut :
MSA MSW
R = MSA
Keterangan :
R = Koefisien reliabilitas
MSA = Jumlah rata-rata dalam kelompok
MSW = Jumlah rata-rata antar kelompok
2. Uji Normalitas
Uji prasyarat analisis yang digunakan dalam penelitan ini adalah uji
normalitas. Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan metode
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Lilliefors dari Sudjana (2002: 466). Prosedur pengujian normalitas tersebut
sebagai berikut :
a) Pengamatan x1, x2,.....xn dijadikan bilangan baku z1, z2,...... zn dengan
menggunakan rumus :
Xi - X zi =
S Keterangan :
Xi = Dari variable masing-masing sampel
X = Rata-rata
S = Simpangan baku
b) Untuk tiap bilangan baku ini menggunakan daftar distribusi normal
baku, kemudian dihitung peluang F(zi) = P(z zi).
c) Selanjutnya dihitung proporsi z1, z2,......zn yang lebih kecil atau sama
dengan zi. Jika proporsi dinyatakan oleh S(zi).
banyaknya z1, z2,......zn yang zi maka S(zi) = n d) Hitung selisihF(zi) - S(zi) kemudian ditentukan harga mutlak nya.
e) Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih
tersebut.
Sebutlah harga terbesar ini Lo.
3. Uji Homogenitas
Dalam uji homogenitas dilakukan dengan cara membagi varians yang
lebih besar dengan varians yang lebih kecil. Menurut Sutrisno Hadi (2004:
312) rumusnya adalah :
SD2bs Fdbvb:dbvk =
SD2kt Keterangan :
Fdbvb :dbvk = Derajat kebebasan KE1 dan KE2
SD2bs = Standart deviasi KE1
SD2kt = Standart deviasi KE2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
F. Teknik Analisis Data
1. Uji Perbedaan
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan uji perbedaan dari
Sutrisno Hadi (1995: 457) sebagai berikut :
Keterangan :
t = Nilai uji perbedaan
Md = Mean perbedaan dari pasangan
d2 =Jumlah deviasi kuadrat tiap sampel dari mean perbedaan
N = Jumlah pasangan
Untuk mencari mean deviasi digunakan rumus sebagai berikut
Keterangan :
D = Perbedaan masing-masing subjek
N = Jumlah pasangan
Menghitung prosentase peningkatan kemampuan sepak sila sepaktakraw
antara latihan langsung dan tidak langsung menggunakan rumus sebagai
berikut:
Mean different Prosentase peningkatan = X 100% Mean pretest
Mean different = mean posttest mean pretest
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Tujuan penelitian dapat dicapai dengan pengambilan data pada sampel
yang telah ditentukan. Data yang dikumpulkan terdiri dari data tes awal secara
keseluruhan, kemudian dikelompokkan menjadi dua kelompok dan dilakukan tes
akhir pada masing-masing kelompok. Data tersebut kemudian dianalisis dengan
statistik, seperti terlihat pada lampiran. Rangkuman hasil analisis data secara
keseluruhan disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 1. Diskripsi Data Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan Sepak Sila
Sepaktakraw pada Kelompok 1 dan Kelompok 2.
Kelompok Tes N Max Min Mean SD
Kelompok 1 awal 35 66 26 40,57 9,18
akhir 35 80 56 65,25 9,00
Kelompok 2 Awal 35 63 25 40,51 9,08
Akhir 35 80 56 55,85 8,81
Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan bahwa, pada kelompok 1
mengalami peningkatan setelah mendapatkan perlakuan. Demikian halnya pada
kelompok 2 juga mengalami peningkatan akibat dari perlakuan yang diberikan.
