Perbandingan Senyawa Kovalen Dan Ionik

20
Laporan Praktikum Kimia Dasar II PERBANDINGAN SENYAWA KOVALEN DAN IONIK Oleh: Kelompok : I (satu) Nama : Ardinal F1D113002 Prodi : Teknik Pertambangan Aslab: Ernilawati F1C111015 Olivia Stephani F1C111040 Lenny theresia F1C111041 Magdalena F1C111053 FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

description

laporan praktikum perbandingan senyawa kovalen dan ionik kimia dasar 2

Transcript of Perbandingan Senyawa Kovalen Dan Ionik

Page 1: Perbandingan Senyawa Kovalen Dan Ionik

Laporan Praktikum Kimia Dasar II

PERBANDINGAN SENYAWA KOVALEN DAN IONIK

Oleh:

Kelompok : I (satu)

Nama : Ardinal F1D113002

Prodi : Teknik Pertambangan

Aslab:

Ernilawati F1C111015

Olivia Stephani F1C111040

Lenny theresia F1C111041

Magdalena F1C111053

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS JAMBI

2014

Page 2: Perbandingan Senyawa Kovalen Dan Ionik

PERBANDINGAN SENYAWA KOVALEN DAN IONIK

I. Tujuan Percobaan

1. Mengenal perbedaan antara senyawa kovalen dan ionik.

2. Mempelajari jenis ikatan dan struktur molekul yang mempengaruhi senyawa

secara langsung.

3. Membandingkan sifat fisis dan kimia beberapa pasang isomer.

4. Mempersiapkan diri untuk memasuki praktikum kimia organik.

II. Teori

II.1. Ikatan kimia

Ikatan kimia adalah ikatan yang terjadi karena adanya gaya tarik antar partkel -

partikel yang berikatan. Atom unsur yang sangat elektropositif dapat melepaskan

1 atau 2 elektron yang terdapat pada kulit terluarnya dan atom unsur yang

elektronegatif dapat menerima 1 atau 2 elektron yang dilepaskan oleh atom unsur

yang elektropositif. Istilah polar kadang – kadang dipergunakan sebagai pengganti

istilah elektrovalen.

Menurut Lagmuir, senyawa yang terbentuk karena adanya serah terima

elektron pada atom – atom pembentuknya disebut senyawa elektrovalen atau

senyawa ionis, dan ikatan pada senyawa tersebut dinamakan ikatan elektrovalen,

atau ikatan ionis.

Pada suhu kamar, senyawa ionis terdapat dalam bentuk kristal yang disebut

kristal ion. Kristal ion tersebut terdiri dari ion – ion positif dan ion – ion negatif

( Syarifuddin, 1994 ).

Menurut Lewis, Langmuir, Kosel, suatu atom berikatan dengan atom – atom

lain dan membentuk senyawa, maka atom – atom tersebut mengalami perubahan

Page 3: Perbandingan Senyawa Kovalen Dan Ionik

yang sedemikian rupa sehingga mempunyai konfigurasi elektron yang menyerupai

konfigurasi elektron yang menyerupai elektron gas mulia ( Syarifuddin, 1994 ).

Unsur yang cenderung menerima elektron atau nilai elektronegatif nya ≥ 2,0

disebut unsur elektronegatif. Unsur ini terletak pada bagian atas dan kanan blok p

pada sistem periodik dan ditambah hidrogen. Kecenderungan unsur elektronegatif

menerima elektron disebabkan adanya dorongan untuk mencapai kestabilan, agar

elektron valensinya seperti gas mulia ( Syukri, 1999 ).

II.2. Perbedaan Senyawa ionik dan Senyawa Kovalen

Ikatan ion merupakan ikatan antara ion – ion positif dan ion – ion negatif, yang terjadi karena partikel yang muatannya saling berlawanan akan mengakibatkan terjadinya tarik menarik antar ion – ion tersebut. Ion positif dan ion negatif akan terbentuk apabila terjadi serah terima elektron antar atom (Syarifuddin, 1994 ).

