Perbedaan Kontrol Diri pada Mahasiswi Muslim yang Memakai...

29
PERBEDAAN KONTROL DIRI PADA MAHASISWI MUSLIM YANG MEMAKAI JILBAB DAN YANG TIDAK MEMAKAI JILBAB OLEH : DEA WAHYU WIDIANI 80 2010 029 TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2015

Transcript of Perbedaan Kontrol Diri pada Mahasiswi Muslim yang Memakai...

Page 1: Perbedaan Kontrol Diri pada Mahasiswi Muslim yang Memakai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9124/2/T1_802010029_Full... · perbedaan kontrol diri pada mahasiswi muslim yang

PERBEDAAN KONTROL DIRI PADA MAHASISWI MUSLIM

YANG MEMAKAI JILBAB DAN YANG TIDAK MEMAKAI JILBAB

OLEH :

DEA WAHYU WIDIANI

80 2010 029

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari

Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2015

Page 2: Perbedaan Kontrol Diri pada Mahasiswi Muslim yang Memakai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9124/2/T1_802010029_Full... · perbedaan kontrol diri pada mahasiswi muslim yang
Page 3: Perbedaan Kontrol Diri pada Mahasiswi Muslim yang Memakai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9124/2/T1_802010029_Full... · perbedaan kontrol diri pada mahasiswi muslim yang
Page 4: Perbedaan Kontrol Diri pada Mahasiswi Muslim yang Memakai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9124/2/T1_802010029_Full... · perbedaan kontrol diri pada mahasiswi muslim yang
Page 5: Perbedaan Kontrol Diri pada Mahasiswi Muslim yang Memakai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9124/2/T1_802010029_Full... · perbedaan kontrol diri pada mahasiswi muslim yang
Page 6: Perbedaan Kontrol Diri pada Mahasiswi Muslim yang Memakai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9124/2/T1_802010029_Full... · perbedaan kontrol diri pada mahasiswi muslim yang

PERBEDAAN KONTROL DIRI PADA MAHASISWI MUSLIM

YANG MEMAKAI JILBAB DAN YANG TIDAK MEMAKAI JILBAB

Dea Wahyu Widiani

Berta Esti Ari Prasetya

Progam Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2015

Page 7: Perbedaan Kontrol Diri pada Mahasiswi Muslim yang Memakai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9124/2/T1_802010029_Full... · perbedaan kontrol diri pada mahasiswi muslim yang

i

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan self-control

pada mahasiswi yang menggunakan jilbab dan yang tidak menggunakan jilbab. Dalam

penelitian ini teknik sampling yang digunakan ialah Snowball Sampling dan untuk pengujian

data digunakan teknik Mann-Whitney U test. Total partisipan dalam penelitian ini adalah 120

orang, untuk mahasiswi yang menggunakan jilbab sebanyak 60 orang dan untuk mahasiswi

yang tidak menggunakan jilbab juga sebanyak 60 orang. Hasil penelitian ini menunjukkan

tidak ada perbedaan self-control antara kedua kelompok sampel. Dengan nilai t = -1,095 dan

nilai signifikansi sebesar 0,273 (p>0,05). Kedua kelompok sampel ini memiliki kategori self-

control yang tinggi.

Kata Kunci: Kontrol diri, Mahasiswi muslim.

Page 8: Perbedaan Kontrol Diri pada Mahasiswi Muslim yang Memakai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9124/2/T1_802010029_Full... · perbedaan kontrol diri pada mahasiswi muslim yang

ii

Abstract

The purpose of this study was to determine whether there are differences in self-control on

the students who use the veil and who do not wear the veil. In this study the sampling

technique used is Snowball Sampling and technique for testing the data used Mann-Whitney

U test. Total participants in this study were 120 people, to the student who uses the veil as

many as 60 people and for students who do not wear the veil as well as 60 people. The results

showed no difference in self-control between the two groups of sample. With the value of t = -

1,095 and significance value of 0,273 (p>0,005). Both groups of sample in high self-control

category.

Keywords: Self-Control, Muslim Student.

Page 9: Perbedaan Kontrol Diri pada Mahasiswi Muslim yang Memakai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9124/2/T1_802010029_Full... · perbedaan kontrol diri pada mahasiswi muslim yang

1

PENDAHULUAN

Bagi kalangan perempuan muslim kini semakin banyak menyadari pentingnya

penggunaan jilbab. Terlebih lagi bagi kalangan siswi-siswi sekolah maupun mahasiswi. Dari

beberapa penelitian yang pernah dilakukan (El Guindi dalam Budiastuti, 2012) mengatakan

penggunaan jilbab dapat dikaitkan dengan wujud simbol-simbol keagamaan yang dimiliki

kelompok-kelompok sosial tertentu. Dalam penelitiannya juga dikatakan bahwa jilbab

menandai pandangan tentang kewanitaan dan kesalehan, termasuk di kalangan penganut

agama lain.

Budiastuti (2012) menjelaskan, di Indonesia jilbab dianggap sebagai bagian dari sebuah

kajian agama. Dalam agama Islam, pemahaman mengenai jilbab tersebut terdapat

representasi dari kemuliaan akhlak dan keihsanan yang terwujud melalui cara berpakaian

seorang perempuan muslim. Jilbab kerap menjadi suatu bahan pembahasan, bukan hanya

berkaitan dengan ajaran agama ataupun eksistensi sebuah budaya yaitu budaya masyarakat

Arab, namun juga berkaitan dengan persoalan gaya hidup terlebih lagi bagi kalangan

perempuan salah satunya adalah kalangan mahasiswi. Oleh karena itu penggunaan jilbab

bukan hanya identik dengan aspek religiusitas, akan tetapi jilbab juga ada kaitannya dengan

pola perilaku seorangindividu yang mengenakannya.