Jika dibandingkan antara kelompok 1 dan kelompok 2 menunjukkan bahwa,
kelompok 1 memiliki peningkatan kemampuan sepak sila sepaktakraw yang lebih
besar dibandingkan dengan kelompok 2. Untuk memahami nilai data tes awal dan
tes akhir kemampuan sepak sila sepaktakraw antara kelompok 1 dan kelompok 2
disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:
34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
1. Data Tes Awal Kemampuan Sepak sila Sepaktakraw Kelompok 1 dan
Kelompok 2
Gambar 4. Grafik Data Tes Awal Kemampuan Sepak Sila Sepaktakraw Kelompok 1 dan Kelompok 2
Berdasarkan grafik tersebut menunjukkan, dari hasil tes awal
kemampuan sepak sila sepaktakraw antara kelompok 1 dan kelompok 2
hasilnya stabil atau tidak ada perbedaan yang jauh baik dari Mean, SD, nilai
Maximal dan nilai Minimal. Hal ini artinya, sebelum diberi perlakuan
kelompok 1 dan kelompok 2 memiliki kemampuan awal sepak sila
sepaktakraw yang seimbang.
2. Deskripsi Data Tes Akhir Kemampuan Sepak Sila Sepaktakraw
Kelompok 1 dan Kelompok 2
Gambar 5. Grafik Data Tes Akhir Kemampuan Sepak Sila Sepaktakraw
antara Kelompok 1 dan Kelompok 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Berdasarkan grafik tersebut menunjukkan, dari hasil tes akhir
kemampuan Sepak Sila sepaktakraw antara kelompok 1 dan kelompok 2
hasilnya ada perbedaan baik dari Mean, SD, nilai Maximal dan nilai Minimal.
Hal ini disebabkan karena perlakuan yang diberikan pada masing-masing
kelompok.
B. Pengujian Persyaratan Analisis
Sebelum dilakukan analisis data perlu dilakukan pengujian persyaratan
analisis. Pengujian persyaratan analisis yang dilakukan terdiri dari uji normalitas
dan uji homogenitas.
1. Uji Reliabilitas
Hasil uji reliabilitas tes awal dan tes akhir kemampuan sepak sila
sepaktakraw dalam penelitian sebagai berikut:
Tabel 2. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan Sepak Sila Sepaktakraw
Tes Reliabilitas Kategori
Tes awal kemampuan sepak sila sepaktakraw 0.91 Tinggi Sekali
Tes akhir kemampuan sepak sila sepaktakraw 0.98 Tinggi Sekali
Untuk memahami hasil uji reliabilitas tes awal dan tes akhir kemampuan Sepak Sila sepaktakraw dalam penelitian disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:
Gambar 6. Grafik Hasil Uji Reliabilitas Tes Awal dan Tes Akhir
Kemampuan Sepak Sila Sepaktakraw
Reliabilitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Berdasarkan grafik tersebut menunjukkan bahwa, hasil uji
reliabilitas tes awal kemampuan sepak sila sepaktakraw pada tes awal
dalam kategori tinggi sekali dengan nilai 0.9109. Sedangkan hasil uji
reliabilitas tes akhir kemampuan sepak sila sepaktakraw dalam kategori
cukup dengan nilai 0.9830. Untuk mengartikan kategori koefisien
reliabilita tes tersebut menggunakan pedoman tabel koefisien korelasi dari
Book Walter seperti dikutip Mulyono B.(1992: 15) sebagai berikut:
Tabel 3. Range Kategori Reliabilitas Kategori Validita Reliabilita Obyektivita
Tinggi sekali
Tinggi
Cukup
Kurang
Tidak signifikan
0,80 1,0
0,70 0,79
0,50 0,69
0,30 0,49
0,00 0,29
0,90 1,0
0,80 0,89
0,60 0,79
0,40 0,59
0,00 0,39
0,95 1,0
0,85 0,94
0,70 0,84
0,50 0,69
0,00 0,49
2. Uji Normalitas
Sebelum dilakukan analisis data diuji distribusi kenormalannya dari data
tes awal kemampuan sepak sila sepaktakraw. Uji normalitas data dalam
penelitian ini digunakan metode Lilliefors. Hasil uji normalitas data yang
dilakukan terhadap hasil tes awal pada kelompok 1 dan kelompok 2 adalah
sebagai berikut:
Tabel 4. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data
Kelompok N Mean SD L hitung Lt 5%
K1 35 40,57 9,18 0,078 0,149
K2 35 40,51 9,08 0,103 0,149 Untuk memahami hasil uji normalitas tes awal kemampuan sepak sila
sepaktakraw antara kelompok 1 dan kelompok 2 dalam penelitian disajikan dalam
bentuk grafik sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Gambar 7. Grafik Hasil Uji Normalitas Data Tes Awal Kemampuan sepak sila Sepaktakraw Kelompok 1 dan Kelompok 2
Berdasarkan hasil uji normalitas yang dilakukan pada kelompok 1 (K1)
diperoleh nilai Lhitung = 0,078. Nilai tersebut lebih kecil dari angka batas
penolakan pada taraf signifikan 5% yaitu 0,149. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa data pada kelompok 1 (K1) termasuk berdistribusi normal.
