PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI...

104
i PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% BUATAN DARI GARAM DAPUR PADA PEMERIKSAAN REAKSI SILANG (CROSSMATCHING) UNIT TRANSFUSI DARAH PALANG MERAH INDONESIA KOTA KENDARI KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari OLEH: MONIKA SAMPE MANGGALIK NIM : POO341014018 KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KENDARI PROGRAM STUDI DIII ANALIS KESEHATAN 2017

Transcript of PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI...

Page 1: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

i

PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% BUATAN DARI GARAM DAPUR

PADA PEMERIKSAAN REAKSI SILANG (CROSSMATCHING)

UNIT TRANSFUSI DARAH PALANG MERAH INDONESIA

KOTA KENDARI

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan

Diploma III Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari

OLEH:

MONIKA SAMPE MANGGALIK

NIM : POO341014018

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KENDARI

PROGRAM STUDI DIII ANALIS KESEHATAN

2017

Page 2: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% BUATAN

DARI GARAM DAPUR PADA PEMERIKSAAN REAKSI SILANG

(CROSSMATCHING) UNIT TRANSFUSI DARAH

PALANG MERAH INDONESIA (UTD PMI)

KOTA KENDARI

Page 3: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

iii

Page 4: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

iv

Disusun dan Diajukan Oleh :

ngetahui,NIP. 195601041982122001

Page 5: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

v

RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

Nama : Monika Sampe Manggalik

NIM : P00341014018

Tempat dan Tanggal Lahir : Kendari, 25 Agustus 1996

Suku / Bangsa : Toraja / Indonesia

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Khatolik

B. Pendidikan

1. SD Negeri 11 Mandonga Kendari, tamat tahun 2008

2. SMP Negeri 3 Kendari, tamat tahun 2011

3. SMA Negeri 6 Kendari, tamat tahun 2014

4. Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik Kesehatan

Kementrian kesehatan Kendari, Jurusan Analis Kesehatan.

Page 6: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

vi

MOTTO

Bangkitlah, disaat untuk berdiri saja sulit. Jangan berputus asa.

Jika tidak bisa menjadi bunga bakung di taman, Jadilah rumput di ladang.

Jika jalan penuh gulita, maka jadilah kau pelita.

Angkat hatimu, teguhkan jiwamu.

Kesakitan, Kepahitan, Dukacita. Tuhan ubahkan jadi sukacita.

Masih ada jalan terbuka buat saudara dan juga saya.

Tidak ada kemustahilan dalam setiap perkataan yang mengandalkan Doa.

Iman dan Amin.

Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, Akan menuai dengan

bersorak-sorai.

Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, Pasti pulang

dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya

(Mazmur 126: 5-6)

Karya Tulis ini kepersembahkan Kepada :

Almamaterku

Ayahanda dan Ibunda Tercinta

Keluargaku tersayang

Sahabat-sahabatku

Agama, Bangsa dan Negaraku

Page 7: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

vii

ABSTRAK

Monika Sampe Manggalik (P00341014018) Perbedaan NaCl 0.9% Siap Pakai

dengan NaCl 0.9% Buatan dari Garam Dapur pada Pemeriksaan Reaksi Silang

(Crossmatching) Unit Transfusi Darah Palang Merah Indonesia (UTD PMI)

Kota Kendari. Dibimbing oleh Ruth Mongan dan Reni Yunus (xiv + 11 Daftar

Tabel + 8 Daftar Gambar + 10 Lampiran + 62 Halaman).

Latar Belakang: Reaksi Silang dilakukan sebelum transfusi darah untuk mengetahui

kecocokan darah pendonor dan recipient. Dalam prosedur pemeriksaan reaksi silang

digunakan NaCl 0.9%. Dalam perkembangannya dibutuhkan bahan alternatif apabila

NaCl 0.9% siap pakai tidak tersedia, salah satunya ialah garam dapur.

Tujuan penelitian: Untuk mengetahui perbedaan NaCl 0.9% siap pakai dengan

NaCl 0.9% buatan dari garam dapur pada pemeriksaan reaksi silang

(Crossmatching).

Metode Penelitian: Penelitian dilakukan pada 21-23 Juli 2017 dengan jenis

penelitian Deskriptif Analitik. Populasi berjumlah 32 pendonor darah di UTD PMI

Kota Kendari. Sampel berjumlah 30 orang pendonor dengan teknik Accidental

sampling. Data primer berupa data hasil pemeriksaan reaksi silang (Crossmatching).

Data sekunder berupa data pendonor, data recipient, dan jurnal penelitian.

Hasil: Analisis statistik menggunakan uji T Independent diperoleh nilai X2 hitung <

X2 tabel (0.135 < 2.776) dan nilai Sig.(2-tailed) > 0.05 (0.899 > 0.05).

Kesimpulan: Tidak ada perbedaan hasil pemeriksaan dengan NaCl 0.9% siap pakai

dengan NaCl 0.9% buatan dari garam dapur pada pemeriksaan reaksi silang

(Crossmatching).

Saran: Bagi peneliti selanjutnya agar dapat mengembangkan reagen NaCl dengan

teknik penyaringan dan sterilisasi untuk mengembangkan reagen yang memiliki

kualitas yang lebih baik.

Kata Kunci : Reaksi Silang, Crossmatching, NaCl 0.9% siap pakai, NaCl 0.9%

Garam Dapur

Daftar Pustaka : 32 buah (1994-2013)

Page 8: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Bapa, Putera-Nya Yesus Kristus

dan Roh Kudus atas penyertaan, perlindungan dan kasih setia-Nya yang selalu ada

sejak penulis lahir hingga dapat menyelesaikan penelitian dengan judul “Perbedaan

NaCl 0.9% Siap Pakai dengan NaCl 0.9% Buatan dari Garam Dapur pada

Pemeriksaan Reaksi Silang (Crossmatching) Unit Transfusi Darah Palang Merah

Indonesia (UTD PMI) Kota Kendari”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah

satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada program studi D-III Jurusan

Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Kendari.

Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini telah melewati perjalanan panjang, dan

penulis banyak mendapatkan petunjuk dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, pada kesempatan ini penulis menghaturkan terima kasih kepada Ibu Ruth

Mongan, B.Sc., S.Pd., M.Pd selaku pembimbing I dan Ibu Reni Yunus, S.Si., M.Sc

selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, kesabaran dan atas segala

pengorbanan waktu dan pikiran selama menyusun Karya Tulis Ilmiah ini. Ucapan

terima kasih penulis juga tunjukkan kepada :

1. Bapak Petrus, S.KM., M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari

2. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Sulawesi Tenggara yang

telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.

3. Kepala Unit Transfusi Darah Palang Merah Indonesia (UTD PMI) Provinsi

Sulawesi Tenggara dr. H. Ansar Sangka, M.M dan Kepala Laboratorium Arman,

Co.ATD atas kesediaan tempat dan bimbingan penelitian.

4. Ibu Ruh Mongan, B.Sc., S.Pd., M.Pd selaku Ketua Jurusan Analis Kesehatan

sekaligus Pembimbing Akademik saya. Terima kasih atas dedikasi,

pembelajaran dan bimbingan selama ini.

5. Kepada Bapak dan Ibu dewan penguji, Ibu Askrening., S.KM., M.Kes, Ibu

Fonnie E. Hasan, DCN., M.Kes, Bapak Muhaimin Saranani., S.Kep., NS., M.Sc,

yang telah memberikan arahan perbaikan demi kesempurnaan Karya Tulis

Ilmiah ini.

Page 9: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

ix

6. Bapak dan Ibu Dosen Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan,

seluruh staff dan karyawan atas pelayanan akademik yang diberikan selama

penulis menuntut ilmu.

7. Rasa Hormat, terima kasih, cinta dan penghargaan yang sebesar-besarnya

kepada kedua orang tua saya, Rupilus S. Mangalik dan bundaku Ester Timang

atas bantuan moril maupun materil, motivasi, dukungan, dan cinta kasih serta

doa untuk penulis selama menuntut ilmu sampai terselesaikannya karya tulis

ilmiah ini.

8. Teristimewa dan tak terhingga penulis ucapkan terima kasih kepada Adikku

Anjelin S. Mangalik atas motivasi, dukungan, kebanggaan, dan Doa.

9. Kepada sahabat-sahabatku Esti, Eka, Kak Sule, Kak Syarif, Kak Mhady, Kak

Hajar, Kak Dedy, Kak Astrid, Kak Rolly, Adim, Yeyen, Vinda, Swesty, Mirel,

Oliv, Liana, Kak Hans. Kepada seluruh relawan KSR-PMI Kota Kendari,

Tagana Kota Kendari, teman-teman dan senior Patelki, Imatelki dan Sion

Ministry, atas bantuan dan pengertiannya selama bertugas dan penyelesaian

Karya Tulis Ilmiah ini.

10. Seluruh teman-teman seperjuanganku Mahasiswa Analis Kesehatan Patra, Titin,

Yolda, Hilman serta teman-teman lainnya yang tidak dapat saya sebutkan satu

persatu.

Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa Karya Tulis ini masih terdapat

kekurangan dan keterbatasan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan

saran yang sifatnya membangun dari semua pihak demi kesempurnaan Karya Tulis

ini. Akhir kata, semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua

khususnya bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian selanjutnya. Tuhan

Memberkati

Kendari, Juli 2017

Penulis

Page 10: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iv

RIWAYAT HIDUP .............................................................................................. v

MOTTO .............................................................................................................. vi

ABSTRAK ........................................................................................................ vii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... x

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... iv

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................ 4

C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 4

D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Transfusi Darah ...................................... 6

B. Tinjauan Umum Tentang Reaksi Silang ....................................... 21

C. Tinjauan Umum Tentang NaCl 0.9% Siap Pakai ........................... 27

D. Tinjauan Umum Tentang NaCl 0.9% Buatan ............................... 31

BAB III KERANGA KONSEP

A. Dasar Pemikiran ............................................................................ 35

B. Kerangka Pikir ............................................................................... 36

C. Variabel Penelitian ........................................................................ 37

D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif ................................... 37

E. Hipotesis ....................................................................................... 38

BAB IV METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ............................................................................. 39

B. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 39

C. Populasi dan Sampel ..................................................................... 39

Page 11: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

xi

D. Instrument Penelitian ..................................................................... 39

E. Prosedur Pengumpulan Data ........................................................ 41

F. Jenis Data ...................................................................................... 48

G. Pengolaahan Data ......................................................................... 48

H. Analisis Data ................................................................................. 49

I. Penyajian Data .............................................................................. 50

J. Etika Penelitian ............................................................................. 50

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ............................................................................. 51

B. Pembahasan .................................................................................. 58

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................... 61

B. Saran ............................................................................................. 62

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Aglutinin- Antibodi Pada Golongan Darah Sistem ABO .............. 12

Tabel 2. Reaksi Aglutinasi Pada Golongan Darah ABO ............................. 13

Tabel 3. Aglutinasi Pada Pemeriksaan Golongan Darah RhD ..................... 14

Tabel 4. Reaksi Kesesuaian Pendonor Darah .............................................. 27

Tabel 5. Reaksi Crossmatching .................................................................... 27

Tabel 6. Komposisi Garam Dapur Menurut SNI ......................................... 33

Tabel 7. Instrumen Penelitian di Laboratorium ........................................... 47

Tabel 8 Bahan Penelitian di Laboratorium ................................................. 48

Tabel 5.1 Distribusi Hasil Pemeriksaan Reaksi Silang (Crossmatching) dengan

Menggunakan NaCl 0.9% Siap Pakai ............................................ 56

Tabel 5.2 Distribusi Hasil Pemeriksaan Reaksi Silang (Crossmatching) dengan

Menggunakan NaCl 0.9% Dari Garam Dapur ............................... 56

Tabel 5.3 Perbedaan Hasil Penggunaan NaCl 0.9% Siap Pakai Dengan NaCl

0.9% Buatan dari Garam Dapur pada Pemeriksaan Reaksi Silang

(Crossmatching) Di Laboratorium UTD PMI Kota Kendari ......... 57

Page 13: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Panduan Pengaturan Kegiatan Donor Darah .................................. 18

Gambar 2. NaCl 0.9% Bentuk Cairan Intravena .............................................. 28

Gambar 5.1 Hasil pencucian sel darah pada pemeriksaan Crossmatching

menggunakan NaCl 0.9% siap pakai (no. 1) dan NaCl 0.9% buatan

dari garam dapur (no. 2) .................................................................... 52

Gambar 5.2 Hasil pemeriksaan Crossmatching Fase I menggunakan NaCl 0.9%

siap pakai (no.1) dan NaCl 0.9% buatan dari garam dapur (no.2) ..... 53

Gambar 5.3 Hasil pemeriksaan Crossmatching Fase II menggunakan NaCl 0.9%

siap pakai (no.1) dan NaCl 0.9% buatan dari garam dapur (no.2) .... 53

Gambar 5.4 Hasil pemeriksaan Crossmatching Fase III secara Makroskopik

menggunakan NaCl 0.9% siap pakai (no.1) dan NaCl 0.9% buatan

dari garam dapur (no.2) .................................................................... 54

Gambar 5.5 Hasil pemeriksaan Crossmatching Fase III secara Mikroskopik

menggunakan NaCl 0.9% siap pakai dan NaCl 0.9% buatan dari

garam dapur ....................................................................................... 54

Gambar 5.6 Hasil pemeriksaan golongan darah menggunakan NaCl 0.9% siap

pakai (no.1) dan NaCl 0.9% buatan dari garam dapur (no.2) ............ 55

Page 14: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Permohonan Izin Penelitian dari Poltekkes Kemenkes

Kendari

Lampiran 2. Surat Izin Penelitian dari Litbang Kendari

Lampiran 3. Surat Keterangan Telah Melakukan penelitian

Lampiran 4. Surat Keteragan Bebas Pustaka

Lampiran 5. Surat Keterangan Bebas Laboratorium

Lampiran 6. Tabel Penelitian

Lampiran 7. Master Tabel Pengumpulan Data

Lampiran 8. Pengolahan Hasil penelitian (Chi-Square)

Lampiran 9. Dokumentasi Penelitian

Page 15: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Darah pada tubuh makhluk hidup secara sistematis bekerja untuk

mengantarkan oksigen dan nutrisi bagi tubuh, melindungi tubuh dari serangan

penyakit dan penyembuhan luka. Dengan perannya tersebut, kekurangan

komponen darah tentu akan mempengaruhi sistem fungsiologis tubuh. Keadaan

dimana seseorang kekurangan komponen darah seperti dijelaskan sebelumnya,

akan melatarbelakangi dilakukannya prosedur transfusi darah sesuai rujukan dan

indikasi dokter (Depkes RI, 2001).

Transfusi darah dilakukan untuk memindahkan darah donor kepada

penerima atau resipien darah sebagai usaha mengembalikan fungsi darah yang

berkurang. Pada proses transfusi darah diperlukan kontradiksi dan kewaspadaan

dalam prosedurnya. Hal ini disebabkan terdapatnya faktor resiko transfusi atau

reaksi transfusi darah. Sebuah penelitian melaporkan bahwa reaksi transfusi

yang tidak diharapkan ditemukan pada 6.6% resipien. Dimana sebagian besar

gejala berupa demam, gejala lain adalah menggigil tanpa demam, alergi,

hepatitis, reaksi hemolitik dan overload sirkulasi (sudoyo, dkk., 2006). Untuk

menghindari resiko transfusi darah maka dilakukan pemeriksaan pra transfusi

diantaranya pengujian sampel darah penerima dan pendonor. Salah satu

pemeriksaan laboratorium yang dilakukan ialah pemeriksaan Reaksi silang

(Crossmatching). Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat apakah darah

penderita sesuai dengan darah donor untuk menghindari terjadinya hemolitik

akibat reaksi incompatible (Kiswari, Rukman 2014).

Berdasarkan data UTD PMI Provinsi Sulawesi tenggara, diketahui bahwa

pada tahun 2015 dari 7353 permintaan labu darah dalam kota, pihak UTD PMI

memberikan pelayanan terhadap 6442 labu darah untuk Rumah Sakit dalam kota

dan 586 permintaan labu darah untuk permintaan dari rumah sakit luar kota. Dari

Page 16: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

2

total pelayanan labu darah tersebut terdapat 3 pasien yang mengalami kasus

incompatible. Sedangkan pada tahun 2016 dari 6597 permintaan labu darah

untuk rumah sakit dalam kota dan 691 permintaan labu darah dari luar kota,

terdapat 5 pasien yang mengalami kasus incompatible. Terjadinya kasus

incompatible dapat disebabkan kesalahan pemeriksaan darah resipient atau

pendonor, darah yang terkontaminasi, pencucian yang tidak bersih dan alasan

lainnya.