Dua unsur (satu cenderung melepas elektron dan yang lain cenderung menerima), bila bersentuhan belum tentu menjadi senyawa ion, sebab bergantung pada tingkat energi sebelum dan sesudah reaksi. Senyawa ion bukanlah sederhana, tetapi merupakan molekul raksasa yang terbentuk dari ion positif dan negatif yang selang – seling sedemikian rupa hingga teratur ( Syukri, 1999 ).

Kecenderungan ion untuk menarik elektron lain yang muatannya berlawanan dan menolak ion yang muatannya sama mengkibatkan penataan ion tiga dimensi menjadi teratur. Tiga pengaruh utama yang dibentuk senyawa ion adalah sebagai berikut :

1. Muatan ion

2. Ukuran relatif kedua ion yang terlibat

3. Kemudahan ion tersebut untuk terdistorsi atau terpolarisasi ( Sukardjo, 1990 )

Senyawa ion yang terbentuk dari ion positif dan negatif tersusun selang –

seling membentuk molekul raksasa tersebut akan mempunyai sifat tertentu, yaitu:

1. Titik lebur dan titik didih, daya tarik antara ion positif dan negatif dalam

senyawa ion cukup besar, satu ion berikatan dengan beberapa ion yang

muatannya berlawanan. Akibatnya, titik lebur dan titik didih senyawa ion lebih

tinggi.

2. Kelarutan, pada umumnya senyawa ion larut dalam pelarut polar (seperti air dan

amonia), karena sebagian molekul pelarut menghadapkan kutub negatifnya ke

Page 4: Perbandingan Senyawa Kovalen Dan Ionik

ion positif, dan sebagian lagi menghadapkan kutub positifnya ke ion negatif,

akhirnya ion – ion terpisah satu sama lain )

3. Hantaran listrik, hantaran listrik terjadi bila medium mengandung partikel

bermuatan yang dapat bergerak bebas, seperti elektron dalam sebatang logam,

senyawa ion berwujud padat, tidak menghantarkan listrik, karena ion posittif dan

negatif terikat kuat satu sama lain. Akan tetapi cairan senyawa ion akan

menghantarkan lisrik karena ion – ionnya menjadi lepas dan bebas. Senyawa ion

juga dapat menghantarkan listrik, bila larut dalam pelarut polar (misalnya air)

karena terionisasi.

4. Kekerasan, Karena kuatnya ikatan antara ion positif dan negatif, maka senyawa

ion berupa padatan keras dan berbentuk kristal, permukaan kristal itu tidak

mudah digores atau digeser ( Syukri, 1999 ).

Ikatan kovalen merupakan ikatan yang terjadi antara dua atom dengan

pemakaian bersama – sama. Brom, karbon dioksida, Heksana, Amoia, dan etil

alohol merupakan contoh dari senyawa – semnyawa kovalen. Titik leleh dan titik

didih senyawa kovalen cenderung lebih rendah daripada senyawa ion. Hal ini

disebabkan oleh fakta bahwa untuk melelehkan dan manguapkan suatu zat padat

maupun cairan molekul hanya membutuhkan energi secukupnya untuk

mengalahkan energi gaya tarik Van der waals antar molekul (Audrey,1991).

Sebagai syarat pembentukan molekul menurut teori orbital molekul adalah

bahwa orbial yang terlibat dalam pembentukan ikatan harus hanya berisi satu

elektron. Dua atom yang akan terikat harus mempunyai kedudukan sedemikian

rupa hingga satu orbital yang terisi satu elektron mengalami overlap atau saling

tindih dengan orbital yang lain. Bila hal ini terjadi, maka dua orbital bergabung

untuk membentuk orbital ikatan tunggal yang ditempati oleh dua elektron. Dua

buah elektron yang menempati orbital harus mempunyai arah spin yang berlawan,

yaitu berpasangan. Makin besar overlap orbital – orbital atom, makin kuat ikatan

yang terbentuk. Ikatan inilah yang seing disebut ikatan kovalen ( Hardjono, 1987).

