PERBEDAAN KEJADIAN KOMPLIKASI PASIEN DENGUE …eprints.ums.ac.id/69989/12/Naskah Publikasi - Sri...
Transcript of PERBEDAAN KEJADIAN KOMPLIKASI PASIEN DENGUE …eprints.ums.ac.id/69989/12/Naskah Publikasi - Sri...
PERBEDAAN KEJADIAN KOMPLIKASI PASIEN DENGUE
HEMORRHAGIC FEVER ANAK DAN DEWASA DI RSUD Dr.
HARJONO PONOROGO
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I
Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran
Oleh:
SRI HARNANI RAFIDAH ESTRI
J500150084
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN UMUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
i
HALAMAN PERSETUJUAN
HUBUNGAN TINGKAT STRES DAN KECEMASAN DENGAN
PRESTASI BELAJAR MAHASISWA FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
PUBLIKASI ILMIAH
Oleh:
SRI HARNANI RAFIDAH ESTRI
J 500 150 084
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh :
Pembimbing
Utama
dr. Iin Novita Nurhidayati Mahmuda, Sp.PD., M.Sc
NIK. 1013
ii
HALAMAN PENGESAHAN
HUBUNGAN TINGKAT STRES DAN KECEMASAN DENGAN
PRESTASI BELAJAR MAHASISWA FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
OLEH:
SRI HARNANI RAFIDAH ESTRI
J 500 150 084
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
dan Pembimbing Utama Skripsi
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada hari Senin, 14Januari 2019
dan dinyatakan telah memenuhi syarat.
Dewan Penguji :
1. dr. Dodik Nursanto, M.Biomed. (..............................)
(Ketua Dewan Penguji)
2. dr. Devi Usdiana Rosyidah, M.Sc. (..............................)
(Anggota I Dewan Penguji)
3. dr. Iin Novita Nurhidayati Mahmuda, M.Sc. (...............................)
(Anggota II Dewan Penguji)
Dekan
Prof. DR. dr. E.M. Sutrisna, M.Kes.
NIK. 919
iii
PERNYATAAN
Dengan ini penulis menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
Perguruan Tinggi manapun. Sepanjang pengetahuan penulis, tidak terdapat karya
atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain yang tertulis
dalam naskah ini, kecuali disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya diatas,
maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.
Surakarta, Januari 2019
Penulis,
SRI HARNANI RAFIDAH ESTRI
J500150084
1
PERBEDAAN KEJADIAN KOMPLIKASI PASIEN DENGUE
HEMORRHAGIC FEVER ANAK DAN DEWASA DI RSUD Dr.
HARJONO PONOROGO
Abstrak
Di Indonesia infeksi virus dengue cenderung meningkat dari tahun ke tahun.
Jumlah penderita DHF di Jawa Tengah khususnya, tercatat sekitar 14.756 kasus
DHF dengan incidence rate (IR) 43,4 per 100.000 penduduk dan case fatality rate
(CFR) 1,46%. Menurut beberapa penelitian terdahulu, terdapat perbedaan gejala
klinis antara penderita DHF anak dan dewasa. Pada anak, seringkali ditemukan
gejala klinis yang menyebabkan terjadinya komplikasi berupa shock. Sedangkan
pada pasien dewasa lebih sering ditemukan gejala klinis yang berujung pada
perdarahan GIT. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah
terdapat perbedaan kejadian komplikasipada pasienDengue Hemorrhagic
Feveranak dan dewasa. Penelitian berjenis observasionalanalitik dengan desain
penelitiancross sectional. Metode pengambilan sampel dengan purposive
samplingdidapatkan sebanyak 70 data rekam medis di RSUD Dr. Harjono
Ponorogo yang telah memenuhi kriteria restriksi.Dari 70 sampel, sebanyak 18
pasien DHF baik anak dan dewasa mengalami shock dan 14 pasien menderita
perdarahan GIT. Hasil analisis bivariat mengungkapkan bahwa pasien anak
cenderung mengalami shock dengan OR 8,0 (p = 0,001) dan pasien dewasa lebih
sering mengalami perdarahan GIT dengan OR 2,077 (p = 0,232).Secara signifikan
pasien anak lebih sering mengalami shock dan secara tidak signifikan pasien
dewasa lebih sering mengalami perdarahan GIT.