Prosedur pencucian sel darah dalam tahapan pemeriksaan reaksi silang

sangat diperlukan. Tahapan ini akan menghilangkan sel rapuh maupun zat

pengganggu yang dapat mengakibatkan kesalahan dalam pemeriksaan. NaCl

0.9% menjadi bahan utama yang digunakan dalam prosedur pencucian sel darah

tersebut. Pengguaan NaCl 0.9% disebabkan oleh larutan tersebut bersifat

isotonis. Larutan isotonis yang mempunyai komposisi yang sama dengan cairan

tubuh, sehingga sel tidak pecah atau mengkerut dan tetap stabil pada bentuk

yang sama seperti biasa. Dalam hal ini, peneliti melihat terdapat jenis NaCl 0.9%

siap pakai dan NaCl 0.9% yang dibuat terlebih dahulu sebelum digunakan. NaCl

0.9% siap pakai yang berupa cairan intravena lebih umum digunakan pada

pemeriksaan laboratorium. Namun NaCl 0.9% juga dapat dibuat, baik dari

serbuk NaCl murni ataupun dari garam dapur (Sherwood, 2001).

NaCl 0.9% siap pakai selain digunakan sebagai bahan pemeriksaan

laboratorium juga digunakan sebagai pelarut injeksi, pembersih luka serta

digunakan sebagai terapi intravena ketika tubuh kehilangan cairan isotonis.

Pemanfaatan NaCl 0.9% siap pakai dalam jumlah yang besar membuat

jumlahnya terbatas. Untuk mengatasi kekurangan ketersediaan NaCl, rumah

sakit, klinik kesehatan dan laboratorium besar memperoleh NaCl 0.9% melalui

pemesanan kepada produsen atau toko kesehatan secara langsung. Namun hal ini

kadang sulit dilakukan oleh laboratorium pendidikan terutama karena

penggunaan NaCl 0.9% yang tidak berlangsung kontinyu seperti pihak

disebutkan diatas (Hasibuan, dkk. 2014). Keterbatasan dalam penyuplaian NaCl

Page 17: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

3

0.9% siap pakai dalam pemeriksaan laboratorium terutama pada laboratorium

pendidikan, menjadi salah satu alasan diperlukannya alternatif bahan lain dengan

efektifitas yang sama untuk digunakan digunakan dalam pemeriksaan. Hal ini

didukung oleh peraturan menteri kesehatan RI nomor 43 tahun 2013, dimana

reagen buatan diperlukan sebagai alternatif dalam melakukan pemeriksaan

apabila tidak tersedianya reagen komersial (Permenkes RI, 2013).

Sebagai alternatif NaCl dengan kadar 0.9% dapat dibuat melaui

penimbangan NaCl sebesar 0.85 gram dalam 100 mL aquadest. Garam NaCl

yang dapat digunakan dan beredar dipasaran saat ini ada beberapa macam,

diantaranya adalah garam murni keluaran pabrikan yang dibuat untuk kebutuhan

bahan kimia pada laboratorium industri dan kesehatan. Jenis NaCl lainnya

adalah garam dapur yang dikenal secara umum sebagai salah satu bumbu dapur.

Selain karena mudah ditemukan dan penyuplaian bahan yang tidak sulit, garam

dapur dapat digunakan sebagai salah satu alternatif bahan pembuatan NaCl 0.9%

sebab dalam peraturan standarisasi nasional dikatakan bahwa garam dapur

minimal mengandung 94.9% kadar NaCl. Unsur lain seperti sulfat, magnesium

dan kalsium maksimum sebesar 2% dan kotoran kecil lainnya sebesar 1%

(Badan standarisasi nasional, 2000). Dengan kadar NaCl melebihi 90% ini

dianggap dapat digunakan sebagai salah satu sumber NaCl.

Sebelumnya, penggunaan NaCl dari garam dapur pada pemeriksaan

laboratorium juga telah digunakan pada pemeriksaan telur cacing metode natif

(NaCl 0.9%) atau metode apung (NaCl jenuh kadar 33%). Dalam jurnal

mengenai Studi Efisiensi Bahan Untuk Pemeriksaan Infeksi Kecacingan Metode

Flotasi Naci Jenuh Menggunakan Naci Murni dan Garam Dapur oleh Didik

Sumanto tahun 2013, menunjukkan hasil penelitian bahwa garam dapur dalam

penelitian tersebut dikatakan dapat digunakan untuk menemukan ada tidaknya

telur cacing dalam sampel yang diperiksa. Meskipun NaCl dari garam murni

memiliki efektifitas dan kualitas yang lebih baik dalam pemeriksaan

laboratorium jika dibandingkan dengan NaCl dari garam dapur. Namun

Page 18: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

4

pembuatan NaCl dari garam dapur menunjukkan keunggulan dalam efisiensi

biaya dan kemudahan mendapatkan bahan baku. Selain itu penggunaan reagen

buatan memiliki keuntungan diantaranya dapat dibuat segar sehingga tidak

memerlukan pengawet, bila reagen terkontaminasi atau rusak dapat segera

diganti dengan reagen baru tanpa perlu menuggu pengiriman, serta memberikan

penghematan kepada laboratorium. Namun juga memiliki kerugian yaitu tidak

melalui uji quality control dan tidak dapat ditentukan stabilitasnya.

Oleh karena hal tersebut melatar belakangi peneliti untuk mengambil judul

penelitian di atas dan mendorong peniliti untuk mengetahui apakah terdapat

perbedaan hasil pemeriksaan reaksi silang (Crossmatching) dengan penggunaan

NaCl 0.9% siap pakai dengan NaCl 0.9% dari garam dapur.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan yaitu

adakah perbedaan NaCl 0.9% siap pakai dengan NaCl 0.9% buatan dari garam

dapur pada pemeriksaan reaksi silang (Crossmatching) unit transfusi darah PMI

Kota Kendari?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui perbedaan NaCl 0.9% siap pakai dengan NaCl 0.9%

buatan dari garam dapur pada pemeriksaan reaksi silang (Crossmatching)

unit transfusi darah PMI Kota Kendari.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui hasil pemeriksaan reaksi silang (Crossmatching) transfusi

darah dengan larutan NaCl 0.9% siap pakai di unit transfusi darah

PMI Kota Kendari.

b. Mengetahui hasil pemeriksaan reaksi silang (Crossmatching) transfusi

darah dengan larutan NaCl 0.9% buatan dari garam dapur di unit

transfusi darah PMI Kota Kendari.

Page 19: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

5

c. Menganalisis Perbedaan NaCl 0.9% siap pakai dengan NaCl 0.9%

buatan dari garam dapur pada pemeriksaan reaksi silang

(Crossmatching) unit transfusi darah PMI Kota Kendari?

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti, dapat dijadikan sebagai media latihan untuk mengaplikasikan

kembali teori serta praktik yang pernah dipelajari selama mengikuti

perkuliahan dan dapat menambah wawasan berfikir mengenai pengaruh

larutan NaCl pada pemeriksaan reaksi silang (Crossmatching) transfusi

darah.

2. Bagi jurusan analis kesehatan, hasil penelitian diharapkan dapat menjadi

dokumen akademik dan sebagai salah satu bahan referensi bagi peneliti lain

yang bermanfaat untuk melakukan penelitian dibidang imunhematologi

dimasa yang akan datang.

3. Bagi tenaga laboratorium, dapat memberikan informasi atau masukan dan

pertimbangan bagi tenaga laboratorium/ para klinisi tentang pemeriksaan

golongan darah metode Crossmatching transfusi darah dan dalam memilih

reagen dengan tepat.

4. Bagi masyarakat umum, dapat memberikan dan menambah informasi serta

pengetahuan umum mengenai pemeriksaan reaksi silang (Crossmatching)

transfusi darah.

Page 20: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Transfusi Darah

1. Transfusi Darah

a. Definisi Transfusi Darah

Transfusi darah ialah pemindahan darah dari donor ke dalam

peredaran darah resipien (Latief et al, 2007). Darah dan berbagai

komponen darah dapat ditransfusikan secara terpisah sesuai dengan

kebutuhan. Darah tersusun dari berbagai komponen diantaranya eritrosit

(red blood cells), trombosit, kriopresipitat, dan plasma segar beku (fresh

frozen plasma). Komponen darah yang ditransfusikan sesuai dengan

yang diperlukan akan mengurangi kemungkinan reaksi transfusi,

circulatory overload dan penularan infeksi yang terjadi dibandingkan

dengan transfusi darah lengkap (Bermawi, 2010).

Transfusi darah merupakan bagian pelayanan kesehatan utama

dalam sistem perawatan kesehatan dan individu yang menyumbangkan

darah mereka, memberikan kontribusi yang unik bagi kesehatan yang

menyelamatkan jutaan nyawa dan kelangsungan hidup orang lain setiap

tahun, memungkinkan intervensi medis dan bedah yang semakin

merumitkan dan secara dramatis meningkatkan harapan hidup dan

kualitas hidup pasien dengan berbagai kondisi akut dan kronis (WHO,

2010).

Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 7 tahun 2011, pelayanan

darah adalah suatu upaya pelayanan kesehatan yang memanfaatkan

darah manusia sebagai bahan dasar dengan tujuan kemanusiaan dan

tidak untuk tujuan komersial. Sedangkan, pelayanan transfusi darah

merupakan suatu upaya pelayanan kesehatan yang meliputi

perencanaan, pengerahan dan pelestarian (recruitment) donor darah,

Page 21: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

7

penyediaan darah, pendistribusian darah, dan tindakan medis pemberian

darah kepada pasien untuk tujuan penyembuhan penyakit dan

pemulihan kesehatan (PP RI No.7, 2011).

Menurut Astuti dan Laksono (2013), transfusi darah adalah suatu

proses menyalurkan darah atau produk darah dari satu orang ke sistem

peredaran darah orang lainnya. Transfusi darah berhubungan dengan

kondisi medis seperti kehilangan darah dalam jumlah besar disebabkan

oleh trauma, operasi, syok dan tidak berfungsinya organ pembentukan

sel darah merah. Penggunaan darah berguna bagi keperluan pengobatan

dan untuk mendapatkan darah yang aman dan baik, kegiatan transfusi

harus dilakukan dengan sebaik mungkin sesuai dengan standar yang

telah ditetapkan supaya dapat menjamin keamanan darah. Kegiatan

tranfusi darah meliputi beberapa tahap antaranya adalah pengerahan

donor, penyumbangan darah, pengambilan, pengamanan, pengolahan,

penyimpanan, dan penyampaian darah kepada pasien. Demikian juga

donor darah juga tetap selalu sehat dan harus memenuhi syarat-syarat

donor (Astuti dan Laksono, 2013).

b. Komponen Darah

Fungsi utama darah dalam sirkulasi adalah sebagai media

transportasi, pengaturan suhu, pemeliharaan keseimbangan cairan, serta

keseimbangan basa eritrosit selama hidupnya tetap berada dalam tubuh.

Fungsi ini dapat berjalan akibat terdapatnya komponen penyusun dalam

darah (Pearce, Evelyn C., 2008).

Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu

plasma darah dan sel darah. Sel darah terdiri dari tiga jenis yaitu

eritrosit, leukosit dan trombosit. Sekitar 55% bagian darah adalah

plasma darah, sedang 45% sisanya terdiri dari sel darah (Kiswari,

Rukman., 2014). Pada pemanfaantan komponen darah dalam transfusi,

darah dari pendonor akan diproduksi menjadi komponen untuk

Page 22: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

8

memfasilitasi perbedaan terapi pasien, misalnya eritrosit, protein

plasma, atau trombosit. Tujuan dari pembuatan komponen adalah untuk

mempertahankan keawetan dan fungsi, serta mencegah perubahan atau

kontaminasi yang merugikan. hal ini juga dilakukan untuk melakukan

efisiensi pemanfaatan transfusi darah sesuai dengan indikasi yang

dibutuhkan.

1) Plasma Darah

Plasma darah merupakan cairan didalam darah yang

mengandung ion (natrium, kalium, magnesium, klorida dan

bikarbon), protein plasma (albumin dan fibrinogen). Fungsi dari

Ion dan protein plasma adalah keseimbangan osmotik (Williams,

2007).

Plasma darah pada dasarnya adalah larutan air yang

mengandung: albumin, bahan pembeku darah, immunoglobin

(antibodi), hormon, berbagai jenis protein, berbagai jenis garam

(Pearce, Evelyn C., 2008).

Plasma pada prosedur transfusi darah dibuat dan dapat

disimpan dalam keadaan cair pada 1-6˚C atau dibekukan agar awet.

Dalam keadaan cair pada suhu lemari es, akan kehilangan faktor

pembekuan labil. Terutama faktor VIII dan faktor V. Plasma beku

segar dipisahkan dari eritrosit dan disimpan pada suhu -18˚C dalam

waktu 8 jam setelah koleksi.

2) Sel Darah

Sel darah atau disebut sebagai bagian korpuskuli, merupakan

elemen seluler dalam darah, yang terdiri atas sel darah merah

(eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan trombosit (platelet).

a) Sel darah merah atau eritrosit (sekitar 99%). Eritrosit tidak

mempunyai nukleus sel ataupun organela, dan tidak dianggap

sebagai sel dari segi biologi. Eritrosit mengandung hemoglobin

Page 23: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

9

dan mengedarkan oksigen. Sel darah merah juga berperan

dalam penentuan golongan darah. Orang yang kekurangan

eritrosit menderita penyakit anemia. Keping-keping darah atau

trombosit (0,6 - 1,0%), bertanggung jawab dalam proses

pembekuan darah.

Eritrosit pada prosedur transfusi dibuat dari darah

keseluruhan (whole blood) dengan sentrifugasi dan

menghilangkan plasma. Larutan yang paling umum digunakan

sebagai antikoagulan adalah CPDA-1. Antikoagulan ini

dilengkapi dengan dekstrosa dan adenin. Eritrosit dengan

CPDA-1 dapat disimpan selama 35 hari pada suhu 1-6˚C.

Selama penyimpanan, eritrosit mengalami penuaan perubahan

serupa yang terjadi di dalam tubuh (in vivo), sehingga sebagian

sel darah merah yang ditransfusikan akan dengan cepat

dimusnahkan oleh limpa pasien.

b) Sel darah putih atau leukosit (0,2%) Leukosit bertanggung

jawab terhadap sistem imun tubuh dan bertugas untuk

memusnahkan benda-benda yang dianggap asing dan

berbahaya oleh tubuh, misal virus atau bakteri. Leukosit

bersifat amuboid atau tidak memiliki bentuk yang tetap. Orang

yang kelebihan leukosit menderita penyakit leukimia,

sedangkan orang yang kekurangan leukosit menderita penyakit

leukopenia. Leukosit tersusun atas sel bergranula dan tidak

bergranula. Sel leukosit bergranula yaitu basofil, eusinofil dan

neutrofil, sedang sel yang tidak bergranula ialah limfosit dan

monosit. Granulosit sebagai bagain leukosit dapat dibuat

dengan aferesis. Granulosit dapat disimpan pada suhu kamar

hingga 24 jam.

Page 24: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

10

c) Trombosit

Trombosit adalah sel darah yang berperan penting dalam

hemostasis. Trombosit melekat pada lapisan endotel pembuluh

darah yang luka dengan membentuk plug trombosit. Jumlah

trombosit dalam tubuh ialah 150.000- 350.000/mL darah.

Konsentrat trombosit (platelet concentrate, PC) pada

transfusi darah dibuat dari darah utuh dengan sentrifugasi

plasma yang kaya trombosit. Konsentrasi trombosit harus

mengandung setidaknya 5.5 x 10 10

trombosit per unit.

Disimpan pada suhu kamar (20-24˚C) karena trombosit yang

disimpan pada sushu 1-6˚C telah sangat berkurang

keberlangsungan hidupnya pascatransfusi.

2. Golongan Darah

Golongan darah merupakan ciri khusus darah dari suatu individu

karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan

membran sel darah merah. Golongan darah ditentukan oleh jumlah zat

(kemudian disebut antigen) yang terkandung di dalam sel darah merah

(Fitri, 2007).

Sejarah golongan darah dimulai pada permulaan abad (1900 dan

1901) oleh K. Landsteiner yang menemukan bahwa penggumpalan darah

(aglutinasi) kadang- kadang terjadi apabila eritrosit (sel darah merah)

seseorang dicampur dengan serum darah orang lain. Akan tetapi, pada orang

lain campuran tadi tidak mengakibatkan penggumpalan darah. Berdasarkan

reaksi tersebut, maka Landsteiner membagi darah menjadi tiga golongan,

yaitu A, B dan O. Golongan yang keempat jarang dijumpai, yaitu golongan

darah AB, yang ditemukan oleh dua orang mahasiswa Landsteiner yang

bernama A. V Von Decastello dan A. Strulli pada tahun 1902.

Penggolongan darah ABO berdasarkan pada ada tidaknya antigen-

antibodi didalam darah seseorang. Antigen (zat asing) yang berbentuk

Page 25: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

11

berupa aglutinogen (zat yang menggumpalkan), sedangkan antibodi

(pelawan antigen) yang dibentuk berupa aglutinin (zat yang digumpalkan).

Baik zat yang menggumpalkan dan digumpalkan merupakan suatu protein.