Satu atau lebih pasangan elektron diserap oleh kedua atom. Ketika elektron –

elektron ini megelilingi atom – atom tersebut, elektron menghabiskan waktu lebih

lama diantara kedua atom itu, dibandingkan dengan tempat lainnya, sehingga

Page 5: Perbandingan Senyawa Kovalen Dan Ionik

menghasilkan gaya tarik. Jika proton berdekatan, akan tetapi repulsinya menjadi

dominan dan molekulnya tidak stabil ( Arthur,1987 ).

Menurut Petrucci, 1990. Perbedaan antara senyawa ion dan senyawa kovalen

terletak pada :

Senyawa ion Senyawa kovalen

Titik leleh rendah Titik leleh tinggi

Larut dalam air (hanya sebagian yang

larut dalam pelarut non polar

Larut dalam pelarut non polar (hanya

sebagian yang larut dalam air)

Pada suhu kamar berupa padatan Pada suhu kamar berupa gas atau cairan

Menghantar arus listrik Hanya sebagian yang dapat menghantar

arus listrik

Dapat terbakar dan tidak berbau Dapat terbakar dan berbau

Page 6: Perbandingan Senyawa Kovalen Dan Ionik

III. Prosedur Kerja

III.1. Alat dan Bahan

Alat :

1. Tabung reaksi : 10 buah

2. Rak tabung reaksi : 1 buah

3. Pipet tetes : 5 buah

4. Thermometer 100oC : 1 buah

5. Gelas piala 100 mL : 3 buah

6. Gelas piala 150 mL : 3 buah

7. Erlenmeyer 150 mL : 2 buah

8. Batang pengaduk : 1 buah

9. Spatula : 1 buah

10. Kaca arloji : 2 buah

Bahan :

1. Aquades

2. N-heksana

3. Sikloheksan

4. N-dekana

5. O-diklorobenzen

6. P-diklorobenzen

7. N-butil alkohol

8. T-butil alkohol

9. Naftalen

10. C10H8

11. P-dikorobenzen

12. C6H4Cl2

13. NaCl

14. KI

15. MgSO4

Page 7: Perbandingan Senyawa Kovalen Dan Ionik

16. (CH3)2CHOH

3.2. Skema Kerja

A. Perbandingan titik didih

1. Senyawa-senyawa kovalen

Cara penentuan titik leleh

- Dimasukkan serbuk dari senyawa yang akan diamati, dengan cara menekankan ujung yang ujung yang terbuka dari kapiler pada contoh

- Dibalikkan kapiler dan diketukkan perlahan-lahan hingga contoh turun kedasar kapiler

- Diikatkan pipa kapiler pada termometer dengan karet gelang- Disejajarkan ujung pipa kapiler dengan ujung air raksa termometer- Dipanaskan penangas air sehingga Hg dalam termometer naik sekitar

10˚C/s- Diaduk air selama pemanasan- Diamati suhu pada saat contoh mulai meleleh- Diamati kisaran titik leleh untuk setiap senyawa- Dibandingkan dengan titik leleh senyawa dari handbook

2. Senyawa ionik

- Dicatat titik leleh senyawa NaCl (garam dapur), KI (kalium Ionida, aditif dalam garam dapur), dan MgSO4 (obat pencahar)

Disusun radas titik leleh Tentukan titik leleh naftalen, C10H8, p-diklorobenzena, dan C6H4Cl2

Tabung kapiler

hasil

Dengan menggunakan handbook

hasil

Page 8: Perbandingan Senyawa Kovalen Dan Ionik

B. Perbandingan kelarutan

- Diisi isopropil alkohol, (CH3)2CHOH, dan lima senyawa yang ada di percobaan 1 kira-kira 0,5 gram

- Dimasukkan 1 mL air- Diaduk dan diamati apakah larutan tersebut larut- Diulangi dengan Carbon Tetralorida sebagai pelarut (digunakan tabung

yang kering)

C. Perbandingan kelarutan

- Dibandingkan sifat fisinnya (kenampakan dan bau)

- Diteteskan masing-masing senyawa dengan menggunakan pipet tetes- Dibandingkan kekentalan