Washburn (dalam Eviandaru dalam Budiastuti, 2012) menyatakan jilbab merupakan

bagian dari komoditi pop. Melalui penelitiannya yang diperoleh dari tiga subjek

penelitiannya, Washburn memperoleh makna jilbab sebagai ;

1. Bentuk lambang identifikasi orang islam dengan cara pemaknaan yang beragama.

2. Arti personal yang tidak memiliki arti khusus, tetapi justru dapat membawa

diskriminasi terhadap perempuan, tetapi ada pula yang dimaknai sebagai alat kontrol

diri.

Page 10: Perbedaan Kontrol Diri pada Mahasiswi Muslim yang Memakai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9124/2/T1_802010029_Full... · perbedaan kontrol diri pada mahasiswi muslim yang

2

3. Bentuk transformasi personal dan total.

Washburn (2001) berpendapat terdapat fenomena yang cukup menarik dalam

penggunaan jilbab oleh kalangan mahasisiwi muslim di beberapa perguruan tinggi atau

universitas non muslim. Sebagian besar mahasiswi muslim yang berkuliah di perguruan

tinggi non muslim tanpa ragu-ragu mereka tetap menggunakan jilbab, untuk pemenuhan

kewajibannya dengan budaya atau kepercayaan agamanya. Akan tetapi adapula kalangan

mahasisiwi muslim yang berkuliah di perguruan tinggi non muslim tidak menghiraukan

penggunaan jilbab tersebut. Karena berasumsi kehidupannya akan terbatasi.

Pada penelitian Washburn (2001) , menemukan bahwa salah satu dari makna jilbab

adalah sebagai sarana kontrol diri. Kontrol diri sendiri merupakan sebuah potensi yang dapat

dikembangkan dan digunakan oleh individu selama proses-proses perkembangannya

termasuk dalam menghadapi berbagai kondisi yang ada dilingkungan sekitarnya. Di samping

itu kontrol diri memiliki makna sebagai suatu kecakapan individu dalam kepekaan membaca

situasi diri dan lingkungannya serta kemampuan untuk mengontrol dan mengelola faktor-

faktor perilaku sesuai dengan situasi dan kondisi untuk menampilkan diri dalam melakukan

sosialisasi (Calhoun dan Acocella, 1990). Perilaku individu kadangkala dapat menghasilkan

konsekuensi positif tetapi dimungkinkan juga untuk menghasilkan konsekuensi yang negatif.

Oleh karena itu kontrol diri juga memiliki fungsi untuk mengatasi kemungkinan terjadinya

konsekuensi negatif, disamping kemampuan untuk mendapatkan konsekuensi yang positif.

Baumeister, Heatherton & Tice (1994) mengatakan dimana seseorang kehilangan kontrol

diri yaitu antara lain tidak bisa menentukan tujuan atau menentukan tujuan yang tidak

mungkin dan menyebabkan seseorang kehilangan kendali dengan tidak memperhatikan

perilakunya sehingga seseorang akan mengalami stres dan merasa lemah. Seseorang perlu

untuk dapat menyesuaikan situasi dan perlu melihat tujuan jangka panjang agar tidak

Page 11: Perbedaan Kontrol Diri pada Mahasiswi Muslim yang Memakai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9124/2/T1_802010029_Full... · perbedaan kontrol diri pada mahasiswi muslim yang

3

kehilangan kontrol diri. Seseorang cenderung untuk melepaskan segala perasaan daripada

menghilangkan emosi yang ada. Pengontrolan diri yang berkaitan dengan bagaimana invidu

mengendalikan emosi dalam dirinya. Semakin berhasil seseorang menekan ekspresi yang

tampak semakin baik pula pengendalian dirinya. Maka, dengan adanya kemampuan

mengontrol diri memungkinkan seseorang untuk berperilaku lebih terarah dan dapat

menyalurkan dorongan-dorongan dari dalam dirinya secara benar dan tidak menyimpang dari

norma serta aturan yang berlaku di masyarakat.

Penggunaan jilbab dapat dikaitkan dengan bagaimana perilaku yang ditampilkan oleh

seseorang tersebut. Jilbab juga digunakan sebagai sarana kontrol diri. Selain sebagai alat

kontrol diri akan perilakunya, Al-Quran juga menjelaskan jilbab wajib digunakan perempuan

muslim supaya tidak menimbulkan masalah atau menarik perhatian lawan jenis. Hal ini tidak

jauh dari bagaimana individu tersebut berperan dalam kesehariannya. Peran sendiri merujuk

pada aksi yang diharapkan dari mereka yang memegang suatu posisi sosial tertentu.

Zimbardo (1971) dalam penelitiannya mengenai peran, melakukan riset dengan adanya

sukarelawan yang berperan sebagai narapidana dan penjaga pejara, Zimbardo menjelaskan

bahwa intinya bukan pada kita yang tidak memiliki kekuatan untuk bertahan dari peran yang

diberikan. Namun perilaku merupakan hasil dari individu yang bersangkutan dan situasi yang

mengelilinginya. Sama seperti penelitian yang dilakukan oleh Suhardono (1994), mengenai

teori peran dijelaskan bahwa ketika seorang sukarelawan wanita diberikan peran sebagai laki-

laki dan dipakaikan pakaian seperti laki-laki, subjek membawakan perilaku peran sebagai

laki-laki. Dan yang menciptakan subjek berperilaku seperti laki-laki ialah didasari atas

keinginannya untuk menjadi laki-laki. Dari penjelasan mengenai penelitian yang sudah

pernah dilakukan tersebut, maka dengan kata lain apa yang dikenakan akan mempengaruhi

perilaku individu. Sama halnya seperti penggunaan jilbab, ketika seseorang atau individu

menggunakan jilbab maka individu tersebut akan berperilaku sesuai dengan apa yang

Page 12: Perbedaan Kontrol Diri pada Mahasiswi Muslim yang Memakai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9124/2/T1_802010029_Full... · perbedaan kontrol diri pada mahasiswi muslim yang