Selain golongan darah ABO, dikenal pula golongan darah rhesus yang

ditemukan oleh Landsteiner dan Weiner (1940). Kedua ahli ini

menyuntikkan sel darah kera Manca mullata ke dalam tubuh kelinci dan

marmut, kemudian membentuk antibodi terhadap antigen rhesus dalam

serum darahnya. Anti serum dari kelinci ini, jika disuntikkan ke dalam

tubuh kera akan menyebabkan penggumpalan eritrosit. Anti serum dari

kelinci itu kemudian digunakan untuk menguji darah manusia dengan hasil

ditemukannya sitem golongan darah Rh+ dan Rh-.

Golongan darah menurut sistem A-B-O dapat diwariskan dari orang

tua kepada anaknya. Secara umum, golongan darah O adalah yang paling

umum dijumpai didunia, meskipun di beberapa negara seperti Swedia dan

Norwegia, golongan darah A lebih dominan. Antigen A lebih umum

dijumpai dibanding antigen B. Karena golongan darah AB memerlukan

keberadaan dua antigen, A dan B, golongan darah ini adalah jenis yang

paling jarang dijumpai di dunia (Alrasyid, 2010).

Insidens yang mengalami Inkompatibilitas Rhesus (yaitu rhesus

negatif) adalah 15% pada ras berkulit putih dan 5% berkulit hitam, jarang

pada bangsa Asia. Rhesus negatif pada orang Indonesia jarang terjadi,

kecuali adanya perkawinan dengan orang asing yang bergolongan rhesus

negatif. Pada wanita Rhesus negatif yang melahirkan bayi pertama Rhesus

positif, risiko terbentuknya antibodi sebesar 8%. Sedangkan insidens

timbulnya antibodi pada kehamilan berikutnya sebagai akibat sensitisitas

pada kehamilan pertama sebesar 16%. Tertundanya pembentukan antibodi

pada kehamilan berikutnya disebabkan oleh proses sensitisasi, diperkirakan

berhubungan dengan respons imun sekunder yang timbul akibat produksi

Page 26: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

12

antibodi pada kadar yang memadai. Kurang lebih 1% dari wanita akan

tersensitasi selama kehamilan, terutama trimester ketiga (Darmawati, 2005).

Pemeriksaan golongan darah mempunyai berbagai manfaat dan

mempersingkat waktu dalam identifikasi. Golongan darah penting untuk

diketahui dalam hal kepentingan transfusi, donor yang tepat serta

identifikasi pada kasus kedokteran forensik seperti identifikasi pada

beberapa kasus kriminal. Kesesuaian golongan darah sangatlah penting

dalam transfusi darah. Jika darah donor mempunyai faktor (A atau B) yang

dianggap asing oleh resipien, protein spesifik yang disebut antibodi yang

diproduksi oleh resipien akan mengikatkan diri pada molekul asing tersebut

sehingga menyebabkan sel-sel darah yang disumbangkan menggumpal.

Penggumpalan ini dapat membunuh resipien (Azmielvita, 2009).

a. Golongan Darah Sistem ABO

Sistem ABO terdiri dari dua antigen, yaitu A dan B, yang

merupakan produk tidak langsung dari A dan B alel dari gen ABO. Alel

O, tidak menghasilkan antigen dan bersifat resesif terhadap A dan B.

Terdapat 4 fenotipe pada sistem ABO, yaitu A, B, AB dan O. Fenotipe

A adalah hasil dari genotipe A/A atau A/O, fenotipe B dari B/B atau

B/O, AB dari A/B dan O dari O/O. Sistem golongan darah ABO sangat

penting dalam transfusi darah, ketidakcocokan sistem ABO paling

sering menimbulkan gejala hemolitik dan mungkin juga disseminated

intravaskular coagulation (DIC), gagal ginjal, dan kematian.

Tabel 1. Antigen- antibodi pada golongan darah ABO

Golongan

Darah

Aglutinogen (antigen)

pada Eritrosit

Aglutinin (antibodi)

plasma darah

A A B

B B A

AB A & B -

O - A & B

Sumber : Kiswari, Rukman. (2014). Hematologi dan transfusi, hal.

285

Page 27: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

13

Tabel 2. Reaksi Aglutinasi pada golongan darah ABO

Anti A Anti B Anti AB Anti D (Rh) Gol. Darah

+ - + + A +

- + + + B +

+ + + + AB +

- - - + 0 +

Sumber : Kiswari, Rukman. (2014). Hematologi dan transfusi,

hal. 285

Ketidakcocokan pada sistem ABO dapat dibedakan menjadi :

1) Ketidakcocokan mayor, yaitu antibodi darah penerima akan

menghancurkan eritrosit donor. Misalnya : golongan darah A

mendonor kepada golongan darah O, B kepada A, A kepada B, atau

B kepada O.

2) Ketidakcocokan minor, yaitu antibodi dalam darah donor akan

menghancurkan eritrosit penerima. Misalnya golongan darah O

mendonor kepada A dan O kepada B.

Ketidakcocokan mayor dalam transfusi darah harus dihindari,

sedangkan ketidakcocokan minor biasanya dapat diabaikan dengan

catatan titer antibodi ABO donor. Namun demikian, dalam praktek

ketidakcocokan golongan darah antara donor dengan penerima harus

mutlak sama. Tanda- tanda kerusakan eritrosit mungkin akan terlihat

sama dengan gejala dan tanda pada anemia hemolitik (Kiswari, Rukman

2014).

b. Golongan Darah Sistem Rhesus

Golongan darah Rh adalah salah satu golongan darah yang paling

kompleks pada manusia. Antigen golongan darah Rh adalah protein.

Gen RhD mengkode antigen D, yang merupakan proteinbesar pada

membran sel darah merah. Beberapa orang memiliki versi dari gen yang

tidak menghasilkan antigen D, oleh karena itu protein RhD tidak

ditemukan pada darah mereka.

Page 28: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

14

Pentingnya golongan darah Rh berkaitan dengan fakta bahwa

antigen Rh sangat imunogenik. dalam kasus antigen D, individu yang

tidak menghasilkan antigen D akan memproduksi anti-D jika mereka

menghadapi antigen D saat darah ditransfusikan. Hal ini menyebabkan

reaksi transfusi hemolitik, atau sel darah merah pada janin

menyebabkan hemolitik pada bayi baru lahir (hemolitic disease of

newborn, HDN). Rhesus positif (Rh+) adalah seseorang yang

mempunyai antigen Rhesus pada eritrositnya. Sedangkan Rhesus

negatif (Rh-) adalah seseorang yang tidak mempunyai antigen Rhesus

pada eritrositnya. Tidak seperti pada sistem ABO di mana seseorang

yang tidak mempunyai antigen A atau B akan mempunyai antibodi

yang berlawanan dalam plasmanya, maka pada sistem Rhesus

pembentukan antibodi hampir selalu oleh suatu paparan baik dari

transfusi atau dari kehamilan. Anti- D merupakan antibodi imun tipe

IgG, dimana antibodi IgG dapat melewati plasenta dan masuk kedalam

sirkulasi janin, sehingga janin dapat mengalami hemolisis (Kiswari,

Rukman 2014).

Tabel 3. Aglutinasi pada pemeriksaan golongan darah RhD

Aglutinasi Gol. Darah

+ Rhesus Positif (Rh+)

- Rhesus Negatif (Rh -)

Sumber : Kiswari, Rukman. (2014). Hematologi dan transfusi,

hal. 285

3. Donor Darah

Donor darah adalah orang yang menyumbangkan darah mereka secara

sukarela kepada orang lain yang memang memerlukan suplai darah dari luar

tubuh dengan tujuan untuk membantu atau menyelamatkan nyawa mereka.

Ini karena, sampai saat ini darah belum bisa di sintesis pada kondisi

penyakit- penyakit tertentu sehingga harus diambil dari orang lain dan

transfusi pada penderita (PMI, 2013).

Page 29: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

15

Menurut World Health Organisation (WHO), terdapat tiga tipe donor

darah yaitu, donor sukarela yang tidak dibayar, donor keluarga atau

pengganti dan donor komersial atau profesional (WHO, 2009). Donor

Sukarela yang tidak dibayar adalah Orang yang mendonorkan darah, plasma

atau komponen-komponen darah atas permintaaan diri sendiri. Mereka tidak

menerima pembayaran apa-apa, baik dalam bentuk uang tunai atau barang

yang dapat dianggap sebagai pengganti uang.

Donor keluarga atau pengganti adalah orang yang memberikan darah

saat dibutuhkan oleh anggota keluarga donor sendiri, teman atau

masyarakat. Dalam sistem ini, darah yang dibutuhkan oleh pasien dikumpul

dari satu atau lebih donor dari dalam keluarga pasien sendiri atau

masyarakat. Dalam kebanyakan kasus, keluarga pasien diminta oleh

pegawai rumah sakit untuk mendonorkan darah, namun dalam beberapa

pengaturan itu adalah wajib bagi setiap pasien yang membutuhkan transfusi

untuk menyediakan sejumlah darah dari donor pengganti saat masuk ke

rumah sakit, saat gawat darurat atau sebelum operasi yang direncanakan.

Donor komersial atau profesional, adalah orang yang menerima uang

atau imbalan lain (bentuk pembayaran lain) atas darah yang mereka

sumbangkan. Mereka sering menyumbangkan darah secara teratur dan

bahkan mereka mungkin membuat suatu perjanjian dengan bank darah

untuk menyediakan darah untuk mendapat imbalan yang telah disepakati.

Donor komersial atau profesional umumnya termotivasi oleh apa yang akan

mereka terima untuk darah mereka bukan oleh keinginan untuk membantu

orang lain.

Dalam melakukan donor darah, para pendonor darah dituntut untuk

memenuhi syarat donor darah. Syarat ini diperlukan utuk menjamin kualitas

darah, menjaga keselamatan dan kesehatan pendonor dan penerima darah.

Syarat-syarat tersebut diantaranya, ialah sebagai berikut (PMI 2013):

Page 30: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

16

a) Antara usia 17-60 tahun (pada usia 17 tahun diizinkan untuk menjadi

donor apabila mendapat izin tertulis dari orang tua. Sampai usia tahun

60 donor masih dapat mendonorkan darahnya dengan jarak

penyumbangan 3 bulan atas pertimbangan dokter).

b) Berat badan minimum 45 kg.

c) Temperatur tubuh: 36.6 – 37.5°C (oral).

d) Tekanan darah baik, yaitu nilai sistole antara 110-160 mmHg dan

diastole antara 70 - 100 mmHg. Denyut nadi teratur 50 - 100 kali/

menit.

e) Kadar Hemoglobin bagi wanita harus minimal 12.0 gr %, dan pada pria

minimal 12.5 gr %.

f) Jumlah penyumbangan dalam setahun paling banyak 4 kali dengan

jarak penyumbangan sekurang kurangnya 3 bulan. Keadaan ini harus

sesuai dengan keadaan umum donor.

Terdapat beberapa keadaan dimana seseorang tidak boleh menjadi

donor antaranya seperti di bawah ini (PMI, 2013):

a) Pernah menderita hepatitis.

b) Dalam jangka waktu 24 jam sesudah vaksinasi polio, influenza, cholera,

tetanus dipteria atau profilaksis.

c) Dalam jangka waktu 72 jam sesudah operasi gigi.

d) Dalam jangka waktu 1 minggu sesudah gejala alergi menghilang.

e) Dalam jangka waktu 2 minggu sesudah vaksinasi virus hidup parotitis

epidemica, measles, tetanus toxin.

f) Dalam jangka waktu 6 bulan sesudah kontak erat dengan penderita

hepatitis, sesudah transfusi, sesudah tattoo/tindis telinga dan sesudah

operasi kecil.

g) Dalam jangka waktu 12 bulan sesudah operasi besar.

h) Dalam jangka waktu 1 tahun sesudah injeksi terakhir imunisasi rabies

terapeutik dan sesudah transplantasi kulit.

Page 31: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

17

i) Sedang hamil dan dalam jangka waktu 6 bulan sesudah persalinan atau

sedang menyusui.

j) Ketergantungan obat atau alkoholisme akut dan kronik.

k) Menderita Sifilis, tuberkulosa secara klinis, epilepsi dan sering kejang,

dan penyakit kulit pada vena (pembuluh darah balik) yang akan ditusuk.

l) Mempunyai kecenderungan perdarahan atau penyakit darah, misalnya

defisiensi G6PD, thalasemia, polibetemiavera.

m) Seseorang yang termasuk kelompok masyarakat yang mempunyai

risiko tinggi untuk mendapatkan HIV/AIDS (homoseks, morfinis,

berganti-ganti pasangan seks, pemakai jarum suntik tidak steril).

n) Pengidap HIV/ AIDS menurut hasil pemeriksaan pada saat donor darah.

Kesuksesan dalam pengelolaan pelayanan darah sangat tergantung

pada tersedianya donor darah, fasilitas sarana dan prasaran, tenaga,

pembiayaan, dan metode pengumpulan. Oleh karena itu, pengelolaannya

harus dilakukan secara terstandar, terpadu dan berkesinambungan serta

dilaksanakan secara terkoordinasi antara pemerintah, pemerintah daerah,

dan partisipasi aktif masyarakat yang termasuk organisasi sosial. Di

Indonesia, Palang Merah Indonesia (PMI) adalah suatu organisasi sosial

yang bergerak fungsinya di bidang kepalangmerahan, khususnya di bidang

pelayanan transfusi darah (PP RI No 7/2011). Menurut PMI tahun 2009,

pengelolaan darah adalah suatu usaha untuk mendapatkan darah sampai

dengan kondisi siap pakai untuk orang sakit yang meliputi antara lain (PMI,

2009):

a. Rekruitmen donor

b. Pengambilan darah donor

c. Pemeriksaan uji saring

d. Pemisahan darah menjadi komponen darah

e. Pemeriksaan golongan darah

f. Pemeriksaan kecocokan darah donor dengan pasien

Page 32: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

18

g. Penyimpanan darah

h. Biaya lain-lain.

Setelah merekrut donor, keamanan suplai darah tergantung pada

seleksi calon donor oleh petugas terlatih dari bank darah. Terdapat beberapa

tahapan atau jalur yang harus melewati oleh semua calon donor sebelum dan

setelah mendonor darah seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1 (Ahmed

dan Senthil., 2013).

Gambar 1. Panduan Pengaturan Kegiatan Donor Darah

Sumber: Ahmed N. Dan Senthil K.R., 2013

4. Resipien Darah

Transfusi adalah proses pemindahan darah atau komponen darah dari

seseorang (donor) ke orang lain (resipien). Resipien merupakan seseorang

yang menerima transfusi darah dari orang lain. Hanya orang – orang yang

berada dalam kondisi kesehatan yang baik saja yang dapat diterima sebagai

donor darah untuk digunakan dalam terapi. Riwayat kesehatan penerima dan

calon donor menjadi pertimbangan utama dalam pemeberian transfusi darah.

Keputusan melakukan transfusi harus selalu berdasarkan penilaian yang

tepat dari segi klinis penyakit dan hasil pemeriksaan laboratorium. Seseorang

membutuhkan darah bila jumlah sel komponen darahnya tidak mencukupi

Page 33: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

19

untuk menjalankan fungsinya secara normal. Untuk sel darah merah

indikatornya adalah kadar hemoglobin (Hb). Indikasi transfusi secara umum

adalah bila angka Hb menunjukkan kurang dari 7g/dl (Hb normal pria 14-16

g/dl. perempuan 12-14g/dl) . Faktor penting dalam pemberian transfusi

darah:

a) Sebelum transfusi, dokter harus menentukan jenis serta jumlah kantung

darah yang akan diberikan. Oleh karena itu klien harus menjalani

pemeriksaan laboratorium darah lengkap terlebih dahulu, untuk

mengetahui terutama kadar Hb. Dari keadaan klinis klien serta

pemeriksaan darah, dokter dapat menentukan secara pasti apakah klien

menderita anemia atau tidak, serta jenis transfusi. Misalnya klien

dengan kadar trombosit yang sangat rendah jenis transfusi yang akan

dipilih adalah transfusi trombosit.

Selain itu klien juga ditimbang berat badannya karena akan ikut

menentukan jumlah darah yang akan diberikan. Dokter juga perlu

menetapkan target kadar Hb yang ingin dicapai setelah transfusi. Hal

tersebut disebabkan karena selisih antara target kadar Hb dengan Hb

sebelum ditransfusi berbanding lurus dengan jumlah darah yang akan

ditransfusi.

b) Selama transfusi, dalam pemberiannya transfusi harus diberikan secara

bertahap, sedikit demi sedikit, karena dapat menyebabkan gagal jantung

akibat beban kerja jantung yang bertambah secara mendadak.

c) Golongan darah dan rhesus. Kedua faktor tersebut harus sama antara si

pendonor dan resipien. Manusia mempunyai tipe-tipe antigenik tertentu

dikategorikan sebagai golongan darah atau tipe. Golongan darah terdiri

dari A, B, AB, dan O. Seseorang memiliki antibody terhadap plasma

dari golongan darah yang lain. Seseorang dengan golongan darah A

tidak dapat menerima golongan darah B dan sebaliknya. Golongan

darah O akan disertai antibody terhadap A dan B sedangkan golongan

Page 34: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

20

darah AB tidak akan menyebabkan timbulnya antibody terhadap

golongan darah lain.