Sedangkan dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada kelompok 2 (K2)
diperoleh nilai Lhitung = 0,103, ternyata juga lebih kecil dari angka batas penolakan
hipotesis nol pada taraf signifikan 5% yaitu ,149. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa data pada kelompok 2 (K2) termasuk berdistribusi normal.
3. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui kesamaan varians dari
kedua kelompok. Jika kedua kelompok tersebut memiliki kesamaan varians,
maka apabila nantinya kedua kelompok memiliki perbedaan, maka perbedaan
tersebut disebabkan perbedaan rata-rata kemampuan sepak sila sepaktakraw.
Hasil uji homogenitas data antara kelompok 1 dan kelompok 2 sebagai berikut:
Tabel 5. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data
Kelompok N SD2 Fhitung Ft 5%
K 1 35 81,902 1,02 1,80
K 2 35 80,249
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Untuk memahami hasil uji homogenitas kemampuan sepak sila
sepaktakraw antara kelompok 1 dan kelompok 2 dalam penelitian disajikan
dalam bentuk grafik sebagai sebagai berikut:
Gambar 8. Grafik Hasil Uji Homogenitas Data Tes Awal Kemampuan Sepak Sila Sepaktakraw
Berdasarkan hasil uji homogenitas yang dilakukan diperoleh nilai
Fhitung= 1,02. Sedangkan dengan db = 34 lawan 30, angka Ft 5%= 1,80, ternyata
nilai Fhitung 1,02 lebih kecil dari Ft 5%= 1,80. Karena Fhitung < Ftabel 5%, maka
hipotesis nol diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelompok
1 (K1) dan kelompok 2 (K2) memiliki varians yang homogen.
C. Hasil Analisis Data
A. Uji Perbedaan Sebelum Diberi Perlakuan
Sebelum diberi perlakuan kelompok yang dibentuk dalam penelitian diuji
perbedaanya terlebih dahulu. Hal ini dengan maksud untuk mengetahui
ketetapan anggota pada kedua kelompok tersebut. Sebelum diberi perlakuan
berangkat dari keadaan yang sama atau tidak. Hasil uji perbedaan antara
kelompok 1 dan kelompok 2 sebelum diberi perlakuan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Tabel 6. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal pada Kelompok 1 dan Kelompok 2.
Kelompok N Mean t Ttabel 5%
K1 35 40,57 0,183 2,042
K2 35 40,51
Untuk memahami hasil uji perbedaan tes awal kemampuan sepak sila
sepaktakraw antara kelompok 1 dan kelompok 2 dalam penelitian disajikan
dalam bentuk grafik sebagai sebagai berikut:
Gambar 9. Grafik Hasil Uji Perbedaaan Data Tes Awal Kemampuan Sepak Sila Sepaktakraw antara Kelompok 1 dan Kelompok 2
Berdasarkan hasil pengujian perbedaan tes awal dengan analisis statistik
t-test antara kelompok 1 dan kelompok 2 diperoleh nilai sebesar 0,183 dan ttabel
dengan N = 35, db = 35 1 = 34 pada taraf signifikansi 5% sebesar 2,042. Hal
ini menunjukkan bahwa thitung < ttabel. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa, H0 diterima. Hal ini artinya, antara kelompok 1 dan kelompok 2
sebelum diberi perlakuan tidak ada perbedaan yang signifikan pada awalnya.