4

individu tersebut tampilkan. Nurpadilah (2013) mengatakan bahwa dalam agama islam jilbab

adalah suatu aturan yang wajib dilaksanakan penggunaannya oleh wanita muslimah, sehingga

jilbab digunakan juga bertujuan untuk memenuhi aturan dari agama atau kepercayaannya

agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan seperti pelecehan yang dilakukan oleh lawan

jenis. Dengan begitu wanita muslim yang menggunakan jilbab akan memiliki kontrol diri

yang baik terhadap perilaku yang akan ditampilkan sesuai dengan ajaran dan hadis dari Al-

Quran. Hal tersebut berkaitan dengan penelitian yang dilakukan oleh Washburn (2001) ialah

jilbab juga digunakan sebagai sarana kontrol diri. Sedangkan wanita muslim yang tidak

menggunakan jilbab tentunya tidak merasa dirinya terikat dengan aturan dan tujuan serta

ajaran agama seperti yang dijelaskan pada Al-Quran mengenai penggunaan jilbab sehingga

dengan kata lain mereka cenderung memiliki kontrol diri yang kurang baik.

Berkaitan dengan hasil wawancara kepada beberapa sampel penelitian, mahasiswi yang

menggunakan jilbab merasa dirinya lebih terikat dengan aturan agama dan sadar akan

perannya sebagai seorang muslimah. Sehingga mereka lebih memilih untuk berperilaku

sesuai dengan aturan yang ditetapkan. Berbeda halnya dengan mahasiswi yang tidak

menggunakan jilbab, mereka tidak merasa bahwa dirinya terikat dengan aturan agama.

Sehingga, mereka tidak mempedulikan perilaku apa yang nantinya akan ditampilkan.

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui : “Apakah ada

perbedaan yang signifikan pada kontrol diri (self-control) terhadap wanita muslim yang

menggunakan jilbab dan wanita muslim yang tidak menggunakan jilbab?”.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan, maka pertanyaan penelitian ini adalah :

“Apakah ada perbedaan yang signifikan pada kontrol diri (self-control) terhadap wanita

muslim yang mengenakan jilbab dan wanita muslim yang tidak mengenakan jilbab?”.

Page 13: Perbedaan Kontrol Diri pada Mahasiswi Muslim yang Memakai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9124/2/T1_802010029_Full... · perbedaan kontrol diri pada mahasiswi muslim yang

5

KONTROL DIRI / SELF-CONTROL

Pengertian Kontrol Diri

Self-Control secara luas dianggap sebagai kemampuan untuk mengubah dan

menyesuaikan diri untuk menjadi lebih baik, lebih optimal, sesuai antara diri dan lingkungan.

Self-Control adalah kemampuan untuk mengubah suatu respon yang memiliki kecenderungan

yang tidak diinginkan serta perilaku menahan diri. (Tangney, Baumeister, & Boone 2004).

Self-Control adalah tenaga kontrol atas diri oleh dirinya sendiri. Self-Control terjadi

ketika seseorang atau organisme mencoba untuk mengubah cara bagaimana seharusnya

individu tersebut berpikir, merasa, atau berperilaku. (Muraven & Baumeister 2000).

Self-Control merupakan fungsi utama dari diri dan kunci penting untuk kesusksesan

dalam hidup. Dalam penelitian ditunjukkan bahwa self-control yang tinggi juga memiliki

kontribusi terhadap keberhasilan dibidang akademis, mengurangi makanan yang berlebihan

dan mengurangi penyalahgunaan alkohol, memiliki hub yang lebih baik dan memiliki

keterampilan interpersonal yang baik. (Tangney, Baumeister, & Boone 2004).

Peningkatan kemampuan mengontrol diri menurut Miller (1993) dapat membuat

seseorang menjadi berkurang emosinya dan dapat berbuat lebih baik. Pemahaman terhadap

diri sendiri dan mampu mengenali bagaimana perasaan-perasaan sendiri dan alasannya. Juga

merupakan benteng pertahanan yang mencegah kita dari kesalahan-kesalahan dan terlibat

dalam masalah (Patton, 1998). Kontrol diri diperlukan guna membantu individu untuk

mengatasi kemampuannya yang terbatas dan membantu individu dalam mengatasi berbagai

hal yang merugikan (Kazdin, 1994).

Tidak semua perilaku menghasilkan konsekuensi positif tetapi juga konsekuensi negatif.

Kontrol diri berguna untuk mengatasi konsekuensi positif dan konsekuensi negatif. Kontrol

diri merupakan suatu perasaan seseorang untuk mampu membuat keputusan dan mengambil

Page 14: Perbedaan Kontrol Diri pada Mahasiswi Muslim yang Memakai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9124/2/T1_802010029_Full... · perbedaan kontrol diri pada mahasiswi muslim yang

6

tindakan efektif sehingga mengakibatkan akibat yang diinginkan dan menghindari akibat

yang tidak diinginkan (Sarafini, 1990).

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kontrol diri adalah kemampuan

individu untuk memandu, mengarahkan dan mengatur perilakunya dalam menghadapi

stimulus sehingga menghasilkan akibat yang diinginkan dan menghindari akibat yang tidak

diinginkan.

Tangney et al. (2004) menjelaskan terdapat beberapa konsep mengenai self-control

didalam penelitiannya, yaitu self-control merupakan sebuah kemampuan individu untuk

merubah salah satu respon dari dalam diri guna mencegah kecenderungan perilaku yang tidak

diinginkan, serta menahan diri untuk tidak melakukannya. Dari konsep tersebut, muncullah 5

dimensi untuk mengetahui seberapa besar tingkat self-control seseorang. Dimensi tersebut

adalah :

1. Kedisiplinan Diri

Dimensi ini berkaitan dengan seberapa besar kedisiplinan seseorang dalam melakukan

sesuatu.