Resipient universal adalah orang dengan jenis golongan darah yang

dapat menerima transfusi darah dari orang dengan golongan darah jenis

apapun. Contoh resipien universal adalah yang memiliki golongan darah AB

positif, dimana golongan darah ini tidak menghasilkan antibodi terhadap

antigen golongan darah A dan B sehingga golongan darah AB positif dapat

menerima transfusi darah dari orang bergolongan darah A, B, O dan AB. Di

sisi lain, seseorang resipien universal justru tidak dapat mendonorkan

darahya kepada golongan darah manapun selain golongan darah AB postif

itu sendiri.

Tindakan transfusi darah atau komponennya bukanlah tindakan tanpa

risiko. Seperti lazimnya tindakan medis lainnya. Transfusi darah memiliki

risiko tersendiri. Risiko tersebut antara lain, reaksi imunologis, reaksi non

imunologis dan penularan penyakit. Reaksi transfusi yang sering timbul

adalah reaksi alergi, reaksi hemolitik dan reaksi febris. Reaksi febris berupa

nyeri kepala, menggigil dan gemetar tiba-tiba,suhu meningkat. Reaksi alergi

berupa reaksi alergi berat (anafilaksis), jarang urtikaria kulit,

bronskospasmo moderat, edema larings. Reaksi hemolitik berupa

intravaskuler (hemolisis dalam sirkulasi darah, perdarahan tidak terkontrol

dan gagal ginjal) dan ekstravaskuler (timbul penurunan tiba-tiba kadar

hemoglobin pasca transfusi). Untuk mengurangi resiko transfusi maka

dilakukan indikasi trasfusi darah kepada resipien dengan terapi komponen

darah.

Indikasi pemberian komponen darah disesuaikan dengan kebutuhan

resipien, misalnya darah lengkap berguna untuk meningkatkan jumlah sel

darah merah dan volume plasma dalam waktu yang bersamaan, contoh pada

saat perdarahan aktif dengan kehilangan darah lebih dari 25- 30%. Sel darah

merah pekat digunakan untuk meningkatkan jumlahs el darah merah pada

Page 35: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

21

pasien yang menunjukkan gejala anemia, yang memerlukan sel darah merah

pembawa oksigen saja. Contohnya pada pasien dengan gagal ginjal atau

anemia karena keganasan. Pemberian trombosit diindikasikan kepada pasien

dengan kasus perdarahan karena trombositopenia atau trobositopati.

Trombosit juga diindikasikan kepada pasien yang akan melakukan operasi

atau prosedur awal invasi dengan trombosit.

Untuk keluarga resipien, permintaan darah hanya bisa dilayani apabila

terdapat rujukan oleh dokter penanggung jawab pasien di rumah sakit dan

melalui prosedur sebagai berikut :

a) Membawa formulir permintaan darah dari RS yang mencantumkan

tanggal perintaan, identitas pasien (nama lengkap, usia, jenis kelamin,

alamat, nomor register rumah sakit, ruang rawat pasien), nama rumah

sakit, nama dan tanda tangan dokter, kondisi pasien, jenis permintaan

darah.

b) Membawa contoh spesimen darah

c) Identitas pada formulir haruslah sama dengan label contoh darah

d) Dilakukan pemeriksaan golongan darah

e) Dilakukan pemeriksaan uji cocok serasi antara darah reipien dan darah

donor

f) Membayar biaya pengganti pengolahan darah

g) Darah diserahkan kepada petugas RS

B. Tinjauan Umum Tentang Reksi Silang (Crossmatching)

Crossmatching adalah suatu jenis pemeriksaan yang dilakukan sebelum

pelaksanaan transfusi darah. Tujuannya adalah untuk melihat apakah darah dari

pendonor cocok dengan penerima (resipient). Hal ini dilakukan untuk mencegah

terjadinya reaksi transfusi hemolitik. Selain itu juga, untuk konfirmasi golongan

darah. Crossmatching darah dalam transfusi kedokteran, mengacu pada

pengujian kompleks yang dilakukan sebelum transfusi darah, untuk menentukan

apakah darah donor kompatibel dengan darah dari penerima yang dimaksud,

Page 36: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

22

atau untk mengidentifikasi perbandingan pada transplantasi organ. Pada

prinsipnya, crossmatching dilakukan untuk mendeteksi ketidakcocokan antara

darah donor dan darah resipien yang tidak dapat ditemukan pada proses

penggolongan darah sebelumnya.

Kompabilitas darah dalam pemeriksaan Crossmatching memiliki banyak

aspek dan tidak hanya ditentukan oleh golongan darah (O, A,B, AB) tetapi juga

oleh faktor-faktor darah misalnya Rh. Crossmatching mempunyai fungsi

diantaranya untuk konfirmasi jenis antigen golongan darah ABO atau Rh,

mendeteksi antibodi pada golongan darah lain, serta mendeteksi antibodi dengan

titer rendah atau tidak terjadi aglutinasi mudah.

1. Jenis Reaksi Crossmatching

Ada dua jenis Crossmatching yang biasa dilakukan, yaitu mayor

Crossmatching dan minor Crossmatching. Menurut Dhurba Giri (2015),

mayor Crossmatching adalah pengujian antara serum pasien dengan sel-sel

donor untuk mengetahui apakah pasien memiliki antibodi yang dapat

menyebabkan reaksi transfusi hemolisis atau penurunan ketahanan sel-sel

donor. Sementara, minor Crossmatching adalah pengujian antara sel-sel

pasien dengan plasma donor untuk mengetahui apakah terdapat antibodi di

dalam plasma donor yang berfungsi melawan antigen yang terdapat di

dalam sel pasien. Mayor Crossmatching adalah serum penerima dicampur

dengan sel donor dan minor Crossmatching adalah serum donor dicampur

dengan sel penerima.

Selain mayor Crossmatching dan minor Crossmatching, sebagaimana

yang tertera pada Standard Operating Procedure For Blood Transfusion

dari WHO dan BANBCT (2013), jenis Crossmatching juga terdiri dari

saline Crossmatching dan antiglobulin Crossmatching. Keduanya sama-

sama digunakan untuk mendeteksi ketidakcocokan antara darah donor dan

darah pasien. Namun, antiglobulin Crossmatching digunakan untuk

mendeteksi ketidakcocokan yang diakibatkan oleh antibodi yang aktif pada

Page 37: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

23

suhu 37⁰C sehingga memiliki tahapan yang dilakukan pada suhu tersebut,

sementara saline Crossmatching dilakukan sesuai suhu ruangan. Reaksi

pada pemeriksaan reaksi silang (crossmatching) dapat dituliskan secara

singkat, yaitu :

a) Reaksi silang mayor : eritrosit pendonor + serum resipien

Reaksi ini bertujuan memeriksa ada tidaknya aglutinin resipien yang

mungkin dapat merusak eritrosit donor yang masuk pada saat

pelaksanaan transfusi

b) Reaksi silang minor : serum pendonor + eritrosit resipien

Reaksi ini bertujuan memeriksa ada tidaknya aglutinin donor yang

mungkin dapat merusak eritrosit resipien.

2. Prosedur Pemeriksaan

Prinsip Pemeriksaan reaksi silang (Crossmatching) ialah Sel donor

dicampur dengan serum penerima (Mayor Crossmatch) dan sel penerima

dicampur dengan serum donor dalam bovine albumin 20% akan terjadi

aglutinasi atau gumpalan dan hemolisis bila golongan darah tidak cocok.

Tujuan pemeriksaan reaksi silang adalah menentukan status kecocokan

dalam prosedur transfusi antara donor dan resipient. Tahapan reaksi

crossmatching yang terjadi, diantaranya ialah :

a. Reaksi silang saline

Tes ini dilakukan untuk menilai kecocokan antibody alami dengan

antigen eritrosit antara door dan resipien, sehingga reaksi transfusi

hemolitik yang fatal dapat dihindari. Tes ini juga dilakukan untuk

menilai golongan darah.

b. Reaksi silang albumine

Tes ini dilakukan untuk mendeteksi anti-Rh dan meningkatkan

sensitifitas tes anti globulin dengan menggunakan media albumin

bovine.

Page 38: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

24

c. Reaksi silang anti globulin

Untuk mendeteksi IgG yang dapat menimbulkan masalah dalam

transfusi yang tidak terdeteksi pada kedua tes sebelumnya. Terutama

dikerjakan pada resipien yang pernah menerima transfusi darah atau

wanita yang pernah hamil.

Dalam pemeriksaan Crossmatching alat, bahan dan reagensia yang

digunakan diataranya : tabung reaksi 5, Bovine albumin 20%, pipet tetes,

mikroskop, sentrifuge, NaCl 0.9 %, tabung sentrifuge dan Serum Coombs.

Sebagai bahan pemeriksaan digunakan serum dan Eryhtrosit 5 %. Teknik

kerjanya ialah sebagai berikut :

a. Pembuatan suspensi Eryhtrosit 5 %

1) Kedalam tabung 12 x 75 mm diisi dengan larutan NaCl 0.9 %

sebanyak 5 ml.

2) Tambahkan 5 tetes darah EDTA dan campur.

3) Putar pada sentrifuge pada 1500 rpm selama 5 menit.

4) Cairan dibuang dan pada endapan ditambahkan larutan NaCl 0.9 %

sebanyak 5 ml. Campur dan putar lagi, ulangi langkah tadi

sebanyak 3 kali.

5) Terakhir pada penambahan NaCl 0.9 % yang ke-4 kalinya

sebanyak 5 ml merupakan suspensi eryhtrosit 5 %.

b. Pemeriksaan reaksi silang fase I

1) Sediakan dua buah tabung reaksi kecil dalam rak, yang sebelah kiri

untuk mayor test dan sebelah kanan untuk minor test.

2) Tabung kiri diisi dengan 2 tetes serum penerima dan 2 tetes

suspensi erythrosit donor 5 % dalam larutan NaCl 0.9 % dan 2 tetes

bovine albumin 20%.

3) Tabung kanan diisi dengan 2 tetes serum donor dan 2 tetes suspensi

erythrosit penerima 5 % dalam larutan NaCl 0.9 % 2 tetes bovine

albumin 20%.

Page 39: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

25

4) Masing-masing tabung dicampur dan diputar disentrifuge pada

1000 rpm selama 1 menit.

5) Goyangkan hati-hati dan periksa adanya aglutinasi dan hemolisis.

6) Bila hasil Mayor dan minor negatif, pemeriksaan dilanjutkan ke

fase II

7) Bila hasil Mayor dan minor positif, pemeriksaan tidak dilanjutkan

(tidak cocok)

c. Crossmatch Fase II

1) Tabung tadi diinkubasi pada suhu 370C selama 15 menit

2) Putar selama 1 menit pada 1000 rpm disentrifuge.

3) Baca adanya aglutinasi dan hemolisis dengan menggoyang

perlahan lahan sama dengan fase I, bila negatif dilanjutkan ke fase

III

d. Crossmatch Fase III

1) Sel darah merah dicuci dengan NaCl 0.9% 3-4 kali

2) Tambahkan 2 tetes serum Coombs pada kedua tabung mayor dan

Minor test.

3) Putar pada sentrifuge 1000 rpm selama 1 menit.

4) Baca adanya aglutinasi dan hemolisis dengan menggoyang

perlahan lahan sama dengan fase I secara makroskopis.

e. Pengamatan hasil :

1) Bila aglutinasi dan hemolisis negatif (-) maka darah dapat

ditransfusikan

2) Bila aglutinasi dan hemolisis positif (+) maka darah tidak dapat

ditransfusikan (tidak cocok).

(Astuti dan Laksono, 2013).

Page 40: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

26

3. Interpretasi Hasil Crossmatching

Interpretasi hasil Crossmatching yang selama ini digunakan oleh

UTD/BDRS dan digunakan oleh RS PKU Muhammadiyah Gombong

adalah:

a. Bila pemeriksaan (crossmatch mayor dan minor) tidak mengakibatkan

aglutinasi eritrosit, maka diartikan bahwa darah donor sesuai dengan

darah resipien, sehingga donor darah dapat dilakukan.

b. Apabila crossmatch mayor menghasilkan aglutinasi, tanpa

memperhatikan hasil crossmatch minor, diartikan bahwa darah donor

tidak sesuai dengan darah resipien sehingga transfusi tidak dapat

dilakukan dengan menggunakan darah donor itu.

c. Bila crossmath mayor tidak mengalami aglutinasi, sedangkan

crossmatch minor terjadi aglutinasi, maka crossmatch minor harus

diulangi dengan menggunakan serum donor yang diencerkan. Apabila

pada pemeriksaan terakhir tidak terjadi aglutinasi, maka transfusi

darah masih dapat dilakukan. Bila pemeriksaan dengan serum donor

yang diencerkan menghasilkan aglutinasi, maka darah tidak dapat

ditransfusikan.

d. Apabila crossmatch mayor dan crossmatch minor menghasilkan

aglutinasi, maka darah donor tidak sesuai dengan darah resipien dan

tidak dapat didonorkan.

Page 41: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

27

Tabel 4. Reaksi Kesesuaian Pendonoran Darah

Resipien Blood Reaksi dengan sel darah merah darah

pendonor

ABO

Antigen

ABO

Antibodi

Jenis

Gol.

Darah

ABO

Pendonor

golongan

darah O

Pendonor

golongan

darah A

Pendonor

golongan

darah B

Pendonor

golongan

darah AB

Tidak

ada

Anti- A

Anti- B

O Tidak

terjadi

aglutinasi

Terjadi

aglutinasi

Terjadi

aglutinasi

Terjadi

aglutinasi

A Anti B A Tidak

terjadi

aglutinasi

Tidak

terjadi

aglutinasi

Terjadi

aglutinasi

Terjadi

aglutinasi

B Anti- A B Tidak

terjadi

aglutinasi

Terjadi

aglutinasi

Tidak

terjadi

aglutinasi

Terjadi

aglutinasi

AB Tidak

ada

AB Tidak

terjadi

aglutinasi

Tidak

terjadi

aglutinasi

Tidak

terjadi

aglutinasi

Tidak

terjadi

aglutinasi

Sumber : RS PKU Muhammadiyah Gembong, 2016

Tabel 5. Reaksi Crossmatching

No. Crossmatch Mayor Crossmatch Minor Kesimpulan

1 Tidak terjadi

aglutinasi

Tidak terjadi

aglutinasi

Darah dapat

didonorkan

2 Terjadi aglutinasi Tidak terjadi

aglutinasi Ganti darah donor

3 Tidak terjadi

aglutinasi Terjadi aglutinasi Pemeriksaan lanjutan

4 Terjadi aglutinasi Terjadi aglutinasi Ganti darah donor

Sumber : RS PKU Muhammadiyah Gembong, 2016

C. Tinjauan Umum Tentang NaCl 0.9% Siap Pakai

Normal saline atau NaCl 0.9% merupakan larutan isotonis aman untuk

tubuh, tidak iritan, melindungi ranulasi jaringan dari kondisi kering, menjaga

kelembaban sekitar luka dan membantu luka menjalani proses penyembuhan.

Page 42: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

28

Perawat menggunakan cairan normal saline untuk mempertahankan permukaan

luka agar tetap lembab sehingga dapat meningkatkan perkembangan dan migrasi

jaringan epitel. Membersihkan luka secara hati-hati dengan normal saline

dengan memasang balutan yang dibasahi normal saline (basah-basah, lembab-

basah) merupakan cara yang sering digunakan untuk menyembuhkan luka dan

melakukan debridement luka basah-kering (Perry &Potter, 2006).

Natrium klorida 0.9% adalah larutan fisiologis yang ada diseluruh tubuh.

Karena hal ini tidak terdapat reaksi hipersensitifitas dari natrium klorida. Normal

saline aman digunakan dalam kondisi apapun. Natrium klorida mempunyai Na

dan Cl yang sama seperti plasma, sehingga tidak mempengaruhi sel darah

merah. Natrium klorida tersedia dalam beberapa konsentrasi, yang paling sering

digunakan ialah konsentrasi 0.9%. (Adhil, 2009). Jenis – jenis NaCl berdasarkan

konsentrasinya :

1) NaCl 0.3% yaitu Kandungan dalam larutan NaCl 3% (513 mEq/L)

2) NaCl 0.5%, yaitu Kandungan dalam larutan NaCl 5% (855 mEq/L)

3) NaCl 0.9%, yaitu Cairan NaCl 0.9% juga merupakan cairan fisiologis yang

efektif untuk perawatan luka karena sesuai dengan kandungan garam tubuh.

Normal saline atau NaCl 0.9% merupakan larutan isotonis aman untuk

tubuh, tidak iritan, melindungi granulasi jaringan dari kondisi kering, menjaga

kelembaban sekitar luka dan membantu luka menjalani proses penyembuhan.

Gambar 2. NaCl 0.9% bentuk cairan intravena

Sumber : http:// googledocument.com

Page 43: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

29

NaCl 0.9% (normal saline) dapat dipakai sebagai cairan resusitasi

(replacement therapy), terutama pada kasus seperti kadar Na rendah, dimana RL

tidak cocok untuk digunakan (seperti pada alkalosis, + yang retensi kalium).