B. Uji Perbedaan sesudah Diberi Perlakuan
Setelah dilakukan perlakuan, yaitu kelompok 1 diberi perlakuan latihan
sepak sila sepaktakraw secara langsung dan kelompok 2 diberi perlakuan
latihan sepak sila sepaktakraw secara tidak langsung kemudian dilakukan uji
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
perbedaan. Uji perbedaan yang dilakukan dalam penelitian ini hasilnya sebagai
berikut:
a. Hasil uji perbedaan tes awal dan tes akhir pada kelompok 1 yaitu:
Tabel 7. Rangkuman Uji Perbedaan Hasil Tes Awal dan Tes Akhir pada
Kelompok 1
Kelompok N Mean thitung ttabel 5%
Tes awal 35 40,57 54,07 2,042
Tes akhir 35 65,25
Untuk memahami hasil uji perbedaan tes awal dan tes akhir kemampuan
sepak sila sepaktakraw kelompok 1 dalam penelitian disajikan dalam bentuk
grafik sebagai sebagai berikut:
Gambar 10. Grafik Hasil Uji Perbedaaan Data Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan Sepak Sila Sepaktakraw Kelompok 1
Berdasarkan hasil pengujian perbedaan dengan analisis statistik t-test
kelompok 1 antara hasil tes awal dan tes akhir diperoleh nilai sebesar 54,07
dan ttabel dengan N = 35, db = 35 1 = 34 dengan taraf signifikansi 5% adalah
sebesar 2,042. Hal ini menunjukkan bahwa thitung > ttabel , sehingga dapat
disimpulkan H0 ditolak. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa antara
tes awal dan tes akhir pada kelompok 1 terdapat perbedaan yang signifikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
b. Hasil uji perbedaan tes awal dan tes akhir pada kelompok 2 yaitu:
Tabel 8. Rangkuman Hasil Ujin Perbedaan Tes Awal dan Tes Akhir pada
Kelompok 2.
Kelompok N Mean thitung ttabel 5%
Tes awal 35 40,52 16,319 2,042
Tes akhir 35 55,85
Untuk memahami hasil uji perbedaan tes awal dan tes akhir kemampuan
sepak sila sepaktakraw kelompok 2 dalam penelitian disajikan dalam bentuk
grafik sebagai sebagai berikut:
Gambar 11. Grafik Hasil Uji Perbedaaan Data Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan Sepak Sila Sepaktakraw Kelompok 2
Berdasarkan pengujian perbedaan dengan analisis statistik t-test
kelompok 2 antara hasil tes awal dan tes akhir diperoleh nilai sebesar 16,319,
dan ttabel dengan N = 35, db = 35 1 = 34 pada taraf signifikansi 5% sebesar
2,042. Hal ini menunjukkan bahwa thitung > ttabel, sehingga dapat disimpulkan
bahwa H0 ditolak. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa antara tes
awal dan tes akhir pada kelompok 2 terdapat perbedaan yang signifikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
c. Hasil uji perbedaan tes akhir antara kelompok 1 dan kelompok 2 yaitu :
Tabel 9. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Akhir antara Kelompok 1 dan
Kelompok 2
Kelompok N Mean thitung ttabel 5%
K1 35 65,25 3,792 2,042
K2 35 55,85
Untuk memahami hasil uji perbedaan tes akhir kemampuan sepak sila
sepaktakraw antara kelompok 1 dan kelompok 2 dalam penelitian disajikan
dalam bentuk grafik sebagai sebagai berikut:
Gambar 12. Grafik Hasil Uji Perbedaaan Data Tes Akhir Kemampuan sepak sila Sepaktakraw antara Kelompok 1 dan Kelompok 2
Berdasarkan pengujian perbedaan dengan analisis statistik t-test hasil
tes akhir antara kelompok 1 dan kelompok 2 diperoleh nilai sebesar 3,792,
dan ttabel dengan N = 35, db = 35 1 = 34 pada taraf signifikansi 5% adalah
sebesar 2,042. Hal ini menunjukkan bahwa thitung > ttabel. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak. Berdasarkan hasil tersebut
menunjukkan hasil tes akhir antara kelompok 1 dan kelompok 2 terdapat
perbedaan yang signifikan.