2. Deliberate/Non-Impulsive (Aksi Tidak Impulsif)

Dimensi ini berkaitan dengan bagaimana kecenderungan seseorang terhadap tindakan

yang disengaja atau non-impulsive.

3. Healthy Habits

Dimensi ini berkaitan dengan beragam kebiasaan sehat yang dilakukan oleh seseorang.

4. Work Ethic

Dimensi ini berkaitan dengan bagaimana pelayanan seseorang terhadap suatu etika

dalam bekerja.

5. Reliability

Dimensi ini berkaitan dengan kehandalan seseorang dalam menangani sebuah tugas.

Page 15: Perbedaan Kontrol Diri pada Mahasiswi Muslim yang Memakai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9124/2/T1_802010029_Full... · perbedaan kontrol diri pada mahasiswi muslim yang

7

Faktor – Faktor Kontrol diri

Sebagaimana faktor psikologis lainnya, kontrol diri dipengaruhi pula oleh beberapa

faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal (Hurlock, 1973). Faktor eksternal meliputi

lingkungan keluarga. Dalam lingkungan keluarga terutama orangtua akan menentukan

bagaimana kemampuan kontrol diri seseorang .

Faktor internal yang mempengaruhi kontrol diri seseorang adalah faktor usia dan

kematangan (Hurlock, 1973). Semakin bertambahnya usia maka akan semakin baik kontrol

dirinya. Individu yang matang secara psikologis juga akan mampu mengontrol perilakunya

karena telah mampu mempertimbangkan mana hal yang baik dan yang tidak baik bagi

dirinya.

Penggunaan Jilbab

El-Guindi (dalam Fantako,2012) mengartikan jilbab sebagai kain atau pakaian yang

dikenakan untuk menutupi kepala, pundak dan sekitarnya, bahkan untuk menutupi muka.

Di dalam Al-Quran juga dijelaskan bahwa Islam mengajarkan hendaknya suatu pakaian

yang mereka (perempuan muslim) kenakan adalah pakaian yang menutupi aurat. Yang

dimaksud dengan aurat ialah bagian anggota tubuh yang nantinya akan menarik perhatian

lawan jenis.

Sedangkan legitimasi terhadap kewajiban muslimah memakai jilbab diperlihatkan dalam

Al-Qur’an yang berbunyi : “Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak

perempuanmu, dan isteri-isteri orang-orang beriman, hendaklah mereka mengulurkan

jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk

dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha

Penyayang.” (Surat al-Ahzab: 59).

Nurpadilah (2013) menjelaskan didalam Al-Quran juga disebutkan bagaimana cara

mengenakan dan batasannya dalam penggunaan jilbab. Dikatakan pakaian wanita muslimah

Page 16: Perbedaan Kontrol Diri pada Mahasiswi Muslim yang Memakai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9124/2/T1_802010029_Full... · perbedaan kontrol diri pada mahasiswi muslim yang

8

itu harus menutupi aurat, batasan aurat wanita adalah muka dan telapak tangan, dan

kewajiban menutupi aurat itu berlaku setiap waktu di dalam dan diluar proesi ibadah. Yang

artinya penggunaan jilbab tersebut berlaku umum.

Adapula hadis yang menjelaskan bagaimana seharusnya wanita muslim dalam

menggunakan jilbabnya. "Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka

menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan

perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. dan hendaklah mereka

menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah Menampakkan perhiasannya kecuali

kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera

mereka, atau putera-putera suami mereka,atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau

putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau

wanita-wanita Islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki

yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti

tentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan

yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang

yang beriman supaya kamu beruntung." (Qs. An-Nisa : 31).

Terdapat dua kelompok dalam penggunaan jilbab yaitu yang menggunakan jilbab dan

yang tidak menggunakan jilbab. Individu dapat dikatakan menggunakan jilbab, jika individu

tersebut menggunakan kain atau penutup untuk menutup auratnya sesuai dengan aturan dan

tata cara yang ditentukan dalam Al-Quran. Penggunaan jilbab yang dimaksudkan adalah

menutup aurat atau seluruh badan terkecuali muka dan telapak tangan, panjang jilbab yang

digunakan harus menutupi area dada, jilbab yang digunakan atau busananyatidak transparan

atau tidak tembus pandang agar aurat tidak terlihat, kemudian pakaian yang dikenakan tidak

ketat yang artinya tidak memperlihatkan lekuk tubuh (Budiati, 2011). Sedangkan dikatakan

tidak menggunakan jilbab, apabila individu tersebut sama tidak menggunakan kain atau

Page 17: Perbedaan Kontrol Diri pada Mahasiswi Muslim yang Memakai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9124/2/T1_802010029_Full... · perbedaan kontrol diri pada mahasiswi muslim yang

9

penutup seperti kerudung yang bertujuan untuk menutup auratnya seperti aturan yang sudah

Al-Quran jabarkan.

Mahasisiwi Muslim

Pengertian mahasiswa menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), mahasiswa ialah

pelajar perguruan tinggi. Didalam struktur pendidikan Indonesia,mahasiswa menduduki

jenjang satuan pendidikan tertinggi di antara yang lain. itulah menurut KBBI.

Sedangkan mahasiswa menurut Sarwono (1978) adalah setiap orang yang secara resmi

terdaftar untuk mengikuti pelajaran di perguruan tinggi dengan batas usia sekitar 18 - 30 thn.

Mahasiswa merupakan suatu kelompok dalam masyarakat yang memperoleh statusnya

karena ikatan dengan perguruan tinggi. Mahasiswa juga merupakan calon intelektual atau

cendekiawan muda dalam suatu lapisan masyarakat yang sering kali syarat dengan berbagai

predikat. Jadi dapat disimpulkan bahwa mahasiswa adalah seorang pelajar yang terdaftar

resmi di perguruang tinggi.