NaCl 0.9% merupakan cairan pilihan untuk kasus trauma kepala, sebagai

pengencer sel darah merah sebelum transfusi. Kemasan larutan kristaloid NaCl

0.9% yang beredar di pasaran memiliki komposisi elektrolit Na+ (154 mEq/L)

dan Cl- (154 mEq/L), dengan osmolaritas sebesar 300 mOsm/L. Sediaannya

adalah 500 ml dan 1.000 ml.

Normal saline atau NaCl 0.9% merupakan cairan yang bersifat fisiologis,

nontoksik. NaCl 0.9% merupakan cairan pencuci luka yang sering digunakan.

Tujuan pencucian luka dengan NaCl 0.9% ini adalah untuk meningkatkan,

memperbaiki, dan mempercepat proses penyembuhan luka, menghindari

terjadinya infeksi, membuang jaringan nekrosis dan debris. NaCl dalam setiap

liternya mempunyai komposisi natrium klorida 9,0 gram dengan osmolaritas 308

m/L setara dengan ion-ion Na+ 154 meq/L dan Cl 154 neq/L (In ETNA, 2004;

ISO Indonesia, 2000). Mekanisme NaCl 0.9% dapat berperan penting dalam

proses

1. Komposisi NaCl 0.9% Intravena

Formulasi dasar yang dipakai yaitu:

NaCl 4.59 gram

Aqua pro injeksi 5.0 ml

NaCI (Natrium Klorida) memiliki Bobot molekul 58,.44, merupakan

Kristal tidak berbau tidak berwarna atau serbuk kristal putih, tiap 1gram.

Setara dengan 17.1 mmol NaCI. 2.54g NaCl ekivalen dengan 1 g Na.

Kelarutannya 1 bagian larut dalam 3 bagian air, 10 bagian gliserol. Stabil

dalam bentuk larutan. Larutan stabil dapat menyebabkan pengguratan

partikel dari tipe gelas. Memiliki pH: 4.5 –7 atau 6.7-7.3. Berfungsi untuk

mengatur distribusi air, cairan dan keseimbangan elektrolit dan tekanan

Page 44: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

30

osmotik cairan tubuh. Dalam praktikum larutan irigasi kali ini NaCl 0.9 %

digunakan sebagai zat aktif untuk mengatasi iritasi pada luka (FI IV, 1995).

Aqua Pro Injeksi berbentuk Cairan jernih, tidak berwarna, tidak

berbau. Digunakan sebagai pelarut dan pembawa karena bahan-bahan larut

dalam air. Sedangkan karbon berbentuk serbuk hitam tidak berbau. Praktis

tidak larut dalam suasana pelarut biasa. Stabil ditempat yang tertutup dan

kedap udara. Digunakan untuk kelebihan H2O2 dalam sediaan. Karbon aktif

inert sehingga tidak bereaksi dengan zat aktif. (FI IV, 1995).

2. Evaluasi Sediaan

a) Sterilisasi yang dilakukan untuk larutan irigasi NaCl 0.9% adalah

termasuk sterilisasi akhir, dimana sterilisasi dilakukan setelah larutan

dimasukkan ke dalam wadah. Metode sterilisasi untuk larutan ini adalah

sterilisasi uap (panas lembab). Pada umumnya metode sterilisasi ini

digunakan unntuk sediaan farmasi dan bahan-bahan yang tahan

terhadap pemanasan yang digunakan terhadap penembusan uap air,

tetapi tidak timbul efek yang tidak dikehendaki akibat uap air tersebut.

Sterilisasi uap air ini lebih efektif dibandingkan dengan sterilisasi panas

kering. Bila uap air, bakteri akan dikoagulasi dan dirusak pada

temperature yang lebih rendah daripada tidak ada kelembaban,

sedangkan untuk sterilisasi panas kering, kematian mikroba diakibatkan

karena adanya sel mikroba mengalami dehidrasi diikuti dengan

pembakaran perlahan atau proses oksidasi. Sterilisasi larutan irigasi

NaCl 0.9% dilakukan dengan autoklaf pada suhu 121˚C selama 15

menit (Lukas, 2006).

b) Uji kejernihan, yaitu pemeriksaan dilakukan secara visual biasanya

dilakukan oleh seseorang yang memeriksa wadah bersih dari luar di

bawah penerangan cahaya yang baik, terhalang terhadap refleksi ke

dalam matanya, dan berlatar belakang hitam dan putih, dengan

rangkaian isi dijalankan dengan suatu aksi memutar, harus benar- benar

Page 45: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

31

bebas dari partikel kecil yang dapat dilihat dengan mata (Lachman,

1994). Tujuan dari uji kejernihan adalah untuk memastikan keberadaan

pirogen dalam larutan steril secara kasat mata. Hasil uji kejernihan

larutan irigasi steril menunjukan bahwa masih terdapat partikel kecil

yang melayang-layang. Hal ini tidak sesuai dengan kriteria dari uji

kejernihan sediaan larutan.

c) Uji volume terpindahkan, prosedur ini dilakukan cara larutan irigasi

steril dibuat dengan volume 500 ml, tetapi untuk mencegah

berkurangnya volume larutan, maka dilebihkan 2% dari volume larutan,

sehingga volume larutan steril yang dibuat adalah 510 ml. Setelah

disaring dengan dua kali penyaringan didapatkan volum sebesar 500 ml

sesuai dengan volume yang diinginkan pada pembuatan larutan irigasi.

d) Pengecekan pH larutan dengan menggunakan pH meter atau kertas

indikator universal (Depkes RI, 1995). Tujuan dari uji penetapan pH

adalah untuk mengetahui sifat keasam-basaan dari sediaan larutan

irigasi yang telah dibuat. Hasil uji penetapan pH larutan irigasi steril

menunjukkan bahwa pH yang diperoleh adalah 7 pH netral.

Sulistyawati (2009) menyatakan bahwa pH cairan tubuh berkisar antara

6.8-7.4. Membuktikan bahwa pH sediaan steril telah sesuai dengan

kondisi cairan tubuh manusia.

D. Tinjauan Umum Tentang NaCl 0.9% Buatan

Garam dapur adalah salah satu dari sembilan bahan makanan pokok yang

digunakan masyarakat yang merupakan bahan makanan yang sangat penting

sebagi penambah cita rasa makan. Bahan ini juga efektif digunakan sebagai

media untuk perbaikan gizi makanan. Penggunaan garam dibedakan menjadi

garam konsumsi, yaitu garam yang dikonsumsi bersama-sama dengan makanan

dan minuman. Serta garam industri, yaitu garam yang digunakan sebagai bahan

baku maupun bahan penolong industri kimia. Menurut produsennya garam

biasanya dibedakan atas garam rakyat dan garam pemerintah. Garam rakyat

Page 46: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

32

adalah garam yang diproduksi oleh petani garam. Garam rakyat biasanya

diproduksi oleh penduduk tepi pantai atau penduduk di daerah sumber air asin.

Sedangkan garam Pemerintah adalah garam yang diproduksi oleh pabrik-pabrik

garam (Burhanuddin, 2001).

Berdasarkan bentuknya garam dibedakan atas garam yang berbentuk kristal

dan garam briket yang dicetak. Garam yang dikonsumsi masyarakat sebagian

berasal dari garam rakyat yang proses pembuatannya masih sederhana, untuk

meningkatkan kualitas garam dapur dapat dilakukan dengan cara sebagai

berikut:

1) Memperbaiki cara pembuatan garam diladang garam rakyat dari sistem

kristalisasi total menjadi kristalisasi bertingkat. Cara ini kurang efektif

karena memerlukan waktu yang cukup lama.

2) Melakukan rekristalisasi sehingga diperoleh kembali kristal garam yang

hampir murni, tetapi secara ekonomis untuk pembuatan garam

makan/konsumsi tidak sesuai.

3) Melakukan pencucian terhadap garam dengan menggunakan larutan garam

jenuh, sehingga diperoleh garam yang lebih tinggi mutunya. Walaupun

garam yang dihasilkan dari pencucian tidak begitu tinggi mutunya, tetapi

untuk garam konsumsi masih sesuai.

1. Komposisi Garam Dapur

Garam dapur sebagian besar berasal dari penguapan air laut dan

sedikitnya mengandung 95% Natrium klorida. Garam dapur sebagai garam

konsumsi harus memenuhi beberapa syarat atau kriteria standar mutu

diantaranya penampakan yang bersih, berwarna putih, tidak berbau,

tingkat kelembaban rendah dan tidak terkontaminasi oleh timbal dan bahan

logam lainnya. Menurut SNI nomor 04 – 3556 – 2000 garam dapur harus

memenuhi yarat komposisi sebagai berikut:

Page 47: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

33

Tabel 6. komposisi garam dapur menurut SNI :

Senyawa Kadar

Natrium Klorida Minimal 94.7%

Air Maksimal 7%

Iodium sebagai KIO3 Minimal 30 mg/kg

Oksida besi (FeO3) -

Kalsium dan magnesium -

Sulfat (SO4) -

Bagian tak larut dalam air -

Cemaran logam Pb Maksiml 10.0 mg/kg

Cu Maksimal 10.0 mg/kg

Hg Maksimal 0.1 mg/kg

AS Maksimal 0.1 mg/kg

Rasa Asin

Warna Putih

Bau Tidak ada

Sumber : BPOM RI volume 07 tahun 2000

2. Sifat-Sifat Garam Dapur

a. Garam dapur sebagian besar berasal dari penguapan air laut dan

sedikitnya mengandung 95% natrium klorida.

b. Merupakan kristal berwarna putih dan berbentuk kubus.

c. Mudah larut dalam air.

d. Pola keadaan padat garam dapur tidak berair tetapi bersifat higroskopis

yaitu dapat menarik air baik dalam bentuk uap maupun cair.

e. Pada suhu dibawah 0◦C garam dapur mempunyai rumus NaCl.

f. Pada suhu normal larutan jenuh dari garam dapur mempunyai berat

jenis 1204 dan mengandung NaCl 26.4%.

g. Mempunyai titik lebur 803˚C dan titik didih 1430˚C.

h. Rapuh karena peristiwa perubahan bentuk dan kehilangan air kristal

sehingga mudah retak

Page 48: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

34

3. Kegunaan Garam Dalam Tubuh Manusia

Garam memegang peranan yang penting didalam tubuh manusia

antara lain:

a. Ikut menjaga tekanan osmosa di dalam cairan tubuh.

b. Menjaga keseimbangan air dalam tubuh.

c. Ikut menjaga tetapnya keasaman (pH) dalam tubuh.

d. Berperan terhadap kepekaan syaraf untuk rangsangan baik dalam

tubuh sendiri maupun dari luar tubuh. Untuk media mineral antara

lain yang akan dimasukan dalam tubuh, karena tubuh memerlukan

antara lain: Kalsium, Magnesium, Besi, Fluor dan Iodium.

4. Pembuatan NaCl konsentrasi 0.9%

Pemanfaatan garam sebagai bahan pemeriksaan, ialah dibuat dalam

konsentrasi tertentu. Pembuatan garam sebagai reagen harus

memperhatikan aturan pembuatan reagen dan kualitasnya. Setiap reagensia

yang dibuat selalu tercantum tulisan beserta petunjuk yang biasa disebut

sebagai etiket. Etiket yang tercantum pada reagen buatan, misalnya

meliputi nama reagensia, konsentrasi yang digunakan, tanggal pembuatan,

tanggal pemakaian, pembuat reagensia, dan petunjuk lainnya.

Alat dan bahan yang dibutuhkan adalah neraca analitik,

patel/sendok, gelas beaker, magnetic stirrer, gelas ukur, erlenmeyer,

batang pengaduk, autoclave, aluminium foil, aquadest, garam dapur.

Prosedur kerja dilakukan dengan tahapan:

1. Ditimbang NaCl sebanyak 0.9 gram menggunakan neraca analitik

2. Kemudian bubuk tersebut dilarutkan dengan aquadest sedikit demi

sedikit, lalu dimasukkan kedalam labu ukur 100 ml dan ditambahkan

aquadest hingga batas.

3. Dilarutkan hingga larut sempurna (homogen)

4. Beri etiket larutan, tanggal pembuatan, konsentrasi, nama pembuat.

Page 49: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

35

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran

Transfusi darah adalah pemindahan secara aman komponen darah dari

donor ke resipien (penerima). Dalam prosedurnya, langkah yang paling penting

ialah tahapan pra- transfusi dimana pengambilan dan identifikasi sampel secara

keseluruhan perlu dilakukan. Reaksi silang (Crossmatching) sebagai bentuk

prosedur pra- transfusi dilakukan untuk mencocokkan darah donor dan resipien

agar terhindar dari kasus hemolitik darah yang mengancam resipient (Kiswari,

Rukman 2014). Dalam prosedurnya digunakan larutan NaCl 0.9% sebagai

bentuk larutan garam fisologis atau normal saline untuk membuat suspensi

eritrosit dan sebagai larutan pencuci. Larutan garam fisiologis digunakan karena

bersitat isotonis dan sesuai dengan kondisi tubuh (Sherwood, 2001).

Dalam penggunaan NaCl laboratorium, terdapat jenis NaCl 0.9% siap

pakai dan NaCl 0.9% yang dapat dibuat. Salah satu sumber pembuatan NaCl

ialah garam dapur. NaCl 0.9% siap pakai selain digunakan untuk kepentingan

laboratorium juga digunakan sebagai cairan intravena ketika tubuh kekurangan

osmolalitas, pembersih luka dan lainnya. Karenanya jumlahnya semakin

terbatas, kemudian dari pada itu diperlukan pula alternatif bahan pemeriksaan

lainnya untuk mengatasi apabila terjadi kekosongan reagen dalam laboratorium.

NaCl dari garam dapur dapat digunakan sebagai sumber NaCl untuk membuat

NaCl 0.9% sebab menurut badan standarisasi nasional garam dapur minimum

memiliki kadar NaCl sebesar 94.9% (Badan standarisasi nasional, 2000). Selain

karena kadarnya, garam dapur juga memiliki nilai ekonomis yang lebih ringan

dan dapat dengan mudah ditemukan pada masyarakat.

Dalam prosedur penelitian akan dibandingkan NaCl 0.9% siap pakai dan

NaCl 0.9% yang dibuat dari larutan garam dapur untuk mengetahui apakah

terdapat perbedaan kemampuan berdasarkan berbedaan kondisi kedua NaCl

dengan kadar yang sama.

Page 50: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

36

B. Kerangka Pikir

Pemeriksaan Reaksi silang

(Crossmatching) Transfusi Darah

Dibuat NaCl 0.9% dari garam

dapur

Prosedur penimbangan dan

pelarutan garam dapur

Menganalisis Perbedaan

Pembuatan Suspensi Eritrosit

5%

Pemeriksaan Crossmatching

Fase I, II, III dan III

Digunakan NaCl 0.9% siap

pakai

Pemeriksaan Crossmatching

Fase I, II, II dan III

Pembuatan Suspensi Eritrosit

5%

Terjadi

Aglutinasi Tidak Terjadi

Aglutinasi

Terjadi

Aglutinasi Tidak Terjadi

Aglutinasi

Tidak dapat

didonorkan (Incompetible)

Dapat

didonorkan (Competible)

Tidak dapat

didonorkan (Incompetible)

Dapat

didonorkan (Competible)

Page 51: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

37

C. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas (independent variable), adalah variabel yang menjadi sebab

timbulnya atau berubahnya variabel dependen (variable terikat). Variabel

bebas dalam penelitian ini adalah NaCl 0.9% siap pakai dan NaCl 0.9%

buatan dari garam dapur.

2. Variabel terikat (dependent variable) merupakan variabel yang dipengaruhi

atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variable terikat

dalam penelitian ini adalah hasil pemeriksaan Reaksi silang (Crossmatch)

setelah digunakan dua jenis NaCl 0.9% dengan jenis berbeda.

D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

1. Pemeriksaan Reaksi silang (Crossmatching) yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah pemeriksaan silang darah pendonor dengan resipien

dengan interprestasi hasil terjadinya aglutinasi atau tidak terjadi aglutinasi.

Kriteria Objektif

a. Apabila Terjadi Aglutinasi : Darah tidak dapat didonorkan

(incompatible)

b. Apabila Tidak terjadi aglutinasi : Darah dapat didonorkan

2. NaCl 0.9% siap pakai yang dimaksud dalam penelitian ini adalah ialah

NaCl 0.9% yang dijual pada toko atau apotek di pasaran.

3. NaCl 0.9% buatan dari garam dapur yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah NaCl dengan penimbangan 0.9 garam dapur dan dilarutkan dalam

100 ml aquadest.

4. Unit Transfusi Darah Palang Merah Indonesia (UTD PMI) Kota Kendari

yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tempat melaksanakan

penelitian.

Page 52: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

38

E. Hipotesis

1. H0 diterima apabila tidak ada perbedaan NaCl 0.9% siap pakai dengan NaCl

0.9% buatan dari garam dapur pada pemeriksaan reaksi silang

(Crossmatching) Unit Transfusi Darah Palang Merah Indonesia Kota

Kendari.