d. Perbedaan Prosentase Peningkatan Kemampuan Sepak Sila Sepaktakraw
Untuk mengetahui kelompok mana yang memiliki prosentase
peningkatan kemampuan sepak sila sepaktakraw yang lebih besar dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
diketahui melalui penghitungan perbedaan prosentase peningkatan tiap-tiap
kelompok. Nilai perbedaan peningkatan kemampuan sepak sila sepaktakraw
dalam persen antara kelompok 1 dan kelompok 2 sebagai berikut:
Tabel 10. Rangkuman Hasil Penghitungan Nilai Perbedaan Peningkatan
Kemampuan Sepak Sila Sepaktakraw antara Kelompok 1 dan Kelompok 2.
Kelompok N Mean Pretest
Mean Posttest
Mean Different
Prosentase Peningkatan
Kelompok 1 35 40,57 65,25 24,68 60,83%
Kelompok 2 35 40,51 55,85 15,34 37,86%
Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan grafik prosentase
peningkatan kemampuan sepak sila sepaktakraw antara kelompok 1 dan
kelompok 2 sebagai berikut:
Gambar 13. Grafik Peningkatan Kemampuan Sepak Sila Sepaktakraw antara Kelompok 1 dan Kelompok 2
Berdasarkan hasil pengitungan prosentase peningkatan kemampuan
sepak sila sepaktakraw diketahui bahwa kelompok 1 memiliki peningkatan
kemampuan sepak sila sepaktakraw sebesar 60,83%. Sedangkan kelompok
2 memiliki peningkatan kemampuan sepak sila sepaktakraw sebesar
37,86%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelompok 1 memiliki
prosentase peningkatan kemampuan sepak sila sepaktakraw yang lebih
besar dari pada kelompok 2.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
D. Pengujian Hipotesis
1. Perbedaan Pengaruh Latihan Langsung dan Tidak Langsung terhadap
Kemampuan Sepak Sila Sepaktakraw
Berdasarkan hasil analisis data uji t yang dilakukan pada tes awal dan tes
akhir kelompok 1 (kelompok latihan langsung) diperoleh nilai sebesar = 54,07.
Sedangkan pada kelompok 2 (kelompok latihan tidak langsung) diperoleh nilai
sebesar = 16,319 dengan ttabel = 2,042. Hasil tersebut menunjukkan bahwa thitung
> ttabel 5%, yang berarti hipotesis nol ditolak. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa, terdapat pengaruh yang signifikan antara hasil tes awal
dan tes akhir kemampuan sepak sila sepaktakraw pada kelompok 1 dan 2. Hal
ini artinya, kelompok 1 dan 2 memiliki peningkatan kemampuan sepak sila
sepaktakraw yang disebabkan oleh perlakuan yang diberikan yaitu latihan
sepak sila sepaktaktraw secara langsung dan tidak langsung. Dengan demikian
hipotesis yang menyatakan, ada perbedaan pengaruh latihan langsung dan tidak
langsung terhadap kemampuan sepak sila sepaktakraw pada mahasiswa putra
pembinaan prestasi sepaktakraw JPOK FKIP UNS Surakarta tahun 2012, dapat
diterima kebenarannya.
2. Latihan Langsung Lebih Baik Pengaruhnya terhadap Kemampuan Sepak
Sila Sepaktakraw
Berdasarkan hasil penghitungan prosentase peningkatan kemampuan
sepak sila sepaktakraw diketahui bahwa, kelompok 1 memiliki nilai prosentase
peningkatan kemampuan sepak sila sepaktakraw sebesar 60,83%. Sedangkan
kelompok 2 memiliki peningkatan kemampuan sepak sila sepaktakraw sebesar
37,86%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa, kelompok 1
memiliki prosentase peningkatan kemampuan sepak sila sepaktakraw yang
lebih besar daripada pada kelompok 2. Dengan demikian hipotesis yang
menyatakan, latihan langsung lebih baik pengaruhnya daripada latihan tidak
langsung terhadap kemampuan sepak sila sepaktakraw pada mahasiswa putra
pembinaan prestasi sepaktakraw JPOK FKIP UNS Surakarta tahun 2012, dapat
diterima kebenarannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang telah dilakukan,
ternyata hipotesis yang diajukan dapat diterima. Dengan demikian dapat diperoleh
simpulan sebagai berikut:
1. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara latihan langsung dan tidak
langsung terhadap kemampuan sepak sila sepaktakraw pada mahasiswa putra
pembinaan prestasi sepaktakraw JPOK FKIP UNS Surakarta tahun 2012
dengan 3,792 > 2,042.
2. Dilihat dari hasil prosentase peningkatan pada K1 (latihan langsung) sebesar
60,83% dan K2 (latihan tidak langsung) sebesar 37,86% (K1= 60,83% > K2=
37,86%) sehingga, latihan langsung lebih baik pengaruhnya daripada latihan
tidak langsung terhadap kemampuan sepak sila sepaktakraw pada mahasiswa
putra pembinaan prestasi sepaktakraw JPOK FKIP UNS Surakarta tahun
2012.
B. Implikasi
Berdasarkan pada hasil simpulan dalam penelitian ini, ternyata latihan
langsung dan tidak langsung memberikan pengaruh terhadap peningkatan
kemampuan sepak sila sepaktakraw. Atas dasar hasil penelitian dapat dijelaskan
implikasi yang ditimbulkan antara lain sebagai berikut:
Latihan langsung dan tidak langsung merupakan bentuk latihan yang dapat
digunakan untuk meningkatkan kemampuan sepak sila sepaktakraw. Latihan
langsung merupakan latihan yang berorientasi pada keterampilan sebenarnya.
Sesuai dengan hasil yang di capai, latihan ini mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap laihan sepak sila sehingga jika dilakukan secara berulang-
ulang akan lebih cepat dikuasai. Untuk itu latihan langsung lebih tepat ditujukan
pada atlet yang sudah menguasai teknik sepak sila.
46
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Sedangkan latihan tidak langsung merupakan bentuk latihan yang
dilakukan dari cara yang lebih mudah. Latihan tidak langsung lebih relevan
diberikan pada pemula, karena sepak sila sepaktakraw merupakan keterampilan
yang sulit, sehingga latihan untuk pemula dilakukan dari cara yang mudah (tidak
langsung). Selain itu, latihan tidak langsung dibutuhkan adaptasi terhadap
keterampilan sebenarnya, sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama.
C. Saran
Sehubungan dengan simpulan yang telah diambil dan implikasi yang
ditimbulkan, maka kepada Pembina dan Mahasiswa Pembinaan Prestasi
Sepaktakraw FKIP JPOK UNS Surakarta disarankan sebagai berikut:
1. Hendaknya dalam pelaksanaan pembinaan prestasi sepaktakraw di JPOK
FKIP UNS Surakarta latihan lebih ditingkatkan baik aspek fisik, teknik, taktik
dan mental agar mampu berpretasi lebih tinggi.
2. Dalam pelaksanaan pembinaan prestasi sepaktakraw di JPOK FKIP UNS
Surakarta hendaknya menggunakan latihan langsung untuk meningkatkan
kemampuan sepak sila.
3. Diharapkan para pelatih atau pembina sepaktakraw di JPOK FKIP UNS
Surakarta senantiasa meningkatkan pengetahuannya dalam pelatihan olahraga,
khususnya pelatihan sepaktakraw.