Muslim secara etimologi merupakan bentuk subyek atau pelaku dari kata kerja aslama-

yuslimu-Islaman. Karena hanya sebagai subyek dari perbuatan Islam, maka pengertiannya

tergantung pada pengertian Islam itu sendiri. Muslim pun secara bahasa berarti orang yang

damai, orang yang menyerah, orang yang patuh, orang yang selamat, orang yang sejahtera

dan sebagainya. Pengertian muslim secara bahasa mempunyai arti luas dan sempit. Dalam

arti luas, muslim adalah orang yang memeluk agama yang diturunkan kepada seluruh nabi.

Dan dalam arti sempit, muslim adalah orang yang memeluk agama yang diturunkan kepada

Nabi Muhammad.

Dari penjabaran pengertian mengenai mahasisiwa dan muslim diatas dapat disimpulkan

bahwa mahasiswa atau mahasiswi muslim adalah pelajar perguruan tinggi atau universitas

yang memeluk agama islam yang diturunkan dengan perantara nabi.

Page 18: Perbedaan Kontrol Diri pada Mahasiswi Muslim yang Memakai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9124/2/T1_802010029_Full... · perbedaan kontrol diri pada mahasiswi muslim yang

10

Perbedaan Kontrol Diri Mahasisiwi Muslim Yang Menggunakan Jilbab Dan Yang

Tidak Menggunakan Jilbab.

Seperti yang sudah dijelaskan kontrol diri merupakan sebuah potensi yang dapat

dikembangkan dan digunakan oleh individu selama proses-proses perkembangannya

termasuk pula berbagai kondisi yang ada dilingkungan sekitarnya (Calhoun dan Acocela,

1990). Perilaku individu kadang kala dapat menimbulkan konsekuensi positif maupun

konsekuensi negatif. Oleh karena itu kontrol diri ada untuk mengatasi kemungkinan

terjadinya konsekuensi negatif, disamping kemampuan individu tersebut untuk memperoleh

konsekuensi yang positif.

Pada hasil penelitian Washburn dijelaskan apabila bagi kaum muslim jilbab digunakan

sebagai alat kontrol diri. Dalam Al-Quran juga dijelaskan mengenai pentingnya penggunaan

jilbab serta aturan dan tujuan dari pentingnya penggunaan jilbab. Secara singkat jilbab

digunakan untuk menghindari perbuatan yang tidak baik serta hal-hal yang tidak diinginkan

seperti pelecehan oleh lawan jenis.

Nurpadilah (2013) mengatakan bahwa dalam agama islam jilbab adalah suatu aturan

yang wajib dilaksanakan penggunaannya oleh wanita muslimah, sehingga jilbab digunakan

juga bertujuan untuk memenuhi aturan dari agama atau kepercayaannya agar terhindar dari

hal-hal yang tidak diinginkan seperti pelecehan yang dilakukan oleh lawan jenis. Dengan

begitu wanita muslim yang menggunakan jilbab akan memiliki kontrol diri yang baik

terhadap perilaku yang akan ditampilkan sesuai dengan ajaran dan hadis dari Al-Quran. Hal

tersebut berkaitan dengan penelitian yang dilakukan oleh Washburn (2001) ialah jilbab juga

digunakan sebagai sarana kontrol diri. Sedangkan wanita muslim yang tidak menggunakan

jilbab tentunya tidak merasa dirinya terikat dengan aturan dan tujuan serta ajaran agama

seperti yang dijelaskan pada Al-Quran mengenai penggunaan jilbab sehingga dengan kata

lain mereka cenderung memiliki kontrol diri yang kurang baik.

Page 19: Perbedaan Kontrol Diri pada Mahasiswi Muslim yang Memakai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9124/2/T1_802010029_Full... · perbedaan kontrol diri pada mahasiswi muslim yang

11

Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dari penelitian ini adalah H0 = tidak ada perbedaan kontrol diri

pada mahasiswi muslim yang menggunakan jilbab dan yang tidak menggunakan jilbab. H1 =

ada perbedaan kontrol diri pada mahasiswi muslim yang menggunakan jlbab dan yang tidak

menggunakan jilbab.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yaitu prosedur penelitan yang

menghasilkan data numerikal (angka yang diolah dengan metode statistika. Metode

pengumpulan data yang dilakukan adalah metode skala. Dalam penelitian ini terdapat dua

variabel. Variabel-variabel yang dibahas adaldah: 1. Variabel Tergantung (X) : Kontrol Diri /

Self-Control, 2. Variabel Bebas (Y) : Pengguna jilbab ; yaitu a. Yang menggunakan jilbab, b.

Yang tidak menggunakan jilbab.

Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data dengan angket yang diberikan

secara langsung kepada partisipan. Angket merupakan suatu metode penyelidikan dengan

menggunakan daftar pernyataan atau pertanyaan yang harus dijawab oleh orang-orang yang

menjadi subjek penelitian (Suryabrata, 2000).

Partisipan

Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswi muslim Universitas Kristen

Satya Wacana Salatiga. Sampel yang digunakan berjumlah 120 orang. Terdapat dua jenis

subjek yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mahasiswi muslim yang menggunkan jilbab

sebanyak 60 orang, dan mahasiswi yang tidak menggunakan jilbab sebanyak 60 orang.

Page 20: Perbedaan Kontrol Diri pada Mahasiswi Muslim yang Memakai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9124/2/T1_802010029_Full... · perbedaan kontrol diri pada mahasiswi muslim yang

12

Prosedur Sampling

Sampel merupakan bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut

(Sugiyono, 2010). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik Snowball Sampling,

teknik ini digunakan ketika penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian

membesar (Sugiyono, 2011).

Pengukuran

Self-Control Scale

Dalam penelitian ini hanya menggunakan satu skala pengukuran yaitu Self-Control

Scale yang disusun oleh Baumeister (1994). Terdapat beberapa dimensi yang digunakan

dalam Self-Cotrol Scale yaitu Self-Disipline, Aksi Tidak Impulsif, Healthy Habits, Work

Ethic, dan Reliability. Skala ini menggunakan 5 point-Linkert-type scale (1=Not at All to

5=Very Much). Aitem yang digunakan dalam skala ini terdiri dari 36 aitem. Skor reliabilitas

dalam peneltian ini adalah α = 0,815.

HASIL

Uji Reliabilitas

Berdasarkan seleksi aitem pada Self-Control Scale terdapat 36 aitem yang digunakan

dalam pengolahan data. Dalam penelitian ini, standar diskriminasi aitem adalah sebesar 0,20

menurut Azwar (2013). Setelah dilakukan penghitungan menggunakan SPSS terdapat 18

aitem yang gugur dan hasilnya didapatkan 18 aitem yang memenuhi standar diskriminasi

aitem yang digunakan. Dan untuk reliabilitas alat ukur yang digunakan adalah sebesar 0,815

> 0,5, dapat diartikan bahwa alat ukur yang digunakan memiliki reliabilitas yang tinggi. Hasil

uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel berikut.

Page 21: Perbedaan Kontrol Diri pada Mahasiswi Muslim yang Memakai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9124/2/T1_802010029_Full... · perbedaan kontrol diri pada mahasiswi muslim yang

13

Tabel 1.

Uji Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.815 .815 18

Uji Normalitas

Dalam uji normalitas digunakan uji Kolmogrof Smirnov. Hasil uji pada mahasiswi yang

tidak menggunakan jilbab ( subjek 1) sebesar 0,038 (p < 0,05) yang artinya sample ini tidak

berdistribusi normal. Sedangkan, hasil uji untuk sampel yang menggunakan jilbab (subjek 2)

sebasar 0,200 (p > 0,05) yang artinya sampel ini juga berdistribusi normal.

Tabel 2.

Uji Normalitas

Tests of Normality

subjek

Kolmogorov-Smirnova

Statistic df Sig.

Self-

Control

1 .118 60 .038

2 .075 60 .200*

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Uji Homogenitas

Berdasarkan hasil uji homogenitas yang dilakukan menggunakan SPSS, diketahui nilai

Levene Statistic pada Based on Mean sebesar 0,256. Dari hasil uji ini juga didapatkan

signifikansi sebesar 0,614 ( p > 0,05 ). Hal ini menunjukkan bahwa distribusi skor pada

penelitian ini bersifat homogen atau memiliki varians yang sama.

Page 22: Perbedaan Kontrol Diri pada Mahasiswi Muslim yang Memakai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9124/2/T1_802010029_Full... · perbedaan kontrol diri pada mahasiswi muslim yang

14

Tabel 3.

Uji Homegenitas

Test of Homogeneity of Variance

Levene Statistic df1 df2 Sig.

Self-

Control

Based on Mean .256 1 118 .614

Based on Median .303 1 118 .583

Based on Median and with

adjusted df

.303 1 116.995 .583

Based on trimmed mean .280 1 118 .598

Analisis Deskriptif

Setelah dilakukannya uji normalitas dan uji homogenitas, maka peneliti melakukan

pengujian statistik deskriptif berdasarkan 18 aitem yang valid. Hasil pengukurannya dapat

dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.1.

Kategori Skor Skala Self-Control Tidak Berjilbab

No Interval Katego

ri

Frekuensi

Tidak

berjilbab

%

Mean Standar

Deviasi

1 75,6 ≤ x ≤ 90 Sangat

Tinggi 5 8,33 %

2 61,2 ≤ x < 75,6 Tinggi 32 53,33 % 63,42 9,634

3 46,8 ≤ x < 61,2 Sedang 20 33,33%

4 32,4 ≤ x < 46,8 Rendah 2 3,33%

5 18 ≤ x < 32,4 Sangat

Rendah 1 1,66%

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa mahasiswi yang tidak menggunakan jilbab

frekuensinya berkisar dari kategori sangat rendah sampai sangat tinggi. Pada sampel

mahasiswi yang tidak menggunakan jilbab terdapat 5 orang atau 8,33% berada pada kategori

sangat tinggi, 32 orang atau 53,33% berada pada kategori tinggi, 20 orang atau 33,33%

Page 23: Perbedaan Kontrol Diri pada Mahasiswi Muslim yang Memakai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9124/2/T1_802010029_Full... · perbedaan kontrol diri pada mahasiswi muslim yang

15

berada pada kateorgi sedang, 2 orang atau 3,33% berada pada kategori rendah, dan 1 orang

atau 1,66% berada pada kategori sangat rendah. Berdasarkan pemaparan sebelumnya untuk

kategori skor skala Self-Control pada sampel Mahasiswi Tidak Berjilbab berada pada

kategori tinggi dengan Mean sebesar 63,42 dan SD sebesar 9,634.

Tabel 4.2.

Kategori Skor Skala Self-Control Berjilbab

No Interval Katego

ri

Frekuensi

Berjilbab %

Mean

Standar

Deviasi

1 75,6 ≤ x ≤ 90 Sangat

Tinggi 5 8,33 %

2 61,2 ≤ x < 75,6 Tinggi 38 63,33% 65,18 8,777

3 46,8 ≤ x < 61,2 Sedang 16 26,66%

4 32,4 ≤ x < 46,8 Rendah

5 18 ≤ x < 32,4 Sangat

Rendah 1 1,66%

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa mahasiswi yang menggunakan jilbab frekuensinya

berkisar antara sangat rendah sampai sangat tinggi. Pada sampel ini terdapat 5 orang atau

8,33% berada pada kategori sangat tinggi, 38 orang atau 63,33% berada pada kategori tinggi,

16 orang atau 26,66% berada pada kategori sedang, dan 1 orang atau 1,66% berada pada

kategori sangat rendah. Berdasarkan pemaparan diatas untuk kategori skor skala Self-Control

Mahasiswi Berjilbab berada pada kategori tinggi dengan Mean sebesar 65,18 dan SD sebesar

8,777.

Seseorang dikategorikan memiliki tingkat kontrol diri yang tinggi yaitu bahwa individu

tersebut mampu mengontrol serta mengarahkan perilakunya berkaitan dengan dimensi-

dimensi kontrol diri yang telah dijabarkan menurut Tangney et al. (2004). Selain itu, individu

tersebut juga memiliki kemampuan untuk merubah dan mencegah respon atau kecenderungan

berperilaku yang tidak diinginkan, serta manahan diri untuk memampilkan respon-respon

Page 24: Perbedaan Kontrol Diri pada Mahasiswi Muslim yang Memakai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9124/2/T1_802010029_Full... · perbedaan kontrol diri pada mahasiswi muslim yang

16

perilaku yang berlebihan. Sehingga tidak menimbulkan konsekuensi negatif bagi individu itu

sendiri.

Uji Mann-Whitney U test

Mengingat data sampel tidak berdistribusi normal, maka peneliti melakukan pengujian

dengan menggunakan uji Mann-Whitney U untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan

antara kedua sampel. Hasil pengujian menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,273 ( p >

0,05). Dan nilai Z sebesar -1,095. Maka, H0 diterima dan H1 ditolak. Yang artinya tidak ada

perbedaan Kontrol Diri/Self-Control antara kedua sampel.

PEMBAHASAN

Berdasarkan uji Mann-Whitney U test yang dilakukan dan diketahui nilai Z = -1,095 dan

nilai signifikansinya sebesar 0,273 ( p > 0,05 ). Hal tersebut memiliki arti bahwa hipotesis

awal (H1) yang berbunyi “terdapat perbedaan kontrol diri/self-control pada mahasiswi yang

tidak menggunakan jilbab dan mahasiswi yang menggunakan jilbab” ditolak, yang artinya

tidak ada perbedaan Kontrol Diri pada mahasiswi yang tidak menggunakan jilbab maupun

mahasiswi yang menggunakan jilbab. Kedua kelompok subjek memiliki kategori self-control

yang sama tinggi. Untuk kelompok subjek yang tidak menggunakan jilbab memiliki Mean

sebesar 63,42. Sedangkan kelompok subjek yang menggunakan jilbab memiliki Mean sebesar

65,18.

Tidak adanya perbedaan antara kedua kelompok tersebut mungkin dikarenakan oleh

beberapa hal seperti usia dan kematangan (Hurlock, 1973). Semakin bertambahnya usia maka

akan semakin baik kontrol dirinya. Individu yang matang secara psikologis juga akan mampu

mengontrol perilakunya karena telah mampu mempertimbangkan mana hal yang baik dan

yang tidak baik bagi dirinya. Berdasarkan data yang diperoleh usia subjek berkisar antara 19

hingga 25 tahun. Di usia ini mungkin seseorang telah mencapai kematangan sehingga

memiliki self-control yang baik. Hurlock (1990) menambahkan ketika individu sudah

Page 25: Perbedaan Kontrol Diri pada Mahasiswi Muslim yang Memakai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9124/2/T1_802010029_Full... · perbedaan kontrol diri pada mahasiswi muslim yang

17

mencapai kematangan, maka individu tersebut dapat melakukan kontrol diri yang baik. Oleh

karena itu mereka dapat mengontrol ekspresi emosi atau perilakunya yang dapat diterima

secara sosial.

Selain itu melalui wawancara kepada beberapa subjek penelitian, baik itu mahasisiwi

yang tidak menggunakan jilbab atau mahasiswi yang menggunakan jilbab, peneliti mendapati

bahwa kebanyakan dari mereka telah diajarkan dasar-dasar ajaran agama Islam dan juga

norma-norma yang berlaku dimasyarakat oleh orangtua mereka sejak dini. Ahmed (dalam

Shiraev & Levy , 2012) mengungkapkan bahwa perilaku seorang anak mencerminkan apa

yang orangtua mereka terapkan pada diri mereka. Nilai-nilai serta norma budaya Islam sejak

dini diterapkan oleh orangtua kepada anaknya. Dalam norma-norma tersebut mungkin juga

melingkupi dimensi self-control, yaitu kedisiplinan diri, deliberate/Non-Impulsive, healthy

habits, work ethic dan reliability. Ditambah lagi di Indonesia, wanita dituntut untuk dapat

memiliki self-control yang tinggi. Hal tersebut mungkin menjadi faktor yang membuat kedua

kelompok ini sama-sama memiliki self-control yang tinggi.

Hal lain yang bisa menjelaskan tidak adanya perbedaan adalah faktor lingkungan yang

mempengaruhi seseorang untuk berperilaku berkaitan dengan kontrol dirinya. Seperti

konformitas, terlebih lagi subjek penelitian ini adalah mahasiswi aktif dengan usia antara 19-

25 tahun. Konformitas sendiri adalah melakukan tindakan atau mengadopsi sikap sebagai

hasil dari adanya tekanan dari kelompok yang nyata maupun yang dipersepsikan. Setiap

orang cenderung akan melakukan konformitas dalam situasi tertentu dan alasan yang sama

dengan yang lain. Beberapa melakukannya karena ingin mengidentifikasikan dirinya dengan

kelompok, serta ingin tampil serupa dengan kelompok mereka. Hal tersebut dikarenakan rasa

ingin disukai didalam kelompok, dan mereka menganggap bahwa kelompok memiliki

pengetahuan yang lebih dibandingkan diri mereka sendiri. Namun, adapula yang

melakukannya karena keinginan dari dalam diri mereka sendiri (Tavris & Wade, 2007 dalam

Page 26: Perbedaan Kontrol Diri pada Mahasiswi Muslim yang Memakai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9124/2/T1_802010029_Full... · perbedaan kontrol diri pada mahasiswi muslim yang

18

Psikologi, Edisi 9, Jilid 1). Sama halnya seperti seseorang menggunakan jilbab, ketika

beberapa orang dalam kelompok mereka ada yang menggunakan jilbab maka secara tidak

sadar mereka juga ingin melakukan hal yang sama. Perasaan ingin dianggap sama dan disukai

oleh kelompok menjadi hal yang penting bagi mereka. Keadaan tersebut dilakukan karena

merasa ingin menjadi bagian dari suatu kelompok.