2. Ha diterima apabila terdapat perbedaan NaCl 0.9% siap pakai dengan NaCl

0.9% buatan dari garam dapur pada pemeriksaan reaksi silang

(Crossmatching) Unit Transfusi Darah Palang Merah Indonesia Kota

Kendari.

3. Rumus :

a. X2

hitung < X2

tabel berarti H0 diterima dan HA ditolak, artinya tidak

ada perbedaan NaCl 0.9% siap pakai dengan NaCl 0.9% buatan dari

garam dapur.

b. X2

hitung ≥ X2

tabel berarti HA diterima dan H0 ditolak, artinya ada

perbedaan NaCl 0.9% siap pakai dengan NaCl 0.9% buatan dari garam

dapur.

Page 53: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

39

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yaitu deskriptif analitik dengan pendekatan

observasional untuk mengamati hasil pemeriksaan perbedaan NaCl 0.9% siap

pakai dan NaCl 0.9% buatan dari garam dapur pada pemeriksaan reaksi

silang (Crossmatching) Unit Transfusi Darah Palang Merah Indonesia (UTD

PMI) Kota Kendari.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian telah dilaksanakan pada Unit Transfusi Darah Palang Merah

Indonesia Kota Kendari, pada tanggal 20-23 Juli 2017.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah pasien (resipien) dan Pendonor

darah sukarela di Unit Transfusi Darah Palang Merah Indonesia (UTD PMI)

Kota Kendari, dengan rata- rata 32 pendonor dalam satu minggu.

2. Sampel

Sampel uji yang dalam penelitian ialah 30 sampel darah pendonor

sukarela yang dilakukan reaksi silang terhadap 18 sampel darah resipien di

Unit Transfusi Darah Palang Merah Indonesia (UTD PMI) Kota Kendari.

Sampel diperoleh melalui teknik pengambilaan sampel accidental sampling,

yaitu pengambilan sampel berdasarkan pendonor dan pasien yang hadir dan

dapat mendonorkan darah di Unit Transfusi Darah Palang Merah Indonesia

(UTD PMI) Kota Kendari pada kurun waktu penelitian.

D. Instrumen Penelitian.

1. Instrumen Penelitian di Laboratorium

Instrumen penelitian yang dipergunakan di laboratorium terdiri atas alat dan

bahan yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 54: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

40

Tabel 7. Instrumen Penelitian di Laboratorium

No. Nama Alat Kegunaannya

1 Tabung Reaksi Tempat mereaksikan darah dan reagen selama

pemeriksaan

2 Pipet tetes Untuk memindahkan darah dan reagen selama

pemeriksaan dalam skala tetesan kecil

3 Centrifuge Memutar sampel dengan kecepatan tinggi,

sehingga terpisah cairan dan komponen darah

4 Objek glass Sebagai tempat penempatan darah pada

pemeriksaan golongan darah sampel

5 Neraca digital menimbang berat garam dapur yang akan

digunakan

6 Sendok tanduk mengambil dan mengaduk bahan pemeriksaan

7 Gelas ukur Mengukur volume cairan aquadest yang akan

digunakan

8 Gelas kimia Wadah untuk menyimpan dan membuat

larutan

9 Inkubator Inkubasi larutan

10 Mikroskop Pengamatan mikroskopis

11 Aluminium foil Penutup gelas kimia, agar larutan yang dibuat

tidak terkontaminasi

Tabel 8. Bahan Penelitian di Laboratorium

No. Nama bahan Kegunaannya

1 Reagen golongan

darah

Bahan untuk memeriksa golongan darah

seseorang

2 NaCl siap pakai Bahan yang digunakan untuk membuat

suspensi eritrosit 5% dan pencucian sel

darah selama pemeriksaan

Page 55: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

41

Tabel 8. Bahan Penelitian di Laboratorium

No. Nama bahan Kegunaannya

3 Garam Dapur Bahan dasar pembuatan NaCl 0.9%

4 Aquadest Pelarut garam dapur

5 Bovine albumin Reagen pemeriksaan reaksi silang

6 Serum coombs Reagen pemeriksaan reaksi silang

E. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dari pengambilan sampel sampai ditemukan

hasil penelitian :

1. Prosedur pemeriksaan dengan NaCl 0.9% siap pakai

a. Pra Analitik

1) Persiapan Sampel Uji : berupa darah vena pendonor dan resipien

(penerima darah donor), yang dikumpulkan oleh petugas terkait

dan telah memenuhi persyaratan donor darah dan transfusi darah.

kemudian dilakukan pemeriksaan golongan darah.

2) Persiapan Alat :

Tabung reaksi

Rak tabung

Pipet tetes

Sentrifuge

Plate golongan darah

Batang pengaduk (tusuk gigi)

Mikroskkop

Inkubator

Objek glass

5) Perisiapan Bahan :

Bovine albumin 22%

NaCl 0.9%

Page 56: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

42

Serum coombs

Serum dan eritrosit 5% pendonor dan resipien.

Tabung K3EDTA

Reagen golongan darah ABO

b. Analitik

1) Pembuatan suspensi Eritrosit 5%

a) Pisahkan serum dan sel donor maupun pasien

b) Tambahkan ¾ NaCl 0.9% kedalam masing-masing sel darah,

lalu putar dengan kecepatan 3000 Rpm selama 3 menit.

c) Cairan dibuang dan pada endapan ditambahkan larutan NaCl

0.9% sebanyak ¾ ml. Campur dan putar lagi, ulangi langkah

tadi sebanyak 3 kali.

d) Terakhir pada penambahan NaCl 0.9% yang ke-4, 1 tetes

endapan sel yang telah dicuci ditambahkan 19 tetes NaCl

0.9%.

e) Homogenkan suspensi

2) Pemeriksaan reaksi silang fase I

a) Sediakan tiga buah tabung reaksi kecil dalam rak, yang sebelah

kiri untuk mayor test dan sebelah kanan untuk minor test, dan

satu tabung lainnya untuk kontrol.

b) Tabung kiri diisi dengan 2 tetes serum penerima dan 2 tetes

suspensi eritrosit donor 5%..

c) Tabung kanan diisi dengan 2 tetes serum donor dan 2 tetes

suspensi eritrosit penerima 5%.

d) Tabung ketiga diisi dengan 2 tetes serum penerima dan 1 tetes

suspensi eritrosit 5% penerima.

e) Masing-masing tabung dicampur dan diputar disentrifuge pada

3000 Rpm selama 15-20 detik

Page 57: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

43

f) Goyangkan hati-hati dan periksa adanya aglutinasi dan

hemolisis.

g) Bila hasil Mayor dan minor negatif, pemeriksaan dilanjutkan

ke fase II

h) Bila hasil Mayor dan minor positif, pemeriksaan tidak

dilanjutkan (tidak cocok)

3) Crossmatch Fase II

a) Tambahkan 2 tetes B. Albumin 22% pada masing tabung

b) Kocok hingga tercampur rata dengan perlahan

c) Tabung tadi diinkubasi pada suhu 37˚C selama 15 menit

d) Putar selama 15-20 detik pada 3000 Rpm disentrifuge.

e) Baca adanya aglutinasi dan hemolisis dengan menggoyang

perlahan- lahan sama dengan fase I, bila negatif dilanjutkan ke

fase III

4) Crossmatch Fase III

a) Sel darah merah dicuci dengan NaCl 0,9% 3-4 kali

b) Tambahkan 2 tetes serum Coombs pada kedua tabung mayor

dan Minor test.

c) Putar pada sentrifuge 3000 Rpm selama 15-20 detik.

d) Baca adanya aglutinasi dan hemolisis secara makroskopik

dengan menggoyang perlahan- lahan.

e) Lalu lakukan pembacaan dengan mikroskop.

f) Tambahkan kontrol CCC, dengan hasil positif ++

c. Pasca Analitik

Diamati terjadinya aglutinasi pada pemeriksaan yang dilakukan,

dengan interprestasi :

Page 58: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

44

Crossmatch Mayor Crossmatch Minor Kesimpulan

Tidak terjadi aglutinasi Tidak terjadi aglutinasi Darah dapat

didonorkan

Terjadi aglutinasi Tidak terjadi aglutinasi Ganti darah donor

Tidak terjadi aglutinasi Terjadi aglutinasi Pemeriksaan lanjutan

Terjadi aglutinasi Terjadi aglutinasi Ganti darah donor

2. Prosedur pemeriksaan dengan NaCl 0.9% dari garam dapur

a. Pra Analitik

1) Persiapan Sampel Uji : berupa darah vena pendonor dan resipien

(penerima darah donor), yang dikumpulkan oleh petugas terkait

dan telah memenuhi persyaratan donor darah dan transfusi darah.

kemudian dilakukan pemeriksaan golongan darah.

2) Persiapan Alat :

Tabung reaksi

Rak tabung

Pipet tetes

Sentrifuge

Objek glass

Batang pengaduk (tusuk gigi)

Mikroskkop

Inkubator

Plate golongan darah

Labu ukur

Gelas kimia

Corong, sendok tanduk, batang pengaduk

Neraca analitik

Botol sampel

Page 59: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

45

3) Persiapan Bahan :

Bovine albumin 22%

Garam dapur

Aquadest

Serum coombs

Serum dan eritrosit 5% pendonor dan resipien.

Spoit steril

Kapas alkohol

Tabung K3EDTA

Reagen Golongan darah ABO

b. Analitik

1) Pembuatan NaCl konsentrasi 0.9%

a) Ditimbang NaCl sebanyak 0.9 gram menggunakan neraca

analitik

b) Kemudian bubuk tersebut dilarutkan dengan aquadest sedikit

demi sedikit, lalu dimasukkan kedalam labu ukur 100 ml dan

ditambahkan aquadest hingga batas.

c) Dilarutkan hingga larut sempurna (homogen)

d) Beri etiket larutan, tanggal pembuatan, konsentrasi, nama

pembuat.

2) Pembuatan suspensi Eritrosit 5%

a) Pisahkan serum dan sel donor maupun pasien

b) Tambahkan ¾ NaCl 0.9% kedalam masing-masing sel darah,

lalu putar dengan kecepatan 3000 Rpm selama 3 menit.

c) Cairan dibuang dan pada endapan ditambahkan larutan NaCl

0.9% sebanyak ¾ ml. Campur dan putar lagi, ulangi langkah

tadi sebanyak 3 kali.

Page 60: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

46

d) Terakhir pada penambahan NaCl 0.9% yang ke-4, 1 tetes

endapan sel yang telah dicuci ditambahkan 19 tetes NaCl

0.9%.

e) Homogenkan suspensi

3) Pemeriksaan reaksi silang fase I

a) Sediakan tiga buah tabung reaksi kecil dalam rak, yang sebelah

kiri untuk mayor test dan sebelah kanan untuk minor test, dan

satu tabung lainnya untuk kontrol.

b) Tabung kiri diisi dengan 2 tetes serum penerima dan 2 tetes

suspensi eritrosit donor 5%..

c) Tabung kanan diisi dengan 2 tetes serum donor dan 2 tetes

suspensi eritrosit penerima 5%.

d) Tabung ketiga diisi dengan 2 tetes serum penerima dan 1 tetes

suspensi eritrosit 5% penerima.

e) Masing-masing tabung dicampur dan diputar disentrifuge pada

3000 Rpm selama 15-20 detik

f) Goyangkan hati-hati dan periksa adanya aglutinasi dan

hemolisis.

g) Bila hasil Mayor dan minor negatif, pemeriksaan dilanjutkan

ke fase II

h) Bila hasil Mayor dan minor positif, pemeriksaan tidak

dilanjutkan (tidak cocok)

4) Crossmatch Fase II

a) Tambahkan 2 tetes B. Albumin 22% pada masing tabung

b) Kocok hingga tercampur rata dengan perlahan

c) Tabung tadi diinkubasi pada suhu 37˚C selama 15 menit

d) Putar selama 15-20 detik pada 3000 Rpm disentrifuge.

Page 61: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

47

e) Baca adanya aglutinasi dan hemolisis dengan menggoyang

perlahan- lahan sama dengan fase I, bila negatif dilanjutkan ke

fase III

5) Crossmatch Fase III

a) Sel darah merah dicuci dengan NaCl 0,9% 3-4 kali

b) Tambahkan 2 tetes serum Coombs pada kedua tabung mayor

dan Minor test.

c) Putar pada sentrifuge 3000 Rpm selama 15-20 detik.

d) Baca adanya aglutinasi dan hemolisis secara makroskopik

dengan menggoyang perlahan- lahan.

e) Lalu lakukan pembacaan dengan mikroskop.

f) Tambahkan kontrol CCC, dengan hasil positif ++

c. Pasca Analitik

Diamati terjadinya aglutinasi pada pemeriksaan yang dilakukan,

dengan interprestasi :

Crossmatch Mayor Crossmatch Minor Kesimpulan

Tidak terjadi

aglutinasi

Tidak terjadi

aglutinasi

Darah dapat

didonorkan

terjadi aglutinasi Tidak terjadi

aglutinasi

Ganti darah donor

Tidak terjadi

aglutinasi

Terjadi aglutinasi Pemeriksaan

lanjutan

Terjadi aglutinasi Terjadi aglutinasi Ganti darah donor

3. Menganalisis hasil pemeriksaan

Analisis perbedaan dilakukan dengan melihat terbentuknya aglutinasi

pada masing- masing prosedur pada tiap fase, yaitu:

a. Apabila hasil pemeriksaan Reaksi silang (Crossmatching)

menggunakan NaCl 0.9% siap pakai adalah sama dengan hasil

Page 62: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

48

pemeriksaan Reaksi silang (Crossmatching) menggunakan NaCl 0.9%

dari garam dapur, maka kedua jenis NaCl memiliki kemampuan yang

sama dalam pemeriksaan reaksi silang (Crossmatching) laboratorium.

b. Apabila hasil pemeriksaan Reaksi silang (Crossmatching)

menggunakan NaCl 0.9% siap pakai adalah tidak sama dengan hasil

pemeriksaan Reaksi silang (Crossmatching) menggunakan NaCl 0.9%

dari garam dapur, maka kedua jenis NaCl memiliki kemampuan yang

berbeda dalam pemeriksaan reaksi silang (Crossmatching)

laboratorium.

F. Jenis Data

1. Data primer meliputi hasil penelitian perbedaan NaCl 0.9% siap pakai dan

NaCl 0.9% buatan dari garam dapur pada pemeriksaan reaksi silang

(Crossmatching) transfusi darah di Unit Transfusi Darah Palang Merah

Indonesia (UTD PMI) Kota Kendari dan gambar hasil penelitian.

2. Data sekunder meliputi data pendonor, data resipien, jurnal mengenai reaksi

silang (Crossmatching), dan SOP prosedur pemeriksaan reaksi silang di

UTD PMI Kota Kendari.

G. Pengolahan Data

Data yang telah diperoleh, dikumpulkan kemudian diberi kode lalu diolah

secara komputerisasi.

H. Analisis Data

Setelah data diolah, maka selanjutnya yakni analisa data yang terdiri dari:

1. Univariat

Analisa univariat (analisis presentase) dilakukan untuk

menggambarkan distribusi frekuensi masing-masing baik variabel bebas

bebas (independen), variabel terikat (dependen) maupun deskripsi

karakteristik responden. Formula yang digunakan yakni:

X =

𝑓

𝑛 𝑥 𝐾

Page 63: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

49

Keterangan :

f : frekuensi variabel yang diamati X : persentase hasil

n : jumlah sampel penelitian k : kostanta (100%)

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk menguji hubungan antara variabel

independen dan variabel dependen dengan menggunakan uji T

Independent. Pembuktian digunakan rumus:

Keterangan :

Xa = rata-rata kelompok a na = banyaknya sampel di kelompok a

Xb = rata-rata kelompok b nb = banyaknya sampel di kelompok b

Sp = Standar Deviasi gabungan α= 0.05

Df = derajat bebas, yaitu (na+nb) - 2

Tahapan selanjutnya, ialah dibandingkan hasil hitung uji T

independent (X2) dengan X

2 tabel berdasarkan derajat kebebasan dan taraf

signifikan (α= 0.05 atau tingkat kepercayaan 95%). Apabila hasil uji T

independent (X2) < X

2 tabel berarti H0 diterima dan HA ditolak, artinya

tidak ada perbedaan NaCl 0.9% siap pakai dengan NaCl 0.9% buatan dari

garam dapur. Sedangkan, apabila hasil uji T hitung (X2) ≥ X

2 tabel berarti

HA diterima dan H0 ditolak, artinya ada perbedaan NaCl 0.9% siap pakai

dengan NaCl 0.9% buatan dari garam dapur.

I. Penyajian Data

Data disajikan dalam bentuk tabel kemudian di jabarkan dalam bentuk

narasi.

t = 𝑋𝑎−𝑋𝑏

𝑠𝑝 1

𝑛𝑎 +(

1

𝑛𝑏)

Page 64: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

50

J. Etika Penelitian

Etika penelitian bertujuan untuk melindungi hak- hak subyek. Dalam

penelitian ini menekankan masalah etika yang meliputi antara lain:

1) Anoniminti (tanpa nama)

Dilakukan dengan tidak memberikan nama responden pada lembar alat

ukur, hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data.