Kata Kunci : DHF, Anak, Dewasa, Shock, Perdarahan GIT
Abstract
In Indonesia, dengue virus infection increases from year to year. The number of
dengue sufferers in Central Java specifically, reported that there were 14,756 DHF
cases with an incidence (IR) of 43.4 / 100,000 population and a case fatality rate
(CFR) of 1.46%. According to some previous studies, there are several differences
between the clinical manifestations of children and adult patients. In children,
clinical symptoms that found are causing shock. While in adult patients the
clinical symptoms that are found leading to GIT bleeding. This study objective is
to find out whether there are differences in the incidence of complications in
children and adult patients with dengue hemorrhagic fever.This study was an
observational analytic type with cross sectional design. The sampling method with
purposive sampling obtained as many as 70 medical record data at RSUD Dr.
Harjono Ponorogo who has met the restriction criteria.From 70 samples, 18 DHF patients both children and adults experienced shock and 14 patients suffered GIT
bleeding. The results of bivariate analysis revealed that pediatric patients tended
to experience shock with OR 8,0 (p = 0.001) and adult patients tended to
2
experience GIT bleeding with OR 2.077 (p = 0.232). In conclusion, Significantly,
children have higher risk of suffering from shock while adult patients
insignificantly experience GIT bleeding more frequent than children.
Keywords: DHF, Children, Adults, Shock, GIT Bleeding
1. PENDAHULUAN
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) atau Demam Berdarah Dengue (DBD)
merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dengue, genus
Flavivirus, famili Flaviviridae (Setiati et al., 2014). Menurut data World Health
Organization (WHO), virus dengue menginfeksi sekitar 50 sampai 100 juta jiwa
pertahunnya dengan 500.000 diantaranya berkembang menjadi DHF. Pada tahun
2013, diketahui ada sedikitnya 3 juta jiwa terdiagnosis dengan infeksi virus
dengue di Amerika, Asia Tenggara, dan Pasifik Barat. (Sanyaolu, 2017).
Di Indonesia, infeksi virus dengue sangat sering terjadi dan cenderung
meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini menyebabkan Indonesia termasuk negara
endemis DHF (Setiati et al., 2014). Jumlah penderita DHF di Jawa Tengah
khususnya, tercatat sekitar 14.756 kasus DHF dengan incidence rate (IR) 43,4 per
100.000 penduduk dan case fatality rate (CFR) 1,46% (Dinkes Jateng, 2016).
Sedangkan di Kabupaten Surakarta tercatat sekitar 751 kasus DHF pada tahun
2016 dengan IR tertinggi yaitu 146,06 per 100.000 penduduk. (Dinkes Jateng,
2016).
Menurut beberapa penelitian terdahulu, terdapat perbedaan gejala klinis
antara penderita DHF anak dan dewasa. Pada anak, seringkali ditemukan gejala
anoreksia, tes tourniquet yang positif, dan ruam kulit, serta efusi pleura dan asites
yang menyebabkan terjadinya komplikasi berupa shock (Namvongsa et al., 2013).
Sedangkan pada pasien dewasa lebih sering ditemukan mual, myalgia, atralgia,
dan nyeri retro-orbita. Selain itu, pasien dewasa cenderung mengalami penyakit
yang lebih berat (OR = 1,74), memerlukan hospitalisasi (OR = 2,21) dan
perdarahan mukosa yang lebih sering apabila dibandingkan dengan pasien anak.
(Souza et al., 2013).
Tingginya angka kejadian DHF di Indonesia dan terdapatnya perbedaan
gejala klinis antara pasien anak dan dewasa, membuat peneliti ingin mengetahui
3
apakah juga terdapat perbedaan komplikasi yang timbul pada pasien anak dan
dewasa. Sisi kebaharuan dari penelitian ini adalah peneliti ingin meneliti apakah
terdapat perbedaan komplikasi antara pasien DHF anak dan dewasa, namun bukan
dilihat dari perbedaan gejala klinis pasien seperti penelitian-penelitian
sebelumnya. Hal ini diharapkan agar dapat dilakukan penatalaksanaan yang lebih
cepat dan tepat terutama di daerah-daerah dengan angka kejadian DHF yang
tinggi seperti di Surakarta, Jawa Tengah.
2. METODE
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desaincross
sectional. Penelitian ini dilakukan di RSUD Dr. Harjono Ponorogodengan
populasi adalah pasien DHF pada bulan November sampai dengan Desember
2018. Besar sampel pada penelitian ini ditentukan menggunakan rumus besar
sampel beda dua proporsi dan didapatkan sampel sebanyak minimal 48 responden
lalu ditambahkan 10% untuk antisipasi drop outdan lepas pengamatan menjadi
minimal53 responden. Sampel diambil dengan teknik purposive sampling.
Variabel bebas pada penelitian ini adalah usia pasien yang dibedakan
menjadi anak (≤ 18 tahun) dan dewasa (> 18 tahun), sedangkan untuk variabel
terikatnya adalah kejadian komplikasi pasien shock atau perdarahan GIT. Data
penelitian didapatkan dari data rekam medis pasien DHF di RSUD Dr. Harjono
Ponorgo pada tahun 2016-2018.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Uji Univariat
3.1.1 Distribusi Sampel Berdasarkan Usia
Tabel 1. Distribusi berdasarkan Usia Pasien
Frekuensi Presentase
Valid Anak 35 50.0
Dewasa 35 50.0
Total 70 100.0
(Data Sekunder, 2018)
3.1.2 Distribusi Sampel Berdasarkan Kejadian Shock
Tabel 2. Distribusi berdasarkan Kejadian Shock pada Pasien
Shock
Total Ya Tidak
Usia
Responden
Anak 15 20 35
Dewasa 3 32 35
4
Total 18 52 70
(Data Sekunder, 2018)
3.1.3 Distribusi Sampel Berdasarkan Kejadian Perdarahan GIT
Tabel 3. Distribusi berdasarkan Kejadian Perdarahan GIT
Perdarahan GIT
Total Ya Tidak
Usia
Responden
Dewasa 9 26 35
Anak 5 30 35
Total 14 56 70
(Data Sekunder, 2018)
3.2 Hasil Uji Bivariat
3.2.1 Analisis Perbedaan Kejadian Shock Penderita DHF Anak dan
Dewasa
Tabel 4.Analisis Perbedaan Kejadian Shock Penderita DHF Anak dan
Dewasa
(Data Sekunder, 2018)
Menurut hasil uji bivariat Chi Square diperoleh nilai p sebesar
0,001. Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara statistik perbedaan
kejadian shock pada pasien DHF anak dan dewasa bermakna karena
nilai p < 0,05.
3.2.2 Perbedaan Kejadian Perdarahan GIT Penderita DHF Anak dan
Dewasa
Tabel 5. Perbedaan Kejadian Perdarahan GIT Penderita DHF Anak
dan Dewasa
Perdarahan GIT
Total
Ya Tidak Nilai p
Usia Dewasa 9 26 35
25.7% 74.3% 100.0%
Anak 5 30 35 0,232
14.3% 85.7% 100.0%
Total 14 56 70
20.0% 80.0% 100.0%
(Data Sekunder, 2018)
Shock
Total Nilai p Ya Tidak
Usia Anak 15 20 35
0,001
42.9% 57.1% 100.0%
Dewasa 3 32 35
8.6% 91.4% 100.0%
Total 18 52 70
25.7% 74.3% 100.0%
5
Menurut hasil uji bivariat Chi Square diperoleh nilai p sebesar
0,232. Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara statistik perbedaan
kejadian perdarahan GIT pada pasien DHF anak dan dewasa tidak
bermakna karena nilai p > 0,05.
3.3 Pembahasan
Pada penelitian ini didapatkan hasil 15 orang (42,9%) pasien anak dan 3 orang
(8,6%) pasien dewasa mengalami komplikasi berupa shock. Setelah dilakukan
analisis didapatkan nilai p sebesar 0,001 denganodds ratio (OR) untuk pasien
anak sebesar 8,0. Ini menandakan hasil yang signifikan karena nilai p <
0,05dan bahwa pasien anak berisiko delapan kali lebih besar untuk mengalami
shock daripada pasien dewasa.
Hal tersebut sejalan dengan penelitian Namvongsa et al. (2013), bahwa
pada anak seringkali ditemukan gejala klinis yang berakhir pada terjadinya
shock. Penelitian Gupta, et al. (2011) juga mengungkapkan bahwa risiko
shock pada anak > 5 tahun lebih besar dengan nilai p = 0,038.
Perbedaan ini kemungkinan disebabkan oleh karena permeabilitas
vaskuler anak yang lebih permeabel. Apabila permeabilitas vaskuler tinggi
dapat menyebabkan cairan lebih mudah keluar dari intravaskuler
(Tantawichien, 2012).
Menurut penelitian Namvongsaet al. (2013), anak-anak menunjukkan
kebocoran plasma yang lebih menonjol yang dicirikan dengan angka albumin
dan sodium yang rendah. Selain itu, anak-anak juga memiliki prevalensi
kejadian efusi pleura dan asites yang lebih tinggi. Hal tersebut yang akhirnya
menyebabkan kejadian shock pada pasien DHF anak.
Temuan selanjutnya didapatkan sebanyak 5 (14,3%) pasien anak dan 9
(25,7%) pasien dewasa mengalami perdarahan gastrointestinal. Meskipun dari
frekuensi dan presentase pasien dewasa lebih banyak dibandingkan pasien
anak, namun setelah dilakukan analisis bivariat nilai p menunjukkan hasil
yang tidak signifikan (p = 0,232; p sig = < 0,05). OR anak pada variabel ini
diketahui sebesar 2,077 untuk dewasa. Hal ini berarti secara tidak signifikan
6
pasien dewasa berisiko mengalami perdarahan gastrointestinal 2,077 kali
lebih besar dibandingkan pasien anak.
Pada penelitian ini, 4 dari 5 pasien anak yang mengalami perdarahan
gastrointestinal juga mengalami DSS dengan tipe shock hemorrhagic. Hal
tersebut sesuai dengan penelitian Karyanti (2011), bahwa anak-anak yang
mengalami perdarahan GIT seperti perdarahan mukosa mulut, hematemesis,
dan melena berhubungan dengan kejadian DSS pada anak. Begitupun dengan
penelitian Gupta, et al. (2011) yang mengatakan perdarahan internal seperti
melena merupakan bentuk perdarahan yang paling umum pada penderita DSS
anak. Perdarahan GIT merupakan salah satu manifestasi perdarahan berat
yang membuat tubuh kehilangan cukup banyak darah di intravaskuler. Hal ini
lah yang kemudian menyebabkan timbulnya DSS pada pasien. (Gupta et al.,
2011)
Sesuai dengan penelitian ini, penelitian Souza (2013) menyatakan
bahwa manifestasi perdarahan pada pasien dewasa lebih banyak dibandingkan
anak. Menurutnya, infeksi pada anak, yang diasumsikan sebagai infeksi
primer, berperan sebagai faktor pelindung terhadap perdarahan pada anak.
Pernyataan ini didukung dengan lebih beratnya manifestasi yang terjadi pada
infeksi sekunder oleh serotip DENV yang berbeda.
Lain halnya dengan penelitian Namvongsa et al. (2013) yang
menyatakan bahwa anak-anak secara tidak signifikan memiliki prevalensi
terjadinya perdarahan yang lebih tinggi, namun orang dewasa lebih sering
melakukan transfusi darah. Temuan ini kemudian menunjukkan bahwa pasien
dewasa mungkin mengalami perdarahan yang lebih berat. Menurut
Namvongsa et al. (2013), perdarahan berat pada orang dewasa dapat terjadi
akibat jumlah trombosit yang lebih rendah apabila dibandingkan dengan nilai
trombosit pada anak.
Oleh karena salah satu variabel yang diteliti tidak mendapatkan hasil
yang signifikan (p > 0,05), maka dari itu peneliti tidak dapat melakukan uji
multivariat menggunakan regresi logistikseperti yang telah direncanakan
sebelumnya.
7
4. PENUTUP
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa
tidak terdapat perbedaan kejadian komplikasi pada pasien DHF anak dan dewasa.
PERSANTUNAN
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada dr. Dodik Nursanto, M.Biomed.,
dr. Devi Usdiana Rosyidah, M.Sc., dan dr. Iin Novita Nurhidayati Mahmuda,
Sp.PD., M.Sc. yang telah menguji, membimbing, dan memberikan saran kepada
pebulis dalam penyusunan skripsi ini. Penulis juga berterimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
DAFTAR PUSTAKA
Dinkes Jateng, 2016. Profil KesehatanProvinsi Jawa Tengah Tahun 2016.
Semarang: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
Gupta, V., Yadav, T.P., Pandey, R.M., Singh, A., Gupta, M., Kanaujiya, P.,
Sharma, A., Dewan, V. 2011. Risk Factors of Dengue Shock Syndrome
in Children. Journal of Tropical Pediatrics. 57: 451-56
Kalyanarooj, S. 2011. Clinical Manifestations and Management of
Dengue/DHF/DSS. Tropical Medicine and Health. 39: 83-7
Karyanti, M.R. 2011. Clinical Manifestations and Hematological and Serological
Findings in Children with Dengue Infection. Paediatr Indones. 51: 157-
162
Mariko, R., Hadinegoro, S. R. S., Satari, H. I. 2014. Faktor Prognosis Terjadinya
Perdarahan Gastrointestinal dengan Demam Berdarah Dengue pada
Dua Rumah Sakit Rujukan. Sari Pediatri. 15: 361-68
Namvongsa, V., Sirivichayakul, C., Songsithicok, S., Canthavanich,
P.,Chokejindachai, W., Sitcharungsi, R. 2013. Differences in Clinica
Features Between Children and Adults With Dengue Hemorrhagic
Fever/Dengue Shock Syndrome. Southeast Asian J Trop Med Public
Health. 44: 772-79
Price, S.A., Wilson, L.M. 2015. Patofisiologi: Konsep Klinis dan Proses-proses
Penyakit Edisi 6 Volume 1. Jakarta: EGC pp 294-95, 300, 329-31
Sanyaolu, A., Okorie, C., Badaru, O., Adetona, K., Ahmed, M., Akanbi, O.,
Foncham, J., Kadavil, S., Likaj, L., Raza, S.M., Pearce, E., Sylvester,
R., Wallis, E. 2017. Global Epidemiology of Dengue Hemorrhagic
Fever: An Update. J Hum Virol Retrovirol. 5: 00179
8
Sastroasmoro, S. dan Ismael, S. 2011. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis
Edisi ke-4. Jakarta: Sagung Seto pp. 100 & 112
Setiati, S., Alwi, I., Sudoyo., A.W., Simaradibta, M., Setyohadi, B., Syam, A.F.
2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi VI. Jakarta:
InternaPublishing pp. 539-48
Soegijanto, S. 2006. Demam Berdarah Dengue Edisi 2. Surabaya: Airlangga
University Press pp. 82-3
Souza, L.J., Pessanha, L.B.,Mansur, L.C., Souza, L.A., Riberio, M.B.T., Silveira,
M.V., Filho, J.T.D.S. 2013. Comparison of Clinical and Laboratory
Characteristics Between Children and Adults with Dengue. Braz J
Infect Diz. 17: 27-31
Tantawichien, T. 2012. Dengue Fever and Dengue Hemorrhagic Fever in
Adolescents and Adults. Paediatric and International Child Health. 32:
22-7
WHO, 2011. Comprehensive Guideline s for Prevention and Control of Dengue
and Dengue Hemorrhagic Fever. India: World Health Organization.
WHO, 2016. Dengue: Guideline for Patient Care in The Region of Americas
Second Edition. Washington D.C: World Health Organization
Yasa, I.W.P.S., Putra, G.A.E.T., Rahmawati, A. 2012. Trombositopenia Pada
Demam Berdarah Dengue. MEDICINA. 43: 11.