Ranjabar (2013) juga menjelaskan perilaku manusia memiliki suatu pola yang terperinci

menurut fungsi-fungsi khasnya dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia dalam

bermasyarakat. Berkaitan juga dengan pola pikir, pola tindakan dan fungsi sistem sosial

budaya Indonesia. Sistem tersebut menunjukkan bahwa peranan sosial dan norma-norma

saling berkait, yang disusun untuk dapat memuaskan suatu kehendak atau fungsi sosial.

Karena fungsi-fungsi khas serta nilai dan norma dari kedua jenis sampel ini tidak berbeda,

maka hal tersebutlah yang menyebabkan tidak adanya perbedaan self-control antara

keduanya.

KESIMPULAN, KELEMAHAN PENELITIAN, DAN SARAN

Kesimpulan

Dari hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan Self-Control

pada mahasiswi yang tidak menggunakan jilbab dan mahasiswi yang menggunakan jilbab.

Kelemahan Penelitian

Dalam penelitian ini memiliki beberapa kelemahan yaitu aitem-aitem yang ada didalam

alat ukur yang digunakan bersifat umum, sehingga berpengaruh terhadap hasil yang didapat

oleh peneliti.

Saran

Penelitian Selanjutnya

Karena tidak terdapat perbedaan dalam penelitian ini, maka diharapkan untuk penelitian

selanjutnya dapat membandingkan dengan rentang usia yang sama atau seusia.

Page 27: Perbedaan Kontrol Diri pada Mahasiswi Muslim yang Memakai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9124/2/T1_802010029_Full... · perbedaan kontrol diri pada mahasiswi muslim yang

19

Mahasisiwi Muslim

Diharapkan dapat tetap mempertahankan kontrol dirinya. Sehingga dapat mengurangi

munculnya konsekuensi yang negatif dari perilaku yang ditampilkan.

Masyarakat & Orangtua

- Diharapkan bagi masyarakat untuk tidak mengandalkan penggunaan jilbab sebagai

sebuah patokan dalam dunia pekerjaan. Karena tidak selalu seseorang yang

menggunakan jilbab memiliki kontrol diri yang baik begitu juga sebaliknya, tidak

selalu wanita muslim yang tidak menggunakan jilbab memiliki kontrol diri yang

rendah. Mengingat hasil kategorisasi dalam penelitian ini bahwa kedua sampel

berada pada kategori yang sama.

- Diharapkan bagi orangtua untuk tidak menilai perilaku anak berdasarkan apa yang

anak mereka kenakan, karena tidak selalu kontrol diri anak mereka tinggi hanya

karena menggunakan jilbab.

Page 28: Perbedaan Kontrol Diri pada Mahasiswi Muslim yang Memakai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9124/2/T1_802010029_Full... · perbedaan kontrol diri pada mahasiswi muslim yang

20

DAFTAR PUSTAKA

Andriani R.& Kusrohmaniah S. (2011).Perbedaan Kontrol Diri Antara Partisipan Meditasi

Waskita Reiki Dan Non Partisipan.Journal.

Azwar S. (2015). Penyusunan Skala Psikologi Edisi Dua. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Baron A. R. &Donn B. (2004). Psikologi Sosial Edisi Kesepuluh. Jakarta: Erlangga.

Baumeister R. F., Vohs K.D., & Tice D. M. (2007). The Strenght Model of Self-Control.

Association for Psychological Science. Volume 16, Number 6 : 351-355.

Budiastuti. (2012). Jilbab dalam Perspektif Sosiologi. Skripsi Universitas Indonesia.

Budiati C. A. (2011). Jilbab: Gaya Hidup Baru Kaum Hawa. Jurnal Sosiologi Islam, Vol.1,

No.1, April 2011: 60-70.

FantakoR. K. (2012). Penyesuaian Diri Mahasiswi Muslim yang Memakai Jilbab di Fakultas

Psikologi UKSW. Skripsi Fakultas Psikologi UKSW.

Martono N. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Data Sekunder Edisi Revisi.

Jakarta: Rajawali Pers.

Myers G. D. (2012). Psikologi Sosial – Social Psychology. Jakarta: Salemba Humanika.

Nurpadilah. (2013). Tindakan Sosial Dalam Memakai Jilbab Dikalangan Mahasiswa Fakultas

Ilmu Sosial Dan Politik Universitas Maritim Raja Ali HAji Tanjungpinan.Skripsi

Fakultas Sosiologi UMRAH.

Ranjabar J. (2013). Sistem Sosial Budaya Indonesia, Suatu Pengantar. Bandung : Penerbit

Alfabeta.

Shiraev B. & Levy A. (2012). Psikologi Lintas Kultural. Jakarta : Kencana.

Page 29: Perbedaan Kontrol Diri pada Mahasiswi Muslim yang Memakai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9124/2/T1_802010029_Full... · perbedaan kontrol diri pada mahasiswi muslim yang

21

Surya W. Y. (2008). Image of Contemporary Muslim Women: The Representation of Muslim

Women In Ramadhan Sinetron. Jurnal Penelitian Dinas Sosial.Vol. 7, No. 2,

Agustus 2008: 78-87.

Tangney P. J., Baumeister F. R.& Boone L. A. (2004). High Self-Control Predict Good

Adjusment, Less Pathology, Better Grades, and Interpersonal Success.Journalof

Personality. 72:2.