2) Confidentiality (kerahasiaan)

Dilakukan dengan menjamin kerahasiaan hasil penelitian baik informasi

maupun masalah- masalah lainnya. Informasi yang dikumpulkan dijamin

kerahasiaannya oleh peneliti.

Page 65: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

51

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran umum lokasi penelitian

a. Letak Geografis

Unit transfusi darah palang merah indonesia (UTD PMI) provinsi

sulawesi tenggara merupakan unit transfusi darah pembina terhadap

UTDC dan memberikan pelayanan darah kepada rumah sakit

pemerintah dan swasta yang tersebar di Provinsi Sulawesi Tenggara.

Keadaan bangunan dengan luas tanah 2.099 m2 dan luas gedung

315 m2. gedung terdiri dari ruang tunggu donor, ruang pemeriksaan

dokter, ruang donasi (penyadapan) dan service donor, bangunan

samping berupa gedung garasi, ruang kepala, ruang administrasi, dan

ruang laboratorium yang terdiri dari ruang IMLTD (uji saring darah)

dan ruang Crossmatching (uji silang serasi).

Batas wilayah UTD PMI Provinsi Sulawesi Tenggara ialah

disebelah utara berbatasan dengan Rumah Sakit Palang Merah

Indonesia, sebelah selatan dengan jalan bunga matahari, sebelah barat

dengan kali dan rumah warga serta sebelah timur dengan perumahan

dolog.

b. Sejarah Berdirinya Unit Transfusi Darah PMI Kota Kendari

Unit Transfusi Darah Palang Merah Indonesia (UTD PMI)

Provinsi Sulawesi Tenggara, didirikan dan mulai beroperasional pada

bulan september 1972 dan diresmikan 8 januari 1973 oleh Ibu Emilia

Sabara, sesuai dengan peraturan pemerintah nomor 18 “permenkes RI

No. 478/1990 Bab II “Tentang Penyelenggaraan Transfusi darah yang

diselenggarakan di UTD. Awal didirikannya unit transfusi darah palang

merah indonesia (UTD PMI) Provinsi sulawesi tenggara, yang dikepalai

Page 66: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

52

oleh dr. H. Muhammad Ali, bersama Bapak Drs. H. Sidik Talui, Sm.

HK sebagai tenaga medis.

Adapun visi UTD PMI Prov. Sultra ialah : “Unit Transfusi Darah

Palang Merah Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara sebagai pusat

pelayanan darah yang aman, tepat waktu, terjangkau, berkesinambugan

dan menjadi unit transfusi darah pembina di Provinsi Sulawesi

Tenggara”.

2. Hasil Penelitian

Telah dilakukan penelitian perbedaan NaCl 0.9% siap pakai dengan

NaCl 0.9% buatan dari garam dapur pada pemeriksaan reaksi silang

(Crossmatching) di Unit Transfusi Darah Palang Merah Indonesia (UTD

PMI) Kota Kendari pada tanggal 18 Juli- 25 Juli 2017 di Laboratorium Unit

Transfusi Darah Palang Merah Indonesia (UTD PMI) Kota Kendari dengan

menggunakan 18 sampel darah pasien yang disilangkan dengan 30 sampel

darah pendonor, sebagai berikut :

Gambar 5.1. Hasil pencucian sel darah pada pemeriksaan

Crossmatching menggunakan NaCl 0.9% siap pakai

(no.1) dan NaCl 0.9% buatan dari garam dapur (no.2)

(a) sebelum sentrifugasi (b) setelah sentrifugasi

Sumber : Data primer, 2017

1 2 1 2

Page 67: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

53

Berdasarkan gambar 5.1 tidak terdapat perbedaan secara makroskopis

pada hasil pencucian sel darah baik menggunakan NaCl 0.9% siap pakai

maupun menggunakan NaCl 0.9% buatan dari garam dapur.

Gambar 5.2. Hasil pemeriksaan Crossmatching Fase I menggunakan

NaCl 0.9% siap pakai (no.1) dan NaCl 0.9% buatan dari

garam dapur (no.2)

Sumber : Data primer, 2017

Berdasarkan gambar 5.2 tidak terdapat perbedaan secara makroskopis

pada pembacaan hasil Fase I baik menggunakan NaCl 0.9% siap pakai

maupun menggunakan NaCl 0.9% buatan dari garam dapur.

Gambar 5.3. Hasil pemeriksaan Crossmatching Fase II menggunakan

NaCl 0.9% siap pakai (no.1) dan NaCl 0.9% buatan dari

garam dapur (no.2)

Sumber : Data primer, 2017

1

2

C

1

2

C

Page 68: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

54

Berdasarkan gambar 5.3 tidak terdapat perbedaan secara makroskopis

pada pembacaan hasil Fase II baik menggunakan NaCl 0.9% siap pakai

maupun menggunakan NaCl 0.9% buatan dari garam dapur.

Gambar 5.4. Hasil pemeriksaan Crossmatching Fase III secara

Makroskopik menggunakan NaCl 0.9% siap pakai

(no.1) dan NaCl 0.9% buatan dari garam dapur (no.2)

Sumber : Data primer, 2017

Berdasarkan gambar 5.3 tidak terdapat perbedaan secara makroskopis

pada pembacaan hasil Fase II baik menggunakan NaCl 0.9% siap pakai

maupun menggunakan NaCl 0.9% buatan dari garam dapur.

Gambar 5.5. Hasil pemeriksaan Crossmatching Fase III secara

Mikroskopik menggunakan NaCl 0.9% siap pakai dan

NaCl 0.9% buatan dari garam dapur

Sumber : Data primer, 2017

1

2

C

b c a

Page 69: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

55

Berdasarkan gambar 5.5 terdapat perbedaan hasil pemeriksaan

Crossmatching Fase III secara Mikroskopik menggunakan NaCl 0.9% siap

pakai (a) dan NaCl 0.9% buatan dari garam dapur (b dan c). Terlihat pada

gambar (a) nampak jernih, bersih tidak terjadi aglutinasi. Sedangkan pada

gambar (b) terdapat benda asing dan pada gambar (c) terjadi aglutinasi.

Gambar 5.6. Hasil pemeriksaan golongan darah menggunakan NaCl

0.9% siap pakai (no.1) dan NaCl 0.9% buatan dari

garam dapur (no.2)

Sumber : Data primer, 2017

Berdasarkan gambar 5.6 tidak terdapat perbedaan pada pembacaan

hasil pemeriksaan golongan darah baik menggunakan NaCl 0.9% siap pakai

maupun menggunakan NaCl 0.9% buatan dari garam dapur. Kedua hasil

pemeriksaan menunjukkan B rhesus +.

1 2

Page 70: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

56

a. Analisis Data

1) Analisis Univariat

a) Hasil pemeriksaan Crossmatching menggunakan NaCl

0.9% siap pakai

Tabel 5.1. Distribusi Hasil Pemeriksaan Reaksi silang

(Crossmatching) dengan Menggunakan NaCl 0.9%

Siap Pakai

Hasil pemeriksaan Reaksi silang

(Crossmatching) dengan NaCl 0.9% siap

pakai

Frekuensi

(f)

Persentase

(%)

Competible (Dapat didonorkan) 30 100%

Non competible (tidak dapat didonorkan) 0 0

Jumlah 30 100%

Sumber : Data primer, 2017

Tabel 5.1 menunjukkan bahwa distribusi pemeriksaan Reaksi

silang (Crossmatching) dengan menggunakan NaCl 0.9% siap

pakai diperoleh hasil competible atau dapat didonorkan sebanyak

30 reaksi dengan persentase 100%.

b) Hasil pemeriksaan Crossmatching menggunakan NaCl

0.9% buatan dari garam dapur

Tabel 5.2. Distribusi Hasil Pemeriksaan Reaksi silang

(Crossmatching) dengan Menggunakan NaCl 0.9%

Dari Garam Dapur

Hasil pemeriksaan Reaksi silang

(Crossmatching) dengan NaCl 0.9% dari

garam dapur

Frekuensi

(f)

Persentase

(%)

Competible (Dapat didonorkan) 28 93.33%

Incompetible (tidak dapat didonorkan) 2 6.67%

Jumlah 30 100%

Page 71: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

57

Tabel 5.2 menunjukkan bahwa distribusi pemeriksaan Reaksi

silang (Crossmatching) dengan menggunakan NaCl 0.9% dari

garam dapur diperoleh hasil competible atau dapat didonorkan

sebanyak 28 reaksi dengan persentase 93.33% dan diperoleh hasil

Non competible atau tidak dapat didonorkan sebanyak 2 reaksi

dengan persentase 6.67%.

2) Analisis Bivariat

Tabel 5. 3. Perbedaan hasil penggunaan NaCl 0.9% Siap Pakai

Dengan NaCl 0.9% Buatan Dari Garam Dapur Pada

Pemeriksaan Reaksi Silang (Crossmatching) Di

Laboratorium UTD PMI Kota Kendari

Hari

pemeriksaan

NaCl 0.9% Siap pakai NaCl 0.9% buatan

Competible Non

Competible Competible

Non

Competible

1 5 0 3 2

2 16 0 16 0

3 9 0 9 0

Total 30 0 28 2

Rata-Rata 10.0000 0 9.3333 0.6666

X2 Hitung 0.135

X2 tabel 2.776

Sig.(2-tailed) 0.899

Keterangan X2 Hitung < X

2 tabel dan Sig.(2-tailed) > 0.05

Sumber : Data primer, 2017

Tabel 5.3 menunjukkan bahwa dari 30 sampel pada pemeriksaan

Crossmatching dengan reagen NaCl 0.9% siap pakai menunjukkan hasil

pemeriksaan 30 reaksi Compatible dan tidak terdapat reaksi incompatible dan

pada pemeriksaan Crossmatching dengan reagen NaCl 0.9% buatan dari

garam dapur menunjukkan hasil pemerisaan 28 reaksi Compatible dan 2

Page 72: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

58

reaksi incompatible. Analisis statistik menggunakan uji T Independent SPSS

diperoleh nilai X2 hitung < X

2 tabel (0.135 < 2.776) dan nilai Sig.(2-tailed) >

0.05 (0.899 > 0.05), sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan

hasil pemeriksaan dengan NaCl 0.9% siap pakai dengan NaCl 0.9% buatan

dari garam dapur pada pemeriksaan reaksi silang (Crossmatching).

B. Pembahasan

1. Perbedaan NaCl 0.9% siap pakai dengan NaCl 0.9% buatan dari garam

dapur pada pemeriksaan reaksi silang (Crossmatching) Unit Transfusi

Darah Palang Merah Indonesia (UTD PMI) Kota Kendari.

Hasil penelitian sebagaimana disajikan tabel 5.3 diketahui bahwa 30

sampel darah calon pasien penerima transfusi darah dan darah donor

sebelum ditransfusikan dilakukan pemeriksaan reaksi silang

(Crossmatching). Berdasarkan pemeriksaan dengan reagen berbeda,

diperoleh hasil 30 reaksi compatible (dapat didonorkan) dan tidak nampak

reaksi incompatible pada pemeriksaan dengan NaCl 0.9% siap pakai. Lalu,

diperoleh hasil 28 reaksi compatible (dapat didonorkan) dan 2 reaksi

incompatible (tidak dapat didonorkan) pada pemeriksaan dengan NaCl 0.9%

buatan dari garam dapur. Analisis statistik menggunakan uji T Independent

SPSS diperoleh nilai X2 hitung < X

2 tabel (0.135 < 2.776) dan nilai Sig.(2-

tailed) > 0.05 (0.899 > 0.05), sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada

perbedaan hasil pemeriksaan dengan NaCl 0.9% siap pakai dengan NaCl

0.9% buatan dari garam dapur pada pemeriksaan reaksi silang

(Crossmatching).

Pada gambar 5.1 tidak terdapat perbedaan secara makroskopis pada

hasil pencucian sel darah baik menggunakan NaCl 0.9% siap pakai maupun

menggunakan NaCl 0.9% buatan dari garam dapur. Tidak terjadinya

hemolisis sel darah dapat menandakan bahwa konsentrasi NaCl dari garam

dapur sesuai 0.9%, sejalan dengan teori yang mengatakan bahwa natrium

klorida 0.9% adalah larutan fisiologis yang berada di seluruh tubuh

Page 73: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

59

karenanya tidak terdapat reaksi hipersensitifitas. Natrium klorida mempunyai

Na dan Cl yang sama dengan plasma sehingga tidak mempengaruhi sel darah

(Kristianingrum, 2013). Terciptanya konsentrasi ini, didorong oleh

kandungan NaCl dalam garam dapur, yang menurut SNI ialah minimal

94.7% dan kandungan lainnya seperti cemaran logam maksimal 10.0 mg/kg,

cu maksimal 10.0 mg/kg, AS maksimal 0.1 mg/kg (BPOM RI, 2007).

Selanjutnya, pada fase I, II dan pemeriksaan golongan darah sesuai

dengan gambar 5.2, gambar 5.3 dan gambar 5.6 tidak terdapat perbedaan

secara makroskopis pada pembacaan hasil masing-masing pemeriksaan baik

menggunakan NaCl 0.9% siap pakai maupun menggunakan NaCl 0.9%

buatan dari garam dapur. Pada fase ke III dilakukan pencucian terlebih

dahulu menggunakan NaCl 0.9%, sebelum penambahan serum cooms atau

AHG. Setalah dilakukan pencucian, serum coombs ditambahkan untk

melihat adanya antibodi incomplit, yang merupakan antibodi yang tidak

mempunyai kemampuan untuk menyebabkan aglutinasi secara langsung

tanpa penambahan antiglobulin (ig G). Berbeda dengan Fase I dan II yang

mendeteksi adanya antibodi complit (ig M) yang dapat menimbulkan

aglutinasi secara langsung. Pada fase ini, dilakukan pengamatan secara

makroskopik dan mikroskopik untuk melihat terjadinya aglutinasi pada hasil

pemeriksaan.

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa dari 30 sampel, pemeriksaan

reaksi silang (Crossmatching) dengan NaCl siap pakai memberikan hasil 30

sampel compatible atau tidak terjadi aglutinasi, sedangkan pada pemeriksaan

dengan NaCl 0.9% buatan dari garam dapur memberikan hasil 28

pemeriksaan compatibel dan 2 lainnya incompatible. Pada gambar 5.4

pemeriksaan makroskopik fase III, tidak nampak perbedaan, namun pada

pemeriksaan secara mikroskopik (gambar 5.5), perbedaan kedua NaCl

nampak pada kejelasan hasil pemeriksaan, yaitu pemeriksaan secara

mikroskopik dengan NaCl 0.9% siap pakai menampakkan hasil pemeriksaan

Page 74: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

60

jernih, jelas dan tidak terdapat unsur pengganggu lainnya. Sedangkan pada

pemeriksaan dengan NaCl 0.9% buatan, nampak terdapat unsur lain atau

kotoran serta gambar yang tidak sejernih NaCl 0.9% siap pakai, serta

terdapat aglutinasi. Terjadinya hasil incompatible pada pemeriksaan reaksi

silang (Crossmatching) dapat disebabkan oleh pencucian eritrosit yang tidak

bersih sebelum penambahan serum cooms, saline terkontaminasi oleh protein

atau globulin, ketidaktepatan penetesan atau penambahan reagen,

ketidaktepatan waktu dan suhu inkubasi, sampel yag terkontaminasi, drug

injuce (pemakaian obat-obatan), waktu pemutaran pada centrifuge yang

terlalu lama. Adanya reaksi incompatible ini dibuktikan dengan penambahan

reagen Coombs Control Cell.

Tujuan Pencucian sel darah ialah untuk menghilangkan sel-sel rapuh,

untuk menghilangkan protein-protein pada permukaan sel darah merah,

untuk mencegah reaksi rauleaux (cincin) yang dapat menimbulkan ikatan

sehingga aglutinasi palsu terjadi. Sehingga pencucian yang kurang baik

dapat menjadi faktor timbulnya aglutinasi. Terdapatnya bahan pengotor pada

NaCl dari garam dapur dapat menjadi salah satu penyebab tidak berisihnya

pencucian sel darah, disisi lain penyebab lainnya ialah kesalahan dan teknis

dari laboran sendiri (UTD PMI Sultra, 2015).

Page 75: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

61

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang Perbedaan NaCl 0.9% siap pakai

dengan NaCl 0.9% buatan dari garam dapur pada pemeriksaan reaksi silang

(Crossmatching) unit transfusi darah palang merah indonesia (UTD PMI) kota

kendari dengan jumlah sampel 30 darah donor dapat diketahui bahwa tidak

terdapat perbedaan pemeriksaan reaksi silang baik menggunakan NaCl 0.9%

siap pakai maupun NaCl 0.9%, yang dapat disimpulkan ialah sebagai berikut :

1. Hasil pemeriksaan dengan menggunakan 30 sampel darah pada pemeriksaan

dengan NaCl 0.9% siap pakai diperoleh hasil 30 reaksi compatible (dapat

didonorkan) dan tidak terdapat reaksi incompatible (tidak dapat didonorkan).