D. isomer

- dibandingkan dan dicatat bau dan wujud 0-diklorobenzena dan p-diklobenzena

6 tabung reaksi

hasil

n-heksana dan siklohesana

hasil

n-heksana , n-dekana , dan minyak bumi

hasil

0-diklorobenzena dan p-diklobenzena

hasil

Page 9: Perbandingan Senyawa Kovalen Dan Ionik

- dicatat bau- tentukan kelarutan dalam air dengan meneteskannya hingga tidak lebih

dari 15 tetes kedalam masing-masing tabung reaksi yang mengandung 1 mL air

- digoyang tabung reaksi hingga larut - ditambahkan sepotong kecil logam natrium- dituang alkohol dan natrium yang tidak bereaksi kedalam gelas piala- dibandingkan bau dietil eter dan alkohol- diteteskan eter pada sudip dan bakar dengan jalan menggunakan n-butil

alkohol dan t-butil alkohol

n-butil alkohol dan t-butil alkohol

hasil

Page 10: Perbandingan Senyawa Kovalen Dan Ionik

IV. Hasil dan Pembahasan

IV.1. Hasil Pengamatan

A. Perbandingan titik leleh

a. Senyawa kovalen

Senyawa kovalen Titik leleh 0C Titik leleh Pustaka, 0C

Naftalena, C10H8 910C 80.26 OC

Titik leleh yang didapatkan mendekati titik leleh pustaka, dengan arti kata

percobaan sudah mendekati keakuratan.

b. Senyawa ionik

Senyawa ionik Titik leleh Pustaka, 0C

Garam dapur, NaCl 801 °C

KI 681 °C

MgSO4 1124 0C

B. Perbandingan kelarutan

Senyawa kovalen Kelarutan

Air (2mL) Kabon Tetraklorida

(2mL)

Isopropilalkohol, (CH3)2CHOH larut larut

C10H8 Tidak larut Tidak larut

NaCl larut Tidak larut

KI larut Tidak larut

MgSO4 larut Tidak larut

Yang menyebabkan senyawa-senyawa diatas dapat larut dalam pelarutnya

adalah karena senyawa tersebut dapat terurai sempurna di dalam pelarutnya

C. Senyawa karbon berantai lurus dan lingkar (cincin)

Senyawa Warna Bau

n-Heksana bening menyengat

sikloheksana bening menyengat

n-Heksana bening menyengat

Page 11: Perbandingan Senyawa Kovalen Dan Ionik

n-Pentana bening menyengat

Minyak bumi hitam menyengat

D. Isomer

Sifat fisis

Senyawa Warna Bau

1-Butilalkohol Bening Menyengat

2-Butil alkohol Bening >menyengat

Senyawa 1-Butilalkohol dan senyawa 2-Butil alkohol memiliki bau yang sedikit berbeda,

yang satu menyengat dan yang satu lebih menyengat.

Sifat kelarutan

Senyawa Kejenuhan larutan

1-Butil alkohol Tidak jenuh

2-Butil alkohol Jenuh

Sifat kimia

Senyawa Bau Kecepatan terbakar

Dietil eter Menyengat 1,03 s

1-Butil alkohol Menyengat 4,50 s

2-Butil alkohol Menyengat 3,15 s

Page 12: Perbandingan Senyawa Kovalen Dan Ionik

IV.2. Pembahasan

a. Perbandingan titik leleh

Dari hasil percobaan perbandingan titik leleh senyawa kovalen, dengan

memanaskan senyawa seperti urea dan naftalena, maka didapatkan titik

leleh naftalen 91oC. Namun pada literatur titik lelehnya 80,260C. Hasil

percobaan yang didapatkan mendekati angka yang ditunjukkan oleh

literatur, itu berarti percobaan sudah mendekati keakuratan.

Titik leleh senyawa ion jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan

senyawa kovalen, hal ini disebabkan oleh ikatan antara ion-ion dengan

gaya elektrostatis sangat kuat dengan susunan kristal yang tertentu dan

teratur.

Data yang telah didapatkan dari literatur tentang titik leleh senyawa ion

adalah sebagai berikut :

- NaCl mencair pada kisaran suhu 801oC sampai 804oC

- KI meleleh pada suhu 681oC

- MgSO4 meleleh pada suhu 1124oC

b. Perbandingan kelarutan

Dari data perbandingan kelarutan antara senyawa ion dengan senyawa

kovalen diperoleh bahwa NaCl, KI, MgSO4 larut dalam pelarutnya (air)

tetapi dalam senyawa karbon tetraklorida tidak larut. Hal ini menandakan

bahwa senyawa-senyawa ion larut dalam pelarut polar dan sukar larut

dalam karbon tetraklorida sebagai pelarut non polar. Meskipun demikian,

ada juga senyawa ion yang larut dalam pelarut non polar. Untuk senyawa

kovalen pada umumnya larut dalam pelarut non polar dan sedikit yang

larut dalam air, misalnya isopropil alkohol yang tampak keruh pada

larutan CCl4. Dari hasil pengamatan, naftalena tidak larut dalam air tetapi

larut hanya dalam CCl4.

Page 13: Perbandingan Senyawa Kovalen Dan Ionik

c. Senyawa karbon berantai lurus dan lingkar (cincin)

n-heksana, sikloheksana,dan n-pentana memiliki warna yang bening dan

berbau menyengat sedangkan minyak bumi berwarna hitam dan berbau

menyengat.

d. IsomerWarna dan bau dari n-butil alcohol dan t-butil dari praktikum kami adalah

bening/tidak berwarna dan baunya cukup menyengat. Sementara untuk

kecepatan terbakar dari pada n-butil alcohol dan t-butil alcohol sendiri

adalah 4,50 s dan 3,15 s. literature untuk hasil kecepatan terbakar belum

didapatkan. Jika terjadi kesalahan dalam penghitungan kecepatan terbakar

mungkin karena ketidak telitian kami dalam melakukan praktikum.

Page 14: Perbandingan Senyawa Kovalen Dan Ionik

V. Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah : Sifat fisika dan kimia senyawa ion dan kovalen bisa dilihat berdasarkan titik leleh

dan titik leburnya, wujud senyawa, kelarutan, daya hantar listrik, kemudahan

terbakar serta dengan menguji bau dari tiap-tiap senyawa.

Perbedaan sifat fisik yang paling menonjol diantara senyawa kovalen dan

senyawa ion biasanya ialah titik leleh dan kelarutan. Kedua perbedaan ini antara

lain disebabkan oleh kekuatan ion.

kekuatan ikatan di antara partikel menyebabkan perbedaan titik leleh senyawa

kovalen dan senyawa ion.

Ternyata pada senyawa ion larutan atau leburannya dapat menghantarkan arus

listrik, mempunyai titik leleh dan titik didih yang tinggi, sangat keras dan getas,

pada umumnya larut dalam pelarut polar dan tidak larut dalam pelarut non polar,

sedangkan pada senyawa kovalen menunjukkan titik leleh rendah, pada suhu

kamar berbentuk cairan atau gas, larut dalam pelarut non polar dan sedikit larut

dalam air, sedikit menghantarkan listrik, mudah terbakar dan banyak yang berbau.

Jenis ikatan kimia seperti ikatan ion dan kovalen sangat mempengaruhi sifat fisik

dan sifat kimia senyawa.

5.2 Saran

-Perhatikan kebersihan alat dalam setiap praktikum.

-Bagi laki-laki sebaiknya tidak mencium n-heksana.

-lakukan praktikum dengan benar sesuai penuntun praktikum.

Page 15: Perbandingan Senyawa Kovalen Dan Ionik

Daftar Pustaka

Brady, J. E. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Jakarta: Binarupa Aksara

Budi, Sentot. 2008. Kimia Berbasis Eksperimen 1. Solo; Platinum

Kurniati, Dini, dkk. 2013. Saat-saat jelang Ujian Nasional Kimia. Bandung;

Yrama Widya

Purba, Michael. 2007. KIMIA. Jakarta; Erlangga

Syukri, S. 1999. Kimia Dasar Jilid 1. ITB, Bandung.