2. Hasil pemeriksaan dengan menggunakan 30 sampel darah pada pemeriksaan

dengan NaCl 0.9% buatan dari garam dapur diperoleh hasil 28 reaksi

compatible (dapat didonorkan) dan 2 reaksi incompatible (tidak dapat

didonorkan).

3. Berdasarkan Analisis statistik menggunakan uji T Independent SPSS

diperoleh nilai X2 hitung < X

2 tabel (0.135 < 2.776) dan nilai Sig.(2-tailed) >

0.05 (0.899 > 0.05), sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan

hasil pemeriksaan dengan NaCl 0.9% siap pakai dengan NaCl 0.9% buatan

dari garam dapur pada pemeriksaan reaksi silang (Crossmatching). Namun,

pada pemeriksaan mikroskopis pemeriksaan reaksi silang dengan NaCl 0.9%

siap pakai memiliki keunggulan, yaitu tidak terdapat unsur asing atau

kotoran dan kelihatan jernih, sedang pada pemeriksaan reaksi silang dengan

NaCl 0.9% bauatan dari garam dapur nampak terdapat unsur asing atau

kotoran dan kelihatan kurang jernih.

Page 76: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

62

B. Saran

1. Diharapkan kepada pihak Unit Transfusi Darah Palan Merah Indonesia

(UTD PMI) Kota Kedari agar lebih memperhatikan tentang ketersediaan

kelengkapan reagen pemeriksaan lanjutan terhadap pemeriksaan reaksi

silang (Crossmatching).

2. Bagi peneliti selanjutnya terkait penelitian ini agar dapat mengembangkan

reagen NaCl dengan teknik penyaringan dan sterilisasi untuk

mengembangkan reagen yang memiliki kualitas yang lebih baik.

3. Bagi tenaga analis, sebagai tenaga analis kesehatan senantiasa bekerja sesuai

dengan standar operasional (SOP) yang berlaku agar diperoleh hasil yang

teliti dan tepat.

4. Bagi institusi, dapat dijadikan sebagai salh satu sumber ilmu pengetahuan

untuk mengetahui dan mengembangkan reagen alternatif terkait NaCl 0.9%

dari garam dapur.

Page 77: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

DAFTAR PUSTAKA

Adhil. 2009. Media. Jakarta: UI Press

Ahmed, N dan Senthil, K.R. 2013. A Guide to Organizing A Voluntary Blood

Donation Camp. International Journal of Blood Transfusion and

Immunohematology. (IJBTI). 3:12-17.

Alrasyid. 2010. Golongan Darah. 31 Mei 2017. Dibaca pada

http://forum.upi.edu.com

Astuti, W.D dan Laksono, A.D. 2013. Keamanan Darah di Indonesia “Potret

Keamanan Transfusi Darah di Daerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan”.

Jakarta: PT. Gramedia.

Azmielvita, dkk. 2009. Genetika Dasar. FK UNRI. 29 Mei 2017. Dibaca pada

http://yayanakhyar.wordpres.com.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan BPOM RI). 2000. Penentuan Spesi

Iodium dalam Garam Beriodium dan Makanan dengan Metode HPLC Pasangan

Ion Vol.7, No.3ISSN 1829-9334. Jakarta: BPOM RI.

Badan Standarisasi Nasional. 2000. Garam Bahan Baku Untuk Garam Konsumsi. 9

juni 2017. Dibaca pada http://sisni.bsn.go.id.

Bermawi, H., 2010. Transfusi Darah dan Komponen Darah. In: M. S . Kosim, et

al.eds. Buku Ajar Neonatologi. 1 ed. s.l.:Ikatan Dokter Anak Indonesia, p. 285.

Burhanuddin. 2001. Strategi pengembangan Industri Garam di Indonesia.

Yogyakarta : Kanisius.

Darmawati, dkk. 2005. Frekuensi dan Penyebaran Alel Golongan Darah ABO Siswa

SMUN 1 Suku Bangsa Melayu di Kecamatan Rupat Kabupaten Bengkalis Riau.

Jurnal Biogenesis Vol. 1(2):66-69. 31 Mei 2017. Dibaca pada http://biologi-fkip-

unri.ac.id.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Farmakope Indonesia (FI) edisi IV.

1995. Jakarta: Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan.

Depkes, RI. 2001. Good Laboratory Practice. Depkes, RI

Depkes, RI. 2003. Buku Pelayanan Transfusi Darah: Mutu dan Keamanan dalam

Penyediaan Darah. Jakarta: Depkes, RI.

Fitri. 2007. Mafaat Mengetahui Golongan Darah. 29 Mei 2017. Dibaca pada

http://www.wikimu.com

Page 78: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

Hasibuan, Pinta Rizki Mala Dan Alviyulita, Mitha. 2014. Pengaruh Penambahan

Natrium Klorida (Nacl) Dan Waktu Perendaman Buffer Fosfat Terhadap

Perolehan Crude Papain Dari Daun Pepaya (Carica Papaya, L). Medan:

Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

Kiswari, Rukman. 2014. Hematologi dan Transfusi. Jakarta: Erlangga Medical

Series.

Lachman L, dkk. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Indrustri. Edisi Ketiga. Vol III,

hal. 1355.. Diterjemahkan oleh Siti Suyatmi. Jakarta: UI Press.

Latief, A, dkk., 2007. Keseimbangan Cairan dan Elektrolit. Hassan, R., Alatas, H.

Jilid 1. Jakarta : Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UI; 278-281.

Lukas, Stefanus., 2006. Formulasi Steril. Yogyakarta: C.V. Andi Offset.

Muhiddin, Triyono dan Sukorini. 2013. Indikator Kualitas Pelayanan Darah Bank

Darah RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo. Makassar: Fakultas Kesehatan

Universitas Makassar.

Palang Merah Indonesia. 2011. Kasus- Kasus Rujukan Imunhematologi. Jakarta:

UDD Pusat PMI. Diakses 30 Mei 2017 dari www.pmi.co.id.

-------------------------------, 2013. Pengertian Transfusi Darah. Jakarta: UDD Pusat

PMI. Diakses 30 Mei 2017 dari www.pmi.co.id.

Pearce, Evelyn C. 2008. Anatomi dan Fisiologi untuk Para Medis. Jakarta: PT.

Gramedia.

Peraturan Pemerintah RI No.7 Tahun 2011. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia No.7 tahun 2011 tentang Pelayanan Darah. Jakarta.

Perry & Potter. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan

Praktik edisi 4. Jakarta: EGC.

PMI Sumut. 2009. Pelayanan Penyediaan Darah, antara Fakta dan Kenyataan.

Medan: UTD PMI Sumatra Utara.

Sherwood, Lauralle. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: Penerbit

Buku Kedokteran EGC.

Sudoyo, dkk. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Departemen Ilmu

Penyakit Dalam FK- UI.

Sulistiawati, Ari. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Jakarta

Salemba Medika.

Page 79: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

Sumanto, Didik dan Fuad al hamid. 2013. Studi efisiensi bahan untuk pemeriksaan

infeksi kecacingan metode flotasi naci jenuh menggunakan naci murni dan garam

dapur. Semarang : lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,

universitas muhammadiyah semarang. Diakses 1 juli 2017 dari

http://jurnal.unimus.ac.id.

Wahyuningsih, Witri Palupi Retno. 2016. Cara Kerja Cross Match dengan Diamed

Gel Tes. RS PKU Muhammadiyah Gembong.

WHO. 2010. The World Health Report 2010. http:// www.who.int./whr/2010/en/

index. Html. Diakses 2 Juli 2017.

Williams & Palmer. 2007. Tekanan Darah Tinggi. Jakarta: Erlangga

World Health Organization (WHO). 2009. Donor Education, Motivation and

Recruitment. In: Safe Blood Donation Module 1, 35-37. Available: http:// www.

Who.int/ bloodsafety/ transfusion_services/ module I.Pdf. diakses 30 Mei 2017.

Page 80: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

Lampiran

Page 81: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...
Page 82: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...
Page 83: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...
Page 84: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...
Page 85: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...
Page 86: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...
Page 87: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH ABO DAN RHESUS PADA DARAH PASIEN DAN

DARAH DONOR DI UNIT TRANSFUSI DARAH PALANG MERAH INDONESIA KOTA KENDARI

No

Identitas

Pasien/ Nomor

Donor

Sel Grouping Serum Typing Rhesus Faktor

Kesimpulan Anti- A Anti-B Test Sel A Test Sel B Test Sel O Anti- D B. Alb 6%

1 Os 1 + - - + - + - A RH +

2 486X6319 + - - + - + - A RH +

3 486X2478 + - - + - + - A RH +

4 Os 2 + - - + - + - A RH +

5 486X9845 + - - + - + - A RH +

6 Os 3 - - + + - + - O RH +

7 486X8477 - - + + - + - O RH +

8 486X1171 - - + + - + - O RH +

9 Os 4 + + - - - + - AB RH +

10 485X7574 + + - - - + - AB RH +

11 486X2312 + + - - - + - AB RH +

12 486X0955 + + - - - + - AB RH +

13 Os 5 - - + + - + - O RH + 14 491X8780 - - + + - + - O RH + 15 491X9203 - - + + - + - O RH + 16 Os 6 - - + + - + - O RH + 17 486X8483 - - + + - + - O RH + 18 Os 7 + - - + - + - A RH +

19 491X9032 + - - + - + - A RH +

20 491X9390 + - - + - + - A RH +

21 Os 8 - + + - - + - B RH +

22 491X9205 - + + - - + - B RH + 23 491X0014 - + + - - + - B RH +

Page 88: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...
Page 89: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN REAKSI SILANG (CROSSMATCHING) PADA DARAH PASIEN DAN

DARAH DONOR DI UNIT TRANSFUSI DARAH PALANG MERAH INDONESIA KOTA KENDARI

N

o.

Identitas

Pasien

Identitas

Donor

Dengan NaCl 0.9% siap pakai Dengan NaCl 0.9% buatan dari garam dapur

Phase I

Nacl

Phase II

NaCl

Phase III

NaCl Kesimpulan

Phase I

Garam

Phase II

Garam

Phase III

Garam Kesimpulan

M

y

M

n

A

K

M

y

M

n

A

K

M

y

M

n

A

K

M

y

M

n

A

K

M

y

M

n

A

K

M

y

M

n

A

K

1

OS 1 486X6319 - - - - - - - - - Compatible - - - - - - - - - Compatible

2 486X2478 - - - - - - - - - Compatible - - - - - - - - + Incompatible

3 OS 2 486X9845 - - - - - - - - - Compatible - - - - - - - - + Incompatible

4

OS 3 486X8477 - - - - - - - - - Compatible - - - - - - - - - Compatible

5 486X1171 - - - - - - - - - Compatible - - - - - - - - - Compatible

6

OS 4

485X7574 - - - - - - - - - Compatible - - - - - - - - - Compatible

7 486X2312 - - - - - - - - - Compatible - - - - - - - - - Compatible

8 486X0955 - - - - - - - - - Compatible - - - - - - - - - Compatible

9

OS 5 491X8780 - - - - - - - - - Compatible - - - - - - - - - Compatible

10 491X9203 - - - - - - - - - Compatible - - - - - - - - - Compatible

11 OS 6 486X8483 - - - - - - - - - Compatible - - - - - - - - - Compatible

12

OS 7 491X9032 - - - - - - - - - Compatible - - - - - - - - - Compatible

13 491X9390 - - - - - - - - - Compatible - - - - - - - - - Compatible

14

OS 8 491X9205 - - - - - - - - - Compatible - - - - - - - - - Compatible

15 491X0014 - - - - - - - - - Compatible - - - - - - - - - Compatible

16 OS 9 486X2476 - - - - - - - - - Compatible - - - - - - - - - Compatible

17 OS 10 486X0584 - - - - - - - - - Compatible - - - - - - - - - Compatible

Page 90: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...
Page 91: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

Lampiran :

Uji Statistik menggunakan Uji T Independen dengan metode SPSS

T TEST (T test a Set 0)

Group Statistics

JENIS_NACL_FISIOLOGIS N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

HASIL_PERBANDINGAN_NACL

NaCl 0.9% Siap Pakai 3 10.0000 5.56776 3.21455

NaCl 0.9% Garam Dapur 3 9.3333 6.50641 3.75648

Independent Samples Test

Levene’s Test For Equality of

Variances

t-test for Equality of Means

95% Confidence Interfal

of the Diference

F Sig. t df Sig.

(2-tailed) Mean

Difference Std. Error Difference

Lower Upper

HASIL_PERBANDINGAN_NACL

Equal Variances assumed

..030 .871 .135 4 .899 .66667 4.94413 -1306045 14.39378

Equal Variances not assumed

.135 3.907 .899 .66667 4.94413 -13.19072 14.52405

Page 92: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

Lampiran :

Penjelasan Uji Statistik menggunakan Uji T Independen dengan metode SPSS

a. Uji Kesamaan Varian atau Homogenitas (Uji F)

Diketahui dari tabel :

- Nilai Signifikasi standar ialah 0.05

- Nilai signifikasi (Sig.) hasil perhitungan ialah 0.871

Berdasarkan uji Levenes tabel, nilai signifikasi > Signifikasi standar

(0.871 > 0.05) sehingga dikatakan nilai Homogenitas, maka Uji t menggunakan

equal variance assumed.

b. Pengujian independen sample t test

X2

hitung SPSS = 0.135

X2

tabel dengan nilai α pada uji dua sisi = 0.05 : 2 adalah 0.025

dengan derajat kebebasan yatu, df = n – k = 6 – 2 adalah 4

X2

tabel pada df 4 dengan α= 0.025 adalah 2.776

Sehingga dapat ditarik kesimpulan,

Jika X2 hitung > X

2 tabel maka ada perbedaan

Jika X2 hitung < X

2 tabel maka tidak ada perbedaan

Atau, berdasarkan nilai signifikan dua sisi

Jika Sig. (2- tail) < 0.05 maka ada perbedaan

Jika Sig. (2- tail) > 0.05 maka tidak ada perbedaan

Berarti X2

hitung < X2

tabel (0.0135 < 0.05) dan nilai Sig. (2- tail) > 0.05

(masing-masing 8.99 > 0.05), jadi tidak ada perbedaan NaCl 0.9% siap pakai

dengan NaCl 0.9% buatan pada pemeriksaan reaksi silang (Crossmatching) di

Unit Transfusi Darah PMI Kota Kendari.

Page 93: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

Lampiran:

TABEL DISTRIBUSI RUMUS T

Sumber : Junaidi (http://junaidichaniago.wordpress.com), 2010

Page 94: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

Lampiran :

Dokumentasi Penelitian

Alat dan Bahan Penelitian

Pinset Tabung Reaksi Mikroskop

Botol Sampel Rak tabung Plate Gol. darah

Objek Glass Pipet tetes

Page 95: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

Botol Semprot Centrifuge Gelas ukur

Labu ukur Gelas Kimia Corong dan Batang pengaduk

Sendok Tanduk Petri dish

Page 96: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

Neraca digital Pipet Volume Inkubator

Timer Sampel Darah pasien NaCl 0.9% garam Dapur

Sampel darah donor NaCl 0.9% siap pakai Aquadest

Page 97: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

Reagen Golongan Darah Reagen B.Albumin 22% dan AHG

Garam dapur

Page 98: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

Lampiran :

Dokumentasi Penelitian

Hasil Pemeriksaan

NaCl Buatan dan siap pakai serum Sel darah

Perbandingan NaCl siap

pakai dan NaCl garam

dapur

Perbandingan

pencucian dengan

NacL siap pakai dan

NaCl garam dapur

Perbandingan

pencucian setelah

sentrifugasi NacL siap

pakai dan NaCl garam

dapur

Page 99: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

Perbandingan suspensi eritrosit 5% NaCl

siap pakai dan NaCl garam dapur Hasil pemeriksaan golongan darah

Pencucian di Fase I Pencucian di fase II Pencucian di fase III

Pembacaan di fase I Pembacaan di fase II Pembacaan di fase III

Page 100: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

Mikroskopik pemeriksaan dengan NaCl siap pakai

Mikroskopik pemeriksaan dengan NaCl garam dapur

Kontrol negatif dan kontrol positif

Page 101: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

Lampiran :

Dokumentasi Penelitian

Prosedur Penelitian Pembuatan NaCl 0.9% dari Garam Dapur

Penimbangan Garam

dapur

Pelarutan dengan

aquadest

Dipindahkan ke dalam

labu ukur

Homogenkan Larutan dipindahkan

ke dalam botol sampel

Pemberian etiket

larutan

Page 102: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

Lampiran :

Dokumentasi Penelitian

Prosedur Penelitian Pemeriksaan Crossmatching

Pengambilan darah

donor

Pemisahan serum dan

sel darah Pencucian sel darah

Pemeriksaan

Golongan darah

Penambahan B.

Albumin 22% dan

Serum coombs

Sentrifugasi

Page 103: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...

Inkubasi larutan Pembacaan Makroskopis

Pembacaan Mikroskopis Pemeriksaan Oleh Laboran

PMI

Page 104: PERBEDAAN NaCl 0.9% SIAP PAKAI DENGAN NaCl 0.9% …repository.poltekkes-kdi.ac.id/270/1/KTI Mahasiswa Oleh Monika S... · Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik ...